: Titania Winslet : Drs. Eko Surono

24
NAMA : TITANIA WINSLET JURUSAN : MANAJEMEN IX DOSEN : Drs. Eko Surono

Transcript of : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

Page 1: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

NAMA : TITANIA WINSLET

JURUSAN : MANAJEMEN IX

DOSEN : Drs. Eko Surono

STIE SANTA URSULA

Page 2: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................................................................... i

Kata Pengantar .................................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan .......................................................................................................... 1

A. Menjelaskan arti Statistik dan Statistika ...................................................................... 1

B. Menjelaskan penggunaan populasi dan sampel ........................................................... 2

BAB II Penyajian Data ......................................................................................................... 5

Page 3: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

KATA PENGANTAR

Page 4: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

BAB I

PENDAHULUAN

A. Menjelaskan arti statistik dan statistika

B. Menjelaskan penggunaan populasi dan sampel

A. ARTI STATISTIK DAN STATISTIKA

Tempo dulu statistik hanya digunakan untuk mempergunakan keadaan dan

menyelesaikan problem-problem kenegaraan saja seperti perhitungan banyaknya penduduk,

pembayaran pajak, mencatat perkembangan hasil kebun dan lainnya. Naming, did era

globalisasi in hamper semi bidang menggunakan statistik bergantung pada masalah yang

dijelaskan oleh nama statistik itu sendiri. Misalnya: pendidikan , kedokteran, pertanian,

psikologi, administrasi, sosiologi, teknik, hokum, bisnis, ekonomi bahkan politik.

Pengertian statistik itu sendiri berasal dari kata state (yunani) yaitu negara dan digunakan

untuk urusan negara. Dari uraian ini dapat dikatakan bahwa statistik adalah rekapitulasi

dari fakta yang berbentuk angka-angka disusun dalam bentuk tabel dan diagram yang

mendiskripsikan suatu permasalahan. Adapun jenis tabel, yaitu : tabel biasa, tabel

kontigensi, dan tabel distribusi frekuensi, sedangkan jenis diagram, yaitu: (diagram batang,

diagram garis atau grafik, diagram lambang, diagram pastel, diagram peta dan diagram

pencar).

Statistik bisa digunakan untuk ukuran sebagai wakil dari sekelompok fakta mengenai :

nilai rata-rata mahasiswa, rerata produktivitas kerja perusahaan, presentase keberhasilan

belajar, ramalan kemampuan mahasiswa, memprediksi hasil produksi pertanian dan

sebagainya. Untuk memperoleh sejumlah informasi yang menjelaskan masalah untuk

ditarik kesimpulan yang benar. Harus melalui beberapa proses, yaitu proses penarikan

kesimpulan. Kesemuanya itu memerlukan pengetahuan tersendiri yang disebut statistik.

Dalam perkembangannya untuk menyelesaikan suatu masalah dapat digunakan beberapa

pendekatan antara lain statistika dalam arti sempit dan statistika dalam arti luas (Sutrisno

Hadi, 1994:221).

Statistika dalam arti sempit ialah statistika yang mendiskripsikan atau menggambarkan

tentang data yang disiapkan dalam bentuk tabel, diagram, pengukuran tendensi sentra,

pengukuran penempatan, angka indeks serta mencari kuatnya hubungan dua variabel,

melakukan peramalan dengan menggunakan analisis regresi linier, membuat perbandingan.

Tetapi dalam analisis korelasi, regresi maupun komparatif tidak perlu menggunakan uji

signifikansi lagi pula tidak bermaksud membuat generalisasi

Statistika dalam arti luas disebut juga dengan statistika inferensia/ statistika probabilitas

ialah suatu alat pengumpul data, pengolah data, menarik kesimpulan, membuat tindakan

Page 5: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

berdasarkan menganalisis data sampel dan hasilnya dimanfaatkan untuk populasi. Hal ini

sesuai dikatakan oleh Sudjana (1992:3) bahwa :

“Statistika adalah ilmu terdiri dari teori dan metoda yang merupakan cabang dari

matematika terapan dan membicarakan tentang: bagaimana mengumpulkan data,

bagaimana meringkas data, mengolah dan menyajikan data, bagaimana menarik

kesimpulan dari hasil analisis, bagaimana menentukan keputusan dalam batas-batas resiko

tertentu berdasarkan strategi yang ada.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, statistika adalah suatu ilmu pengetahuan yang

berhubungan data statistik dan fakta yang benar atau suatu kajian ilmu pengetahuan yang

dengan teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data, penarikan

kesimpulan, dan pembuatan kebijakan yang cukup kuat alasannya berdasarkan data dan

fakta yang benar.

B. Populasi dan Sampel

Sugiyono (1997:57) memberikan pengertian bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Nazir

(1983:327) mengatakan bahwa “Populasi adalah berkenaan dengan data bukan orang atau

bendanya “Nawawi” (1985:141) menyebutkan bahwa “Populasi adalah totalitas semua nilai

yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif

dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. “Sedangkan

Riduwan dan Tita Lestari (1997:3) mengatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan dari

karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penilitian.”

Dari beberapa pendapatan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Populasi merupakan

objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu

berkaitan dengan masalah penelitian.

Ada dua jenis populasi yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas (tak terhingga).

a. populasi Terbatas

Populasi terbatas adalah mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara

kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.

Contoh:

1) Jumlah Penduduk Kota Bandung 2.500.000 jiwa

2) Jumlah 500 mahasiswa yang mendapat biasiswa program JPS di Sumatera

Barat.

3) Jumlah 1.490 guru SD di Yogyakarta mengikuti prajabatan

b. Populasi Tak terbatas (Tak Terhingga)

Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tidak dapat ditentukan batas-batasnya

sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Contoh (1) Penelitian

Page 6: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

mencari logam mulia, di suatu daerah ada beberapa warga mendulang emas

diruangan bawah tanah sebagai mata pencariannya, kemudian mereka mengambil

beberapa logam yang mengandung emas sampai tak terhingga kali pengambilan,

maka setiap kali pengambilan batu akan mendapatkan logam yang mengandung

emas yang tak terhingga banyaknya atau ukurannya. (2) Suatu percobaan seorang

bandar akan melemparkan sepasang dadu sampai tak terhingga kali lemparan, maka

setiap kali mencatat sepasang bilangan yang muncul akan mendapatkan sepasang

nilai yang tak terhingga pula (3) Meneliti berapa liter pasang surut air laut pada

bulan purnama dan lain sebagainya.

Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan

populasi heterogen

1) Populasi Homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama

sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.

2) Populasi Heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau

batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Subana (2000:25) mengatakan bahwa “Hasil dari objek pada populasi yang diteliti

harus dianalisis untuk ditarik kesimpulan dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh

populasi”

Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas dan

homogen, adakalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi,

tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi. Hal ini

berdasarkan pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya,

waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat merusak.

Contoh : (1) Untuk mengetahui kekuatan pisau baja pemotong kain, kita tidak perlu

menerapkan setiap pabrik tekstil diteriksa dan diuji kekuatan pisaunya (2) Untuk

mengetahui daya tahan lampu pijar merek tertentu, kita tidak perlu menggunakan

semua produk keluaran pabrik tersebut.

Dengan meneliti secara sampel diharapkan hasil yang telah diperoleh akan

memberikan kesimpulan dan gambaran yang sesuai dengan karakteristik populasi.

Jadi, hasil kesimpulan dari penelitian sampel dapat digeneralisasikan terhadap

populasi.

Suharsimi Arikunto (1998:117) Mengatakan bahwa “ Sampel adalah bagian dari

populasi. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.” Sugiyono (1997:57)

memberikan pengertian bahwa “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dari beberapa pendapat tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa “Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai

ciri-ciri atau benda akan diteliti. Karena tidak semua data dan informasi akan

Page 7: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

diproses dan tidak semua orang atau benda akan dteliti melainkan cukup dengan

menggunakan sampel yang mewakilinya. Dalam hal ini sampel harus representatif

disamping itu peneliti wajib mengerti tentang besar ukuran sampel, teknik

sampling, dan karakteristik populasi dalam sampel.

Ada beberapa keuntungan menggunakan sampel, antara lain :

1. Memudahkan peneliti karena jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan

dengan menggunakan populasi, selain itu bila populasinya terlalu besar

dikhawatirkan akan terlewati.

2. Peneliti lebih efisiensi

3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, artinya jika subjeknya

banyak dikhawatirkan adanya bahaya bisa dari orang yang mengumpulkan

data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpulan data mengalami

kelelahan sehingga pencatatan data tidak akurat.

4. Penelitian lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif (merusak) yang

menggunakan spesemen akan hemat dan bisa dijangkau tanpa merusak semua

bahan yang ada serta bisa digunakan untuk menjaring populasi yang ada serta

bisa digunakan untuk menjaring populasi yang jumlahnya banyak. Sedangkan

besar kecilnya sampel yang diambil akan dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain: besar biaya yang bersedia, tenaga yang ada, waktu dan kesempatan

peneliti, serta peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel.

Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel Nasution (1991 : 135) bahwa, :Mutu

penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya

dasar-dasar teorinya oleh desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan

pengolahaannya”

Page 8: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

BAB II

PENYAJIAN DATA

Tabel Biasa

Tabel biasa sering digunakan untuk bermacam-macam keperluan baik bidang ekonomi,

sosial, budaya dan lain-lain untuk menginformasikan data dari hasil penelitian atau hasil

penyelidikan, contoh :

Judul Tabel

JUDUL KOLOM

JUDUL BARIS

SEL-SEL SEL-SEL SEL-SEL

SEL-SEL SEL-SEL SEL-SEL

SEL-SEL SEL-SEL SEL-SEL

Tabel Kontigensi

Tabel Kontigensi digunakan khusus data yang terletak antara baris dan kolom berjenis

variabel kategori. Contoh :

TABEL

DISTRIBUSI MENDALI KEJUARAAN DUNIA ATLETIK 2001

Negara Emas Prk Prg Total Negara Emas Prk Prg Total

As 9 5 5 5 Swiss 5 5 5 5

Rusia 6 7 5 8 Jepang 2 5 6 6

Kenya 3 6 4 7 Spanyol 1 5 7 8

Jerman 2 5 2 2 Swedia 8 7 9 9

Maroko 2 7 1 9 Austria 7 8 10 1

Tabel Distribusi Frekuensi

Distribusi frekuensi adalah penyusunan suatu data mulai dari terkecil sampai

terbesar yang membagi banyaknya data ke dalam beberapa kelas. Kegunaan data yang

masuk dalam distribusi frekuensi adalah untuk memudahkan data dalam penyajian, mudah

dipahami dan mudah dibaca sebagai bahan informasi, pada gilirannya digunakan untuk

perhitungan membuat gambar statistik dalam berbagai bentuk penyajian data.

Distribusi frekuensi terdiri dari dua yaitu distribusi frekuensi kategori dan distribusi

frekuensi numerik.

Distribusi freskuensi kategori ialah distribusi frekuensi yang pengelompokan datanya

disusun berbentuk kata-kata atau distribusi frekuensi yang penyatuan kelas-kelasnya

Page 9: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

didasarkan pada data kategori. Sedangkan distribusi numerik ialah distribusi frekuensi yang

penyatuan kelas-kelasnya

Tabel Distribusi Frekuensi

a. Contoh Distribusi Frekuensi Kategorik

TABEL

Jenis Diklat Frekuensi

Adum

Adumia

Spama

1.500

1.200

750

Jumlah 3.450

b. Contoh Distribusi Frekuensi Numerik

TABEL

Nilai Frekuensi Frekuensi

27 - 33 1

41 - 47 13

54 - 61 13

Jumlah 27

Sebelum melangkah kepada pembahasan lanjutan, maka terlebih dahulu dikupas mengenai

beberapa istilah yang berhubungan dengan distribusi frekuensi numerik .

Interval kelas adalah sejumlah nilai variabel yang ada dalam batas kelas tertentu. Misalnya

lihat Tabel yang berisikan 3 interval. Nilai interval kelas pertama dan 27 – 33 yang

bermakna bahwa di dalam interval kelas tersebut terdapat nilai antara 41 – 47 artinya

terdapat sejumlah nilai antara 54 – 61 sebanyak 13 orang, dan seterusnya sampai pada nilai

interval kelas 54 – 61 terdapat 13 orang.

Batas Kelas ialah suatu nilai yang membatasi kelas pihak satu dengan pihak kelas yang

lain. Batas kelas ini kegunaannya waktu pembuatan histogram. Pada nilai interval kelas

pertama yaitu angka 60 sampai 65. Nilai 65 adalah ujung atas interval kelas pertama,

sedangkan nilai 66 adalah ujung bawah interval kelas kedua. Apabila ujung atas interval

kelas pertama ditambah ujung bawah interval kedua dan dikalikan setengah, maka hasil

tersebut dinamakan batas 0,005 tergantung ketelitian data yang dibuat oleh peneliti dan

ujung kelas atas ditambah 0,5 : 0,05; bahkan 0,005, maka nilai itu dinamakan batas kelas.

Page 10: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

Teknik Pembuatan Distribusi Frekuensi

Langkah-langkah teknik pembuatan distribusi frekuensi dilakukan sebagai berikut :

a) Urutkan data dari terkecil sampai terbesar

b) Hitungkan jarak atau rentangan (R)

Rumus R = data tertinggi – data terendah

c) Hitung jumlah kelas (K) dengan Sturges:

Rumus: Jumlah kelas (K) = 1 + 3,3 log n

N = jumlah data

d) Hitung panjang kelas interval (P) Rumus: P = Rentangan (R)

Jumlah Kelas (K1)

e) Tentukan batas data terendah atau ujung data pertama, dianjurkan menghitung kelas

interval, caranya menjumlahkan ujung bawah kelas sampai pada data akhir

f) Buat tabel sementara dengan cara dihitung satu demi satu yang sesuai dengan

urutan interval kelas.

TABEL

Interval Rincian Frekuensi (f)

Jumlah

Keadaan Kelompok

Pengukuran tendensi sentral dan ukuran penempatan. Pengukuran tendensi sentral dan

ukuran penempatan digunakan untuk menjaring data yang menunjukkan pusat atau

pertengahan dari gugusan data yang menyebar. Harga rata-rata dari kelompok data itu,

diperkirakan dapat mewakili seluruh harga data yang ada dalam kelompok tersebut. Ukuran

harga data yang ada dalam kelompok tersebut. Ukuran data sampel dinamakan statistik

sedangkan ukuran populasi dinamakan parameter.

Pengukuran tendensi sentral, terdiri dari :

a. Rata-rata hitung

b. Rata-rata ukur

c. Rata-rata harmonik

d. Modus

Ukuran penempatan, terdiri dari :

a. Median

b. Kuartil

c. Desil

d. Persentil

Page 11: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

Agar lebih jelas diuraikan sebagai berikut :

a. Rata-rata Hitung (Mean)

Rata-rata hitung atau disingkat dengan (Mean). Penggunaan rata-rata hitung untuk

sampel bersimpul ( X dibaca: eks bar atau eks garis) dan populasi ự (dibaca: myu

atau mu). Perhitungan mean dibagi dua yaitu : mean data tunggal dan mean data

kelompok.

Mean Data Tunggal

Data yang dipakai untuk menghitung mean tunggal hanya sedikit jumlahnya,

perhitungannya dengan cara menunjukkan semua nilai data dibagi banyak data

dijabarkan dengan rumus :

x = Σxi x = Mean

n Σxi = Jumlah tiap data

n = Jumlah data

Mean Data Kelompok

Jika data yang sudah dikelompokkan dalam distribusi frekuensi, maka data tersebut

akan berbaur sehingga keaslian dat itu akan hilang bercampur dengan data lain

menurut kelasnya, hanya dalam perhitungan mean kelompok diambil titik

tengahnya yaitu setengah dari jumlah ujung bawah kelas dan ujung atas kelas untuk

mewakili setiap kelas interval. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari

kemungkinan data yang ada disetiap interval mempunyai nilai yang lebih besar atau

lebih kecil dari titik tengah. Perhitungan data mean kelompok dapat dicari dengan

rumus:

x = Σ(ti.fi) x = Mean

Σfi ti = Titik tengah

Σfi = Jumlah Frekuensi

Pengukuran Penyimpangan

Penyajian data baik berupa penyelidikan, riset, maupun teknologi selalu membutuhkan

informasi yang lebih banyak lagi. Untuk lebih sedap dan nyamannya informasi data perlu

dibumbui dengan perhitungan simpangan baku dan variasi. Karena dengan menggunakan

pengukuran gejala pusat saja cenderung menghasilkan kesimpulan yang sama tetapi

mempunyai simpangan dan variasi yang berbeda misalnya, diambil nilai UTS dari dua

kelas A dan kelas B masing-masing 10 mahasiswa mata kuliah statistika terapan diperoleh

data;

Kelas A : 90, 80, 70, 90, 100, 50, 70, 75, 70

Kelas B : 80, 75, 95, 75, 70, 95, 60, 85, 60

Page 12: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

Nilai rata-rata Kelas A dan Kelas B = 77,5 tetapi simpangan baku Kelas A dan Kelas B

berbeda yaitu kelas A = 13,99, Kelas B = 12,3.

Apabila seorang dosen memutuskan tidak demikian nilai berdasarkan nilai rata-rata dan

jumlah data saja untuk diberi ranking, maka hal itu kurang adil. Karena realitas

menunjukkan tidak demikian kenyataannya, nilai UTS kelas A terletak antara 50 – 100 dan

nilai UTS kelas B terletak antara 60 – 95. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai UTS

kelas B lebih merata dari pada nilai UTS Kelas A. Nilai Kelas A lebih tinggi dari kelas B,

oleh sebab itu digunakan ukuran yang menunjukkan derajat atau tinggi rendahnya

penyimpangan antar data tersebut. Sehingga ukuran simpangan itu, sangat penting. Artinya

kita bisa mengetahui derajat perbedaan data yang satu dengan data yang lainnya.

Pengukuran penyimpangan yaitu suatu ukuran yang menunjukkan tinggi rendahnya

perbedaan data yang diperoleh dari rata-ratanya.

Pengukiran penyimpangan akan membahas rentangan (range), rentangan antar kuartil,

rentangan semi antar kuartil, simpangan rata-rata simpangan baku, varians, koefisien

varians, dan angka baku.

a. Rentangan (Range)

Rentangan ialah tertinggi dikurangi data terendah ditulis:

Rumus : R = data tertinggi – data terendah

Contoh : Data nilai UAS Statistik

Kelas A : 90, 80, 70, 90, 100, 50, 70, 75, 70

Kelas B : 80, 75, 95, 75, 70, 95, 60, 85, 60

Langkah – langkah menjawab

Urutkan dulu kemudian dihitung rentangannya

Kelas A : 90, 80, 70, 90, 100, 50, 70, 75, 70

Kelas B : 80, 75, 95, 75, 70, 95, 60, 85, 60

Rentangkan kelas A : 100 – 50 = 50

Rentangkan kelas B : 95 – 60 = 35

Contoh :

Di ketahui data prestasi Pegawai :

Bagian C : 45, 50, 60, 65, 75, 80

Bagian J : 45, 49, 55, 60, 75, 80

Bagian D : 45, 48, 50, 52, 60, 80

Bagian W : 45, 48, 54, 70, 80, 46

Keempat data prestasi pegawai menunjukkan nilai rentangan yang sama, yaitu 35 tetapi

penyebaran variasi berbeda.

Page 13: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

b. Rentangan Antar Kuartil (RAK)

Rentangan Antar Kuartil yaitu selisih antara kuartil ketiga dengan kuartil pertama

ditulis dengan rumus :

RAK = K3 – K1

Contoh:

Diketahui : data seperti (TABEL 45)

K1 = 72,67 : K3 = 82,47

RAK = 82,47 – 72,67 = 9,8

Dapat ditarik kesimpulan bahwa 50% nilai tersebut paling rendah 72,67 dan paling

tinggi 82,47 dengan perbedaan paling tinggi 9,8

Page 14: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

BAB III

HIPOTESIS PENELITIAN

A. KONSEP HIPOTESIS

Semula istilah hipotesis dari bahasa Yunani yang mempunyai dua kata ialah Hupo

(sementara) dan Thesis (pernyataan atau teori). Karena hipotesis merupakan pernyataan

sementara yang masih lemah kebenarannya. Maka perlu diuji kebenarannya. Kemudian

para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara

dua variabel atau lebih. Selanjutnya Sudjana mengartikan hipotesis adalah asumsi atau

dugaan mengenai satu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut

untuk melakukan pengecekannya. Hal ini jelas bahwa Sudjana mengatakan asumsi atau

dugaan yang bersifat umum sedangkan Kerlinger dan Tuckman lebih khusus lagi

mengenai arti hipotesis menjadi dugaan antara dua variabel atau lebih.

Atas dasar difinisi di atas, sehingga dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban

atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya.

Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja, yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk

menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya

(relevan) dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data

yang nyata di lapangan hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan dengan kalimat positif.

Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi

(parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel

penelitian. Dengan demikian dalam perhitungan statistik yang diuji adalah Hipotesis

Nol (Ho). Jadi, hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau

perbedaan antara parameter dan statistik. Hipotesis Nol (Ho) dirumuskan dengan

kalimat negatif.

Perlu diperhatikan bagi pembaca, bahwa setiap penelitian tidak harus berhipotesis,

tetapi setiap penelitian harus dirumuskan masalahnya. Adanya hipotesis dinyatakan

berdasarkan pada rumusan masalah penelitian yang diajukan. Agar rumusan masalah

dapat terjawab dan hipotesis dapat teruji berdasarkan data yang ditumpulkan oleh

peneliti. Sehingga keduanya harus dirumuskan dengan menggunakan kalimat yang

jelas, tidak menimbulkan banyak dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya dan hipotesis

dalam bentuk kalimat pernyataan.

Page 15: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

B. MACAM – MACAM PERMASALAHAN PENELITIAN

Penelitian pada tingkat eksplanasi dibagi menjadi tiga, yaitu : deskriptif,

komparatif, dan asosiatif. Penelitian tingkat eksplanasi paling sederhana ialah deskriptif

misalnya seorang peneliti ingin mengetahui dalam masalah produktifitas karyawan,

disiplin pegawai, minat pegawai, tingkat motivasi kerja pegawai, peran pimpinan,

kemampuan kerja pegawai, prestasi belajar, tingkat keberhasilan, analisa pembayaran

pajak dan lain-lain. Masing-masing hanya berkenaan dengan satu variabel saja, dan

tidak menghubungkan atau membandingkan dengan variabel lain, penelitian deskriptif

hanya menggambarkan tentang sampai atau populasi. Penelitian bentuk deskriptif ini

hasilnya tidak dapat digunakan generalisasi pada populasi ataupun tidak dapat

digunakan untuk mengontrol pada populasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian diuraikan sebagai

berikut:

a. Permasalahan yang bersifat deskriptif yaitu permasalahan yang tidak

membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain hanya menggambarkan

variabel saja.

b. Permasalahan bersifat komparatif adalah permasalahan yang menggambarkan

perbedaan karakteristik dari dua variabel atau lebih.

c. Permasalahan bersifat asosiatif ialah hubungan yang bersifat kebersamaan antara

dua variabel atau lebih. Adapun menurut sifat hubungannya terdiri dari tiga jenis

yaitu :

1. Hubungan simentris ialah hubungan yang bersifat kebersamaan antara dua variabel

atau lebih. Adapun menurut sifat hubungannya terdiri dari tiga jenis yaitu :

a. Adakah hubungan antara poster tubuh seorang dengan gaya kepemimpinan?

b. Adakah hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan organisasi dengan tingginya

prestasi belajar ?

2. Hubungan Sebab Akibat (Kausal) ialah hubungan yang bersifat mempengaruhi

antara dua variabel atau lebih.

C.

Page 16: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 17: : Titania Winslet : Drs. Eko Surono

DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyid, Harun. 1994. Statistik Sosial. Bandung: Program Pasca Sarjana Universal

Pandjajaran

Graft, John L. (Tanpa tahun) Statisticals and data Analysis for social Workers. F.E.

Peacock Publishers, Inc Itasca, Illinois 60143. University of lowa USA

Riduwan 1997. Dasar – Dasar Statistik, Bandung alfabeta

Sugiyono 2000. Statistik untuk penelitian Bandung : Alfabeta