SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis...

197
SKRIPSI ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE DENGAN MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD (STUDI KASUS : PT TUGU PRATAMA INDONESIA) Disusun Oleh: TIARA ANINDITA 1111093000057 JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018/1439 H

Transcript of SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis...

Page 1: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

SKRIPSI

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE

ARCHITECTURE DENGAN MENGGUNAKAN TOGAF

ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD

(STUDI KASUS : PT TUGU PRATAMA INDONESIA)

Disusun Oleh:

TIARA ANINDITA

1111093000057

JURUSAN SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018/1439 H

Page 2: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

i

SKRIPSI

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE

ARCHITECTURE DENGAN MENGGUNAKAN TOGAF

ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD

(STUDI KASUS : PT TUGU PRATAMA INDONESIA)

Disusun Oleh:

TIARA ANINDITA

1111093000057

JURUSAN SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018/1439 H

Page 3: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

ii

SKRIPSI

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE DENGAN

MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD

(STUDI KASUS : PT TUGU PRATAMA INDONESIA)

Oleh :

Tiara Anindita

NIM : 1111093000057

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Prodi Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H

Page 4: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

iii

SKRIPSI

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE

DENGAN MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT

METHOD

(STUDI KASUS : PT TUGU PRATAMA INDONESIA)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Program Studi Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Tiara Anindita

NIM : 1111093000057

Menyetujui,

Page 5: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

iv

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Analisis dan Pengembangan Enterprise Architecture dengan

Menggunakan TOGAF Architecture Development Method (Studi Kasus: PT Tugu

Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah

diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari

Kamis, 7 Juni 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui,

Page 6: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

v

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN

TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Page 7: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

vi

ABSTRAK

TIARA ANINDITA – 1111093000057, Analisis dan Pengembangan Enterprise

Architecture dengan Menggunakan TOGAF Architecture Development Method

(Studi Kasus: PT Tugu Pratama Indonesia). Di bawah bimbingan M. QOMARUL

HUDA dan ASEP FAJAR FIRMANSYAH.

PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) merupakan perusahaan asuransi swasta yang

bergerak dalam bidang industri asuransi umum, reasuransi, dan bisnis syariah.

Sebagai salah satu perusahaan asuransi terbesar di Indonesia, TPI harus dapat

menyediakan produk dan jasa asuransi serta manajemen resiko dengan

mengutamakan kepuasan pelanggan. Karena itu perusahaan membuat IT

architecture yang dinamakan Strategic IT Architecture Planning (SITAP). Akan

tetapi pada saat pengembangan SITAP terjadi perubahan visi perusahaan.

Kemudian setelah implementasi terjadi perubahan rencana jangka panjang

perusahaan (RJPP). Karena itu diperlukan analisis dan pengembangan arsitektur

enterprise untuk mengetahui apakah IT arsitektur yang diterapkan masih sesuai

dengan visi dan RJPP perusahaan. Metodologi penelitian ini menggunakan TOGAF

(The Open Group Architecture Framework) versi 9 dengan metode ADM

(Architecture Development Method). Tujuan penelitian ini adalah untuk

menghasilkan blueprint target arsitektur visi, arsitektur bisnis, arsitektur data,

arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi, dan analisis gap. Penelitian ini

menggunakan bahasa pemodelan ArchiMate.

Kata Kunci: Arsitektur, Enterprise, TOGAF Versi 9, Architecture Development

Method, ArchiMate.

V Bab + 160 Halaman + xxvii Halaman + 84 Gambar + 38 Tabel

Pustaka Acuan (19, 2005-2016).

Page 8: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat, petunjuk dan

kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga,

sahabat dan para pengikutnya.

Skripsi ini berjudul “Analisis dan Pengembangan Enterprise Architecture dengan

Menggunakan TOGAF Architecture Development Method (Studi Kasus: PT Tugu

Pratama Indonesia)” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Sistem Infromasi pada Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan dari

segi moral maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, secara khusus saya

ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak. DR. Agus Salim, S.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi dan ibu Meinarini Catur Utami, M.T. selaku Sekretaris

Program Studi Sistem Informasi.

3. Bapak Qomarul Huda, Ph.D, selaku dosen pembimbing I dan Bapak

Asep Fajar Firmansyah, M.TI selaku dosen pembimbing II yang

memberikan ilmu, motivasi dan bimbingan selama proses penyusunan

skripsi ini.

Page 9: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

viii

4. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan

ilmu dan motivasi selama penulis duduk di bangku perkuliahan.

5. Direktur dan staff PT Tugu Pratama Indonesia yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian disana dan

terima kasih atas bantuannya.

6. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan doa, semangat,

motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat tersayang, Mifta, Caca, Dita, Fifi, Dessy, dan teman-

teman kelas SI-B 2011 yang selalu ada dalam suka dan duka sejak awal

masa perkuliahan.

8. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini yang

tidak bisa disebutkan satu per satu namun tidak mengurangi sedikitpun

rasa terima kasih dari penulis.

Pada kesempatan ini saya juga memohon maaf yang sebesar-besarnya dan

menyadari bahwa karya ini belumlah sempurna, maka saya sangat mengharapkan

kritik dan saran dari pembaca yang dapat disampaikan melalui email

[email protected] untuk penulisan laporan selanjutnya yang lebih baik dan

semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Aamiin.

Jakarta, Juni 2018

Tiara Anindita

Page 10: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ II

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. III

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ................................................................ IV

PERNYATAAN ..................................................................................................... V

ABSTRAK ........................................................................................................... VI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... VII

DAFTAR ISI ........................................................................................................ IX

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... XV

DAFTAR TABEL ............................................................................................ XIX

DAFTAR SIMBOL .......................................................................................... XXI

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 4

Page 11: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

x

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

1.4 Batasan Masalah .......................................................................................... 4

1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

1.7 Metodologi Penelitian .................................................................................. 6

1.7.1 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 6

1.7.2 Metode Pengembangan Enterprise Architecture ...................................... 7

1.8 Sistematika Penulisan .................................................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10

2.1 Konsep Perencanaan Strategis Sistem Informasi ................................... 10

2.2 Enterprise Architecture dan Instrumen Tata Kelola Lainnya ................ 12

2.2.1 Enterprise ............................................................................................... 12

2.2.2 Architecture ............................................................................................ 12

2.2.3 Enterprise Architecture .......................................................................... 13

2.2.4 Strategic Management: Balanced Scorecard......................................... 14

2.2.5 Quality Management: ISO 9001 ............................................................ 15

2.2.6 IT Governance: COBIT .......................................................................... 15

2.2.7 IT Service Delivery and Support: ITIL................................................... 17

2.3 Enterprise Architecture Framework .......................................................... 18

2.3.1 Zachman ................................................................................................. 18

Page 12: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xi

2.3.2 Gartner.................................................................................................... 20

2.3.3 FEA Framework .................................................................................... 21

2.3.4 TOGAF .................................................................................................. 23

2.4 TOGAF ADM ............................................................................................. 24

2.4.1 Preliminary Phase .................................................................................. 25

2.4.2 Requirements Management .................................................................... 26

2.4.3 Phase A: Architecture Vision ................................................................. 27

2.4.4 Phase B: Business Architecture ............................................................. 28

2.4.5 Phase C: Information Systems Architecture .......................................... 29

2.4.5.1 Arsitektur Data ................................................................................ 29

2.4.5.2 Arsitektur Aplikasi .......................................................................... 30

2.4.6 Phase D: Technology Architecture ........................................................ 31

2.4.7 Phase E: Opportunities & Solutions ...................................................... 32

2.4.8 Phase F: Migration Planning ................................................................ 32

2.4.9 Phase G: Implementation Governance .................................................. 33

2.4.10 Phase H: Architecture Change Management ........................................ 34

2.5 Tools Pokok Pemodelan TOGAF .............................................................. 34

2.6 Tools Perancangan Enterprise Architecture ............................................. 36

2.6.1 Value Chain ............................................................................................ 36

2.6.2 Flowchart ............................................................................................... 37

2.6.3 Business Process Modeling Notation (BPMN) ...................................... 38

2.6.4 Unified Modeling Language (UML) ...................................................... 39

2.6.5 ArchiMate ............................................................................................... 41

Page 13: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xii

2.6.5.1 Business Function Viewpoint .......................................................... 42

2.6.5.2 Service Realization Viewpoint ........................................................ 43

2.6.5.3 Business Process Viewpoint ............................................................ 43

2.6.5.4 Organization Viewpoint .................................................................. 45

2.6.5.5 Actor Co-operation Viewpoint ........................................................ 45

2.6.5.6 Information Structure Viewpoint .................................................... 46

2.6.5.7 Application Usage Viewpoint .......................................................... 47

2.6.5.8 Application Co-operation Viewpoint .............................................. 48

2.6.5.9 Application Behavior Viewpoint ..................................................... 49

2.6.5.10 Infrastructure Viewpoint ................................................................. 50

2.6.6 Gap Analysis .......................................................................................... 51

2.7 Penelitian Sejenis ........................................................................................ 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 56

3.1 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 56

3.1.1 Metode Observasi................................................................................... 56

3.1.2 Metode Wawancara ................................................................................ 56

3.1.3 Metode Studi Pustaka ............................................................................. 57

3.1.4 Metode Studi Literatur ........................................................................... 57

3.2 Metode Analisis dan Pengembangan Enterprise Architecture .............. 57

3.2.1 Fase Preliminary..................................................................................... 57

3.2.2 Fase A : Visi Arsitektur ......................................................................... 58

3.2.3 Fase B : Arsitektur Bisnis ...................................................................... 58

Page 14: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xiii

3.2.4 Fase C : Arsitektur Sistem Informasi ..................................................... 59

3.2.4.1 Arsitektur Data ................................................................................ 59

3.2.4.2 Arsitektur Aplikasi .......................................................................... 60

3.2.5 Fase D : Arsitektur teknologi ................................................................. 60

3.2.6 Fase E : Peluang dan Solusi ................................................................... 61

3.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 62

BAB IV ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE

ARCHITECTURE ................................................................................................ 63

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................................. 63

4.2 Enterprise Architecture ............................................................................... 63

4.2.1 Preliminary Phase .................................................................................. 64

4.2.1.1 Pendefinisian Visi dan Misi ............................................................ 64

4.2.1.2 Analisis Value Chain ...................................................................... 64

4.2.2 Phase A: Vision Architecture ................................................................. 68

4.2.3 Phase B: Business Architecture ............................................................. 70

4.2.1.1 Baseline Architecture ...................................................................... 70

4.2.1.2 Target Arsitektur Bisnis .................................................................. 88

4.2.4 Phase C: Information System Architecture .......................................... 111

4.2.4.1 Arsitektur Data .............................................................................. 111

4.2.4.2 Arsitektur Aplikasi ........................................................................ 115

4.2.5 Phase D: Technology Architecture ...................................................... 139

4.2.5.1 Baseline Architecture Technology ................................................ 139

Page 15: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xiv

4.2.5.2 Platform Decomposition Diagram ................................................ 140

4.2.6 Phase E: Opportunities and Solution ................................................... 141

4.2.6.1 Gap Analysis ................................................................................. 142

BAB V ................................................................................................................. 155

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 155

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 155

5.2 Saran ............................................................................................................ 156

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 157

LAMPIRAN

Page 16: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Kerja Zachman untuk arsitektur enterprise ..................... 20

Gambar 2.2 Kerangka Kerja Gartner untuk arsitektur enterprise ........................ 21

Gambar 2.3 Kerangka Kerja FEA untuk arsitektur enterprise ............................ 23

Gambar 2.4 Fase TOGAF ADM ......................................................................... 25

Gambar 2.5 Diagram Value Chain ...................................................................... 37

Gambar 2.6 Fungsi Bisnis Level 1 ...................................................................... 42

Gambar 2.7 Service Realization Viewpoint ......................................................... 43

Gambar 2.8 Business Process Viewpoint Pengajuan Claim Level 1 ................... 44

Gambar 2.9 Organization Viewpoint ................................................................... 45

Gambar 2.10 Actor Co-operation Viewpoint ....................................................... 46

Gambar 2.11 Information Structure Viewpoint target arsitektur ......................... 47

Gambar 2.12 Application Usage Viewpoint Sales & Marketing ......................... 48

Gambar 2.13 Baseline Application Co-operation Viewpoint .............................. 49

Gambar 2. 14 Application Behavior Viewpoint Website ..................................... 50

Gambar 2.15 Infrastructure Viewpoint ................................................................ 51

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 62

Gambar 4.1 Value Chain ..................................................................................... 64

Gambar 4.2 Stakeholder View ............................................................................ 68

Gambar 4.3 Tujuan Bisnis yang berhubungan dengan driver profit ................... 69

Gambar 4.4 Principle View ................................................................................. 69

Gambar 4.5 Aktivitas Pengajuan Asuransi .......................................................... 70

Gambar 4.6 Aktivitas Pengajuan Claim .............................................................. 71

Gambar 4.7 Aktivitas Penanganan Claim............................................................ 72

Page 17: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xvi

Gambar 4.8 Aktivitas Pembayaran Claim ........................................................... 73

Gambar 4.9 Aktivitas Melakukan Promosi Produk ............................................. 74

Gambar 4.10 Aktivitas Penerimaan Pegawai ...................................................... 75

Gambar 4.11 Aktivitas Pengelolaan Pegawai ..................................................... 76

Gambar 4.12 Aktivitas Pembuatan Anggaran ..................................................... 76

Gambar 4.13 Aktivitas Pembuatan Laporan Keuangan ...................................... 77

Gambar 4.14 Aktivitas Pembuatan Sistem .......................................................... 78

Gambar 4. 15 Struktur Organisasi PT Tugu Pratama Indonesia ......................... 80

Gambar 4.16 Fungsi Bisnis Level 0 .................................................................... 82

Gambar 4. 17 Fungsi Bisnis Level 1 ................................................................... 82

Gambar 4.18 Fungsi Bisnis Utama Level 2 ......................................................... 83

Gambar 4.19 Fungsi Bisnis Pendukung Level 2 ................................................. 86

Gambar 4.20 Product Viewpoint Customer ........................................................ 88

Gambar 4.21 Product Viewpoint Perusahaan ...................................................... 89

Gambar 4.22 Service Realization Viewpoint ....................................................... 89

Gambar 4.23 Business Process Viewpoint Level 0 ............................................. 91

Gambar 4.24 Business Process Viewpoint Pengajuan Asuransi Level 1 ............ 92

Gambar 4.25 Business Process Viewpoint Pengajuan Claim Level 1 ................ 94

Gambar 4.26 Business Process Viewpoint Penanganan Claim Level 1 .............. 95

Gambar 4.27 Business Process Viewpoint Pembayaran Claim Level 1 ............. 97

Gambar 4.28 Business Process Viewpoint Sales & Marketing Level 1 .............. 98

Gambar 4.29 Business Process Viewpoint HRD Level 1 ................................. 100

Gambar 4. 30 Business Process Viewpoint Keuangan Level 1 ......................... 101

Gambar 4.31 Business Process Viewpoint IT Level 1 ...................................... 102

Page 18: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xvii

Gambar 4.32 Business Process Viewpoint Penerimaan Pegawai Level 2 ........ 104

Gambar 4.33 Business Process Viewpoint Pengelolaan Pegawai Level 2 ........ 105

Gambar 4.34 Business Process Viewpoint Membuat atau Mengembangkan Sistem

Level 2 ................................................................................................................. 107

Gambar 4.35 Organization Viewpoint............................................................... 109

Gambar 4.36 Actor Co-operation Viewpoint .................................................... 110

Gambar 4.37 Information Structure Viewpoint Baseline Arsitektur Data ........ 112

Gambar 4.38 Information Structure Viewpoint target arsitektur ...................... 113

Gambar 4.39 Application Usage Viewpoint Pengajuan Asuransi ..................... 115

Gambar 4.40 Application Usage Viewpoint Pengajuan Claim ......................... 116

Gambar 4.41 Application Usage Viewpoint Penanganan Claim ...................... 116

Gambar 4.42 Application Usage Viewpoint Pembayaran Claim ...................... 117

Gambar 4.43 Application Usage Viewpoint Sales & Marketing ...................... 118

Gambar 4.44 Application Usage Viewpoint HRD ............................................ 118

Gambar 4.45 Application Usage Viewpoint Keuangan .................................... 119

Gambar 4.46 Application Usage Viewpoint IT ................................................. 120

Gambar 4.47 Baseline Application Co-operation Viewpoint ............................ 121

Gambar 4.48 Application Behavior Viewpoint Quotation ................................ 123

Gambar 4.49 Application Behavior Viewpoint Acceptance ............................. 124

Gambar 4.50 Application Behavior Viewpoint Claim ...................................... 126

Gambar 4.51 Application Behavior Viewpoint Pembayaran ............................ 128

Gambar 4.52 Application Behavior Viewpoint Website ................................... 129

Gambar 4.53 Application Behavior Viewpoint Absensi ................................... 130

Gambar 4.54 Application Behavior Viewpoint Kinerja .................................... 132

Page 19: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xviii

Gambar 4.55 Application Behavior Viewpoint Gaji ......................................... 133

Gambar 4.56 Application Behavior Viewpoint Manajemen Pegawai .............. 134

Gambar 4.57 Application Behavior Viewpoint Manajemen Keuangan ............ 136

Gambar 4.58 Application Behavior Viewpoint IT & Sys Admin ..................... 138

Gambar 4. 59 Baseline Architecture Technology ............................................. 139

Gambar 4.60 Infrastructure Viewpoint .............................................................. 140

Gambar 4.61 Analisis Gap Proses Bisnis Pengajuan Asuransi ......................... 142

Gambar 4.62 Analisis Gap Proses Bisnis Pengajuan Claim .............................. 143

Gambar 4.63 Analisis Gap Proses Bisnis Penanganan Claim ........................... 144

Gambar 4.64 Analisis Gap Proses Bisnis Pembayaran Claim .......................... 145

Gambar 4.65 Analisis Gap Proses Bisnis Sales dan Marketing ........................ 146

Gambar 4.66 Analisis Gap Proses Bisnis HRD ................................................. 147

Gambar 4.67 Analisis Gap Proses Bisnis Keuangan ......................................... 148

Gambar 4.68 Analisis Gap Proses Bisnis IT ..................................................... 149

Gambar 4.69 Analisis Gap Arsitektur Aplikasi ................................................. 150

Gambar 4.70 Analisis Gap Arsitektur Data ....................................................... 151

Gambar 4.71 Analisis Gap Arsitektur Teknologi .............................................. 153

Page 20: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tools Pokok Pemodelan TOGAF (The Open Group, 2009) ................ 35

Tabel 2.3 Referensi Penelitian .............................................................................. 52

Tabel 4.1 Fungsi Bisnis Utama Level 2 ............................................................... 83

Tabel 4.2 Fungsi Bisnis Pendukung Level 2 ........................................................ 86

Tabel 4.3 Business Service ................................................................................... 90

Tabel 4.4 Business Process Level 0 ...................................................................... 91

Tabel 4.5 Tabel Proses Bisnis Pengajuan Asuransi Level 1 ................................ 93

Tabel 4.6 Tabel Proses Bisnis Pengajuan Claim .................................................. 94

Tabel 4.7 Tabel Proses Bisnis Penanganan Claim ............................................... 96

Tabel 4.8 Tabel Proses Bisnis Pembayaran Claim ............................................... 97

Tabel 4.9 Process Business Viewpoint Sales & Marketing Level 1 ..................... 99

Tabel 4. 10 Process Business Viewpoint HRD Level 1...................................... 100

Tabel 4.11 Business Process Viewpoint Keuangan Level 1 ............................... 101

Tabel 4.12 Business Process Viewpoint IT level 1 ............................................ 103

Tabel 4.13 Business Process Viewpoint Penerimaan Pegawai Level 2 ............. 104

Tabel 4.14 Business Process Viewpoint Pengelolaan Pegawai Level 2 ............. 106

Tabel 4.15 Business Process Viewpoint Membuat/Mengembangkan Sistem Level 2 .. 108

Tabel 4. 16 Tabel Fungsi Aplikasi Quotation .................................................... 123

Tabel 4.17 Tabel Fungsi Aplikasi Acceptance ................................................... 125

Tabel 4.18 Fungsi Aplikasi Claim ...................................................................... 126

Tabel 4.19 Fungsi Aplikasi Pembayaran ............................................................ 128

Tabel 4.20 Fungsi Aplikasi Website .................................................................. 130

Tabel 4.21 Fungsi Aplikasi Absensi ................................................................... 131

Page 21: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xx

Tabel 4.22 Tabel Fungsi Aplikasi Kinerja ......................................................... 132

Tabel 4.23 Tabel Fungsi Aplikasi Gaji .............................................................. 133

Tabel 4.24 Tabel Fungsi Aplikasi Manajemen Pegawai .................................... 135

Tabel 4.25 Tabel Fungsi Aplikasi Manajemen Keuangan ................................. 137

Tabel 4.26 Tabel Fungsi Aplikasi IT & Sys Admin ........................................... 138

Tabel 4.27 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Pengajuan Asuransi ................... 143

Tabel 4.28 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Pengajuan Claim........................ 143

Tabel 4.29 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Penanganan Claim ..................... 144

Tabel 4.30 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Pembayaran Claim .................... 145

Tabel 4.31 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Sales dan Marketing .................. 146

Tabel 4.32 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis HRD........................................... 147

Tabel 4.33 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis HRD........................................... 148

Tabel 4.34 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis IT ............................................... 149

Tabel 4.35 Tabel Gap Analysis Arsitektur Data ................................................. 152

Tabel 4.36 Tabel Gap Analysis Arsitektur Teknologi ........................................ 153

Page 22: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xxi

DAFTAR SIMBOL

Simbol Flowchart

(Yatini, 2010)

Simbol Nama Keterangan

Terminator Digunakan untuk menandai awal

dan akhir dari suatu flowchart.

Simbol ini biasanya diberi label

“Mulai” dan “Selesai”.

Input-Output Digunakan untuk

mempresentasikan fungsi I/O yang

membuat sebuah data dapat

diproses (input) atau ditampilkan

(output).

Pencabangan /

Keputusan

Digunakan untuk melakukan

pencabangan, yaitu pemeriksaan

terhadap suatu kondisi. Dalam

simbol ini, kita menuliskan keadaan

yang harus dipenuhi. Hasil

pemeriksaannya adalah “Ya” atau

“Tidak”. Jika pemeriksaan

menghasilkan keadaan “Benar”

maka jalur yang harus dipilih

berlabel “Ya” dan jika pemeriksaan

menghasilkan keadaan “Salah”

maka jalur yang harus dipilih

berlabel “Tidak”.

Proses /

Penugasan

Digunakan untuk kegiatan

pemrosesan input, pada simbol ini

kita dapat menuliskan operasi-

operasi yang dikenakan pada input,

maupun operasi lainnya, penulisan

dapat dilakukan satu persatu

maupun keseluruhan.

Arah aliran Digunakan untuk menghubungkan

setiap langkah dalam flowchart dan

menunjukkan ke mana arah aliran

diagram. Anak panah ini

Page 23: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xxii

mempunyai arah kiri, kanan, atas,

bawah.

Konektor On

Page

Digunakan untuk menghubungkan

satu langkah dengan langkah lain

dalam satu halaman.

Konektor Off

Page

Digunakan untuk menghubungkan

suatu langkah dengan langkah lain

dalam halaman yang berbeda.

Preparasi /

Persiapan

Digunakan untuk proses inisialisasi

/ pemberian harga awal (misalnya

dalam melakukan iterasi).

Simbol ArchiMate (Arsitektur Bisnis)

(The Open Group, 2013)

Simbol Nama Keterangan

Business Actor Entitas organisasi yang mampu

melakukan suatu tindakan.

Business Role Suatu tanggang jawab untuk

melakukan suatu tindakan tertentu,

yang dapat ditugaskan kepada

seorang aktor.

Location Suatu titik konseptual atau batasan

dalam ruang.

Business

Process

Suatu elemen tindakan, dimana

sekelompok tindakan dilakukan

berdasarkan perintah. Hal ini

dimaksudkan untuk menghasilkan

sesuatu yang disebut produk atau

layanan bisnis (jasa).

Page 24: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xxiii

Business

Function

Suatu elemen tindakan dimana

sekelompok tindakan didasarkan

kepada beberapa kriteria yang telah

ditetapkan (biasanya diperlukan

sumber daya dan atau kompetensi)

Business Event Sesuatu yang terjadi (baik internal

maupun eksternal) dan

mempengaruhi suatu tindakan.

Business

Service

Suatu layanan yang memenuhi

kebutuhan bisnis untuk peanggan

(internal atau eksternal organisasi).

Business

Object

Suatu elemen pasif yang memiliki

relevansi dari perspektif bisnis.

Representation Suatu bentuk jelas dari informasi

yang dilakukan oleh objek bisnis.

Product Suatu koleksi yang jelas mengenai

layanan, disertai dengan kontrak

atau beberapa perjanjian, yang

ditawarkan untuk pelanggan

(internal atau eksternal).

Simbol ArchiMate (Arsitektur Aplikasi)

(The Open Group, 2013)

Simbol Nama Keterangan

Application

Component

Sebuah modular, dapat meluas, dan

dapat dipindahkan, bagian dari

sistem perangkat lunak yang

merangkum suatu perilaku dan data

yang mengeksposnya melalui suatu

set interface.

Page 25: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xxiv

Application

Function

Suatu eleman perilaku dalam

sekelompok perilaku otomatis

dapat dilakukan oleh aplikasi.

Application

Service

Suatu layanan yang mengekspos

tindakan secara otomatis.

Data Object Suatu elemen pasif yang cocok

untuk proses yang otomatis.

Simbol ArchiMate (Arsitektur Teknologi)

(The Open Group, 2013)

Simbol Nama Keterangan

Node Sebuah sumber daya komputasi

dimana artefak dapat disimpan atau

digunakan untuk eksekusi.

Device Sebuah sumber daya perangkat

lunak dimana artefak dapat

disimpan atau digunakan untuk

eksekusi.

Network Sebuah media komunikasi antara

dua atau lebih perangkat.

Communication

Path

Suatu hubungan antara dua atau

lebih titik, dimana titik ini dapat

saling bertukar data.

Page 26: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xxv

System

Software

Suatu lingkungan software untuk

tipe tertentu dari komponen dan

objek-objek yang ditempatkan

dalam bentuk artefak.

Infrastructure

Service

Sebuah unit eksternal yang dilihat

dari segi fungsi, yang disediakan

oleh satu atau lebih titik, terpapar

melalui interface yang

teridentifikasi dengan baik dan

bermakna bagi lingkungan.

Simbol ArchiMate (Relation)

(The Open Group, 2013)

Simbol Nama Keterangan

Association

Relation

Suatu hubungan antara objek yang

tidak tercakup dengan yang lain,

hubungan yang lebih spesifik lagi.

Access Relation Merupakan akses dari konsep suatu

perilaku untuk bisnis atau data

objek.

Used by

Relation

Merupakan penggunaan layanan

oleh proses, fungsi, atau interaksi

dan akses ke interface dengan

peran, komponen, atau kolaborasi.

Realization

Relation

Merupakan hubungan entitas logis

dengan entitas yang lebih konkrit

yang dapat mencapai hal tersebut.

Page 27: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

xxvi

Aggregation

Relation

Menunjukkaan bahwa sekelompok

objek merupakan sejumlah objek

lain.

Composition

Relation

Menunjukkan bahwa suatu objek

terdiri dari satu atau lebih objek

lainnya.

Triggering

Relation

Menggambarkan hubungan

temporal atau kausal antara proses,

fungsi, dan event.

Grouping

Relation

Menunjukkan bahwa objek-objek

dari jenis yang sama atau berbeda

jenisw, milik bersama berdasarkan

beberapa karakteristik umum.

Specialization

Relation

Menunjukkan bahwa suatu objek

adalah spesialisasi dari objek lain.

Page 28: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan perkembangan teknologi saat ini yang berkembang dengan pesat,

telah mempengaruhi terjadinya perubahan di berbagai sektor usaha. Pengaruh dari

perkembangan teknologi ini tidak hanya dirasakan oleh Instansi Pemerintah, tetapi

juga Instansi Swasta. Sistem Informasi digunakan disetiap profesi, dari pengusaha

hingga pemilik perusahaan kecil menggunakan sistem informasi untuk menjangkau

konsumen. Sistem informasi dapat membantu sebuah perusahaan dalam mencapai

tujuannya, seperti meningkatkan keuntungan dan meningkatkan pelayanan

terhadap konsumen. Perusahaan dapat menggunakan sistem informasi untuk

meningkatkan pemasukan dan mengurangi biaya.

Perencanaan strategi bisnis yang selaras dengan strategi teknologi informasi

diperlukan oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk

menyelaraskan strategi bisnis dan strategi teknologi informasi organisasi harus

melaksanakan perencanaan arsitektur sistem informasi perusahaan yang akan

menyediakan framework untuk membuat keputusan teknologi informasi jangka

panjang yang tepat untuk mempertimbangkan kebutuhan organisasi secara

keseluruhan.

Keselarasan penerapan sistem informasi dengan kebutuhan organisasi dapat

dijawab dengan memperhatikan faktor integrasi dalam pengembangannya. Tujuan

integrasi adalah untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi dalam proses

pengembangan sistem. Untuk mengurangi kesenjangan tersebut, maka diperlukan

Page 29: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

2

sebuah paradigma untuk merencanakan, merancang, dan mengelola sistem

informasi yang disebut dengan arsitektur enterprise (enterprise architecture).

Enterprise Architecture (EA) adalah kumpulan dari metode, prinsip, dan

model yang digunakan untuk menggambarkan dan merealisasikan rancangan

enterprise, seperti struktur organisasi, proses bisnis, sistem informasi, dan

infrastrukturnya (Surendro, 2009). EA berfungsi sebagai penyedia cetak biru

(blueprint) untuk sistem dan proses selama berlangsungnya proyek pengembangan

sistem tersebut. EA berpusat pada infrastruktur yang meliputi hardware, software,

dan network yang dapat selaras dengan visi, misi dan tujuan organisasi untuk

menjalankan proses bisnis yang didukung oleh teknologi informasi (Widodo,

2010).

PT Tugu Pratama Indonesia adalah perusahaan asuransi swasta yang

bergerak dalam bidang industri asuransi umum, reasuransi, dan bisnis syariah. Visi

dari PT Tugu Pratama Indonesia adalah menjadi perusahaan asuransi yang unggul,

terpercaya dan menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi seluruh stakeholder.

Sebelumnya, visi perusahaan adalah “diakui sebagai perusahaan asuransi dan

manajemen resiko terkemuka yang berkelas dunia”. Pada tahun 2013 visi

perusahaan berubah yaitu “menjadi perusahaan asuransi unggul, terpercaya, dan

menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi seluruh stakeholder”.

PT Tugu Pratama Indonesia sebagai salah satu perusahaan asuransi terbesar

di Indonesia, harus dapat menyediakan produk dan jasa asuransi serta manajemen

resiko dengan mengutamakan kepuasan pelanggan. Dalam perjalanannya, Tugu

tidak terlepas dari divisi TIF yang membantu dalam proses bisnis Tugu. Dengan

adanya dukungan IT perusahaan berharap dapat meningkatkan efisiensi

Page 30: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

3

perusahaan, dan memfasilitasi kemudahan bertransaksi untuk menarik klien. Untuk

itu dibutuhkan sebuah pedoman dan petunjuk layanan IT yang selaras dengan

strategi bisnis dan dapat mengikuti perkembangan tren IT. Maka dari itu dibuatlah

sebuah IT Architecture yang dinamakan dengan SITAP (Strategic IT Architecture

Planning).

SITAP belum memiliki visi arsitektur. SITAP dibuat berdasarkan Memo

SITAP No: 011/M/ITG/TPI/X/2011 pada tanggal 31 Oktober 2011 dan

diberlakukan pada tanggal 11 Februari 2013 sesuai dengan Surat Keputusan Direksi

PT Tugu Pratama Indonesia No. 005/SKD/TPI/II/2013 tentang Pemberlakuan

Rencana Strategis Teknologi Informasi di Lingkungan PT Tugu Pratama Indonesia.

SITAP dibuat untuk mendukung rencana dan pengembangan bisnis perusahaan

yang dapat memberikan nilai tambah kepada perusahaan dalam menghadapi

persaingan bisnis dalam dunia usaha.

Karena terdapat dinamika pertumbuhan bisnis yang semakin berkembang,

dan untuk mendukung tingkat keberhasilan perusahaan dalam upaya mencapai

target atau sasaran rencana strategi yang ditetapkan perusahaan, membuat

perusahaan harus mengubah Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).

Perubahan RJPP terhadap IT architecture berpengaruh cukup signifikan yaitu

dengan berubahnya platform menjadi berbasis web dan retail (e-commerce). Maka

untuk membantu perusahaan dalam perubahan visi dan RJPP yang mengharuskan

SITAP untuk menyesuaikan perubahan tersebut, dilakukan analisis dan

pengembangan architecture enterprise agar sesuai dengan perubahan visi dan

RJPP.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, sehingga penulis

Page 31: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

4

mengajukan penelitian dengan judul “Analisis dan Pengembangan Enterprise

Architecture dengan Menggunakan TOGAF Architecture Development Method

(Studi Kasus : PT Tugu Pratama Indonesia)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang akan

penulis bahas dalam penelitian ini, yaitu:

1. Belum adanya visi arsitektur pada SITAP.

2. Adanya perubahan visi dan RJPP yang terjadi pada saat pengembangan SITAP

karena adanya perkembangan bisnis yang mengharuskan perusahaan untuk

meningkatkan keberhasilan perusahaan dalam mencapai target atau sasaran

rencana strategi perusahaan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah yang

akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana menganalisis dan

mengembangkan enterprise architecture dengan menggunakan TOGAF ADM

yang sesuai dengan visi dan RJPP agar dapat menyelaraskan strategi IT dengan

strategi bisnis perusahaan?”.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka diberi batasan-batasan agar

pembahasan penelitian lebih terarah. Adapun penulis akan melakukan pembatasan

masalah pada:

1. Penelitian ini dilakukan pada PT Tugu Pratama Indonesia.

Page 32: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

5

2. Batasan proses bisnis hanya mencakup proses bisnis pengajuan asuransi,

pengajuan claim, penanganan claim, pembayaran claim, Sales dan

Marketing, HRD, keuangan, dan IT.

2. Framework yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Open

Group Framework 9 dengan metode perancangan TOGAF Architecture

Development Method (ADM). Fase yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu fase Preliminary, Architecture Vision, Business Vision,

Information System Architecture, Technology Architecture,

Opportunities And Solutions.

3. Tools yang digunakan dalam menggambarkan model arsitektur

enterprise menggunakan ArchiMate, value chain, flowchart.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis dan pengembangan

Enterprise Architecture pada PT Tugu Pratama Indonesia dengan hasil penelitian

sebagai berikut:

1. Dapat menganalisis apakah SITAP telah menjawab masalah mengapa

SITAP dibuat.

2. Dapat merekomendasikan perubahan architecture enterprise terhadap

Visi dan RJPP yang sesuai dengan framework TOGAF ADM.

1.6 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah disebutkan,

maka manfaat penelitian penulis bagi menjadi dua manfaat, yaitu:

1. Bagi Penulis

1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan strata satu (S1),

Page 33: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

6

Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Menambah wawasan penulis mengenai analisis dan pengembangan

enterprise architecture.

3. Memahami masalah-masalah yang sebenarnya terjadi dalam

perusahaan dan mempraktekan solusi penyelesaian masalah sesuai

dengan ilmu yang didapat saat perkuliahan.

2. Bagi Perusahaan

1. Dapat memahami secara lebih spesifik kebutuhan informasi sehingga

dapat mengoptimalkan proses bisnis.

2. Membantu perusahaan dalam melakukan analisis dan pengembangan

arsitektur agar sesuai dengan perubahan Visi dan Rencana Jangka

Panjang Perusahaan (RJPP).

1.7 Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode pada saat

mereview architecture enterprise, yaitu:

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi, yaitu melakukan pengamatan pada PT Tugu

Pratama Indonesia mengenai proses bisnis di perusahaan.

2. Metode Wawancara, dilakukan untuk mendapatkan data visi dan

misi perusahaan, tujuan perusahaan, aplikasi dan teknologi yang

digunakan, serta permasalahan yang terjadi.

3. Studi Pustaka, dilakukan dengan mencari dan membaca mengenai

teori – teori yang mendukung penelitian.

Page 34: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

7

4. Studi literatur sejenis, dilakukan dengan mencari dan membaca

penelitian sejenis berupa jurnal, skripsi maupun tesis penelitian

sejenis.

1.7.2 Metode Pengembangan Enterprise Architecture

Metode pengembangan enterprise arsitektur yang digunakan dalam

penelitian ini adalah berdasarkan kerangka kerja TOGAF 9 Architecture

Development Method (The Open Group, 2009). Metode yang digunakan

yaitu:

1. Fase Preliminary

Dalam fase ini dilakukan pendefinisian bagaimana melakukan

pengembangan enterprise architecture yang akan berlangsung.

2. Fase A: Visi Arsitektur

Fase ini bertujuan untuk menciptakan keseragaman pandangan

mengenai pentingnya perencanaan strategi sistem informasi untuk

mencapai tujuan perusahaan yang dirumuskan dalam bentuk

strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang

dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip dan identifikasi yang

sudah dirancang pada fase preliminary.

3. Fase B: Arsitektur Bisnis

Pada fase ini penulis membuat model bisnis mulai dari proses,

fungsi dan aktivitas yang diinginkan berdasarkan kegiatan bisnis

pada perusahaan yang sudah didefinisikan pada fase visi

arsitektur.

4. Fase C: Arsitektur Sistem Informasi

Page 35: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

8

Fase ini memiliki dua domain yang mendefinisikan hasil keluaran

dari arsitektur bisnis yang telah dibuat, yaitu arsitektur data dan

arsitektur aplikasi. Fase ini menekankan bagaimana arsitektur

sistem informasi dibanguna dan akan digunakan oleh perusahaan.

5. Fase D: Arsitektur Teknologi

Fase arsitektur teknologi menggambarkan struktur teknologi yang

dibutuhkan perusahaan untuk menunjang operasional aplikasi

yang sudah dimodelkan pada fase sebelumnya.

6. Fase E: Peluang dan Solusi

Pada fase peluang dan solusi diuraikan hasil analisis gap mulai

dari fase B sampai dengan fase D.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini dilakukan dengan urutan

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang masalah yang menjadi dasar

pelaksanaan penelitian ini yang berisikan latar belakang masalah,

identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup masalah.

Bab ini juga menjabarkan tentang maksud dan tujuan penelitian,

manfaat penelitian, waktu, dan tempat penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan konsep dan teori dasar materi yang terkait

dan digunakan selama penelitian dan yang digunakan untuk

membantu menyusun skripsi.

Page 36: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas mengenai pemaparan metode yang

peneliti pakai dalam pencarian data maupun perancangan

Enterprise Architecture yang dilakukan pada penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE

ARCHITECTURE

Bab ini membahas mengenai gambaran umum perusahaan, dan

membahas hasil-hasil yang diperoleh dari analisis dan

pengembangan arsitektur enterprise.

BAB V PENUTUP

Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari uraian yang telah

dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya dan berisi saran untuk

penelitian selanjutnya.

Page 37: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Perencanaan Strategis Sistem Informasi

Menurut Ward dan Peppard (2002), upaya penerapan SI/TI dalam

organisasi memiliki tiga sasaran. Pertama, memperbaiki efisiensi kerja dengan

melakukan otomasi berbagai proses yang mengelola informasi. Kedua,

meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan informasi

untuk pengambilan keputusan. Ketiga, memperbaiki daya saing atau meningkatkan

keunggulan kompetitif organisasi dengan merubah gaya dan cara berbisnis. Namun

yang sering terjadi adalah kurang berpengaruhnya penerapan TI terhadap

peningkatan kinerja dan kesuksesan bisnis organisasi maupun peningkatan daya

saing organisasi. Hal tersebut terjadi karena penerapan SI/TI hanya berfokus kepada

teknologinya saja, karena itu diperlukan keselarasan antara strategi SI/TI terhadap

strategi bisnis organisasi.

Perencanaan strategis SI/TI merupakan proses identifikasi portofolio

aplikasi sistem informasi berbasis komputer yang akan mendukung organisasi

dalam pelaksanaan rencana bisnis dan merealisasikan tujuan bisnisnya.

Perencanaan strategis SI/TI menjelaskan berbagai tools, teknik, dan kerangka kerja

bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis, dan

mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Ward dan

Peppard, 2002).

Menurut Martin (1990) perencanaan strategis sistem informasi merupakan

bagian dari metodologi Information Engineering yang digunakan untuk

mengidentifikasi dalam mencapai visi dan misi sistem informasi dengan melalui

Page 38: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

11

pengembangan dan pengelolaan sistem informasi. Dalam metodologi information

engineering, memiliki dua sisi dalam tiap langkah, yaitu sisi data dan sisi aktivitas.

Pada sisi data, arah tinjauan strategisnya adalah mengupayakan dalam memenuhi

kebutuhan informasi untuk organisasi. Sedangkan dalam sisi aktivitas, arah tinjauan

strategisnya adalah memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kinerja

organisasi.

Ward dan Peppard (2002) menekankan pentingnya suatu organisasi

memiliki strategi SI/TI, apabila suatu organisasi tidak memiliki strategi SI/TI akan

terjadi implikasi seperti :

1. Investasi sistem tidak mendukung sasaran-sasaran bisnis.

2. Kehilangan kendali terhadap SI/TI, yang membuat individu seringkali

berjuang untuk mencapai sasaran yang tidak kompatibel dengan strategi

bisnis.

3. Sistem-sistem tidak terintegrasi. Hal ini menimbulkan adanya duplikasi data,

sehingga membuat sumber informasi yang tidak akuran dan tidak saling

bertautan.

4. Tidak ada cara untuk menentukan prioritas sumber daya/ proyek-proyek SI

dan rencana perubahan yang terus-menerus membuat produktivitas rendah.

5. Informasi manajemen yang buruk.

6. Kesalahpahaman antara pemakai dengan spesialis TI membuat terjadinya

konflik dan ketidakpuasan.

7. Kacaunya strategi teknologi dan terbatasnya opsi-opsi.

8. Investasi infrastruktur kurang.

9. Seluruh proyek dievaluasi hanya berdasarkan pertimbangan finansial.

Page 39: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

12

10. Masalah yang disebabkan investasi SI/TI dapat menjadi sumber konflik

antar unit dalam organisasi.

11. Kebijakan lokal terhadap investasi dapat menyebabkan manfaat yang

sebenarnya tidak produktif dalam konteks bisnis keseluruhan.

12. Rata-rata sistem memiliki daur hidup yang lebih pendek dan memerlukan

usaha SI/TI yang lebih tinggi untuk membuatnya kembali dari yang

seharusnya.

2.2 Enterprise Architecture dan Instrumen Tata Kelola Lainnya

2.2.1 Enterprise

Enterprise sering disamakan dengan perusahaan atau organisasi.

Enterprise tidak hanya perusahaan yang beroritentasi terhadap keuntungan atau

profit saja, tetapi dapat juga berupa organisasi non-profit, seperti institusi

pendidikan dan organisasi amal (Surendro, 2009). Menurut The Open Group

(2009) Enterprise diartikan sebagai kumpulan organisasi yang memiliki tujuan.

Enterprise diartikan sebuah agen pemerintahan, sebuah korporasi keseluruhan,

divisi korporasi, departemen tunggal atau sebuah rantai organisasi yang

terhubung tetapi berjauhan secara geografis.

2.2.2 Architecture

Arsitektur sering didengar dalam hal konstruksi dan bangunan. Arsitektur

diartikan sebagai sebuah perencanaan yang diwujudkan dengan gambar dan

model mengenai bagian dari sesuatu dengan menggunakan berbagai sudut

pandang (Surendro, 2009). Menurut The Open Group (2009), arsitektur memiliki

dua arti tergantung pada penggunaan di dalam konteksnya. Pertama, deskripsi

formal dari sebuah sistem atau perencanaan detail sistem pada level komponen

Page 40: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

13

yang mengarahkan implementasinya. Kedua yaitu struktur komponen,

keterkaitan diantaranya dan prinsip serta bimbingan penentuan perancangan dan

evolusi untuk keseluruhan waktu.

2.2.3 Enterprise Architecture

Enterprise Architecture (EA) adalah kumpulan dari berbagai prinsip,

metode dan model yang digunakan untuk mendesain dan merealisasikan struktur

organisasi, proses bisnis, sistem informasi dan infratruktur dari sebuah enterprise

(Surendro, 2009). EA merupakan cara untuk menggambarkan model operasional

sebuah organisasi yang mencakup berbagai aspek, seperti aspek perencanaan

bisnis, operasional bisnis, otomasi dan infrastruktur teknologi informasi

pendukungnya. Arsitektur enterprise dapat diartikan sebagai deskripsi dari

sebuah organisasi yang mempunyai tujuan atau visi tertentu yang terdiri dari

komponen-komponen pembentuk sistem (Aini, 2013).

Enterprise Architecture menghasilkan keselarasan antara teknologi

informasi dan kebutuhan bisnis. Peranan EA dalam perencanaan strategis

teknologi informasi dapat memberikan manfaat untuk sisi bisnis dalam

organisasi, tidak hanya dalam sisi teknologi infomasi. Arsitektur enterprise

mengidentifikasi komponen-komponen utama organisasi dan cara komponen

tersebut dalam mencapai sasaran-sasaran bisnis. Komponen-komponen utama

organisasi yaitu sumber daya manusia, proses bisnis, teknologi, informasi, dan

sumber daya lainnya. Arsitektur enterprise memungkinkan sebuah organisasi

dapat bertahan dan beradaptasi dalam menghadapi tantangan-tantangan bisnis

saat ini dan masa depan.

Page 41: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

14

2.2.4 Strategic Management: Balanced Scorecard

Kaplan dan Norton (1992) memperkenalkan Balanced Scorecard (BSC)

sebagai sistem manajemen yang membantu perusahaan dalam mengkalrifikasi

dan menerapkan visi dan strateginya. Biasanya fokus manajemen sangat terkait

dengan aspek keuangan. Kaplan dan norton berpendapat bahwa ukuran finansial

saja tidak cukup untuk membimbing pengembangan sebuah perusahaan dimasa

depan, dan hal itu harus dilengkapi dengan ukuran mengenai kepuasan

pelanggan, proses internal, dan kemampuan dalam berinovasi. (Marc Lankhorst

et al., 2009).

Metode BSC melengkapi manajemen dengan framework yang

menerjemahkan visi dan strategi ke dalam sistem pengukuran yang terintegrasi,

yaitu perspektif customer, perspektif financial, perspektif internal business

process, dan perspektif learning and growth (Triyanti, Bachtiar, & Rafavy,

2013).

Empat perspektif di dalam BSC menyatakan adanya saling keterkaitan

untuk dapat menggambarkan strategi yang dimiliki perusahaan (Marc Lankhorst

et al., 2009).

1. Customer perspective bertanya bagaimana perusahaan harus tampil terhadap

pelanggan, dengan ukuran seperti kepuasan pelanggan.

2. Financial perspective berfokus kepada nilai bisnis yang dibuat oleh

perusahaan, dengan ukuran seperti nilai pemegang saham.

3. Internal business process perspective melihat keefektifan dan efisiensi

operasi internal perusahaan, memberikan perhatian khusus pada proses

utama dan berorientasi misi.

Page 42: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

15

4. Learning and growth perspective membahas kemampuan perusahaan dan

individu untuk berubah dan berkembang, yang sangat penting bagi

pengetahuan intensif organisasi.

2.2.5 Quality Management: ISO 9001

ISO 9001 adalah sebuah standar yang menetapkan persyaratan mengenai

sistem manajemen mutu. ISO 9001 membantu bisnis dan organisasi agar lebih

efisien dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Sistem manajemen mutu

adalah cara untuk menentukan bagaimana sebuah organisasi dapat memenuhi

kebutuhan pelanggan dan stakeholder yang terpengaruh oleh pekerjaan

organisasi (International Organization for Standardization, 2015).

ISO 9001 berdasar pada perbaikan terus-menerus. ISO 9001 tidak

menentukan apa tujuan yang berkaitan dengan “kualitas” atau “memenuhi

kebutuhan pelanggan” yang seharusnya, tetapi mengharuskan organisasi dalam

menentukan tujuan mereka sendiri dan terus memperbaiki proses untuk

mencapai tujuan organisasi. Versi terbaru dari ISO 9001 adalah ISO 9001:2015

(International Organization for Standardization, 2015).

Edisi kelima standar sistem manajemen mutu (SMM) internasional ISO

9001 terbit pada bulan September 2015 menggantikan edisi keempat yang terbit

pada tahun 2008. ISO 9001:2015 mengubah delapan prinsip manajemen mutu

pada ISO 9001:2008 menjadi tujuh prinsip, yaitu customer, leadership,

engagement, process, improvement, evidence, relationship (Lanin, n.d.).

2.2.6 IT Governance: COBIT

Standar COBIT (Control Objectives for Information and related

Technology) untuk tata kelola TI diperkenalkan pada tahun 1996 oleh

Page 43: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

16

Information System Audit and Control Association. Framework COBIT

menyediakan ‘good practices’ yang dapat membantu mengimplementasi

struktur tata kelola TI untuk perusahaan. COBIT bertujuan dalam menjembatani

gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan isu teknis (Marc Lankhorst et

al., 2009).

COBIT adalah kerangka kerja yang dapat diterima secara global dan

berdasarkan standar industri dan praktek. Cobit memungkinkan jajaran eksekutif

untuk lebih memahami bagaimana mengarahkan dan mengelola organisasi

dalam hal penggunaan TI. Cobit menyediakan instrumen untuk mengarahkan

dan mengawasi semua kegiatan yang berkaitan dengan TI. Cobit memberikan

bahasa yang universal untuk eksekutif untuk mengkomunikasikan tujuan,

sasaran, dan hasil yang telah dicapai para auditor dan para profesional TI lainnya

(Atmaja, 2010).

Cobit memberikan praktik terbaik dan instrumen yang lengkap untuk

memantau dan mengelola kegiatan-kegiatan TI dalam organisasi. Penggunaan

TI adalah investasi signifikan yang perlu dikelola. Cobit dapat membantu

eksekutif memahami dan mengelola investasi TI dan menyediakan metode untuk

menilai apakah layanan TI dan inovasi baru telah memenuhi kebutuhan bisnis

dan mampu memberikan manfaat yang diharapkan oleh organisasi.

Inti dari framework COBIT adalah kontrol objektif dan pedoman

manajemen untuk 34 proses TI yang diidentifikasi, yang dikelompokkan

kedalam empat domain, yaitu planning and organisation, aquisition and

implementation, delivery and support, dan monitoring (Marc Lankhorst et al.,

2009).

Page 44: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

17

2.2.7 IT Service Delivery and Support: ITIL

Pengelolaan layanan teknologi informasi adalah semua aktivitas yang

berhubungan dengan pengelolaan sumber daya, perencanaan, perancangan,

implementasi, pengoperasian, dukungan dan pengembangan layanan TI yang

sesuai dengan kebutuhan organisasi. IT Infrastucture Library (ITIL) adalah

kerangka kerja umum yang menggambarkan best practice dalam manajemen

layanan IT (Office Governance Commerce, 2007).

ITIL menyediakan kerangka kerja yang komprehensif, konsisten, dan

koheren untuk pengelolaan pelayanan IT. ITIL diciptakan untuk mendukung

proses bisnis suatu organisasi tanpa mendiktenya. Peran kerangka kerja ITIL

adalah untuk menggambarkan pendekatan, fungsi, peran, dan proses yang dapat

mendasari operasi organisasi (Atmaja, 2010).

Selama bertahun-tahun, ITIL telah mendapat dukungan luas dam telah

menjadi standar de facto di seluruh dunia untuk manajemen layanan TI.

Kelompok pengguna ITIL, IT Management Forum (itSMF1), secara aktif

mempromosikan pertukaran pengalaman dan informasi untuk membantu

penyedia layanan TI mengelola pemberian layanan.

ITIL terdiri dari serangkaiam dokumen yang memberikan panduan

mengenai penyediaan layanan TI dan fasilitas pendukung TI yang baik. ITIL

memiliki pendekatan proses yang berorientasi pada manajemen pelayanan. Inti

dari ITIL terdiri dari dua proses, yaitu:

1. Service delivery, terdiri dari manajemen itngkat layanan, manajemen

ketersediaan, manajemen keuangan untuk layanan TI, manajemen

kemungkinan layanan TI, dan manajemen kapasitas.

Page 45: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

18

2. Service support, meliputi manajemen masalah, manajemen kejadian,

service desk, manajemen perubahan, manajemen pengeluaran, dan

manajemen konfigurasi.

2.3 Enterprise Architecture Framework

Dalam perancangan ataupun pengembangan arsitektur enterprise, akan

lebih memudahkan arsitek apabila mengikuti suatu kerangka berpikir

tertentu.kerangka berpikir tersebut dikenal dengan kerangka kerja arsitektur

enterprise (EA Framework). Kerangka kerja arsitektur enterprise mengidentifikasi

jenis informasi yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan arsitektur enterprise,

mengorganisasikan jenis informasi dalam struktur logis, dan mendeskripsikan

hubungan antara jenis informasi tersebut. Informasi dalam arsitektur enterprise

dikategorikan sebagai model-model atau sudut pandang arsitektural

(Surendro,2009).

EA Framework merupakan sebuah kerangka kerja arsitektur yang

mendefinisikan mengenai cara bagaimana mengorganisasikan struktur dan

pandangan dalam arsitektur enterprise. Sebuah kerangka kerja enterprise arsitektur

menyediakan kumpulan dari best practice, standard, tools, proses dan template

untuk membantu perancangan enterprise arsitektur dalam berbagai lingkup.

Kerangka kerja arsitektur enterprise memiliki 3 komponen utama, yaitu pandangan,

metode dan pelatihan (Suhendri, 2015). EA framework yang paling sering

digunakan diantaranya adalah Zachman, Gartner, FEAF, dan TOGAF.

2.3.1 Zachman

Kerangka kerja Zachman (Zachman Framework) ditemukan oleh John

Zachman pada tahun 1980 untuk IBM, yang saat ini telah menjadi domain umum.

Page 46: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

19

Kerangka kerja Zachman digunakan untuk mengembangkan dan

mendokumentasikan arsitektur enterprise dengan cara pandang melalui

keseluruhan arsitektur dan melalui abstraksi klarifikasi berbagai artifak dari

arsitektur. Pada dasarnya kerangka kerja Zachman adalah skema untuk

mengelola artifak dari suatu enterprise. Artifak dalam kerangka kerja Zachman

dapat berupa model, dokumen, gambar, atau diagram. Tidak semua artifak yang

dimiliki oleh perusahaan dapat berguna bagi perusahaan dalam mengelola sistem

informasinya.

Kerangka kerja Zachman lebih tepat digunakan sebagai alat untuk

melakukan taksonomi dalam mengelola artifak arsitektur (dokumen

perancangan, spesifikasi, dan model) yang mampu menunjukkan siapa target dari

artifak tersebut (seperti pengembang, pemilik bisnis, dan lain-lain), dan isu utama

apa yang terdapat pada artifak tersebut (Falahah & Rosmala, 2010).

Kerangka kerja Zachman berupa matriks 6x6 yang terdiri dari enam baris

dan enam kolom. Zachman menggambarkan arsitektur enterprise kedalam enam

komponen yang tiap komponen digambarkan dan dilihat berdasarkan enam

perspektif yang berbeda. Enam komponen tersebut yaitu data, fungsi, jaringan,

personil, waktu, dan motivasi. Sedangkan enam perspektif yang menggambarkan

enam komponen tersebut yaitu perpektif planner (perencana), perspektif owner,

perspektif designer, perspektif builder, perspektif sub-kontraktor, dan model

fungsionalisasi enterprise (Surendro,2009).

Implementasi dari penerapan kerangka kerja Zachman salah satunya yang

dilakukan oleh Antonius Wahyu Sudrajat pada UPTD Graha Teknologi

Sriwijaya. Penelitian ini hanya berfokus kepada kolom data, proses, dan network

Page 47: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

20

(Sudrajat, 2015). Penerapan kerangka kerja lainnya adalah pada Rumah Sakit

Umum Muhammadiyah Surya Melati Kediri. Tujuan dari penelitian tersebut

adalah merancang arsitektur enterprise yang dapat mendukung aktivitas bisnis

rumah sakit sebagai pedoman dalam pencapaian tujuan organisasi (Farida,

Rosidi, & Syahdan, 2014).

2.3.2 Gartner

Gartner menawarkan proses dan praktek dari arsitektur enterprise dengan

beberapa unsur kerangka. Sudut pandang framework gartner menjelaskan empat

sudut pandang primer arsitektur, yaitu: Bisnis, Informasi, Teknologi, dan Solusi.

Setiap sudut pandang mewakili konsentrasi yang relevan terhadap stakeholder.

Seperti pada sudut pandang bisnis mewakili konsentrasi EA, sudut pandang

informasi mewakili arus informasi dan konsentrasi pemodelan, sudut pandang

teknologi mewakili pelaksanaan teknis dan konsentrasi operasional arsitek

Gambar 2.1 Kerangka Kerja Zachman untuk arsitektur enterprise Gambar 2.1 Kerangka Kerja Zachman untuk arsitektur enterprise

Page 48: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

21

teknologi, dan sudut pandang solusi yang mewakili masalah penting dalam

arsitektur (Bittler & Kreizman, 2005).

Salah satu dari penerapan kerangka kerja Gartner dilakukan oleh Suhendri

pada IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan

solusi dalam tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang bisnis, sudut pandang

teknologi, dan sudut pandang informasi. Metodologi yang digunakan yaitu Magic

Quadrant dan Hype Cycle. Magic quadrant digunakan untuk vendor atau posisi

dan ekspektasi penyedia layanan, sedangkan Hype cycle menawarkan snapshot

dari kematangan relatif teknologi, metodologi IT, dan manajemen disiplin

(Suhendri, 2015).

2.3.3 FEA Framework

FEAF (Federal Enterprise Architecture Framework) adalah model

konseptual yang merumuskan tujuan dan visi organisasi secara terdokumentasi

dan memiliki struktur yang terkoordinasi diantara jalur bisnis antar departemen.

FEAF juga mendukung komponen arsitektur enterprise, yaitu arsitektur bisnis,

Gambar 2.2 Kerangka Kerja Gartner untuk arsitektur enterprise Gambar 2.2 Kerangka Kerja Gartner untuk arsitektur enterprise

Page 49: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

22

data, aplikasi, dan teknologi. Selain itu FEAF juga mengadopsi tiga kolom utama

dari framework Zachman yang terdiri dari deskripsi data, deskripsi fungsi, dan

deskripsi jaringan. FEAF memiliki enam bagian arsitektur yang masing – masing

bagian memiliki model referensi yang dapat digunakan sebagai model arsitektur,

yaitu: strategi, bisnis, data, aplikasi, infrastruktur dan keamanan (E. Setiawan,

Wisnubadhra, & Rahayu, 2015).

Pada FEAF, arsitektur yang adai diperuntukkan sebagai reference point

untuk memfasilitasi koordinasi yang efektif dan efisien dari proses bisnis yang

umum, penyisipan teknologi , aliran informasi dan investasi pada Federal

Agencies. FEAF menyediakan sebuah struktur untuk mengembangkan,

memelihara, dan mengimplementasi lingkungan operasional pada top-level dan

mendukung implementasi dari sistem TI (E. B. Setiawan, 2009).

Kelebihan FEAF dibandingkan dengan Framework Zachman, Ward

Peppard dan TOGAF yaitu FEAF lebih fleksibel karena menggabungkan tiga

kerangka tersebut pada setiap acuan dan juga model acuan pada setiap sub

arsitektur yang sudah ada dan cukup baik dalam mengarahkan pengguna

framework dalam membangun rencana strategis. FEAF memiliki siklus hidup

yang dapat digunakan untuk pengembangan suatu arsitektur. Fase yang dimiliki

siklus hidup FEAF adalah fase perencanaan, analisis, desain, implementasi dan

pengawasan (E. Setiawan et al., 2015).

Penerapan FEAF salah satunya dilakukan pada PT. Sumber Buana Motor

Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan empat tahapan untuk

membuat usulan teknologi melalui proses perencanaan strategis sistem informasi.

Hasil dari penelitian ini menghasilkan lima perspektif, yaitu ruang lingkup,

Page 50: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

23

model bisnis, model sistem informasi, model teknologi, dan detil spesifikasi (E.

Setiawan et al., 2015).

2.3.4 TOGAF

TOGAF (The Open Group Architecture Framework) dibuat oleh “The

Open Group”. TOGAF adalah sebuah framework enterprise arsitektur yang

menyediakan metode dan tools untuk membantu dalam penerimaan

(acceptance), produksi (production), penggunaan (use), dan pemeliharaan

(maintenance) dari sebuah informasi enterprise arsitektur. TOGAF berdasarkan

pada iterative proses model didukung oleh best practice dan kumpulan yang

dapat digunakan ulang dari pengadaan aset arsitektur.

Terdapat empat domain arsitektur yang biasa diterima sebagai subset dari

seluruh arsitektur, TOGAF dibuat untuk mendukung :

1. Arsitektur Bisnis : mendefinisikan strategi bisnis, proses bisnis yang

digunakan untuk mencapai tujuan.

Gambar 2.3 Kerangka Kerja FEA untuk arsitektur enterprise Gambar 2.3 Kerangka Kerja FEA untuk arsitektur enterprise

Page 51: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

24

2. Arsitektur Data : menggambarkan struktur logika dan fisik aset data

perusahaan dan data management resources.

3. Arsitektur Aplikasi : menyediakan blueprint mengenai bagaimana aplikasi

dibuat dan terintegrasi.

4. Arsitektur Teknologi : menggambarkan kemampuan infrastuktur software

dan hardware yang dibutuhkan untuk membantu dalam penyebaran bisnis,

data, dan application services.

Salah satu contoh dari penerapan kerangka kerja TOGAF yaitu dilakukan

oleh Farida Nur Aini yang dilakukan pada perguruan tinggi. Penelitian ini

dilakukan untuk membuat pedoman dalam mengembangkan sistem informasi

dengan membuat layanan informasi kepada stakeholder untuk membuat strategi

promosi yang tepat bagi perguruan tinggi (Aini, 2013).

2.4 TOGAF ADM

Bagian terpenting dari TOGAF adalah Architecture Development Method

(ADM). ADM adalah proses dalam membuat atau mengembangkan sebuah

arsitektur. TOGAF ADM termasuk menyusun sebuah framework arsitektur,

mengembangkan content arsitektur, transitioning, dan mengatur realisasi arsitektur.

Page 52: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

25

Gambar 2.4 Fase TOGAF ADM

2.4.1 Preliminary Phase

Preliminary Phase merupakan fase persiapan dan inisiasi aktivitas yang

dibutuhkan organisasi. Bertujuan untuk mengkonfirmasi komitmen dari

stakeholder, menentukan framework dan metodologi yang akan digunakan pada

pengembangan EA. Pada fase preliminary dilakukan identifikasi dimana

(where), apa (what), kenapa (why), siapa (who), dan bagaimana (how) kita

melakukan arsitektur di perusahaan yang bersangkutan. Aspek utama adalah

sebagai berikut:

1. Mendefinisikan perusahaan.

2. Mengidentifikasi pendorong utama dan elemen dalam konteks organisasi.

3. Mendefinisikan persyaratan untuk pekerjaan arsitektur.

4. Mendefinisikan prinsip-prinsip arsitektur yang akan menginformasikan

pekerjaan arsitektur.

5. Mendefinisikan kerangka yang akan digunakan.

Page 53: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

26

6. Mendefinisikan hubungan antara kerangka kerja manajemen.

Preliminary Phase memiliki input, langkah-langkah dan output sebagai

berikut (The Open Group, 2009).

a. Input

1. Input Non-Arsitektural : prinsip dan tujuan bisnis.

2. Input Arsitektural : struktur organisasi.

b. Langkah-langkah

1. Menentukan ruang lingkup unit-unit inti yang terlibat dalam

perencanaan strategis sistem informasi.

2. Mengidentifikasi stakeholder, kebutuhan bisnis, dan visi arsitektur.

3. Memastikan dukungan kerangka kerja dari para stakeholder.

4. Mendefinisikan dan membuat prinsip-prinsip arsitektur.

c. Output

1. Prinsip-prinsip perencanaan strategis sistem informasi (principles

catalog).

2. Tabel identifikasi 5W + 1H, tabel yang mengidentifikasi dam

menguraikan apa, siapa, bagaimana, kapan, kenapa, dan dimana

perencanaan strategis sistem informasi akan dilakukan.

2.4.2 Requirements Management

Requirements Management dilakukan dengan memeriksa proses dari

pengelolaan kebutuhan arsitektur dengan ADM. Tujuan dari proses ini adalah

menentukan kebutuhan arsitektur enterprise, dimana kebutuhan itu disimpan,

kemudian dimasukkan ke dalam fase yang sesuai. Sumber daya yang harus

Page 54: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

27

dikembangkan dalam tahapan ini adalah skenario aktivitas yang mencakup

process business (bisnis proses) dan issue (permasalahan dalam organisasi).

Requirements management memiliki input, langkah-langkah, dan output

sebagai berikut (The Open Group, 2009):

a. Input

1. Keadaan sistem saat ini.

2. Data inventaris sarana dan prasarana pendukung TIK.

b. Langkah-langkah

1. Menganalisa kekurangan dan kelebihan dari kondisi sistem saat ini.

2. Mengidentifikasi permasalahan dari sistem berjalan.

3. Membuat solusi dari permasalahan sistem berjalan.

c. Output

1. Tabel permasalahan organisasi yang menjelaskan daftar permasalahan

setiap aktivitas organisasi.

2. Tabel solusi aktivitas yang berisi tentang permasalahan dari setiap

aktivitas beserta solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

3. Tabel solusi sistem informasi, yang berisi sistem atau aplikasi yang

seharusnya digunakan dalam mengatasi permasalahan organisasi.

2.4.3 Phase A: Architecture Vision

Fase ini adalah fase awal dari siklus pengembangan arsitektur. Fase ini

termasuk mendefinisikan ruang lingkup, mengidentifikasi stakeholder, membuat

visi arsitektur dan mendapatkan persetujuan (Jonkers, Band, & Quartel, 2012).

Phase A: Archiecture Vision memiliki input, langkah-langkah, dan output

sebagai berikut (The Open Group, 2009):

Page 55: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

28

a. Input

1. Prinsip aktivitas, sasaran aktivitas, dan penggerak aktivitas.

b. Langkah-langkah

1. Menguraikan tujuan aktivitas, penggerak aktivitas, dan kendala

aktivitas.

2. Mendefinisikan apa saja yang ada di dalam dan di luar ruang lingkup

arsitektur saat ini.

3. Mengembangkan visi arsitektur.

c. Output

1. Mengidentifikasi semua aktivitas yang ada dalam organisasi, yang

dihasilkan dalam value chain.

2. Hasil identifikasi stakeholder dengan aktivitas yang ada dalam

organisasi untuk mengetahui keterlibatan setiap stakeholder dalam

organisasi, dan untuk mengetahui kebutuhan stakeholder dalam

pembuatan arsitektur. Identifikasi ini akan dijelaskan dalam stakeholder

map matrix.

2.4.4 Phase B: Business Architecture

Fase ini dilakukan dengan mengembangkan arsitektur bisnis untuk

mendukung visi arsitektur yang disetujui. Phase B: Business Archiecture

memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut (The Open Group,

2009):

a. Input

1. Kondisi aktivitas saat ini

b. Langkah-langkah

Page 56: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

29

1. Mengembangkan deskripsi arsitektur aktivitas dasar.

2. Melakukan analisis Gap.

3. Membuat arsitektur bisnis.

c. Output

1. Pemodelan arsitektur bisnis menggunakan ArchiMate.

2. Rancangan arsitektur bisnis menggunakan rich picture.

3. Struktur organisasi usulan.

2.4.5 Phase C: Information Systems Architecture

Fase ini dilakukan dengan mengembangkan arsitektur sistem informasi,

termasuk mengembangkan arsitektur data dan aplikasi. Arsitektur sistem

informasi berfokus pada identifikasi dan menentukan pertimbangan aplikasi dan

data yang mendukung aktivitas arsitektur enterprise.

2.4.5.1 Arsitektur Data

Fase ini bertujuan untuk mendefinisikan entitas data yang relevan

dengan enterprise yang berhubungan dengan perusahaan, tetapi tidak

memperhatikan perancangan database. Arsitektur data memiliki input,

langkah-langkah, dan output sebagai berikut (The Open Group, 2009):

a. Input

1. Prinsip-prinsip data yang mendukung bisnis pada organisasi saat ini.

b. Langkah-langkah

1. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur data.

2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur data.

3. Melakukan analisis gap.

4. Menyelesaikan arsitektur data.

Page 57: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

30

c. Output

1. Rancangan diagram yang menghubungkan data, layanan bisnis, dan

aplikasi dengan menggunakan data dissemination diagram.

2. Rancangan tipe data dan hubungan antara entiti data penting untuk

mendukung aktivitas pada organisasi yang digambarkan dalam class

diagram.

2.4.5.2 Arsitektur Aplikasi

Fase ini bertujuan untuk mendefinisikan berbagai jenis sistem

aplikasi utama yang diperlukan untuk memproses data dan bisnis, tidak

berhubungan dengan rancangan sistem aplikasi. Arsitektur aplikasi memiliki

input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut (The Open Group, 2009):

a. Input

1. Prinsip-prinsip aplikasi yang digunakan pada organisasi.

b. Langkah-langkah

1. Melakukan analisis gap.

2. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur aplikasi.

3. Mengembangkan deskripsi target arsitektur aplikasi.

4. Menyelesaikan arsitektur aplikasi.

c. Output

1. Hasil identifikasi tersebut dijelaskan menggunakan application

portofolio catalog.

2. Rancangan penempatan distribusi aplikasi yang digunakan user di

dalam organisasi yang digambarkan dengan menggunakan

application and user location diagram.

Page 58: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

31

3. Rancangan penggambaran interaksi antara aktor dan perannya dalam

setiap aplikasi yang digambarkan dengan menggunakan usecase

diagram.

2.4.6 Phase D: Technology Architecture

Fase ini dilakukan dengan mengembangkan arsitektur teknologi sesuai

dengan arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang telah dibuat di fase

sebelumnya. Phase D: Technology Archiecture memiliki input, langkah-langkah,

dan output sebagai berikut (The Open Group, 2009):

a. Input

1. Prinsip-prinsip mengenai teknologi yang digunakan untuk mendukung

aktivitas organisasi saat ini.

b. Langkah-langkah

1. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur teknologi.

2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur teknologi.

3. Melakukan analisis Gap.

4. Menyelesaikan arsitektur teknologi.

c. Output

1. Rancangan komunikasi dalam arsitektur teknologi, seperti rancangan

jaringan yang melibatkan hardware yang digambarkan dalam

communication engineering diagram.

2. Platform teknologi yang mendukung sistem informasi yang

digambarkan dalam platform decompotition diagram.

3. Identifikasi teknologi yang digunakan perusahaan yang dijelaskan

dalam technology portofolio catalog.

Page 59: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

32

2.4.7 Phase E: Opportunities & Solutions

Fase ini melakukan implementasi rencana awal dan identifikasi utama

perancangan implementasi. Pada tahapan ini akan dilakukan evaluasi mode yang

telah dibangun untuk arsitektur saat ini dan target, identifikasi proyek utama yang

akan dilaksanakan untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasi

sebagai pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang telah ada.

Phase E: Opportunities & Solutions memiliki input, langkah-langkah, dan

output sebagai berikut (The Open Group, 2009):

a. Input

1. Hasil analisis Gap dari arsitektur bisnis, data, aplikasi dan teknologi.

b. Langkah-langkah

1. Merumuskan implementasi dan strategi migrasi.

2. Menentukan kendala aktivitas untuk implementasi.

3. Meninjau kembali dan menggabungkan hasil analisis gap dari fase B

sampai fase D.

c. Output

1. Hasil analisis gap gabungan dari fase arsitektur bisnis sampai arsitektur

teknologi.

2.4.8 Phase F: Migration Planning

Fase ini melakukan analisa biaya, keuntungan dan resiko, serta

mengembangkan perincian implementasi dan perencanaan migrasi. Fase ini

bertujuan untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan

prioritas. Phase F: Migration Planning memiliki input, langkah-langkah, dan

output sebagai berikut (The Open Group, 2009):

Page 60: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

33

a. Input

1. Implementation and migration plan, rencana untuk menjadwalkan migrasi

data dan implementasi aplikasi.

b. Langkah-langkah

1. Menetapkan model bisnis pada setiap proyek.

2. Membuat roadmap implementasi arsitektur dan perencanaan migrasi.

3. Memastikan interaksi kerangka kerja manajemen untuk rencana

implementasi dan migrasi.

4. Lebih memprioritaskan proyek migrasi melalui pelaksanaan penilaian

biaya.

c. Output

1. Roadmap implementasi aplikasi.

2.4.9 Phase G: Implementation Governance

Fase ini dilakukan dengan menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan

tatakelola implementasi yang telah dilakukan. Phase G: Implementation

Governance memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut (The

Open Group, 2009):

a. Input

1. Architecture roadmap.

b. Langkah-langkah

1. Mengidentifikasi sumber daya.

2. Menerapkan bisnis operasi dan IT.

3. Melaksanakan tinjauan pasca implementasi dan menutupnya.

c. Output

Page 61: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

34

1. Kontrak arsitektur yang telah ditandatangani.

2.4.10 Phase H: Architecture Change Management

Fase ini dilakukan dengan menetapkan rencana manajemen arsitektur dati

sistem yang baru dengan cara melakukan pengawasan terhadap pengembangan

teknologi dan perubahan lingkungan organisasi.

Phase H: Architecture Change Management memiliki input, langkah-

langkah, dan output sebagai berikut (The Open Group, 2009):

a. Input

1. Inovasi teknologi bisnis dan perubahan strategi.

b. Langkah-langkah

1. Mengelola resiko.

2. Menyebarkan tools monitoring.

c. Output

1. Kontrak arsitektur yang telah diperbarui

2. Perubahan kerangka arsitektur dan prinsip-prinsip

3. Arsitektur yang diperbarui untuk proses pemeliharaan.

2.5 Tools Pokok Pemodelan TOGAF

The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture

Development Method (ADM) tidak bergantung kepada tool atau bahasa pemodelan.

Untuk setiap pemodelan fase ADM dapat menggunakan beberapa tools untuk

mengembangkan arsitektur. Tools yang dimaksud adalah produk kerja arsitektur

yang menggambarkan arsitektur dari sudut pandang tertentu (The Open Group,

2009). Berikut ini adalah tools pokok yang dipakai dalam pemodelan TOGAF.

Page 62: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

35

Tabel 2.1 Tools Pokok Pemodelan TOGAF (The Open Group, 2009)

Fase ADM Tools

Preliminary Principle Catalog

Visi Arsitektur Stakeholder Map Matrix

Value Chain Diagram

Solution Concept Diagram

Arsitektur Bisnis Organization/Actor Catalog

Role Catalog

Business Service/Function Catalog

Business Interaction Matrix

Actor/Role Matrix

Business Footprint Diagram

Business Service/Information

Functional Decomposition Diagram

Product Lifecycle Diagram

Arsitektur Data Data Entity/Component Catalog

Data Entity/ Business Function Matrix

System/Data Matrix

Class Diagram

Data Dissemination Diagram

Arsitektur Aplikasi Application Portfolio Catalog

Interface Catalog

System Organization Matrix

Role/System Matrix

System/Function Matrix

Application Interaction

Application Communication Diagram

Application and User Location Diagram

System Use-Case Diagram

Arsitektur Teknologi Technology Standard Catalog

Technology Portfolio Catalog

Page 63: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

36

System/Technology Matrix

Environment and Location Diagram

Platform Decomposition Diagram

Peluang dan Solusi Project Content Diagram

Benefit Diagram

Requirement Management Requirement Catalog

2.6 Tools Perancangan Enterprise Architecture

2.6.1 Value Chain

Metode Value Chain (Rantai Nilai) pertama kali dikemukakan oleh Porter

dan Millar pada tahun 1985. Value chain memiliki lima aktivitas utama dan

empat aktivitas pendukung. Pengertian aktivitas utama dalam value chain adalah

proses bisnis yang terkait langsung dengan pembuatan produk atau pelayanan

kepada pelanggan. Sedangkan pengertian aktivitas pendukung adalah proses

bisnis yang mendukung operasional perusahaan yang tidak secara langsung

berpengaruh pada produk atau jasa. Aktivitas pendukung dalam value chain yaitu

(Kadir, 2014) :

1. Logistik masuk : kegiatan untuk menerima bahan-bahan yang digunakan dalam

pembuatan produk yang kemudian disimpan didalam gudang.

2. Operasi : kegiatan untuk membuat produk atau layanan.

3. Logistik keluar : kegiatan yang berhubungan dengan menyampaikan produk

atau jasa ke pelanggan.

4. Pemasaran dan penjualan : kegiatan dalam memasarkan produk atau jasa

kepada pelanggan dan proses penjualan.

Page 64: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

37

5. Layanan : kegiatan dalam melayani pelanggan setelah proses penjualan.

2.6.2 Flowchart

Flowchart merupakan representasi grafis dalam simbol-smbol yang

digunakan untuk menggambarkan operasi, data, aliran, logika, peralatan, dan

lain-lain (O’Brien dan Marakas, 2010).

Flowchart terbagi dalam lima jenis, yaitu (Yatini,2010):

1. Flowchart Sistem

Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa

yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan

menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem.

2. Flowchart Dokumen

Flowchart dokumen menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem.

Kegunaan utama dari flowchart dokumen yaitu untuk menelusuri alur

form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain, baik bagaimana

alur form dan laporan diproses, dicatat, dan disimpan.

3. Flowchart Skematik

Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem, tetapi flowchart

skematik tidak hanya menggunakan gambar-gambar komputer,

Gambar 2.4 Diagram Value Chain Gambar 2.5 Diagram Value Chain

Page 65: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

38

peripheral, form-form, atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.

Kegunaan flowchart ini adalah sebagai alat komunikasi antara analis

sistem dengan seorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol

flowchart konvensional.

4. Flowchart Program

Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem dan merupakan

keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program

atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini digunakan

programer untuk menggambarkan urutan instruksi program komputer.

Sedangkan seorang analis menggunakan flowchart ini untuk

menggambarkan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur.

5. Flowchart Proses

Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial

yang memecahkan dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam

suatu prosedur atau sistem.

2.6.3 Business Process Modeling Notation (BPMN)

Business process modeling notation (BPMN) adalah notasi grafis yang

menggambarkan logika dari langkah-langkah proses bisnis. BPMN adalah suatu

metodologi pemodelan proses. Tujuan utama BPMN adalah menyediakan notasi

yang dapat membantu pengguna bisnis, mulai dari bisnis analis, pengembang

teknis, hingga orang-orang bisnis yang mengelola dan memantau bisnis analis

dan pengembang teknis.

Penggunaan notasi proses bisnis diatur oleh pemerintah melalui peraturan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor

Page 66: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

39

12 Tahun 2011, yang berisi Business Process Modeling Notation (BPMN)

digunakan untuk memberikan acuan bagi kementrian atau lembaga pemerintah

daerah dalam menyusun Standard Operating Procedures (SOP). BPMN

memiliki lima elemen dasar, yaitu flow objects, data, connecting objects,

swimlanes, dan artifak.

Spesifikasi BPMN merupakan penggabungan dari praktek terbaik dalam

komunitas pemodelan bisnis untuk mendefinisikan notasi dan semantik

kolaborasi diagram, diagram proses, dan diagram koreografi. Maksud dari

BPMN adalah membakukan model bisnis proses dan notasi dalam menghadapi

banyak notasi dalam menghadapi banyak notasi pemodelan dan sudut pandang

yang berbeda. BPMN dirancang untuk menutupi berbagai jenis pemodelan dan

memungkinkan penciptaan end-to-end proses bisnis. Elemen struktur dari BPMN

memungkinkan pengguna dapat membedakan antara bagian diagram BPMN.

2.6.4 Unified Modeling Language (UML)

Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa standar yang

digunakan untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasi sistem perangkat

lunak. UML menawarkan sebuah standar dalam merancang sebuah sistem

(Sugiarti, 2013). UML adalah alat bantu dalam pengembangan sistem berbasis

objek karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan

pengembang sistem dapat membuat blue print dalam bentuk yang baku. UML

adalah pemodelan objek yang berfokus pada pendefinisian struktur statis dan

model sistem informasi yang dinamis.

1. Use Case Diagram

Page 67: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

40

Use Case Diagram adalah pemodelan yang digunakan untuk

menggambarkan tingkah laku (behavior) sistem yang akan dibuat. Terdapat

beberapa simbol dalam menggambarkan diagram use case, yaitu use case, aktor

dan relasi.

2. Activity Diagram

Activity Diagram lebih fokus kepada eksekusi dan alur sistem dari pada cara

bagaiman sistem itu dirakit. Diagram ini tidak hanya memodelkan software, tapi

juga memodelkan model bisnis. Diagram aktivitas menunjukkan aktivitas sistem

dalam bentuk kumpulan aksi. Activity diagram tidak menggambarkan perilaku

internal dari sebuah sistem secara eksak, tapi lebih menggambarkan proses –

proses dan jalur – jalur aktivitas dari level atas secara umum.

3. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan perilaku objek pada use case dengan

mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang dikirim dan diterima antar

objek. Untuk menggambar diagram sequence, maka harus mengetahui objek –

objek yang terlibat dalam use case dan metode yang dimiliki oleh kelas yang

menjadi objek itu.

4. Class Diagram

Class Diagram atau diagram kelas menggambarkan struktur sistem dari

pendefinisian kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Diagram kelas

mendeskripsikan jenis – jenis objek dalam sistem dan berbagai hubungan statis

yang terdapat diantara mereka. Kelas memiliki tiga area pokok, yaitu Nama,

Atribut, dan Operasi.

Page 68: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

41

2.6.5 ArchiMate

ArchiMate adalah bahasa pemodelan yang dikembangkan untuk

memberikan representasi seragam dalam menggambarkan diagram arsitektur

enterprise (Open Group Standard, 2012). ArchiMate menawarkan pendekatan

arsitektur terintegrasi yang mendeskripsikan dan memvisualisasikan perbedaan

domain arsitektur dengan hubungan dasar dan dependensi. Peran ArchiMate

adalah menyediakan bahasa grafis untuk merepresentasikan arsitektur enterprise

dari waktu ke waktu (seperti transformasi dan perencanaan migrasi).

ArchiMate memungkinkan pemodelan seluruh TOGAF ADM yang

menekankan pada fase B, C, dan D dalam TOGAF yang merupakan arsitektur

bisnis, arsitektur sistem informasi, dan arsitektur teknologi (Madewell, 2015).

ArchiMate mendefinisikan tiga lapisan, yang berdasarkan spesialisasi dari

konsep inti:

1. Business layer, menawarkan produk dan pelayanan terhadap konsumen

eksternal, yang diwujudkan dengan dilakukannya proses bisnis oleh pelaku

usaha.

2. Application layer, mendukung business layer dengan layanan aplikasi

menggunakan software.

3. Technology layer, menawarkan layanan infrastruktur (seperti processing,

penyimpanan, dan layanan komunikasi) yang dibutuhkan untuk

menjalankan aplikasi, diwujudkan dengan komputer, perangkat keras

komunikasi (communication hardware), dan software.

ArchiMate memiliki beberapa diagram, yaitu pada arsitektur bisnis

terdapat business use case diagram (service realization viewpoint), process flow

Page 69: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

42

diagram, business service/information diagram (business process viewpoint),

functional decomposition diagram (business functional viewpoint), dan

organization decomposition diagram (organization viewpoint & actor co-

operation viewpoint). Pada arsitektur data terdapat conceptual data diagram

(information structure viewpoint). Pada arsitektur aplikasi terdapat application

use case diagram (application usage viewpoint), application communiation

diagram (application co-operation viewpoint), process/application realization

diagram (application behavior viewpoint), dan software engineering diagram.

Pada arsitektur teknologi terdapat platform decomposition (infrastucture

viewpoint). Berikut penjelasan masing-masing tools yang digunakan penulis:

2.6.5.1 Business Function Viewpoint

Business function viewpoint menunjukkan fungsi bisnis utama

organisasi dan hubungannya dalam hal arus informasi, nilai, atau barang.

Fungsi bisnis digunakan aspek yang paling stabil di perusahaan dalam hal

kegiatan utama yg dilakukannya, baik dalam perubahan organisasi maupun

perubahan teknologi (The Open Group, 2012).

Gambar 2.6 Fungsi Bisnis Level 1

Page 70: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

43

Fungsi bisnis level 1 merupakan kelanjutan dari fungsi bisnis level

0, yaitu fungsi bisnis utama dan fungsi bisnis pendukung. Fungsi bisnis

utama terdiri dari fungsi bisnis pengajuan asuransi, pengajuan claim,

penanganan claim, pembayaran claim, sales dan marketing, dan customer

relationship management (CRM). Sedangkan fungsi bisnis pendukung yaitu

HRD, keuangan, dan manajemen TI.

2.6.5.2 Service Realization Viewpoint

Service realization viewpoint digunakan untuk menggambarkan

layanan apa saja yang terdapat pada perusahaan, dan layanan apa saja yang

berhubungan langsung oleh customer.

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa layanan yang diberikan oleh

PT Tugu Pratama Indonesia kepada customer adalah layanan pengajuan

asuransi, layanan pengajuan claim, layanan penanganan claim, dan layanan

pembayaran claim. Setiap layanan memiliki proses bisnis yang saling

berhubungan dari pengajuan asuransi hingga pembayaran claim.

2.6.5.3 Business Process Viewpoint

Business process viewpoint berguna untuk menunjukkan informasi

yang diperlukan untuk membantu satu atau lebih dari prsoses bisnis. Selain

Gambar 2.7 Service Realization Viewpoint

Page 71: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

44

itu juga dapat menunjukkan data apa yang digunakan atau dihasilkan dari

proses bisnis dan juga menunjukkan sumber informasi (The Open Group,

2012). Berikut business process viewpoint yang ada pada perusahaan:

Gambar 2.8 Business Process Viewpoint Pengajuan Claim Level 1

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat event terjadi

kerusakan dengan proses bisnis pengajuan claim. Di dalam proses bisnis

pengajuan claim terdapat interaksi bisnis yaitu melaporkan terjadinya claim.

Kemudian customer mengisi form pemberitahuan kejadian claim dan terjadi

pembuatan data pemberitahuan kejadian claim.

Page 72: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

45

2.6.5.4 Organization Viewpoint

Organization viewpoint berfungsi untuk menjelaskan hubungan

antara aktor, peran, dan lokasi dalam struktur organisasi (The Open Group,

2012). Dibawah ini merupakan organization viewpoint usulan pada PT Tugu

Pratama Indonesia.

Gambar 2.9 Organization Viewpoint

Pada gambar diatas dapat dilihat penempatan aktor sesuai dengan

aktivitas yang dilakukan dan sesuai dengan kedudukannya pada struktur

organisasi PT Tugu Pratama Indonesia. Bagian front office ditempati oleh

customer relations dan bagian marketing yang akan berhubungan langsung

dengan customer. Pada bagian back office ditempati oleh bagian underwriting

dan bagian claim yang melakukan proses asuransi dan claim. Selanjutnya

terdapat bagian HRD, Keuangan, dan IT sebagai kegiatan yang mendukung

perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya.

2.6.5.5 Actor Co-operation Viewpoint

Actor co-operation viewpoint menunjukkan hubungan antara aktor-

aktor dengan lingkungan mereka. Serta menjelaskan barang/produk dan alur

Page 73: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

46

layanan antara unit organisasi (The Open Group, 2012). Dibawah ini

merupakan actor co-operation viewpoint pada PT Tugu Pratama Indonesia.

Gambar 2.10 Actor Co-operation Viewpoint

Pada gambar diatas, dapat dilihat hubungan antar aktor, seperti

hubungan customer dengan perusahaan, yaitu pada bagian front office yang

terdiri dari customer relations dan marketing. Marketing menawarkan produk

kepada customer, yang kemudian customer mengisi Form Pengajuan

Penutupan Asuransi (FPPA). Hubungan bagian marketing dan underwriting

yaitu dengan marketing memberikan data customer berdasarkan FPPA dan

underwriting memberikan data quotation offer.

2.6.5.6 Information Structure Viewpoint

Information structure viewpoint merupakan hubungan antara entitas

data kritikal dalam suatu organisasi (The Open Group, 2012). Dibawah ini

Page 74: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

47

merupakan information structure viewpoint target arsitektur data pada PT

Tugu Pratama Indonesia.

Gambar 2.11 Information Structure Viewpoint target arsitektur

2.6.5.7 Application Usage Viewpoint

Application usage viewpoint menampilkan hubungan antara

konsumen dan penyedia layanan aplikasi. Selain itu juga menggambarkan

fungsi aplikasi dengan ilustrasi bagaimana dan kapan fungsi itu digunakan.

Serta membantu menjelaskan interaksi antara aktor dan peran mereka pada

aplikasi tersebut (The Open Group, 2012). Berikut application usage

viewpoint sales dan marketing pada perusahaan.

Page 75: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

48

Gambar 2.12 Application Usage Viewpoint Sales & Marketing

Pada proses bisnis sales dan marketing terdapat proses bisnis

promosi via website, promosi via email, dan kerjasama dengan perusahaan.

Pada proses bisnis promosi via website terdapat layanan marketing dengan

menggunakan website PT Tugu Pratama Indonesia.

2.6.5.8 Application Co-operation Viewpoint

Application co-operation viewpoint berfungsi untuk

menggambarkan semua model dan pemetaan terkait dengan komunikasi

antara aplikasi, menunjukkan komponen aplikasi dan interface antar

komponen (The Open Group, 2012).

Page 76: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

49

Gambar 2.13 Baseline Application Co-operation Viewpoint

Pada gambar diatas dijelaskan penempatan aplikasi dan keterkaitan

antar aplikasi. Pada front office hanya terdapat 1 aplikasi, yaitu website TPI.

Sedangkan pada back office terdapat 7 aplikasi, yaitu aplikasi Tis.Net

Quotation, Tis.Net Claim, Tis.Net Acceptance, Absensi, Kinerja, Manajemen

Pegawai, dan Tis.Net Finance, dimana Tis.Net Finance memiliki 4 modul

yaitu pembayaran, akuntansi, gaji, dan manajemen keuangan.

2.6.5.9 Application Behavior Viewpoint

Application behavior viewpoint memecah aplikasi ke dalam

package, modul, layanan dan operasi dari perspektif developer. Dan juga

menampilkan secara detail dampak analisis ketika perencanaan migrasi dan

Page 77: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

50

analisis peluang dan solusi (The Open Group, 2012). Dibawah ini merupakan

application behavior viewpoint pemesanan pada perusahaan.

Gambar 2. 14 Application Behavior Viewpoint Website

Pada gambar diatas terdapat aplikasi website yang ada pada layanan

marketing. Aplikasi website memiliki dua fungsi aplikasi, yaitu fungsi

aplikasi informasi TPI yang berisi informasi-informasi mengenai perusahaan,

dan fungsi aplikasi promosi yang berisi produk-produk perusahaan. Fungsi

aplikasi promosi membutuhkan data promosi.

2.6.5.10 Infrastructure Viewpoint

Infrastructure viewpoint menggambarkan platform teknologi yang

mendukung operasi dari arsitektur sistem informasi dan mengcover semua

aspek dari platform infrastruktur. Serta sebagai overview dari platform

arsitektur teknologi. Dibawah ini merupakan infrastructure viewpoint target

arsitektur teknologi pada perusahaan.

Page 78: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

51

Gambar 2.15 Infrastructure Viewpoint

PT Tugu Pratama Indonesia menggunakan firewall sebagai sistem

keamanan jaringan komputer. PT Tugu Pratama memiliki 5 cabang yang

berada di Surabaya, Bandung, Medan, Balikpapan, dan Semarang. Pertukaran

data dilakukan dengan menggunakan koneksi internet yang terhubung dengan

perangkat kepala cabang. PT Tugu Pratama menggunakan Internet Data

Center (IDC) sebagai back up dari server farm, untuk mencegah dan

mengantisipasi terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh alam maupun

manusia, yang menyebabkan server internal down, sehingga sangat

dibutuhkan back up data untuk antisipasi dikarenakan database TPI yang

sangat besar.

2.6.6 Gap Analysis

Gap adalah hasil penting dari analisis kesenjangan dalam fase B:

arsitektur bisnis, fase C: arsitektur sistem informasi, dan fase D: arsitektur

teknologi dari TOGAF ADM, dan memberi masukan penting untuk tahap

implementasi dan perencanaan migrasi. Konsep gap terkait dengan baseline dan

Page 79: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

52

target arsitektur, dan mewakili perbedaan diantara baseline dan target arsitektur

tersebut (The Open Group, 2012).

Analisis Gap adalah perbandingan antara kinerja aktual dengan kinerja

potensial atau yang diharapkan. Metode ini merupakan alat untuk evaluasi bisnis

yang menitikberatkan pada kesenjangan kinerja perusahaan saat ini dengan

kinerja yang telah ditargetkan sebelumnya, seperti yang telah tercantum dalam

rencana bisnis atau rencana tahunan pada masing-masing fungsi perusahaan

(Hermana, 2015).

2.7 Penelitian Sejenis

Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa penelitian sejenis, seperti jurnal

dan skripsi tentang perencanaan strategis sistem informasi dan arsitektur enterprise

yang penulis jadian acuan dalam penulisan. Berikut ini adalah beberapa penelitian

sejenis yang dijadikan referensi, yaitu:

Tabel 2.2 Referensi Penelitian

1 Title Perancangan Arsitektur Enterprise untuk

Perguruan Tinggi Swasta Menggunakan

TOGAF ADM

Author Ridwan Setiawan

Year 2015

Journal (full

reference)

Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi

Garut

Purpose of Study Merancang arsitektur enterprise pada

perguruan tinggi agar dapat meningkatkan

pelayanan kepada pihak eksternal maupun

internal organisasi

Type of Study Studi Kasus

Setting Perguruan Tinggi Swasta

Data Collection

Method

Observasi dan Wawancara

Major Findings Menghasilkan sebuah blueprint arsitektur

sistem informasi berupa kandidat-kandidat

aplikasi untuk setiap sub organisasi yang

disusun berdasarkan tingkat prioritas

kebutuhan sehingga dalam implementasi lebih

Page 80: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

53

terarah dan tidak mengganggu kinerja sistem

informasi baik yang sudah ada maupun yang

sedang dibangun

2 Title Perencanaan Strategis Sistem Informasi

Berbasis TOGAF ADM pada Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

Author Arfive Gandhi dan Angelina Prima Kurniati

ST. MT.

Year 2012

Journal (full

reference)

Jurnal Seminar Nasional Aplikasi Teknologi

Informasi 2012 (SNATI 2012)

Purpose of Study Membuat perencanaan strategi sistem

informasi untuk mengimplementasi tata kelola

teknologi informasi (IT Governance)

Type of Study Studi Kasus

Setting Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Data Collection

Method

Observasi dan Wawancara

Major Findings Rancangan implementasi sistem informasi di

Disparbud Kota Yogyakarta yang disusun

secara berjangka sehingga pelaksanaan fungsi

Disparbud pada tugas pokok maupun fungsi

internal kerumahtanggaan dapat dioptimalkan

3 Title Relevance of Information Systems Strategic

Planning Practices in E-Business Contexts

Author Ganesan Kannabiran dan Srinivasan Sundar

Year 2011

Journal (full

reference)

Journal of Electronic Commerce in

Organizations

Purpose of Study Meneliti apakah organisasi dapat sukses dalam

meningkatkan nilai sistem informasi dalam

konteks e-bisnis dengan memperpanjang dan

memodifikasi perencanaan praktek sistem

informasi

Type of Study Studi Kasus

Setting Pabrik Otomotif di India

Data Collection

Method

Studi Kasus

4 Title True Value of the Open Group (TOGAF)

Archi Mate Language : Change Management

Author Charles D. Madewell

Year 2015

Journal (full

reference)

International Journal of Computer Science

and Information Technology Research Vol. 3

Purpose of Study 1. Mengenalkan bahasa ArchiMate dan

hubungannya dengan TOGAF

2. Membahas tool Archi gratis

Page 81: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

54

3. Mereview dan menganalisa berbagai

kategori kegunaan potensial dari

penggunaan tool bahasa ArchiMate

Type of Study Conseptual paper

Data Collection

Method

Secondary analysis

Major Findings Bahasa ArchiMate digunakan untuk lebih dari

proses requirement management. Kegunaan

utama dalam menilai dampak perubahan

antara as-is dan to-be membuat TOGAF

ArchiMate adalah alat perubahan manajemen

yang baik.

5 Title Usulan Model FEAF untuk Perencanaan

Strategis Sistem Informasi pada PT. Sumber

Buana Motor Yogyakarta

Author Erik Setiawan, Irya Wisnubadhra, dan Sapty

F. Rahayu

Year 2015

Journal (full

reference)

Jurnal Seminar Nasional Ilmu Komputer

(SNIK 2015)

Purpose of Study Membuat perencanaan strategis sistem

informasi dengan menggunakan model FEAF

pada PT. Sumber Buana Motor Yogyakarta

Type of Study Studi Kasus

Setting PT. Sumber Buana Motor Yogyakarta

Data Collection

Method

Observasi dan Wawancara

Major Findings Usulan teknologi yang diharapkan dapat

membantu perusahaan sebagai bahan

pertimbangan untuk meningkatkan

keunggulan kompetitif,

6 Title A Comparison of Enterprise Architecture

Frameworks

Author Lise Urbaczewski dan Stevan Mrdalj

Year 2006

Journal (full

reference)

Issues in Information Systems Volume VII,

No. 2, 2006

Purpose of Study Memberikan perbandingan beberapa kerangka

kerja yang kemudian dapat digunakan untuk

bimbingan dalam memilih Enterprise

Architecture Framework yang memenuhi

kriteria yang diperlukan

Type of Study Conseptual paper

Data Collection

Method

Secondary analysis

Major Findings Jurnal ini memberikan kontribusi untuk

digunakan sebagai pedoman dalam memilih

Page 82: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

55

Framework dan menentukan kecocokan

kerangka tergantung kepada kebutuhan

stakeholder untuk proyek tertentu.

7 Title TOGAF Adaption for Small and Medium

Enterprises

Author Rebecca Alm dan Matthias Wißotzki

Year 2013

Journal (full

reference)

Business Information Systems Workshops

(BIS 2013)

Purpose of Study Memberikan perbandingan beberapa kerangka

kerja yang kemudian dapat digunakan untuk

bimbingan dalam memilih Enterprise

Architecture Framework yang memenuhi

kriteria yang diperlukan

Type of Study Conseptual paper

Data Collection

Method

Secondary analysis

Major Findings Jurnal ini memberikan kontribusi untuk

digunakan sebagai pedoman dalam memilih

Framework dan menentukan kecocokan

kerangka tergantung kepada kebutuhan

stakeholder untuk proyek tertentu.

Page 83: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian skripsi ini menggunakan dua metode, yaitu metode pengumpulan

data dan metode perancangan architecture enteprise, metode pengumpulan data

dilakukan dengan metode observasi, metode wawancara, studi pustaka dan studi

literatur. Sedangkan metode perancangan architecture enterprise adalah dengan

menggunakan TOGAF Architecture Development Method (ADM).

3.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data digunakan untuk membantu penulis dalam

mengumpulkan data dan informasi secara efektif dan akurat yang diperlukan dari

PT Tugu Pratama Indonesia. Berikut adalah metode pengumpulan data yang

dipakai oleh penulis:

3.1.1 Metode Observasi

Observasi yang dilakukan penulis kepada PT Tugu Pratama Indonesia

adalah dengan cara datang langsung ke perusahaan tersebut. Dari observasi yang

dilakukan akan dilihat secara langsung proses bisnis yang sedang berjalan,

melihat kegiatan utama dan kegiatan pendukungnya, serta mencari data yang

diperlukan untuk penelitian.

3.1.2 Metode Wawancara

Dalam metode ini penulis melakukan wawancara kepada manager yang

terkait untuk mencari informasi yang berkaitan dengan kegiatan dan kegiatan

pendukung yang ada, juga untuk mengetahui aliran data yang dibutuhkan untuk

mempertahankan dan mengembangkan bisnis serta untuk meningkatkan profit

perusahaan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan hasil berupa informasi

Page 84: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

57

tentang bagaimana perusahaan menjalankan bisnisnya, strategi bisnis, produk

yang dihasilkan, masalah yang sering dialami perusahaan, teknologi yang

digunakan, serta ancaman dan peluang yang dimiliki untuk kedepannya. Data

yang didapatkan dari wawancara adalah permasalahan dan keadaan EA saat ini,

seperti model keadaan arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan

arsitektur teknologi.

3.1.3 Metode Studi Pustaka

Metode ini digunakan agar penulis memiliki gambaran terstruktur dan

sebagai penambah wawasan serta referensi teori-teori yang dapat menunjang

penulis dalam mencari informasi yang berkaitan dengan perancangan Enterprise

Architecture dengan menggunakan metode TOGAF, dan tools yang digunakan.

3.1.4 Metode Studi Literatur

Metode studi literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan dan

membandingkan beberapa hasil dari penelitian sejenis, seperti skripsi, tesis, dan

jurnal seputar perancangan Enterprise Architecture. Referensi teori-teori tersebut

diharapkan dapat membantu penulis dalam melakukan analisis dan pembahasan.

3.2 Metode Analisis dan Pengembangan Enterprise Architecture

Metode analisis dan pengembangan enterprise architecture yang digunakan

adalah TOGAF Architecture Development Method (ADM). Terdapat 6 tahapan

dalam metodologi TOGAF yang digunakan, yaitu:

3.2.1 Fase Preliminary

Dalam fase ini dilakukan pendefinisian bagaimana mengenai Enterprise

Architecuture yang ada saat ini. Pada fase ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu:

1. Mengidentifikasi profil PT Tugu Pratama Indonesia

Page 85: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

58

2. Mengidentifikasi visi dan misi PT Tugu Pratama Indonesia

3. Melakukan analisis value chain.

4. Mengidentifikasi latar belakang SITAP.

Tools yang digunakan dalam fase ini yaitu value chain.

3.2.2 Fase A : Visi Arsitektur

Fase ini bertujuan untuk menciptakan keseragaman pandangan mengenai

pentingnya perencanaan strategi sistem informasi untuk mencapai tujuan

perusahaan yang dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup

dari arsitektur yang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip dan identifikasi

yang sudah dirancang pada fase preliminary.

Langkah-langkah untuk menentukan visi arsitektur adalah:

1. Mengidentifikasi stakeholder.

2. Mengidentifikasi tujuan bisnis dengan driver.

3. Mengidentifikasi apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan

bisnis.

Tools yang digunakan pada fase ini adalah stakeholder view, dan principle

view.

3.2.3 Fase B : Arsitektur Bisnis

Pada fase ini penulis membuat model bisnis mulai dari proses, fungsi dan

aktivitas yang diinginkan berdasarkan kegiatan bisnis pada perusahaan yang

sudah didefinisikan pada fase visi arsitektur. Penjelasan untuk alur aktifitas bisnis

akan dijabarkan dengan menggunakan diagram alir atau flowchart. Sedangkan

untuk analisis serta perancangan arsitektur bisnis menggunakan tools dari

ArchiMate. Langkah-langkah yang akan dilakukan pada fase ini adalah:

Page 86: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

59

1. Baseline Architecture

a. Menjabarkan kondisi sistem berjalan dengan menggunakan diagram alir

atau flowchart.

b. Menjabarkan struktur organisasi dan tupoksi pada PT Tugu Pratama

Indonesia.

2. Target Architecture

a. Menjabarkan fungsi bisnis dengan menggunakan ArchiMate.

b. Menjabarkan layanan bisnis dengan menggunakan ArchiMate.

c. Menjabarkan proses bisnis dengan menggunakan ArchiMate.

d. Membuat struktur organisasi usulan dengan menggunakan ArchiMate.

Tools yang digunakan pada fase ini adalah flowchart dan diagram dari

ArchiMate, yaitu business function, business use case service realization

viewpoint dan product viewpoint, business process viewpoint, organization

viewpoint, dan actor co-operation viewpoint.

3.2.4 Fase C : Arsitektur Sistem Informasi

Fase ini memiliki dua domain yang mendefinisikan hasil keluaran dari

arsitektur bisnis yang telah dibuat, yaitu arsitektur data dan arsitektur aplikasi.

Fase ini menekankan bagaimana arsitektur sistem informasi dibangun dan akan

digunakan oleh PT Tugu Pratama Indonesia.

3.2.4.1 Arsitektur Data

Arsitektur data dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh komponen

data yang akan digunakan oleh aplikasi untuk menghasilkan informasi yang

dibutuhkan oleh PT Tugu Pratama Indonesia. Langkah-langkah yang

digunakan pada fase ini adalah:

Page 87: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

60

1. Menjabarkan baseline arsitektur data dengan menggunakan ArchiMate.

2. Membuat target arsitektur data dengan menggunakan ArchiMate.

Tools yang digunakan pada fase ini adalah information structure

viewpoint.

3.2.4.2 Arsitektur Aplikasi

Arsitektur aplikasi digunakan untuk merancang suatu aplikasi yang

telah direncanakan pada arsitektur bisnis. Fase ini dilakukan dengan

mengindentifikasi jenis aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung aktifitas

pada PT Tugu Pratama Indonesia, serta membuat rancangan arsitektur aplikasi.

Langkah-langkah yang dilakukan pada fase ini adalah:

1. Menjabarkan baseline arsitektur aplikasi dengan menggunakan

ArchiMate.

2. Membuat target arsitektur aplikasi dengan menggunakan ArchiMate.

Tools yang digunakan pada fase ini adalah application usage

viewpoint, application co-operation viewpoint, dan application behavior

viewpoint.

3.2.5 Fase D : Arsitektur teknologi

Fase arsitektur teknologi menggambarkan struktur teknologi yang

dibutuhkan perusahaan untuk menunjang operasional aplikasi yang sudah

dimodelkan pada fase sebelumnya. Langkah-langkah yang digunakan pada fase

ini adalah:

1. Menjabarkan baseline aristektur teknologi dengan menggunakan

ArchiMate.

2. Membuat target arsitektur teknologi dengan menggunakan ArchiMate.

Page 88: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

61

Tools yang digunakan pada fase ini adalah infrastucture viewpoint dan

infrastucture usage viewpoint.

3.2.6 Fase E : Peluang dan Solusi

Fase peluang dan solusi dibuat berdasarkan hasil dari fase preliminary,

arsitektur visi, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi dan arsitektur

teknologi. Pada fase peluang dan solusi diuraikan hasil analisis gap mulai dari

fase B sampai dengan fase D. Langkah-langkah yang dilakukan pada fase ini

adalah:

1. Mengevaluasi model perencanaan strategis yang telah dibuat pada fase

arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, dan arsitektur teknologi

menggunakan matriks analisis gap.

Tools yang digunakan pada fase ini adalah matriks analisis gap.

Page 89: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

62

3.3 Kerangka Berpikir

Mulai

Metode Pengumpulan Data

Observasi

Wawancara

Studi Pustaka

Studi Literatur

Analisis dan Pengembangan

Arsitektur Enteprise TOGAF ADM

Fase Preliminary

Fase A: Visi Arsitektur

Fase B: Arsitektur Bisnis

Profil TPI

Visi Misi TPI

Analisis Value Chain

Baseline Architecture

Target Architecture

Kondisi Sistem Berjalan

Struktur Organisasi dan Tupoksi

Business Function

Business Use Case

Business Process Viewpoint

Organization Viewpoint

Actor co-operation Viewpoint

Fase C: Arsitektur Sistem Informasi

Arsitektur Data

Arsitektur Aplikasi

Information Structure Viewpoint

Application Usage Viewpoint

Application co-operation Viewpoint

Application Behavior Viewpoint

Fase D: Arsitektur Teknologi

Baseline Arsitektur Teknologi

Target Arsitektur Teknologi

Infrastucture Viewpoint

Infrastructure Usage Viewpoint

Fase E: Peluang dan Solusi

Matriks Analisis Gap

Selesai

TOGAF Architecture Development Method

Latar Belakang SITAP

Stakeholder View

Tujuan Bisnis yang Berhubungan dengan

Driver Provit

Principle View

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

Page 90: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

63

BAB IV

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE

ARCHITECTURE

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) adalah perusahaan yang bergerak dalam

bidang industri asuransi umum, reasuransi, dan bisnis syariah. TPI didirikan

berdasarkan Akta Notaris No.9 tanggal 25 November 1981 dari Tan Thong Kie,

S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia

dengan Surat Keputusan No. Y.A5/177/20 tanggal 15 Maret 1982 serta diumumkan

dalam Tambahan No. 845 dari Berita Negara Republik Indonesia No.54 tanggal 6

Juli 1982.

PT Tugu Pratama Indonesia didirikan oleh PT Pertamina (Persero) untuk

menangani aset-aset minyak dan gas di Indonesia. TPI juga memberikan layanan

perasuransian kepada mitra kerja PT Pertamina (Persero) serta berbagai anak

perusahaannya, dan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya. Selain

itu, mengikuti perkembangan industri perasuransian umum,TPI juga merambah

pasar diluar captive market, yaitu pasar Non-Energi dan Corporate Retail Products.

4.2 Enterprise Architecture

PT Tugu Pratama Indonesia telah menerapkan IT Architecture yang

bernama Strategic IT Architecture Planning (SITAP). SITAP dibuat dengan tujuan

meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dan memfasilitasi klien dalam

kemudahan bertransaksi.

Page 91: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

64

4.2.1 Preliminary Phase

Pada fase ini penulis melakukan pendefinisian visi dan misi perusahaan

dan melakukan analisis value chain aktivitas perusahaan.

4.2.1.1 Pendefinisian Visi dan Misi

Adapun visi dari Tugu Pratama Indonesia adalah “Menjadi

perusahaan asuransi yang unggul, terpercaya dan menciptakan nilai tambah

berkelanjutan bagi Stakeholders.”

Misi PT Tugu Pratama Indonesia adalah:

1. Mengoptimalkan nilai perusahaan secara berkelanjutan.

2. Menciptakan kepuasan pelanggan melalui pelayanan jasa asuransi yang

prima.

3. Mengembangkan kapabilitas dan kompetensi sumber daya manusia

menjadi insan yang professional, kompetitif, dan peduli.

4. Memberdayakan perusahaan menuju perusahaan asuransi yang berkelas

dunia dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

4.2.1.2 Analisis Value Chain

Gambar 4.1 Value Chain

Akti

vit

as

Pen

duk

un

g

Akti

vit

as

Uta

ma

Marg

in

HRD

Keuangan

IT

Inbound

Logistics:

Pengajuan

Asuransi

Pengajuan

Claim

Operation:

Penanganan

Claim

Outbound

Logistics:

Pembayar

an Claim

Sales &

Marketing

Service:

Layanan

Customer

Page 92: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

65

a. Aktivitas Utama

Berikut ini adalah penjelasan aktivitas utama:

1. Pengajuan Asuransi

Aktivitas pengajuan asuransi dilakukan oleh customer, marketing, dan

underwriter. Aktivitas pengajuan asuransi dimulai saat customer melakukan

permintaan formal yang kemudian akan diberikan formulir pengajuan

penutupan asuransi (FPPA) oleh marketing. Setelah FPPA diisi oleh

customer, marketing memberikan FPPA tesebut kepada bagian underwriting

untuk dihitung resiko asuransinya. Kemudian setelah perhitungan resiko

maka customer memutuskan untuk setuju atau tidak, jika tidak maka tidak jadi

mengajukan asuransi, jika setuju maka customer membayar premi yang

kemudian bagian underwriting akan membuatkan polis dan diberikan kepada

customer.

2. Pengajuan Claim

Aktivitas pengajuan claim dilakukan oleh customer dan bagian claim.

Aktivitas pengajuan klaim dimulai pada saat barang yang di claimkan oleh

customer mengalami kerusakan. Kemudian customer mengisi form

pemberitahuan kejadian claim dan diberikan kepada bagian claim.

3. Penanganan Claim

Aktivitas penanganan claim dilakukan oleh customer, bagian claim, dan

adjuster. Adjuster adalah pihak ke-3 yang bertugas untuk mensurvey,

memverifikasi, dan menghitung perkiraan biaya kerusakan barang yang di

klaimkan oleh customer. Salah satu contoh adjuster adalah bengkel. Pada

aktivitas penanganan claim, pertama bagian claim melakukan registrasi claim.

Page 93: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

66

Kemudian bagian claim memberitahu adjuster untuk melakukan verifikasi

dan survey. Setelah verifikasi dilakukan, maka adjuster memberikan laporan

kepada bagian claim. Setelah itu bagian claim memproses laporan dari

adjuster menjadi laporan Lost Adjustment yang berisi apakah barang tersebut

dapat di claimkan atau tidak, jika tidak maka laporan tersebut diberikan

kepada customer dan diberitahu bahwa tidak ada penggantian, sedangkan jika

dapat di claimkan maka laporan tersebut akan diberikan kepada bagian

keuangan.

4. Pembayaran Claim

Aktivitas pembayaran claim dilakukan oleh customer, bagian claim dan

bagian keuangan. Setelah customer menerima laporan Lost Adjustment dan

barang tersebut dapat di klaimkan, bagian keuangan mendapatkan laporan

dari bagian claim. Kemudian bagian claim mengirimkan laporan lost

adjustment yang berisi total penggantian biaya claim. Setelah itu bagian

keuangan membuat faktur pembayaran claim dan mengirimkan bukti

pembayaran/penggantian claim kepada customer.

5. Sales dan Marketing

Pada aktivitas sales dan marketing dimulai dengan bagian marketing

membuat produk, kemudian menetapkan harga produk, lalu menetapkan cara

promosi. Setelah itu diputuskan oleh direksi apakah produk tersebut disetujui

atau tidak, jika tidak disetujui maka dilakukan perencanaan ulang, jika

disetujui maka bagian marketing melakukan promosi produk dan kemudian

melakukan kerjasama dengan perusahaan.

6. Layanan Customer

Page 94: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

67

Pada aktivitas layanan customer dilakukan proses dalam hal

menghubungkan customer dengan perusahaan. Seperti jika ada claim, maka

customer akan menghubungi bagian layanan customer yang kemudian akan

dihubungkan kepada bagian claim.

b. Aktivitas Pendukung

Berikut adalah penjelasan aktivitas pendukung:

1) Human Resource Development (HRD)

Aktivitas HRD berfokus pada kepegawaian, seperti pengelolaan data

pegawai dan memantau kinerja pegawai. Pada aktivitas HRD dimulai dengan

bagian HRD melakukan penerimaan pegawai, dengan membuka lowongan.

Kemudian bagian HRD menyeleksi CV pelamar, jika lolos maka dilanjutkan

dengan test dan wawancara. Pegawai yang diterima akan menandatangani

kontrak kerja. Bagian HRD juga melakukan pengelolaan pegawai dengan

melakukan absensi, penilaian kinerja, dan penggajian.

2) Keuangan

Aktivitas bagian keuangan meliputi pengelolaan seluruh data keuangan

perusahaan, baik yang masuk maupun yang keluar dari perusahaan. aktivitas

keuangan dimulai dengan bagian keuangan membuat rencana anggaran,

kemudian anggaran tersebut diputuskan apakah diterima atau tidak. Jika tidak,

maka dibuat rencana anggaran kembali, jika diterima maka diberikan dana

anggaran. Bagian keuangan juga melakukan pencatatan pendapatan dan

pengeluaran. Kemudian dibuat laporan keuangan berdasarkan pendapatan dan

pengeluaran.Aplikasi yang digunakan untuk mengolah data keuangan

perusahaan adalah TIS.NET Finance.

Page 95: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

68

3) IT

Aktivitas utama yang dilakukan oleh bagian Teknologi Informasi (TI)

adalah bagian IT dalam melakukan pengembangan sistem. Kemudian

dilakukan training kepada karyawan yang akan menggunakan sistem tersebut.

Lalu dilakukan monitoring perbulan kepada sistem yang dibuat atau

dikembangkan.

4.2.2 Phase A: Vision Architecture

Pada fase ini dilakukan pengembangan dengan menetapkan ruang

lingkup, batasan, dan tujuan enterprise architecture, karena SITAP tidak

memiliki visi arsitektur. Konteks bisnis terdiri dari kebutuhan utama bisnis

berdasarkan tujuan utama bisnis dan prinsip arsitektur.

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bagaimana sistem yang dikembangkan

dapat mendukung kepuasan stakeholder dan kepuasan pelanggan sesuai dengan

visi dan misi perusahaan. Kepuasan stakeholder berhubungan dengan profit

(keuntungan).

Gambar 4.2 Stakeholder View

Page 96: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

69

Gambar 4.3 Tujuan Bisnis yang berhubungan dengan driver profit

Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa driver profit memiliki tujuan

mengurangi biaya dan menambah pemasukan. Mengurangi biaya dilakukan

dengan mengurangi biaya pemeliharaan dan mengurangi biaya pegawai.

Dengan meningkatkan akurasi data, maka dapat mengurangi kesalahan yang

akan membuat pengurangan pengulangan kerja dan meningkatkan kepuasan

pelanggan. Dengan meningkatnya kepuasan pelanggan, berdampak pada

peningkatan penjualan yang akan menambah pemasukan.

Gambar 4.4 Principle View

Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa untuk meningkatkan akurasi data

maka dibutuhkan sistem terintegrasi dan satu sistem untuk menyimpan setiap

Page 97: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

70

elemen data. Dengan satu sistem untuk menyimpan setiap elemen data dan

optimalisasi fungsi aplikasi maka dapat mengurangi biaya pemeliharaan.

4.2.3 Phase B: Business Architecture

Pada fase ini dilakukan analisis baseline architecture dan akan dibuat

target arsitektur dengan menggunakan ArchiMate dan dijelaskan dalam

business function, business use case, business process, organizational

decomposition, dan actor co-operation viewpoint.

4.2.1.1 Baseline Architecture

Baseline arsitektur bisnis akan menjelaskan mengenai proses bisnis

yang sedang berjalan di PT Tugu Pratama Indonesia, yang akan dijelaskan

dengan menggunakan flowchart.

4.2.1.1.1 Kondisi Sistem Berjalan

a. Pengajuan Asuransi

Gambar 4.5 Aktivitas Pengajuan Asuransi

Mulai

Permintaan

Formal

Perhitungan

Resiko

Pembayaran

Premi

Pembuatan

Polis

Selesai

ya

Setuju?

Tidak

Page 98: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

71

Pada aktivitas pengajuan asuransi diatas dapat dilihat bahwa customer

melakukan permintaan formal yang kemudian akan diberikan formulir

pengajuan penutupan asuransi (FPPA) oleh marketing. Setelah FPPA diisi

oleh customer, marketing memberikan FPPA tesebut kepada bagian

underwriting untuk dihitung resiko asuransinya. Kemudian setelah

perhitungan resiko maka customer memutuskan untuk setuju atau tidak, jika

tidak maka tidak jadi mengajukan asuransi, jika setuju maka customer

membayar premi yang kemudian bagian underwriting akan membuatkan

polis dan diberikan kepada customer.

b. Pengajuan Claim

Pada aktivitas pengajuan claim diatas dapat dilihat bahwa customer

melaporkan terjadinya claim kepada bagian claim. Kemudian bagian claim

memberi formulir pemberitahuan kejadian claim. Setelah diisi oleh

customer, maka formulir tersebut diberikan kembali kepada bagian claim

untuk diproses.

Mulai

Melaporkan

Terjadinya

Claim

Mengisi Form

Pemberitahuan

Kejadian Claim

Selesai

Gambar 4.6 Aktivitas Pengajuan Claim

Page 99: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

72

c. Penanganan Claim

Pada aktivitas penanganan claim diatas dapat dilihat bahwa pertama

bagian claim melakukan registrasi claim. Kemudian bagian claim

memberitahu adjuster untuk melakukan verifikasi dan survey. Setelah

verifikasi dilakukan, maka adjuster memberikan laporan kepada bagian

claim. Setelah itu bagian claim memproses laporan dari adjuster menjadi

laporan Lost Adjustment yang berisi apakah barang tersebut dapat di

claimkan atau tidak, jika tidak maka laporan tersebut diberikan kepada

customer dan diberitahu bahwa tidak ada penggantian, sedangkan jika dapat

di claimkan maka laporan tersebut akan diberikan kepada bagian keuangan.

Gambar 4.7 Aktivitas Penanganan Claim

Mulai

Registrasi

Verifikasi

dan Survey

Mendapatkan

Laporan

Adjuster

Selesai

Membuat

Laporan Lost

Adjustment

Dapat di

Claim?

Ya

Mengirim Laporan

Lost Adjustment ke

Bag. Keuangan

Tidak

Page 100: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

73

d. Pembayaran Claim

Pada aktivitas pembayaran claim diatas dapat dilihat bahwa bagian

keuangan mendapatkan laporan lost adjustment yang berisi total penggantian

biaya claim yang dikirimkan oleh bagian claim. Setelah itu bagian keuangan

membuat faktur pembayaran claim lalu melakukan pembayaran. Kemudian

bagian keuangan mengirimkan bukti pembayaran/penggantian claim kepada

customer.

Gambar 4.8 Aktivitas Pembayaran Claim

Mulai

Membuat Faktur

Pembayaran

Claim

Mengirimkan Bukti

Pembayaran/

Penggantian Claim

Selesai

Mendapatkan Laporan

Lost Adjustment yang

dapat di claim kan

Melakukan

Pembayaran

Page 101: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

74

e. Sales dan Marketing

1. Melakukan Promosi Produk

Tugas utama bagian marketing pada PT Tugu Pratama Indonesia adalah

melakukan pemasaran asuransi baik secara langsung maupun tidak

langsung yang dilakukan untuk mencapai target penjualan asuransi, baik

pada bidang migas maupun non-migas, korporat dan retail (PT Tugu

Pratama, 2016).

Pada aktivitas melakukan promosi produk diatas dapat dilihat bahwa

bagian marketing merencanakan cara promosi produk, kemudian membuat

laporan perencanaan promosi. Setelah itu diputuskan oleh direksi apakah

perencanaan promosi tersebut disetujui atau tidak, jika tidak disetujui maka

dilakukan perencanaan ulang, jika disetujui maka bagian marketing

Gambar 4.9 Aktivitas Melakukan Promosi Produk

Mulai

Merencanakan

cara promosi

produk

Membuat laporan

perencanaan

Promosi

Melakukan

Kerjasama dengan

Perusahaan

Selesai

Promosi

Produk

Setuju?

Ya

Tidak

Page 102: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

75

melakukan promosi produk sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat

dan kemudian melakukan kerjasama dengan perusahaan.

f. HRD

Pada bagian HRD, terdapat dua aktivitas, yaitu aktivitas penerimaan

pegawai dan pengelolaan pegawai.

1. Penerimaan Pegawai

Pada aktivitas penerimaan pegawai, aktivitas dimulai dengan

membuka lowongan. Kemudian bagian HRD menyeleksi CV pelamar,

jika lolos maka dilanjutkan dengan test dan wawancara. Pegawai yang

diterima akan menandatangani kontrak kerja dan setelah itu dilakukan

pengangkatan pegawai.

Mulai

Membuka

Lowongan

Menyeleksi

Pelamar

Melakukan Test

dan Wawancara

Menandatangani

Kontrak Kerja

Pengangkatan

Pegawai

Lolos?

Ya

Diterima?

Ya

Selesai

Tidak

Tidak

Gambar 4.10 Aktivitas Penerimaan Pegawai

Page 103: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

76

2. Pengelolaan Pegawai

Pada aktivitas pengelolaan pegawai pertama dilakukan pengelolaan data

absensi, kemudian data absensi tersebut digunakan untuk melakukan penilaian

kinerja. Kemudian dilakukan penggajian berdasarkan data absensi dan data

penilaian kinerja.

g. Keuangan

1. Pembuatan Anggaran

Mulai

Selesai

Pengelolaan Data

Absensi

Penilaian Kinerja

Penggajian

Gambar 4.11 Aktivitas Pengelolaan Pegawai

Mulai

Membuat

Rencana

Anggaran

Keputusan

Anggaran

Setuju?

Menerima

Dana Anggaran

Tidak

Ya

Selesai

Gambar 4.12 Aktivitas Pembuatan Anggaran

Page 104: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

77

Pada aktivitas pembuatan anggaran diatas dapat dilihat bahwa

bagian keuangan membuat rencana anggaran,kemudian anggaran

tersebut diputuskan apakah diterima atau tidak. Jika tidak, maka dibuat

rencana anggaran kembali, jika diterima maka diberikan dana anggaran.

2. Pembuatan Laporan Keuangan

Pada aktivitas pembuatan laporan keuangan, Bagian keuangan

melakukan pencatatan pendapatan dan pengeluaran. Kemudian dibuat

laporan keuangan berdasarkan pendapatan dan pengeluaran tersebut.

Mulai

Mencatat

Pendapatan

Mencatat

Pengeluaran

Membuat

Laporan

Keuangan

Selesai

Gambar 4.13 Aktivitas Pembuatan Laporan Keuangan

Page 105: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

78

h. IT

1. Pembuatan Sistem

Gambar 4.14 Aktivitas Pembuatan Sistem

Mulai

Melakukan

Perencanaan Sistem

yang akan dibuat/

dikembangkan

Menetapkan

Kebutuhan

Infrastruktur

Menetapkan Biaya

Pengembangan

Sistem

Selesai

Menetapkan Proses

Pembuatan/

Pengembangan

Sistem

Disetujui?

Ya

Mendapatkan

Dana

Membuat

Sistem

Melakukan

Testing

Implementasi

Sistem

Memberikan

Training

Penggunaan

Sistem

Melakukan

Monitoring

Sistem

Tidak

Membuat Laporan

Perencanaan

Sistem

Berhasil?

Ya

Tidak

Ada

Masalah?

Tidak

Ya

Page 106: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

79

Pada aktivitas pembuatan sistem diatas dapat dilihat bahwa bagian

IT dalam melakukan pengembangan sistem dimulai dengan melakukan

perencanaan mengenai sistem yang akan dibuat atau dikembangkan.

Kemudian ditetapkan infrastruktur apa saja yang dibutuhkan dalam

membuat atau mengembangkan sistem. Setelah itu dibuat perkiraan

biaya yang dibutuhkan dalam membangun sistem tersebut. Lalu

diputuskan bagaiman proses pembuatan sistem tersebut, apakah dibuat

sendiri atau oleh pihak ke-3. Lalu dibuat laporan perencanaan sistem.

Kemudian direksi memutuskan apakah rencana sistem tersebut disetujui

atau tidak, jika tidak maka akan dilakukan perencanaan ulang, jika

disetujui maka bagian IT akan mendapatkan dana. Setelah itu dibuat

sistem, lalu setelah sistem jadi maka dilakukan testing. Setelah testing

dilakukan dan berhasil, maka sistem diimplementasikan, jika tidak maka

kembali ke proses pembuatan sistem. Kemudian dilakukan training

kepada karyawan yang akan menggunakan sistem tersebut. Lalu

dilakukan monitoring perbulan kepada sistem yang dibuat atau

dikembangkan apakah ada masalah atau tidak, jika tidak maka selesai,

jika ada masalah maka kembali ke proses implementasi.

Page 107: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

80

4.2.1.1.2 Struktur Organisasi PT Tugu Pratama Indonesia

Berikut adalah struktur organisasi beserta tugas pokok dan fungsi

PT Tugu Pratama Indonesia:

Gambar 4. 15 Struktur Organisasi PT Tugu Pratama Indonesia

Page 108: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

81

Berdasarkan struktur organisasi yang ada pada PT Tugu Pratama

Indonesia, berikut tugas pokok dan fungsi setiap bagian:

1. President Director

President director bertugas dalam menentukan kebijakan dan

pengambilan keputusan, melakukan monitoring dan evaluasi seluruh

kegiatan dan serta kinerja pegawai. President director menerima laporan

kinerja perusahaan.

2. Marketing Director

Marketing director bertanggung jawab dalam hal – hal yang

berhubungan dengan kegiatan yang berhubungan dengan jaringan

perusahaan, seperti promosi dan koordinasi cabang. Marketing director

membawahi energy pertamina group, energy group, consumer group, dan

network management group.

3. Technical Director

Technical director bertanggung jawab dalam hal – hal yang

berhubungan dengan proses bisnis utama perusahaan. Seperti underwriting,

reasuransi, claim, dan manajemen resiko.

4. Financial & Corporate Service Director

Financial & corporate service director bertanggung jawab dalam hal –

hal yang berhubungan dengan keuangan dan pelayanan perusahaan, seperti

akuntansi, investasi, HRD, dan IT.

Page 109: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

82

4.2.3.2.1 Business Function

Pada tahap ini dijelaskan mengenai target fungsi bisnis pada PT

Tugu Pratama Indonesia, dengan menggunakan tools ArchiMate beserta

deskripsi dari fungsi bisnis tersebut.

a. Business Function Level 0

Fungsi bisnis level 0 pada PT Tugu Pratama Indonesia terdiri dari dua

fungsi bisnis, yaitu fungsi bisnis utama dan fungsi bisnis pendukung.

1) Business Function Level 1

Gambar 4. 17 Fungsi Bisnis Level 1

Fungsi bisnis level 1 merupakan kelanjutan dari fungsi bisnis level

0, yaitu fungsi bisnis utama dan fungsi bisnis pendukung. Fungsi bisnis

Gambar 4.16 Fungsi Bisnis Level 0

Page 110: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

83

utama terdiri dari fungsi bisnis pengajuan asuransi, pengajuan claim,

penanganan claim, pembayaran claim, dan sales dan marketing. Sedangkan

fungsi bisnis pendukung yaitu HRD, keuangan, dan IT.

2) Business Function Level 2

a) Aktivitas Utama

Gambar 4.18 Fungsi Bisnis Utama Level 2

Gambar 4.16 merupakan fungsi bisnis utama level 2 yang

dideskripsikan pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Fungsi Bisnis Utama Level 2

Business Function ID

Main

Business

Function

Category

(Level 1)

Main Business

Function

Business

Function

Description

TPI_TOBE_BF_M_2_001 Pengajuan

Asuransi

Permintaan Formal Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

membuat

permintaan

pengajuan

Page 111: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

84

asuransi secara

formal

TPI_TOBE_BF_M_2_002 Pengajuan

Asuransi

Perhitungan resiko Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

menghitung resiko

asuransi

TPI_TOBE_BF_M_2_003 Pengajuan

Asuransi

Pembayaran Premi Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

membayar premi

TPI_TOBE_BF_M_2_004 Pengajuan

Asuransi

Pembuatan Polis Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

membuat polis

TPI_TOBE_BF_M_2_005 Pengajuan

Claim

Melaporkan Kejadian

Claim

Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

melaporkan

kejadian claim

TPI_TOBE_BF_M_2_006 Pengajuan

Claim

Mengisi Form

Pemberitahuan

Kejadian Claim

Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

mengisi form

pemberitahuan

kejadian claim

TPI_TOBE_BF_M_2_007 Penanganan

Claim

Menerima Form

Pemberitahuan

Kejadian Claim

Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

menerima form

pemberitahuan

kejadian claim

TPI_TOBE_BF_M_2_008 Penanganan

Claim

Melakukan Registrasi Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

registrasi

TPI_TOBE_BF_M_2_009 Penanganan

Claim

Melakukan

Survey/Verifikasi

Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

survey/verifikasi

Page 112: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

85

TPI_TOBE_BF_M_2_010 Penanganan

Claim

Memproses Laporan

dari Adjuster

Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

memproses

laporan dari

adjuster

TPI_TOBE_BF_M_2_011 Pembayaran

Claim

Membuat Faktur

Pembayaran Claim

Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

membuat faktur

pembayaran claim

TPI_TOBE_BF_M_2_012 Pembayaran

Claim

Mengirimkan Bukti

Pembayaran/

Penggantian Claim

Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

mengirimkan

bukti pembayaran/

penggantian claim

TPI_TOBE_BF_M_2_013 Sales &

Marketing

Merencanakan Produk Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

merencanakan

produk yang akan

dibuat

TPI_TOBE_BF_M_2_014 Sales &

Marketing

Menetapkan Harga Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

menetapkan harga

dari produk yang

direncanakan

TPI_TOBE_BF_M_2_015 Sales &

Marketing

Menetapkan Cara

Promosi

Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

menetapkan cara

promosi dari

produk yang

direncanakan

TPI_TOBE_BF_M_2_016 Sales &

Marketing

Promosi Produk Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

promosi produk

TPI_TOBE_BF_M_2_017 Sales &

Marketing

Melakukan Kerjasama

dengan Perusahaan

Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

Page 113: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

86

kerjasama dengan

perusahaan

b) Aktivitas Pendukung

Gambar 4.19 Fungsi Bisnis Pendukung Level 2

Gambar 4.17 merupakan fungsi bisnis pendukung level 2 yang akan

dideskripsikan pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Fungsi Bisnis Pendukung Level 2

Business Function ID

Main

Business

Function

Category

(Level 1)

Main Business

Function

Business

Function

Description

TPI_TOBE_BF_M_2_018 HRD Penerimaan Pegawai Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

penerimaan

pegawai

TPI_TOBE_BF_M_2_019 HRD Pengelolaan Pegawai Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

Page 114: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

87

pengelolaan

pegawai

TPI_TOBE_BF_M_2_020 Keuangan Membuat Anggaran Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

membuat

anggaran

TPI_TOBE_BF_M_2_021 Keuangan Pencatatan Pendapatan

dan Pengeluaran

Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

mencatat

pendapatan dan

pengeluaran

TPI_TOBE_BF_M_2_022 Keuangan Laporan Keuangan Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

membuat laporan

Keuangan

TPI_TOBE_BF_M_2_023 IT Membuat /

Mengembangkan

Sistem

Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

membuat/

mengembangkan

sistem

TPI_TOBE_BF_M_2_024 IT Memberikan Training

Penggunaan Sistem

Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

memberikan

training

penggunaan

sistem

TPI_TOBE_BF_M_2_025 IT Melakukan Monitoring

Sistem

Fungsi bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

monitoring sistem

Page 115: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

88

4.2.1.2 Target Arsitektur Bisnis

Target arsitektur PT Tugu Pratama Indonesia dibuat dengan

berdasarkan pada POJK Nomor 69/POJK.05/2016 dan POJK Nomor

73/POJK.05/2016. POJK Nomor 69/POJK.05/2016 tentang penyelenggaraan

usaha perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan

reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah, sedangkan POJK Nomor

73/POJK.05/2016 tentang tata kelola perusahaan yang baik bagi perusahaan

perasuransian (OJK, 2015).

4.2.1.2.1 Business Use Case

Business Use Case yang dimiliki oleh PT Tugu Pratama

Indonesia digambarkan dalam Product Viewpoint dan Service Realization

Viewpoint dibawah ini.

Gambar 4.20 Product Viewpoint Customer

Pada gambar 4.18 diatas, dapat dilihat bahwa layanan yang

didapatkan oleh customer dari perusahaan yaitu customer dapat mengajukan

asuransi, dapat mengajukan claim jika terjadi kecelakaan, mendapat

Page 116: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

89

pembayaran atau penggantian claim, mendapatkan layanan penanganan

claim, dan mendapatkan polis.

Gambar 4.21 Product Viewpoint Perusahaan

Pada gambar 4.19 diatas dapat dilihat bahwa pelayanan apa saja

yang dimiliki perusahaan untuk internal perusahaannya. Pelayanan yang

dimiliki PT Tugu Pratama Indonesia adalah sales dan marketing, HRD,

keuangan, dan IT.

Gambar 4.22 Service Realization Viewpoint

Dari gambar 4.20 dapat dilihat bahwa layanan yang diberikan

oleh PT Tugu Pratama Indonesia kepada customer adalah layanan

pengajuan asuransi, layanan pengajuan claim, layanan penanganan claim,

Page 117: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

90

dan layanan pembayaran claim. Setiap layanan memiliki proses bisnis yang

saling berhubungan dari pengajuan asuransi hingga pembayaran claim.

Tabel 4.3 Business Service

Business Service ID Main Business

Service

Business Service

Description

TPI_TOBE_BS_M_1_001 Pengajuan Asuransi Layanan ini diberikan

kepada customer yang

akan menjadi pengguna

asuransi.

TPI_TOBE_BS_M_1_002 Pengajuan Claim Layanan ini diberikan

kepada customer yang

akan mengajukan claim

setelah terjadinya

kejadian claim.

TPI_TOBE_BS_M_1_003 Penanganan Claim Layanan ini diberikan

kepada customer setelah

mengajukan claim.

TPI_TOBE_BS_M_1_004 Pembayaran Claim Layanan ini diberikan

setelah claim yang

diajukan disetujui.

4.2.1.2.2 Business Process

Pada tahapan ini dijelaskan apa saja proses bisnis PT Tugu

Pratama Indonesia dari layanan bisnis dan memetakan entitas dari proses

bisnis terkait.

Page 118: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

91

a. Business Process Level 0

Gambar 4.23 Business Process Viewpoint Level 0

Pada gambar 4.21 diatas, dapat dilihat rangkaian proses bisnis yang

terdapat pada PT Tugu Pratama Indonesia, yaitu pengajuan asuransi,

pengajuan claim, penanganan claim, pembayaran claim, marketing, HRD,

Keuangan, dan IT.

Tabel 4.4 Business Process Level 0

Business Process ID Main Business

Process

Business Process

Description

TPI_TOBE_BP_M_0_001 Pengajuan

Asuransi

Proses bisnis ini digunakan

untuk menjelaskan proses

pengajuan asuransi.

TPI_TOBE_BP_M_0_002 Pengajuan Claim Proses bisnis ini digunakan

untuk menjelaskan proses

pengajuan claim.

TPI_TOBE_BP_M_0_003 Penanganan Claim Proses bisnis ini digunakan

untuk menjelaskan proses

penanganan claim.

TPI_TOBE_BP_M_0_004 Pembayaran Claim Proses bisnis ini digunakan

untuk menjelaskan proses

pembayaran claim.

Page 119: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

92

TPI_TOBE_BP_M_0_005 Sales & Marketing Proses bisnis ini digunakan

untuk menjelaskan proses

marketing.

TPI_TOBE_BP_M_0_006 HRD Proses bisnis ini digunakan

untuk menjelaskan proses

HRD.

TPI_TOBE_BP_M_0_007 Keuangan Proses bisnis ini digunakan

untuk menjelaskan proses

keuangan.

TPI_TOBE_BP_M_0_008 IT Proses bisnis ini digunakan

untuk proses IT.

b. Business Process Level 1

1) Business Process Pengajuan Asuransi Level 1

Gambar 4.24 Business Process Viewpoint Pengajuan Asuransi Level 1

Pada gambar 4.22 dapat dilihat bahwa terdapat event pengajuan

asuransi dengan proses bisnis pengajuan asuransi. Di dalam proses

bisnis pengajuan asuransi terdapat interaksi bisnis yaitu permintaan

formal dengan mengisi form permohonan penutupan asuransi (FPPA)

dan terjadi pembuatan data customer baru. Kemudian berdasarkan data

Page 120: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

93

customer dalam file FPPA, dilakukan perhitungan resiko asuransi, yang

kemudian customer akan melakukan pembayaran premi dan kemudian

mendapatkan nota premi. Setelah melakukan pembayaran premi maka

customer akan dibuatkan polis dan mendapatkan dokumen Polis.

Tabel 4.5 Tabel Proses Bisnis Pengajuan Asuransi Level 1

Business Process ID Main

Business

Process

Category

(Level 1)

Main

Business

Process

Business Process

Description

TPI_TOBE_BP_M_1_001 Pengajuan

Asuransi

Permintaan

Formal

Interaksi bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

permintaan

formal.

TPI_TOBE_BP_M_1_002 Pengajuan

Asuransi

Perhitungan

Resiko

Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan proses

perhitungan

resiko.

TPI_TOBE_BP_M_1_003 Pengajuan

Asuransi

Pembayaran

Premi

Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

pembayaran

premi.

TPI_TOBE_BP_M_1_004 Pengajuan

Asuransi

Pembuatan

Polis

Proses bisnis ini

digunakan untuk

Page 121: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

94

melakukan

pembuatan poliss.

2) Business Process Pengajuan Claim Level 1

Gambar 4.25 Business Process Viewpoint Pengajuan Claim Level 1

Pada gambar 4.23 dapat dilihat bahwa terdapat event terjadi

kerusakan dengan proses bisnis pengajuan claim. Di dalam proses bisnis

pengajuan claim terdapat interaksi bisnis yaitu melaporkan terjadinya

claim. Kemudian customer mengisi form pemberitahuan kejadian claim

dan terjadi pembuatan data pemberitahuan kejadian claim.

Tabel 4.6 Tabel Proses Bisnis Pengajuan Claim

Business Process ID Main

Business

Process

Category

(Level 1)

Main

Business

Process

Business Process

Description

TPI_TOBE_BP_M_1_005 Pengajuan

Claim

Melaporkan

Kejadian

Claim

Interaksi bisnis

ini digunakan

untuk

Page 122: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

95

melaporkan

kejadian claim.

TPI_TOBE_BP_M_1_006 Pengajuan

Claim

Mengisi Form

Pemberitahuan

Kejadian

Claim

Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

proses pengisian

form

pemberitahuan

kejadian claim.

3) Business Process Penanganan Claim Level 1

Gambar 4.26 Business Process Viewpoint Penanganan Claim Level 1

Pada gambar 4.24 terdapat event penanganan claim dan proses bisnis

penanganan claim. Di dalam proses bisnis penanganan claim terdapat

proses bisnis registrasi dengan berdasarkan data pemberitahuan

kejadian claim. Selanjutnya dilakukan verifikasi dan survey kepada

barang yang di klaimkan. Kemudian dilakukan proses bisnis membuat

Page 123: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

96

laporan lost adjustment yang kemudian dibuat data laporan lost

adjustment berdasarkan data polis customer.

Tabel 4.7 Tabel Proses Bisnis Penanganan Claim

Business Process ID Main

Business

Process

Category

(Level 1)

Main

Business

Process

Business

Process

Description

TPI_TOBE_BP_M_1_007 Penanganan

Claim

Registrasi Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

registrasi.

TPI_TOBE_BP_M_1_008 Penanganan

Claim

Verifikasi dan

Survey

Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

proses verifikasi

dan survey.

TPI_TOBE_BP_M_1_009 Penanganan

Claim

Membuat

Laporan Lost

Adjustment

Proses bisnis ini

digunakan untuk

memproses

laporan dari

adjuster.

Page 124: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

97

4) Business Process Pembayaran Claim Level 1

Gambar 4.27 Business Process Viewpoint Pembayaran Claim Level 1

Pada gambar 4.25 terdapat event pembayaran claim dan proses

bisnis pembayaran claim. Di dalam proses bisnis pembayaran claim

terdapat proses bisnis membuat faktur pembayaran claim yang akan

dibuatkan nota berdasarkan laporan lost adjustment yang diterima.

Selanjutnya dilakukan pengiriman bukti pembayaran atau penggantian

claim kepada customer.

Tabel 4.8 Tabel Proses Bisnis Pembayaran Claim

Business Process ID Main

Business

Process

Category

(Level 1)

Main

Business

Process

Business

Process

Description

TPI_TOBE_BP_M_1_010 Pembayaran

Claim

Membuat

faktur

pembayaran

claim

Proses bisnis ini

digunakan untuk

membuat faktur

pembayaran

claim.

Page 125: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

98

TPI_TOBE_BP_M_1_011 Pembayaran

Claim

Mengirim

bukti

pembayaran/

penggantian

claim

Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

proses

pengiriman bukti

pembayaran atau

penggantian

claim.

5) Business Process Sales dan Marketing Level 1

Gambar 4.28 Business Process Viewpoint Sales & Marketing Level 1

Pada gambar 4.26 terdapat event sales & marketing dan proses bisnis

sales & marketing. Di dalam proses bisnis sales & marketing terdapat

proses bisnis merencanakan produk, menetapkan harga, menetapkan

cara promosi, promosi produk, dan kerjasama dengan perusahaan.

Bagian sales & marketing akan merencanakan produk apa yang akan

dibuat, kemudian ditetapkan harga dan cara promosi produk tersebut,

lalu setelah disetujui oleh direksi maka dilakukan promosi produk.

Bagian sales & marketing juga dapat melakukan kerjasama dengan

perusahaan yang berkaitan dengan anak perusahaan pertamina.

Page 126: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

99

Tabel 4.9 Process Business Viewpoint Sales & Marketing Level 1

Business Process ID Main

Business

Process

Category

(Level 1)

Main

Business

Process

Business

Process

Description

TPI_TOBE_BP_M_1_012 Sales &

Marketing

Merencanakan

Produk

Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

perencanaan

produk yang

akan dibuat.

TPI_TOBE_BP_M_1_013 Sales &

Marketing

Menetapkan

Harga

Proses bisnis ini

digunakan untuk

menetapkan

harga.

TPI_TOBE_BP_M_1_014 Sales &

Marketing

Menetapkan

cara promosi

Proses bisnis ini

digunakan untuk

menetapkan cara

promosi.

TPI_TOBE_BP_M_1_015 Sales &

Marketing

Promosi

produk

Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

promosi produk.

TPI_TOBE_BP_M_1_016 Sales &

Marketing

Kerjasama

dengan

Perusahaan

Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

kerjasama

Page 127: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

100

dengan

perusahaan.

6) Business Process HRD Level 1

Gambar 4.29 Business Process Viewpoint HRD Level 1

Pada gambar 4.27 terdapat event HRD dan proses bisnis HRD. Di

dalam proses bisnis HRD terdapat proses bisnis penerimaan pegawai

dan pengelolaan pegawai. Bagian HRD akan melakukan penerimaan

pegawai dan membuat data pegawai. Bagian HRD juga melakukan

proses pengelolaan pegawai dengan berdasarkan data pegawai.

Tabel 4. 10 Process Business Viewpoint HRD Level 1

Business Process ID Main

Business

Process

Category

(Level 1)

Main

Business

Process

Business Process

Description

TPI_TOBE_BP_M_1_017 HRD Penerimaan

Pegawai

Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

penerimaan

pegawai.

Page 128: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

101

TPI_TOBE_BP_M_1_018 HRD Pengelolaan

Pegawai

Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

pengelolaan

pegawai.

7) Business Process Keuangan Level 1

Gambar 4. 30 Business Process Viewpoint Keuangan Level 1

Pada gambar 4.28 terdapat event Keuangan dan proses bisnis

Keuangan. Di dalam proses bisnis keuangan terdapat proses bisnis

membuat anggaran, pencatatan pendapatan dan pengeluaran, dan

laporan keuangan. Bagian keuangan akan membuat anggaran dan

membuat data anggaran. Bagian keuangan juga melakukan proses

pencatatan pendapatan dan pengeluaran, yang kemudian dibuat menjadi

laporan keuangan.

Tabel 4.11 Business Process Viewpoint Keuangan Level 1

Business Process ID Main

Business

Process

Category

(Level 1)

Main

Business

Process

Business Process

Description

Page 129: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

102

TPI_TOBE_BP_M_1_019 Keuangan Membuat

Anggaran

Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

pembuatan

anggaran.

TPI_TOBE_BP_M_1_020 Keuangan Pencatatan

Pendapatan

dan

Pengeluaran

Proses bisnis ini

digunakan untuk

mencatat

pendapatan dan

pengeluaran

perusahaan.

TPI_TOBE_BP_M_1_021 Keuangan Laporan

Keuangan

Proses bisnis ini

digunakan untuk

membuat laporan

keuangan.

8) Business Process IT Level 1

Gambar 4.31 Business Process Viewpoint IT Level 1

Pada gambar 4.29 terdapat event IT dan proses IT. Di dalam proses

bisnis IT terdapat proses bisnis membuat atau mengembangkan sistem,

memberikan training, dan melakukan monitoring sistem. Bagian IT

membuat atau mengembangkan sistem, kemudian bagian IT

Page 130: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

103

memberikan training mengenai sistem yang dibuat atau dikembangkan.

Setelah itu bagian IT melakukan monitoring terhadap sistem tersebut.

Tabel 4.12 Business Process Viewpoint IT level 1

Business Process ID Main

Business

Process

Category

(Level 1)

Main Business

Process

Business Process

Description

TPI_TOBE_BP_M_1_022 IT Membuat atau

Mengembangkan

Sistem

Proses bisnis ini

digunakan untuk

membuat atau

mengembangkan

sistem.

TPI_TOBE_BP_M_1_023 IT Memberikan

Training

Proses bisnis ini

digunakan untuk

memberikan

training.

TPI_TOBE_BP_M_1_024 IT Melakukan

Monitoring

Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

monitoring

sistem.

Page 131: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

104

c. Business Process Level 2

1) Business Process Penerimaan Pegawai Level 2

Gambar 4.32 Business Process Viewpoint Penerimaan Pegawai Level 2

Proses bisnis penerimaan pegawai level 2 dimulai dengan proses

bisnis membuka lowongan, yang kemudian dilakukan seleksi dokumen

CV pelamar. Pelamar yang lolos seleksi kemudian melakukan test dan

wawancara oleh HRD. Setelah lolos test dan wawancara maka calon

pegawai melakukan proses tanda tangan kontrak kerja yang kemudian

akan dilakukan training.

Tabel 4.13 Business Process Viewpoint Penerimaan Pegawai Level 2

Business Process ID Main

Business

Process

Category

(Level 2)

Main Business

Process

Business

Process

Description

TPI_TOBE_BP_M_2_001 Penerimaan

Pegawai

Membuka

Lowongan

Proses bisnis ini

digunakan untuk

membuka

lowongan.

TPI_TOBE_BP_M_2_002 Penerimaan

Pegawai

Seleksi Pelamar Proses bisnis ini

digunakan untuk

Page 132: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

105

menyeleksi

pelamar.

TPI_TOBE_BP_M_2_003 Penerimaan

Pegawai

Test dan

Wawancara

Proses bisnis ini

digunakan untuk

test dan

wawancara.

TPI_TOBE_BP_M_2_004 Penerimaan

Pegawai

Tanda Tangan

Kontrak Kerja

Proses bisnis ini

digunakan untuk

tanda tangan

kontrak kerja.

TPI_TOBE_BP_M_2_005 Penerimaan

Pegawai

Training Proses bisnis ini

digunakan untuk

training

pegawai.

2) Business Process Viewpoint Pengelolaan Pegawai Level 2

Gambar 4.33 Business Process Viewpoint Pengelolaan Pegawai Level 2

Proses bisnis pengelolaan pegawai level 2 yang terdapat pada

gambar 4.31 diatas, dimulai dengan bisnis event pengelolaan pegawai.

Pada proses bisnis pengelolaan pegawai terdapat proses bisnis

pengangkatan pegawai, absensi, penilaian kinerja, penggajian, dan

Page 133: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

106

laporan pegawai. Proses bisnis pengangkatan pegawai adalah proses

ketika calon pegawai diangkat menjadi pegawai resmi, yang akan

membuat data pegawai. Kemudian terdapat proses bisnis absensi yang

akan membuat data absensi pegawai. Setelah itu dilakukan proses bisnis

penilaian kinerja yang akan membuat data kinerja dengan melihat data

absensi. Proses bisnis penggajian memiliki data penggajian yang dibuat

dengan melihat data absensi. Kemudian dibuat laporan pegawai dengan

melihat data kinerja.

Tabel 4.14 Business Process Viewpoint Pengelolaan Pegawai Level 2

Business Process ID Main

Business

Process

Category

(Level 2)

Main Business

Process

Business

Process

Description

TPI_TOBE_BP_M_2_006 Pengelolaan

Pegawai

Pengangkatan

Pegawai

Proses bisnis ini

digunakan untuk

mengangkat

pegawai.

TPI_TOBE_BP_M_2_007 Pengelolaan

Pegawai

Absensi Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

absensi.

TPI_TOBE_BP_M_2_008 Pengelolaan

Pegawai

Penilaian

Kinerja

Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

penilaian

kinerja.

Page 134: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

107

TPI_TOBE_BP_M_2_009 Pengelolaan

Pegawai

Penggajian Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan

penggajian.

TPI_TOBE_BP_M_2_010 Pengelolaan

Pegawai

Laporan

Pegawai

Proses bisnis ini

digunakan untuk

laporan pegawai.

3) Business Process Viewpoint Membuat atau Mengembangkan

Sistem Level 2

Gambar 4.34 Business Process Viewpoint Membuat atau Mengembangkan

Sistem Level 2

Pada proses bisnis membuat atau mengembangkan sistem level 2

diatas dapat dilihat bahwa proses bisnis dimulai dengan melakukan

perencanaan sistem, kemudian menetapkan infrastruktur yang

dibutuhkan dalam proses pembuatan atau pengembangan sistem, lalu

ditetapkan perkiraan biaya yang dibutuhkan. Setelah itu ditetapkan

proses pembuatan sistem, apakah akan dibuat sendiri atau diberikan

kepada pihak ke-3. Setelah sistem disetujui maka bagian IT akan

menerima dana. Setelah itu dibuat sistemnya, lalu dilakukan testing dan

implementasi sistem.

Page 135: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

108

Tabel 4.15 Business Process Viewpoint Membuat/Mengembangkan Sistem Level 2

Business Process ID Main Business

Process

Category

(Level 2)

Main

Business

Process

Business Process

Description

TPI_TOBE_BP_M_2_007 Membuat/

Mengembangkan

Sistem

Perencanaan

Sistem

Proses bisnis ini

digunakan untuk

merencanakan

sistem yang akan

dibuat/

dikembangkan.

TPI_TOBE_BP_M_2_008 Membuat/

Mengembangkan

Sistem

Menetapkan

Infrastruktur

Proses bisnis ini

digunakan untuk

menetapkan

infrastruktur yang

dibutuhkan.

TPI_TOBE_BP_M_2_009 Membuat/

Mengembangkan

Sistem

Menetapkan

Biaya

Proses bisnis ini

digunakan untuk

menetapkan

perkiraan biaya.

TPI_TOBE_BP_M_2_010 Membuat/

Mengembangkan

Sistem

Menentukan

Proses

Pembuatan

Sistem

Proses bisnis ini

digunakan untuk

menentukan

proses pembuatan

sistem.

TPI_TOBE_BP_M_2_011 Membuat/

Mengembangkan

Sistem

Mendapatkan

Dana

Proses bisnis ini

digunakan untuk

Page 136: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

109

mendapatkan

dana.

TPI_TOBE_BP_M_2_012 Membuat/

Mengembangkan

Sistem

Membuat

Sistem

Proses bisnis ini

digunakan untuk

membuat sistem.

TPI_TOBE_BP_M_2_013 Membuat/

Mengembangkan

Sistem

Melakukan

Testing

Proses bisnis ini

digunakan untuk

melakukan testing.

TPI_TOBE_BP_M_2_014 Membuat/

Mengembangkan

Sistem

Implementasi

Sistem

Proses bisnis ini

digunakan untuk

mengimplementasi

sistem.

4.2.1.2.3 Organizational Decomposition

Pada tahap ini akan digambarkan penempatan aktor sesuai

dengan aktivitas yang dilakukan aktor tersebut yang akan digambarkan

dengan organization viewpoint.

Gambar 4.35 Organization Viewpoint

Page 137: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

110

Pada gambar 4.32 dapat dilihat penempatan aktor sesuai dengan

aktivitas yang dilakukan dan sesuai dengan kedudukannya pada struktur

organisasi PT Tugu Pratama Indonesia. Bagian front office ditempati oleh

customer relations dan bagian marketing yang akan berhubungan langsung

dengan customer. Pada bagian back office ditempati oleh bagian

underwriting dan bagian claim yang melakukan proses asuransi dan claim.

Selanjutnya terdapat bagian HRD, Keuangan, dan IT sebagai kegiatan yang

mendukung perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya.

4.2.1.2.4 Actor Co-operation Viewpoint

Gambar 4.36 Actor Co-operation Viewpoint

Pada gambar 4.33 diatas, dapat dilihat hubungan antar aktor,

seperti hubungan customer dengan perusahaan, yaitu pada bagian front

office yang terdiri dari customer relations dan marketing. Marketing

menawarkan produk kepada customer, yang kemudian customer mengisi

Page 138: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

111

Form Pengajuan Penutupan Asuransi (FPPA). Hubungan bagian marketing

dan underwriting yaitu dengan marketing memberikan data customer

berdasarkan FPPA dan underwriting memberikan data quotation offer.

Hubungan bagian underwriting dengan bagian claim adalah

dengan pertukaran data polis dan info claim customer. Customer yang

mengajukan claim mengisi form pengajuan claim yang diberikan oleh

customer relation yang kemudian form tersebut akan diberikan kepada

bagian claim.

Hubungan bagian back office dengan bagian adalah untuk

membayar penggantian claim kepada bank customer dan mendapatkan

bukti yang kemudian diberikan kepada bagian back office yang setelahnya

akan diberikan ke customer.

4.2.4 Phase C: Information System Architecture

Pada fase ini akan dijelaskan dua arsitektur, yaitu aristektur data dan

arsitektur aplikasi.

4.2.4.1 Arsitektur Data

Dalam membuat arsitektur data, dalam ArchiMate digunakan

information structure viewpoint untuk menggambarkan struktur dan

ketergantungan dari data dan informasi yang digunakan.

Page 139: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

112

4.2.4.1.1 Baseline Arsitektur Data

Gambar 4.37 Information Structure Viewpoint Baseline Arsitektur Data

Pada gambar 4.34 dapat dilihat bahwa data customer

berhubungan dengan data pengajuan asuransi, polis, dan claim. Data

customer didapat dari Form Pengajuan Penutupan Asuransi (FPPA). Data

claim didapatkan dari form pemberitahuan kejadian claim yang kemudian

diproses menjadi laporan lost adjustment.

Data keuangan berhubungan dengan data pembayaran,

pengeluaran, pendapatan, anggaran, gaji, dan laporan keuangan. Data

pembayaran didapat dari data pengajuan asuransi, yaitu dalam pembayaran

Page 140: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

113

premi, dan data claim, yaitu dalam pembayaran claim. Data anggaran

berhubungan dengan data promosi dan data promosi berhubungan dengan

data sales dan marketing.

Data gaji berhubungan dengan data pegawai dan data pegawai

berhubungan dengan HRD. Data pegawai didapat dari data lamaran, kontrak

kerja, absensi dan kinerja.

4.2.4.1.2 Target Arsitektur Data

Gambar 4.38 Information Structure Viewpoint target arsitektur

Page 141: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

114

Information structure viewpoint pada target arsitektur data PT

Tugu Pratama Indonesia tidak jauh berbeda dengan infrastructure viewpoint

baseline arsitektur data. Pada gambar 4.35 terdapat data customer yang

berhubungan dengan data pengajuan asuransi, data polis, dan data claim.

Data customer didapat dari Form Pengajuan Penutupan Asuransi (FPPA)

pada saat pengajuan asuransi. Data claim didapat dari form Pemberitahuan

Kejadian Claim yang kemudian diproses menjadi laporan lost adjustment.

Data customer, data pengajuan asuransi, data polis, dan data claim yang

berwarna biru berada didalam aplikasi TIS.NET.

Data keuangan berhubungan dengan data pembayaran, data

anggaran, data pendapatan, data gaji, data pengeluaran dan data laporan

keuangan yang terdapat di dalam aplikasi keuangan, yaitu TIS.NET

Finance. Data pembayaran didapat dari nota, baik nota pembayaran premi

maupun nota pembayaran claim, yang kemudian disimpan dalam aplikasi.

Data anggaran berhubungan dengan data promosi yang masing-

masing memiliki data yg tersimpan dalam aplikasi. Data promosi

berhubungan dengan sales dan marketing.

Data HRD berhubungan dengan data pegawai. Data pegawai

berhubungan dengan data lamaran, data kontrak kerja, data absensi, data

kinerja, dan data gaji. Data lamaran didapat dari CV pelamar yang terdapat

didalam aplikasi. Data yang berhubungan dengan data HRD berada pada

aplikasi HRMS (Human Resource Management System).

Page 142: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

115

4.2.4.2 Arsitektur Aplikasi

Pada arsitektur aplikasi, terdapat application usage viewpoint,

application co-operation viewpoint, dan application behavior viewpoint.

4.2.4.2.1 Application Use Case

Application use case berfungsi untuk menjelaskan bagaimana

aplikasi mendukung satu atau lebih proses bisnis, yang didalam ArchiMate

direpresentasikan dengan menggunakan application usage viewpoint.

a. Pengajuan Asuransi

Gambar 4.39 Application Usage Viewpoint Pengajuan Asuransi

Pada proses bisnis pengajuan asuransi terdapat interaksi bisnis

permintaan formal, proses bisnis perhitungan resiko, proses bisnis

pembayaran premi, dan proses bisnis pembuatan polis. Pada permintaan

formal terdapat layanan pengajuan yang menggunakan aplikasi Tis.NET

Quotation. Dalam proses bisnis pembayaran premi terdapat layanan

pembayaran, aplikasi yang digunakan adalah Tis.Net Finance dengan

modul pembayaran. Sedangkan proses bisnis perhitungan resiko dan

Page 143: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

116

pembuatan polis terdapat layanan underwriting yang menggunakan

aplikasi Tis.Net Acceptance.

b. Pengajuan Claim

Gambar 4.40 Application Usage Viewpoint Pengajuan Claim

Pada proses bisnis pengajuan claim terdapat interaksi bisnis

melaporkan terjadinya claim dan proses bisnis mengisi form

pemberitahuan kejadian claim. Proses bisnis mengisi form pemberitahuan

kejadian claim terdapat layana claim yang menggunakan aplikasi Tis.Net

Claim.

c. Penanganan Claim

Gambar 4.41 Application Usage Viewpoint Penanganan Claim

Page 144: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

117

Pada proses bisnis penganganan claim terdapat proses bisnis

registrasi, verifikasi dan survey, dan memproses laporan Adjuster. Proses

bisnis registrasi dan proses bisnis verifikasi dan survey terdapat layanan

claim yang menggunakan aplikasi Tis.Net Claim.

d. Pembayaran Claim

Gambar 4.42 Application Usage Viewpoint Pembayaran Claim

Pada proses bisnis pembayaran claim terdapat proses bisnis membuat

faktur pembayaran claim dan proses bisnis mengirimkan bukti

pembayaran/penggantian claim. Pada proses bisnis membuat faktur

pembayaran terdapat layanan pembayaran yang menggunakan aplikasi

Tis.Net Finance dengan modul Pembayaran.

Page 145: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

118

e. Sales dan Marketing

Gambar 4.43 Application Usage Viewpoint Sales & Marketing

Pada proses bisnis sales dan marketing terdapat proses bisnis promosi

merencanakan produk, menetapkan harga, menetapkan cara promosi,

promosi produk, dan kerjasama dengan perusahaan. Pada proses bisnis

promosi produk terdapat layanan marketing dengan menggunakan

website PT Tugu Pratama Indonesia.

f. HRD

Gambar 4.44 Application Usage Viewpoint HRD

Pada proses bisnis HRD terdapat proses bisnis seleksi pelamar,

pengangkatan pegawai, absensi, penilaian kinerja, penggajian, dan

Page 146: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

119

laporan pegawai. Proses bisnis seleksi pelamar terdapat layanan lamaran

yang menggunakan aplikasi HRMS modul website. Proses bisnis absensi

terdapat layanan absensi yang menggunakan aplikasi HRMS modul

absensi. Proses bisnis penilaian kinerja terdapat layanan kinerja yang

menggunakan aplikasi HRMS modul kinerja. Proses bisnis penggajian

terdapat layanan gaji yang menggunakan aplikasi HRMS modul gaji.

Proses bisnis pengangkatan pegawai dan laporan pegawai terdapat

layanan manajemen pegawai menggunakan aplikasi HRMS modul

manajemen pegawai.

g. Keuangan

Gambar 4.45 Application Usage Viewpoint Keuangan

Pada proses bisnis keuangan terdapat proses bisnis membuat

anggaran, pencatatan pendapatan dan pengeluaran, dan laporan keuangan.

Pada proses bisnis membuat anggaran dan proses bisnis pencatatan

pendapatan dan pengeluaran terdapat layanan keuangan yang

Page 147: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

120

menggunakan aplikasi Tis.NET Finance dengan modul anggaran untuk

proses bisnis anggaran, dan modul pembayaran, gaji dan akuntansi untuk

proses bisnis pencatatan pendapatan dan pengeluaran. Pada proses bisnis

laporan keuangan terdapat layanan manajemen keuangan yang juga

menggunakan aplikasi Tis.NET Finance dengan modul manajemen

keuangan.

h. IT

Gambar 4.46 Application Usage Viewpoint IT

Pada proses bisnis IT terdapat proses bisnis membuat atau

mengembangkan sistem, memberikan training, dan melakukan

monitoring sistem. Dalam proses bisnis membuat atau mengembangkan

sistem dan melakukan monitoring sistem terdapat layanan IT

menggunakan aplikasi IT & Sys Admin.

4.2.4.2.2 Application Comunication

Application communication berfungsi untuk menggambarkan

semua model dan pemetaan terkait dengan komunikasi antar aplikasi yang

didalam ArchiMate di representasikan dengan Application Co-operation

Viewpoint.

Page 148: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

121

Gambar 4.47 Baseline Application Co-operation Viewpoint

Pada gambar 4.44 dijelaskan penempatan aplikasi dan keterkaitan

antar aplikasi. Pada front office hanya terdapat 1 aplikasi, yaitu website TPI.

Sedangkan pada back office terdapat 7 aplikasi, yaitu aplikasi Tis.Net

Quotation, Tis.Net Claim, Tis.Net Acceptance, Absensi, Kinerja,

Manajemen Pegawai, dan Tis.Net Finance, dimana Tis.Net Finance

memiliki 4 modul yaitu pembayaran, akuntansi, gaji, dan manajemen

keuangan.

Page 149: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

122

Website TPI berguna untuk memberikan informasi kepada

customer mengenai produk asuransi, profil perusahaan, visi misi, serta

alamat dan kontak/email yang dapat dihubungi. Bagian front office hanya

memiliki website, karena proses bisnis berdasarkan corporate based

(berbasis perusahaan), bukan retail based (berbasis ritel) sesuai yang

diberikan oleh data perusahaan.

Tis.Net Quotation berperan dalam proses pengajuan asuransi.

Tis.Net Quotation berhubungan dengan Tis.Net Acceptance dalam proses

perhitungan resiko dan status polis. Tis.Net Acceptance berhubungan

dengan Tis.Net Claim dengan adanya pertukaran data polis. Tis.Net Claim

berhubungan dengan Tis.Net Finance dalam masalah pembayaran claim.

Tis.Net Finance memiliki 4 modul yang saling berhubungan,

yaitu modul pembayaran, modul akuntansi, modul manajemen keuangan,

dan modul gaji. Modul pembayaran dan modul gaji berhubungan dengan

modul akuntansi yang mencatat pendapatan dan pengeluaran perusahaan.

Modul akuntansi berhubungan dengan modul manajemen keuangan untuk

pembuatan dalam laporan keuangan.

Aplikasi absensi berhubungan dengan modul gaji, aplikasi kinerja

dan aplikasi manajemen pegawai. Aplikasi manajemen pegawai

berhubungan dengan modul gaji, aplikasi absensi, dan aplikasi kinerja untuk

pembuatan laporan pegawai.

Page 150: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

123

a. Process/Application Realization

1) Quotation

Gambar 4.48 Application Behavior Viewpoint Quotation

Pada gambar 4.45 terdapat aplikasi Tis.Net Quotation yang berada pada

layanan pengajuan. Pada aplikasi quotation terdapat beberapa fungsi aplikasi

pengajuan, yaitu mengisi Form Pengajuan Penutupan Asuransi (FPPA),

permintaan quotation, dan status polis. Pada fungsi mengisi FPPA dibuat data

customer berdasarkan FPPA. Fungsi status polis digunakan untuk melihat

sampai mana progres dari pembuatan polis.

Tabel 4. 16 Tabel Fungsi Aplikasi Quotation

Application Function ID Main

Application

Function

Category

(Level 1)

Main

Application

Function

Aplication

Function

Description

TPI_TOBE_AF_M_1_001 Pengajuan Mengisi

FPPA

Fungsi aplikasi

ini digunakan

Page 151: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

124

untuk mengisi

FPPA.

TPI_TOBE_AF_M_1_002 Pengajuan Permintaan

Quotation

Fungsi aplikasi

ini digunakan

untuk melakukan

permintaan

Quotation.

TPI_TOBE_AF_M_1_003 Pengajuan Status Polis Fungsi aplikasi

ini digunakan

untuk melihat

status polis.

2) Acceptance

Gambar 4.49 Application Behavior Viewpoint Acceptance

Pada gambar 4.46 terdapat aplikasi Tis.Net Acceptance pada layanan

Underwriting. Pada aplikasi acceptance terdapat beberapa fungsi aplikasi,

yaitu perhitungan resiko, status polis, dan pembuatan polis. Fungsi aplikasi

perhitungan resiko dilakukan dengan melihat data customer. Kemudian status

Page 152: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

125

polis digunakan untuk melihat apakah customer sudah membayar premi,

sehingga dibutuhkan data pembayaran. Sedangkan dalam fungsi aplikasi

pembuatan polis, dibuatkan data polis.

Tabel 4.17 Tabel Fungsi Aplikasi Acceptance

Application Function ID Main

Application

Function

Category

(Level 1)

Main

Application

Function

Aplication

Function

Description

TPI_TOBE_AF_M_1_004 Underwriting Perhitungan

Resiko

Fungsi aplikasi

ini digunakan

untuk melakukan

perhitungan

resiko.

TPI_TOBE_AF_M_1_005 Underwriting Status Polis Fungsi aplikasi

ini digunakan

untuk melihat

status polis yang

berhubungan

dengan

pembayaran

premi.

TPI_TOBE_AF_M_1_006 Underwriting Pembuatan

Polis

Fungsi aplikasi

ini digunakan

untuk membuat

polis.

Page 153: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

126

3) Claim

Gambar 4.50 Application Behavior Viewpoint Claim

Pada gambar 4.47 dapat dilihat terdapat aplikasi Tis.Net Claim pada

layanan claim. Pada aplikasi claim terdapat beberapa fungsi aplikasi, yaitu

mengisi form pemberitahuan kejadian claim, registrasi, verifikasi, dan analisis

claim. Pada fungsi bisnis mengisi form pemberitahuan kejadian claim, dibuat

data kejadian claim. Pada fungsi aplikasi registrasi, dibutuhkan data kejadian

claim dan data customer untuk malakukan registrasi claim. Pada fungsi

aplikasi analisis claim dibutuhkan data polis dan kemudian analisis claim

dibuat dalam laporan lost adjustment.

Tabel 4.18 Fungsi Aplikasi Claim

Application Function ID Main

Application

Function

Category

(Level 1)

Main

Application

Function

Aplication

Function

Description

Page 154: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

127

TPI_TOBE_AF_M_1_007 Claim Mengisi Form

Pemberitahuan

Kejadian

Claim

Fungsi aplikasi

ini digunakan

untuk mengisi

form

pemberitahuan

kejadian claim.

TPI_TOBE_AF_M_1_008 Claim Registrasi Fungsi aplikasi

ini digunakan

untuk melakukan

proses registrasi

claim.

TPI_TOBE_AF_M_1_009 Claim Verifikasi Fungsi aplikasi

ini digunakan

untuk melakukan

verifikasi.

TPI_TOBE_AF_M_1_010 Claim Analisis Claim Fungsi aplikasi

ini digunakan

untuk melakukan

analisis claim.

Page 155: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

128

4) Pembayaran

Gambar 4.51 Application Behavior Viewpoint Pembayaran

Pada gambar 4.48 terdapat aplikasi pembayaran pada layanan

pembayaran. Pada aplikasi pembayaran terdapat beberapa fungsi aplikasi,

yaitu mendapatkan pembayaran premi, melakukan pembayaran claim, dan

mengirim bukti pembayaran. Pada fungsi aplikasi pembayaran premi dibuat

nota premi. Sedangkan pada fungsi aplikasi pembayaran claim dibuat nota

claim.

Tabel 4.19 Fungsi Aplikasi Pembayaran

Application Function ID Main

Application

Function

Category

(Level 1)

Main

Application

Function

Aplication

Function

Description

TPI_TOBE_AF_M_1_011 Pembayaran Mendapatkan

Pembayaran

Premi

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

mendapatkan

pembayaran premi.

Page 156: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

129

TPI_TOBE_AF_M_1_012 Pembayaran Melakukan

Pembayaran

Claim

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

melakukan proses

pembayaran claim.

TPI_TOBE_AF_M_1_013 Pembayaran Mengirim

Bukti

Pembayaran

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

mengirim bukti

pembayaran.

5) Website

Gambar 4.52 Application Behavior Viewpoint Website

Pada gambar 4.49 terdapat aplikasi website yang ada pada layanan

marketing. Aplikasi website memiliki dua fungsi aplikasi, yaitu fungsi

aplikasi informasi TPI yang berisi informasi-informasi mengenai perusahaan,

dan fungsi aplikasi promosi yang berisi produk-produk perusahaan. Fungsi

aplikasi promosi membutuhkan data promosi.

Page 157: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

130

Tabel 4.20 Fungsi Aplikasi Website

Application Function ID Main

Application

Function

Category

(Level 1)

Main

Application

Function

Aplication

Function

Description

TPI_TOBE_AF_M_1_014 Marketing Informasi TPI Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

melihat informasi

perusahaan.

TPI_TOBE_AF_M_1_015 Marketing Promosi Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

melihat informasi

produk perusahaan.

6) Absensi

Gambar 4.53 Application Behavior Viewpoint Absensi

Page 158: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

131

Pada gambar 4.50 terdapat aplikasi Absensi pada layanan absensi.

Aplikasi absensi memiliki dua fungsi aplikasi, yaitu fungsi aplikasi absensi

dan fungsi aplikasi simpan data absen. Pada fungsi aplikasi simpan data absen

dibuat data absensi.

Tabel 4.21 Fungsi Aplikasi Absensi

Application Function ID Main

Application

Function

Category

(Level 1)

Main

Application

Function

Aplication

Function

Description

TPI_TOBE_AF_M_1_016 Absensi Absensi Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

melakukan absensi.

TPI_TOBE_AF_M_1_017 Absensi Simpan Data

Absensi

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

menyimpan data

absensi.

Page 159: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

132

7) Kinerja

Gambar 4.54 Application Behavior Viewpoint Kinerja

Pada gambar 4.51 terdapat aplikasi kinerja yang ada pada layanan kinerja.

Aplikasi kinerja memiliki dua fungsi aplikasi, yaitu fungsi aplikasi melakukan

penilaian kinerja dan fungsi aplikasi laporan kinerja. Pada fungsi aplikasi

melakukan penilaian kinerja dibutuhkan data absensi untuk menilai kinerja

pegawai. Pada fungsi aplikasi laporan kinerja dibuat data kinerja.

Tabel 4.22 Tabel Fungsi Aplikasi Kinerja

Application Function ID Main

Application

Function

Category

(Level 1)

Main

Application

Function

Aplication

Function

Description

TPI_TOBE_AF_M_1_018 Kinerja Melakukan

Penilaian

Kinerja

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

melakukan

penilaian kinerja.

Page 160: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

133

TPI_TOBE_AF_M_1_019 Kinerja Laporan

Kinerja

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

membuat laporan

kinerja.

8) Gaji

Gambar 4.55 Application Behavior Viewpoint Gaji

Pada gambar 4.52 terdapat aplikasi gaji yang ada dalam layanan gaji.

Aplikasi gaji memiliki tiga fungsi aplikasi, yaitu fungsi aplikasi lihat data

absensi, fungsi aplikasi lihat data pegawai, dan fungsi aplikasi penggajian.

Pada fungsi aplikasi lihat data absensi dibutuhkan data absensi. Kemudian

pada fungsi aplikasi lihat data pegawai dibutuhkan data pegawai. Pada fungsi

aplikasi penggajian dibuat data gaji sesuai data absensi dan data pegawai yang

telah dilihat.

Tabel 4.23 Tabel Fungsi Aplikasi Gaji

Application Function ID Main

Application

Main

Application

Function

Aplication

Function

Description

Page 161: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

134

Function

Category

(Level 1)

TPI_TOBE_AF_M_1_020 Gaji Lihat Data

Absensi

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

melihat data

absensi.

TPI_TOBE_AF_M_1_021 Gaji Lihat Data

Pegawai

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

melihat data

pegawai.

TPI_TOBE_AF_M_1_022 Gaji Penggajian Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

melakukan

Penggajian.

9) Manajemen Pegawai

Gambar 4.56 Application Behavior Viewpoint Manajemen Pegawai

Page 162: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

135

Pada gambar 4.53 terdapat aplikasi manajemen pegawai yang ada pada

layanan manajemen pegawai. Aplikasi manajemen pegawai memiliki

beberapa fungsi aplikasi, yaitu fungsi aplikasi lihat data pegawai, fungsi

aplikasi lihat data absensi, fungsi aplikasi penilaian kinerja, fungsi aplikasi

penggajian, dan fungsi aplikasi laporan pegawai. Pada fungsi aplikasi lihat

data pegawai dibutuhkan data pegawai. Pada fungsi aplikasi lihat data absensi

dibutuhkan data absensi. Pada fungsi aplikasi penilaian kinerja dibutuhkan

data kinerja. Pada fungsi aplikasi penggajian dibutuhkan data gaji. Kemudian

dari data pegawai, data absensi, dan data kinerja dibuat laporan pegawai.

Tabel 4.24 Tabel Fungsi Aplikasi Manajemen Pegawai

Application Function ID Main

Application

Function

Category

(Level 1)

Main

Application

Function

Aplication

Function

Description

TPI_TOBE_AF_M_1_023 Manajemen

Pegawai

Lihat Data

Pegawai

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

melihat data

pegawai.

TPI_TOBE_AF_M_1_024 Manajemen

Pegawai

Lihat Data

Absensi

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

melihat data

absensi.

TPI_TOBE_AF_M_1_025 Manajemen

Pegawai

Penilaian

Kinerja

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

Page 163: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

136

melakukan

Penilaian kinerja.

TPI_TOBE_AF_M_1_026 Manajemen

Pegawai

Penggajian Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

melakukan

penggajian.

TPI_TOBE_AF_M_1_027 Manajemen

Pegawai

Laporan

Pegawai

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

melihat laporan

pegawai.

10) Manajemen Keuangan

Gambar 4.57 Application Behavior Viewpoint Manajemen Keuangan

Pada gambar 4.54 terdapat aplikasi manajemen keuangan yang ada pada

layanan manajemen keuangan. Pada aplikasi manajemen keuangan terdapat

beberapa fungsi aplikasi, yaitu fungsi aplikasi anggaran, fungsi aplikasi

pengeluaran, fungsi aplikasi pendapatan, fungsi aplikasi akuntansi, dan fungsi

aplikasi laporan keuangan. Pada fungsi aplikasi anggaran dibuat data

anggaran. Pada fungsi aplikasi pengeluaran dibuthkan data anggaran dan

kemudian dibuat data pengeluaran. Pada fungsi aplikasi pendapatan dibuat

Page 164: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

137

data pendapatan. Pada fungsi aplikasi akuntansi dibutuhkan data pengeluaran

dan pendapatan sehinggan dapat dibuat laporan keuangan.

Tabel 4.25 Tabel Fungsi Aplikasi Manajemen Keuangan

Application Function ID Main

Application

Function

Category

(Level 1)

Main

Application

Function

Aplication

Function

Description

TPI_TOBE_AF_M_1_028 Manajemen

Keuangan

Anggaran Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

membuat

anggaran.

TPI_TOBE_AF_M_1_029 Manajemen

Keuangan

Pengeluaran Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

mencatat

pengeluaran.

TPI_TOBE_AF_M_1_030 Manajemen

Keuangan

Pendapatan Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

mencatat

pendapatan.

TPI_TOBE_AF_M_1_031 Manajemen

Keuangan

Akuntansi Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

membuat

akuntansi.

TPI_TOBE_AF_M_1_032 Manajemen

Keuangan

Laporan

Keuangan

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

melihat laporan

keuangan.

Page 165: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

138

11) IT & Sys Admin

Gambar 4.58 Application Behavior Viewpoint IT & Sys Admin

Pada gambar 4.55 terdapat aplikasi IT & Sys Admin yang ada pada

layanan IT. Aplikasi IT & Sys Admin memiliki dua fungsi aplikasi, yaitu

fungsi aplikasi membuat sistem dan fungsi aplikasi melakukan monitoring

sistem. Pada fungsi aplikasi membuat sistem dibuat data sistem, dan pada saat

melakukan monitoring sistem dilihat data sistem untuk melihat informasi

sistem yang dikelola.

Tabel 4.26 Tabel Fungsi Aplikasi IT & Sys Admin

Application Function ID

Main

Application

Function

Category

(Level 1)

Main

Application

Function

Aplication

Function

Description

TPI_TOBE_AF_M_1_033 IT Melakukan

Back Up Data

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

melakukan back up

data.

Page 166: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

139

TPI_TOBE_AF_M_1_034 IT Mengelola

Ssitem

Fungsi aplikasi ini

digunakan untuk

mengelola sistem.

4.2.5 Phase D: Technology Architecture

Pada fase ini digambarkan dan dijelaskan mengenai baseline

architecture technology dengan target teknologi arsitekturnya.

4.2.5.1 Baseline Architecture Technology

Gambar 4. 59 Baseline Architecture Technology

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa teknologi arsitektur PT

Tugu Pratama saat ini dilakukan dengan menghubungkan beberapa perangkat

dengan menggunakan LAN sebagai pertukaran data. LAN terhubung dengan

server farm yang terdiri dari file server, database server, email server, dan web

Page 167: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

140

server. Dimana file server digunakan untuk mengelola dokumen, database

server digunakan untuk mengelola data, email server digunakan untuk

mengelola email, dan web server yang digunakan untuk mengelola website.

TPI sudah menggunakan firewall sebagai sistem keamanan jaringan

computer. PT Tugu Pratama memiliki 5 cabang yang berada di Surabaya,

Bandung, Medan, Balikpapan, dan Semarang. Pertukaran data dilakukan

dengan menggunakan koneksi internet. Seluruh sistem terpusat di kantor

pusat yang berada di Jakarta.

4.2.5.2 Platform Decomposition Diagram

Gambar 4.60 Infrastructure Viewpoint

Page 168: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

141

Pada gambar diatas digambarkan infrastructure viewpoint yang

mengambarkan target infrasruktur jaringan PT Tugu Pratama Indonesia.

Dapat dilihat bahwa beberapa perangkat saling terhubung satu dengan yang

lain. LAN digunakan untuk melakukan pertukaran data. LAN terhubung

dengan server farm yang terdiri dari file server, database server, email server,

dan web server.

PT Tugu Pratama Indonesia menggunakan firewall sebagai sistem

keamanan jaringan komputer. PT Tugu Pratama memiliki 5 cabang yang

berada di Surabaya, Bandung, Medan, Balikpapan, dan Semarang. Pertukaran

data dilakukan dengan menggunakan koneksi internet yang terhubung dengan

perangkat kepala cabang. PT Tugu Pratama menggunakan Internet Data

Center (IDC) sebagai back up dari server farm, untuk mencegah dan

mengantisipasi terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh alam maupun

manusia, yang menyebabkan server internal down, sehingga sangat

dibutuhkan back up data untuk antisipasi dikarenakan database TPI yang

sangat besar.

4.2.6 Phase E: Opportunities and Solution

Pada fase sebelumnya telah dilakukan analisis mengenai sistem berjalan

atau baseline arsitektur dan dibuat target arsitekturnya. Pada fase ini akan

dilakukan perbandingan atau gap analysis antara baseline arsitektur dengan

target arsitekturnya.

Page 169: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

142

4.2.6.1 Gap Analysis

Pada tahap ini dijelaskan analisis gap antara baseline arsitektur

dengan target arsitektur yang ada pada arsitektur bisnis, arsitektur data,

arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi.

4.2.6.1.1 Analisis Gap Arsitektur Bisnis

Pada analisis gap arsitektur bisnis, gambaran analisis gap

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu warna kuning yang menggambarkan

bahwa proses berada pada kedua tahap (baseline dan target arsitektur),

warna merah yang menggambarkan bahwa proses hanya ada pada baseline

arsitektur, dan warna ungu yang menggambarkan bahwa proses hanya ada

pada target arsitektur.

a. Pengajuan Asuransi

Gambar 4.61 Analisis Gap Proses Bisnis Pengajuan Asuransi

Pada gambar 4.59 terdapat analisis gap untuk proses bisnis pengajuan

asuransi. Pada proses bisnis pengajuan asuransi tidak terdapat perubahan,

Karena pada target arsitektur proses bisnis yang digunakan sama dengan

proses bisnis yang sedang berjalan pada PT Tugu Pratama Indonesia.

Page 170: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

143

Tabel 4.27 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Pengajuan Asuransi

Baseline Architecture Target Architecture

Proses Permintaan Formal

Proses Perhitungan Resiko

Proses Pembayaran Premi

Proses Pembuatan Polis

Proses Permintaan Formal

Proses Perhitungan Resiko

Proses Pembayaran Premi

Proses Pembuatan Polis

b. Pengajuan Claim

Gambar 4.62 Analisis Gap Proses Bisnis Pengajuan Claim

Pada gambar 4.60 terdapat analisis gap pada proses bisnis pengajuan

claim. Pada proses bisnis pengajuan claim tidak terdapat perubahan,

Karena pada target arsitektur proses bisnis yang digunakan sama dengan

proses bisnis yang sedang berjalan pada PT Tugu Pratama Indonesia.

Tabel 4.28 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Pengajuan Claim

Baseline Architecture Target Architecture

Proses Melaporkan Terjadinya

Claim

Proses Pengisian Form

Pemberitahuan Kejadian Claim

Proses Melaporkan Terjadinya

Claim

Proses Pengisian Form

Pemberitahuan Kejadian

Claim

Page 171: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

144

c. Penanganan Claim

Gambar 4.63 Analisis Gap Proses Bisnis Penanganan Claim

Pada gambar 4.61 terdapat analisis gap dari proses bisnis penanganan

claim. Proses bisnis mendapatkan laporan adjuster tidak ada pada target

arsitektur, karena pada target arsitektur proses tersebut digabungkan

dengan memproses laporan adjuster. Proses bisnis mengirimkan laporan

lost adjustment juga tidak terdapat dalam target arsitektur karna dapat

langsung dengan melalui sistem.

Tabel 4.29 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Penanganan Claim

Baseline Architecture Target Architecture

Proses Registrasi

Proses Verifikasi dan Survey

Proses Mendapatkan Laporan

Adjuster

Proses Memproses Laporan

Adjuster

Proses Mengirimkan Laporan

Lost Adjuster

Proses Registrasi

Proses Verifikasi dan

Survey

Proses Bisnis Memproses

Laporan Adjuster

Page 172: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

145

d. Pembayaran Claim

Gambar 4.64 Analisis Gap Proses Bisnis Pembayaran Claim

Pada gambar 4.62 terdapat analisis gap dari proses bisnis pembayaran

claim. Proses bisnis mendapatkan mendapatkan laporan dari bagian claim

dan mendapatkan laporan lost adjustment tidak ada pada target arsitektur,

karena pada target arsitektur proses tersebut sudah ada di dalam sistem.

Tabel 4.30 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Pembayaran Claim

Baseline Architecture Target Architecture

Proses Mendapatkan Laporan dari

Bagian Claim

Proses Mendapatkan Laporan

Lost Adjustment

Proses Membuat Faktur

Pembayaran Claim

Proses Mengirimkan Bukti

Pembayaran/ Penggantian Claim

Proses Membuat Faktur

Pembayaran Claim

Proses Mengirimkan Bukti

Pembayaran/ Penggantian

Claim

Page 173: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

146

e. Sales dan Marketing

Gambar 4.65 Analisis Gap Proses Bisnis Sales dan Marketing

Pada gambar 4.63 terdapat analisis gap pada proses bisnis sales dan

marketing. Pada proses bisnis sales dan marketing tidak terdapat

perubahan. Karena pada target arsitektur proses bisnis yang digunakan

sama dengan proses bisnis yang sedang berjalan pada PT Tugu Pratama

Indonesia.

Tabel 4.31 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Sales dan Marketing

Baseline Architecture Target Architecture

Proses Merencanakan Produk

Proses Menetapkan harga

Proses Menetapkan Cara

Promosi

Proses Promosi Produk

Proses Kerjasama dengan

Perusahaan

Proses Merencanakan Produk

Proses Menetapkan harga

Proses Menetapkan Cara

Promosi

Proses Promosi Produk

Proses Kerjasama dengan

Perusahaan

Page 174: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

147

f. HRD

Gambar 4.66 Analisis Gap Proses Bisnis HRD

Pada gambar 4.64 terdapat analisis gap pada proses HRD. Pada proses

bisnis sales dan marketing tidak terdapat banyak perubahan. Proses bisnis

training ditambahkan pada target arsitektur agar pegawai baru yang

diterima kerja lebih siap dalam menjalankan tugasnya. Proses bisnis

laporan pegawai ditambahkan pada target arsitektur karena untuk

memonitor dan mengevaluasi perkembangan pegawai.

Tabel 4.32 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis HRD

Baseline Architecture Target Architecture

Proses Penerimaan Pegawai

Proses Membuka Lowongan

Proses Seleksi Pelamar

Proses Test dan Wawancara

Proses Tandatangan Kontrak

Kerja

Proses Pengangkatan Pegawai

Proses Pengelolaan Pegawai

Proses Absensi

Proses Penerimaan Pegawai

Proses Membuka Lowongan

Proses Seleksi Pelamar

Proses Test dan Wawancara

Proses Tandatangan Kontrak

Kerja

Proses Pengangkatan

Pegawai

Proses Pengelolaan Pegawai

Page 175: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

148

Proses Penilaian Kinerja

Proses Penggajian

Proses Absensi

Proses Penilaian Kinerja

Proses Penggajian

Proses Training

Proses Laporan Pegawai

g. Keuangan

Gambar 4.67 Analisis Gap Proses Bisnis Keuangan

Pada gambar 4.65 terdapat analisis gap pada proses bisnis keuangan.

Pada proses bisnis keuangan tidak terdapat perubahan, karena pada target

arsitektur proses bisnis yang digunakan sama dengan proses bisnis yang

sedang berjalan pada PT Tugu Pratama Indonesia.

Tabel 4.33 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis HRD

Baseline Architecture Target Architecture

Proses Membuat Anggaran

Proses Mencatat Pendapatan Dan

Pengeluaran

Proses Laporan Keuangan

Proses Membuat Anggaran

Proses Mencatat Pendapatan

Dan Pengeluaran

Proses Laporan Keuangan

Page 176: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

149

h. IT

Gambar 4.68 Analisis Gap Proses Bisnis IT

Pada gambar 4.66 terdapat analisis gap pada proses bisnis IT. Pada

proses bisnis IT tidak terdapat perubahan, karena pada target arsitektur

proses bisnis yang digunakan sama dengan proses bisnis yang sedang

berjalan pada PT Tugu Pratama Indonesia.

Tabel 4.34 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis IT

Baseline Architecture Target Architecture

Proses Membuat atau

Mengembangkan Sistem

Proses Memberikan Training

Proses Melakukan Monitoring

Sistem

Proses Membuat atau

Mengembangkan Sistem

Proses Memberikan Training

Proses Melakukan Monitoring

Sistem

Page 177: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

150

4.2.6.1.2 Analisis Gap Arsitektur Aplikasi

Gambar 4.69 Analisis Gap Arsitektur Aplikasi

Pada gambar 4.66 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada perubahan

dalam arsitektur aplikasi. Pada front office hanya terdapat website tugu yang

berisi informasi PT Tugu Pratama Indonesia, visi dan misi perusahaan, dan

informasi produk perusahaan. Website tidak terhubung dengan Tis.Net karena

proses bisnis yang berdasarkan corporate based, bukan retail based.

Baseline Architecture Target Architecture

Website

Tis.Net Quotation

Tis.Net Acceptance

Website

Tis.Net Quotation

Tis.Net Acceptance

Page 178: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

151

Tis.Net Claim

Tis.Net Finance

Pembayaran

Akuntansi

Manajemen Keuangan

Gaji

Absensi

Kinerja

Manajemen Pegawai

Tis.Net Claim

Tis.Net Finance

Pembayaran

Akuntansi

Manajemen Keuangan

Gaji

Absensi

Kinerja

Manajemen Pegawai

4.2.6.1.3 Analisis Gap Arsitektur Data

Gambar 4.70 Analisis Gap Arsitektur Data

Page 179: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

152

Pada gambar 4.67 terdapat analisis gap arsitektur data. Data yang

berwarna kuning adalah data yang terdapat pada proses bisnis, sedangkan data

yang berwarna biru adalah data yang terdapat pada aplikasi dan merupakan

target arsitektur data.

Tabel 4.35 Tabel Gap Analysis Arsitektur Data

Baseline Architecture Target Architecture

Data Customer

Data Pengajuan Asuransi

Data Polis

Data Claim

Data Pembayaran

Data Keuangan

Data Anggaran

Data Pendapatan

Data Pengeluaran

Data Laporan Keuangan

Data Gaji

Data Promosi

Data Sales dan Marketing

Data Pegawai

Data HRD

Data Lamaran

Data Kontrak Kerja

Data Absensi

Data Kinerja

Data Customer

Data Pengajuan Asuransi

Data Polis

Data Kejadian Claim

Data Laporan Lost Adjustment

Data Nota Premi

Data Nota Claim

Data Keuangan

Data Anggaran

Data Promosi

Data Gai

Data Lamaran

Data Absensi

Data Kinerja

Page 180: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

153

4.2.6.1.4 Analisis Gap Arsitektur Teknologi

Gambar 4.71 Analisis Gap Arsitektur Teknologi

Pada gambar 4.68 terdapat analisis gap arsitektur teknologi.

perangkat yang berwarna hijau adalah perangkat yang terdapat pada baseline

dan target, sedangkan perangkat yang berwarna abu-abu adalah perangkat

yang hanya ada pada target arsitektur teknologi.

Tabel 4.36 Tabel Gap Analysis Arsitektur Teknologi

Baseline dan Target Architecture Target Architecture

Device president director

Device direktur teknik

Device direktur marketing

Device direktur keuangan

Device president director

Device direktur teknik

Device direktur marketing

Device direktur keuangan

Page 181: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

154

Device Bagian marketing

Device Bagian underwriting

Device Bagian claim

Device Bagian keuangan

Device Bagian HRD

Device Bagian IT

DBMS

File server

Database server

Email server

Web server

LAN

Firewall

Tis.Net Quotation

Tis.Net Acceptance

Tis.Net Claim

Tis.Net Finance

HRMS

IT & Sys Admin

Website

Internet

Kepala Cabang

Device Bagian marketing

Device Bagian underwriting

Device Bagian claim

Device Bagian keuangan

Device Bagian HRD

Device Bagian IT

DBMS

File server

Database server

Email server

Web server

LAN

Firewall

Tis.Net Quotation

Tis.Net Acceptance

Tis.Net Claim

Tis.Net Finance

HRMS

IT & Sys Admin

Website

Internet

Kepala Cabang

Internet Data Center (IDC)

Page 182: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

155

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini dalam bab sebelumnya, maka

dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penelitian ini menghasilkan analisis Enterprise Architecture dengan

menggunakan Framework TOGAF dengan metode ADM. EA dianalisis

untuk melihat apakah EA saat ini sesuai dengan visi dan misi PT Tugu

Pratama Indonesia dan mampu mendukung perusahaan dalam memberikan

layanan yang dapat memuaskan customer.

2. Pengembangan arsitektur berupa blueprint (cetak biru) arsitektur utama

TOGAF, yaitu arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan

arsitektur teknologi.

3. Proses bisnis yang masih dapat berjalan dengan perubahan visi dan RJPP saat

ini adalah proses bisnis pengajuan asuransi, pengajuan claim, sales dan

marketing, dan IT. Sedangkan untuk proses bisnis penanganan claim,

pembayaran claim, HRD, dan keuangan sebaiknya disesuaikan dengan target

arsitektur yang telah dibuat.

4. Implementasi SITAP belum sepenuhnya dalam hal infrastruktur, seperti

belum adanya Data Recovery Center yang sangat berpengaruh dalam

database perusahaan sebagai antisipasi jika terjadinya bencana, baik yang

disebabkan oleh alam maupun oleh manusia.

Page 183: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

156

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, didapatkan beberapa saran untuk

perbaikan perkembangan penelitian ini di kemudian hari, yaitu:

1. Pada penelitian selanjutnya dapat melakukan analisis Enterprise Architecture

lebih dalam, tidak hanya terbatas pada aktivitas utama saja, dan juga dapat

melanjutkan ke fase-fase pada TOGAF ADM setelah fase peluang dan solusi.

2. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan di PT

Tugu Pratama Indonesia diharapkan mendapatkan dukungan dan komitmen

dari seluruh stakeholder.

3. Dalam pengembangan arsitektur enterprise terdapat beberapa framework dan

tools yang berbeda, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan

framework dan tools terbaru agar dapat digunakan sebagai referensi dan

perbandingan baik untuk peneliti maupun perusahaan.

Page 184: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

157

DAFTAR PUSTAKA

Aini, F. N. (2013). Pemodelan Arsitektur Enterprise menggunakan TOGAF ADM

untuk Mendukung Layanan Informasi Bagi Perguruan Tinggi. Seminar

Nasional Riset Teknologi Informasi 2013 (SRITI 2013), VII, 59–66.

Atmaja, T. D. (2010). Optimasi Penggunaan Informasi untuk Business Benefits

Menggunakan Pensejajaran Framework COBIT dan ITIL. E-Indonesia

Initiative 2010, 2010, 1–5.

Bittler, R. S., & Kreizman, G. (2005). Gartner Enterprise Architecture Process:

Evolution 2005. Gartner Enterprise Architecture Process, (October), 12.

Retrieved from https://www.gartner.com/doc/486246/gartner-enterprise-

architecture-process-evolution

Falahah, & Rosmala, D. (2010). Penerapan Framework Zachman Pada Arsitektur

Pengelolaan Data Operasional (Studi Kasus SBU Aircraft Services, PT.

Dirgantara Indonesia). Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi,

2010(Snati), 96–98.

Farida, I. N., Rosidi, A., & Syahdan, S. A. (2014). Perencanaan Enterprise

Architecture di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Surya Melati Kediri.

Citec Journal, 1(1), 25–34.

Hermana, B. (2015). Teknik Analisis Masalah: Gap Analysis dan SWOT Analysis.

Retrieved June 29, 2018, from http://pena.gunadarma.ac.id/teknik-analisis-

masalah-gap-analysis-dan-swot-analysis/

Huda, M. Q., Hidayah, N. A., & Putra, S. J. (2016, April). A study of social

technology use in State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 185: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

158

In Cyber and IT Service Management, International Conference on (pp. 1-6).

IEEE.

Huda, M. Q., & Hussin, H. (2016, October). Evaluation model of Information

Technology innovation effectiveness case of higher education institutions in

Indonesia. In Informatics and Computing (ICIC), International Conference on

(pp. 221-226). IEEE.

Huda, M. Q., & Sa'adah, N. U. (2014, November). Measurement model of

information technology implementation effectiveness. In Cyber and IT Service

Management (CITSM), 2014 International Conference on (pp. 21-24). IEEE.

International Organization for Standardization. (2015). iso_9001. Retrieved

November 29, 2017, from

https://www.iso.org/files/live/sites/isoorg/files/standards/docs/en/iso_9001.p

ptx

Jonkers, H., Band, I., & Quartel, D. (2012). ArchiSurance Case Study. The Open

Group, (January), 1–32.

Lanin, I. (n.d.). 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2015. Retrieved November

29, 2017, from https://ipqi.org/prinsip-iso-9001/

Madewell, C. D. (2015). True Value of the Open Group ( TOGAF ) Archi Mate

Language : Change Management, 3(1), 70–77.

Marc Lankhorst et al. (2009). Enterprise Architecture at Work Modelling,

Communication and Analysis (Second Edi). Springer.

Office Governance Commerce. (2007). The Official Introduction to the ITIL

Service Lifecycle. London: The Stasionery Office.

Page 186: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

159

OJK. (2015). Peraturan Otoritas jasa keuangan Nomor 73/POJK.05/2016.

Retrieved June 14, 2018, from

http://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/regulasi/lembaga-keuangan-

mikro/peraturan-ojk/Documents/SAL-POJK PERIZINAN FINAL F.pdf

PT Tugu Pratama. (2016). Laporan Tahunan 2016. Retrieved from

http://www.tugu.com/assets/uploads/Tugu-Pratama-AR-2016-FINAL.pdf

Setiawan, E. B. (2009). Pemilihan EA Framework. Seminar Nasional Aplikasi

Teknologi Informasi (SNATI), 2009(SNATI), 114–119. Retrieved from

journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/view/.../979?

Setiawan, E., Wisnubadhra, I., & Rahayu, S. F. (2015). Usulan Model Feaf Untuk

Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada PT . Sumber Buana Motor.

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015), (Snik), 125–128.

Sudrajat, A. W. (2015). Penerapan Framework Zachman Dalam Perancangan

Arsitektur Sistem Manajemen Penyusunan Anggaran Keuangan Daerah (Studi

Kasus UPTD Graha Teknologi Sriwijaya). Citec Journal, 2(1), 39–50.

Suhendri. (2015). Pemodelan Arsitektur Enterprise Menggunakan Framework

Gartner ( Studi Kasus : IAIN Syekh Nurjati Cirebon ). Infotech Journal, 1, 16–

20.

The Open Group. (2012). ArchiMate 2.1 Specification. United Kingdom: The Open

Group. Retrieved from http://pubs.opengroup.org/architecture/archimate2-

doc/toc.html

Triyanti, V., Bachtiar, M., & Rafavy, C. Y. (2013). Redesain Balanced Scorecard

Strategy Map Berdasar Konsep KPI dan KRI. Al- Azhar Indonesia Seri Sains

Dan Teknologi, 2(2), 57–68.

Page 187: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

160

Page 188: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

LAMPIRAN

Page 189: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

WAWANCARA

Narasumber : Bapak Affanda Kristaldy

Hari/Tanggal : 10 Oktober 2017

Jabatan : IT Business Analyst Dept. Head

Hasil Wawancara

1. Apakah PT Tugu Pratama Indonesia telah memiliki arsitektur enterprise?

Sudah, yang dinamakan Strategic IT Architecture Planning (SITAP).

2. Mengapa SITAP dibuat?

SITAP dibuat untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dan

memfasilitasi klien dalam kemudahan bertransaksi.

3. Sistem apa saja yang sudah diterapkan di perusahaan?

Sistem yang dimiliki tugu yaitu Tis.Net

4. Apa yang belum diimplementasikan dalam SITAP?

SITAP belum memiliki DRC (Data Recovery Center) tetapi telah memiliki

DRP (Data Recovery Plan), sehingga secara parsial mekanisme DRC dalam

sudut pandang IT sudah dapat dilakukan atau dijalankan.

5. Hal apa yang dilakukan perusahaan dalam antisipasi dari tidak terdapatnya

DRC?

Jalan keluar sementara yang dilakukan adalah dengan mekanisme backup

dan restore yang disimulasikan secara rutin.

6. Apa kendala yang dimiliki arsitektur enterprise saat ini?

Adanya perubahan RJPP

7. Apa proses bisnis utama pada PT Tugu Pratama Indonesia? Dan seperti apa

alurnya?

Page 190: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang

Proses bisnis utamanya adalah pengajuan asuransi, pengajuan claim,

penanganan claim, pembayaran claim, dan sales dan marketing. (alurnya

dijelaskan dengan menggunakan flowchart)

8. Apa proses bisnis pendukung pada PT Tugu Pratama Indonesia? Dan seperti

apa alurnya?

Proses bisnis pendukungnya adalah Keuangan, HRD, dan IT. (alurnya

dijelaskan dengan menggunakan flowchart).

9. Mengapa terjadi perubahan pada RJPP?

Dinamika pertumbuhan bisnis dan perusahaan, merujuk kepada laporan

tahunan perusahaan atau akses di website resmi perusahaan.

10. Sejauh mana pengaruh dari perubahan RJPP terhadap arsitektur enterprise?

Cukup signifikan untuk platform yang berubah menjadi berbasis web dan

retail (e-commerce).

11. Bagaimana respon divisi IT atas perubahan RJPP tersebut? Tindakan apa

yang dilakukan dalam menghadapi perubahan RJPP tersebut?

Menyesuaikan SITAP, perubahan platform dan upgrade teknologi.

12. Sepenting apa arsitektur enterprise atau SITAP terhadap perusahaan?

Penting, karena implementasi RJPP atau rencana strategis perusahaan

secara IT tergambar dan terimplementasi di SITAP.

Page 191: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang
Page 192: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang
Page 193: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang
Page 194: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang
Page 195: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang
Page 196: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang
Page 197: SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang