04 Kegawatdaruratan Medik-SR

42
KEGAWAT-DARURATAN MEDIK Pengenalan gejala dan tanda yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan upaya mempertahankan kehidupan

description

aa

Transcript of 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Page 1: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

KEGAWAT-DARURATAN MEDIK

KEGAWAT-DARURATAN MEDIK

Pengenalan gejala dan tanda yang dapat mengancam keselamatan

jiwa dan upaya mempertahankan kehidupan

Pengenalan gejala dan tanda yang dapat mengancam keselamatan

jiwa dan upaya mempertahankan kehidupan

Page 2: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

TUJUAN TUJUAN

● Umum– mampu untuk mengenali dan

menatalaksana kegawatdaruratan medik obstetrik dan neonatal

● Khusus– Mampu mengenali dan melaksanakan

tindakan medik untuk menatalaksana:• Syok hipovolemik• Syok septik• Syok neurogenik• Perdarahan hebat • Trauma intraabdomen• Resusitasi Kardiopulmoner

● Umum– mampu untuk mengenali dan

menatalaksana kegawatdaruratan medik obstetrik dan neonatal

● Khusus– Mampu mengenali dan melaksanakan

tindakan medik untuk menatalaksana:• Syok hipovolemik• Syok septik• Syok neurogenik• Perdarahan hebat • Trauma intraabdomen• Resusitasi Kardiopulmoner

Page 3: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

STABILISASI STABILISASI

●Elemen-elemen penting dalam stabilisasi pasien adalah :– Menjamin kelancaran jalan nafas,

pemulihan sistem respirasi dan sirkulasi

– Menghentikan sumber perdarahan atau infeksi

– Mengganti cairan tubuh yang hilang– Mengatasi rasa nyeri atau gelisah

●Elemen-elemen penting dalam stabilisasi pasien adalah :– Menjamin kelancaran jalan nafas,

pemulihan sistem respirasi dan sirkulasi

– Menghentikan sumber perdarahan atau infeksi

– Mengganti cairan tubuh yang hilang– Mengatasi rasa nyeri atau gelisah

Page 4: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

TERAPI CAIRANTERAPI CAIRAN

● Kondisi gawatdarurat restorasi cairan● Larutan isotonik yang dianjurkan:

– Ringer Laktat– NaCl fisiologis/garam fisiologis (normal

saline).

● Untuk pemberian cairan infus, perhatikan :– jumlah cairan yang akan diberikan– lamanya pemberian per unit cairan– ukuran atau diameter jarum (no. 16-18) dan

kecepatan tetesan. Jumlah per mililiter tetesan bervariasi antara 10-20 tetes / ml.

● Kondisi gawatdarurat restorasi cairan● Larutan isotonik yang dianjurkan:

– Ringer Laktat– NaCl fisiologis/garam fisiologis (normal

saline).

● Untuk pemberian cairan infus, perhatikan :– jumlah cairan yang akan diberikan– lamanya pemberian per unit cairan– ukuran atau diameter jarum (no. 16-18) dan

kecepatan tetesan. Jumlah per mililiter tetesan bervariasi antara 10-20 tetes / ml.

Page 5: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

TRANSFUSI DARAHTRANSFUSI DARAH

● Transfusi darah untuk restorasi segera terhadap defisit darah akibat perdarahan

● Dapat menyelamatkan pasien tetapi juga memiliki risiko yang fatal (anafilaktik, hemolisis atau inkompatibilitas) atau risiko transmisi penyakit berbahaya (HPV, HIV/AIDS)

● Pemberian transfusi darah, harus melalui serangkaian proses yang teliti dan pertimbangan yang matang

● Transfusi darah untuk restorasi segera terhadap defisit darah akibat perdarahan

● Dapat menyelamatkan pasien tetapi juga memiliki risiko yang fatal (anafilaktik, hemolisis atau inkompatibilitas) atau risiko transmisi penyakit berbahaya (HPV, HIV/AIDS)

● Pemberian transfusi darah, harus melalui serangkaian proses yang teliti dan pertimbangan yang matang

Page 6: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Minimalisasi risiko transfusiMinimalisasi risiko transfusi

● Seleksi akurat terhadap donor dan darah● Uji tapis dan kajian prevalensi penyakit

menular di komunitas donor untuk menghindarkan infeksi melalui transfusi darah dan uji keamanan darah donor

● Progam jaga mutu darah dan produk darah● Jaminan akurasi golongan darah, uji

kompatibilitas, kualitas pemisahan dan penyimpanan komponen darah dan keamanan transportasi darah

● Kesesuaian indikasi bagi penggunaan darah dan produknya

● Seleksi akurat terhadap donor dan darah● Uji tapis dan kajian prevalensi penyakit

menular di komunitas donor untuk menghindarkan infeksi melalui transfusi darah dan uji keamanan darah donor

● Progam jaga mutu darah dan produk darah● Jaminan akurasi golongan darah, uji

kompatibilitas, kualitas pemisahan dan penyimpanan komponen darah dan keamanan transportasi darah

● Kesesuaian indikasi bagi penggunaan darah dan produknya

Page 7: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Pemantauan transfusiPemantauan transfusi

●Sebelum transfusi darah dilakukan

●Pada saat transfusi diberikan ●15 menit setelah transfusi darah

berjalan●Setiap jam selama transfusi darah●Setiap jam dalam 4 jam pertama

setelah transfusi darah

●Sebelum transfusi darah dilakukan

●Pada saat transfusi diberikan ●15 menit setelah transfusi darah

berjalan●Setiap jam selama transfusi darah●Setiap jam dalam 4 jam pertama

setelah transfusi darah

Page 8: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Pasien wanita 25 th, HPPTensi 60, Nadi lemah teraba 160 / menit

Telapak tangan dingin basah, Hb 6 g%

#2 : RL

#3 : RL

#4 : HES

#5 : Transfusi

#1 Posisi Syok

Page 9: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Jika infus cairan sudah cukup (Nadi <100, T-sistolik > 90-100)

ternyata Hb < 7- 8 g/dl, maka disiapkan transfusi.Jika ternyata Hb ≤ 5 g/dl, maka harus segera transfusi

Page 10: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

1. Segera atasi sumber perdarahan2. Bila perlu anestesia, gunakan Ketamin (bila tidak ada kontraindikasi)

Page 11: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Perbandingan komposisi darah dan cairan pengganti perdarahan

Perbandingan komposisi darah dan cairan pengganti perdarahan

H2O

Na

Albumin

Eritrosit

H2O

Na

H2O

Na

Koloid

PlasmaSubstitutes

LarutanKristaloid (RL/NaCl)

Darah

Page 12: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Estimasi SimtomatikEstimasi Simtomatik

●Bila perdarahan menyebabkan terjadinya perubahan tanda vital (hipotensi), maka jumlah darah yang keluar telah mencapai 1000-1200 ml

●Bila terjadi syok hipovolemik, maka jumlah perdarahan telah mencapai 2000-2500 ml

●Bila perdarahan menyebabkan terjadinya perubahan tanda vital (hipotensi), maka jumlah darah yang keluar telah mencapai 1000-1200 ml

●Bila terjadi syok hipovolemik, maka jumlah perdarahan telah mencapai 2000-2500 ml

Page 13: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Efek Perdarahan terhadap Sirkulasi dan Oksigenasi SelEfek Perdarahan terhadap

Sirkulasi dan Oksigenasi Sel

hipotensi

S y o k

Gagal Jantung

Page 14: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

transport O2 normalHb 7-15

Sunder-Plasman 1968

Transport Oksigenselama anemia

Page 15: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Hb 7-8 = tolerable

Hb 10 = optimal

Hb < 5 = critical

HANYA ATAS INDIKASI KHUSUSAda tanda “oxygen-want” :tachycardia, tachypnea, kepala-ringanAda cardiac ischemia, congestive heart failureAda asidosis metabolik, asidosis laktat

OK

Page 16: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Terapi AntibiotikaTerapi Antibiotika

Antibiotika Dosis Keterangan

Ampisilin 1 g IV tiap 4 jam atau 500 mg (oral) tiap 6 jam

Spektrum luas, murah

Benzilpenisilin 10 juta IU IV per 4 jam Ada efek samping seriusefektif untuk kokus Gram (+) dan GO

Kloramfenikol 1 g IV tiap 6 jam Baik untuk sepsis, penekanan sumsum tulang, pantau gambaran darahEfektif untuk Gram (-) dan flora usus

Page 17: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Antibiotika Dosis Keterangan

Gentamisin 1,5 kg/kg BB/dosis IV/IM per 8 jam

Aktif untuk kuman Gram (+), Gram (-) termasuk Klamidia.

Doksisiklin Tetrasiklin

100 mg tiap 12 jam 500 mg tiap 6 jam (jangan diberikan bersamaan dengan susu atau antasida

Sebagai ganti atau kombinasi dengan Ampisilin. Baik dikombinasikan dengan Metronodazol

Metronidazol 1 g IV atau per rektal tiap 12 jam atau 500 mg oral tiap 6 jam

Baik untuk Gram (-) dan Anerob. Dapat dikombinasi-kan dengan Ampisilin dan Doksisiklin. Alternatif dari Klindamisin. Relatif murah dan mudah didapat. Serapan oral mencapai kadar serum yang sama dengan i.v.

Page 18: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

TetanusTetanus

● Pasien dengan imunisasi lengkap dalam 5 tahun terakhir dan lukanya tergolong bersih maka tidak perlu diberikan serum anti tetanus.

● Luka yang terkontaminasi bahan infeksius (risiko tinggi tetanus) harus diberikan 0,5 ml TT dan Imunoglobulin Tetanus (TIG/ATS).

● Bila riwayat imunisasi tak jelas dan luka dengan risiko tinggi tetanus maka berikan TT dan TIG/ATS (jangan menyuntikkan kedua bahan tersebut dengan jarum/tabung suntik dan pada lokasi suntikan yang sama

● Pasien dengan imunisasi lengkap dalam 5 tahun terakhir dan lukanya tergolong bersih maka tidak perlu diberikan serum anti tetanus.

● Luka yang terkontaminasi bahan infeksius (risiko tinggi tetanus) harus diberikan 0,5 ml TT dan Imunoglobulin Tetanus (TIG/ATS).

● Bila riwayat imunisasi tak jelas dan luka dengan risiko tinggi tetanus maka berikan TT dan TIG/ATS (jangan menyuntikkan kedua bahan tersebut dengan jarum/tabung suntik dan pada lokasi suntikan yang sama

Page 19: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

SYOKSYOK

●Tanda-tanda Syok :– nadi cepat dan halus (> 100 X per

menit)– menurunnya tekanan darah (diastolik

< 60 mmHg)– pernafasan cepat (respirasi > 32 X per

menit)– pucat (terutama pada konjungtiva

palpebra, telapak tangan, bibir)– berkeringat, gelisah, apatis/bingung

atau pingsan/tidak sadar

●Tanda-tanda Syok :– nadi cepat dan halus (> 100 X per

menit)– menurunnya tekanan darah (diastolik

< 60 mmHg)– pernafasan cepat (respirasi > 32 X per

menit)– pucat (terutama pada konjungtiva

palpebra, telapak tangan, bibir)– berkeringat, gelisah, apatis/bingung

atau pingsan/tidak sadar

Page 20: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

PENANGANAN AWALPENANGANAN AWAL

● Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital

● Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk mencegah aspirasi muntahan. – Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk

mencegah aspirasi.

● Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui slang atau masker dengan kecepatan 6-8 liter per menit

● Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital

● Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk mencegah aspirasi muntahan. – Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk

mencegah aspirasi.

● Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui slang atau masker dengan kecepatan 6-8 liter per menit

Page 21: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

PENANGANAN AWALPENANGANAN AWAL

● Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja jantung. – Bila setelah posisi tersebut ternyata pasien

menjadi sesak atau mengalami edema paru, maka kembalikan tungkai pada posisi semula dan tinggikan tubuh atas untuk mengurangi tekanan hidrostatik paru

● Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja jantung. – Bila setelah posisi tersebut ternyata pasien

menjadi sesak atau mengalami edema paru, maka kembalikan tungkai pada posisi semula dan tinggikan tubuh atas untuk mengurangi tekanan hidrostatik paru

Page 22: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Terapi DefinitifTerapi Definitif

● Tentukan penyebab syok dan tentukan tindakan segera untuk mengatasi hal tersebut– Perdarahan hipovolemik– Infeksi septik– Nyeri hebat kardiogenik/vasovagal

● Infus/restorasi cairan● Oksigen● Antibiotika● Agen Vasoaktif

● Tentukan penyebab syok dan tentukan tindakan segera untuk mengatasi hal tersebut– Perdarahan hipovolemik– Infeksi septik– Nyeri hebat kardiogenik/vasovagal

● Infus/restorasi cairan● Oksigen● Antibiotika● Agen Vasoaktif

Page 23: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Selalu periksa ketersediaan dan kelengkapan obat-obatan

gawatdarurat

Selalu periksa ketersediaan dan kelengkapan obat-obatan

gawatdarurat

Page 24: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

GAWATDARURAT OBSTETRIK GAWATDARURAT OBSTETRIK

●Perdarahan obstetrik akut●Syok (hemoragik, septik, reaksi

vasovagal, dll)●Serangan eklampsia●Kesulitan bernafas●Overdosis obat●Reaksi anafilaktik

●Perdarahan obstetrik akut●Syok (hemoragik, septik, reaksi

vasovagal, dll)●Serangan eklampsia●Kesulitan bernafas●Overdosis obat●Reaksi anafilaktik

Page 25: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Medikamentosa Gawat Darurat : (1)

Medikamentosa Gawat Darurat : (1)

● Antibiotik– Ampisilin– Amoksilin– Benzatin penisilin– Benzil penisilin– Cefazolin– Ceftriakson– Kloksasilin– Eritromisin– Gentamisin– Metronidazol– Trimetoprim-

Sulfametoksazol

● Antibiotik– Ampisilin– Amoksilin– Benzatin penisilin– Benzil penisilin– Cefazolin– Ceftriakson– Kloksasilin– Eritromisin– Gentamisin– Metronidazol– Trimetoprim-

Sulfametoksazol

● Steroid– Hidrokortison– Betametason– Deksametason

● Anti kejang– Magnesium sulfat– Diazepam

● Antihipertensi– Hidralazin– Nifedipin– Labetolol

● Steroid– Hidrokortison– Betametason– Deksametason

● Anti kejang– Magnesium sulfat– Diazepam

● Antihipertensi– Hidralazin– Nifedipin– Labetolol

Page 26: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Medikamentosa Gawatdarurat: (2)Medikamentosa

Gawatdarurat: (2)● Uterotonika

– Oksitosin *– Ergometrin *– Metil ergometrin– Misoprostol– Prostaglandin E2– 15-metil

prostaglandin F2α

● Anestetik– Ketamin– Lignokain 1% atau

2%– Halotan

● Uterotonika– Oksitosin *– Ergometrin *– Metil ergometrin– Misoprostol– Prostaglandin E2– 15-metil

prostaglandin F2α

● Anestetik– Ketamin– Lignokain 1% atau

2%– Halotan

● Analgetik– Parasetamol– Indometasin– Petidin– Morfin

● Cairan infus– Garam fisiologis– Dekstrosa 5%– Glukosa (10%, 50%)– Ringer Laktat (RL)– Akuades steril

● Analgetik– Parasetamol– Indometasin– Petidin– Morfin

● Cairan infus– Garam fisiologis– Dekstrosa 5%– Glukosa (10%, 50%)– Ringer Laktat (RL)– Akuades steril

* Simpan dalam lemari pendingin

Page 27: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Medikamentosa Gawatdarurat : (3)

Medikamentosa Gawatdarurat : (3)

● Obat-obatan Gawat Darurat lainnya– Furosemid– Nitrogliserin– Nalokson– Prednisolon– Prometazin

● Obat-obatan Gawat Darurat lainnya– Furosemid– Nitrogliserin– Nalokson– Prednisolon– Prometazin

– Adrenalin– Aminofilin– Sulfas Atropin– Kalsium glukonas– Digoksin– Difenhidramin– Efedrin

– Adrenalin– Aminofilin– Sulfas Atropin– Kalsium glukonas– Digoksin– Difenhidramin– Efedrin

Page 28: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Peralatan dan Bahan Gawat Darurat #1

Peralatan dan Bahan Gawat Darurat #1

● Balon dengan sungkup (resusita-tor manual)

● Sungkup muka● Silinder oksigen dengan flow-meter dan

katup aliran, kunci silinder, dan selang● Mesin penghisap / suction

(manual/elektrik) dengan selang dan tabung

● Kateter hisap yang tidak fleksibel (Ø 18)● Kateter hisap yang fleksibel

● Balon dengan sungkup (resusita-tor manual)

● Sungkup muka● Silinder oksigen dengan flow-meter dan

katup aliran, kunci silinder, dan selang● Mesin penghisap / suction

(manual/elektrik) dengan selang dan tabung

● Kateter hisap yang tidak fleksibel (Ø 18)● Kateter hisap yang fleksibel

Page 29: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Peralatan dan Bahan Gawatdarurat #2

Peralatan dan Bahan Gawatdarurat #2

●Guedel (ukuran 90 mm dan 100 mm)●Selang nasofaring (ukuran 28 dan 30)●Pelumas untuk intubasi nasogastrik●Turniket●Alat pengukur tekanan darah●Stetoskop●Senter●Baskom muntah●Bidai lengan

●Guedel (ukuran 90 mm dan 100 mm)●Selang nasofaring (ukuran 28 dan 30)●Pelumas untuk intubasi nasogastrik●Turniket●Alat pengukur tekanan darah●Stetoskop●Senter●Baskom muntah●Bidai lengan

Page 30: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Peralatan dan Bahan Gawatdarurat #3

Peralatan dan Bahan Gawatdarurat #3

● Selimut● Cairan infus (Garam fisiologis dan Dekstrosa 5%)● Set infus, jarum Ø 14 atau 16, dan selang● Plester ● Kasa pembalut● Antiseptik● Spuit hipodermik (5,10,20 ml) dan jarum● Spuit insulin● Benang jahit kromik 3.0 / 2.0 & jarum atraumatik● Kateter Foley (Ø 16 atau 18) dan kantong

penampung● Formulir pencatatan (Grafik cairan, formulir

laboratorium, grafik per jam, dll)

● Selimut● Cairan infus (Garam fisiologis dan Dekstrosa 5%)● Set infus, jarum Ø 14 atau 16, dan selang● Plester ● Kasa pembalut● Antiseptik● Spuit hipodermik (5,10,20 ml) dan jarum● Spuit insulin● Benang jahit kromik 3.0 / 2.0 & jarum atraumatik● Kateter Foley (Ø 16 atau 18) dan kantong

penampung● Formulir pencatatan (Grafik cairan, formulir

laboratorium, grafik per jam, dll)

Page 31: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Peralatan dan Bahan Gawatdarurat #4

Peralatan dan Bahan Gawatdarurat #4

●Peralatan tambahan :– Laringoskop, dengan lampu dan baterai

cadangan– Selang endotrakeal (Ø internal 7 atau

7,5 mm)– Kawat penuntun ETT– Spuit 5 ml (untuk mengembangkan kaf)– Mesin anestesi inhalasi umum– EKG (dengan kertas dan jel)– Defibrilator

●Peralatan tambahan :– Laringoskop, dengan lampu dan baterai

cadangan– Selang endotrakeal (Ø internal 7 atau

7,5 mm)– Kawat penuntun ETT– Spuit 5 ml (untuk mengembangkan kaf)– Mesin anestesi inhalasi umum– EKG (dengan kertas dan jel)– Defibrilator

Page 32: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

RESUSITASIRESUSITASI

●upaya pemulihan kesadaran penderita yang secara klinis dan mendadak atau baru mengalami kehilangan tanda-tanda kehidupan atau

●restorasi fase awal kegagalan fungsi vital, baik sistem pengaturan fungsi vital tunggal maupun majemuk

●upaya pemulihan kesadaran penderita yang secara klinis dan mendadak atau baru mengalami kehilangan tanda-tanda kehidupan atau

●restorasi fase awal kegagalan fungsi vital, baik sistem pengaturan fungsi vital tunggal maupun majemuk

Page 33: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Tahapan ResusitasiTahapan Resusitasi

Dukungan Awal terhadap Fungsi Vital (Basic Life-support)

Airway (Bebaskan jalan nafas)Breathing (Pulihkan napas/ventilasi

buatan)Circulation (Perbaiki sirkulasi)

Dukungan Lanjut terhadap Fungsi Vital (Advanced Life-support)

Drugs and Fluid (Obat dan cairan)Electrocardiography (Pemeriksaan

Jantung)Fibrilation (Atasi gangguan alur

impuls jantung)

Mempertahankan Fungsi Vital (Prolonged Life-support)

Gauging (Penilaian dan terapi lanjutan)

Human Mentation (Pelihara fungsi normal)

Intensive Care (Perawatan Intensif)

Page 34: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Langkah Awal Penanganan Gawat Darurat

Langkah Awal Penanganan Gawat Darurat

● Temani pasien● Minta bantuan dari

petugas yang ada secepatnya

● Hentikan semua tindakan bedah yang sedang berlangsung (kecuali bertujuan menghentikan perdarahan)

● Periksa pernapasan dan mulai RJP sesegera mungkin dibutuhkan

● Temani pasien● Minta bantuan dari

petugas yang ada secepatnya

● Hentikan semua tindakan bedah yang sedang berlangsung (kecuali bertujuan menghentikan perdarahan)

● Periksa pernapasan dan mulai RJP sesegera mungkin dibutuhkan

● Sementara menunggu pertolongan :– Letakkan kepala

lebih rendah – Berikan oksigen

dengan menggunakan sungkup muka atau selang endotrakeal

– Mulai infus dengan garam fisiologis

– Catat waktu– Monitor tanda vital

● Sementara menunggu pertolongan :– Letakkan kepala

lebih rendah – Berikan oksigen

dengan menggunakan sungkup muka atau selang endotrakeal

– Mulai infus dengan garam fisiologis

– Catat waktu– Monitor tanda vital

Page 35: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

Langkah-langkah A-B-C-D Resusitasi Jantung Paru

Langkah-langkah A-B-C-D Resusitasi Jantung Paru

●A = Airway / jalan napas●B = Breathing / pernapasan●C = Circulation / peredaran darah●D = Drugs / obat-obatan

●A = Airway / jalan napas●B = Breathing / pernapasan●C = Circulation / peredaran darah●D = Drugs / obat-obatan

Page 36: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

A = AirwayA = Airway

● Buka jalan napas– Miringkan kepala ke belakang– Angkat dagu dengan posisi jari di belakang

tulang rahang– Buka mulut menggunakan ibu jari di

belakang gigi geraham terakhir

● Lihat, dengar, dan rasakan pernapasan● Hisap cairan sekresi atau muntah● Masukkan alat bantu jalan napas

– Selang nasofaring,– Guedel, atau– ETT

● Buka jalan napas– Miringkan kepala ke belakang– Angkat dagu dengan posisi jari di belakang

tulang rahang– Buka mulut menggunakan ibu jari di

belakang gigi geraham terakhir

● Lihat, dengar, dan rasakan pernapasan● Hisap cairan sekresi atau muntah● Masukkan alat bantu jalan napas

– Selang nasofaring,– Guedel, atau– ETT

Page 37: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

B = BreathingB = Breathing

●Nilai kembali pernapasan setelah jalan napas dibebaskan

●Berikan napas buatan bila pasien tidak bernapas– Balon dengan sungkup (Ambu bag) ke

sungkup– Mulut ke sungkup– Mulut ke mulut (dengan penghalang kasa)– Balon dengan sungkup ke ETT

●Lanjutkan pernapasan 10-12 kali per menit sampai pasien bernapas spontan

●Nilai kembali pernapasan setelah jalan napas dibebaskan

●Berikan napas buatan bila pasien tidak bernapas– Balon dengan sungkup (Ambu bag) ke

sungkup– Mulut ke sungkup– Mulut ke mulut (dengan penghalang kasa)– Balon dengan sungkup ke ETT

●Lanjutkan pernapasan 10-12 kali per menit sampai pasien bernapas spontan

Page 38: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

C = CirculationC = Circulation

● Periksa nadi karotis (bila tidak ada denyut, lakukan kompresi dada)

● Letakkan tangan pada posisi (tumit tangan pertama pada bagian tengah, pertengahan bawah dada di antara putting, tangan kedua di atasnya)

● Lakukan kompresi (tekan sternum 4-5 cm atau 1,5-2 inci)

• Bila 1 penolong, berikan 15 kompresi dalam 10 detik diikuti dengan 2 napas buatan

• Bila 2 penolong, berikan 5 kompresi dalam 3 detik diikuti dengan 1 napas buatan

● Periksa nadi karotis (bila tidak ada denyut, lakukan kompresi dada)

● Letakkan tangan pada posisi (tumit tangan pertama pada bagian tengah, pertengahan bawah dada di antara putting, tangan kedua di atasnya)

● Lakukan kompresi (tekan sternum 4-5 cm atau 1,5-2 inci)

• Bila 1 penolong, berikan 15 kompresi dalam 10 detik diikuti dengan 2 napas buatan

• Bila 2 penolong, berikan 5 kompresi dalam 3 detik diikuti dengan 1 napas buatan

Page 39: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

C = Circulation (lanjutan)C = Circulation (lanjutan)

●Hentikan RJP setelah 1 menit dan setiap 1-2 menit untuk memeriksa pernapasan spontan dan atau denyut nadi

●Lanjutkan RJP sampai pasien merespon atau minimal 30 menit

●Pasang monitor EKG bila tersedia, dan lanjutkan RJP

●Hentikan RJP setelah 1 menit dan setiap 1-2 menit untuk memeriksa pernapasan spontan dan atau denyut nadi

●Lanjutkan RJP sampai pasien merespon atau minimal 30 menit

●Pasang monitor EKG bila tersedia, dan lanjutkan RJP

Page 40: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

D = DrugsD = Drugs

● Pasang saluran infus● Netralkan efek narkotik atau sedatif

– Netralkan narkotik dengan nalokson, 2 mg IV, IM, SK, atau sublingual setiap 2-3 menit. Dosis total = 10 mg

– Netralkan benzodiazepin dengan flumazenil (0,2 mg setiap 15 menit, setiap menit; dosis total=1 mg) ATAU Fisostigmin (0,5-2,0 mg IM atau IV lambat; 1 mg setiap 1 menit; ulang dengan interval 10-30 menit bila dibutuhkan)

● Berikan obat tambahan (tergantung EKG)

● Pasang saluran infus● Netralkan efek narkotik atau sedatif

– Netralkan narkotik dengan nalokson, 2 mg IV, IM, SK, atau sublingual setiap 2-3 menit. Dosis total = 10 mg

– Netralkan benzodiazepin dengan flumazenil (0,2 mg setiap 15 menit, setiap menit; dosis total=1 mg) ATAU Fisostigmin (0,5-2,0 mg IM atau IV lambat; 1 mg setiap 1 menit; ulang dengan interval 10-30 menit bila dibutuhkan)

● Berikan obat tambahan (tergantung EKG)

Page 41: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

KesimpulanKesimpulan

●Klien dan Penyedia Jasa harus selalu siap menghadapi kegawat daruratan dalam kehamilan atau selama proses kelahiran

●Kesiapan Penyedia Jasa harus termasuk kesiapan peralatan dan perbekalan dan deskripsi kerja yang jelas untuk semua staf yang bertugas

●Respon awal adalah kunci dari penyelamatan jiwa/nyawa

●Klien dan Penyedia Jasa harus selalu siap menghadapi kegawat daruratan dalam kehamilan atau selama proses kelahiran

●Kesiapan Penyedia Jasa harus termasuk kesiapan peralatan dan perbekalan dan deskripsi kerja yang jelas untuk semua staf yang bertugas

●Respon awal adalah kunci dari penyelamatan jiwa/nyawa

Page 42: 04 Kegawatdaruratan Medik-SR

ReferensiReferensi

1. EngenderHealth’s Emergency Management for the Operating and Recovery Rooms, Reference Manual, 2000

2. WHO/JHPIEGO’s Managing Complications of Pregnancy and Childbirth

3. St Francis Hospital, Nsambya, Kampala, Uganda Emergency Team Guidelines

1. EngenderHealth’s Emergency Management for the Operating and Recovery Rooms, Reference Manual, 2000

2. WHO/JHPIEGO’s Managing Complications of Pregnancy and Childbirth

3. St Francis Hospital, Nsambya, Kampala, Uganda Emergency Team Guidelines