Mendidik Seni Untuk Paud

51
Penulis/Sumber | Iman Suligi Mendidik Melalui Seni – bersama guru PAUD Dimoderasi pada 11 November 2009 oleh Iman Suligi bereksplorasi dengan bahan dan tehnik, petualangan kreatif ke wilayah baru. Mendapat kesempatan mengajar senirupa para guru dan calon guru PAUD adalah sangat membahagiakan. Dari sinilah pendidikan senirupa untuk anak-anak bisa dimulai menuju arah yang tepat. Mengajak para guru untuk memahami bahwa pendidikan senirupa bukanlah tujuan melainkan sarana pembentuk watak dan kepribadian. Melatih mereka dengan berbagai macam kegiatan kreatif, melakukan penjelajahan tehnik dan bahan, bereksperimen, agar terlatih melakukan inovasi.

Transcript of Mendidik Seni Untuk Paud

Page 1: Mendidik Seni Untuk Paud

Penulis/Sumber | Iman Suligi

Mendidik Melalui Seni – bersama guru PAUD

Dimoderasi pada 11 November 2009 oleh Iman Suligi

bereksplorasi dengan bahan dan tehnik, petualangan kreatif ke wilayah baru.

Mendapat kesempatan mengajar senirupa para guru dan calon guru PAUD adalah sangat membahagiakan. Dari sinilah pendidikan senirupa untuk anak-anak bisa dimulai menuju arah yang tepat.

Mengajak para guru untuk memahami bahwa pendidikan senirupa bukanlah tujuan melainkan sarana pembentuk watak dan kepribadian. Melatih mereka dengan berbagai macam kegiatan kreatif, melakukan penjelajahan tehnik dan bahan, bereksperimen, agar terlatih melakukan inovasi.

Page 2: Mendidik Seni Untuk Paud

melatih irama dan gradasi untuk menumbuhkan citarasa estetis

Page 3: Mendidik Seni Untuk Paud

Menumbuhkan rasa percaya diri sebagaimana yang harus ditanamkan kepada anak didik.

Page 4: Mendidik Seni Untuk Paud

Kesimpulan Hasil Kajian Kebijakan Kurikulum PAUD

1. Pada ketiga dokumen, yaitu Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK/RA versi Puskur dan versi Direktorat TK/SD serta Menu Pembelajaran Generik terdapat 6 (enam) aspek perkembangan yang sama substansinya, yaitu Moral dan Nilai-nilai Agama; Sosial, Emosional dan Kemandirian; Berbahasa; Kognitif; Fisik/ motorik; dan Seni. Namun ada sedikit perbedaan pada pengelompokan aspek perkembangan.

Aspek perkembangan dikelompokkan menjadi dua kelompok. Pada dokumen versi Puskur, aspek perkembangan Moral dan Nilai-nilai Agama; Sosial, Emosional dan Kemandirian dikelompokkan ke dalam Pembentukan Perilaku dan Pembiasaan. Sedangkan versi Direktorat TK/SD kedua aspek perkembangan tersebut dikelompokkan ke dalam Bidang Pengembangan Pembiasaan. Aspek perkembangan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni pada kedua dokumen (versi Puskur dan Direktorat)  dikelompokkan ke dalam Kemampuan Dasar.

Secara substansi aspek perkembangan pada Menu Pembelajaran Generik sama dengan aspek perkembangan pada Kurikulum 2004 Standar Kompetensi (dokumen versi Puskur dan versi Direktorat TK/SD), tetapi ada perbedaan dalam perumusan kemampuan, yaitu pada Menu Pembelajaran Generik hanya ada indikator kemampuan yang sudah disusun secara bergradasi sesuai dengan usia perkembangan anak (lahir s.d. 6 tahun) pada masing-masing bidang pengembangan. Sedangkan pada Kurikulum 2004 terdapat kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator. Di samping itu, pada menu pembelajaran generik juga memuat program layanan kesehatan dan gizi anak dini usia (lahir – 6 tahun) yang mencakup Gizi Seimbang dan Deteksi Dini Pertumbuhan Anak. 2. Urutan kompetensi pada Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK/RA belum tersusun secara gradual (berurutan) sesuai tahapan perkembangan anak khususnya dalam bidang kognitif, sains, matematika dan seni. Disamping itu juga belum sesuai dengan landasan teoritis (landasan psikologis), terutama dalam hal penyusunan gradasi perkembangan dan lingkup perkembangan.

3. Dalam Standar Kompetensi TK/RA terdapat tumpang tindih (overlapping) antara kompetensi pada bidang pengembangan fisik motorik dengan bidang pengembangan seni.

4. Kompetensi (indikator) anak usia dini pada dokumen Menu Pembelajaran Generik dari Direktorat PAUD sudah tersusun secara gradual berdasarkan usia

Page 5: Mendidik Seni Untuk Paud

anak. Namun belum tersusun sesuai dengan aspek perkembangan dan tahapan perkembangan pada setiap bidang pengembangan.

5. Dokumen Kurikulum 2004 Standar Kompetensi dari direktorat TK SD, belum diungkapkan konsep yang lengkap tentang bidang pengembangan yang mencakup pengertian, tujuan, ruang lingkup dan struktur kompetensi pada masing-masing bidang pengembangan. Demikian juga yang dikeluarkan oleh Puskur dan direktorat PAUD.

Beranda Buku Tamu Download Info Bisnis Kontak media belajar Berita Pendidikan skripsi lengkap

Page 7: Mendidik Seni Untuk Paud

Sejak 15 Des 2007,Anda Pengunjung Ke ...o 4,904,318 orang

PRODI o PGSD o PAUD o Fak. Ekonomi o FISIP/HUKUM o Biologi dan Fisika o Fak. Bahasa & Satra

     Mata Kuliah     

o PTK o MKDU o Inglish o Penelitian o P embelajaran o Interaksi PBM o Pemb. Maj. Sekolah o Pemb. Perpustakaan

           Umum        

o GURU o KTSP o Psikologi o Sekolah Menengah o Contoh/Draft/ Format

Khusus

o Soal latihan o Nilai Mhs UB o Penelitian Mhs UB o Uncategorized

Download MATEMATIKA INTERAKTIF untuk siswa SD dan SMP Download PROGRAM Simulasi Gerhana Bulan

Page 9: Mendidik Seni Untuk Paud

Untuk anda yang ingin tahu, ingin belajar, mengubah ketertinggalan menjadi modern. Mengubah kemelataran menjadi kemakmuran. Mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. Terus aktifitas takkan pernah lelah untuk belajar. CARI ILMU dimana saja, kapan saja dan berguru

kepada siapa saja

Pencariilmu

Kunjungi grup ini

*Melihat Kota tempat weblog ini dikelola dari Satelit

Sepuluh Masukan Terkini

IZOERS on Contoh Proposal PTK

YEYEN PURWIYANTI on Berita Pendidikan

YEYEN PURWIYANTI on media belajar

copii on Contoh Judul Skripsi dan Tesis…

leny on Pengertian, Tujuan dan Ruang L…

gunawati fatimah fit… on Mikroorganisme, Bakteri dan…

Hendri on Contoh Surat Perjanjian Jual B…

ADHEL on Biologi Sel

Anonymous on CONTOH SURAT PERJANJIAN K…

Page 10: Mendidik Seni Untuk Paud

Dedi on Sejarah Pertumbuhan Pemerintah…

Admino Daftar o Masuk log o RSS Entri o RSS Komentar o WordPress.com

SUB CARI ILMU ONLINE

Add new tag Administrasi Anak artikel Bahasa Belajar Bimbingan Konseling Biologi dan fisika BUDAYA Contoh/daft/format DASAR Download english Fak. Ekonomi fisip FISIP/HUKUM GURU inquiri IPS kepemimpinan Kepsek KTSP Kurikulum Lingkungan metode pembelajaran bahasa organisasi pegawai PEMBELAJARAN pembelajaran bahasa pemerintahan pendidikan Penelitian PENGETAHUAN perda PGSD politi politik Profesi Psikologi Skripsi Sosiologi Sosiologi Politik

Pendidikan Kesenian di Taman   Kanak-kanak

Posted on Maret 18, 2008 by Pakde sofa

Pendidikan Kesenian di Taman Kanak-kanak

Konsep seni secara utuh mencakup: (a) Pengertian seni, (b) Sifat dasar seni, (c)

Unsur-unsur karya seni, dan (d) Ragam seni.

Seni adalah kegiatan manusia dalam mengekspresikan pengalaman hidup dan

kesadaran artistiknya yang melibatkan kemampuan intuisi, kepekaan indriawi

dan rasa, kemampuan intelektual, kreativitas serta keterampilan teknik untuk

menciptakan karya yang memiliki fungsi personal atau sosial dengan

menggunakan berbagai media.

Pengertian Seni bersifat majemuk, dinamis, bergerak bebas, terbuka mencakup

Page 11: Mendidik Seni Untuk Paud

berbagai kecenderungan individual yang khas. Banyak faktor yang menentukan

batasan atau makna seni, seperti: kurator, kritikus, pasar, kondisi kultural, dan

lain-lain.

Pada dasarnya semua cabang seni memiliki peran atau fungsi yang penting

dalam kehidupan. Peran atau fungsi tersebut antara lain: fungsi individual dan

fungsi sosial.

Seni untuk anak-anak berbeda dengan seni untuk orang dewasa karena karakter

fisik maupun mentalnya berbeda. Hal ini penting diperhatikan khususnya dalam

melakukan penilaian karya anak didik, supaya hasil kreasi anak tidak diukur

menurut selera dan kriteria keindahan orang dewasa.

Fungsi seni dalam pendidikan berbeda dengan fungsi seni dalam kerja

profesional. Seni untuk pendidikan difungsikan sebagai media untuk memenuhi

fungsi perkembangan anak, baik fisik maupun mental. Sedang seni dalam kerja

profesional difungsikan untuk meningkatkan kemampuan bidang keahliannya

secara profesional.

Sifat dasar seni: (a) kreatif, (b) individualitas, (c) nilai ekspresi/perasaan, (d)

keabadian, (e) semesta/universal.

Karya seni diciptakan seniman tidak selalu untuk menyenangkan perasaan

manusia. Karya seni dapat memberikan perasaan kaget, terkejut, terteror, namun

tetap memberikan nilai-nilai lain yang dibutuhkan manusia, seperti perenungan,

pemikiran, penyadaran, pencerahan, dan sebagainya (prosa, puisi, dan

sebagainya).

Nilai-nilai yang terdapat pada suatu karya seni dapat dinikmati dan diapresiasi

melalui unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, yakni:

a. struktur visual,

b. tema,

Page 12: Mendidik Seni Untuk Paud

c. medium,

d. gaya atau Style.

Konsep Pendidikan Seni

Dasar-dasar pemikiran dimasukkannya seni dalam Kurikulum Pendidikan

Nasional bertumpu pada pokok-pokok pikiran sebagai berikut.

1. Pelaksanaan Pendidikan Seni di sekolah-sekolah umum seyogianya

menggunakan pendekatan multidisiplin, multidimensional dan

multikultural.

2. Pembentukan pribadi yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan

perkembangan kemampuan dasar anak didik melalui pendekatan ‘belajar

dengan seni’, ‘melalui seni’ dan ‘tentang seni’ sesuai minat dan potensi

anak.

3. Pendidikan seni berperan mengembangkan kecerdasan intelektual (IQ),

kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan kreativitas (CQ), kecerdasan

spiritual (SQ) dan multi-intelegensi (MI).

Tujuan Pembelajaran selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Mengembangkan sensitivitas persepsi indriawi melalui berbagai

pengalaman kreatif berkesenian.

2. Menstimulus pertumbuhan ide-ide imajinatif dan kemampuan

menemukan berbagai gagasan kreatif dalam memecahkan masalah

artistik atau estetik melalui proses eksplorasi, kreasi, presentasi/penyajian

dan apresiasi.

Page 13: Mendidik Seni Untuk Paud

3. Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan berkesenian dengan

disiplin ilmu lain yang serumpun atau tak serumpun melalui berbagai

pendekatan keterpaduan.

4. Mengembangkan kemampuan apresiasi seni dalam konteks sejarah dan

budaya sebagai sarana pembentukan sikap saling toleran dan demokratis

dalam masyarakat yang pluralistik (majemuk).

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran seni secara optimal maka

baik proses maupun hasil pembelajaran keduanya perlu mendapat perhatian

yang sama.

Dalam pelaksanaan pembelajaran seni di sekolah-sekolah, pengalaman belajar

mencipta seni disebut sebagai pembelajaran berkarya. Sedang pengalaman

memersepsi, melihat, dan menghayati serta memahami seni disebut sebagai

pembelajaran apresiasi.

Pembelajaran berkarya seni mengandung dua aspek kompetensi, yaitu:

keterampilan dan kreativitas. Di Taman Kanak-kanak kompetensi keterampilan

lebih difokuskan pada pengalaman eksplorasi untuk melatih kemampuan

sensorik dan motorik, bukan menjadikan anak mahir atau ahli. Sedangkan

kreativitas di sini meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang terlihat

dari produk/hasil karya dan proses dalam bersibuk diri secara kreatif

(Semiawan, Munandar, 1990: 10). Pembelajaran apresiasi disampaikan tidak

hanya sebatas pengetahuan saja, namun melibatkan pengalaman mengamati,

mengalami, menghayati, menikmati dan menghargai secara langsung aktivitas

berolah seni.

Konsep Pendidikan Seni di Taman Kanak-kanak

Page 14: Mendidik Seni Untuk Paud

Tujuan pendidikan seni di TK adalah agar anak mampu mengungkapkan apa

yang mereka ketahui dan rasakan melalui seni. Proses bagaimana anak

mengungkapkannya lebih menjadi perhatian dibandingkan dengan hasilnya:

1. ekspresi,

2. komunikasi,

3. pengembangan bakat,

4. kreativitas.

Keempat fungsi utama tersebut dikembangkan dalam 3 rumpun pengembangan

yaitu pengembangan moral dan nilai agama, sosial-emosional serta kemampuan

dasar yang terdiri dari bahasa, kognitif dan pra-akademik.

Pembelajaran di TK amat tidak efektif tanpa musik, rupa, gerak dan drama.

Pendidikan seni dapat menjadikan anak belajar lebih menyenangkan serta dapat

mengasah ketajaman rasa dan mengendalikan emosi.

Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa di Taman Kanak-kanak

Sebagai guru Taman Kanak-kanak Anda penting memperhatikan bahwa bagi anak-anak TK bukan hasil karya yang diutamakan namun pengalaman belajar yang menyenangkan dan kaya eksplorasi yang dibutuhkan anak.

Page 15: Mendidik Seni Untuk Paud

1.

2. Pengalaman ini akan menimbulkan kesan yang mendalam dan

memberikan kesenangan, kepuasan dan kenyamanan. Hal ini

dimungkinkan karena program kegiatan seni bersifat fleksibel.

3. Rasa percaya diri adalah faktor utama dalam mencapai kesenangan dan

kesuksesan dalam pengalaman seni anak.

4. Berbagai stimulus yang dapat diberikan untuk anak-anak balita agar

mereka termotivasi berkreasi seni antara lain: menyediakan material seni

yang mudah dikuasai, menyediakan ruang yang nyaman untuk berkarya,

dan memberi kebebasan anak untuk mengeksplorasi materi seni sesuai

keinginannya.

5. Tema yang disenangi anak-anak TK dalam berkarya seni rupa biasanya

bersumber dari realitas dunia anak, misalnya anggota keluarga,

lingkungan bermain, alat permainan, hewan peliharaan atau kesayangan,

dongeng yang diceritakan guru, sirkus, kebun binatang, kolam renang,

taman bermain dan sebagainya.

6. Suatu pengkajian terhadap gambar anak menunjukkan hasil bahwa

gambar anak dapat diklasifikasi dalam 4 kategori yakni:

a. Gambar spontan: yakni gambar yang dibuat atas inisiatif anak

sendiri sebagai suatu kegiatan bermain.

b. Gambar bebas atau sukarela: yakni gambar yang dibuat atas

permintaan guru atau orang tua atau teman namun tema dan objek

gambar dipilih sendiri oleh anak.

Page 16: Mendidik Seni Untuk Paud

c. Gambar terarah: yakni gambar yang tema/topiknya sudah

diarahkan.

d. Menyalin gambar atau melengkapi gambar: yakni gambar yang

telah disiapkan contohnya dalam format Lembar Kerja Siswa.

7. Situasi/kondisi yang dapat memotivasi anak dalam berkarya dapat

dilakukan melalui bermacam-macam metode pembinaan, antara lain:

Metode pembinaan ekspresi, metode pembinaan kreativitas, metode

pembinaan sensitivitas.

8. Pembinaan ekspresi merupakan pembinaan proses pengungkapan

perasaan termasuk ungkapan jiwa. Pembinaan ekspresi meliputi dua hal:

a. Memberikan rangsangan kepada anak untuk mengaktifkan

pengungkapan jiwa dengan cara:

1. Pendekatan langsung pada alam dan peristiwa-peristiwa di

luar kelas, misalnya: mengenal proporsi, bayangan,

mengenal bermacam-macam aroma, tekstur.

2. Pembangkitan minat berdasarkan pengalaman anak.

b. Melatih keberanian, spontanitas dan keterampilan menggunakan

bermacam-macam media ungkap, sebagai saran mengekspresikan

perasaan jiwa, dengan cara:

1. Eksplorasi: kegiatan menjelajah, mencoba-coba ide atau

material lain.

2. Eksperimen: kegiatan menemukan hal-hal baru yang didapat

dalam proses mencoba berbagai media ungkap.

Page 17: Mendidik Seni Untuk Paud

9. Pembinaan kreativitas, bisa diartikan dengan kemampuan mencipta,

menanggapi persoalan, memiliki keaslian serta memiliki kemampuan

berpikir secara menyeluruh.

10.Pembinaan sensitivitas berarti kepekaan rangsangan dari luar yang

diserap melalui pancaindra. Cara membina sensitivitas dapat ditempuh

melalui:

a. Latihan melihat/mengamati sesuatu, misalnya mengamati macam

bentuk, warna, tekstur, kemudian diserap oleh anak-anak sehingga

menimbulkan berbagai tanggapan dan perasaan.

b. Latihan meresponss pengalaman sensori, misalnya mengenali

karakter macam-macam tekstur dengan meraba permukaan sesuatu

benda.

c. Mempelajari, menganalisis susunan sesuatu, misalnya: mula-mula

anak mengamati susunan benda (objek) kemudian diteruskan

dengan menganalisis kondisi, karakter objek, selanjutnya dicoba

mengungkapkan hasil pengamatan itu.

11.Metode pembinaan keterampilan. Keterampilan di sini meliputi segala

macam teknik penggunaan serta pengenalan alat-alat atau media ungkap

seni rupa.

12.Apresiasi seni adalah kesadaran akan nilai-nilai seni. Kesadaran ini

meliputi pemahaman, penghayatan, dan kemampuan untuk menghargai

karya seni.

Proses Penciptaan Karya Seni Rupa di Taman Kanak-kanak

Page 18: Mendidik Seni Untuk Paud

1. Dalam proses penciptaan karya seni rupa di Taman Kanak-kanak ada 4

kategori sebagai berikut.

a. Mengamati (seeing), yang memberi kesempatan/peluang untuk

mengembangkan kepekaan persepsi (perceptual awareness) melalui

kegiatan mengembangkan kemampuan pengamatan kritis.

b. Merasakan (feeling), yang memberi peluang untuk

mengembangkan “respons estetis” (Aesthetic awareness) melalui

kegiatan apresiasi dan pengembangan kepekaan penilaian estetis.

c. Berpikir (thinking), yang memberi peluang untuk mengembangkan

“kemampuan mengevaluasi dan mengapresiasi”, melalui evaluasi

objektif dan diskriminasi/perbedaan personal.

d. Melakukan (doing), yang memberikan peluang untuk

mengembangkan keterampilan (skills) “memanipulasi alat dan

media” dalam menghadirkan “visual - form” (bentuk-bentuk

visual) yang merupakan ungkapan emosi, gagasan dan perasaan.

2. Proses penciptaan karya seni rupa melalui berpikir (thinking), bisa

diartikan dengan kemampuan mengevaluasi dan mengapresiasi.

a. Menggambar adalah media yang paling ekspresif, yang dengan

langsung dapat mengungkapkan gagasan serta ide dari dalam diri

seorang anak secara bebas.

b. Dalam membuat lukisan dengan jari hal utama yang perlu

diperhatikan adalah penggunaan cat yang khusus. dalam hal ini

Anda dapat membeli cat-jari atau membuatnya sendiri.

Page 19: Mendidik Seni Untuk Paud

c. Sebelum membuat lukisan dengan jari, sebaiknya kertas dibasahi

terlebih dahulu, agar cat dapat mengalir dengan baik.

d. Alat lain yang dapat dilakukan untuk anak TK dalam membuat

gambar yaitu dengan sedotan, yang berguna sebagai pengganti

kuas.

e. Konstruksi dibangun dengan merekatkan batang-batang ice cream

yang disusun tumpang tindih.

f. Persilangan susunan batang-batang ice cream membangun dimensi

bidang yang berirama gerak ke segala arah. Hal ini dapat melatih

anak dalam mengenal makna hubungan, gerak, irama, dan bidang.

Rancangan Pembelajaran Seni di TK

Pengembangan kurikulum Nasional Pendidikan Seni di TK berdasarkan (1)

Kompetensi dasar, (2) Konsep pembelajaran terpadu dengan kompetensi lintas

kurikulum.

Pembelajaran terpadu seni di TK dapat dilakukan dalam beberapa model,

keterpaduan belajar antarbidang seni dengan melihat keterpaduan bidang

kemampuan yang satu dengan yang lain.

Dalam proses pembelajaran seni TK diusahakan agar anak memperoleh

beragam pengalaman baik dalam bidang seni maupun bukan bidang seni.

Evaluasi Pembelajaran Seni

Evakuasi pendidikan seni meliputi aspek: intelektual, perseptual, emosional,

sosial, fisik, kreativitas dan estetika.

Penilaian diperoleh melalui: catatan harian, wawancara dengan anak dan orang

Page 20: Mendidik Seni Untuk Paud

yang dekat dengan anak (orang tua atau pengasuh) dan portofolio. Laporan hasil

penilaian berbentuk uraian.

Apresiasi Seni di TK

Apresiasi seni adalah kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya. Apresiasi

berarti pula penghargaan terhadap sesuatu, dalam hal ini penghargaan terhadap

pelaku seni dan karya seni. Apresiasi seni harus ditumbuhkan dan

dikembangkan pada anak.

Cara menumbuhkan apresiasi

1. Seni musik: mendengarkan, bereksplorasi, bermain musik dan bernyanyi.

2. Seni tari : mendengar, melihat, melihat dan mendengarkan, bereksplorasi

dan menari.

3. Seni rupa : melihat, eksplorasi, membuat/mencipta.

Pada waktu menonton pagelaran musik dan tari serta pameran seni rupa

diperlukan mematuhi tata tertib. Tata tertib perlu ditanamkan pada anak dengan

beberapa cara, antara lain:

1. memberikan pengertian agar tidak mengganggu pagelaran;

2. berbisik di telinga anak apabila ingin menyampaikan pesan, demikian

sebaliknya;

3. menyiapkan diri anak sebelum pagelaran dimulai agar menonton dengan

perut terisi.

Page 21: Mendidik Seni Untuk Paud

Kesadaran estetik seni adalah muara pendidikan seni yang dapat ditumbuhkan

sejak usia dini sesuai dengan perkembangan anak, antara lain melalui apresiasi

seni. Kesadaran estetika seni dipengaruhi faktor budaya, sosial ekonomi,

pengaruh media masa, dan kemampuan berpikir fleksibel.

Sumber buku Metode Pengembangan Seni Karya Pekerti, Widia dkk

Pelaksanaan Pembelajaran Seni Pada Kegiatan Membentuk Melalui Pengunaan Bahan Plastisin Di Taman Kanak – kanak Sekar Indah Malang

Eko Budiyono

Abstrak

ABSTRAKBudiyono, Eko. 2009. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Pada KegiatanMembentuk Melalui Pengunaan Bahan Plastisin Di Taman Kanak –kanak Sekar Indah Malang. Skripsi, Jurusan Seni dan Desain, ProgramStudi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Sastra, Universitas NegeriMalang. Pembimbing ( I ) Dra. Tjitjik Sriwardhani M.Pd,( II ) Drs. Ponimin, M.Hum

Page 22: Mendidik Seni Untuk Paud

Kata kunci:Pembelajaran Seni, Membentuk, Plastisin, Taman Kanak-kanak.Berbagai bentuk kegiatan dan media kreatif memberi banyak kesempatanpada anak untuk berekspresi menurut keinginan dan caranya sendiri. Salah satuupaya mengembangkan potensi anak yaitu melalui lembaga formal Taman Kanakkanak.Pada umumnya kegiatan seni rupa di lembaga pendidikan atau lingkungankelompok bermain lebih banyak berupa kegiatan menggambar atau mewarna.Kegiatan menggambar dan mewarna bahkan cenderung menjadi komoditas untukmeraih materi maupun prestise melalui lomba-lomba secara regional, nasional,maupun internasional. Peran sekolah dan guru sangat dibutuhkan untuk dapatmengembangkan bahan ajar,dan berusaha menemukan bagaimana kegiatan seniyang dapat memenuhi kebutuhan fisik, emosional, mental dan estetiksiswa.Taman Kanak-kanak Sekar Indah merupakan salah satu Taman Kanakkanakdi kota Malang, yang dalam pembelajaran seninya mengajarkan seni rupatiga dimensi berupa kegiatan membentuk dengan menggunakan bahan plastisin.Meskipun guru di TK Sekar Indah tidak memiliki kemampuan spesifik di bidangkegiatan membentuk, guru memiliki strategi pembelajaran khusus dalammengajar.dari permasalahan tersebut maka penelitian ini bermaksud mengatahuibagaimanakah pelaksanaan pembelajaran seni pada kegiatan membentuk melaluipenggunaan plastisin di TK Sekar IndahTujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran senipada kegiatan membentuk melalui pengunaan plastisin di Taman Kanak-KanakSekar Indah Malang, meliputi: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan prosespembelajaran, penilaian pembelajaran, dan faktor-faktor yang mempengaruhinyaPendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptifkualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi pada proses

Page 23: Mendidik Seni Untuk Paud

pembelajaran, wawancara dengan guru dan dokumentasi. Analisis data yangdigunakan melalui reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini meliputi: (1) perencanaan pembelajaran yang disusundalam bentuk Satuan kegiatan harian, (2) pelaksanaan proses pembelajaran yaitu;kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir ,model pembelajarannya adalahmodel aprentisip. Pendekatan yang digunakan pendekatan formal. Metodepembelajaran yang digunakan adalah metode bercerita, demonstrasi, danmencontoh,(3) penilaian yang dilakukan meliputi penilaian hasil karya danpenilaian proses, (4) faktor pendukung dan penghambat pembelajaranBerdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan kepada Guru danlembaga pendidikan/sekolah terutama Taman Kanak-kanak dalam pembelajarantidak hanya menekankan pada penguasaan keterampilan secara fisik, tetapi jugapsikis. Sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapatmengembangkan potensi siswa.

Teks Penuh: DOC PDF

Jauhari Go-Blog

[email protected]

Home PostsRSS CommentsRSS Edit

Rabu, 30 Juli 2008

Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa di Taman Kanak-kanak

Page 24: Mendidik Seni Untuk Paud

Sebagai guru Taman Kanak-kanak Anda penting memperhatikan bahwa bagi anak-anak TK bukan hasil karya yang diutamakan namun pengalaman belajar yang menyenangkan dan kaya eksplorasi yang dibutuhkan anak.

1.

2. Pengalaman ini akan menimbulkan kesan yang mendalam dan

memberikan kesenangan, kepuasan dan kenyamanan. Hal ini

dimungkinkan karena program kegiatan seni bersifat fleksibel.

3. Rasa percaya diri adalah faktor utama dalam mencapai kesenangan dan

kesuksesan dalam pengalaman seni anak.

4. Berbagai stimulus yang dapat diberikan untuk anak-anak balita agar

mereka termotivasi berkreasi seni antara lain: menyediakan material seni

yang mudah dikuasai, menyediakan ruang yang nyaman untuk berkarya,

dan memberi kebebasan anak untuk mengeksplorasi materi seni sesuai

keinginannya.

5. Tema yang disenangi anak-anak TK dalam berkarya seni rupa biasanya

bersumber dari realitas dunia anak, misalnya anggota keluarga,

lingkungan bermain, alat permainan, hewan peliharaan atau kesayangan,

dongeng yang diceritakan guru, sirkus, kebun binatang, kolam renang,

taman bermain dan sebagainya.

Page 25: Mendidik Seni Untuk Paud

6. Suatu pengkajian terhadap gambar anak menunjukkan hasil bahwa

gambar anak dapat diklasifikasi dalam 4 kategori yakni:

a. Gambar spontan: yakni gambar yang dibuat atas inisiatif anak

sendiri sebagai suatu kegiatan bermain.

b. Gambar bebas atau sukarela: yakni gambar yang dibuat atas

permintaan guru atau orang tua atau teman namun tema dan objek

gambar dipilih sendiri oleh anak.

c. Gambar terarah: yakni gambar yang tema/topiknya sudah

diarahkan.

d. Menyalin gambar atau melengkapi gambar: yakni gambar yang

telah disiapkan contohnya dalam format Lembar Kerja Siswa.

7. Situasi/kondisi yang dapat memotivasi anak dalam berkarya dapat

dilakukan melalui bermacam-macam metode pembinaan, antara lain:

Metode pembinaan ekspresi, metode pembinaan kreativitas, metode

pembinaan sensitivitas.

8. Pembinaan ekspresi merupakan pembinaan proses pengungkapan

perasaan termasuk ungkapan jiwa. Pembinaan ekspresi meliputi dua hal:

a. Memberikan rangsangan kepada anak untuk mengaktifkan

pengungkapan jiwa dengan cara:

1. Pendekatan langsung pada alam dan peristiwa-peristiwa di

luar kelas, misalnya: mengenal proporsi, bayangan,

mengenal bermacam-macam aroma, tekstur.

2. Pembangkitan minat berdasarkan pengalaman anak.

Page 26: Mendidik Seni Untuk Paud

b. Melatih keberanian, spontanitas dan keterampilan menggunakan

bermacam-macam media ungkap, sebagai saran mengekspresikan

perasaan jiwa, dengan cara:

1. Eksplorasi: kegiatan menjelajah, mencoba-coba ide atau

material lain.

2. Eksperimen: kegiatan menemukan hal-hal baru yang didapat

dalam proses mencoba berbagai media ungkap.

9. Pembinaan kreativitas, bisa diartikan dengan kemampuan mencipta,

menanggapi persoalan, memiliki keaslian serta memiliki kemampuan

berpikir secara menyeluruh.

10.Pembinaan sensitivitas berarti kepekaan rangsangan dari luar yang

diserap melalui pancaindra. Cara membina sensitivitas dapat ditempuh

melalui:

a. Latihan melihat/mengamati sesuatu, misalnya mengamati macam

bentuk, warna, tekstur, kemudian diserap oleh anak-anak sehingga

menimbulkan berbagai tanggapan dan perasaan.

b. Latihan meresponss pengalaman sensori, misalnya mengenali

karakter macam-macam tekstur dengan meraba permukaan sesuatu

benda.

c. Mempelajari, menganalisis susunan sesuatu, misalnya: mula-mula

anak mengamati susunan benda (objek) kemudian diteruskan

dengan menganalisis kondisi, karakter objek, selanjutnya dicoba

mengungkapkan hasil pengamatan itu.

Page 27: Mendidik Seni Untuk Paud

11.Metode pembinaan keterampilan. Keterampilan di sini meliputi segala

macam teknik penggunaan serta pengenalan alat-alat atau media ungkap

seni rupa.

12.Apresiasi seni adalah kesadaran akan nilai-nilai seni. Kesadaran ini

meliputi pemahaman, penghayatan, dan kemampuan untuk menghargai

karya seni.

Proses Penciptaan Karya Seni Rupa di Taman Kanak-kanak

1. Dalam proses penciptaan karya seni rupa di Taman Kanak-kanak ada 4

kategori sebagai berikut.

a. Mengamati (seeing), yang memberi kesempatan/peluang untuk

mengembangkan kepekaan persepsi (perceptual awareness) melalui

kegiatan mengembangkan kemampuan pengamatan kritis.

b. Merasakan (feeling), yang memberi peluang untuk

mengembangkan “respons estetis” (Aesthetic awareness) melalui

kegiatan apresiasi dan pengembangan kepekaan penilaian estetis.

c. Berpikir (thinking), yang memberi peluang untuk mengembangkan

“kemampuan mengevaluasi dan mengapresiasi”, melalui evaluasi

objektif dan diskriminasi/perbedaan personal.

d. Melakukan (doing), yang memberikan peluang untuk

mengembangkan keterampilan (skills) “memanipulasi alat dan

media” dalam menghadirkan “visual - form” (bentuk-bentuk

visual) yang merupakan ungkapan emosi, gagasan dan perasaan.

Page 28: Mendidik Seni Untuk Paud

2. Proses penciptaan karya seni rupa melalui berpikir (thinking), bisa

diartikan dengan kemampuan mengevaluasi dan mengapresiasi.

a. Menggambar adalah media yang paling ekspresif, yang dengan

langsung dapat mengungkapkan gagasan serta ide dari dalam diri

seorang anak secara bebas.

b. Dalam membuat lukisan dengan jari hal utama yang perlu

diperhatikan adalah penggunaan cat yang khusus. dalam hal ini

Anda dapat membeli cat-jari atau membuatnya sendiri.

c. Sebelum membuat lukisan dengan jari, sebaiknya kertas dibasahi

terlebih dahulu, agar cat dapat mengalir dengan baik.

d. Alat lain yang dapat dilakukan untuk anak TK dalam membuat

gambar yaitu dengan sedotan, yang berguna sebagai pengganti

kuas.

e. Konstruksi dibangun dengan merekatkan batang-batang ice cream

yang disusun tumpang tindih.

f. Persilangan susunan batang-batang ice cream membangun dimensi

bidang yang berirama gerak ke segala arah. Hal ini dapat melatih

anak dalam mengenal makna hubungan, gerak, irama, dan bidang.

Rancangan Pembelajaran Seni di TK

Pengembangan kurikulum Nasional Pendidikan Seni di TK berdasarkan (1)

Kompetensi dasar, (2) Konsep pembelajaran terpadu dengan kompetensi lintas

kurikulum.

Pembelajaran terpadu seni di TK dapat dilakukan dalam beberapa model,

keterpaduan belajar antarbidang seni dengan melihat keterpaduan bidang

Page 29: Mendidik Seni Untuk Paud

kemampuan yang satu dengan yang lain.

Dalam proses pembelajaran seni TK diusahakan agar anak memperoleh

beragam pengalaman baik dalam bidang seni maupun bukan bidang seni.

Evaluasi Pembelajaran Seni

Evakuasi pendidikan seni meliputi aspek: intelektual, perseptual, emosional,

sosial, fisik, kreativitas dan estetika. .

Penilaian diperoleh melalui: catatan harian, wawancara dengan anak dan orang

yang dekat dengan anak (orang tua atau pengasuh) dan portofolio. Laporan hasil

penilaian berbentuk uraian.

Apresiasi Seni di TK

Apresiasi seni adalah kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya. Apresiasi

berarti pula penghargaan terhadap sesuatu, dalam hal ini penghargaan terhadap

pelaku seni dan karya seni. Apresiasi seni harus ditumbuhkan dan

dikembangkan pada anak.

Cara menumbuhkan apresiasi

1. Seni musik: mendengarkan, bereksplorasi, bermain musik dan bernyanyi.

2. Seni tari : mendengar, melihat, melihat dan mendengarkan, bereksplorasi

dan menari.

3. Seni rupa : melihat, eksplorasi, membuat/mencipta.

Pada waktu menonton pagelaran musik dan tari serta pameran seni rupa

diperlukan mematuhi tata tertib. Tata tertib perlu ditanamkan pada anak

dengan beberapa cara, antara lain:

Page 30: Mendidik Seni Untuk Paud

1. memberikan pengertian agar tidak mengganggu pagelaran;

2. berbisik di telinga anak apabila ingin menyampaikan pesan, demikian

sebaliknya;

3. menyiapkan diri anak sebelum pagelaran dimulai agar menonton dengan

perut terisi.

Kesadaran estetik seni adalah muara pendidikan seni yang dapat ditumbuhkan

sejak usia dini sesuai dengan perkembangan anak, antara lain melalui apresiasi

seni. Kesadaran estetika seni dipengaruhi faktor budaya, sosial ekonomi,

pengaruh media masa, dan kemampuan berpikir fleksibel.

Sumber buku Metode Pengembangan Seni Karya Pekerti, Widia dkk.

Pembelajaran Seni Rupa pada pendidikan Dasar dan Menengah

Seni rupa merupakan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia dalam bentuk visual dan rabaan. Seni rupa berperanan dalam memenuhi tujuan-tujuan tertentu dalam kehidupan manusia maupun semata-mata memenuhi kebutuhan estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan berbagai kesan (indah, unik, atau kegetiran) serta memiliki kemampuan untuk membangkitkan pikiran dan perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk-bentuk seni rupa, akan diperoleh rasa kepuasan dan kesenangan.

Seni rupa dapat dibedakan menjadi seni rupa murni, seni kriya, dan

desain. Jenis-jenis seni rupa ini menunjukkan proses pembuatan dan bentuk

karya yang dihasilkan, serta nama pembuatnya, yaitu seniman, kriyawan, dan

desainer. Seni murni menekankan pada ungkapan pikiran dan perasaan, meliputi

seni lukis, seni patung, dan seni grafis. Seni kriya menekankan pada

keterampilan teknik pembuatan karya, dengan hasil berupa karya kriya

fungsional dan nonfungsional. Seni kriya menggunakan berbagai teknik dan

media tertentu, misalnya kriya kayu, kriya logam, dan kriya tekstil. Desain

menunjukkan proses pembuatan karya yang maksud dan tujuannya telah

Page 31: Mendidik Seni Untuk Paud

ditentukan lebih dahulu. Karya desain merupakan rancangan gambar, benda,

atau lingkungan yang didasarkan pada persyaratan-persyaratan tertentu.

Seniman atau kriawan dapat bekerja secara mandiri, sedangkan desainer bekerja

untuk keperluan klien.

Pembelajaran seni rupa di sekolah mengembangkan kemampuan siswa

dalam berkarya seni yang bersifat visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa

memberikan kemampuan bagi siswa untuk memahami dan memperoleh

kepuasan dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan siswa sendiri maupun

karya seni rupa ciptaan orang lain.

Melalui pengalaman berkarya, siswa memperoleh pemahaman tentang

berbagai penggunaan media, baik media untuk seni rupa dwimatra maupun seni

rupa trimatra. Dalam berkarya seni rupa, siswa belajar menggunakan berbagai

teknik tradisional dan modern untuk mengeksploitasi sifat-sifat dan potensi

estetik media. Melalui seni rupa, siswa belajar berkomunikasi melalui gambar

dan bentuk, serta mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan

ungkapan pikiran dan perasaannya.

Dalam pembelajaran seni rupa, peranan seni murni, kriya, maupun desain

bersifat saling melengkapi dan saling berkaitan. Pembelajaran seni rupa dapat

dilakukan dengan pendekatan studio, misalnya studio seni lukis, seni patung,

seni grafis, dan kriya. Pembelajaran seni rupa dapat juga dipisahkan menjadi

kegiatan pembelajaran seni rupa murni, kriya, dan desain.

Materi pokok seni rupa meliputi aspek apresiasi seni, berkarya seni,

kritik seni, dan penyajian seni. Apresiasi seni rupa berarti mengenal,

memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons

estetis) terhadap karya seni rupa. Materi apresiasi seni pada dasarnya adalah

pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk, dan fungsi seni rupa.

Page 32: Mendidik Seni Untuk Paud

Apresiasi seni rupa dapat mencakup materi yang lebih luas, yaitu pengenalan

seni rupa dalam konteks berbagai kebudayaan.

Materi pelajaran apresiasi seni pada pendidikan Dasar dan Menengah

meliputi pengenalan terhadap budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya

mancanegara, baik yang bercorak primitif, tradisional, klasik, moderen,

maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa, materi

apresiasi juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan

sejarah di mana karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai

pada seni rupa tersebut.

Pembahasan konsep seni rupa meliputi struktur bentuk dan ungkapan

(ekspresi) dalam seni murni dan hubungan bentuk, fungsi, dan elemen estetik

dalam seni rupa terapan. Pembahasan tentang media seni rupa meliptui ciri-

ciri media, proses, dan teknik pembuatan karya seni rupa. Selain itu, apresiasi

seni juga perlu memberikan pemahaman hubungan antara seni rupa dengan

bentuk-bentuk seni yang lain, bidang-bidang studi yang lain, serta keberadaan

seni rupa, kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi.

Berkarya seni rupa pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan

dan mengolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau

gambaran-gambaran yang baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu

dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti menggambar, mengobservasi,

mencatat, membuat sketsa, bereskperimen, dan menyelidiki gambar-gambar

atau bentuk-bentuk lainnya. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan dalam

proses pengamatan terhadap masalah pribadi, realitas sosial, tema-tema

universal, fantasi, dan imajinasi.

Page 33: Mendidik Seni Untuk Paud

Mengolah media pada dasarnya adalah menggunakan bahan dan alat untuk

menyusun unsur-unsur visual seperti garis, bidang, warna, tekstur, dan bentuk.

Dalam mengolah media, siswa perlu diperkenalkan dengan teknik penggunaan

berbagai bahan, dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan maupun

kelebihan-kelebihannya. Dalam menyusun bentuk, siswa perlu diberi

kesempatan untuk mengembangkan bentuk sehingga menjadi gaya yang bersifat

pribadi.

Dalam kritik seni, siswa dilibatkan dalam pembahasan karya sendiri

maupun karya teman atau orang lain. Pembahasan karya seni rupa di sini

merupakan proses analisis kritis, meliputi deskripsi, analisis, interpretasi, dan

penilaian. Unsur yang dianalisis adalah gaya, teknik, tema, dan komposisi karya

seni rupa. Melalui kegiatan ini, siswa dapat mengasah keterampilan

pengamatan visualnya.

Pembelajaran kritik seni rupa memberikan pengenalan dan latihan

menggunakan bahasa dan terminologi seni rupa untuk mendeskripsikan dan

memberikan tanggapan terhadap karya seni rupa. Tanggapan ini berkaitan

dengan sifat-sifat sensoris karya seni rupa, seperti aspek-aspek taktil (rabaan),

spasial (keruangan), dan kinestetik (gerak). Pembelajaran kritik seni juga

melatih kemampuan untuk memahami makna-makna yang disampaikan

melalui simbol-simbol visual, bentuk-bentuk, dan metafora.

Selain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian karya seni rupa. Materi penyajian karya seni meliputi penyajian secara lisan di kelas dan pameran di lingkungan kelas, sekolah, bahkan juga di masyarakat. Materi pokok pameran adalah seleksi, pemajangan karya, dan publikasi. Materi pameran juga mencakup kegiatan pengorganisasian pameran, meliputi perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi pameran. ( sumber modul UT )

Page 34: Mendidik Seni Untuk Paud
Page 35: Mendidik Seni Untuk Paud
Page 36: Mendidik Seni Untuk Paud
Page 37: Mendidik Seni Untuk Paud
Page 38: Mendidik Seni Untuk Paud