03. MODUL PRAKTEK INVENTOR.pdf
-
Upload
rahmat-al-amin -
Category
Documents
-
view
113 -
download
2
Transcript of 03. MODUL PRAKTEK INVENTOR.pdf
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page3
P E N D A H U L U A N
Autodesk Inventor merupakan salah satu software 3D modeling yang dikhususkan pada mechanical design dimana konsep yang dibawa adalah digital prototyping. Dimana kita diizinkan untuk menganalisa design yang sedang direncanakan dalam bentuk digital dan tidak lagi memerlukan bentuk fisik asli yang tentunya akan berdampak pada penghematan biaya produksi. Kita dapat menganalisa gerakan kinematik dari sebuah design, memperhitungkan berat sebuah material, mendapatkan titik center (center of gravity) dari sebuah komponen atau Assembly dan kebutuhan lain yang berhubungan dengan design yang dibuat.
Pada modul ini kita akan coba membahas bagaimana mengenal user interface dari Autodesk Invetor, pembuatan part/komponen, pembuatan assembly, pembuatan presentation (exploded view) dan pembuatan gambar kerja (manufacturing drawing). Untuk bisa mengenal konsep pemodelan di Autodesk Inventor perhatikanlah diagram dibawah ini :
Part
Assembly
Presentation/
ExplodedView
ManufacturingDrawing
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page4
Dimana hal yang pertama harus kita lakukan adalah pembuatan sebuah part yang
kemudian dijadikan menjadi sebuah assembly selanjutnya dari assembly bisa dibuatkan
menjadi sebuah exploded view (presentation). Dimana ketiga bagian ini bisa dijadikan
sebuah gambar kerja/manufacturing drawing. Adapun format file yang dikenal didalam
Autodesk Inventor adalah:
1. Part (*.ipt)
2. Assembly (*.iam)
3. Presentation (*.ipn)
4. Manufacturing Drawing (*.idw dan *.dwg)
5. Project (*.ipj)
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page5
B A B I
U S E R I N T E R F A C E Sebelum kita masuk kedalam pembahasan inti ada baiknya kita mengenal terlebih
dahulu bagaimana user interface/antar muka dari Autodesk Inventor dengan
memperhatikan gambar 1 :
1 5
2
3
4
Gambar 1 Adapun penjelasan gambar berdasarkan penomoran sebagai berikut :
1. Ribbon toolbar berisikan fungsi-fungsi perintah yang digambarkan dalam bentuk
icon-icon
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page6
2. Graphic Windows berfungsi untuk melihat proses pembuatan sketch dan melihat
hasil modeling dan gambar kerja yang dibuat
3. Object History berfungsi untuk melihat urutan tentang proses pembuatan sebuah
part atau urutan sebuah
4. 3D Indicator berfungsi untuk menampilkan coordinate system. Sehingga kita
mengetahui posisi koordinat datum(work plane) tempat kita melakukan sketching
ataupun proses assembly
5. View Cube berfungsi untuk menampilkan tampilan sebuah modeling dimana kita bisa
tampilan sebuah modeling baik dari sisi tampak depan, samping, isometric dan sisi-
sisi yang lain yang ingin dilihat.
Untuk pembahasan masalah user interface tidak akan diperlebar dan hanya
dicukupkan pada penjelasannya ini saja. Untuk lebih lengkapnya bisa melihat HELP (F1) pada
Autodesk Inventor yang dimiliki.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page7
B A B I I P A R T
Untuk proses pembuatan part adalah beberapa hal yang harus diketahui sehingga
kita bisa mengetahui konsep dasar pembuatan modeling di Autodesk Inventor. Dan jika
dibuatkan dalam bentuk diagram akan terbentuk seperti penjelasan dibawah ini.
Sketching Base Feature Feature Part
Dimana pembuatan sketch selalu berada pada sebuah plane kemudian dirubah menjadi
feature. Selanjutnya dibuat sketch tambahan pada sebuah plane atau permukaan datar
yang nantinya akan dijadikan feature. Dari beberapa feature inilah akan terbentuk sebuah
modeling part.
Jadi hal yang harus diketahui untuk pembuatan modeling part adalah :
1. Sketching
2. Base Feature
3. Datum/Work Plane 2.1 Sketching
4. Work Axis
5. Work Point
6. Feature
Proses sketching terdapat 2 jenis sketching, Yaitu :
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page8
1. 2D Skecth
Didalam 2D Sketch ini sketsa yang dihasilkan dalam bentuk 2D dimana hanya
2 koordinat yang bekerja. Dan selanjutnya hasil sketsa dirubah menjadi
sebuah base feature/feature
2. 3D Sketch
Didalam 3D Sketch ini sketsa yang dihasilkan memiliki 3 koordinat yang
bekerja. Hal ini sering dilakukan untuk membuat sebuah contour tertentu
yang tidak bisa dibuat menggunakan 2D sketch Pada module ini akan lebih dititik beratkan pada pembuatan 2D sketch. Bila
digambarkan dalam alur maka pembuatan 2D sketch akan tampak seperti keterangan
dibawah ini :
Sketch Plane Constraint Sketch
Dimana sebuah 2D sketch selalu membutuhkan sebuah work plane/datum untuk melakukan
proses sketching. Pada 2D sketch terdapat constraint yang menghubungkan antar geometry.
Sehingga bila ditarik sebuah logika pembuatan sketch yaitu selalu pada sebuah plane dan
memiliki constraint.
2.1.1. 2D Sketch
Pada saat awal pembuatan part secara default Autodesk Inventor akan
mengarahkan kita pada x-y plane. Akan tetapi kita bisa merubah settingan
tersebut dengan merubahnya pada Tools Application Options (tab) Part
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page9
(Frame Sketch on new part creation) No new sketch. Yang akan kita ulas pada
pembahasan ini adalah dengan tidak menggunakan settingan default Autodesk
Inventor dan satuan yang akan digunakan ada metric. Adapun cara untuk
membuat 2D Sketch sebagai berikut :
1. Buat sebuah part dengan cara memilih file new (tab) metric standar
(mm).ipt atau pada tampilan ribbon toolbar bisa dilakukan dengan mengklik
icon yang disediakan. Perhatikan gambar 2. Maka akan muncul dialog box
new file dan pada tab metric pilih standard(mm).ipt. Perhatikan gambar 3.
Gambar 2 Gambar 3
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page10
2. Pada object history expand origin dengan cara mengklik tanda (+) dan
aktifkan ketiga plane default dengan cara mengklik ketiganya kemudian klik
kanan dan pilih visibility. Perhatikan gambar 4 Gambar 4
3. Rubah view pada graphic windows menjadi isometric dengan cara klik kanan
di graphic windows dan pilih home view (F6). Perhatikan gambar 5 atau
dengan mengarahkan cursor pada View Cube dan klik tanda rumah.
Perhatikan gambar 6.
Gambar 5
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page11
Gambar 6
4. Klik icon 2D sketch perhatikan gambar 7 kemudian pilih plane tempat
pembuatan sketch. Untuk latihan pilih x y plane. Kemudian klik icon view
face (page up) agar pandangan menjadi normal dengan plane terpilih.
Perhatikan gambar 8.
Gambar 7 Gambar 8
5. Kemudian klik icon view face (page up) dan pilih plane yang menjadi tempat
sketching agar proses tampilan sketch tegak lurus dengan arah pandangan.
Secara default tampilan user interface pembuatan 2D sketch terdapat grid
lines, Minor grid lines, Axes. Tampilan ini agak sedikit menggangu proses
sketching dan kita diperbolehkan untuk menonaktifkannya dengan cara
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page12
merubahnya pada Tools Application Options (tab) Sketch (Frame
Display) Uncheck grid lines, Minor grid lines, Axes. Selanjutnya kita bisa
memilih bentuk geometry yang diinginkan.
6. Mengatur dan menghubungkan geometry dengan cara memberikan
constraint. Ada 12 macam constraint yang bisa digunakan.
a) Horizontal
Constraint ini bertujuan untuk membuat sebuah geometry berada
pada posisi horizontal. Perhatikan gambar 9.
Gambar 9 b) Vertical
Constraint ini bertujuan untuk membuat sebuah geometry berada
pada posisi vertical. Perhatikan gambar 10. Gambar 10
c) Perpendicular
Constraint ini bertujuan untuk membuat sebuah geometry berada
pada posisi tegak lurus. Dimana salah satu geometry menjadi acuan.
Autodesk Inventor akan memilih geometry acuan secara acak
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page13
(random) terkecuali salah satu geometry dibuat menjadi fix
menggunakan constraint fix. Perhatikan gambar 11. Gambar 11
d) Parallel
Constraint ini bertujuan untuk membuat sebuah geometry berada
pada posisi parallel terhadap acuan geometry. Perhatikan gambar 12.
Gambar 12 e) Tangent
Constraint ini bertujuan untuk membuat sebuah geometry menjadi
bersinggungan antara satu dengan lainnya. Dimana geometry yang
bisa dibuat bersinggungan adalah antara garis dengan geometry yang
berbentuk radius atau kedua-duanya geometry yang mempunyai
radius. Perhatikan gambar 13.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page14
Gambar 13 f) Smooth
Constraint ini bertujuan untuk membuat pertemuan antar dua buah
kurva (spline) menjadi halus dan bersinggungan antar satu dengan
lainnya. Perhatikan gambar 14. Gambar 14
g) Coincident
Constraint ini bertujuan untuk membuat pertemuan antar point
dengan point atau antar point dengan geometry. Perhatikan gambar
15. Gambar 15
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page15
h) Concentric
Constraint ini bertujuan untuk membuat 2 buah geometry yang
memiliki radius berada pada satu sumbu/titik center. Perhatikan
gambar 16. Gambar 16
i) Collinear
Constraint ini bertujuan untuk membuat 2 buah geometry atau lebih
berada dalam satu garis lurus/linear imajiner . Perhatikan gambar 17. Gambar 17
j) Equal
Constraint ini bertujuan untuk membuat besar/nilai antara geometry
menjadi sama . Perhatikan gambar 18. Gambar 18
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page16
k) Fix
Constraint ini bertujuan untuk membuat geometry berada pada posisi
yang tetap dan ditidak bisa bergeser .
l) Symmetry
Constraint ini bertujuan untuk membuat geometry menjadi
seimbang/selaras terhadap acuan sebuah garis sumbu. Perhatikan
gambar 19. Gambar 19
7. Jikalau pembuatan sketch selesai kita bisa mengklik kanan mouse dan pilih
finish sketch atau dengan mengklik icon Tips : Untuk pembuatan sketch usahakan untuk selalu mengacu pada
origin/Center point (titik nol) dikarenakan akan sangat berguna untuk proses
selanjutnya seperti pembuatan assembly dan molding.
Untuk lebih memahami proses pembuatan sketch dan penggunaan constraint
coba buat sebuah sketch geometry seperti tampak pada gambar 20.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page17
2.2 Base Feature
Gambar 20
Ada 2 feature dasar yang harus diketahui untuk pembuatan base feature :
1. Extrude
2. Revolve
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page18
2.2.1. Extrude
Feature ini digunakan untuk membuat solid/surface dengan menentukan
ketebalan dari sebuah sketch/profile. Jikalau sketch dalam bentuk terbuka
maka akan dihasilkan surface. Sedangkan dalam bentuk tertutup bisa
menghasilkan solid/surface. Untuk mengeksekusinya bisa dengan cara mengklik icon atau menggunakan shortcut (E).Perhatikan gambar 21.
SOLID SURFACE
Gambar 21 2.2.2. Revolve
Feature ini digunakan untuk membuat solid/surface dengan memutar
sketch/profile terhadap acuan sebuah axis (garis sumbu). Jikalau sketch
dalam bentuk terbuka maka akan dihasilkan surface. Sedangkan dalam
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page19
bentuk tertutup bisa menghasilkan solid/surface. Untuk mengeksekusinya bisa dengan cara mengklik icon atau menggunakan shortcut (R).Perhatikan
gambar 22.
SOLID SURFACE
Gambar 22
2.3 Work Plane
Feature ini bisa digunakan untuk menempatkan sebuah sketch dan sebagai acuan
bekerjanya feature lain. Untuk membuat sebuah plane bisa dilakukan dengan cara
mengklik icon atau dengan menekan tanda ] pada keyboard. Ada beberapa
metoda yang bisa digunakan untuk membuatnya :
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page20
1. 3-point work plane
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 3
buah point/vertex untuk membentuk sebuah plane. Perhatikan gambar 23. 1
3
2
Gambar 23 2. Work plane tangent to face through edge
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih sisi
dan permukaan yang berbentuk radius. Perhatikan gambar 24.
Gambar 24 3. Work plane normal to axis through point
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih sisi
dan point untuk menghasilkan plane yang tegak lurus sisi. Perhatikan gambar 25.
Gambar 25
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page21
4. Work plane through two coplanar edges
Dengan metoda untuk membuat sebuah work plane ini diharuskan memilih 2 sisi
yang berada pada satu permukaan (coplanar). Perhatikan gambar 26.
Sisi/Edge Gambar 26
Sisi/Edge
5. Work plane offset from face
Dengan metoda untuk membuat sebuah work plane ini diharuskan memilih 1
permukaan rata/plane kemudian menentukan jarak antara plane yang akan
dibuat dengan plane yang menjadi acuan. Perhatikan gambar 27. Permukaan Rata
Gambar 27 6. Work plane at angle to face or plane
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 1
permukaan rata/plane kemudian memilih sisi/edge atau axis. Perhatikan gambar
28.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page22
Sisi/Edge
Permukaan Rata
Gambar 28
7. Work plane parallel to plane trough point
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 1
permukaan rata/plane yang parallel dengan point/vertex yang dipilih. Perhatikan
gambar 29.
Gambar 29 8. Work plane tangent to curved face and parallel to plane
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 1
permukaan rata/plane dan geometry berbentuk radius. Perhatikan gambar 30.
Permukaan Rata Geometry Radius
Gambar 30
9. Work plane tangent to a cylinder
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page23
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 1
permukaan rata/plane dan geometry berbentuk radius. Perhatikan gambar 31.
Gambar 31
10. Work plane normal to a curve at the point on the curve
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih
sebuah kurva dan point tempat akan diletakkannya work plane. Perhatikan
gambar 32. Gambar 32
11. Work plane bisecting two parallel planes
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 2
permukaan/plane yang parallel dan work plane yang dihasilkan berada ditengah-
tengah object pemilihan. Perhatikan gambar 33.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page24
Gambar 33
2.4 Work Axis
Feature ini biasa digunakan sebagai sumbu putar, feature pembantu untuk
pembuatan plane, lubang (hole) dan pattern. Untuk mengeksekusi feature ini bisa mengklik icon
atau dengan menekan tombol / pada keyboard. Ada
beberapa metoda yang bisa digunakan untuk membuatnya :
1. Work axis through a revolved face or feature
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis diharuskan memilih
permukaan berbentuk radius atau feature-feature yang berbentuk radius seperti
hole dan fillet. Perhatikan gambar 34. Gambar 34
2. Work axis through two points
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan 2 buah
point/vertex. Perhatikan gambar 35.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page25
Gambar 35
3. Work axis along two intersecting planes
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan 2 buah work
plane . Dimana work axis yang dihasilkan merupakan perpotongan antar 2 buah
work plane. Perhatikan gambar 36. Gambar 36
4. Work axis perpendicular to a plane through a point
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan sebuah work
plane dan point. Dimana work axis yang dihasilkan tegak lurus terhadap plane
yang dipilih. Perhatikan gambar 37.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page26
Gambar 37 5. Work axis along a linear edge
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan sebuah sisi
lurus/edge. Dimana work axis yang dihasilkan segaris dengan sisi yang dipilih.
Perhatikan gambar 38. Gambar 38
6. Work axis along sketch
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan sebuah sketch
baik dalam bentuk 2D/3D sketch dalam bentuk line diluar bentuk line tidak bisa
digunakan untuk membentuk work axis . Dimana work axis yang dihasilkan
segaris dengan sketch yang dipilih. Perhatikan gambar 39.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page27
2.5 Work point
Gambar 39
Feature ini bisa digunakan sebagai referensi point dengan mengambil sebuah vertex
atau snap point pada sketch/edge, persilangan antara curve/sketch dengan plane
dan persilangan antar 3 work plane . Untuk membuat sebuah work point bisa dilakukan dengan cara mengklik icon
Perhatikan gambar 40. Gambar 40
2.6 Feature
atau dengan menekan tanda .
Pada pembahasan di sub bab ini dibatasi hanya pada feature-feature dasar yang
sering digunakan untuk membuat sebuah modeling sederhana. Feature yang akan
kita bahas antara lain :
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page28
1. Extrude
2. Revolve
3. Swept
4. Rib
5. Chamfer
6. Fillet
2.6.1 Extrude
7. Hole and Thread
8. Pattern
9. Mirror
10. Loft
11. Shell
Pada pembahasan sebelumnya sudah disinggung mengenai extrude sebagai
base feature. Pada pembahasan subbab kali ini akan membahas lebih jauh
mengenai extrude. Pada feature extrude ada 3 cara yang bisa digunakan
untuk membuat sebuah model :
1. Join yaitu menggabungkan antar base feature/feature dengan feature
untuk mendapatkan sebuah bentuk
2. Cut yaitu memotong base feature/feature dengan feature untuk
mendapatkan sebuah bentuk
3. Intersect yaitu Mempertemuan antar base feature/feature dengan
feature dimana bentuk yang dihasilkan adalah pertemuan antar
keduanya.
Perhatikan hasil proses extrude pada gambar 41.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page29
Join
Cut
Gambar 41
Intersect
Pada feature extrude terdapat 5 batasan yang digunakan untuk membuat
feature ini:
1. Distance yaitu berapa batasan jarak yang diperlukan untuk membuat
sebuah feature perhatikan gambar 42.
2. To next yaitu batasan diambil sampai dimana tidak ada lagi solid yang
terdeteksi pada sebuah feature.
3. To yaitu batasan yang diambil adalah sampai permukaan/plane terpilih.
4. From to yaitu batasan dimulai dari sebuah permukaan/plane terpilih
sampai pada permukan/plane yang terpilih.
5. All yaitu batasan yang diambil adalah sampai keselurahan feature dengan
arah pandang normal.
Untuk lebih memahami perhatikan gambar 42.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page30
Sedangkan untuk membalikkan arah feature hanya dengan mengklik arah
yang diingikan. Perhatikan gambar 43. Gambar 43
2.6.2 Revolve
Pada pembahasan sebelumnya sudah disinggung mengenai revolve sebagai
base feature. Pada pembahasan subbab kali ini akan membahas lebih jauh
mengenai revolve. Pada feature extrude ada 3 cara yang bisa digunakan
untuk membuat sebuah model sama seperti pembuatan extrude yaitu join,
cut dan intesert jadi tidak dibahas lebih jauh.
Dan pada feature revolve sama terdapat 5 batasan dan keseluruhan batasan
hampir sama juga dengan extrude hanya satu yang berbeda yaitu :
1. Angle yaitu batasan ini membutuhkan berapa besarnya sudut putar untuk
membentuk sebuah feature
Untuk lebih memahami perhatikan gambar 44.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page31
Angle 2.6.3 Swept
From to
To Next Gambar 44
All
To
Feature ini digunakan membuat solid dimana sketch profile akan terbentuk
mengikuti sketch path, path & guide rail dan path & guide surface. Untuk mengeksekusinya bisa dengan cara mengklik icon atau menggunakan
shortcut (Ctrl+Shift+S).Pada pemahasan ini hanya membahas 2 metoda :
1. Path : dengan cara ini dibutuhkan satu buah sketch yang dijadikan sebagai
alur terbentuknya solid dari sebuah profile
2. Path & guide rail : dengan cara ini dibutuhkan 2 buah sketch dimana salah
satunya menjadi path dan yang lainnya menjadi guide rail
Untuk lebih memahami perhaikan gambar 45.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page32
Sketch 2.6.4 Rib
Path Gambar 45
Path & guide rail
Feature ini digunakan untuk membuat sebuah tulangan/penguat pada
sebuah model dimana hanya membutuhkan sebuah sketch terbuka dan
menentukan berapa ketebalan tulangan yang akan dibuat. Untuk mengeksekusinya bisa dengan cara mengklik icon . Untuk lebih
memahami perhatikan gambar 46. Sketch
2.6.5 Chamfer
Gambar 46
Rib
Feature ini digunakan untuk mebuang sisi tajam dari sebuah model dengan
merubahnya menjadi sisi miring. Untuk mengeksekusinya bisa dengan cara
mengklik icon atau menggunakan shortcut (Ctrl+Shift+K). Ada 3 metode
yang bisa digunakan untuk men-chamfer sebuah model :
1. Distance. Dengan cara ini dibutuh jarak yang ingin dibentuk dan hasil
kemiringan antar sisi dianggap sama.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page33
2. Distance and Angle. Dengan cara ini dibutuhkan jarak yang ingin dibentuk
dan sebuah pemukaan rata sebagai referensi pembentukan sudut/angle.
3. Two distance. Dengan cara ini dibutuhkan 2 ukuran yang berbeda untuk membentuk sisi miring. Dimana posisi bisa dibalik dengan menekan icon
Untuk lebih bisa memahami perhatikan gambar 47.
Distance Distance and Angle Two Distance
Gambar 47
2.6.6 Fillet
Feature ini digunakan untuk mebuang sisi tajam dari sebuah model dengan
merubahnya menjadi sisi berbentuk radius. Untuk mengeksekusinya bisa dengan cara mengklik icon atau menggunakan shortcut (F). Ada 3 metode
yang bisa digunakan untuk men-chamfer sebuah model :
1. Edge fillet. Dengan cara ini dibutuh jarak yang ingin dibentuk dan hasil
radius antar sisi dianggap sama
2. Face. Dengan cara ini dibutuhkan jarak yang ingin dibentuk dan 2
permukaan rata untuk membentuk sisi radius
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page34
3. Full round. Dengan cara ini dibutuhkan 3 permukaan rata. 2 Permukaan
sebagai sisi yang akan dibentuk radius dan 1 permukaan sebagai center
radius.
Untuk lebih memahami perhatikan gambar 48.
Edge fillet 2.6.7 Hole and thread
Face Gambar 48
Full round
Feature ini digunakan untuk membuat sebuah lubang baik lubang
dengan/tanpa. Dan Thread digunakan untuk membuat ulir luar dari sebuah poros. Untuk mengeksekusi perintah tersebut dengan cara mengklik icon
atau shortcut (H) untuk membuat lubang/hole. Sedangkan untuk thread
menggunakan icon .
Untuk membuat hole ada beberapa metoda yang bisa digunakan :
1. From Sketch. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah point atau lebih
berupa sketch point untuk menentukan posisi pelubangan
2. Linear. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah permukaan rata untuk
tempat peletakan lubang dan 2 buah sisi/edge sebagai referensi jarak
lubang
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page35
3. Concentric. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah permukaan rata untuk
tempat peletakan lubang dan geometri berbentuk radius dimana lubang
yang akan dibuat menjadi satu titik sumbu/center dengan geometri yang
diambil sebagai referensi.
4. On Point. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah work poin sebagai
tempat peletakan lubang dan sebuah work axis/edge untuk arah dari
pengeboran.
Untuk lebih memahami proses pembuatannya perhatikan gambar 49. From Sketch
Linear
Gambar 49
Concentric
On Point
Sedangkan untuk membuat thread hanya dibutuhkan geometri berbentuk
radius. Bisa diambil dari shaft ataupun lubang untuk panjang ulir bisa
ditentukan. Untuk lebih memahami proses pembuatan perhatikan gambar
50. Gambar 50
2.6.8 Pattern
Ada 2 macam feature pattern yang bisa digunakan :
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page36
1. Rectangular Pattern. Feature ini digunakan untuk menggandakan sebuah
feature dengan jarak dan jumlah tertentu. Dimana dibutuhkan sebuah
referensi atau lebih baik berupa sketch, edge dan work axis. Untuk mengeksekusi feature dengan mengklik icon .
2. Circular Pattern. Feature ini digunakan untuk menggandakan sebuah
feature berdasarkan jumlah dalam satu putaran dan besar derajat
putaran. Dimana dibutuhkan sebuah work axis/edge sebagai sumbu putar. Untuk mengeksekusi feature dengan mengklik icon .
Untuk lebih memahami proses pembuatan perhatikan gambar 51. Rectangular Pattern Circular Pattern
Gambar 51 2.6.9 Mirror
Feature ini digunakan untuk menggandakan feature menjadi berkebalikan
arah dari aslinya. Dimana dibutuhkan sebuah plane atau permukaan rata
yang digunakan sebagai referensi cermin. Untuk mengeksekusi feature tersebut dengan mengklik icon atau dengan menggunakan shortcut
(Ctrl+Shift+M). Untuk lebih memahami proses pembuatan perhatikan gambar
52.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page37
2.6.10 Loft
Mirror Feature 1
Gambar 52
Mirror Feature 2
Feature ini digunakan untuk membuat solid/surface berdasarkan transisi 2
geometri atau lebih. Dimana 2 sketch atau lebih dijadikan sebagai profile
sections dan 1 sketch atau lebih digunakan sebagai rails (alur bentuk
geometri) . Untuk mengeksekusi feature tersebut dengan mengklik icon
atau dengan menggunakan shortcut (Ctrl+Shift+L). Untuk lebih memahami
proses pembuatan perhatikan gambar 53. Loft Without Rails
Gambar 53
Loft With Centerline
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page38
2.6.11 Shell
Feature ini digunakan untuk membuat benda solid menjadi berselubung
(mempunyai ketebalan tertentu). Dimana beberapa permukaan yang
diinginkan dapat dihilangkan. Untuk mengeksekusi feature tersebut dengan
mengklik icon . ). Untuk lebih memahami proses pembuatan perhatikan
gambar 54.
Remove Face
Remove Face
Gambar 54
Result
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page39
B A B I I I
M A N A J E M E N D A T A Pada bab ini kita akan coba membahas bagaimana melakukan manajemen data
dengan fasilitas Autodesk Inventor yang bernama project. Disini kita akan belajar bagaimana
cara pembuat sebuah project dan membuat klasifikasi folder berdasarkan kebutuhan.
Didalam sebuah desain biasanya selalu terdapat part yang akan dibuat assembly kemudian
dibuat explode view (presentation) dan selanjutnya dibentuk menjadi gambar kerja. Dan
tidak lepas pula ada data-data perhitungan atau data-data spesifikasi material. Dalam
pembahasan ini misal kita akan membuat sebuah desain dengan nama project Vacuum
Chamber dimana kita akan membuat 5 buah folder antara lain :
1. Part. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa komponen/part
2. Sub Assembly. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa sub
assembly part
3. Main Assembly. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa main
assembly utama
4. Drawing. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa gambar kerja dan
presentasi (exploded view)
5. Ext Data. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa hasil perhitungan,
spesifikasi material dan data-data lain yang berhubungan dengan design
Adapun langkah-langkah membuat project di Inventor adalah :
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page40
1. Klik icon project .
2. Pada dialog box project klik tombol new
3. Pada dialog box Inventor Project Wizard pilih new single user project (misal project
yang dikerjakan adalah perorangan). Perhatikan gambar 55. Gambar 55
4. Tekan tombol next dan buat nama project kemudian tentukan letak penyimpanan
file. Perhatikan gambar 56.
Gambar 56 5. Tekan tombol next. Jikalau ada library yang akan dimasukan dalam project tentukan
library yang akan digunakan. Jikalau tidak tekan tombol finish. Perhatikan gambar
57.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page41
Gambar 57
6. Pada Frequently Used Subfolders klik kanan dan pilih add path dan tuliskan nama-
nama folder sesuai kebutuhan. Perhatikan gambar 58.
Gambar 58 7. Expand Folder Options dengan mengklik tanda (+) pada pilihan content center rubah
folder default Inventor kedalam project yang sedang dibuat. Hal ini berguna untuk
menyimpan library/part-part standard langsung masuk kedalam folder project. Hal
ini berguna ketika file dalam satu project dipindahkan kesuatu tempat atau diberikan
kepada client. Sehingga komponen secara keseluruhan bisa terbawa dan
menghilangkan kemungkinan Inventor menanyakan file komponen standard yang
masuk dalam project yang sedang dibuat. Perhatikan gambar 59. Gambar 59
8. Klik tombol Apply dan Save untuk menyimpan settingan yang sudah dibuat.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page42
9. Tekan tombol Done untuk untuk menutup dialog box Inventor Project Wizard.
Cobalah buat beberapa part/komponen sesuai dengan contoh soal dibawah ini :
1. Base. Perhatikan gambar 60. Gambar 60
2. Front Cover. Perhatikan gambar 61.
Gambar 61
3. Back Cover. Perhatikan gambar 62.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page43
Gambar 62
4. Left Side Cover. Perhatikan gambar 63.
Gambar 63
5. Right Side Cover. Perhatikan gambar 64.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page44
Gambar 64 6. Top Cover. Perhatikan gambar 65.
Gambar 65
7. Handle Shaft. Perhatikan gambar 66.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page45
Gambar 66
8. Bracket Handle. Perhatikan gambar 67.
Gambar 67
Untuk mendesain hinge baik dari top hinge, bottom hinge dan hinge shaft akan dibahas
pada pembahasan Assembly. Setiap selesai membuat sebuah part/komponen simpanlah
pada foldernya masing-masing. Misal file part disimpan kedalam folder part. Perhatikan
gambar 68.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page46
Gambar 68
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page47
B A B I V
A S S E M B L Y Pada bab ini akan membahas bagaimana membuat sebuah assembly dengan merangkai
part-part yang sudah dibuatnya. Ada 2 konsep yang bisa digunakan dalam membuat sebuah
assembly :
1. Bottom-Up. Pada konsep ini untuk membuat sebuah assembly dibuat dengan
mengumpulkan/merangkai part-part yang sebelumnya sudah dibuat. Jadi dari
sekumpulan part dibuatlah sebuah assembly
2. Top-Down. Pada konsep ini untuk membuat sebuah assembly dilakukan dengan cara
merangkai part dengan membuat part/komponen baru didalam assembly. Jadi part
dibuat didalam sebuah file assembly yang selanjutnya akan terbentuk sebuah bentuk
assembly yang diinginkan 4.1 Perakitan Bottom VC
Pada sub bab ini akan coba dibahas bagaimana melakukan proses perakitan
menggunakan metoda Bottom-Up. Adapun hal yang harus dilakukan adalah :
1. Buat sebuah file assembly baru (*.iam). Dengan mengklik File New
Standar(mm).iam. Perhatikan gambar 69.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page48
Gambar 69 2. Ambil salah satu part yang menjadi acuan dalam merakit part-part dengan
mengklik icon place component atau dengan shortcut . Pada contoh ini part
base.ipt akan menjadi referensi acuan dalam melakukan assembly.
3. Ambil part-part lain dengan cara yang sudah diterangkan sebelumnya. Part bisa
diambil langsung secara keseluruhan atau satu persatu. Untuk tahap
pembelajaran dianjurkan untuk mengambil part satu persatu dan melakukan
assembly. Jikalau sudah lancar silahkan ambil part secara keseluruhan. Pada
contoh kali ini ambillah Left Side Cover.ipt. Perhatikan gambar 70. Gambar 70
4. Pasangkan masing-masing dengan menggunakan constraint. Untuk
mengeksekusi bisa dengan mengklik icon constraint . Ada 4 jenis constraint
assembly yang bisa digunakan :
a) Mate. Mate constraint terbagi menjadi 2 :
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page49
a.1. mate-mate
Digunakan ketika penunjukan arah permukaan saling berlawanan dan
posisi pemasangan sudah sesuai dengan kebutuhan. Adapun icon
mate-mate yaitu
. Selain permukaan dengan permukaan bisa
digunakan axis/edge dengan axis/edge untuk membentuk gerakan
cylindrical dimana komponen dapat bergerak maju mundur dan
berputar. Dan work point dengan work point untuk membentuk
gerakan spherical dimana part dapat bergerak ke segala arah. Untuk
lebih memahami proses mate-mate perhatikan gambar 71. Gambar 71
a.2. mate-flush
Digunakan ketika penunjukan arah permukaan searah dan posisi
pemasangan sudah sesuai dengan kebutuhan. Adapun icon mate-
flush yaitu
. Untuk lebih memahami proses mate-flush
Perhatikan gambar 72.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page50
Gambar 72
b) Angle. Angle Constraint terbagi menjadi 3 :
b.1. Direct angle
Untuk membuat constraint ini bisa menggunakan permukaan dengan
permukan atau edge dengan edge. Arah putaran yang dihasilkan
mengikuti kaidah tangan kanan. Untuk lebih mudah menganilisa arah
putaran ambillah part yang akan berputar sebagai referensi pertama
dan yang tetap sebagai referensi kedua. Adapun icon direct angle yaitu
. Untuk lebih memahami proses direct-angle perhatikan
gambar 73. Gambar 73
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page51
b.2. Undirected angle
Constraint ini berkebalikan dengan constraint direct angle. Adapun icon undirected angle yaitu
b.3. Explicit References Vector
Referensi yang digunakan sama dengan constraint direct angle
hanya saja edge/permukaan bisa diambil sebagai referensi untuk
memperjelas arah sumbu Z untuk lebih memudahkan pendefinisian
sudut. Untuk lebih memahami proses explicit references vector
perhatikan gambar 74. Gambar 74
c) Tangent. Tangent constraint terbagi menjadi 2 :
c.1.Inside
Constraint ini digunakan untuk menggabungkan antar part yang
memiliki geometri berbentuk radius dengan radius atau radius dengan
permukaan rata menjadi bersinggungan satu sama lainnya dibagian
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page52
permukaan dalam. Adapun icon tangent inside yaitu
. Untuk
lebih memahami proses tangent inside perhatikan gambar 75. Gambar 75
c.2. outside
Constraint ini digunakan untuk menggabungkan antar part yang
memiliki geometri berbentuk radius dengan radius atau radius dengan
permukaan rata menjadi bersinggungan satu sama lainnya dibagian
permukaan luar. Adapun icon tangent inside yaitu
. Untuk lebih
memahami proses tangent inside perhatikan gambar 76.
Gambar 76
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page53
d) Insert. Insert constraint terbagi menjadi 2 :
d.1. Opposed
Constraint ini digunakan untuk memasukan part yang memiliki
geometry radius kedalam geometry radius. Proses pemasangan
berdasarkan petunjuk arah yang saling berlawanan. Adapun icon insert opposed yaitu
. Untuk lebih memahami proses insert
opposed perhatikan gambar 77.
Gambar 77 d.2. Aligned. Constrain ini kebalikan dari insert opposed.
5. Rangkailah part-part seperti base, left side cover, right side cover, front cover dan
back cover hingga menjadi satu rangkaian sub assembly dan simpanlah dengan nama
file Bottom VC.iam. Perhatikan gambar 78.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page54
Gambar 78
6. Buatlah file assembly baru dengan nama handle.iam sebagai sub assembly dengan
merangkai part handle shaft dan bracket handle. Perhatikan gambar 79. Gambar 79
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page55
4.2 Perakitan Hinge
Untuk perkatikan hinge ini akan digunakan metode top down dimana definisinya sudah
dijelaskan sebelumnya. Pada sub bab ini akan menjelaskan bagaimana cara membuat
part baru di dalam sebuah assembly. Adapun caranya sebagai berikut :
1. Buatlah sebuah file assembly baru untuk dijadikan main assembly dengan nama
Vacuum Chamber.iam.
2. Masukkan Bottom VC.iam dan Top Cover.ipt hingga menjadi bentuk seperti
gambar 80. Gambar 80
3. Buat sebuah work plane sejauh 100 mm untuk menentukan letak hinge.
Perhatikan gambar 81.
Gambar 81
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page56
4. Buatlah part baru dengan mengklik icon create component atau dengan
short cut (N). Dan pilih work plane yang dibuat pada point 4 sebagai referensi.
Simpan file dengan nama bottom hinge.ipt dan klik browse template untuk
memilih standar(mm).ipt. Perhatikan gambar 82. Gambar 82
5. Buatlah sketch dengan mengambil salah satu sisi part assembly sebagai referensi.
Perhatikan gambar 83. Gambar 83
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page57
6. Extrude sketch dengan posisi extents mid plane dan masukan angka misal 30
mm.
7. Buat sketh pada posisi tengah bottom hinge untuk membuat lubang slot top
hinge. Perhatikan gambar 84. Gambar 84
8. Extrude cut dengan posisi mid plane dengan jarak 10 mm.
9. Buat hole tembus dia. 6 mm dengan sesuai dengan gambar 85.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page58
Gambar 85 10. Buat chamfer pada keselurahan sisi dengan kemiringan 0.5 mm. Perhatikan
gambar 86. Gambar 86
11. Ketika modeling bottom hinge selesai tekan icon return
panel model menu ke assembly proses.
12. Buat top hinge.ipt. Adapun caranya seperti penjelasan 1 4.
Perhatikan gambar 87.
untuk keluar dari
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page59
Gambar 87 13. Pilih plane pada bottom hinge untuk membuat sketch. Perhatikan gambar 88.
Gambar 88
14. Buatlah sketch seperti tampak pada gambar 89.
Gambar 89
15. Extrude pada posisi mid plane dengan jarak 10 mm.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page60
16. Buat sketh baru pada sisi kiri/kanan dan extrude sejauh 5 mm. Perhatikan
gambar 90.
Gambar 90 17. Mirror feature no.16 pada sisi sebelahnya.
18. Buatlah lubang tembus pada bagian bawah dengan dia. 6 mm concentric
terdahap geometry radius.
19. Chamfer sisi lubang dengan kemiringan 0.5 mm. Perhatikan gambar 91. Gambar 91
20. Tekan icon return untuk kembali ke proses assembly dan save file.
21. Hilangkan bottom hinge dan top hinge pada Vacuum Chambaer.iam karena akan
dipisah menjadi sub assembly tersendiri dengan nama hinge.iam. Perhatikan
gambar 92.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page61
Gambar 92
4.3 Perakitan hinge
Pada subbab ini akan membahas bagaimana cara merakit hinge. Adapun caranya
sebagai berikut :
1. Buatlah sebuah file assembly baru dan simpan dengan nama hinge.iam pada
folder sub assy.
2. Masukan bottom hinge sebagai base kemudian top hinge.
3. Gunakan constraint insert untuk menggabungkan 2 part ini dikarenakan
gerakannya yang berputar dan berada pada posisi yang tetap.
4. Buat sebuah part baru dengan naman hinge shaft dengan ukuran seperti tampak
pada gambar 93.
Gambar 93 5. Revolve sketch tersebut hingga menjadi sebuah shaft.
6. Chamfer semua sisi dengan jarak 0.5 mm.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page62
7. Masukan part hinge shaft kedalam sub assembly hinge.iam dan gunakan
constraint insert untuk menggabungkannya. Perhatikan gambar 94. Gambar 94
4.4 Perakitan Vacuum Chamber
Pada pembahasan sebelumnya sudah dibahas sedikit mengenai proses main assembly
vacuum chamber. Dan pada pembahasan ini akan dibahas lebih lanjut untuk melengkapi
main assembly. Adapun caranya sebagai berikut :
1. Buka file Vacuum Chamber.iam.
2. Masukan sub assembly hinge.iam. Agar dapat bergerak sehingga bisa disesuaikan
dengan top cover klik kanan hinge.iam paba browser dan pilih flexible.
Perhatikan gambar 95. Gambar 95
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page63
3. Atur jarak pemasangan hinge.iam dengan top cover seperti tampak pada gambar
96.
Gambar 96 4. Buat lubang untuk baut L M5x0.8 pada hinge menggunakan bolted connection.
Untuk mengeksekusi perintah tersebut klik icon . Dan untuk jarak lubang
perhatikan gambar 97. Gambar 97
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page64
5. Ulangi proses pembuatan lubang menggunakan bolted connection pada sisi
sebelah.
6. Buat lubang lubang untuk baut L M5x0.8 pada bagian atas hinge menggunakan
bolted connection. Ukuran seperti tampak pada gambar 98.
Gambar 98 7. Pasang kembali hinge.iam kedalam vacuum chamber.iam dengan cara drag and
drop dari history browser ke dalam graphic windows dengan jarak sama seperti
pada pembahasan subbab 4.4 no.3.
8. Masukan baut kedalam assembly menggunakan place form content center
ambillah baut L ISO 4762 dan dekatkan pada lubang yang akan diberikan baut.
Maka secara otomatis Inventor akan menganailsa baut yang pas dengan lubang yang sudah ada.Untuk mengeksekusinya klik icon . Perhatikan gambar 99.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page65
Gambar 99
9. Lengkapi semua lubang pada hinge dan back cover menggunakan baut M 5 x 20.
10. Gunakan kembali place from content center untuk memberikan baut pada
lubang side cover baik left maupun right. Ketika sudah didapatkan ukuran yang
sesuai klik kanan mouse kemudian klik icon bolted connect untuk mem-pattern
part. Dikarenakan lubang pada left dan side cover menggunakan feature pattern
untuk menggandakannya check tanda pattern pada dialog box bolted connection
agar baut terpasang pada lubang secara otomatis. Perhatikan gambar 100. Gambar 100
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page66
11. Simpan sususan baut dan lubang menjadi sebuah standard dengan mengklik icon dan klik tombol add kemudian berikan penamaan. Perhatikan gambar 101.
Gambar 101
12. Untuk pemberian susuan baut yang serupa selanjutnya hanya dengan mengatur
posisi sesuai kebutuhan dan klik tombol set pada frame templates library di
bolted connection dialog box.
13. Lengkapi semua kebutuhan baut pada perakitan vacuum chamber. Perhatikan
gambar 102.
14. Dan pasanglah handle pada posisi tengah-tengah dari top cover hingga proses
perakitan vacuum chamber lengkap . Perhatikan gambar 102. Gambar 102
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page67
4.5 Analisa Assembly
Pada subbab ini membahas analisa dari sebuah perakitan. Adapun cara penganalisaan
pada Vacuum Chamber sebagai berikut :
1. Dekatkan cursor pada top cover atau handle dan klik salah satunya kemudian klik
tahan dan gerakan cursor apakah top cover bergerak.
2. Jikalau part tersebut tidak bergerak maka ada constaint yang mengikat part
tersebut.
3. Pilih top cover pada browser. Cari constraint yang mengikat sehingga part tidak
mau bergerak kemudian klik kanan constraint dan pilih suppress. Perhatikan
gambar 103. Gambar 103
4. Cobalah langkah no.1 apakah sudah bergerak. Jikalau sudah bergerak berarti part
sudah tidak terikat constraint.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page68
5. Berikan constraint angle untuk menutup top cover dan berikan nilai 180 untuk
menutup top cover (nilai bisa berbeda sesuai dengan pengambilan referensi
awal). Perhatikan gambar 104.
Gambar 104 6. Pada browser carilah icon constraint angle. Klik kanan dan pilih drive constraint.
Perhatikan gambar 105. Gambar 105
7. Pada dialog box drive constraint aturlah posisi gerakan top cover dan klik tombol
forward/reverse untuk menggerakkan top. Perhatikan gambar 106.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page69
Gambar 106
8. Jikalau sudah berhasil bergerak berarti proses perakitan sudah mendekati selesai
4.6 Analisa benturan (Collision Detection)
Inventor mempunyai salah satu feature yang bernama collision detection dimana
dengan feature ini dapat menganalisa benturan antar part sehingga mengurangi
kesalahan fatal pada proses desain. Adapun caranya sebagai berikut :
1. Suppress terlebih dahulu component standard seperti bolt dan bolted
connection kemudian klik icon angle constraint pada Top Cover.ipt/Bottom
VC.iam pilih drive constraint. 2. Klik tombol untuk melihat options selanjutnya pada dialog box drive
constraint.
3. Check options collision detection. Perhatikan gambar 107. Gambar 107
4. Atur nilai increment angle menjadi 0.1 deg.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page70
5. Lakukan drive constraint dengan mengklik tombol forward/reverse. Perhatikan
gambar 108.
Gambar 108 6. Terjadi benturan antara back cover.ipt dengan top cover.ipt pada sudut 179.1
deg (nilai mungkin bisa berbeda).
7. Untuk mengatasi hal ini maka sisi back cover yang berhubungan dengan top
cover harusnya di chamfer/radius dengan nilain tertentu agar tidak terjadi
benturan. Pada modul ini akan diberikan nilai 3 mm dengan cara membuka file
back cover atau dengan double klik Bottom VC.iam pada browser kemudian
lakukan kembali pada back cover.ipt hingga masuk pada panel part. Perhatikan
gambar 109.
Gambar 109
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page71
8. Lakukan kembali langkah no.5 sampai tidak ada lagi benturan antar part.
4.7 BOM (Bill of Material)
Dengan feature ini secara otomatis data kebutuhan mengenai part atau komponen akan
tersusun dan terdata secara terukur. Dimana proses pembagian data dapat dilihat dalam
2 model :
1. Structure. Dengan konsep ini data assembly terlihat berdasarkan data perakitan
yang tampak di object history dimana data berupa sub assembly akan terbaca
sebagai sub assembly tanpa mengurai part/komponen yang terdapat
didalamnya. Akan tetapi data tersebut dapat dirubah dengan mengedit part list
dengan mengklik tanda (+) pada sub assembly.
2. Part Only. Dengan konsep ini data assembly terlihat berdasarkan data part atau
komponen standard keseluruhan yang terdapat dalam sebuah assembly dengan
mengurai dan menghilangkan data-data berupa sub assembly.
Adapun cara untuk melihat bill of material pada sebuah assembly yaitu dengan mengklik icon Bill of Material . Dan untuk melihat data dalam bentuk structure atau part only
bisa dengan mengklik icon view options dan memilih Enable BOM View. Perhatikan
gambar 110.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page72
Gambar 110
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page73
B A B V
P R E S E N T A T I O N / E X P L O D E D V I E W Pada bab sebelumnya sudah dibahas mengenai proses assembly dan pada bab ini
akan dibahas bagaimana cara membuat presentasi (exploded view). Adapun cara
pembuatannya sebagai berikut :
1. Klik icon new pilih tab metric kemudian pilih standard (mm).ipn.
2. Ambil data assembly atau sub assembly yang akan dibuatkan exploded view-nya
dengan mengklik icon Create View . 3. Klik icon Tweaks Component untuk memisahkan part yang satu dengan lainnya.
Pada dialog box Tweak Component terdapat icon derection , component, Trail Origin
dan penunjukan koordinat x,y dan z. Derection berfungsi untuk mengambil salah
satu data dari edge/axis, point atau permukaan untuk mendapatkan arah pergerakan
sebuah part. Component digunakan untuk memilih part yang akan dipisahkan. Trail
origin berfungsi untuk menentukan titik origin (tidak dipilih tidak mengapa karena
komponen akan tetap bergerak). Koordinat x,y atau z untuk menentukan arah
pergerakan. Dan untuk mengakhiri proses pemilihan tekan tombol clear.Perhatikan
gambar 111.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page74
Gambar 111
4. Lakukanlah langkah no.3 pada semua part hingga assembly akan tampak kurang
lebih seperti gambar 112. Gambar 112
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page75
5. Untuk melihat animasi proses perakitan dengan cara mengklik icon animate .
Kemudian tekan tombol play forward . 6. Urutan posisi pergerakan part dapat diatur dengan mengklik icon . Kemudian
posisi urutan (sequence) dapat ditukar posisinya dengan mengklik tombol move up
dan move down. Dan bisa pula dengan menggabungkan antar sequence dengan
mengklik tombol group. Perhatikan gambar 113. Gambar 113
7. Posisi view pun dapat dirubah dengan mengklik icon filter pada browser kemudian
pilih sequence view. Perhatikan gambar 114.
Gambar 114 8. Expand Task, pilih salah satu urutan klik kanan dan pilih edit. Perhatikan gambar 115.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page76
Gambar 115
9. Atur view menggunakan view cube. Kemudian tekan tombol set camera untuk
memposisikan tampilan. Perhatikan gambar 116. Gambar 116
10. Lakukanlah langkah no.9 untuk sequence yang lainnya dengan tampilan sesuai
dengan kebutuhan.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page77
B A B V I
M A N U F A C T U R I N G D R A W I N G Pada bab-bab sebelumnya sudah dibahas mengenai cara pembuatan part, assembly dan
exploded view. Pada bab ini akan dibahas bagaimana cara untuk membuat gambar kerja
(manufacturing drawing) di Inventor baik dari sisi pendetailan dan pemberian anotasi.
6.1 Pembuatan detail drawing
Pembuatan detail drawing dari bentuk 3D ke 2D sangat mudah untuk dilakukan adapun
cara pembuataanya sebagai berikut :
1. Klik icon new pilih tab metric kemudian pilih iso.dwg atau iso.idw. Pada bab ini
akan digunakan iso.dwg.
2. Ukuran kertas dapat diatur dengan cara mengklik kanan icon sheet kemudian
pilih edit sheet. Perhatikan gambar 117. Gambar 117
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page78
3. Pad dialog box Edit Sheet atur ukuran kertas gambar sesuai dengan kebutuhan.
Pada latihan ini akan digunakan ukuran A3. Perhatikan gambar 118. Gambar 118
4. Klik icon base untuk memasukan part atau assembly yang akan dibuat
menjadi gambar kerja. Untuk contoh ambillah part base untuk dibuat detail
gambarnya. Skala gambar langsung bisa diatur sesuai dengan kebutuhan.
Begitupula dengan tampilan gambar kerja yang diinginkan. Bisa hidden line,
hidden line removed dan shaded. Perhatikan gambar 119. Gambar 119
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page79
5. Untuk merubah proyeksi klik tab Manage kemudian klik icon Style editor.
6. Klik icon Default Standard (ISO) pilih tab View Preferences dan rubah posisi
proyeksi menjadi Third Angle. Perhatikan gambar 120. Gambar 120
7. Klik tombol save lalu tombol done untuk keluar dari dialog box.
8. Klik icon projected pada tab Place View untuk membuat tampak baik
samping, atas maupun isometric. Pilih view base dan posisikan tampak sesuai
dengan kebutuhan. Perhatikan gambar 121. Gambar 121
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page80
9. Untuk membuat gambar potongan gunakan feature section. Klik icon section
kemudian pilih view dan tentukan titik peletakan garis potongan. Tentukan
penamaan potongan dan peletakannya. Perhatikan gambar 122.
Gambar 122
10. Untuk membuat detail suatu geometry gunakan feature detail. Klik icon detail
kemudian pilih view tentukan skala yang akan digunakan dan bagian yang
akan dibuat detailnya. Perhatikan gambar 123.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page81
11. Untuk geometri-geometri yang telampau panjang hingga tidak memenuhi ukuran kertas gunakan feature break. Klik icon break pilih view dan tentukan
peletakan break pada geometri. Perhatikan gambar 124.
Gambar 124
12. Untuk membuat lubang detail lubang yang tidak terkena garis potongan gunakan
feature break out. Yang pertama kali harus dilakukan adalah membuat sketch
pada view yang akan dibuat coakan berupa spline tertutup. Klik icon break out
pilih view yang sudah diberikan sketch. Ada beberapa metoda yang bisa
digunakan untuk menentukan titik pemotongan yaitu :
a. From point. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah point sebagai
referensi titik coak dari geometri. Perhatikan gambar 125.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page82
Sebelum
Proses
Gambar 125
Sesudah
b. To Sketch. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah sketch sebagai
referensi jarak coakan dari geometri. Sketch cukup berupa garis lurus.
Perhatikan gambar 126.
Sebelum
Proses Gambar 126
Sesudah
c. To Hole. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah hole sebagai referensi jarak coakan dari geometri. Perhatikan gambar 127.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page83
Sebelum
Proses Gambar 127
Sesudah
d. To Part. Dengan metoda ini coakan yang dihasilkan adalah menghilangkan
ketebalan part secara keseluruhan sampai batas sketch yang dibuat.
Perhatikan gambar 128. Sebelum
Proses
Gambar 128
Sesudah
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page84
13. Untuk membuat detail part atau assembly pada lembaran baru klik icon new
sheet atau klik kanan pada browser pilih new sheet. Perhatikan gambar 6.2 Pemberian notasi
Pemberian notasi atau keterangan merupakan hal yang sangat dibutuhkan sebagai
komunikasi antara engineering dengan bagian produksi. 2 hal yang terpenting adalah
pemberian dimensi dan teks keterangan.
6.2.1 Pemberian dimensi
Ada beberapa jenis yang bisa digunakan antara lain :
1. General Dimension digunakan untuk memberikan dimensi baik secara
horizontal, vertikal, radius, diameter dan aligned. Untuk
menggunakannya klik icon general dimension dan pilih geometri yang
akan diberikan dimensi. Perhatikan gambar 129.
Gambar 129 2. Baseline digunakan untuk memberikan dimensi seraca bertingkat dengan
memilih batasan geometri yang akan diberikan dimensi. Untuk
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page85
menggunakannya klik icon baseline dan pilih geometri yang akan
diberikan dimensi Perhatikan gambar 130. Gambar 130
3. Ordinate digunakan untuk memberikan dimensi dengan system koordinat
dimana jarak antar dimensi dihitung berdasarkan zero point (origin)
diletakkan. Untuk menggunakannya klik icon ordinate pilih view yang
akan diberikan dimensi. Pilih salah satu point sebagai referensi origin
kemudian pilih geometri yang akan diberikan dimensi. Perhatikan gambar
131. Gambar 131
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page86
4. Retrieve Dimension digunakan untuk mengambil data dimensi yang telah
dibuat pada saat proses skething. Untuk menggunakannya klik icon
retrieve dimension pilih view yang akan diambil dimensinya. Pilih
salah part atau feature dan pilih dimensi yang akan diambil. Perhatikan
gambar 132. Kegunaan feature ini adalah user dapat melakukan
perubahan dimensi part langsung pada gambar kerja yang akan berakibat
langsung pada model part yang dirubah dengan cara klik kanan dimensi
dan pilih edit model dimension. Dan berikan nilai yang di inginkan.
Perhatikan gambar 133. Gambar 132 Gambar 133
6.2.2 Pemberian teks keterangan
Ada beberapa jenis teks keterangan yang bisa digunakan antara lain :
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page87
1. Ballon digunakan untuk memberikan keterangan no urut pada masing-
masing part. Bisa diberikan secara manual dengan pemilihan satu persatu
atau secara otomatis. Pada sub bab ini akan digunakan cara otomatis. Klik icon Auto Balloon
pilih view selanjutnya pilih part yang akan
diberikan keterangan dengan meng-crop part secara keselurahan.
Tentukan tempat peletakan balloon dan bentuk yang diingikan.
Perhatikan gambar 134.
Gambar 134 2. Part list digunakan untuk membuat table keterangan mengenai part apa
saja yang terdapat didalam sebuah assembly dan jumlah yang
dibutuhkan. Klik icon part list pilih view dan tentukan tempat
peletakan. Perhatikan gambar 135.
Gambar 135
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page88
3. Border digunakan untuk memberikan batasan area gambar yang akan
diprint dan memberikan penandaan posisi dari sebuah geometri. Untuk
membuat border hal yang harus dilakukan adalah :
a. Expand folder Drawing Resources dan pada folder Borders klik
kanan dan pilih define new border. Perhatikan gambar 136. Gambar 136
b. Buatlah sebuah sketch berupa segi empat dan berikan ukuran
sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan titik-titik default
yang terdapat pada saat pembuatan sketch. Perhatikan gambar
137. Gambar 137
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page89
c. Klik finish sketch dan simpan nama border sesuai dengan yang
diinginkan. Misal border standard.
d. Klik 2 kali nama border agar bisa masuk kedalam layout gambar.
Perhatikan gambar 138.
Gambar 138 4. Title blocks digunakan untuk memberikan keterangan berupa nomor
gambar, siapa yang menggambar, memeriksa dan menyetujui sebuah
gambar kerja. Serta keterangan-keterangan lain yang dibutuhkan sebagai
informasi kepada pihak lain. Pada latihan ini akan dibuat sebuah title blok
sederhana. Adapun caranya sebagai berikut :
a. Expand folder Drawing Resources dan pada folder Title Blocks klik
kanan dan pilih define new title block. Perhatikan gambar 139. Gambar 139
b. Buatlah sketch seperti tampak pada gambar . Untuk teks yang
tidak berubah-ubah seperti digambar, diperiksa dan disetujui
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page90
gunakan teks biasa bukan text parameter. Untuk membuat teks klik icon text . Perhatikan gambar 140.
Gambar 140
c. Untuk membuat teks yang mengambil parameter dari object lain
yaitu dengan cara membuat/mengedit teks kemudian pilih type
parameter yang ingin digunakan dan selanjutnya klik add text
parameter. Perhatikan gambar 141. Text parameter didapat dari
iProperties yang diisikan dari model part/assembly yang dibuat.
Didapat dengan cara mengklik kanan icon part pada browser
Perhatikan gambar 142. Gambar 141
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page91
Gambar 142
d. Simpan title block misal dengan nama TB Standard. Untuk
mengambil title block yang sudah dibuat double klik nama title
block. Perhatikan gambar 143.
Gambar 143
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page92
Pada akhirnya gambar kerja akan tampak seperti pada gambar 144.
Gambar 144 Pembahasan dasar mengenai pemodelan dan pembuatan gambar
kerja menggunakan Inventor dicukupkan sampai disini.
-
ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor
PoliteknikManufakturAstra Page93
SELESAI