03. Modul MI.1. Komunikasi_Juli 2013

35
32 KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA I. DESKRIPSI SINGKAT Komunikasi merupakan komponen penting dalam hubungan perawat dan klien. Komunikasi menjadi penting karena merupakan komponen dasar hubungan antar manusia dan meliputi pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua orang atau lebih. Pada dasarnya komunikasi mempunyai dua tujuan yaitu untuk pertukaran informasi dan mempengaruhi orang lain. Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk perawat tentang keadaan pasien. Selain itu pada waktu yang bersamaan interaksi ini dapat memberikan informasi tentang cara-cara menyelesaikan masalah dengan strategi tertentu sehingga pasien mengerti dan mau bertindak untuk menyelesaikan masalahnya. Jika pasien menerima dan menerapkan informasi yang diberikan oleh perawat, maka perilaku pasien akan berubah kearah adaptif yang merupakan tujuan utama dari tindakan keperawatan. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum: MODUL MATERI INTI 1

description

keperawatan jiwa

Transcript of 03. Modul MI.1. Komunikasi_Juli 2013

PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

54

KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN

KEPERAWATAN JIWAI. DESKRIPSI SINGKAT

Komunikasi merupakan komponen penting dalam hubungan perawat dan klien. Komunikasi menjadi penting karena merupakan komponen dasar hubungan antar manusia dan meliputi pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua orang atau lebih. Pada dasarnya komunikasi mempunyai dua tujuan yaitu untuk pertukaran informasi dan mempengaruhi orang lain. Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk perawat tentang keadaan pasien. Selain itu pada waktu yang bersamaan interaksi ini dapat memberikan informasi tentang cara-cara menyelesaikan masalah dengan strategi tertentu sehingga pasien mengerti dan mau bertindak untuk menyelesaikan masalahnya. Jika pasien menerima dan menerapkan informasi yang diberikan oleh perawat, maka perilaku pasien akan berubah kearah adaptif yang merupakan tujuan utama dari tindakan keperawatan.II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum:Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menggunakan komunikasi terapeutik dalam melakukan tindakan keperawatan kepada pasien.B. Tujuan Pembelajaran Khusus:Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu:1. Menjelaskan konsep komunikasi dalam pelayanan keperawatan jiwa

2. Mempraktikkan komunikasi terapeutik dalam memberikan asuhan keperawatan kepada individu

3. Mempraktikkan komunikasi terapeutik dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga

4. Mempraktikkan komunikasi terapeutik dalam memberikan asuhan keperawatan kepada kelompok

5. Mempraktikkan komunikasi terapeutik dalam memberikan asuhan keperawatan kepada masyarakat

6. Mempraktikkan komunikasi terapeutik dalam bekerjasama dengan anggota tim kesehatan yang lain

III. POKOK BAHASAN

Pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini adalah:

Pokok bahasan A. Konsep komunikasi keperawatan Pokok bahasan B. Penerapan komunikasi terapeutik pada individuPokok bahasan C. Penerapan komunikasi terapeutik pada keluargaPokok bahasanD. Penerapan komunikasi terapeutik pada kelompok

Pokok bahasanE. Penerapan komunikasi terapeutik pada masyarakat

Pokok bahasanF. Penerapan komunikasi terapeutik pada tim kesehatan

IV. METODEMetode pembalajaran yang digunakan dalam pelatihan ini adalah:

A. Ceramah dan tanya jawab

B. Brain stormingC. Diskusi kelompokD. LatihanE. Bermain peranV. MEDIA DAN ALAT BANTU

Media dan alat bantu yang digunakan dalam pelatihan ini:

A. Laptop

B. LCD

C. Bahan tayang (slide power point)

D. Modul

E. White board

F. Lembar balikG. SpidolH. Form latihan dan Panduan latihanVI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Agar proses pembelajaran dapat berhasil secara efektif, maka perlu disusun langkah-langkah sebagai berikut :

A. Langkah 1 : Penyiapan proses pembelajaran

1. Kegiatan Fasilitator

a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas

b. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat.

c. Menggali pendapat peserta (apersepsi) tentang apa yang dimaksud komunikasi dalam keperawatan dengan metode brainstorming.d. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Peserta

a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan

b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitatorc. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting

d. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum jelas dan perlu diklarifikasi.

B. Langkah 2 : Penyampaian materi pembelajaran1. Kegiatan Fasilitator

a. Menyampaikan Pokok Bahasan 1 sampai dengan 6 secara garis besar dalam waktu yang singkat

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas

c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan peserta

d. Menyimpulkan materi bersama peserta2. Kegiatan Peserta

a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap penting

b. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan kesempatan yang diberikan

c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.C. Langkah 3 : Praktik laboratorium di kelas

1. Kegiatan Fasilitator

a. Membagi peserta kedalam kelompok kecil @ 6-7 orangb. Menjelaskan kepada peserta tentang latihan komunikasi yang akan dilakukanc. Memberikan penugasan kepada peserta untuk membaca latihan-latihan yang ada di modul untuk didiskusikan dalam kelompok kemudian diperagakan d. Menyimpulkan hasil diskusi2. Kegiatan pesertaa. Mendengar, mencatat penjelasan fasilitatorb. Mendiskusikan penugasan yang diberikan fasilitator bersama anggota kelompokc. Memperagakan cara berkomunikasi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakatd. Mencatat hal-hal penting VII. URAIAN MATERI

1. PENGERTIANKomunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia dan meliputi pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua orang atau lebih. Komunikasi mempunyai dua tujuan yaitu untuk pertukaran informasi atau mempengaruhi orang lain.

Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk perawat tentang keadaan pasien dan pada waktu yang bersamaan dapat memberikan informasi tentang cara-cara menyelesaikan masalah dengan strategi tertentu sehingga pasien terpengaruh dan mau melakukan untuk menyelesaikan masalahnya. Jika pasien menerima dan menerapkan informasi yang diberikan oleh perawat, maka perilaku pasien berubah kearah adaptif yang merupakan tujuan utama dari tindakan keperawatan.

2. SIKAP DALAM BERKOMUNIKASISikap dalam berkomunikasi dapat ditampilkan melalui perilaku-perilaku berikut:

a. Gerakan tubuh, seperti sikap tubuh dan ekspresi wajah, contoh : tersenyum, kontak mata, membungkuk kearah lawan bicara, tangan tidak masuk kantong dan kaki tidak menyilang.b. Jarak saat berinteraksi terdiri atas: jarak intim: 0-50 cm, jarak pribadi: 50-120 cm, dan jarak konsultasi sosial: 275-365 cm. Komunikasi terapeutik pada umumnya terjadi di ruang pribadi tanpa pembatas antara perawat dan pasien.c. Sentuhan dapat digunakan dalam komunikasi terapeutik, tetapi harus dilakukan dengan tenang sambil menganalisis kondisi dan respons pasien Sentuhan tidak tepat diberikan pada pada beberapa situasi, seperti: pada pasien curiga dan pasien korban aniaya. Contoh sentuhan yang terapeutik adalah: bersalaman, menepuk bahu, memberi pujian dengan jempol dan menggenggam tangan pasien.d. Diam dapat berguna dalam memfasilitasi pasien dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya, misalnya: setelah mengajukan pertanyaan, maka perawat diam untuk memberi kesempatan kepada pasien memikirkan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan.e. Volume dan nada suara dapat mempengaruhi penyampaian pesan. Sebagai contoh: pada pasien dengan perilaku kekerasan digunakan volume dan nada suara yang rendah tetapi tetap tegas, pada pasien usia lanjut volume suara agak tinggi.

1. PENGERTIAN

Komunikasi terapeutik pada individu merupakan komunikasi yang dilakukan antara perawat dengan individu pasien yang bertujuan untuk menyelesaikan diagnosis keperawatan pasien. 2. TAHAPAN HUBUNGAN TERAPEUTIK PADA INDIVIDUa. Tahap pra interaksiSebelum bertemu pasien, perawat perlu mengevaluasi diri tentang kemampuan yang perawat miliki. Jika perawat merasa tidak siap, maka perawat perlu membaca kembali referensi terkait, berdiskusi dengan teman sekelompok atau dengan tutor. Jika telah siap, maka perawat dapat membuat rencana interaksi. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan pada tahap ini, yaitu: evaluasi diri, penetapan tahap perkembangan interaksi, dan rencana interaksi

1) Evaluasi diri

Beberapa pertanyaan yang dapat membantu perawat mengevaluasi diri:

a) Apa pengetahuan yang saya miliki tentang keperawatan jiwa?

b) Apa yang saya ketahui tentang latar belakang sosial budaya pasien?

c) Apa yang akan saya ucapkan saat bertemu dengan pasien?

d) Bagaimana respons saya selanjutnya jika pasien diam, menolak, marah, atau inkoheren?

e) Bagaimana pengalaman interaksi saya dengan pasien?

f) Apakah ada kegagalan saya berinteraksi dengan pasien?

g) Jika ada, lakukan koreksi dengan cara membaca cara-cara berhubungan dengan pasien, konsultasi dengan tutor, diskusi dengan teman sekelompok.

h) Bagaimana tingkat kecemasan saya?:(1) Jika cemas ringan, laksanakan interaksi.

(2) Jika cemas sedang sampai berat, konsultasi dengan tutor dan tunda kontak dengan pasien sampai saudara dapat mengatasi kecemasan.

2) Penetapan perkembangan interaksi dengan pasien

Beberapa pertanyaan berikut dapat digunakan untuk menetapkan tahap perkembangan interaksi dengan pasien.

a) Apakah saat ini pertemuan/kontak pertama?

b) Apakah pertemuan lanjutan?

c) Apa tujuan pertemuan ini?: pengkajian/observasi/pemantauan/tindakan keperawatan/evaluasi kemampuan pasien dan keluarga/terminasi?

d) Apa tindakan yang akan saya lakukan?

e) Bagaimana cara melakukannya?

Setelah menetapkan status interaksi yang akan dilaksanakan, maka perawat perlu membuat rencana interaksi.

3) Rencana interaksi

a) Siapkan rencana percakapan yang akan dilakukan pada saat berinteraksi dengan pasien.

b) Siapkan tehnik komunikasi yang akan digunakan, kaitkan dengan tujuan interaksi dengan pasien. Hal ini berhubungan dengan tahapan interaksi yang akan dilakukan.

c) Siapkan tehnik observasi yang perlu dilakukan selama beriteraksi dengan pasien.

d) Siapkan langkah-langkah tindakan keperawatan yang akan dilakukan, sesuaikan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

b. Tahap perkenalanPerkenalan merupakan kegiatan yang perawat lakukan saat pertama kali bertemu atau kontak dengan pasien. Hal-hal yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah: memberi salam; mengevaluasi kondisi pasien; menyepakati kontrak/pertemuan yang terkait dengan topik tindakan yang akan dilakukan, kesediaan pasien untuk bercakap-cakap, tempat bercakap-cakap, dan lama percakapan.1) Memberi salam

a) Selamat pagi/siang/sore/malam atau sesuai dengan latar belakang sosial budaya spiritual pasien, disertai dengan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Pasien gangguan jiwa mungkin tidak menjawab salam dan uluran tangan saudara.

b) Memperkenalkan diri perawat

Nama saya Budiono, saya senang dipanggil Budi.

c) Menanyakan nama pasien

Nama bapak/ibu/saudara siapa? Apa panggilan kesenangannya? (Misalkan pasien senang dipanggil Tuti).2) Mengevaluasi kondisi pasien

a) Bagaimana perasaan Tuti saat ini? ataub) Apa keluhan Tuti?3) Menyepakati kontrak/pertemuan.

Kesepakatan tentang pertemuan terkait dengan topik tindakan yang akan dilakukan serta kesediaan pasien untuk bercakap-cakap, tempat bercakap-cakap, lama percakapan.

a) Topik/tindakan/kegiatan yang akan dilakukan

Untuk menanyakan kesediaan pasien:

(1) Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang ... (sesuaikan dengan keluhan atau perasaan pasien saat ini). Jika pasien tampak ragu perawat dapat menambahkan:

(2) Saya akan membantu ... (nama pasien) untuk menyelesaikan masalah yang ... (nama pasien) hadapi.

(3) Kita akan bersama-sama menyelesaikan masalah yang ... (nama pasien) hadapi.

Pada umumnya fokus percakapan awal adalah pengkajian keluhan utama. Kemudian hal-hal yang berkaitan dengan keluhan utama.

b) Tempat

(1) Di mana kita duduk?(2) Bagaimana kalau kita duduk di sana?(sebutkan)

(3) Ayo kita duduk di sana! (sebutkan)c) Waktu

(1) Mau berapa lama kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau 10 menit?Kemudian lanjutkan pada tahap kerja yaitu pengkajian lanjut yang berfokus pada keluhan utama disertai tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang dialami pasien.c. Tahap orientasiTahap orientasi dilakukan pada awal pertemuan kedua dan seterusnya. Tujuan tahap orientasi adalah mengevaluasi kondisi pasien, memvalidasi kemampuan pasien sesuai tindakan yang lalu dan menyepakati rencana tindakan pada pertemuan saat ini.1) Memberi salam

a) Selamat pagi/siang/sore/malam Tuti.

2) Memvalidasi dan mengevaluasi keadaan pasien

a) Bagaimana perasaan Tuti hari ini? atau Coba Tuti ceritakan perasaannya hari ini!

b) Adakah hal yang terjadi selama kita tidak bertemu? Coba ceritakan.c) Apakah masih ada........(tanda dan gejala yang ditemukan pada pertemuan sebelumnya)d) Apakah Tuti sudah coba cara-cara yang telah kita bicarakan kemarin (sebutkan cara yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya).

3) Menyepakati kontrak/pertemuan

Setiap berinteraksi dengan pasien kaitkan dengan kontrak pada pertemuan sebelumnya.

a) Topik/tindakan/kegiatan

(1) Sesuai dengan janji kita yang lalu kita akan bertemu hari ini jam .. (sebutkan sesuai perjanjian) atau

(2) Tuti masih ingat apa yang akan kita bicarakan/lakukan sekarang? atau(3) Bagaimana kalau sekarang kita latihan ... (sebutkan sesuai rencana).Contoh:

Baiklah sekarang kita akan bicara tentang cara berkenalan dengan orang lain/cara mengungkapkan rasa marah/ cara melakukan kebersihan diri (dan lain-lain sesuai dengan masalah pasien).

b) Tempat

(1) Mau duduk di mana? Bagaimana kalau di sana?

c) Waktu

(1) Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?

d. Tahap Kerja

Tahap kerja merupakan inti hubungan perawat pasien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Contoh komunikasi untuk tindakan melatih mengontrol halusinasi:

1) Ada beberapa cara untuk mencegah suara-suara agar tidak mengganggu Tuti. Salah satunya adalah dengan menghardik atau tidak memperdulikan suara-suara itu, caranya katakan: pergi!, jangan ganggu saya!, saya tidak mau dengar!.

2) Coba Tuti lakukan. (Jika pasien dapat melakukan berikan pujian). Bagus, Tuti sudah dapat melakukannya. Coba ulangi lagi!

3) Bagus sekali!e. Tahap Terminasi

Tahap terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dan pasien. Terminasi dibagi dua yaitu: terminasi sementara dan terminasi akhir.

1) Terminasi sementara

Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan pasien. Saat terminasi sementara perawat akan bertemu lagi dengan pasien pada waktu yang telah ditentukan, misalnya: satu atau dua hari berikutnya. Pada terminasi perawat melakukan evaluasi terhadap hasil tindakan yang telah dilakukan pada tahap kerja berupa evaluasi subyektif dan obyektif, memberikan anjuran pada pasien untuk melakukan kegiatan yang telah dilatih (rencana kegiatan) dan membuat perjanjian (kontrak) untuk pertemuan berikutnya.

Contoh komunikasi:

a) Evaluasi hasil(1) Evaluasi subyektif:

(a) Bagaimana perasaan Tuti setelah latihan ini?(2) Evaluasi obyektif:

(a) Coba Tuti sebutkan hal-hal yang sudah kita bicarakan tadi!

(b) Tuti tadi telah bagus melakukannya.

b) Tindak lanjut

(1) Bagaimana kalau mulai saat ini Tuti coba lakukan cara untuk mencegah suara-suara yang telah kita latih tadi.

(2) Tuti mau coba latih? Berapa kali per hari? Kita buatkan jadualnya? (Buat jadual harian pasien untuk latihan dan motivasi melakukan latihan tersebut saat suara-suara datang).

c) Kontrak yang akan datang

1) Waktu: (a) Kapan kita bertemu lagi?

(b) Bagaimana kalau dua hari lagi?(2) Topik: (a) Apa saja yang akan kita bicarakan nanti?

(b) Bagaimana kalau kita bicara tentang cara lain untuk mencegah suara-suara?

(3) Tempat: (a) Kita akan bertemu di sini lagi. Sampai jumpa. 2) Terminasi akhir

Terminasi akhir terjadi jika pasien dan keluarganya telah mampu menyelesaikan masalahnya.Contoh komunikasi:

a) Evaluasi hasil

(1) Evaluasi subyektif:(a) Bagaimana perasaan Tuti setelah kita bercakap-cakap beberapa kali.(2) Evaluasi obyektif:(a) Coba sebutkan apa saja yang telah Tuti dapatkan selama saya berkunjung ke rumah Tuti?

(b) Saya melihat Tuti sudah dapat melakukan (sebutkan sesuai hasil observasi pada tiap diagnosa keperawatan).

b) Tindak lanjut

(1) Apa rencana kegiatan Tuti selanjutnya?(2) Apa yang perlu Tuti lakukan kalau suara-suara itu datang lagi?(3) Jadi jadwal yang telah kita buat, laksanakan terus ya!c) Eksplorasi perasaan

(1) Saya akan datang sebulan sekali, tidak tiap minggu lagi. Bagaimana perasaan Tuti? Sudah siap kan?d) Hal yang sama dengan 1, 2, dan 3 dilakukan pada keluarga.

Latihan 1: Contoh komunikasi pada individu dengan diagnosa keperawatan Harga Diri Rendah Kronis (fase orientasi, kerja, dan terminasi)Orientasi/Perkenalan:

Selamat pagi mbak Perkenalkan saya perawat C, senang dipanggil C.

Nama mbak siapa? Oh mbak S, senang dipanggil apa mbak?

Baiklah mbak S, saya perawat puskesmas M yang saat ini sedang melakukan tugas kunjungan rumah Tadi saya telah menemui ibunya, dan sekarang saya ingin bercakap-cakap dengan mbak SBagaimana perasaan mbak S saat ini?O mbak S merasa bosan apa yang membuat mbak S merasa bosan?Jadi mbak S merasa bosan karena merasa tidak berarti. Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang kemampuan yang mbak S miliki?Dimana kita bisa bercakap-cakap? Baik, berapa lama mbak S?Bagaimana jika 20 menit? Tujuan kita bercakap-cakap adalah agar mbak S dapat menilai kembali kemampuan yang dimiliki selama ini dan kegiatan yang biasa mbak S lakukan, serta melatihnya kembali agar bermakna.

Kerja:Mbak S, coba sebutkan kemampuan apa saja yang mbak pernah miliki?Bagus, apalagi?Mari kita buat daftarnya ya!Kegiatan rumah tangga yang biasa mbak S lakukan? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapu? Mencuci piring, dst.Wah, bagus sekali ada tujuh kemampuan dan kegiatan yang mbak S miliki. Nah, sekarang dari tujuh kemampuan/ kegiatan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua, . (hingga tujuh kemampuan/ kegiatan (misalnya ada lima yang masih dapat dilakukan). Bagus sekali, ternyata ada lima kegiatan yang masih dapat dikerjakan di rumah. Menurut mbak S adakah bantuan yang diperlukan untuk mbak S melakukan kegiatan ini?Iya, bagus sekali!Mari kita lihat kembali daftar kegiatan yang telah kita buat tadiCoba mbak S pilih yang mana yang akan dikerjakan sesuai kemampuan. Yang nomor satu main tenis. Wah, saat ini belum bisa dilakukan ya Yang nomor dua merapikan tempat tidur, bagaimana mbak S? Wah, tentu bisa dilakukan ya. Bagus sekali!. Baik nomor tiga mencuci piring, bisa ya? (dan seterusnya hingga kelimanya didiskusikan, misalnya akhirnya ada tiga kegiatan yang dipilih untuk dikerjakan di rumah).Nahdari ketiga kegiatan yang telah dipilih untuk dikerjakan di rumah mana yang mau dilatih hari ini? Baik, mari kita latihan merapikan tempat tidur. Tujuannya agar mbak S dapat meningkatkan kemampuan dalam kegiatan merapikan tempat tidur. Dimana kamarnya? Nah, kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita pindahkan terlebih dahulu bantal dan selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas ya Bagus! Sekarang bagian kaki, tarik dan masukkan, lalu bagian pinggir dimasukkan. Sekarang ambil bantal, rapikan, dan letakkan di bagian atas/kepala. Mari kita lipat selimut. Nah, letakkan di bagian bawah/kaki. Bagus sekali, mbak S dapat mengikuti langkah-langkahnya Terminasi:Bagaimana perasaan mbak S setelah latihan merapikan tempat tidur?Apakah mbak S merasa berguna?Nah, sekarang coba ulangi kembali langkah-langkah merapikan tempat tidur!Bagus sekali!Sekarang kita masukkan dalam jadual harian mbak S ya... Mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur? Bagus! Dua kali sehari pagi-pagi bangun tidur, lalu setelah istirahat siang jam 4. Kalau sudah dikerjakan, beri tanda ya. Nah, minggu depan saya akan datang kembali, kita latihan kemampuan yang kedua. Mau jam berapa?, sama dengan sekarang?, baik, sampai jumpa.

(2) PENGERTIAN

Komunikasi terapeutik pada keluarga merupakan komunikasi yang dilakukan antara perawat dengan keluarga sebagai pasien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah keperawatan keluarga. (3) TAHAPAN HUBUNGAN TERAPEUTIK PADA KELUARGABerikut ini adalah penjelasan tentang prinsip dan tehnik komunikasi pada saat perawat melakukan interaksi dengan keluarga. Interaksi dengan keluarga atau pendidikan kesehatan kepada keluarga juga dilakukan secara bertahap, meliputi tahap: a. Permulaan hubungan perawat-keluarga

b. Pendidikan kesehatan tentang keterampilan keluarga merawat pasien

c. Penerapan cara merawat pasiend. Peran keluarga merawat pasien di rumah-keluarga-masyarakat

Asuhan keperawatan yang dilakukan kepada keluarga ditujukan untuk memampukan keluarga melakukan tugas kesehatan keluarga yaitu (Maglaya, 2009) :1). Mengenal masalah kesehatan anggota keluarga (khususnya pasien gangguan jiwa yang ada dalam keluarga)2). Mengambil keputusan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang memerlukan pertolongan (keluarga setuju dirawat oleh perawat puskesmas yang melakukan kunjungan rumah)

3). Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Keluarga dapat merawat sesuai dengan diagnosis keperawatan yang ditemukan pada pasien4). Menciptakan lingkungan yang kondusif di keluarga dan lingkungan. Dalam hal ini termasuk sikap dan fasilitas dalam keluarga dan lingkungan yang mendukung perbaikan pasien

5). Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat membantu pemulihan dan pemeliharaan kesehatan jiwa anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Langkah-langkah memberdayakan keluarga dalam melakukan tugas kesehatan jiwa :

1). Membina hubungan kerjasama dengan keluarga/pelaku rawat. Pada kesempatan ini perawat menjelaskan tujuan kunjungan rumah dan peran perawat (merawat pasien dan melatih keluarga merawat pasien)

2). Asuhan keperawatan keluarga (pertemuan pertama)

Pada pertemuan pertama, perawat berdiskusi dengan keluarga tentang perilaku anggota keluarga yang gangguan jiwa dan cara-cara perawatannya sekaligus meminta kesediaan keluarga menerima bantuan asuhan yang akan diberikan perawat (tugas kesehatan 1 dan 2). Perawat akan melanjutkan pertemuan dengan pasien untuk pengkajian, penetapan diagnosis dan memberikan asuhan pada pasien. Semua kegiatan yang dilakukan pada pasien, didiskusikan dengan keluarga agar keluarga dapat memberikan asuhan dan menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif untuk pasien (tugas kesehatan 3 dan 4)

3). Asuhan keperawatan keluarga (pertemuan kedua, dan seterusnya)

Pada kunjungan kedua, perawat bertemu dengan keluarga sebelum bertemu dengan pasien. Perawat mengevaluasi kondisi pasien sesuai dengan hasil observasi keluarga serta kemampuan pasien dan keluarga melakukan kegiatan asuhan yang telah dilakukan pada pertemuan pertama.

Selanjutnya perawat memberikan asuhan lanjutan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan pada diagnosis keperawatan yang ditemukan pada pasien. Sama seperti pertemuan pertama, maka perawat mendiskusikan kembali dengan keluarga asuhan yang diperlukan. Semua kegiatan ini dilanjutkan pada pertemuan ketiga dan seterusnya, sampai semua tindakan keperawatan pada semua diagnosis keperawatan telah dilaksanakan. Pertemuan ini dianggap berhasil jika pasien dan keluarga telah mampu melakukan kegiatan yang telah dilatih.

4). Asuhan keperawatan keluarga (pertemuan terakhir)

Pertemuan terakhir adalah pertemuan atau kunjungan rumah terakhir jika pasien dan keluarga mampu merawat. Pada pertemuan ini perawat mengevaluasi kondisi pasien dan memvalidasi kemampuan pasien dan keluarga.

Perawat memberikan informasi tentang kondisi pasien yang memerlukan penanganan segera serta fasilitas kesehatan yang dapat digunakan. Selain itu diinformasikan juga tindak lanjut yang perlu dilakukan pasien dengan kontrol secara teratur ke puskesmas dan menemui dokter dan perawat kesehatan jiwa masyarakat di puskesmas tersebut.

Kunjungan rumah lanjutan dapat dilakukan secara insidental untuk mengevaluasi dan memvalidasi kondisi dan kemampuan pasien dan keluarga.

2. PENGERTIAN

Komunikasi terapeutik pada kelompok merupakan komunikasi yang dilakukan antara perawat dengan kelompok pasien/keluarga yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah keperawatan kelompok.

3. TAHAPAN HUBUNGAN TERAPEUTIK PADA KELOMPOK

Tujuan dari komunikasi kelompok adalah

a. Membantu anggota kelompok berinteraksi dengan orang lain.

b. Membantu anggota kelompok merubah perilaku.

Penggunaan komunikasi kelompok pada keperawatan jiwa adalah pada saat perawat memberikan pendidikan kesehatan pada sekelompok pasien/keluarga pasien ataupun pada kelompok pendukung (support groups).

Latihan 2: Contoh percakapan pada kelompok pasien dengan diagnosa keperawatan Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi PendengaranSeorang perawat Puskesmas sedang melakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan pada sekelompok pasien yang mengalami masalah halusinasi (kelompok pasien yang sudah mengenal halusinasi dan sudah belajar cara mengontrol halusinasi). Tujuan pertemuan kelompok berbagi pengalaman tentang penerapan cara mengontrol halusinasi.

Orientasi/Perkenalan:

Selamat siang saudara-saudara sekalian. Bagaimana perasaan saudara-saudara pada hari ini? Seperti janji kita minggu lalu, hari ini kita bertemu untuk membahas tentang pengalaman saudara menggunakan cara mengontrol suara-suara. Kita akan bercakap-cakap selama 45 menit disini.

Kerja: Baiklah saudara sekalian, sekarang masing-masing orang diminta untuk menceritakan pengalaman menggunakan cara-cara mengontrol halusinasi yang telah dipelajari. Siapa yang mau menyampaikan kegiatannya ?(Kalau tidak ada pasien yang mau menyampaikan, dibuat bergiliran).Apa cara yang telah Tuti gunakan ? Bagaimana hasilnya ? Bagus..! (semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya). Ya bagus sekali, semua sudah mencoba untuk menyampaikan pendapatnya. Jadi kegiatan-kegiatan tadi bisa saudara-saudara lakukan jika suara-suara itu muncul.

Terminasi: Bagaimana perasaan saudara-saudara setelah kita diskusi ? Apa pendapat saudara-saudara terhadap hasil diskusi kita hari ini ?Empat cara mengontrol halusinasi dapat saudara gunakan terus agar suara-suara itu tidak mengganggu lagi. Kita bertemu lagi di balai desa ini minggu depan di hari dan jam yang sama untuk membicarakan aktivitas sehari-hari yang dapat saudara lakukan dirumah. Selamat siang.

2. PENGERTIAN

Komunikasi terapeutik pada masyarakat merupakan komunikasi yang dilakukan antara perawat dengan masyarakat sebagai pasien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah keperawatan komunitas.

3. TAHAPAN HUBUNGAN TERAPEUTIK PADA MASYARAKAT

Komunikasi massa merupakan interaksi dengan kelompok besar, yaitu lebih dari 12 orang. Tujuan komunikasi massa adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan pada sekelompok besar orang tentang topik kesehatan dengan tujuan untuk mempengaruhi masyarakat agar mereka dapat mengadopsi perilaku sehat. Umumnya topik yang diambil terkait dengan pencegahan dan peningkatan kesehatan jiwa.

Berikut ini adalah beberapa langkah untuk melakukan komunikasi massa:

a. Pilihlah topik yang menarik untuk disampaikan pada pendengar yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhannya.

b. Susunlah garis besar hal-hal yang akan disampaikan (mulai dari kata pengantar, isi, dan kesimpulan).

c. Gunakan suara yang jelas dan gunakan tape recorder jika memang dibutuhkan atau jika memungkinkan gunakan video recorder untuk umpan balik.

d. Jangan terlalu mencemaskan tentang sikap tubuh, namun berkonsentrasilah pada isi pesan yang ingin disampaikan.

e. Gunakan atau buatlah catatan dalam 1 lembar kertas sebagai panduan sehingga tidak menyita waktu untuk melihat catatan dan punya kesempatan untuk menatap/melihat para pendengar (peserta).

f. Jangan menggunakan kata/bahasa yang vulgar kecuali ada alasan yang jelas dan sadar dengan konsekuensi negatif yang mungkin terjadi.

g. Gunakan pakaian yang pantas yang dapat mendukung penampilan si pemberi pesan namun jangan sampai mencolok sehingga membuat perhatian beralih.

Metode yang digunakan pada komunikasi massa:

1. Brainstorming/curah pendapat

a. Beri kebebasan setiap peserta untuk mengungkapkan ide-ide dan mendiskusikan dalam bentuk kelompok besar.

b. Meminta atau memberikan kesempatan pada setiap anggota untuk mengidentifikasi isu dan mencari solusi.

Latihan 3: Contoh komunikasi dalam melakukan komunikasi massa dengan metode brainstormingOrientasi:

Selamat malam bapak-bapak dan ibu-ibu. Hari ini selama 1 jam kita akan membahas tentang pengalaman Bpk/Ibu selama ini dalam mengasuh anakKerja: Baiklah Bpk/Ibu, sekarang saya persilakan untuk menyampaikan perilaku anak-anak yang Bpk/Ibu amati selama ini (peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan).Baiklah, semua sudah menyampaikan apa yang dirasakan dan dialami. Sekarang Bpk/Ibu dapat menyampaikan pengalaman cara-cara untuk mengatasinya. (Semua peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan). Baiklah Bpk/Ibu kita telah bicara tentang perilaku anak-anak kita dan cara-cara yang dilakukan untuk mengatasinya.

Terminasi:Bagaimana kalau minggu depan kita akan bicara tentang cara-cara yang terbaik dalam merawat anak kita dengan perilaku-perilaku tertentu agar anak-anak kita dapat berkembang dengan baik. Bagaimana pendapat Bpk/Ibu tentang diskusi kita hari ini? (Minggu depan lakukan metode ceramah).

2. Demonstrasi

Saudara dapat menggunakan metode demonstrasi dalam komunikasi massa agar pembelajaran menjadi lebih efektif. Metode ini membantu peserta mengerti sesuatu secara visual karena peserta dapat melihat dan mencoba secara langsung apa yang saudara bicarakan.3. Ceramah

Metode ini digunakan saat saudara menyampaikan presentasi secara verbal (tatap muka). Jika saudara menjadi penceramah maka saudara harus mempunyai pengalaman dengan materi yang diberikan. Saudara harus merasa nyaman dan punya kemampuan dalam berbicara, memberikan penekanan pada point penting dengan cara-cara yang kreatif dan menarik. Saudara dapat mengkombinasikan dengan media untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran. Kemampuan dan gaya saudara berkomunikasi akan mempengaruhi partisipasi peserta. Jangan lupa untuk membatasi umpan balik dari peserta karena waktu yang terbatas.4. Role PlaySaudara dapat menggunakan metode role play (bermain peran) karena metode ini efektif dalam mempengaruhi sikap dan opini masyarakat. Metode ini menungkinkan saudara untuk mengembangkan kemampuan peserta dalam menyelesaikan masalah dan berfikir secara kritis. Upayakan supaya saudara dapat meningkatkan partisipasi peserta karena kadang-kadang beberapa anggota kemungkinan tidak mau terlibat dalam aktivitas. Penggunaan metode ini biasanya dikombinasikan dengan metode lain misalnya ceramah, diskusi.

Media yang digunakan pada komunikasi massa:

1. Media Cetak

a. Booklet : menyampaikan pesan kesehatan berbentuk buku, baik tulisan/gambar.

b. Leaflet : penyampaian pesan melalui lembaran yang dilipat

c. Flyer (selebaran) seperti leaflet tapi tidak dilipat

d. Flip chart (lembar balik)

e. Rubrik (tulisan pada surat kabar/majalah)

f. Poster : ditempel di tembok/tempat umum

g. Foto yang mengungkap informasi kesehatan

2. Media Elektronik

a. Televisi : sandiwara, sinetron, diskusi, ceramah, quiz, cerdas cermat.

b. Radio : tanya jawab, sandiwara, ceramah, radio spot.

3. Media Papan (Bill board)

Papan pengumuman dapat digunakan untuk menempelkan informasi-informasi kesehatan jiwa yang dapat dibaca oleh semua orang.

1. PENGERTIAN

Komunikasi terapeutik pada tim kesehatan merupakan komunikasi yang dilakukan antara perawat dengan tim kesehatan yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah pasien.

2. TAHAPAN HUBUNGAN TERAPEUTIK PADA TIM KESEHATANDalam melaksanakan tugas saudara memerlukan kemampuan untuk menyampaikan kondisi pasien kepada anggota tim kesehatan yang lain, misalnya dokter, perawat di komunitas (CHN), pekerja sosial. Kerjasama dengan tim kesehatan lain dilakukan jika pasien perlu dirujuk. Standar yang digunakan dalam melakukan komunikasi dan hubungan terapeutik dengan tim kesehatan adalah ISBAR, yaitu Introduction/Introduksi, Situation/Situasi, Background/Latar belakang, Assessment/Pengkajian, Recommendation/Rekomendasi (Joint Commission International, 2012). Pada introduksi perawat menyebutkan nama dan nama klien yang dikelola. Pada aspek situasi perawat menyampaikan kondisi pasien terkait usia pasien, jenis kelamin, diagnosa, prosedur yang telah dilakukan, status mental, dan stabilitas kondisi pasien. Saat menyampaikan latar belakang pasien, perawat menginformasikan latar belakang keluarga, latar belakang budaya/agama, kemampuan berkomunikasi dan berbahasa. Perawat juga harus melaporkan pengkajian yang telah dilakukan kepada pasien, yang meliputi tanda vital; pikiran, perasaan dan perilaku pasien serta faktor risiko. Terakhir, perawat memberikan rekomendasi kepada petugas kesehatan terkait prioritas area dan tindakan yang harus segera dilakukan kepada pasien. Latihan 4 : Contoh komunikasi perawat CMHN dengan perawat di unit psikiatri RSU saat melakukan rujukan pasienSelamat pagi.. saya. dari puskesmas, pagi ini ingin merujuk pasien yang bernama Kondisi pasien saat ini masih mengalami halusinasi dengan perilaku kekerasan. Telah dilakukan konsultasi dengan dokter puskesmas dan tim kesehatan jiwa masyarakat dan pasien telah mendapat terapi pengobatan oral yaitu CPZ 3x100mg, THP 3 x 2 mg dan HP 3 x 5 mg, Namun keadaan pasien saat ini masih belum ada perbaikan sehingga kami perlu merujuk pasien ini ke unit psikiatri RSU untuk mendapatkan perawatan intensif. Pasien telah kami latih untuk mengenal halusinasinya tetapi belum ada perkembangan.

Ini berkas pasien beserta resumenya. Saran saya segera diberikan tindakan untuk mengontrol halusinasinya. Jika keadaan pasien telah memungkinkan pulang segera beritahu kami agar kami dapat melanjutkan perawatannya di rumah. Terima kasih. Selamat pagi. (sambil berjabat tangan).

VIII. REFERENSI

Fountaine, K.L. (2009). Mental health nursing. 6th ed. New Jersey: PearsonEducayion, Inc. Joint Commission International. (2012). The international essentials of health care quality and patient safety. Diambil dari: http://www.jointcommissioninternational.org/International-Essentials-for-Quality-and-Patient-Safety, pada tanggal 27 Mei 2012.Keliat, B.A.,dkk. (2011). Keperawatan kesehatan jiwa komunitas : CMHN

(Basic Course). Jakarta : EGC.Maglaya, A.S. (2009). Nursing practice in the community. 7thed. Markina City : Argonauta Corporation.

Stuart, G.W. (2009). Principles and practice of psychiatric nursing. 9th ed. St Louis: Mosby ElsevierTownsend, M.C. (2009). Psychiatric mental health nursing: conceps of care in evidence-based practice. Philadelphia: F.A. Davis CompanyMODUL

MATERI INTI 1

POKOK BAHASAN A.

KONSEP KOMUNIKASI KEPERAWATAN (PENGAMATAN)

POKOK BAHASAN B.

PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA INDIVIDU

POKOK BAHASAN C.

PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KELUARGA

POKOK BAHASAN D.

PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KELOMPOK

POKOK BAHASAN E.

PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA MASYARAKAT

POKOK BAHASAN F. PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA TIM KESEHATAN