03. MODUL PRAKTEK INVENTOR.pdf

91
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor Politeknik Manufaktur Astra Page 3 P E N D A H U L U A N Autodesk Inventor merupakan salah satu software 3D modeling yang dikhususkan pada mechanical design dimana konsep yang dibawa adalah digital prototyping. Dimana kita diizinkan untuk menganalisa design yang sedang direncanakan dalam bentuk digital dan tidak lagi memerlukan bentuk fisik asli yang tentunya akan berdampak pada penghematan biaya produksi. Kita dapat menganalisa gerakan kinematik dari sebuah design, memperhitungkan berat sebuah material, mendapatkan titik center (center of gravity) dari sebuah komponen atau Assembly dan kebutuhan lain yang berhubungan dengan design yang dibuat. Pada modul ini kita akan coba membahas bagaimana mengenal user interface dari Autodesk Invetor, pembuatan part/komponen, pembuatan assembly, pembuatan presentation (exploded view) dan pembuatan gambar kerja (manufacturing drawing). Untuk bisa mengenal konsep pemodelan di Autodesk Inventor perhatikanlah diagram dibawah ini : Part Assembly Presentation / Exploded View Manufacturing Drawing

Transcript of 03. MODUL PRAKTEK INVENTOR.pdf

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page3

    P E N D A H U L U A N

    Autodesk Inventor merupakan salah satu software 3D modeling yang dikhususkan pada mechanical design dimana konsep yang dibawa adalah digital prototyping. Dimana kita diizinkan untuk menganalisa design yang sedang direncanakan dalam bentuk digital dan tidak lagi memerlukan bentuk fisik asli yang tentunya akan berdampak pada penghematan biaya produksi. Kita dapat menganalisa gerakan kinematik dari sebuah design, memperhitungkan berat sebuah material, mendapatkan titik center (center of gravity) dari sebuah komponen atau Assembly dan kebutuhan lain yang berhubungan dengan design yang dibuat.

    Pada modul ini kita akan coba membahas bagaimana mengenal user interface dari Autodesk Invetor, pembuatan part/komponen, pembuatan assembly, pembuatan presentation (exploded view) dan pembuatan gambar kerja (manufacturing drawing). Untuk bisa mengenal konsep pemodelan di Autodesk Inventor perhatikanlah diagram dibawah ini :

    Part

    Assembly

    Presentation/

    ExplodedView

    ManufacturingDrawing

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page4

    Dimana hal yang pertama harus kita lakukan adalah pembuatan sebuah part yang

    kemudian dijadikan menjadi sebuah assembly selanjutnya dari assembly bisa dibuatkan

    menjadi sebuah exploded view (presentation). Dimana ketiga bagian ini bisa dijadikan

    sebuah gambar kerja/manufacturing drawing. Adapun format file yang dikenal didalam

    Autodesk Inventor adalah:

    1. Part (*.ipt)

    2. Assembly (*.iam)

    3. Presentation (*.ipn)

    4. Manufacturing Drawing (*.idw dan *.dwg)

    5. Project (*.ipj)

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page5

    B A B I

    U S E R I N T E R F A C E Sebelum kita masuk kedalam pembahasan inti ada baiknya kita mengenal terlebih

    dahulu bagaimana user interface/antar muka dari Autodesk Inventor dengan

    memperhatikan gambar 1 :

    1 5

    2

    3

    4

    Gambar 1 Adapun penjelasan gambar berdasarkan penomoran sebagai berikut :

    1. Ribbon toolbar berisikan fungsi-fungsi perintah yang digambarkan dalam bentuk

    icon-icon

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page6

    2. Graphic Windows berfungsi untuk melihat proses pembuatan sketch dan melihat

    hasil modeling dan gambar kerja yang dibuat

    3. Object History berfungsi untuk melihat urutan tentang proses pembuatan sebuah

    part atau urutan sebuah

    4. 3D Indicator berfungsi untuk menampilkan coordinate system. Sehingga kita

    mengetahui posisi koordinat datum(work plane) tempat kita melakukan sketching

    ataupun proses assembly

    5. View Cube berfungsi untuk menampilkan tampilan sebuah modeling dimana kita bisa

    tampilan sebuah modeling baik dari sisi tampak depan, samping, isometric dan sisi-

    sisi yang lain yang ingin dilihat.

    Untuk pembahasan masalah user interface tidak akan diperlebar dan hanya

    dicukupkan pada penjelasannya ini saja. Untuk lebih lengkapnya bisa melihat HELP (F1) pada

    Autodesk Inventor yang dimiliki.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page7

    B A B I I P A R T

    Untuk proses pembuatan part adalah beberapa hal yang harus diketahui sehingga

    kita bisa mengetahui konsep dasar pembuatan modeling di Autodesk Inventor. Dan jika

    dibuatkan dalam bentuk diagram akan terbentuk seperti penjelasan dibawah ini.

    Sketching Base Feature Feature Part

    Dimana pembuatan sketch selalu berada pada sebuah plane kemudian dirubah menjadi

    feature. Selanjutnya dibuat sketch tambahan pada sebuah plane atau permukaan datar

    yang nantinya akan dijadikan feature. Dari beberapa feature inilah akan terbentuk sebuah

    modeling part.

    Jadi hal yang harus diketahui untuk pembuatan modeling part adalah :

    1. Sketching

    2. Base Feature

    3. Datum/Work Plane 2.1 Sketching

    4. Work Axis

    5. Work Point

    6. Feature

    Proses sketching terdapat 2 jenis sketching, Yaitu :

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page8

    1. 2D Skecth

    Didalam 2D Sketch ini sketsa yang dihasilkan dalam bentuk 2D dimana hanya

    2 koordinat yang bekerja. Dan selanjutnya hasil sketsa dirubah menjadi

    sebuah base feature/feature

    2. 3D Sketch

    Didalam 3D Sketch ini sketsa yang dihasilkan memiliki 3 koordinat yang

    bekerja. Hal ini sering dilakukan untuk membuat sebuah contour tertentu

    yang tidak bisa dibuat menggunakan 2D sketch Pada module ini akan lebih dititik beratkan pada pembuatan 2D sketch. Bila

    digambarkan dalam alur maka pembuatan 2D sketch akan tampak seperti keterangan

    dibawah ini :

    Sketch Plane Constraint Sketch

    Dimana sebuah 2D sketch selalu membutuhkan sebuah work plane/datum untuk melakukan

    proses sketching. Pada 2D sketch terdapat constraint yang menghubungkan antar geometry.

    Sehingga bila ditarik sebuah logika pembuatan sketch yaitu selalu pada sebuah plane dan

    memiliki constraint.

    2.1.1. 2D Sketch

    Pada saat awal pembuatan part secara default Autodesk Inventor akan

    mengarahkan kita pada x-y plane. Akan tetapi kita bisa merubah settingan

    tersebut dengan merubahnya pada Tools Application Options (tab) Part

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page9

    (Frame Sketch on new part creation) No new sketch. Yang akan kita ulas pada

    pembahasan ini adalah dengan tidak menggunakan settingan default Autodesk

    Inventor dan satuan yang akan digunakan ada metric. Adapun cara untuk

    membuat 2D Sketch sebagai berikut :

    1. Buat sebuah part dengan cara memilih file new (tab) metric standar

    (mm).ipt atau pada tampilan ribbon toolbar bisa dilakukan dengan mengklik

    icon yang disediakan. Perhatikan gambar 2. Maka akan muncul dialog box

    new file dan pada tab metric pilih standard(mm).ipt. Perhatikan gambar 3.

    Gambar 2 Gambar 3

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page10

    2. Pada object history expand origin dengan cara mengklik tanda (+) dan

    aktifkan ketiga plane default dengan cara mengklik ketiganya kemudian klik

    kanan dan pilih visibility. Perhatikan gambar 4 Gambar 4

    3. Rubah view pada graphic windows menjadi isometric dengan cara klik kanan

    di graphic windows dan pilih home view (F6). Perhatikan gambar 5 atau

    dengan mengarahkan cursor pada View Cube dan klik tanda rumah.

    Perhatikan gambar 6.

    Gambar 5

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page11

    Gambar 6

    4. Klik icon 2D sketch perhatikan gambar 7 kemudian pilih plane tempat

    pembuatan sketch. Untuk latihan pilih x y plane. Kemudian klik icon view

    face (page up) agar pandangan menjadi normal dengan plane terpilih.

    Perhatikan gambar 8.

    Gambar 7 Gambar 8

    5. Kemudian klik icon view face (page up) dan pilih plane yang menjadi tempat

    sketching agar proses tampilan sketch tegak lurus dengan arah pandangan.

    Secara default tampilan user interface pembuatan 2D sketch terdapat grid

    lines, Minor grid lines, Axes. Tampilan ini agak sedikit menggangu proses

    sketching dan kita diperbolehkan untuk menonaktifkannya dengan cara

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page12

    merubahnya pada Tools Application Options (tab) Sketch (Frame

    Display) Uncheck grid lines, Minor grid lines, Axes. Selanjutnya kita bisa

    memilih bentuk geometry yang diinginkan.

    6. Mengatur dan menghubungkan geometry dengan cara memberikan

    constraint. Ada 12 macam constraint yang bisa digunakan.

    a) Horizontal

    Constraint ini bertujuan untuk membuat sebuah geometry berada

    pada posisi horizontal. Perhatikan gambar 9.

    Gambar 9 b) Vertical

    Constraint ini bertujuan untuk membuat sebuah geometry berada

    pada posisi vertical. Perhatikan gambar 10. Gambar 10

    c) Perpendicular

    Constraint ini bertujuan untuk membuat sebuah geometry berada

    pada posisi tegak lurus. Dimana salah satu geometry menjadi acuan.

    Autodesk Inventor akan memilih geometry acuan secara acak

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page13

    (random) terkecuali salah satu geometry dibuat menjadi fix

    menggunakan constraint fix. Perhatikan gambar 11. Gambar 11

    d) Parallel

    Constraint ini bertujuan untuk membuat sebuah geometry berada

    pada posisi parallel terhadap acuan geometry. Perhatikan gambar 12.

    Gambar 12 e) Tangent

    Constraint ini bertujuan untuk membuat sebuah geometry menjadi

    bersinggungan antara satu dengan lainnya. Dimana geometry yang

    bisa dibuat bersinggungan adalah antara garis dengan geometry yang

    berbentuk radius atau kedua-duanya geometry yang mempunyai

    radius. Perhatikan gambar 13.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page14

    Gambar 13 f) Smooth

    Constraint ini bertujuan untuk membuat pertemuan antar dua buah

    kurva (spline) menjadi halus dan bersinggungan antar satu dengan

    lainnya. Perhatikan gambar 14. Gambar 14

    g) Coincident

    Constraint ini bertujuan untuk membuat pertemuan antar point

    dengan point atau antar point dengan geometry. Perhatikan gambar

    15. Gambar 15

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page15

    h) Concentric

    Constraint ini bertujuan untuk membuat 2 buah geometry yang

    memiliki radius berada pada satu sumbu/titik center. Perhatikan

    gambar 16. Gambar 16

    i) Collinear

    Constraint ini bertujuan untuk membuat 2 buah geometry atau lebih

    berada dalam satu garis lurus/linear imajiner . Perhatikan gambar 17. Gambar 17

    j) Equal

    Constraint ini bertujuan untuk membuat besar/nilai antara geometry

    menjadi sama . Perhatikan gambar 18. Gambar 18

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page16

    k) Fix

    Constraint ini bertujuan untuk membuat geometry berada pada posisi

    yang tetap dan ditidak bisa bergeser .

    l) Symmetry

    Constraint ini bertujuan untuk membuat geometry menjadi

    seimbang/selaras terhadap acuan sebuah garis sumbu. Perhatikan

    gambar 19. Gambar 19

    7. Jikalau pembuatan sketch selesai kita bisa mengklik kanan mouse dan pilih

    finish sketch atau dengan mengklik icon Tips : Untuk pembuatan sketch usahakan untuk selalu mengacu pada

    origin/Center point (titik nol) dikarenakan akan sangat berguna untuk proses

    selanjutnya seperti pembuatan assembly dan molding.

    Untuk lebih memahami proses pembuatan sketch dan penggunaan constraint

    coba buat sebuah sketch geometry seperti tampak pada gambar 20.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page17

    2.2 Base Feature

    Gambar 20

    Ada 2 feature dasar yang harus diketahui untuk pembuatan base feature :

    1. Extrude

    2. Revolve

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page18

    2.2.1. Extrude

    Feature ini digunakan untuk membuat solid/surface dengan menentukan

    ketebalan dari sebuah sketch/profile. Jikalau sketch dalam bentuk terbuka

    maka akan dihasilkan surface. Sedangkan dalam bentuk tertutup bisa

    menghasilkan solid/surface. Untuk mengeksekusinya bisa dengan cara mengklik icon atau menggunakan shortcut (E).Perhatikan gambar 21.

    SOLID SURFACE

    Gambar 21 2.2.2. Revolve

    Feature ini digunakan untuk membuat solid/surface dengan memutar

    sketch/profile terhadap acuan sebuah axis (garis sumbu). Jikalau sketch

    dalam bentuk terbuka maka akan dihasilkan surface. Sedangkan dalam

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page19

    bentuk tertutup bisa menghasilkan solid/surface. Untuk mengeksekusinya bisa dengan cara mengklik icon atau menggunakan shortcut (R).Perhatikan

    gambar 22.

    SOLID SURFACE

    Gambar 22

    2.3 Work Plane

    Feature ini bisa digunakan untuk menempatkan sebuah sketch dan sebagai acuan

    bekerjanya feature lain. Untuk membuat sebuah plane bisa dilakukan dengan cara

    mengklik icon atau dengan menekan tanda ] pada keyboard. Ada beberapa

    metoda yang bisa digunakan untuk membuatnya :

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page20

    1. 3-point work plane

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 3

    buah point/vertex untuk membentuk sebuah plane. Perhatikan gambar 23. 1

    3

    2

    Gambar 23 2. Work plane tangent to face through edge

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih sisi

    dan permukaan yang berbentuk radius. Perhatikan gambar 24.

    Gambar 24 3. Work plane normal to axis through point

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih sisi

    dan point untuk menghasilkan plane yang tegak lurus sisi. Perhatikan gambar 25.

    Gambar 25

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page21

    4. Work plane through two coplanar edges

    Dengan metoda untuk membuat sebuah work plane ini diharuskan memilih 2 sisi

    yang berada pada satu permukaan (coplanar). Perhatikan gambar 26.

    Sisi/Edge Gambar 26

    Sisi/Edge

    5. Work plane offset from face

    Dengan metoda untuk membuat sebuah work plane ini diharuskan memilih 1

    permukaan rata/plane kemudian menentukan jarak antara plane yang akan

    dibuat dengan plane yang menjadi acuan. Perhatikan gambar 27. Permukaan Rata

    Gambar 27 6. Work plane at angle to face or plane

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 1

    permukaan rata/plane kemudian memilih sisi/edge atau axis. Perhatikan gambar

    28.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page22

    Sisi/Edge

    Permukaan Rata

    Gambar 28

    7. Work plane parallel to plane trough point

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 1

    permukaan rata/plane yang parallel dengan point/vertex yang dipilih. Perhatikan

    gambar 29.

    Gambar 29 8. Work plane tangent to curved face and parallel to plane

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 1

    permukaan rata/plane dan geometry berbentuk radius. Perhatikan gambar 30.

    Permukaan Rata Geometry Radius

    Gambar 30

    9. Work plane tangent to a cylinder

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page23

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 1

    permukaan rata/plane dan geometry berbentuk radius. Perhatikan gambar 31.

    Gambar 31

    10. Work plane normal to a curve at the point on the curve

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih

    sebuah kurva dan point tempat akan diletakkannya work plane. Perhatikan

    gambar 32. Gambar 32

    11. Work plane bisecting two parallel planes

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 2

    permukaan/plane yang parallel dan work plane yang dihasilkan berada ditengah-

    tengah object pemilihan. Perhatikan gambar 33.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page24

    Gambar 33

    2.4 Work Axis

    Feature ini biasa digunakan sebagai sumbu putar, feature pembantu untuk

    pembuatan plane, lubang (hole) dan pattern. Untuk mengeksekusi feature ini bisa mengklik icon

    atau dengan menekan tombol / pada keyboard. Ada

    beberapa metoda yang bisa digunakan untuk membuatnya :

    1. Work axis through a revolved face or feature

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis diharuskan memilih

    permukaan berbentuk radius atau feature-feature yang berbentuk radius seperti

    hole dan fillet. Perhatikan gambar 34. Gambar 34

    2. Work axis through two points

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan 2 buah

    point/vertex. Perhatikan gambar 35.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page25

    Gambar 35

    3. Work axis along two intersecting planes

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan 2 buah work

    plane . Dimana work axis yang dihasilkan merupakan perpotongan antar 2 buah

    work plane. Perhatikan gambar 36. Gambar 36

    4. Work axis perpendicular to a plane through a point

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan sebuah work

    plane dan point. Dimana work axis yang dihasilkan tegak lurus terhadap plane

    yang dipilih. Perhatikan gambar 37.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page26

    Gambar 37 5. Work axis along a linear edge

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan sebuah sisi

    lurus/edge. Dimana work axis yang dihasilkan segaris dengan sisi yang dipilih.

    Perhatikan gambar 38. Gambar 38

    6. Work axis along sketch

    Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan sebuah sketch

    baik dalam bentuk 2D/3D sketch dalam bentuk line diluar bentuk line tidak bisa

    digunakan untuk membentuk work axis . Dimana work axis yang dihasilkan

    segaris dengan sketch yang dipilih. Perhatikan gambar 39.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page27

    2.5 Work point

    Gambar 39

    Feature ini bisa digunakan sebagai referensi point dengan mengambil sebuah vertex

    atau snap point pada sketch/edge, persilangan antara curve/sketch dengan plane

    dan persilangan antar 3 work plane . Untuk membuat sebuah work point bisa dilakukan dengan cara mengklik icon

    Perhatikan gambar 40. Gambar 40

    2.6 Feature

    atau dengan menekan tanda .

    Pada pembahasan di sub bab ini dibatasi hanya pada feature-feature dasar yang

    sering digunakan untuk membuat sebuah modeling sederhana. Feature yang akan

    kita bahas antara lain :

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page28

    1. Extrude

    2. Revolve

    3. Swept

    4. Rib

    5. Chamfer

    6. Fillet

    2.6.1 Extrude

    7. Hole and Thread

    8. Pattern

    9. Mirror

    10. Loft

    11. Shell

    Pada pembahasan sebelumnya sudah disinggung mengenai extrude sebagai

    base feature. Pada pembahasan subbab kali ini akan membahas lebih jauh

    mengenai extrude. Pada feature extrude ada 3 cara yang bisa digunakan

    untuk membuat sebuah model :

    1. Join yaitu menggabungkan antar base feature/feature dengan feature

    untuk mendapatkan sebuah bentuk

    2. Cut yaitu memotong base feature/feature dengan feature untuk

    mendapatkan sebuah bentuk

    3. Intersect yaitu Mempertemuan antar base feature/feature dengan

    feature dimana bentuk yang dihasilkan adalah pertemuan antar

    keduanya.

    Perhatikan hasil proses extrude pada gambar 41.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page29

    Join

    Cut

    Gambar 41

    Intersect

    Pada feature extrude terdapat 5 batasan yang digunakan untuk membuat

    feature ini:

    1. Distance yaitu berapa batasan jarak yang diperlukan untuk membuat

    sebuah feature perhatikan gambar 42.

    2. To next yaitu batasan diambil sampai dimana tidak ada lagi solid yang

    terdeteksi pada sebuah feature.

    3. To yaitu batasan yang diambil adalah sampai permukaan/plane terpilih.

    4. From to yaitu batasan dimulai dari sebuah permukaan/plane terpilih

    sampai pada permukan/plane yang terpilih.

    5. All yaitu batasan yang diambil adalah sampai keselurahan feature dengan

    arah pandang normal.

    Untuk lebih memahami perhatikan gambar 42.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page30

    Sedangkan untuk membalikkan arah feature hanya dengan mengklik arah

    yang diingikan. Perhatikan gambar 43. Gambar 43

    2.6.2 Revolve

    Pada pembahasan sebelumnya sudah disinggung mengenai revolve sebagai

    base feature. Pada pembahasan subbab kali ini akan membahas lebih jauh

    mengenai revolve. Pada feature extrude ada 3 cara yang bisa digunakan

    untuk membuat sebuah model sama seperti pembuatan extrude yaitu join,

    cut dan intesert jadi tidak dibahas lebih jauh.

    Dan pada feature revolve sama terdapat 5 batasan dan keseluruhan batasan

    hampir sama juga dengan extrude hanya satu yang berbeda yaitu :

    1. Angle yaitu batasan ini membutuhkan berapa besarnya sudut putar untuk

    membentuk sebuah feature

    Untuk lebih memahami perhatikan gambar 44.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page31

    Angle 2.6.3 Swept

    From to

    To Next Gambar 44

    All

    To

    Feature ini digunakan membuat solid dimana sketch profile akan terbentuk

    mengikuti sketch path, path & guide rail dan path & guide surface. Untuk mengeksekusinya bisa dengan cara mengklik icon atau menggunakan

    shortcut (Ctrl+Shift+S).Pada pemahasan ini hanya membahas 2 metoda :

    1. Path : dengan cara ini dibutuhkan satu buah sketch yang dijadikan sebagai

    alur terbentuknya solid dari sebuah profile

    2. Path & guide rail : dengan cara ini dibutuhkan 2 buah sketch dimana salah

    satunya menjadi path dan yang lainnya menjadi guide rail

    Untuk lebih memahami perhaikan gambar 45.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page32

    Sketch 2.6.4 Rib

    Path Gambar 45

    Path & guide rail

    Feature ini digunakan untuk membuat sebuah tulangan/penguat pada

    sebuah model dimana hanya membutuhkan sebuah sketch terbuka dan

    menentukan berapa ketebalan tulangan yang akan dibuat. Untuk mengeksekusinya bisa dengan cara mengklik icon . Untuk lebih

    memahami perhatikan gambar 46. Sketch

    2.6.5 Chamfer

    Gambar 46

    Rib

    Feature ini digunakan untuk mebuang sisi tajam dari sebuah model dengan

    merubahnya menjadi sisi miring. Untuk mengeksekusinya bisa dengan cara

    mengklik icon atau menggunakan shortcut (Ctrl+Shift+K). Ada 3 metode

    yang bisa digunakan untuk men-chamfer sebuah model :

    1. Distance. Dengan cara ini dibutuh jarak yang ingin dibentuk dan hasil

    kemiringan antar sisi dianggap sama.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page33

    2. Distance and Angle. Dengan cara ini dibutuhkan jarak yang ingin dibentuk

    dan sebuah pemukaan rata sebagai referensi pembentukan sudut/angle.

    3. Two distance. Dengan cara ini dibutuhkan 2 ukuran yang berbeda untuk membentuk sisi miring. Dimana posisi bisa dibalik dengan menekan icon

    Untuk lebih bisa memahami perhatikan gambar 47.

    Distance Distance and Angle Two Distance

    Gambar 47

    2.6.6 Fillet

    Feature ini digunakan untuk mebuang sisi tajam dari sebuah model dengan

    merubahnya menjadi sisi berbentuk radius. Untuk mengeksekusinya bisa dengan cara mengklik icon atau menggunakan shortcut (F). Ada 3 metode

    yang bisa digunakan untuk men-chamfer sebuah model :

    1. Edge fillet. Dengan cara ini dibutuh jarak yang ingin dibentuk dan hasil

    radius antar sisi dianggap sama

    2. Face. Dengan cara ini dibutuhkan jarak yang ingin dibentuk dan 2

    permukaan rata untuk membentuk sisi radius

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page34

    3. Full round. Dengan cara ini dibutuhkan 3 permukaan rata. 2 Permukaan

    sebagai sisi yang akan dibentuk radius dan 1 permukaan sebagai center

    radius.

    Untuk lebih memahami perhatikan gambar 48.

    Edge fillet 2.6.7 Hole and thread

    Face Gambar 48

    Full round

    Feature ini digunakan untuk membuat sebuah lubang baik lubang

    dengan/tanpa. Dan Thread digunakan untuk membuat ulir luar dari sebuah poros. Untuk mengeksekusi perintah tersebut dengan cara mengklik icon

    atau shortcut (H) untuk membuat lubang/hole. Sedangkan untuk thread

    menggunakan icon .

    Untuk membuat hole ada beberapa metoda yang bisa digunakan :

    1. From Sketch. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah point atau lebih

    berupa sketch point untuk menentukan posisi pelubangan

    2. Linear. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah permukaan rata untuk

    tempat peletakan lubang dan 2 buah sisi/edge sebagai referensi jarak

    lubang

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page35

    3. Concentric. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah permukaan rata untuk

    tempat peletakan lubang dan geometri berbentuk radius dimana lubang

    yang akan dibuat menjadi satu titik sumbu/center dengan geometri yang

    diambil sebagai referensi.

    4. On Point. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah work poin sebagai

    tempat peletakan lubang dan sebuah work axis/edge untuk arah dari

    pengeboran.

    Untuk lebih memahami proses pembuatannya perhatikan gambar 49. From Sketch

    Linear

    Gambar 49

    Concentric

    On Point

    Sedangkan untuk membuat thread hanya dibutuhkan geometri berbentuk

    radius. Bisa diambil dari shaft ataupun lubang untuk panjang ulir bisa

    ditentukan. Untuk lebih memahami proses pembuatan perhatikan gambar

    50. Gambar 50

    2.6.8 Pattern

    Ada 2 macam feature pattern yang bisa digunakan :

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page36

    1. Rectangular Pattern. Feature ini digunakan untuk menggandakan sebuah

    feature dengan jarak dan jumlah tertentu. Dimana dibutuhkan sebuah

    referensi atau lebih baik berupa sketch, edge dan work axis. Untuk mengeksekusi feature dengan mengklik icon .

    2. Circular Pattern. Feature ini digunakan untuk menggandakan sebuah

    feature berdasarkan jumlah dalam satu putaran dan besar derajat

    putaran. Dimana dibutuhkan sebuah work axis/edge sebagai sumbu putar. Untuk mengeksekusi feature dengan mengklik icon .

    Untuk lebih memahami proses pembuatan perhatikan gambar 51. Rectangular Pattern Circular Pattern

    Gambar 51 2.6.9 Mirror

    Feature ini digunakan untuk menggandakan feature menjadi berkebalikan

    arah dari aslinya. Dimana dibutuhkan sebuah plane atau permukaan rata

    yang digunakan sebagai referensi cermin. Untuk mengeksekusi feature tersebut dengan mengklik icon atau dengan menggunakan shortcut

    (Ctrl+Shift+M). Untuk lebih memahami proses pembuatan perhatikan gambar

    52.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page37

    2.6.10 Loft

    Mirror Feature 1

    Gambar 52

    Mirror Feature 2

    Feature ini digunakan untuk membuat solid/surface berdasarkan transisi 2

    geometri atau lebih. Dimana 2 sketch atau lebih dijadikan sebagai profile

    sections dan 1 sketch atau lebih digunakan sebagai rails (alur bentuk

    geometri) . Untuk mengeksekusi feature tersebut dengan mengklik icon

    atau dengan menggunakan shortcut (Ctrl+Shift+L). Untuk lebih memahami

    proses pembuatan perhatikan gambar 53. Loft Without Rails

    Gambar 53

    Loft With Centerline

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page38

    2.6.11 Shell

    Feature ini digunakan untuk membuat benda solid menjadi berselubung

    (mempunyai ketebalan tertentu). Dimana beberapa permukaan yang

    diinginkan dapat dihilangkan. Untuk mengeksekusi feature tersebut dengan

    mengklik icon . ). Untuk lebih memahami proses pembuatan perhatikan

    gambar 54.

    Remove Face

    Remove Face

    Gambar 54

    Result

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page39

    B A B I I I

    M A N A J E M E N D A T A Pada bab ini kita akan coba membahas bagaimana melakukan manajemen data

    dengan fasilitas Autodesk Inventor yang bernama project. Disini kita akan belajar bagaimana

    cara pembuat sebuah project dan membuat klasifikasi folder berdasarkan kebutuhan.

    Didalam sebuah desain biasanya selalu terdapat part yang akan dibuat assembly kemudian

    dibuat explode view (presentation) dan selanjutnya dibentuk menjadi gambar kerja. Dan

    tidak lepas pula ada data-data perhitungan atau data-data spesifikasi material. Dalam

    pembahasan ini misal kita akan membuat sebuah desain dengan nama project Vacuum

    Chamber dimana kita akan membuat 5 buah folder antara lain :

    1. Part. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa komponen/part

    2. Sub Assembly. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa sub

    assembly part

    3. Main Assembly. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa main

    assembly utama

    4. Drawing. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa gambar kerja dan

    presentasi (exploded view)

    5. Ext Data. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa hasil perhitungan,

    spesifikasi material dan data-data lain yang berhubungan dengan design

    Adapun langkah-langkah membuat project di Inventor adalah :

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page40

    1. Klik icon project .

    2. Pada dialog box project klik tombol new

    3. Pada dialog box Inventor Project Wizard pilih new single user project (misal project

    yang dikerjakan adalah perorangan). Perhatikan gambar 55. Gambar 55

    4. Tekan tombol next dan buat nama project kemudian tentukan letak penyimpanan

    file. Perhatikan gambar 56.

    Gambar 56 5. Tekan tombol next. Jikalau ada library yang akan dimasukan dalam project tentukan

    library yang akan digunakan. Jikalau tidak tekan tombol finish. Perhatikan gambar

    57.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page41

    Gambar 57

    6. Pada Frequently Used Subfolders klik kanan dan pilih add path dan tuliskan nama-

    nama folder sesuai kebutuhan. Perhatikan gambar 58.

    Gambar 58 7. Expand Folder Options dengan mengklik tanda (+) pada pilihan content center rubah

    folder default Inventor kedalam project yang sedang dibuat. Hal ini berguna untuk

    menyimpan library/part-part standard langsung masuk kedalam folder project. Hal

    ini berguna ketika file dalam satu project dipindahkan kesuatu tempat atau diberikan

    kepada client. Sehingga komponen secara keseluruhan bisa terbawa dan

    menghilangkan kemungkinan Inventor menanyakan file komponen standard yang

    masuk dalam project yang sedang dibuat. Perhatikan gambar 59. Gambar 59

    8. Klik tombol Apply dan Save untuk menyimpan settingan yang sudah dibuat.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page42

    9. Tekan tombol Done untuk untuk menutup dialog box Inventor Project Wizard.

    Cobalah buat beberapa part/komponen sesuai dengan contoh soal dibawah ini :

    1. Base. Perhatikan gambar 60. Gambar 60

    2. Front Cover. Perhatikan gambar 61.

    Gambar 61

    3. Back Cover. Perhatikan gambar 62.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page43

    Gambar 62

    4. Left Side Cover. Perhatikan gambar 63.

    Gambar 63

    5. Right Side Cover. Perhatikan gambar 64.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page44

    Gambar 64 6. Top Cover. Perhatikan gambar 65.

    Gambar 65

    7. Handle Shaft. Perhatikan gambar 66.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page45

    Gambar 66

    8. Bracket Handle. Perhatikan gambar 67.

    Gambar 67

    Untuk mendesain hinge baik dari top hinge, bottom hinge dan hinge shaft akan dibahas

    pada pembahasan Assembly. Setiap selesai membuat sebuah part/komponen simpanlah

    pada foldernya masing-masing. Misal file part disimpan kedalam folder part. Perhatikan

    gambar 68.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page46

    Gambar 68

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page47

    B A B I V

    A S S E M B L Y Pada bab ini akan membahas bagaimana membuat sebuah assembly dengan merangkai

    part-part yang sudah dibuatnya. Ada 2 konsep yang bisa digunakan dalam membuat sebuah

    assembly :

    1. Bottom-Up. Pada konsep ini untuk membuat sebuah assembly dibuat dengan

    mengumpulkan/merangkai part-part yang sebelumnya sudah dibuat. Jadi dari

    sekumpulan part dibuatlah sebuah assembly

    2. Top-Down. Pada konsep ini untuk membuat sebuah assembly dilakukan dengan cara

    merangkai part dengan membuat part/komponen baru didalam assembly. Jadi part

    dibuat didalam sebuah file assembly yang selanjutnya akan terbentuk sebuah bentuk

    assembly yang diinginkan 4.1 Perakitan Bottom VC

    Pada sub bab ini akan coba dibahas bagaimana melakukan proses perakitan

    menggunakan metoda Bottom-Up. Adapun hal yang harus dilakukan adalah :

    1. Buat sebuah file assembly baru (*.iam). Dengan mengklik File New

    Standar(mm).iam. Perhatikan gambar 69.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page48

    Gambar 69 2. Ambil salah satu part yang menjadi acuan dalam merakit part-part dengan

    mengklik icon place component atau dengan shortcut . Pada contoh ini part

    base.ipt akan menjadi referensi acuan dalam melakukan assembly.

    3. Ambil part-part lain dengan cara yang sudah diterangkan sebelumnya. Part bisa

    diambil langsung secara keseluruhan atau satu persatu. Untuk tahap

    pembelajaran dianjurkan untuk mengambil part satu persatu dan melakukan

    assembly. Jikalau sudah lancar silahkan ambil part secara keseluruhan. Pada

    contoh kali ini ambillah Left Side Cover.ipt. Perhatikan gambar 70. Gambar 70

    4. Pasangkan masing-masing dengan menggunakan constraint. Untuk

    mengeksekusi bisa dengan mengklik icon constraint . Ada 4 jenis constraint

    assembly yang bisa digunakan :

    a) Mate. Mate constraint terbagi menjadi 2 :

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page49

    a.1. mate-mate

    Digunakan ketika penunjukan arah permukaan saling berlawanan dan

    posisi pemasangan sudah sesuai dengan kebutuhan. Adapun icon

    mate-mate yaitu

    . Selain permukaan dengan permukaan bisa

    digunakan axis/edge dengan axis/edge untuk membentuk gerakan

    cylindrical dimana komponen dapat bergerak maju mundur dan

    berputar. Dan work point dengan work point untuk membentuk

    gerakan spherical dimana part dapat bergerak ke segala arah. Untuk

    lebih memahami proses mate-mate perhatikan gambar 71. Gambar 71

    a.2. mate-flush

    Digunakan ketika penunjukan arah permukaan searah dan posisi

    pemasangan sudah sesuai dengan kebutuhan. Adapun icon mate-

    flush yaitu

    . Untuk lebih memahami proses mate-flush

    Perhatikan gambar 72.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page50

    Gambar 72

    b) Angle. Angle Constraint terbagi menjadi 3 :

    b.1. Direct angle

    Untuk membuat constraint ini bisa menggunakan permukaan dengan

    permukan atau edge dengan edge. Arah putaran yang dihasilkan

    mengikuti kaidah tangan kanan. Untuk lebih mudah menganilisa arah

    putaran ambillah part yang akan berputar sebagai referensi pertama

    dan yang tetap sebagai referensi kedua. Adapun icon direct angle yaitu

    . Untuk lebih memahami proses direct-angle perhatikan

    gambar 73. Gambar 73

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page51

    b.2. Undirected angle

    Constraint ini berkebalikan dengan constraint direct angle. Adapun icon undirected angle yaitu

    b.3. Explicit References Vector

    Referensi yang digunakan sama dengan constraint direct angle

    hanya saja edge/permukaan bisa diambil sebagai referensi untuk

    memperjelas arah sumbu Z untuk lebih memudahkan pendefinisian

    sudut. Untuk lebih memahami proses explicit references vector

    perhatikan gambar 74. Gambar 74

    c) Tangent. Tangent constraint terbagi menjadi 2 :

    c.1.Inside

    Constraint ini digunakan untuk menggabungkan antar part yang

    memiliki geometri berbentuk radius dengan radius atau radius dengan

    permukaan rata menjadi bersinggungan satu sama lainnya dibagian

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page52

    permukaan dalam. Adapun icon tangent inside yaitu

    . Untuk

    lebih memahami proses tangent inside perhatikan gambar 75. Gambar 75

    c.2. outside

    Constraint ini digunakan untuk menggabungkan antar part yang

    memiliki geometri berbentuk radius dengan radius atau radius dengan

    permukaan rata menjadi bersinggungan satu sama lainnya dibagian

    permukaan luar. Adapun icon tangent inside yaitu

    . Untuk lebih

    memahami proses tangent inside perhatikan gambar 76.

    Gambar 76

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page53

    d) Insert. Insert constraint terbagi menjadi 2 :

    d.1. Opposed

    Constraint ini digunakan untuk memasukan part yang memiliki

    geometry radius kedalam geometry radius. Proses pemasangan

    berdasarkan petunjuk arah yang saling berlawanan. Adapun icon insert opposed yaitu

    . Untuk lebih memahami proses insert

    opposed perhatikan gambar 77.

    Gambar 77 d.2. Aligned. Constrain ini kebalikan dari insert opposed.

    5. Rangkailah part-part seperti base, left side cover, right side cover, front cover dan

    back cover hingga menjadi satu rangkaian sub assembly dan simpanlah dengan nama

    file Bottom VC.iam. Perhatikan gambar 78.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page54

    Gambar 78

    6. Buatlah file assembly baru dengan nama handle.iam sebagai sub assembly dengan

    merangkai part handle shaft dan bracket handle. Perhatikan gambar 79. Gambar 79

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page55

    4.2 Perakitan Hinge

    Untuk perkatikan hinge ini akan digunakan metode top down dimana definisinya sudah

    dijelaskan sebelumnya. Pada sub bab ini akan menjelaskan bagaimana cara membuat

    part baru di dalam sebuah assembly. Adapun caranya sebagai berikut :

    1. Buatlah sebuah file assembly baru untuk dijadikan main assembly dengan nama

    Vacuum Chamber.iam.

    2. Masukkan Bottom VC.iam dan Top Cover.ipt hingga menjadi bentuk seperti

    gambar 80. Gambar 80

    3. Buat sebuah work plane sejauh 100 mm untuk menentukan letak hinge.

    Perhatikan gambar 81.

    Gambar 81

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page56

    4. Buatlah part baru dengan mengklik icon create component atau dengan

    short cut (N). Dan pilih work plane yang dibuat pada point 4 sebagai referensi.

    Simpan file dengan nama bottom hinge.ipt dan klik browse template untuk

    memilih standar(mm).ipt. Perhatikan gambar 82. Gambar 82

    5. Buatlah sketch dengan mengambil salah satu sisi part assembly sebagai referensi.

    Perhatikan gambar 83. Gambar 83

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page57

    6. Extrude sketch dengan posisi extents mid plane dan masukan angka misal 30

    mm.

    7. Buat sketh pada posisi tengah bottom hinge untuk membuat lubang slot top

    hinge. Perhatikan gambar 84. Gambar 84

    8. Extrude cut dengan posisi mid plane dengan jarak 10 mm.

    9. Buat hole tembus dia. 6 mm dengan sesuai dengan gambar 85.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page58

    Gambar 85 10. Buat chamfer pada keselurahan sisi dengan kemiringan 0.5 mm. Perhatikan

    gambar 86. Gambar 86

    11. Ketika modeling bottom hinge selesai tekan icon return

    panel model menu ke assembly proses.

    12. Buat top hinge.ipt. Adapun caranya seperti penjelasan 1 4.

    Perhatikan gambar 87.

    untuk keluar dari

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page59

    Gambar 87 13. Pilih plane pada bottom hinge untuk membuat sketch. Perhatikan gambar 88.

    Gambar 88

    14. Buatlah sketch seperti tampak pada gambar 89.

    Gambar 89

    15. Extrude pada posisi mid plane dengan jarak 10 mm.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page60

    16. Buat sketh baru pada sisi kiri/kanan dan extrude sejauh 5 mm. Perhatikan

    gambar 90.

    Gambar 90 17. Mirror feature no.16 pada sisi sebelahnya.

    18. Buatlah lubang tembus pada bagian bawah dengan dia. 6 mm concentric

    terdahap geometry radius.

    19. Chamfer sisi lubang dengan kemiringan 0.5 mm. Perhatikan gambar 91. Gambar 91

    20. Tekan icon return untuk kembali ke proses assembly dan save file.

    21. Hilangkan bottom hinge dan top hinge pada Vacuum Chambaer.iam karena akan

    dipisah menjadi sub assembly tersendiri dengan nama hinge.iam. Perhatikan

    gambar 92.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page61

    Gambar 92

    4.3 Perakitan hinge

    Pada subbab ini akan membahas bagaimana cara merakit hinge. Adapun caranya

    sebagai berikut :

    1. Buatlah sebuah file assembly baru dan simpan dengan nama hinge.iam pada

    folder sub assy.

    2. Masukan bottom hinge sebagai base kemudian top hinge.

    3. Gunakan constraint insert untuk menggabungkan 2 part ini dikarenakan

    gerakannya yang berputar dan berada pada posisi yang tetap.

    4. Buat sebuah part baru dengan naman hinge shaft dengan ukuran seperti tampak

    pada gambar 93.

    Gambar 93 5. Revolve sketch tersebut hingga menjadi sebuah shaft.

    6. Chamfer semua sisi dengan jarak 0.5 mm.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page62

    7. Masukan part hinge shaft kedalam sub assembly hinge.iam dan gunakan

    constraint insert untuk menggabungkannya. Perhatikan gambar 94. Gambar 94

    4.4 Perakitan Vacuum Chamber

    Pada pembahasan sebelumnya sudah dibahas sedikit mengenai proses main assembly

    vacuum chamber. Dan pada pembahasan ini akan dibahas lebih lanjut untuk melengkapi

    main assembly. Adapun caranya sebagai berikut :

    1. Buka file Vacuum Chamber.iam.

    2. Masukan sub assembly hinge.iam. Agar dapat bergerak sehingga bisa disesuaikan

    dengan top cover klik kanan hinge.iam paba browser dan pilih flexible.

    Perhatikan gambar 95. Gambar 95

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page63

    3. Atur jarak pemasangan hinge.iam dengan top cover seperti tampak pada gambar

    96.

    Gambar 96 4. Buat lubang untuk baut L M5x0.8 pada hinge menggunakan bolted connection.

    Untuk mengeksekusi perintah tersebut klik icon . Dan untuk jarak lubang

    perhatikan gambar 97. Gambar 97

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page64

    5. Ulangi proses pembuatan lubang menggunakan bolted connection pada sisi

    sebelah.

    6. Buat lubang lubang untuk baut L M5x0.8 pada bagian atas hinge menggunakan

    bolted connection. Ukuran seperti tampak pada gambar 98.

    Gambar 98 7. Pasang kembali hinge.iam kedalam vacuum chamber.iam dengan cara drag and

    drop dari history browser ke dalam graphic windows dengan jarak sama seperti

    pada pembahasan subbab 4.4 no.3.

    8. Masukan baut kedalam assembly menggunakan place form content center

    ambillah baut L ISO 4762 dan dekatkan pada lubang yang akan diberikan baut.

    Maka secara otomatis Inventor akan menganailsa baut yang pas dengan lubang yang sudah ada.Untuk mengeksekusinya klik icon . Perhatikan gambar 99.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page65

    Gambar 99

    9. Lengkapi semua lubang pada hinge dan back cover menggunakan baut M 5 x 20.

    10. Gunakan kembali place from content center untuk memberikan baut pada

    lubang side cover baik left maupun right. Ketika sudah didapatkan ukuran yang

    sesuai klik kanan mouse kemudian klik icon bolted connect untuk mem-pattern

    part. Dikarenakan lubang pada left dan side cover menggunakan feature pattern

    untuk menggandakannya check tanda pattern pada dialog box bolted connection

    agar baut terpasang pada lubang secara otomatis. Perhatikan gambar 100. Gambar 100

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page66

    11. Simpan sususan baut dan lubang menjadi sebuah standard dengan mengklik icon dan klik tombol add kemudian berikan penamaan. Perhatikan gambar 101.

    Gambar 101

    12. Untuk pemberian susuan baut yang serupa selanjutnya hanya dengan mengatur

    posisi sesuai kebutuhan dan klik tombol set pada frame templates library di

    bolted connection dialog box.

    13. Lengkapi semua kebutuhan baut pada perakitan vacuum chamber. Perhatikan

    gambar 102.

    14. Dan pasanglah handle pada posisi tengah-tengah dari top cover hingga proses

    perakitan vacuum chamber lengkap . Perhatikan gambar 102. Gambar 102

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page67

    4.5 Analisa Assembly

    Pada subbab ini membahas analisa dari sebuah perakitan. Adapun cara penganalisaan

    pada Vacuum Chamber sebagai berikut :

    1. Dekatkan cursor pada top cover atau handle dan klik salah satunya kemudian klik

    tahan dan gerakan cursor apakah top cover bergerak.

    2. Jikalau part tersebut tidak bergerak maka ada constaint yang mengikat part

    tersebut.

    3. Pilih top cover pada browser. Cari constraint yang mengikat sehingga part tidak

    mau bergerak kemudian klik kanan constraint dan pilih suppress. Perhatikan

    gambar 103. Gambar 103

    4. Cobalah langkah no.1 apakah sudah bergerak. Jikalau sudah bergerak berarti part

    sudah tidak terikat constraint.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page68

    5. Berikan constraint angle untuk menutup top cover dan berikan nilai 180 untuk

    menutup top cover (nilai bisa berbeda sesuai dengan pengambilan referensi

    awal). Perhatikan gambar 104.

    Gambar 104 6. Pada browser carilah icon constraint angle. Klik kanan dan pilih drive constraint.

    Perhatikan gambar 105. Gambar 105

    7. Pada dialog box drive constraint aturlah posisi gerakan top cover dan klik tombol

    forward/reverse untuk menggerakkan top. Perhatikan gambar 106.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page69

    Gambar 106

    8. Jikalau sudah berhasil bergerak berarti proses perakitan sudah mendekati selesai

    4.6 Analisa benturan (Collision Detection)

    Inventor mempunyai salah satu feature yang bernama collision detection dimana

    dengan feature ini dapat menganalisa benturan antar part sehingga mengurangi

    kesalahan fatal pada proses desain. Adapun caranya sebagai berikut :

    1. Suppress terlebih dahulu component standard seperti bolt dan bolted

    connection kemudian klik icon angle constraint pada Top Cover.ipt/Bottom

    VC.iam pilih drive constraint. 2. Klik tombol untuk melihat options selanjutnya pada dialog box drive

    constraint.

    3. Check options collision detection. Perhatikan gambar 107. Gambar 107

    4. Atur nilai increment angle menjadi 0.1 deg.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page70

    5. Lakukan drive constraint dengan mengklik tombol forward/reverse. Perhatikan

    gambar 108.

    Gambar 108 6. Terjadi benturan antara back cover.ipt dengan top cover.ipt pada sudut 179.1

    deg (nilai mungkin bisa berbeda).

    7. Untuk mengatasi hal ini maka sisi back cover yang berhubungan dengan top

    cover harusnya di chamfer/radius dengan nilain tertentu agar tidak terjadi

    benturan. Pada modul ini akan diberikan nilai 3 mm dengan cara membuka file

    back cover atau dengan double klik Bottom VC.iam pada browser kemudian

    lakukan kembali pada back cover.ipt hingga masuk pada panel part. Perhatikan

    gambar 109.

    Gambar 109

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page71

    8. Lakukan kembali langkah no.5 sampai tidak ada lagi benturan antar part.

    4.7 BOM (Bill of Material)

    Dengan feature ini secara otomatis data kebutuhan mengenai part atau komponen akan

    tersusun dan terdata secara terukur. Dimana proses pembagian data dapat dilihat dalam

    2 model :

    1. Structure. Dengan konsep ini data assembly terlihat berdasarkan data perakitan

    yang tampak di object history dimana data berupa sub assembly akan terbaca

    sebagai sub assembly tanpa mengurai part/komponen yang terdapat

    didalamnya. Akan tetapi data tersebut dapat dirubah dengan mengedit part list

    dengan mengklik tanda (+) pada sub assembly.

    2. Part Only. Dengan konsep ini data assembly terlihat berdasarkan data part atau

    komponen standard keseluruhan yang terdapat dalam sebuah assembly dengan

    mengurai dan menghilangkan data-data berupa sub assembly.

    Adapun cara untuk melihat bill of material pada sebuah assembly yaitu dengan mengklik icon Bill of Material . Dan untuk melihat data dalam bentuk structure atau part only

    bisa dengan mengklik icon view options dan memilih Enable BOM View. Perhatikan

    gambar 110.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page72

    Gambar 110

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page73

    B A B V

    P R E S E N T A T I O N / E X P L O D E D V I E W Pada bab sebelumnya sudah dibahas mengenai proses assembly dan pada bab ini

    akan dibahas bagaimana cara membuat presentasi (exploded view). Adapun cara

    pembuatannya sebagai berikut :

    1. Klik icon new pilih tab metric kemudian pilih standard (mm).ipn.

    2. Ambil data assembly atau sub assembly yang akan dibuatkan exploded view-nya

    dengan mengklik icon Create View . 3. Klik icon Tweaks Component untuk memisahkan part yang satu dengan lainnya.

    Pada dialog box Tweak Component terdapat icon derection , component, Trail Origin

    dan penunjukan koordinat x,y dan z. Derection berfungsi untuk mengambil salah

    satu data dari edge/axis, point atau permukaan untuk mendapatkan arah pergerakan

    sebuah part. Component digunakan untuk memilih part yang akan dipisahkan. Trail

    origin berfungsi untuk menentukan titik origin (tidak dipilih tidak mengapa karena

    komponen akan tetap bergerak). Koordinat x,y atau z untuk menentukan arah

    pergerakan. Dan untuk mengakhiri proses pemilihan tekan tombol clear.Perhatikan

    gambar 111.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page74

    Gambar 111

    4. Lakukanlah langkah no.3 pada semua part hingga assembly akan tampak kurang

    lebih seperti gambar 112. Gambar 112

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page75

    5. Untuk melihat animasi proses perakitan dengan cara mengklik icon animate .

    Kemudian tekan tombol play forward . 6. Urutan posisi pergerakan part dapat diatur dengan mengklik icon . Kemudian

    posisi urutan (sequence) dapat ditukar posisinya dengan mengklik tombol move up

    dan move down. Dan bisa pula dengan menggabungkan antar sequence dengan

    mengklik tombol group. Perhatikan gambar 113. Gambar 113

    7. Posisi view pun dapat dirubah dengan mengklik icon filter pada browser kemudian

    pilih sequence view. Perhatikan gambar 114.

    Gambar 114 8. Expand Task, pilih salah satu urutan klik kanan dan pilih edit. Perhatikan gambar 115.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page76

    Gambar 115

    9. Atur view menggunakan view cube. Kemudian tekan tombol set camera untuk

    memposisikan tampilan. Perhatikan gambar 116. Gambar 116

    10. Lakukanlah langkah no.9 untuk sequence yang lainnya dengan tampilan sesuai

    dengan kebutuhan.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page77

    B A B V I

    M A N U F A C T U R I N G D R A W I N G Pada bab-bab sebelumnya sudah dibahas mengenai cara pembuatan part, assembly dan

    exploded view. Pada bab ini akan dibahas bagaimana cara untuk membuat gambar kerja

    (manufacturing drawing) di Inventor baik dari sisi pendetailan dan pemberian anotasi.

    6.1 Pembuatan detail drawing

    Pembuatan detail drawing dari bentuk 3D ke 2D sangat mudah untuk dilakukan adapun

    cara pembuataanya sebagai berikut :

    1. Klik icon new pilih tab metric kemudian pilih iso.dwg atau iso.idw. Pada bab ini

    akan digunakan iso.dwg.

    2. Ukuran kertas dapat diatur dengan cara mengklik kanan icon sheet kemudian

    pilih edit sheet. Perhatikan gambar 117. Gambar 117

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page78

    3. Pad dialog box Edit Sheet atur ukuran kertas gambar sesuai dengan kebutuhan.

    Pada latihan ini akan digunakan ukuran A3. Perhatikan gambar 118. Gambar 118

    4. Klik icon base untuk memasukan part atau assembly yang akan dibuat

    menjadi gambar kerja. Untuk contoh ambillah part base untuk dibuat detail

    gambarnya. Skala gambar langsung bisa diatur sesuai dengan kebutuhan.

    Begitupula dengan tampilan gambar kerja yang diinginkan. Bisa hidden line,

    hidden line removed dan shaded. Perhatikan gambar 119. Gambar 119

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page79

    5. Untuk merubah proyeksi klik tab Manage kemudian klik icon Style editor.

    6. Klik icon Default Standard (ISO) pilih tab View Preferences dan rubah posisi

    proyeksi menjadi Third Angle. Perhatikan gambar 120. Gambar 120

    7. Klik tombol save lalu tombol done untuk keluar dari dialog box.

    8. Klik icon projected pada tab Place View untuk membuat tampak baik

    samping, atas maupun isometric. Pilih view base dan posisikan tampak sesuai

    dengan kebutuhan. Perhatikan gambar 121. Gambar 121

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page80

    9. Untuk membuat gambar potongan gunakan feature section. Klik icon section

    kemudian pilih view dan tentukan titik peletakan garis potongan. Tentukan

    penamaan potongan dan peletakannya. Perhatikan gambar 122.

    Gambar 122

    10. Untuk membuat detail suatu geometry gunakan feature detail. Klik icon detail

    kemudian pilih view tentukan skala yang akan digunakan dan bagian yang

    akan dibuat detailnya. Perhatikan gambar 123.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page81

    11. Untuk geometri-geometri yang telampau panjang hingga tidak memenuhi ukuran kertas gunakan feature break. Klik icon break pilih view dan tentukan

    peletakan break pada geometri. Perhatikan gambar 124.

    Gambar 124

    12. Untuk membuat lubang detail lubang yang tidak terkena garis potongan gunakan

    feature break out. Yang pertama kali harus dilakukan adalah membuat sketch

    pada view yang akan dibuat coakan berupa spline tertutup. Klik icon break out

    pilih view yang sudah diberikan sketch. Ada beberapa metoda yang bisa

    digunakan untuk menentukan titik pemotongan yaitu :

    a. From point. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah point sebagai

    referensi titik coak dari geometri. Perhatikan gambar 125.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page82

    Sebelum

    Proses

    Gambar 125

    Sesudah

    b. To Sketch. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah sketch sebagai

    referensi jarak coakan dari geometri. Sketch cukup berupa garis lurus.

    Perhatikan gambar 126.

    Sebelum

    Proses Gambar 126

    Sesudah

    c. To Hole. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah hole sebagai referensi jarak coakan dari geometri. Perhatikan gambar 127.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page83

    Sebelum

    Proses Gambar 127

    Sesudah

    d. To Part. Dengan metoda ini coakan yang dihasilkan adalah menghilangkan

    ketebalan part secara keseluruhan sampai batas sketch yang dibuat.

    Perhatikan gambar 128. Sebelum

    Proses

    Gambar 128

    Sesudah

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page84

    13. Untuk membuat detail part atau assembly pada lembaran baru klik icon new

    sheet atau klik kanan pada browser pilih new sheet. Perhatikan gambar 6.2 Pemberian notasi

    Pemberian notasi atau keterangan merupakan hal yang sangat dibutuhkan sebagai

    komunikasi antara engineering dengan bagian produksi. 2 hal yang terpenting adalah

    pemberian dimensi dan teks keterangan.

    6.2.1 Pemberian dimensi

    Ada beberapa jenis yang bisa digunakan antara lain :

    1. General Dimension digunakan untuk memberikan dimensi baik secara

    horizontal, vertikal, radius, diameter dan aligned. Untuk

    menggunakannya klik icon general dimension dan pilih geometri yang

    akan diberikan dimensi. Perhatikan gambar 129.

    Gambar 129 2. Baseline digunakan untuk memberikan dimensi seraca bertingkat dengan

    memilih batasan geometri yang akan diberikan dimensi. Untuk

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page85

    menggunakannya klik icon baseline dan pilih geometri yang akan

    diberikan dimensi Perhatikan gambar 130. Gambar 130

    3. Ordinate digunakan untuk memberikan dimensi dengan system koordinat

    dimana jarak antar dimensi dihitung berdasarkan zero point (origin)

    diletakkan. Untuk menggunakannya klik icon ordinate pilih view yang

    akan diberikan dimensi. Pilih salah satu point sebagai referensi origin

    kemudian pilih geometri yang akan diberikan dimensi. Perhatikan gambar

    131. Gambar 131

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page86

    4. Retrieve Dimension digunakan untuk mengambil data dimensi yang telah

    dibuat pada saat proses skething. Untuk menggunakannya klik icon

    retrieve dimension pilih view yang akan diambil dimensinya. Pilih

    salah part atau feature dan pilih dimensi yang akan diambil. Perhatikan

    gambar 132. Kegunaan feature ini adalah user dapat melakukan

    perubahan dimensi part langsung pada gambar kerja yang akan berakibat

    langsung pada model part yang dirubah dengan cara klik kanan dimensi

    dan pilih edit model dimension. Dan berikan nilai yang di inginkan.

    Perhatikan gambar 133. Gambar 132 Gambar 133

    6.2.2 Pemberian teks keterangan

    Ada beberapa jenis teks keterangan yang bisa digunakan antara lain :

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page87

    1. Ballon digunakan untuk memberikan keterangan no urut pada masing-

    masing part. Bisa diberikan secara manual dengan pemilihan satu persatu

    atau secara otomatis. Pada sub bab ini akan digunakan cara otomatis. Klik icon Auto Balloon

    pilih view selanjutnya pilih part yang akan

    diberikan keterangan dengan meng-crop part secara keselurahan.

    Tentukan tempat peletakan balloon dan bentuk yang diingikan.

    Perhatikan gambar 134.

    Gambar 134 2. Part list digunakan untuk membuat table keterangan mengenai part apa

    saja yang terdapat didalam sebuah assembly dan jumlah yang

    dibutuhkan. Klik icon part list pilih view dan tentukan tempat

    peletakan. Perhatikan gambar 135.

    Gambar 135

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page88

    3. Border digunakan untuk memberikan batasan area gambar yang akan

    diprint dan memberikan penandaan posisi dari sebuah geometri. Untuk

    membuat border hal yang harus dilakukan adalah :

    a. Expand folder Drawing Resources dan pada folder Borders klik

    kanan dan pilih define new border. Perhatikan gambar 136. Gambar 136

    b. Buatlah sebuah sketch berupa segi empat dan berikan ukuran

    sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan titik-titik default

    yang terdapat pada saat pembuatan sketch. Perhatikan gambar

    137. Gambar 137

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page89

    c. Klik finish sketch dan simpan nama border sesuai dengan yang

    diinginkan. Misal border standard.

    d. Klik 2 kali nama border agar bisa masuk kedalam layout gambar.

    Perhatikan gambar 138.

    Gambar 138 4. Title blocks digunakan untuk memberikan keterangan berupa nomor

    gambar, siapa yang menggambar, memeriksa dan menyetujui sebuah

    gambar kerja. Serta keterangan-keterangan lain yang dibutuhkan sebagai

    informasi kepada pihak lain. Pada latihan ini akan dibuat sebuah title blok

    sederhana. Adapun caranya sebagai berikut :

    a. Expand folder Drawing Resources dan pada folder Title Blocks klik

    kanan dan pilih define new title block. Perhatikan gambar 139. Gambar 139

    b. Buatlah sketch seperti tampak pada gambar . Untuk teks yang

    tidak berubah-ubah seperti digambar, diperiksa dan disetujui

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page90

    gunakan teks biasa bukan text parameter. Untuk membuat teks klik icon text . Perhatikan gambar 140.

    Gambar 140

    c. Untuk membuat teks yang mengambil parameter dari object lain

    yaitu dengan cara membuat/mengedit teks kemudian pilih type

    parameter yang ingin digunakan dan selanjutnya klik add text

    parameter. Perhatikan gambar 141. Text parameter didapat dari

    iProperties yang diisikan dari model part/assembly yang dibuat.

    Didapat dengan cara mengklik kanan icon part pada browser

    Perhatikan gambar 142. Gambar 141

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page91

    Gambar 142

    d. Simpan title block misal dengan nama TB Standard. Untuk

    mengambil title block yang sudah dibuat double klik nama title

    block. Perhatikan gambar 143.

    Gambar 143

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page92

    Pada akhirnya gambar kerja akan tampak seperti pada gambar 144.

    Gambar 144 Pembahasan dasar mengenai pemodelan dan pembuatan gambar

    kerja menggunakan Inventor dicukupkan sampai disini.

  • ModulPraktekTutorialDasarAutodeskInventor

    PoliteknikManufakturAstra Page93

    SELESAI