02a. 7 Langkah Keselamatan Pasien [Compatibility Mode]

download 02a. 7 Langkah Keselamatan Pasien [Compatibility Mode]

of 25

description

keselamatan pasien

Transcript of 02a. 7 Langkah Keselamatan Pasien [Compatibility Mode]

  • TUJUH TUJUH LANGKAH LANGKAH MENUJU MENUJU KESELAMATAN PASIEN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKITRUMAH SAKIT

    Checklist bagi Pimpinan RS

    Workshop Keselamatan Pasien & Manajemen Risiko Klinis

    Dr.Nico A.Lumenta, K.Nefro, MMKetua Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit

    PERSI

    ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKITRUMAH SAKIT

  • RS Lembaga yg kompleks high risk Pelayanan berkualitas dilakukan oleh para staf yang

    profesional & dedikatif Namun kesalahan tidak akan pernah nihil Pasien

    ada yang cedera, justru saat diberikan upaya kuratif(cedera yg seharusnya tidak terjadi/yg dapat dicegah/preventable AE)(cedera yg seharusnya tidak terjadi/yg dapat dicegah/preventable AE)

    KESELAMATAN PASIEN sudah merupakan ranah utama pelayanan kesehatan

    KKPRS (bersumber dari NPSA) menyusun Tujuh Langkah KESELAMATAN PASIEN Rumah Sakit sebagai suatu pedoman meningkatkan pelayanan yang aman disamping berkualitas

  • 1. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN, Ciptakan kepemimpinan & budaya yg terbuka & adil.

    2. PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA, Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang keselamatan pasien di RS Anda

    3. INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO, Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah

    4. KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN, Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkan kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kepada dapat melaporkan kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kepada KKPRS

    5. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN, Kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dgn pasien

    6. BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KESELAMATAN PASIEN, Dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul

    7. CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KESELAMATAN PASIEN, Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan

  • Checklist bagi Pimpinan Rumah Sakit

    BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KPCiptakan kepemimpinan & budaya yg terbuka & adil.

    Agar RS mampu belajar ttg KP Pimpinan hrs menciptakan budaya : staf berbagi informasi secara bebasKP meningkat. Caranya :1. Asesmen budaya RS, apakah sudah ada budaya keterbukaan & adil2. Buat kebijakan & prosedur yg kondusif utk budaya dimana :

    1.

    2. Buat kebijakan & prosedur yg kondusif utk budaya dimana :- staf dpt berbicara kepada rekan kerja serta para manajer ttg IKP

    dimana mereka terlibat didalamnya- penelaahan IKP (Insiden Keselamatan Pasien) fokus pada mengapa

    hal itu terjadi, bukan sekedar siapa yg terlibat- staf diperlakukan secara adil & mendpt dukungan bila terjadi IKP- alat analisis digunakan utk menentukan faktor yg berpengaruh

    pada kegiatan seseorang

  • PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDAPIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDABangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang KP di RSKP di RS Anda.Anda.

    2.

    Budaya keselamatan butuh kepemimpinan yg kuat serta kemauan utk mendengarkan.

    A. Tiga kegiatan memberikan dampak yg besar :1. Briefing tentang KP langsung oleh Pimpinan atau kunjungan para

    eksekutif yang teratur di RS, pertemuan staf & pasien utk secara khusus mendiskusikan hal2 tentang keselamatan

    2. Mekanisme yg mendorong staf utk memberikan gagasan2 peningkatan KP. Pimpinan hrs mendorong diskusi ttg IKP yg telah terjadi, telah dicegah atau hampir terjadi (KNC)

    3. Mengembangkan mekanisme komunikasi & umpan balikmerupakan hal yg vital, agar staf memahami kontribusi mereka dlm KP & mereka terdorong untuk berpartisipasi

  • B.Tambahan Peran & Tangung jawab yg jelas juga sangat bermanfaat :

    1.Tunjuklah penggerak KP utk setiap unit / bagian & pastikan bahwa mereka mengambil bagian dlm agenda manajemen risiko serta clinical governance ;

    2.Calonkan suatu badan eksekutif untuk mengawasi manajemen risiko dan KPrisiko dan KP

    3.Tunjuklah seseorang yg cukup senior, mempunya akses ke Pimpinan, yg bertanggung jawab untuk manajemen risiko, & idealnya adalah bagian dari suatu tim sentral yg bisa melakukan pendekatan yg terintegrasi (Langkah 3).

  • INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKORISIKOKembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah. bermasalah.

    3.

    KP bisa diperbaiki bila para pemimpin RS dpt menjawab secara positif pertanyaan tentang :1.Apakah KP tercermin dlm strategi, struktur, fungsi & sistem di RS ?

    KP harus diintegrasikan dengan risiko klinis, risiko non-klinis, KP harus diintegrasikan dengan risiko klinis, risiko non-klinis, kesehatan & keselamatan, kontrol internal, keluhan & kelalaian klinis,

    2.Apakah objektif KP tergambar dlm strategi & rencana clinical governance yg dibuat ?

    3.Apakah semua penelitian risiko klinis utk setiap bidang spesialistis diproses ke risk register RS? Apakah selalu up-to-date, melakukan penerapan rencana aksi, ditindak lanjuti dan dipantau?

    4.Apakah agenda dewan direksi terstruktur utk memastikan bahwa manajemen risiko & KP sejalan dan setara dengan target keuangan & kinerja?

  • KEMBANGKAN SISTEM PELAPORANKEMBANGKAN SISTEM PELAPORANPastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkanPastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkankejadian / insiden, kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd serta RS mengatur pelaporan kpd KKPKKP--RS.RS.

    4.

    Pelaporan IKP adalah dasar untuk membangun suatu sistem asuhan pasien yg lebih aman.

    Tiga kegiatan yg penting adalah :1.Mendorong seluruh staf utk melaporkan masalah KP, khususnya 1.Mendorong seluruh staf utk melaporkan masalah KP, khususnya

    kelompok2 yg tingkat pelaporannya rendah. Tingkatan pelaporan yg tinggi biasanya ada pada suatu RS yg lebih aman!!

    2.Pelaporan agar juga disalurkan ke tingkat nasional yaitu KKPRS utk proses pembelajaran bersama

    3.Upaya kurangi tingkat keparahan insiden : manajer risiko harus melihat semua laporan dari kematian pada KTD sebelum dikirim ke KKPRS. Pimpinan RS hrs menerima laporan & rencana kegiatan dari semua kematian yg secara langsung berhubungan dgn IKP

  • LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGANPASIENKembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dgn pasien.

    5.

    RS yg terbuka adalah RS yg lebih aman!!. Pasien & staf perlu tahu bilamana telah terjadi suatu yang merugikan dan mereka dilibatkan dalam penelitian insiden.

    Ini dapat dilakukan dengan :Ini dapat dilakukan dengan :1.Membuat suatu kebijakan keterbukaan yg aman2.Memperoleh dukungan dari tingkat dewan direksi untuk kebijakan dan

    kemudian memberikan pelatihan kepada staf,3.Melibatkan para pasien dan bila memungkinkan keluarga mereka &

    Staf dlm melakukan analisis akar masalah (RCA) dari IKP yg menuju pada cedera yg parah atau kematian

    4.Melibatkan para pasien, dan keluarga serta Staf dalam membuat rekomendasi dan solusi yang dikembangkan dari suatu IKP

  • 1.1. SSpeak up if you have questions or concerns: it's peak up if you have questions or concerns: it's your right to knowyour right to know

    2.2. PPay attention to the care you are receivingay attention to the care you are receiving3.3. EEducate yourself about your diagnosis, test and ducate yourself about your diagnosis, test and

    treatmenttreatment

    Th 2001 JCAHO melakukan kampanye SPEAK-UP utk pasien / masyarakatWHO : WORLD ALLIANCE FOR PATIENT SAFETY, FORWARD PROGRAMME 2005

    S P E A K U P

    treatmenttreatment4.4. AAsk a trusted family member or friend to be your sk a trusted family member or friend to be your

    advocateadvocate5.5. KKnow what medications you take and why you take now what medications you take and why you take

    themthem6.6. UUse a healthse a health--care provider that rigorously evaluates care provider that rigorously evaluates

    itself against safety standardsitself against safety standards7.7. PParticipate in all decisions about your care.articipate in all decisions about your care.

  • BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KPBELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KPDorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah Dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul.untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul.

    6.

    Pelayanan kesehatan bisa menjadi lebih aman hanya bila kita senantiasa belajar dari IKP baik secara lokal maupun nasional. Hal ini dapat dicapai dengan cara :1.Gunakan teknik RCA atau audit kejadian yang signifikan untuk

    menginvestigasi insiden secara efektif,2.Memastikan beberapa staf inti, termasuk manajer risiko atau yang 2.Memastikan beberapa staf inti, termasuk manajer risiko atau yang

    setara, telah menerima pelatihan KPRS, dan menjadi timinvestigasi RS serta melatih yang lain ;

    3.Pimpinan mengambil bagian dlm sekurang2nya satu RCA review setiap tahunnya ;

    4.Menganalisis frekuensi, tipe dan tingkatan keparahan insiden, & hasil pembelajaran dari insiden, utk menilai adanya perbaikan ygberkesinambungan. Laporkan secara rutin kegiatan ini kepadadewan direksi

  • CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KPSISTEM KPGunakan informasi yang ada tentang kejadian Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

    7.

    Kemajuan yg nyata akan terjadi dlm melaksanakan suatu layanan kes yglebih aman bila perubahan penting telah diimplementasikan.

    Langkah pertama haruslah :Langkah pertama haruslah :1.Telaah pola kegiatan di RS sudah sesuai dengan rekomendasi dan

    solusi dari temuan secara lokal, regional maupun nasional ;2.Unit / Komite KP mengendalikan rencana aksi dan penerapannya, serta

    mengikuti investigasi lokal dan nasional, memastikan rekomendasidiimplementasi dan dievaluasi, teliti apa yg masih harus dikerjakan, & umpan balik kegiatan RS kepada KKPRS ;

    3.Membangun suatu network dengan RS lain untuk belajar dari merekayg telah secara berhasil mengimplementasikan solusi & menekan KTD

  • Enam Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit

    13(Referensi : WHO Patient Safety : Nine Life-Saving Patient Safety Solutions, JCI Accreditation Standards for Hospitals 3 rd Edition, 2008)

  • Solusi diharapkan untuk mempromosikan satu sistem lingkungan dan dukungan untuk memperkecil risiko dari cedera meskipun pelayanan kesehatan sangat kompleks dan sering kurangnya standar

    April 2007, International Steering Committee WHO Patient Safety menerbitkan:

    1. Look-Alike, Sound-Alike Medication Names

    WHO Nine Patient Safety Solutions

    Kerancuan nama obat salah satu penyebab paling umum salah obat Dengan 10.000-an obat di pasar, potensi salah oleh kerancuan nama merek atau obat generik dan pembungkusannya.

    2. Patient Identification Salah mengidentifikasi pasien masih berkelanjutan dan tersebar luas, salah obat, salah transfusi, prosedur pada orang yang salah; dan pemulangan bayi kepada keluarga yang salah.

  • 3. Communication During Patient Hand-OversGap komunikasi (atau operan tugas) antara unit-unit, dan antar kelompok/regu, kesinambungan perawatan terganggu, pengobatan tidak sesuai, potensial cedera pasien.

    4. Performance of Correct Procedure at Correct Body Site Prosedur salah atau salah lokasi operasi, karena hasil miskomunikasi dan tak tersedia atau salah informasi.

    Faktor kontribusi utama tidak adanya proses praoperatisi yang standar. 5. Control of Concentrated Electrolyte Solutions Semua obat, zat biologi, vaksin dan media kontras mempunyai profil risiko, Khususnya cairan elektrolit pekat untuk iv cukup berbahaya.

  • 6. Assuring Medication Accuracy at Transitions in Care Salah obat paling sering pada transisi / peralihan tugas. Proses pengecekan / pencocokan obat dirancang untuk mencegah salah obat pada pasien saat transisi.

    7. Avoiding Catheter and Tubing Mis-Connections Desain kateter, pipa slang dan spuit dapat mengakibatkan salah spuit / kateter, juga pemberian obat yang salah rute.

    8. Single Use of Injection Devices 8. Single Use of Injection Devices Salah satu perhatian global tersebarnya HIV, HBV dan HBC karena penggunaan ulang jarum suntik.

    9. Improved Hand Hygiene to Prevent Health Care-Associated Infection (HAI) Setiap saat lebih dari 1,4 juta orang di seluruh dunia sedang menderita dari infeksi nosokomial di rumah sakit.

    Kebersihan tangan yang efektif adalah langkah pencegahan primer untuk ini.

  • Enam Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit

    Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien

    Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif

    17

    Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert)

    Sasaran lV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi

    Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

    Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh

    (KKPRS 2011)

    (Referensi : WHO Patient Safety : Nine Life-Saving Patient Safety Solutions, JCI Accreditation Standards for Hospitals 4 rd Edition, 2010)

  • Sasaran Keselamatan Pasien RS mendorong perbaikanspesifik dalam keselamatan pasien.

    Sasaran menyoroti bidang bermasalah dlm pelayanankesehatan & menawarkan solusi konsensus berbasis bukti dankeahlian atas permasalahan ini.

    18

    Desain sistem yg baik adalah fondasi pemberian pelayanankesehatan yg bermutu tinggi dan aman

    Sasaran berfokus pada solusi-solusi sistem yg menyeluruh Sasaran Keselamatan Pasien RS terdapat dalam Standar

    Akreditasi RS (th 2012)

  • Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien

    Standar SKP.I. Rumah sakit mengembangkan pendekatan untukmemperbaiki / meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.

    Elemen Penilaian :1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua cara identifikasi pasien,

    tidak termasuk/kecuali nomor atau lokasi kamar pasien2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau 2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau

    produk darah. 3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen

    lain untuk pemeriksaan klinis4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan

    tindakan5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan proses yang konsisten

    pada semua situasi dan lokasi19

  • Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif

    Standar SKP.II.Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkanefektivitas komunikasi antar para pemberi layanan.

    Elemen Penilaian1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau 1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau

    hasil tes dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah 2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan

    dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah. 3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi

    perintah atau hasil percobaan4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan proses yang konsisten

    pada verifikasi akurasi komunikasi lisan atau melalui telpon. 20

  • Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert)

    Standar SKP.III.Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaikikeamanan dari obat yang perlu diwaspadai (high-alert)Elemen Penilaian1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses

    mengidentifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpanan elektrolit konsentrat. penyimpanan elektrolit konsentrat.

    2. Implementasi kebijakan dan prosedur3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien

    kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pengadministrasian yang kurang hati2 pada area di mana sesuai kebijakan.

    4. Elektrolit konsentrat yang ditempatkan pada unit pelayananpasien harus diberi label yang jelas sekali, dan disimpan padaarea yang dibatasi ketat (restricted). 21

  • Sasaran lV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi

    Standar SKP.IV.Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat- pasien.

    Elemen Penilaian

    1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan. identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan.

    2. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasiendan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.

    3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur sebelum insisi/ time-out tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan pembedahan.

    4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.

    22

  • Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

    Standar SKP.V.Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

    Elemen PenilaianElemen Penilaian

    1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene yang baru diterbitkan dan diterima secara umum (al.dariWHO Patient Safety).

    2. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.

    3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mendukungpengurangan berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan

    23

  • Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuhStandar SKP.VI.Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh.

    Elemen Penilaian

    1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko jatuh dan asesmen ulang pasien dengan indikasi perubahan kondisi, obat, dll.

    2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada asesmen dianggap rawan jatuh

    3. Langkah tsb dimonitor hasilnya, terhadap keberhasilan frekuensijatuh, kejadian terkait yang tidak diharapkan

    4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mendukungpengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit

    Referensi : WHO Patient Safety : Nine Life-Saving Patient Safety Solutions, JCI Accreditation Standards for Hospitals 3 rd Edition, 2008)

    24

  • TerimakasihTerimakasihAtas perhatiannyaAtas perhatiannya

    Dr.NicoDr.Nico A.LumentaA.Lumenta, , K.NefroK.Nefro, MM, MMKetuaKetua KomiteKomite KeselamatanKeselamatan PasienPasien RumahRumah SakitSakit

    PERSIPERSI