03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

47
25 BAB III PEKERJAAN ARSITEKTUR A. PEKERJAAN PASANGAN A.1. Pekerjaan Pasangan Batu Gunung 1. Lingkup Pekerjaan a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. b. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok dan perekatnya, menyiapkan tempat yang akan dipasang pasangan batu gunung, serta pelaksanaan pekerjaan batu gunung sendiri di tempat, satu dan lain hal sesuai dengan gambar-gambar serta potongan. 2. Spesifikasi Bahan a. Batu kali/gunung/belah yang keras, ukurannya rata sama, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 pasal 19. b. Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan yang tersebut dalam NI-8 satu dan lain hal sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton dengan pasangan bata. c. Pasir yang digunakan dalam pekerjaan ini jenis pasir pasang, yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 14 ayat 2. Satu dan lain hal sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton. d. Air untuk mengaduk semen pasir tersebut di atas harus bersih, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 pasal 10. 3. Persyaratan Pelaksanaan a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemasangan, harus dibuat profil-profil / bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan/Perencana. b. Dasar Galian harus diurug pasir urug setebal 5 cm, disiram sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat. c. Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kosong tebal 10 cm atau sesuai Gambar Kerja. d. Pasangan batu gunung untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1 PC dan 4 Pasir, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan aduk kedap air dengan campuran 1 PC : 2 Pasir setinggi 20 cm dihitung dari permukaan atas pondasi ke bawah.

description

RKS GEDUNG

Transcript of 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

Page 1: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

25

BAB III

PEKERJAAN ARSITEKTUR

A. PEKERJAAN PASANGAN

A.1. Pekerjaan Pasangan Batu Gunung

1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk

melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan

sempurna.

b. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok dan perekatnya,

menyiapkan tempat yang akan dipasang pasangan batu gunung, serta

pelaksanaan pekerjaan batu gunung sendiri di tempat, satu dan lain hal

sesuai dengan gambar-gambar serta potongan.

2. Spesifikasi Bahan

a. Batu kali/gunung/belah yang keras, ukurannya rata sama, satu dan lain hal

sesuai dengan NI-3 pasal 19.

b. Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi

persyaratan yang tersebut dalam NI-8 satu dan lain hal sama dengan yang

disyaratkan untuk pekerjaan beton dengan pasangan bata.

c. Pasir yang digunakan dalam pekerjaan ini jenis pasir pasang, yang memenuhi

syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 14 ayat 2. Satu dan lain hal

sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

d. Air untuk mengaduk semen pasir tersebut di atas harus bersih, satu dan lain

hal sesuai dengan NI-3 pasal 10.

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemasangan, harus dibuat profil-profil /

bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan

ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah mendapat persetujuan dari

Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan/Perencana.

b. Dasar Galian harus diurug pasir urug setebal 5 cm, disiram sampai jenuh,

diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.

c. Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kosong tebal 10 cm atau

sesuai Gambar Kerja.

d. Pasangan batu gunung untuk pondasi menggunakan adukan dengan

campuran 1 PC dan 4 Pasir, terkecuali disyaratkan kedap air seperti

tercantum dalam Gambar Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan aduk kedap

air dengan campuran 1 PC : 2 Pasir setinggi 20 cm dihitung dari permukaan

atas pondasi ke bawah.

Page 2: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

26

e. Adukan harus membungkus batu gunung sedemikian rupa sehingga tidak ada

bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian

tengah.

f. Apabila di atas pasangan batu gunung akan dipasang dinding bata, maka

setiap jarak 100 cm as-as harus ditanam minimal stek 12 mm untuk sloof

dan dinding pasangan yang tercantum dalam Gambar Kerja.

g. Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis harus ditanam stek-stek

tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi sama dengan tulangan

pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.

h. Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimal 40

kali diameter tulangan pokok atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar

Kerja. Demikian pula dengan bagian stek yang tidak tertanam atau mencuat

ke atas sepanjang 40 kali diameter tulangan pokok atau sesuai dengan

ukuran dalam Gambar Kerja. Jarak antara stek-stek ini adalah setiap 3.00 m

dan / atau seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja.

A.2. Pekerjaan Pasangan Batu Bata

1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk

melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan

sempurna.

b. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan untuk pekerjaan pasangan

bata, penyediaan tempat yang akan didirikan dinding dan melaksanakan

pekerjaan pemasangan batu bata untuk pembuatan dinding atau lainnya,

satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan

potongan. Penyedia Jasa wajib meneliti/melengkapi sendiri lingkup pekerjaan

ini.

2. Spesifikasi Bahan

a. Batu Bata

Harus matang pembakarannya, bila direndam dalam air akan tetap utuh,

tidak pecah atau hancur. Ukuran batu bata 200 x 100 x 50 mm atau

disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding yang disyaratkan dalam Gambar

Kerja. Karena itu Penyedia Jasa harus memberikan contoh pada Pengawas

Lapangan sebelumnya untuk diperiksa kualitasnya. Apabila bahan-bahan

yang datang, oleh Pengawas Lapangan dianggap tidak memenuhi syarat,

Pengawas Lapangan berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Penyedia

Jasa wajib mengangkutnya ke luar lokasi pembangunan.

Page 3: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

27

b. Semen / Portland Cement (PC)

Bahan semen yang digunakan sama dengan semen / PC untuk konstruksi

beton. Semen yang datang di lokasi pekerjaan dan menunggu pemakaiannya,

harus disimpan di dalam gudang yang lantainya kering dan 30 cm lebih tinggi

dari permukaan tanah di sekitarnya. Bilamana pada setiap pembukaan

kantong, ternyata semennya sudah membatu, maka semen tersebut harus

disingkirkan keluar lokasi pembangunan dan tidak boleh dipergunakan.

Supplier / pedagang yang mengirimkan semen untuk pekerjaan ini hendaknya

dapat menunjukan sertifikasi dari pabriknya. Semen yang sudah lembab atau

menunjukkan gejala membatu akan ditolak. Secepatnya semen yang ditolak

harus dikeluarkan dari lokasi pembangunan untuk menghindari hal-hal yang

tidak diinginkan.

c. Pasir Pasang

Bahan yang digunakan sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi

beton. Pasir yang dimaksud harus bersih, pasir asli yang bebas dari segala

macam kotoran dan bahan-bahan kimia, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3

pasal 14 ayat 2. Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat

tersebut di atas, Pengawas Lapangan berhak memerintahkan untuk mencuci

pasirnya, melihat hasilnya sampai didapat persetujuan. Khusus untuk plester,

harus dicarikan pasir yang lebih halus.

d. Pasangan Kedap Air

Untuk dinding-dinding biasa yang di atas tanah, pasangan kedap air dengan

perbandingan 1 (satu) semen PC dan 2 (dua) pasir dimulai dari sloof sampai

30 cm di atas lantai. Untuk dinding dapur, pantry, kamar mandi, pasangan

kedap air minimum sampai setinggi keramik ( 175 cm dari lantai), satu dan

lain hal sesuai gambar Denah dan Potongan. Pasangan biasa dengan adukan

1 (satu) semen PC dan 4 (lima) pasir, berada di atas pasangan kedap air

tersebut. Tebal tembok jadi adalah 15 cm (termasuk plin), satu dan lain hal

sesuai dengan gambar Denah dan Potongan.

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Sebelum dimulai pemasangan, maka batu batanya harus direndam lebih

dahulu di dalam air selama setengah jam atau sampai jenuh dan permukaan

yang akan dipasang harus juga basah.

b. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu

yang besarnya memenuhi syarat. Dalam mencampur semen dan pasir harus

di dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran

plastis. Adukan yang sudah mengering /kering tidak boleh dicampur dengan

adukan yang baru.

Page 4: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

28

c. Dalam satu hari pasangan tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu meter). Dari

pengakhiran pasangan satu hari tersebut harus dibuat bertangga menurun

dan tidak tegak berdiri untuk menghindari retak dikemudian hari. Tebalnya

siar batu bata tidak boleh kurang dari 1 (satu) cm atau 10 mm dan siarnya

harus benar-benar pada adukannya.

d. Semua pasangan baru dijaga jangan sampai terkena sinar matahari langsung

dengan menutupnya memakai karung basah.

e. Tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu dengan

menyumbatnya memakai batang pisang untuk diameter besar, sedangkan

untuk diameter lebih kecil dipakai potongan bambu.

f. Semua pasangan bata harus rata (horizontal) dan tiap-tiap kali diukur dari

lantai, dengan menggunakan benang. Pemasangan benang tidak boleh lebih

dari 30 cm di atas pasangan di bawahnya. Pada semua pasangan bata

setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikat yang sempurna. Tidak

dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separuh panjang, kecuali sesuai

peraturannya (di sudut). Lapisan yang satu dengan lapisan yang di atasnya

harus berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan satu batu dan

pasangannya lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk/peraturan

seharusnya.

g. Pada tiap-tiap pertemuan dinding pasangan bata tegak lurus, di atas setiap

lubang pintu dan jendela atau lubang lain serta dimana luas dinding tidak

lebih dari 12 m2, baik tergambar maupun tidak, dipasang kolom/balok beton

praktis yang merupakan bingkai, kecuali satu dan lain hal disesuaikan dengan

gambar. Ukuran untuk balok/kolom praktis tersebut setebal dinding bata

dengan pembesian 4 Ø10 sengkang Ø8 - 150. Semua pertemuan tegak lurus

harus benar-benar bersudut 90º.

h. Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus diketok sedalam 0.5

cm sehingga adukannya akan cukup mengikat plesteran yang akan dipasang.

i. Bilamana di dalam pemasangan ternyata terdapat batu bata yang cacat atau

tidak sempurna, maka batu bata ini harus diganti dengan yang kondisinya

baik atas biaya kontraktor.

j. Di tempat yang akan terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain,

pasangan bata hendaknya ditinggalkan sampai rangka kusen selesai dan

dipasang ditempat yang tepat.

k. Lubang untuk alat-alat listrik :

a). Dimana akan dipasang pipa-pipa dan atau alat-alat yang ditanam dalam

dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata

sebelum diplester.

Page 5: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

29

b). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan

adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan

bersama-sama dengan plesteran seluruhnya di bidang tembok.

A.3. Pekerjaan Plesteran

1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk

melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan

sempurna.

b. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan

dinding/tempat yang akan diplester, serta pelaksanaan pekerjaan plesteran

itu sendiri pada dinding yang akan diselesaikan dengan cat, satu dan lain hal

sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan notasi penyelesaian

dinding.

2. Spesifikasi Bahan

a. Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi

persyaratan seperti pada semen untuk konstruksi beton, satu dan lain hal

sesuai dengan NI-8. Merk/hasil produksi pabrik dari semen untuk pekerjaan

ini akan ditentukan kemudian.

b. Pasir yang harus digunakan ini harus halus dengan warna asli. Satu dan lain

hal sesuai dengan persyaratan yang tersebut dalam NI-3 pasal 14 dan

setelah mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

c. Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut di atas satu dan lain hal dengan

pasal 10 dari NI-3.

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara

pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 menit.

b. Beraben adalah plesteran kasar dengan campuran adukan kedap air yaitu 1

PC : 2 Pasir. Dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata

yang tertanam dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.

c. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 4 Pasir. Adukan plesteran ini untuk

menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian dalam

bangunan terkecuali dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam Gambar

Kerja.

d. Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 2 Pasir. Adukan plesteran ini

untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian luar /

tepi bangunan, semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan

batu bata seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

Page 6: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

30

e. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat

sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran

halus ini adalah pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk plesteran

sebagai lapisan dasar berumur 7 (tujuh) hari/sudah kering benar.

f. Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa

sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan

pemasangan.

g. Terkecuali untuk beraben, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan.

Permukaan plesteran tersebut, khususnya plesteran halus, harus rata, tidak

bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga serta berlubang, tidak

mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.

h. Sebelum pelaksanaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata dan

beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian

diketrek / scratched. Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau

formtie harus tertutup adukan plesteran.

i. Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu

bata dan beton yang akan di-finishing dengan cat.

j. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin

keramik dan lainnya, maka permukaan plesterannya harus diberi alur-alur

garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap

bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan

finishing tersebut cat.

k. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan

dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai

peil-peil yang diminta dalam Gambar Kerja. Tebal plesteran minimal 10 mm,

maksimal 25 mm. Jika ketebalan melebihi 30 mm, maka diharuskan

menggunakan kawat strimin yang diikatkan ke pemukaan pasangan batu

bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.

l. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau

pencembungan bidang tidak boleh melebihi 2 mm untuk setiap jarak 2 m.

m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung

dengan wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi

permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik

matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan

air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah

pengacian selesai, Penyedia Jasa harus selalu menyiram dengan air

sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh. Jika terjadi keretakan,

Penyedia Jasa harus membongkar dan memperbaiki sampai hasilnya

dinyatakan diterima Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

Page 7: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

31

n. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum

plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

B. PEKERJAAN WATERPROOFING

1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk

melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan

sempurna.

b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan waterprofing pada

treatment, plat lantai atap, daerah basah, trench serta bagian-bagian lain

yang dinyatakan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan harus sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pabrik dan standar

lainnya, seperti NI-3, ASTM D, ASTM E, UNI, UEAtc.

b. Bahan adalah waterproofing type membrane yang terbuat dari Acrylic, Zat

Pewarna dan Filler Komposisi pemakaian adalah 0,6 – 1,0 Kg bahan untuk 1

m2.

c. Jenis bahan yang digunakan produk CRONFLEX, FOSROC, SIKA, atau setara

lainnya.

d. Perlindungan terhadap waterproofing menggunakan screed (perbandingan 1

Pc : 3 Psr).

e. Dak beton atap dan topi plat beton menggunakan waterprofing type

membrane.

f. Waterproofing yang digunakan harus bergaransi 5 tahun, dengan kualitas

yang baik, tahan lama dan tidak bocor.

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Persiapan Permukaan

a) Permukan plat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus

benar-benar bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan

tajam yang permanen dari tumpahan atau cipratan adukan dan dalam

kondisi kering (baik dalam arti kata kering leveling screed maupun

kering permukaan).

b) Semua pertemuan 90° atau sudut yang lebih tajam harus dibuat

tumpul, yaitu penutup sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air

1 Pc : 3 Psr atau seperti tercantum dalam gambar kerja.

c) Dalam leveling screed digunakan campuran kedap air 1 Pc : 3 Psr,

dibentuk menggunakan benang waterpass arah kemiringannya (arah

kemiringan menuju ke lubang-lubang talang dan floordrain ± 1%)

Page 8: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

32

d) Khusus lapisan screed pada bagian atap dan talang beton harus

menggunakan tulangan susut wire mesh yang terpasang di tengah

ketebalan screed dan sebelum dipasang harus didatarkan dulu sehingga

tidak melengkung.

e) Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah ditentukan dan

diratakan permukaannya (dihaluskan) dengan menggunakan raskam,

digosok sedemikian rupa dengan raskam tadi sehingga gelembung-

gelembung udara yang terperangkap di dalam adukan screed dapat

keluar.

f) Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen

sambil digosok lagi dengan roskam besi sehingga merata. Setelah

lapisan screed kering tidak boleh diaci.

g) Setelah kering udara ±24 jam, screed baru ini harus dilindungi dari

kemungkinan pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi permukaan

atasnya dengan karung goni yang sudah dibasahi air terlebih dahulu

dan dijaga kondisi basahnya.

h) Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal 7 (tujuh)

hari dalam kondisi cuaca cerah. Untuk cuaca buruk (hujan) tidak

termasuk dalam perhitungan waktu pengeringan screed.

b. Lapisan Waterprofing

a) Permukaan beton yang akan dipasang waterproofing harus dalam

keadaan kering, bebas dari kotoran dan debu.

b) Perkerjaan undercoat (coating I) sebagai lapisan pertama dengan

komposisi 0,2 Kg/m2,

c) Pekerjaan coating yang ke dua dilakukan setelah tenggang waktu ± 1

(satu) jam dari pekerjaan pertama dengan komposisi 0,3 Kg / m2.

d) Pekerjaan coating yang ke tiga dilakukan setelah tenggang waktu ± 1

(satu) jam dari pekerjaan ke dua dengan komposisi 0,3 Kg / m2.

e) Pelaksanaan waterproofing pada daerah talang (roof drain) masuk ke

dalam talang sepanjang ± 10 cm.

f) Pada pelaksanaan waterproofing ini, harus dilindungi dari sengatan

matahari dengan menggunakan tenda-tenda.

g) Waterproofing yang sudah terpasang tidak boleh terinjak-injak apalagi

oleh sepatu atau alas kaki yang tajam. Penyedia Jasa harus melindungi

dan melokalisir daerah yang sudah terpasang waterproofing ini. Pada

daerah listplank beton, waterproofing harus dipasang mengikuti bentuk

lisplang.

h) Penyedia Jasa harus menghentikan pekerjaan apabila terjadi hujan dan

melanjutkan kembali setelah lokasi benar-benar kering.

Page 9: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

33

c. Lapisan Pelindung

a) Setelah waterproofing terpasang, maka di atas permukaannya diberi

lapisan perlindungan screed (perbandingan 1 Pc dan 3 Pasir), setebal 3

cm dengan menggunakan tulangan susut wiremesh yang terletak di

tengah-tengah adukan screed.

b) Untuk mengatur jarak/ketebalan screed, harus digunakan beton decking

setebal 1,5 cm tiap jarak 0.5 m.

c) Permukaan screed ini dihaluskan dengan roskam pada saat kondisi

screed setengah kering dengan jalan menaburkan semen dan

menggosoknya hingga licin.

d) Setelah semua pemasangan lapisan waterproofing dan sebelum

palaksanaan lapisan pelindung, Penyedia Jasa harus melaksanakan

pengujian kebocoran terutama untuk permukaan horizontal plat atap.

Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke area yang tertutup

lapisan waterproofing hingga ketinggian air minimum 50 mm dan

dibiarkan selama 3 x 24 jam. Beri tanda bagian-bagian yang tidak

sempurna atau bocor. Untuk plat atap yang miring harus dibagi menjadi

beberapa segmen agar genangan air tidak perlu tinggi di titik plat

terendah.

e) Penyedia Jasa wajib mengadakan pengamanan dan perlindungan

terhadap pemasangan yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan

pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya. Apabila terdapat

kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian Penyedia Jasa baik pada

waktu pekerjaan ini dilakukan/ dilaksanakan maupun pada saat

pekerjaan telah selesai, maka Penyedia Jasa harus

memperbaiki/mengganti bagian yang rusak tersebut sampai dinyatakan

dapat diterima oleh Pengguna Jasa/ Perencana. Biaya yang timbul

untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab Penyedia Jasa.

C. PEKERJAAN PLAFOND

PLAFON PVC

1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk

melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan

sempurna.

b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjan pemasangan plafond PVC atau

seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

Page 10: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

34

2. Persyaratan Bahan

a. Spesifikasi Plafond PVC

a) Jenis : PVC (Polyvinyl Chloride)

b) Tebal : 8 mm

c) Lebar : 20 - 25 cm

d) Panjang : 300 – 500 cm

e) Keunggulan : Tahan air, anti rayap, tanpa finshing, ringan, dan

tidak menjadi sumber api

f) Merk : Shun Da Plafond atau setara

b. Rangka plafon dari bahan baja hollow yg anti karat.

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Penyedia Jasa agar meneliti

gambar-gambar dan kondisi/keadaan di lapangan, dan diwajibkan kepada

Penyedia Jasa untuk membuat shop drawing menggambarkan mengenai sistem

pemasangan dan juga pola pemasangan plafon.

b. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang

dalam pelaksanaannya sangat berkaitan.

c. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjan lain yang terletak di

atas langit-langit tersebut harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain

elektrikal, AC, fire alarm/fire detector, sprinkler dan perlengkapan instalasi lain

yang diperlukan.

d. Apabila pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam gambar

rencana plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang

lain. Untuk detail pemasangan, Penyedia Jasa harus berkonsultasi dengan

Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan/Perencana.

Langit-langit harus sesuai dengan pola gambar kerja dan wajib diperhatikan

terhadap peil rencana. Rangka yang datar harus rata air.

4. Penggunaan Plafond PVC

PVC Plafond merupakan plafon yang terbuat dari bahan berkualitas dan unggul.

PVC Plafond adalah jenis plafon yang banyak digunakan dalam sebuah bangunan.

Keunggulan PVC Plafon dapat dilihat dari segi pemasangannya. PVC Plafond ini

merupakan jenis plafon yang mudah dipasang dan mudah pula dibongkar karena

pembuatannya menggunakan system knock down.

PVC plafon yang dibuat dengan mesin teknologi tinggi ini juga merupakan sebuah

plafon yang mudah dibawa kemana – mana karena bebannya yang sangat ringan

dan anti air. Selain itu PVC plafon ini mempunyai kemampuan untuk meredam

panas dan dapat turut serta dalam pengurangan pemanasan global. PVC plafon ini

juga lebih menghemat waktu dan juga biaya karena dengan kemudahan pemasa

Page 11: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

35

ngan, waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan pun tidak terlalu lama, dan

pemasangannya pun cukup mudah.

Hal yang utama dari PVC plafond ini adalah dapat meredam kesalahan arus listrik

misalnya ketika terjadi arus pendek listrik, maka PVC plafond dapat meredam api

yang timbul dari kesalahan arus listrik pendek tersebut.

5. Cara Pemasangan Plafond PVC

a. Pasang rangka hollow sesuai ukuran ruangan.

b. Memotong list menjadi sudut 45º, kemudian ditempatkan pada sisi-sisi dinding.

c. Kencangkan list dengan sekrup pada rangka hollow.

d. Potong plafon sesuai ukuran dengan pisau cutter/gergaji.

e. Pasang plafon sesuai urutan.

f. Kancing / kunci plafon menggunakan sekrup.

D. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

1. Kusen dan Daun Pintu/Jendela Kayu

a. Lingkup Pekerjaan

Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan kusen,

dan daun pintu/jendela.

Pekerjaan sehubungan yang diuraikan terpisah, yaitu:

1) Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan kaca.

2) Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan cat kilat/minyak.

3) Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan kunci dan penggantung

untuk pintu.

b. Ketentuan

1) Pengeringan

Kayu dikeringkan dengan proses dry-clean (oven) di pabrik yang

khusus mempunyai instalasi pengeringan dengan proses dry-clean

(oven).

Kusen dan daun pintu/jendela harus merupakan suatu produk jadi

dari bengkel kerja yang mempunyai tenaga ahli/kerja dan

peralatan yang lengkap untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

Bengkel kerja yang akan dipakai telah mendapat

penelitian/pengujian dan persetujuan dari Pengawas Lapangan.

2) Finishing

Finishing permukaan kusen dan daun pintu/ jendela kayu dengan

Cat kilat minyak dari Produk Kuda Terbang, Bee Brand atau

setara, yang ketentuan pelaksanaannya diuraikan tersendiri.

Hal-hal yang harus diserahkan sebelum mulai pelaksanaan:

Page 12: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

36

Contoh bahan-bahan yang akan digunakan.

Contoh kerja pembuatan pintu/jendela.

Apabila ditentukan lain Finishing cat kayu adalah dari produk ICI

GLOSS atau setara seperti diuraikan pada pembahasan tentang

pengecatan.

c. Perlindungan

Segala kerusakan yang terjadi menjadi beban dan tanggung jawab

sepenuhnya Pelaksana Pekerjaan untuk memperbaiki atau menggantinya.

d. Material Kayu

1) Kayu kualitas terbaik kelas kuat I, kelas awet I serta mutu A menurut

NI-5 PKKI 1961, telah dikeringkan dengan proses dry-clean (oven) dan

telah diawetkan, diproduksi dengan mesin serta dalam keadaan lurus

dipakai untuk rangka dan kusen pintu ukuran 5/13, pemakaiannya

sesuai ketentuan di dalam gambar rencana. Sedangkan untuk daun

jendela menggunakan kayu kualitas kuat II.

2) Kaca yang digunakan adalah jenis float glass produk Asahimas atau

setara, dengan ketentuan ukuran dan jenis berwarna atau jernih sesuai

dengan gambar rencana.

e. Pelaksanaan

1) Kusen dan daun pintu/jendela difabrikasi di lapangan atau di bengkel,

dilaksanakan menurut ukuran dan bentuk yang tertera di dalam gambar

rencana, dengan hasil pengerjaan kayu harus membentuk permukaan

yang halus, rata dan lurus serta sambungan yang rapi, kokoh dan kuat.

2) Sambungan kayu dilaksanakan sesuai dengan aturan umum yang

berlaku pasangan kusen pada dinding/kolom harus menggunakan

angker besi sebagai penguatnya, dengan ketentuan jumlah dan posisi

pemasangan sesuai peraturan teknis yang umum berlaku (Peraturan

Bangunan Nasional).

3) Dalam hal pertemuan kusen pada kolom/dinding beton belum tersedia

angker besi, dapat digunakan angker sistem ramset dengan jumlah dan

posisi seperti pasangan angker pada umumnya.

4) Angker-angker arah ke samping, jarak maximumnya 50 cm (rata-rata 3

atau 4 buah angker setiap sisi). Angker dibuat dari besi bulat diameter

12 mm.

5) Pasangan kusen terhadap dinding/tembok harus selalu ada alur/celah

pemasangan selebar 8 mm, dalamnya 10 mm serta terpasang pada

permukaan lantai tanpa sepatu.

6) Pemasangan alat-alat penggantung dan pengunci harus dilakukan oleh

tukang pintu yang berpengalaman dan ahli dalam bidang ini serta

Page 13: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

37

dengan aturan dan peralatan yang sesuai dan direkomendir oleh pabrik

pembuat kunci.

7) Tiap-tiap pemasangan daun pintu pada tempat kedudukkannya harus

menggunakan 3 (tiga) buah engsel ukuran 4” dan 1 (satu ) set kunci.

8) Khusus untuk daun pintu ganda, pada sebuah daun pintunya dilengkapi

dengan 2 (dua) set espagnolet yang dipasang 1 di atas dan 1 di bawah.

9) Pemasangan kaca, kunci, penggantung dan pengecatan, persyaratan

teknis pelaksanaannya diuraikan tersendiri/terpisah pada bagian lain.

2. Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu /Jendela Bahan Unplasticized Poly Vinyl

Chloride (UPVC)

1. Lingkup Pekerjaan

a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan,

hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan kusen dan daun pintu/jendela UPVC dipasang pada bagian

bangunan yang tertera dalam gambar rencana serta seluruh detail seperti

yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar rencana.

2. Persyaratan Bahan

a. UPVC yang merupakan singkatan dari Unplasticized Poly Vinyl Chloride,

thermolplastic yang diperoleh dari garam dan minyak mentah. UPVC adalah

salah satu bentuk dari plastic yang menawarkan kekuatan dan keamanan.

UPVC tidak mempunyai kandungan elemen plasticizers di dalamnya

membuat UPVC lebih bersifat rigid dan memiliki daya tahan suhu yang lebih

baik dengan kandungan thermally stabilizers didalamnya. Material ini

merupakan pengolahan dari plastik yang mengalami proses tertentu

sehingga sifat lentur/plastisnya dihilangkan. Hasil akhir material ini menjadi

keras, lebih kuat daripada PVC. Material UPVC selalu diperkuat dengan besi

(steel reinforcement), sehingga lebih kokoh. Tebal kusen dan daun UPVC

60 mm – 70 mm.

b. Merk yang bisa digunakan setara dengan Conch, Bosca, Aton, Rehau,

Broco, Fenster, atau merk lain yang setara.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Profil UPVC diperkuat dengan rangka besi lapis galvanis yang berguna

untuk:

Menguatkan agar lebih rigid, berguna untuk instalasi ke tembok, untuk

instalasi hardware.

Page 14: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

38

b. Karet yang digunakan oleh Pintu dan Jendela UPVC :

Menggunakan karet berbahan campuran antara karet dan plastik

menjadikan lebih tahan getas.

c. Locking System & Hardware yang digunakan :

Multipoint locking, rambuncis, casement, engsel kupu-kupu, support arms,

flush bolt, floor hinge.

d. Jendela dan Pintu UPVC menggunakan teknik penyambungan welding

system :

UPVC dipanaskan s/d 250° C pada titik penyambungan menjadikan las

titik sambungan akan lebih keras dibanding dengan bagian yang tidak di las.

e. Pintu & Jendela UPVC dilengkapi dengan drainage :

Menggunakan drainage agar air tidak tergenang.

4. Penggunaan UPVC

a. Penggunaan daun jendela yang overlap dengan kusen sehingga akan

didapatkan isolasi yang lebih baik dibandingkan sistem material lain.

b. Meminimalkan kebocoran energi, misalnya pada ruangan ber AC. Bahan

UPVC memiliki tingkat insulasi yang sangat tinggi. UPVC yang tebal dan

rancangan struktur UPVC dengan pola multi rongga telah dibuktikan dapat

menjaga temperatur dan suhu dalam ruangan tetap konstan. Sebagai

hasilnya proses perpindahan panas ataupun dingin sangatlah rendah.

c. Kemampuannya dalam menahan tembusnya suara ke dalam ruangan,

sehingga membuat lebih kedap suara dibandingkan material lain. Kusen

UPVC dirancang khusus sehingga dapat mengurangi kebisingan dan

tentunya suasana interior bangunan Anda menjadi semakin nyaman.

Dengan Profil UPVC tingkat kebisingan bisa dikurangi hingga 70%

dibandingkan dengan Aluminium.

d. Sifat materialnya yang kurang merambatkan suara dibandingkan logam.

Disamping itu karet profilnya mempunyai tempat khusus sehingga tidak

kendor seperti yang terjadi di alumunium dan terdapat pada kusen maupun

di daunnya. Hal ini diperkuat dengan sistem yang overlapping antara

keduanya.

e. Kusen UPVC akan memberikan perlindungan maksimal dalam hal keamanan

karena kusen UPVC dirancang dan dibuat sesuai dengan standart Eropa.

Titik penguncian di berbagai tempat (Multi Point Lock) akan menjaga rumah

Anda tetap aman.

f. Kusen UPVC dibuat dengan menggunakan formula yang mengandung bahan

Titanium Dioxide yang dapat memberikan kekuatan untuk jangka panjang

serta memberikan perlindungan terhadap sinar UV dan juga elemen-elemen

Page 15: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

39

yang dapat mengakibatkan korosi. Jadi Kusen UPVC sangat layak untuk

dipakai disegala jenis cuaca maupun lingkungan. UPVC dapat menahan

terpaan hujan lebat dan angin kencang, serta dapat menahan suhu cuaca

sampai pada ketinggian 65˚C.

g. Bahan UPVC tidak menimbulkan api apabila dibakar karena UPVC adalah

Unplasticide Polyvinyl Chloride, Apabila terjadi kebakaran bahan UPVC dapat

memperlambat proses pembakaran pada struktur permukaannya.

h. Bahan UPVC tidak memerlukan perawatan dan bebas rayap untuk seumur

hidup

i. UPVC merupakan profil yang bisa didaur ulang sehingga tidak menimbulkan

polusi dan pencemaran terhadap lingkungan.

j. Merupakan turunan dari plastik yaitu unplasticized poly vinyl chloride

(UPVC). Material ini diproses dengan proses tertentu sehingga sifat

plastisnya minimal.

k. UPVC tahan rayap, tidak muai susut, mudah perawatannya hanya butuh

perawatan yang minimal dengan mengelapnya secara rutin, kedap suara

dan tahan bocor.

l. Pemesanan ukuran pintu jendela disesuaikan dengan ukuran lapangan, jadi

tidak menyediakan produk berukuran standar.

5. Cara Pemasangan

a. Kusen pintu dengan sepatu ialah teknik pemasangan kusen pintu yang

mana kedua ujung kaki kusen tidak menyentuh keramik/lantai alias

dibuatkan sepatu berupa lapisan bata atau campuran semen/beton setinggi

5-10 sentimeter dari level lantai, setelah terlebih dahulu ditancapkan besi

atau paku di bagian bawah untuk penguat. Mungkin kalau kusen jendela

sedikit berbeda.

b. Tujuan pembuatan sepatu ialah supaya kusen pintu (khususnya kamar

mandi) tidak cepat rusak akibat terkena air sewaktu mengepel dan mencuci

lantai. Ini adalah cara lama yang tidak artistik dan mengurangi nilai

keindahan kusen itu sendiri. Kalau pintu UPVC memiliki perbedaan dengan

jendela UPVC karena posisi jendela agak lebih tinggi.

c. Kusen pintu terjepit, yaitu teknik pemasangan dengan kedua kaki kusen

yang tertanam di lantai sedalam beberapa sentimeter dan mendapat jepitan

dari ubin (keramik) lantai yang terpasang di sekelilingnya. Cara ini yang

lebih mementingkan keindahan dan banyak dipergunakan saat ini. Misalnya

saja pintu UPVC, dsb.

d. Kusen pintu sistem fischer merupakan teknik yang praktis. Teknik ini

mengandalkan kekuatan sekrup fischer yang diborkan dan ditanam bersama

Page 16: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

40

kusen merapat ke tembok sekeliling kusen pintu/jendela yang sudah

diplester rapi dan sangat akurat ukuran dan sudut siku-sikunya. Untuk

teknik pemasangan ini, ketebalan kusen bukan masalah; sebaliknya kusen

pintu yang tebal justru mengurangi keindahan. Beberapa kusen UPVC

termasuk jendela UPVC bisa dijadikan sebagai bentuk kusen keindahan.

e. Selain teknis pemasangan, kini kusen pintu UPVC dapat tampil lebih kreatif

dengan tempelan lis profil yang berukiran manis dan menawan. Cukup

dengan mengoleskan lem kayu pada kusen atau lis profil serta diperkuat

dengan paku kecil, jadilah kusen pintu yang artistik.

E. PEKERJAAN KACA

1. Lingkup Pekerjaan

Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan

kaca pada rangka pintu dan jendela, serta pengerjaan dan pemasangan untuk

berbagai macam pekerjaan kaca.

2. Uraian pekerjaan lain yang termasuk/dipakai di dalam pekerjaan ini adalah ;

Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan pintu dan jendela.

3. Ketentuan:

a. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang telah berpengalaman

di dalam pelaksanaan pekerjaan kaca.

b. Pemotongan, pengangkatan dan penyetelan kaca harus menggunakan

peralatan yang khusus digunakan untuk maksud itu, antara lain peralatan

potong khusus kaca, kop untuk alat pengangkat lembaran kaca dll, peralatan

yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.

c. Ketentuan tipe material lihat pada gambar kerja.

4. Material

a. Kaca

Semua kaca yang dipergunakan di dalam pelaksanaan pekerjaan ini secara

umum harus bebas dari cacat distorsi atau cacat-cacat fisik lainnya. Kaca

yang digunakan minimal dengan ketebalan 5 mm.

b. Peralatan Pelengkap Pemasangan Kaca

Semua peralatan pelengkap untuk pemasangan kaca harus sesuai dengan

rangka tempat kedudukannya, tepat ukuran serta dari mutu terbaik serta

harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

5. Pelaksanaan

a. Pemeriksaan Keadaan Pekerjaan

Sebelum mulai pemasangan, Pelaksana Pekerjaan diminta untuk memeriksa

keadaan lokasi pemasangan, baik dalam hal kesiapan maupun ketelitian dan

kecermatan pelaksanaan pekerjaan pendahulunya.

Page 17: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

41

b. Penyimpangan

Dalam hal terjadi penyimpangan pada pelaksanaan pekerjaan pendahulunya,

Pelaksana Pekerjaan diminta untuk segera melaporkan keadaan tersebut

guna penyelesaian permasalahannya.

c. Pemotongan, Pengangkatan dan Pemasangan Kaca

Pemotongan kaca harus lurus, rapi dan halus, tepat ukuran, selanjutnya

dipasang pada lokasinya dengan jepitan yang sesuai, terpasang kuat serta

tepat dalam posisinya, baik dalam hal ketegakan ataupun kemiringan sesuai

dengan gambar rancana.

d. Pembersihan

Pada penyelesaian, pekerjaan harus dalam keadaan bersih dan terpasang

sesuai dengan mutu kerja yang disyaratkan.

F. ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan

dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk

mendapatkan hasil yang baik.

b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh

pemasangan pada daun pintu, dan daun jendela, seperti yang

ditunjukkan/diisyaratkan dalam detail gambar.

2. Persyaratan Bahan.

Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum

dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau pergantian hardware

akibat pemilihan merk, Pelaksana Pekerjaan wajib melaporkan hal tersebut pada

Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

3. Perlengkapan Pintu dan Jendela.

a. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu

1) Semua pintu menggunakan peralatan kunci dari merk Dekkson, Dorma

atau CISA atau yang setara dengan segala perlengkapannya antara lain

: Lock case, Handle, Back Plate, Anak Kunci dan perlengkapan lain yang

diperlukan.

2) Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai

merk Dekkson, Dorma atau CISA.

3) Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk Dekkson,

Dorma atau CISA.

4) Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun

pintu. Dipasang setinggi 90 Cm dari lantai, atau sesuai petunjuk

Pengawas Lapangan.

Page 18: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

42

5) Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk Dekkson, Dorma

atau CISA dengan jenis yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan atas

contoh – contoh yang sampaikan.

6) Untuk jenis handle dari tipe solid tube, dengan anak kunci minimal 5

pin.

b. Pekerjaan Engsel

1) Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu

merk Dekkson, Dorma atau CISA atau yang setara jenis solid brass

hinges atau stainless steel dan dipasang sekurang-kurangnya 3 buah

untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup dengan warna yang

sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus

diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, ukuran engsel yang

digunakan adalah 4”x3”x20 mm with 2 Ball Bearing (untuk berat

maksimum 35 Kg/daun) untuk pintu UPVC, kayu dan 4.5”x4”x3,0 mm

with 2 Ball Bearing untuk berat 40-75 Kg/daun) untuk pintu besi.

2) Untuk jendela digunakan engsel Sidehung Friction Stays Dekkson,

Dorma atau CISA.

4. Persyaratan Pelaksanaan

a. Engsel atas dipasang + 28 Cm (as) dari permukaan atas pintu.

Engsel bawah dipasang + 32 Cm (as) dari permukaan bawah pintu.

Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 Cm dari permukaan

pintu, engsel yang dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

c. Penarik pintu (door full) dipasang 90 Cm (as) dari permukaan lantai.

d. Pemasangan lock case, handle, back plate, serta door closer harus rapi, lurus

dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan

Pengawas. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Pelaksana Pekerjaan wajib

memperbaiki tanpa tambahan biaya.

e. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan

pengujian secara kasar dan halus.

f. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

g. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat shop drawing (gambar detail

pelaksanaan) berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan

dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan

semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan

atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam

Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan Standar Spesifikasi Pabrik.

h. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui oleh Pengawas

Lapangan.

Page 19: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

43

G. PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk

melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan

sempurna.

b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi:

1) Pekerjaan pengecatan dinding/permukaan pasangan batu bata,

permukaan beton.

2) Pekerjaan pengecatan kayu, dan permukaan listplank.

3) Pekerjaan pengecatan besi, dan alumunium.

4) Dan/atau seperti tercantum dalam gambar kerja.

2. Persyaratan Umum

a. Seluruh pelaksanaan dan bahan untuk pekerjaan ini harus sesuai dengan

standar dan/atau spesifikasi pabrik.

b. Pabrik dan kontraktor harus memberi jaminan minimal selama 5 (lima) tahun

terhitung waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan

cacat, warna yang berubah dan kerusakan cat lainnya.

c. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Pengguna Jasa harus diulang dan diganti.

Penyedia Jasa harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau

cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh

Pengguna Jasa.

d. Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus diawasi Tenaga Ahli /

Supervisi dari pabrik pembuat.

e. Bahan didatangkan langsung dari pabrik, tiba di Site Konstruksi harus masih

tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat. Penyedia Jasa wajib

membuktikan keaslian cat dari produk tersebut mengenai kemurnian cat yang

akan dipergunakan. Pembuktian berupa segel kaleng, test BD, test

Laboratorium dan hasil akhir pengecatan. Biaya untuk pembuktian ini

dibebankan kepada Kontraktor. Hasil test kemurnian harus mendapat

rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan kepada Pengguna Jasa

untuk persetujuan pelaksanaan.

3. Persyaratan Teknis

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib melakukan percobaan

pengecatan (mock up). Biaya percobaan ini ditanggung Penyedia Jasa. Hasil

percobaan tersebut harus diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk

mendapatkan persetujuan bagi pelaksanaan pekerjaan.

b. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas

yang menunjukkan tanda sapuan, roller maupun semprotan. Tebal minimum

Page 20: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

44

dari tiap lapisan jadi/finish minimum sama dengan syarat yang

dispesifikasikan pabrik.

c. Apabila dari cat yang dipakai ada mengandung bahan dasar beracun atau

membahayakan keselamatan manusia, maka Penyedia Jasa harus

menyediakan peralatan pelindung misalnya masker, sarung tangan dan

sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

d. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang

lembab/hujan, berdebu. Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi

cat dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia, maka

ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian

udara berlangsung lancar. Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk

ruangan tertutup, Penyedia Jasa harus memakai kipas angin/fan untuk

memperlancar pergantian/aliran udara.

e. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum

cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/ mutu terbaik.

f. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan

hanya boleh dilakukan apabila disetujui Pengguna Jasa.

g. Pemakaian amplas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain

kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengguna

Jasa terkecuali disyaratkan lain dalam pesifikasi ini.

h. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan dasar untuk komponen

bahan/material metal, harus dilakukan sebelum komponen tersebut

terpasang.

4. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pekerjaan Pengecatan Dinding Bata, dan Permukaan Beton.

1) Pekerjaan persiapan Sebelum Pengecatan

Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu,

lemak, kotoran atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi

permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.

Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin

menggunakan roller.

Pekerjaan pengecatan semua dinding/permukaan pasangan bata

dan permukaan beton yang tampak/ekspos seperti tercantum

dalam Gambar Kerja.

2) Permukaan Interior dan Exterior

Lapisan Pertama

Alkalli siller acrylic setara Vinilex.

Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas/rol.

Ketebalan lapisan 25 – 150 micron atau daya sebar 10 m2/liter.

Page 21: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

45

Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan

berikutnya.

Lapisan berikut sampai didapatkan permukaan rata

Cat jenis Vinyl Acrylic Emulsion untuk interior, sedangkan exterior

dari jenis weathershield dengan merk setara Vinilex.

Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.

Ketebalan lapisan 25 – 40 micron atau daya sebar 11 – 17

m2/liter per lapis.

Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.

Warna ditentukan kemudian.

b. Pekerjaan Pengecatan Kayu dan Permukaan Listplank.

1) Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-

bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam

pelaksanaan pekerjaan hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang

bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pengecatan permukaan kosen kayu, dan daun pintu,

permukaan kayu, dan listplank yang tampak sesuai yang

ditentukan/ditunjukkan dalam detail gambar.

2) Persyaratan Bahan

a. Untuk pengecatan permukaan kayu digunakan bahan finishing cat

kilat minyak buatan dalam negeri dari mutu terbaik produk ICI, Bee

Brand, Kuda Terbang, atau produk lain yang setara dan disetujui

Direksi Pengawas.

b. Untuk pengecatan permukaan listplank GRC digunakan bahan finishing

cat kilat minyak buatan dalam negeri dari mutu terbaik produk ICI ,

Bee Brand, atau produk lain yang setara dan disetujui Direksi

Pengawas.

c. Seluruh permukaan sebelum dilapisi cat awal dan cat akhir, harus

dilicinkan dengan mesin amplas listrik sampai halus dan licin.

d. Sebagai cat awal bidang permukaan digunakan cat jenis Pinotex clear

yang dilapiskan sehingga tebal dan merata pada seluruh permukaan.

Pengecatan dengan kuas atau dengan cara lain yang disetujui Direksi

Pengawas.

e. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat – syarat yang

ditentukan dalam NI-4 serta sesuai ketentuan-ketentuan dari pabrik

yang bersangkutan.

f. Warna cat akhir akan ditentukan kemudian.

Page 22: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

46

3) Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-

contohnya kepada Direksi Pengawas, minimal 2 (dua) jenis hasil

produk yang berlainan, untuk mendapat persetujuan Direksi

Pengawas.

b. Contoh- contoh yang diserahkan harus disertai brosur dari pabrik yang

bersangkutan.

c. Kontraktor harus membuat contoh jadi dari pekerjaan pengecatan

dalam beberapa macam warna, untuk diserahkan kepada Direksi

Pengawas.

d. Penukaran/penggantian bahan harus dari mutu sesuai contoh yang

disetujui serta harus dengan persetujuan pihak Direksi Pengawas,

penukaran dan penggantian bahan menjadi tanggung jawab

Kontraktor sepenuhnya tanpa adanya tambahan biaya.

e. Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan

bahan/alat mesin amplas elektrik yang bermutu baik, sampai

merupakan bidang permukaan pengecatan telah memenuhi

persyaratan dengan baik dan telah disetujui Direksi Pengawas.

f. Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji,

benar-benar bebas dari minyak, dan sebagainya serta kering betul.

g. Harus dihindarkan adanya celah-celah/pori-pori serat kayu pada

permukaan pengecatan.

h. Adukan dengan sempurna sebelum pemakaian bahan dilakukan.

i. Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua ) lapis atau hingga dicapai hasil

pengecatan yang tebal, rata dan sama warnanya. Lapis pengulangan

dilaksanakan setelah 2 hari dari pengecatan awal.

j. Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari pengaruh pekerjaan

lain serta jauh dari tumbuh-tumbuhan.

c. Pekerjaan Pengecatan Metal/Besi

1) Pekerjaan Persiapan Metal Sebelum Pengecatan

Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/mill), karat, minyak,

lemak serta kotoran lain secara teliti dan menyeluruh sehingga

permukaan yang dimaksud menampilkan tampak metal yang

halus dan mengkilap. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat

kawat mekanik. Akhirnya permukaan dibersihkan dengan vacuum

cleaner atau sikat yang bersih.

Page 23: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

47

Semua metal seperti yang tercantum dalam gambar kerja dengan

ketentuan sebagai berikut :

o Semua bagian/permukaan yang tampak/expose dicat

sampai cat finish.

o Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan/ un-

exposed, menempel pada material lain, tertutup oleh

material lain, dicat hanya sampai dengan cat anti karat atau

cat dasar primer.

Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja stainless steel.

2) Pekerjaan Cat Baja/Besi

Lapisan Pertama.

Cat primer jenis QD Metal Primer Red Lead setara ICI, Bee Brand,

Kuda Terbang.

Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 45 micron atau

daya sebar 9 - 12 m2/liter.

Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan

berikutnya.

Lapisan Kedua

Cat dasar jenis Undercoat setara ICI, Bee Brand, Kuda Terbang.

Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 35 micron atau

daya sebar 17 m2/liter.

Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan

berikutnya.

Lapisan Ke Tiga

Cat akhir/finish jenis syntetic Super Gloss, setara ICI, Bee Brand,

Kuda Terbang.

Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 30 micron atau

daya sebar 11 – 14 m2/liter.

Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.

Warna ditentukan kemudian.

H. PEKERJAAN BESI

1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk

melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan

sempurna.

b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

1) Pekerjaan arsitektural dan structural.

Page 24: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

48

2) Dan atau semua pekerjaan logam non struktural sesuai yang

ditunjukkan dalam gambar kerja.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan besi hollow dengan ukuran yang disebutkan pada gambar dengan

tebal min. 2 mm atau produk lain yang disetujui Pengguna Jasa

Lapangan/Pengawas Lapangan.

b. Pengelasan sambungan besi memenuhi persyaratan ASTM A53 type E atau

type S.

c. Besi aksesoris arsitektural adalah besi dengan bentuk dan ukuran sesuai yang

tertera dalam gambar.

3. Persyaratan Teknis pekerjaan Besi

a. Sebelum memulai pemasangan, Penyedia Jasa agar meneliti gambar dan

kondisi di lapangan.

b. Penyedia Jasa agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap dengan

petunjuk dari Pengguna Jasa/Pengawas yang meliputi gambar denah lokasi,

contoh bahan, ukuran, bentuk dan kualitas untuk mendapatkan persetujuan

dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

c. Penyambungan dengan las harus dilaksanakan dengan kelipatan dan keahlian

yang tinggi. Pengelasan dengan las listrik. Pekerjaan pengelasan harus

dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan bajanya.

Pengelasan harus menjamin pengakhiran yang rata dari cairan elektroda

tersebut. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersih dan bebas dari

kotoran, cat minyak dan karat.

d. Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin

tidak akan berputar atau membengkok.

e. Setelah selesai pengelasan, sisa-sisa kerak las harus dibersihkan dengan baik.

I. PEKERJAAN PAVING BLOCK

1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan-bahan interlocking blocks, split (crushed stone), sirtu,

pasir, persiapan bagian-bagian halaman yang akan dipasang interlocking block,

serta pemadatan tanah urug dengan stamper atau mesin pemadat dan lain-lain,

konstruksi bagian bawahnya sampai mendapat hasil yang sesuai dengan gambar

rencana.

2. Bahan

a. Profil : Paving block mutu K.300

b. Ukuran : Sesuai gambar

c. Tebal : min 6 Cm

d. Kunci : Cansteen uk.15x20x40cm mutu K.300

Page 25: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

49

3. Pelaksanaan

a. Galian dan urugan harus mencapai peil gambar rencana yang dibutuhkan

sesuai rencana gambar

b. Urugan kemudian dipadatkan dengan digilas dengan mesin gilas / stamper

sehingga padat dan stabil

c. Kemudian diberi lapisan pasir setebal 10 Cm terakhir interblock

d. Konstruksi untuk jalur pedestrian di area taman :

1) Interlocking block : 6 cm

2) Pasir beton padat : 10 cm

3) Tanah dipadatkan

4. Persyaratan dan Cara Pemasangan

Sebelum interlocking block mulai dipasang harus diperhatikan terlebih dahulu

syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu :

a. Lapisan Dasar (Sub Base)

b. Bingkai (Kansteen)/ tanggul

c. Perlengkapan Peralatan

5. Lapisan Dasar Sub Base dan Base

a. Lapisan Dasar (Sub Base dan Base) harus sesuai pasal.

b. Permukaan Sub Base harus sesuai dengan kemiringan permukaan interlocking

block yang diinginkan dan bila tidak disebutkan lain dalam perencanaan harus

minimum 2,5 % dua arah pada potongan melintang.

6. Bingkai (Kansteen)/Tanggul

a. Semua bingkai kansteen/tanggul harus terpasang dengan baik sebelum

pemasangan dapat dimulai.

b. Semua galian untuk instalasi di bawah dan saluran-saluran harus sudah

dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemasangan interblocking block.

7. Kelengkapan Peralatan

Peralatan yang dibutuhan harus sudah disiapkan sebelum pemasangan interlocking

block dimulai. Peralatan tersebut adalah :

a. Mesin pemadat interlocking block (plate vibrator) kapasitas 1,5 Ton maksimal

dan 1,0 Ton minimal.

b. Alat pemotong interlocking block (cutter).

c. Kayu dan papan, panjang 3 m yang sudah diserut rata untuk jidar perataan

pasir.

d. Benang, sapu ijuk dan sapu asphalt.

e. Alat pengangkutan interlocking block berupa lori dan bangku-bangku yang

terbuat dari 2 lembar papan, panjang 1,5 meter, tebal 2,5 cm, yang dibentuk

menyiku.

Page 26: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

50

8. Pemasangan

a. Pasir untuk lapisan bawah interlocking block (laying course) harus merupakan

pasir yang tajam dan bersih dengan kadar tanah tidak lebih dari 3 % berat

dan tidak lebih dari 10 % yang tertahan pada sieve 5 mm. Pasir seperti ini

lebih dikenal dengan nama pasir extra beton.

b. Pasir tersebut digelar dalam 2 tahap/2 lapis dan maksimal lebih adalah 5 cm

padat (setelah pasangan dipadatkan dengan plater vibrator).

c. Pertama digelar setebal kurang 4 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat

vibrator atau walls, sehingga menjadi padat dan tebal lebih kurang 3 cm.

d. Di atas digelar lagi pasir setebal lebih kurang 3 cm dan pasir tidak boleh

dipadatkan tetapi hanya diratakan dengan jidar dengan tujuan untuk

mendapatkan permukaan yang rata.

Cara-cara pemasangan :

a. Pemasangan harus dimulai dari satu titik/satu garis dan di atas pasir yang

telah diratakan.

b. Tentukan dahulu benang dari kemiringan lalu buatkan kepala atau caplakan

dari peil bidang pasir.

c. Pasir extra beton digelar dan diratakan dengan papan/block yang telah

diserut rata menurut kepala atau caplakan yang telah dibuat. Harus diingat

pasir yang telah diratakan ini tidak boleh diinjak-injak lagi.

d. Di atas pasir yang telah diratakan tadi barulah unit-unit interlocking block

disusun sedemikian rupa sesuai pola sirip ikan 45 derajat.

e. Memasang interlocking block harus maju yaitu sambil memasang pekerja

mengambil posisi di atas interlocking block yang telah dipasang

f. Celah atau naad antara unit-unit maksimum adalah 5 mm.

g. Apabila tidak disebutkan lain dalam gambar rencana maka profil melintang

permukaan interlocking block minimal mencapai 2 % dengan toleransi 10

mm. Penyimpang/deviasi pada permukaan datar adalah 8 mm bila diukur

pada setiap jarak 3 m garis lurus. Perbedaan maksimum antara ketinggian

sebuah batu interlocking block dengan lainnya adalah tidak lebih dari 2 mm.

h. Dalam hal terjadi pemberhentian pekerjaan pemasangan, misalnya karena

hujan atau melanjutkan pekerjaan pemasangan kemarin, maka baris terakhir

interlocking block harus diperbaiki terlebih dahulu.

i. Interlocking block pada tepi-tepi bingkai, sehingga meniadakan pemotongan

interlocking block.

9. Pemotongan dan Pemadatan

a. Bagian pertemuan/sambungan interlocking dengan bingkai diisi dan dikunci

dengan interlocking block yang dipotong dengan alat pemotong khusus.

Page 27: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

51

b. Pasangan interlocking block yang telah dikunci tersebut kemudian dipadatkan

dengan plate vibrator atau lebih dikenal dengan stamper kodok.

c. Plate vibrator yang dipakai harus mempunyai luas plate dasar 0,3 – 0,5 m2

dengan sentrifugal 1,6 – 2,0 Ton. Pemakaian plate vibrator dengan ukuran

lebih kecil akan menghasilkan pekerjaan pemasangan yang tidak baik.

d. Pemadatan pertama dilakukan minimal 3 kali jalan sebelum celah-celah

antara diisi pasir.

e. Kemudian pasir bersih berukuran partikel maksimum 1 mm ditaburkan di atas

permukaan interlocking block dan disapu dengan sapu ijuk. Sambil disapu

pasir halus tersebut dipadatkan 3 kali jalan sampai celah-celah antara

interlocking block tidak boleh dipadatkan dengan plate vibrator.

f. Setelah pasangan semua dipadatkan, roller minimal 3 ton dijalankan di atas

pasangan tersebut beberapa kali (finishing) untuk memperoleh permukaan

yang rata.

g. Pada jarak 3 m dari tempat yang belum diberi kansteen atau belum dikunci

dengan potongan interlocking block, tidak boleh dipadatkan dengan plate

vibrator.

h. Pasangan harus telah dipadatkan segera atau pada hari yang sama dan tidak

boleh ditinggalkan lebih dari 24 jam.

i. Pada pasangan interlocking block yang belum dipadatkan tidak boleh dilalui

lalu lintas dan karenanya harus diberi batas-batas pengaman.

10. Syarat Pemasangan

a. Contoh Bahan

Sebelum memulai pekerjaan perkerasan, Pelaksana Pekerjaan harus

menyerahkan kepada Pengawas Lapangan contoh-contoh bahan yang akan

digunakan sebagai bahan perkerasan/ pavement. Bahan perkerasan yang

digunakan untuk pekerjaan ini harus sudah disetujui Pengawas Lapangan.

b. Tenaga

Harus dikerjakan oleh tenaga yang sudah terampil dalam pekerjaannya dan

dipimpin oleh tenaga ahli yang berpengalaman lengkap dengan peralatannya.

c. Persiapan

Pelaksana Pekerjaan wajib membuat gambar-gambar kerja (shop drawing)

untuk pelaksanaan yang dibuat berdasarkan gambar rencana. Ukuran-ukuran

berdasarkan dengan kondisi lapangan. Gambar kerja ini terlebih dahulu harus

mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.

d. Pelaksanaan

Sebelum melakukan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus sudah

memperhitungkan terhadap kegiatan pekerjaan lainnya yang terkait dan

Page 28: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

52

menentukan arah kemiringan airnya. Hasil pekerjaan harus rapi dan sesuai

dengan gambar rencana.

11. Syarat Pemeliharaan

Perbaikan

a. Setiap permukaan perkerasan/pavement yang rusak harus diperbaiki dengan

cara-cara yang dianjurkan oleh pabriknya.

b. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu

pekerjaan finishing lainnya.

c. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan

perkerasan/pavement tersebut, maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut

harus segera diperbaiki atas biaya Pelaksana Pekerjaan.

Pemasangan

Setiap pekerjaan perkerasan/pavement yang sudah terpasang harus dijaga

terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadi kerusakan pekerjaan finishing tersebut

harus segera diperbaiki atas biaya Pelaksana Pekerjaan.

12. Syarat Penerimaan

a. Setiap pekerjaan perkerasan/pavement yang dipasang harus tepat pada

posisinya dan rapat satu sama lain dan terjamin hubungan kerapihannya

serta tanpa cacat.

b. Setiap pekerjaan perkerasan/pavement harus dipasang rata pada

permukaannya sesuai dengan kemiringan airnya.

J. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat

bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk

mendapatkan hasil yang baik.

b. Pekerjaan keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan

dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

2. Persyaratan Bahan

Ada beberapa macam keramik yang dipakai di proyek ini yaitu:

a. Keramik Homogenius Tile untuk ruang kerja dan publik

1) Jenis : Homogenius tile

2) Finishing Permukaan : polish/unpolish (sesuai gambar detail)

3) Produksi :

Uk. 40x40 (rocktile / polished) merk setara Roman.

Uk. 30x30 (rocktile / unpolish) merk setara Roman.

Uk. 30x30 (polish) merk setara Roman.

Page 29: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

53

4) Ketebalan : Minimum 12 mm

5) Bahan Pengisi Air : Drymix, AM grout

6) Bahan Perekat : Adukan 1 Pc : 2 Pasir

7) Warna/ texture : ditentukan kemudian

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan

ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.

c. Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus

diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas

Lapangan.

d. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan

persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Pengawas

Lapangan.

e. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk

penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik

dari jenisnya dan harus disetujui Pengawas Lapangan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan pada Dinding

a. Pada permukaan plesteran dinding/beton yang ada, keramik dapat langsung

diletakan dengan menggunakan 1 PC : 3 Ps, diaduk.

b. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif

tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.

c. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai dengan

petunjuk pabrik.

d. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air

sampai jenuh.

e. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang

akan terpasang di dinding : exhaust fan, panel, stop kontak, saklar, lemari

gantung dan lain-lain yang tertera dalam gambar.

f. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.

g. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus

ditentukan serta harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas

Lapangan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

h. Bidang keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar

lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil

lantainya harus merupakan satu garis lurus.

4. Pekerjaan Penutup Lantai

a. Sebelum dimulai pekerjaan, pelaksana pekerjaan diwajibkan membuat shop

drawing mengenai pola keramik.

Page 30: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

54

b. Homogeneous tile atau keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik,

tidak retak, cacat dan bernoda.

c. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan 1 Pc : 3 Psr pasang atau

menggunakan bahan perekat dari Drymix, mortar utama atau setara.

d. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak

mengandung asam alkali) sampai jenuh.

e. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang

benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di

daerah basah dan teras.

f. Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar detail

atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Perhatikan lubang instalasi dan

drainase/bak kontrol sebelum dimulai.

g. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus

sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus

membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

h. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan

seperti yang telah disyaratkan di atas. Warnanya disesuaikan dengan warna

keramik yang dipasang.

i. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong

keramik khusus sesuai dengan persyaratan pabrik.

j. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda

pada permukaan keramik hingga betul-betul bersih.

k. Keramik yang terpasang harus dibersihkan dari sentuhan / beban selama 3 x

24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

l. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai dengan memperhatikan siar-

siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama

pula.

K. PEKERJAAN GRANIT

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat

bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan

hasil yang baik.

b. Pekerjaan Lantai Granit meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan

dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Seperti pada ruang

penerima, hal, ruang tamu.

Page 31: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

55

2. Persyaratan Bahan

a. Jenis Produk Granit : Granito, Granite Ex Cina atau setara.

b. Ukuran : 60/60 dan 10/60 atau ditentukan lain pada

gambar detail.

c. Ketebalan : Minimum 18 mm atau sesuai dalam gambar

d. Daya resap : 1 %

e. Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs

f. Kekuatan tekan : Minimum 900 kb per cm2

g. Daya tahan lengkung : Minimum 350 kg/m2

h. Warna : akan ditentukan kemudian

i. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan

ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.

j. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus memenuhi syarat-

syarat yang ditentukan dalam PVBB 1970 (NI-3), PVBI 1982.

k. Adukan bahan perekat harus mengikuti pasal 04060.

l. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus

diserahkan contoh-contoh kepada Konsultan Pengawas.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan Granit

a. Granit yang dipasang adalah granit yang sudah dipoles halus dan telah

diseleksi dengan baik, baik bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, baik

siku, warna serta pola. Granit jangan ada yang gompal, retak atau cacat-cacat

lainnya dan telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

b. Potongan Granit menurut ukuran dan detail harus dilakukan dengan mesin

pemotongan gergaji putar dan dihaluskan dengan penggosok Carborundum.

c. Untuk sistem pemasangan basah Granit dipasang dengan menggunakan

adukan 1 PC : 3 Ps, naad 2 mm dan diberi pengait-pengait baja tahan karat

yang dipaku kuat kepada dinding.

d. Untuk sistem pemasangan kering, Granit dipasang dengan menggunakan

rangka penyambung/bracket konstruksi baja yang terpasang dengan kuat

padu penyangganya. Rentang harus membuat mock up pemasangan, untuk

diperiksa Konsultan Pengawas, setelah mock up disetujui, maka Pelaksana

Pekerjaan baru dapat melaksanakan pekerjaan selanjutnya.

e. Setelah Granit terpasang, jarak antara masing-masing unit Granit harus sama

dan membentuk garis lurus bidang permukaan dinding harus rata waterpass

dan tidak ada bagian yang bergelombang dan lubang-lubang antara masing

masing diisi dengan sealant konstruksi untuk pasangan granit kering sedang

untuk pasangan granit basah dengan epoxy resin sesuai dengan warna

petunjuk dari Konsultan Pengawas.

Page 32: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

56

f. Pemotongan Granit harus dilakukan dengan baik dan rapih dan harus

diratakan dengan baik. Bahan-bahan lain yang dapat mengakibatkan noda-

noda pada lantai seperti minyak, residu, teak oil dan lain-lain harus dijauhkan

dari dekat bidang kerja

g. Setelah terpasang dan adukan mengeras, granit harus dibersihkan.

4. Syarat-syarat Pelaksanaan Granit Lantai / Dinding

a. Sebelum dimulai pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat shop

drawing mengenai Granit.

b. Granit yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan

bernoda.

c. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran 1 Pc : 3 Psr pasang

atau dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah bahan perekat.

d. Bahan Granit sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak

mengandung asam alkali sampai jenuh).

e. Hasil pemasangan dinding lapis Granit harus merupakan bidang permukaan

yang benar-benar rata, tidak bergelombang dengan memperhatikan ukuran

lebar dan tinggi dinding.

f. Pola, arah dan awal pemasangan Granit harus sesuai gambar detail atau

sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Perhatikan lubang instalasi saklar lampu

sebelum dimulainya pekerjaan.

g. Jarak antara unit-unit pemasangan Granit satu sama lain (siar-siar), harus

sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus

membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

h. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan seperti

yang telah disyaratkan di atas. Warnanya disesuaikan dengan warna Granit

yang dipasang.

i. Pemotongan unit-unit Granit harus menggunakan alat pemotong granit khusus

sesuai dengan persyaratan pabrik.

j. Granit yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada

permukaan Granit hingga betul-betul bersih.

k. Granit yang terpasang harus dibersihkan dari sentuhan / beban selama 3 x 24

jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

l. Setelah pekerjaan pemasangan granit selesai dan mengeras maka dilakukan

pemolesan dan pembersihan.

L. AKSESORIES KAMAR MANDI DAN DAERAH BASAH

1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair adalah penyediaan tenaga

kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan

Page 33: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

57

dalam pekerjaan ini hingga tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu dan

sempurna dalam pemakaiannya/ operasinya.

b. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan/ ditunjukkan

dalam detail gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

2. Pekerjaan Bahan

a. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan di

pasaran, kecuali bila ditentukan lain.

b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya

sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type

yang dipilih.

c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam uraian

dan syarat-syarat dalam buku.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pengawas

Lapangan beserta persyaratan/ ketentuan pabrik untuk mendapatkan

persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/ penggantian bahan, pengganti

harus disetujui Pengawas Lapangan berdasarkan contoh yang diajukan

Kontraktor.

c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar

yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,

penempatan, pemasangan sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai

gambar.

d. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan spesifikasi dan

sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Pengawas

Lapangan.

e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disatu tempat bila ada

kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut terselesaikan.

f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk

kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.

g. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan

yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya

Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

4. Syarat pemasangan

a. Contoh Bahan

1) Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih

dahulu harus menyerahkan contoh-contoh perlengkapan sanitair yang

akan dipasang lengkap dengan sertifikat/surat pernyataan dari

Page 34: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

58

produsennya yang menjelaskan bahwa kwalitas produk tersebut benar-

benar sesuai dengan persyaratan di atas.

2) Contoh-contoh tersebut apabila oleh Pengawas Lapangan dianggap

perlu, harus ditest di Laboratorium yang disetujui Pengawas Lapangan,

biaya pengujian di Laboratorium ini menjadi tanggungan Kontraktor.

b. Tenaga

Pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang

berpengalaman dan terampil dalam pekerjaannya dengan menunjukkan

Surat Keterangan yang pernah dikerjakan.

c. Persiapan

1) Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih

dahulu harus memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup

oleh pasangan pekerjaan ini.

2) Pekerjaan yang harus diperiksa diantaranya adalah :

Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi

Pekerjaan waterproofing

Dan lain-lain yang dianggap perlu

3) Sebelum pemasangan pekerjaan sanitair, alas permukaannya harus

dibuat rata dan halus terlebih dahulu.

4) Sesudah pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai diperiksa , Kontraktor

harus meminta persetujuan Pengawas Lapangan untuk melanjutkan

pekerjaannya.

5) Kontraktor wajib membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) untuk

pelaksanaan yang dibuat berdasarkan gambar rencana. Ukuran-ukuran

berdasarkan dengan kondisi lapangan.

6) Gambar kerja ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan

Pengawas Lapangan.

d. Pelaksanaan

1) Setiap pemasangan pekerjaan sanitair pada dinding harus diperkuat

dengan angkur-angkur dan perlengkapan / accessories lainnya yang

diisyaratkan oleh pabrik pembuatnya.

2) Setiap pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan dengan teliti,

tepat pada posisi pipa sanitasinya.

5. Syarat Pemeliharaan

a. Perbaikan

1) Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus diperbaiki dengan

cara-cara yang dianjurkan oleh pabriknya.

2) Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

Page 35: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

59

3) Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan

lantai keramik tersebut, maka kerusakan-kerusakan pekerjaan, finishing

tersebut harus segera diperbaiki atas biaya Kontraktor.

b. Pengamanan

1) Selama 3 x 24 sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus

dibiarkan mengering dan selama itu tidak boleh dipergunakan.

2) Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga terhadap

kemungkinan-kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-enda lain

yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya.

Apabila hal ini terjadi Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut

hingga pulih kembali seperti semula atas biaya Kontraktor.

6. Syarat Penerimaan

a. Setiap pekerjaan sanitair yang dipasang harus teliti pada posisinya dan rapat,

tidak bocor dan terjamin hubungan kerapihannya.

b. Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang dengan accessories-nya dan dapat

berfungsi dengan sempurna, tanpa cacat.

7. Alat-alat Sanitair

a. Pekerjaan Washtafel

1) Washtafel digunakan adalah merk TOTO atau setara, lengkap dengan

segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type

yang dipakai adalah untuk : Washtafel meja merk TOTO type LW 521

V1A dan LW533J dengan kran tipe TX109LD.

2) Khusus di ruang pantry service sink merk TEKA dengan kran Kitchen

sink tipe T30 AR 13 V7N.

3) Washtafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah

diseleksi baik tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat

lainnya dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.

4) Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar

untuk itu serta petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur.

Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua

kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh

ada kebocoran-kebocoran.

b. Pekerjaan Urinal

1) Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk TOTO atau

setara. Type yang dipakai adalah Moslem type Wall Hung Urinal dengan

fitting ( U 57 M ) dan partisi urinal merk TOTO type A 100.

Page 36: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

60

2) Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik,

tidak ada bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah

disetujui Pengawas Lapangan.

3) Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut fischer stainless

steel dengan ukuran yang cukup menahan beban seberat 20 Kg tiap

baut.

4) Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai

gambar untuk itu harus baik waterpassnya. Semua celah-celah yang

mungkin ada, antar dinding dengan urinal, ditutup dengan semen

berwarna sama dengan urinal sempurna. Sambungan instalasi

plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.

c. Pekerjaan kloset

1) Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah merk

TOTO atau setara, warna akan ditentukan kemudian type untuk kloset

duduk Type CW660J/SW660J dan CW868J, sedangkan untuk kloset

jongkok CE 6.

2) Untuk kelengkapan Jet washer menggunakan merk TOTO type

TB19C5NN5.

3) Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah

diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-

cacat lainnya dan telah disetujui Pengawas Lapangan.

4) Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai

gambar, waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-

sambungan pipa tidak ada kebocoran-kebocoran.

d. Perlengkapan Toilet

1) Di toilet-toilet publik, dimana ditunjukkan dalam gambar dipasang

perlengkapan-perlengkapan kran dinding merk TOTO type T23B13V7N,

tempat sabun (SN6), tempat kertas rol (S20.T3), dan Gantungan Baju

merk TOTO type TS118WS, Hand dryer dengan tipe TX47SES dan lain-

lain seperti yang ditunjukkan pada gambar.

2) Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa

ada cacat-cacat, sudah mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

Letak pemasangan disesuaikan gambar-gambar untuk itu dan cara-cara

pemasangan mengikuti petunjuk-petunjuk dari produsen seperti

diterangkan dalam brosur-brosur yang bersangkutan.

e. Pekerjaan Kran

1) Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai dengan gambar

plumbing brosur alat-alat sanitary.

Page 37: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

61

2) Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring

dudukan yang dipasang menempel pada dinding type yang sama. Kran-

kran yang dipasang di halaman harus mempunyai ulixsink diruang saji

dan dapur disambung dengan pipa leher angsa (extension).

3) Kran-kran harus sesuai dan dipasang pada pipa air bersih dengan kuat,

siku , penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar.

f. Floor Drain dan Clean Out

1) Floor drain dan cleanout yang digunakan adalah floor drain merk TOTO

(TX1 BN) Standard dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel

untuk floor drain dan doperchroom dengan draad untuk clean out.

2) Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar.

3) Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui

Management Konstruksi.

4) Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai

harus dilubangi denga rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk

dan ukuran, sesuai ukuran floor drain tersebut.

5) Hubungan pipa meta dengan beton/ lantai menggunakan perekat beton

kedap air.

6) Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih

waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

M. PEKERJAAN RAILING LANTAI DAN VIDE

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan

alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga

pekerjaan ini dikerjakan dengan yang baik dan bermutu.

b. Lingkup pekerjaan termasuk seluruh detail yang ada pada gambar railing

lantai dan mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan.

2. Ketentuan

a. Tenaga Ahli, Pelaksanaan pekerjaan pagar harus dengan tenaga ahli yang

berpengalaman dan dikerjakan dengan rapi dan baik.

b. Peralatan, Untuk melaksanakan pekerjaan railing lantai stainlees steel

diperlukan peralatan yang memadai seperti alat potong besi, alat las khusus

besi stainlees dan lain sebagainya. Sebelum pengadaan bahan secara

menyeluruh, Kontraktor diminta mengajukan contoh dan katalog serta

persyaratan teknis lainnya.

c. Material yang digunakan sesuai dengan gambar detail, besi stainless steel,

besi ataupun dengan material kayu.

3. Persyaratan Bahan

a. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan

contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan.

Page 38: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

62

b. Kontraktor harus menyerahkan 2(dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis

operatif sebagai informasi bagi Pengawas Lapangan.

c. Material lain yang tidak terdapat dalam daftar tetapi bahan itu dibutuhkan

untuk menyelesaikan pekerjaan, atau sebagai bahan pengganti, harus benar-

benar baru dan berkualitas dari jenisnya dan disetujui Pengawas Lapangan.

d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus disesuaikan dengan peraturan-

peraturan dalam RKS ini.

e. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing

yang dapat menunjukkan desain, produksi, dan system pemasangannya,

serta telah menyesuaikan dengan kondisi di site / lapangan.

4. Pelaksanaan

a. Besi dipotong-potong sesuai panjang yang dibutuhkan dan dikerjakan di luar

proyek (work shop). Pelaksanaan di lokasi hanya merakit dan memasang

pada dudukannya.

b. Besi harus dibuat sesuai bentuk dan ukuran seperti yang tertera dalam

gambar detail.

c. Pengelasan sambungan besi harus baik dan rapi, serta memenuhi

persyaratan AWS D10-69, Sedang penyambungan dengan bolts, nuts screws,

dan rings harus menggunakan bahan yang sama serta memenuhi standar

ASTM A307.

d. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-

bahan pada laboratorium yang ditunjuk Pengawas Lapangan.

e. Railing yang telah terpasang harus dilindungi selama 3 x 24 jam. Sesudah

pekerjaan ini selesai dilaksanakan, Kontraktor harus menjaga dari

kemungkinan tumbukan/benturan dari benda-benda keras, dari pekerjaan

lain. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan memperbaikinya atau

mengganti.

f. Dudukan railing besi pada dinding/lantai dengan cara difisher /disekrup dan

dyna bolt.

N. PEKERJAAN PENIMBUNAN DAN PEMADATAN LAHAN

1. Lingkup Pekerjaan

Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penimbunan dan pemadatan lahan, lingkup

pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor antara lain sebagai berikut :

1. Pekerjaan persiapan dan mobilisasi

2. Pekerjaan pematangan lahan

3. Pekerjaan pembersihan, pembongkaran, perapian dan demobilisasi

4. Pekerjaan pemeliharaan

Page 39: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

63

Setiap pekerjaan tersebut di atas harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu sesuai

dengan apa yang tercantum dalam perjanjian kontrak, kecuali kalau ada addendum susulan

yang menyangkut masalah tersebut.

1.1 Pekerjaan Persiapan

1.1.1 Perizinan

Kontraktor harus sudah menyelesaikan perizinan-perizinan yang menyangkut pekerjaan

ini, baik perizinan pada lingkungan, pemerintah daerah dan instansi-instansi lain yang

berhubungan dengan pekerjaan ini. Segala biaya yang menyangkut perizinan ini adalah

menjadi beban dan tanggung jawab kontraktor serta dianggap telah termasuk dalam harga

penawaran, kecuali ditetapkan lain dalam berita acara penjelasan pekerjaan.

1.1.2 Pembuatan Rencana Kerja dan Gambar Kerja

Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus membuat rencana kerja

secara rinci, meliputi jadwal pengerahan personil, jadwal mobilisasi alat-alat berat, jadwal

lengkap dari setiap jenis pekerjaan.

Mobilisasi personil dan alat-alat berat hanya boleh dilakukan setelah data personil

maupun alat berat yang diajukan oleh kontraktor telah disetujui oleh Konsultan Pengawas

(Supervisi). Kontraktor juga harus mengajukan gambar-gambar rencana pada dokumen

tender yang sudah diplot (setting out) dan disesuaikan dengan kondisi lapangan (jika

perlu), serta dilengkapi dengan peil, ukuran dan detail. Gambar kerja tersebut juga harus

mencakup metode kerja yang akan diterapkan (terutama untuk pekerjaan –pekerjaan yang

memerlukan penanganan khusus).

Pekerjaan hanya boleh dimulai setelah gambar-gambar kerja yang dibuat oleh

kontraktor selesai deperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

1.1.3 Mobilisasi Alat-Alat Berat

Dalam penawarannya kontraktor harus memasukkan usulan alat-alat berat yang akan

dipakai serta usulan jadwal pakainya, sesuai dengan jenis dan lingkup pekerjaan yang akan

dilaksanakan. Biaya untuk alat-alat berat ini dianggap sudah diperhitungkan dalam harga

penawaran pekerjaan.

Mobilisasi alat-alat berat ini harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Konsultan

Pengawas, Contoh alat berat yang bisa dipakai antara lain:

a. Bulldozer

b. Excavator

c. Dumptruck

d. Motor grader

e. Vibratory rollers

f. Vibratory compactor/tamper

Page 40: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

64

g. Water tanker & sprinklers

h. Generator

i. Air compressor

j. Pneumatic rollers/Tired Roler

k. Steel whell rollers

l. Alat ukur TO/Theodolit atau TO/waterpas dan rambu-rambunya.

m. Concrete Mixer

n. Concrete vibrator

Atau alat-alat lain yang diusulkan oleh kontraktor dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

1.1.4 Keamanan proyek

Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan

proyek yang sedang dilaksanakan, baik barang-barang milik kontraktor maupun

Pemberi Tugas. Biaya untuk keamanan ini dianggap sudah termasuk dalam harga

penawaran, kecuali ditentukan lain dalam berita acara penjelasan.

2. Uraian Umum Mengenai Pekerjaan Penimbunan dan Pemadatan Tanah

Pelaksanaan pekerjaan ini secara teknis dan prosedural harus sesuai dengan apa yang

dimaksud dalam RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat), gambar-gambar perencanaan,

berita acara rapat penjelasan pekerjaan serta addendum yang disampaikan selama

pekerjaan.

Apabila ternyata pada lokasi tersebut terdapat jaringan utilitas seperti pipa air, kabel-kabel

listrik, jalur pipa gas dan sebagainya yang masih dipergunakan maka secepatnya

diberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan instansi yang berwenang untuk

mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggungjawab penuh atas

ganti rugi untuk segala kerusakan-kerusakan jaringan utilitas atau prasarana umum lainnya

sebagai akibat dari pekerjaan tersebut.

2.1.1 Pematokan dan Pengukuran

a. Pematokan

1. Patok konstruksi dibuat dari kayu berukuran minimal (5 x 7)cm2 atau dibuat

dari kayu berukuran minimal 5 cm. Ujung atas dicat dengan warna-warna

tertentu sesuai dengan fungsi masing-masing patok. Patok-patok tersebut

diberi tanda dan nomor urut serta dibedakan dari patok poligon. Patok-patok

konstruksi dipasang pada titik penting sesuai dengan pengarahan Konsultan

Pengawas.

2. Patok konstruksi harus menunjukkan garis dan kemiringan lahan, sesuai

dengan penampang melintang standar yang diberikan dalam gambar

Page 41: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

65

rencana dan harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum

memulai konstruksi.

3. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas diperlukan perubahan dari garis

dan kemiringan, baik sebelum maupun sesudah penentuan patok, Konsultan

Pengawas akan mengeluarkan instruksi terperinci kepada kontraktor untuk

perubahan tersebut dan kontraktor harus mengubah penentuan patok untuk

persetujuan lebih lanjut.

4. Posisi patok tidak boleh berubah selama pelaksanaan konstruksi. Sebelum

pekerjaan fisik dimulai posisi-posisi patok tersebut harus diperiksa dan

disetujui oleh Konsultan Pengawas.

b. Ketelitian Pengukuran

Pengukuran poligon dan sifat datar untuk keperluan pematokan rencana lahan

harus terikat sempurna (terikat di kedua ujungnya)

referensi pengukuran menggunakan Bench Mark yang sudah ada dan akan

ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

Ketelitian pengukuran sifat datar adalah 10 akar d mm, ketelitian pengukuran

sudut poligon 10 akar n detik dan kesalahan linier pengukuran poligon 1/5000,

dimana d adalah jarak pengukuran sipat datar dalam km, n adalah jumlah titik

poligon.

c. Alat ukur semua alat ukur beserta perlengkapannya yang diperlukan untuk

proyek ini harus selalu siap di lapangan selama pelaksanaan berlangsung, dan

setiap akan dipergunakan semua alat ukur harus diperiksa akurasinya.

Alat ukuran yang bisa digunakan antara lain:

- Theodolit Wild TI atau setara beserta perlengkapannya sebanyak 1 (satu)

set.

- Waterpass NAK- 2 atau yang setara beserta perlengkapannya.

- Mistar ukur baja 100 meter.

2.1.2. Pembersihan, Pembongkaran dan Pemotongan

Semua tumbuh - tumbuhan seperti pohon – pohonan dan alang - alang yang ada

harus dipotong dan dicabut hingga ke akar-akarnya serta dibersihkan dari lokasi

proyek. Semua bangunan yang ada pada site yang tidak berfungsi harus dibongkar

dan material bekas bongkaran dikumpulkan dan dibawa ke tempat yang telah

ditentukan bersama. Material buangan hasil pekerjaan pembersihan tumbuh-

tumbuhan harus dibuang ke tempat tertentu yang akan ditentukan kemudian oleh

Konsultan Pengawas.

2.1.3. Pekerjaan Penimbunan dan Pemadatan Tanah

Pekerjaan penimbunan dilakukan dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut:

Page 42: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

66

a. Jika peil tanah asli setelah dilakukan pembersihan tumbuh-tumbuhan masih lebih

tinggi dari peil rencana, maka tanah asli tersebut harus dipotong hingga sesuai

dengan peil rencana.

b. Jika peil tanah asli setelah dilakukan pembersihan tumbuh-tumbuhan lebih

rendah dari peil rencana, maka harus dilakukan pengurugan. Sebelum

dilaksanakan pekerjaan urugan tanah, tanah asli harus dalam kondisi kering.

c. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan terlebih dahulu sebelum

dipadatkan dan material tersebut harus diaduk dengan cara menggaruk atau

cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama.

d. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan tiap lapisan setebal 20-30 cm

pada kondisi gembur (sebelum dipadatkan) hingga mencapai peil rencana pada

saat serah terima pertama. Setiap lapis dipadatkan dengan roller 10 -12 ton

hingga dicapai kepadatan maximum > 95% yang dapat dicapai pada keadaan

air optimum yang ditentukan dengan standard proctor. Pemadatan dilakukan

minimal 10 kali lintasan untuk setiap lapisan yang kemudian dilakukan test

kepadatan oleh Konsultan Pengawas. Test kepadatan dilakukan hingga

kedalaman sama dengan ketebalan setiap lapisan.

e. Pengurugan lapisan berikutnya baru dapat dilaksanakan setelah lapisan

sebelumnya ditest dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

f. Jika lapisan tanah urugan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air banjir

hingga kondisi tanah tersebut menjadi lunak, maka kontraktor harus

memadatkan kembali sesuai dengan syarat kepadatan yang ditentukan dan

biaya ditanggung oleh kontraktor.

2.1.4 Test Kepadatan

a. Test kepadatan akan dilaksanakan tiap lapis secara bersamaan (kontraktor,

Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas). Mengenai pembiayaannya menjadi

tanggungjawab kontraktor.

b. Test kepadatan untuk tiap lapis dilakukan sebanyak 1 (satu) titik setiap 2500 m2,

yang mana titik tersebut akan ditunjuk/ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.

c. Peralatan yang digunakan untuk test kepadatan adalah dengan menggunakan

sand cone dan atau DPC atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

d. Apabila di suatu lapisan, hasil test kepadatan tidak memenuhi syarat yang telah

ditentukan maka pada lapisan tersebut harus diulangi proses pemadatannya,

hingga persyaratannya tercapai.

e. Titik lokasi dan jadwal test kepadatan akan ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.

Page 43: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

67

2.1.5 Kesalahan pelaksanaan

Kegagalan - kegagalan / kesalahan - kesalahan pelaksanaan sebagai akibat dari

kelalaian dari kontraktor di lapangan, kontraktor bertanggung jawab penuh untuk

membetulkan pekerjaan tersebut atas biaya kontraktor.

Toleransi kesalahan pelaksanaan yang dapat diterima untuk pekerjaan tanah adalah

maksimum 50 mm terhadap peil rencana.

O. PEKERJAAN LANSEKAP DAN PENATAAN LAHAN

1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi Penyediaan Bahan, Pemasangan, Tanah Timbun, Tanah Humus,

Penanaman Dan Perawatan Sesuai Dengan Gambar Kerja.

2. Material

a. Batu bata, pasir alas, beton pra cetak untuk pedestrian, tanah timbun, tanah

humus dan bahan lainnya harus memenuhi standar yang telah ditentukan harus

memenuhi standar yang telah ditetapkan atau seperti yang tercantum dalam

RKS.

b. Tanaman pohon, bunga, rumput, dan vegetasi lainnya harus berasal dari tempat

pembibitan atau penjualan tanaman khusus untuk taman.

Jenis – Jenis tanaman yang dipakai adalah :

Tanaman peneduh

Tanaman perdu

Tanaman pengarah

3. Peralatan Kerja

Pemborong / kontraktor harus menyediakan peralatan kerja berupa :

a. 1 (satu) unit mobil Pick Up untuk keperluan di lapangan.

b. Mesin pemotong rumput gendong atau pun yang didorong.

c. Arit dan pecok di gunakan untuk pendangiran.

d. Parang, kapak dan mesin gergaji potong untuk membersihkan lahan, memotong

akar pohon – pohon yang dapat mengganggu proses pekerjaan.

e. Alat penyemprot / sprayer hama maupun pupuk.

f. Peralatan kerja lainnya yang diperlukan seperti mesin pompa air dan kantong

plastik.

4. Uraian

a. Kontraktor wajib membuat shop-Drawing (Gambar detail Pelaksanaan)

berdasarkan Gambar dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk

memperjelas detail-detail khusus yang diperlukan pada saat pelaksanaan

lapangan.

Page 44: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

68

b. Shop Drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan,

keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus.

c. Shop Drawing harus dibuat oleh ahli landscape yang berpengalaman dan telah

mempunyai sertifikasi keahlian.

d. Shop Drawing bahan dapat dilaksanakan sebelum mendapat persetujuan dari

Pengawas.

e. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap

dan jaminan material

f. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara

mutunya.

g. Keputusan bahan, jenis, warna, dan merk akan diberitahukan oleh Pengawas

dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak

penyerahan contoh – contoh bahan tersebut.

5. Pelaksanaan

a. Pengukuran dan Pematokan sebelum pekerjaan dimulai.

b. Pekerjaan persiapan meliputi pembersihan lokasi, penggalian, pembongkaran

akar – akar / tunggul pohon.

c. Sebelum memulai pekerjaan, lokasi harus sudah dibersihkan dari segala bahan-

bahan atau kotoran yang mengganggu.

d. Menyediakan alat bantu kerja

e. Penimbunan tanah sesuai dengan countur yang ada dalam Gambar Rencana

Kerja.

f. Tanah harus dipakai tanah yang mempunyai unsur hara yang baik atau tanah

kompos dengan ketebalan minimal 15 cm.

g. Lubang yang di gali harus cukup besar dan dasarnya harus dilapisi humus

sehingga tanaman yang ditanam dapat berdiri dengan kokoh dan memiliki

cukup rongga sehingga dapat tumbuh dengan baik.

h. Jenis tanaman yang dipakai sesuai dengan Gambar Rencana atau shop Drawing

yang telah disetujui oleh Pengawas.

i. Pekerjaan taman harus dikerjakan oleh ahli landscape yang berpengalaman dan

telah di setujui oleh Pengawas.

j. Pekerjaan pepohonan dan bunga

Tata letak penanaman pohon, bunga, rumput dan vegetasi lainnya harus

sesuai dengan gambar kerja.

Sebelum ditanami dengan bunga, rumput dan vegetasi lainnya, terlebih

dahulu bagian taman ditimbun dengan tanah humus, dengan ketebalan

minimal 15 cm.

Lubang yang digali harus cukup besar dan dasarnya harus dilapisi humus

sehingga dapat tumbuh dengan baik.

Page 45: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

69

k. Pupuk

Pupuk harus merupakan suatu campuran yang disetujui dari bahan-bahan

penyubur tanaman.

l. Untuk sekurang-kurangnya 6 bulan setelah penyelesaian penanaman tanaman,

maka daerah-daerah yang ditanami tanaman harus dilakukan penyiraman

secara berkala atau diairi pada interval-interval yang teratur sebagaimana

diarahkan oleh Direksi. Air harus digunakan dengan cara yang sedemikian rupa

sehingga permukaan yang ditanami oleh tanaman, hanyut atau rusak dengan

cara manapun.

m. Jaminan pekerjaan dan pemeliharaan taman adalah 6 (enam) bulan setelah

serah terima pertama dan kerusakan pada jaminan pemeliharaan menjadi

tanggung jawab Kontraktor.

n. Pekerjaan-pekerjaan fisik seperti pedestrian, median jalan atau pekerjaan fisik

lainnya, harus memenuhi standar yang berlaku atau sesuai dengan RKS.

P. PEKERJAAN DRAINASE

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan lahan, upah pemasangan dan alat-alat bantu secara

lengkap untuk kesempurnaan pekerjaan ini.

2. Bahan

Bahan pekerjaan ini sebagai berikut :

Dinding saluran (drainage) terbuat dari pasangan batu bata dengan adukan perekat 1

Pc : 2 Ps.

Saluran (drainage) terdiri dari:

Saluran pengumpul (skunder) ukuran lebar atas 30 cm, lebar bawah 30 cm, tinggi

50 cm, dan penutup saluran menggunakan grill besi ukuran 40 x 200 cm.

Saluran lingkungan (primer) ukuran lebar atas 40 cm, lebar bawah 40 cm, tinggi 50

cm, dan penutup saluran menggunakan grill besi ukuran 50 x 200 cm.

3. Pelaksanaan

Mencakup pekerjaan galian untuk pekerjaan ini, pengurugan pasir setebal 5 cm,

pembuatan lantai kerja beton campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr setebal 5 – 10 cm.

Pemasangan dinding batu bata dan plesteran dengan adukan 1 Pc : 2 Ps.

Q. PEKERJAAN PAGAR

1. Pagar BRC (Galvanized Fence)

Pagar BRC (Galvanized Fence) adalah pagar siap pasang terbuat dari material besi U-

50 yang sangat praktis dan berpenampilan menarik. Lembaran pagar ini dibentuk

dahulu, kemudian dilapisi galbani dengan cara hot dip (celup panas 465ºC) atau

electroplating, sehingga terjamin ketahanannya terhadap bahaya korosi/karat. Kita

Page 46: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

70

tidak perlu melakukan perawatan maupun pengecatan ulang untuk jangka waktu

yang lama karena kualitas galbaninya yang unggul.

Keunggulan (Advantages):

Tahan karat (Bebas perawatan)

Praktis (Pemasangan mudah)

Ekonomis (Harga produk dan pemasangan relatif lebih murah)

Aman (Kuat dan berfungsi sebagai security fence dengan baik)

Fleksible (Dapat direlokasi ke area lain tanpa merusak pagar)

Desain minimalis (Penampilan yang menarik, simple, dan minmalis)

Finishing Galvanized, tersedia dalam 2 pilihan galvanized/galbani, yaitu:

Hot Dip Galvanized (permukaan lebih kasar; ketahanan terhadap korosi 8-10

tahun).

Electroplating / UCP Galvanized (permukaan lebih halus; ketahanan terhadap

korosi 2-4 tahun).

Keuntungan Galvanizing :

Melindungi besi atau baja (pagar) terhadap karat dalam jangka waktu yang lama.

Tidak memerlukan biaya pemeliharaan.

Tidak memerlukan pengecatan (pengecatan bisa dilakukan jika menginginkan

warna tetentu, selera).

Melindungi permukaan besi atau baja (pagar, tiang dan pintu) terhadap goresan.

Proses instalasi cepat, praktis, dan ekonomis.

Page 47: 03_pekerjaan Arsitektur Ok Rev Print Lg

71

2. Pagar Besi Hollow

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pagar ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu

lainnya sehingga mendapatkan hasil pekerjaan yang baik.

Bahan

Bahan pagar ini adalah menggunakan rangka besi hollow kombinasi dengan

menggunakan pasangan dinding bata 1Pc :4 Ps pada bagian sisi depan site. Kolom

beton dengan panjang bentang 300 cm atau sesuai gambar.

Pintu gerbang pagar menggunakan rangka besi hollow dan plat besi 2 mm dorong ke

samping menggunakan rel besi dan material pelengkap disesuaikan dengan gambar.

Pelaksanaan

Dimulai dengan pekerjaan galian, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan struktur

pagar (pondasi, sloof, kolom, ring balok dan dinding).

Pekerjaan pagar rangka besi hollow dan plat besi dilakukan setelah selesai pekerjaan

tersebut di atas dengan pabrikasi.

Untuk pekerjaan pasangan dinding bata pagar cara pelaksanaan sama dengan pasal

pekerjaan dinding bata (A2 dan A3).

R. PEKERJAAN PELAPIS DINDING (ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP)

Persyaratan Bahan

Alumunium Composite Panel (ACP) adalah istilah yang digunakan secara luas, yang

menggambarkan panel datar yang terdiri dari non inti alumunium yang disatukan diantara dua

lembar alumunium. Lembar alumunium dapat dilapisi dengan cat PVDF atau Polyester.

Aplikasi

Keuntungan utama ACP adalah sangat kaku dan kuat walaupun ringan, karena alumunium

dapat dicat dalam berbagai jenis warna. ACP diproduksi di berbagai warna logam dan non

metalik serta pola-pola yang meniru bahan-bahan lain, seperti kayu atau marmer.

ACP dapat dibersihkan kembali apabila sudah terlihat kotor, dan dengan menggunakan ACP

waktu pengerjaan proyek jadi lebih cepat.

ACP banyak digunakan sebagai curtain wall untuk bangunan gedung perkantoran, hotel, bank,

rumah sakit, mall, ruko, SPBU, dan lain-lain.

Ukuran

Ukuran standar ACP adalah 1220 mm x 2440 mm per lembar dengan ketebalan bervariasi: 3

mm, 4 mm, 5 mm, 6 mm.

Pemasangan Alumunium Composite Panel (ACP)

a. ACP yang digunakan setara Alucobond (pabrikasi), dengan ketebalan 4 mm.

b. Pemasangan rangka penginci harus dilakukan oleh tukang-tukang ahli yang disarankan

oleh Pabrik atau Distributor yang ditunjuk resmi oleh pabrik di daerah lokasi pekerjaan.

c. Pemasangan rangka dan ACP harus mengikuti cara-cara pemasangan yang dianjurkan

oleh pabrik.