daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana...

29
MAKALAH MEDIA SENI PERTUNJUKAN REBANA QASIDAH Untuk Memenuhi Tugas mata kuliah Media Pertunjukan Dosen : Dra. Sri Hastuti, M.Sn Disusun Oleh : Hery Setiawan NIM : 7707118056

Transcript of daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana...

Page 1: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

MAKALAH

MEDIA SENI PERTUNJUKAN REBANA QASIDAH

Untuk Memenuhi Tugas mata kuliah

Media Pertunjukan

Dosen : Dra. Sri Hastuti, M.Sn

Disusun Oleh :

Hery SetiawanNIM : 7707118056

Jenjang : Diploma.II / D.II

Program Studi : Komunikasi & Informasi Publik

Konsentrasi Studi : Produksi Media Informasi Publik (Promed)

Sekolah Tinggi Multi Media “ MMTC “ Yogyakarta

2 0 1 1

Page 2: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rebana atau yang dalam istilah jawa lebih akrab disebut "Terbang",

dikenal sebagai salah satu instrument khas pengiring alunan musik atau syair-syair

arab. Alat musik yang terbuat dari kulit kambing yang dikeringkan tersebut

memiliki sejarah yang demikian tua.

Secara historis, telah maklum bahwasanya masyarakat Madinah pada abad

ke-6 telah menggunakan rebana sebagai musik pengiring dalam acara

penyambutaan atas kedatangan Baginda Nabi Muhammad SAW yang hijrah dari

Makkah. Masyarakat Madinah kala itu menyambut kedatangan Beliau dengan

qasidah Thaala'al Badru yang diiringi dengan rebana, sebagai ungkapan rasa

bahagia atas kehadiran seorang Rasul ke bumi itu.

Kemudian rebana digunakan sebagai sarana dakwah para penyebar Islam.

Dengan melantunkan syair-syair indah yang diiringi rebana, pesan-pesan mulia

agama Islam mampu dikemas dan disajikan lewat sentuhan seni artistic musik

Islami yang khas.

Di Indonesia, sekitar abad 13 Hijriyah seorang ulama' besar dari negeri

Yaman yang bernama Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi (1259 -

1333H / 1839 - 1913M). datang ke tanah air dalam misi berdakwah menyebarkan

agama Islam. Di samping itu, beliau juga membawa sebuah kesenian Arab berupa

pembacaan qasidah yang diiringi rebana ala Habsyi dengan cara mendirikan

majlis sholawat dan pujian-pujian kepada Rasulullah sebagai sarana mahabbah

(kecintaan) kepada Rasulullah saw.

Selang beberapa waktu majlis itu pun menyebar ke seluruh penjuru daerah

terutama Banjar Masin Kalimantan dan Jawa. Beliau, Habib 'Ali bin Muhammad

bin Husain Al-Habsyi juga sempat mengarang sebuah buku yang berjudul

“Simthu Al-Durar” yang di dalamnya memuat tentang kisah perjalanan hidup dari

sebelum lahir sampai wafatnya Rasulullah SAW. Di dalamnya juga berisi bacaan

sholawat-sholawat dan madaih (pujian-pujian) kepada Rasulullah. Bahkan sering

kali dalam memperingati acara maulid Nabi Agung Muhammad saw. kitab itulah

yang sering dibaca dan diiringi dengan alat musik rebana. Sehingga sampai

1

Page 3: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

sekarang kesenian ini pun sudah melekat pada masyarakat, khususnya para

pecinta sholawat dan maulid Nabi saw, sebagai sebuah eksistensi seni budaya

Islam yang harus selalu dijaga dan dikembangkan.

Kembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik

dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat, music akan

memberi arti tersendiri jika dikemas dengan baik dan bernuansa religius. Hampir

bisa dipastikan bahwa kebanyakan orang adalah cinta seni, cinta music dan suka

dengan hiburan. Sementara kita sering dibuat prihatin dengan menjamurnya

kegiatan hiburan masyarakat yang justru pada kenyataannya bukanlah menghibur

melainkan malah menjadi beban dan masalah baru yang terkadang memicu

tumbuh suburnya kemungkaran di tengah masyarakat.

Namun demikin hiburan pada satu sisi adalah juga merupakan kebutuhan

masyarakat dikala datang rasa lelah dan letih dengan aktivitas keseharian, terlebih

lagi hiburan sudah menjadi tradisi yang turun temurun sejak lama khususnya pada

saat sebuah keluarga masyarakat melangsungkan resepsii atau pesta pernikahan,

Tasyakuran khitanan, dll

Perkembangan hiburan musik organ tunggal cenderung bebas dan

menyimpang dari music yang menghibur, menyejukkan. kini hampir kebanyakan

tidak sesuai dengan harapan, sebagai contoh dengan mulai ramainya nuansa music

yang menghentak, bising dan gaya remix yang justru identik dengan kebebasan

maksiat, Narkoba, mabuk mabukan, Obral aurat, dan porno grafi dan porno Aksi

bahkan tidak jarang di akhiri dengan aksi keributan. Memperhatikan fenomena

diatas, Qasidah diharapkan menjadi suatu hiburan music alternative yang syarat

dengan nuasa religius, da’wah dan pesan pesan keagamaan dengan demikian

maka masyarakat luas tentunya akan dapat menikmati Music bukan hanya sebagai

hiburan semata, melainkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat yang

disekitanrnya.

2

Page 4: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

BAB II

PEMBAHASAN

Kegiatan membaca qasidah - qasidah dan pujian – pujian kepada

Rasulullah yang diiringi dengan alat musik rebana sangatlah diminati oleh

masyarakat muslim yang cinta kepada Nabinya. Sudah menjadi kebiasaan pada

malam Jum'at, karena sebagaimana Rasulullah menganjurkan kepada umatnya

untuk memperbanyak membaca shalawat pada malam Jum'at dan ada juga yang

malam Senin dikarenakan malam itu adalah malam kelahiran Nabi Muhammad

saw.

Qasidah rebana adalah perpaduan kelompok vokal dengan kelompok musik

ferkusi yang terdiri dari qasidahan dan rebana atau terbang. Qasidah arabian pada

zaman kuno disebut Qasa’id yang artinya irama atau vokal, isi syair serta

bentuknya selalu terikat “tradisional”. Sedangkan rebana termasuk alat musik

unsur bunyi berupa alat musik perkusi yang tergolong membranafon. Pada zaman

Arabian kuno disebut rakhbani yang pada umumnya dulunya di Parsi selatan

disebut Huda.

Menurut literature buku besar music (Musiqi Al Kabir) karya Al Farabi (950)

Qasidah tergolong karya suci (puisi suci) terdiri :

1. Qasidah puji-pujian atau Hamada – Munajat – Zikirullah.

2. Qasidah keluhan disebut Qasidah Madihun/ Nabawiyah.

3. Qasidah Sindiran disebut Qasidah Tagajal atau Muwassah.

4. Qasidah Riwayat disebut Qasidah Manaqib.

Kumpulan qasidah tersebut dinamakan “DIWAN” pusat lahirnya qasidah

tersebut di negeri Kuffa, Basrah dan negeri Ukaz. Menurut Encyclopedi of Islam

(ibid 40). Adapun keempat kumpulan qasidah tersebut di atas diwan enam

penyair, bahkan ada juga di sebut diwan 7 dan diwan 8. Sedangkan perkembangan

musik rebana lebih pesat dan berkembang pada zaman keemasan islam di El

Andalus Spanyol (namun sumbernya dari jazirah Parsi) sampai-sampai Rebana

berkembang dengan tari dengan nama Hana dan Taslim di gabung dengan Nay

(suling) dan alat-alat tabuhan Huda atau disebut naggara

3

Page 5: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

I. PERKEMBANGAN KE INDONESIA

Pada abad XV kesultanan islam Dayah Sultan Johansyah Al Kahhar

(Sultan Alaudin Riayat Syah), tinggal di Syailan (India selatan kerajaan Islam)

selama bertahun tahun, ulama dan budayawannya mengembangkan agama islam

dan seni budaya islami termasuk qasidahan memakai tarbang atau rebana,

perkembangan ini dikuatkan lagi oleh profesor Sachs dalam bukunya Die Musikin

strumental Inden Und Indonesien, yang tertera ” Instroment Tradisional di

kepulauan Rumpun Melayu” (Andalas, Borneo, selebes) bahwa disegala tempat

dimana tarbang atau rebana selalu terdapat, maka jelaslah pengaruh islam amatlah

kuat. Jadi untuk Indonesia, qasidah rebana berkembang dari Parsi terus Turki

sampai unsur tari Samrahnya berkembang juga ke Bulgaria (Kutipan Majalah

Budaya Turki No. II 1969).* Hal 6 #

Artinya kebudayaan islam di Indonesia dikembangkan dari Turki terus lewat India

(Masa Kejayaan Islam) terus ke negeri Pasai (Aceh) sebagai pintu gerbang tempat

awal masuknya seni qasidah (Nasyid yang sudah berirama) dan akhirnya

berkembang di wawasan nusantara.

II. DAERAH BERKEMBANGNYA QASIDAH REBANA

Di aceh / NAD dulunya rebana disebut Rampaie yang terdiri dari Rampaie

Geurumping dengan cara dipukul sambil berduduk dengan gerak Rudat duduk,

sedangkan rampai pasie di Aceh utara adalah rebana besar dimainkan kurang

lebih 40 orang. Adapun Rampai Peluiet dimainkan 4 orang dan istimewanya

permainan ini diselingi dengan akraktif akrobatik dengan menyesuaikan irama

serta ragam pukulannya. Masih di Aceh, Rampai Deboeih namanya rebana ini

disertai pemain debus bahkan dengan menusuk senjata di badan pendebus tersebut

karena itu rampai atau rebana ini disebut Rampai Deboeih, dan yang satu ini

apakah unsur budaya debus sekarang masih berkembang. Adapun daerah yang

masih menyebut rebana secara umum adalah Medan, Jambi, Minang, Palembang,

DKI, Jawa Barat, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Jateng Jogya, Sulsel, Sulteng,

Sultra, Maluku, Sumbawa, dan, sedangkan di Riau kepulauan disebut kelumpang.

Di Brunai Darussalam di sebut Lumpang karena Brunai Darussalam adalah

termasuk bangsa rumpun melayu di Kalimantan Utara (Bagian Timur). Mohon

maaf apabila saya tidak menyebut nama rebana dengan bahasa daerah dan jika

4

Page 6: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

ada nama rebana di daerah yang tidak tepat. Di DKI atau Betawi rebana terdiri

dari 4 macam, yaitu: rebana ketampring, rebana hadrah, rebana qasidah atau

qasidah rebana. Rebana biang terdiri dari geduk, kotek, biang/ rebana besar.

Sedangkan di Kalimantan dulu pada umumnya dan khususnya Kalsel (gambaran 4

propinsi Kalimantan) terdiri dari rebana zapin terdiri dari 5 biji 2 Rebana Bass,

rebana haderah terdiri 5 biji Bass 1 biji, rebana shalawatan terdiri 4 biji bass 2,

rebana qasidah (Qasidah Rabana) 3 biji rebana peningkah/ pengiring, 3 biji bass

dan 3 biji rebana kecil (disebut rebana marawis yang fungsinya atau juga disebut

Rebana selo sebagai pengisi) kemudian sekarang ditambah lagi 2 orang pemain

tamborent.

Jika kita teruskan ke NTB terdapat rebana rea dimainkan 4 orang, kalau di

Sumbawa agak besar, sedangkan rebana ode agak kecil. Adapun namanya rebana

10 yang terdiri dari sepuluh buah dari melengking sampai bunyi besar (bass 5)

atau disebut juga rebana 10 atau sepuluh dengan sepuluh unsur bunyi, di Kalsel

rebana digunakan untuk kelompok maulid (nasyid) habsy – kelompok sinoman

haderah – kelompok qasidah rebana dan bahkan sekarang ini digunakan untuk alat

musik tabuhan Tradisional, musik berpantun, untuk tari dan bahkan sebagai

bagian alat musik untuk membangunkan orang untuk bersaur pada bulan

Ramadhan. Qasidah rebana dulunya berkembang lebih pesat di Jazirah Arabia

atau Parsi di negeri Kuffa, Basrah dan Ukaz, dalam perbendahaan musik Arabia

kuno, tidak terdapat kata rebana namun ada istilah rakbani, dalam dunia musik

mereka artinya adalah nyanyian khalifah (carravan song) yang dianggap sebagai

lagu Arab pertama ditata dengan baik, kebiasaan rakyat maka alat perkusi tersebut

disebut rebana tapi ada disebagian Parsii selatan namanya ”Huda” jadi rebana dan

di parsi utara disebut DUP yang merupakan music kelompok.perkusi. Namun asal

usulnya kata ini tidaklah menjadi masalah, yang penting sekarang ini bagaimana

qasidah rebana Indonesia yang dikembangkan kemudian dibakukan secara

aplikatif kompherhensif yang punya wawasan tentang qasidah rebana oleh lasqi,

kalau kita membicarakan qasidah rebana maka ada dua unsur seni yaitu, qasidah

dan rebananya itu sendiri

Qasidah Zaman dulu adalah Syair – syair Puji – pujian terhadap Rasul

Saw.dan syair puji-pujian terhadap Allah SWT, serta Syair pujian terhadap

Halifah yang bijaksana dan mengembangkan Islam. Syair –Syair tersebut

berkenbang di Afrika dan negri Parsi dan negara negara yang penduduknya

5

Page 7: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

beragama Islam seperti Indonesia, Syair Syair tersebut adalah Syair Barzanji,

Diba’i, Syarapal Anam . Manaqib, Simtud Duror/Al Habsyi,dll. syair syair

tersebut sejak Raja Muzaffrudin penguasa Ayyubiyah kemudian sebagai sfirit

perang di hidupkan pada zaman Sultan Salehuddin untuk memerangi. Tetapi

disini saya tidak banyak membicarakan qasidahnya, tetapi membicarakan

rebananya saja sebagaimana di atas, perkembangan rebana di Indonesia sejak

kerajaan islam di Aceh (awal masuknya seni qasidah rebana) terus berkembang di

kerajaan kerajaan Islam di tanah rumpun Melayu dan lain-lainnya di Indonesia

sampai sekarang ini, di Kalimantan selatan Syair Berjanzi, Dibai’ serta Manaqib

yang berirama atau berlagu konon dibawa seorang Syeh dari aceh bernama Syeh

Abdul Samad dengan tehnik Instroment Rebananya pada abad XVII (1625 H)

pada Zaman Sultan Adam Kerajaan Banjar Kayu Tangi, sekarang kota Serambi

Mekah Martapura, 40 Km dari Banjarmasin. Dari kerajaan Islam Banjar pada

zamannya dulu di kembangkan kekerajaan Islam di Sukamara dan Pangkalambun

Kalimatan tengah bagian barat serta kerajaan Islam di Kalimantan timur konon di

kerajaan Islam si Brunai Darusalam Kalimantan Utara. Uraian terdahulu hanya

sebagian kecil yang mudah-mudahan ada gunanya bagi kita semua.

Sedang perkembangan di nagari kerajaan Islam di Sumatera dari Aceh

terus ke Selatan, Perlu diketahui bahwa Syeh Abdul Samad dari Aceh tersebut

berangkat dari negri Andalas Selatan (Palembang) menuju kayu tangi di zaman

Sultan Adam (Suku Banjar) dan menyebrang ke Sulawesi oleh Raja Raja dan

Ulama – ulama Bulgis pada zamannya. Sedang di sepanjang pulau jawa konon di

bawa dan di syiarkan oleh ulama-ulama Islam dan sekh-sekh dari Afrika dan

Parsi.

III. UNSUR BUNYI DAN PERANANNYA

Sarana-sarana instrument musik perkusi seperti rebana atau tarbang,

gendang, tamtam dan lain-lain. Ada 4 (empat) unsur bunyi, khusus yang akan kita

bicarakan disini instrument rebana atau terbang baik untuk sarana qasidah rebana,

qasidah haderah, qasidah mauliddan atau salawatan, qasidah samrah dan bahkan

digunakan untuk qasidah gambus modern. Unsur bunyi tersebut adalah:

1. Dipukul ditepi menimbulkan bunyi tinggi melengking seperti tang, ting,

tung.

6

Page 8: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

2. Dipukul ditengah, kurang lebih 7 cm menimbulkan bunyi rendah

berdengung seperti ding, dang, dung.

3. Dipukul dengan telapak tangan di tengah rebana menimbulkan bunyi

kafrak.

4. Dipukul dengan lima jari yang disatukan, kemudian di buka pada saat

memukulnya bunyi triel.

Unsur-unsur bunyi tersebut sangatlah menentukan pada saat grup

memainkan, sehingga dari bunyi itulah membentuk netrum/ dinamika/

harmonisasi/ balland di antara kesatuan bunyi-bunyi dalam rebana tersebut. (Bass,

pengirng, peningkah, pengisi), namun perlu di ingat ragam pukulan lebih utama,

karena ragam membentuk irama perkusidalam rebana. Adapun peranan unsur

bunyi tersebut juga sangatlah menentukan, kalau di antara pemain biasanya ada

memainkan peningkah, penenteng, pengisi unsur bunyinya sangat dominan

dipukul di tepi (praktek ini lain waktu) bunyinya tang, ting, tung.

Sedangkan unsur bunyi dung yang dipukul ditengah merupakan eksen pokok

untuk bass atau ritmis akhir dari satu pukulan. Sebagai dasar landasan setiap sifat

komposisi. Untuk menentukan barr dan tempo,Kemudian unsur bunyi berdengam

atau kafrak biasanya sebagai peningkah atau penenteng saat intro pukulan awal.

Intro penghubung dan intro penutup.Intro ini merupakan relevansinya sebagai

pengganti musik dalam sebuah lagu. Sedangkan unsur bunyi triel berperanan pada

lagu-lagu tempo cepat (gembira) atau berperanan memulai pukulan pada saat intro

atau penutup bunyi. Perlu dalam kesempatan ini dari hasil pengamatan saya,

bahwa group-group qasidah rebana yang bergelar dipemilihan duta-duta qasidah

rebana LASQI. Dapat disimpulkan cara menggabungkan unsur bunyi tersebut

yang terkadang ada perbedaan terkadang lebih intensitas penekanannya dengan

musik Tradisional daerah sendiri. Dari pendengaran itulah utamanya pada saat

pemilihan Duta-duta qasidah Tingkat Nasional

Jika kita mendengar dan menyaksikan peserta dari sepanjang Pulau Jawa

(Jawa Barat, DKI, Jawa Tengah, Jawa Timur teknik bunyi rebana ada kemiripan)

namun jika peserta dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, juga penekanan atau

intensitasnya sangat mirip dengan tehnik pukulan dari Parsi, jadi di Indonesia

terdiri rumpun Melayu, dan Cirebonan, Betawian, serta Banyuwangian yang pada

dasarnya bersumber dari pukulan Wahdah-wahdah, Syaida, Syaiba, Sarah Mesir,

Sarah Iraqi, Yamantiq ½ barr, Bayaan dan Huda Parsi. Penemuan sebagian data

7

Page 9: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

yang dapat dipercayai (pada pemilihan duta-duta qasidah tingkat nasional oleh

LASQI)

Namun akhir-akhir ini disalah satu daerah peserta baik dari kalimantan Timur

ataupun Sulawesi tengah sudah terpengaruh tehnik Betawian oleh karena

Pelatihnya dari jakarta, hal seperti ini sangat disayangkan, karena kehilangan

identitas daerah.

IV. BENTUK REBANA INDONESIA DAN PENGGUNAANNYA

Bentuk rebana sudah jelas bundar dan berbingkai kayu (bukan besi) di

Museum Laiden (Belanda) tersimpan 4 (empat) bentuk dan ukuran rebana

Indonesia.

Diameter atas Diameter Bawah Tinggi Bingkai Keterangan

49 cm 39 cm 15,5 cm bass

40 cm 36 cm 14 cm Sda

38 cm 35 cm 10,5 cm Pengiring,

Penenteng,

Peningkah

20 cm 17 cm 8 cm Sda

(sumber ensiklopedi music Indoesia depdikbud)

Memang bentuk dan ukuran ini tidak terlalu jauh dari perkembangan sekarang.

Namun yang sangat berbeda adalah penggunaan rebana itu sendiri serta

fungsinya.

Kalau rebana untuk qasidah rebana tidak diembel-embeli dengan gemercing yang

terbuat dari logam, kuningan, aluminium, dan sebagainya. Karena di dalam

kelompok qasidah rebana pengganti gemercing tadi adalah alat tamborent.

Sedangkan untuk kelompok qasidah Haderah, Samrah, dan Qasidah salawatan/

maulid atau tarbang salawatan rebananya disertai gemercing dibingkai kayunya

tapi kelompok tidak lagi memakai sarana tamborent. Dan dalam qasidah Gambus

modern ada rebana dan juga pakai gemercing yang biasanya berfungsi sebagai

pelengkap. Jadi jelas untuk qasidah rebana, sarana rebana dan tamborent saja

(bukan tam-tam atau ketipung, tomba dan babun dan dab (tamborent yang

kulitnya dari mika)dan tidak di benarkan menurut para ahli hadis melarang alat

8

Page 10: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

bermuka dua/Babun dan lainnya. Fungsi Rebana baik dalam qasidah rebana,

haderah, samrah, maulid tarbang(Maulid Habsyi, Barzanzi, Diba’i Manaqib).

Terdiri dari:

Pengiring bentuk rebana yang sedang atau Media. Bass bentuk Rebananya yang

Besar. Peningkah (pengisi dan penenteng). bentuk Rebananya yang kecil atau

disebut juga Rebana Selo atau marawis

FUNGSI QASIDAH REBANA

1. Pengiring : merupakan ritma dalam musik perkusi rebana.

2. Bass : Merupakan pengendali irama. tehnik Bass ini menurut ilmu musik

perkusi tidak dibenarkan untuk meningkah

3. Peningkah : Merupakan matra di dalam kelompok rebana tersebut. Biasanya

dipukul pada saat memulai intro/MAWAL, pemindahan instroment ke vokal

atau lagu dan pada saat tempo lowong ketika bernyanyi atau vokalis

membawa lagu.

4. Pengisi : Tehnik ini dipukul adalah pukulan peningkah atau huda parsi atau

sarah iragi terkadang ½ barr saja dari pukulan tersebut selama lagu itu

didendangkan biasanya pada kelompok hadrah, samrah,

mauliddan/MAULIDUR RASUL artinya pengisi ini tidak dominan di dalam

instrument kelompok qasidah rebana.

5. Panenteng : Teknik ini biasanya di pakai pada saat intro pukulan sewaktu-

waktu saja baik dalam kelompok qasidah rebana, hadrah, samrah, mauliddan

atau maulid tarbang. Maulidur Rasul

6. Tamborent : Pengendali tempo atau mat.

Bentuk personil kelompok Qasidah Rebana ada 3 (tiga)

Jika pemain atau personil 11(sebelas) orang maka terdiri dari :

1 (satu) orang vokalis, 8 (delapan) pemain rebana baik peningkah, pengiring dan

bass. 2 (dua) orang pemain tamboren.

Jika personilnya 10 (sepuluh) orang maka kelompok terdiri dari :

1(satu) orang vokalis. 7(tujuh) orang pemain rebana, 2 (dua) orang pemain

tambarent.

Jika personilnya 9 (sembilan) orang maka terdiri dari :

1 (satu) orang vokalis, 6 (enam) orang pemain rebana 2 (dua) orang pemain

tamborent. (bentuk personel tersebut merupakan ketetapan Lasqi yaitu suatu

9

Page 11: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

organisasi yang mewadahi kesenian qasidah. LASQI : Lembaga Seni Qasidah

Indonesia)

2 (dua) orang pemain tamborent. (Bentuk personil tersebut merupakan ketetapan

LASQI untuk mempermudah penilaian Bentuk personil group qasidah rebana

kreasi/kolaborasi.

Terdiri 4 atau 5 orang pemusik alat-alat (Biola, Gambus, Suling, Alat Petik

Tradisional atau alat non elektrik masing-masing daerah peserta) 3 orang Backing

Vocal, peraga dengan Vocalis tunggalnya sedangkan group rebana tetap/utuh 11

personil lengkap dengan rebana dalam peraga tersebut tetap memakai instroment

perkusi rebana 8 biji dan 2 biji tamborent.

Kelompok qasidah rebana ini pada saat festival atau lomba atau pemilihan duta

qasidah rebana vokalisnya tidak diperkenankan bergantian artinya sejauh mana

wawasan Vocalis tunggal mengusai lagu dan napas dan suara, saat festival tsb.

KELOMPOK HADERAH

Untuk pemain hadrah totalitas personil rebana/Tarbang 6 (enam terdiri

tarbang pengiring,peningkah pengisi )dan 2 (dua) bj Bass dan peraganya maximal

30 orang, jumlah 36 orang. Peranan pemain rebana yang 6 (enam) orang tersebut

juga berfungsi sebagai mahadi atau mahadian atau vokalis tunggal (Haderah ini

bukan Qasidah Rebana Kelompok Pria tetapi bentuk kesenian Islami Tradisional

untuk penyambutan tamu yang datang ke Daerah seperti di Kalimantan

Selatan).dan Qasidah Haderah ini sudah puluhan tahun di Festivalkan di

Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.setiap hari hari besar Islam dan MTQ

Tk. Kabupaten atau Nasional juga HUT. Lahirnya Kabupaten atau Propinsi.

Untuk pemain kelompok maulid tarbang (Habsyi, Barzanzi, Diba’i)

totalitas personil rebananya terdiri 6 biji tarbang/pengiring, peningkah, pengisi

dan 2 bass jumlah 6 orang personilsaja .kelompok ini tidak kurang dari 15 orang

dan tidak lebih dari 20-25 orang. Dikelompok ini mahadinya tidak seperti rangkap

pada kelompok haderah artinya tersendiri.. Jadi jelas bentuk serta personilnya

pemain rebana pada masing-masing kelompok ini berbeda. Qasidah rebana kreasi/

Qasidah Rebana kolaborasi dan sekarang LASQI pusat dengan Memutuskan

pengembangan qasidah rebana memakai beberapa alat gambus ,biola,suling dan

alat petik daerah (misal, panting Kalsel – kerungut kalteng, gitar, akourdion dsb).

10

Page 12: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

V. STRUKTUR QASIDAH REBANA INDONESIA

Ini merupakan hasil pengamatan penulis (pemakalah) baik di daerah Indonesia

timur, tengah dan barat yang ikut pada pemilihan duta-duta qasidah rebana yang

lebih banyak digelarkan, bagi grup yang sudah siap berdiri di pentas pertama :

1. Mengucapkan salam awal dengan assalamualaikum Wr. Wb.

2. Intro awal pukulan rebana/Intro musik untuk rebana Kolaborasi disesuaikan

kemudian

3. Intro vokal./Maawal/Raal/fluet Catatan : Intro pukulan/musik dan intro

vokal boleh tertukar.

4. Lagu yang dibawakan oleh vokalis (sesuai dengan pedoman kaset).

5. Koor atau panduan.

6. Jika ada lahunya reef (vokalisnya melagukan).

7. Koor

8. Ulang kembali ke reff.

9. Intro penghubung

10. Koor (akhir)

11. intro penutup (sekarang sudah di akui oleh LASQI struk tsb )

(maka selesailah sebuar Lagu Qasidah yang diadabtasi ke Qasidah Rebana)

Catatan (1) : Jika lagunya tidak diulang lagi reef tersebut maka intro

penghubung ini setelah reef sebelum koor terakhir dilakukan,

karena intro penghubung sebelum Koor Akhir lagu merupakan

Konstrubusi Penilaian : sejauh mana Group Qasidah punya

wawasan menyimpan penghayatan,ingatan Nada Dasar pada lagu

yang didendangkannya saat itu (terkadang banyak Group Qasidah

setelah intro penghubung ini banyak Disturse/ Melayang/ Lepas

Nada Dasar lagu yang sedang didendangkannya) setelah koor akhir

tersebut ditutup dengan intro atau aransir musik penutup Waktu

pentas 20 menit (2 lagu). Cengkok benar-benar cengkok Qasidah

dan diperkenankan berkreasi tetapi tidak lepas dengan sandaran

lagu pedoman.

Catatan (2) : Struktur ini apakah lagu wajib maupun lagu pilihan sama saja,

cuma saja untuk lagu pilihan tidak lagi mengucapkan salam awal

melainkan setelah selesai membawakan lagu pilihan dengan intro

11

Page 13: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

penutupnya, ditutup oleh salam assalamualaikun wr. wb. berarti

grup tersebut selesai melaksanakan tugas pentas.

NAMA PUKULAN REBANA

(berkembang di Parsi utara sebelum Islam) dan masih berkembang sampai

sekarang atau merupakan pukulan rebana klasik, Habsyi Hadrah:

1. Sarah Mesir

2. Sarah iragi(khusus pengisi)

3. Hayyah parsi

4. Syaida(khusus penggiring)

5. Alaqibun

6. Raudatiq(khusus penggiring)

7. Nadier(Khusus di gunakan Irama Ramal)

8. Baya’an (khusus bass)

9. Huda (khusus peningkah, pukulan tertua di negri parsi

NAMA NAMA PUKULAN REBANA QASIDAH

(dulunya berkembang di Parsi Selatan). Masih berkembang sampai sekarang atau

merupakan pukulan rebana klasik, Habsyi, Haderah:

1. Sarah Mesir (irama gembira) Banyak digunakan untuk Haderah dan

Mauliddan atau lagu-lagu cepat riang gembira.

2. Sarah Iraqi (Irama gebira tapi digunakan ½ Barr Saja).

3. Baladi ( Baladi Tawil, - Baladi Salusi - Baladi Qatmi ) 4/4.

4. Zehiffah (Lincah dan Gembira digunakan ½ barr saja).

5. Wahdah – wahdah (sebagai lagu pengirim 1 – 1 bebas).

6. Taktuba (sebagai pengisi instroment lagu-lagu sahdu atau irama Ramal.

7. Hadrun (gabungan sarah 1/2 barr dgn Quatty ½ barr bebas dan gembira).

8. Quaitty (Sedang tapi gembira ).

9. Maqribi ( khusus bass sedang irama sahdu).

10. Malfuf ( tempo Sedang-banyak di gunakan saat irama Ramal dan sahdu).

Semua Ragam Pukulan rebana ada 74 ragam dari versi Parsi Selatan, 40

ragamversi Parsi Utara, jumlah 114 ragam (nama Rebana Sebelum Islam di negri

Parsi disebut Huda) dari buku terjemah Buku Arransir Musik Arabi karya:

Ishak bin Ibrahim Al Mausoully (850 M.) judul buku; Kitabul Alham Wal

12

Page 14: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

Angham, buku ini merupakan acuan Pola, struktur Arransier. Seniman Musik

Eropah dan Barat zaman dulu sampai sekarang.

A. TUJUAN

1. Memberikan Hiburan kepada Masyarakat yang menyejukkan dan tidak

menimulkan kegaduhan dan kemungkaran

2. Menyampaikan pesan pesan dakwah lewat Seni Music Qasidah kepada

masyarakat

3. Menumbuhkan kepedulian masyarakat akan pentingnya kenyamanan dan

dakwah

4. Memberikan hiburan alternative yang positif dan mendidik, serta

memerangi dahsyatnya perkembangan Narkoba. Ditengah masyarakat.

B. KEGIATAN

Kegiatan yang dilakukan’

1. Pembinaan Intensive terhadap personil Qasidah

2. Pengajian Rutin Personil

3. Melayani permintaan Masyarakat dalam memeriahkan berbagai acara yang

sering diselenggarakan masyarakat, anatara lain Walimatul ‘Urusy,(Pesta

Pernikahan) Walimatul Khitan, (Pesta Khitanan) Walimatu Tasmiyah

(Pesta Pemberian Nama) dll

C. MANFAAT

1. Menghibur Masyarakat dengan nuansa yang Islami dan mendidik

2. Menumbuhkan kegiatan yang produktiv dan menguntungkan

3. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi Masyarakat

D. PELUANG

1. Animo masyarakat sudah mulai mengarah kepada jenis hiburan yang

menyejukkan sehingga banyak masyarakat memilah Qasidah sebagai

Sarana Hiburan.

2. Tumbuhnya kesadearan masyarakat dalam memilih sarana hiburan

3. Hiburan Qasidah dapat mengurangi maraknya perdaran obat-obatan

terlarang, sejenis minuman pil, shabu sabu dll

E. TANTANGAN

13

Page 15: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

1. Belum adanya sarana dan fasilitas atau alat music sendiri, sehingga dalam

setiap memenuhi permintaan shohibul hajat tidak maximal, sehingga

terkadang harus menolak permintaan

2. Tidak dapat berlatih secara efektif karena semua alat dan sarana masih

harus meminjam atau menyewa dari pihak lain

BAB III

PENUTUP

Di Indonesia kegiatan majlis qasidah yang menggunakan alat musik rebana telah

berkembang dengan pesat. Awalnya kegiatan qasidah ini dilakukan hanya sebagai ritual

saja dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw, akan tetapi dengan cintanya

masyarakat akan bacaan-bacaan shalawat dan madaih, hampir setiap mengadakan acara

tasyakuran baik pernikahan, khitanan, tingkeban (ketika janin si ibu berumur 7 bulan)

maupun kelahiran bayi dan acara-acara yang lainnya masyarakat sering mengundang

majlis hadlrah ini untuk membacakan sholawat dan madaihnya demi mendapatkan

limpahan keberkahan Allah dan syafa'at Rasulullah dari bacaan-bacaan tersebut.

Namun dengan kecanggihan teknologi sekarang ini, banyak ditemukan berbagai

jenis alat musik baru yang kehadirannya dapat menggeser alat musik tradisional Islam,

termasuk rebana. Dengan dalih ketinggalan zaman dan kolot, alat-alat musik tradisional

Islam itu mulai ditinggalkan dan jarang dimainkan. Hal ini menimbulkan keprihatinan

para musikus Islam modern. Mereka berusaha sedini mungkin untuk mengkolaborasikan

alat-alat tradisional tersebut dengan alat-alat musik modern. Sehingga dengan penampilan

seperti inilah seni tradisi Islam tetap terlestarikan.

Dari sinilah muncul seni baru Islam, yaitu rebana hadlrah modern. Seni ini masih

menggunakan alat-alat musik tradisional, akan tetapi diselingi juga dengan alat musik

modern, sehingga akan mudah untuk diterima oleh masyarakat kini dan tidak

menjenuhkan. Usaha mereka tidaklah sia-sia, terbukti di tanah air sendiri jumlah grup

rebana hadlrah modern sudah mencapai ribuan. Bahkan banyak sudah yang masuk dapur

rekaman dan omset penjualan kaset hampir menyamai lagu dengan musik-musik modern.

Di luar negeri, Kairo misalnya, seni ini sangat ditunggu-tunggu kehadirannya, terbukti

dari banyaknya undangan untuk tampil dari mancanegara yang dialamatkan ke sebuah

grup rebana, akan tetapi belum bisa memenuhinya secara keseluruhan karena

keterbatasan alat-alat musik yang masih sederhana. Semua ini tak lebih adalah sebagai

14

Page 16: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

bagian dari usaha generasi baru Islam untuk menjaga dan membangkitkan kreatifitas seni

budaya Islam yang telah ada, sehingga tetap lestari dan tidak hilang begitu saja.

Lampiran – lampiran

15

Page 17: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

16

Page 18: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

17

Page 19: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

DAFTAR PUSTAKA

- Buku * Keindahan Karya Seni di Tinjau dari Beberapa Sudut pandang Baik

Al’qur’an dan Hadis Karya Mudjahidin S cetakan pertama th 1985 )

18

Page 20: daffa2oveta.files.wordpress.com file · Web viewKembali menjadikan musik sebagai suatu sarana hiburan yang mendidik dan memberikan arti serta faedah yang berguna bagi masyarakat,

- ensiklopedi music Indoesia depdikbud

- Kutipan Majalah Budaya Turki No. II 1969).* Hal 6 #

19