agreemove.lk.ipb.ac.idagreemove.lk.ipb.ac.id/.../2013/10/HASIL-KAJIAN-E-VOTE.docx · Web viewContoh...

5
UNIT KEGIATAN MAHASISWA AGRICULTURAL STUDENT GREEN MOVEMENT INSTITUT PERTANIAN BOGOR Gedung Student Center Lt. 2 Kampus IPB Darmaga – Bogor 16680 Email/facebook: [email protected] . Contact: Muhammad Wildan (083811067839) HASIL KAJIAN ELECTRONIC VOTE Narasumber: Jamiludin Sugito (Ketua KPR A tahun 2012) Dikaji oleh: Muhammad Wildan (H44110069) Nurul Amri (G24120034) Imam Safii (I14120071) Masayu Nur Ulfa (I14120104) Opal Priya Wening (F34130006) PEMINATAN ILMIAH LINGKUNGAN UKM AGREEMOVE IPB Pemilihan raya adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh perwakilan mahasiswa di KM IPB serta sarana pelaksanaan kedaulatan mahasiswa dalam KM IPB (UU Pemira KM IPB 2013 Bab 1 Ketentuan Umum pasal 1 ayat 8). Dalam pelaksanaannya, pemilihan raya (Pemira) belum dirasa sebagai kebutuhan. Hal ini dilihat dari angka partisipasi pemira yang belum mendominasi dari jumlah seluruh daftar pemilih. Contoh kasus di Faperta sendiri pada tahun 2011, hanya 48% mahasiswa Faperta yang menggunakan hak pilihnya. Hal ini tentu saja menyebabkan inefisiensi dalam penggunaan sumberdaya, baik berupa dana, kertas, waktu, tenaga, dan sumberdaya lainnya. Dari segi politik pun akan mempengaruhi kemampuan calon yang terpilih dari pemira, karena hanya dipilih sebagian dari jumlah total pemilih. Itu pun belum dikurangi jumlah suara dari rival tanding calon yang menang tersebut saat pemira. Hal inilah yang menyebabkan perlunya sebuah upaya inovatif dalam penghematan sumberdaya dalam proses pelaksanaan

Transcript of agreemove.lk.ipb.ac.idagreemove.lk.ipb.ac.id/.../2013/10/HASIL-KAJIAN-E-VOTE.docx · Web viewContoh...

Page 1: agreemove.lk.ipb.ac.idagreemove.lk.ipb.ac.id/.../2013/10/HASIL-KAJIAN-E-VOTE.docx · Web viewContoh kasus di Faperta sendiri pada tahun 2011, hanya 48% mahasiswa Faperta yang menggunakan

UNIT KEGIATAN MAHASISWAAGRICULTURAL STUDENT GREEN MOVEMENT

INSTITUT PERTANIAN BOGORGedung Student Center Lt. 2 Kampus IPB Darmaga – Bogor 16680

Email/facebook: [email protected]. Contact: Muhammad Wildan (083811067839)

HASIL KAJIANELECTRONIC VOTE

Narasumber: Jamiludin Sugito (Ketua KPR A tahun 2012)

Dikaji oleh: Muhammad Wildan (H44110069)

Nurul Amri (G24120034)Imam Safii (I14120071)

Masayu Nur Ulfa (I14120104)Opal Priya Wening (F34130006)

PEMINATAN ILMIAH LINGKUNGANUKM AGREEMOVE IPB

Pemilihan raya adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh perwakilan mahasiswa di KM IPB serta sarana pelaksanaan kedaulatan mahasiswa dalam KM IPB (UU Pemira KM IPB 2013 Bab 1 Ketentuan Umum pasal 1 ayat 8). Dalam pelaksanaannya, pemilihan raya (Pemira) belum dirasa sebagai kebutuhan. Hal ini dilihat dari angka partisipasi pemira yang belum mendominasi dari jumlah seluruh daftar pemilih. Contoh kasus di Faperta sendiri pada tahun 2011, hanya 48% mahasiswa Faperta yang menggunakan hak pilihnya. Hal ini tentu saja menyebabkan inefisiensi dalam penggunaan sumberdaya, baik berupa dana, kertas, waktu, tenaga, dan sumberdaya lainnya. Dari segi politik pun akan mempengaruhi kemampuan calon yang terpilih dari pemira, karena hanya dipilih sebagian dari jumlah total pemilih. Itu pun belum dikurangi jumlah suara dari rival tanding calon yang menang tersebut saat pemira.

Hal inilah yang menyebabkan perlunya sebuah upaya inovatif dalam penghematan sumberdaya dalam proses pelaksanaan Pemira. Electronic Vote adalah salah satu upaya dalam hal penghematan sumberdaya tersebut. Electronic vote sendiri dalam Pemira di IPB diinisiasi oleh Komisi Pemilihan Raya Faperta tahun 2012. Memang dalam awal proses menuju Pemira E-Vote sendiri banyak yang menentang. Mulai dari ketidakpercayaan pada sistem dan sumberdaya manusia, karena sistem ini merupakan sistem yang baru diberlakukan di Faperta dan bahkan IPB. Namun dalam hal pelaksanaannya kekhawatiran tersebut dapat dijawab dengan hasil dan tanggapan Pemira Faperta yang cukup memuaskan, meski masih banyak evaluasi tentang sistem ini. Evaluasi tersebut kini sudah diperbaiki di Pemira Faperta tahun 2013. Berikut sedikit ulasan tentang Electronic Vote (E-Vote) dengan sedikit studi kasus pada Pemira Faperta tahun 2012.

Tahapan menuju E-Vote

Page 2: agreemove.lk.ipb.ac.idagreemove.lk.ipb.ac.id/.../2013/10/HASIL-KAJIAN-E-VOTE.docx · Web viewContoh kasus di Faperta sendiri pada tahun 2011, hanya 48% mahasiswa Faperta yang menggunakan

UNIT KEGIATAN MAHASISWAAGRICULTURAL STUDENT GREEN MOVEMENT

INSTITUT PERTANIAN BOGORGedung Student Center Lt. 2 Kampus IPB Darmaga – Bogor 16680

Email/facebook: [email protected]. Contact: Muhammad Wildan (083811067839)

E-Vote berawal dari pikiran yang out of the box dan dapat dikatakan ekstrim, karena akan mencoba hal yang baru sama sekali di lingkungannya. Lalu mencoba mencari informasi tentang hal E-Vote ini, ternyata sudah banyak universitas di luar sana yang sudah berpikiran lebih maju dengan sistem E-Vote ini. Lalu dicobalah melakukan studi banding kepada salah satu universitas yang telah melakukan ini. Tim KPR Faperta sendiri melakukan studi banding ke Universitas Indonesia terkait E-Vote ini. Setelah studi banding tersebut, dibentuklah tim perumus E-Vote ini mulai dari 6 bulan sebelum Pemira. Tim ini bertugas mengkaji sistem dan teknis yang pas untuk E-Vote. Ditemukanlah produk aplikasi voting buatan salah satu mahasiswa Ilmu Komputer IPB. Kemudian produk dan sistem yang ada diuji coba pada sepuluh hari sebelum Pemira. Publikasi dan tanya jawab seputar sistem ini pun dilakukan jauh-jauh hari agar tidak ada kekhawatiran dan kebingungan tentang E-Vote ini. Publikasi dan tanya jawab dilakukan secara masiv dan interaktif, baik melalui buletin, media sosial, dan media lainnya. Hal terpenting dari tahapan ini adalah pentingnya mengangkat isu agar Pemira menjadi suatu kebutuhan bersama yang diinginkan dan analisis berkelanjutan agar kekurangan yang akan terjadi dapat diminimalisir. Analisis tersebut dapat berupa penjaringan aspirasi baik melalui kuisioner maupun diskusi interaktif di media sosial.

Keuntungan E-VotePenggunaan sistem E-vote tentu mempunyai beberapa keuntungan. Dari segi waktu,

keuntungan terlihat dari hasil pemira yang akan cepat diketahui. Hasil Pemira berupa nama calon yang menang akan segera diketahui sekitar 40 sampai 45 menit setelah Tempat Pemungutan suara ditutup. Hal ini dikarenakan data terhitung otomatis akibat input data yang sudah dilakukan. Kita tidak perlu pusing jika tiba-tiba listrik mati, karena aplikasi ini bisa meng-autosave data. Dengan demikian hal ini tentunya menghemat waktu dan tenaga sumberdaya manusia, karena dengan sistem Surat Suara tentu memerlukan acara penghitungan suara tersendiri yang harus sesuai dengan aturan yang telah disepakati sebelumnya. Oleh sebab itu, dari segi SDM, E-Vote lebih praktis karena semua sudah terotomatisasi dengan aplikasi voting tersebut, dengan kemungkinan error pengimputan data 1:1.000.000. Dari segi kepraktisan aturan, aturan berupa Surat Ketetapan E-Vote ini juga hanya 2 lembar, sedangkan sistem konvensional biasanya sampai berlembar-lembar. Dari segi lingkungan pun sudah jelas, sistem ini lebih hemat sumberdaya kertas karena lesspaper. Serta tidak perlu perlengkapan yang merepotkan seperti bilik suara, internet, dan lain sebagainya. Cukup bermodalkan laptop yang pasti sebagian besar mahasiswa mempunyainya serta aplikasi voting tersebut. Semuanya bermuara kepada keuntungan dari segi ekonomi. Pemira E-Vote menghemat hampir 50% dari anggaran yang dianggarkan oleh KPR Faperta. Sisa dana yang dihemat pun dapat dijadikan insentif kepada mahasiswa yang turut memilih. Insentif tersebut berupa pemberian makanan ringan kepada pemilih. Hal ini berimbas pada kenaikan persentase partisipan yang luar biasa dari tahun sebelumnya, yaitu naik dari 48% menjadi 62%. Dengan demikian sistem E-Vote ini memiliki keuntungan praktis, elegan, menarik, meriah, akurat, ramah lingkungan, dan aman dari para hacker.

Page 3: agreemove.lk.ipb.ac.idagreemove.lk.ipb.ac.id/.../2013/10/HASIL-KAJIAN-E-VOTE.docx · Web viewContoh kasus di Faperta sendiri pada tahun 2011, hanya 48% mahasiswa Faperta yang menggunakan

UNIT KEGIATAN MAHASISWAAGRICULTURAL STUDENT GREEN MOVEMENT

INSTITUT PERTANIAN BOGORGedung Student Center Lt. 2 Kampus IPB Darmaga – Bogor 16680

Email/facebook: [email protected]. Contact: Muhammad Wildan (083811067839)

Kesulitan teknis E-Vote saat Pemira Faperta 2012Kesulitan dan evaluasi yang dihadapi KPR Faperta pada saat memulai program ini

adalah membutuhkan laptop banyak, butuh SDM yang cukup, instalasi listrik yang sulit dijangkau dari bilik suara, input data yang cukup lama karena database mahasiswa yang cukup lama, mosi tidak percaya, dan kekhawatiran adanya kecurangan serta gangguan.

Solusi untuk Memperbaiki KesulitanSolusi yang diterapkan KPR Faperta baik saat tahun 2012 lalu hingga saat ini yaitu

untuk hal laptop yang membutuhkan spesifikasi khusus, sudah dilakukan penyederhanaan aplikasi voting dari pembuat yang sama dengan bentuk aplikasi yang lebih portable. SDM KPR dan PPR pun dilatih dan dijelaskan dari mulai sistem dan teknis oleh operator aplikasi voting agar kesalahan saat pelaksanaan Pemira dapat di minimalisir. Logistik pun harus dipersiapkan dari jauh-jauh hari agar semua kebutuhan logistik dapat terpenuhi sehingga Pemira berjalan dengan lancar. Penyederhanaan pengimputan data pun sedang dilakukan melalui pengembangan aplikasi voting tersebut. Sementara mosi tidak percaya diatasi dengan sosialisasi yang gencar dan interaktif, serta dilakukan dengan metode ‘jemput bola’ sehingga mahasiswa yang apatis dapat terangkul dan tertarik dengan sistem ini. Gangguan pun relatif minim, karena E-Vote ini adalah sistem offline. Sehingga minim gangguan dibandingkan dengan sistem online. Oleh sebab itu, perlu diluruskan bahwa E-Vote berbeda dengan Online Vote, sehingga tidak perlu terlalu tergantung dengan penyedia jasa internet atau LAN seperti Direktorat Integrasi Data dan Sistem Informasi misalnya. Cara untuk menghindari kecurangan juga dapat dengan menyumpah di bawah kitab suci, perangkat pemira dan operator yang mengerti aplikasi voting tersebut serta menjelaskan secara terbuka sistem yang akan bekerja di E-Vote ini kepada tim sukses, calon ketua BEM, serta mahasiswa umum. Langkah-langkah ini membuat E-Vote hampir tidak mempunyai kerugian dari pihak panitia.

SimpulanElectronic Vote adalah cara yang modern serta tepat dalam menanggulangi berbagai

kekurangan dalam sistem Pemira Surat Suara. Sebagai World Class University, tentunya IPB harus didukung dengan pemikiran dan perilaku mahasiswanya yang memanfaatkan kemajuan teknologi yang sudah ada, aplikasi E-Vote buatan mahasiswa Ilkom ini misalnya. Serta sudah seharusnya setiap kegiatan yang kita lakukan harus diarahkan kepada hal yang turut menjaga kelestarian sumberdaya alam, seperti misalnya pohon yang merupakan bahan baku kertas. Sudah sepantasnya kita mengefisienkan penggunaan kertas untuk hal-hal lain yang lebih diprioritaskan sesuai prinsip High and Best Use. Besar harapan mahasiswa IPB, agar Pemira ke depannya menganut sistem E-Vote ini agar Lesspaper.

Salam Hijau!