Gross Hematuri

26
REFERAT GROSS HEMATURIA Disusun oleh : Ferdiand ( 0761050104 ) Pembimbing : dr. Ronald Tanggo, SpU. Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Periode 5 Oktober – 12 Desember 2015

description

hematuri adalah terdapatnya sel darah merah dalam urin.hematuri dibagi menjadi dua; 1. mikroskopis/ tidak kasat mata; 2. makroskopis/ kasat mata

Transcript of Gross Hematuri

Page 1: Gross Hematuri

REFERATGROSS HEMATURIA

Disusun oleh : Ferdiand ( 0761050104 )

Pembimbing : dr. Ronald Tanggo, SpU.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Periode 5 Oktober – 12 Desember 2015

Page 2: Gross Hematuri

I. PENDAHULUAN

Hematuria adalah didapatkannya sel darah merah di dalam urine. Hal ini perlu

dibedakan dengan bloody urethral discharge atau perdarahan per uretram, yaitu keluar darah

dari meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi; keadaan ini sering terjadi pada trauma

uretra atau tumor uretra. Harus diyakinkan pula, bahwa seorang pasien menderita hematuria

atau pseudo hematuria. Pseudo atau false hematuria adalah urine yang berwarna merah atau

kecoklatan yang bukan disebabkan sel darah merah, melainkan oleh zat lain yang mewarnai

urine.1

Secara visual, terdapatnya sel darah merah di dalam urine dibedakan dalam 2 (dua)

keadaan, yaitu makroskopik dan mikroskopik. Hematuria makroskopik adalah hematuria

yang secara kasat mata dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah dan hematuria

mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata tidak dapat dilihat sebagai urine yang

berwarna merah tetapi pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan lebih dari 2 (dua) sel darah

merah per lapangan pandang.2

Anamnesis dan pemeriksaan fisik memegang peranan begitu penting dalam menegakan

diagnosis pada hematuria. Bila ada demam, letargi, nyeri perut, sembab, atau gejala saluran kemih

seperti misalnya disuria, inkontinensia urin, dan sering kencing maka kemunginan besar berasal dari

saluran kemih. Kolik pada daerah pinggang sebelum timbulnya hematuria kemungkinannya adalah

batu ginjal atau batu ureter, yang kalau ditelusuri mungkin ada riwayat pernah keluar pasir sewaktu

kencing. Adanya nyeri tekan atau tenggorok 10-14 hari (atau infeksi kulit 4-6 minggu) sebelum

terjadinya hematuria kemungkinan besar adalah glomerulonefritis pasca streptococcus. Bila ada

riwayat ruam kulit terutama berbentuk kupu-kupu di daerah wajah , mungkin suatu lupus

eritematosus sistemik atau berbentuk purpura maka kemungkinannya adalah Henoch Schӧnlein.

Riwayat penyakit dahulu juga perlu dilacak seperti misalnya ada riwayat trauma ginjal ,

gangguan faal hemostasis, atau hematuria dalam keluarga. Adanya riwayat ketulian dengan gagal

ginjal dalam keluarga terutama keluarga laki-laki sangat mungkin satu sindrom alport. Demikian juga

adanya riwayat penyakit ginjal polikistik autosomal dominan dalam keluarga.

Meskipun pemeriksaan fisik tidak terlalu penting dalam menegakan diagnosis hematuria,

namun adanya pembesaran ginjal, kelainan pada genital, atau adanya ruam kulit atau yeri sendi dapat

berguna dalam menegakkan diagnosis pada pasien dengan hematuria.

Page 3: Gross Hematuri

II. TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Hematuria makroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat sebagai urine

yang berwarna merah, mungkin tampak pada awal miksi atau pada akhirnya yang berasal dari daerah

posterior uretra atau leher kandung kemih. Hematuria makroskopik yang berlangsung terus menerus

dapat mengancam jiwa karena dapat menimbulkan penyulit berupa: terbentuknya gumpalan darah

yang dapat menyumbat aliran urine, eksanguinasi sehingga menimbulkan syok hipovolemik/anemi,

dan menimbulkan urosepsis.1,4

ETIOLOGI

Hematuria dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang berasal di dalam maupun

diluar sistem urogenitalia. Kelainan-kelainan yang berasal dari luar sistem urogenitalia antara

lain adalah : kelainan pembekuan darah, SLE, dan kelainan sistem hematologi yang lain.

Yang berasal dari dalam sistem urogenitalia dapat disebabkan oleh berbagai kelainan pada

saluran kemih tetapi mulai dari infeksi hingga keganasan saluran kemih. Oleh karena itu,

dalam setiap menghadapi kasus hematuria seorang dokter harus lebih waspada terhadap

kemungkinan adanya penyakit yang paling berat, yaitu keganasan saluran kemih, terutama

hematuri yang tidak disertai dengan nyeri.1

Kelainan yang berasal dari sistem urogenitalia antara lain adalah:

Infeksi antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan uretritis

Tumor jinak atau tumor ganas yaitu: tumor ginjal (tumor Wilms), tumor grawitz, tumor

pielum, tumor ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hiperplasia prostat jinak.

Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain : kista ginjal

Trauma yang mencederai sistem urogenitalia.

Batu saluran kemih.

DIAGNOSIS 1

Harus diyakinkan dahulu, benarkah seorang pasien menderita hematuria, pseudo hematuria,

atau perdarahan per-uretra. Pseudo atau false hematuria adalah urine yang berwarna merah atau

kecoklatan yang bukan disebabkan sel-sel darah merah. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena

hemoglobinuria, mioglobinuria, konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis makan/minum bahan

yang mengandung pigmen tumbuh-tumbuhan yang berwarna merah, atau setelah mengkonsumsi

beberapa obat-obatan tertentu antara lain: fenotiazin, piridium, porfirin, rifampisin, dan fenolftalein.

Page 4: Gross Hematuri

Perdarahan per-uretra adalah keluarnya darah dari meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi,

hal ini sering terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra. 1

Hemoglobinuria tanpa hematuria dapat disebabkan oleh adanya hemolisis. Mioglobinuria

tanpa hematuria terjadi pada sindrom rabdiomiolisis setelah cedera otot rangka dan disertai

peningkatan sebanyak lima kali pada kadar kreatin kinase plasma. Rabdomiolisis dapat terjadi secara

sekunder akibat miositis viral, luka remuk, abnormalitas elektrolit berat (hipernatremia,

hipofosfatemia), hipotensi, koagulasi intravaskulas terdisseminasi (DIC), toksin (obat, racun), dan

kejang berkepanjangan.

PENYEBAB POSITIF PALSU PADA TES HEMATURIA

HEME POSITIF

  Hemoglobin

  Mioglobin

HEME NEGATIF

Obat-Obatan

  Chloroquine

  Deferoxamine

  Ibuprofen

  Iron sorbitol

  Metronidazole

  Nitrofurantoin

  Phenazopyridine

  Phenolphthalein

  Phenothiazines

  Rifampin

  Salisilat

Page 5: Gross Hematuri

  Sulfasalazine

Bahan Pewarna Buah atau Sayuran

Bahan Pewarna Makanan Sintetik

Metabolit

  Asam homogentisat

  Melanin

  Methemoglobin

  Porfirin

  Tirosinosis

  Urat

Tabel 1. Penyebab Positif Palsu pada Tes Hematuria

Penyebab hematuria dapat dilihat pada tabel Sumber hematuria di dari saluran kemih bagian

atas berasal dari nefron (glomerulus, tubulus kontortus dan interstisium). Hematuria di saluran kemih

bagian bawah berasal dari sistem pelvokaliks, ureter, kandung kemih dan uretra. Hematuria yang

berasal dari nefron seringkali tampak sebagai urin berwarna coklat, coklat cola, atau merah keunguan,

disertai proteinuria (>100 mg/dL dengan dipstick), terdapat cast SDM dan akantosit atau kelaianan

bentuk SDM lain pada pemeriksaan mikroskopik urin. Hematuria yang berasal dari tubulus kontortus

dapat dilihat dari keberadaan cast leukosit atau sel epitel tubulus renal. Hematuria dari saluran kemih

bagian bawah umumnya dihubungkan dengan hematuria berat, hematuria terminal (hematuria terjadi

pada saat aliran urin akan berakhir), bekuan darah, morfologi urin SDM normal, dan proteinuria

minimal pada dipstick (<100 mg/dL).

Page 6: Gross Hematuri

Gambar 1. Approach to Hematuria

Anamnesa

Langkah awal pada evaluasi hematuria meliputi anamnesis yang detil dan

pemeriksaan fisik yang teliti. Diupayakan untuk menyingkirkan penyebab glomerulus dari

ekstra glomerulus.3 Dalam mencari penyebab hematuria perlu digali data yang terjadi pada

saat episode hematuria, antara lain :

Bagaimanakah warna urine yang keluar?

Apakah diikuti dengan keluarnya bekuan darah?

Di bagian manakah pada saat miksi urine berwarna merah?

Apakah diikuti dengan perasaan sakit?

Karakteristik suatu hematuria dapat dipakai sebagai pedoman untuk memperkirakan lokasi

penyakit primernya.1

Tabel 2. Porsi Hematuria Pada Saat Miksi1,4

Inisial Total Terminal

Terjadi pada Awal miksi Seluruh proses miksi Akhir miksi

Tempat kelainan Urethra Buli-buli, ureter, atau ginjal Leher buli-buli

Pemeriksaan Fisik 1,4

Page 7: Gross Hematuri

Pemeriksaan fisik harus fokus pada deteksi hipertensi yang hadir bersamaan dengan sindrom

nefritik dan penyakit pembuluh darah ginjal, edema terkait dengan sindrom nefrotik, teraba massa

perut atau panggul perkirakan neoplasma ginjal, dan adanya nyeri ketok kostovertebral atau nyeri

tekan suprapubik berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Pemeriksaan rektal pada pria dapat

mengungkapkan nodularitas prostat atau pembesaran sebagai penyebab potensial.

Pucat pada kulit dan konjungtiva sering terlihat pada pasien dengan anemia.

Periorbital, skrotum, dan edema perifer, mungkin menunjukkan hipoalbuminemia dari

glomerulus atau penyakit ginjal.

Cachexia mungkin menunjukkan keganasan.

Nyeri tekan dari sudut kostovertebral, dapat disebabkan oleh pielonefritis atau dengan

perbesaran massa seperti tumor ginjal.

Nyeri suprapubik sistitis, baik yang disebabkan oleh infeksi, radiasi, atau obat

sitotoksik.

Kandung kemih tidak teraba ketika didekompresi, kandung kemih diisi dengan 200

mL urin percussible. Dalam retensi urin akut, biasanya terlihat dalam kasus-kasus

BPH atau obstruksi oleh bekuan, kandung kemih bisa diraba dan dapat dirasakan

hingga tingkat umbilikus.

Palpasi bimanual pada ginjal perlu diperhatikan adanya pembesaran ginjal akibat

tumor, obstruksi, ataupun infeksi ginjal. Massa pada suprasimfisis mungkin

disebabkan karena retensi bekuan darah pada buli-buli.

Pada colok dubur, ukuran, bentuk dan konsistensi prostat dinilai mengetahui adanya

pembesaran prostat benigna maupun karsinoma prostat. Setelah prostatektomi

enukleasi maupun endoskopik, simpai prostat dibiarkan sehingga pada colok dubur

memberikan kesan prostat masih membesar. Lobus medial prostat yang mungkin

menonjol ke kandung kemih umumnya tidak dapat dicapai dengan jari. Karsinoma

prostat menyebabkan asimetri dan perubahan konsistensi setempat. Diagnosis

dipastikan melalui biopsy jarum transrektal.

Pemeriksaan dengan menggunakan berbagai kateter yang dahulu dibuat dari karet dan

sekarang lateks, politen atau silicon. Ujung kateter dibuat dalam berbagai bentuk

supaya tidak dapat tercabut; yang biasa ialah bentuk Foley yang pada ujungnya

berbentuk balon yang dapat dikembangkan. Untuk ukurannya digunakan skala

Charriere, berdasarkan skala Prancis yang menyatakan ukuran lingkaran di luarnya

dan bukan diameternya. Diameter didapat dengan membagi ukuran Charriere dengan

tiga.

Page 8: Gross Hematuri

Pemeriksaaan Penunjang1,4

Pemeriksaan darah yang dilakukan yakni penentuan kadar kreatinin, ureum dan

elektrolit untuk mengetahui faal ginjal; fosfatase asam yang mungkin meningkat pada

metastase prostat, dan fosfatase alkali yang dapat meningkat pada setiap jenis

metastase tulang. Kadar kalsium, fosfat, asam urat dan hormon paratiroid ditentukan

bila terdapat kemungkinan urolithiasis.

Pemeriksaan urine dilakukan untuk pemeriksaan mikroskopik, bakteriologik dan

sitologik. Pemeriksaan urinalisis dapat mengarah kepada hematuria yang disebabkan

oleh faktor glomeruler ataupun non glomeruler. Pemeriksaan hapusan darah tepi dapat

menunjukkan proses mikroangiopati yang sesuai dengan sindrom hemolitik-uremik,

trombosis vena ginjal, vaskulitis, atau SLE. Pada keadaan terakhir, adanya

autoantibodi dapat ditunjukkan dengan reaksi Coombs positif, adanya antibodi

antinuclear, leukopenia dan penyakit multisistem. Trombositopenia dapat diakibatkan

oleh berkurangnya produksi trombosit (pada keganasan) atau peningkatan konsumsi

trombosit (SLE, purpura trombositopenik idiopatik, sindrom hemolitik-uremik,

trombosis vena ginjal). Walaupun morfologi SDM urin dapat normal pada perdarahan

saluran kemih bawah dan dismorfik pada perdarahan glomerular, morfologi sel tidak

secara pasti berhubungan dengan lokasi hematuria.

Pada pemeriksaan pH urine yang sangat alkalis menandakan adanya infeksi

organisme pemecah urea di dalam saluran kemih, sedangkan pH urine yang sangat

asam mungkin berhubungan dengan batu asam urat.

Sitologi urine diperlukan untuk mencari kemungkinan adanya keganasan sel-sel

urotelial.

IVP adalah pemeriksaan rutin yang dianjurkan pada setiap kasus hematuria & sering

digunakan untuk menentukan fungsi ekskresi ginjal. Umumnya, menghasilkan

gambaran terang saluran kemih dari ginjal sampai dengan kandung kemih, asal faal

ginjal memuaskan. Pemeriksaan ini dapat menilai adanya batu saluran kemih,

kelainan bawaan saluran kemih, tumor urotelium, trauma saluran kemih, serta

beberapa penyakit infeksi saluran kemih.

USG berguna untuk menetukan letak dan sifat massa ginjal dan prostat (padat atau

kista), adanya batu atau lebarnya lumen pyelum, penyakit kistik, hidronefrosis, atau

Page 9: Gross Hematuri

urolitiasis ureter, kandung kemih dan uretra, bekuan darah pada buli-buli/pielum, dan

untuk mengetahui adanya metastasis tumor di hepar. Ultrasonografi dari saluran

kemih sangat berguna pada pasien dengan hematuria berat, nyeri abdomen, nyeri

pinggang, atau trauma. Jika hasil penelitian awal ini tetap normal, disarankan

dilakukan pemeriksaan kreatinin dan elektrolit serum.

Endoultrasonografi, yaitu ekografi transurethral sangat berguna untuk pemeriksaan

prostat dan buli-buli

Arteriografi dilakukan bila ditemukan tumor ginjal nonkista untuk menilai

vaskularisasinya walaupun sering digunakan CT-Scan karena lebih aman dan

informative. Bagian atas saluran kemih dapat dilihat dengan cara uretrografi retrograd

atau punksi perkutan.

Payaran radionuklir digunakan untuk menilai faal ginjal, misalnya setelah obstruksi

dihilangkan

Pemeriksaan endoskopi uretra dan kandung kemih memberikan gambaran jelas dan

kesempatan untuk mengadakan biopsy

Sistometrografi biasanya digunakan untuk menentukan perbandingan antara isi dan

tekanan di buli-buli

Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi (URS) dikerjakan jika pemeriksaan penunjang

di atas belum dapat menyimpulkan penyebab hematuria.

Imaging Modalities for Evaluation of the Urinary Tract

Modality Advantages and disadvantages

Intravenous urography

Considered by many to be best initial study for evaluation of urinary tract

Widely available and most cost-efficient in most centers

Limited sensitivity in detecting small renal masses

Cannot distinguish solid from cystic masses; therefore, further lesion characterization by ultrasonography, computed

Page 10: Gross Hematuri

tomography or magnetic resonance imaging is necessary

Better than ultrasonography for detection of transitional cell carcinoma in kidney or ureter

Ultrasonography Excellent for detection and characterization of renal cysts

Limitations in detection of small solid lesions (< 3 cm)

Computed tomography

Preferred modality for detection and characterization of solid renal masses

Detection rate for renal masses comparable to that of magnetic resonance imaging, but more widely available and less expensive

Best modality for evaluation of urinary stones, renal and perirenal infections, and associated complications

Sensitivity of 94% to 98% for detection of renal stones, compared with 52% to 59% for intravenous urography and 19% for ultrasonography

Adapted with permission from Grossfeld GD, Wolf JS, Litwin MS, Hricak H, Shuler CL, Agerter DC, Carroll P. Evaluation of asymptomatic microscopic hematuria in adults: the American Urological Association best practice policy recommendations. Part II: patient evaluation, cytology, voided markers, imaging, cystoscopy, nephrology evaluation, and follow-up. Urology 2001;57(4) (In press).

DIAGNOSIS BANDING

Bagian Urologi :

Page 11: Gross Hematuri

Urinary tract infection

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lainnya

dysuria, meningatnya frekuensi berkemih, volume aurine sedikit saat berkemih, nocturia, nyeri suprapubic , pernah menderita isk sebelumnya dan mendapatkan pengobatan, riwayat pyelonephritis, riwayat gagal pengobatan

demam, nyerio tekan suprapubic, bladder distention pada retensio urine, cystocele pada pemeriksaan panggul

urinalysis: (+) leukocyte esterase, (+) nitrite, pyuria (>10 WBC per HPF), bacteriuria

urine culture and sensitivity: >10,000 colony forming unit/mL urine 

Pyelonephritis 

Anamnesis Pemeriksaan

fisik Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lainnya

Nyeri pinggang, demam, menggigil, mual, muntah, sakit perut, nyeri suprapubik, hx dari nefrolitiasis, ISK dan diabetes, imunosupresi 

Nyeri ketok kostovertebral, nyeri suprapubik, demam, penurunan bising usus

urinalysis: positive leukocyte esterase, positive nitrite, pyuria (>10 WBC/HPF), bacteriuria

urine culture and sensitivity: >10,000 colony forming unit/mL urine 

renal ultrasound : pembesaran renal , hypo-echoic parenchyma with loss of corticomedullary differentiation 

contrast CT abdomen: heterogeneous uptake of contrast (lobar nephronia), oedematous renal parenchyma, perinephric stranding, intraparenchymal gas in emphysematous pyelonephritis 

Grawitz tumor

Anamnesis Pemeriksaan

fisik Pemeriksaan penunjang

nyeri pinggang, hematuria dan massa pada pinggang merupakan tanda tumor dalam stadium lanjut, nyeri pada sisi ginjal yang terkena , penurunan berat badan , kelelahan , demam yang hilang-timbul, anemi , Varikokel akut , hipertensi

bisa diraba/dirasakan benjolan di perut

PIV biasanya dikerjakan atas indikasi adanya hematuria tetapi jika diduga ada massa pada ginjal, pemeriksaan dilanjutkan dengan CT scan atau MRI. Dalam hal ini USG hanya dapat menerangkan bahwa ada massa solid atau kistik

Page 12: Gross Hematuri

Tumor Wilms

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lainnya

tumor abdomen, Hematuri (makroskopis) Hipertensi, anemia, penurunan berat badan, infeksi saluran kencing, demam, malaise dan anoreksia, nyeri perut yang bersifat kolik

Massa abdomen

IVP tampak distorsi sistem pielokalises dan berguna untuk mengetahui fungsi ginjal.

pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal.

kadar lactic dehydrogenase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas normal

Renal cancer 

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Nyeri pinggang, hx merokok, riwayat keluarga dengan kanker karsinoma sel ginjal, penyakit ginjal polikistik, paparan kimia karsinogen

HTN, panggul massa, adenopati, varikokel kiri, edemas ekstremitas bawah

renal ultrasound: solid or cystic renal mass 

CT abdomen with and without IV contrast: contrast enhancing renal mass 

Kanker Prostate 

Anamnesis Pemeriksaan

fisik Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lainnya

lanjut usia, riwayat keluarga dengan kanker, gejala obstruktif berkemih, penurunan berat badan

Pada rectal toucher ditemukan pembesaran prostat, dengan konsistensi keras dan permukaan yang berbenjol-benjol

PSA: meningkat, PSA> 0,75 mikrogram / L per tahun (0,75 ng / mL per tahun)

transrectal ultrasound-guided prostate biopsy : confirmed adenocarcinoma 

Page 13: Gross Hematuri

Kanker Buli

Anamnesis Pemeriksaan

fisik Pemeriksaan penunjang

hematuria tanpa rasa sakit, disuria, frekuensi, urgensi, usia> 50, hx iradiasi panggul, hx merokok, penurunan berat badan, paparan lingkungan / kimia karsinogen

massa panggul, nyeri tekan sudut kostovertebral dari obstruksi; sering tidak ada kelainan terdeteksi

urinalysis: RBCs 

urine cytology: atypical or malignant cells, signified by increased clustering, increased cellularity, or altered nuclear morphology 

CT abdomen/IVU : ureteral or renal collecting system mass or filling defect 

cystoscopy: bladder tumour 

BPH (benign hyperplasia prostate)

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lainnya

Kencing tidak lampias, aliran lemah, intermittency, frekuensi kencing meningkat, urgensi, nokturia, riwayat BPH ataupun kanker prostat , riwaat retensi urine sebelumnya

pembesaran prostat pada kandung kemih digital dubur, vesica urinary bulding (+)

PSA

• USG transrectal dari prostat: ukuran prostat meningkat, volume> 40 g, meningkatkan ukuran lobus median prostat

• uroflowmetry dengan ultrasonografi kandung kemih: puncak laju aliran rendah, volume residual tinggi postvoid

Trauma Ginjal

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lainnya

trauma tumpul pada pinggang, menembus panggul atau luka perut (tembakan atau tikaman), patah 

hypotension, takikardia, nyeri panggul, memar panggul, nyeri perut, perut kembung

CT abdomen: laserasi pada parenkim ginjal, sistem pengumpulan, dan pembuluh ginjal; hematoma perinephric, perdarahan aktif, dan

BNO IVP: menegaskan fungsi ginjal kontralateral

Page 14: Gross Hematuri

tulang rusuk yang lebih rendah

ekstravasasi urin

Trauma buli

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

trauma tumpul panggul, menembus luka panggul atau perut (tembakan atau tikaman), fraktur panggul, ketidakmampuan berkemih

Nyeri tekan suprapubic, ekimosis pada lower abdominal 

retrograde cystogram: extravasation of contrast revealing bladder injury 

Trauma urethral 

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lainnya

Trauma genitalia eksterna, straddle injury, bilateral pubic rami fracture and Malgaigne's fracture, perineal lacerations, tidak bisa berkemih, riwayat intervensi kolorektal atau ginekologi 

Perdarahan OUE, hematom scrotum, floating prostat, eimosis pada batang penis, butterfly-ecchymosis pada perineum

retrograde urethrogram: contrast extravasation from the urethra 

contrast CT abdomen: contrast extravasation from the urethra 

cystoscopy: urethral disruption 

Urethral cancer 

Anamnesis Pemeriksaan

fisik Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan lainnya

lebih umum pada wanita putih dan pada mereka> 50 usia, frekuensi, keraguan, gejala kencing obstruktif

Teraba massa, stricture

IVU: filling defect, mass voiding

cystourethrogram: filling defect, mass 

urethroscopy: visible urethral mass 

Page 15: Gross Hematuri

Penile cancer 

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lainnya

hx lesi penis, hx dari kondiloma

eritematosa patch, indurasi, massa teraba, limfadenopati inguinal

skin biopsy: squamous cell carcinoma  MRI/CT pelvis 

Bladder stone 

Anamnesis Pemeriksaan

fisik Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lainnya

suprapubik nyeri, hematuria, gejala saluran kandung kemih obstruktif, operasi sebelumnya

Nyeri tekan suprapubic 

urinalysis: haematuria, leukocyte esterase, nitrites 

non-contrast CT abdomen: bladder stone 

BNO: radio-opaque bladder stone 

Batu Ginjal

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lainnya

nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke selangkangan, hematuria, mual, muntah, hx sebelumnya kalkuli, riwayat keluarga dengan kanker dari nefrolitiasis, hx gout, hx penyakit radang usus

Nyeri ketok costovertebral angle 

urinalysis : haematuria, pyuria, crystalluria, cysteine crystals, acidic or alkaline pH 

non-contrast CT abdomen: urolithiasis, hydronephrosis 

BNO: radiodense stones 

Diluar bagian Urologi :

Postinfectious glomerulonephritis 

Page 16: Gross Hematuri

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan lainnya

tiba-tiba timbul edema, kelemahan, malaise, hematuria gross, sakit kepala, 1 sampai 2 minggu postpharyngitis, 2 sampai 4 minggu setelah dermatitis streptokokus, yang paling umum dari usia 2 sampai 10 tahun

periorbital and peripheral oedema, hipertensi, rash kulit

urinalysis:d ismorfik merah sel, gips sel merah, proteinuria, mikroalbuminuria

urea and creatinine: creatinine >2.0, urea >20 

24-hour urine collection for protein : >1 gram/24 hours 

serum antistreptolysin O titer : elevated 

Systemic lupus erythematosus 

Anamnesis Pemeriksaan

fisik Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan lainnya

arthralgias, demam ringan, kelelahan, malaise, anoreksia, mual, penurunan berat badan, kejang, fotosensitifitas

kupu-kupu atau ruam diskoid, borok mulut atau vagina, vaskulitis retina, murmur sistolik

urinalysis: pyuria, RBCs, granular casts, proteinuria 

urea and creatinine: creatinine >2.0, urea >20 

24-hour urine collection for protein : >1 gram/24 hours 

renal bx : glomerulitis ringan  deposisi imunoglobulin dan pembentukan bulan sabit

proliferatiflupus serologies: elevated 

serum complement (C3, C4): low 

Sickle cell anemia 

Anamnesis Pemeriksaan

fisik Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lainnya

Keturunan Afrika-Amerika, riwayat keluarga dengan kanker penyakit sel sabit, migrasi, nyeri intermiten

hepatosplenomegaly, nyeri tean abdomen , testicular atrophy, oedema of extremities

peripheral blood smear: sickle cells 

Hb electrophoresis (whole blood): haemoglobin S 

Page 17: Gross Hematuri

Membranoproliferative glomerulonephritis 

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan lainnya

tiba-tiba timbul edema dependen atau periorbital, kelelahan, hematuria gross, sakit kepala, oliguria

periorbital and peripheral oedema, Hipertensi, konjungtiva pucat, drusen retina

urinalysis: dysmorphic red cells, red cell casts, proteinuria, microalbuminuria 

urea and creatinine: creatinine >2.0, urea >20 

24-hour urine collection for protein : >1 gram/24 hours 

serum complement levels (C3, C4): low 

renal biopsy: hypercellular glomeruli, mesangium diperluas, imunofluoresensi positif, deposito padat elektron

Rapidly progressive glomerulonephritis 

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan lainnya

prodromal gejala malaise, demam, arthralgias, anoreksia, dan mialgia, sakit perut, nodul kulit yang menyakitkan atau ulserasi

Hipertensi, nodules kulit yang nyeri, conjunctivitis, uveitis, oliguria

urinalysis: dysmorphic red cells, red cell casts, proteinuria, microalbuminuria

urea and creatinine: creatinine >2.0, urea >20 

24-hour urine collection for protein : >1 gram/24 hours 

renal bx: hypercellular, sklerotik glomeruli dengan inklusi bulan sabit

IgA nephropathy 

Anamnesis Pemeriksaa

n fisik Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan lainnya

rulang makroskopik hematuria terkait dengan infeksi saluran pernapasan

Pada umumnya asimtomatik,hipertensi

urinalysis: RBC casts, mild proteinuria 

urea and creatinine: creatinine >2.0, urea >20 

24-hour urine collection for protein : >1 gram/24 hours 

renal bx: adanya IgA pada mesangium, proliferative crescents pada kasus berat

Cytotoxic medications 

Anamnesis Pemeriksaan

fisik Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan lainnya

hx dari penggunaan  hypotension,  urinalysis: dismorfik merah 

sel, gips sel merah,  cystoscopy: amyloid 

Page 18: Gross Hematuri

analgesik atau penyalahgunaan, aminoglikosida, cyclophosphamide, cyclosporine, penisilin, sulfonamid, non-steroid anti-inflamasi, hematuria berulang, nyeri pinggang, disuria

oedema, suprapubic pain

proteinuria, mikroalbuminuria 

FBC: peripheral blood eosinophilia 

serum creatinine: elevated 

deposits, haemorrhagic inflammation 

Coagulopathy 

Anamnesis Pemeriksaan

fisik Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lainnya

mudah memar, kecenderungan untuk berdarah, epistaksis berulang, riwayat keluarga dengan kanker dari diastesis perdarahan, hx sirosis

ecchymoses, perdarahan memanjang

PT, PTT, INR: Normal atau ↑

FBC: thrombocytopenia

LFTs: hypoalbuminaemia 

von Willebrand factor antigen (whole blood): reduced in von Willebrand's disease 

ristocetin cofactor activity (whole blood): reduced in von Willebrand's disease 

factor VIII, IX activity (whole blood): reduced in haemophilia, VIII reduced in von Willebrand's disease 

PENATALAKSANAAN

Page 19: Gross Hematuri

Jika terdapat gumpalan darah pada buli-buli yang menimbulkan retensi urine, coba

dilakukan kateterisasi dan pembilasan buli-buli dengan memakai cairan garam fisiologis, tetapi jika

tindakan ini tidak berhasil, pasien secepatnya dirujuk untuk menjalani evakuasi bekuan darah

transuretra dan sekaligus menghentikan sumber perdarahan. Jika terjadi eksanguinasi yang

menyebabkan anemia, harus dipikirkan pemberian transfusi darah. Demikian juga jika terjadi infeksi

harus diberikan antibiotika. (Mellisa C Stoppler, 2010) . Setelah hematuria dapat ditanggulangi,

tindakan selanjutnya adalah mencari penyebabnya dan selanjutnya menyelesaikan masalah primer

penyebab hematuria. (Mellisa C Stoppler, 2010)

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Gross Hematuri

1. Purnomo BB. Dasar – dasar urologi. 3rd ed. Malang : Sagung Seto ; 2011. P 27-8.

2. Hematuria (blood in urine). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney

Diseases (NIDDK). 2012 March ( cited 2012 April 16 ). Available from :

http://www.niddk.nih.gov/health-information/health-topics/urologic-disease/

hematuria-blood-in-the-urine/Pages/facts.aspx

3. Gulati S. Hematuria. Medscape. In : Langman CB. Cited 2015 June 23. Available

from : http://emedicine.medscape.com/article/981898-overview

4. Jong W. Buku ajar ilmu bedah. 3rd ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ;

2010. P 852.