Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

64
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan makanan dalam rangka melangsukan kehidupannya. Makanan memiliki banyak manfaat, diantaranya untuk memberikan tenaga atau energi pada tubuh makhluk hidup sehingga dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari, sumber pengatur dan pelindung tubuh terhadap penyakit, untuk pembangun tubuh dan pengganti sel-sel yang telah tua. Makanan yang dikonsumsi tentunya harus mengandung gizi yang seimbang .Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun kuantitas (jumlahnya). Direktorat Gizi Depkes pada tahun 1995 telah mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). PUGS merupakan penjabaran lebih lanjut dari pedoman 4 sehat 5 sempurna yang merupakan susunan makanan yang menjamin keseimbangan zat-zat gizi. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan tiap hari. Tiap makanan dapat saling melengkapi

Transcript of Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Page 1: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan makanan dalam rangka

melangsukan kehidupannya. Makanan memiliki banyak manfaat, diantaranya

untuk memberikan tenaga atau energi pada tubuh makhluk hidup sehingga dapat

melakukan aktivitasnya sehari-hari, sumber pengatur dan pelindung tubuh

terhadap penyakit, untuk pembangun tubuh dan pengganti sel-sel yang telah tua.

Makanan yang dikonsumsi tentunya harus mengandung gizi yang seimbang .Gizi

seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsur-unsur

zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun kuantitas

(jumlahnya). Direktorat Gizi Depkes pada tahun 1995 telah mengeluarkan

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). PUGS merupakan penjabaran lebih

lanjut dari pedoman 4 sehat 5 sempurna  yang merupakan susunan makanan yang

menjamin keseimbangan zat-zat gizi. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi

beraneka ragam makanan tiap hari. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam

zat-zat gizi yang dikandungnya. Pengelompokan bahan makanan disederhanakan,

yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama zat-zat gizi, yaitu sebagai sumber energi,

sumber zat pembangun dan zat pengatur. (http://obat-tradisional.net/obat/gizi-

seimbang.html). Sebagai sumber energi dan zat pembangun tubuh manusia

membutuhkan protein dalam tubuhnya.

Sesuai standar nasional , konsumsi protein perkapita ditetapkan 55 g yang

terdiri atas 80 % protein nabati dan 20 % protein hewani. Pemenuhan gizi ini,

khususnya protein hewani dapat diperoleh dari protein telur. Telur dengan

Page 2: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

berbagai kandungannya memberikan manfaat bagi tubuh. Berikut merupakan

kandungan gizi telur ayam dibandingkan dengan telur bebek dan telur penyu:

Zat gizi Telur ayam Telur Bebek Telur PenyuKalori(Kcal) 162 189 144Protein(gr) 12.8 13.1 12Lemak(gr) 11.5 14.3 10Karbohidrat(gr) 0.7 0.8 0Vitamin A(SI) 900 1230 600Thiamin(mg) 0.10 0.18 0.11Vitamin C 0 0 0

Dari sekian banyak kandungan gizi yang ada pada telur ayam, telur

memberikan banyak manfaat bagi tubuh ini diantaranya: telur merupakan sumber

energi dan protein alami yang dibutuhkan tubuh yaitu untuk metabolisme dan

pertumbuhan tubuh, zat kolin yang terdapat pada telur berguna untuk

perkembangan sel-sel otak yaitu sebagai penyimpan memori , kolin baik untuk

perkembangan janin serta ibu hamil yang mendapatkan cukup kolin dalam menu

makanannya bisa membantu mengurangi resiko cacat lahir pada bayi,

meningkatkan fungsi dan menjaga kerusakan indra penglihatan karena telur

mengandung lutein yang dapat menghadang berbagai kerusakan akibat pancaran

sinar biru.( http://www.anneahira.com)

Dari berbagai penjabaran di atas, usaha ternak ayam ras petelur memiliki

potensi yang baik untuk dikembangkan. Pengembangan ayam petelur juga di

dukung dengan faktor-faktor pendukung yang mudah di peroleh. Di indonesia

faktor-faktor pendukung keberhasilan usaha ternak ayam antara lain: tersedianya

bahan baku pakan ternak ayam berupa jagung, katul, bungkil kelapa, bungkil

kacang tanah dan sebagainya, semakin berkembangnya pabrik makanan ternak

siap pakai dan obat-obatan yang tersebar di seluruh indonesia,serta semakin

Page 3: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

berkembangnya industri pembibitan ayam berupa ayam-ayam parent stock atau

grand parent stock yang memproduksi DOC. Salah satu daerah di indonesia yang

merupakan penghasil telur ternak terbesar adalah Blitar bagian kabupaten.

Kabupaten blitar merupakan kabupaten yang terletak di pulau jawa bagian timur.

Di kabupaten blitar berkembang pesat peternakan, terutama peternakan ayam

petelur. Peternakan ayam ras petelur di blitar sangat berpengaruh pada sektor

peternakan di kabupaten blitar, populasi ayam ras petelur di kabupaten blitar

mencaapai 15.467.600 ekor pada tahun 2010 meningkat 5,03 persen dibandingkan

tahun sebelumnya yaitu sebanyk 14.727.200 ekor pada tahun 2009. Berikut

merupakan hasil telur dari beberapa kecamatan di Blitar dibandingkan dengan

unggas yang lain:

Kecamatan Ayam Buras (ton)

Ayam Ras (ton)

Itik (ton) Entok (ton)

Jumlah (ton)

Bakung 43,5 1513,1 231,6 3,6 1791,8Wonotirto 44,9 838,0 61,0 3,7 947,6Panggungrejo

44,8 348,4 77,2 4,1 474,5

Wates 38,3 693,4 51,7 3,9 787,3Binangun 48,4 355,4 94,9 4,5 503,1Sutojayan 41,2 1069,7 53,1 6,1 1170,1Kademangan 55,7 21198,6 238,1 5,2 21497,6Kanigoro 45,3 13296,2 56,7 7,3 13405,5Talun 136,4 11497,4 260,8 7,3 11902,0Selopuro 57,2 2557.7 411,2 7,1 3031,3Kesamben 41,4 772,6 117,4 4,5 935,9Selorejo 37,3 1009,6 180,6 4,1 1231,7Doko 47,6 838,0 138,9 4,8 1029,3Wlingi 48,9 674,2 57,6 5,2 785,9Gandusari 53,8 3814,5 75,5 7,2 3951,1Garum 58,8 7163,8 197,9 4,8 7425,3Nglegok 57,3 3773,5 211,3 8,1 4050,2Sanankulon 43,9 4446,9 91,2 7,3 4589,2Ponggok 50,8 20074,9 307,6 4,9 20438,2Srengat 44,5 19970,4 275,9 6,2 20296,9Wonodadi 89,0 10288,3 184,1 5,8 10567,2

Page 4: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Udanawu 58,3 8542,7 137,7 5,0 8743,7Sumber: Data BPS 2011

Dari data di atas bahwa kecamatan yang menempati urutan lima teratas

adalah: Kademangan, Ponggok, srengat, Kanigoro dan Talun. Kecamatan tersebut

merupakan sentra dari peternakan yang ada di kabupaten Blitar. Usaha ternak,

baik peternak kecil maupun besar tidak lain memiliki tujuan yaitu mendapatkan

laba. Karena salah satu tujuan utama dalam mendirikan perusahaa adalah

memperoleh laba yang maksimal, yaitu dengan menekan biaya seefisien mungkin

dan menjual barang produksinya dengan harga tinggi termasuk juga UD Family

Ps. Hal ini dikarenakan laba merupakan salah satu tolok ukur untuk menilai

sukses atau tidaknya manajemen dalam mengelola usahanya. Disini, merupakan

peran dari manajemen perusahaan dalam melakukan perencanaan,

mengorganisasikan, melaksanakan dan mengontrol semua ativitas yang

dilakuakan oleh perusahaan. Bagaimana perusahaan mengatur dan mengawasi

pengeluaran-pengeluaran biaya yang dipakai sebagai dasar untuk menyusun

anggaran dan pengendalian operasional perusahaan di masa yang akan datang.

Banyak peternak yang masih belum mengelola manajemen keuangan

dengan baik. Peternak masih banyak yang mengabaikan sistem perhitungan biaya

produksi, kebanyakan dari peternak tradisional tidak membebankan biaya-biaya

yang seharusnya dimasukkan dalam biaya produksi Biaya produksi yang tidak

terkendali akan menyebabkan harga pokok terlalu tinggi, yang selanjutnya akan

menurunkan daya saing produk dan akhirnya dapat menurunkan laba.

Harga pokok produksi sangat berpengaruh Untuk mengetahui seberapa

laba perusahaan serta untuk menentukan harga jual maka terlebih dahulu

Page 5: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

perusahaan harus menentukan harga pokok produksi. Harnanto (1992:204)

menyatakan bahwa harga pokok produk merupakan biaya produksi yang dianggap

melekat pada setiap unit produknya yang tidak lain adalah hasil bagi dari total

biaya produksi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam dalam

perhitungan laba rugi perusahaan, apabila perusahaan kurang teliti atau salah

dalam penentuan harga pokok produksi, mengakibatkan kesalahan dalam

penentuan laba rugi yang diperoleh perusahaan. Maka dari itu, perlu adanya

ketelitian dalam menentukan harga pokok produksi karena harga pokok

produksi sangat diperlukan untuk pengambilan berbagai keputusan.

Berdasarkan pemikiran di atas maka penelitian ini melakukan penerapan

penentuan harga pokok produksi dengan metode full costing. Pada metode ini

semua biaya yang berhubungan dengan produksi dibebankan ke dalam biaya

produksi dan kemudian akan tersaji pada perhitungan harga pokok produksi dan

laporan laba rugi. Kelebihan dari metode full costing adalah semua unsur biaya

yang berkaitan langsung dengan produksi dapat langsung dimasukkan dalam

perhitungan, sehingga memudahkan bagi perusahaan kecil yanng tidak

menggunkana jasa karyawan keuangan untuk menghitung harga pokok secara

mandiri.

Metode yang hampir sama dengan metode full costing adalah variable

costing. Variabel costing merupakan metode penetuan harga pokok produksi yang

hanya menghitung biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga

pokok produksinya. Namun, metode ini banyak memiliki kekurangan

diantaranya pemisahan pola perilaku kos menjadi kos variabel dan tetap

Page 6: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

sebenarnya sulit,sehingga jarang digunakan serta Variable costing tidak dapat

digunakan untuk pelaporan ekstern atau untuk pelaporan pajak.

Berdasarkan permasalahn tersebut, maka dipilihlah perusahaan peternak

ayam “UD Family Ps”. Ud Family Ps terletak di kecamatan talun kabupaten

Blitar. Pada UD family Ps penentuan harga pokok produksi masih sangat

sederhana, banyak biaya-biaya yang seharusnya dibebankan tidak dimasukkan

dalam penghitungan harga pokok. Seharusnya peternak ayam khususnya UD

Family Ps melakukan penghitungan atas harga produksinya berdasarkan

pengumpulan dan penggolongan sesuai dengan harga pokok produksi di dalam

perusahaan. Untuk mengetahui apakah perusahaan telah melakukan pengumpulan

dan penggolongan biaya serta penentuan harga pokok produksinya, maka

diperlukan adanya evaluasi di dalamnya. Dengan demikian, diharapkan dapat

dipakai dalam berbagai pengambilan keputusan. Di sisi lain penentuan harga

pokok yang wajar akan dapat dipakai dalam penetuan laba rugi perusahaan,

sehingga dapat mencerminkan laba yang sesunguhnya yang menjadi tujuan

peternak ayam UD Family Ps. Dengan latar belakang diatas maka dalam

skripsi ini penulis mengambil judul “ Alternatif penerapan penentuan harga

pokok produksi dengan metode Full Costing pada UD Family Ps Blitar.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka permasalahn

yang ingin di bahas dalam penelitian ini adalah”Apakah terdapat perbedaan

antara metode pentapan harga pokok metode Full Costing dengan yang

dipakai oeleh perusahaan?”.

Page 7: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

Dengan diketahui perbedaan antara metode penetapan harga pokok

dengan menggunakan metode full costing dengan perusahaan, maka akan

dapat digunakan perusahaan untuk menghitung keuntungan yang lebih baik.

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penlitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai

pihak, diantaranya:

a. Bagi Fakultas Ekonomi Khususnya Manajemen

Dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan

ekonomi, khususnya dalam bidang ilmu manajemen akuntansi.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi

untuk menambah pengetahuan dan informasi untuk penelitian

selanjutnya, khususnya bagi pihak-pihak yang tertarik

pada bidang dan permasalahan ini.

b. Bagi Perusahaan (UD family)

Sebangai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan dari

kebijaksanaan yang telah ditentukan peternak ayam dalam

menetukan harga pokok produksi yang sesungguhnya

Memberikan sumbangan pikiran yang dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam

peningkatan pengendalian biaya produksi.

c. Bagi Peneliti

Page 8: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Memperdalam pengetahuan teoritis yang diperoleh selama

kegiatan perkuliahan dan membandingkan dengan keadaan

sebenarnya yang terjadi dalam praktik.

Untuk menambah pengetahuan dalam hubungan dengan

evaluasi penentuan harga pokok produksi, akuntansi didalam

penysunan harga pokok produksi dengan memasukkan seluruh

biaya yang dikeluarkan oleh peternak ayam.

Sarana untuk melatih diri berpikir secara komprehensif dan

juga terintegrasi dalam memandang dan menyikapi suatu

permasalahan serta melatih diri dalam berkomunikasi secara

lisan melalui penyusunan penelitian ini dengan sistematis dan

efektif.

Menambah pengetahuan mengenai sistem penentuan

harga pokok produksi dengan metode full costing yang

diterapkan untuk perusahaan ternak khususna ternak ayam

petelur.

d. Bagi Pembaca

Menambah kasanah kepustakaan yang berguna bagi penelitian

di masa yang akan datang.

Page 9: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian akuntansi Dan Pembidangannya

2.1.1 Pengertian akuntansi

Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu

definisi dari sudut pemakai jasa akuntansi dan dari sudut proses

kegiatannya.

Definisi dari sudut pemakai:

Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan

sebagai”suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk

melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan

suatu organisasi”. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk:

1. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan

keputusan oleh manajemen

2. Pertanggung jawaban organisasi kepada para investor, kreditur,

badan pemerintah dan sebagainya.

Dari definisi ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Akuntansi diselenggarakan dalam suatu organisasi (biasanya berupa

oragnisasi perusahaan). Informasi akuntansi yang dihasilkan adalah

informasi tentang organisasi.

Page 10: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

2. Informasi akuntansi sangat penting dalam menyelenggarakan

kegiatan perusahaan. Informasi ini digunakan dalam pengambilan

keputusan intern organisasi (oleh manajemen yaitu orang yang

diberi tugas untuk memimpin perusahaan), dan juga untuk

pengambilan keputusan oleh pihak ekstern organisasi(oleh investor

yaitu orang-orang yang menanamkan uangnya dalam perusahaan

untuk mendapatkan laba, oleh kreditur yaitu orang-orang yang

memberi pinjaman kepada perusahaan dan pihak lainnya).

Definisi dari sudut proses kegiatan

Apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat

didefinisikan sebagai” proses pencatatan , penggolongan, peringkasan,

pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi”. Definisi

ini menunjukkan bahwa kegiatan akuntansi merupakan tugas yang

kompleks dan menyangkut bermacam-macam kegiatan. Pada dasarnya

akuntansi harus:

1. Mengidentifikasi data mana yang berkaitan atau relevan dengan

keputusan yang akan diambil

2. Memproses atu mengambilan keputnalisis data yang relevan

3. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan.

Page 11: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

2.1.2 Bidang akuntansi

Menurut Haryono Jusuf (2005:7) pada umumnya akuntansi

dibedakan menjadi dua bidang yaitu akuntansi publik dan akuntansi

intern. Akuntansi publik adalah akuntansi akuntansi yang memberikan

jasanya untuk melayani kebutuhan masyarakat.untuk itu akuntansi

publik menerima imbalan jasa dari pemakai jasa, seperti halnya dokter

atau penasihat hukum. Sedangkan akuntansi intern adalah akuntan yang

bekerja dalam suatu perusahaan tertentu. Berbeda dengan akuntan

publik, akuntan intern hanya melakukan pekerjaan untuk kepentingan

perusahaan dimana ia bekerja.

2.1.2.1 Bidang Akuntan Intern

a. Akuntansi biaya

Menganalisis biaya perusahaan untuk membantu

manajemen dalam pengawasan biaya. Biasanya akuntansi biaya

ditekankan pada biaya produksi, tetapi akhir-akhir ini

penekanan atas biaya pemasaran juga semakin meningkat.

Selain untuk pengawasan, akuntansi biaya yang baik akan

membantu manajemen dalam menetapkan penetapan harga jual

produknya sehingga diperoleh laba- laba yang lebih besar.

Sealin itu akuntansi biaya dapat memberi informasi kepada

manajemen tentang produk mana yang tidak menguntungkan

sehingga produknya harus dihentikan, dan produk mana yang

menguntungkan.

Page 12: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Menurut Horngren (2008:2) akuntansi biaya digunakan

untuk mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi

keuangan dan nonkeuangan yang terkait dengan biaya

perolehan atau penggunaan sumber daya dalam suatu

organisasi.

b. Peranggaran

Menetapkan sasaran penjualan dan laba, serta perencanaan

yang terinci untuk mencapai sasaran tersebut, penyusunan

anggaran selalu memperhatikan data masa lalu yang dilaporkan

dalam laporan akuntansi. Anggaran juga digunakan untuk

mengawasi jalannya operasi perusahaan melalui perbandingan

antara data yang sesungguhnya dengan anggaran.

c. Perancangan sistem informasi

Mengidentifikasi kebutuhan informasi untuk kepentingan

intern dan ekstern. Setelah kebutuhab informasi diketahui,

selanjutnya dirancang dan dikembangkan sistem yanng sesuai.

Sistem informasi akuntansi sangat memabntu dalam

mengawasi jalannya operasi suatu perusahaan.

d. Akuntansi Keuangan

Akuntansi yang bertujuan utama menghasilkan laporan

keuangan. Untuk kepentinngan luar. Yang dimaksud pihak luar

adalah pihak-pihak di luar manajemen perusahaan, seperti

investor, kreditur , badan pemerintahan, dan pihak luar lainnya.

e. Akuntansi Manajemen

Page 13: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Akuntansi yang bertujuan utama menghasilkan informasi untuk

kepentingan manajemen . jenis informasi yang diperlukan

dalam manajemen dalam banyak hal berbeda dengan informasi

yang diperlukan pihak luar.umunya informasi untuk keperluan

manajemen bersifat sangat mendalam, dan diperlukan untuk

pengambilan keputusan manajemen. Informasi semacam ini

biasanya tidak dipublikaiskan kepada umum.

2.2 Harga Pokok produksi

2.2.1 Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah semua biaya ang meliputi biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik ang

dikorbankan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang atau

jasa yang siap dijual. Sesuai dengan Harnanto (1992:204) bahwa harga

pokok produk merupakan biaya produksi yang dianggap melekat pada

setiap unit produknya yang tidak lain adalah hasil bagi dari total biaya

produksi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam suatu

periode proses produksi.

2.2.2 Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi

Unsur-unsur harga pokok produksi yang dimaksud dalam hal ini

adalah unsur- unsur harga produksi yang ada hubungannya dengan

harga pokok produksi. Menurut Mulyadi (2005:14) biaya produksi

Page 14: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

merupakan biaa-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku

menjadi produk jadi yang siap dijual.

Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi

dibagi menjadi :

a. Biaya bahan baku

b. Biaya Tenaga kerja langsung

c. Biaya overhead pabrik

2.2.3 Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produksi

Perhitungan harga pokok sangatlah penting bagi perusahaan,

mengingat fungsinya sebagai penyedia informasi untuk pihak

manajemen dalampengambilan keputusan-keputusan dalam

perusahaan terutama dalam menetukan harga jual untuk memperoleh

laba yang diharapkan.

Horngren dan foster (1994:90) berpendapat bahwa tujuan

penentapan harga pokok produksi terutama untuk manajer adalah:

a. Untuk memenuhi keperluan pelaporan ekstern dalam hal

penilaian persediaan dan penentuan laba

b. Untuk pedoman pengambilan keputusan mengenai harga dan

strategi produk

c. Untuk menilai prestasi bawahannya dan bagian organisasi

tersebut sebagai investasi ekonomi.

Page 15: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

2.2.4 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Di dalam akuntansi biaya terdapat 3(tiga) klasifikasi dalam metode

penentuan harga pokok produksi. Ketiga metode itu dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Berdasarkan Pembebanan Biaya

Metode penentuan harga pokok produksi berdasarkan

pembebanan biaya, dimaksudkan bahwa penentuan harga

pokok dihitung berdasarkan kapan dibebankan biaya-biaya

yang mebentuk harga pokok tersebut. Supriyono( 1999:40)

mengklasifikasikan penetapan harga pokok produksi menjadi 2

(dua) system, yaitu sistem harga pokok sesungguhnya (actual

cost system atau historical cost system) dan sistem harga pokok

yang ditentukan dimuka (predetermined cost system). Sistem

harga pokok sesungguhnya adalah sistem pembebanan biaya

kepada produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan harga

pokok atau biaya yang sesungguhnya dinikmati.

Sedang harga pokok yang ditentukan dimuka adalah

sistem pe mbebanan biaya kepada produk atau pesanan atau

jasa yang dihasilkan sebesar harga pokok yang ditentukan di

muka yaitu sebelum suatu produk atau pesanan atau jasa mulai

dikerjakan.

b. Berdasarkan Pengumpulan Biaya

Pada metode ini untuk dapat menghasilkan suatu

perhitunganharga pokok produk diperlukan suatu proses

Page 16: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

pengumpulan dari biaya-biaya yang terjadi atas suatu produk.

Metode penentuan harga pokok berdasarkan pengumpulan

biaya dikelompokkan ke dalam 2(dua)metode yaitu metode

harga pokok pesanan dan harga pokok proses. Supriyono

(1999:36) menyatakan bahwa penerapan metode tersebut pada

suatu perusahaan tergantung pada karakteristik pengolahan

bahan menjadi produk selesai.

1. Metode harga pokok pesanan

Metode harga pokok pesanan adalah metode

pengumpulan harga pokok produk dimana biaya

dikumpulkan untuk setiap pesanan, kontrak atau jasa

secara terpisah (supriyono, 1999:258) menambahkan

bahwa dalam metode ini biaya produksi dikumpulkan

untuk setiap pesanan, metode ini digunakan bila produk

yang dihasilkan oleh perusahaan adalah unik, yaitu

memiliki spesifikasi khusus sehingga setiap produk yang

dihasilkan selalu berbeda.

Jadi, dari beberapa pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa metode harga pokok pesanan adalah

metode penentuan harga pokok produk dimana biaya-

biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan sesuai dengan

biaya yang dinikmati oleh setiap pesanan dan jenis

produknya sesuai keinginan pemesan.

Page 17: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Supriyono (1999:55) mengidentifikasikan beberapa

karakteristik perusahaan yang menggunakan metode harga

pokok pesanan adalah sebagai berikut:

a. Tujuan produksi perusahaan untuk melayani pesanan

pembeli, sehingga sifat produksinya terputus-putus

dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasna secara

jelas.

b. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan

dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan

dengan relative teliti dan adil

c. Jumlah total harga pokok untuk pesanan tertentu

dihitung pada saat pesanan yang bersangkutan selesai,

dengan menjumlahkan semua biaya yang dibebankan

kepada pesanan yang bersangkutan

d. Pesanan yang sudah selesai dimasukkan ke gudang

produk selesai dan biasanya segera akan diserahkan

(dijual)kepada pemesan.

2. Metode harga pokok proses

Horngren (1994:110) mendefinisikan metode harga

pokok proses adalah suatu sistem untuk membebankan

biaya ke produk sejenis yang diproduksi secara

berkesinambungan lewat serangkaian produksi. Matz dan

Usry (1999: 83) berpendapat bahwa metode biaya proses

digunakan untuk barang- barang yang diproduksi melalui

Page 18: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

cara pengolahan yang berkesinambungan atau melalui

proses produksi massal.

Supriyono (1999: 139) mengidentifikasikan

beberapa karakteristik perusahaan yang menggunakan

metode harga pokok proses sebagai berikut:

a. Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu

tertentu, misal bulan, tahun dan sebagainya.

b. Produk yang dihasilkan bersifat homogeny dan

bentuknya standar

c. Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi

atau schedule produksi untuk satuan waktu tertentu

d. Tujuan produksi untuk mengisi persediaan ang

selanjutnya dijual

e. Kegiatan produksi bersifat terus menerus

f. Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung

setiap akhir periode.

c. Berdasarkan elemen-elemen biaya yang mempengaruhi harga

pokok produksi

Menurut Mulyadi (2005:17-18) elemen-elemen biaya

yang mempengaruhi harga pokok produksi diklasifikasikan

menjadi 2 (dua) yaitu: (1) Full Costing merupakan metode

penentuan kos produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik

yang berperilaku variabel maupun tetap. (2) Variable Costing

Page 19: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

adalah metode penentuan kos produksi yang hanya

memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel ke

dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabe

2.3 Penetapan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Proses (Procces cost

system)

Suatu sistem harga pokok proses menetukan bagaimana biaya pabrik yang

ditetapkan untuk setiap periode akan dialokasikan. Alokasi biaya di dalam suatu

departemen hanya merupakan sebagian tahapan antara, sedangkan tujuan kahir

adalah menghitung biaya secara keseluruhan untuk penentuan laba/penghasilan.

Menurut Mulyadi (2005:70), metode harga pokok proses merupakan metode

pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah

produknya secara massa. Sedangkan menurut James A dan Ralph S( 1985: 285)

biaya proses adalah suatu sistem yang mengakumulasikan biaya produksi yang

dilakukan oleh departemen atau pusat biaya(cost center).

Metode penentapan harga pokok dengan metode procces costing semua

unit dari produk yang dihasilkan dalam suatu pusat biaya adalah

serupa(homogen). Dalam sistem ini, bahan baku, tenaga karje, dan overhead

pabrik dibebankan ke pusat biaya. Biaya yang dibebankan ke setiap unit

ditentukan dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya dengan

total unit yang diproduksi. Pusat biaya adalah departemen tetapi bisa juga pusat

pemrosesan dalam satu departemen. Persyaratan utama adalah semua produk yang

diproduksi dalam suatu pusat biaya selama suatu periode harus sama dalam hal

Page 20: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

sumber daya yang dikonsumsi, bila tidak perhitungan biaya berdasarkan proses

dapat mendistorsi biaya produk.

2.3.1 Ciri-Ciri Sistem Biaya Proses

Kalkulasi biaya atau harga pokok proses membahas arus dari unit

melalui beberapa operasi atau departemen dan mengumpulkan biaya

tambahan dalam perjalanannya. Biaya per unit untuk setiap

departemen didasarkan pada hubungan antara biaya yang ditetapkan

pada suatu periode tertentu dengan unit yang telah diselesaikan pada

periode tersebut.

Sistem harga pokok proses mempunyai sifat sebagai berikut:

a. Biaya diakumulasikan dan dibukukan oleh departemen atau

pusat biaya

b. Setiap departemen mempunyai buku besar untuk perkiraan

barang dalam proses. Perkiraan ini dibebankan dengan biaya

produksi yang terjadi dalam departemen tersebut

c. Unit yang serupa digunakan untuk menyatakan kembali barang

dalam proses dibandingkan dengan barang jadi pada akhir

suatu periode.

d. Biaya per unit ditentukan oleh departemen untuk setiap

periode.

e. Barang jadi dan biaya yang sehubungan dipindahkan ke

departemen berikutnya atau pada barang-barang jadi. Pada

waktu unit-unit barang tersebut meninggalkan departemen

Page 21: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Departemen 1 barang dalam

prosesBahan baku,

upah, overhead pabrik

Departemen 2 barang dalam

prosesUpah, overhead

pabrik

Departemen 3, barang dalam

prosesUpah, overhead

pabrik

Barang jadi

proses yang terakhir, biaya keseluruhan untuk periode tersebut

sudah terakumulasi dan dapat digunakan untuk menentukan

biaya per unit barang jadi.

f. Total biaya dan biaya per unit untuk setiap departemen secara

periodik dijumlahkan, dianalisis dan dihitung melalui

penggunaan ;aporan biaya produksi dalam departemen.

2.3.2 Aliran Produk Berdasarkan Proses (Procces costing)

Suatu produk dapat berpindah di pabrik dengan berbagai cara.

Menurut james dan Ralph (1985:263), tiga bentuk aliran produksi fisik

yang berhubungan dengan perhitungan biaya berdasarkan proses

adalah berurutan (sequential), paralel dan selektif. Sistem harga pokok

yang sama dapat digunakan untuk semua aliran produk.

a. Aliran produk berurutan (sequential)

Pada aliran produk berurutan (sequential) bahan baku yang paling

awal diletakkan dalam proses pada departemen yang pertama dan

mengalir melalui setiap bagian di dalam pabrik. Bahan tambahan

yang mungkin ditambahkan pada departemen-departemen yang

lain mungkin pula tidak, semua barang yang diproses melewati

proses yang sama dalam urutan yang sama.

Page 22: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Departemen 1 Barang dalam

prosesBahan baku, upah, overhead pabrik

Departemen 2, barang dalam

prosesUpah, overhead

pabrik

Departemen 3, barang dalam

prosesBahan baku, upah, overhead pabrik

Departemen 4, barang dalam

prosesUpah, overhead

pabrik

Departemen 5, barang dalam

prosesUpah, overhead

pabrik

Departemen 6, barang dalam

prosesUpah, overhead

pabrik

Barang Jadi

Departemen 1 Barang dalam

prosesBahan baku, upah, overhead pabrik

Departemen 1 Barang dalam

prosesupah, overhead

pabrik

Departemen 1 Barang dalam

prosesupah, overhead

pabrik

Barang jadiProduk AProduk BProduk C

Produk A

Produk B

Produk C

b. Aliran paralel

Pada aliran ini, bahan baku yang paling pertama ditambahkan

sepanjang proses yang berbeda-beda, dan akhirnya digabungkan

pada suatu atau beberapa proses akhir.

c. Aliran selektif

Pada arus produk selektif, beberapa produk dihasilkan dari bahan

baku yang mula-mula. Produk akhir ditentukan oleh beberapa

proses yang dijalaninya. Setiap proses akan menghasilkan produk

akhir yang berbeda-beda.

Page 23: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

2.4 Biaya Overhead

Lili dan Siswanto (1997:45) mengungkapkan bahwa biaya overhead

pabrik adalah semua biaya selain bahan mentah atau upah langsun yag berkaitan

dengan proses produksi. Istilah lain yang digunakan adalah: pabrikase bahan

pabrik, overhead produksi, pengeluaran-pengeluaran produksi, dan biaya produksi

tidak langsung

2.4.1 Penggolongan Biaya Overhead Pabrik

Menurut Mulyadi (2005: 208), baiay overhead pabrik dapat

digolongkan dengan tiga cara penggolongan:

a. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya,

dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu:

1. Biaya bahan penolong

Bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang

meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif

kecil dibandingkan dengan harg pokok produksi tersebut.

2. Biaya reparasi dan pemeliharaanraan beru

Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang,

biaya bahan habis (factory supplies) dan harga perolehan jasa

dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan

pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik,

mesin-mesin dan ekuipmen, kendaraan, perkakas laboratorium,

Page 24: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

dan aktiva tetap lainnya yang digunakan untuk kepentingan

pabrik.

3. Biaya tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja pabrikyang upahnya tidak dapat diperhitungkan

secara langsung kepada produk. Tenaga kerja tidak langsung

terdiri dari:

Karyawan yag bekerja dalam departemen pembantu, seperti

departemen-departemen pembangkit tenaga listrik, uap,

bengkel, dan departemen gudang.

Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi,

seperti kepala departemen produksi, karyawan administrasi

pabrik, mandor.

4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap

Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah

biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik,

mesin dan ekuipmen, perkakas labiratorium, alat kerja, dan

aktiva tetap lain yang digunakan pabrik.

5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain

adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi

mesin dan ekuipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan

karyawan dan biaya amortisasi kerugian.

6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan

pengeluaran tunai

Page 25: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain,

biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya

listrik PLN dan sebagainya.

b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya

dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

Biaya overhead pabrik menurut penggolongan ini,

dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Biaya overhead tetap

Biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar

perubahan volume kegiatan tertentu. Misalnya adalah gaji

peneyelia, pajak kekayaan, penyusutan mesin, gedung, asuransi,

sewa, dan sebagianya.

2. Biaya overhead variabel

Biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. contohnya adalah perlengkapan, upah

tidak langsung.

3. Biaya overhead semivariabel

Biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebnading dengan

perubahan volume kegiatan.

c. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya

dengan departemen.

Dalam penggolongan ini, biaya overhead dapat dibedakan

menjadi dua:

Page 26: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

1. Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct

departemental overhead expenses)

Biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu

dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut.

2. Biaya overhead tidak langsung departemen (indirect

departemental overhead expenses)

Biaya overhead pabrik yang manfaatnya dapat dinikmati oleh

lebih dari satu departemen.kah-langkah penentu

2.4.2 Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik

Penentuan tarif biaya overhead melalui tiga tahap berikut ini:

a. Menentukan anggaran biaya overhead pabrik

Dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik

harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas)yang akan

dipakai sebagai dasar penaksiaran biaya overhead pabrik.

Carter Usry (2004:423) mengungkapkan langkah awal

dalam menghitung tarif overhead adalah menentukan

tingkat aktivitas yang akan digunakan untuk dsar yang

dipilih. Kemudian setiap item biaya ovrhead diestimasikan

atau dianggarkan pada tingkat aktivitas tersebut, sehingga

menghasilkan estimasi total overhead pabruk. Mulyadi

(2005:212), ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai

sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead oabrik,

yaitu:

Page 27: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

1. Kapasitas teoritis (theoritical capacity) departemen

untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh

tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu.

Kapasitas pabrik atau suatu

2. Kapasitas Normal (normal capacity)

Kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan

menjual produknya dalam jangka panjang. Jika dalam

penentuan kapasitas praktis hanya diperhitungkan

kelonggran-kelonggaran waktu akibat faktor-faktor

intern perusahaan, dalam penentuan kapasitas normal,

perhitungan pula kecenderungan penjual dalam jangka

panjang.

3. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan(expected

actual capacity)

Kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat

nyungdicapai dalam tahun yang akan datang. Jika

anggaran overhead pabrik didasarkan pada kapasitas

sesungguhnya yang diharapkan, maka berartiramalan

penjualan pada tahun yang akan datang dipakai sebagai

dasar penentuan kapasitas, sedangkan jika anggaran

tersebut didasrakan pada kapasitas praktis dan normal,

maka titik berat diletakkan pada kapasitas fisik pabrik.

b. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada

produk

Page 28: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai

untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk,

di antaranya adalah: satuan produk, biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, dan

jam mesin. Faktor –faktor yang harus dipertimbangkan

dalam memilih pembebanan yang dipakai adalah:

1. Harus diperhatikan jenis biaya yang overhead pabrik

yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi

2. Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik

yang dominan tersebut dan eratnya hubungan sifat-sifat

tersebut dengan dasar pmbebanan yang akan dipakai.

c. Menghitung tarif biaya overhead pabrik

2.5 Full Costing Dan Variable Costing

Metode Full Costing dan Variable Costing adalah termasuk metode

penentuan harga pokok produksi secara konvensional. Namun keduanya memiliki

ciri dan karakteristik yang berbeda. Metode penentuan kos produk adalah cara

memperhitungkan unsur-unsur biaya dalam kos produksi.

2.5.1 Full Costing

Full costing merupakan metode penetuan harga pokok

produksi yang menghitung semua unsur biaya bahan baku, biaya

Page 29: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

tenaga kerja langsung dan biaya overhaed baik yang berperilaku

variabel maupun tetap. Metode ini disebut juga sebagai metode

absorption costing. Sugiri dan sulastiningsih(2004:46) berpendapat

bahwa absorption costing produk meliputi seluruh komponen kos

untuk membuat produk. Dimana kos produk meliputi kos bahan

baku, kos tennaga kerja langsung , dan kos overhead baik variabel

maupun tetap. Harga pokok produksi menurut metode full costing

terdiri dari unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut :

Persediaan Awal xxx

Biaya bahan Baku xxx

Biaya Tenaga Kerja xxx

Biaya Overhaed Pabrik variabel xxx

Biaya Overhaed Pabrik Tetap xxx

Total Biaya Produksi xxx

Persediaan Akhir (xxx)

Harga Pokok Produksi xxx

Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan full

costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja, biaya overhaed pabrik variabel, dan biaya overhaed

pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi ( biaya pemasaran,

biaya administrasi dan umum).

Page 30: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Mulyadi (2005:21) menyatakan bahwa dalam pendekatan full

costing, berbagai pengorbanan sumber ekonomi ini disajikan dalam

laporan laba-rugi yang dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu:

1. Pengorbanan sumber ekonomi untuk mengolah bahan baku menjadi

produk jadi, yang dikelompokkan dengan judul ”biaya produksi”.

2. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran produk jadi,

yang dikelompokkan dengan judul”biaya pemasaran”

3. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain produksi dan

pemasaran produk, yang kemudian dikelompokkan dengan judul”

biaya administrasi dan umum”.

2.5.2 Variable Costing

Pendekatan yang lain dalam memperhitungkan harga pokok

produksi adalah metode variable costing. Variabel costing merupakan

metode penetuan harga pokok produksi yang hanya menghitung biaya

produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok

produksinya menurut mulyadi(2005:18) variable costing adcalah

metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya

produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri

dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

variabel.

Menurut garrison dan Noreen (2000: 303) variable costing hanya

menggunakan biaya produksi yang berubah-ubah sesuai dengan output

yang diperlakukan sebagai harga pokok. Pada umumnya terdiri dari

Page 31: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead variabel. Biaya

overhead pabrik tetap tidak diperlakukan sebagai unsur harga pokok

tetapi sebagai biaya periodik seperti beban administrasi dan penjualan.

Metode variabel costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi

sebagai berikut :

Persediaan Awal xxx

Biaya bahan Baku xxx

Biaya Tenaga Kerja xxx

Biaya Overhaed Pabrik variabel xxx

Total Biaya Produksi xxx

xxx

Persediaan Akhir (xxx)

Harga Pokok Produksi xxx

Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan variabel

costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel ( biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik

variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya

pemasaran variabel, dan biaya administrasi dan umum variabel) dan

biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap,

biaya administrasi dan umum tetap.

Page 32: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Sugiri (2004:57) memaparkan beberapa manfaat dan keterbatasan

dari metode variable costing. Manfaat metode variable costing adalah

sebagai berikut:

a. Laporan laba/rugi dengan format contribution margin

mendekati pemikiran manajemen bahwa prestasi laba adalah

fungsi penjualan, bukan fungsi kombinasi antara produksi dan

penjualan.

b. Pengaruh biaya tetap terhadap laba mendapat perhatian lebih

karena biaya tetap seluruhnya diperlukan sebagai biaya

periode dan dilaporkan pada satu tempat tertentu di laporan

laba/rugi, tidak tersebar di seluruh bagian laporan tersebut.

Keterbatasan penentuan kos variabel adalah:

a. Pemisahan pola perilaku kos menjadi kos variabel dan tetap

sebenarnya sulit sehingga jarang digunakan

b. Variable costing tidak dapat digunakan untuk pelaporan

ekstern atau untuk pelaporan pajak.

2.5.3 Perbandingan metode full costing dan variable costing

Metode full costing dan metode variable costing merupakan

metode perhitungan biaya kerane berkaitan dengan cara menentukan

biaya produk. Perbedaan yang pokok antara keduanya sebetulnya

terletak pada perlakuan biaya tetap produksi. Perbedaan antara full

costing dan variable costing dapat dilihat dalam table di bawah ini:

Page 33: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Variable Costing Full Costing

Variable Costing hanya

memasukkan unsure biaya

variabel dalam perhitungannya

dan biaya tetap diperlakkukan

sebagai beban periodik.

Metode Full Costing memaukkan

semua unsur biaya produksi baik

tetap maupun variabel dalam

perhitungannya, sehingga

memudahkan dalam proses

penghitungannya.

Pendekatan full costing

menghasilkan laporanlaba rugi

dimana biaya-biaya diorganisir

dan disajikan berdasarkan fungsi-

fungsi produksi, administrasi dan

penjualan. Laporan laba rugi ang

dihasilkan dari pendekatan ini

banyak digunakan untuk

memenuhi kebutuhan pihak luar

perusahaan. Oleh karena itu,

sistematikanya harus disesuaikan

dengan prinsip yang berlaku

umum. Dengan demikian para

pemakainya dapat membuat

berbagai analisis sesuai

kebutuhannya berdasarkan

informasi standar.

Pendekatan variabel costing

menghasilkan laporan laba rugi

yang mengelompokkan biaya,

dimanabiaya-biaya dipisah

berdasarkan fungsi-fungsi

produksi, administrasi dan

penjualan. Laporan laba rugi

dihasilan dari metode ini hanya

digunakan untuk memenuhi

kebutuhan pihak internal

perusahaan.

Page 34: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini di dasari oleh penelitian yang telah dilakukan oleh:

1. Ahmad Rozi (2010) dengan judul “Penentuan

Harga Pokok Produksi Lele Pada Petani Lele Di Desa Tuntang”

Pada penelitian ini peneliti memilih menghitung harga pokok

produksi yang merupakan hal yang sangat penting, karena harga

pokok produksi dapat dipakai dalam pengambilan keputusan yang

dilakukan perusahaan. Selama ini Petani lele telah melakukan

perhitungan atas biaya produksi. Tetapi hal tersebut belum dipakai

sebangai dasar penentuen harga pokok produksi yang dipakai dalam

perhitungan harga pokok produksi perunit. Petani lele dalam

membuat laporan harga pokok produksi belum dapat menunjukan

harga pokok produksi yang tepat dan benar sesuai dengan

pengumpulan biaya produksinya. Berdasarkan hasil penelitian dalam

menentukan harga pokok produksi. Dengan adanya harga pokok

produksi petani lele dapat mengetahui laba yang diperoleh, sekaligus

mengetahui seberapa besar Pengembalian Modal yang sudah

dikeluarakan oleh petani lele.

Sedangkan skripsi ini, menjelaskan mengenai penentuan harga

pokok yang digunakan oleh perusahaan . Di dalam penelitian ini,

biaya-biaya dianalisis , yaitu biaya-biaya yang dimasukkan perusahaan

dalam rangka penentuan harga pokok produksi. Data yang di ambil

Page 35: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

yaitu data produksi dan penjualan selama bulan januari 2011-

Desember 2011. Dengan penerapan metode full costing yang diajukan

bertujuan agar perusahaan mengetahui secara tepat unsur-unsur biaya

yang dimasukkan dalam menetukan harga pokok yaitu agar

perusahaan lebih mudah untuk pengambilan keputusan mengenai

harga dan strategi yang digunakan perusahaan dalam rangka

menentukan laba perusahaan. Perbedaan antara penelitian terdahulu

dengan penelitian yang penulis susun terletak pada obyek penelitian,

periode penelitian, dan penetapan biaya yang digunakan. Obyek

penelitian yang dipilih oleh penulis yakni UD. Family Ps.

Sedangkan periode yang digunakan pada penelitian ini selama tahun

2011

Page 36: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian tentang pembebanan biaya overhead pabrik untuk kalkulasi

dalam penentuan harga pokok ini berdasarkan taraf penelitiannya menggunakan

format penelitian deskriptif. Menurut Sekaran (2006:158) studi deskriptif

(deskriptiv study) dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk

menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu variabel.

Menurut indriantoro dan Supomo (2009:26) penelitian deskriptif

merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari

suatu populasi. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk

menjelaskan, meringkaskan, berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai

variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian berdasarkan

apa yang terjadi (Burhan Bungin, 2009:36). Format deskriptif ini dilakuakn pada

penelitian studi kasus. Format deskriptif studi kasus ini memiliki cirri-ciri tidak

menyebar ke permukaan, tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari

berbagai variabel. Ciri yang lainnya merupakan penelitian eksploratif karena

masalaha yang diteliti adalah permasalahan yang belum pernah dijajaki oleh orang

lain, begitu pula dengan objek penelitian merupakan wilayah ang masih baru

untuk hal yang akan diteliti tersebut, sehingga walaupun dalam keadaan yang

miskin informasi, atau keadaan yang masih tertutup informasi, peneliti eksplorasi

tetap berusaha menem ukan atau mengungkapkan permasalahan yang sedang

dibutuhkan oleh peneliti.

Page 37: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

3.2 Rentang Waktu Data Penelitian

Dalam ekonometrika terdapat tiga kelompok datayaitu data berkala (time

series), data silang (cross section), dan data panel (pooled data). Data-data

tersebut tentunya sangat diperlukan dalam penelitian maupun dalam pengambilan

keputusan. Pengumpulan data biasanya membutuhkan waktu yang lama,karena

banyak melibatkan berbagai aktivitas seperti, mendatangi responden, menginput

data, analisis data, ataupun menmpilkannya dalam suatu analisis tertentu.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data berkala (time

series). Time Series merupakan data yang terdiri atas satu objek tetapi meliputi

beberapa periode waktu misalnya harian, bulanan, mingguan, tahunan dan lain-

lain. Data time series juga sangat berguna bagi pengambil keputusanuntuk

memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Karena diyakini pola

perubahan data berkalabeberapa metode masa lampau akan kembali terulang di

amsa kini.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian dan pengambilan data tersebut

dilaksanakan. Lokasi penelitian yang dipilih adalah usaha ternak ayam petelur UD

family Ps ang terletak di desa Tumpang kecamatan talun kabupaten Blitar .

3.4 Jenis dan Sumber Data

Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Data kuantitatif

Page 38: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka,

biasanya untuk data yang dapat diukur dengan ukuran yang telah

dinyatakan dalam bentuk standar. Data kuantitatif yang digunakan dalam

penelitian ini adalah laporan mengenai biayya-biaya yang termasuk biaya

overhead yang digunakan untuk penetapan harga pokok perusahaan.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang bukan merupakan angka-angka atau data

yang hanya yang hanya merupakan keterangan yang tidak dapat

dinyatakan dalam bentuk angka. Data kualitatif yang digunakan dalam

penelitian ini, adalah data mengenai profil perusahaan. Profil perusahaan

mencakup sejarah berdirinya, lokasi, bidang usaha, struktur organisasi,

kegiatan operasi dan informasi lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Untuk memperoleh data yang diperlukan, diambil data dari dua sumber

yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber- sumber dasar yang merupakan

bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu(Moh Nazir, 2005: 50) data

primer merupakan data yang langsung di ambil di tempat penelitian,

seperti hasil wawancara atau pengisian kuisioner yang dilakukan

peneliti.dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh meliputi sejarah

berdirinya, bidang usaha, lokasi, kegiatan, dan beberapa informasi yang

berkaitan denga penelitian.

Page 39: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Sedangkan menurut sekaran (2006:60)data primer mengacu pada

informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan

dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Dalam penelitian ini

data primer diperoleh dari UD Family Ps.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data – data yang berasal bukan langsung dari

pihak yang bersangkutan (objek yang diteliti), melainkan berasal dari

pihak – pihak lain seperti literatur – literatur kepustakaan, artikel – artikel

dalam majalah, jurnal – jurnal penelitian yang berkaitan, dan sumber

media massa lainnya dan hasil penelitian terdahulu (Moleong, 2000).

Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari literatur – literatur

kepustakaan dan artikel – artikel internet yang berkaitan dengan isi

penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Wawancara

Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian, dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan responden.atau orang yang di wawancarai,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara (Burhan Bungin,

20-9:126). Dalam hal ini dilakukan wawancara langnsung dengan pemilik

Page 40: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

langsung dan beberapa karyawan UD Family Ps guna melengkapi data-

data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan

menggunakan dokumen-dokumen yang berhubunngan dengan penelitian

atau mencari data mengenai hal-hal atau variabel verupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, legger, notulen rapat, agenda, dan

sebgainya( Arikunto, 2010:270). Data-data ang berasal dari tempat

penelitian yang dibtuhkan meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi

dan fungsi masing-masing bagiannya, proses produksi , data tentang

keuangan yang berkaitan dengan penelitian ini seperti: biaya-biaya yang

dibutuhkan dalam produksi(biaya bahan baku, biaa tenaga kerja langsung

dan biaya overhead) dalam rangka penetapan harga pokok perusahaan

untuk menghasilkan keuntungan.

3.6 Metode analisis Data

Adapun teknik analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Harga pokok produksi perusahaan:

Bahan baku + gaji karyawan +listrik +konsumsi+pengeluaran tak terduga

(perbaikan mesin)

2. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunkan full costing

Page 41: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

a. Menggolongkan seluruh biaya yang terjadi berdasarkan perilakunya

menjadi biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel serta

menggolongkan biaya menjadi biaya produksi dan non produksi

b. Harga pokok produksi dengan menggunakan metode full cosying:

HPP(Full costing)= BBB+BTKL +BOP Tetap+ BOP Variabel

Untuk merekomendasikan harga pokok produksi pada

perusahaan maka susunan harga pokok produksi dapat dilihat berikut

ini

susunan harga pokok produksi berdasarkan metode full costing:

Biaya persediaan awal xxx

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik xxx

Biaya persediaan akhir xxx

Harga pokok produksi xxx

3. Perbandingan hasil analisis

a. Menentukan harga jual dengan metode full costing

Page 42: Manusia Sebagai Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan Dalam Rangka Melangsukan Kehidupannya

Dengan metode cost plus pricing menurut pendekatan ini harga jual

adalah cost ditambah dengan mark up sebesar presentase tertentu dari

cost tersebut.

Target harga jual = Harga pokok produksi dengan metode Full

costing+ Markup

b. Pembandingan

Hasil analisis pertama kemudian dibandingkan dengan hasil

analisis kedua, untuk dapat membuktikan apakah full costing mampu

memberikan informasi yang lebih baik dan relevan dalam pengambilan

keputusan manajemen dibandingkan dengan sistem perhitungan harga

pokok yang digunakan oleh perusahaan.