SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis...
Transcript of SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48484...Pratama Indonesia)” yang ditulis...
SKRIPSI
ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE
ARCHITECTURE DENGAN MENGGUNAKAN TOGAF
ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD
(STUDI KASUS : PT TUGU PRATAMA INDONESIA)
Disusun Oleh:
TIARA ANINDITA
1111093000057
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018/1439 H
i
SKRIPSI
ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE
ARCHITECTURE DENGAN MENGGUNAKAN TOGAF
ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD
(STUDI KASUS : PT TUGU PRATAMA INDONESIA)
Disusun Oleh:
TIARA ANINDITA
1111093000057
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018/1439 H
ii
SKRIPSI
ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE DENGAN
MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD
(STUDI KASUS : PT TUGU PRATAMA INDONESIA)
Oleh :
Tiara Anindita
NIM : 1111093000057
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Prodi Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
iii
SKRIPSI
ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE
DENGAN MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT
METHOD
(STUDI KASUS : PT TUGU PRATAMA INDONESIA)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Tiara Anindita
NIM : 1111093000057
Menyetujui,
iv
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul “Analisis dan Pengembangan Enterprise Architecture dengan
Menggunakan TOGAF Architecture Development Method (Studi Kasus: PT Tugu
Pratama Indonesia)” yang ditulis oleh Tiara Anindita, NIM 1111093000057 telah
diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari
Kamis, 7 Juni 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui,
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN
TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
vi
ABSTRAK
TIARA ANINDITA – 1111093000057, Analisis dan Pengembangan Enterprise
Architecture dengan Menggunakan TOGAF Architecture Development Method
(Studi Kasus: PT Tugu Pratama Indonesia). Di bawah bimbingan M. QOMARUL
HUDA dan ASEP FAJAR FIRMANSYAH.
PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) merupakan perusahaan asuransi swasta yang
bergerak dalam bidang industri asuransi umum, reasuransi, dan bisnis syariah.
Sebagai salah satu perusahaan asuransi terbesar di Indonesia, TPI harus dapat
menyediakan produk dan jasa asuransi serta manajemen resiko dengan
mengutamakan kepuasan pelanggan. Karena itu perusahaan membuat IT
architecture yang dinamakan Strategic IT Architecture Planning (SITAP). Akan
tetapi pada saat pengembangan SITAP terjadi perubahan visi perusahaan.
Kemudian setelah implementasi terjadi perubahan rencana jangka panjang
perusahaan (RJPP). Karena itu diperlukan analisis dan pengembangan arsitektur
enterprise untuk mengetahui apakah IT arsitektur yang diterapkan masih sesuai
dengan visi dan RJPP perusahaan. Metodologi penelitian ini menggunakan TOGAF
(The Open Group Architecture Framework) versi 9 dengan metode ADM
(Architecture Development Method). Tujuan penelitian ini adalah untuk
menghasilkan blueprint target arsitektur visi, arsitektur bisnis, arsitektur data,
arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi, dan analisis gap. Penelitian ini
menggunakan bahasa pemodelan ArchiMate.
Kata Kunci: Arsitektur, Enterprise, TOGAF Versi 9, Architecture Development
Method, ArchiMate.
V Bab + 160 Halaman + xxvii Halaman + 84 Gambar + 38 Tabel
Pustaka Acuan (19, 2005-2016).
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat, petunjuk dan
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan para pengikutnya.
Skripsi ini berjudul “Analisis dan Pengembangan Enterprise Architecture dengan
Menggunakan TOGAF Architecture Development Method (Studi Kasus: PT Tugu
Pratama Indonesia)” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Sistem Infromasi pada Program Studi Sistem Informasi, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan dari
segi moral maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, secara khusus saya
ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak. DR. Agus Salim, S.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi dan ibu Meinarini Catur Utami, M.T. selaku Sekretaris
Program Studi Sistem Informasi.
3. Bapak Qomarul Huda, Ph.D, selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Asep Fajar Firmansyah, M.TI selaku dosen pembimbing II yang
memberikan ilmu, motivasi dan bimbingan selama proses penyusunan
skripsi ini.
viii
4. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan
ilmu dan motivasi selama penulis duduk di bangku perkuliahan.
5. Direktur dan staff PT Tugu Pratama Indonesia yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian disana dan
terima kasih atas bantuannya.
6. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan doa, semangat,
motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabat tersayang, Mifta, Caca, Dita, Fifi, Dessy, dan teman-
teman kelas SI-B 2011 yang selalu ada dalam suka dan duka sejak awal
masa perkuliahan.
8. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini yang
tidak bisa disebutkan satu per satu namun tidak mengurangi sedikitpun
rasa terima kasih dari penulis.
Pada kesempatan ini saya juga memohon maaf yang sebesar-besarnya dan
menyadari bahwa karya ini belumlah sempurna, maka saya sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang dapat disampaikan melalui email
[email protected] untuk penulisan laporan selanjutnya yang lebih baik dan
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Aamiin.
Jakarta, Juni 2018
Tiara Anindita
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ II
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. III
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ................................................................ IV
PERNYATAAN ..................................................................................................... V
ABSTRAK ........................................................................................................... VI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... VII
DAFTAR ISI ........................................................................................................ IX
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... XV
DAFTAR TABEL ............................................................................................ XIX
DAFTAR SIMBOL .......................................................................................... XXI
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 4
x
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
1.4 Batasan Masalah .......................................................................................... 4
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
1.7 Metodologi Penelitian .................................................................................. 6
1.7.1 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 6
1.7.2 Metode Pengembangan Enterprise Architecture ...................................... 7
1.8 Sistematika Penulisan .................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10
2.1 Konsep Perencanaan Strategis Sistem Informasi ................................... 10
2.2 Enterprise Architecture dan Instrumen Tata Kelola Lainnya ................ 12
2.2.1 Enterprise ............................................................................................... 12
2.2.2 Architecture ............................................................................................ 12
2.2.3 Enterprise Architecture .......................................................................... 13
2.2.4 Strategic Management: Balanced Scorecard......................................... 14
2.2.5 Quality Management: ISO 9001 ............................................................ 15
2.2.6 IT Governance: COBIT .......................................................................... 15
2.2.7 IT Service Delivery and Support: ITIL................................................... 17
2.3 Enterprise Architecture Framework .......................................................... 18
2.3.1 Zachman ................................................................................................. 18
xi
2.3.2 Gartner.................................................................................................... 20
2.3.3 FEA Framework .................................................................................... 21
2.3.4 TOGAF .................................................................................................. 23
2.4 TOGAF ADM ............................................................................................. 24
2.4.1 Preliminary Phase .................................................................................. 25
2.4.2 Requirements Management .................................................................... 26
2.4.3 Phase A: Architecture Vision ................................................................. 27
2.4.4 Phase B: Business Architecture ............................................................. 28
2.4.5 Phase C: Information Systems Architecture .......................................... 29
2.4.5.1 Arsitektur Data ................................................................................ 29
2.4.5.2 Arsitektur Aplikasi .......................................................................... 30
2.4.6 Phase D: Technology Architecture ........................................................ 31
2.4.7 Phase E: Opportunities & Solutions ...................................................... 32
2.4.8 Phase F: Migration Planning ................................................................ 32
2.4.9 Phase G: Implementation Governance .................................................. 33
2.4.10 Phase H: Architecture Change Management ........................................ 34
2.5 Tools Pokok Pemodelan TOGAF .............................................................. 34
2.6 Tools Perancangan Enterprise Architecture ............................................. 36
2.6.1 Value Chain ............................................................................................ 36
2.6.2 Flowchart ............................................................................................... 37
2.6.3 Business Process Modeling Notation (BPMN) ...................................... 38
2.6.4 Unified Modeling Language (UML) ...................................................... 39
2.6.5 ArchiMate ............................................................................................... 41
xii
2.6.5.1 Business Function Viewpoint .......................................................... 42
2.6.5.2 Service Realization Viewpoint ........................................................ 43
2.6.5.3 Business Process Viewpoint ............................................................ 43
2.6.5.4 Organization Viewpoint .................................................................. 45
2.6.5.5 Actor Co-operation Viewpoint ........................................................ 45
2.6.5.6 Information Structure Viewpoint .................................................... 46
2.6.5.7 Application Usage Viewpoint .......................................................... 47
2.6.5.8 Application Co-operation Viewpoint .............................................. 48
2.6.5.9 Application Behavior Viewpoint ..................................................... 49
2.6.5.10 Infrastructure Viewpoint ................................................................. 50
2.6.6 Gap Analysis .......................................................................................... 51
2.7 Penelitian Sejenis ........................................................................................ 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 56
3.1 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 56
3.1.1 Metode Observasi................................................................................... 56
3.1.2 Metode Wawancara ................................................................................ 56
3.1.3 Metode Studi Pustaka ............................................................................. 57
3.1.4 Metode Studi Literatur ........................................................................... 57
3.2 Metode Analisis dan Pengembangan Enterprise Architecture .............. 57
3.2.1 Fase Preliminary..................................................................................... 57
3.2.2 Fase A : Visi Arsitektur ......................................................................... 58
3.2.3 Fase B : Arsitektur Bisnis ...................................................................... 58
xiii
3.2.4 Fase C : Arsitektur Sistem Informasi ..................................................... 59
3.2.4.1 Arsitektur Data ................................................................................ 59
3.2.4.2 Arsitektur Aplikasi .......................................................................... 60
3.2.5 Fase D : Arsitektur teknologi ................................................................. 60
3.2.6 Fase E : Peluang dan Solusi ................................................................... 61
3.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 62
BAB IV ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE
ARCHITECTURE ................................................................................................ 63
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................................. 63
4.2 Enterprise Architecture ............................................................................... 63
4.2.1 Preliminary Phase .................................................................................. 64
4.2.1.1 Pendefinisian Visi dan Misi ............................................................ 64
4.2.1.2 Analisis Value Chain ...................................................................... 64
4.2.2 Phase A: Vision Architecture ................................................................. 68
4.2.3 Phase B: Business Architecture ............................................................. 70
4.2.1.1 Baseline Architecture ...................................................................... 70
4.2.1.2 Target Arsitektur Bisnis .................................................................. 88
4.2.4 Phase C: Information System Architecture .......................................... 111
4.2.4.1 Arsitektur Data .............................................................................. 111
4.2.4.2 Arsitektur Aplikasi ........................................................................ 115
4.2.5 Phase D: Technology Architecture ...................................................... 139
4.2.5.1 Baseline Architecture Technology ................................................ 139
xiv
4.2.5.2 Platform Decomposition Diagram ................................................ 140
4.2.6 Phase E: Opportunities and Solution ................................................... 141
4.2.6.1 Gap Analysis ................................................................................. 142
BAB V ................................................................................................................. 155
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 155
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 155
5.2 Saran ............................................................................................................ 156
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 157
LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Kerja Zachman untuk arsitektur enterprise ..................... 20
Gambar 2.2 Kerangka Kerja Gartner untuk arsitektur enterprise ........................ 21
Gambar 2.3 Kerangka Kerja FEA untuk arsitektur enterprise ............................ 23
Gambar 2.4 Fase TOGAF ADM ......................................................................... 25
Gambar 2.5 Diagram Value Chain ...................................................................... 37
Gambar 2.6 Fungsi Bisnis Level 1 ...................................................................... 42
Gambar 2.7 Service Realization Viewpoint ......................................................... 43
Gambar 2.8 Business Process Viewpoint Pengajuan Claim Level 1 ................... 44
Gambar 2.9 Organization Viewpoint ................................................................... 45
Gambar 2.10 Actor Co-operation Viewpoint ....................................................... 46
Gambar 2.11 Information Structure Viewpoint target arsitektur ......................... 47
Gambar 2.12 Application Usage Viewpoint Sales & Marketing ......................... 48
Gambar 2.13 Baseline Application Co-operation Viewpoint .............................. 49
Gambar 2. 14 Application Behavior Viewpoint Website ..................................... 50
Gambar 2.15 Infrastructure Viewpoint ................................................................ 51
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 62
Gambar 4.1 Value Chain ..................................................................................... 64
Gambar 4.2 Stakeholder View ............................................................................ 68
Gambar 4.3 Tujuan Bisnis yang berhubungan dengan driver profit ................... 69
Gambar 4.4 Principle View ................................................................................. 69
Gambar 4.5 Aktivitas Pengajuan Asuransi .......................................................... 70
Gambar 4.6 Aktivitas Pengajuan Claim .............................................................. 71
Gambar 4.7 Aktivitas Penanganan Claim............................................................ 72
xvi
Gambar 4.8 Aktivitas Pembayaran Claim ........................................................... 73
Gambar 4.9 Aktivitas Melakukan Promosi Produk ............................................. 74
Gambar 4.10 Aktivitas Penerimaan Pegawai ...................................................... 75
Gambar 4.11 Aktivitas Pengelolaan Pegawai ..................................................... 76
Gambar 4.12 Aktivitas Pembuatan Anggaran ..................................................... 76
Gambar 4.13 Aktivitas Pembuatan Laporan Keuangan ...................................... 77
Gambar 4.14 Aktivitas Pembuatan Sistem .......................................................... 78
Gambar 4. 15 Struktur Organisasi PT Tugu Pratama Indonesia ......................... 80
Gambar 4.16 Fungsi Bisnis Level 0 .................................................................... 82
Gambar 4. 17 Fungsi Bisnis Level 1 ................................................................... 82
Gambar 4.18 Fungsi Bisnis Utama Level 2 ......................................................... 83
Gambar 4.19 Fungsi Bisnis Pendukung Level 2 ................................................. 86
Gambar 4.20 Product Viewpoint Customer ........................................................ 88
Gambar 4.21 Product Viewpoint Perusahaan ...................................................... 89
Gambar 4.22 Service Realization Viewpoint ....................................................... 89
Gambar 4.23 Business Process Viewpoint Level 0 ............................................. 91
Gambar 4.24 Business Process Viewpoint Pengajuan Asuransi Level 1 ............ 92
Gambar 4.25 Business Process Viewpoint Pengajuan Claim Level 1 ................ 94
Gambar 4.26 Business Process Viewpoint Penanganan Claim Level 1 .............. 95
Gambar 4.27 Business Process Viewpoint Pembayaran Claim Level 1 ............. 97
Gambar 4.28 Business Process Viewpoint Sales & Marketing Level 1 .............. 98
Gambar 4.29 Business Process Viewpoint HRD Level 1 ................................. 100
Gambar 4. 30 Business Process Viewpoint Keuangan Level 1 ......................... 101
Gambar 4.31 Business Process Viewpoint IT Level 1 ...................................... 102
xvii
Gambar 4.32 Business Process Viewpoint Penerimaan Pegawai Level 2 ........ 104
Gambar 4.33 Business Process Viewpoint Pengelolaan Pegawai Level 2 ........ 105
Gambar 4.34 Business Process Viewpoint Membuat atau Mengembangkan Sistem
Level 2 ................................................................................................................. 107
Gambar 4.35 Organization Viewpoint............................................................... 109
Gambar 4.36 Actor Co-operation Viewpoint .................................................... 110
Gambar 4.37 Information Structure Viewpoint Baseline Arsitektur Data ........ 112
Gambar 4.38 Information Structure Viewpoint target arsitektur ...................... 113
Gambar 4.39 Application Usage Viewpoint Pengajuan Asuransi ..................... 115
Gambar 4.40 Application Usage Viewpoint Pengajuan Claim ......................... 116
Gambar 4.41 Application Usage Viewpoint Penanganan Claim ...................... 116
Gambar 4.42 Application Usage Viewpoint Pembayaran Claim ...................... 117
Gambar 4.43 Application Usage Viewpoint Sales & Marketing ...................... 118
Gambar 4.44 Application Usage Viewpoint HRD ............................................ 118
Gambar 4.45 Application Usage Viewpoint Keuangan .................................... 119
Gambar 4.46 Application Usage Viewpoint IT ................................................. 120
Gambar 4.47 Baseline Application Co-operation Viewpoint ............................ 121
Gambar 4.48 Application Behavior Viewpoint Quotation ................................ 123
Gambar 4.49 Application Behavior Viewpoint Acceptance ............................. 124
Gambar 4.50 Application Behavior Viewpoint Claim ...................................... 126
Gambar 4.51 Application Behavior Viewpoint Pembayaran ............................ 128
Gambar 4.52 Application Behavior Viewpoint Website ................................... 129
Gambar 4.53 Application Behavior Viewpoint Absensi ................................... 130
Gambar 4.54 Application Behavior Viewpoint Kinerja .................................... 132
xviii
Gambar 4.55 Application Behavior Viewpoint Gaji ......................................... 133
Gambar 4.56 Application Behavior Viewpoint Manajemen Pegawai .............. 134
Gambar 4.57 Application Behavior Viewpoint Manajemen Keuangan ............ 136
Gambar 4.58 Application Behavior Viewpoint IT & Sys Admin ..................... 138
Gambar 4. 59 Baseline Architecture Technology ............................................. 139
Gambar 4.60 Infrastructure Viewpoint .............................................................. 140
Gambar 4.61 Analisis Gap Proses Bisnis Pengajuan Asuransi ......................... 142
Gambar 4.62 Analisis Gap Proses Bisnis Pengajuan Claim .............................. 143
Gambar 4.63 Analisis Gap Proses Bisnis Penanganan Claim ........................... 144
Gambar 4.64 Analisis Gap Proses Bisnis Pembayaran Claim .......................... 145
Gambar 4.65 Analisis Gap Proses Bisnis Sales dan Marketing ........................ 146
Gambar 4.66 Analisis Gap Proses Bisnis HRD ................................................. 147
Gambar 4.67 Analisis Gap Proses Bisnis Keuangan ......................................... 148
Gambar 4.68 Analisis Gap Proses Bisnis IT ..................................................... 149
Gambar 4.69 Analisis Gap Arsitektur Aplikasi ................................................. 150
Gambar 4.70 Analisis Gap Arsitektur Data ....................................................... 151
Gambar 4.71 Analisis Gap Arsitektur Teknologi .............................................. 153
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tools Pokok Pemodelan TOGAF (The Open Group, 2009) ................ 35
Tabel 2.3 Referensi Penelitian .............................................................................. 52
Tabel 4.1 Fungsi Bisnis Utama Level 2 ............................................................... 83
Tabel 4.2 Fungsi Bisnis Pendukung Level 2 ........................................................ 86
Tabel 4.3 Business Service ................................................................................... 90
Tabel 4.4 Business Process Level 0 ...................................................................... 91
Tabel 4.5 Tabel Proses Bisnis Pengajuan Asuransi Level 1 ................................ 93
Tabel 4.6 Tabel Proses Bisnis Pengajuan Claim .................................................. 94
Tabel 4.7 Tabel Proses Bisnis Penanganan Claim ............................................... 96
Tabel 4.8 Tabel Proses Bisnis Pembayaran Claim ............................................... 97
Tabel 4.9 Process Business Viewpoint Sales & Marketing Level 1 ..................... 99
Tabel 4. 10 Process Business Viewpoint HRD Level 1...................................... 100
Tabel 4.11 Business Process Viewpoint Keuangan Level 1 ............................... 101
Tabel 4.12 Business Process Viewpoint IT level 1 ............................................ 103
Tabel 4.13 Business Process Viewpoint Penerimaan Pegawai Level 2 ............. 104
Tabel 4.14 Business Process Viewpoint Pengelolaan Pegawai Level 2 ............. 106
Tabel 4.15 Business Process Viewpoint Membuat/Mengembangkan Sistem Level 2 .. 108
Tabel 4. 16 Tabel Fungsi Aplikasi Quotation .................................................... 123
Tabel 4.17 Tabel Fungsi Aplikasi Acceptance ................................................... 125
Tabel 4.18 Fungsi Aplikasi Claim ...................................................................... 126
Tabel 4.19 Fungsi Aplikasi Pembayaran ............................................................ 128
Tabel 4.20 Fungsi Aplikasi Website .................................................................. 130
Tabel 4.21 Fungsi Aplikasi Absensi ................................................................... 131
xx
Tabel 4.22 Tabel Fungsi Aplikasi Kinerja ......................................................... 132
Tabel 4.23 Tabel Fungsi Aplikasi Gaji .............................................................. 133
Tabel 4.24 Tabel Fungsi Aplikasi Manajemen Pegawai .................................... 135
Tabel 4.25 Tabel Fungsi Aplikasi Manajemen Keuangan ................................. 137
Tabel 4.26 Tabel Fungsi Aplikasi IT & Sys Admin ........................................... 138
Tabel 4.27 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Pengajuan Asuransi ................... 143
Tabel 4.28 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Pengajuan Claim........................ 143
Tabel 4.29 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Penanganan Claim ..................... 144
Tabel 4.30 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Pembayaran Claim .................... 145
Tabel 4.31 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Sales dan Marketing .................. 146
Tabel 4.32 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis HRD........................................... 147
Tabel 4.33 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis HRD........................................... 148
Tabel 4.34 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis IT ............................................... 149
Tabel 4.35 Tabel Gap Analysis Arsitektur Data ................................................. 152
Tabel 4.36 Tabel Gap Analysis Arsitektur Teknologi ........................................ 153
xxi
DAFTAR SIMBOL
Simbol Flowchart
(Yatini, 2010)
Simbol Nama Keterangan
Terminator Digunakan untuk menandai awal
dan akhir dari suatu flowchart.
Simbol ini biasanya diberi label
“Mulai” dan “Selesai”.
Input-Output Digunakan untuk
mempresentasikan fungsi I/O yang
membuat sebuah data dapat
diproses (input) atau ditampilkan
(output).
Pencabangan /
Keputusan
Digunakan untuk melakukan
pencabangan, yaitu pemeriksaan
terhadap suatu kondisi. Dalam
simbol ini, kita menuliskan keadaan
yang harus dipenuhi. Hasil
pemeriksaannya adalah “Ya” atau
“Tidak”. Jika pemeriksaan
menghasilkan keadaan “Benar”
maka jalur yang harus dipilih
berlabel “Ya” dan jika pemeriksaan
menghasilkan keadaan “Salah”
maka jalur yang harus dipilih
berlabel “Tidak”.
Proses /
Penugasan
Digunakan untuk kegiatan
pemrosesan input, pada simbol ini
kita dapat menuliskan operasi-
operasi yang dikenakan pada input,
maupun operasi lainnya, penulisan
dapat dilakukan satu persatu
maupun keseluruhan.
Arah aliran Digunakan untuk menghubungkan
setiap langkah dalam flowchart dan
menunjukkan ke mana arah aliran
diagram. Anak panah ini
xxii
mempunyai arah kiri, kanan, atas,
bawah.
Konektor On
Page
Digunakan untuk menghubungkan
satu langkah dengan langkah lain
dalam satu halaman.
Konektor Off
Page
Digunakan untuk menghubungkan
suatu langkah dengan langkah lain
dalam halaman yang berbeda.
Preparasi /
Persiapan
Digunakan untuk proses inisialisasi
/ pemberian harga awal (misalnya
dalam melakukan iterasi).
Simbol ArchiMate (Arsitektur Bisnis)
(The Open Group, 2013)
Simbol Nama Keterangan
Business Actor Entitas organisasi yang mampu
melakukan suatu tindakan.
Business Role Suatu tanggang jawab untuk
melakukan suatu tindakan tertentu,
yang dapat ditugaskan kepada
seorang aktor.
Location Suatu titik konseptual atau batasan
dalam ruang.
Business
Process
Suatu elemen tindakan, dimana
sekelompok tindakan dilakukan
berdasarkan perintah. Hal ini
dimaksudkan untuk menghasilkan
sesuatu yang disebut produk atau
layanan bisnis (jasa).
xxiii
Business
Function
Suatu elemen tindakan dimana
sekelompok tindakan didasarkan
kepada beberapa kriteria yang telah
ditetapkan (biasanya diperlukan
sumber daya dan atau kompetensi)
Business Event Sesuatu yang terjadi (baik internal
maupun eksternal) dan
mempengaruhi suatu tindakan.
Business
Service
Suatu layanan yang memenuhi
kebutuhan bisnis untuk peanggan
(internal atau eksternal organisasi).
Business
Object
Suatu elemen pasif yang memiliki
relevansi dari perspektif bisnis.
Representation Suatu bentuk jelas dari informasi
yang dilakukan oleh objek bisnis.
Product Suatu koleksi yang jelas mengenai
layanan, disertai dengan kontrak
atau beberapa perjanjian, yang
ditawarkan untuk pelanggan
(internal atau eksternal).
Simbol ArchiMate (Arsitektur Aplikasi)
(The Open Group, 2013)
Simbol Nama Keterangan
Application
Component
Sebuah modular, dapat meluas, dan
dapat dipindahkan, bagian dari
sistem perangkat lunak yang
merangkum suatu perilaku dan data
yang mengeksposnya melalui suatu
set interface.
xxiv
Application
Function
Suatu eleman perilaku dalam
sekelompok perilaku otomatis
dapat dilakukan oleh aplikasi.
Application
Service
Suatu layanan yang mengekspos
tindakan secara otomatis.
Data Object Suatu elemen pasif yang cocok
untuk proses yang otomatis.
Simbol ArchiMate (Arsitektur Teknologi)
(The Open Group, 2013)
Simbol Nama Keterangan
Node Sebuah sumber daya komputasi
dimana artefak dapat disimpan atau
digunakan untuk eksekusi.
Device Sebuah sumber daya perangkat
lunak dimana artefak dapat
disimpan atau digunakan untuk
eksekusi.
Network Sebuah media komunikasi antara
dua atau lebih perangkat.
Communication
Path
Suatu hubungan antara dua atau
lebih titik, dimana titik ini dapat
saling bertukar data.
xxv
System
Software
Suatu lingkungan software untuk
tipe tertentu dari komponen dan
objek-objek yang ditempatkan
dalam bentuk artefak.
Infrastructure
Service
Sebuah unit eksternal yang dilihat
dari segi fungsi, yang disediakan
oleh satu atau lebih titik, terpapar
melalui interface yang
teridentifikasi dengan baik dan
bermakna bagi lingkungan.
Simbol ArchiMate (Relation)
(The Open Group, 2013)
Simbol Nama Keterangan
Association
Relation
Suatu hubungan antara objek yang
tidak tercakup dengan yang lain,
hubungan yang lebih spesifik lagi.
Access Relation Merupakan akses dari konsep suatu
perilaku untuk bisnis atau data
objek.
Used by
Relation
Merupakan penggunaan layanan
oleh proses, fungsi, atau interaksi
dan akses ke interface dengan
peran, komponen, atau kolaborasi.
Realization
Relation
Merupakan hubungan entitas logis
dengan entitas yang lebih konkrit
yang dapat mencapai hal tersebut.
xxvi
Aggregation
Relation
Menunjukkaan bahwa sekelompok
objek merupakan sejumlah objek
lain.
Composition
Relation
Menunjukkan bahwa suatu objek
terdiri dari satu atau lebih objek
lainnya.
Triggering
Relation
Menggambarkan hubungan
temporal atau kausal antara proses,
fungsi, dan event.
Grouping
Relation
Menunjukkan bahwa objek-objek
dari jenis yang sama atau berbeda
jenisw, milik bersama berdasarkan
beberapa karakteristik umum.
Specialization
Relation
Menunjukkan bahwa suatu objek
adalah spesialisasi dari objek lain.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan perkembangan teknologi saat ini yang berkembang dengan pesat,
telah mempengaruhi terjadinya perubahan di berbagai sektor usaha. Pengaruh dari
perkembangan teknologi ini tidak hanya dirasakan oleh Instansi Pemerintah, tetapi
juga Instansi Swasta. Sistem Informasi digunakan disetiap profesi, dari pengusaha
hingga pemilik perusahaan kecil menggunakan sistem informasi untuk menjangkau
konsumen. Sistem informasi dapat membantu sebuah perusahaan dalam mencapai
tujuannya, seperti meningkatkan keuntungan dan meningkatkan pelayanan
terhadap konsumen. Perusahaan dapat menggunakan sistem informasi untuk
meningkatkan pemasukan dan mengurangi biaya.
Perencanaan strategi bisnis yang selaras dengan strategi teknologi informasi
diperlukan oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk
menyelaraskan strategi bisnis dan strategi teknologi informasi organisasi harus
melaksanakan perencanaan arsitektur sistem informasi perusahaan yang akan
menyediakan framework untuk membuat keputusan teknologi informasi jangka
panjang yang tepat untuk mempertimbangkan kebutuhan organisasi secara
keseluruhan.
Keselarasan penerapan sistem informasi dengan kebutuhan organisasi dapat
dijawab dengan memperhatikan faktor integrasi dalam pengembangannya. Tujuan
integrasi adalah untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi dalam proses
pengembangan sistem. Untuk mengurangi kesenjangan tersebut, maka diperlukan
2
sebuah paradigma untuk merencanakan, merancang, dan mengelola sistem
informasi yang disebut dengan arsitektur enterprise (enterprise architecture).
Enterprise Architecture (EA) adalah kumpulan dari metode, prinsip, dan
model yang digunakan untuk menggambarkan dan merealisasikan rancangan
enterprise, seperti struktur organisasi, proses bisnis, sistem informasi, dan
infrastrukturnya (Surendro, 2009). EA berfungsi sebagai penyedia cetak biru
(blueprint) untuk sistem dan proses selama berlangsungnya proyek pengembangan
sistem tersebut. EA berpusat pada infrastruktur yang meliputi hardware, software,
dan network yang dapat selaras dengan visi, misi dan tujuan organisasi untuk
menjalankan proses bisnis yang didukung oleh teknologi informasi (Widodo,
2010).
PT Tugu Pratama Indonesia adalah perusahaan asuransi swasta yang
bergerak dalam bidang industri asuransi umum, reasuransi, dan bisnis syariah. Visi
dari PT Tugu Pratama Indonesia adalah menjadi perusahaan asuransi yang unggul,
terpercaya dan menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi seluruh stakeholder.
Sebelumnya, visi perusahaan adalah “diakui sebagai perusahaan asuransi dan
manajemen resiko terkemuka yang berkelas dunia”. Pada tahun 2013 visi
perusahaan berubah yaitu “menjadi perusahaan asuransi unggul, terpercaya, dan
menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi seluruh stakeholder”.
PT Tugu Pratama Indonesia sebagai salah satu perusahaan asuransi terbesar
di Indonesia, harus dapat menyediakan produk dan jasa asuransi serta manajemen
resiko dengan mengutamakan kepuasan pelanggan. Dalam perjalanannya, Tugu
tidak terlepas dari divisi TIF yang membantu dalam proses bisnis Tugu. Dengan
adanya dukungan IT perusahaan berharap dapat meningkatkan efisiensi
3
perusahaan, dan memfasilitasi kemudahan bertransaksi untuk menarik klien. Untuk
itu dibutuhkan sebuah pedoman dan petunjuk layanan IT yang selaras dengan
strategi bisnis dan dapat mengikuti perkembangan tren IT. Maka dari itu dibuatlah
sebuah IT Architecture yang dinamakan dengan SITAP (Strategic IT Architecture
Planning).
SITAP belum memiliki visi arsitektur. SITAP dibuat berdasarkan Memo
SITAP No: 011/M/ITG/TPI/X/2011 pada tanggal 31 Oktober 2011 dan
diberlakukan pada tanggal 11 Februari 2013 sesuai dengan Surat Keputusan Direksi
PT Tugu Pratama Indonesia No. 005/SKD/TPI/II/2013 tentang Pemberlakuan
Rencana Strategis Teknologi Informasi di Lingkungan PT Tugu Pratama Indonesia.
SITAP dibuat untuk mendukung rencana dan pengembangan bisnis perusahaan
yang dapat memberikan nilai tambah kepada perusahaan dalam menghadapi
persaingan bisnis dalam dunia usaha.
Karena terdapat dinamika pertumbuhan bisnis yang semakin berkembang,
dan untuk mendukung tingkat keberhasilan perusahaan dalam upaya mencapai
target atau sasaran rencana strategi yang ditetapkan perusahaan, membuat
perusahaan harus mengubah Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).
Perubahan RJPP terhadap IT architecture berpengaruh cukup signifikan yaitu
dengan berubahnya platform menjadi berbasis web dan retail (e-commerce). Maka
untuk membantu perusahaan dalam perubahan visi dan RJPP yang mengharuskan
SITAP untuk menyesuaikan perubahan tersebut, dilakukan analisis dan
pengembangan architecture enterprise agar sesuai dengan perubahan visi dan
RJPP.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, sehingga penulis
4
mengajukan penelitian dengan judul “Analisis dan Pengembangan Enterprise
Architecture dengan Menggunakan TOGAF Architecture Development Method
(Studi Kasus : PT Tugu Pratama Indonesia)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang akan
penulis bahas dalam penelitian ini, yaitu:
1. Belum adanya visi arsitektur pada SITAP.
2. Adanya perubahan visi dan RJPP yang terjadi pada saat pengembangan SITAP
karena adanya perkembangan bisnis yang mengharuskan perusahaan untuk
meningkatkan keberhasilan perusahaan dalam mencapai target atau sasaran
rencana strategi perusahaan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah yang
akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana menganalisis dan
mengembangkan enterprise architecture dengan menggunakan TOGAF ADM
yang sesuai dengan visi dan RJPP agar dapat menyelaraskan strategi IT dengan
strategi bisnis perusahaan?”.
1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka diberi batasan-batasan agar
pembahasan penelitian lebih terarah. Adapun penulis akan melakukan pembatasan
masalah pada:
1. Penelitian ini dilakukan pada PT Tugu Pratama Indonesia.
5
2. Batasan proses bisnis hanya mencakup proses bisnis pengajuan asuransi,
pengajuan claim, penanganan claim, pembayaran claim, Sales dan
Marketing, HRD, keuangan, dan IT.
2. Framework yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Open
Group Framework 9 dengan metode perancangan TOGAF Architecture
Development Method (ADM). Fase yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu fase Preliminary, Architecture Vision, Business Vision,
Information System Architecture, Technology Architecture,
Opportunities And Solutions.
3. Tools yang digunakan dalam menggambarkan model arsitektur
enterprise menggunakan ArchiMate, value chain, flowchart.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis dan pengembangan
Enterprise Architecture pada PT Tugu Pratama Indonesia dengan hasil penelitian
sebagai berikut:
1. Dapat menganalisis apakah SITAP telah menjawab masalah mengapa
SITAP dibuat.
2. Dapat merekomendasikan perubahan architecture enterprise terhadap
Visi dan RJPP yang sesuai dengan framework TOGAF ADM.
1.6 Manfaat Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah disebutkan,
maka manfaat penelitian penulis bagi menjadi dua manfaat, yaitu:
1. Bagi Penulis
1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan strata satu (S1),
6
Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Menambah wawasan penulis mengenai analisis dan pengembangan
enterprise architecture.
3. Memahami masalah-masalah yang sebenarnya terjadi dalam
perusahaan dan mempraktekan solusi penyelesaian masalah sesuai
dengan ilmu yang didapat saat perkuliahan.
2. Bagi Perusahaan
1. Dapat memahami secara lebih spesifik kebutuhan informasi sehingga
dapat mengoptimalkan proses bisnis.
2. Membantu perusahaan dalam melakukan analisis dan pengembangan
arsitektur agar sesuai dengan perubahan Visi dan Rencana Jangka
Panjang Perusahaan (RJPP).
1.7 Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode pada saat
mereview architecture enterprise, yaitu:
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
1. Metode Observasi, yaitu melakukan pengamatan pada PT Tugu
Pratama Indonesia mengenai proses bisnis di perusahaan.
2. Metode Wawancara, dilakukan untuk mendapatkan data visi dan
misi perusahaan, tujuan perusahaan, aplikasi dan teknologi yang
digunakan, serta permasalahan yang terjadi.
3. Studi Pustaka, dilakukan dengan mencari dan membaca mengenai
teori – teori yang mendukung penelitian.
7
4. Studi literatur sejenis, dilakukan dengan mencari dan membaca
penelitian sejenis berupa jurnal, skripsi maupun tesis penelitian
sejenis.
1.7.2 Metode Pengembangan Enterprise Architecture
Metode pengembangan enterprise arsitektur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berdasarkan kerangka kerja TOGAF 9 Architecture
Development Method (The Open Group, 2009). Metode yang digunakan
yaitu:
1. Fase Preliminary
Dalam fase ini dilakukan pendefinisian bagaimana melakukan
pengembangan enterprise architecture yang akan berlangsung.
2. Fase A: Visi Arsitektur
Fase ini bertujuan untuk menciptakan keseragaman pandangan
mengenai pentingnya perencanaan strategi sistem informasi untuk
mencapai tujuan perusahaan yang dirumuskan dalam bentuk
strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip dan identifikasi yang
sudah dirancang pada fase preliminary.
3. Fase B: Arsitektur Bisnis
Pada fase ini penulis membuat model bisnis mulai dari proses,
fungsi dan aktivitas yang diinginkan berdasarkan kegiatan bisnis
pada perusahaan yang sudah didefinisikan pada fase visi
arsitektur.
4. Fase C: Arsitektur Sistem Informasi
8
Fase ini memiliki dua domain yang mendefinisikan hasil keluaran
dari arsitektur bisnis yang telah dibuat, yaitu arsitektur data dan
arsitektur aplikasi. Fase ini menekankan bagaimana arsitektur
sistem informasi dibanguna dan akan digunakan oleh perusahaan.
5. Fase D: Arsitektur Teknologi
Fase arsitektur teknologi menggambarkan struktur teknologi yang
dibutuhkan perusahaan untuk menunjang operasional aplikasi
yang sudah dimodelkan pada fase sebelumnya.
6. Fase E: Peluang dan Solusi
Pada fase peluang dan solusi diuraikan hasil analisis gap mulai
dari fase B sampai dengan fase D.
1.8 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini dilakukan dengan urutan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang masalah yang menjadi dasar
pelaksanaan penelitian ini yang berisikan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup masalah.
Bab ini juga menjabarkan tentang maksud dan tujuan penelitian,
manfaat penelitian, waktu, dan tempat penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan konsep dan teori dasar materi yang terkait
dan digunakan selama penelitian dan yang digunakan untuk
membantu menyusun skripsi.
9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan membahas mengenai pemaparan metode yang
peneliti pakai dalam pencarian data maupun perancangan
Enterprise Architecture yang dilakukan pada penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE
ARCHITECTURE
Bab ini membahas mengenai gambaran umum perusahaan, dan
membahas hasil-hasil yang diperoleh dari analisis dan
pengembangan arsitektur enterprise.
BAB V PENUTUP
Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari uraian yang telah
dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya dan berisi saran untuk
penelitian selanjutnya.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Menurut Ward dan Peppard (2002), upaya penerapan SI/TI dalam
organisasi memiliki tiga sasaran. Pertama, memperbaiki efisiensi kerja dengan
melakukan otomasi berbagai proses yang mengelola informasi. Kedua,
meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan informasi
untuk pengambilan keputusan. Ketiga, memperbaiki daya saing atau meningkatkan
keunggulan kompetitif organisasi dengan merubah gaya dan cara berbisnis. Namun
yang sering terjadi adalah kurang berpengaruhnya penerapan TI terhadap
peningkatan kinerja dan kesuksesan bisnis organisasi maupun peningkatan daya
saing organisasi. Hal tersebut terjadi karena penerapan SI/TI hanya berfokus kepada
teknologinya saja, karena itu diperlukan keselarasan antara strategi SI/TI terhadap
strategi bisnis organisasi.
Perencanaan strategis SI/TI merupakan proses identifikasi portofolio
aplikasi sistem informasi berbasis komputer yang akan mendukung organisasi
dalam pelaksanaan rencana bisnis dan merealisasikan tujuan bisnisnya.
Perencanaan strategis SI/TI menjelaskan berbagai tools, teknik, dan kerangka kerja
bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis, dan
mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Ward dan
Peppard, 2002).
Menurut Martin (1990) perencanaan strategis sistem informasi merupakan
bagian dari metodologi Information Engineering yang digunakan untuk
mengidentifikasi dalam mencapai visi dan misi sistem informasi dengan melalui
11
pengembangan dan pengelolaan sistem informasi. Dalam metodologi information
engineering, memiliki dua sisi dalam tiap langkah, yaitu sisi data dan sisi aktivitas.
Pada sisi data, arah tinjauan strategisnya adalah mengupayakan dalam memenuhi
kebutuhan informasi untuk organisasi. Sedangkan dalam sisi aktivitas, arah tinjauan
strategisnya adalah memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kinerja
organisasi.
Ward dan Peppard (2002) menekankan pentingnya suatu organisasi
memiliki strategi SI/TI, apabila suatu organisasi tidak memiliki strategi SI/TI akan
terjadi implikasi seperti :
1. Investasi sistem tidak mendukung sasaran-sasaran bisnis.
2. Kehilangan kendali terhadap SI/TI, yang membuat individu seringkali
berjuang untuk mencapai sasaran yang tidak kompatibel dengan strategi
bisnis.
3. Sistem-sistem tidak terintegrasi. Hal ini menimbulkan adanya duplikasi data,
sehingga membuat sumber informasi yang tidak akuran dan tidak saling
bertautan.
4. Tidak ada cara untuk menentukan prioritas sumber daya/ proyek-proyek SI
dan rencana perubahan yang terus-menerus membuat produktivitas rendah.
5. Informasi manajemen yang buruk.
6. Kesalahpahaman antara pemakai dengan spesialis TI membuat terjadinya
konflik dan ketidakpuasan.
7. Kacaunya strategi teknologi dan terbatasnya opsi-opsi.
8. Investasi infrastruktur kurang.
9. Seluruh proyek dievaluasi hanya berdasarkan pertimbangan finansial.
12
10. Masalah yang disebabkan investasi SI/TI dapat menjadi sumber konflik
antar unit dalam organisasi.
11. Kebijakan lokal terhadap investasi dapat menyebabkan manfaat yang
sebenarnya tidak produktif dalam konteks bisnis keseluruhan.
12. Rata-rata sistem memiliki daur hidup yang lebih pendek dan memerlukan
usaha SI/TI yang lebih tinggi untuk membuatnya kembali dari yang
seharusnya.
2.2 Enterprise Architecture dan Instrumen Tata Kelola Lainnya
2.2.1 Enterprise
Enterprise sering disamakan dengan perusahaan atau organisasi.
Enterprise tidak hanya perusahaan yang beroritentasi terhadap keuntungan atau
profit saja, tetapi dapat juga berupa organisasi non-profit, seperti institusi
pendidikan dan organisasi amal (Surendro, 2009). Menurut The Open Group
(2009) Enterprise diartikan sebagai kumpulan organisasi yang memiliki tujuan.
Enterprise diartikan sebuah agen pemerintahan, sebuah korporasi keseluruhan,
divisi korporasi, departemen tunggal atau sebuah rantai organisasi yang
terhubung tetapi berjauhan secara geografis.
2.2.2 Architecture
Arsitektur sering didengar dalam hal konstruksi dan bangunan. Arsitektur
diartikan sebagai sebuah perencanaan yang diwujudkan dengan gambar dan
model mengenai bagian dari sesuatu dengan menggunakan berbagai sudut
pandang (Surendro, 2009). Menurut The Open Group (2009), arsitektur memiliki
dua arti tergantung pada penggunaan di dalam konteksnya. Pertama, deskripsi
formal dari sebuah sistem atau perencanaan detail sistem pada level komponen
13
yang mengarahkan implementasinya. Kedua yaitu struktur komponen,
keterkaitan diantaranya dan prinsip serta bimbingan penentuan perancangan dan
evolusi untuk keseluruhan waktu.
2.2.3 Enterprise Architecture
Enterprise Architecture (EA) adalah kumpulan dari berbagai prinsip,
metode dan model yang digunakan untuk mendesain dan merealisasikan struktur
organisasi, proses bisnis, sistem informasi dan infratruktur dari sebuah enterprise
(Surendro, 2009). EA merupakan cara untuk menggambarkan model operasional
sebuah organisasi yang mencakup berbagai aspek, seperti aspek perencanaan
bisnis, operasional bisnis, otomasi dan infrastruktur teknologi informasi
pendukungnya. Arsitektur enterprise dapat diartikan sebagai deskripsi dari
sebuah organisasi yang mempunyai tujuan atau visi tertentu yang terdiri dari
komponen-komponen pembentuk sistem (Aini, 2013).
Enterprise Architecture menghasilkan keselarasan antara teknologi
informasi dan kebutuhan bisnis. Peranan EA dalam perencanaan strategis
teknologi informasi dapat memberikan manfaat untuk sisi bisnis dalam
organisasi, tidak hanya dalam sisi teknologi infomasi. Arsitektur enterprise
mengidentifikasi komponen-komponen utama organisasi dan cara komponen
tersebut dalam mencapai sasaran-sasaran bisnis. Komponen-komponen utama
organisasi yaitu sumber daya manusia, proses bisnis, teknologi, informasi, dan
sumber daya lainnya. Arsitektur enterprise memungkinkan sebuah organisasi
dapat bertahan dan beradaptasi dalam menghadapi tantangan-tantangan bisnis
saat ini dan masa depan.
14
2.2.4 Strategic Management: Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton (1992) memperkenalkan Balanced Scorecard (BSC)
sebagai sistem manajemen yang membantu perusahaan dalam mengkalrifikasi
dan menerapkan visi dan strateginya. Biasanya fokus manajemen sangat terkait
dengan aspek keuangan. Kaplan dan norton berpendapat bahwa ukuran finansial
saja tidak cukup untuk membimbing pengembangan sebuah perusahaan dimasa
depan, dan hal itu harus dilengkapi dengan ukuran mengenai kepuasan
pelanggan, proses internal, dan kemampuan dalam berinovasi. (Marc Lankhorst
et al., 2009).
Metode BSC melengkapi manajemen dengan framework yang
menerjemahkan visi dan strategi ke dalam sistem pengukuran yang terintegrasi,
yaitu perspektif customer, perspektif financial, perspektif internal business
process, dan perspektif learning and growth (Triyanti, Bachtiar, & Rafavy,
2013).
Empat perspektif di dalam BSC menyatakan adanya saling keterkaitan
untuk dapat menggambarkan strategi yang dimiliki perusahaan (Marc Lankhorst
et al., 2009).
1. Customer perspective bertanya bagaimana perusahaan harus tampil terhadap
pelanggan, dengan ukuran seperti kepuasan pelanggan.
2. Financial perspective berfokus kepada nilai bisnis yang dibuat oleh
perusahaan, dengan ukuran seperti nilai pemegang saham.
3. Internal business process perspective melihat keefektifan dan efisiensi
operasi internal perusahaan, memberikan perhatian khusus pada proses
utama dan berorientasi misi.
15
4. Learning and growth perspective membahas kemampuan perusahaan dan
individu untuk berubah dan berkembang, yang sangat penting bagi
pengetahuan intensif organisasi.
2.2.5 Quality Management: ISO 9001
ISO 9001 adalah sebuah standar yang menetapkan persyaratan mengenai
sistem manajemen mutu. ISO 9001 membantu bisnis dan organisasi agar lebih
efisien dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Sistem manajemen mutu
adalah cara untuk menentukan bagaimana sebuah organisasi dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan dan stakeholder yang terpengaruh oleh pekerjaan
organisasi (International Organization for Standardization, 2015).
ISO 9001 berdasar pada perbaikan terus-menerus. ISO 9001 tidak
menentukan apa tujuan yang berkaitan dengan “kualitas” atau “memenuhi
kebutuhan pelanggan” yang seharusnya, tetapi mengharuskan organisasi dalam
menentukan tujuan mereka sendiri dan terus memperbaiki proses untuk
mencapai tujuan organisasi. Versi terbaru dari ISO 9001 adalah ISO 9001:2015
(International Organization for Standardization, 2015).
Edisi kelima standar sistem manajemen mutu (SMM) internasional ISO
9001 terbit pada bulan September 2015 menggantikan edisi keempat yang terbit
pada tahun 2008. ISO 9001:2015 mengubah delapan prinsip manajemen mutu
pada ISO 9001:2008 menjadi tujuh prinsip, yaitu customer, leadership,
engagement, process, improvement, evidence, relationship (Lanin, n.d.).
2.2.6 IT Governance: COBIT
Standar COBIT (Control Objectives for Information and related
Technology) untuk tata kelola TI diperkenalkan pada tahun 1996 oleh
16
Information System Audit and Control Association. Framework COBIT
menyediakan ‘good practices’ yang dapat membantu mengimplementasi
struktur tata kelola TI untuk perusahaan. COBIT bertujuan dalam menjembatani
gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan isu teknis (Marc Lankhorst et
al., 2009).
COBIT adalah kerangka kerja yang dapat diterima secara global dan
berdasarkan standar industri dan praktek. Cobit memungkinkan jajaran eksekutif
untuk lebih memahami bagaimana mengarahkan dan mengelola organisasi
dalam hal penggunaan TI. Cobit menyediakan instrumen untuk mengarahkan
dan mengawasi semua kegiatan yang berkaitan dengan TI. Cobit memberikan
bahasa yang universal untuk eksekutif untuk mengkomunikasikan tujuan,
sasaran, dan hasil yang telah dicapai para auditor dan para profesional TI lainnya
(Atmaja, 2010).
Cobit memberikan praktik terbaik dan instrumen yang lengkap untuk
memantau dan mengelola kegiatan-kegiatan TI dalam organisasi. Penggunaan
TI adalah investasi signifikan yang perlu dikelola. Cobit dapat membantu
eksekutif memahami dan mengelola investasi TI dan menyediakan metode untuk
menilai apakah layanan TI dan inovasi baru telah memenuhi kebutuhan bisnis
dan mampu memberikan manfaat yang diharapkan oleh organisasi.
Inti dari framework COBIT adalah kontrol objektif dan pedoman
manajemen untuk 34 proses TI yang diidentifikasi, yang dikelompokkan
kedalam empat domain, yaitu planning and organisation, aquisition and
implementation, delivery and support, dan monitoring (Marc Lankhorst et al.,
2009).
17
2.2.7 IT Service Delivery and Support: ITIL
Pengelolaan layanan teknologi informasi adalah semua aktivitas yang
berhubungan dengan pengelolaan sumber daya, perencanaan, perancangan,
implementasi, pengoperasian, dukungan dan pengembangan layanan TI yang
sesuai dengan kebutuhan organisasi. IT Infrastucture Library (ITIL) adalah
kerangka kerja umum yang menggambarkan best practice dalam manajemen
layanan IT (Office Governance Commerce, 2007).
ITIL menyediakan kerangka kerja yang komprehensif, konsisten, dan
koheren untuk pengelolaan pelayanan IT. ITIL diciptakan untuk mendukung
proses bisnis suatu organisasi tanpa mendiktenya. Peran kerangka kerja ITIL
adalah untuk menggambarkan pendekatan, fungsi, peran, dan proses yang dapat
mendasari operasi organisasi (Atmaja, 2010).
Selama bertahun-tahun, ITIL telah mendapat dukungan luas dam telah
menjadi standar de facto di seluruh dunia untuk manajemen layanan TI.
Kelompok pengguna ITIL, IT Management Forum (itSMF1), secara aktif
mempromosikan pertukaran pengalaman dan informasi untuk membantu
penyedia layanan TI mengelola pemberian layanan.
ITIL terdiri dari serangkaiam dokumen yang memberikan panduan
mengenai penyediaan layanan TI dan fasilitas pendukung TI yang baik. ITIL
memiliki pendekatan proses yang berorientasi pada manajemen pelayanan. Inti
dari ITIL terdiri dari dua proses, yaitu:
1. Service delivery, terdiri dari manajemen itngkat layanan, manajemen
ketersediaan, manajemen keuangan untuk layanan TI, manajemen
kemungkinan layanan TI, dan manajemen kapasitas.
18
2. Service support, meliputi manajemen masalah, manajemen kejadian,
service desk, manajemen perubahan, manajemen pengeluaran, dan
manajemen konfigurasi.
2.3 Enterprise Architecture Framework
Dalam perancangan ataupun pengembangan arsitektur enterprise, akan
lebih memudahkan arsitek apabila mengikuti suatu kerangka berpikir
tertentu.kerangka berpikir tersebut dikenal dengan kerangka kerja arsitektur
enterprise (EA Framework). Kerangka kerja arsitektur enterprise mengidentifikasi
jenis informasi yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan arsitektur enterprise,
mengorganisasikan jenis informasi dalam struktur logis, dan mendeskripsikan
hubungan antara jenis informasi tersebut. Informasi dalam arsitektur enterprise
dikategorikan sebagai model-model atau sudut pandang arsitektural
(Surendro,2009).
EA Framework merupakan sebuah kerangka kerja arsitektur yang
mendefinisikan mengenai cara bagaimana mengorganisasikan struktur dan
pandangan dalam arsitektur enterprise. Sebuah kerangka kerja enterprise arsitektur
menyediakan kumpulan dari best practice, standard, tools, proses dan template
untuk membantu perancangan enterprise arsitektur dalam berbagai lingkup.
Kerangka kerja arsitektur enterprise memiliki 3 komponen utama, yaitu pandangan,
metode dan pelatihan (Suhendri, 2015). EA framework yang paling sering
digunakan diantaranya adalah Zachman, Gartner, FEAF, dan TOGAF.
2.3.1 Zachman
Kerangka kerja Zachman (Zachman Framework) ditemukan oleh John
Zachman pada tahun 1980 untuk IBM, yang saat ini telah menjadi domain umum.
19
Kerangka kerja Zachman digunakan untuk mengembangkan dan
mendokumentasikan arsitektur enterprise dengan cara pandang melalui
keseluruhan arsitektur dan melalui abstraksi klarifikasi berbagai artifak dari
arsitektur. Pada dasarnya kerangka kerja Zachman adalah skema untuk
mengelola artifak dari suatu enterprise. Artifak dalam kerangka kerja Zachman
dapat berupa model, dokumen, gambar, atau diagram. Tidak semua artifak yang
dimiliki oleh perusahaan dapat berguna bagi perusahaan dalam mengelola sistem
informasinya.
Kerangka kerja Zachman lebih tepat digunakan sebagai alat untuk
melakukan taksonomi dalam mengelola artifak arsitektur (dokumen
perancangan, spesifikasi, dan model) yang mampu menunjukkan siapa target dari
artifak tersebut (seperti pengembang, pemilik bisnis, dan lain-lain), dan isu utama
apa yang terdapat pada artifak tersebut (Falahah & Rosmala, 2010).
Kerangka kerja Zachman berupa matriks 6x6 yang terdiri dari enam baris
dan enam kolom. Zachman menggambarkan arsitektur enterprise kedalam enam
komponen yang tiap komponen digambarkan dan dilihat berdasarkan enam
perspektif yang berbeda. Enam komponen tersebut yaitu data, fungsi, jaringan,
personil, waktu, dan motivasi. Sedangkan enam perspektif yang menggambarkan
enam komponen tersebut yaitu perpektif planner (perencana), perspektif owner,
perspektif designer, perspektif builder, perspektif sub-kontraktor, dan model
fungsionalisasi enterprise (Surendro,2009).
Implementasi dari penerapan kerangka kerja Zachman salah satunya yang
dilakukan oleh Antonius Wahyu Sudrajat pada UPTD Graha Teknologi
Sriwijaya. Penelitian ini hanya berfokus kepada kolom data, proses, dan network
20
(Sudrajat, 2015). Penerapan kerangka kerja lainnya adalah pada Rumah Sakit
Umum Muhammadiyah Surya Melati Kediri. Tujuan dari penelitian tersebut
adalah merancang arsitektur enterprise yang dapat mendukung aktivitas bisnis
rumah sakit sebagai pedoman dalam pencapaian tujuan organisasi (Farida,
Rosidi, & Syahdan, 2014).
2.3.2 Gartner
Gartner menawarkan proses dan praktek dari arsitektur enterprise dengan
beberapa unsur kerangka. Sudut pandang framework gartner menjelaskan empat
sudut pandang primer arsitektur, yaitu: Bisnis, Informasi, Teknologi, dan Solusi.
Setiap sudut pandang mewakili konsentrasi yang relevan terhadap stakeholder.
Seperti pada sudut pandang bisnis mewakili konsentrasi EA, sudut pandang
informasi mewakili arus informasi dan konsentrasi pemodelan, sudut pandang
teknologi mewakili pelaksanaan teknis dan konsentrasi operasional arsitek
Gambar 2.1 Kerangka Kerja Zachman untuk arsitektur enterprise Gambar 2.1 Kerangka Kerja Zachman untuk arsitektur enterprise
21
teknologi, dan sudut pandang solusi yang mewakili masalah penting dalam
arsitektur (Bittler & Kreizman, 2005).
Salah satu dari penerapan kerangka kerja Gartner dilakukan oleh Suhendri
pada IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan
solusi dalam tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang bisnis, sudut pandang
teknologi, dan sudut pandang informasi. Metodologi yang digunakan yaitu Magic
Quadrant dan Hype Cycle. Magic quadrant digunakan untuk vendor atau posisi
dan ekspektasi penyedia layanan, sedangkan Hype cycle menawarkan snapshot
dari kematangan relatif teknologi, metodologi IT, dan manajemen disiplin
(Suhendri, 2015).
2.3.3 FEA Framework
FEAF (Federal Enterprise Architecture Framework) adalah model
konseptual yang merumuskan tujuan dan visi organisasi secara terdokumentasi
dan memiliki struktur yang terkoordinasi diantara jalur bisnis antar departemen.
FEAF juga mendukung komponen arsitektur enterprise, yaitu arsitektur bisnis,
Gambar 2.2 Kerangka Kerja Gartner untuk arsitektur enterprise Gambar 2.2 Kerangka Kerja Gartner untuk arsitektur enterprise
22
data, aplikasi, dan teknologi. Selain itu FEAF juga mengadopsi tiga kolom utama
dari framework Zachman yang terdiri dari deskripsi data, deskripsi fungsi, dan
deskripsi jaringan. FEAF memiliki enam bagian arsitektur yang masing – masing
bagian memiliki model referensi yang dapat digunakan sebagai model arsitektur,
yaitu: strategi, bisnis, data, aplikasi, infrastruktur dan keamanan (E. Setiawan,
Wisnubadhra, & Rahayu, 2015).
Pada FEAF, arsitektur yang adai diperuntukkan sebagai reference point
untuk memfasilitasi koordinasi yang efektif dan efisien dari proses bisnis yang
umum, penyisipan teknologi , aliran informasi dan investasi pada Federal
Agencies. FEAF menyediakan sebuah struktur untuk mengembangkan,
memelihara, dan mengimplementasi lingkungan operasional pada top-level dan
mendukung implementasi dari sistem TI (E. B. Setiawan, 2009).
Kelebihan FEAF dibandingkan dengan Framework Zachman, Ward
Peppard dan TOGAF yaitu FEAF lebih fleksibel karena menggabungkan tiga
kerangka tersebut pada setiap acuan dan juga model acuan pada setiap sub
arsitektur yang sudah ada dan cukup baik dalam mengarahkan pengguna
framework dalam membangun rencana strategis. FEAF memiliki siklus hidup
yang dapat digunakan untuk pengembangan suatu arsitektur. Fase yang dimiliki
siklus hidup FEAF adalah fase perencanaan, analisis, desain, implementasi dan
pengawasan (E. Setiawan et al., 2015).
Penerapan FEAF salah satunya dilakukan pada PT. Sumber Buana Motor
Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan empat tahapan untuk
membuat usulan teknologi melalui proses perencanaan strategis sistem informasi.
Hasil dari penelitian ini menghasilkan lima perspektif, yaitu ruang lingkup,
23
model bisnis, model sistem informasi, model teknologi, dan detil spesifikasi (E.
Setiawan et al., 2015).
2.3.4 TOGAF
TOGAF (The Open Group Architecture Framework) dibuat oleh “The
Open Group”. TOGAF adalah sebuah framework enterprise arsitektur yang
menyediakan metode dan tools untuk membantu dalam penerimaan
(acceptance), produksi (production), penggunaan (use), dan pemeliharaan
(maintenance) dari sebuah informasi enterprise arsitektur. TOGAF berdasarkan
pada iterative proses model didukung oleh best practice dan kumpulan yang
dapat digunakan ulang dari pengadaan aset arsitektur.
Terdapat empat domain arsitektur yang biasa diterima sebagai subset dari
seluruh arsitektur, TOGAF dibuat untuk mendukung :
1. Arsitektur Bisnis : mendefinisikan strategi bisnis, proses bisnis yang
digunakan untuk mencapai tujuan.
Gambar 2.3 Kerangka Kerja FEA untuk arsitektur enterprise Gambar 2.3 Kerangka Kerja FEA untuk arsitektur enterprise
24
2. Arsitektur Data : menggambarkan struktur logika dan fisik aset data
perusahaan dan data management resources.
3. Arsitektur Aplikasi : menyediakan blueprint mengenai bagaimana aplikasi
dibuat dan terintegrasi.
4. Arsitektur Teknologi : menggambarkan kemampuan infrastuktur software
dan hardware yang dibutuhkan untuk membantu dalam penyebaran bisnis,
data, dan application services.
Salah satu contoh dari penerapan kerangka kerja TOGAF yaitu dilakukan
oleh Farida Nur Aini yang dilakukan pada perguruan tinggi. Penelitian ini
dilakukan untuk membuat pedoman dalam mengembangkan sistem informasi
dengan membuat layanan informasi kepada stakeholder untuk membuat strategi
promosi yang tepat bagi perguruan tinggi (Aini, 2013).
2.4 TOGAF ADM
Bagian terpenting dari TOGAF adalah Architecture Development Method
(ADM). ADM adalah proses dalam membuat atau mengembangkan sebuah
arsitektur. TOGAF ADM termasuk menyusun sebuah framework arsitektur,
mengembangkan content arsitektur, transitioning, dan mengatur realisasi arsitektur.
25
Gambar 2.4 Fase TOGAF ADM
2.4.1 Preliminary Phase
Preliminary Phase merupakan fase persiapan dan inisiasi aktivitas yang
dibutuhkan organisasi. Bertujuan untuk mengkonfirmasi komitmen dari
stakeholder, menentukan framework dan metodologi yang akan digunakan pada
pengembangan EA. Pada fase preliminary dilakukan identifikasi dimana
(where), apa (what), kenapa (why), siapa (who), dan bagaimana (how) kita
melakukan arsitektur di perusahaan yang bersangkutan. Aspek utama adalah
sebagai berikut:
1. Mendefinisikan perusahaan.
2. Mengidentifikasi pendorong utama dan elemen dalam konteks organisasi.
3. Mendefinisikan persyaratan untuk pekerjaan arsitektur.
4. Mendefinisikan prinsip-prinsip arsitektur yang akan menginformasikan
pekerjaan arsitektur.
5. Mendefinisikan kerangka yang akan digunakan.
26
6. Mendefinisikan hubungan antara kerangka kerja manajemen.
Preliminary Phase memiliki input, langkah-langkah dan output sebagai
berikut (The Open Group, 2009).
a. Input
1. Input Non-Arsitektural : prinsip dan tujuan bisnis.
2. Input Arsitektural : struktur organisasi.
b. Langkah-langkah
1. Menentukan ruang lingkup unit-unit inti yang terlibat dalam
perencanaan strategis sistem informasi.
2. Mengidentifikasi stakeholder, kebutuhan bisnis, dan visi arsitektur.
3. Memastikan dukungan kerangka kerja dari para stakeholder.
4. Mendefinisikan dan membuat prinsip-prinsip arsitektur.
c. Output
1. Prinsip-prinsip perencanaan strategis sistem informasi (principles
catalog).
2. Tabel identifikasi 5W + 1H, tabel yang mengidentifikasi dam
menguraikan apa, siapa, bagaimana, kapan, kenapa, dan dimana
perencanaan strategis sistem informasi akan dilakukan.
2.4.2 Requirements Management
Requirements Management dilakukan dengan memeriksa proses dari
pengelolaan kebutuhan arsitektur dengan ADM. Tujuan dari proses ini adalah
menentukan kebutuhan arsitektur enterprise, dimana kebutuhan itu disimpan,
kemudian dimasukkan ke dalam fase yang sesuai. Sumber daya yang harus
27
dikembangkan dalam tahapan ini adalah skenario aktivitas yang mencakup
process business (bisnis proses) dan issue (permasalahan dalam organisasi).
Requirements management memiliki input, langkah-langkah, dan output
sebagai berikut (The Open Group, 2009):
a. Input
1. Keadaan sistem saat ini.
2. Data inventaris sarana dan prasarana pendukung TIK.
b. Langkah-langkah
1. Menganalisa kekurangan dan kelebihan dari kondisi sistem saat ini.
2. Mengidentifikasi permasalahan dari sistem berjalan.
3. Membuat solusi dari permasalahan sistem berjalan.
c. Output
1. Tabel permasalahan organisasi yang menjelaskan daftar permasalahan
setiap aktivitas organisasi.
2. Tabel solusi aktivitas yang berisi tentang permasalahan dari setiap
aktivitas beserta solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
3. Tabel solusi sistem informasi, yang berisi sistem atau aplikasi yang
seharusnya digunakan dalam mengatasi permasalahan organisasi.
2.4.3 Phase A: Architecture Vision
Fase ini adalah fase awal dari siklus pengembangan arsitektur. Fase ini
termasuk mendefinisikan ruang lingkup, mengidentifikasi stakeholder, membuat
visi arsitektur dan mendapatkan persetujuan (Jonkers, Band, & Quartel, 2012).
Phase A: Archiecture Vision memiliki input, langkah-langkah, dan output
sebagai berikut (The Open Group, 2009):
28
a. Input
1. Prinsip aktivitas, sasaran aktivitas, dan penggerak aktivitas.
b. Langkah-langkah
1. Menguraikan tujuan aktivitas, penggerak aktivitas, dan kendala
aktivitas.
2. Mendefinisikan apa saja yang ada di dalam dan di luar ruang lingkup
arsitektur saat ini.
3. Mengembangkan visi arsitektur.
c. Output
1. Mengidentifikasi semua aktivitas yang ada dalam organisasi, yang
dihasilkan dalam value chain.
2. Hasil identifikasi stakeholder dengan aktivitas yang ada dalam
organisasi untuk mengetahui keterlibatan setiap stakeholder dalam
organisasi, dan untuk mengetahui kebutuhan stakeholder dalam
pembuatan arsitektur. Identifikasi ini akan dijelaskan dalam stakeholder
map matrix.
2.4.4 Phase B: Business Architecture
Fase ini dilakukan dengan mengembangkan arsitektur bisnis untuk
mendukung visi arsitektur yang disetujui. Phase B: Business Archiecture
memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut (The Open Group,
2009):
a. Input
1. Kondisi aktivitas saat ini
b. Langkah-langkah
29
1. Mengembangkan deskripsi arsitektur aktivitas dasar.
2. Melakukan analisis Gap.
3. Membuat arsitektur bisnis.
c. Output
1. Pemodelan arsitektur bisnis menggunakan ArchiMate.
2. Rancangan arsitektur bisnis menggunakan rich picture.
3. Struktur organisasi usulan.
2.4.5 Phase C: Information Systems Architecture
Fase ini dilakukan dengan mengembangkan arsitektur sistem informasi,
termasuk mengembangkan arsitektur data dan aplikasi. Arsitektur sistem
informasi berfokus pada identifikasi dan menentukan pertimbangan aplikasi dan
data yang mendukung aktivitas arsitektur enterprise.
2.4.5.1 Arsitektur Data
Fase ini bertujuan untuk mendefinisikan entitas data yang relevan
dengan enterprise yang berhubungan dengan perusahaan, tetapi tidak
memperhatikan perancangan database. Arsitektur data memiliki input,
langkah-langkah, dan output sebagai berikut (The Open Group, 2009):
a. Input
1. Prinsip-prinsip data yang mendukung bisnis pada organisasi saat ini.
b. Langkah-langkah
1. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur data.
2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur data.
3. Melakukan analisis gap.
4. Menyelesaikan arsitektur data.
30
c. Output
1. Rancangan diagram yang menghubungkan data, layanan bisnis, dan
aplikasi dengan menggunakan data dissemination diagram.
2. Rancangan tipe data dan hubungan antara entiti data penting untuk
mendukung aktivitas pada organisasi yang digambarkan dalam class
diagram.
2.4.5.2 Arsitektur Aplikasi
Fase ini bertujuan untuk mendefinisikan berbagai jenis sistem
aplikasi utama yang diperlukan untuk memproses data dan bisnis, tidak
berhubungan dengan rancangan sistem aplikasi. Arsitektur aplikasi memiliki
input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut (The Open Group, 2009):
a. Input
1. Prinsip-prinsip aplikasi yang digunakan pada organisasi.
b. Langkah-langkah
1. Melakukan analisis gap.
2. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur aplikasi.
3. Mengembangkan deskripsi target arsitektur aplikasi.
4. Menyelesaikan arsitektur aplikasi.
c. Output
1. Hasil identifikasi tersebut dijelaskan menggunakan application
portofolio catalog.
2. Rancangan penempatan distribusi aplikasi yang digunakan user di
dalam organisasi yang digambarkan dengan menggunakan
application and user location diagram.
31
3. Rancangan penggambaran interaksi antara aktor dan perannya dalam
setiap aplikasi yang digambarkan dengan menggunakan usecase
diagram.
2.4.6 Phase D: Technology Architecture
Fase ini dilakukan dengan mengembangkan arsitektur teknologi sesuai
dengan arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang telah dibuat di fase
sebelumnya. Phase D: Technology Archiecture memiliki input, langkah-langkah,
dan output sebagai berikut (The Open Group, 2009):
a. Input
1. Prinsip-prinsip mengenai teknologi yang digunakan untuk mendukung
aktivitas organisasi saat ini.
b. Langkah-langkah
1. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur teknologi.
2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur teknologi.
3. Melakukan analisis Gap.
4. Menyelesaikan arsitektur teknologi.
c. Output
1. Rancangan komunikasi dalam arsitektur teknologi, seperti rancangan
jaringan yang melibatkan hardware yang digambarkan dalam
communication engineering diagram.
2. Platform teknologi yang mendukung sistem informasi yang
digambarkan dalam platform decompotition diagram.
3. Identifikasi teknologi yang digunakan perusahaan yang dijelaskan
dalam technology portofolio catalog.
32
2.4.7 Phase E: Opportunities & Solutions
Fase ini melakukan implementasi rencana awal dan identifikasi utama
perancangan implementasi. Pada tahapan ini akan dilakukan evaluasi mode yang
telah dibangun untuk arsitektur saat ini dan target, identifikasi proyek utama yang
akan dilaksanakan untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasi
sebagai pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang telah ada.
Phase E: Opportunities & Solutions memiliki input, langkah-langkah, dan
output sebagai berikut (The Open Group, 2009):
a. Input
1. Hasil analisis Gap dari arsitektur bisnis, data, aplikasi dan teknologi.
b. Langkah-langkah
1. Merumuskan implementasi dan strategi migrasi.
2. Menentukan kendala aktivitas untuk implementasi.
3. Meninjau kembali dan menggabungkan hasil analisis gap dari fase B
sampai fase D.
c. Output
1. Hasil analisis gap gabungan dari fase arsitektur bisnis sampai arsitektur
teknologi.
2.4.8 Phase F: Migration Planning
Fase ini melakukan analisa biaya, keuntungan dan resiko, serta
mengembangkan perincian implementasi dan perencanaan migrasi. Fase ini
bertujuan untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan
prioritas. Phase F: Migration Planning memiliki input, langkah-langkah, dan
output sebagai berikut (The Open Group, 2009):
33
a. Input
1. Implementation and migration plan, rencana untuk menjadwalkan migrasi
data dan implementasi aplikasi.
b. Langkah-langkah
1. Menetapkan model bisnis pada setiap proyek.
2. Membuat roadmap implementasi arsitektur dan perencanaan migrasi.
3. Memastikan interaksi kerangka kerja manajemen untuk rencana
implementasi dan migrasi.
4. Lebih memprioritaskan proyek migrasi melalui pelaksanaan penilaian
biaya.
c. Output
1. Roadmap implementasi aplikasi.
2.4.9 Phase G: Implementation Governance
Fase ini dilakukan dengan menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan
tatakelola implementasi yang telah dilakukan. Phase G: Implementation
Governance memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut (The
Open Group, 2009):
a. Input
1. Architecture roadmap.
b. Langkah-langkah
1. Mengidentifikasi sumber daya.
2. Menerapkan bisnis operasi dan IT.
3. Melaksanakan tinjauan pasca implementasi dan menutupnya.
c. Output
34
1. Kontrak arsitektur yang telah ditandatangani.
2.4.10 Phase H: Architecture Change Management
Fase ini dilakukan dengan menetapkan rencana manajemen arsitektur dati
sistem yang baru dengan cara melakukan pengawasan terhadap pengembangan
teknologi dan perubahan lingkungan organisasi.
Phase H: Architecture Change Management memiliki input, langkah-
langkah, dan output sebagai berikut (The Open Group, 2009):
a. Input
1. Inovasi teknologi bisnis dan perubahan strategi.
b. Langkah-langkah
1. Mengelola resiko.
2. Menyebarkan tools monitoring.
c. Output
1. Kontrak arsitektur yang telah diperbarui
2. Perubahan kerangka arsitektur dan prinsip-prinsip
3. Arsitektur yang diperbarui untuk proses pemeliharaan.
2.5 Tools Pokok Pemodelan TOGAF
The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture
Development Method (ADM) tidak bergantung kepada tool atau bahasa pemodelan.
Untuk setiap pemodelan fase ADM dapat menggunakan beberapa tools untuk
mengembangkan arsitektur. Tools yang dimaksud adalah produk kerja arsitektur
yang menggambarkan arsitektur dari sudut pandang tertentu (The Open Group,
2009). Berikut ini adalah tools pokok yang dipakai dalam pemodelan TOGAF.
35
Tabel 2.1 Tools Pokok Pemodelan TOGAF (The Open Group, 2009)
Fase ADM Tools
Preliminary Principle Catalog
Visi Arsitektur Stakeholder Map Matrix
Value Chain Diagram
Solution Concept Diagram
Arsitektur Bisnis Organization/Actor Catalog
Role Catalog
Business Service/Function Catalog
Business Interaction Matrix
Actor/Role Matrix
Business Footprint Diagram
Business Service/Information
Functional Decomposition Diagram
Product Lifecycle Diagram
Arsitektur Data Data Entity/Component Catalog
Data Entity/ Business Function Matrix
System/Data Matrix
Class Diagram
Data Dissemination Diagram
Arsitektur Aplikasi Application Portfolio Catalog
Interface Catalog
System Organization Matrix
Role/System Matrix
System/Function Matrix
Application Interaction
Application Communication Diagram
Application and User Location Diagram
System Use-Case Diagram
Arsitektur Teknologi Technology Standard Catalog
Technology Portfolio Catalog
36
System/Technology Matrix
Environment and Location Diagram
Platform Decomposition Diagram
Peluang dan Solusi Project Content Diagram
Benefit Diagram
Requirement Management Requirement Catalog
2.6 Tools Perancangan Enterprise Architecture
2.6.1 Value Chain
Metode Value Chain (Rantai Nilai) pertama kali dikemukakan oleh Porter
dan Millar pada tahun 1985. Value chain memiliki lima aktivitas utama dan
empat aktivitas pendukung. Pengertian aktivitas utama dalam value chain adalah
proses bisnis yang terkait langsung dengan pembuatan produk atau pelayanan
kepada pelanggan. Sedangkan pengertian aktivitas pendukung adalah proses
bisnis yang mendukung operasional perusahaan yang tidak secara langsung
berpengaruh pada produk atau jasa. Aktivitas pendukung dalam value chain yaitu
(Kadir, 2014) :
1. Logistik masuk : kegiatan untuk menerima bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan produk yang kemudian disimpan didalam gudang.
2. Operasi : kegiatan untuk membuat produk atau layanan.
3. Logistik keluar : kegiatan yang berhubungan dengan menyampaikan produk
atau jasa ke pelanggan.
4. Pemasaran dan penjualan : kegiatan dalam memasarkan produk atau jasa
kepada pelanggan dan proses penjualan.
37
5. Layanan : kegiatan dalam melayani pelanggan setelah proses penjualan.
2.6.2 Flowchart
Flowchart merupakan representasi grafis dalam simbol-smbol yang
digunakan untuk menggambarkan operasi, data, aliran, logika, peralatan, dan
lain-lain (O’Brien dan Marakas, 2010).
Flowchart terbagi dalam lima jenis, yaitu (Yatini,2010):
1. Flowchart Sistem
Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa
yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan
menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem.
2. Flowchart Dokumen
Flowchart dokumen menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem.
Kegunaan utama dari flowchart dokumen yaitu untuk menelusuri alur
form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain, baik bagaimana
alur form dan laporan diproses, dicatat, dan disimpan.
3. Flowchart Skematik
Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem, tetapi flowchart
skematik tidak hanya menggunakan gambar-gambar komputer,
Gambar 2.4 Diagram Value Chain Gambar 2.5 Diagram Value Chain
38
peripheral, form-form, atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.
Kegunaan flowchart ini adalah sebagai alat komunikasi antara analis
sistem dengan seorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol
flowchart konvensional.
4. Flowchart Program
Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem dan merupakan
keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program
atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini digunakan
programer untuk menggambarkan urutan instruksi program komputer.
Sedangkan seorang analis menggunakan flowchart ini untuk
menggambarkan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur.
5. Flowchart Proses
Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial
yang memecahkan dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam
suatu prosedur atau sistem.
2.6.3 Business Process Modeling Notation (BPMN)
Business process modeling notation (BPMN) adalah notasi grafis yang
menggambarkan logika dari langkah-langkah proses bisnis. BPMN adalah suatu
metodologi pemodelan proses. Tujuan utama BPMN adalah menyediakan notasi
yang dapat membantu pengguna bisnis, mulai dari bisnis analis, pengembang
teknis, hingga orang-orang bisnis yang mengelola dan memantau bisnis analis
dan pengembang teknis.
Penggunaan notasi proses bisnis diatur oleh pemerintah melalui peraturan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor
39
12 Tahun 2011, yang berisi Business Process Modeling Notation (BPMN)
digunakan untuk memberikan acuan bagi kementrian atau lembaga pemerintah
daerah dalam menyusun Standard Operating Procedures (SOP). BPMN
memiliki lima elemen dasar, yaitu flow objects, data, connecting objects,
swimlanes, dan artifak.
Spesifikasi BPMN merupakan penggabungan dari praktek terbaik dalam
komunitas pemodelan bisnis untuk mendefinisikan notasi dan semantik
kolaborasi diagram, diagram proses, dan diagram koreografi. Maksud dari
BPMN adalah membakukan model bisnis proses dan notasi dalam menghadapi
banyak notasi dalam menghadapi banyak notasi pemodelan dan sudut pandang
yang berbeda. BPMN dirancang untuk menutupi berbagai jenis pemodelan dan
memungkinkan penciptaan end-to-end proses bisnis. Elemen struktur dari BPMN
memungkinkan pengguna dapat membedakan antara bagian diagram BPMN.
2.6.4 Unified Modeling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa standar yang
digunakan untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasi sistem perangkat
lunak. UML menawarkan sebuah standar dalam merancang sebuah sistem
(Sugiarti, 2013). UML adalah alat bantu dalam pengembangan sistem berbasis
objek karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan
pengembang sistem dapat membuat blue print dalam bentuk yang baku. UML
adalah pemodelan objek yang berfokus pada pendefinisian struktur statis dan
model sistem informasi yang dinamis.
1. Use Case Diagram
40
Use Case Diagram adalah pemodelan yang digunakan untuk
menggambarkan tingkah laku (behavior) sistem yang akan dibuat. Terdapat
beberapa simbol dalam menggambarkan diagram use case, yaitu use case, aktor
dan relasi.
2. Activity Diagram
Activity Diagram lebih fokus kepada eksekusi dan alur sistem dari pada cara
bagaiman sistem itu dirakit. Diagram ini tidak hanya memodelkan software, tapi
juga memodelkan model bisnis. Diagram aktivitas menunjukkan aktivitas sistem
dalam bentuk kumpulan aksi. Activity diagram tidak menggambarkan perilaku
internal dari sebuah sistem secara eksak, tapi lebih menggambarkan proses –
proses dan jalur – jalur aktivitas dari level atas secara umum.
3. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan perilaku objek pada use case dengan
mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang dikirim dan diterima antar
objek. Untuk menggambar diagram sequence, maka harus mengetahui objek –
objek yang terlibat dalam use case dan metode yang dimiliki oleh kelas yang
menjadi objek itu.
4. Class Diagram
Class Diagram atau diagram kelas menggambarkan struktur sistem dari
pendefinisian kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Diagram kelas
mendeskripsikan jenis – jenis objek dalam sistem dan berbagai hubungan statis
yang terdapat diantara mereka. Kelas memiliki tiga area pokok, yaitu Nama,
Atribut, dan Operasi.
41
2.6.5 ArchiMate
ArchiMate adalah bahasa pemodelan yang dikembangkan untuk
memberikan representasi seragam dalam menggambarkan diagram arsitektur
enterprise (Open Group Standard, 2012). ArchiMate menawarkan pendekatan
arsitektur terintegrasi yang mendeskripsikan dan memvisualisasikan perbedaan
domain arsitektur dengan hubungan dasar dan dependensi. Peran ArchiMate
adalah menyediakan bahasa grafis untuk merepresentasikan arsitektur enterprise
dari waktu ke waktu (seperti transformasi dan perencanaan migrasi).
ArchiMate memungkinkan pemodelan seluruh TOGAF ADM yang
menekankan pada fase B, C, dan D dalam TOGAF yang merupakan arsitektur
bisnis, arsitektur sistem informasi, dan arsitektur teknologi (Madewell, 2015).
ArchiMate mendefinisikan tiga lapisan, yang berdasarkan spesialisasi dari
konsep inti:
1. Business layer, menawarkan produk dan pelayanan terhadap konsumen
eksternal, yang diwujudkan dengan dilakukannya proses bisnis oleh pelaku
usaha.
2. Application layer, mendukung business layer dengan layanan aplikasi
menggunakan software.
3. Technology layer, menawarkan layanan infrastruktur (seperti processing,
penyimpanan, dan layanan komunikasi) yang dibutuhkan untuk
menjalankan aplikasi, diwujudkan dengan komputer, perangkat keras
komunikasi (communication hardware), dan software.
ArchiMate memiliki beberapa diagram, yaitu pada arsitektur bisnis
terdapat business use case diagram (service realization viewpoint), process flow
42
diagram, business service/information diagram (business process viewpoint),
functional decomposition diagram (business functional viewpoint), dan
organization decomposition diagram (organization viewpoint & actor co-
operation viewpoint). Pada arsitektur data terdapat conceptual data diagram
(information structure viewpoint). Pada arsitektur aplikasi terdapat application
use case diagram (application usage viewpoint), application communiation
diagram (application co-operation viewpoint), process/application realization
diagram (application behavior viewpoint), dan software engineering diagram.
Pada arsitektur teknologi terdapat platform decomposition (infrastucture
viewpoint). Berikut penjelasan masing-masing tools yang digunakan penulis:
2.6.5.1 Business Function Viewpoint
Business function viewpoint menunjukkan fungsi bisnis utama
organisasi dan hubungannya dalam hal arus informasi, nilai, atau barang.
Fungsi bisnis digunakan aspek yang paling stabil di perusahaan dalam hal
kegiatan utama yg dilakukannya, baik dalam perubahan organisasi maupun
perubahan teknologi (The Open Group, 2012).
Gambar 2.6 Fungsi Bisnis Level 1
43
Fungsi bisnis level 1 merupakan kelanjutan dari fungsi bisnis level
0, yaitu fungsi bisnis utama dan fungsi bisnis pendukung. Fungsi bisnis
utama terdiri dari fungsi bisnis pengajuan asuransi, pengajuan claim,
penanganan claim, pembayaran claim, sales dan marketing, dan customer
relationship management (CRM). Sedangkan fungsi bisnis pendukung yaitu
HRD, keuangan, dan manajemen TI.
2.6.5.2 Service Realization Viewpoint
Service realization viewpoint digunakan untuk menggambarkan
layanan apa saja yang terdapat pada perusahaan, dan layanan apa saja yang
berhubungan langsung oleh customer.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa layanan yang diberikan oleh
PT Tugu Pratama Indonesia kepada customer adalah layanan pengajuan
asuransi, layanan pengajuan claim, layanan penanganan claim, dan layanan
pembayaran claim. Setiap layanan memiliki proses bisnis yang saling
berhubungan dari pengajuan asuransi hingga pembayaran claim.
2.6.5.3 Business Process Viewpoint
Business process viewpoint berguna untuk menunjukkan informasi
yang diperlukan untuk membantu satu atau lebih dari prsoses bisnis. Selain
Gambar 2.7 Service Realization Viewpoint
44
itu juga dapat menunjukkan data apa yang digunakan atau dihasilkan dari
proses bisnis dan juga menunjukkan sumber informasi (The Open Group,
2012). Berikut business process viewpoint yang ada pada perusahaan:
Gambar 2.8 Business Process Viewpoint Pengajuan Claim Level 1
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat event terjadi
kerusakan dengan proses bisnis pengajuan claim. Di dalam proses bisnis
pengajuan claim terdapat interaksi bisnis yaitu melaporkan terjadinya claim.
Kemudian customer mengisi form pemberitahuan kejadian claim dan terjadi
pembuatan data pemberitahuan kejadian claim.
45
2.6.5.4 Organization Viewpoint
Organization viewpoint berfungsi untuk menjelaskan hubungan
antara aktor, peran, dan lokasi dalam struktur organisasi (The Open Group,
2012). Dibawah ini merupakan organization viewpoint usulan pada PT Tugu
Pratama Indonesia.
Gambar 2.9 Organization Viewpoint
Pada gambar diatas dapat dilihat penempatan aktor sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan dan sesuai dengan kedudukannya pada struktur
organisasi PT Tugu Pratama Indonesia. Bagian front office ditempati oleh
customer relations dan bagian marketing yang akan berhubungan langsung
dengan customer. Pada bagian back office ditempati oleh bagian underwriting
dan bagian claim yang melakukan proses asuransi dan claim. Selanjutnya
terdapat bagian HRD, Keuangan, dan IT sebagai kegiatan yang mendukung
perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya.
2.6.5.5 Actor Co-operation Viewpoint
Actor co-operation viewpoint menunjukkan hubungan antara aktor-
aktor dengan lingkungan mereka. Serta menjelaskan barang/produk dan alur
46
layanan antara unit organisasi (The Open Group, 2012). Dibawah ini
merupakan actor co-operation viewpoint pada PT Tugu Pratama Indonesia.
Gambar 2.10 Actor Co-operation Viewpoint
Pada gambar diatas, dapat dilihat hubungan antar aktor, seperti
hubungan customer dengan perusahaan, yaitu pada bagian front office yang
terdiri dari customer relations dan marketing. Marketing menawarkan produk
kepada customer, yang kemudian customer mengisi Form Pengajuan
Penutupan Asuransi (FPPA). Hubungan bagian marketing dan underwriting
yaitu dengan marketing memberikan data customer berdasarkan FPPA dan
underwriting memberikan data quotation offer.
2.6.5.6 Information Structure Viewpoint
Information structure viewpoint merupakan hubungan antara entitas
data kritikal dalam suatu organisasi (The Open Group, 2012). Dibawah ini
47
merupakan information structure viewpoint target arsitektur data pada PT
Tugu Pratama Indonesia.
Gambar 2.11 Information Structure Viewpoint target arsitektur
2.6.5.7 Application Usage Viewpoint
Application usage viewpoint menampilkan hubungan antara
konsumen dan penyedia layanan aplikasi. Selain itu juga menggambarkan
fungsi aplikasi dengan ilustrasi bagaimana dan kapan fungsi itu digunakan.
Serta membantu menjelaskan interaksi antara aktor dan peran mereka pada
aplikasi tersebut (The Open Group, 2012). Berikut application usage
viewpoint sales dan marketing pada perusahaan.
48
Gambar 2.12 Application Usage Viewpoint Sales & Marketing
Pada proses bisnis sales dan marketing terdapat proses bisnis
promosi via website, promosi via email, dan kerjasama dengan perusahaan.
Pada proses bisnis promosi via website terdapat layanan marketing dengan
menggunakan website PT Tugu Pratama Indonesia.
2.6.5.8 Application Co-operation Viewpoint
Application co-operation viewpoint berfungsi untuk
menggambarkan semua model dan pemetaan terkait dengan komunikasi
antara aplikasi, menunjukkan komponen aplikasi dan interface antar
komponen (The Open Group, 2012).
49
Gambar 2.13 Baseline Application Co-operation Viewpoint
Pada gambar diatas dijelaskan penempatan aplikasi dan keterkaitan
antar aplikasi. Pada front office hanya terdapat 1 aplikasi, yaitu website TPI.
Sedangkan pada back office terdapat 7 aplikasi, yaitu aplikasi Tis.Net
Quotation, Tis.Net Claim, Tis.Net Acceptance, Absensi, Kinerja, Manajemen
Pegawai, dan Tis.Net Finance, dimana Tis.Net Finance memiliki 4 modul
yaitu pembayaran, akuntansi, gaji, dan manajemen keuangan.
2.6.5.9 Application Behavior Viewpoint
Application behavior viewpoint memecah aplikasi ke dalam
package, modul, layanan dan operasi dari perspektif developer. Dan juga
menampilkan secara detail dampak analisis ketika perencanaan migrasi dan
50
analisis peluang dan solusi (The Open Group, 2012). Dibawah ini merupakan
application behavior viewpoint pemesanan pada perusahaan.
Gambar 2. 14 Application Behavior Viewpoint Website
Pada gambar diatas terdapat aplikasi website yang ada pada layanan
marketing. Aplikasi website memiliki dua fungsi aplikasi, yaitu fungsi
aplikasi informasi TPI yang berisi informasi-informasi mengenai perusahaan,
dan fungsi aplikasi promosi yang berisi produk-produk perusahaan. Fungsi
aplikasi promosi membutuhkan data promosi.
2.6.5.10 Infrastructure Viewpoint
Infrastructure viewpoint menggambarkan platform teknologi yang
mendukung operasi dari arsitektur sistem informasi dan mengcover semua
aspek dari platform infrastruktur. Serta sebagai overview dari platform
arsitektur teknologi. Dibawah ini merupakan infrastructure viewpoint target
arsitektur teknologi pada perusahaan.
51
Gambar 2.15 Infrastructure Viewpoint
PT Tugu Pratama Indonesia menggunakan firewall sebagai sistem
keamanan jaringan komputer. PT Tugu Pratama memiliki 5 cabang yang
berada di Surabaya, Bandung, Medan, Balikpapan, dan Semarang. Pertukaran
data dilakukan dengan menggunakan koneksi internet yang terhubung dengan
perangkat kepala cabang. PT Tugu Pratama menggunakan Internet Data
Center (IDC) sebagai back up dari server farm, untuk mencegah dan
mengantisipasi terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh alam maupun
manusia, yang menyebabkan server internal down, sehingga sangat
dibutuhkan back up data untuk antisipasi dikarenakan database TPI yang
sangat besar.
2.6.6 Gap Analysis
Gap adalah hasil penting dari analisis kesenjangan dalam fase B:
arsitektur bisnis, fase C: arsitektur sistem informasi, dan fase D: arsitektur
teknologi dari TOGAF ADM, dan memberi masukan penting untuk tahap
implementasi dan perencanaan migrasi. Konsep gap terkait dengan baseline dan
52
target arsitektur, dan mewakili perbedaan diantara baseline dan target arsitektur
tersebut (The Open Group, 2012).
Analisis Gap adalah perbandingan antara kinerja aktual dengan kinerja
potensial atau yang diharapkan. Metode ini merupakan alat untuk evaluasi bisnis
yang menitikberatkan pada kesenjangan kinerja perusahaan saat ini dengan
kinerja yang telah ditargetkan sebelumnya, seperti yang telah tercantum dalam
rencana bisnis atau rencana tahunan pada masing-masing fungsi perusahaan
(Hermana, 2015).
2.7 Penelitian Sejenis
Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa penelitian sejenis, seperti jurnal
dan skripsi tentang perencanaan strategis sistem informasi dan arsitektur enterprise
yang penulis jadian acuan dalam penulisan. Berikut ini adalah beberapa penelitian
sejenis yang dijadikan referensi, yaitu:
Tabel 2.2 Referensi Penelitian
1 Title Perancangan Arsitektur Enterprise untuk
Perguruan Tinggi Swasta Menggunakan
TOGAF ADM
Author Ridwan Setiawan
Year 2015
Journal (full
reference)
Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi
Garut
Purpose of Study Merancang arsitektur enterprise pada
perguruan tinggi agar dapat meningkatkan
pelayanan kepada pihak eksternal maupun
internal organisasi
Type of Study Studi Kasus
Setting Perguruan Tinggi Swasta
Data Collection
Method
Observasi dan Wawancara
Major Findings Menghasilkan sebuah blueprint arsitektur
sistem informasi berupa kandidat-kandidat
aplikasi untuk setiap sub organisasi yang
disusun berdasarkan tingkat prioritas
kebutuhan sehingga dalam implementasi lebih
53
terarah dan tidak mengganggu kinerja sistem
informasi baik yang sudah ada maupun yang
sedang dibangun
2 Title Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Berbasis TOGAF ADM pada Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Kota Yogyakarta
Author Arfive Gandhi dan Angelina Prima Kurniati
ST. MT.
Year 2012
Journal (full
reference)
Jurnal Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi 2012 (SNATI 2012)
Purpose of Study Membuat perencanaan strategi sistem
informasi untuk mengimplementasi tata kelola
teknologi informasi (IT Governance)
Type of Study Studi Kasus
Setting Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Data Collection
Method
Observasi dan Wawancara
Major Findings Rancangan implementasi sistem informasi di
Disparbud Kota Yogyakarta yang disusun
secara berjangka sehingga pelaksanaan fungsi
Disparbud pada tugas pokok maupun fungsi
internal kerumahtanggaan dapat dioptimalkan
3 Title Relevance of Information Systems Strategic
Planning Practices in E-Business Contexts
Author Ganesan Kannabiran dan Srinivasan Sundar
Year 2011
Journal (full
reference)
Journal of Electronic Commerce in
Organizations
Purpose of Study Meneliti apakah organisasi dapat sukses dalam
meningkatkan nilai sistem informasi dalam
konteks e-bisnis dengan memperpanjang dan
memodifikasi perencanaan praktek sistem
informasi
Type of Study Studi Kasus
Setting Pabrik Otomotif di India
Data Collection
Method
Studi Kasus
4 Title True Value of the Open Group (TOGAF)
Archi Mate Language : Change Management
Author Charles D. Madewell
Year 2015
Journal (full
reference)
International Journal of Computer Science
and Information Technology Research Vol. 3
Purpose of Study 1. Mengenalkan bahasa ArchiMate dan
hubungannya dengan TOGAF
2. Membahas tool Archi gratis
54
3. Mereview dan menganalisa berbagai
kategori kegunaan potensial dari
penggunaan tool bahasa ArchiMate
Type of Study Conseptual paper
Data Collection
Method
Secondary analysis
Major Findings Bahasa ArchiMate digunakan untuk lebih dari
proses requirement management. Kegunaan
utama dalam menilai dampak perubahan
antara as-is dan to-be membuat TOGAF
ArchiMate adalah alat perubahan manajemen
yang baik.
5 Title Usulan Model FEAF untuk Perencanaan
Strategis Sistem Informasi pada PT. Sumber
Buana Motor Yogyakarta
Author Erik Setiawan, Irya Wisnubadhra, dan Sapty
F. Rahayu
Year 2015
Journal (full
reference)
Jurnal Seminar Nasional Ilmu Komputer
(SNIK 2015)
Purpose of Study Membuat perencanaan strategis sistem
informasi dengan menggunakan model FEAF
pada PT. Sumber Buana Motor Yogyakarta
Type of Study Studi Kasus
Setting PT. Sumber Buana Motor Yogyakarta
Data Collection
Method
Observasi dan Wawancara
Major Findings Usulan teknologi yang diharapkan dapat
membantu perusahaan sebagai bahan
pertimbangan untuk meningkatkan
keunggulan kompetitif,
6 Title A Comparison of Enterprise Architecture
Frameworks
Author Lise Urbaczewski dan Stevan Mrdalj
Year 2006
Journal (full
reference)
Issues in Information Systems Volume VII,
No. 2, 2006
Purpose of Study Memberikan perbandingan beberapa kerangka
kerja yang kemudian dapat digunakan untuk
bimbingan dalam memilih Enterprise
Architecture Framework yang memenuhi
kriteria yang diperlukan
Type of Study Conseptual paper
Data Collection
Method
Secondary analysis
Major Findings Jurnal ini memberikan kontribusi untuk
digunakan sebagai pedoman dalam memilih
55
Framework dan menentukan kecocokan
kerangka tergantung kepada kebutuhan
stakeholder untuk proyek tertentu.
7 Title TOGAF Adaption for Small and Medium
Enterprises
Author Rebecca Alm dan Matthias Wißotzki
Year 2013
Journal (full
reference)
Business Information Systems Workshops
(BIS 2013)
Purpose of Study Memberikan perbandingan beberapa kerangka
kerja yang kemudian dapat digunakan untuk
bimbingan dalam memilih Enterprise
Architecture Framework yang memenuhi
kriteria yang diperlukan
Type of Study Conseptual paper
Data Collection
Method
Secondary analysis
Major Findings Jurnal ini memberikan kontribusi untuk
digunakan sebagai pedoman dalam memilih
Framework dan menentukan kecocokan
kerangka tergantung kepada kebutuhan
stakeholder untuk proyek tertentu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian skripsi ini menggunakan dua metode, yaitu metode pengumpulan
data dan metode perancangan architecture enteprise, metode pengumpulan data
dilakukan dengan metode observasi, metode wawancara, studi pustaka dan studi
literatur. Sedangkan metode perancangan architecture enterprise adalah dengan
menggunakan TOGAF Architecture Development Method (ADM).
3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data digunakan untuk membantu penulis dalam
mengumpulkan data dan informasi secara efektif dan akurat yang diperlukan dari
PT Tugu Pratama Indonesia. Berikut adalah metode pengumpulan data yang
dipakai oleh penulis:
3.1.1 Metode Observasi
Observasi yang dilakukan penulis kepada PT Tugu Pratama Indonesia
adalah dengan cara datang langsung ke perusahaan tersebut. Dari observasi yang
dilakukan akan dilihat secara langsung proses bisnis yang sedang berjalan,
melihat kegiatan utama dan kegiatan pendukungnya, serta mencari data yang
diperlukan untuk penelitian.
3.1.2 Metode Wawancara
Dalam metode ini penulis melakukan wawancara kepada manager yang
terkait untuk mencari informasi yang berkaitan dengan kegiatan dan kegiatan
pendukung yang ada, juga untuk mengetahui aliran data yang dibutuhkan untuk
mempertahankan dan mengembangkan bisnis serta untuk meningkatkan profit
perusahaan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan hasil berupa informasi
57
tentang bagaimana perusahaan menjalankan bisnisnya, strategi bisnis, produk
yang dihasilkan, masalah yang sering dialami perusahaan, teknologi yang
digunakan, serta ancaman dan peluang yang dimiliki untuk kedepannya. Data
yang didapatkan dari wawancara adalah permasalahan dan keadaan EA saat ini,
seperti model keadaan arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan
arsitektur teknologi.
3.1.3 Metode Studi Pustaka
Metode ini digunakan agar penulis memiliki gambaran terstruktur dan
sebagai penambah wawasan serta referensi teori-teori yang dapat menunjang
penulis dalam mencari informasi yang berkaitan dengan perancangan Enterprise
Architecture dengan menggunakan metode TOGAF, dan tools yang digunakan.
3.1.4 Metode Studi Literatur
Metode studi literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan dan
membandingkan beberapa hasil dari penelitian sejenis, seperti skripsi, tesis, dan
jurnal seputar perancangan Enterprise Architecture. Referensi teori-teori tersebut
diharapkan dapat membantu penulis dalam melakukan analisis dan pembahasan.
3.2 Metode Analisis dan Pengembangan Enterprise Architecture
Metode analisis dan pengembangan enterprise architecture yang digunakan
adalah TOGAF Architecture Development Method (ADM). Terdapat 6 tahapan
dalam metodologi TOGAF yang digunakan, yaitu:
3.2.1 Fase Preliminary
Dalam fase ini dilakukan pendefinisian bagaimana mengenai Enterprise
Architecuture yang ada saat ini. Pada fase ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu:
1. Mengidentifikasi profil PT Tugu Pratama Indonesia
58
2. Mengidentifikasi visi dan misi PT Tugu Pratama Indonesia
3. Melakukan analisis value chain.
4. Mengidentifikasi latar belakang SITAP.
Tools yang digunakan dalam fase ini yaitu value chain.
3.2.2 Fase A : Visi Arsitektur
Fase ini bertujuan untuk menciptakan keseragaman pandangan mengenai
pentingnya perencanaan strategi sistem informasi untuk mencapai tujuan
perusahaan yang dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup
dari arsitektur yang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip dan identifikasi
yang sudah dirancang pada fase preliminary.
Langkah-langkah untuk menentukan visi arsitektur adalah:
1. Mengidentifikasi stakeholder.
2. Mengidentifikasi tujuan bisnis dengan driver.
3. Mengidentifikasi apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
bisnis.
Tools yang digunakan pada fase ini adalah stakeholder view, dan principle
view.
3.2.3 Fase B : Arsitektur Bisnis
Pada fase ini penulis membuat model bisnis mulai dari proses, fungsi dan
aktivitas yang diinginkan berdasarkan kegiatan bisnis pada perusahaan yang
sudah didefinisikan pada fase visi arsitektur. Penjelasan untuk alur aktifitas bisnis
akan dijabarkan dengan menggunakan diagram alir atau flowchart. Sedangkan
untuk analisis serta perancangan arsitektur bisnis menggunakan tools dari
ArchiMate. Langkah-langkah yang akan dilakukan pada fase ini adalah:
59
1. Baseline Architecture
a. Menjabarkan kondisi sistem berjalan dengan menggunakan diagram alir
atau flowchart.
b. Menjabarkan struktur organisasi dan tupoksi pada PT Tugu Pratama
Indonesia.
2. Target Architecture
a. Menjabarkan fungsi bisnis dengan menggunakan ArchiMate.
b. Menjabarkan layanan bisnis dengan menggunakan ArchiMate.
c. Menjabarkan proses bisnis dengan menggunakan ArchiMate.
d. Membuat struktur organisasi usulan dengan menggunakan ArchiMate.
Tools yang digunakan pada fase ini adalah flowchart dan diagram dari
ArchiMate, yaitu business function, business use case service realization
viewpoint dan product viewpoint, business process viewpoint, organization
viewpoint, dan actor co-operation viewpoint.
3.2.4 Fase C : Arsitektur Sistem Informasi
Fase ini memiliki dua domain yang mendefinisikan hasil keluaran dari
arsitektur bisnis yang telah dibuat, yaitu arsitektur data dan arsitektur aplikasi.
Fase ini menekankan bagaimana arsitektur sistem informasi dibangun dan akan
digunakan oleh PT Tugu Pratama Indonesia.
3.2.4.1 Arsitektur Data
Arsitektur data dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh komponen
data yang akan digunakan oleh aplikasi untuk menghasilkan informasi yang
dibutuhkan oleh PT Tugu Pratama Indonesia. Langkah-langkah yang
digunakan pada fase ini adalah:
60
1. Menjabarkan baseline arsitektur data dengan menggunakan ArchiMate.
2. Membuat target arsitektur data dengan menggunakan ArchiMate.
Tools yang digunakan pada fase ini adalah information structure
viewpoint.
3.2.4.2 Arsitektur Aplikasi
Arsitektur aplikasi digunakan untuk merancang suatu aplikasi yang
telah direncanakan pada arsitektur bisnis. Fase ini dilakukan dengan
mengindentifikasi jenis aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung aktifitas
pada PT Tugu Pratama Indonesia, serta membuat rancangan arsitektur aplikasi.
Langkah-langkah yang dilakukan pada fase ini adalah:
1. Menjabarkan baseline arsitektur aplikasi dengan menggunakan
ArchiMate.
2. Membuat target arsitektur aplikasi dengan menggunakan ArchiMate.
Tools yang digunakan pada fase ini adalah application usage
viewpoint, application co-operation viewpoint, dan application behavior
viewpoint.
3.2.5 Fase D : Arsitektur teknologi
Fase arsitektur teknologi menggambarkan struktur teknologi yang
dibutuhkan perusahaan untuk menunjang operasional aplikasi yang sudah
dimodelkan pada fase sebelumnya. Langkah-langkah yang digunakan pada fase
ini adalah:
1. Menjabarkan baseline aristektur teknologi dengan menggunakan
ArchiMate.
2. Membuat target arsitektur teknologi dengan menggunakan ArchiMate.
61
Tools yang digunakan pada fase ini adalah infrastucture viewpoint dan
infrastucture usage viewpoint.
3.2.6 Fase E : Peluang dan Solusi
Fase peluang dan solusi dibuat berdasarkan hasil dari fase preliminary,
arsitektur visi, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi dan arsitektur
teknologi. Pada fase peluang dan solusi diuraikan hasil analisis gap mulai dari
fase B sampai dengan fase D. Langkah-langkah yang dilakukan pada fase ini
adalah:
1. Mengevaluasi model perencanaan strategis yang telah dibuat pada fase
arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, dan arsitektur teknologi
menggunakan matriks analisis gap.
Tools yang digunakan pada fase ini adalah matriks analisis gap.
62
3.3 Kerangka Berpikir
Mulai
Metode Pengumpulan Data
Observasi
Wawancara
Studi Pustaka
Studi Literatur
Analisis dan Pengembangan
Arsitektur Enteprise TOGAF ADM
Fase Preliminary
Fase A: Visi Arsitektur
Fase B: Arsitektur Bisnis
Profil TPI
Visi Misi TPI
Analisis Value Chain
Baseline Architecture
Target Architecture
Kondisi Sistem Berjalan
Struktur Organisasi dan Tupoksi
Business Function
Business Use Case
Business Process Viewpoint
Organization Viewpoint
Actor co-operation Viewpoint
Fase C: Arsitektur Sistem Informasi
Arsitektur Data
Arsitektur Aplikasi
Information Structure Viewpoint
Application Usage Viewpoint
Application co-operation Viewpoint
Application Behavior Viewpoint
Fase D: Arsitektur Teknologi
Baseline Arsitektur Teknologi
Target Arsitektur Teknologi
Infrastucture Viewpoint
Infrastructure Usage Viewpoint
Fase E: Peluang dan Solusi
Matriks Analisis Gap
Selesai
TOGAF Architecture Development Method
Latar Belakang SITAP
Stakeholder View
Tujuan Bisnis yang Berhubungan dengan
Driver Provit
Principle View
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
63
BAB IV
ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ENTERPRISE
ARCHITECTURE
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri asuransi umum, reasuransi, dan bisnis syariah. TPI didirikan
berdasarkan Akta Notaris No.9 tanggal 25 November 1981 dari Tan Thong Kie,
S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan No. Y.A5/177/20 tanggal 15 Maret 1982 serta diumumkan
dalam Tambahan No. 845 dari Berita Negara Republik Indonesia No.54 tanggal 6
Juli 1982.
PT Tugu Pratama Indonesia didirikan oleh PT Pertamina (Persero) untuk
menangani aset-aset minyak dan gas di Indonesia. TPI juga memberikan layanan
perasuransian kepada mitra kerja PT Pertamina (Persero) serta berbagai anak
perusahaannya, dan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya. Selain
itu, mengikuti perkembangan industri perasuransian umum,TPI juga merambah
pasar diluar captive market, yaitu pasar Non-Energi dan Corporate Retail Products.
4.2 Enterprise Architecture
PT Tugu Pratama Indonesia telah menerapkan IT Architecture yang
bernama Strategic IT Architecture Planning (SITAP). SITAP dibuat dengan tujuan
meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dan memfasilitasi klien dalam
kemudahan bertransaksi.
64
4.2.1 Preliminary Phase
Pada fase ini penulis melakukan pendefinisian visi dan misi perusahaan
dan melakukan analisis value chain aktivitas perusahaan.
4.2.1.1 Pendefinisian Visi dan Misi
Adapun visi dari Tugu Pratama Indonesia adalah “Menjadi
perusahaan asuransi yang unggul, terpercaya dan menciptakan nilai tambah
berkelanjutan bagi Stakeholders.”
Misi PT Tugu Pratama Indonesia adalah:
1. Mengoptimalkan nilai perusahaan secara berkelanjutan.
2. Menciptakan kepuasan pelanggan melalui pelayanan jasa asuransi yang
prima.
3. Mengembangkan kapabilitas dan kompetensi sumber daya manusia
menjadi insan yang professional, kompetitif, dan peduli.
4. Memberdayakan perusahaan menuju perusahaan asuransi yang berkelas
dunia dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
4.2.1.2 Analisis Value Chain
Gambar 4.1 Value Chain
Akti
vit
as
Pen
duk
un
g
Akti
vit
as
Uta
ma
Marg
in
HRD
Keuangan
IT
Inbound
Logistics:
Pengajuan
Asuransi
Pengajuan
Claim
Operation:
Penanganan
Claim
Outbound
Logistics:
Pembayar
an Claim
Sales &
Marketing
Service:
Layanan
Customer
65
a. Aktivitas Utama
Berikut ini adalah penjelasan aktivitas utama:
1. Pengajuan Asuransi
Aktivitas pengajuan asuransi dilakukan oleh customer, marketing, dan
underwriter. Aktivitas pengajuan asuransi dimulai saat customer melakukan
permintaan formal yang kemudian akan diberikan formulir pengajuan
penutupan asuransi (FPPA) oleh marketing. Setelah FPPA diisi oleh
customer, marketing memberikan FPPA tesebut kepada bagian underwriting
untuk dihitung resiko asuransinya. Kemudian setelah perhitungan resiko
maka customer memutuskan untuk setuju atau tidak, jika tidak maka tidak jadi
mengajukan asuransi, jika setuju maka customer membayar premi yang
kemudian bagian underwriting akan membuatkan polis dan diberikan kepada
customer.
2. Pengajuan Claim
Aktivitas pengajuan claim dilakukan oleh customer dan bagian claim.
Aktivitas pengajuan klaim dimulai pada saat barang yang di claimkan oleh
customer mengalami kerusakan. Kemudian customer mengisi form
pemberitahuan kejadian claim dan diberikan kepada bagian claim.
3. Penanganan Claim
Aktivitas penanganan claim dilakukan oleh customer, bagian claim, dan
adjuster. Adjuster adalah pihak ke-3 yang bertugas untuk mensurvey,
memverifikasi, dan menghitung perkiraan biaya kerusakan barang yang di
klaimkan oleh customer. Salah satu contoh adjuster adalah bengkel. Pada
aktivitas penanganan claim, pertama bagian claim melakukan registrasi claim.
66
Kemudian bagian claim memberitahu adjuster untuk melakukan verifikasi
dan survey. Setelah verifikasi dilakukan, maka adjuster memberikan laporan
kepada bagian claim. Setelah itu bagian claim memproses laporan dari
adjuster menjadi laporan Lost Adjustment yang berisi apakah barang tersebut
dapat di claimkan atau tidak, jika tidak maka laporan tersebut diberikan
kepada customer dan diberitahu bahwa tidak ada penggantian, sedangkan jika
dapat di claimkan maka laporan tersebut akan diberikan kepada bagian
keuangan.
4. Pembayaran Claim
Aktivitas pembayaran claim dilakukan oleh customer, bagian claim dan
bagian keuangan. Setelah customer menerima laporan Lost Adjustment dan
barang tersebut dapat di klaimkan, bagian keuangan mendapatkan laporan
dari bagian claim. Kemudian bagian claim mengirimkan laporan lost
adjustment yang berisi total penggantian biaya claim. Setelah itu bagian
keuangan membuat faktur pembayaran claim dan mengirimkan bukti
pembayaran/penggantian claim kepada customer.
5. Sales dan Marketing
Pada aktivitas sales dan marketing dimulai dengan bagian marketing
membuat produk, kemudian menetapkan harga produk, lalu menetapkan cara
promosi. Setelah itu diputuskan oleh direksi apakah produk tersebut disetujui
atau tidak, jika tidak disetujui maka dilakukan perencanaan ulang, jika
disetujui maka bagian marketing melakukan promosi produk dan kemudian
melakukan kerjasama dengan perusahaan.
6. Layanan Customer
67
Pada aktivitas layanan customer dilakukan proses dalam hal
menghubungkan customer dengan perusahaan. Seperti jika ada claim, maka
customer akan menghubungi bagian layanan customer yang kemudian akan
dihubungkan kepada bagian claim.
b. Aktivitas Pendukung
Berikut adalah penjelasan aktivitas pendukung:
1) Human Resource Development (HRD)
Aktivitas HRD berfokus pada kepegawaian, seperti pengelolaan data
pegawai dan memantau kinerja pegawai. Pada aktivitas HRD dimulai dengan
bagian HRD melakukan penerimaan pegawai, dengan membuka lowongan.
Kemudian bagian HRD menyeleksi CV pelamar, jika lolos maka dilanjutkan
dengan test dan wawancara. Pegawai yang diterima akan menandatangani
kontrak kerja. Bagian HRD juga melakukan pengelolaan pegawai dengan
melakukan absensi, penilaian kinerja, dan penggajian.
2) Keuangan
Aktivitas bagian keuangan meliputi pengelolaan seluruh data keuangan
perusahaan, baik yang masuk maupun yang keluar dari perusahaan. aktivitas
keuangan dimulai dengan bagian keuangan membuat rencana anggaran,
kemudian anggaran tersebut diputuskan apakah diterima atau tidak. Jika tidak,
maka dibuat rencana anggaran kembali, jika diterima maka diberikan dana
anggaran. Bagian keuangan juga melakukan pencatatan pendapatan dan
pengeluaran. Kemudian dibuat laporan keuangan berdasarkan pendapatan dan
pengeluaran.Aplikasi yang digunakan untuk mengolah data keuangan
perusahaan adalah TIS.NET Finance.
68
3) IT
Aktivitas utama yang dilakukan oleh bagian Teknologi Informasi (TI)
adalah bagian IT dalam melakukan pengembangan sistem. Kemudian
dilakukan training kepada karyawan yang akan menggunakan sistem tersebut.
Lalu dilakukan monitoring perbulan kepada sistem yang dibuat atau
dikembangkan.
4.2.2 Phase A: Vision Architecture
Pada fase ini dilakukan pengembangan dengan menetapkan ruang
lingkup, batasan, dan tujuan enterprise architecture, karena SITAP tidak
memiliki visi arsitektur. Konteks bisnis terdiri dari kebutuhan utama bisnis
berdasarkan tujuan utama bisnis dan prinsip arsitektur.
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bagaimana sistem yang dikembangkan
dapat mendukung kepuasan stakeholder dan kepuasan pelanggan sesuai dengan
visi dan misi perusahaan. Kepuasan stakeholder berhubungan dengan profit
(keuntungan).
Gambar 4.2 Stakeholder View
69
Gambar 4.3 Tujuan Bisnis yang berhubungan dengan driver profit
Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa driver profit memiliki tujuan
mengurangi biaya dan menambah pemasukan. Mengurangi biaya dilakukan
dengan mengurangi biaya pemeliharaan dan mengurangi biaya pegawai.
Dengan meningkatkan akurasi data, maka dapat mengurangi kesalahan yang
akan membuat pengurangan pengulangan kerja dan meningkatkan kepuasan
pelanggan. Dengan meningkatnya kepuasan pelanggan, berdampak pada
peningkatan penjualan yang akan menambah pemasukan.
Gambar 4.4 Principle View
Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa untuk meningkatkan akurasi data
maka dibutuhkan sistem terintegrasi dan satu sistem untuk menyimpan setiap
70
elemen data. Dengan satu sistem untuk menyimpan setiap elemen data dan
optimalisasi fungsi aplikasi maka dapat mengurangi biaya pemeliharaan.
4.2.3 Phase B: Business Architecture
Pada fase ini dilakukan analisis baseline architecture dan akan dibuat
target arsitektur dengan menggunakan ArchiMate dan dijelaskan dalam
business function, business use case, business process, organizational
decomposition, dan actor co-operation viewpoint.
4.2.1.1 Baseline Architecture
Baseline arsitektur bisnis akan menjelaskan mengenai proses bisnis
yang sedang berjalan di PT Tugu Pratama Indonesia, yang akan dijelaskan
dengan menggunakan flowchart.
4.2.1.1.1 Kondisi Sistem Berjalan
a. Pengajuan Asuransi
Gambar 4.5 Aktivitas Pengajuan Asuransi
Mulai
Permintaan
Formal
Perhitungan
Resiko
Pembayaran
Premi
Pembuatan
Polis
Selesai
ya
Setuju?
Tidak
71
Pada aktivitas pengajuan asuransi diatas dapat dilihat bahwa customer
melakukan permintaan formal yang kemudian akan diberikan formulir
pengajuan penutupan asuransi (FPPA) oleh marketing. Setelah FPPA diisi
oleh customer, marketing memberikan FPPA tesebut kepada bagian
underwriting untuk dihitung resiko asuransinya. Kemudian setelah
perhitungan resiko maka customer memutuskan untuk setuju atau tidak, jika
tidak maka tidak jadi mengajukan asuransi, jika setuju maka customer
membayar premi yang kemudian bagian underwriting akan membuatkan
polis dan diberikan kepada customer.
b. Pengajuan Claim
Pada aktivitas pengajuan claim diatas dapat dilihat bahwa customer
melaporkan terjadinya claim kepada bagian claim. Kemudian bagian claim
memberi formulir pemberitahuan kejadian claim. Setelah diisi oleh
customer, maka formulir tersebut diberikan kembali kepada bagian claim
untuk diproses.
Mulai
Melaporkan
Terjadinya
Claim
Mengisi Form
Pemberitahuan
Kejadian Claim
Selesai
Gambar 4.6 Aktivitas Pengajuan Claim
72
c. Penanganan Claim
Pada aktivitas penanganan claim diatas dapat dilihat bahwa pertama
bagian claim melakukan registrasi claim. Kemudian bagian claim
memberitahu adjuster untuk melakukan verifikasi dan survey. Setelah
verifikasi dilakukan, maka adjuster memberikan laporan kepada bagian
claim. Setelah itu bagian claim memproses laporan dari adjuster menjadi
laporan Lost Adjustment yang berisi apakah barang tersebut dapat di
claimkan atau tidak, jika tidak maka laporan tersebut diberikan kepada
customer dan diberitahu bahwa tidak ada penggantian, sedangkan jika dapat
di claimkan maka laporan tersebut akan diberikan kepada bagian keuangan.
Gambar 4.7 Aktivitas Penanganan Claim
Mulai
Registrasi
Verifikasi
dan Survey
Mendapatkan
Laporan
Adjuster
Selesai
Membuat
Laporan Lost
Adjustment
Dapat di
Claim?
Ya
Mengirim Laporan
Lost Adjustment ke
Bag. Keuangan
Tidak
73
d. Pembayaran Claim
Pada aktivitas pembayaran claim diatas dapat dilihat bahwa bagian
keuangan mendapatkan laporan lost adjustment yang berisi total penggantian
biaya claim yang dikirimkan oleh bagian claim. Setelah itu bagian keuangan
membuat faktur pembayaran claim lalu melakukan pembayaran. Kemudian
bagian keuangan mengirimkan bukti pembayaran/penggantian claim kepada
customer.
Gambar 4.8 Aktivitas Pembayaran Claim
Mulai
Membuat Faktur
Pembayaran
Claim
Mengirimkan Bukti
Pembayaran/
Penggantian Claim
Selesai
Mendapatkan Laporan
Lost Adjustment yang
dapat di claim kan
Melakukan
Pembayaran
74
e. Sales dan Marketing
1. Melakukan Promosi Produk
Tugas utama bagian marketing pada PT Tugu Pratama Indonesia adalah
melakukan pemasaran asuransi baik secara langsung maupun tidak
langsung yang dilakukan untuk mencapai target penjualan asuransi, baik
pada bidang migas maupun non-migas, korporat dan retail (PT Tugu
Pratama, 2016).
Pada aktivitas melakukan promosi produk diatas dapat dilihat bahwa
bagian marketing merencanakan cara promosi produk, kemudian membuat
laporan perencanaan promosi. Setelah itu diputuskan oleh direksi apakah
perencanaan promosi tersebut disetujui atau tidak, jika tidak disetujui maka
dilakukan perencanaan ulang, jika disetujui maka bagian marketing
Gambar 4.9 Aktivitas Melakukan Promosi Produk
Mulai
Merencanakan
cara promosi
produk
Membuat laporan
perencanaan
Promosi
Melakukan
Kerjasama dengan
Perusahaan
Selesai
Promosi
Produk
Setuju?
Ya
Tidak
75
melakukan promosi produk sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat
dan kemudian melakukan kerjasama dengan perusahaan.
f. HRD
Pada bagian HRD, terdapat dua aktivitas, yaitu aktivitas penerimaan
pegawai dan pengelolaan pegawai.
1. Penerimaan Pegawai
Pada aktivitas penerimaan pegawai, aktivitas dimulai dengan
membuka lowongan. Kemudian bagian HRD menyeleksi CV pelamar,
jika lolos maka dilanjutkan dengan test dan wawancara. Pegawai yang
diterima akan menandatangani kontrak kerja dan setelah itu dilakukan
pengangkatan pegawai.
Mulai
Membuka
Lowongan
Menyeleksi
Pelamar
Melakukan Test
dan Wawancara
Menandatangani
Kontrak Kerja
Pengangkatan
Pegawai
Lolos?
Ya
Diterima?
Ya
Selesai
Tidak
Tidak
Gambar 4.10 Aktivitas Penerimaan Pegawai
76
2. Pengelolaan Pegawai
Pada aktivitas pengelolaan pegawai pertama dilakukan pengelolaan data
absensi, kemudian data absensi tersebut digunakan untuk melakukan penilaian
kinerja. Kemudian dilakukan penggajian berdasarkan data absensi dan data
penilaian kinerja.
g. Keuangan
1. Pembuatan Anggaran
Mulai
Selesai
Pengelolaan Data
Absensi
Penilaian Kinerja
Penggajian
Gambar 4.11 Aktivitas Pengelolaan Pegawai
Mulai
Membuat
Rencana
Anggaran
Keputusan
Anggaran
Setuju?
Menerima
Dana Anggaran
Tidak
Ya
Selesai
Gambar 4.12 Aktivitas Pembuatan Anggaran
77
Pada aktivitas pembuatan anggaran diatas dapat dilihat bahwa
bagian keuangan membuat rencana anggaran,kemudian anggaran
tersebut diputuskan apakah diterima atau tidak. Jika tidak, maka dibuat
rencana anggaran kembali, jika diterima maka diberikan dana anggaran.
2. Pembuatan Laporan Keuangan
Pada aktivitas pembuatan laporan keuangan, Bagian keuangan
melakukan pencatatan pendapatan dan pengeluaran. Kemudian dibuat
laporan keuangan berdasarkan pendapatan dan pengeluaran tersebut.
Mulai
Mencatat
Pendapatan
Mencatat
Pengeluaran
Membuat
Laporan
Keuangan
Selesai
Gambar 4.13 Aktivitas Pembuatan Laporan Keuangan
78
h. IT
1. Pembuatan Sistem
Gambar 4.14 Aktivitas Pembuatan Sistem
Mulai
Melakukan
Perencanaan Sistem
yang akan dibuat/
dikembangkan
Menetapkan
Kebutuhan
Infrastruktur
Menetapkan Biaya
Pengembangan
Sistem
Selesai
Menetapkan Proses
Pembuatan/
Pengembangan
Sistem
Disetujui?
Ya
Mendapatkan
Dana
Membuat
Sistem
Melakukan
Testing
Implementasi
Sistem
Memberikan
Training
Penggunaan
Sistem
Melakukan
Monitoring
Sistem
Tidak
Membuat Laporan
Perencanaan
Sistem
Berhasil?
Ya
Tidak
Ada
Masalah?
Tidak
Ya
79
Pada aktivitas pembuatan sistem diatas dapat dilihat bahwa bagian
IT dalam melakukan pengembangan sistem dimulai dengan melakukan
perencanaan mengenai sistem yang akan dibuat atau dikembangkan.
Kemudian ditetapkan infrastruktur apa saja yang dibutuhkan dalam
membuat atau mengembangkan sistem. Setelah itu dibuat perkiraan
biaya yang dibutuhkan dalam membangun sistem tersebut. Lalu
diputuskan bagaiman proses pembuatan sistem tersebut, apakah dibuat
sendiri atau oleh pihak ke-3. Lalu dibuat laporan perencanaan sistem.
Kemudian direksi memutuskan apakah rencana sistem tersebut disetujui
atau tidak, jika tidak maka akan dilakukan perencanaan ulang, jika
disetujui maka bagian IT akan mendapatkan dana. Setelah itu dibuat
sistem, lalu setelah sistem jadi maka dilakukan testing. Setelah testing
dilakukan dan berhasil, maka sistem diimplementasikan, jika tidak maka
kembali ke proses pembuatan sistem. Kemudian dilakukan training
kepada karyawan yang akan menggunakan sistem tersebut. Lalu
dilakukan monitoring perbulan kepada sistem yang dibuat atau
dikembangkan apakah ada masalah atau tidak, jika tidak maka selesai,
jika ada masalah maka kembali ke proses implementasi.
80
4.2.1.1.2 Struktur Organisasi PT Tugu Pratama Indonesia
Berikut adalah struktur organisasi beserta tugas pokok dan fungsi
PT Tugu Pratama Indonesia:
Gambar 4. 15 Struktur Organisasi PT Tugu Pratama Indonesia
81
Berdasarkan struktur organisasi yang ada pada PT Tugu Pratama
Indonesia, berikut tugas pokok dan fungsi setiap bagian:
1. President Director
President director bertugas dalam menentukan kebijakan dan
pengambilan keputusan, melakukan monitoring dan evaluasi seluruh
kegiatan dan serta kinerja pegawai. President director menerima laporan
kinerja perusahaan.
2. Marketing Director
Marketing director bertanggung jawab dalam hal – hal yang
berhubungan dengan kegiatan yang berhubungan dengan jaringan
perusahaan, seperti promosi dan koordinasi cabang. Marketing director
membawahi energy pertamina group, energy group, consumer group, dan
network management group.
3. Technical Director
Technical director bertanggung jawab dalam hal – hal yang
berhubungan dengan proses bisnis utama perusahaan. Seperti underwriting,
reasuransi, claim, dan manajemen resiko.
4. Financial & Corporate Service Director
Financial & corporate service director bertanggung jawab dalam hal –
hal yang berhubungan dengan keuangan dan pelayanan perusahaan, seperti
akuntansi, investasi, HRD, dan IT.
82
4.2.3.2.1 Business Function
Pada tahap ini dijelaskan mengenai target fungsi bisnis pada PT
Tugu Pratama Indonesia, dengan menggunakan tools ArchiMate beserta
deskripsi dari fungsi bisnis tersebut.
a. Business Function Level 0
Fungsi bisnis level 0 pada PT Tugu Pratama Indonesia terdiri dari dua
fungsi bisnis, yaitu fungsi bisnis utama dan fungsi bisnis pendukung.
1) Business Function Level 1
Gambar 4. 17 Fungsi Bisnis Level 1
Fungsi bisnis level 1 merupakan kelanjutan dari fungsi bisnis level
0, yaitu fungsi bisnis utama dan fungsi bisnis pendukung. Fungsi bisnis
Gambar 4.16 Fungsi Bisnis Level 0
83
utama terdiri dari fungsi bisnis pengajuan asuransi, pengajuan claim,
penanganan claim, pembayaran claim, dan sales dan marketing. Sedangkan
fungsi bisnis pendukung yaitu HRD, keuangan, dan IT.
2) Business Function Level 2
a) Aktivitas Utama
Gambar 4.18 Fungsi Bisnis Utama Level 2
Gambar 4.16 merupakan fungsi bisnis utama level 2 yang
dideskripsikan pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Fungsi Bisnis Utama Level 2
Business Function ID
Main
Business
Function
Category
(Level 1)
Main Business
Function
Business
Function
Description
TPI_TOBE_BF_M_2_001 Pengajuan
Asuransi
Permintaan Formal Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
membuat
permintaan
pengajuan
84
asuransi secara
formal
TPI_TOBE_BF_M_2_002 Pengajuan
Asuransi
Perhitungan resiko Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
menghitung resiko
asuransi
TPI_TOBE_BF_M_2_003 Pengajuan
Asuransi
Pembayaran Premi Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
membayar premi
TPI_TOBE_BF_M_2_004 Pengajuan
Asuransi
Pembuatan Polis Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
membuat polis
TPI_TOBE_BF_M_2_005 Pengajuan
Claim
Melaporkan Kejadian
Claim
Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
melaporkan
kejadian claim
TPI_TOBE_BF_M_2_006 Pengajuan
Claim
Mengisi Form
Pemberitahuan
Kejadian Claim
Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
mengisi form
pemberitahuan
kejadian claim
TPI_TOBE_BF_M_2_007 Penanganan
Claim
Menerima Form
Pemberitahuan
Kejadian Claim
Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
menerima form
pemberitahuan
kejadian claim
TPI_TOBE_BF_M_2_008 Penanganan
Claim
Melakukan Registrasi Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
registrasi
TPI_TOBE_BF_M_2_009 Penanganan
Claim
Melakukan
Survey/Verifikasi
Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
survey/verifikasi
85
TPI_TOBE_BF_M_2_010 Penanganan
Claim
Memproses Laporan
dari Adjuster
Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
memproses
laporan dari
adjuster
TPI_TOBE_BF_M_2_011 Pembayaran
Claim
Membuat Faktur
Pembayaran Claim
Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
membuat faktur
pembayaran claim
TPI_TOBE_BF_M_2_012 Pembayaran
Claim
Mengirimkan Bukti
Pembayaran/
Penggantian Claim
Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
mengirimkan
bukti pembayaran/
penggantian claim
TPI_TOBE_BF_M_2_013 Sales &
Marketing
Merencanakan Produk Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
merencanakan
produk yang akan
dibuat
TPI_TOBE_BF_M_2_014 Sales &
Marketing
Menetapkan Harga Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
menetapkan harga
dari produk yang
direncanakan
TPI_TOBE_BF_M_2_015 Sales &
Marketing
Menetapkan Cara
Promosi
Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
menetapkan cara
promosi dari
produk yang
direncanakan
TPI_TOBE_BF_M_2_016 Sales &
Marketing
Promosi Produk Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
promosi produk
TPI_TOBE_BF_M_2_017 Sales &
Marketing
Melakukan Kerjasama
dengan Perusahaan
Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
86
kerjasama dengan
perusahaan
b) Aktivitas Pendukung
Gambar 4.19 Fungsi Bisnis Pendukung Level 2
Gambar 4.17 merupakan fungsi bisnis pendukung level 2 yang akan
dideskripsikan pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Fungsi Bisnis Pendukung Level 2
Business Function ID
Main
Business
Function
Category
(Level 1)
Main Business
Function
Business
Function
Description
TPI_TOBE_BF_M_2_018 HRD Penerimaan Pegawai Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
penerimaan
pegawai
TPI_TOBE_BF_M_2_019 HRD Pengelolaan Pegawai Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
87
pengelolaan
pegawai
TPI_TOBE_BF_M_2_020 Keuangan Membuat Anggaran Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
membuat
anggaran
TPI_TOBE_BF_M_2_021 Keuangan Pencatatan Pendapatan
dan Pengeluaran
Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
mencatat
pendapatan dan
pengeluaran
TPI_TOBE_BF_M_2_022 Keuangan Laporan Keuangan Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
membuat laporan
Keuangan
TPI_TOBE_BF_M_2_023 IT Membuat /
Mengembangkan
Sistem
Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
membuat/
mengembangkan
sistem
TPI_TOBE_BF_M_2_024 IT Memberikan Training
Penggunaan Sistem
Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
memberikan
training
penggunaan
sistem
TPI_TOBE_BF_M_2_025 IT Melakukan Monitoring
Sistem
Fungsi bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
monitoring sistem
88
4.2.1.2 Target Arsitektur Bisnis
Target arsitektur PT Tugu Pratama Indonesia dibuat dengan
berdasarkan pada POJK Nomor 69/POJK.05/2016 dan POJK Nomor
73/POJK.05/2016. POJK Nomor 69/POJK.05/2016 tentang penyelenggaraan
usaha perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan
reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah, sedangkan POJK Nomor
73/POJK.05/2016 tentang tata kelola perusahaan yang baik bagi perusahaan
perasuransian (OJK, 2015).
4.2.1.2.1 Business Use Case
Business Use Case yang dimiliki oleh PT Tugu Pratama
Indonesia digambarkan dalam Product Viewpoint dan Service Realization
Viewpoint dibawah ini.
Gambar 4.20 Product Viewpoint Customer
Pada gambar 4.18 diatas, dapat dilihat bahwa layanan yang
didapatkan oleh customer dari perusahaan yaitu customer dapat mengajukan
asuransi, dapat mengajukan claim jika terjadi kecelakaan, mendapat
89
pembayaran atau penggantian claim, mendapatkan layanan penanganan
claim, dan mendapatkan polis.
Gambar 4.21 Product Viewpoint Perusahaan
Pada gambar 4.19 diatas dapat dilihat bahwa pelayanan apa saja
yang dimiliki perusahaan untuk internal perusahaannya. Pelayanan yang
dimiliki PT Tugu Pratama Indonesia adalah sales dan marketing, HRD,
keuangan, dan IT.
Gambar 4.22 Service Realization Viewpoint
Dari gambar 4.20 dapat dilihat bahwa layanan yang diberikan
oleh PT Tugu Pratama Indonesia kepada customer adalah layanan
pengajuan asuransi, layanan pengajuan claim, layanan penanganan claim,
90
dan layanan pembayaran claim. Setiap layanan memiliki proses bisnis yang
saling berhubungan dari pengajuan asuransi hingga pembayaran claim.
Tabel 4.3 Business Service
Business Service ID Main Business
Service
Business Service
Description
TPI_TOBE_BS_M_1_001 Pengajuan Asuransi Layanan ini diberikan
kepada customer yang
akan menjadi pengguna
asuransi.
TPI_TOBE_BS_M_1_002 Pengajuan Claim Layanan ini diberikan
kepada customer yang
akan mengajukan claim
setelah terjadinya
kejadian claim.
TPI_TOBE_BS_M_1_003 Penanganan Claim Layanan ini diberikan
kepada customer setelah
mengajukan claim.
TPI_TOBE_BS_M_1_004 Pembayaran Claim Layanan ini diberikan
setelah claim yang
diajukan disetujui.
4.2.1.2.2 Business Process
Pada tahapan ini dijelaskan apa saja proses bisnis PT Tugu
Pratama Indonesia dari layanan bisnis dan memetakan entitas dari proses
bisnis terkait.
91
a. Business Process Level 0
Gambar 4.23 Business Process Viewpoint Level 0
Pada gambar 4.21 diatas, dapat dilihat rangkaian proses bisnis yang
terdapat pada PT Tugu Pratama Indonesia, yaitu pengajuan asuransi,
pengajuan claim, penanganan claim, pembayaran claim, marketing, HRD,
Keuangan, dan IT.
Tabel 4.4 Business Process Level 0
Business Process ID Main Business
Process
Business Process
Description
TPI_TOBE_BP_M_0_001 Pengajuan
Asuransi
Proses bisnis ini digunakan
untuk menjelaskan proses
pengajuan asuransi.
TPI_TOBE_BP_M_0_002 Pengajuan Claim Proses bisnis ini digunakan
untuk menjelaskan proses
pengajuan claim.
TPI_TOBE_BP_M_0_003 Penanganan Claim Proses bisnis ini digunakan
untuk menjelaskan proses
penanganan claim.
TPI_TOBE_BP_M_0_004 Pembayaran Claim Proses bisnis ini digunakan
untuk menjelaskan proses
pembayaran claim.
92
TPI_TOBE_BP_M_0_005 Sales & Marketing Proses bisnis ini digunakan
untuk menjelaskan proses
marketing.
TPI_TOBE_BP_M_0_006 HRD Proses bisnis ini digunakan
untuk menjelaskan proses
HRD.
TPI_TOBE_BP_M_0_007 Keuangan Proses bisnis ini digunakan
untuk menjelaskan proses
keuangan.
TPI_TOBE_BP_M_0_008 IT Proses bisnis ini digunakan
untuk proses IT.
b. Business Process Level 1
1) Business Process Pengajuan Asuransi Level 1
Gambar 4.24 Business Process Viewpoint Pengajuan Asuransi Level 1
Pada gambar 4.22 dapat dilihat bahwa terdapat event pengajuan
asuransi dengan proses bisnis pengajuan asuransi. Di dalam proses
bisnis pengajuan asuransi terdapat interaksi bisnis yaitu permintaan
formal dengan mengisi form permohonan penutupan asuransi (FPPA)
dan terjadi pembuatan data customer baru. Kemudian berdasarkan data
93
customer dalam file FPPA, dilakukan perhitungan resiko asuransi, yang
kemudian customer akan melakukan pembayaran premi dan kemudian
mendapatkan nota premi. Setelah melakukan pembayaran premi maka
customer akan dibuatkan polis dan mendapatkan dokumen Polis.
Tabel 4.5 Tabel Proses Bisnis Pengajuan Asuransi Level 1
Business Process ID Main
Business
Process
Category
(Level 1)
Main
Business
Process
Business Process
Description
TPI_TOBE_BP_M_1_001 Pengajuan
Asuransi
Permintaan
Formal
Interaksi bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
permintaan
formal.
TPI_TOBE_BP_M_1_002 Pengajuan
Asuransi
Perhitungan
Resiko
Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan proses
perhitungan
resiko.
TPI_TOBE_BP_M_1_003 Pengajuan
Asuransi
Pembayaran
Premi
Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
pembayaran
premi.
TPI_TOBE_BP_M_1_004 Pengajuan
Asuransi
Pembuatan
Polis
Proses bisnis ini
digunakan untuk
94
melakukan
pembuatan poliss.
2) Business Process Pengajuan Claim Level 1
Gambar 4.25 Business Process Viewpoint Pengajuan Claim Level 1
Pada gambar 4.23 dapat dilihat bahwa terdapat event terjadi
kerusakan dengan proses bisnis pengajuan claim. Di dalam proses bisnis
pengajuan claim terdapat interaksi bisnis yaitu melaporkan terjadinya
claim. Kemudian customer mengisi form pemberitahuan kejadian claim
dan terjadi pembuatan data pemberitahuan kejadian claim.
Tabel 4.6 Tabel Proses Bisnis Pengajuan Claim
Business Process ID Main
Business
Process
Category
(Level 1)
Main
Business
Process
Business Process
Description
TPI_TOBE_BP_M_1_005 Pengajuan
Claim
Melaporkan
Kejadian
Claim
Interaksi bisnis
ini digunakan
untuk
95
melaporkan
kejadian claim.
TPI_TOBE_BP_M_1_006 Pengajuan
Claim
Mengisi Form
Pemberitahuan
Kejadian
Claim
Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
proses pengisian
form
pemberitahuan
kejadian claim.
3) Business Process Penanganan Claim Level 1
Gambar 4.26 Business Process Viewpoint Penanganan Claim Level 1
Pada gambar 4.24 terdapat event penanganan claim dan proses bisnis
penanganan claim. Di dalam proses bisnis penanganan claim terdapat
proses bisnis registrasi dengan berdasarkan data pemberitahuan
kejadian claim. Selanjutnya dilakukan verifikasi dan survey kepada
barang yang di klaimkan. Kemudian dilakukan proses bisnis membuat
96
laporan lost adjustment yang kemudian dibuat data laporan lost
adjustment berdasarkan data polis customer.
Tabel 4.7 Tabel Proses Bisnis Penanganan Claim
Business Process ID Main
Business
Process
Category
(Level 1)
Main
Business
Process
Business
Process
Description
TPI_TOBE_BP_M_1_007 Penanganan
Claim
Registrasi Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
registrasi.
TPI_TOBE_BP_M_1_008 Penanganan
Claim
Verifikasi dan
Survey
Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
proses verifikasi
dan survey.
TPI_TOBE_BP_M_1_009 Penanganan
Claim
Membuat
Laporan Lost
Adjustment
Proses bisnis ini
digunakan untuk
memproses
laporan dari
adjuster.
97
4) Business Process Pembayaran Claim Level 1
Gambar 4.27 Business Process Viewpoint Pembayaran Claim Level 1
Pada gambar 4.25 terdapat event pembayaran claim dan proses
bisnis pembayaran claim. Di dalam proses bisnis pembayaran claim
terdapat proses bisnis membuat faktur pembayaran claim yang akan
dibuatkan nota berdasarkan laporan lost adjustment yang diterima.
Selanjutnya dilakukan pengiriman bukti pembayaran atau penggantian
claim kepada customer.
Tabel 4.8 Tabel Proses Bisnis Pembayaran Claim
Business Process ID Main
Business
Process
Category
(Level 1)
Main
Business
Process
Business
Process
Description
TPI_TOBE_BP_M_1_010 Pembayaran
Claim
Membuat
faktur
pembayaran
claim
Proses bisnis ini
digunakan untuk
membuat faktur
pembayaran
claim.
98
TPI_TOBE_BP_M_1_011 Pembayaran
Claim
Mengirim
bukti
pembayaran/
penggantian
claim
Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
proses
pengiriman bukti
pembayaran atau
penggantian
claim.
5) Business Process Sales dan Marketing Level 1
Gambar 4.28 Business Process Viewpoint Sales & Marketing Level 1
Pada gambar 4.26 terdapat event sales & marketing dan proses bisnis
sales & marketing. Di dalam proses bisnis sales & marketing terdapat
proses bisnis merencanakan produk, menetapkan harga, menetapkan
cara promosi, promosi produk, dan kerjasama dengan perusahaan.
Bagian sales & marketing akan merencanakan produk apa yang akan
dibuat, kemudian ditetapkan harga dan cara promosi produk tersebut,
lalu setelah disetujui oleh direksi maka dilakukan promosi produk.
Bagian sales & marketing juga dapat melakukan kerjasama dengan
perusahaan yang berkaitan dengan anak perusahaan pertamina.
99
Tabel 4.9 Process Business Viewpoint Sales & Marketing Level 1
Business Process ID Main
Business
Process
Category
(Level 1)
Main
Business
Process
Business
Process
Description
TPI_TOBE_BP_M_1_012 Sales &
Marketing
Merencanakan
Produk
Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
perencanaan
produk yang
akan dibuat.
TPI_TOBE_BP_M_1_013 Sales &
Marketing
Menetapkan
Harga
Proses bisnis ini
digunakan untuk
menetapkan
harga.
TPI_TOBE_BP_M_1_014 Sales &
Marketing
Menetapkan
cara promosi
Proses bisnis ini
digunakan untuk
menetapkan cara
promosi.
TPI_TOBE_BP_M_1_015 Sales &
Marketing
Promosi
produk
Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
promosi produk.
TPI_TOBE_BP_M_1_016 Sales &
Marketing
Kerjasama
dengan
Perusahaan
Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
kerjasama
100
dengan
perusahaan.
6) Business Process HRD Level 1
Gambar 4.29 Business Process Viewpoint HRD Level 1
Pada gambar 4.27 terdapat event HRD dan proses bisnis HRD. Di
dalam proses bisnis HRD terdapat proses bisnis penerimaan pegawai
dan pengelolaan pegawai. Bagian HRD akan melakukan penerimaan
pegawai dan membuat data pegawai. Bagian HRD juga melakukan
proses pengelolaan pegawai dengan berdasarkan data pegawai.
Tabel 4. 10 Process Business Viewpoint HRD Level 1
Business Process ID Main
Business
Process
Category
(Level 1)
Main
Business
Process
Business Process
Description
TPI_TOBE_BP_M_1_017 HRD Penerimaan
Pegawai
Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
penerimaan
pegawai.
101
TPI_TOBE_BP_M_1_018 HRD Pengelolaan
Pegawai
Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
pengelolaan
pegawai.
7) Business Process Keuangan Level 1
Gambar 4. 30 Business Process Viewpoint Keuangan Level 1
Pada gambar 4.28 terdapat event Keuangan dan proses bisnis
Keuangan. Di dalam proses bisnis keuangan terdapat proses bisnis
membuat anggaran, pencatatan pendapatan dan pengeluaran, dan
laporan keuangan. Bagian keuangan akan membuat anggaran dan
membuat data anggaran. Bagian keuangan juga melakukan proses
pencatatan pendapatan dan pengeluaran, yang kemudian dibuat menjadi
laporan keuangan.
Tabel 4.11 Business Process Viewpoint Keuangan Level 1
Business Process ID Main
Business
Process
Category
(Level 1)
Main
Business
Process
Business Process
Description
102
TPI_TOBE_BP_M_1_019 Keuangan Membuat
Anggaran
Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
pembuatan
anggaran.
TPI_TOBE_BP_M_1_020 Keuangan Pencatatan
Pendapatan
dan
Pengeluaran
Proses bisnis ini
digunakan untuk
mencatat
pendapatan dan
pengeluaran
perusahaan.
TPI_TOBE_BP_M_1_021 Keuangan Laporan
Keuangan
Proses bisnis ini
digunakan untuk
membuat laporan
keuangan.
8) Business Process IT Level 1
Gambar 4.31 Business Process Viewpoint IT Level 1
Pada gambar 4.29 terdapat event IT dan proses IT. Di dalam proses
bisnis IT terdapat proses bisnis membuat atau mengembangkan sistem,
memberikan training, dan melakukan monitoring sistem. Bagian IT
membuat atau mengembangkan sistem, kemudian bagian IT
103
memberikan training mengenai sistem yang dibuat atau dikembangkan.
Setelah itu bagian IT melakukan monitoring terhadap sistem tersebut.
Tabel 4.12 Business Process Viewpoint IT level 1
Business Process ID Main
Business
Process
Category
(Level 1)
Main Business
Process
Business Process
Description
TPI_TOBE_BP_M_1_022 IT Membuat atau
Mengembangkan
Sistem
Proses bisnis ini
digunakan untuk
membuat atau
mengembangkan
sistem.
TPI_TOBE_BP_M_1_023 IT Memberikan
Training
Proses bisnis ini
digunakan untuk
memberikan
training.
TPI_TOBE_BP_M_1_024 IT Melakukan
Monitoring
Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
monitoring
sistem.
104
c. Business Process Level 2
1) Business Process Penerimaan Pegawai Level 2
Gambar 4.32 Business Process Viewpoint Penerimaan Pegawai Level 2
Proses bisnis penerimaan pegawai level 2 dimulai dengan proses
bisnis membuka lowongan, yang kemudian dilakukan seleksi dokumen
CV pelamar. Pelamar yang lolos seleksi kemudian melakukan test dan
wawancara oleh HRD. Setelah lolos test dan wawancara maka calon
pegawai melakukan proses tanda tangan kontrak kerja yang kemudian
akan dilakukan training.
Tabel 4.13 Business Process Viewpoint Penerimaan Pegawai Level 2
Business Process ID Main
Business
Process
Category
(Level 2)
Main Business
Process
Business
Process
Description
TPI_TOBE_BP_M_2_001 Penerimaan
Pegawai
Membuka
Lowongan
Proses bisnis ini
digunakan untuk
membuka
lowongan.
TPI_TOBE_BP_M_2_002 Penerimaan
Pegawai
Seleksi Pelamar Proses bisnis ini
digunakan untuk
105
menyeleksi
pelamar.
TPI_TOBE_BP_M_2_003 Penerimaan
Pegawai
Test dan
Wawancara
Proses bisnis ini
digunakan untuk
test dan
wawancara.
TPI_TOBE_BP_M_2_004 Penerimaan
Pegawai
Tanda Tangan
Kontrak Kerja
Proses bisnis ini
digunakan untuk
tanda tangan
kontrak kerja.
TPI_TOBE_BP_M_2_005 Penerimaan
Pegawai
Training Proses bisnis ini
digunakan untuk
training
pegawai.
2) Business Process Viewpoint Pengelolaan Pegawai Level 2
Gambar 4.33 Business Process Viewpoint Pengelolaan Pegawai Level 2
Proses bisnis pengelolaan pegawai level 2 yang terdapat pada
gambar 4.31 diatas, dimulai dengan bisnis event pengelolaan pegawai.
Pada proses bisnis pengelolaan pegawai terdapat proses bisnis
pengangkatan pegawai, absensi, penilaian kinerja, penggajian, dan
106
laporan pegawai. Proses bisnis pengangkatan pegawai adalah proses
ketika calon pegawai diangkat menjadi pegawai resmi, yang akan
membuat data pegawai. Kemudian terdapat proses bisnis absensi yang
akan membuat data absensi pegawai. Setelah itu dilakukan proses bisnis
penilaian kinerja yang akan membuat data kinerja dengan melihat data
absensi. Proses bisnis penggajian memiliki data penggajian yang dibuat
dengan melihat data absensi. Kemudian dibuat laporan pegawai dengan
melihat data kinerja.
Tabel 4.14 Business Process Viewpoint Pengelolaan Pegawai Level 2
Business Process ID Main
Business
Process
Category
(Level 2)
Main Business
Process
Business
Process
Description
TPI_TOBE_BP_M_2_006 Pengelolaan
Pegawai
Pengangkatan
Pegawai
Proses bisnis ini
digunakan untuk
mengangkat
pegawai.
TPI_TOBE_BP_M_2_007 Pengelolaan
Pegawai
Absensi Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
absensi.
TPI_TOBE_BP_M_2_008 Pengelolaan
Pegawai
Penilaian
Kinerja
Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
penilaian
kinerja.
107
TPI_TOBE_BP_M_2_009 Pengelolaan
Pegawai
Penggajian Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan
penggajian.
TPI_TOBE_BP_M_2_010 Pengelolaan
Pegawai
Laporan
Pegawai
Proses bisnis ini
digunakan untuk
laporan pegawai.
3) Business Process Viewpoint Membuat atau Mengembangkan
Sistem Level 2
Gambar 4.34 Business Process Viewpoint Membuat atau Mengembangkan
Sistem Level 2
Pada proses bisnis membuat atau mengembangkan sistem level 2
diatas dapat dilihat bahwa proses bisnis dimulai dengan melakukan
perencanaan sistem, kemudian menetapkan infrastruktur yang
dibutuhkan dalam proses pembuatan atau pengembangan sistem, lalu
ditetapkan perkiraan biaya yang dibutuhkan. Setelah itu ditetapkan
proses pembuatan sistem, apakah akan dibuat sendiri atau diberikan
kepada pihak ke-3. Setelah sistem disetujui maka bagian IT akan
menerima dana. Setelah itu dibuat sistemnya, lalu dilakukan testing dan
implementasi sistem.
108
Tabel 4.15 Business Process Viewpoint Membuat/Mengembangkan Sistem Level 2
Business Process ID Main Business
Process
Category
(Level 2)
Main
Business
Process
Business Process
Description
TPI_TOBE_BP_M_2_007 Membuat/
Mengembangkan
Sistem
Perencanaan
Sistem
Proses bisnis ini
digunakan untuk
merencanakan
sistem yang akan
dibuat/
dikembangkan.
TPI_TOBE_BP_M_2_008 Membuat/
Mengembangkan
Sistem
Menetapkan
Infrastruktur
Proses bisnis ini
digunakan untuk
menetapkan
infrastruktur yang
dibutuhkan.
TPI_TOBE_BP_M_2_009 Membuat/
Mengembangkan
Sistem
Menetapkan
Biaya
Proses bisnis ini
digunakan untuk
menetapkan
perkiraan biaya.
TPI_TOBE_BP_M_2_010 Membuat/
Mengembangkan
Sistem
Menentukan
Proses
Pembuatan
Sistem
Proses bisnis ini
digunakan untuk
menentukan
proses pembuatan
sistem.
TPI_TOBE_BP_M_2_011 Membuat/
Mengembangkan
Sistem
Mendapatkan
Dana
Proses bisnis ini
digunakan untuk
109
mendapatkan
dana.
TPI_TOBE_BP_M_2_012 Membuat/
Mengembangkan
Sistem
Membuat
Sistem
Proses bisnis ini
digunakan untuk
membuat sistem.
TPI_TOBE_BP_M_2_013 Membuat/
Mengembangkan
Sistem
Melakukan
Testing
Proses bisnis ini
digunakan untuk
melakukan testing.
TPI_TOBE_BP_M_2_014 Membuat/
Mengembangkan
Sistem
Implementasi
Sistem
Proses bisnis ini
digunakan untuk
mengimplementasi
sistem.
4.2.1.2.3 Organizational Decomposition
Pada tahap ini akan digambarkan penempatan aktor sesuai
dengan aktivitas yang dilakukan aktor tersebut yang akan digambarkan
dengan organization viewpoint.
Gambar 4.35 Organization Viewpoint
110
Pada gambar 4.32 dapat dilihat penempatan aktor sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan dan sesuai dengan kedudukannya pada struktur
organisasi PT Tugu Pratama Indonesia. Bagian front office ditempati oleh
customer relations dan bagian marketing yang akan berhubungan langsung
dengan customer. Pada bagian back office ditempati oleh bagian
underwriting dan bagian claim yang melakukan proses asuransi dan claim.
Selanjutnya terdapat bagian HRD, Keuangan, dan IT sebagai kegiatan yang
mendukung perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya.
4.2.1.2.4 Actor Co-operation Viewpoint
Gambar 4.36 Actor Co-operation Viewpoint
Pada gambar 4.33 diatas, dapat dilihat hubungan antar aktor,
seperti hubungan customer dengan perusahaan, yaitu pada bagian front
office yang terdiri dari customer relations dan marketing. Marketing
menawarkan produk kepada customer, yang kemudian customer mengisi
111
Form Pengajuan Penutupan Asuransi (FPPA). Hubungan bagian marketing
dan underwriting yaitu dengan marketing memberikan data customer
berdasarkan FPPA dan underwriting memberikan data quotation offer.
Hubungan bagian underwriting dengan bagian claim adalah
dengan pertukaran data polis dan info claim customer. Customer yang
mengajukan claim mengisi form pengajuan claim yang diberikan oleh
customer relation yang kemudian form tersebut akan diberikan kepada
bagian claim.
Hubungan bagian back office dengan bagian adalah untuk
membayar penggantian claim kepada bank customer dan mendapatkan
bukti yang kemudian diberikan kepada bagian back office yang setelahnya
akan diberikan ke customer.
4.2.4 Phase C: Information System Architecture
Pada fase ini akan dijelaskan dua arsitektur, yaitu aristektur data dan
arsitektur aplikasi.
4.2.4.1 Arsitektur Data
Dalam membuat arsitektur data, dalam ArchiMate digunakan
information structure viewpoint untuk menggambarkan struktur dan
ketergantungan dari data dan informasi yang digunakan.
112
4.2.4.1.1 Baseline Arsitektur Data
Gambar 4.37 Information Structure Viewpoint Baseline Arsitektur Data
Pada gambar 4.34 dapat dilihat bahwa data customer
berhubungan dengan data pengajuan asuransi, polis, dan claim. Data
customer didapat dari Form Pengajuan Penutupan Asuransi (FPPA). Data
claim didapatkan dari form pemberitahuan kejadian claim yang kemudian
diproses menjadi laporan lost adjustment.
Data keuangan berhubungan dengan data pembayaran,
pengeluaran, pendapatan, anggaran, gaji, dan laporan keuangan. Data
pembayaran didapat dari data pengajuan asuransi, yaitu dalam pembayaran
113
premi, dan data claim, yaitu dalam pembayaran claim. Data anggaran
berhubungan dengan data promosi dan data promosi berhubungan dengan
data sales dan marketing.
Data gaji berhubungan dengan data pegawai dan data pegawai
berhubungan dengan HRD. Data pegawai didapat dari data lamaran, kontrak
kerja, absensi dan kinerja.
4.2.4.1.2 Target Arsitektur Data
Gambar 4.38 Information Structure Viewpoint target arsitektur
114
Information structure viewpoint pada target arsitektur data PT
Tugu Pratama Indonesia tidak jauh berbeda dengan infrastructure viewpoint
baseline arsitektur data. Pada gambar 4.35 terdapat data customer yang
berhubungan dengan data pengajuan asuransi, data polis, dan data claim.
Data customer didapat dari Form Pengajuan Penutupan Asuransi (FPPA)
pada saat pengajuan asuransi. Data claim didapat dari form Pemberitahuan
Kejadian Claim yang kemudian diproses menjadi laporan lost adjustment.
Data customer, data pengajuan asuransi, data polis, dan data claim yang
berwarna biru berada didalam aplikasi TIS.NET.
Data keuangan berhubungan dengan data pembayaran, data
anggaran, data pendapatan, data gaji, data pengeluaran dan data laporan
keuangan yang terdapat di dalam aplikasi keuangan, yaitu TIS.NET
Finance. Data pembayaran didapat dari nota, baik nota pembayaran premi
maupun nota pembayaran claim, yang kemudian disimpan dalam aplikasi.
Data anggaran berhubungan dengan data promosi yang masing-
masing memiliki data yg tersimpan dalam aplikasi. Data promosi
berhubungan dengan sales dan marketing.
Data HRD berhubungan dengan data pegawai. Data pegawai
berhubungan dengan data lamaran, data kontrak kerja, data absensi, data
kinerja, dan data gaji. Data lamaran didapat dari CV pelamar yang terdapat
didalam aplikasi. Data yang berhubungan dengan data HRD berada pada
aplikasi HRMS (Human Resource Management System).
115
4.2.4.2 Arsitektur Aplikasi
Pada arsitektur aplikasi, terdapat application usage viewpoint,
application co-operation viewpoint, dan application behavior viewpoint.
4.2.4.2.1 Application Use Case
Application use case berfungsi untuk menjelaskan bagaimana
aplikasi mendukung satu atau lebih proses bisnis, yang didalam ArchiMate
direpresentasikan dengan menggunakan application usage viewpoint.
a. Pengajuan Asuransi
Gambar 4.39 Application Usage Viewpoint Pengajuan Asuransi
Pada proses bisnis pengajuan asuransi terdapat interaksi bisnis
permintaan formal, proses bisnis perhitungan resiko, proses bisnis
pembayaran premi, dan proses bisnis pembuatan polis. Pada permintaan
formal terdapat layanan pengajuan yang menggunakan aplikasi Tis.NET
Quotation. Dalam proses bisnis pembayaran premi terdapat layanan
pembayaran, aplikasi yang digunakan adalah Tis.Net Finance dengan
modul pembayaran. Sedangkan proses bisnis perhitungan resiko dan
116
pembuatan polis terdapat layanan underwriting yang menggunakan
aplikasi Tis.Net Acceptance.
b. Pengajuan Claim
Gambar 4.40 Application Usage Viewpoint Pengajuan Claim
Pada proses bisnis pengajuan claim terdapat interaksi bisnis
melaporkan terjadinya claim dan proses bisnis mengisi form
pemberitahuan kejadian claim. Proses bisnis mengisi form pemberitahuan
kejadian claim terdapat layana claim yang menggunakan aplikasi Tis.Net
Claim.
c. Penanganan Claim
Gambar 4.41 Application Usage Viewpoint Penanganan Claim
117
Pada proses bisnis penganganan claim terdapat proses bisnis
registrasi, verifikasi dan survey, dan memproses laporan Adjuster. Proses
bisnis registrasi dan proses bisnis verifikasi dan survey terdapat layanan
claim yang menggunakan aplikasi Tis.Net Claim.
d. Pembayaran Claim
Gambar 4.42 Application Usage Viewpoint Pembayaran Claim
Pada proses bisnis pembayaran claim terdapat proses bisnis membuat
faktur pembayaran claim dan proses bisnis mengirimkan bukti
pembayaran/penggantian claim. Pada proses bisnis membuat faktur
pembayaran terdapat layanan pembayaran yang menggunakan aplikasi
Tis.Net Finance dengan modul Pembayaran.
118
e. Sales dan Marketing
Gambar 4.43 Application Usage Viewpoint Sales & Marketing
Pada proses bisnis sales dan marketing terdapat proses bisnis promosi
merencanakan produk, menetapkan harga, menetapkan cara promosi,
promosi produk, dan kerjasama dengan perusahaan. Pada proses bisnis
promosi produk terdapat layanan marketing dengan menggunakan
website PT Tugu Pratama Indonesia.
f. HRD
Gambar 4.44 Application Usage Viewpoint HRD
Pada proses bisnis HRD terdapat proses bisnis seleksi pelamar,
pengangkatan pegawai, absensi, penilaian kinerja, penggajian, dan
119
laporan pegawai. Proses bisnis seleksi pelamar terdapat layanan lamaran
yang menggunakan aplikasi HRMS modul website. Proses bisnis absensi
terdapat layanan absensi yang menggunakan aplikasi HRMS modul
absensi. Proses bisnis penilaian kinerja terdapat layanan kinerja yang
menggunakan aplikasi HRMS modul kinerja. Proses bisnis penggajian
terdapat layanan gaji yang menggunakan aplikasi HRMS modul gaji.
Proses bisnis pengangkatan pegawai dan laporan pegawai terdapat
layanan manajemen pegawai menggunakan aplikasi HRMS modul
manajemen pegawai.
g. Keuangan
Gambar 4.45 Application Usage Viewpoint Keuangan
Pada proses bisnis keuangan terdapat proses bisnis membuat
anggaran, pencatatan pendapatan dan pengeluaran, dan laporan keuangan.
Pada proses bisnis membuat anggaran dan proses bisnis pencatatan
pendapatan dan pengeluaran terdapat layanan keuangan yang
120
menggunakan aplikasi Tis.NET Finance dengan modul anggaran untuk
proses bisnis anggaran, dan modul pembayaran, gaji dan akuntansi untuk
proses bisnis pencatatan pendapatan dan pengeluaran. Pada proses bisnis
laporan keuangan terdapat layanan manajemen keuangan yang juga
menggunakan aplikasi Tis.NET Finance dengan modul manajemen
keuangan.
h. IT
Gambar 4.46 Application Usage Viewpoint IT
Pada proses bisnis IT terdapat proses bisnis membuat atau
mengembangkan sistem, memberikan training, dan melakukan
monitoring sistem. Dalam proses bisnis membuat atau mengembangkan
sistem dan melakukan monitoring sistem terdapat layanan IT
menggunakan aplikasi IT & Sys Admin.
4.2.4.2.2 Application Comunication
Application communication berfungsi untuk menggambarkan
semua model dan pemetaan terkait dengan komunikasi antar aplikasi yang
didalam ArchiMate di representasikan dengan Application Co-operation
Viewpoint.
121
Gambar 4.47 Baseline Application Co-operation Viewpoint
Pada gambar 4.44 dijelaskan penempatan aplikasi dan keterkaitan
antar aplikasi. Pada front office hanya terdapat 1 aplikasi, yaitu website TPI.
Sedangkan pada back office terdapat 7 aplikasi, yaitu aplikasi Tis.Net
Quotation, Tis.Net Claim, Tis.Net Acceptance, Absensi, Kinerja,
Manajemen Pegawai, dan Tis.Net Finance, dimana Tis.Net Finance
memiliki 4 modul yaitu pembayaran, akuntansi, gaji, dan manajemen
keuangan.
122
Website TPI berguna untuk memberikan informasi kepada
customer mengenai produk asuransi, profil perusahaan, visi misi, serta
alamat dan kontak/email yang dapat dihubungi. Bagian front office hanya
memiliki website, karena proses bisnis berdasarkan corporate based
(berbasis perusahaan), bukan retail based (berbasis ritel) sesuai yang
diberikan oleh data perusahaan.
Tis.Net Quotation berperan dalam proses pengajuan asuransi.
Tis.Net Quotation berhubungan dengan Tis.Net Acceptance dalam proses
perhitungan resiko dan status polis. Tis.Net Acceptance berhubungan
dengan Tis.Net Claim dengan adanya pertukaran data polis. Tis.Net Claim
berhubungan dengan Tis.Net Finance dalam masalah pembayaran claim.
Tis.Net Finance memiliki 4 modul yang saling berhubungan,
yaitu modul pembayaran, modul akuntansi, modul manajemen keuangan,
dan modul gaji. Modul pembayaran dan modul gaji berhubungan dengan
modul akuntansi yang mencatat pendapatan dan pengeluaran perusahaan.
Modul akuntansi berhubungan dengan modul manajemen keuangan untuk
pembuatan dalam laporan keuangan.
Aplikasi absensi berhubungan dengan modul gaji, aplikasi kinerja
dan aplikasi manajemen pegawai. Aplikasi manajemen pegawai
berhubungan dengan modul gaji, aplikasi absensi, dan aplikasi kinerja untuk
pembuatan laporan pegawai.
123
a. Process/Application Realization
1) Quotation
Gambar 4.48 Application Behavior Viewpoint Quotation
Pada gambar 4.45 terdapat aplikasi Tis.Net Quotation yang berada pada
layanan pengajuan. Pada aplikasi quotation terdapat beberapa fungsi aplikasi
pengajuan, yaitu mengisi Form Pengajuan Penutupan Asuransi (FPPA),
permintaan quotation, dan status polis. Pada fungsi mengisi FPPA dibuat data
customer berdasarkan FPPA. Fungsi status polis digunakan untuk melihat
sampai mana progres dari pembuatan polis.
Tabel 4. 16 Tabel Fungsi Aplikasi Quotation
Application Function ID Main
Application
Function
Category
(Level 1)
Main
Application
Function
Aplication
Function
Description
TPI_TOBE_AF_M_1_001 Pengajuan Mengisi
FPPA
Fungsi aplikasi
ini digunakan
124
untuk mengisi
FPPA.
TPI_TOBE_AF_M_1_002 Pengajuan Permintaan
Quotation
Fungsi aplikasi
ini digunakan
untuk melakukan
permintaan
Quotation.
TPI_TOBE_AF_M_1_003 Pengajuan Status Polis Fungsi aplikasi
ini digunakan
untuk melihat
status polis.
2) Acceptance
Gambar 4.49 Application Behavior Viewpoint Acceptance
Pada gambar 4.46 terdapat aplikasi Tis.Net Acceptance pada layanan
Underwriting. Pada aplikasi acceptance terdapat beberapa fungsi aplikasi,
yaitu perhitungan resiko, status polis, dan pembuatan polis. Fungsi aplikasi
perhitungan resiko dilakukan dengan melihat data customer. Kemudian status
125
polis digunakan untuk melihat apakah customer sudah membayar premi,
sehingga dibutuhkan data pembayaran. Sedangkan dalam fungsi aplikasi
pembuatan polis, dibuatkan data polis.
Tabel 4.17 Tabel Fungsi Aplikasi Acceptance
Application Function ID Main
Application
Function
Category
(Level 1)
Main
Application
Function
Aplication
Function
Description
TPI_TOBE_AF_M_1_004 Underwriting Perhitungan
Resiko
Fungsi aplikasi
ini digunakan
untuk melakukan
perhitungan
resiko.
TPI_TOBE_AF_M_1_005 Underwriting Status Polis Fungsi aplikasi
ini digunakan
untuk melihat
status polis yang
berhubungan
dengan
pembayaran
premi.
TPI_TOBE_AF_M_1_006 Underwriting Pembuatan
Polis
Fungsi aplikasi
ini digunakan
untuk membuat
polis.
126
3) Claim
Gambar 4.50 Application Behavior Viewpoint Claim
Pada gambar 4.47 dapat dilihat terdapat aplikasi Tis.Net Claim pada
layanan claim. Pada aplikasi claim terdapat beberapa fungsi aplikasi, yaitu
mengisi form pemberitahuan kejadian claim, registrasi, verifikasi, dan analisis
claim. Pada fungsi bisnis mengisi form pemberitahuan kejadian claim, dibuat
data kejadian claim. Pada fungsi aplikasi registrasi, dibutuhkan data kejadian
claim dan data customer untuk malakukan registrasi claim. Pada fungsi
aplikasi analisis claim dibutuhkan data polis dan kemudian analisis claim
dibuat dalam laporan lost adjustment.
Tabel 4.18 Fungsi Aplikasi Claim
Application Function ID Main
Application
Function
Category
(Level 1)
Main
Application
Function
Aplication
Function
Description
127
TPI_TOBE_AF_M_1_007 Claim Mengisi Form
Pemberitahuan
Kejadian
Claim
Fungsi aplikasi
ini digunakan
untuk mengisi
form
pemberitahuan
kejadian claim.
TPI_TOBE_AF_M_1_008 Claim Registrasi Fungsi aplikasi
ini digunakan
untuk melakukan
proses registrasi
claim.
TPI_TOBE_AF_M_1_009 Claim Verifikasi Fungsi aplikasi
ini digunakan
untuk melakukan
verifikasi.
TPI_TOBE_AF_M_1_010 Claim Analisis Claim Fungsi aplikasi
ini digunakan
untuk melakukan
analisis claim.
128
4) Pembayaran
Gambar 4.51 Application Behavior Viewpoint Pembayaran
Pada gambar 4.48 terdapat aplikasi pembayaran pada layanan
pembayaran. Pada aplikasi pembayaran terdapat beberapa fungsi aplikasi,
yaitu mendapatkan pembayaran premi, melakukan pembayaran claim, dan
mengirim bukti pembayaran. Pada fungsi aplikasi pembayaran premi dibuat
nota premi. Sedangkan pada fungsi aplikasi pembayaran claim dibuat nota
claim.
Tabel 4.19 Fungsi Aplikasi Pembayaran
Application Function ID Main
Application
Function
Category
(Level 1)
Main
Application
Function
Aplication
Function
Description
TPI_TOBE_AF_M_1_011 Pembayaran Mendapatkan
Pembayaran
Premi
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
mendapatkan
pembayaran premi.
129
TPI_TOBE_AF_M_1_012 Pembayaran Melakukan
Pembayaran
Claim
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
melakukan proses
pembayaran claim.
TPI_TOBE_AF_M_1_013 Pembayaran Mengirim
Bukti
Pembayaran
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
mengirim bukti
pembayaran.
5) Website
Gambar 4.52 Application Behavior Viewpoint Website
Pada gambar 4.49 terdapat aplikasi website yang ada pada layanan
marketing. Aplikasi website memiliki dua fungsi aplikasi, yaitu fungsi
aplikasi informasi TPI yang berisi informasi-informasi mengenai perusahaan,
dan fungsi aplikasi promosi yang berisi produk-produk perusahaan. Fungsi
aplikasi promosi membutuhkan data promosi.
130
Tabel 4.20 Fungsi Aplikasi Website
Application Function ID Main
Application
Function
Category
(Level 1)
Main
Application
Function
Aplication
Function
Description
TPI_TOBE_AF_M_1_014 Marketing Informasi TPI Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
melihat informasi
perusahaan.
TPI_TOBE_AF_M_1_015 Marketing Promosi Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
melihat informasi
produk perusahaan.
6) Absensi
Gambar 4.53 Application Behavior Viewpoint Absensi
131
Pada gambar 4.50 terdapat aplikasi Absensi pada layanan absensi.
Aplikasi absensi memiliki dua fungsi aplikasi, yaitu fungsi aplikasi absensi
dan fungsi aplikasi simpan data absen. Pada fungsi aplikasi simpan data absen
dibuat data absensi.
Tabel 4.21 Fungsi Aplikasi Absensi
Application Function ID Main
Application
Function
Category
(Level 1)
Main
Application
Function
Aplication
Function
Description
TPI_TOBE_AF_M_1_016 Absensi Absensi Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
melakukan absensi.
TPI_TOBE_AF_M_1_017 Absensi Simpan Data
Absensi
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
menyimpan data
absensi.
132
7) Kinerja
Gambar 4.54 Application Behavior Viewpoint Kinerja
Pada gambar 4.51 terdapat aplikasi kinerja yang ada pada layanan kinerja.
Aplikasi kinerja memiliki dua fungsi aplikasi, yaitu fungsi aplikasi melakukan
penilaian kinerja dan fungsi aplikasi laporan kinerja. Pada fungsi aplikasi
melakukan penilaian kinerja dibutuhkan data absensi untuk menilai kinerja
pegawai. Pada fungsi aplikasi laporan kinerja dibuat data kinerja.
Tabel 4.22 Tabel Fungsi Aplikasi Kinerja
Application Function ID Main
Application
Function
Category
(Level 1)
Main
Application
Function
Aplication
Function
Description
TPI_TOBE_AF_M_1_018 Kinerja Melakukan
Penilaian
Kinerja
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
melakukan
penilaian kinerja.
133
TPI_TOBE_AF_M_1_019 Kinerja Laporan
Kinerja
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
membuat laporan
kinerja.
8) Gaji
Gambar 4.55 Application Behavior Viewpoint Gaji
Pada gambar 4.52 terdapat aplikasi gaji yang ada dalam layanan gaji.
Aplikasi gaji memiliki tiga fungsi aplikasi, yaitu fungsi aplikasi lihat data
absensi, fungsi aplikasi lihat data pegawai, dan fungsi aplikasi penggajian.
Pada fungsi aplikasi lihat data absensi dibutuhkan data absensi. Kemudian
pada fungsi aplikasi lihat data pegawai dibutuhkan data pegawai. Pada fungsi
aplikasi penggajian dibuat data gaji sesuai data absensi dan data pegawai yang
telah dilihat.
Tabel 4.23 Tabel Fungsi Aplikasi Gaji
Application Function ID Main
Application
Main
Application
Function
Aplication
Function
Description
134
Function
Category
(Level 1)
TPI_TOBE_AF_M_1_020 Gaji Lihat Data
Absensi
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
melihat data
absensi.
TPI_TOBE_AF_M_1_021 Gaji Lihat Data
Pegawai
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
melihat data
pegawai.
TPI_TOBE_AF_M_1_022 Gaji Penggajian Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
melakukan
Penggajian.
9) Manajemen Pegawai
Gambar 4.56 Application Behavior Viewpoint Manajemen Pegawai
135
Pada gambar 4.53 terdapat aplikasi manajemen pegawai yang ada pada
layanan manajemen pegawai. Aplikasi manajemen pegawai memiliki
beberapa fungsi aplikasi, yaitu fungsi aplikasi lihat data pegawai, fungsi
aplikasi lihat data absensi, fungsi aplikasi penilaian kinerja, fungsi aplikasi
penggajian, dan fungsi aplikasi laporan pegawai. Pada fungsi aplikasi lihat
data pegawai dibutuhkan data pegawai. Pada fungsi aplikasi lihat data absensi
dibutuhkan data absensi. Pada fungsi aplikasi penilaian kinerja dibutuhkan
data kinerja. Pada fungsi aplikasi penggajian dibutuhkan data gaji. Kemudian
dari data pegawai, data absensi, dan data kinerja dibuat laporan pegawai.
Tabel 4.24 Tabel Fungsi Aplikasi Manajemen Pegawai
Application Function ID Main
Application
Function
Category
(Level 1)
Main
Application
Function
Aplication
Function
Description
TPI_TOBE_AF_M_1_023 Manajemen
Pegawai
Lihat Data
Pegawai
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
melihat data
pegawai.
TPI_TOBE_AF_M_1_024 Manajemen
Pegawai
Lihat Data
Absensi
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
melihat data
absensi.
TPI_TOBE_AF_M_1_025 Manajemen
Pegawai
Penilaian
Kinerja
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
136
melakukan
Penilaian kinerja.
TPI_TOBE_AF_M_1_026 Manajemen
Pegawai
Penggajian Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
melakukan
penggajian.
TPI_TOBE_AF_M_1_027 Manajemen
Pegawai
Laporan
Pegawai
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
melihat laporan
pegawai.
10) Manajemen Keuangan
Gambar 4.57 Application Behavior Viewpoint Manajemen Keuangan
Pada gambar 4.54 terdapat aplikasi manajemen keuangan yang ada pada
layanan manajemen keuangan. Pada aplikasi manajemen keuangan terdapat
beberapa fungsi aplikasi, yaitu fungsi aplikasi anggaran, fungsi aplikasi
pengeluaran, fungsi aplikasi pendapatan, fungsi aplikasi akuntansi, dan fungsi
aplikasi laporan keuangan. Pada fungsi aplikasi anggaran dibuat data
anggaran. Pada fungsi aplikasi pengeluaran dibuthkan data anggaran dan
kemudian dibuat data pengeluaran. Pada fungsi aplikasi pendapatan dibuat
137
data pendapatan. Pada fungsi aplikasi akuntansi dibutuhkan data pengeluaran
dan pendapatan sehinggan dapat dibuat laporan keuangan.
Tabel 4.25 Tabel Fungsi Aplikasi Manajemen Keuangan
Application Function ID Main
Application
Function
Category
(Level 1)
Main
Application
Function
Aplication
Function
Description
TPI_TOBE_AF_M_1_028 Manajemen
Keuangan
Anggaran Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
membuat
anggaran.
TPI_TOBE_AF_M_1_029 Manajemen
Keuangan
Pengeluaran Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
mencatat
pengeluaran.
TPI_TOBE_AF_M_1_030 Manajemen
Keuangan
Pendapatan Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
mencatat
pendapatan.
TPI_TOBE_AF_M_1_031 Manajemen
Keuangan
Akuntansi Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
membuat
akuntansi.
TPI_TOBE_AF_M_1_032 Manajemen
Keuangan
Laporan
Keuangan
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
melihat laporan
keuangan.
138
11) IT & Sys Admin
Gambar 4.58 Application Behavior Viewpoint IT & Sys Admin
Pada gambar 4.55 terdapat aplikasi IT & Sys Admin yang ada pada
layanan IT. Aplikasi IT & Sys Admin memiliki dua fungsi aplikasi, yaitu
fungsi aplikasi membuat sistem dan fungsi aplikasi melakukan monitoring
sistem. Pada fungsi aplikasi membuat sistem dibuat data sistem, dan pada saat
melakukan monitoring sistem dilihat data sistem untuk melihat informasi
sistem yang dikelola.
Tabel 4.26 Tabel Fungsi Aplikasi IT & Sys Admin
Application Function ID
Main
Application
Function
Category
(Level 1)
Main
Application
Function
Aplication
Function
Description
TPI_TOBE_AF_M_1_033 IT Melakukan
Back Up Data
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
melakukan back up
data.
139
TPI_TOBE_AF_M_1_034 IT Mengelola
Ssitem
Fungsi aplikasi ini
digunakan untuk
mengelola sistem.
4.2.5 Phase D: Technology Architecture
Pada fase ini digambarkan dan dijelaskan mengenai baseline
architecture technology dengan target teknologi arsitekturnya.
4.2.5.1 Baseline Architecture Technology
Gambar 4. 59 Baseline Architecture Technology
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa teknologi arsitektur PT
Tugu Pratama saat ini dilakukan dengan menghubungkan beberapa perangkat
dengan menggunakan LAN sebagai pertukaran data. LAN terhubung dengan
server farm yang terdiri dari file server, database server, email server, dan web
140
server. Dimana file server digunakan untuk mengelola dokumen, database
server digunakan untuk mengelola data, email server digunakan untuk
mengelola email, dan web server yang digunakan untuk mengelola website.
TPI sudah menggunakan firewall sebagai sistem keamanan jaringan
computer. PT Tugu Pratama memiliki 5 cabang yang berada di Surabaya,
Bandung, Medan, Balikpapan, dan Semarang. Pertukaran data dilakukan
dengan menggunakan koneksi internet. Seluruh sistem terpusat di kantor
pusat yang berada di Jakarta.
4.2.5.2 Platform Decomposition Diagram
Gambar 4.60 Infrastructure Viewpoint
141
Pada gambar diatas digambarkan infrastructure viewpoint yang
mengambarkan target infrasruktur jaringan PT Tugu Pratama Indonesia.
Dapat dilihat bahwa beberapa perangkat saling terhubung satu dengan yang
lain. LAN digunakan untuk melakukan pertukaran data. LAN terhubung
dengan server farm yang terdiri dari file server, database server, email server,
dan web server.
PT Tugu Pratama Indonesia menggunakan firewall sebagai sistem
keamanan jaringan komputer. PT Tugu Pratama memiliki 5 cabang yang
berada di Surabaya, Bandung, Medan, Balikpapan, dan Semarang. Pertukaran
data dilakukan dengan menggunakan koneksi internet yang terhubung dengan
perangkat kepala cabang. PT Tugu Pratama menggunakan Internet Data
Center (IDC) sebagai back up dari server farm, untuk mencegah dan
mengantisipasi terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh alam maupun
manusia, yang menyebabkan server internal down, sehingga sangat
dibutuhkan back up data untuk antisipasi dikarenakan database TPI yang
sangat besar.
4.2.6 Phase E: Opportunities and Solution
Pada fase sebelumnya telah dilakukan analisis mengenai sistem berjalan
atau baseline arsitektur dan dibuat target arsitekturnya. Pada fase ini akan
dilakukan perbandingan atau gap analysis antara baseline arsitektur dengan
target arsitekturnya.
142
4.2.6.1 Gap Analysis
Pada tahap ini dijelaskan analisis gap antara baseline arsitektur
dengan target arsitektur yang ada pada arsitektur bisnis, arsitektur data,
arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi.
4.2.6.1.1 Analisis Gap Arsitektur Bisnis
Pada analisis gap arsitektur bisnis, gambaran analisis gap
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu warna kuning yang menggambarkan
bahwa proses berada pada kedua tahap (baseline dan target arsitektur),
warna merah yang menggambarkan bahwa proses hanya ada pada baseline
arsitektur, dan warna ungu yang menggambarkan bahwa proses hanya ada
pada target arsitektur.
a. Pengajuan Asuransi
Gambar 4.61 Analisis Gap Proses Bisnis Pengajuan Asuransi
Pada gambar 4.59 terdapat analisis gap untuk proses bisnis pengajuan
asuransi. Pada proses bisnis pengajuan asuransi tidak terdapat perubahan,
Karena pada target arsitektur proses bisnis yang digunakan sama dengan
proses bisnis yang sedang berjalan pada PT Tugu Pratama Indonesia.
143
Tabel 4.27 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Pengajuan Asuransi
Baseline Architecture Target Architecture
Proses Permintaan Formal
Proses Perhitungan Resiko
Proses Pembayaran Premi
Proses Pembuatan Polis
Proses Permintaan Formal
Proses Perhitungan Resiko
Proses Pembayaran Premi
Proses Pembuatan Polis
b. Pengajuan Claim
Gambar 4.62 Analisis Gap Proses Bisnis Pengajuan Claim
Pada gambar 4.60 terdapat analisis gap pada proses bisnis pengajuan
claim. Pada proses bisnis pengajuan claim tidak terdapat perubahan,
Karena pada target arsitektur proses bisnis yang digunakan sama dengan
proses bisnis yang sedang berjalan pada PT Tugu Pratama Indonesia.
Tabel 4.28 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Pengajuan Claim
Baseline Architecture Target Architecture
Proses Melaporkan Terjadinya
Claim
Proses Pengisian Form
Pemberitahuan Kejadian Claim
Proses Melaporkan Terjadinya
Claim
Proses Pengisian Form
Pemberitahuan Kejadian
Claim
144
c. Penanganan Claim
Gambar 4.63 Analisis Gap Proses Bisnis Penanganan Claim
Pada gambar 4.61 terdapat analisis gap dari proses bisnis penanganan
claim. Proses bisnis mendapatkan laporan adjuster tidak ada pada target
arsitektur, karena pada target arsitektur proses tersebut digabungkan
dengan memproses laporan adjuster. Proses bisnis mengirimkan laporan
lost adjustment juga tidak terdapat dalam target arsitektur karna dapat
langsung dengan melalui sistem.
Tabel 4.29 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Penanganan Claim
Baseline Architecture Target Architecture
Proses Registrasi
Proses Verifikasi dan Survey
Proses Mendapatkan Laporan
Adjuster
Proses Memproses Laporan
Adjuster
Proses Mengirimkan Laporan
Lost Adjuster
Proses Registrasi
Proses Verifikasi dan
Survey
Proses Bisnis Memproses
Laporan Adjuster
145
d. Pembayaran Claim
Gambar 4.64 Analisis Gap Proses Bisnis Pembayaran Claim
Pada gambar 4.62 terdapat analisis gap dari proses bisnis pembayaran
claim. Proses bisnis mendapatkan mendapatkan laporan dari bagian claim
dan mendapatkan laporan lost adjustment tidak ada pada target arsitektur,
karena pada target arsitektur proses tersebut sudah ada di dalam sistem.
Tabel 4.30 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Pembayaran Claim
Baseline Architecture Target Architecture
Proses Mendapatkan Laporan dari
Bagian Claim
Proses Mendapatkan Laporan
Lost Adjustment
Proses Membuat Faktur
Pembayaran Claim
Proses Mengirimkan Bukti
Pembayaran/ Penggantian Claim
Proses Membuat Faktur
Pembayaran Claim
Proses Mengirimkan Bukti
Pembayaran/ Penggantian
Claim
146
e. Sales dan Marketing
Gambar 4.65 Analisis Gap Proses Bisnis Sales dan Marketing
Pada gambar 4.63 terdapat analisis gap pada proses bisnis sales dan
marketing. Pada proses bisnis sales dan marketing tidak terdapat
perubahan. Karena pada target arsitektur proses bisnis yang digunakan
sama dengan proses bisnis yang sedang berjalan pada PT Tugu Pratama
Indonesia.
Tabel 4.31 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis Sales dan Marketing
Baseline Architecture Target Architecture
Proses Merencanakan Produk
Proses Menetapkan harga
Proses Menetapkan Cara
Promosi
Proses Promosi Produk
Proses Kerjasama dengan
Perusahaan
Proses Merencanakan Produk
Proses Menetapkan harga
Proses Menetapkan Cara
Promosi
Proses Promosi Produk
Proses Kerjasama dengan
Perusahaan
147
f. HRD
Gambar 4.66 Analisis Gap Proses Bisnis HRD
Pada gambar 4.64 terdapat analisis gap pada proses HRD. Pada proses
bisnis sales dan marketing tidak terdapat banyak perubahan. Proses bisnis
training ditambahkan pada target arsitektur agar pegawai baru yang
diterima kerja lebih siap dalam menjalankan tugasnya. Proses bisnis
laporan pegawai ditambahkan pada target arsitektur karena untuk
memonitor dan mengevaluasi perkembangan pegawai.
Tabel 4.32 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis HRD
Baseline Architecture Target Architecture
Proses Penerimaan Pegawai
Proses Membuka Lowongan
Proses Seleksi Pelamar
Proses Test dan Wawancara
Proses Tandatangan Kontrak
Kerja
Proses Pengangkatan Pegawai
Proses Pengelolaan Pegawai
Proses Absensi
Proses Penerimaan Pegawai
Proses Membuka Lowongan
Proses Seleksi Pelamar
Proses Test dan Wawancara
Proses Tandatangan Kontrak
Kerja
Proses Pengangkatan
Pegawai
Proses Pengelolaan Pegawai
148
Proses Penilaian Kinerja
Proses Penggajian
Proses Absensi
Proses Penilaian Kinerja
Proses Penggajian
Proses Training
Proses Laporan Pegawai
g. Keuangan
Gambar 4.67 Analisis Gap Proses Bisnis Keuangan
Pada gambar 4.65 terdapat analisis gap pada proses bisnis keuangan.
Pada proses bisnis keuangan tidak terdapat perubahan, karena pada target
arsitektur proses bisnis yang digunakan sama dengan proses bisnis yang
sedang berjalan pada PT Tugu Pratama Indonesia.
Tabel 4.33 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis HRD
Baseline Architecture Target Architecture
Proses Membuat Anggaran
Proses Mencatat Pendapatan Dan
Pengeluaran
Proses Laporan Keuangan
Proses Membuat Anggaran
Proses Mencatat Pendapatan
Dan Pengeluaran
Proses Laporan Keuangan
149
h. IT
Gambar 4.68 Analisis Gap Proses Bisnis IT
Pada gambar 4.66 terdapat analisis gap pada proses bisnis IT. Pada
proses bisnis IT tidak terdapat perubahan, karena pada target arsitektur
proses bisnis yang digunakan sama dengan proses bisnis yang sedang
berjalan pada PT Tugu Pratama Indonesia.
Tabel 4.34 Tabel Gap Analysis Proses Bisnis IT
Baseline Architecture Target Architecture
Proses Membuat atau
Mengembangkan Sistem
Proses Memberikan Training
Proses Melakukan Monitoring
Sistem
Proses Membuat atau
Mengembangkan Sistem
Proses Memberikan Training
Proses Melakukan Monitoring
Sistem
150
4.2.6.1.2 Analisis Gap Arsitektur Aplikasi
Gambar 4.69 Analisis Gap Arsitektur Aplikasi
Pada gambar 4.66 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada perubahan
dalam arsitektur aplikasi. Pada front office hanya terdapat website tugu yang
berisi informasi PT Tugu Pratama Indonesia, visi dan misi perusahaan, dan
informasi produk perusahaan. Website tidak terhubung dengan Tis.Net karena
proses bisnis yang berdasarkan corporate based, bukan retail based.
Baseline Architecture Target Architecture
Website
Tis.Net Quotation
Tis.Net Acceptance
Website
Tis.Net Quotation
Tis.Net Acceptance
151
Tis.Net Claim
Tis.Net Finance
Pembayaran
Akuntansi
Manajemen Keuangan
Gaji
Absensi
Kinerja
Manajemen Pegawai
Tis.Net Claim
Tis.Net Finance
Pembayaran
Akuntansi
Manajemen Keuangan
Gaji
Absensi
Kinerja
Manajemen Pegawai
4.2.6.1.3 Analisis Gap Arsitektur Data
Gambar 4.70 Analisis Gap Arsitektur Data
152
Pada gambar 4.67 terdapat analisis gap arsitektur data. Data yang
berwarna kuning adalah data yang terdapat pada proses bisnis, sedangkan data
yang berwarna biru adalah data yang terdapat pada aplikasi dan merupakan
target arsitektur data.
Tabel 4.35 Tabel Gap Analysis Arsitektur Data
Baseline Architecture Target Architecture
Data Customer
Data Pengajuan Asuransi
Data Polis
Data Claim
Data Pembayaran
Data Keuangan
Data Anggaran
Data Pendapatan
Data Pengeluaran
Data Laporan Keuangan
Data Gaji
Data Promosi
Data Sales dan Marketing
Data Pegawai
Data HRD
Data Lamaran
Data Kontrak Kerja
Data Absensi
Data Kinerja
Data Customer
Data Pengajuan Asuransi
Data Polis
Data Kejadian Claim
Data Laporan Lost Adjustment
Data Nota Premi
Data Nota Claim
Data Keuangan
Data Anggaran
Data Promosi
Data Gai
Data Lamaran
Data Absensi
Data Kinerja
153
4.2.6.1.4 Analisis Gap Arsitektur Teknologi
Gambar 4.71 Analisis Gap Arsitektur Teknologi
Pada gambar 4.68 terdapat analisis gap arsitektur teknologi.
perangkat yang berwarna hijau adalah perangkat yang terdapat pada baseline
dan target, sedangkan perangkat yang berwarna abu-abu adalah perangkat
yang hanya ada pada target arsitektur teknologi.
Tabel 4.36 Tabel Gap Analysis Arsitektur Teknologi
Baseline dan Target Architecture Target Architecture
Device president director
Device direktur teknik
Device direktur marketing
Device direktur keuangan
Device president director
Device direktur teknik
Device direktur marketing
Device direktur keuangan
154
Device Bagian marketing
Device Bagian underwriting
Device Bagian claim
Device Bagian keuangan
Device Bagian HRD
Device Bagian IT
DBMS
File server
Database server
Email server
Web server
LAN
Firewall
Tis.Net Quotation
Tis.Net Acceptance
Tis.Net Claim
Tis.Net Finance
HRMS
IT & Sys Admin
Website
Internet
Kepala Cabang
Device Bagian marketing
Device Bagian underwriting
Device Bagian claim
Device Bagian keuangan
Device Bagian HRD
Device Bagian IT
DBMS
File server
Database server
Email server
Web server
LAN
Firewall
Tis.Net Quotation
Tis.Net Acceptance
Tis.Net Claim
Tis.Net Finance
HRMS
IT & Sys Admin
Website
Internet
Kepala Cabang
Internet Data Center (IDC)
155
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini dalam bab sebelumnya, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penelitian ini menghasilkan analisis Enterprise Architecture dengan
menggunakan Framework TOGAF dengan metode ADM. EA dianalisis
untuk melihat apakah EA saat ini sesuai dengan visi dan misi PT Tugu
Pratama Indonesia dan mampu mendukung perusahaan dalam memberikan
layanan yang dapat memuaskan customer.
2. Pengembangan arsitektur berupa blueprint (cetak biru) arsitektur utama
TOGAF, yaitu arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan
arsitektur teknologi.
3. Proses bisnis yang masih dapat berjalan dengan perubahan visi dan RJPP saat
ini adalah proses bisnis pengajuan asuransi, pengajuan claim, sales dan
marketing, dan IT. Sedangkan untuk proses bisnis penanganan claim,
pembayaran claim, HRD, dan keuangan sebaiknya disesuaikan dengan target
arsitektur yang telah dibuat.
4. Implementasi SITAP belum sepenuhnya dalam hal infrastruktur, seperti
belum adanya Data Recovery Center yang sangat berpengaruh dalam
database perusahaan sebagai antisipasi jika terjadinya bencana, baik yang
disebabkan oleh alam maupun oleh manusia.
156
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, didapatkan beberapa saran untuk
perbaikan perkembangan penelitian ini di kemudian hari, yaitu:
1. Pada penelitian selanjutnya dapat melakukan analisis Enterprise Architecture
lebih dalam, tidak hanya terbatas pada aktivitas utama saja, dan juga dapat
melanjutkan ke fase-fase pada TOGAF ADM setelah fase peluang dan solusi.
2. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan di PT
Tugu Pratama Indonesia diharapkan mendapatkan dukungan dan komitmen
dari seluruh stakeholder.
3. Dalam pengembangan arsitektur enterprise terdapat beberapa framework dan
tools yang berbeda, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan
framework dan tools terbaru agar dapat digunakan sebagai referensi dan
perbandingan baik untuk peneliti maupun perusahaan.
157
DAFTAR PUSTAKA
Aini, F. N. (2013). Pemodelan Arsitektur Enterprise menggunakan TOGAF ADM
untuk Mendukung Layanan Informasi Bagi Perguruan Tinggi. Seminar
Nasional Riset Teknologi Informasi 2013 (SRITI 2013), VII, 59–66.
Atmaja, T. D. (2010). Optimasi Penggunaan Informasi untuk Business Benefits
Menggunakan Pensejajaran Framework COBIT dan ITIL. E-Indonesia
Initiative 2010, 2010, 1–5.
Bittler, R. S., & Kreizman, G. (2005). Gartner Enterprise Architecture Process:
Evolution 2005. Gartner Enterprise Architecture Process, (October), 12.
Retrieved from https://www.gartner.com/doc/486246/gartner-enterprise-
architecture-process-evolution
Falahah, & Rosmala, D. (2010). Penerapan Framework Zachman Pada Arsitektur
Pengelolaan Data Operasional (Studi Kasus SBU Aircraft Services, PT.
Dirgantara Indonesia). Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi,
2010(Snati), 96–98.
Farida, I. N., Rosidi, A., & Syahdan, S. A. (2014). Perencanaan Enterprise
Architecture di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Surya Melati Kediri.
Citec Journal, 1(1), 25–34.
Hermana, B. (2015). Teknik Analisis Masalah: Gap Analysis dan SWOT Analysis.
Retrieved June 29, 2018, from http://pena.gunadarma.ac.id/teknik-analisis-
masalah-gap-analysis-dan-swot-analysis/
Huda, M. Q., Hidayah, N. A., & Putra, S. J. (2016, April). A study of social
technology use in State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
158
In Cyber and IT Service Management, International Conference on (pp. 1-6).
IEEE.
Huda, M. Q., & Hussin, H. (2016, October). Evaluation model of Information
Technology innovation effectiveness case of higher education institutions in
Indonesia. In Informatics and Computing (ICIC), International Conference on
(pp. 221-226). IEEE.
Huda, M. Q., & Sa'adah, N. U. (2014, November). Measurement model of
information technology implementation effectiveness. In Cyber and IT Service
Management (CITSM), 2014 International Conference on (pp. 21-24). IEEE.
International Organization for Standardization. (2015). iso_9001. Retrieved
November 29, 2017, from
https://www.iso.org/files/live/sites/isoorg/files/standards/docs/en/iso_9001.p
ptx
Jonkers, H., Band, I., & Quartel, D. (2012). ArchiSurance Case Study. The Open
Group, (January), 1–32.
Lanin, I. (n.d.). 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2015. Retrieved November
29, 2017, from https://ipqi.org/prinsip-iso-9001/
Madewell, C. D. (2015). True Value of the Open Group ( TOGAF ) Archi Mate
Language : Change Management, 3(1), 70–77.
Marc Lankhorst et al. (2009). Enterprise Architecture at Work Modelling,
Communication and Analysis (Second Edi). Springer.
Office Governance Commerce. (2007). The Official Introduction to the ITIL
Service Lifecycle. London: The Stasionery Office.
159
OJK. (2015). Peraturan Otoritas jasa keuangan Nomor 73/POJK.05/2016.
Retrieved June 14, 2018, from
http://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/regulasi/lembaga-keuangan-
mikro/peraturan-ojk/Documents/SAL-POJK PERIZINAN FINAL F.pdf
PT Tugu Pratama. (2016). Laporan Tahunan 2016. Retrieved from
http://www.tugu.com/assets/uploads/Tugu-Pratama-AR-2016-FINAL.pdf
Setiawan, E. B. (2009). Pemilihan EA Framework. Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi (SNATI), 2009(SNATI), 114–119. Retrieved from
journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/view/.../979?
Setiawan, E., Wisnubadhra, I., & Rahayu, S. F. (2015). Usulan Model Feaf Untuk
Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada PT . Sumber Buana Motor.
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015), (Snik), 125–128.
Sudrajat, A. W. (2015). Penerapan Framework Zachman Dalam Perancangan
Arsitektur Sistem Manajemen Penyusunan Anggaran Keuangan Daerah (Studi
Kasus UPTD Graha Teknologi Sriwijaya). Citec Journal, 2(1), 39–50.
Suhendri. (2015). Pemodelan Arsitektur Enterprise Menggunakan Framework
Gartner ( Studi Kasus : IAIN Syekh Nurjati Cirebon ). Infotech Journal, 1, 16–
20.
The Open Group. (2012). ArchiMate 2.1 Specification. United Kingdom: The Open
Group. Retrieved from http://pubs.opengroup.org/architecture/archimate2-
doc/toc.html
Triyanti, V., Bachtiar, M., & Rafavy, C. Y. (2013). Redesain Balanced Scorecard
Strategy Map Berdasar Konsep KPI dan KRI. Al- Azhar Indonesia Seri Sains
Dan Teknologi, 2(2), 57–68.
160
LAMPIRAN
WAWANCARA
Narasumber : Bapak Affanda Kristaldy
Hari/Tanggal : 10 Oktober 2017
Jabatan : IT Business Analyst Dept. Head
Hasil Wawancara
1. Apakah PT Tugu Pratama Indonesia telah memiliki arsitektur enterprise?
Sudah, yang dinamakan Strategic IT Architecture Planning (SITAP).
2. Mengapa SITAP dibuat?
SITAP dibuat untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dan
memfasilitasi klien dalam kemudahan bertransaksi.
3. Sistem apa saja yang sudah diterapkan di perusahaan?
Sistem yang dimiliki tugu yaitu Tis.Net
4. Apa yang belum diimplementasikan dalam SITAP?
SITAP belum memiliki DRC (Data Recovery Center) tetapi telah memiliki
DRP (Data Recovery Plan), sehingga secara parsial mekanisme DRC dalam
sudut pandang IT sudah dapat dilakukan atau dijalankan.
5. Hal apa yang dilakukan perusahaan dalam antisipasi dari tidak terdapatnya
DRC?
Jalan keluar sementara yang dilakukan adalah dengan mekanisme backup
dan restore yang disimulasikan secara rutin.
6. Apa kendala yang dimiliki arsitektur enterprise saat ini?
Adanya perubahan RJPP
7. Apa proses bisnis utama pada PT Tugu Pratama Indonesia? Dan seperti apa
alurnya?
Proses bisnis utamanya adalah pengajuan asuransi, pengajuan claim,
penanganan claim, pembayaran claim, dan sales dan marketing. (alurnya
dijelaskan dengan menggunakan flowchart)
8. Apa proses bisnis pendukung pada PT Tugu Pratama Indonesia? Dan seperti
apa alurnya?
Proses bisnis pendukungnya adalah Keuangan, HRD, dan IT. (alurnya
dijelaskan dengan menggunakan flowchart).
9. Mengapa terjadi perubahan pada RJPP?
Dinamika pertumbuhan bisnis dan perusahaan, merujuk kepada laporan
tahunan perusahaan atau akses di website resmi perusahaan.
10. Sejauh mana pengaruh dari perubahan RJPP terhadap arsitektur enterprise?
Cukup signifikan untuk platform yang berubah menjadi berbasis web dan
retail (e-commerce).
11. Bagaimana respon divisi IT atas perubahan RJPP tersebut? Tindakan apa
yang dilakukan dalam menghadapi perubahan RJPP tersebut?
Menyesuaikan SITAP, perubahan platform dan upgrade teknologi.
12. Sepenting apa arsitektur enterprise atau SITAP terhadap perusahaan?
Penting, karena implementasi RJPP atau rencana strategis perusahaan
secara IT tergambar dan terimplementasi di SITAP.