لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam...

55
1 Ahwalul Musliminal Yaum (Realita Umat Islam Hari Ini) Diakui atau tidak, fakta menunjukkan bahwa kaum muslimin saat ini sedang dilanda berbagai kelemahan. Hal inilah kemudian yang menyebabkan umat Islam hari ini belum mampu tampil sebagai masyarakat ideal seperti yang dicita-citakan, yaitu menjadi khairu ummah, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta‘ala, ِ وفُ سْ عَ ْ اِ بَ ونُ سُ مْ إَ جِ اضّ لىِ لْ ذَ حِ سْ دُ ؤٍ تّ مُ ؤَ رْ حَ دْ مُ خْ ىُ هِ ّ اِ بَ ىنُ ىِ مْ اُ جَ وِ سَ ىْ ىُ ْ اِ َ عَ نْ ىَ هْ نَ جَ و―Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.‖ (QS. Ali Imran: 110) Kelemahan muslimin (dha‘ful muslimin) pada saat ini meliputi beberapa aspek: Pertama, aspek aqidah (aqidatan). Tidak sedikit dari umat Islam saat ini yang masih awam terhadap prinsip-prinsip aqidah Islam; hal ini menyebabkan keterikatan mereka terhadap Islam demikian longgar. Kecintaan, kesetiaan, pembelaan, kebanggaan, dan komitmen terhadap Islam belum terbangun dengan kokoh di dalam diri mereka; Begitupula kebencian, pemutusan hubungan, perlawanan, pengingkaran, dan penyelisihan mereka terhadap nilai-nilai yang bertentangan dengan kebenaran belum terpatri kuat dalam jiwa mereka. Padahal Rasulullah shalallahu ‗alaihi wa sallam bersabda, ِ يِ فُ ؼْ ؼُ البَ ، وِ يِ فْ بُ حْ الَ ، وِ يِ فُ اةَ ادَ عُ ْ اَ ، وِ يِ فُ ةَ َ ىُ ْ ِ انَ مْ ِ ْ يَ سُ عُ مَ زْ وَ ؤ―Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan permusuhan karena Allah, mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.‖ (HR. Ath-Thabrani dalam Mu‘jamul Kabir [no.11537], lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah [IV/306, no. 1728]) Kelemahan aspek aqidah juga terlihat dari masih maraknya fenomena kemusyrikan seperti: praktek ramal, dukun, dan sihir. Selain itu, muncul pula pendangkalan aqidah melalui penyebaran faham atheisme, pluralisme, liberalisme, dan aliran-aliran sesat. Oleh karena itu para da‘i hendaknya dapat memperhatikan dengan sungguh-sungguh upaya pengokohan pemahaman serta pengamalan umat terhadap aqidah yang benar, khususnya adalah pengokohan pemahaman dan pengamalan rukun iman serta rukun Islam. Kedua, aspek tarbiyah/pendidikan (tarbiyatan) Kegiatan pembinaan dan pendidikan Islam saat ini seringkali kurang diprioritaskan oleh umat. Sementara itu secara umum pelaksanaan pendidikan Islam secara formal maupun informal masih jauh dari ideal, sehingga umat Islam belum bisa memahami ajaran agamanya secara utuh dan menyeluruh. Tidak sedikit diantara mereka yang mengenal dan mengamalkan serta berinteraksi dengan ajaran Islam hanya dalam aspek-aspek dan momentum yang terbatas. Contoh: saat kelahiran bayi, saat khitanan, saat syukuran, saat pernikahan, dan saat kematian. Lemahnya aspek tarbiyah menyebabkan sebagian umat Islam hari ini lebih fokus dan terkonsentrasi pada urusan-urusan pemenuhan kebutuhan materi. Hal-hal yang bersifat

Transcript of لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam...

Page 1: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

1

Ahwalul Musliminal Yaum (Realita Umat Islam Hari Ini)

Diakui atau tidak, fakta menunjukkan bahwa kaum muslimin saat ini sedang dilanda berbagai

kelemahan. Hal inilah kemudian yang menyebabkan umat Islam hari ini belum mampu

tampil sebagai masyarakat ideal seperti yang dicita-citakan, yaitu menjadi khairu ummah,

sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta‘ala,

عسوف مسون بال

إاض ج سحذ للى

د

ت ؤ م

حر ؤ

ىخم د

ه

مىىن بالل

اس وج

ىى

ال نهىن ع

وج

―Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang

ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.‖ (QS. Ali Imran: 110)

Kelemahan muslimin (dha‘ful muslimin) pada saat ini meliputi beberapa aspek:

Pertama, aspek aqidah (aqidatan).

Tidak sedikit dari umat Islam saat ini yang masih awam terhadap prinsip-prinsip aqidah

Islam; hal ini menyebabkan keterikatan mereka terhadap Islam demikian longgar. Kecintaan,

kesetiaan, pembelaan, kebanggaan, dan komitmen terhadap Islam belum terbangun dengan

kokoh di dalam diri mereka; Begitupula kebencian, pemutusan hubungan, perlawanan,

pengingkaran, dan penyelisihan mereka terhadap nilai-nilai yang bertentangan dengan

kebenaran belum terpatri kuat dalam jiwa mereka. Padahal Rasulullah shalallahu ‗alaihi wa

sallam bersabda,

ؼ في هللا حب في هللا، والبؼ

في هللا، وال

عاداة

في هللا، وال

ةىالا

مان:ال

م عسي لاوز ؤ

―Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan permusuhan karena Allah,

mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.‖ (HR. Ath-Thabrani dalam Mu‘jamul

Kabir [no.11537], lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah [IV/306, no. 1728])

Kelemahan aspek aqidah juga terlihat dari masih maraknya fenomena kemusyrikan seperti:

praktek ramal, dukun, dan sihir. Selain itu, muncul pula pendangkalan aqidah melalui

penyebaran faham atheisme, pluralisme, liberalisme, dan aliran-aliran sesat.

Oleh karena itu para da‘i hendaknya dapat memperhatikan dengan sungguh-sungguh upaya

pengokohan pemahaman serta pengamalan umat terhadap aqidah yang benar, khususnya

adalah pengokohan pemahaman dan pengamalan rukun iman serta rukun Islam.

Kedua, aspek tarbiyah/pendidikan (tarbiyatan)

Kegiatan pembinaan dan pendidikan Islam saat ini seringkali kurang diprioritaskan oleh

umat. Sementara itu secara umum pelaksanaan pendidikan Islam secara formal maupun

informal masih jauh dari ideal, sehingga umat Islam belum bisa memahami ajaran agamanya

secara utuh dan menyeluruh. Tidak sedikit diantara mereka yang mengenal dan mengamalkan

serta berinteraksi dengan ajaran Islam hanya dalam aspek-aspek dan momentum yang

terbatas. Contoh: saat kelahiran bayi, saat khitanan, saat syukuran, saat pernikahan, dan saat

kematian.

Lemahnya aspek tarbiyah menyebabkan sebagian umat Islam hari ini lebih fokus dan

terkonsentrasi pada urusan-urusan pemenuhan kebutuhan materi. Hal-hal yang bersifat

Page 2: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

2

spiritual kadangkala terlupakan dan bahkan diabaikan. Inilah mungkin yang menyebabkan

umat Islam ditimpa penyakit al-wahn (kelemahan), sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah

shallallahu ‗alaihi wa sallam,

ىمئر ت بىا كل وم

طعتها" ا

ى ك

بل

تلوداعى ألا

ما ج

مم ه

م ألا

ى داعى عل

ن ج

ؤ ىش : "بل ا

هللا؟ ك ا زطى

ل: وما ال " ك ىه

م ال

بى ص

د ه

ل، وك اء الظ

ثؼاء ه

ثم ػ

ى ىى

ثحرون، ول

ىمئره م

ى : اه ا

؟ ك

الل ازطى ىه

ىث ال

ت ساه

ا وه

"حب الده

―Kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang berebut

melahap isi mangkok.‖ Para sahabat bertanya: ―Apakah saat itu jumlah kami sedikit ya

Rasulullah?‖ Beliau menjawab: ―Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi

seperti buih air bah dan kalian ditimpa penyakit wahn.‖ Mereka bertanya lagi: ―Apakah

penyakit wahn itu ya Rasulullah?‖ Beliau menjawab: ―Terlalu cinta dunia dan takut kepada

mati‖ (HR. Abu Daud).

Ketiga, aspek konsep pemikiran/cara pandang/ideologi (tsaqafiyyatan).

Banyak diantara umat Islam yang saat ini cenderung tidak ber-tsaqafah Islamiyah; yakni

berpandangan hidup, berpola pikir dan berideologi yang sesuai dengan aqidah Islam.

Supremasi pemikiran Islam di tengah-tengah umat belum terwujud secara ideal. Umat Islam

belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya.

Bahkan, yang terjadi adalah munculnya sikap mengekor (taqlid) dan ikut-ikutan (imma‘ah)

terhadap tsaqafah umat/bangsa lain yang tidak selalu sesuai dengan tasaqafah Islamiyah.

Tentang sikap taqlid, Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

ل ها ، شبرا بشبر وذزاعا برزاع . ف

بللسون ك

ر ال

د

تى بإ م

ؤرد

إى ج حت

اعت لىم الظ

جازض ال

ف ه

الل ا زطى ل

وم ا

لوم . ف والس ئ

ول ؤاض بال الى

―Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal

demi sejengkal, sehasta demi sehasta.‖ Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -

shallallahu ‗alaihi wa sallam-, ―Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?‖

Beliau menjawab, ―Selain mereka, lantas siapa lagi?― (HR. Bukhari no. 7319)

Dari Abu Sa‘id Al Khudri radhiyallahu ‗anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu

‗alaihi wa sallam bersabda,

ك م ر

ن ال

طج بع

خدا ل ىا

لبعخمىهم , ك ج

ىا فى جحس غب ال

لى دد

ى ل م شبرا بشبر وذزاعا برزاع حت

بلى

م : ف ا

طازي ك يهىد والى

آل

الل زطى

―Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal

dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang

dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.‖ Kami (para

sahabat) berkata, ―Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan

Nashrani?‖ Beliau menjawab, ―Lantas siapa lagi?‖ (HR. Muslim no. 2669)

Page 3: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

3

Imam Nawawi –rahimahullah– ketika menjelaskan hadits di atas menjelaskan, ―Yang

dimaksud dengan syibr (sejengkal) dan dzira‘ (hasta) serta lubang dhab (lubang hewan tanah

yang penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum muslimin sangat mirip

sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashrani. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam

kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam hal-hal kekafiran mereka yang

diikuti. Perkataan beliau ini adalah suatu mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau katakan

telah terjadi saat-saat ini.‖ (Syarh Muslim, 16: 219)1

Sedangkan tentang sikap imma‘ah Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

ىن لىل

جعت ىا بم

ىه

ي جاض ال الى حظ

م بن ؤ

فظى

هىىا ؤ

وؾ ى

مىا ول

لمىا ق

لا وبن ق حظى

اض ؤ الى حظ

بن ؤ

لمىا ك

جال

طاءوا ف

حظىىا وبن ؤ

ن ج

ا «. ؤ

هر م

ه بال

عسف

وسب ال

ػ حظ

ا حدث

ى هر بى عس

ؤ ا

ىحه ك

.ال

―Janganlah kamu menjadi orang yang tidak punyai sikap. Bila orang melakukan kebaikan

maka aku pun melakukannya. Namun bila orang melakukan keburukan maka aku pun ikut

melakukannya juga. Akan tetapi tempatkanlah diri kalian! Jika orang melakukan kebaikan

maka aku melakukannya. Namun jika orang melakukan keburukan maka aku tinggalkan

sikap buruk mereka.‖ (HR. Tirmidzi)

Tentang imma‘ah Ibnu Mas‘ud radhiyallahu ‗anhu berkata,

عت م بم

حده

ؤ

ىه

ي ال

―Janganlah seorang diantara kalian menjadi imma‘ah.‖

Lalu ada yang bertanya:

؟عت وما لام

―Apa itu Imma‘ah?‖

Ibnu Mas‘ud menjawab:

ل زح جسي مع و

―Mengikuti semua angin yang bertiup.‖2

Seharusnya, sebagai umat yang memiliki way of life (manhajul hayah) yang sempurna,

mereka harus komitmen dengan segala sesuatu yang bersumber dari ajaran Islam. Mencakup

aspek keyakinan (al-i‘tiqadi), moral (al-akhlaki), sikap (as-suluki), perasaan (as-syu‘uri),

pendidikan (at-tarbawi), kemasyarakatan (al-ijtima‘i), politik (as-siyasi), ekonomi (al-

iqtishadi), militer (al-‗askari), dan hukum (al-jina‘i).

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam sejak awal telah mencontohkan tentang pentingnya

menjaga kemurnian tsaqafah para pengikutnya. Telah diriwayatkan secara shahih bahwa

beliau sangat marah ketika melihat Umar bin Khatthab memegang lembaran yang di

dalamnya terdapat beberapa potongan ayat Taurat, beliau berkata,

1 Dikutip dari: https://rumaysho.com/3076-mengikuti-gaya-orang-kafir-tasyabbuh.html 2 Ghoribul Hadist: Jilid 4, hal: 49 (dikutip dari: jendelasunnah.com)

Page 4: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

4

ا ما وطعه خي حى ؤ ان مىس

ى و

؟ ل

ت ل

ػاء ه م آث بها ب

لاب ؟ ؤ

ؿ

خ

ال ا اب ذ

ه ؤ

في ش

باعي ؤ

اج

بال .

―Apakah engkau masih ragu wahai Ibnul Khatthab? Bukankah aku telah membawa agama

yang putih bersih? Sekiranya saudaraku Musa (‗alaihis salam) hidup sekarang ini maka

tidak ada keluasan baginya kecuali mengikuti (syariat)ku.‖ (HR. Ahmad, Ad-Darimi dan

lainnya).

Keempat, aspek dakwah (da‘watan)

Setali tiga uang dengan aspek tarbiyah, aspek dakwah pun mengalami kelemahan; hari ini

kegiatan dakwah nyaris hanya sekedar menjadi entertainment yang tunduk kepada selera

pasar. Kegiatan dakwah seringkali dilakukan serampangan tanpa konsep, tahapan, dan

prioritas yang jelas.

Sementara itu, kebudayaan manusia terus berkembang secara dinamis dipengaruhi oleh

berbagai nilai, norma, dan aturan-aturan serta hukum yang tumbuh di tengah-tengah mereka.

Arus pemikiran dan gaya hidup mengalir deras tak terbendung; jahiliyyah modern tampil

dengan berbagai kemasan yang menggiurkan dan semakin canggih. Sementara itu kita

melihat fenomena para da‘i masih lemah dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Islam dalam

kehidupan kekinian.

Mari kita mengambil hikmah dan manfaat dari apa yang disampaikan Amin Rais. Ia

menawarkan 5 ‗pekerjaan rumah‘ yang perlu diselesaikan oleh umat berkenaan dengan

dakwah di era informasi saat ini agar dakwah tetap relevan, efektif, dan produktif:3

1. Perlu ada pengkaderan yang serius untuk memproduksi juru-juru dakwah dengan

pembagian kerja yang rapi. Ilmu tabligh belaka tidak cukup untuk mendukung proses

dakwah, melainkan diperlukan pula berbagai penguasaan dalam ilmu-ilmu teknologi

informasi yang paling mutakhir.

2. Setiap organisasi Islam yang berminat dalam tugas-tugas dakwah perlu membangun

laboratorium dakwah. Dari hasil ―Labda‖ ini akan dapat diketahui masalah-masalah

riil di lapangan, agar jelas apa yang akan dilakukan.

3. Proses dakwah tidak boleh lagi terbatas pada dakwah bil-lisan, tapi harus diperluas

dengan dakwah bil-hal, bil-kitaabah (lewat tulisan), bil-hikmah (dalam arti politik),

bil-iqtishadiyah (ekonomi), dan sebagainya. Yang jelas, actions,speak louder than

word.

4. Media massa cetak dan terutama media elektronik harus dipikirkan sekarang juga.

Media elektronik yang dapat menjadi wahana atau sarana dakwah perlu dimiliki oleh

umat Islam. Bila udara Indonesia di masa depan dipenuhi oleh pesan-

pesan agama lain dan sepi dari pesan-pesan Islami, maka sudah tentu keadaan seperti

ini tidak menguntungkan bagi peningkatan dakwah Islam di tanah air.

5. Merebut remaja Indonesia adalah tugas dakwah Islam jangka panjang. Anak-anak dan

para remaja kita adalah aset yang tak ternilai. Mereka wajib kita selamatkan dari

pengikisan aqidah yang terjadi akibat ‗invasi‘ nilai-nilai non islami ke dalam jantung

berbagai komunitas Islam di Indonesia. Bila anak-anak dan remaja kita memiliki

3 Dr. H. M. Amien Rais,MA. dalam bukunya Moralitas Politik Muhammadiyah

Page 5: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

5

benteng tangguh (al-hususn al-hamidiyyah) dalam era globalisasi dan informasi

sekarang ini, insya Allah masa depan dakwah kita akan tetap ceria.

Kelima, aspek organisasi (tandziman)

Tandzim (organisasi) yang dimaksud adalah organisasi dalam arti kesatuan individu dalam

komunitas untuk tujuan tertentu; maupun organisasi dalam arti kelompok kerja sama antara

orang-orang atau komunitas yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam aspek tandzim dengan pengertian seperti di atas, umat Islam pun mengalami

kelemahan. Beragamnya tandzim (organisasi) seharusnya melahirkan sikap fastabiqul khairat

dan atau sinergi yang memunculkan berbagai macam kemaslahatan, namun yang terjadi saat

ini justru adalah munculnya fenomena tafarruq (perpecahan) yang menyebabkan semakin

lemahnya perjuangan.

Padahal fenomena seperti itu seharusnya dapat dihindari oleh umat Islam sejauh-jauhnya,

karena Allah Ta‘ala berfirman,

ىاك س

ف حمعا وال ج

واعخطمىا بحبل الل

―Dan berpegang-teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu

bercerai berai.‖ (QS. Ali-Imran: 103).

ان مسضىص هم بي ن

إا و ىن في طبله ضف

اجل

ل ر

حب ال

بن الل

―Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang

teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.‖ (QS. As-Shaf: 4)

ابس مع الط

م واضبروا بن اللهب زحى

رىا وج

لخفش

ىاشعىا ف

ج

ه وال

وزطىل

ؾعىا الل

وؤ

―Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang

menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya

Allah beserta orang-orang yang sabar.‖ (QS. Al-Anfal: 46)

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

د بع ش ان

بيال و م

ما

لل م

ا ضابعه ال

بحن ؤ ب

وش

ػه بعػا .

―Seorang mu'min terhadap mu'min yang lain, ibarat sebuah bangunan yang sebagiannya

mengokohkan bagian yang lain‖ (dan beliau saw. menjalinkan antara jari-jarinya.)‖

(Muttafaq 'alaih).

Keenam, aspek akhlak (akhlakan)

Secara umum akhlak/moralitas sebagian kaum muslimin pada saat ini berada dalam

kelemahan, dalam arti masih jauh dari nilai-nilai ideal yang diajarkan oleh ajaran Islam.

Tidak sedikit diantara umat Islam saat ini yang terjangkit budaya permissivisme (paham serba

boleh), hedonisme (paham memburu kelezatan materi), gemar bersenang-senang, melepaskan

insting tanpa kendali, berlebih-lebihan dalam memuaskan kesenangan perut, meninggalkan

nilai-nilai kesopanan, kesantunan, dan rasa malu dari kalangan pria maupun wanita.

Page 6: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

6

*****

Ad-da’watul Harakiyyatus Syamilah

Umat Islam dan para da‘i yang telah menyadari realita ini, hendaknya bahu membahu

melakukan upaya perbaikan (al-ishlah) dengan melakukan pergerakan dakwah yang

menyeluruh (ad-da‘watul harakiyyatus syamilah) yang memiliki karakter sebagai berikut.

Pertama, rabbani (ar-rabbaniyyah).

Dakwah rabbani yang dimaksud adalah dakwah yang digulirkan harus benar-benar bertujuan

dan berorientasi ketuhanan; bukan untuk mendapatkan keuntungan materi, popularitas, pujian

manusia, atau jabatan.

Allah Ta‘ala berfirman,

حن عال

سي لل

ذه

حسا بن هى بال

ه ؤ م عل

ىلطإ

ؤ

ل ال

ك

―Katakanlah: ‗Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Qur‘an)." Al-

Qur‘an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.‘‖ (QS. Al-An‘am: 90)

ىن علل

ح

ال

فسوي ؤ

ؿ

ري ف

ى ال

عل

حسي بال

حسا بن ؤ

ه ؤ م عل

ىلطإ

ؤ

ىم ال

ا ك

―Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain

hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?"

(QS. Hud: 51)

Karakter da‘i rabbani (para da‘i yang berorientasi ketuhanan) disebutkan dalam firman Allah

Ta‘ala berikut ini,

ىخم حن بما ه

اه ىا زبىه

دزطىن و

ىخم ج

ىخاب وبما ه

مىن ال

عل

ح

"Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab

dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.‖ (QS. Ali Imran, 3: 79)

Diantara makna Rabbani adalah faqih (orang yang memiliki pemahaman) dan ulama

(berpengetahuan) sebagaimana disebutkan di dalam Tafsir At-Thabari.

Kedua, konsepsional (al-manhajiyyah).

Artinya, dakwah yang diserukan harus benar-benar berpedoman dan berpanduan kepada

kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam. Allah Ta‘ala berfirman,

ال ا م

ه وما ؤ

بعجي وطبحان الل اج ا وم

هى بطحرة ؤ

عل

ى الل

دعى بل

ل هره طبلي ؤ

سهحن ك

ش

―Katakanlah: ‗Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak

(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk

orang-orang yang musyrik‘‖ (QS. Yusuf: 108)

حظىت ت ال

ىعك

مت وال

حى

بال ى طبل زب

ادع بل

Page 7: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

7

―Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.‖ (QS.

An-Nahl: 125)

Ustadz Irwan Prayitno menjelaskan tentang karakter dakwah yang manhajiyyah sebagai

berikut: ―Kemudian dari panduan ini (Al-Qur‘an dan sunnah, red.) kita mempertimbangkan

keadaan lokal seperti situasi, kondisi, keadaan, peristiwa dan sikap yang muncul sehingga

muncul fiqhud dakwah yang dapat dijalankan di tempat tertentu. Minhaj yang jelas akan

membawa kepada jalan yang jelas dan juga akan membawa kita kepada tujuan yang benar

sehingga Allah meridhainya.‖4

Ketiga, bertahap (al-marhaliyyah).

Kebertahapan dalam dakwah adalah karakter yang sangat penting untuk dijaga. Hal ini

diantaranya tergambar dari apa yang disampaikan oleh Aisyah radhiyallahu ‗anha berikut ini.

ما ه و

ؤ ص

ما ه ص به

م ه

طال

ى لا

اض بل اب الى

ا ز

ى بذ از حت ت والى جى

س ال

ل فيها ذه ط

ف ال م

مىه طىزة ص

ى ه

بدا ول

مس ؤ

خ

دع ال

ه

ىا ال

اللمس ل

خ

سبىا ال

ش

ح

يء ال

ش و

ؤ ص

ى ه

حسام ول

وال

حال

دع ص ال

ه

ىا ال

اللىا ل

صه ج

ال

عب بل ل ؤت جاز

ي ل

م وبو

ه وطل عل

ى الل

د ضل ى محم

عل

ت بمى ص

د ه

لبدا ل

ا ؤ

ه الص

اعت مىعدهم والظ

اعت الظ

سة وابل

ال

ذ طىزة

صلمس وما ه

ى وؤ

ده

ا عىده ؤ

ه وؤ

ظاء بال

لي

―Sesungguhnya yang pertama-tama kali turun darinya (Al-Qur‘an) adalah surat Al-

Mufashshal yang di dalamnya disebutkan tentang surga dan neraka. Dan ketika manusia

telah condong ke Islam, maka turunlah kemudian ayat-ayat tentang halal dan haram.

Sekiranya yang pertama kali turun adalah ayat, 'Janganlah kalian minum khamer.' Niscaya

mereka akan mengatakan, 'Sekali-kali kami tidak akan bisa meninggalkan khamer selama-

lamanya.' Dan sekiranya juga yang pertamakali turun adalah ayat, "Janganlah kalian

berzina..' niscaya mereka akan berkomentar, 'Kami tidak akan meniggalkan zina selama-

lamanya.' Ayat yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Makkah

yang pada saat itu aku masih anak-anak adalah: 'Bal As Saa'atu Mau'iduhum Was Saa'atu

Adhaa Wa Amarr.(QS. Al-Qamar: 46).' Dan tidaklah surat Al Baqarah dan An Nisa` kecuali

aku berada di sisi beliau." (HR. Bukhari).

Tentang marhaliyyah (kebertahapan) ini ada prinsip dan pemahaman dasar yang harus

dipahami, yaitu bahwa aspek aqidah dan ibadah harus diaplikasikan sekaligus. Sedangkan

syariat, penyampaiannya kepada manusia dan aplikasinya pada realitas kehidupan itu

bertahap. Sebagaimana ‗tali Islam‘ itu bisa terurai ikatan demi ikatan5—maksudnya bertahap,

maka begitu juga upaya kembali kepadanya juga harus bertahap.

Menggiring manusia untuk bergabung lagi di bawah panji Islam, yang mengatur semua aspek

kehidupan manusia itu menuntut langkah bertahap dalam penerapannya. Tidak dikatakan

4 Kepribadian Da’i, Irwan Prayitno, hal. 158. 5 Hal ini merujuk pada hadits berikut ini,

، عسوة

م عسوة

عسي لاطال ػ

خىل

ل

ال الط م ، وآدسه

حى

لػا ال

ه ه

ل وإليها ف

تي ج

اض بال الى

ث ب

ش

حخلػذ عسوة

ما اه

لي ف

ة

“Ikatan Islam akan terurai satu demi satu, setiap kali lepas satu ikatan, manusia beralih kepada simpul yang lain. Simpul yang pertama kali

lepas adalah hukum dan yang terakhir adalah sholat.” (HR Ahmad dinyatakan shahih oleh Syeikh Al-Albani )

Page 8: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

8

bahwa prinsip bertahap itu telah terhenti setelah terhentinya wahyu dan disempurnakannya

agama. Karena yang menjadi masalah bukan pentahapan dalam penetapan hukum syariat,

melainkan dalam penerapannya. Tanpa pentahapan, berbagai maslahat tidak dapat

diwujudkan, terjadi kesulitan, dan semua manusia akan berpaling dari syariat.6

Keempat, memperhatikan prioritas (al-aulawiyyah).

Dakwah yang benar pasti memperhatikan aulawiyyah (prioritas), yakni memperhatikan hal

penting mana yang harus didahulukan dan mana yang harus diakhirkan; memprioritaskan

perkara pokok di atas perkara cabang, perkara fardhu di atas perkara sunnah atau nawafil,

perkara fardhu ‗ain di atas fardhu kifayah, perkara hak masyarakat di atas hak individu,

perkara loyalitas kepada kepentingan umat di atas loyalitas kepada kepentingan keluarga atau

kelompok, dan lain-lain.7

Kelima, kekinian (al-waqi‘iyyah).

Dakwah Islam hendaknya mampu menampilkan fleksibelitas di hadapan dinamika kehidupan

yang terus berkembang; sehingga dapat mensikapi realita atau kekiniaan dengan tepat. Tentu

saja hal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip dan rambu-rambu yang

telah digariskan di dalam manhaj asasi, yaitu Al-Qur‘an dan sunnah. Tsabat (pasti, tetap,

stabil, kokoh, mantap, mapan, permanen, tidak berubah) dalam hal sasaran dan tujuan,

sementara murunah (lentur, luwes, dan fleksibel) dalam hal sarana (wasilah) dan cara/teknik

(uslub); tsabat dalam hal kaidah-kaidah fundamental (pokok), sementara murunah dalam

furu‘ dan masalah-masalah juz‘iyyat (bagian-bagian/cabang); tsabat dalam hal nilai-nilai din

dan akhlak, sementara murunah dalam hal-hal keduniaan dan ilmu.8

Menegakkan dakwah yang waqi‘iyyah sebenarnya adalah bagian dari implementasi ajaran

Islam yang memiliki karakter waqi‘iyyah, yakni sejalan dengan realita, situasi, dan kondisi

manusia. Dengan karakternya ini ajaran Islam tidak pernah memerangi fitrah manusia; tidak

pernah mengabaikan kondisi dan kemampuan manusia yang berbeda sehingga ada berbagai

rukhshah (keringanan) di dalam agama; tidak pernah melarang apa yang benar-benar

dibutuhkan manusia, dan Islam tidak pernah menutup mata dari berbagai kondisi darurat

yang dialami manusia.

Dengan memperhatikan karakter ini, maka nilai-nilai Islam menjadi kontekstual dan mampu

menjawab berbagai problematika masyarakat.

Keenam, seimbang (al-mutawazinah).

Dakwah Islam yang harus ditegakkan adalah dakwah yang memperhatikan seluruh aspek

kehidupan manusia secara seimbang; lahir dan batin, jasmani dan rohani, serta material dan

spiritual. Karena Islam bukanlah agama yang memisahkan antara urusan batin, rohani, atau

spiritual, dengan urusan lahir, jasmani, dan material. Islam tidak menerima sikap ghuluw

(berlebih-lebihan) dalam memperhatikan satu aspek, dan membuang aspek yang lainnya.

Sikap tawazzun tergambar dari hadits Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam berikut ini,

6 Lihat: Visi Peradaban Komprehensif Al-Ikhwan Al-Muslimun, Maktaba Syameela, hal. 24. 7 Pembahasan lengkap mengenai prioritas ini silahkan merujuk ke buku Fiqih Aulawiyat Syaikh Yusuf Al-Qaradawi. 8 Khashaisul Islam, Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi, terjemah Rofi’ Munawwar, hal. 242

Page 9: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

9

مال ع ب

وبى –هنع هللا ىضر –ؤ شواج الى

ىث ؤ ى ب

ـ بل زه

تزال حاء ز لى بى –ملسو هيلع هللا ىلص – عبادة الى ىن ع

لظإ ملسو هيلع هللا ىلص –

بى – الى م ح ه

ىا وؤ

اللىها ف

اللهم ج ن

إبروا و

د

ا ؤ م

لس . –ملسو هيلع هللا ىلص –ف د

إبه وما ج

ه ذ م م د

له ما ج

فس ل

د ػ

ك

بدا . وك

ل ؤ ى الل

ضل

ى ؤ

ةوا ف

ها ؤ م

حدهم ؤ

ؤ ا

ك ز

عت

ا ؤ

هس ؤ

آد ا

ؿس . وك

ف ؤهس وال ضىم الد

ا ؤ

هس ؤ

آد ا

الل جاء زطىبدا . ف

ج ؤ صو

ج ؤال

ظاء ف

–ملسو هيلع هللا ىلص –الي ا

لم » ف

اه

ش

دى أل

بو

ما والل

ا ؤ

را وه

رخم ه

ل ك ر

خم ال

ه ؤ

زػب ع مظاء ، ف

ج الي صو

جد وؤ

زك

ى وؤ

ضل

ؿس ، وؤ

فضىم وؤ

ى ؤ ىج

ه ، ل

م ل

اه

لج وؤ

ى لل ع مج ل

تى ف زواه « طى

البذازي

Anas bin Malik r.a. berkata: ―Ada tiga orang yang mendatangi rumah-rumah istri Nabi

shallallahu ‗alaihi wa sallam menanyakan ibadah Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam. Maka

tatkala diberitahu, mereka merasa seakan-akan (ibadah mereka) tidak berarti (sangat

sedikit). Mereka berkata: ‗Di mana posisi kami dari Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam,

padahal beliau telah diampuni dosa-dosanya baik yang lalu maupun yang akan datang.‘

Salah satu mereka berkata: ‗Saya akan qiyamul lail selama-lamanya.‘ Yang lain berkata:

‗Aku akan puasa selamanya.‘ Dan yang lain berkata: ‗Aku akan menghindari wanita, aku

tidak akan pernah menikah.‘ Lalu datanglah Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam seraya

bersabda: ‗Kaliankah yang bicara ini dan itu, demi Allah, sungguh aku yang paling takut

dan yang paling takwa kepada Allah. Akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat, aku

tidur, dan aku juga menikah. Barang siapa yang benci terhadap sunnahku, maka ia tidak

termasuk golonganku.‘‖ (HR. Al-Bukhari).

Renungkan pula hadits ‗Abdullah bin ‗Amr bin al ‗Ash radhiyallahu anhuma berikut ini,

ب

عبد الل م : عه وطل ى هللا عل

ضل

الل لي زطى ا

العاص اهنع هللا يضر ، ك »عمسو ب ه

بر ؤ

د

م ؤ

ل، ؤ

ا عبد الل

ل؟ لىم اللهاز، وج طىم الن

: « ج ا

ك

الل ا زطى ى

ذ: بل

لل

»، ف

فعل ضم وؤ

جال

ةن ف

م، ف

م وه

ؿس، وك

ف

ا، وبن لصوزن عل حل عل ا، وبن لصوح حل عل ى ا، وبن لع حل ا، وبن لجظدن عل حل

ل حظ بي

ةن ل

ام، ف

ؤتزال

هس ز

ل ش

طىم و

ن ج

ؤ ه بحظب

لهس و ام الد ض ل

ةن ذ

الها، ف

مث

س ؤ

، « ىت عش

: ا كة ى

حد ك

ي ؤ

بو

الل ا زطى ذ:

لي ك

د عل د

ش

دث، ف د

ش

»ف

م، وال

ال ه الظ داود عل

بي الل

ام ه طم ض

ف

ه صد علذ: وم « ج

ل: ، ك ا

م؟ ك

ال ه الظ داود عل

بي الل

ام ه ان ض

هس »ا و الد

« هطف لى

ان عبد الل

ي، ف

م ه وطل ى هللا عل

بي ضل

الىطت

ذ زد

بلخجي ك

ا ل بر:

بعد ما ه

Dari ‗Abdullah bin ‗Amr bin al ‗Ash Radhiyallahu anhuma, ia berkata, ―Rasûlullâh

Shallallahu ‗alaihi wa sallam bertanya kepadaku, ―Wahai ‗Abdullah, apakah benar

berita bahwa engkau berpuasa di waktu siang lalu shalat malam sepanjang malam?‖ Saya

menjawab, ―Benar, wahai Rasûlullâh‖. Beliau shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

―Janganlah engkau lakukan itu, tetapi berpuasa dan berbukalah! Shalat malam dan tidurlah!

karena badanmu memiliki hak yang harus engkau tunaikan, matamu punya hak atasmu,

isterimu punya hak atasmu, dan tamumu pun punya hak yang harus engkau tunaikan.

Cukuplah bila engkau berpuasa selama tiga hari setiap bulan, karena setiap kebaikan akan

Page 10: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

10

dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa dan itu berarti engkau telah melaksanakan

puasa sepanjang tahun‖. Kemudian saya meminta tambahan, lalu Beliau menambahkannya.

Saya mengatakan, ―Wahai Rasûlullâh, saya merasa diriku memiliki kemampuan‖. Maka

Beliau shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda, ―Berpuasalah dengan puasanya Nabi Allâh

Dawud alaihissallam dan jangan engkau tambah lebih dari itu‖. Saya bertanya,

―Bagaimanakah cara puasanya Nabi Dawud Alaihissallam?‖ Beliau Shallallahu ‗alaihi wa

sallam menjawab, ―Beliau berpuasa setengah dari puasa dahr (puasa sepanjang

tahun). Maka setelah ‗Abdullah bin ‗Amr bin al ‗Ash sampai di usia tua ia berkata,

―Seandainya dahulu aku menerima keringanan yang telah diberikan oleh Nabi Shallallahu

‗alaihi wa sallam ‖ (HR. Bukhari)

Jelaslah, bahwa ajaran Islam mengajarkan keseimbangan dalam memelihara eksistensi

kemanusiaan yang terdiri dari unsur al-jasad (jasad), al-aql (akal), dan ar-ruh (roh). Ajaran

Islam mengarahkan manusia agar memperhatikan ketiga unsur ini secara seimbang: al-jasad

membutuhkan al-ghidaul jasadiy (gizi bagi jasad), al-aql membutuhkan al-ghidaul aqli (gizi

bagi akal), dan ar-ruh membutuhkan al-ghidaur ruhiy (gizi rohani).

Islam tidak menghendaki umatnya bersikap mengagung-agungkan sebuah aspek ajaran atau

amal kebajikan seraya meremehkan aspek ajaran atau amal kebajikan yang lainnya. Maka,

Islam menghargai amalan jihad fi sabilillah; menghargai amalan shaum, shalat, dan

shadaqah; sebagaimana Islam juga menghargai amalan mencari nafkah; menghargai amalan

menegakkan ishlah (perdamaian); menghargai amalan amar ma‘ruf nahi munkar; serta

menghargai amalan ‗kecil‘ seperti menyingkirkan gangguan di jalan. Renungkanlah hadits-

hadits berikut ini:

Islam memperhatikan urusan mencari ma‘isyah (penghidupan),

اش

ده و و

حل هللا ص م صحاب زطى

ي ا

سؤبي ص زحل ف

ى الى: مس عل ا

زع ك

عجسة عب ب

ه ؾه، ع

ى اللده ف

ى ول

ظعى عل سج

ان د

هللا ص: ان و زطى ا

لل هللا، ف ا فى طب

ان هر

ى و

هللا ل ا زطى ازا ا:

ضؼ

ل هللا هى فى طب، ف

بحرحن ه

ذ ش

بىى ا

ظعى عل سج

ان د

ل هللا، و ان و هى فى طب

سج ف

ان د

، و ان و

هى فى ط فسة

اد

اء و مف ظعى ز سج

ان د

ل هللا، و ان و هى فى طب

ها ف عف فظه

ى ه

ظعى عل ان

ؿ ل الش ب .

Dari Ka‘ab bin ‗Ujrah RA, ia berkata, ―Ada seorang laki-laki lewat di hadapan Nabi

shallallahu ‗alaihi wa sallam, maka para shahabat Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam

melihat betapa kuat dan sigapnya orang tersebut. Lalu para shahabat bertanya, ‗Ya

Rasulullah, alangkah baiknya seandainya orang ini ikut (berjuang) fi sabilillah‘. Lalu

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam menjawab, ‗Jika ia keluar untuk bekerja

mencarikan kebutuhan anaknya yang masih kecil, maka ia fi sabilillah. Jika ia keluar bekerja

untuk mencarikan kebutuhan kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia maka ia fi

sabilillah. Jika ia keluar untuk bekerja mencari kebutuhannya sendiri agar terjaga

kehormatannya (dari meminta-minta), maka ia fi sabilillah. Tetapi jika ia keluar untuk

bekerja karena riya‘ (pamer) dan kesombongan maka ia di jalan syaithan‖. (HR. Thabrani,

Shahihul Jami‘ No. 1428, dishahihkan oleh Al-Albani).

Islam memperhatikan urusan politik (penegakan hukum) dan urusan shalat,

Page 11: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

11

ليها ف

تي ج

اض بال الى

ث ب

ش

حخلػذ عسوة

ما اه

لي ، ف

عسوة

م عسوة

عسي لاطال ػ

خىل

م ، ل

حى

لػا ال

ه ه

ل وإ

ةال الط وآدسه

―Ikatan islam akan terurai satu demi satu, setiap kali lepas satu ikatan, manusia beralih

kepada simpul yang lain. Simpul yang pertama kali lepas adalah hukum dan yang terakhir

adalah sholat.‖ (HR Ahmad dinyatakan shahih oleh Syeikh Al-Albani )

Islam memperhatikan urusan kemasyarakatan,

بض ا ك

الل ا زطى ى

ىا بل

الت ك

دك ة والط

ال ام والط دزحت الط ػل م

فم بإ

بره

د

ؤ

البحن ؤ

اث ال

ذ

ال

اث ال

ظاد ذ

وف

تحالل

بحن ال

―Maukah kalian saya beritahu suatu hal yang lebih utama daripada derajat puasa, shalat

dan sedekah? Para sahabat menjawab: Tentu ya Rasulallah. Lalu Nabi bersabda: Hal

tersebut adalah mendamaikan perselisihan, karena karakter perselisihan itu membinasakan‖

(H.R. Ahmad, Tirmizi, dan Abu Daud, Shahih).

Islam memperhatikan urusan amar ma‘ruf nahi munkar,

بل

ظخؿع ف م

ةن ل

بلظاهه ، ف

ظخؿع ف م

ةن ل

ده ، ف ره ب ح

ؼ ل

سا ف

م مىى

ي مىى

زؤ م

ل

غعف

ؤ ل

به وذ

مان

لا

‖Barang siapa melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya, jika dia tidak mampu,

ubahlah dengan lisannya, dan jika dia tidak mampu, ubahlah dengan hatinya. Namun yang

demikian itu selemah-lemahnya iman.‖ (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi)

Islam memperhatikan urusan kemaslahatan sekecil apa pun,

ظلم لذي ا

اذ ج

اهم و س

هس الؿ

ق عها م

ؿ

جسة ك

ت فى ش لجى

ب فى ا

لخل

ذ زحال د زؤ

لحن ل .

―Aku telah melihat seorang laki-laki bersenang-senang di surga disebabkan dia memotong

sebuah pohon di jalan yang mengganggu kaum muslimin.‖ (H.R. Muslim)

Ringkasnya, Islam menghendaki agar umatnya tawazzun seimbang dan proporsional dalam

menjalankan agamanya. Oleh karena itu dakwah yang dilakukan di tengah-tengah umat

hendaknya bersifat mutawazzinah (seimbang/proporsional) dalam memperhatikan seluruh

aspek kehidupan manusia.

Dengan pergerakan dakwah yang menyeluruh (ad-da‘watul harakiyyatus syamilah) seperti

itulah kita berharap Allah Ta‘ala akan menolong kita dalam memperharui keberagamaan

umat Islam yang kita cintai ini.

La haula wa la quwwata illa billahil ‗aliyyil adzim...

Page 12: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

12

Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran)

Mukaddimah

Min Asbabi Ta‘akhuril Muslimin (Sebab-sebab Kemunduran Umat Islam)

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

ا ىمئر ت بىا كل وم

طعتها" ا

ى ك

بل

تلوداعى ألا

ما ج

مم ه

م ألا

ى داعى عل

ن ج

ؤ ىش : "بل ا

هللا؟ ك زطى

ثؼاء ه

ثم ػ

ى ىى

ثحرون، ول

ىمئره م

ى : اه ا

؟ ك

الل ازطى ىه

ل: وما ال " ك ىه

م ال

بى ص

د ه

ل، وك اء الظ

ىث ال

ت ساه

ا وه

"حب الده

―Kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang berebut

melahap isi mangkok.‖ Para sahabat bertanya: ―Apakah saat itu jumlah kami sedikit ya

Rasulullah?‖ Beliau menjawab: ―Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi

seperti buih air bah dan kalian ditimpa penyakit wahn.‖ Mereka bertanya lagi: ―Apakah

penyakit wahn itu ya Rasulullah?‖ Beliau menjawab: ―Terlalu cinta dunia dan takut kepada

mati‖ (HR. Abu Daud).

Hadits di atas mengungkapkan tentang suatu periode yang akan dilewati oleh umat Islam

dimana kondisi mereka saat itu berada dalam kelemahan hingga diumpamakan seperti

makanan yang diperebutkan dari segala arah, padahal mereka saat itu merupakan umat

mayoritas.

Hadits ini seolah-olah sedang berbicara tentang realita umat Islam hari ini. Perhatikanlah,

bukankah kaum muslimin saat ini sedang berada dalam kemunduran di seluruh aspek

kehidupan?

Ustadz Abu Ridho menegaskan bahwa krisis yang tengah melanda umat Islam saat ini tidak

terkonsentrasi pada aspek-aspek tertentu dalam kehidupan umat, melainkan menyentuh

keseluruhannya. Hampir dalam semua segi kaum muslimin mengalami kemunduran. Lihatlah

betapa secara politik mereka terjajah dan tidak memiliki lembaga ―Daulah Islamiyah‖ yang

mampu mengayomi warganya. Secara ekonomi mereka marginal, dalam masalah pendidikan

dan ilmu pengetahuan mereka tertinggal, dalam aspek budaya mereka mengekor pada

kehidupan barat, dan demikian seterusnya pada bidang-bidang kehidupan yang lain. Bahkan

dari segi kefahamannya terhadap ajaran Islam sendiri, mayoritas mereka masih jauh dari

memadai. Tentang kemunduran umat Islam ini Amir Syaqib Arsalan mendeskripsikan secara

gamblang dalam bukunya, Limadza Ta‘akharal Muslimun wa Taqaddama Ghairuhum. 9

*****

Ada dua faktor utama yang menyebabkan kemunduran umat Islam: al-asbabud dakhiliyyah

(faktor-faktor internal) dan al-asbabul kharijiyyah (faktor-faktor eksternal).

Al-asbabud Dakhiliyyah (faktor-faktor internal)

Pertama, al-bu‘du ‗an kitabillahi wa sunnati rasulihi (menjauhi kitabullah dan sunnah rasul-

Nya).

9 Lihat: Kata Pengantar Risalah Pergerakan Hasan Al-Banna, Era Intermedia, cetakan ketujuh, tahun 2001.

Page 13: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

13

Kitab Allah, Al-Qur‘an, adalah kitab petunjuk yang menjadi sumber kejayaan dan kemuliaan

umat Islam. Allah Ta‘ala berfirman,

ىن علل

ال ح

فم ؤ

سه

م هخابا فه ذه

ى ىا بل

صلهد ؤ

ل ل

―Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat

sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?‖ (Al-Anbiya, 21:

10)

Kemuliaan yang dimaksud, mencakup kemuliaan di dunia dan di akhirat, sebagaimana yang

diberikan kepada orang-orang yang beriman kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,

baik dari kalangan sahabat maupun generasi setelahnya. Mereka mempelajari Al Qur‘an dan

mengamalkannya, sehingga Allah Ta‘ala memberikan kejayaan kepada mereka sebagaimana

dapat kita baca dalam sejarah kaum muslimin pada masa lalu.

Maka, jika kaum muslimin meninggalkan Al Qur‘an—tidak membaca, tidak memahami, dan

tidak mengamalkannya— itu artinya mereka telah menanggalkan kemuliaan dirinya, serta

rela jatuh ke dalam kehinaan dan kerendahan.

ى ج بل ؤ فيه ماواث وألازغىم ظدث الظ

فهىاءهم ل

حم ؤ

بع ال ى اج

سهم ول

ذه هم ع

سهم ف

اهم بره

معسغىن

―Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini,

dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka

kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.‖ (Al-Mukminun, 23: 71)

Begitu pula jika mereka meninggalkan As-Sunnah, tentu mereka akan kehilangan arah.

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

خم ى مظ

ىا ما ج

ػل

ج

ل

مسم ؤ

ى ذ ف

سه

زطىله ج

ت بهما : هخاب هللا و طى

―Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang

kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah RasulNya‖. (Hadits Shahih Lighairihi, HR

Malik; al Hakim, al Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm).

Kedua, inhizamun dakhiliyun: ‗adamu at-tsiqati bil Islam (inferior: tidak tsiqah [percaya]

terhadap ajaran Islam).

Hal ini adalah konsekwensi logis dari dijauhinya Al-Qur‘an dan As-Sunnah. Manakala umat

renggang dari dua pedoman utama ini; tidak berinteraksi dan tidak memahaminya dengan

benar, maka keyakinan mereka terhadap ajaran Islam akan semakin menurun. Tidak tsiqah

kepadanya, lalu minder dalam mengamalkanya, dan akhirnya mereka tidak segan pula

meninggalkannya.

Sifat inferior ini tertanam dalam diri sebagian muslim karena terlanjur memahami Islam yang

di-asosiasi-kan dengan segala bentuk kemunduran, keterbelakangan dan ketinggalan zaman.

Kebanggaan diri mereka sebagai seorang muslim semakin meredup. Padahal Allah Ta‘ala

berfirman,

Page 14: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

14

مىحن ىخم ما

ىن بن ه

خم ألاعل

هىا وؤ

حصه

وال تهىىا وال ج

―Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal

kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang

beriman.‖ (Ali-Imran, 3: 139).

Akibat tidak tsiqah [percaya] terhadap ajaran Islam, maka Islam pun menjadi asing

sebagaimana di awal kedatangannya. Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

س ؼىبى لل

ؿ

سبا ف

ػ

ما بدؤ

عىد ه سبا وط

م ػ

لاطال

باء بدؤ

―Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh

beruntungnlah orang yang asing‖ (HR. Muslim no. 145).

Al Qadhi ‗Iyadh menyebutkan makna hadits di atas sebagaimana disebutkan oleh Imam

Nawawi,

ن لاطالم ب ؤ ى ال ال ، حت

لظ ولاد حله الى

ل م ط

هس ، ز

س وق

ش

دم اه

ت ، ز

اض وكل الى في آحاد م

ى بال بدؤ

ل

ما بدؤ

ػا ه ت ؤ

في آحاد وكل

―Islam dimulai dari segelintir orang dari sedikitnya manusia. Lalu Islam menyebar dan

menampakkan kebesarannya. Kemudian keadaannya akan surut. Sampai Islam berada di

tengah keterasingan kembali, berada pada segelintir orang dari sedikitnya manusia pula

sebagaimana awalnya. ‖ (Syarh Shahih Muslim, 2: 143)10

Ketiga, at-taqlid (mengekor secara membabi buta).

Sifat inferior dan kebodohan terhadap pedoman hidup yang hakiki, membuat sebagian umat

Islam bangga dengan peradaban barat atau apa pun yang datang dari barat. Mereka ber-taqlid

kepada barat secara membabi buta karena tidak memiliki prinsip dan pendirian yang mereka

anut dan mereka banggakan.

Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam pernah berbicara mengenai sikap mental seperti ini

sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa beliau bersabda,

م ؤرد

إى ج حت

اعت لىم الظ

جازض ال

ف ه

الل ا زطى لل

ها ، شبرا بشبر وذزاعا برزاع . ف

بللسون ك

ر ال

د

تى بإ

ئول ؤاض بال الى وم

الوم . ف والس

―Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal

demi sejengkal, sehasta demi sehasta.‖ Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -

shallallahu ‗alaihi wa sallam-, ―Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?‖

Beliau menjawab, ―Selain mereka, lantas siapa lagi?― (HR. Bukhari no. 7319)

Dari Abu Sa‘id Al Khudri radhiyallahu ‗anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu

‗alaihi wa sallam bersabda,

10

Dikutip dari: https://rumaysho.com/10465-berbahagialah-orang-yang-terasing.html

Page 15: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

15

ىا فى جحس غب ال

لى دد

ى ل م شبرا بشبر وذزاعا برزاع حت

بلى

ك م ر

ن ال

طج بع

خد ل

لبعخمىهم , ك ا ج ىا

م : ف ا

طازي ك يهىد والى

آل

الل زطى

―Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal

dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang

dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.‖ Kami (para

sahabat) berkata, ―Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan

Nashrani?‖ Beliau menjawab, ―Lantas siapa lagi?‖ (HR. Muslim no. 2669)

Imam Nawawi –rahimahullah– ketika menjelaskan hadits di atas menjelaskan, ―Yang

dimaksud dengan syibr (sejengkal) dan dzira‘ (hasta) serta lubang dhab (lubang hewan tanah

yang penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum muslimin sangat mirip

sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashrani. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam

kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam hal-hal kekafiran mereka yang

diikuti. Perkataan beliau ini adalah suatu mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau katakan

telah terjadi saat-saat ini.‖ (Syarh Muslim, 16: 219)11

Dengan kata lain, umat Islam telah bersikap imma‘ah (ikut-ikutan). Mereka lebih senang

menjadi bangsa pengekor dan tidak berusaha menjadi pelopor. Padahal sikap imma‘ah ini

seharusnya ditinggalkan jauh-jauh. Ibnu Mas‘ud radhiyallahu ‗anhu berkata,

عت م بم

حده

ؤ

ىه

ي ال

―Janganlah seorang diantara kalian menjadi imma‘ah.‖

Lalu ada yang bertanya:

؟عت وما لام

―Apa itu Imma‘ah?‖

Ibnu Mas‘ud menjawab:

ل زح جسي مع و

―Mengikuti semua angin yang bertiup.‖12

Seharusnya umat Islam tetap berpegang teguh dan berupaya mengamalkan seluruh ajaran

agamanya di berbagai bidang kehidupan, bukan lantas mengekor bangsa-bangsa lain yang

menyebabkan mereka menjadi terbelakang. Mereka sesungguhnya mampu mandiri secara

ideologi, politik, sosial, ekonomi , budaya, dan militer; sehingga menjadi bangsa yang

berwibawa dalam percaturan dunia. Ajaran Islam yang mereka anut adalah ajaran yang

syamil mutakamil (menyeluruh dan sempurna), yang layak dijadikan sebagai minhajul hayah

(pedoman hidup).13

Allah Ta‘ala berfirman,

11

Dikutip dari: https://rumaysho.com/3076-mengikuti-gaya-orang-kafir-tasyabbuh.html 12

Ghoribul Hadist: Jilid 4, hal: 49 (dikutip dari: jendelasunnah.com) 13

Pembahasan tentang kesempurnaan ajaran Islam, silahkan pembaca merujuk ke madah: Syumuliyatul Islam, khashaisul Islam, Shifatul Islam, Minhajul Hayah, dan Thabiatul Islam.

Page 16: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

16

م لاطالم دىاىم وعمتي وزغذ ل

ى ممخعل

جم وؤ

م دىى

ىذ ل

مل

هىم ؤ ال

―Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan

kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.‖ (Al-Maidah, 5: 3)

Keempat, at-tafriqah (perpecahan).

Dalam kondisi umat Islam jauh dari pedoman hidup, terserang sifat inferior, dan bertaqlid

kepada barat, maka tumbuhlah dalam tubuh umat ini kelompok-kelompok yang merespon

realita umat sesuai dengan persepsi dan pemahamannya masing-masing. Namun situasinya

menjadi tidak sehat ketika kelompok-kelompok itu mengidap virus cacat pemahaman dan

cacat akhlak. Mereka ta‘ashub (fanatik) pada pendapat, serta gemar debat dan diskusi seraya

menghina dan merendahkan orang-orang yang berada di luar kelompoknya.

Akhirnya sebagian dari mereka terjebak dan berlarut-larut dalam pertarungan konsep atau

hal-hal normatif. Mereka berpecah belah, kemudian abai terhadap substansi masalah, yaitu

kerja nyata melakukan transformasi (perubahan) di tengah-tengah umat. Kondisi ini membuat

negeri-negeri muslim mengalami kemunduran yang berkepanjangan.

Hendaknya umat Islam mau merenungi seruan Allah Ta‘ala berikut ini,

ىاك س

ف حمعا وال ج

واعخطمىا بحبل الل

―Dan berpegang-teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu

bercerai berai.‖ (Ali-Imran, 3 : 103).

Kelima, at-takhalluf 'an mawakibil 'ashri (ketertinggalan dalam berbagai urusan kekinian).

Perpecahan yang berlarut-larut membuat kekuatan umat semakin lemah. Ta‘ashub (fanatisme

kelompok) yang tertanam di dalam jiwa-jiwa mereka menjadi penghalang terwujudnya

sinergi dalam perjuangan. Kelompok-kelompok itu ‗sama-sama kerja‘ dan tidak ‗bekerja

sama‘. Setiap kelompok asyik bekerja sendiri di bidang garapannya masing-masing—dan

kadang-kadang di antara mereka ada yang saling mengkritik, saling melemahkan dan saling

menghina amal-amal yang dilakukan orang di luar kelompoknya. Hal ini menyebabkan umat

Islam semakin lemah dalam persaingan di berbagai bidang kehidupan—ideologi, politik,

ekonomi, sosial, budaya, pendidikan—dan cenderung tertinggal oleh bangsa-bangsa lain.

Hendaknya mereka mau merenungi firman Allah Ta‘ala berikut ini,

ابس مع الط

م واضبروا بن اللهب زحى

رىا وج

لخفش

ىاشعىا ف

ج

ه وال

وزطىل

ؾعىا الل

وؤ

―Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang

menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya

Allah beserta orang-orang yang sabar.‖ (Al-Anfal, 8: 46)

*****

Guna melengkapi penjelasan tentang faktor-faktor internal, mari kita renungkan apa yang

diungkapkan oleh Hasan Al-Banna dalam risalah Bainal Amsi Wal Yaumi tentang faktor-

faktor terpenting yang menyebabkan degradasi umat Islam:

Page 17: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

17

1. Perpecahan politik, fanatisme, perebutan kepemimpinan dan jabatan.

2. Pertentangan agama serta madzhab, berpaling dari agama yang seharusnya menjadi

aqidah dan amal menjadi kata-kata dan istilah-istilah yang kaku dan mati,

mengabaikan kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam, statis

dan fanatik pada pendapat, serta gemar debat dan diskusi.

3. Tenggelam dalam berbagai kemewahan dan kenikmatan, suka hiburan dan syahwat.

4. Peralihan kekuasaan dan kepemimpinan kepada non Arab yang belum merasakan

nikmat Islam yang benar dan hati mereka belum diterangi dengan cahaya Al-Qur‘an

karena mereka kesulitan memahami maknanya.

5. Mengabaikan ilmu-ilmu terapan dan pengetahuan alam, serta menghabiskan waktu

dan menyia-nyiakan potensi pada filsafat teoritis yang mandul dan ilmu-ilmu khayal

yang sakit.

6. Ketertipuan para pemimpin dengan kekuasaan dan kekuatan mereka, serta lalai

mengkaji perkembangan sosial umat-umat lain, sehingga umat lain unggul dalam

persiapan, lalu menyerang mereka pada saat lengah.

7. Terpedaya oleh desas-desus musuh yang manis bibir, terkagum pada kerja-kerja dan

tampilan hidup mereka, serta tertarik untuk taklid pada mereka.

Al-Asbabul Kharijiyyah (Faktor-faktor Ekternal)

Kemunduran umat Islam juga disebabkan faktor eksternal, yaitu dampak berkepanjangan al-

ghazwatu as-shalibiyyah (perang salib) yang mengganggu stabilitas as-siyasi (politik), al-

iqtishadi (ekonomi), dan ad-diniy (agama) di dunia Islam.

Perang salib menyebabkan kemunduran kekuasaan Islam di bagian barat terutama di wilayah

Spanyol. Kota-kota yang menjadi pusat ilmu pengetahuan dan peradaban Islam direbut oleh

orang-orang nasrani sehingga kota-kota Cordova, Sevilia, Granada dan lain-lain jatuh ke

tangan mereka.

Perang yang terjadi antara tahun 1095-1487 M ini menghabiskan aset harta kekayaan umat

Islam. Kemiskinan terjadi karena seluruh kekayaan negara dialokasikan untuk perang.

Belum lagi banyaknya korban dari kalangan putra-putra terbaik, serta ribuan penguasa akibat

pembantaian yang terjadi karena perang.

Perkembangan ilmu pengetahuan mengalami kemunduran, karena umat Islam menghabiskan

seluruh waktunya untuk memikirkan perang. Para ulama tidak punya waktu untuk

mengadakan penemuan-penemuan dan karya-karya baru kecuali yang berhubungan dengan

dunia perang. Di masa-masa ini pula umat Islam kehilangan sebagian warisan

kebudayaannya.

Sedangkan bagi bangsa Eropa, perang salib ini menjadi jalan terjadinya alih berbagai disiplin

ilmu yang saat itu berkembang pesat di dunia Islam. Hal ini kemudian berpengaruh terhadap

peningkatan kualitas peradaban bangsa Eropa beberapa abad berikutnya. Mereka belajar dari

kaum muslimin berbagai teknologi dan ilmu pengetahuan serta perindustrian yang

mengakibatkan terjadinya perubahan besar-besaran di Eropa.

Page 18: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

18

Peradaban Islam telah diboyong dari Timur ke Barat. Dengan demikian, Perang Salib itu

telah mengembalikan Eropa pada kejayaan, bukan hanya pada bidang material, tetapi pada

bidang pemikiran yang menyebabkan lahirnya masa Renaisans.

Dalam risalah Bainal Amsi Wal Yaumi, Hasan Al-Banna mengulas tentang awal kebangkitan

Eropa, bahwa ketika berada di bawah panji Bani Utsmaniyah, Negara Islam merasa tenang

dan dininabobokan kekuasaanya, sehingga lalai terhadap pergerakan yang ada di

sekelilingnya. Sementara Eropa terus memperkuat diri, berhimpun, berfikir, belajar,

mengelilingi berbagai negara, dan menemukan wilayah. Penemuan Amerika adalah salah satu

usaha Spanyol. Penemuan jalan ke India adalah salah satu usaha Portugis.

Berbagai seruan reformasi bermunculan di Eropa, hingga munculah beberapa tokoh reformis.

Eropa juga mempelajari ilmu alam dan pengetahuan yang produktif. Pembaharuan ini

berujung pada pembentukan nasionalisme dan negara kuat yang siap mencabik-cabik Negara

Islam yang telah dibagi-bagi oleh Eropa.

Kekuasaan Eropa semakin meluas ke ujung penjuru jauh, hingga mencapai sebagian besar

negara Islam, seperti India dan beberapa negeri Islam di sekitarnya. Setiap negara Eropa

mengambil peluang yang tersedia, lalu menyerang negara yang santai dan lalai, hingga dapat

mengambil sebagian perbatasannya atau meretakkan salah satu sisi eksistensinya.

Serangan ini berlangsung dalam waktu lama, hingga banyak wilayah Islam yang terlepas dari

Negara Utsmaniyah dan masuk dalam kekuasaan Eropa, seperti Afrika Barat (Maroko,

Aljazair, dan lain-lain) dan Eropa Utara. Juga banyak negara non muslim yang

memerdekakan diri dari kekuasaan Utsmaniyah, seperti Yunani dan negara-negara di wilayah

Balkan.

Rangkaian penutup dalam pergulatan ini adalah perang dunia pertama tahun 1914-1918 yang

berakhir dengan kekalahan Turki beserta sekutunya. Dengan ini sempurnalah kesempatan

bagi bagsa Eropa yang terkuat (Inggris dan Perancis) yang didukung Itali, maka ia

mencengkeram warisan besar umat Islam dan bangsa muslim. Mereka membentangkan

hegemoninya pada warisan tersebut dengan menggunakan berbagai istilah; pendudukan,

penjajahan, pengawasan dan perwakilan. Mereka membagi negara-negara Islam seperti

berikut: Afrika Utara (Mauritania, Al-Jazair, dan Tunisia) dan Syiria adalah jajahan Perancis.

Tripoli (Libya) dan Birqah merupakan jajahan Italia. India, Mesir, Sudan, Iraq, dan Palestina

di bawah kekuasaan Inggris.

Sementara Hijaz menjadi pemerintahan yang lemah yang menunggu bantuan serta terikat

berbagai perjanjian palsu. Yaman terkucil dan rakyat miskin terancam perang di setiap

tempat, setiap saat. Negara-negara Arab sisanya hanyalah wilayah kecil, dimana para

pemimpinnya berada pada perlindungan konsul-konsul Inggris. Iran dan Afghanistan

memiliki pemerintahan yang tidak stabil. Turkistan dan sekitarnyamenjadi jajahan Rusia.

Selain itu, ada beberapa minoritas muslim yang tersebar di banyak negara. Mereka tidak

mengetahui negara mana yang menjadi sandaran perlindungan, atau pemerintah bersenjata

mana yang dapat menjaga identitas keislaman mereka, seperti kaum muslimin di Ethiopia,

China, negara-negara di semenanjung Balkan, serta negara-negara di Afrika Tengah, Selatan,

Timur dan Barat.

Page 19: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

19

Dengan kondisi seperti inilah Eropa memenangkan pertarungan politik dan melampiaskan

semua ambisinya untuk menghancurkan imperium muslim, melenyapkan daulah Islamiyah

dan memarginalkannya secara politis dari percaturan negara-negara besar yang eksis.14

Keterpurukan umat dan kebangkitan Barat inilah yang menyebabkan tertanamnya kekalahan

mental dan munculnya sikap inferior di kalangan sebagian umat.

Ta’rif Ghazwul Fikri (Pengertian Ghazwul Fikri)

Perang salib dalam arti peperangan fisik mungkin sudah berakhir. Namun, satu hal yang

harus disadari oleh kaum muslimin, peperangan yang bersifat non fisik sejatinya masih terus

berlangsung hingga saat ini. Peperangan inilah yang kemudian disebut dengan istilah al-

ghazwul fikri.

Secara Bahasa, ghazwul fikri terdiri dari dua suku kata yaitu ghazwah dan fikr. Ghazwah

berarti serangan, serbuan atau invansi. Sedangkan fikr berarti pemikiran. Jadi, secara bahasa

ghazwul fikri diartikan sebagai invansi pemikiran.15

Sebagian orang menyebut ghazwul fikr dengan istilah perang ideologi, perang budaya, perang

urat syaraf, dan perang peradaban. Intinya, ia adalah peperangan dengan format yang

berbeda, yaitu penyerangan yang senjatanya berupa pemikiran, tulisan, ide-ide, teori,

argumentasi, propaganda, dialog dan perdebatan.

Konon, orang yang pertama kali menyadari pentingnya metode baru dalam menaklukkan

Islam adalah Raja Louis IX. Setelah ditawan oleh pasukan muslim di Al-Manshuriyah Mesir

pada perang salib ke VII16

, di dalam memoarnya ia menulis: ―Setelah melalui perjalanan

panjang, segalanya menjadi jelas bagi kita. Kehancuran kaum muslimin dengan jalan

konvensional (perang fisik) adalah mustahil. Karena mereka memiliki metode yang jelas dan

tegas diatas konsep jihad fii sabilillah. Dengan metode ini, mereka tidak pernah mengalami

kekalahan militer.‖ Ia melanjutkan: ―Barat harus menempuh jalan lain (bukan militer). Yaitu

jalan ideologi dengan mencabut akar ajaran itu dan mengosongkannya dari kekuatan,

kenekatan dan keberanian. Caranya tidak lain adalah dengan menghancurkan konsep-konsep

dasar Islam dengan berbagai penafsiran dan keragu-raguan.‖17

Dalam artikel berjudul: ―Serial Perang Salib Modern #3: Perang Salib, Benarkah?‖

disebutkan bahwa Raja Louis IX berkata: ‖Tidak mungkin meraih kemenangan atas umat

Islam melalui peperangan. Kita hanya akan bisa mengalahkan mereka, dengan cara sebagai

berikut: (a) menimbulkan perpecahan di kalangan pemimpin umat Islam. Jika sudah terjadi,

perluaslah ruangnya sehingga perselisihan ini menjadi faktor yang melemahkan umat Islam.

(b) Tidak memberi peluang berkuasanya seorang penguasa yang shalih di negeri-negeri Islam

dan Arab. (c) merusak pemerintahan di negara-negara Islam dengan suap, kerusakan dan

14

Diringkas dari Risalah Bainal Amsi Wal Yaumi, hal. 21-28. 15

Dikutip dari tulisan Bahron Ansori: http://www.mirajnews.com/id/ghazwul-fikri-dan-kelompok-penebar-permusuhan/74746 16

Dalam perang di Al-Manshurah, sekitar 30.000 tentara Perancis gugur, tidak sedikit pula yang ditawan. Sementara Raja Louis berhasil ditangkap dan dipenjara di rumah Ibnu Luqman. Setelah membayar uang tebusan 10 juta Frank, Louis beserta sisa-sisa keluarga dan pasukannya dibebaskan (Lihat: Buku Pintar Sejarah Islam, Qasim A. Ibrahim & Muhammad A. Saleh, Penerbit: Serambi) 17

Ibid. Penyusun sampai saat ini belum menemukan buku rujukan asli yang menyebutkan tentang hal ini.

Page 20: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

20

wanita sehingga fondasi bangunan terpisah dengan puncak bangunan. (d) mencegah

munculnya tentara yang meyakini hak atas tanah airnya, rela berkorban demi membela

prinsip tanah airnya. (e) mencegah terbentuknya persatuan bangsa Arab di kawasan Arab. (f)

Membuat sebuah negara Barat di tengah kawasan Arab, mulai dari Ghaza di sebelah selatan,

sampai Antokia di sebelah utara, kemudian ke arah timur, terus memanjang sampai ke

Barat.18

Sebelum menyimpulkan pengertian ghazwul fikri, perlu kita ketahui empat kata kunci dan

target dari ghazwul fikri ini.

1. Ifsadul akhlak (merusak akhlak), yaitu memporak-porandakan etika dan moral kaum

muslimin sehingga tidak lagi berakhlak sesuai etika dan moral ajaran Islam. Kaum

muslimin diserbu dengan budaya permissivisme (paham serba boleh), hedonisme

(paham memburu kelezatan materi), gemar bersenang-senang, melepaskan insting

tanpa kendali, berlebih-lebihan dalam memuaskan kesenangan perut, mencabut nilai-

nilai kesopanan, kesantunan, dan rasa malu dari kalangan pria maupun wanita.

2. Tahthimul fikrah (menghancurkan pemikiran), yaitu mengacaukan pemahaman kaum

muslimin dengan memunculkan berbagai macam isme-isme yang asing dan

bertentangan dengan ajaran Islam, seperti: atheisme, materialisme, komunisme,

liberalisme, dan lain-lain.

3. Idzabatus syakhshiyyah (melarutkan kepribadiaan), yaitu menggoyahkan sikap hidup

kaum muslimin sehingga enggan beramar ma‘ruf nahi munkar dan bahkan bersikap

mujamalah (basa-basi), toleran atau ikut-ikutan kepada orang-orang yang

menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam. Misalnya dengan dalih HAM, tidak sedikit

kaum muslimin ikut-ikutan mentolerir, bahkan melegalkan hal-hal yang bertentangan

dengan nilai-nilai agama. Contoh: lesbian, gay, biseksual, dan transgander (LGBT).

4. Ar-Riddah (murtad), yaitu melepaskan kewajiban agama, mengingkarinya, bahkan

keluar dari agama.

Target dari ghazwul fikri ini adalah berubahnya pribadi-pribadi muslim sehingga menjadi

orang-orang yang memberikan al-wala-u lil kafirin (loyalitas, kesetiaan, dan kecintaan

kepada orang-orang yang ingkar kepada Allah Ta‘ala).

Menurut Ali Abdul Halim Mahmud19

, ghazwul fikri merupakan suatu upaya untuk

menjadikan:

1. Bangsa yang lemah atau sedang berkembang, tunduk kepada negara penyerbu.

2. Semua negara, negara Islam khususnya, agar selalu menjadi pengekor setia negara-

negara maju, sehingga terjadi ketergantungan di segala bidang.

3. Semua bangsa, bangsa Islam khususnya, mengadopsi ideologi dan pemikiran kafir

secara membabi buta dan serampangan, berpaling dari manhaj Islam, Al Quran dan

Sunnah.

4. Bangsa-bangsa mengambil sistem pendidikan dan pengajaran negara-negara

penyerbu.

18

Lihat: https://www.arrahmah.com/read/2012/06/12/20462-serial-perang-salib-modern-3-perang-salib-benarkah.html 19

Dr.Ali Abdul Halim Mahmud, Al - Ghazwul -Fikri wat –Tiyaratul-Muadiyah Lil- Islam

Page 21: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

21

5. Umat Islam terputus hubungannya dengan sejarah masa lalu, sirah nabinya

dan salafus saleh.

6. Bangsa-bangsa atau negara-negara yang diserbu menggunakan bahasa penyerbu.

7. Ghazwul fikri adalah upaya melembagakan moral, tradisi, dan adat-istiadat

bangsa penyerbu di negara yang diserbunya.

Sejak awal, Islam telah memperingatkan kaum muslimin agar waspada terhadap orang-orang

kafir dan munafik yang selalu berupaya menyesatkan mereka,

خ سوا ف

فما ه

فسون ه

ىى ج

وا ل ود

ى يهاحسوا في طبل الل اء حت ول

وا منهم ؤ

ذر خ

ج

ال

ىن طىاء ف

ىه

ي

―Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu

kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka

penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah.‖ (QS. An-Nisa, 4: 89)

*****

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan pengertian ghazwul fikri adalah serangan pemikiran,

ide, budaya, dan propaganda yang dilancarkan suatu bangsa/peradaban kepada

bangsa/peradaban lain sehingga mengalami kelemahan mental dan dapat dikuasai untuk

kepentingan mereka.

Marahilul Ghazwul Fikri (Tahapan Ghazwul Fikri)

Ghazwul fikri yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam dilakukan secara bertahap melalui

tiga fase:

Pertama, fase al-inhilal, yaitu fase degradasi kekuatan kaum muslimin. Mereka melakukan

aktivitas al-istisyraq (orientalisme), at-tanshir (kristenisasi), dan taqthi‘u aushali daulatil

khilafah (memutuskan hubungan umat Islam dengan daulah khilafah).

Al-istisyraq (orientalisme)

Yang dimaksud dengan orientalisme adalah sebuah studi yang dilakukan oleh orang-orang

Barat terhadap negara dan bangsa Timur (khususnya Islam-pent.) mengenai budaya, bahasa,

sejarah, agama, kondisi sosial, ekonomi, politik, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan

bangsa tersebut.20

Barat membangun institut dan kelompok studi untuk kaum orientalis yang memberikan

perhatian khusus dalam bidang penerbitan manuskrip-manuskrip Islam. Selain itu, mereka

juga menerbitkan karya tulis berupa buku-buku yang berhubungan dengan dunia Islam dan

keislaman. Mereka memasukkan kritik-kritik terhadap Islam yang bersifat subyektif, jauh

dari obyektifitas.

Pada saat dunia Islam melemah pada akhir abad 19 dan awal abad 20, para orientalis

menggunakan kesempatan tersebut untuk mentransfer manuskrip-manuskrip Islam dan

naskah-naskah dari dunia Arab khususnya dan dunia Islam pada umumnya ke negara-negara

Eropa, dengan cara membeli dari tangan orang Islam yang bodoh ataupun mencurinya dari

20

Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Ajnihatul Makrits Tsalatsah, hal. 83 karya Abdurrahman Al-Maidani.

Page 22: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

22

perpustakaan-perpustakaan umum. Sampai abad 19 saja, mereka telah mentransfer sekitar

250.000 jilid manuskrip.21

Pada tahun 1873 M, untuk pertama kalinya kaum orientalisme mengadakan Konferensi

Internasional I di Paris.

Kaum Orientalisme sekurang-kurangnya memiliki empat motivasi:22

1. Motivasi imperialisme, yaitu menjadikan orientalisme sebagai langkah awal dari

sebuah rencana invasi militer atau penguasaan negara lain.

2. Motivasi agama, yaitu menebarkan agama dengan cara melemahkan keyakinan orang

lain terhadap agamanya. Mereka menebarkan keraguan terhadap kebenaran risalah

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam. Mereka menuduh, ―Kitab Al-Qur‘an adalah

karangan Muhammad,‖ atau ―Islam bukanlah agama langit.‖

3. Motivasi ilmiah, yaitu ada diantara mereka yang mempelajari Islam dengan motivasi

ilmiah semata. Bahkan diantara mereka ada yang masuk Islam setelah menemukan

kebenaran dalam studi yang mereka lakukan, misalnya, seorang orientalis Prancis

bernama Deney. Setelah masuk Islam namanya diganti menjadi Nashiruddin Deney.23

4. Motivasi ekonomi, yaitu melakukan studi dengan tujuan untuk menguasai pasar

dunia Islam, menguasai lembaga ekonomi, mengeksploitasi sumber daya alam,

menjadikan negara-negara kaum muslimin sebagai konsumen produk-produk negara

Eropa.

At-tanshir (kristenisasi)

Yang dimaksud dengan kristenisasi adalah semua bentuk usaha orang-orang kristen dalam

mengajarkan agama Kristen dan menyebarkannya ke berbagai negara.24

Namun,

kenyataannya kristenisasi ini hanyalah menjadi tujuan sekunder. Tujuan utama mereka adalah

imperialisme.

Pencetus gerakan kristenisasi pasca kekalahan pasukan Kristen dalam perang salib adalah

Ramon Llull. Kegiatan ini bertambah besar pada abad ke - 18 dan abad ke -19, dan mencapai

klimaksnya pada abad ke-20 yaitu setelah berdirinya berbagai organisasi misionaris di negeri-

negeri kaum muslimin. Misi zending Kristen ini gencar disebarluaskan pada masa

imperialisme Barat terhadap dunia Islam.

Kaum misionaris selalu mengadakan konferensi internasional untuk membahas segala macam

kendala yang mereka hadapi selama menjalankan misi kristenisasi. Di antara konferensi yang

telah mereka adakan antara lain :

Konferensi di Cairo ( Mesir ) pada tahun 1906

Konferensi di Edinburgh ( Skotlandia ) pada tahun 1910

21

Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Ajnihatul Makrits Tsalatsah, hal. 90, karya Abdurrahman Al-Maidani. 22

Lihat: Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami, terjemahan Abu Fahmi, hal. 10 23

Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Al-Musytasyriqun Ma Lahum wa Ma ‘Alaihim, hal. 19, karya Musthafa As-Siba’i. 24

Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Al-Ghazwul Fikri wa Tiyaratul Mu’adiyah lil Islam, hal. 137, karya Dr. Ali Abdul Halim Mahmud.

Page 23: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

23

Konferensi di Lucknow pada tahun 1911

Konferensi di Beirut pada tahun 1911

Konferensi di Yurusalem pada tahun 1924, 1925 dan 1928

Konferensi di Tunis ( Tunisia ) pada tahun 1931

Konferensi tersebut dilaksanakan untuk mempelajari kondisi, karakteristik, dan jumlah kaum

muslimin diseluruh dunia. Selain itu, untuk mengetahui kondisi dunia Islam dari segi politik,

ekonomi, sosial, maupun budayanya. Konferensi yang mereka adakan selalu dihadiri oleh

pakar-pakar di bidang politik, sosial, budaya dan tokoh- tokoh yang berkompeten dalam

mendukung kegiatan kristenisasi dan imperialisme.25

Taqthi‘u Aushali Daulatil Khilafah (memutuskan hubungan umat Islam dengan Daulah

Khilafah)

Salah satu kekuatan umat Islam yang tidak dapat dianggap enteng adalah kekuatan wihdah

(persatuan) dan ukhuwah (persaudaraan), yaitu kesadaran umat Islam bahwa mereka—

dimana pun berada—hakikatnya adalah satu kesatuan yang diikat oleh tali persaudaraan

berdasarkan kesamaan aqidah. Simbol persatuan umat Islam tersebut adalah lembaga Daulah

Khilafah.

Maka, guna melemahkan kekuatan umat Islam, Barat kemudian mengarahkan makarnya ke

arah Daulah Khilafah Utsmaniyah yang saat itu masih tegak berdiri. Barat berupaya

memutuskan hubungan umat Islam dengan Daulah Khilafah ini, dengan cara menebarkan ide

nasionalisme di wilayah negeri-negeri muslim. Di Beirut muncul Butrus al-Bustani, Mikhail

Mishaqa dan Nasif al-Yaziji mendirikan The Syrian Association for The Sciences and Arts

pada tahun 1847 atas inisiatif The American Mission. Pada tahun 1850 didirikan Eastern

Association, lalu terbentuk pula The Syrian Scientific Association pada tahun 1852 dan The

Secret Association pada tahun 1875.

The Secret Association memposisikan diri sebagai partai politik pertama yang fokus pada

nasionalisme Arab. Parpol ini membangkitkan permusuhan kepada Daulah Utsmaniyyah dan

menyebutnya sebagai Negara Turki. Mereka memperjuangkan pemisahan agama dari negara,

menegakkan nasionalisme Arab sebagai dasar persatuan dan mengubah loyalitas pada aqidah

Islam menjadi setia pada nasionalisme Arab. Sesuai namanya, parpol ini menerbitkan

selebaran-selebaran yang berisi hasutan bahwa Turki telah merampas Khilafah dari bangsa

Arab.

Di Istanbul, muncul Gerakan Turki Muda (Young Turk Movement) dibentuk oleh Ahmad

Ridha Beik yang memiliki gagasan untuk mengimpor budaya Barat ke Turki. Gerakan ini

sungguh terpengaruh Revolusi Prancis dengan semboyannya: liberte, egalite, dan fraternite.

Timbulnya kaum terpelajar yang berpaham modern memudahkan proses adopsi liberalisme,

nasionalisme dan demokrasi. Tokoh-tokoh mereka seperti Ziya Gokalp tampil sebagai sosok

Turki Muda pembawa semangat nasionalisme yang dominan dan fanatik. Nasionalisme yang

disebut Gokalp sebagai Turkisme Kultural tidak menuntut keberadaan faktor religius. Ia

merekomendasikan Syaikhul Islam sebagai representasi penerapan hukum Islam agar

25

Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Al-Islam fi Wajhi Taghrib Mukhaththatuth Tabsyir wal Istisyraq, hal. 66, 67, karya Anwar Al-Jundi.

Page 24: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

24

dihapuskan. Pemikiran Gokalp menegaskan pemisahan agama dengan politik. Gerakan

Turki Muda membentuk Committee for Union and Progress/CUP (Komite Persatuan dan

Kemajuan) sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan secara terbuka. CUP menjadi aktor

penting dalam Daulah Utsmaniyah sepanjang tahun 1908-1918, termasuk memasok tiga

presiden pertama Republik Turki sekular.

Singkat kata, CUP berhasil melancarkan kudeta dan merampas kekuasaan yang diabadikan

sejarah sebagai Revolusi Turki Muda (Young Turk Revolution) pada tahun 1908. Pada musim

gugur tahun yang sama, CUP mengadakan konferensi di Salanik, Turki, sebagai sarana unjuk

kekuatan. Pada saat itu Ahmad Beik menyombongkan kekuatan gerakannya dan memastikan

dukungan Eropa kepada mereka. Selanjutnya saat Turki meresmikan pembentukan parlemen,

komite ini memperoleh kekuasaan lewat Partai Turki Muda.

Kekuasaan itu mereka manfaatkan sebaik-baiknya untuk mengendalikan angkatan

bersenjata. Komite sadar betul bila berhasil mengendalikan angkatan bersenjata, mereka

akan mampu mengendalikan seluruh kekuasaan. 26

Gagasan nasionalisme kemudian menyebar ke seluruh wilayah Daulah Utsmaniyyah hingga

bangsa Albania, Sirkasia, Kurdi, Romawi dan Armenia sibuk mendirikan komite demi

memerdekakan diri dari kesatuan Khilafah.

Pada tanggal 18 Juni 1913 dengan bantuan Prancis, pemuda-pemuda Arab mengadakan

konferensi di Paris. Konferensi itu menjadi deklarasi pertama kaum nasionalis Arab yang

bersekutu dengan Inggris dan Prancis guna melawan Daulah Utsmaniyah.

Pada 16 Mei 1916, terjadilah persetujuan rahasia ―Sykes-Picot‖ antara Perancis dan Inggris

yang menyepakati pembagian wilayah-wilayah kekuasaan Ustmani yang berhasil mereka

rebut. Maka munculah negara-negara kecil bernama: Libanon, Suriah, Irak, Palestina,

Yordania, Hijaz dan Yaman. Persetujuan ini dirahasiakan karena bertentangan dengan janji-

janji yang diberikan kepada Amir Makkah, Syarif Husein Bin Ali. Kepadanya pemerintah

Inggris menjanjikan kemerdekaan bagi negara-negara Arab dan berdirinya Khilafah

Islamiyah Arabiyah yang dipimpin tokoh Mekkah atau Madinah, jika mendukung Inggris

melawan Kekhalifahan Utsmaniyah. Wilayah kekuasaan yang dijanjikan meliputi Hijaz

(Makkah, Madinah, Thaif), Jazirah Arab, Irak, dan Syam.

Pada 10 Juni 1916 Syarif Husein memproklamasikan pemberontakan Arab terhadap

kekuasaan Khalifah Turki Utsmani. Ia mengepung kota Madinah dan merebutnya dari

kekuasaan Daulah Utsmaniyah. Lalu putranya, Faishal bin Syarif Husain memimpin

peperangan pasukan Arab melawan pasukan Turki Utsmani di perbatasan wilayah Palestina.

Pasukan berkuda Arab dipimpin oleh Pangeran Faishal bin Syarif Husain dan agen intelijen

Inggris, Lawrence of Arabia, menyerbu pasukan Turki Utsmani di wilayah Jabal Druz,

Baklabak, dan Ma‘an. Sementara itu, Musthafa Kamal Pasha, Panglima Pasukan Divisi VII

Turki Utsmani, telah menjalin kesepakatan rahasia dengan Inggris. Musthafa Kamal Pasha

menarik mundur pasukannya tanpa menembakkan sebutir peluru pun terhadap pasukan

26

Dikutip dari: Khilafah Runtuh Karena Nasionalisme, Pratma Julia Sunjandari (Lajanah Siyasiyah MHTI).

Page 25: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

25

musuh. Atas pengkhianatannya itu, Inggris menjanjikan Musthafa Kamal Pasha sebagai calon

penguasa Turki Utsmani.

Pengkhianatan Musthafa Kamal Pasha membuat pasukan Turki Utsmani yang kelaparan dan

kehabisan amunisi di kota Gaza dan Ma‘an kewalahan menghadapi serbuan pasukan Arab.

Pasukan Turki Utsmani terpaksa ditarik mundur, sehingga kota Gaza dan Ma‘an jatuh ke

tangan pasukan Arab.

Kemenangan pasukan Arab itu merupakan sebuah kesuksesan besar bagi pasukan Inggris dan

Sekutu. Sebab, Palestina jatuh ke tangan pasukan Inggris dan Sekutu tanpa tewasnya seorang

pun tentara mereka dalam perang melawan pasukan Turki Utsmani. Dengan mudah dan tanpa

perjuangan apapun, Jendral Allenby membawa pasukan Inggris memasuki kota Al-Quds pada

tanggal 11 Desember 1917 M (1336 H). Dengan congkak, ia mengeluarkan pernyataannya

yang tercatat dalam sejarah ―Sekarang telah berakhir perang Salib!‖.

Syarif Husain dan bangsa Arab baru mengetahui hal itu setelah isi Perjanjian Sykes-Picot

dibocorkan dan dipublikasikan oleh pejuang revolusi komunis Bolshevick, Oktober 1917.

Menteri Penjajahan Inggris, Churchil, pada tahun 1921 M menggelar Konferensi Kairo.

Melalui konferensi tersebut, Inggris mendirikan sejumlah negara dan menentukan raja-

rajanya:

1. Khilafah Islamiyah atau Khilafah Arab berkedudukan di Makkah, dengan khalifahnya

Syarif Husain.

2. Kerajaan Mesir, dengan rajanya Fuad.

3. Kerajaan Irak, dengan rajanya Faishal bin Syarif Husain.

Namun setelah itu, Inggris secara diam-diam juga menjalin kesepakatan dengan penguasa

Riyadh dan pemimpin politik gerakan dakwah tauhid Nejed, Pangeran Abdul Aziz bin

Abdurrahman Al-Saud. Dengan dukungan Inggris, pasukan Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-

Saud mengalahkan pasukan Syarif Husain pada perang tahun 1925. Syarif Husain akhirnya

lengser dan menyerahkan tahta kerajaannya kepada putranya, Syarif Ali bin Syarif Husain.

Namun, kekalahan perang telah mengakibatkan kota Makkah jatuh ke tangan Abdul Aziz bin

Abdurrahman Al-Saud. Hal itu berarti Khilafah Arabiyah Makkah tumbang. Syarif Ali dan

keluarganya diberi jaminan untuk bergabung dengan saudaranya, Syarif Faishal bin Syarif

Husain di Irak. Sementara Syarif Husain sendiri dibuang ke Cyprus sebagai tahanan politik

dan meninggal di pembuangan pada tahun 1931. Makkah, Madinah, Jeddah, dan Riyadh

disatukan oleh Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Saud, lalu ia mendirikan Kerajaan Alu

Sa‘ud.27

Kedua, fase al-ihtilal, yaitu fase pendudukan, perampasan, atau penjajahan terhadap umat

Islam. Barat terus melanjutkan aktivitas al-istisyraq (orientalisme) dan at-tanshir

(kristenisasi), juga berupaya melakukan fashlud dini ‗anid daulah (memisahkan urusan

agama dari kenegaraan), nasyrul qaumiyyah (menyebarkan faham nasionalisme/kebangsaan),

dan isqatul khilafah (meruntuhkan khilafah).

27

Lihat: http://www.kiblat.net/2015/11/14/beginilah-cara-penjajah-salibis-barat-menelikung-revolusi-umat-bag-1/

Page 26: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

26

Dari pembahasan sebelumnya kita telah mendapat gambaran sekilas tentang aktivitas

orientalisme, kristenisasi, serta bagaimana tertanamnya ide sekularisme dan nasionalisme di

dunia Islam yang menyebabkan semakin lemahnya kedudukan Daulah Khilafah Utsmaniyah.

Kekalahan demi kekalahan yang dialami pasukan Turki Utsmani di negeri Syam dan Irak

pada masa revolusi Arab akhirnya memaksa Daulah Utsmaniyah untuk menyerah kepada

pasukan Inggris dan Sekutu. Inggris kemudian menyerahkan kepemimpinan Turki kepada

Musthafa Kamal sesudah berlangsungnya perundingan ―Luzon‖ antara pihak Inggris yang

diwakili oleh Lord Cirzon, Menteri Luar Negeri Inggris dengan pihak Turki yang diwakili

oleh Ismat Inonu, pembantu Musthafa Kamal.

Perundingan Luzon berjalan selama tiga bulan, dari November 1922 hingga Februari 1923.

Ada empat syarat yang diajukan pihak Inggris kepada wakil Turki dalam perundingan ini:

1. Harus bersedia menghapuskan Khilafah.

2. Usaha apapun yang bermaksud menegakkan kembali Khilafah harus ditumpas.

3. Harus bersedia mengambil undang-undang Eropa untuk menggantikan undang-

undang Islam.

4. Harus bersedia memerangi syi‘ar-syi‘ar Islam.

Majelis Agung Nasional Turki mendeklarasikan Republik Turki pada tanggal 29 Oktober

1923 dan Musthafa Kamal berhasil menjadi presiden yang pertama. Dialah yang

menghapuskan kekhalifahan Turki Utsmaniyah pada 3 Maret 1924.

Ketiga, fase ma ba‘dal ihtilal, yaitu fase setelah pendudukan, perampasan, atau penjajahan

terhadap umat Islam. Bisa dikatakan pula fase setelah runtuhnya Khilafah Utsmaniyah.

Terjadi at-taghyir (perubahan) yang demikian besar di dunia Islam, yaitu perubahan siyasiy

(politik), ijtima‘iy (sosial kemasyarakatan), dan khuluqiy (moralitas). Sebagai contoh di

Turki, Musthafa Kamal dengan lancangnya melakukan penghapusan berbagai syi‘ar Islam,

seperti: penggunaan bahasa Arab lisan maupun tulisan, pakaian muslim di pasar-pasar,

ibadah umrah dan haji, shalat berjama`ah, dan merubah Masjid Aya Shofia menjadi gedung

Museum. Kamal juga memaksa penduduk Turki memakai topi ala Eropa dan melarang

mereka memakai tarbusyi (songkok) dan surban Turki, serta melarang pemakaian hithah dan

ighal (jenis ikat kepala) yang menjadi ciri bangsa Arab.28

Gempuran al-istisyraq (orientalisme), at-tanshir (kristenisasi), al-ladiniyyah (sekulerisme),

al-qaumiyyah (nasionalisme/kebangsaan), dan at-taghrib semakin deras. Dunia Islam begitu

terpuruk.

Virus-virus pemikiran ini masuk ke berbagai bidang kehidupan kaum muslimin, diantarannya

melalui:

At-Ta‘lim (pendidikan)

28

Lihat: Hidmul Khilafah wa Bina-uha [Terjemahan:Runtuhnya Khilafah & Upaya menegakkannya, Pustaka Al-Alaq: Solo.

Page 27: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

27

Bidang pendidikan adalah bidang yang paling diincar oleh musuh-musuh Islam, karena bila

mereka dapat menguasainya, berarti mereka telah berhasil menguasai masa depan dan

peradaban umat Islam.

Maka, setiap kali kaum imperialis memasuki suatu negara, mereka biasanya terlebih dahulu

menyerang strategi pendidikan di negara tersebut. Demikian juga kaum misionaris kristen,

mereka mendirikan sekolah-sekolah dan universitas-universitas misionaris untuk

mewujudkan tujuan mereka, yaitu memasukkan doktrin pemikiran mereka, seperti yang

terjadi di Universitas Amerika, di Beirut dan Cairo.

Dalam Konferensi Kristenisasi tahun 1924 M, dirumuskan pesan-pesan misionaris, yang

antara lain berbunyi, ―Dalam setiap kegiatan yang kita lakukan, kita harus memfokuskan misi

kita terhadap anak-anak keluarga muslim, sebab mereka ibarat benih yang dapat kita petik

buahnya dalam kurun waktu yang tidak lama. Garapan ini harus kita prioritaskan dan kita

dahulukan, daripada garapan lainnya, sebab penanaman ruh Islam dalam pribadi mereka,

telah dimulai sejak usia dini. Oleh karena itu kewajiban kita adalah membina dan

mengirimkan anak-anak Islam ke sekolah-sekolah misionaris, sebelum sempurna

perkembangan otak pemikiran dan moral mereka dalam norma-norma Islam.‖29

―Tujuan utama kaum misionaris adalah, menguasai generasi baru dan mempersiapkan mereka

menjadi pelindung serta pendukung gerakan kristenisasi, tatkala anak-anak itu sudah besar

dan menjadi ahli politik, ilmuwan, sastrawan, intelektual, maupun tokoh masarakat, di negara

mereka pada masa mendatang. Mereka di harapkan akan menjadi pembela serta secara

nalurriah, lalu memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada orang-orang yang

telah mendidik dan mengajari mereka.‖30

Abdul Qadir Al-Husaini, seorang mahasiswa Universitas Amerika pada saat yudisium

wisudanya, dengan ijazah tergenggam ditangannya, ia berdiri lalu berkata, ‖Sungguh,

universitas ini tampil dihadapan masarakat, seolah-olah sebuah universitas keilmuan, padahal

sebenarnya, merupakan pusat dan sumber dari upaya perongrongan aqidah Islam, karena

selalu menjatuhkan dan menghujat Islam. Oleh karena itu, tidak pantas bagi orang-orang

Islam, memasukan anak-anaknya ke universitas ini.‖ Kemusian Abdul Qadir Al-Husaini,

mengungkap sejumlah literature yang dijadikan buku pegangan, yang isinya menghina dan

menghujat Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam.31

Demikianlah, dengan menguasai sistem pendidikan dan pengajaran. Mereka berupaya keras

mengganti kurikulum, metode, dan sistem pendidikan di dunia Islam dengan kurikulum,

metode, dan sistem pendidikan yang bersumber dari budaya, serta pemikiran Barat, dengan

tujuan, untuk mengangkat kebudayaan Barat, dan menghancurkan kebudayaan Islam.

Menurut Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, invasi pemikiran di bidang pendidikan yang paling

berbahaya adalah mereka mendorong putra-putri Islam untuk belajar Islam di negara-negara

29

Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Al-Islam fi Wajhit Targhib karya Anwar Al-Jundi, hal. 171. 30

Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Al-Islam fi Wajhit Targhib karya Anwar Al-Jundi, hal. 172. 31

Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Al-Islam fi Wajhit Targhib karya Anwar Al-Jundi, hal. 176.

Page 28: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

28

Barat. Maka, ketika mereka kembali ke pangkuan masyarakat muslim, kebanyakan mereka

mengagung-agungkan dan memuji-muji kebudayaan Barat, sambil mencemooh habis-habisan

kebudayaan Islam. Di mata mereka, kebudayaan Islam sudah kuno, usang, dan tidak cocok

lagi dengan zaman modern.

Al-I‘lam (media)

Media informasi modern yang canggih, serta dukungan dana yang besar, merupakan senjata

yang paling ampuh untuk mempengaruhi kaum muslimin secara langsung dan cepat.

Oleh karena itu, masuh-musuh Islam sangat berhasrat memanfaatkan media informasi

tersebut untuk menghancurkan norma dan budaya kaum muslimin, sehingga menimbulkan

kekacauan, kericuhan, dan penyimpangan di tengah kehidupan masarakat muslim.

Sebagian besar kantor berita, stasiun televisi, stasiun radio, harian, majalah, perusahaan

perfilman dan periklanan, penerbitan, serta percetakan, tunduk di bawah kekuasaan Barat dan

Zionisme internasional.32

Semua media informasi dipergunakan untuk menyiarkan acara dan program yang dapat

menyulut permusuhan etnis diantara ummat Islam. Selain itu, juga untuk menayangkan

berbagai macam film yang berisi adegan seksual dan tindak kriminal. Maka, para remaja

Islam yang sedang mengalami masa puber, bahkan orang tua sekali pun menjadi rusak

pemikirannya, lalu terdorong untuk melakukan hal yang serupa dengan apa yang baru saja

mereka saksikan.33

Al-Qanun (undang-undang)

Kaum imperialis Barat semakin dalam menancapkan kuku-kukunya terhadap dunia Islam

dengan memaksa umat untuk tunduk kepada undang-undang buatan mereka. Walhasil umat

Islam beserta putra-putrinya semakin jauh dari nilai-nilai dan norma yang dapat

membentuknya menjadi pribadi muslim yang sejati.

Sebagaimana dimaklumi, diantara faktor pembentuk karakteristik individu dan budaya suatu

masyarakat, selain pendidikan (keluarga, lingkungan, dan sekolah) adalah undang-undang,

peraturan, nilai-nilai, dan norma yang berlaku.

*****

Demikianlah tahapan-tahapan invasi pemikiran yang melanda dunia Islam. Semuanya itu

menyebabkan umat ini semakin terpuruk dan kehilangan izzah-nya.

Marilah kita renungkan kembali hadits berikut ini:

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

32

Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari As-Saitharah As-Shuhyuniyyah ‘ala wasailil I’lam Al-‘Alamiyah, karya Ziyad Abu Ghanimah. 33

Dikutip oleh Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy dalam Al-Ghazwul Fikri lil ‘Alamil Islami dari Ghazwun fish-Shamim, hal. 165, karya Abdurrahman Al-Maidani.

Page 29: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

29

ا ىمئر ت بىا كل وم

طعتها" ا

ى ك

بل

تلوداعى ألا

ما ج

مم ه

م ألا

ى داعى عل

ن ج

ؤ ىش : "بل ا

هللا؟ ك زطى

ى م ال

بى ص

د ه

ل، وك اء الظ

ثؼاء ه

ثم ػ

ى ىى

ثحرون، ول

ىمئره م

ى : اه ا

؟ ك

الل ازطى ىه

ل: وما ال " ك ه

ىث ال

ت ساه

ا وه

"حب الده

―Kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang berebut

melahap isi mangkok.‖ Para sahabat bertanya: ―Apakah saat itu jumlah kami sedikit ya

Rasulullah?‖ Beliau menjawab: ―Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi

seperti buih air bah dan kalian ditimpa penyakit wahn.‖ Mereka bertanya lagi: ―Apakah

penyakit wahn itu ya Rasulullah?‖ Beliau menjawab: ―Terlalu cinta dunia dan takut kepada

mati‖ (HR. Abu Daud).

Wasa-ilul Ghazwil Fikri (Sarana Invasi Pemikiran)

A‘daul Islam (musuh-musuh Islam) dari kalangan alladiniyyah (atheis), al-yahud (yahudi),

al-musyrikun (orang-orang musyrik), an-nashara (nasrani), dan al-munafiqun (orang-orang

munafik) adalah kaum al-mustakbirun (sombong), karena selalu menolak kebenaran Islam

dan meremehkan para penganutnya.

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

اض الىمـ

حم وػ

س ال

ىبر بؿ

ال

―Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.― (HR. Muslim).

Mereka selalu berupaya merendahkan Islam dan menjauhkan manusia dari ajarannya dengan

berbagai macam sarana, diantaranya adalah:

Pertama, al-i‘lam (media massa), al-mathbu‘at (penerbitan), dan at-tarfihiyyat (hiburan).

Media massa adalah senjata ampuh dalam ghazwul fikri. Karena ia memiliki kekuatan untuk

mempengaruhi manusia; membentuk karakter, pemikiran, dan sikap mereka. Opini yang

disebar media massa ibarat sihir; ia bisa tiba-tiba menjadi opini publik padahal belum teruji

kebenarannya.

Diantara musuh Islam yang menyadari keampuhan media massa ini diantaranya adalah

kalangan zionis. Mereka disebut-sebut menguasai 96 % media massa di dunia.

Reporter www.merdeka.com, Faisal Assegaf , dalam tulisannya yang diposting pada Rabu, 6

Maret 2013, menyebutkan bahwa penguasaan konglomerat Yahudi terhadap media dunia

bukan isapan jempol. Ada enam perusahaan milik taipan Yahudi menguasai sekitar 96 persen

media sejagat. Keenam perusahaan ini adalah AOL Time Warner, The Walt Disney Co.,

Bertelsmann AG, Viacom, News Corporation, dan pendatang baru Vivendi Universal.34

Situs www.radioislam.org menggambarkan cengkeraman Zionis Yahudi terhadap Media

Massa di dunia ini adalah sebagai berikut: ―Jews have disproportionate influence on the

medias in the West; the press, TV/Satellite channels, radio stations, publishing houses, and

34

Lihat: https://www.merdeka.com/khas/enam-perusahaan-yahudi-kuasai-media-dunia-yahudi-kuasai-jagat-2.html

Page 30: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

30

also in the film industry where for instance the Jewish dominance over Hollywood is used to

promote their Apartheid state of Israel and Jewish values, and where the political enemies of

Zionism are portrayed as sub-human….Hollywood is mainly – according to Jewish sources –

in Jewish hands, and is misused as an instrument of propaganda. The Hollywood films shape

the minds of Westerners but also, due to their Global reach, the rest of the world as well.‖

―Yahudi memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap media di Barat; saluran pers, TV /

satelit, stasiun radio, penerbitan, dan juga dalam industri film dimana sebagai contohnya

dominasi Yahudi atas Hollywood itu digunakan untuk mempromosikan Israel serta nilai-nilai

Yahudi mereka, sedangkan musuh-musuh politik Zionisme digambarkan sebagai ―bukan

manusia‖ …. Terutama adalah Hollywood – menurut sumber-sumber Yahudi – Hollywood

itu berada di tangan Yahudi, serta disalahgunakan oleh mereka sebagai alat propaganda.

Film-film produksi Hollywood itu (digunakan untuk) membentuk cara / pola berpikirnya

orang-orang Barat, dan oleh karena jangkauan film-film itu mendunia maka pada akhirnya

adalah membentuk cara / pola berpikir (orang-orang di berbagai belahan) dunia juga.‖

―Media bias in the U.S. is the manifestation and endresult of Israel‘s power in the Western

world. It is not always so much in blatant lies, but rather, it is in telling half-truths, taking

events out of their historical context, and giving gentler names to actions by Israel vice vile

ones to actions by Palestinians and Arabs.‖

―Pemutarbalikan fakta Media Massa di Amerika Serikat itu adalah manifestasi dan hasil

akhir dari kekuasaan Israel atas dunia Barat. Kebohongan itu tidak selalu diungkapkan secara

terang-terangan, melainkan, dengan cara menyampaikan separuh kebenaran. Yaitu dengan

menyajikan suatu kejadian itu diluar konteks sejarah yang sebenarnya, lalu menggunakan

―kata-kata yang bermakna melembutkan‖ terhadap tindakan-tindakan Israel (atas Palestina

dan Arab), dan sebaliknya menggunakan ―kata-kata yang melambangkan kekejian‖ (terhadap

tindakan-tindakan orang Palestina dan Arab atas Israel).‖

Selain media massa, kalangan zionis juga menguasai industri hiburan—diantaranya adalah

industri perfilman. Seorang jurnalis Yahudi, Elad Nehorai berkata:

―Let‘s be honest with ourselves, here, fellow Jews. We do control the media. We‘ve got so

many dudes up in the executive offices in all the big movie production companies it‘s almost

obscene… Did you know that all eight major film studios are run by Jews?‖ ( ―Jews DO

control the media‖, The Times of Israel, July 1, 2012).

―Mari kita bersikap jujur pada diri kita sendiri dalam hal ini, hai orang-orang Yahudi. Kita

lah yang mengontrol media massa. Kita punya begitu banyak orang-orang dikalangan kantor

Eksekutif di semua perusahaan produksi film yang besar-besar, yang hampir-hampir tidak

masuk akal …. Tahukah Anda bahwa delapan studio perfilman utama, semuanya itu

dijalankan oleh orang-orang Yahudi?‖ (―Yahudi BENAR-BENAR mengontrol Media

Massa‖, The Times of Israel, 1 Juli 2012).

The New Yorker menulis tentang Haim Saban seorang Yahudi yang berkuasa di Hollywood: “His

greatest concern, he says, is to protect Israel, by strengthening the United States-Israel

relationship. At a conference last fall in Israel, Saban described his formula. His ―three ways

Page 31: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

31

to be influential in American politics,‖ he said, were: make donations to political parties,

establish think tanks, and control media outlets.” (―The Influencer‖, May 10, 2010).

―Sebagaimana dikatakan (oleh Haim Saban), perhatiannya yang terbesar adalah untuk

melindungi Israel, dengan menguatkan hubungan antara Amerika Serikat dengan Israel.

Dalam konferensi musim gugur lalu di Israel, Saban mendeskripsikan formulanya, sebagai

berikut: ―Tiga cara untuk berpengaruh di dunia politik Amerika, adalah dengan memberikan

donasi (pendanaan) pada partai-partai politiknya, menyokong para penggagas ide (think

tank), dan mengontrol media massa.‖ (―The Influencer‖, 10 Mei 2010).35

Di dalam negeri pun, kita dapat melihat dan merasakan penggunaan media massa dan

penerbitan oleh sebagian kalangan untuk menggiring opini negatif terhadap Islam dan umat

Islam. Oleh karena itu, masalah penguasaan media massa ini seharusnya menjadi perhatian

umat Islam, khususnya para aktivis dakwah.36

Kedua, at-ta‘lim (pendidikan).

Sebagaimana telah dikemukakan dalam pembahasan sebelumnya, bidang pendidikan adalah

bidang yang paling diincar oleh musuh-musuh Islam, karena bila mereka dapat

menguasainya, berarti mereka telah berhasil menguasai masa depan dan peradaban umat

Islam. Maka, setiap kali kaum imperialis memasuki suatu negara, mereka biasanya terlebih

dahulu menyerang strategi pendidikan di negara tersebut.

Mereka berupaya keras mengganti kurikulum, metode, dan sistem pendidikan di dunia Islam

dengan kurikulum, metode, dan sistem pendidikan yang bersumber dari budaya, serta

pemikiran Barat, dengan tujuan, untuk mengangkat kebudayaan Barat, dan menghancurkan

kebudayaan Islam.

Menurut Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, invasi pemikiran di bidang pendidikan yang paling

berbahaya adalah mereka mendorong putra-putri Islam untuk belajar Islam di negara-negara

Barat. Maka, ketika mereka kembali ke pangkuan masyarakat muslim, kebanyakan mereka

mengagung-agungkan dan memuji-muji kebudayaan Barat, sambil mencemooh habis-habisan

kebudayaan Islam. Di mata mereka, kebudayaan Islam sudah kuno, usang, dan tidak cocok

lagi dengan zaman modern.

Ketiga, al-andiyat (klub-klub), ar-riyadhat (olah raga), al-muassasat (LSM-LSM)

Klub-klub atau komunitas-komunitas, kegiatan-kegiatan olah raga, dan LSM-LSM dengan

beragam coraknya didirikan sebagai sarana menjauhkan umat Islam dari nilai-nilai

agamanya. Mereka menghidupkan acara-acara seni, budaya, kajian pemikiran, diskusi, dan

lain sebagainya untuk menyebarkan syubhat.

*****

Dengan berbagai sarana tersebut mereka berupaya melumpuhkan ruhiyah, ma‘nawiyah, dan

fikriyah umat Islam sehingga mereka menjadi al-mustadh‘afun (orang-orang yang lemah);

bahkan tergiring menjadi al-murtadun (orang-orang murtad). Na‘udzubillahi min dzalik.

35

Lihat: http://www.radioislam.org/islam/english/index_media.htm 36

Lihat lampiran.

Page 32: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

32

Lampiran:

Perang Salib; Bagaimana Permulaan & Akhirnya

Sampai abad ke-11 M, di bawah pemerintahan kaum Muslimin, Palestina merupakan

kawasan yang tertib dan damai. Orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Islam hidup

bersama. Kondisi ini tercipta sejak masa Khalifah Umar bin Khattab (638 M) yang berhasil

merebut daerah ini dari kekaisaran Byzantium (Romawi Timur). Namun kedamaian itu

seolah lenyap ditelan bumi begitu Tentara Salib datang melakukan invasi.

Ceritanya bermula ketika orang-orang kekhalifahan Turki Utsmani merebut Anatolia (Asia

Kecil, sekarang termasuk wilayah Turki) dari kekuasaan Alexius I. Petinggi kaum Kristen itu

segera minta tolong kepada Paus Urbanus II, guna merebut kembali wilayah itu dari

cengkeraman kaum yang mereka sebut ―orang kafir‖.

Paus Urbanus II segera memutuskan untuk mengadakan ekspedisi besar-besaran yang

ambisius (27 November 1095). Tekad itu makin membara setelah Paus menerima laporan

bahwa Khalifah Abdul Hakim-yang menguasai Palestina saat itu-menaikkan pajak ziarah ke

Palestina bagi orang-orang Kristen Eropa. ―Ini perampokan! Oleh karena itu, tanah suci

Palestina harus direbut kembali,‖ kata Paus.

Perang melawan kaum Muslimin diumumkan secara resmi pada tahun 1096 oleh Takhta Suci

Roma. Paus juga mengirim surat ke semua raja di seluruh Eropa untuk ikut serta. Mereka

dijanjikan kejayaan, kesejahteraan, emas, dan tanah di Palestina, serta surga bagi para ksatria

yang mau berperang.

Paus juga meminta anggota Konsili Clermont di Prancis Selatan-terdiri atas para uskup,

kepala biara, bangsawan, ksatria, dan rakyat sipil-untuk memberikan bantuan. Paus

menyerukan agar bangsa Eropa yang bertikai segera bersatu padu untuk mengambil alih

tanah suci Palestina. Hadirin menjawab dengan antusias, ―Deus Vult!‖ (Tuhan

menghendakinya!)

Dari pertemuan terbuka itu ditetapkan juga bahwa mereka akan pergi perang dengan

memakai salib di pundak dan baju. Dari sinilah bermula sebutan Perang Salib

(Crusade). Paus sendiri menyatakan ekspedisi ini sebagai ―Perang Demi Salib‖ untuk

merebut tanah suci.

Mobilisasi massa Paus menghasilkan sekitar 100.000 serdadu siap tempur. Anak-anak muda,

bangsawan, petani, kaya dan miskin memenuhi panggilan Paus. Peter The Hermit dan Walter

memimpin kaum miskin dan petani. Namun mereka dihancurkan oleh Pasukan Turki suku

Seljuk di medan pertempuran Anatolia ketika perjalanan menuju Baitul Maqdis (Yerusalem).

Tentara Salib yang utama berasal dari Prancis, Jerman, dan Normandia (Prancis

Selatan). Mereka dikomandani oleh Godfrey dan Raymond (dari Prancis), Bohemond dan

Tancred (keduanya orang Normandia), dan Robert Baldwin dari Flanders (Belgia). Pasukan

ini berhasil menaklukkan kaum Muslimin di medan perang Antakiyah (Syria) pada tanggal 3

Juni 1098.

Sepanjang perjalanan menuju Palestina, Tentara Salib membantai orang-orang Islam. Tentara

Jerman juga membunuhi orang-orang Yahudi. Rombongan besar ini akhirnya sampai di

Page 33: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

33

Baitul Maqdis pada tahun 1099. Mereka langsung melancarkan pengepungan, dan tak lupa

melakukan pembantaian. Sekitar lima minggu kemudian, tepatnya 15 Juli 1099, mereka

berhasil merebut Baitul Maqdis dari tangan kaum Muslimin. Kota ini akhirnya dijadikan

ibukota Kerajaan Katolik yang terbentang dari Palestina hingga Antakiyah.

Sejarawan Inggris, Karen Armstrong, menggambarkan, pada tanggal 2 Oktober 1187,

Shalahuddin Al Ayyubi dan tentaranya memasuki Baitul Maqdis sebagai penakluk yang

berpegang teguh pada ajaran Islam yang mulia. Tidak ada dendam untuk membalas

pembantaian tahun 1099, seperti yang dianjurkan Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 127:

―Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaran itu melainkan dengan pertolongan

Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu

bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.‖

Permusuhan dihentikan dan Shalahuddin menghentikan pembunuhan. Ini sesuai dengan

firman dalam Al-Qur`an: ―Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah lagi dan agama

itu hanya untuk Allah. Jika mereka berhenti (memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan

lagi, kecuali terhadap orang-orang yang zhalim.‖ (Al-Baqarah: 193)

Tak ada satu orang Kristen pun yang dibunuh dan tidak ada perampasan.Jumlah tebusan pun

disengaja sangat rendah. Shalahuddin bahkan menangis tersedu-sedu karena keadaan

mengenaskan keluarga-keluarga yang hancur terpecah-belah. Ia membebaskan banyak

tawanan, meskipun menyebabkan keputusasaan bendaharawan negaranya yang telah lama

menderita. Saudara lelakinya, Al-Malik Al-Adil bin Ayyub, juga sedih melihat penderitaan

para tawanan sehingga dia meminta Salahuddin untuk membawa seribu orang di antara

mereka dan membebaskannya saat itu juga.

Beberapa pemimpin Muslim sempat tersinggung karena orang-orang Kristen kaya melarikan

diri dengan membawa harta benda, yang sebenarnya bisa digunakan untuk menebus semua

tawanan. [Uskup] Heraclius membayar tebusan dirinya sebesar sepuluh dinar seperti halnya

tawanan lain, dan bahkan diberi pengawal pribadi untuk mempertahankan keselamatan harta

bendanya selama perjalanan ke Tyre (Libanon).

Shalahuddin meminta agar semua orang Nasrani Latin (Katolik) meninggalkan Baitul

Maqdis. Sementara kalangan Nasrani Ortodoks–bukan bagian dari Tentara Salib-tetap

dibiarkan tinggal dan beribadah di kawasan itu.

Kaum Salib segera mendatangkan bala bantuan dari Eropa. Datanglah pasukan besar di

bawah komando Phillip Augustus dan Richard ―Si Hati Singa‖.

Pada tahun 1194, Richard yang digambarkan sebagai seorang pahlawan dalam sejarah

Inggris, memerintahkan untuk menghukum mati 3000 orang Islam, yang kebanyakan di

antaranya wanita-wanita dan anak-anak. Tragedi ini berlangsung di Kastil Acre. Meskipun

orang-orang Islam menyaksikan kekejaman ini, mereka tidak pernah memilih cara yang

sama.

Suatu hari, Richard sakit keras. Mendengar kabar itu, Shalahuddin secara sembunyi-

sembunyi berusaha mendatanginya. Ia mengendap-endap ke tenda Richard. Begitu tiba,

bukannya membunuh, malah dengan ilmu kedokteran yang hebat Shalahudin mengobati

Richard hingga akhirnya sembuh.

Page 34: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

34

Richard terkesan dengan kebesaran hati Shalahuddin. Ia pun menawarkan damai dan berjanji

akan menarik mundur pasukan Kristen pulang ke Eropa.Mereka pun menandatangani

perjanjian damai (1197). Dalam perjanjian itu, Shalahuddin membebaskan orang Kristen

untuk mengunjungi Palestina, asal mereka datang dengan damai dan tidak membawa

senjata. Selama delapan abad berikutnya, Palestina berada di bawah kendali kaum Muslimin.

Perang Salib IV berlangsung tahun 1204. Bukan antara Islam dan Kristen, melainkan antara

Takhta Suci Katolik Roma dengan Takhta Kristen Ortodoks Romawi Timur di

Konstantinopel (sekarang Istambul, Turki).

Pada Perang Salib V berlangsung tahun 1218-1221. Orang-orang Kristen yang sudah bersatu

berusaha menaklukkan Mesir yang merupakan pintu masuk ke Palestina. Tapi upaya ini gagal

total.

Kaisar Jerman, Frederick II (1194-1250), mengobarkan Perang Salib VI, tapi tanpa

pertempuran yang berarti. Ia lebih memilih berdialog dengan Sultan Mesir, Malik Al-Kamil,

yang juga keponakan Shalahuddin. Dicapailah Kesepakatan Jaffa. Isinya, Baitul Maqdis tetap

dikuasai oleh Muslim, tapi Betlehem (kota kelahiran Nabi Isa ‗alaihis-salaam) dan Nazareth

(kota tempat Nabi Isa dibesarkan) dikuasai orang Eropa-Kristen.

Dua Perang Salib terakhir (VII dan VIII) dikobarkan oleh Raja Prancis, Louis IX (1215-

1270). Tahun 1248 Louis menyerbu Mesir tapi gagal dan ia menjadi tawanan. Prancis perlu

menebus dengan emas yang sangat banyak untuk membebaskannya.

Tahun 1270 Louis mencoba membalas kekalahan itu dengan menyerang Tunisia. Namun

pasukannya berhasil dikalahkan Sultan Dinasti Mamaluk, Bibars. Louis meninggal di medan

perang.

Sampai di sini periode Perang Salib berakhir. Namun, beberapa sejarawan Katholik

menganggap bahwa penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Muhammad II Al-Fatih dari

Turki (1453) juga sebagai Perang Salib. Penaklukan Islam oleh Ratu Spanyol, Isabella

(1492), juga dianggap Perang Salib. (globalkhilafah/www.globalmuslim.web.id)

Page 35: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

35

Hizbusy Syaithan: Menjadikan Syaithan Sebagai Musuh

Allah Ta‘ala telah menciptakan berbagai makhluk dari asal kejadian yang berbeda-beda. Dia

menciptakan manusia berasal dari tanah,

حمة مظىىن م طا ضل ظان م

و

لىا لالد د

ل ول

―Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang

berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.‖ (QS. Al-Hijr, 15: 26)

Menciptakan jin berasal dari api,

مىم از الظ ه بل م

ك لىاه م

لجان د

وال

―Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.‖ (QS. Al-

Hijr, 15: 27)

Menciptakan malaikat berasal dari cahaya; sebagaimana dijelaskan oleh

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam,

لم آدم مم از ود

ه مازج م جان م

لم ال

ىز ود

ه م

تئى

ال ذ ال

لل

م د

ى لا وضف

―Malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari nyala api, sedang Adam (manusia) diciptakan

dari tanah sebagaimana diceritakan kepadamu (oleh firman Allah).‖ (HR. Muslim)

*****

Selain berbeda-beda asal kejadian, makhluk-makhluk ini pun diciptakan berbeda-beda

jenisnya; ada makhluk kasar yang kasat mata yaitu manusia, dan ada pula makhluk halus

yang tidak kasat mata yaitu jin dan malaikat. Mereka berbeda-beda pula sifatnya; manusia

dijadikan sebagai makhluk mukhayyarun (memiliki potensi memilih), sehingga bisa

tergolong menjadi muslim (tunduk/berserah diri) atau menjadi kafir (ingkar dan menentang).

ىن بطحر عمل

بما ح

والل م

م ما

افس ومىى

م و

مىى

م ف

ىللري د

هى ال

―Dia-lah yang menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada

yang mukmin. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. At-Taghabun, 64:2)

Begitupula jin,

سائم كدداا ؾ ى

ه ل

ا دون ذ الحىن ومى ا الط ا مى ه

وؤ

―…dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada

(pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.‖ (QS.

Jin, 72: 11)

داوا زش حس

ج ئ

ولإم ف

طل

ؤ م

ىن ف

اطؿ

لا ال ظلمىن ومى

ا ال ا مى ه

وؤ

―…dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-

orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, maka mereka itu

benar-benar telah memilih jalan yang lurus.‖ (QS. Jin, 72: 14)

Page 36: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

36

Sedangkan malaikat dijadikan sepenuhnya taat kepada Allah Ta‘ala. Hal ini diisyaratkan oleh

firman-Nya,

تئى

يها مال

عل

حجازة

اض وال ىدها الى

ازا وك

م ه

هلى

م وؤ

فظى

هىا ؤ

آمىىا ك ر

ها ال ي

ا ؤ عطىن

شداد ال

ف

ػال

مسهم و ما ؤ

مسون الل

ا ىن ما

فعل

―Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang

bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras,

dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan

selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.‖ (QS. At-Tahrim, 66:6).

Hizbus Syaithan (Golongan/Kelompok Setan)

Kita begitu familier dengan kata ‗Syaithan‘ atau ‗Setan‘, juga ‗Iblis‘. Siapakah mereka?

Makhluk apakah mereka itu?

Syaikh Sayyid Sabiq rahimahullah berkata: ―Syaithan—jamaknya syayathin—adalah setiap

yang keterlaluan, baik dari golongan manusia, jin atau binatang. Adapun yang lazim

dimaksudkan dalam agama ialah yang keterlaluan dari alam jin.‖37

Syaikh Ahmad Muthafa Al-Maraghi rahimahullah menjelaskan makna kata syaithan sebagai

berikut: ―As-Syaithan berarti segala sesuatu yang bersikap kepala batu dan membangkang—

baik manusia atau jin—sebagaimana telah difirmankan Allah,

ا بي عدول ه

ىا لي

حعل ل

راء وه

ى ش

سوزا ول

ػ ى

ل ال

سف

ى بعؼ شد

ىحي بعػهم بل

جع وال

و

اؾحن لا ش

رون فت زهم وما

رىه ف

عل

ما ف زب

‗dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari

jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang

lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu

menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa

yang mereka ada-adakan.‘ (QS. Al-An‘am, 6: 112).‖38

Apa yang diungkapkan oleh Syaikh Sayyid Sabiq dan Syaikh Ahmad Muthafa Al-Maraghi di

atas, senada dengan apa yang disampaikan Ibnu Katsir, rahimahumullah: ―Syaithan adalah

setiap makhluk yang menentang dan menlanggar tuntunan para Nabi.‖39

Adapun Iblis adalah nenek moyang seluruh syaithan. Lebih lanjut Syaikh Sayyid

Sabiq rahimahullah menjelaskan, ―Iblis yakni nenek moyang seluruh syaithan itu akan tetap

hidup sampai hari kiamat. Ia sendiri dahulu memang pernah meminta kepada Allah Ta‘ala

agar tidak dimatikan sampai hari kiamat dan permintaannya itu dikabulkan oleh Allah

Ta‘ala, sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur‘anul Karim:

37

Aqidah Islam, hal. 219 38

Tafsir Al-Maraghi, Jilid I, hal. 88 – 89 39

Ibnu Katsir, I/14-15

Page 37: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

37

ىم عل ذ ال

ىك

ىم ال ى

بل س

ىك

ال م ةه

ف ا

ك

‗Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang

telah ditentukan waktunya (hari kiamat)‘. (QS. Shad, 38: 80 – 81)

Iblis juga memiliki keturunan, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur‘anul Karim,

خه ؤ ز

ه وذ

وه

ذر خخ

ف ؤ

حن بدال ال

ع للك

م عدو بئ

ى دووي وهم ل اء م ول

‗…Patutkah kamu mengambil dia (Iblis) dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain

daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti

(dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.‘ (QS. Al-Kahfi, 18: 50).‖40

Jadi, hizb (golongan / kelompok) as-syaithan (setan) atau hizbus syaithan adalah

golongan/kelompok setan yang dipimpin oleh Iblis.

Deklarasi Perang dan Permusuhan

Dia—Iblis la‘natullah ‗alaih—sesungguhnya telah mengumumkan perang dan permusuhan

terhadap manusia—anak cucu Adam,

ديهم وم بحن ؤ هم م ن ج

م لظخلم ز

ال

هم ضساؾ

عدن ل

ك خجي أل ى

ػبما ؤ

ف ا

ك مانهم وع ؤ فهم وع

لد

اهسرهم ش

ثهجد ؤ

ج

مائلهم وال

ش

―Iblis menjawab: ‗Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan

(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan

mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.

dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).‖ (QS. Al-A‘raf, 7:

16-17)

Maka, sudah sepantasnya kita selalu bersikap waspada dan bersiap siaga menghadapi tipu

daya golongan/kelompok syaithan ini, serta menjadikannya sebagai musuh sejati dalam

kehidupan. Allah Ta‘ala berfirman,

عحر صحاب الظ ؤ ىا م

ىه

ي دعى حصبه ل ما ا به وه عدو

ذر اج

م عدو ف

ىان ل

ؿ بن الش

―Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena

sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi

penghuni neraka yang menyala-nyala.‖ (QS. Fathir, 35: 6)

Ingatlah, serangan yang dilancarkan oleh hizbus syaithan ini bisa datang kapan saja dari

berbagai penjuru. Perhatikanlah sekali lagi kalimat: ―…saya akan mendatangi mereka dari

muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka….‖ (QS. Al-A‘raf, 7: 16-

17).

‗Serangan‘ dari arah depan maknanya menurut Ibnu Abbas adalah menanamkan keraguan

tentang akhirat; atau menurut Qatadah maknanya adalah menyampaikan informasi bahwa

tidak mungkin akan ada kebangkitan, surga dan neraka.

40

Aqidah Islam, hal. 219

Page 38: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

38

‗Serangan‘ dari arah belakang maknanya menurut Ibnu Abbas adalah merangsang kepada

cinta dunia; atau menurut Qatadah maknanya adalah memperhias dunia dan mendorong

manusia (agar cenderung, red.) ke sana.

‗Serangan‘ dari arah sebelah kanan maknanya menurut Ibnu Abbas adalah meragukan

perintah agama; atau menurut Qatadah maknanya adalah memperlambat untuk melakukan

kebaikan.

‗Serangan‘ dari arah sebelah kiri maknanya menurut Ibnu Abbas dan Qatadah adalah

merangsang berbuat dosa atau maksiat.41

Ciri-ciri Hizbus Syaithan (‘Alaamatu Hizbisy-Syaithaan)

Diantara bentuk kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap hizbus syaithan—

golongan/kelompok syaithan ini—adalah mengetahui ciri-ciri mereka:

Ciri-ciri mereka ada dua: Pertama, istahwadza ‗alaihimusy-syaithaan; mereka dikuasai dan

dirasuki oleh syaithan. Mereka telah merasa asyik dan rela tunduk terperdaya kepada

syaithan; secara fikriyan (pemikiran, pemahaman), maknawiyan (mental), nazhariyyan (teori,

konsep), ‗amaliyyan (aktivitas), dan minhajan (system, metode, cara, pedoman).

Kondisi ciri yang pertama kemudian memunculkan ciri yang Kedua, yaitu ansaahum

dzikrallah; mereka lupa dan tidak ingat kepada Allah Ta‘ala; tidak memahami kemuliaan dan

kedudukan-Nya yang agung. Tidak tahu, tidak mau tahu, serta

melupakan shibghatallah (celupan—agama Allah Ta‘ala).

بن حصب الش

الان ؤ

ؿ حصب الش ئ

ول ؤ

س الل

ظاهم ذه

وإان ف

ؿ يهم الش

عل

اطسون اطخحىذ

خ

ان هم ال

ؿ

―Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka

itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan

yang merugi.‖ (QS. Al-Mujaadilah, 58: 19)

Pengikut hizbusy syaithan memusuhi dan menjauhkan diri dari agama Allah Ta‘ala, lalu

menjadikan selain Allah Ta‘ala sebagai panutan,

هم هم مهخدون بن نحظبىن ؤ و

دون الل اء م ول

اؾحن ؤ

وا الش

رذ اج

―Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan

mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.‖ (QS. Al-A‘raf, 7: 30)

Perlawanan terhadap mereka harus kita lakukan dengan cara mengokohkan diri dalam agama

Allah Ta‘ala,

ه عابدون ل ح

وه

ت ضبؼ

الل م حظ

ؤ وم

الل

ت ضبؼ

―Shibghah Allah, dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya

kepada-Nya-lah Kami menyembah.‖ (QS. Al-Baqarah, 2: 138)

41

Lihat: Ibnu Katsier III/381-382

Page 39: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

39

Shibghah Allah maknanya adalah celupan Allah yang berarti iman kepada Allah yang tidak

disertai dengan kemusyrikan. Diriwayatkan pula dari Adh-Dhahhak dari Ibnu ‗Abbas,

bahwa shibghatallah yaitu: ―Agama Allah‖. Hal senada diriwayatkan dari Mujahid, Abul

‗Aliyah, ‗Ikrimah, Ibrahim, al-Hasan al-Bashri, Qatadah, ‗Abdullah bin Katsir, ‗Athiyah al-

‗Aufi, Rabi‘ bin Anas, as-Suddi, dan lain-lain.

Strategi Perang Hizbus Syaithan

Hizbus Syaithan memiliki strategi/langkah-langkah mematikan agar memenangkan

pertempuran melawan manusia. Celakanya, strategi/langkah-langkah syaithan ini kebanyakan

bersifat halus dan tidak disadari oleh manusia. Apa sajakah itu?

Pertama, waswasah (bisikan).

Syaithan memang biasa menyelinap lalu membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia

secara samar dan rahasia, baik itu dari kalangan jin maupun manusia. Oleh karena itu

Allah Ta‘ala mengingatkan manusia agar selalu waspada terhadap godaan syaitan, karena dia

selalu menyertai gerak-gerik manusia.

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

وب ا ك

الل ا زطى ان ىا وب

ال ك ج

ال سىه م

ل به ك

د وو

وك

حد بال

ؤ م م

جي ما مىى

عاه

ؤ

ن الل

ؤ

اي بال

ط إه ف حر عل

بذ

مسوي بال

إ

ال

م ف

ل

―Tidak seorang pun di antara kalian kecuali bersamanya ada qarinnya dari Jin‖. Para

sahabat bertanya: ‖Engkau juga, ya Rasulullah?‖ Jawab Rasulullah, ―Termasuk saya, tetapi

Allah telah menolong saya di atasnya, maka saya selamat. Sehingga ia tidak menyuruhku

kecuali kepada yang baik‖. (HR Muslim).

Saat menjelaskan Al-Qur‘an surah An-Naas, Syaikh Utsaimin rahimahullah mengatakan

bahwa ―al-waswas‖ atau ―al-waswasah‖, maksudnya: apa yang terlintas dalam hati berupa

fikiran, sangkaan, khayalan, yang tidak ada kebenarannya. Sedangkan ―Al-khannaas‖ ialah

yang memperdayakan, mengganggu, yang pergi dan datang ketika seseorang berdzikir

kepada Allah Azza wa Jalla, dia adalah syetan.

Al-Mu‘tamir Ibnu Sulaiman telah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa pernah diceritakan

kepadanya, sesungguhnya syaitan yang banyak menggoda itu selalu meniup hati anak Adam

manakala ia sedang bersedih hati dan juga manakala sedang senang hati. Tetapi apabila

manusia sedang ingat kepada Allah, maka syaitan bersembunyi ketakutan.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, al-

waswas, bahwa makna yang dimaksud ialah syaitan yang membisikkan godaannya; namun

apabila yang digodanya taat kepada Allah, maka syaitan bersembunyi. Ini sesuai dengan

firman Allah Ta‘ala,

Page 40: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

40

بل و الظ ونهم عطد هم ل وبن س

ه ك

هى ل

فاها

ؿ ه ش

ؼ ل

ل ه حم

س السعش ع ذه هم م ن

حظبىن ؤ و

جي و ذ ب ال اا ك

ا حأءه

ى بذ هخدون حت مخم م

لىم بذ ق م ال

عى

ىف

ول س

لع ال

بئ

حن ف

سك

ش بعد ال ى ب

ىن رو

تاب مش

عر

م فى ال

ى ه

ؤ

―Barang siapa yang berpaling dari mengingat Allah (Petunjuk Allah) Yang Maha Pemurah

(yaitu Al Qur‘an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan), maka syaitan itulah

yang menjadi teman yang selalu menyertainya.‖ ( Qs. Az Zukhruf : 36)

Di era digital saat ini media waswasah dari hizbus syaithan semakin variatif dan modern;

buku, koran, majalah, film, website, media sosial, dan lain-lain; semuanya dapat

membisikkan pikiran dan dorongan jahat kepada jiwa. Waspadalah terhadap segala bentuk

bisikan. Renungkanlah kisah bapak dan ibu kita, Adam dan Hawa, serta akibat yang terjadi

kepada mereka disebabkan menuruti waswasah dari Iblis.42

Kedua, membuat lupa (insaa-un).

Sebelumnya telah dikemukakan bahwa ciri pengikut hizbusy syaithan adalah melupakan

Allah Ta‘ala,

حص ئول ؤ

س الل

ظاهم ذه

وإان ف

ؿ يهم الش

عل

اطسون اطخحىذ

خ

ان هم ال

ؿ بن حصب الش

الان ؤ

ؿ ب الش

―Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka

itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan

yang merugi.‖ (QS. Al-Mujaadilah, 58: 19)

Syaithan berupaya menguasai anak-anak Adam dengan cara memalingkannya dari akhirat

dan melupakan peringatan-peringatan serta ancaman-ancaman yang datang kepada mereka.

Mereka tenggelam dalam buaian hidup di dunia; memperturutkan hawa nafsu, bersenang-

senang dan bergembira dengan tidak memperdulikan mana yang halal dan mana haram, mana

yang hak dan mana yang batil.

Allah Ta‘ala berfirman,

مذ دي ما ك س

عسع عنها وو

إه ف اث زب س بأ

ه ذ م مم

لق ؤ هىه وم

فل ن

ؤت هى

ىبهم ؤ

لى ك

ىا عل

ا حعل داه به

بداا ؤ

يهخدوا بذ

لهدي ف

ى ال

دعهم بل

سا وبن ج

انهم وك

وفي آذ

―Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat

Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh

kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka,

(sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (kami letakkan pula) sumbatan di telinga

mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan

mendapat petunjuk selama-lamanya.‖ (QS. Al-Kahfi, 18: 57)

Manakala keingkaran mereka terus bertambah dan semakin lupa kepada Allah Ta‘ala, maka

dibiarkan oleh-Nya mereka semakin jauh dari petunjuk; Allah Ta‘ala mendatangkan

42

Baca dan tadabburilah QS. Al-A‘raf, 7: 19 – 22 dan QS. Thahaa, 20:117 – 121

Page 41: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

41

kebaikan, menambah rezeki, menyehatkan jasmani mereka, menjaga keamanan diri mereka

dan membukakan pintu-pintu kesenangan, sehingga mereka semakin lupa dan bertambah

sombong serta takabur, tidak bersyukur kepada Allah Ta‘ala, bahkan nikmat itu mereka

jadikan sebagai alat untuk menambah kekuasaan dan kekasaran mereka.

Petunjuk agama yang datang kepada mereka hanyalah menjadi bahan mainan dan senda

gurau. Mereka benar-benar telah ingkar kepada petunjuk Allah Ta‘ala.

ظىا ل ما و

ظاهم ه

يىم ه ال

ا ف

ه الد

اة ح

تهم ال س

عبا وػ

هىا ول

وا دنهم ل

رذ اج ر

ىا ال

اها وما و

رىمهم ه اء

ل

جحدون اجىا بأ

―(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau,

dan kehidupan dunia telah menipu mereka.‖ Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan

mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan

(sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami.‖ (QS. Al-A‘raf, 7: 51)

Selain itu, mereka pun menjadikan hamba-hamba Allah Ta‘ala yang beriman sebagai buah

ejekan dan bahan tertawaan. Hal ini semakin membuat mereka jauh dan lupa kepada

Allah Ta‘ala,

ىخ سي وه

م ذه

ظىه

وى ؤ ا حت س

مىهم سخ

جرذ اج

ىن ف

ضحي

م منهم ج

―…lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka,

menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan

mereka.‖ (QS. 23: 110)

Berikutnya, saat mereka telah bergembira dan bersenang hati dengan nikmat yang telah

diberikan Allah Ta‘ala dan beranggapan bahwa yang mereka peroleh itu benar-benar

merupakan hak mereka, maka Allah Ta‘ala menimpakan azab kepada mereka dengan tiba-

tiba, sehingga mereka berduka cita dan putus asa dari rahmat-Nya.

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

ما هى اطخدزاج ةهحب ف ى معاضه ما

ا عل

ه الد عبد م

عؿي ال

ذ الل ا زؤ

بذ

―Apabila kamu melihat Allah memberikan kepada seseorang hamba kenikmatan dunia yang

disukainya atas perbuatan maksiatnya, maka itu adalah suatu permulaan azab yang

diberikan secara berangsur-angsur (istidraj).‖, Kemudian Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa

sallam membaca ayat:

يهم خحىا عل

سوا به ف

هظىا ما ذ

ا و م

لا هم ف

ةذ

ف

خت

اهم بؼ

هرد

ىا ؤ

وجسحىا بما ؤ

ا ف

ى بذ يء حت

ل ش

بىاب و

ؤ

مبلظىن

―Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun

membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka

bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan

Page 42: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

42

sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.‖ (QS. Al-An‘am, 6: 44).

(HR. Ahmad).

Di akhirat, mereka yang lupa kepada Allah Ta‘ala akan dilupakan dan disiksa dengan siksaan

yang keras,

ى س يىم ج ال ل

رظتها وه

يىا ف

اج آ خ

ج ؤ ل

ر ه ا

ك

―Allah berfirman: ‗Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu

melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan‘‖. (QS. Thaha, 20: 126)

اضس ه م م

ىاز وما ل م الى

واه

ا ومإ

رم ه

ىمى اء

ظخم لل

ما و

م ه

ظاه

يىم ه وكل ال

―Dan dikatakan (kepada mereka): ‗Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu

telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini, dan tempat kembalimu ialah neraka dan

kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong‘‖. (QS. Al-Jatsiyah, 45: 34)

د بمالخ

اب ال

ىا عر

وك

م وذ

ظىاه

ا و ا به

رم ه

ىمى اء

ظخم لل

ىا بما و

وك

رىن ف

عمل

ىخم ح

ه

―Maka rasakanlah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan

harimu ini. Sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang

kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan.‖ (QS. AS-Sajdah, 32: 14)

Ketiga, memanjangkan angan-angan kosong (tamanniyyun).

Allah Ta‘ala berfirman,

هم ن مى هم وأل ن

غل

طبا مفسوغا وأل

عبادن ه ن م

ذر ج

أل ا

وك

―…dan syaitan itu mengatakan: ‗Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba

Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya), dan aku benar-benar akan

menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka…‘‖ (QS.

An-Nisa: 118 – 119)

Syaithan telah bersumpah kepada dirinya sendiri untuk menggoda dan mengganggu sejumlah

manusia. Ia akan berusaha memperdayakan pikiran manusia dengan khayalan-khayalan dan

angan-angan kosong, sehingga mereka memandang baik perbuatan-perbuatan yang dilarang

oleh Allah Ta‘ala, serta menanamkan di dalam hati dan pikirannya bahwa kesenangan hidup

di dunia adalah kesenangan yang pasti tercapai sedang kesenangan dan kebahagiaan di

akhirat adalah kesenangan yang diragukan adanya.

Syaithan mendukung manusia untuk berjudi seraya menanamkan angan-angan bahwa kelak

mereka akan menjadi kaya tanpa harus kerja keras. Syaithan juga mendorong manusia untuk

mendatangi dukun atau kuburan keramat seraya menanamkan angan-angan bahwa itu adalah

jalan pintas terbaik yang cepat mendatangkan hasil.

Berhati-hatilah terhadap lagu-lagu, film, sinetron, cerpen, novel, atau puisi yang berisi angan-

angan yang menyesatkan; menanamkan pikiran-pikiran tentang gambaran tuhan, kehidupan

manusia, alam ghaib, dan alam semesta hanya berdasarkan asumsi atau perkiraan yang

dibuat-buat tanpa pijakan dari kitabullah dan sunnah rasul-Nya.

Page 43: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

43

Jangan sampai kita terkena penyakit kaum Bani Israil yang disebutkan oleh

Allah Ta‘ala dalam Al-Qur‘an,

ىن ىك

ماوي وبن هم بال

ؤ

ىخاب بال

مىن ال

عل

ىن ال م

ومنهم ؤ

―Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali

dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga.‖ (QS. Al-Baqarah, 2: 78)

Makna amaniyya dalam ayat ini adalah kebohongan (tentang agama/keyakinan, red.) yakni

yang mereka dengar dari para pemimpin mereka lalu mereka terima dan percayai.43

Keempat, memperindah dosa (tazyiin)

Hizbus Syaithan menghias, memperindah, dan menampilkan kemaksiatan, kebatilan, dosa,

serta kejahatan sebagai perkara lumrah, sah, legal, berbudaya, maju, dan modern.

احمعحن ك

هم ؤ ن ى

ػ زع وأل

هم في ألا

ن ل

ج ش خجي أل ى

ػزب بما ؤ

―Iblis berkata: ‗Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti

aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti

aku akan menyesatkan mereka semuanya,‖ (QS. Al-Hijr, 15: 39)

Mereka yang terpedaya akan merugi di akhirat kelak,

حظبىن ؤ ا وهم

ه اة الد ح

غل طعيهم في ال ر

ال

عماال

ؤ ظس

د م باأل

ىئ ىب

ل هل ه

حظىىن ضىعان ك هم

―Katakanlah: ‗Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling

merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan

dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.‖ (QS. Al-

Kahfi, 18: 103-104)

Contoh: kita menyaksikan orang-orang yang begitu bangga membolehkan aborsi,

homoseksual, dan lesbianisme, menganggap ‗kumpul kebo‘ sebagai hal lumrah dan modern,

membuka hijab dan mempertontonkan aurat dianggap sebagai kemajuan, dan lain sebagainya.

Kelima, janji-janji palsu (wa‘dun)

Iblis dan syaithan selalu melakukan kampanye dan propaganda dengan janji-janji indah tapi

palsu.

سوزا ػ

ان بال

ؿ عدهم الش يهم وما مى

عدهم و

―Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan

kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari

tipuan belaka.‖ (QS. An-Nisa, 4: 120)

43

Lihat: Tafsir Jalalain.

Page 44: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

44

Orang-orang yang mengikuti hizbus syaithan, ketika di akhirat nanti akan menagih janji

kepada syaithan, akan tetapi ia memungkirinya.

م ومافخى

لد

إم ف

ىحم ووعدج

م وعد ال

وعده

مس بن الل

ي ألا ض

ا ك

ان ل

ؿ الش ا

وك م م

ى ان لي عل

و

ان ب ؿ

خ طل

هم وما ؤ

ا بمطسدى

هم ما ؤ

فظى

هىمىا ؤ

ىمىوي ول

ل ج

ال

اطخجبخم لي ف

م ف

ىن دعىج

ؤ

م بمطسخي ال

لم اب ؤ

هم عر

حن ل ال

بل بن الك

ك خمىن م

سه

ش

سث بما ؤ

في ه

بو

―Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: ‗Sesungguhnya Allah

telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu

tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan

(sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu

mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu

dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan

perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu‖. Sesungguhnya orang-

orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.‖ (QS. Ibrahim, 14: 22)

Kelak di akhirat tokoh-tokoh dan pemimpin-pemimpin hizbus syaithan berlepas diri dari para

pengikutnya; padahal dalam rangka mendapatkan dukungan saat di dunia, mereka sampai

menyatakan siap menanggung dosa siapa saja yang siap jadi pengikutnya.

د م وما هم بحاملحن م

اه ا

ؿ

ىحمل د

ىا ول

بعىا طبل آمىىا اج ر

سوا لل

ف ه ر

ال ا

يء وك

ش اهم م ا

ؿ

اذبىن يهم ل بن

―Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman: ‗Ikutilah jalan kami,

dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu‘, padahal mereka (sendiri) sedikitpun tidak

(sanggup), memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang

pendusta.‖ (QS. Al-Ankabut, 29: 12)

Keenam, tipu daya (kaidun).

Tipu daya yang dilancarkan oleh golongan syaithan banyak sekali. Dalam al-Qur‘an

Allah Ta‘ala menyebutkan jenis-jenis tipu daya yang mereka lakukan, diantaranya adalah:

1. Mereka merancang berbagai bentuk makar permusuhan dan peperangan kepada

mu‘minin (lihat: QS. An-Nisa, 4:76), namun Allah Ta‘ala akan melemahkan tipu daya

mereka itu (lihat: QS. Al-Anfal, 8: 18)

2. Mereka melakukan pembunuhan kepada orang-orang beriman guna melemahkan

kebenaran, meskipun hal itu sebenarnya tidak akan pernah bisa mencapai tujuan busuk

mereka (lihat: contoh kasus penindasan Fir‘aun, QS. Al-Mu‘min, 40:25)

3. Mereka memfitnah para da‘i dan orang-orang beriman dengan tuduhan yang

menghinakan disertai siasat yang licik (lihat: contoh kasus tuduhan kepada Nabi Yusuf,

QS. Yusuf, 12:52)

Mereka terus menerus melakukan tipu daya, akan tetapi sedahsyat apa pun tipu daya mereka,

hakikatnya tidak akan pernah bisa mengatasi tipu daya Allah Ta‘ala,

Page 45: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

45

دا هد هدا وؤ ىدون ه هم بن

―Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-

benarnya. Dan Akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.‖ (QS. At-Thariq,

86: 15 – 16)

Ketujuh, menghalangi jalan Allah (shaddun)

Iblis, syaithan, dan para pengikutnya selalu berusaha menghalang-halangi manusia dari jalan

Allah Ta‘ala. Mereka mencoba memalingkannya dari petunjuk yang benar dengan beragam

cara; diantaranya adalah dengan mengadakan acara hura-hura agar manusia tidak bisa

mendengar dengan baik ayat-ayat Al-Qur‘an,

لبىن ؼم ح

ىعل

ىا فه ل

ؼلسآن وال

ا ال

ر ظمعىا له

ح

سوا ال

ف ه ر

ال ا

وك

―Dan orang-orang yang kafir berkata: ‗Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-

sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat

mengalahkan mereka‘‖. (QS. Fushilat, 41:26).

Mereka tidak segan mengeluarkan dana berapapun untuk menghalangi jalan Allah Ta‘ala,

ىفلىن سوا ف ه ر

بىن بن ال

لؼ م

زيهم حظسة

ىن عل

يم ج

ىفلىنها ز ظ

ف

طبل الل وا ع طد هم ل

مىال

ؤ

سون حش م ى حهى

سوا بل

ف ه ر

وال

―Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi

(orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan

bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang

kafir itu dikumpulkan,‖ (QS. Al-Anfal, 8:36).

Cara lain yang mereka gunakan untuk menghalangi jalan Allah Ta‘ala adalah dengan

melakukan semantic game (permainan bahasa); orang-orang yang komitmen terhadap Islam

mereka sebut sebagai fundamentalis, radikal, ekstrim kanan, dan stereotype (julukan jelek)

lainnya. Hal ini telah terjadi di sepanjang sejarah kehidupan, manakala as-shira‘u bainal haq

wal bathil—pertempuran antara al-haq dan al-bathil—berlangsung. Nabi Nuh ‗alaihis

salam disebut oleh para pemuka kaumnya sebagai orang sesat/menyimpang (QS. Al-A‘raf, 7:

60), Nabi Huud ‗alaihis salam dihina kaumnya, ia dicela sebagai orang safih bahkan

pendusta (QS. Al-A‘raf, 7: 66), Nabi Luth ‗alaihis salam dihina dengan uangkapan ‗sok suci‘

(QS. Al-A‘raf, 7: 82), dan lain-lain.

Kedelapan, menimbulkan permusuhan (‗adaawatun)

Syaithan selalu berusaha merusak urusan agama dan dunia umat manusia. Diantara cara yang

dilakukannya adalah menimbulkan permusuhan di antara mereka. Inilah yang tidak akan

pernah berhenti dilakukan meskipun tujuan utamanya tidak tercapai.

Page 46: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

46

بي ضل الى ا

ك ا

حابس ك حسش ع في الخ ى

ىن ول

طل

عبده ال ن

ئع ؤ د

ان ك

ؿ م بن الش

ه وطل عل

ى الل

نهم ب

Dari Jabir ia berkata; Nabi shallallahu ‗alaihi wasallam bersabda: ―Sesungguhnya syaithan

telah putus asa untuk disembah oleh para penyembah. Namun ia terus menggalakan

permusuhan di antara mereka.‖ (HR. Tirmidzi)

Sarana yang digunakan oleh syaithan untuk menggalakan permusuhan adalah:

1. Menumbuhkan berbagai perselisihan.

Oleh karena itu, guna menjaga diri dari perselisihan, Allah Ta‘ala menganjurkan agar

manusia menjaga lisannya dari perkataan yang buruk.

و

ان لل

ان و

ؿ نهم بن الش ب

زغ

ج ان

ؿ بن الش حظ

تي هي ؤ

ىا ال

لىل ل لعبادي

ا مبىاظان ع وك دو

―Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: ‗Hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan

di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi

manusia.‘‖ (QS. Al-Isra, 17: 53)

Berkenaan dengan ayat ini, Ibnu Katsir rahimahullah berkata: ―Allah Ta‘ala

memerintahkan kepada Rasul-Nya shallallahu ‗alaihi wa sallam agar menyeru hamba-

hamba Allah Ta‘ala yang beriman supaya berkata dalam pembicaraan dan

perbincangan mereka dengan ucapan yang paling baik dan perkataan yang paling

bagus.

Jika mereka tidak melakukan hal ini syaithan akan menghasut di antara mereka, lalu

mengantarkan ucapan (yang kurang baik) menjadi perbuatan, dan terjadilah kerusakan,

permusuhan dan pertikaian. Sesungguhnya syaithan itu musuh bagi Adam dan

keturunannya sejak dia menolak untuk sujud kepada Adam. Maka permusuhannya

sangatlah nampak dan jelas.

Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam) melarang seseorang

mengarahkan besi kepada saudaranya muslim, sesungguhnya syaithan berkesempatan

memberi hasutan pada tangannya, artinya bisa jadi akan melukai saudaranya muslim

dengannya.‖44

Renungkanlah hadits Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam berikut ini,

ىاد ز س وما ج

ش

حدر

س ، وال

ش

حدر

حدهما ، وال

ه ؤ

حدز بحدر

نهما بال ق ب س

خف

ن في هللا ، ف

، حال

س ش

حدر

وال

―Tidaklah ada dua orang yang saling mencintai karena Allah lalu berpisah (berselisih)

di antara keduanya kecuali dikarenakan suatu ucapan yang diada-adakan salah satu

44

Lihat: Tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Isra, 17: 53

Page 47: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

47

diantara keduanya. Pengada-ada itu jelek, pengada-ada itu jelek, pengada-ada itu

jelek.‖ (HR Ahmad, dikatakan Ibnu Muflih, sanadnya jayyid)

2. Kemaksiatan-kemaksiatan

Bentuk kemaksiatan yang secara tegas disebutkan sebagai sarana syaithan untuk

menimbulkan permusuhan adalah meminum khamar dan berjudi,

م ع ه طد ظس و مس وال

خ

ػاء في ال

بؼ

وال

عداوة

م ال

ىى ىكع ب ن

ان ؤ

ؿ سد الش ما به وع

س الل

ذه

خم مىتهىن ههل ؤ

ة ف

ال الط

―Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian

di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu

dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan

pekerjaan itu).‖ (QS. Al-Maidah, 5: 91)

Khamar itu merusak akal. Sedangkan akal itulah yang berfungsi mengendalikan

kehendak, kecerdasan, serta kemampuan membedakan antara baik dan buruk. Begitu

pula judi, ia mengandung unsur negatif yaitu menghabiskan harta dan menanamkan rasa

iri dan dengki. Kedua- duanya mengandung perusakan mental. Dari dua hal inilah

biasanya keonaran dan perkelahian terjadi.

Target Hizbus Syaithan

Kedelapan strategi dan langkah hizbusy syaithan itu dilakukan dalam rangka:

Pertama, penyesatan (tadhlil).

Mereka menghendaki kebenaran menjadi tersamarkan (ghumuudul-haq), atau bercampur

baur dengan kebatilan (labsul-haq bil-bathil), sehingga bergelimpanganlah korban-korban

penyesatan (dhohiyyatut-tadhlil).

ه طبجد ل

ج

ل ف

ػلل الل ء وم

الاى ه

بل

ء وال

الاى ه

بل

ال ل

بحن بحن ذ

بر

مر

ال

―Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk

kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-

orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk)

baginya.‖ (QS. An-Nisa, 4: 143)

Kedua, intimidasi/menakut-nakuti manusia (takhwif).

Dengan strategi dan langkah-langkah mereka, akan bermunculanlah orang-orang yang

kehilangan keberaniannya (‗adamus syaja‘ah); mereka menyembunyikan kebenaran

(kitmanul haq) karena takut terhadap resiko perjuangan. Maka bergelimpanganlah korban-

korban intimidasi (dhohiyyatut-takhwif). Padahal Allah Ta‘ala menghendaki hamba-hamba-

Nya mampu berdiri tegar di hadapan kebatilan.

Page 48: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

48

مىحن ىخم ما

ىن بن ه

اف

ىهم ود

اف

ذ

ج

ال

اءه ف ول

ؤف ى

ذ ان

ؿ م الش

لى

ما ذ به

―Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan

kawan-kawannya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-

Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.‖ (QS. Ali Imran, 3: 175).

Dengan kata lain, adanya tadhlil (penyesatan) dan takhwif (intimidasi) akan memunculkan

pribadi yang tidak lurus (syakhshiyyah ghoiri rasyiidah), yaitu pribadi yang suka berkhianat

dan tidak bertanggung jawab (al-khiyaanah), seperti Bani Israil yang enggan berjihad

sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur‘an (lihat: QS. Al-Maidah, 5:24); pribadi beku yang

tidak mau melakukan perubahan (al-jumuud), dan pribadi pengecut (al-jubnu), yang takut

terhadap resiko perjuangan.

*****

Dari uraian di atas tergambarlah betapa pentingnya manusia mewaspadai syaithan. Oleh

karena tanamkanlah kesadaran dalam diri bahwa syaithan itu adalah musuh yang nyata.

Wallahul musta‘an

Page 49: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

49

Ahammiyyatut Tarbiyah

Al-Ummatul Jahiliyyah

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam diutus oleh Allah Ta‘ala ke tengah-tengah umat

jahiliyyah; yaitu masyarakat yang dilingkupi oleh kebodohan terhadap hakikat kebenaran (al-

jahlu). Mereka tidak mengenal Allah Ta‘ala, tidak mengetahui ibadah dan tidak memahami

pedoman hidup yang benar.

Kebodohan tersebut tergambar dari kepercayaan mereka yang telah menyimpang jauh dari

ajaran tauhid yang dibawa oleh nenek moyang mereka Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Pertama, mereka menyembah malaikat, karena menganggapnya sebagai anak-anak

perempuan Allah. Keyakinan seperti ini dibantah oleh Allah Ta‘ala melalui firman-Nya,

ي ) عصخم الالث وال

سؤفسي )٩١ؤ

ألاد

تالث

الث

ى )٠٢( ومىاة

ثه ألاه

س ول

هم الر

ىل غحزي ٠٩( ؤ

ا كظمت

بذ

( جل

م ٠٠)هخم وآبائ

هخمىها ؤ طماء طم

وما تهىي ( بن هي بال ؤ

بعىن بال الك

د ان بن

ؿ

طل بها م

الل ص

هما ؤ

هدي )هم ال زب د حاءهم م

لفع ول

(٠٢ألاه

―Wahai kaum kafir Quraisy, apa pendapat kalian tentang patung Latta, Uzza, dan Manat,

patung lain yang ketiga? Wahai kaum kafir Quraisy, apakah anak laki-laki untuk kalian,

sedangkan anak perempuan untuk Allah? Jika benar begitu, maka hal itu adalah pembagian

yang tidak adil. Nama patung-patung itu hanyalah mengikuti dugaan dan selera kalian

semata. Sungguh Al-Qur‘an sebagai kitab petunjuk dari Tuhan seluruh manusia telah datang

kepada mereka.‖ (Q.S. An-Najm: 19-23)45

اهدون ا وهم ش

از به

تئى

ال لىا ال

لم د

ؤ

―Apakah Allah menciptakan malaikat sebagai anak perempuan-Nya?Apakah kaum musyrik

Quraisy menyaksikan penciptaan malaikat itu?‖ (Q.S. As-Shafat: 150)46

Kedua, mereka menyembah jin. Mereka memandang bahwa jin-jin itu mempunyai hubungan

dengan para malaikat. Mereka memuliakan beberapa tempat yang mereka anggap sebagai

tempat jin, diantaranya adalah sebuah tempat bernama Darahim. Mereka selalu mengadakan

kurban di tempat itu agar terhindar dari bencana yang didatangkan olehnya. Keyakinan

seperti ini pun dibantah oleh Allah Ta‘ala melalui firman-Nya,

هم لل ود ج

اء ال

سو

ش

ىا لل

طفىن وحعل ا ى عم

عال

ه وح

م طبحاه

حر عل

ه بىحن وبىاث بؼ

ىا ل

سك

ود

―Orang-orang musyrik menjadikan jin sebagai sekutu-sekutu Allah. Padahal Allah lah yang

menciptakan jin-jin itu. Orang-orang musyrik telah berdusta tanpa ilmu sedikit pun, karena

mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan. Allah

Mahasuci, dan Allah Mahajauh dari segala sifat-sifat kotor yang dikatakan oleh orang-

orang musyrik.‖ (Q.S. Al-An‘am: 100)47

45

Terjemah Tafsiriyah, Al-Ustadz Muhammad Thalib, hal. 673 – 674. 46

Ibid, hal. 569 47

Ibid, hal. 164.

Page 50: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

50

Ketiga, mereka menyembah bintang-bintang. Yang dimaksud bintang-bintang adalah

matahari, bulan, dan bintang-bintang yang gemerlapan cahayanya, yang bertaburan dan

beribu-ribu banyaknya itu. Mereka menyembah bintang-bintang karena menganggap bintang-

bintang itu diberi kekuasaan oleh Allah untuk mengatur alam yang luas ini. Diantaranya

mereka menyembah Syi‘ra (planet yang paling besar).

Namun Allah menegaskan bahwa Dialah Pencipta Syi‘ra. Oleh karena itu hanya Dialah yang

patut disembah,

عسي ه هى زب الش

ه وؤ

―Sungguh Allah adalah Tuhan yang menguasai planet yang paling besar.‖ (Q.S. An-Najm:

49)48

Allah Ta‘ala juga memberi penerangan kepada manusia bahwa Dialah Pencipta matahari dan

bulan,

لمع وال لل

سجدوا للش

مس ال ح

لمع وال

هاز والش ل والن اجه الل آ ىخم وم

بن ه ه

للري د

ال

مس واسجدوا لل

عبدون اه ح ب

―Diantara bukti kekuasaan Allah adalah adanya malam dan siang serta matahari dan bulan.

Wahai manusia, janganlah kalian bersujud kepada matahari dan bulan. Akan tetapi

bersujudlah kalian kepada Allah, Tuhan yang telah menciptakan matahari dan bulan, jika

kalian benar-benar taat kepada-Nya.‖ (Q.S. Fushilat: 37)49

***

Selain berada dalam kebodohan (al-jahlu), masyarakat jahiliyyah juga berada dalam kondisi

ad-dzillah (kehinaan) karena banyak melakukan perbuatan maksiat. Diantaranya adalah:

Pertama, kebiasaan meminum khamar dan berjudi. Kebiasaan buruk ini kemudian

diharamkan oleh Islam,

م

شال طاب وألا

ه ظس وألا مس وال

خ

ما ال آمىىا به ر

ها ال ي

ا ؤ م

ىعل

احخيبىه ل

ان ف

ؿ عمل الش زحع م

فلحىن ج

―Wahai kaum mukmin; minuman keras, judi, penyembelihan hewan untuk berhala, dan

pengundian nasib adalah hal yang kotor bagian dari bujukan setan. Karena itu jauhilah

perbuatan-perbuatan kotor itu supaya kalian mendapatkan keselamatan di dunia dan

akhirat.‖ (Q.S. Al-Maidah: 90)50

Kedua, mereka juga terbiasa berbuat zina, dengan cara terselubung—dengan menyebutnya

sebagai pernikahan—atau dengan cara pelacuran seperti halnya dilakukan manusia pada masa

kini. Kebiasaan maksiat ini tergambar dari apa yang diungkapkan Aisyah radhiyallahu ‗anha,

48

Ibid, hal. 676 49

Ibid, hal. 608 50

Ibid, hal. 142

Page 51: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

51

اب الا ز

ى بذ از حت ت والى جى

س ال

ل فيها ذه ط

ف ال م

مىه طىزة ص

ما ه و

ؤ ص

ما ه م به

طال

ى لا

اض بل ى ص

ه

ى ه

بدا ول

مس ؤ

خ

دع ال

ه

ىا ال

اللمس ل

خ

سبىا ال

ش

ح

يء ال

ش و

ؤ ص

ى ه

حسام ول

وال

حال

دع ال

ه

ىا ال

اللىا ل

صه ج

ال ص

ه وط عل

ى اللد ضل ى محم

عل

ت بمى ص

د ه

لبدا ل

ا ؤ

ه مىعدهم الص

اعت عب : )بل الظ

ل ؤت جاز

ي ل

م وبو

ل

ا عىده ه وؤ

ظاء بال

سة والي

بل

ال

ذ طىزة

صلمس( وما ه

ى وؤ

ده

ؤاعت والظ

―Sesungguhnya yang pertama-tama kali turun darinya (al-qur‘an) adalah surat Al

Mufashshal (surat-surat pendek) yang di dalamnya disebutkan tentang surga dan neraka.

Dan ketika manusia telah condong kepada agama Islam, maka turunlah kemudian ayat-ayat

tentang halal dan haram. Seandainya saja yang pertama kali turun adalah ayat; ‗Janganlah

kalian minum arak‘. Niscaya mereka akan mengatakan; ‗Kami tidak akan meninggalkan

meminum arak selama-lamanya.‘

Dan sekiranya juga yang pertama kali turun adalah ayat, ‗Janganlah kalian berzina..‘

Niscaya mereka akan berkomentar, ‗Kami tidak akan meniggalkan zina selama-lamanya.‘

Ayat yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‗alaihi wasallam di Makkah yang pada

saat itu aku masih anak-anak adalah:

مس ى وؤ

ده

ؤاعت مىعدهم والظ

اعت بل الظ

―Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih

dahsyat dan lebih pahit.‖ (QS. Al-Qamar: 46).‘

Dan tidaklah surat Al Baqarah dan An Nisa` diturunkan kecuali aku telah berada di sisi

beliau (di Madinah).‖ (Shahih Bukhari, No.4993 ).

Tidaklah heran perzinahan saat itu begitu merajalela, karena wanita-wanita mereka memang

banyak yang bertingkah laku ‗memasarkan diri‘. Pada saat dia lewat di depan lelaki ajnabi

(lelaki yang bukan mahramnya) jalannya genit, berlemah gemulai, seakan-akan dia

memamerkan dirinya dan ingin memikat orang lain. Tingkah laku seperti itu dibenci oleh

Allah Ta‘ala, karenanya Dia berfirman,

ىول ت ألا جاهل

برج ال

ج ح بر

ج

وال

ىجى سن في ب

وك

―Wahai istri-istri Nabi, tinggalah kalian di rumah-rumah kalian. Janganlah kalian keluar

rumah dengan berdandan ala perempuan-perempuan jahiliyah sebelum Islam datang...‖

(Q.S. Al-Ahzab: 33)51

Syaikh Abdurrahman Nashir As-Sa‘diy Rahimahullah menafsirkan ayat ini, ―Janganlah

kalian para wanita sering keluar (rumah) berhias dan memakai wewangian seperti keadaan

ahlul jahiliyah terdahulu yang mereka tidak mempunyai ilmu dan agama.‖52

Ketiga, mereka terbiasa pula melakukan pencurian dan perampokan, antara satu suku kepada

suku yang lain. Suku yang kuat memerangi suku yang lemah untuk merampas hartanya. Yang

51

Ibid, hal. 526 52

Taisir Karimir rohmah hal. 632, cetakan pertama, Dar Ibnu Hazm

Page 52: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

52

demikian ini terjadi karena tidak ada hukum maupun peraturan yang menjadi acuan. Mereka

bukan hanya mencuri dan merampok harta benda, tetapi orang yang dirampoknya itu juga

ditawan dan dijadikannya hamba sahaya atau budak belian.

Keempat, mereka gemar bertengkar dan berperang. Perkara-perkara kecil bisa menjadi

peperangan besar, bahkan bisa terjadi sampai bertahun-tahun lamanya. Di antara perperangan

mereka yang paling terkenal adalah:

1. Perang Dahis dan Perang Ghabara‘ yang berlangsung 40 tahun antara Suku ‗Abs

melawan Suku Dzibyan dan Fizarah akibat perselisihan di arena pacuan kuda;

2. Perang Basus, sampai-sampai dikatakan, ―Perang yang paling membuat sial adalah

Perang Basus yang berlangsung sepanjang tahun‖. Perang ini terjadi antara Suku

Bakr dan Taghlub, perang ini terjadi karena dilukainya seekor unta yang bernama

Basus;

3. Perang Bu‘ats yang terjadi antara Suku Aus dan Khazraj di Yatsrib (Al-Madinah An-

Nabawiyyah);

4. Perang Fijar yang berlangsung antara Qays ‗Ilan melawan Kinanah dan Quraisy.

Disebut ―Perang Fijar‖ karena terjadi saat bulan-bulan haram. Fijar (فجار ) adalah

bentukan wazan فعال dari kata fujur (فجور); Mereka telah sangat mendurhakai Allah

(sangat fujur) karena berani berperang pada bulan-bulan yang diharamkan untuk

berperang.

Kelima, mereka tidak memiliki adat kesopanan. Misalnya mengerjakan thawaf dengan

telanjang—baik laki-laki maupun perempuan—tanpa rasa malu. Mereka pun tidak malu

mandi telanjang di tempat terbuka. Berbicara rafats, hal-hal rahasia mengenai hubungan

seksual suami-istri tidak segan-segan diceritakan kepada orang lain di depan umum.

Itulah diantara adat kebiasaan jahiliyyah pada masa Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam

diutus.

***

Masyarakat jahiliyyah Arab juga berada dalam kondisi lemah (dha‘if) dan berpecah belah

(furqah). Mereka bukanlah bangsa yang terpandang dan diperhitungkan. Kerajaan-kerajaan

yang ada di jazirah Arab pada waktu itu adalah kerajaan-kerajaan yang akhirnya tunduk di

bawah kekuatan Persia atau Romawi. Kerajaan-kerajaan yang besar di jazirah Arab ada tiga:

Yaman, Munazirah, dan Ghassaniyah.

Kerajaan Yaman pernah dikuasai Habasyah, dan berikutnya dikuasai Persia. Namun pada

masa khalifah Abu bakar, Yaman berhasil dikuasai pemerintahan Islam. Kerajaan

Munazirah—Ibu Kotanya di Hirah, dekat kota Kufah Irak—dari awal sampai akhir berada di

bawah kekuasaan Persia. Pada masa khalifah Abu Bakar pula kerajaan ini dapat dikuasai

pemerintahan Islam. Kerajaan Ghassaniyah di Syam dari awal hingga akhir dikuasai oleh

Romawi. Kemudian tunduk pada pemerintahan Islam pada masa Umar bin Khattab.

Pemerintahan kecil yang berjalan tanpa gangguan pada masa itu adalah pemerintahan di

Hijaz yang pada akhirnya dijalankan oleh Quraisy.

Page 53: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

53

Singkatnya, masyarakat jahiliyah pada masa itu dalam kondisi dholalun mubin, kesesatan

yang nyata. Mereka berada dalam kondisi bodoh (jahl), rendah (dzillah), lemah (dhaif) dan

berpecah belah (furqah).

Al-Inqadz (penyelamatan) dengan Tarbiyah

Karena kasih sayangnya, Allah Ta‘ala kemudian mengutus di tengah-tengah masyarakat

jahiliyah itu seorang Rasul, dialah Muhammad shallallahu ‗alaihi wa sallam.

عل م و

ى

صه اجىا و م آ

ى ى عل

خل م

مىى

م زطىال

ىا فى

زطل

ما ؤ

ىا ه

ىه

يم ج

م ما ل

مى

عل و

مت

حى

ىخاب وال

م ال

مى

مىن عل

ح

―Wahai bangsa Arab, Kami juga telah mengutus Muhammad ke tengah-tengah kalian

sebagai seorang rasul yang berasal dari bangsa kalian sendiri. Muhammad membacakan

ayat-ayat Kami kepada kalian, membersihkan diri kalian dari syirik, mengajarkan Al-Qur‘an

dan As-Sunnah kepada kalian. Muhammad juga mengajarkan kepada kalian kisah umat-

umat terdahulu, yang tidak kalian ketahui sebelumnya.‖ (Q.S. Al-Baqarah: 151).53

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam mentarbiyah masyarakat jahiliyyah ini dengan cara

tilawah (membacakan firman Allah Ta‘ala), tazkiyah—menyucikan (tathir), menumbuhkan

(numuw), dan menghiasi (takhalluq) jiwa dengan sifat-sifat mulia—dan ta‘limul minhaj

(mengajarkan pedoman hidup) dengan tuntunan Al-Qur‘an dan Sunnah.

Ini adalah an-ni‘matul kubra (kenikmatan yang besar). Karena dengan diutusnya Rasul dan

tarbiyah yang dilakukannya umat jahiliyyah kemudian berubah drastis menjadi umat yang

mengenal ilmu (al-ilm). Mereka memiliki pengetahuan (ma‘rifah) tentang iman dan agama

yang benar,

ىاه حعل ى

مان ول

لا

ىخاب وال

دزي ما ال

ىذ ج

ا ما ه

مسه

ؤ زوحا م ىا بل وح

ؤ ل

ر وه ىزا نهدي به م

ه

ت ل ا وبه

عباده اء م

ش

ى ضساؽ مظخلم و

هدي بل

―Wahai Muhammad, begitulah telah Kami turunkan Al-Qur‘an kepadamu sesuai perintah

Kami. Engkau sebelumnya tidak mengetahui apa itu kitab dan apa itu iman. Kemudian Kami

jadikan Al-Qur‘an sebagai cahaya Kami yang Kami gunakan untuk memberi petunjuk

kepada siapa yang Kami kehendaki diantara para hamba Kami. Sungguh engkau benar-

benar seorang rasul yang menunjukkan jalan kepada Islam.‖ (Q.S. Asy-Syura: 52)54

Mereka menjadi umat yang bersih dari kemusyrikan, dan bahkan menjadi umat yang

mengusung panji-panjinya serta menancapkannya ke seluruh penjuru bumi.

Mereka menjadi umat yang memiliki kehormatan/wibawa (al-izzah). Berkat tarbiyah dari

Rasulullah shalallahu ‗laihi wa sallam, mereka menjadi umat yang berakhlak mulia dan jauh

dari perbuatan rendah.

قال

دازم ألا

م مي م

جذ أل

ما بعث به

53

Terjemah Tafsiriyah, Al-Ustadz Muhammad Thalib, hal. 28. 54

Ibid, hal. 619.

Page 54: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

54

―Hanyalah aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak yang baik.‖ (HR. Malik

dalam Al Muwaththa‘)

Mereka menjauhi perbuatan meminum khamer, judi, zina, pencurian, perampokan,

perpecahan, dan berbagai perbuatan rendah lainnya.

Dengan iman, mereka menjadi umat yang memiliki kekuatan (al-quwwah) dan persatuan (al-

wihdah). Mereka menebarkan cahaya iman ini sehingga umat manusia beroleh hidayah Islam.

Mereka kemudian mampu menjadi penguasa di muka bumi ini dan menundukkan para

penyembah thaghut. Sebagaimana yang diucapkan Rib‘i bin Amir kepada Rustum, komandan

perang Persia,

ه غم الد عبادة العباد بلى عبادة هللا وم اء م

ش م

سخ

ىا لىذ

ان بن هللا ابخعث د

حىز ألا الى طعتها وم

ا

م لاطال بلى عد

―Sesungguhnya Allah telah membangkitkan kami untuk mengeluarkan siapa pun yang mau,

dari penghambaan kepada manusia menuju penghambaan kepada Allah semata; dari

sempitnya dunia menuju luasnya dunia, dan dari keculasan agama-agama menuju keadilan

Islam‖.

Mereka melakukan berbagai futuhat sehingga Makkah, Khaibar, Bahrain, seluruh Jazirah

Arab, dan Yaman dapat dikuasai. Sementara itu jizyah dari Majusi Hajar dan beberapa daerah

Syam terus mengalir. Pada masa Abu Bakr, Khalid bin Walid berhasil menembus Persia; Abu

Ubaidah menguasai Syam; Amr bin Ash membuka Mesir. Secara beruntun beberapa daerah

Syam, Basrah, dan Damaskus dapat dibebaskan. Pada masa Umar bin Khattab seluruh Syam

bebas, Mesir dikuasai dan sebagian Persia berhasil direbut; kekuasaan Romawi dari hari ke

hari semakin berkurang. Bahkan pada masa Utsman bin Affan kekuasaan Islam sudah

menembus wilayah Cina.

Dengan tarbiyah, mereka menjadi umat terbaik (khairu ummah). Sebagaimana difirmankan

Allah Ta‘ala,

―Wahai kaum mukmin, kalian benar-benar umat terbaik, yang ditampilkan ke tengah

manusia lainya, supaya kalian menyuruh manusia berbuat baik, mencegah perbuatan

munkar, dan beriman kepada Allah.‖ (Q.S. Ali Imran: 110)55

Kesimpulan

Jika kita kini mendapati sebagian dari umat ini dalam keadaan bodoh (jahlu), rendah

(dzillah), lemah (dhaif) dan berpecah belah (furqah). Maka ketahuilah, jalan

penyelamatannya adalah tarbiyah Islamiyah!

Renungkanlah kalimat yang disampaikan Imam Malik: ―Umat ini tidak akan jaya kecuali

dengan cara pertama kali ia dijayakan genarasi awalnya.‖

Wallahu A‘lam…

55

Ibid, hal. 76.

Page 55: لاوَ ،اللهِ يفِ ةادَاعَُلْْاوَ ... · Umat Islam belum menjadikan Islam sebagai referensi tertinggi dalam memandang urusan kehidupannya. ... Seharusnya,

55

Maraji’:

Al-Qur‘an, Tarjamah Tafsiriyah, Al-Ustadz Muhammad Thalib

Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Jilid 1, K.H. Moenawar Chalil

Tazkiyatu Nafs, Sa‘id Hawwa

Berita Kemenangan Islam, Yusuf Qaradhawi