1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

17
1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT-BI PADA PT. BRI (Persero) SRI AFRITA, SE N I M : 92102045 ABSTRAK Tuntutan terhadap sistem pembayaran yang cepat dan praktis semakin tidak dapat dihindarkan dewasa ini. Suatu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan data kegiatan usaha perbankan adalah dengan pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi. Diantara pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi adalah sistem BI-RTGS (Real time Gross Settlement). Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem yang disediakan Bank Indonesia untuk mempercepat transfer dana yang berjumlah besar antar bank. Sistem yang juga telah diterapkan di PT. BRI (Persero) ini menuntut pengawasan dari manajemen yang mendalam, baik secara luas maupun secara sempit dengan diadakannya analisis dan pemeriksaan berkala. Diantara prosedur analisis yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis prosedur pengamanan Sistem BI-RTGS, analisis ini menilai distribusi pekerjaan dan wewenang pengguna Sistem BI-RTGS, analisis ini merupakan analisis dari kehandalan Sistem BI-RTGS selain analisis tersebut, dilakukan pula analisis ketentuan dan alur Sistem BI-RTGS pada Penyelenggara dan Peserta, analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah standar yang ditetapkan telah dijalankan sebagaimana mestinya, analisis ini merupakan analisis ats kepatuhan pda prosedur. Dengan dilakukan analisis terhadap sistem BI-RTGS pada PT. BRI (Persero), diharapkan dapat diidentifikasi keuntungan, kelemahan, dan ancaman dari sistem yang dimiliki sekarang, sehingga dapat membantu manajemen PT. BRI (Persero), dalam meningkatkan kinerja Sistem BI-RTGS yang dimilikinya. Dan menjadikan sistem tersebut dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa Sistem BI-RTGS ini memberi dampak positif bagi perkembangan sektor perbankan.

Transcript of 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

Page 1: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

1

ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT-BIPADA PT. BRI (Persero)

SRI AFRITA, SEN I M : 92102045

ABSTRAK

Tuntutan terhadap sistem pembayaran yang cepat dan praktis semakin tidak

dapat dihindarkan dewasa ini. Suatu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pengelolaan data kegiatan usaha perbankan adalah dengan

pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi. Diantara pemanfaatan Teknologi Sistem

Informasi adalah sistem BI-RTGS (Real time Gross Settlement). Sistem BI-RTGS adalah

suatu sistem yang disediakan Bank Indonesia untuk mempercepat transfer dana yang

berjumlah besar antar bank. Sistem yang juga telah diterapkan di PT. BRI (Persero) ini

menuntut pengawasan dari manajemen yang mendalam, baik secara luas maupun

secara sempit dengan diadakannya analisis dan pemeriksaan berkala. Diantara prosedur

analisis yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis prosedur pengamanan

Sistem BI-RTGS, analisis ini menilai distribusi pekerjaan dan wewenang pengguna

Sistem BI-RTGS, analisis ini merupakan analisis dari kehandalan Sistem BI-RTGS selain

analisis tersebut, dilakukan pula analisis ketentuan dan alur Sistem BI-RTGS pada

Penyelenggara dan Peserta, analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah standar

yang ditetapkan telah dijalankan sebagaimana mestinya, analisis ini merupakan analisis

ats kepatuhan pda prosedur. Dengan dilakukan analisis terhadap sistem BI-RTGS pada

PT. BRI (Persero), diharapkan dapat diidentifikasi keuntungan, kelemahan, dan ancaman

dari sistem yang dimiliki sekarang, sehingga dapat membantu manajemen PT. BRI

(Persero), dalam meningkatkan kinerja Sistem BI-RTGS yang dimilikinya. Dan

menjadikan sistem tersebut dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Sehingga

secara umum dapat dikatakan bahwa Sistem BI-RTGS ini memberi dampak positif bagi

perkembangan sektor perbankan.

Page 2: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

2

PENDAHULUAN

Dalam perkembangan kondisi perekonomian saat ini dimana terjadi persaingan

yang cukup keras, memaksa pelakunya untuk efisien dalam segala hal, termasuk dalam

melakukan transaksi perdagangan dan pembayaran. Transaksi perdagangan dapat

dilakukan oleh pelaku dengan wilayah yang berdekatan ataupun berjauhan, baik yang

memiliki rekening di bank yang sama ataupun di bank yang berbeda. Hal ini

menyebabkan sulitnya penyelesaian hutang piutang antar pelaku transaksi tersebut.

Tuntutan terhadap sistem pembayaran yang cepat dan praktis semakin tidak dapat

dihindarkan. Kemampuan setiap bank dalam menciptakan bentuk pelayanan baru,

mengembangkan produk bank dengan penggunaan teknologi atau mengadopsi sistem

dan pelayanan yang dirancang atau dikembangkan Bank Sentral yaitu Bank Indonesia,

yang mempermudah gerak pengguna jasanya tanpa dibatasi ruang dan waktu dapat

mengikat nasabahnya untuk tidak berpaling kepada bank lain.

Suatu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

pengelolaan data kegiatan usaha perbankan adalah dengan pemanfaatan Teknologi

Sistem Informasi. Dengan majunya teknologi informasi, berbagai transaksi sekarang ini

tidak harus dilakukan secara berhadapan langsung, melainkan dilakukan secara digital

melalui suatu sistem yang terkoneksi disesuaikan dengan kebutuhan pemakai. Diantara

pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi yang dikembangkan dan diimplementasikan

sejak 17 November 2000 oleh Bank Indonesia, saat ini telah diadopsi oleh PT. BRI

(Persero) adalah sistem BI-RTGS (Real time Gross Settlement). Sistem BI-RTGS ini

dikembangkan dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.

Namun peranannya yang cukup tinggi atas kegiatan operasional perbankan

mengharuskan sistem BI-RTGS untuk dapat diatur, dikontrol, dan dikelolah secara ketat.

Guna mencegah terjadinya kerugian perusahaan yang besar maupun bagi masyarakat.

Seperti kerugian yang diakibatkan penyalahgunaan oleh pihak yang tidak berwenang,

kerugian atas kehilangan dan kerusakan data, kerugian atas kesalahan pemrosesan data

atau gangguan dari luar karena suatu sistem berbasis teknologi betapapun canggih dan

majunya, tetap memiliki resiko.

Sebagai suatu bank yang memiliki jaringan yang luas, PT. BRI (Persero) harus

dapat mengantisipasi dan mengatasi permasalahan penggunaan Sistem BI-RTGS ini.

Analisis sistem perlu dilakukan mengingat semakin seringnya pihak-pihak yang tidak

bertanggung jawab memanfaatkan celah dan kelemahan dari sistem ini. Sehingga terjadi

pembobolan dana yang sangat besar disejumlah bank besar di Indonesia. Dengan

Page 3: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

3

demikian perlu dikaji kekuatan dan kelemahan pemanfaatan Sistem BI-RTGS ini pada

PT. BRI (Persero), bagaimana kemampuan PT. BRI (Persero) dalam menanggulangi

upaya-upaya penyalahgunaan pihak yang tidak berwenang, kesalahan dalam

pemrosesan data dan gangguan pihak luar. Atau dilakukannya pemeriksaan berkala

(audit) atas sistem tersebut sesuai dengan surat edaran Bank Indonesia. Permasalahan

lainnya adalah penggunaan Sistem BI-RTGS ini belum digunakan secara maksimal.

Masyarakat luas masih banyak yang belum mengetahui berbagai manfaat dari sistem ini.

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan

untuk mengkaji proses berjalannya dan tata cara sistem pembayaran dengan

menggunakan sistem ini, menganalisis seberapa efektif Sistem BI-RTGS yang berjalan

pada objek yang diteliti, mengkaji bagaimana komunikasi data antar kantor pusat,

wilayah dan cabang, mengevaluasi pemanfaatan Sistem BI-RTGS (Real Time Gross

Settlement) khususnya dalam fungsi sebagai alat pentransferan dana antar bank, dan

mengevaluasi dampak BI-RTGS terhadap sistem pembayaran.

Dengan dilakukan analisis terhadap sistem BI-RTGS pada PT. BRI (Persero),

diharapkan dapat diidentifikasi keuntungan, kelemahan, dan ancaman dari sistem yang

dimiliki sekarang, sehingga dapat membantu manajemen PT. BRI (Persero), dalam

meningkatkan kinerja Sistem BI-RTGS yang dimilikinya. Dan menjadikan sistem tersebut

dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.

Bagi masyarakat umum tesis ini dapat dijadikan tambahan sumber informasi

berkenaan dengan bidang perbankan, bahan acuan terutama terhadap sistem BI-RTGS.

Diharapkan hasil penelitian juga akan memberikan indikasi atas hal-hal yang

memerlukan perhatian lebih jauh dan penanggulangan permasalahan untuk

meningkatkan dan mengoptimalkan kinerja perusahaan. Lebih lanjut analisis ini

diharapkan akan memberikan gambaran kondisi yang dihadapi dan potensi yang dimiliki

perusahaan dengan lebih dalam dan lengkap.

Page 4: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

4

TEORI DASAR

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan antara satu dengan yang lain, berkumpul bersama untuk melakukan suatu

kegiatan antar atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan pendekatan

sistem yang lebih menekankan pada element atau komponennya mendefinisikan sistem

sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.

Sistem pembayaran adalah serangkaian sub-sistem atau sub-komponen yang

secara bersama-sama membentuk suatu kesatuan yang diperlukan dalam perpindahan

nilai uang (tansfer of value) dari satu pihak ke pihak yang lainnya yang dapat merupakan

perorangan, perusahaan, bank dan sebagainya.

Undang-undang No. 23 tentang Bank Indonesia (pasal 1) mendefinisikan sistem

pembayaran sebagai berikut, yaitu: “Sistem yang mencakup seperangkat aturan,

lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna

memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi”.

Elemen-Elemen Sistem Pembayaran

1. Otorisasi pelaksanaan pembayaran, yaitu pembayaran memberikan

otorisasi kepada banknya untuk mentransfer dana;

2. Pertukaran perintah pembayaran antarbank yang terlibat dalam proses

transaksi pembayaran. Proses ini biasanya disebut kliring; dan

3. Settlement antarbank yang terlibat dalam proses transaksi pembayaran.

Bank pembayar harus membayar bank penerima, baik bilateral maupun

melalui rekening yang dimiliki bank-bank tersebut pada lembaga

penyelenggara, umumnya bank sentral.

Saat ini penyelengaraan sistem pembayaran antar bank dilakukan melalui dua

cara, yaitu:

Sistem BI-RTGS untuk transaksi nilai besar

Sistem Kliring untuk transaksi ritel/ nilai kecil.

Page 5: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

5

Non Kliring Melalui Kliring

Gambar 2.1. Pola Transaksi Antar Bank (Modul SPN BI, 2004:26)

Sistem Pembayaran BI-RTGS

Menurut Peraturan Bank Indonesia, Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer

dana elektronik antar peserta dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan

seketika.

Bila ditarik kesimpulan, maka Sistem BI-RTGS harus memenuhi kriteria sebagai

berikut:

Merupakan sistem transfer dana antar bank (credit transfer)

Transaksi dilakukan secara elektronik dan on-line (computer to computer)

dan bersifat paperless (tanpa disertai warkat antar bank)

“Gross” karena transaksi transfer diselesaikan satu persatu (tidak perlu

dikumpulkan terlebih dahulu sebagaimana halnya proses kliriing)

“Real-time” karena pembukuan dan pemindahan dana antar bank dilakukan

secara seketika dari rekening bank pengirim ke rekening bank penerima

yang ada di Bank Indonesia, sepanjang saldo giro bank pengirim

mencukupi.

Peserta dalam penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dibedakan menjadi:

1. Peserta langsung (principal member) yaitu peserta yang dapat melakukan transaksi

Sistem BI-RTGS secara langsung dengan menggunakan RTGS Terminal milik

peserta. Persyaratan sebagai peserta adalah memiliki giro di BI dan menyediakan

BANK A

BANK BBANK F

BANK E BANK C

BANK D

BANK A

BANK E

BANK FBANK B

BANK D

BANK C

LEMBAGAKLIRING

Page 6: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

6

RTGS terminal server utama, RT Server back up, RT Workstation dan sarana

pendukungnya.

2. Peserta Tidak langsung (subsidiary member) yaitu peserta yang dapat melakukan

transaksi sistem BI-RTGS secara tidak langsung yang pelaksanaannya dilakukan

oleh petugas Bank Indonesia dengan menggunakan RTGS terminal milik Bank

Indonesia.

Mekanisme Pengiriman

Secara umum dapat digambarkan bahwa mekanisme pengiriman dana pada Sistem

BI-RTGS adalah sebagai berikut:

Peserta pengiriman menginput kredit transfer pada RT untuk selanjutnya

ditransmisi ke RCC.

RCC memproses kredit transfer dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Mengecek kecukupan saldo, apakah saldo rekening giro peserta pengirim

lebih besar dari atau sama dengan nilai nominal credit transfer.

2. Jika saldo rekening giro peserta pengiriman mencukupi akan dilakukan

posting secara simultan pada rekening giro peserta pengirim dan rekening

giro peserta penerima.

3. Jika saldo rekening giro peserta pengirim tidak mencukupi, credit transfer

tersebut akan ditempatkan dalam antrian (queue) sistem BI-RTGS.

Informasi credit transfer yang telah diselesaikan (settled) akan ditransmisikan

secara otomatis oleh RCC ke RT peserta pengirim dan peserta penerima.

Mekanisme pengiriman dana untuk proses BI-RTGS dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

BANK A

Antrian

SettlementAccounts

BANK B

Tidak

Ya

Kecukupan dana

Gambar 2.2. Mekanisme Kredit Transfer

Page 7: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

7

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) pada mulanya didirikan di Purwokerto,

Jawa Tengah oleh Raden Aria Wiraatmaja dan kawan-kawan pada tanggal 16 Desember

1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada awalnya bernama

DePoerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau Bank Bantuan dan

Simpanan Milik Kaum Priyayi yang Berkebangsaan Indonesia (pribumi) dengan akta

otentik di buat oleh E.Siedburgh Asisten Residen.

Sejak tanggal 1 Agustus 1992, berdasarkan Undang-undang No. 7 tahun 1992

tentang Perbankan dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah

menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100 persen di

tangan pemerintah. Dengan perubahan Status menjadi persero, maka dituntut untuk

menjadi bank yang seefisien dan seefektif mungkin guna menghasilkan keuntungan yang

setinggi-tingginya, tanpa melupakan perannya sebagai agent of development.

Visi Dan Misi PT. BRI (Persero)

Dari laporan tahunan, diketahui visi dan misi PT. BRI (persero) adalah sebagai

berikut:

Visi: Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan

nasabah.

Misi:

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan

pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang

peningkatan ekonomi masyarakat.

Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang

tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional

dengan melaksanakan praktek good corporate governance.

Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak - pihak

yang berkepentingan.

Page 8: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

8

Produk dan Layanan PT. BRI (Persero)

PT. BRI (Persero) memiliki kegiatan dan prospek usaha sebagai berikut:

1. Investment Banking yaitu penyaluran dan perolehan pinjaman menengah

besar, menjamin atau melakukan transaksi jual beli surat berharga.

2. Consumer Banking yaitu meliputi kegiatan bank yang menangani kebutuhan

masyarakat, khususnya dalam pemebrian kredit program, kredit perorangan

dan kredit usaha.

3. General Banking yaitu menghimpun dana masyarakat, memasarkan produk

dan pinjaman.

Managemen Kas PT. BRI (Persero)

Yaitu suatu fasilitas yang disiapkan PT. BRI (persero) untuk memudahkan

nasabah dalam melakukan transaksi keuangannya melalui PT.BRI (Persero) dimana

transaksi tersebut dapat dilakukan dari kantor mereka tanpa harus datang langsung ke

PT. BRI (Persero).

Struktur Kantor Operasional PT. BRI (Persero)

PT. BRI (Persero) memiliki tingkatan unit organisasi operasional. Tingkatan

tersebut yaitu: Sebuah Kantor Pusat, 15 Kantor Wilayah atau Kantor Cabang Utama,

320 Kantor Cabang Pembantu dan 4.057 Kantor Kas atau Unit Mikro pada tingkat sub-

distrik seperti di pedesaan. Operasional Struktur pada masing-masing unit, sangat

sederhana dan kecil. Dapat dilihat pada gambar:

Page 9: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

9

Gambar 3.1 Struktur Kantor Operasional PT. BRI (Persero)

KP

KW KWKW

KCP/KKKCP/KK KCP/KK

Page 10: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

10

METODE PENELITIAN

Secara garis besar tesis akan melalui proses perencanaan, pengumpulan data,

analisis dan penyajian hasil. Jenis data yang diteliti adalah sebagai berikut:

1. Data Primer yaitu data-data yang diperoleh secara langsung dari penelitian melalui

pengamatan dan wawancara. Dalam hal ini misalnya jawaban atas wawancara dan

daftar pertanyaan yang diberikan Sekilas gambaran yang disampaikan melalui video

tentang Sistem BI-RTGS dan Sistem Kliring. Ataupun data pada saat observasi

langsung ke bagian-bagian terkait.

2. Data Sekunder yaitu data-data yang sudah dibuat oleh kedua objek penelitian, baik

dalam bentuk laporan-laporan, ataupun data yang diperoleh melalui artikel koran,

internet, jurnal-jurnal penelitian para ahli, dan lain-lain sesuai dengan tujuan

penelitian.

Data yang diperoleh dari kedua tempat penelitian adalah:

Laporan-laporan mengenai sistem BI-RTGS dan modul pelatihan atas Sistem

BI-RTGS, laporan tahunan.

Diagram alur (Lampiran 6, 7 dan 8)

Esai, Outlook Sistem BI-RTGS dan Sistem Kliring, Peraturan Bank Indonesia.

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka dilakukan analisis untuk

ditemukan keuntungan dan kelemahan-kelamahan sistem. Sehingga tujuan dari

penelitian tercapai. Teknik analisis data meliputi:

a. Analisis Perbandingan (Comparative) Sistem BI-RTGS dengan Sistem

kliring, analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui keunggulan Sistem BI-

RTGS atas sistem sejenis yang digunakan terdahulu.

b. Analisis Studi Kasus Sistem BI-RTGS, analisis ini dimaksudkan untuk

mengetahui kelemahan dan ancaman bagi penggunaan Sistem BI-RTGS.

c. Analisis Prosedur Pengamanan Sistem BI-RTGS, analisis ini juga menilai

distribusi pekerjaan dan wewenang pengguna Sistem BI-RTGS. Selain itu

analisis ini merupakan analisis dari kehandalan Sistem BI-RTGS.

d. Analisis Ketentuan dan Alur Sistem BI-RTGS pada Penyelenggara dan

Peserta, analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah standar yang

ditetapkan telah dijalankan sebagaimana mestinya. Analisis ini merupakan

analisis kepatuhan.

Page 11: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

11

PEMBAHASAN

Prosedur dan alur Sistem BI-RTGS baik yang terjadi pada Bank Pengirim, Bank

Indonesia dan Bank Penerima dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.1. Alur Sistem BI-RTGS

Keterangan:

1. Permohonan transfer/slip transfer nasabah pada Bank ”Y” sebagai Bank

Pengirim untuk pihak penerima di Bank “X”

2. Sistem Komputer antar Bank Pengirim di Kantor Cabang, meneruskan ”txn” ke

RT di Kantor Pusat Bank Pengirim.

3. Berdasarkan file antarmuka Kantor Pusat, Bank Pengirim melakukan ” txn”

keluaran ke RCC-Bank Indonesia

4. “Txn” diselesaikan dan tercetak Completion Advice.

5. Completion Advice bagi Bank Pengirim.

6. RCC di Bank Indonesia menerima perintah kirim dari Bank Pengirim. Bila dana

mencukupi, RCC menyelesaikan “txn”. Dengan cara mendebit rekening Bank

Pengirim dan mengkredit Bank Penerima.

7. RT Bank Penerima menerima transaksi masukan

8. Transaksi masukan melakukan perintah cetak Confirmation Advice (CA).

9. Confirmation Advice bagi Bank Penerima dicetak

1

2. 3.

5

4.

9

10.7

8.

Bank “Y” Bank Indonesia Bank “X”

6.

Page 12: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

12

Kasus Pada Bank “X”

Bank “X” adalah Cabang dari sebuah Bank yang cukup terkenal di Indonesia.

Bank “X” berlokasi di daerah Segitiga Pasar Senen, dipimpin oleh seorang pimpinan

cabang yang diserahi tanggungjawab pengaturan dan pengambilan keputusan.

Pada bulan September 2003, Bank “X” mendapat mandat dari pihak “A” di Bank

‘Y” yang berlokasi di Kalimantan Timur untuk melakukan transfer deposito. Bank “Y”

semula hendak melakukan transfer dana lewat RTGS (real time gross settlement)

Rp 100.000.000.000,00 ke Bank “X”, dengan perintah ditaruh dalam

deposito. Pertimbangannya bunga deposito lebih tinggi yaitu 9 persen, dibanding bunga

antarbank sebesar 7 persen.

Tapi oleh Bank “X”, dana tersebut dimasukkan gironya orang tertentu yaitu pihak

“B”, seakan-akan ada perintah dari Bank “Y” untuk memasukkan ke giro orang

tersebut. Padahal itu tidak diperkenankan. RTGS mengharuskan, kalau ada perubahan

amanat harus dilakukan melalui sistem tertentu. Dengan aturan main yang jelas.

Analisis Kasus dan Alur Transaksi

Perkembangan produk bank dengan penggunaan teknologi sebagai salah satu

sarana memenangkan persaingan merupakan suatu kebutuhan, yang pada akhirnya

membawa dampak timbulnya tindak pidana kejahatan bidang perbankan. Kenyataan

bahwa bank adalah tempat terkumpulnya dana dalam jumlah yang besar membuat

banyak orang berusaha mencari cara untuk berhasil membobol dana di bank.

Pembobolan dapat dilakukan diberbagai layanan yang disediakan bank bahkan dapat

terjadi melalui sistem secanggih sistem BI-RTGS. Karena pada dasarnya sistem itu

selalu ada lubang-lubang yang bisa ditembus.

Modus penyalahgunaan dari Sistem BI-RTGS ini biasanya dilakukan dengan

beberapa cara, diantaranya:

1. Mengubah ultimate beneficiary/ Mandat, yaitu melakukan perubahan beneficiary

yang tidak sesuai dengan ketentuan BI-RTGS, dengan kata lain internal control bank

lemah.

2. Penipuan via SMS atau telepon, yaitu dengan melakukan pembukaan rekening yang

ditujukan untuk menampung dana kejahatan. Dilakukan dengan menggunakan data

palsu.

Page 13: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

13

Pada kasus Bank “X” sangat terlihat keterlibatan orang dalam bank sendiri. Dugaan akan

adanya keterlibatan dari pimpinan cabang dikarenakan kasus ini tidak mungkin terjadi

tanpa adanya campur tangan pimpinan cabang. Untuk transaksi yang terjadi antara Bank

“X” dengan Bank “Y” pasti melalui pengawasa pimpinan cabang. Sehingga apabila

transaksi itu berhasil lolos, dugaan sudah pasti jatuh kepada pimpinan cabang.

Peran pimpinan cabang sudah dapat dilihat pada saat perubahan mandat.

Mandat yang dilakukan Bank “Y” kepada Bank “X” dirubah pihak tertentu kemudian

dikirimkan kembali kepada Bank “X” melalui faksimile seolah-olah ada perubahan

mandat dari Bank “Y” untuk mentransfer dananya kepada seseorang.

Gambaran alur transaksi dapat dilihat melalui gambar 5.2 dibawah ini:

Gambar 5.2. Alur Sistem BI-RTGS pada Bank ”X”

Keterangan:

1. Petugas Operasional Kantor Pusat melakukan pengisian data masukan “txn”

atas dasar CA ke Aplikasi Antar Kantor untuk diteruskan ke Kantor Cabang.

Dengan mendebet RAK RTGS dan mengkredit RAK Kantor Cabang. Kemudian

mencetak bukti realease aplikasi antar kantor tujuan dan menyimpan bukti “txn”

dan dokumen.

Sistem Internal KP

CA

Kantor Pusat

Apl. Ant Kantor

Kantor Cabang

2

13

Page 14: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

14

2. Pengalihan pembukuan transaksi dari RAK ke rekening nasabah yang tidak

tercantum dalam pesan di BI-RTGS yaitu pada field Ultimatry Beneficiary.

Pengalihan tersebut hanya didasarkan pada pembicaraan per telpon atau

faksimil.

3. Transaksi tercatat dan disimpan dalam sistem internal Kantor Pusat.

Tabel 5.1. Pesan bermasalah pada laporan RCC

Completion Advice Confirmation Advice

From Member Bank Pengirim Bank Pengirim

To Member Bank Penerima Kantor Cabang

Nominal RP. 100.000.000.000,00 RP. 100.000.000.000,00

TRN IFT00000 -

By Order Of Bank Pengirim -

A/C - -

Beneficiary KC Bank Penerima -

Payment Detail Untuk penempatan

Deposito sesuai surat. No.

xxx/xxx/xxx

RTGS masukan Bank “Y”

IDR 100.000.000.000,00

Untuk penempatan

Deposito.

Originating Party Nasabah B Nasabah B

Ultimate Beneficiary Nasabah B Nasabah B

Pembahasan Prosedur

BI-RTGS dapat melakukan transaksi pembayaran individual secara real time.

Sistem ini termasuk sistem yang canggih dengan pengamanan yang ketat. Kasus diatas

terjadi karena adanya bantuan dari pihak dalam bank sendiri. Dana dimasukkan ke

rekening giro seseorang yang berkomplot dengan pimpinan cabang dari Bank “X”.

Kejanggalan dapat terbaca melalui copletion dan confirmation advice di Bank Indonesia.

Kasus diatas terjadi karena kurangnya sistem pengawasan internal perusahaan.

Seharusnya untuk transaksi bank terutama pemindahan dana yang cukup besar, mandat

melalui selembar kertas faks tidak bisa dijadikan penguat terjadinya transaksi. Terlebih

Page 15: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

15

bila tidak dilakukan konfirmasi dan verifikasi terhadap dokumen tersebut. Untuk

mengantisipasi kejadian serupa harus ditempatkan pengawas dari Bank Indonesia di

bank-bank terutama bank yang sudah mendapatkan oversight supervision II. Dan itu

setiap hari berada di bank tersebut.

Page 16: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

16

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan:

Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem pembayaran yang canggih. Namun

secanggih apapun suatu sistem, tetap tidak aman selama mental orang yang

menjalankan sistem tersebut masih buruk.

Sistem Pengawas Internal (SPI) Bank “X” harus terus melakukan pengawasan

sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Dan bila

menemukan suatu indikasi harus segera melaporkannya kepada BI, Bapepam

dan Kejaksaan Agung (Kejagung), karena berkaitan dengan dana pihak ketiga

atau masyarakat.

Kecurangan atau kejahatan dalam implementasi Sistem BI-RTGS ini, biasanya

melibatkan orang dalam dari suatu bank. Proses pada Sistem BI-RTGS lebih

efektif jika didukung oleh orang-orang, atau pelaku penggunaan Sistem BI-RTGS

ini.

Penerapan Sistem BI-RTGS lebih memberi dampak positif dan manfaat daripada

dampak negatif dan kerugian. Seperti meningkatkan kepercayaan masyarakat

yang pada akhirnya meningkatkan volume transaksi.

Penerapan Sistem BI-RTGS pada PT. BRI (Persero) sudah cukup baik, sesuai

dengan standar yang diminta Bank Indonesia. Hanya saja tetap tergantung

kepada manusia yang mengoperasikannya. Pihak-pihak yang telibat langsung

dengan sistem BI-RTGS ini.

Saran:

Dilakukan training yang terus menerus kepada orang-orang yang terlibat dalam

BI-RTGS.

Untuk Bank “X”, tidak mensahkan informasi atau perintah transfer melalui

faksimil atau mesin duplikasi apapun, surat singkat atau telepon tanpa dokumen

jelas.

Sebelum dilakukan transfer perlu dilakukan klarifikasi dan verifikasi sebagai

bagian kehati-hatian.

Bagi Bank Indonesia, melakukan penindakan semestinya kepada pelaku-pelaku

pembobolan. Selain hanya melakukan pemanggilan, peneguran dan pembinaan.

Page 17: 1 ANALISIS KINERJA SISTEM REAL TIME GROSS SETTLEMENT ...

17

DAFTAR PUSTAKA

M, Jogiyanto H., 2003; Sistem Teknologi Informasi, Andi Offset, Yogyakarta.

Rindjin, Ketut., 2003; Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Rahardja, Prathama daN Mandala Manurung., 2004; Uang, Perbankan, dan Ekonomi

Moneter, Fakulatas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Fitsgerald, Jerry, et all., 1981; Fundamentals of System Analysis, Ed 3, John Wikey and

son, New York.

Krismiaji., 2002; Sistem Informasi Akuntasi, UFP AMP YKPN, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia., 2004; Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,

Jakarta.

West, Cruchman; 1968 The System Approach, Dell, New York.

Effriyanto., 1995; Teknologi Informasi Bank, Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik,

Bandung.

Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia No.6/8/PBI/2004

Modul Sistem Pembayaran Nasional Bank Indonesia.

Bank Sentral Republik Indonesia, Sebuah Pengantar, 2004.

Outlook Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, 2005.

Surat Edaran BI No 2/24/DASP, Perihal BI-RTGS, 2002.

Hermana, Budi., Electronic Fund Transfer System, www.gunadarma.ac.id

Bank For International Settlements., 1997; Real-Time Gross Settlement Systems, Basle.

McLeod, Raymond Jr., 1995; Sistem Informasi Manajemen, Ed. Bhs. Indonesia,

prenhallindo, Jakarta.

http://www.kompas.com/utama/news/0312/03/165650.htm

http://www.tempo.co.id/hg/nasional/2003/12/15/brk,20031215-04,id.html

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/12/4/n3.htm