repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... ·...

114
KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus Perbudakan di Pabrik CV. Cahaya Logam di Daerah Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy) oleh : HASAN AZIZ NIM: 108043100024 KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1436 H/2015 M

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... ·...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM

DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus Perbudakan di Pabrik CV. Cahaya

Logam di Daerah Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang)

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi

Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)

oleh :

HASAN AZIZ

NIM: 108043100024

KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1436 H/2015 M

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

ii

KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM

DAN HUKUM POSITIF (ANALISIS KASUS PERBUDAKAN DI PABRIK CV.

CAHAYA LOGAM DI DAERAH KEC. SEPATAN TIMUR KAB.

TANGERANG)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

HASAN AZIZ

NIM : 108043100024

Di bawah bimbingan :

Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag.

NIP : 196404121994031004

KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1436H / 2015M

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT

HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus Perbudakan di

Pabrik CV. Cahaya Logam di Daerah Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang)

telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 4 Juni 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada

Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum (S. Sy).

Jakarta, 4 Juni 2015

Dekan,

Dr. Asep Saepudin Jahar, MA.

NIP. 196912161996031001

Panitian Ujian Munaqasah

Ketua : Fahmi Muhammad Ahmadi M. Si.

Nip. 197412132003121002

(…………………………….)

Sekertaris : Hj. Siti Hanna, S. Ag, Lc., MA.

Nip. 1974021620080120131

(…………………………….)

Pembimbing : Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag.

NIP : 196404121994031004

(……………………….……)

Penguji I : Dr. A. Sudirman Abbas, M. Ag.

Nip. 196912011999031003

(…………………………….)

Penguji II : Dedy Nursamsi, SH, M. Hum.

Nip. 196111011993031002

(…………………………….)

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari saya terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 Juni 2015 M

21 Sya’ban 1436 H

Hasan Aziz

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

v

ABSTRAK

HASAN AZIZ, 108043100024, “KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH

MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

Perbudakan di Pabrik CV. Cahaya Logam di Daerah Kec. Sepatan Timur Kab.

Tangerang)

Problematika ketenagakerjaan sepanjang sejarah selalu memunculkan

permasalahan baru, dari masalah perjanjian kerja, pengupahan, perlindungan,

kesejahteraan, dan pengawasan ketenagakerjaan. Di antara masalah tersebut salah

satu yang sangat krusial adalah masalah perjanjian kerja dan pengupahan. Perjanjian

kerja yang tidak jelas dan jumlah upah yang diinginkan para pekerja/buruh sering kali

bertentangan dengan kehendak perusahaan, seandainya pemerintah tidak campur

tangan pasti sebuah tatanan masyarakat terutama dalam bidang ekonomi akan

dikuasai oleh kapitalis. Dalam islam memandang upah adalah hal yang sangat penting

karena masuk dalam ranah daruriyat. Islam selalu menjunjung tinggi akad atau

kesepakatan antara pekerja/buruh dan majikan, namun sebagai pihak yang lebih kuat

majikan dilarang melakukan tindakan semena-mena serta memberikan upah yang

tidak dapat mencukupi minimal kebutuhan pokoknya. Untuk itu perlu adanya

pembahasan yang komprehensif dalam menjelaskan perjanjian kerja dan upah yang

layak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep perjanjian kerja dan konsep

upah buruh menurut hukum islam dan hukum positif. Dan juga untuk mengetahui

kedudukan hukum perjanjian kerja dan upah buruh terkhusus di Pabrik CV. Cahaya

Logam di Daerah Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang menurut hukum Islam dan

hukum Positif.

Metode penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif dengan

menggunakan instumen penelitian lapangan (field research). Dan penelitian

kepustakaan yang didasarkan pada suatu pembahasan dengan menggunakan metode

studi kepustakaan (library research). Adapun pendekatan yang dilakukan dalam

penyusunan skripsi ini menggunakan pendekatan konseptual (conceptual approach).

Sedangkan tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi,

wawancara, dan observasi.

Kata Kunci: Konsep Perjanjian Kerja dan Upah, Hukum Islam, Positif

Pembimbing: Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan nikmat sehat wal’afiyat sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada sang penyampai wahyu

al-Qur’an suci, penebar rahmat bagi insani, dialah junjungan alam Nabi besar

kita Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikut beliau seluruh

umat manusia yang setia kepada ajarannya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwasanya terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Karena itu, seraya

memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT., dengan penuh ketulusan hati, penulis

menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

vii

3. Bapak Dr. Khamami, MA. selaku Ketua Program Study Perbandingan

Mazhab dan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Hj. Siti Hanna, S. Ag, Lc., MA. selaku Sekertaris Program Study

Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. H. Asrorun Ni’am Sholeh. selaku Pembimbing Akademik Jurusan

Perbandingan Mazhab dan Fiqih Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah

berkenan memberikan arahan serta meluangkan waktu ditengah-tengah

kesibukan. Memberikan kritik dan saran demi terciptanya kesempurnaan

skripsi penulis. Terimakasih atas kebaikan dan perhatiannya.

7. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, terima kasih atas ilmu pengetahuan

yang telah diberikan, semoga penulis senantiasa dapat memanfaatkan dan

mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.

8. Terima kasih terucap kepada Ibu Siti Zubaedah (Kepala Desa), Bapak Salmin

(Ketua Rt) selaku Pemerintah Desa Sepatan Timur Kabupaten Tangerang,

dan Bpk. Basri (Warga/pekerja) yang telah berkenan untuk di wawancarai

hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda H. Enjum Junaedi dan

Ibunda Hj. Siti Bahriah yang telah memberikan banyak hal yang berarti

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

viii

dalam kehidupan penulis. Cinta dan kasih sayang serta doa yang semua itu

tak akan bisa tergantikan dengan apapun, semoga Allah selalu menjaga

kalian dalam kebahagiaan dan keberkahan.

10. Teruntuk kakak tercinta: H. Sidiq Fauzi, Yayah Zumriyah, dan Ahmad

Taufik yang selalu menghibur penulis baik suka maupun duka, memberikan

dukungan dan motivasi kepada penulis untuk bisa meraih cita-cita.

11. Untuk paman Habib Hamzah al-Haddar beserta keluarga, terima kasih atas

Do’a dan Wejangannya setiap malam. Para sohib “Darul Daqom” bang sony,

bang acan, bang ayi al-oye, bang didi, bang amid syam, bang aai, bang

bayong, Ky dahlan, dan yang lainnya, terima kasih atas tempat bersandar dan

segelas kopinya.

12. Salam santun untuk Tuan Guru Muhammad Daerobi, yang telah banyak

membantu dan memberikan semangat kepada penulis agar tetap semangat

untuk menjalani hidup, begitupun dengan kang Seto, kang Asef dan kang Eto

el-Bor. Matur suhunnya atas kebaikannya.

13. Teman-teman “The Kostan” faiz abdul, rosadi ahmad, saeful bahri el-BGL,

ridwan DK, ujang FR, ali bekam, achonk KRD, ardi BRK, dan rahman

GBR. Terima kasih atas setiap tawa canda yang telah diberikan disaat penulis

sudah mulai lelah dengan keadaan, kalian menjadi obat pelipur lara.

14. Teman-teman seperjuangan, terkhusus “My Best Friend” Suhendra, Fauzan,

Khumaidah, dan seluruh penghuni PMF angkatan tahun 2008, yang telah

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

ix

memberikan dukungan serta semangat kepada penulis. Dan seluruh pihak yang telah

membantu penulis yang mungkin tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

kasih atas semuanya. Tanpa kalian penulis bukanlah apa-apa.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan,, oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif senantiasa penulis

harapkan untuk kesempurnaan karya ilmiah ini, namun penulis berharap semoga

skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Jakarta, 9 Juni 2015 M

21 Sya’ban 1436 H

Hasan Aziz

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING…………………………………… ii

LEMBAR PENGESAHAN MUNAQOSYAH ................................................. iii

HALAMAN KEASLIAN SKRIPSI…………………. ....................................... iv

ABSTRAK............................................................... ............................................. v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 8

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9

E. Metodelogi Penelitian ................................................................... 10

F. Riview Terdahulu .......................................................................... 14

G. Sistematika Penulisan ................................................................... 16

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

xi

BAB II LANDASAN TEORITIS PERJANJIAN KERJA DAN

UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM

POSITIF

A. Perjanjian Kerja Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif ........ 18

1. Pengertian Perjanjian Kerja ....................................................... 18

2. Jenis Perjanjian Kerja ................................................................ 21

3. Kententuan Hukum Perjanjian Kerja ......................................... 23

B. Upah Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif .......................... 25

1. Pengertian Upah ......................................................................... 25

2. Macam-macam Upah ................................................................. 28

3. Sistem Pengupahan .................................................................... 29

BAB III KRONOLOGIS KASUS PERBUDAKAN DI PABRIK CV. CAHAYA

LOGAM KEC. SEPATAN TIMUR KAB. TANGERANG

A. Profil Perusahaan ............................................................................ 33

B. Kronologis Kasus ........................................................................... 34

C. Duduk Permasalahan ..................................................................... 36

BAB IV ANALISIS KASUS PERBUDAKAN DI PABRIK CV. CAHAYA

LOGAM KEC. SEPATAN TIMUR KAB. TANGERANG

MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

xii

A. Analisis Perjanjian Kerja Menurut Hukum Islam

dan Hukum Positif .......................................................................... 42

B. Analisis Upah Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif ............ 55

C. Analisis Kasus ................................................................................ 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 77

B. Saran-saran .................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

i. Surat Wawancara ....................................................................................... I

1. Hasil Wawancara Wawancara I ..................................................... III

2. Hasil Wawancara Wawancara II .................................................... VII

3. Hasil Wawancara Wawancara III ................................................... XI

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

1

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

Beberapa waktu lalu tepatnya sekitar bulan Mei 2013 terkuaknya

kasus yang menghancurkan martabat kemanusiaan yaitu kasus perburuhan di

daerah Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang. Kasus

ini seolah tak berlogika dengan sisi kemanusiaan yang terus dijunjung tinggi

di Indonesia. Tragedi dehumanisasi pada pabrik panci alumunium CV.

Cahaya Logam yang memperlakukan buruhnya secara tidak manusiawi.

Pabrik ini dilaporkan telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia seperti

menyiksa dan menyekap karyawan, mempekerjakan karyawan di bawah

umur, dan para karyawan tersebut tidak diberi upah yang standar.

Seperti yang diberitakan dari beberapa media, mereka diperlakukan

seperti budak. Berdasarkan beberapa kesaksian mengatakan bahwa para

buruh dipaksa bekerja dengan waktu tak terbatas, mulai bekerja dinihari dan

berakhir tengah malam, mereka tidak bisa beribadah dan disiksa kalau bekerja

tidak giat.1 Selain perampasan hak atas buruh di atas, hak lain dari buruh juga

dirampas seperti ditempatkan pada tempat yang tidak layak berupa ruang

tertutup 8 x 6 meter, tanpa ranjang tidur, hanya ada alas tikar, kondisi pengap,

lembab, gelap, terdapat fasilitas kamar mandi yang jorok dan tidak terawat.

1 Buruh Pabrik Panci Dipaksa Kerja Seperti Budak,

http://www.tempo.co/read/news/2013/05/04/064477938/Buruh-Pabrik-Panci-Dipaksa-Kerja-

Seperti-Budak. diakses pada tanggal 04 Mei 2013 Pukul 17:50 WIB

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

2

Dan rata-rata dari mereka tidak mandi serta tidak berganti baju selama tiga

bulan.2

Dari hasil pemeriksaan, didapatkan bahwa industri tersebut tak

memiliki izin industri dari instansi terkait di Pemerintah Kabupaten

Tangerang. Usaha itu hanya mengantongi Surat Keterangan usaha dari

Kecamatan Cikupa. Petugas kepolisian pun menemukan beragam temuan

mengejutkan. Berikut temuan-temuan itu:

a) Tempat istirahat buruh berupa ruang tertutup sekitar 8m x 6m, tanpa

ranjang tidur, hanya alas tikar, kondisi pengap, lembab, gelap, kamar

mandi jorok dan tidak terawat.

b) Telepon genggam, dompet, uang, dan pakaian yang dibawa buruh

ketika pertama kali datang bekerja di tempat itu disita lalu disimpan

JK dan istrinya tanpa argumentasi yang jelas.

c) Gaji tidak diberikan, sementara buruh sudah bekerja lebih dari 2

bulan, dijanjikan Rp 600 ribu per bulan.

d) Terdapat 6 buruh yang disekap, dengan kondisi dikunci dari luar.

e) Pakaian yang digunakan buruh cenderung kumal, tidak diganti

berbulan-bulan, robek dan jorok.

f) Kondisi badan buruh juga tidak terawat, rambut coklat, kelopak mata

gelap, berpenyakit kulit kurap atau gatal-gatal, tampak tidak sehat.

g) Buruh diperlakukan kasar dan tidak manusiawi. Hak-hak terkait

kesehatan dan berkomunikasi tida diberikan oleh pemilik usaha.

2 http://www.tempo.co/read/news/2013/05/04/064477938/Buruh-Pabrik-Panci-

Dipaksa-Kerja-Seperti-Budak. diakses pada tanggal 04 Mei 2013 Pukul 17:50 WIB

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

3

h) Ada 4 buruh yang masih berumur di bawah 17 tahun, status anak.3

Dari data yang didapat oleh penulis, hal itu terjadi berawal dari

ketidakjelasannya hubungan kerja dan pembagian kerja antara pengusaha

pabrik dengan para buruh CV. Cahaya Logam. Diperparah dengan perjanjian

kerja yang tidak jelas sekaligus tidak tertulis, hal ini menyebabkan para buruh

tidak bisa menolak perjanjian kerja yang tidak sesuai peraturan perundang-

undangan manakala perjanjian kerja tersebut tidak tertulis. Hal demikianlah

yang menyebabkan antara buruh dengan majikan (pengusaha) tidak seimbang

baik hubungan kerja maupun pembagian kerjanya.

Pada dasarnya hubungan maupun pembagian kerja merupakan aspek

terpenting dalam suatu perusahaan, karena dalam suatu perusahan haruslah

jelas hubungan kerja serta pembagian kerja antara pekerja satu dengan yang

lainnya atau bahkan hubungan pekerja dengan pengusaha/atasannya. Jika

hubungan dan pembagian kerja tidak jelas maka akan terjadi penyimpangan

di sana-sini. Kasus ini merupakan salah satu contoh dari hubungan kerja dan

pembagian kerja yang tidak Jelas yang tidak melakukan perjanjian-perjanjian

sebelumnya sehingga pengusaha atau pemilik pabrik kuali dalam hal ini CV.

Cahaya Logam melakukan tindakan semena-mena kepada para pekerja

layaknya seorang budak dan tidak sesuai dengan prikemanusiaan.

Disamping karena perjanjian yang tidak jelas menjadi pemicu awal,

upah yang diberikan oleh CV. Cahaya Logam juga tidak berdasarkan

3http://megapolitan.kompas.com/read/2013/05/04/04215157/Parah.Puluhan.Buruh.D

isekap.BarangDisita.dan.Hak.Tak.Dipenuhi.di.Tangerang?utm_source=WP&utm_medium=

Ktpidx&utm_campaign=%20Perbudakan%20Di%20Tangerang. Diakses pada tanggal 18

Oktober 2013 Pukul 14.30 WIB

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

4

Permenakertrans No. 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan

Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak, sebagaimana di tulis dalam

pasal 8 “Upah minimum yang ditetapkan oleh Gubernur sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja

kurang dari 1 (satu) tahun”. Jadi seharusnya buruh pada waktu itu

mendapatkan upah sesuai UMK (upah minimum kabupaten/kota) dalam hal

Ini Kab. Tangerang sebesar Rp 2.200.000/perbulan,4 bukan Rp.

600.000/perbulan.

Baik ketidakjelasan perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha

dan problem pemberian upah di bawah UMP, ternyata bila dilihat lebih jauh

dalam hukum positif terkait perburuhan memberikan kelonggaran dalam

perjanjian kerja yang tidak tertulis, secara jelas ketentuan Pasal 51 ayat 1 UU

No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa Perjanjian

Kerja dapat dibuat secara tertulis maupun lisan.5 Pasal ini memberikan

penjelasan bahwa Perjanjian Kerja tidak diwajibkan untuk dituangkan dalam

wujud tertulis, bisa saja dalam bentuk lisan. Menurut Agusmidah mengatakan

bahwa perjanjian merupakan buah perlindungan antara pekerja/buruh dengan

pengusaha, untuk itu seharusnya perjanjian kerja tertulis tidak secara lisan.6

Karena hal itu berpotensi pada tidak terlindunginya hak-hak para buruh ketika

terjadi persengketaan antara pekerja dan pengusaha. Hal ini pula yang

4 http://fspmiptbi.org/daftar-umr-ump-umk-tahun-2013, pada tanggal 22 November

2013 pukul 19. 40 WB. 5 Pasal 51 ayat 1 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

6 Agusmidah, dkk, Bab-Bab Tentang Hukum Perburuhan Indonesia, (Jakarta: UI

Press, 2012), hal. 26

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

5

memungkinkan para buruh/pekerja CV. Cahaya Logam di Kab. Tangerang

tidak bisa berbuat apa-apa akan hak-haknya.

Jika kita melihat lebih jauh, menurut hukum Islam bahwa perjanjian

kerja mensyarat tertulis, hal demikian mengacu pada praktek muamalah yang

saling menguntungkan serta melindungi satu sama lain. Spirit tersebut bisa

dilihat dari al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 282, yang mana isinya Allah

berfirman “apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang

ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis

di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan

menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia

menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang

akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan

janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya”.

Ayat ini secara spesifik berisi perintah untuk melakukan pencatatan

dalam persoalan hutang piutang (muamalah). Seperti yang kita ketahui bahwa

hutang piutang (muamalah) termasuk bagian dari hukum privat

(keperdataan). Tujuan pencatatan dalam hubungan hukum keperdataan adalah

untuk menjaga agar masing-masing pihak yang terikat dengan hubungan

hukum tersebut dapat menjalankan hak dan kewajibannya secara baik dan

bertanggung jawab. Dalam konteks ini pencatatan menjadi faktor penting

sebagai bukti adanya hubungan keperdataan tersebut. Selain itu juga

pencatatan perjanjian kerja sering kali tidak diindahkan oleh para pengusaha,

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

6

maka hal itu sangat riskan terhadap kezaliman, hal demikian bukan termasuk

prinsip hukum Islam yang mengandung pada kemaslahatan umat.7

Perbedaan pandangan lain dari hukum Islam dalam konteks ini adalah

mengenai upah pekerja atau buruh. seperti yang dijelaskan di atas, bahwa

menurut hukum positif upah pekerja harus dibayarkan sesuai dengan hidup

layak di setiap daerah. Hal itu mengacu pada UU No. 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan yang menjelaskan bahwa Pasal 88 ayat 4: “Pemerintah

menetapkan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan

memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.8 Frasa ini membuat

jelas bahwa dalam penetapan upah minimum titik tolak yang digunakan

mengacu pada kebutuhan hidup layak yang diputuskan oleh Gubernur.9

Selanjutnya bagaimana dengan hukum Islam meninjau upah pekerja? Atas

dasar apakah upah yang diberikan menurut hukum Islam.

Secara normatif, istilah upah ditemukan dengan padanan ijarah yang

berasal dari kata “al-Ajru” yang berarti “al-Iwadlu (ganti)” yang berarti

upah atau imbalan.10

Istilah ini ditemukan dalam surat at-Thalaq ayat 6, yang

mana di dalam ayat itu dikatakan: “jika mereka menyusukan (anak-anak)mu

untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah

7 Hamka Haq, Falsafah Ushul Fiqh, (Ujung Pandang: Yayasan al-Ahkam, 1998), 47

8 Pasal 88 ayat 4 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

9 Lihat Pasal 8 Permenakertrans No. 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan

Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak. 10

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Beirut: Daar al-Tsaqafah al-Islamiyyah, t.Th), Juz.

III, hal. 138, lihat juga Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2008),

hal.113

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

7

di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui

kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.

Dalam hadits juga terdapat banyak menyinggung mengenai upah,

salah satunya adalah hadits yang diiriwatkan oleh Ibnu Majah, dari Abdullah

bin Umar, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: “Berikan kepada seorang

pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.”11

Dari beberapa dalil di atas, maka beberapa prinsip upah (al-Ujrah)

yang berbeda dalam hukum Islam dengan hukum positif yaitu upah

ditentukan dengan cara yang paling bijaksana tanpa merugikan kedua belah

pihak, seperti dilarang menangguhkan upah pada pekerja atau buruh, hal

demikian mengacu pada pendapat al-Munawi yang berkata: “Di haramkan

menunda pemberian gaji padahal mampu menunaikannya tepat waktu. Yang

dimaksud memberikan gaji sebelum keringat si pekerja kering adalah

ungkapan untuk menunjukkan diperintahkannya memberikan gaji setelah

pekerjaan itu selesai ketika si pekerja meminta walau keringatnya tidak

kering atau keringatnya telah kering.”12

Pendapat itu sebetulnya sesuai dalam riwayat Bukhari-Muslim yang

menjelaskan bahwa Nabi Saw bersabda: “Menunda penunaian kewajiban (bagi

yang mampu) termasuk kezholiman.” 13

11

Muhammad ibn Yazid Abu Abdullah al-Quzwaini, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Dar al-Fikr, T. th.), Juz II, hal. 817

12 Al-Munawi, Faidhul Qodir, (Tt: Tp,T.th), Juz. I, hal. 718

13 HR. Bukhari no. 2400 dan Muslim no. 1564

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

8

Setelah mencermati beberapa perbedaan antara Hukum Positif dengan

Hukum Islam secara prinsipil, dalam hal ini mengenai perjanjian kerja maupun

tentang upah. Oleh sebab itu sangat diperlukan penelahaan konseptual antara

hukum positif dengan Hukum Islam guna melihat peristiwa perbudakan di Daerah

Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang. Yang mana terdapat beberapa ketimpangan

dalam kasus tersebut yaitu ketidak-jelasannya perjanjian kerja, pemberian upah

dibawah UMK sekaligus penangguhan upah beberapa bulan oleh pihak pengusaha

Panci CV. Cahaya Logam. Untuk itu penulis akan hadirkan dengan judul skripsi

“Konsep Perjanjian Kerja Dan Upah Menurut Hukum Islam Dan Hukum

Positif” (Analisis Kasus Perbudakan Di Pabrik CV. Cahaya Logam Di Daerah

Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang).

b. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dari beberapa persoalan yang ada, perlunya pembatasan dalam skripsi

ini yaitu penulis hanya menelaah konsepsi perjanjian kerja tertulis dan tidak

tertulis, kemudian pembatasan kedua yaitu upah buruh yang dibayarkan di

bawah upah minimum dan penangguhan upah seperti yang terjadi pada kasus

Perbudakan di Daerah Kec. Sepatan Timur.

2. Perumusan Masalah

Seperti yang dijelaskan dalam pembatasan masalah, perlunya

penelahaan lanjutan pada kasus di atas mengenai Konsepsi perjanjian kerja

dan Upah buruh yang dibayarkan di bawah upah Minimum seperti pada kasus

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

9

perbudakan di Daerah Kec. Sepatan Timur. Untuk itu, sesuai dengan

pembatasan masalah, maka rumusannya adalah:

1. Bagaimanakah konsep perjanjian kerja menurut Hukum Islam dan

Hukum Positif?

2. Bagaimanakah Upah Buruh Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif?

3. Bagaimanakah kedudukan hukum perjanjian kerja dan upah buruh di

Pabrik CV. Cahaya Logam di Daerah Kec. Sepatan Timur Kab.

Tangerang menurut Hukum Islam dan Hukum Positif?

c. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui konsep perjanjian kerja menurut Hukum Positif dan

Hukum Islam.

2. Mengatahui konsep Upah Buruh Menurut Hukum Positif dan Hukum

Islam.

3. Mengetahui kedudukan hukum perjanjian kerja dan upah buruh CV.

Cahaya Logam di Daerah Kec. Sepatan Timur menurut Hukum Positif

dan Hukum Islam?

d. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Penelitian ini sebagai upaya perluasan wawasan keilmuan hukum Islam

terlebih dalam bidang hukum perburuhan menurut hukum Islam dan Hukum

Positif. Manfaat yang lain juga yaitu dalam rangka mengembangkan ilmu

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

10

pengetahuan hukum Islam dengan hukum positif indonesia, khususunya

masalah hukum ketenagakerjaan.

2. Praksis

Penelitian ini bermanfaat bagi ulama, akademisi, legal drafter,

mahasiswa, santri dan khususnya para penggiat kajian keilmuan hukum

Islam, sebagai acuan dalam mengembangkan serta memahami hukum Islam.

Sebagai sumbangan pikiran dari peneliti bagi kerangka pembangunan hukum

Islam yang berkarakter Indonesia yang sesuai dengan zaman dan tempat.

e. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian

kualitatif dengan menggunakan instumen penelitian lapangan (field

research). Dan penelitian kepustakaan yang didasarkan pada suatu

pembahasan dengaan menggunakan metode studi kepustakaan (library

research), yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan

bahan-bahan penelitian melalui studi kepustakaan yang di peroleh melalui

kajian undang-undang dan peraturan-peraturan yang ada di bawahnya serta

bahan-bahan yang lainnya yang berhubungan dengan data-data penelitian.14

a. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

14

Suharsimi Arikunto, Perosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2006). Lihat pula Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Adelina

Offset, 2010), h.158.

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

11

1) Penelitian yuridis normatif yaitu penelitian yang difokuskan untuk

mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum

baik hukum Islam (fiqh) maupun hukum positif.15

2) Penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang

dilakukan dengan cara mengkaji, menganalisa serta merumuskan

buku-buku, literatur dan yang lainnya yang ada relevansinya dengan

judul skripsi ini.

Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini

menggunakan: Pendekatan konseptual16

(conseptual approach). Pendekatan

ini beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang

dalam hukum Islam. Dengan mempelajari pandangan-pandangan dan dokrtin-

doktrin hukum Islam, peneliti akan menemukan serta menganalis kasus

perbudakan di Pabrik CV. Cahaya Logam di daerah Kec. Sepatan Timur Kab.

Tangerang.

b. Sumber Data

Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

primer yaitu bahan-bahan mengikat yakni data-data yang berkaitan erat

dengan kasus Perbudakan di daerah Sepatan baik diperoleh dari media

maupun dari hasil wawancara. Selain dari Data Primer juga dapat diperoleh

dari analis buku-buku terkait hukum perburuhan. Adapun sumber data

15

Johnny Ibrahim, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, (Malang:

Bayumedia Publishing, 2008), hal. 294. 16

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta, Kencana, 2011), cet. 7, hal.

137.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

12

sekunder lainnya yaitu bahan-bahan hukum islam (fiqh) serta peraturan

perundang-undangan yang memberikan penjelasan mengenai bahan primer

seperti UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Permenakertrans

No. 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian

Kebutuhan Hidup Layak dan UU Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.

Bagitu juga bahan lainnya yang terdiri dari buku-buku para ahli hukum

Islam yang berpengaruh, maupun ahli hukum positif, jurnal-jurnal hukum

Islam, pendapat para sarjana.17

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum

yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan

bahan hukum sekunder seperti Kamus, encyclopedia, dan lain-lain.18

c. Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya pengumpulan data yang diperlukan, maka digunakan

metode sebagai berikut:

1. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah mencari hal-hal atau variabel berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, media online, majalah, prasasti,

notulen, rapat, agenda, dan sebagainya.19

2. Metode Interview

Wawancara atau interview merupakan Tanya jawab secara lisan dimana

dua orang atau lebih berhadapan secara lansung. Dalam proses interview

17

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif suatu tinjauan

singkat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 13. 18

Johnny Ibrahim, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, hal. 296. 19

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif suatu tinjauan

singkat, hal. 201.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

13

ada dua pihak yang menempati kedudukan yang berbeda. Satu pihak

sebagai berfungsi sebagai pencari informasi atau interviewer sedangkan

pihak lain berfungsi sebagai pemberi informasi atau informan

(responden).20

Proses wawancara ini akan diajukan kepada pihak yang

terkait dalam skripsi ini, seperti langsung kepada narasumber, saksi-saksi

dan lain-lain.

3. Observasi

Adapun Observasi adalah merupakan sebuah proses penelitian secara

mendalam untuk mengetahui kasus perbudakan di Kampung Bayur Opak,

Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang.

d. Teknik Analisis Data

Adapun analisis bahan terkait judul skripsi merupakan langkah-langkah

yang berkaitan dengan pengelolahan terhadap bahan-bahan yang telah

dikumpulkan untuk menjawab isu yang telah dirumuskan dalam rumusan

masalah.

Pada penelitian ini, pengelolahan bahan studi analisis hakikatnya

merupakan kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan

yang telah ada. Sistematisasi berarti membuat klasifikasi terhadap bahan-

bahan tertulis tersebut untuk memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi

maupun hipotesa.

20

Soemitro Romy H. Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

1990), hal. 71.

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

14

e. Teknik Penulisan

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis berpedoman

pada prinsip-prinsip yang telah diatur dan dibukukan dalam buku pedoman

penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

f. Review Terdahulu

No

Nama

Judul

Persamaan

Perbedaan

1

Tasbih21

KONSEP ISLAM

DALAM

MENGHAPUSKAN

PERBUDAKAN:

Analisis Tematik

Terhadaap Hadits-

Hadits Perbudakan.

Menjelaskan

beberapa

masalah yaitu

antara konsep

perbudakan

dalam islam

seperti terlihat di

legalkan

menurut

beberapa

riwayat hadits,

namun dengan

semangat al-

Qur’an yang

menjunjung

tinggi nilai-nilai

anti perbudakan

seolah hilang

secara implisit

dengan riwayat

tentang

perbudakan.

Objek

penelitian

yang

digunakan

lebih bersifat

analisis

kepustakaan

semata,

sedangkan

skripsi yang

penulis buat

lebih terfokus

pada konsep

perbudakan

dalam islam

melihat kasus

perbudakan

di Pabrik CV

Cahaya

Logam di

daerah Kec.

Sepatan

Timur Kab.

Tangerang.

21

Tasbih, Konsep Islam dalam Menghapuskan Perbudakan: analisis tematik terhadap hadits-

hadits Perbudakan, (Tesis, 2008)

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

15

2

Zulheldi22

PERBUDAKAN

MENURUT AL-

QUR’AN: Suatu

Kajian Tafsir

Tematik.

Secara sepintas

al-Qur’an

mengakui

perbudakan, tapi

dalam banyak

indikasi

sebenarnya al-

Qur’an

menginginkan

penghapusan

sistem sosial

yang tidak

manusiawi

tersebut.

Penelitian

menggunakan

pendekatan

tematik

terhadap

hadits-hadits

mengenai

perbudakan.

Sedangkan

penelitian

dalam skripsi

penulis

menggunakan

pendekatan

kualitatif,

yaitu

menelusuri

bahan

kepustakaan

dengan studi

empirisme

data kasus

dilapangan.

3

Alfi Jazulin

Azwar23

PERBUDAKAN

DALAM SEJARAH

ISLAM.

Mengungkapkan

dalam

perjalanan

sejarah islam,

perbudakan

yang seharusnya

lenyap dengan

mengacu kepada

pokok ajaran

islam kembali

melembaga.

Kelembagaan

yang diteliti

bersifat

umum,

sedangkan

objek

penelitian

skripsi

penulis lebih

terfokus

kepada

perbudakan

yang terjadi

di Pabrik CV.

Cahaya

Logam di

Daerah Kec.

22

Zulheldi, Perbudakan Menurut Al-Qur’an: suatu kajian tafsir tematik, (Tesis, 1991). 23

Alfi Jazulin Azwar, Perbudakan Dalam Sejarah Islam, (Tesis, 1998).

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

16

Sepatan

Timur.

g. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dengan sistematika yang terbagi dalam lima bab.

Masing-masing bab terdiri atas beberapa sub-bab guna lebih memperjelas

ruang lingkup dan cakupan permasalahan yang diteliti. Adapun urutan dan

tata letak masing-masing bab serta pokok pembahasannya adalah sebagai

berikut.

Bab I Pendahuluan, seperti biasanya diawali dengan pembahasan

Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan Dan

Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Review Terdahulu dan terakhir

Sistematika Penulisan.

Pada bab II menjelaskan tentang Landasan Teoritis yang terdiri dari

dua point, poin A tentang Pengertian Perjanjian Kerja, Jenis-jenis Perjanjian

Kerja dan Ketentuan Hukum Perjanjian Kerja. Adapun poin B tentang

Pengertian Upah, Macam-Macam Upah dan Peraturan perundang-undangan

Indonesia terkait Hukum Ketenagakerjaan.

Pada bab III menjelaskan tinjauan Kronologis Kasus Perbudakan di

Pabrik CV. Cahaya Logam Kec. Sepatan Timur Kabupaten Tangerang terdiri

dari tiga point, yaitu Profil Perusahaan, Kronologis Kasus, dan Duduk

Permasalahan.

Pada bab IV Analisis Kasus Perbudakan di Pabrik CV. Cahaya Logam

Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang Menurut Menurut Hukum Islam dan

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

17

Hukum Positif, terdiri dari tiga pembahasan yaitu Analisis Perjanjian Kerja

Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif, Analisis Upah Buruh Menurut

Hukum Islam dan Hukum Positif, dan terakhir Analisis Kasus.

Pada bab V Penutup, seperti biasa pembahasan terdiri dari kesimpulan

dari skripsi ini dan yang kedua yaitu saran.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

18

BAB II

LANDASAN TEORITIS PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT

HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

A. Perjanjian Kerja Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif

1. Pengertian Perjanjian Kerja

Jika dilihat dari ketentuan Pasal 50 Undang-undang No. 13 Tahun 2003

Tentang Ketenagakerjaan menetapkan bahwa hubungan kerja terjadi karena

adanya perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja/buruh.1 Adanya

perjanjian demikian sangatlah esensial. Pemahaman di atas pada prinsipnya

serupa dengan apa yang ada di Eropa. Di kebanyakan Negara di Eropa dasar atau

landasan hukum perburuhan dapat ditemukan di dalam „perjanjian kerja‟. Di

Negara-negara di Eropa (baik di dalam peraturan perundang-undangan maupun

dalam yurisprudensi), perjanjian kerja dipahami mencakup tiga elemen inti:

pekerjaan, upah dan otoritas/kewenangan. Ini berarti bahwa perjanjian kerja

adalah suatu kesepakatan dengan mana buruh/pekerja mengikatkan diri sendiri

untuk bekerja di bawah otoritas/kewenangan majikan dengan menerima

pembayaran upah.2

Hal di atas juga senada dengan definisi perjanjian kerja menurut Undang-

undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa

perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau

1 Pasal 50 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

2 Agusmidah, dkk, Bab-Bab Tentang Hukum Perburuhan Indonesia, (Jakarta: UI Press,

2012), hal. 13

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

19

pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.3

Sementara dalam pasal 1601 A KUH Perdata, perjanjian kerja merupakan suatu

perjanjian dimana pihak yang satu, pekerja mengikatkan diri untuk bekerja pada

pihak pengusaha selama waktu tertentu, dengan menerima upah. Dari rumusan

tersebut, perjanjian kerja harus memenuhi persyarat-persyaratan sebagai berikut:

a) Adanya pekerjaan

b) Adanya upah yang dibayarkan

c) Adanya perintah

d) Adanya waktu tertentu dan waktu tidak tertentu untuk perjanjiannya.4

Setelah menjelaskan pandangan hukum positif terkait perjanjian kerja

perburuhan. di bawah ini akan dijelaskan pembahasan perjanjian kerja menurut

hukum Islam.

Perjanjian atau akad dalam hukum Islam dipandang sah jika rukun dan

syaratnya terpenuhi. Rukun yang dimaksud adalah unsur-unsur yang membentuk

perjanjian tersebut seperti menurut jumhur ulama terdiri dari tiga aspek yaitu

subyek akad, obyek akad dan sighat akad. Adapun di antara syarat-syarat

akadnya sendiri yaitu ahliyatul „ada dan ahliyatul wujub.

3 Hadi Setia Tunggal, Seluk-Beluk Hukum Ketenagakerjaan, (Tt: Harvarindo, 2014), hal.

48 4 Lebih jelas lihat Hadi Setia Tunggal, Seluk-Beluk Hukum Ketenagakerjaan, (Tt:

Harvarindo, 2014), hal. 48-49

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

20

Dalam Islam sendiri ketika perjanjian atau waktu ijab-kabul tidak ada

keharusan menggunakan kata-kata khusus karena ketentuan hukumnya ada pada

akad dengan tujuan dan makna bukan dengan kata-kata dan bentuk kata itu

sendiri, yang diperlukan adalah saling rela („antaradin), direalisasikan dalam

bentuk mengambil dan memberi atau cara lain yang dapat menunjukkan keridaan

makna pemilikan dan mempermilikkan.5

Perjanjian kerja dalam hukum Islam juga membenarkan tertulis tidaknya

perjanjian kerja, namun sebuah keharusan perjanjian kerja tertulis, karena

berdasarkan sebuah potongan ayat dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 282

yang berbunyi:

...

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai

untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. (Al-Baqarah:282)

Dan terdapat pula dalam sebuah kaidah al-Kitabah ka al-Khitab (adapun

tulisan dalam perjanjian sama seperti sebuah ucapan.

Selain itu juga dalam hukum Islam, kontrak dalam perjanjian kerja

dipandang sah harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a) tidak menyalahi

aturan atau prinsip syariah yang ditetapkan; b) harus sama-sama rida dan ada

5 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 12, alih bahasa Kamaluddin A . Marzuki, (Bandung: al-

Ma‟arif, 1996), hal. 49

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

21

pilihan, c) harus jelas dan gamblang.6 Prinsip lain dari perjanjian kerja harus

saling jujur dan tidak mengkhianati perjanjian kerja, hal itu sesuai dalam al-

Qur‟an surat al-Baqarah ayat 279 dan al-Maidah ayat 1.

2. Jenis Perjanjian Kerja

Dilihat dari segi jangka waktu pembuatan perjanjian kerja, dapat dibagi 2

(dua) jenis, yaitu perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT)dan Perjanjian kerja

waktu tidak tertentu (PKWTT) sebagai berikut:

a) Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) adalah perjanjian kerja antara

pekerja dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu

tertentu dan untuk pekerjaan tertentu.7

Tidak semua jenis pekerjaan dapat dibuat dengan perjanjian kerja waktu

tertentu. Pasal 57 Ayat 1 UU 13/2003 mensyaratkan bentuk PKWT harus tertulis

dan mempunyai 2 kualifikasi yang didasarkan pada jangka waktu dan PKWT

yang didasarkan pada selesainya suatu pekerjaan tertentu (Pasal 56 Ayat (2)UU

13/2003). Secara limitatif, Pasal 59 juga menyebutkan bahwa PKWT hanya

dapat diterapkan untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis, sifat dan kegiatan

pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu pekerjaan yang sekali

selesai atau yang sementara sifatnya, pekerjaan yang diperkirakan

6 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hal. 2-3 7 F.X. Djulmiaji, Perjanjian Kerja Edisi Revisi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hal. 67

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

22

penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama, paling lama 3 tahun,

pekerjaan yang bersifat musiman dan pekerjaan yang berhubungan dengan

produk baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau

penjajagan.8

b) Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu

Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT), yaitu perjanjian kerja

antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja tetap.

Masa berlakunya PKWTT berakhir sampai pekerja memasuki usia pensiun,

pekerja diputus hubungan kerjanya, pekerja meninggal dunia. Bentuk PKWTT

adalah fakultatif yaitu diserahkan kepada para pihak untuk merumuskan bentuk

perjanjian baik tertulis maupun tidak tertulis. Hanya saja berdasarkan Pasal 63

Ayat (1) ditetapkan bahwa apabila PKWTT dibuat secara lisan, ada kewajiban

pengusaha untuk membuat surat pengangkatan bagi pekerja/buruh yang

bersangkutan. PKWTT dapat mensyaratkan masa percobaan kerja paling lama 3

(tiga) bulan dan dalam hal demikian, pengusaha dilarang untuk membayar upah

di bawah upah minimum yang berlaku. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 60 Ayat

(1) dan (2) UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.9

8 Lihat juga YLBHI, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia, (Jakarta: YLBHI, 2014),

hal. 156 9 Lihat juga YLBHI, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia, (Jakarta: YLBHI, 2014),

hal. 157-158

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

23

3. Ketentuan Hukum Perjanjian Kerja

Suatu perjanjian yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu bisa

dikatakan sebagai suatu perjanjian yang sah dan sebagai akibatnya perjanjian

akan mengikat sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Oleh

karena itu agar keberadaan suatu perjanjian diakui oleh undang-undang (legally

concluded contract) haruslah sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan

oleh undang-undang.

Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat (pasal 1320 KUH

perdata) yaitu:

a) Sepakat merekat yang mengikatkan diri,

b) Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian,

c) Suatu hal tertentu

d) Suatu sebab yang halal.

Kesepakatan kedua belah pihak yang melakukan perjanjian haruslah

bersepakat setuju dengan tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak lain.

Tidak adanya kekeliruan atau penipuan oleh salah satu pihak. Oleh karena itu

kesepakatan adalah unsur utama. Kecakapan membuat suatu perjanjian

maksudnya mereka yang dikategorikan sebagai pendukung hak dan kewajiban

adalah orang atau badan hukum. Sedangkan suatu sebab yang halal maksudnya

ialah tidak dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan kesusilaan

dan ketertiban umum.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

24

Ketentuan Pasal 51 (1) UUK menyatakan bahwa Perjanjian Kerja dapat

dibuat secara tertulis maupun lisan. Meskipun demikian, ketentuan Pasal 54 (1)

UUK setidak-tidaknya harus mencakup:

a) Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;

b) Nama, jenis kelamin, umur dan alamat pekerja/buruh;

c) Jabatan atau jenis pekerjaan;

d) Tempat pekerjaan;

e) Besarnya upah dan cara pembayarannya;

f) Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan

pekerja/buruh;

g) Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;

h) Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan

i) Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.

Ketentuan tentang syarat-syarat di atas tidak diperlengkapi secara

memadai dengan sanksi yang memaksakan pentaatan. Sekalipun begitu, ketentuan

perundang-undangan di atas setidak-tidaknya mengindikasikan apa yang

diharapkan termuat dalam perjanjian kerja yang dibuat tertulis. Fakta bahwa tidak

disyaratkan perjanjian kerja dibuat tertulis dilandaskan pemikiran praktikal,

karena dalam banyak kasus para pihak tidak menuliskan kesepakatan yang dibuat

antara mereka. Jika perjanjian lisan demikian dinyatakan cacat hukum, maka

artinya pekerja/buruh tidak akan dapat mendapat perlindungan yang layak.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

25

B. Upah Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif

1. Pengertian Upah

Upah memegang peranan penting dalam hubungan kerja (perjanjian

kerja), bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan utama seorang pekerja bekerja pada

pengusaha adalah untuk memperoleh upah. Sehingga jika tidak ada unsur upah,

maka suatu hubungan tersebut bukan merupakan hubungan kerja. Menurut

beberapa ahli, Upah merupakan bentuk penghargaan yang diberikan oleh

pengusaha setelah buruh menyerahkan tenaga dan pikirannya dalam proses

produksi. Buruh bersedia untuk bekerja menyerahkan tenaga dan pikirannya

untuk mendapatkan upah. 10

Upah harus diberikan dalam bentuk uang sebagai

imbalan dari pengusaha kepada buruh yang besarnya ditetapkan sebelumnya

seperti dalam bentuk tertulis atau tidak. Ditinjau dari beberapa komponen, bentuk

upah ada banyak macamnya, yaitu:

a) Upah Pokok, yaitu upah dasar yang dibayarkan kepaa pekerja menurut

tingkat atau jenis pekerjaan, dan besarnya ditetapkan berdasarkan

kesepakatan;

b) Tunjangan Tetap, yaitu tunjangan yang diberikan bersamaan dengan upah

tiap bulannya. Tunjangan ini diberikan dengan tidak dipengaruhi dengan

jumlah ketidak hadiran;

10

YLBHI, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia, (Jakarta: YLBHI, 2014), hal. 161

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

26

c) Tunjangan Tidak Tetap, yaitu tunjangan yang diberikan bersamaan dengan

upah tiap bulannya. Tunjangan ini hanya diberikan bila buruh masuk

kerja.

Upah dibayarkan bila buruh melakukan pekerjaan. Prinsip ini dikenal

engan istilah No Work No Pay (“tak ada kerja, tak ada upah”). Meskipun begitu,

ada pengecualian dalam hal ini. Yaitu bila buruh cuti, mogok yang sah, buruh

sakit, menjalankan kewajiban terhadap negara, menjalankan ibadah,

melaksanakan tugas serikat, dan melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.

Dalam keadaaan buruh sakit sehingga tidak dapat melaksanakan pekerjaaan,

upah buruh tetap dibayar dengan besaran yang ditentukan dan wajib dibayarkan

oleh pengusaha.

Adapun istilah upah dalam islam ditemukan dengan padanan ijarah yang

berasal dari kata “al-Ajru” yang berarti “al-Iwadlu (ganti)” yang berarti upah

atau imbalan.11

Istilah ini ditemukan dalam surat at-Thalaq ayat 6, yang mana di

dalam ayat itu dikatakan:

… …

“Apabila mereka (wanita-wanita) menyusukan (anak) kalian, Maka

berikanlah kepada mereka upah-upahnya” (QS at-Thalaq 65: 6)

11

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Beirut: Daar al-Tsaqafah al-Islamiyyah, t.Th), Juz. III,

hal. 138, lihat juga Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2008), hal.113

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

27

Dalam hadits juga terdapat banyak menyinggung mengenai upah, salah

satunya adalah hadits yang diiriwatkan oleh Ibnu Majah, dari „Abdullah ibn

„Umar berkata, Rasulullah Saw Bersabda:

أعطوا األجير أجره قبل أن يجف عرقه

“Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” 12

Hadits di atas menawarkan kepada seluruh pnyedia jasa (pengusaha)

untuk memberikan upah kepada buruh sesuai dengan berakhirya kerja itu sendiri.

Dalam hukum Islam juga telah menawarkan suatu penyelesaian yang sangat

tepat, baik mengenai masalah upah maupun, masalah perlindungan kepentingan-

kepentingan terhadap pekerja maupun pengusaha. Upah ditentukan dengan cara

yang paling bijaksana tanpa merugikan kedua belah pihak. Buruh mendapat upah

yang telah dijanjikan tanpa merampas hak majikan yang sah. Begitu pula

majikan tidak dibenarkan menindas golongan pekerja, dengan mengambil hak

mereka yang sah. Dalam al-Quran diperintahkan dengan jelas agar para

pengusaha membayar upah pekerja selaras dengan tugas yang mereka lakukan

dan pada saat yang sama juga menjaga kepentingan mereka sendiri.

12

Muhammad ibn Yazid Abu Abdullah al-Quzwaini, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Daar al-

FIkr, t.th), Juz. II, hal. 817

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

28

2. Macam-Macam Upah

Prinsip yang melandasi peraturan perundang-undangan berkenaan dengan

pengupahan ialah bahwa setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan

yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 88 UUK).

Berlandaskan pada ketentuan itu, maka pemerintah mewajibkan diri sendiri

untuk mengembangkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh.

Dalam penjelasan ketentuan di atas, upah wajib (necessary income)

diterjemahkan sebagai upah yang memungkinkan buruh/pekerja memenuhi

penghidupan yang layak. Beranjak dari ketentuan itu pula, buruh/pekerja dengan

pekerjaan yang mereka lakukan harus dapat memperoleh upah dalam jumlah

tertentu yang memungkinkan mereka untuk secara masuk akal memenuhi

penghidupan diri sendiri dan keluarga mereka. Tercakup ke dalam itu ialah

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan, sansang, papan, pendidikan,

pemeliharaan kesehatan, rekreasi dan jaminan hari tua. Kiranya jelas bahwa

penguraian pengertian upah seperti ini mencerminkan program masa depan

daripada situasi kondisi aktual Indonesia.

Di dalam ketentuan yang sama ditetapkan pula bahwa kebijakan

pengupahan yang dikembangkan pemerintah harus mencakup 6 pokok hal

sebagai berikut:

a) Upah Minimum;

b) Upah kerja lembur;

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

29

c) Upah tidak masuk kerja karena berhalangan;

d) Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan di luar pekerjaannya;

e) Upah karena menjalankan waktu istirahat kerjanya;

f) Bentuk dan cara pembayaran upah;

3. Sistem Pengupahan

Sistem upah merupakan kerangka pengelolaan prihal bagaimana upah

diatur dan ditetapan. Sistem upah di Indonesia pada umunya didasarkan pada tiga

fungsi, yaitu:

a. Menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluaraga.

b. Mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang

c. Menyediakan insentif untuk mendorng meningkatkan produktivitas kerja.

Untuk mengatur sistem pengupahan di Indonesia, pemerintah sudah

membuat membuat rambu-rambunya dalam UU No 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan. Selain itu, sudah dibuat pula Keputusan Presiden No 107 tahun

2004 tentang Dewan Pengupahan, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi NoKEP-231/MEN/2003.13

Dewan pengupahan adalah suatu lembaga nonstruktural yang bersifat

tripartit. Secara struktural terdiri atas:

a) Dewan Pengupahan Nasional (Depenas) yang dibentuk oleh Preside

b) Dewan Pengupahan Provinsi (Depeprov) yang dibentuk oleh Gubernur

13

Keputusan Presiden No 107 tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

30

c) Dewan Pengupahan Kota/Kabuptan (Depekab/Depeko) yang dibentuk oleh

Bupati/Walikota.

Tugas dari Dewan Pengupahan adalah memberikan saran dan

pertimbangan kepada pemerintah dalam rangka perumusan kebijakan

pengupahan dan pengembangan sistem pengupahan

nasional/provinsi/kabupaten/kota. Seperti dalam penentuan Upah Minimum

Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK).

Upah Minimum Provinsi dan Upah Minimum Kabupaten/Kota

Untuk mengatur tentang ketentuan upah minimum provinsi dan upah minimum

kabupaten/kota, pemerintah membuat peraturan yaitu Peraturan Menteri Tenaga

Kerja No Per-01/MEN/1999 dan diperbaharui pada tahun 2000 menjadi

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per-226/MEN/2000 tentang Upah

Minimum.

Upah minimum menurut peraturan tersebut adalah upah minimum

terendah yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap. Upah minimum terdiri

atas Upah Minimum Provinsi (UMP), Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMS

Provinsi), Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK), Upah Minimum Sektoral

Kabupaten/Kota.

Upah minimum provinsi adalah upah minimum yang berlaku untuk

seluruh kabupaten/kota di suatu provinsi, sedangkan Upah minimum sektoral

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

31

provinsi adalah upah minimum yang berlaku secara sektoral diseluruh

kabupaten/kota di suatu provinsi.

Adapun upah minimum kabupaten/kota adalah upah minimum yang

berlaku di daerah kabupaten/kota. Sedangkan upah minimum sektoral

kabupaten/kota adalah upah minimum yang berlaku secara sektroal di daerah

kabupaten/kota.

Adapun Ketentuan tentang struktur dan skala upah di Idonesia sudah di

atur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

KEP.49/MEN/IV/2004 tentang Ketentuan Struktur dan Skala Upah.

Struktur upah adalah susunan tingkat upah dari yang terendah sampai

yang tertinggi atau dari yang tertinggi sampai yang terendah. Adapun skala upah

adalah kisaran nilai nominal upah untuk setiap kelompok jabatan.

Dasar pertimbangan untuk menyusun struktur upah terdiri atas:

1. Struktur organisasi

2. Rasio perbedaan bobot pekerjaan antar jabatan

3. Kemampuan perusahaan.

4. Biaya keseluruhan tenaga kerja.

5. Upah minimum

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

32

6. Kondisi pasar

Sedangkan dalam penyusunan skala upah dapat dilakukan melalui dua

pendekatan yaitu:

1. Skala tunggal, yaitu skala upah dengan ketentuan setiap jabatan pada golongan

jabatan yang sama mempunyai upah yang sama

2. Skala ganda, yaitu skala upah dengan ketentuan setia golongan jabatan

mempunyai nilai upah nominal terendah dan tertinggi.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

33

BAB III

KRONOLOGIS KASUS PERBUDAKAN DI PABRIK CV. CAHAYA LOGAM

DI DAERAH KEC. SEPATAN TIMUR KAB. TANGERANG

A. Profil Perusahaan

Di desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang,

Yuki Irawan (41) pemilik CV. Cahaya Logam adalah seorang pendatang. Sekitar

15 tahun lalu yuki pernah mengontrak di tanah petak dekat dengan rumah

gedongnya kini. Yuki berbisnis mengolah limbah alumunium foil jadi alumunium

batangan. Usahanya itu sukses.1

Yuki kemudian membeli rumah bertingkat yang kini dijadikan pabrik

percetakan wajan atau kuali. Namun di balik keberhasilan itu rupanya menyimpan

borok. Yuki diketahui menyekap buruh di pabriknya selama berbulan-bulan,

praktik penyekapan di pabrik kuali di Tangerang itu terkuak setelah dua buruh

yang bekerja di pabrik itu berhasil melarikan diri setelah 3 bulan dipekerjakan

dengan tidak layak.

Yuki irawan, dikenal warga sebagai sosok berduit. Pemilik CV. Cahaya

Logam itu dekat dengan aparat desa, polisi hingga tentara.

1 Wawancara Pribadi dengan Ketua Rt Bayur Opak, Desa Lebak Wangi, Kecamatan

Sepatan Timur, Bapak Salmin., 5 Mei 2015

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

34

Banyaknya aparat yang datang di tempat pembuatan panci yang dikelola

oleh Yuki Irawan tersebut, membuat warga sekitar beranggapan bahwa

perusahaan itu legal. ” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang

Heri Heryanto.

Polres Kota Tangerang, pada hari Sabtu (3/5) menggerebek Pabrik CV.

Cahaya Logam, produsen alumunium batangan dan panci di Kampung Bayur

Opak Rt03/06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten

Tangerang dan terdapat 35 pekerja pabrik diduga mendapatkan perlakuan kasar

dari majikan dan orang suruhannya. Dari hasil pengecekan, tempat usaha industri

itu tidak mempunyai izin Industri dari Dinas Pemda Kabupaten Tangerang,

namun hanya ada Surat Keterangan Usaha dari Kecamatan Cikupa tetapi lokasi

usaha di Kecamatan Sepatan.

Saat ini, kepolisian telah menahan lima orang yang dijadikan tersangka

terkait kasus itu yakni Yuki Irawan (41) sebagai pemilik pabrik serta empat anak

buahnya yakni Tedi Sukarno (35), Sudirman (34), Nurdin alias Umar (25), dan

Jaya (30).

B. Kronologis Kasus

Kurang lebih 1 tahun lalu tragedi pelecehan martabat manusia terjadi di

bumi negeri tercinta ini, tepatnya di Kampung Bayur Opak RT 03/06, Desa

Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, terkuak setelah

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

35

dua buruh yang bekerja di pabrik itu berhasil melarikan diri. Andi Gunawan (20

tahun) dan Junaidi (22) kabur setelah tiga bulan dipekerjakan dengan tidak

layak.2 Dalam waktu enam bulan dia bekerja di pabrik milik Yuki Irawan itu,

tidak sepeser pun uang yang diterima para buruh. Setiap hari, para buruh harus

bekerja lebih dari 12 jam untuk membuat 200 panci. Jika tidak mencapai target,

lanjutnya, para pekerja akan disiksa dan dipukul. Mereka bekerja mulai jam 5.30

pagi hingga jam 1 malam, hanya . mereka hanya diberi makan nasi putih, tahu

dan tempe.Usai bekerja, para pekerja tinggal di sebuah ruangan berukuran 4

meter x 6 meter yang berada di belakang pabrik. Di dalam ruangan kecil itu

terdapat kamar mandi, namun tidak ada ventilasi udara, dan mereka hanya diberi

dua tikar yang sudah rusak untuk tidur. Ruangan itu kemudian dikunci dari luar.

Para pekerja yang rata-rata berumur 17 hingga 24 tahun ini hanya

memiliki satu baju yang melekat di tubuh, karena menurutnya baju, ponsel dan

uang yang mereka bawa dari kampung disita oleh sang majikan ketika baru tiba

di pabrik tersebut. Para pekerja diiming-imingi mendapat gaji Rp 600 ribu per

bulannya.3 Kondisi di sana sangat memprihatinkan, tidak layak untuk ditiduri.

Para pekerja sering diancam oleh mandor-mandor dan bos Yuki, akan dipukuli

sampai mati, mayatnya langsung mau dibuang di laut kalau jika macam-macam

di sana. Tindakan tidak manusiawi yang diberikan kepada para buruh di pabrik

panci itu membuat sejumlah pekerja berusaha untuk melarikan diri tapi gagal.

2 Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Timur, Ibu

Siti Zubaedah., 4 Mei 2015 3 Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Zubaedah, 4 Mei 2015

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

36

Berikut pernyataan dari salah satu buruh bernama Darmin, “Itu ada yang kejar,

tentara itu, saya langsung lari tapi ketangkap juga. Ditarik langsung dipukuli

sebentar terus saya diteriakin maling sama tentara itu, terus warga pada kumpul

lalu saya bilang saya bukan maling. Saya pekerja tidak betah, lalu warga pergi.

Terus saya diikat sama tentara terus dibawa ke mes. Saya ditelanjangi, dipukuli,

ditendang, ditampar, dikurung di WC satu malam terus besokannya kerja lagi.4

C. Duduk Permasalahan

Seperti yang diberitakan di beberapa media dan hasil analis wawancara

narasumber, kronologis kasus terkuaknya kasus diawali dari laporan seorang

buruh ke Kepala Desa Jamali, Cece Rusmana, yang kemudian ditindaklanjuti

dengan mendatangi lokasi pabrik di Tangerang didampingi personel

Bhanbinkamtibmas.

Dikutip dari media, saat itu kami mendapatkan laporan dari salah seorang

korban yang berasal dari Mande dan Lampung. Mereka melaporkan

mendapatkan penyiksaan selama bekerja di pabrik itu. Sekitar tanggal 23

Februari kita datang ke lokasi pabrik. Kita bertemu langsung dengan bosnya dan

para buruh. Tapi kedatangan kita yang pertama, para buruh mengaku tidak ada

masalah apa-apa. Rupanya sudah di-setting sama bosnya," terang Cece kepada

INILAH di Kantor P2TP2A Kabupaten Cianjur, Minggu (5/5/2013).

4 http://sylhadisaputri.blogspot.com/2013/06/makalah-perbudakan-di-tanggerang.html

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

37

Cece kemudian berkoordinasi dengan Camat Blambangan Lampung

karena salah seorang korbannya berasal dari Lampung. Rupanya, aksi

perbudakan disertai penyekapan dan penyiksaan sudah terendus aparat kepolisian

yang langsung melakukan penggerebekan.

Pada Jumat malam kita datang ke lokasi pabrik. Ternyata memang sudah

digerebek aparat polisi. Kita langsung mendata di lokasi pabrik. Ternyata ada 22

orang di antara buruh itu merupakan warga Kabupaten Cianjur. Setelah

menyelesaikan pendataan, seluruh korban yang berasal dari Cianjur, termasuk 1

orang dari Bandung, dipulangkan pada Minggu (5/5/2013) dinihari.5

Dari beberapa kesaksian juga mengatakan bahwa para buruh dipaksa

bekerja dengan waktu tak terbatas, mulai bekerja dinihari dan berakhir tengah

malam, mereka tidak bisa beribadah dan disiksa kalau bekerja tidak giat.6 Selain

perampasan hak atas buruh di atas, hak lain dari buruh juga dirampas seperti

ditempatkan pada tempat yang tidak layak berupa ruang tertutup 8 x 6 meter,

tanpa ranjang tidur, hanya ada alas tikar, kondisi pengap, lembab, gelap, terdapat

fasilitas kamar mandi yang jorok dan tidak terawat. Dan rata-rata dari mereka

tidak mandi serta tidak berganti baju selama tiga bulan.7

5 http://m.inilah.com/read/detail/1985826/inilah-kronologis-terbongkarnya-perbudakan-

buruh. diakses pada tanggal Minggu, 5 Mei 2013 pada pukul 12:26 WIB

6 http://www.tempo.co/read/news/2013/05/04/064477938/Buruh-Pabrik-Panci-Dipaksa-

Kerja-Seperti-Budak. diakses pada tanggal 04 Mei 2013 Pukul 17:50 WIB

7 http://www.tempo.co/read/news/2013/05/04/064477938/Buruh-Pabrik-Panci-Dipaksa-

Kerja-Seperti-Budak. diakses pada tanggal 04 Mei 2013 Pukul 17:50 WIB

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

38

Dari hasil pemeriksaan, didapatkan bahwa industri tersebut tak memiliki

izin industri dari instansi terkait di Pemerintah Kabupaten Tangerang. Usaha itu

hanya mengantongi Surat Keterangan usaha dari Kecamatan Cikupa. Petugas

kepolisian pun menemukan beragam temuan mengejutkan. Berikut temuan-

temuan itu:

a) Tempat istirahat buruh berupa ruang tertutup sekitar 8m x 6m, tanpa

ranjang tidur, hanya alas tikar, kondisi pengap, lembab, gelap, kamar

mandi jorok dan tidak terawat. 8

b) Telepon genggam, dompet, uang, dan pakaian yang dibawa buruh ketika

pertama kali datang bekerja di tempat itu disita lalu disimpan JK dan

istrinya tanpa argumentasi yang jelas.

c) Gaji tidak diberikan, sementara buruh sudah bekerja lebih dari 2 bulan,

dijanjikan Rp 600 ribu per bulan.

d) Terdapat 6 buruh yang disekap, dengan kondisi dikunci dari luar.

e) Pakaian yang digunakan buruh cenderung kumal, tidak diganti berbulan-

bulan, robek dan jorok.

f) Kondisi badan buruh juga tidak terawat, rambut coklat, kelopak mata

gelap, berpenyakit kulit kurap atau gatal-gatal, tampak tidak sehat.

g) Buruh diperlakukan kasar dan tidak manusiawi. Hak-hak terkait

kesehatan dan berkomunikasi tida diberikan oleh pemilik usaha.

8 Wawancara Pribadi dengan Warga/Pekerja CV. Cahaya Logam Kp. Bayur, Desa

Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Bapak Basri., 8 Mei 2015

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

39

h) Ada 4 buruh yang masih berumur di bawah 17 tahun, status anak.9

Dari data yang didapat oleh penulis, hal itu terjadi berawal dari

ketidakjelasannya hubungan kerja dan pembagian kerja antara pengusaha pabrik

dengan para buruh CV. Cahaya Logam. Diperparah dengan perjanjian kerja yang

tidak jelas sekaligus tidak tertulis, hal ini menyebabkan para buruh tidak bisa

menolak perjanjian kerja yang tidak sesuai peraturan perundang-undangan

manakala perjanjian kerja tersebut tidak tertulis. Hal demikianlah yang

menyebabkan antara buruh dengan majikan (pengusaha) tidak seimbang baik

hubungan kerja maupun pembagian kerjanya.

Pada dasarnya hubungan maupun pembagian kerja merupakan aspek

terpenting dalam suatu perusahaan, karena dalam suatu perusahan haruslah jelas

hubungan kerja serta pembagian kerja antara pekerja satu dengan yang lainnya

atau bahkan hubungan pekerja dengan pengusaha/atasannya. Jika hubungan dan

pembagian kerja tidak jelas maka akan terjadi penyimpangan di sana-sini. Kasus

ini merupakan salah satu contoh dari hubungan kerja dan pembagian kerja yang

tidak Jelas yang tidak melakukan perjanjian-perjanjian sebelumnya sehingga

pengusaha atau pemilik pabrik kuali dalam hal ini CV. Cahaya Logam

9

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/05/04/04215157/Parah.Puluhan.Buruh.Disekap.Baran

gDisita.dan.Hak.Tak.Dipenuhi.di.Tangerang?utm_source=WP&utm_medium=Ktpidx&utm_cam

paign=%20Perbudakan%20Di%20Tangerang. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2013 Pukul

14.30 WIB

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

40

melakukan tindakan semena-mena kepada para pekerja layaknya seorang budak

dan tidak sesuai dengan prikemanusiaan.10

Disamping karena perjanjian yang tidak jelas menjadi pemicu awal, upah

yang diberikan oleh CV. Cahaya Logam juga tidak berdasarkan Permenakertrans

No. 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian

Kebutuhan Hidup Layak, sebagaimana di tulis dalam pasal 8 “Upah minimum

yang ditetapkan oleh Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 berlaku

bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun”. Jadi

seharusnya buruh pada waktu itu mendapatkan upah sesuai UMK (upah

minimum kabupaten/kota) dalam hal Ini Kab. Tangerang sebesar Rp

2.200.000/perbulan,11

bukan Rp. 600.000/perbulan.

Baik ketidakjelasan perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha dan

problem pemberian upah di bawah UMP, ternyata bila dilihat lebih jauh dalam

hukum positif terkait perburuhan memberikan kelonggaran dalam perjanjian

kerja yang tidak tertulis, secara jelas ketentuan Pasal 51 ayat 1 UU No. 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa Perjanjian Kerja dapat dibuat

secara tertulis maupun lisan.12

Pasal ini memberikan penjelasan bahwa Perjanjian

Kerja tidak diwajibkan untuk dituangkan dalam wujud tertulis, bisa saja dalam

bentuk lisan. Menurut Agusmidah mengatakan bahwa perjanjian merupakan

10

Wawancara Pribadi dengan Bapak Salmin., 5 Mei 2015

11

http://fspmiptbi.org/daftar-umr-ump-umk-tahun-2013, pada tanggal 22 November

2013 pukul 19. 40 WB. 12

Pasal 51 ayat 1 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

41

buah perlindungan antara pekerja/buruh dengan pengusaha, untuk itu seharusnya

perjanjian kerja tertulis tidak secara lisan.13

Karena hal itu berpotensi pada tidak

terlindunginya hak-hak para buruh ketika terjadi persengketaan antara pekerja

dan pengusaha. Hal ini pula yang memungkinkan para buruh/pekerja CV.

Cahaya Logam di Kab. Tangerang tidak bisa berbuat apa-apa akan hak-haknya.

Kementerian tenaga kerja dan transmigrasi (kemnakertrans) mempercepat

proses penyidikan dan penyusunan penuntutan pidana terhadap para pelaku

penyekapan buruh di Tangerang. Para pelaku dijerat dengan 6 (Enam) tuntutan

pidana karena melanggar peraturan ketenagakerjaan dengan ancaman hukuman

penjara berat dan sanksi denda. Pada hari Selasa, tanggal 25 Maret 2014 di

Pengadilan Negeri Tangerang. Dalam putusannya, Majlis Hakim yang diketuai

Asiadi Sembiring menyatakan terdakwa Yuki Irawan terbukti secara sah

melanggar Pasal 24 UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, Pasal 2 ayat (1)

UU No. 21 Tahun 2007 tentang tindak pidana Perdagangan Orang, Pasal 88 UU

No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Pasal 372 KUHP tentang

Penggelapan, Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan, dan Pasal 333 KUHP

tentang Perampasan Kemerdekaan, serta menjatuhkan pidana penjara selama 11

(Sebelas) tahun ditambah denda sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah) subsidair 3 (tiga) bulan kurungan.

13

Agusmidah, dkk, Bab-Bab Tentang Hukum Perburuhan Indonesia, (Jakarta: UI Press,

2012), hal. 26

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

42

BAB IV

ANALISIS KASUS PERBUDAKAN DI PABRIK CV. CAHAYA LOGAM DI

KEC. SEPATAN TIMUR KAB. TANGERANG MENURUT HUKUM ISLAM

DAN HUKUM POSITIF

A. Analisis Perjanjian Kerja Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif

Maraknya kasus perburuhan di Indonesia terjadi diakibatkan kurangnya

kepastian hukum mengenai perjanjian kerja itu sendiri. Potret buramnya kasus

perburuhan di Indonesia bahkan terlihat seperti kembali kepada zaman feodal. Di

mana seorang majikan seenaknya memperlakukan seorang buruh sebagai

budaknya, dengan tanpa upah, tanpa kejelasan waktu kerja, tanpa keselamatan

kerja/kesehatan dan tanpa hak-hak lainnya. Hubungan kerja yang terlahir dari

ketidakjelasan perjanjian menjadi alat eksploitasi pihak buruh oleh majikannya.

Jika kita lihat, pada dasarnya hubungan kerja terlahir dari hubungan

antara pekerja dan pengusaha setelah diadakan perjanjian oleh pekerja dengan

pengusaha di mana pekerja menyatakan kesanggupannya untuk menerima upah

dan pengusaha menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan pekerja

dengan membayar upah.1 Di dalam Pasal 50 Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan dijelaskan bahwa hubungan kerja terjadi karena

adanya perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja.2

1 Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, (Jakarta: Djambatan, 1999), hal. 88

2 Pasal 50 Undang-undang Nomor 13/2003 tentang Ketenagakerjaan

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

43

Konsep perjanjian kerja diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata, dalam Pasal 1601 a KUH Perdata disebutkan kualifikasi agar suatu

perjanjian dapat disebut perjanjian kerja. Kualifikasi yang dimaksud adalah

adanya pekerjaan, di bawah perintah, waktu tertentu dan adanya upah.3

Kualifikasi mengenai adanya pekerjaan dan di bawah perintah orang lain

menunjukkan hubungan sub-ordinasi atau juga sering dikatakan sebagai

hubungan diperatas (dienstverhouding), yaitu pekerjaan yang dilaksanakan

pekerja didasarkan pada perintah yang diberikan oleh pengusaha.

Undang-Undang Nomor 13/2003 tentang Ketenagakerjaan memberikan

definisi tentang perjanjian kerja dalam Pasal 1 Ayat (14) yaitu : perjanjian kerja

adalah perjanjian antara pekerja dengan pengusaha atau pemberi kerja yang

memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.

Di dalam perjanjian kerja ada 4 unsur yang harus dipenuhi yaitu adanya

unsure work atau pekerjaan, adanya servis atau pelayanan, adanya unsur time

atau waktu tertentu, suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal. Sedangkan

perjanjian kerja akan menjadi sah jika memenuhi ketentuan yang diatur dalam

KUH Perdata yaitu: a) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, b) Kecakapan

untuk membuat suatu perikatan,4 c) Suatu hal tertentu dan Sebab yang halal.

3 R. Goenawan Oetomo, Pengantar Hukum Perburuhan dan Hukum Perburuhan di

Indonesia, (Jakarta: Grhadika Binangkit Press, 2004), hal. 15

4 Pasal 1330 KUH Perdata

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

44

Sebagai bagian dari perjanjian pada umumnya, maka perjanjian kerja

harus memenuhi syarat sahnya perjanjian kerja harus memenuhi syarat sahnya

perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Ketentuan secara

khusus yang mengatur tentang perjanjian kerja adalah dalam Pasal 52 Ayat (1)

UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaaan, yaitu:5

a. Kesepakatan kedua belah pihak

b. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hokum

c. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan

d. Obyek perjanjian harus halal

Dalam melakukan kepastian pekerjaan, baik pihak pemberi kerja

(pengusaha) dan buruh memastikannya dalam perjanjian kerja. Yang mana,

dalam hukum positif Indonesia dikatakan perjanjian kerja memberikan dua

pilihan bagi kedua belah pihak, yaitu melakukan perjanjian kerja secara tertulis

maupun tidak tertulis. hal itu bisa dilihat dalam Pasal 51 Ayat 1 Undang-Undang

No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan:

1) Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan.

2) Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.6

Penjelasan Pasal 51 Ayat (1) di atas pada prinsipnya perjanjian kerja

dibuat secara tertulis, namun melihat kondisi masyarakat yang beragam

5 Pasal 52 Ayat (1) Undang-undang No 13/2003 tentang Ketenagakerjaaan

6 Pasal 51 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

45

dimungkinkan perjanjian kerja secara lisan.7 Untuk Ayat (2) maksudnya adalah

perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis harus sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, antara lain perjanjian kerja waktu tertentu,

antar kerja, antar daerah, antar kerja, antar negara, dan perjanjian kerja laut.8

Sebetulnya perjanjian kerja dalam bentuk tertulis menjamin kepastian hak

dan kewajiban para pihak, sehingga jika terjadi perselisihan akan sangat

membantu proses pembuktian. Namun tidak dapat dipungkiri masih banyak

perusahaan-perusahaan yang tidak atau belum membuat perjanjian kerja secara

tertulis disebabkan karena ketidakmampuan sumber daya manusia maupun

karena kelaziman, sehingga atas dasar kepercayaan membuat perjanjian kerja

secara lisan.9

Memang, perjanjian kerja pada umumnya secara tertulis, tetapi masih ada

juga perjanjian kerja yang disampaikan secara lisan. Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUKK) membolehkan perjanjian kerja

dilakukan secara lisan, dengan syarat pengusaha wajib membuat surat

pengangkatan bagi pekerja, yang berisi:10

a) Nama dan alamat pekerja

b) Tanggal mulai bekerja

7 Penjelasan Pasal 51 Ayat (1) Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan 8 Penjelasan Pasal 51 Ayat (2) Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan 9 R. Goenawan Oetomo, Pengantar Hukum Perburuhan dan Hukum Perburuhan di

Indonesia, (Jakarta: Grhadika Binangkit Press, 2004), hal. 59 10

Pasal 63 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

46

c) Jenis pekerjaan

d) Besarnya upah

Adapun ketentuan untuk perjanjian kerja Secara tertulis harus memuat

tentang jenis pekerjaan yang akan dilakukan, besarnya upah yang akan diterima

dan berbagai hak serta kewajiban lainnya bagi masing-masing pihak. Perjanjian

kerja tertulis harus secara jelas menyebutkan apakah perjanjian kerja itu

termasuk Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT/Pekerja Kontrak) atau

Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT/Pekerja Permanen/Tetap).11

Dalam Pasal 54 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis

sekurang-kurangnya memuat keterangan:

a. Nama, alamat, perusahaan, dan jenis usaha;

b. Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh;

c. Jabatan atau jenis pekerjaan;

d. Tempat pekerjaan;

e. Besarnya upah dan cara pembayaran;

f. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan

pekerja/buruh;

g. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;

h. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat;

i. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.

11

Libertus Jihani, Hak-Hak Pekerja Bila di PHK, (Jakarta: Visimedia, 2006), hal. 3

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

47

Jangka waktu perjanjian kerja dapat dibuat untuk waktu tertentu bagi

hubungan kerja yang dibatasi jangka waktu berlakunya, dan waktu tidak tertentu

bagi hubungan kerja yang tidak dibatasi jangka waktu berlakunya atau selesainya

pekerjaan tertentu.

Perjanjian kerja yang dibuat untuk waktu tertentu lazimnya disebut

dengan perjanjian kerja kontrak atau perjanjian kerja tidak tetap. Status

pekerjanya adalah pekerja tidak tetap atau pekerja kontrak. Sedangkan untuk

perjanjian kerja yang dibuat untuk waktu tidak tertentu biasanya disebut dengan

perjanjian kerja tetap dan status pekerjanya adalah pekerja tetap.

Perjanjian kerja yang dibuat untuk waktu tertentu harus dibuat secara

tertulis hal itu sesuai dengan Pasal 57 Ayat 1 Undang-Undang No. 13 tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan. Ketentuan ini dimaksudkan untuk lebih menjamin atau

menjaga hal-hal yang tidak diinginkan sehubungan dengan berakhirnya kontrak

kerja.

Setelah menjelaskan pandangan hukum positif terkait perjanjian kerja

perburuhan. Dalam literatur Islam ditemukan sejumlah konsepsi perjanjian kerja.

Untuk membahas itu di bawah ini konsep pembahasan perjanjian kerja menurut

hukum Islam.

Sebelum menjelaskan konsep perjanjian dalam hukum Islam, secara

prinsipil Islam mendorong individual untuk kiat bekerja, karena bekerja itu

ibadah. Islam sangat mendorong dan menghargai seseorang yang bekerja untuk

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

48

dirinya sendiri dan menafkahi tanggungannya. Dalam sebuah hadits Rasulullah

Saw, bersabda:

قال: عي خالذ بي هعذاى عي الوقذام رضي هللا عنو عي رسل هللا صلي هللا عليو سلن

أكل أحذ طعاها قط خيرا هي اى ياكل هي عول يذه" )راه البخاري(ا"ه

Dari Khalid ibn Ma‟dan, dari al-Miqdam R.a. bahwasanya Rasulullah Saw.

telah bersabda: “Tidak ada suatu makananpun yang dimakan seseorang itu

lebih baik dari pada makanan hasil usaha sendiri.” (HR. Bukhori) 12

Dorongan ibadah kepada Allah sewaktu bekerja merupakan potensi yang

besar bagi roda perekonomian suatu bangsa. Dorongan nuriyah inilah yang

menjadi etos kerja kaum muslimin yang tidak tertandingi oleh etos kerja

manapun. Dorongan kerja adalah untuk mendapatkan nilai pahala dari Allah Swt,

dan ini adalah tujuan tertinggi disamping tujuan yang lain atau materi (upah). jadi

semakin tinggi tingkat pemahaman dan penerapan islam seseorang, maka

semakin tinggi semangatnya dalam bekerja. Ringkasnya, sistem perburuhan

Islam mencakup beberapa hal:

Dalam Islam, problem perburuhan diatur diatur oleh hukum-hukum

“kontrak kerja” (al-Ijarah). Secara definisi. al-Ijarah adalah transaksi

(aqad/kontrak) atas jasa manfaat tertentu dengan suatu kompensasi atau upah.13

Syarat tercapainya kontrak kerja tersebut adalah kelayakan dari orang-orang yang

melakukan kontrak, yaitu si penyewa tenaga atau majikan (disebut musta‟jir)

12

Al-Bukhari Abu Abdillah Muhammad bin Isma‟il bin Ibrahim bin al-Mugirah bin al-

Bardizbah, Shahih al-Bukhari. (Bairut: Dar Ibn Katsir, `1407H/1987M) cet. III, Juz II, hal. 730 13

Edgi sudjana, Nasib dan Perjuangan Buruh di Indonesia, hal. 68

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

49

dengan orang yang dikontrak atau pemberi jasa/tenaga (disebut ajiir). Dan

beberapa kriteria kelayakan tersebut meliputi:

a) Kerelaan dua pihak yang bertransaksi;

b) Berakal dan mumayyiz (mampu memilih);

c) Jelas upah dan manfaat yang akan diperoleh (meski tidak diberikan

nominalnya).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan maka kontrak kerja dalam

Islam meliputi 3 jenis, yaitu:

1. Manfaat yang diperoleh seseorang atas kerja/amal seseorang (manfaa‟tul

a‟yan). Misalnya seseorang menyewa rumah, kendaraan, computer, dan

sejenisnya.

2. Manfaat yang diperoleh dari seseorang atas kerja/amal seseorang (manfaa‟tul

amal). Misalnya, arsitek, tukang kebun, buruh pabrik, dan sejenisnya.

3. Manfaat yang diperoleh seseorang atas pribadi atau diri seseorang (manfaa‟tul

syakhs). Misalnya, mengontrak kerja atau menyewa seorang pembantu,

satpam, dan sejenisnya.

Islam memperbolehkan seseorang memanfaatkan tenaga orang

lain/buruh, agar mereka bekerja untuk orang tersebut, firman Allah:

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

50

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah menentukan

antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami Telah

meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar

sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat

Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS al-Zukhrufi: 32)

Ibnu shihab meriwayatkan bahwa “aku diberitahukan oleh Urwah bin

Zubair bahwa Aisyah R.a berkata: Rasulullah Saw dan Abu Bakar pernah

mengontrak (tenaga) orang Bani Dail sebagai penunjuk jalan, sedangkan orang

tersebut beragama seperti agamanya orang kafir quraisy. Beliau kemudian

memberikan kedua kendaraan beliau kepada orang tersebut. Beliau lalu

mengambil janji dari orang tersebut (agar berada) di Gua Tsur setelah tiga

malam, dengan membawa kedua kendaraan beliau pada waktu shubuh di hari

yang ketiga.14

Allah Swt berfirman:

… …

“Apabila mereka (wanita-wanita) menyusukan (anak) kalian, Maka

berikanlah kepada mereka upah-upahnya”. (QS at-Thalaq 65: 6)

14

Edgi sudjana, Nasib dan Perjuangan Buruh di Indonesia, hal. 69

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

51

Pernyataan ini jelas memberikan gambaran bahwa setiap umat yang

memakai jasa orang lain hendaklah membayarkan atau mengganti jasa yang telah

dikeluarkannya.

Dalam sistem Islam, hubungan antara pengusaha dan pekerja diatur

dengan jelas dan adil. Di mana pengusaha sebagai pengontrak akan

memanfaatkan jasa, sedangkan orang yang dikontrak akan menerima imbalan

upah sebagai ganti atas jasa yang dikeluarkan. Harus dijelaskan juga apa yang

menjadi pekerjaan dan tanggung jawab serta konsekuensi yang diterimanya

apabila melanggar kesepakatan. Selain itu, upah atau gajinya juga harus

diberitahukan secara transparan sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan. Bila

semua syarat ini tidak dilakukan, maka perjanjian kontrak akan menjadi rusak.

Karena secara prinsip kontrak kerja adalah memanfaatkan jasa sesuatu

yang dikontrak dengan imbalan upah, maka seorang dikontrak (ajiir) haruslah

dijelaskan bentuk kerjanya (job description), batas waktunya (timing), besar

gaji/upahnya (take home pay) serta berapa besar tenaga/keterampilannya harus

dikeluarkan (skill). Bila keempat hal pokok dalam kontrak kerja ini tidak

dijelaskan sebelumnya, maka transaksinya menjadi fasid (rusak).15

15

Edgi sudjana, Nasib dan Perjuangan Buruh di Indonesia, hal. 70

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

52

Dari hadits lain Nabi berkata:

عي إبراىين عي األ سد عي أبي ىريرة رضي هللا عنو عي النبي صلي هللا عليو سلن:

هي استأ جرأجيرا فليعلوو أجره )راه البييقي(

Dari Ibrahim dari al-Aswad, dari Abu Hurarirah ra. Bahwasannya Rasulullah

Saw bersabda: apabila salah seorang dari kamu memperkerjakan seorang

pekerja, maka hendaklah dia beritahukan upahnya (HR. al-Baihaqi)16

Termasuk yang harus ditentukan adalah tenaga yang harus dicurahkan

oleh pekerja, sehingga para pekerja tersebut tidak dibebani dengan pekerjaan

diluar kapasitasnya. Allah Swt berfirman:

...

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

(QS. al-Baqarah 2: 286)

Maka tidak diperbolehkan untuk menuntut seorang pekerja agar

mencurahkan tenaga, kecuali sesuai dengan kapasitasnya yang wajar. Karena

tenaga tidak mungkin dibatasi dengan takaran yang baku, membatasi jam kerja

dalam seharian adalah takaran yang lebih ideal. Sehingga pembatasan jam kerja

bisa mencakup pembatasan tenaga yang harus dikeluarkan. Misalnya buruh

harian, mingguan, atau bulanan.

Perjanjian atau akad dalam hukum Islam dipandang sah jika rukun dan

syaratnya terpenuhi. Rukun yang dimaksud adalah unsur-unsur yang membentuk

perjanjian tersebut seperti menurut jumhur ulama terdiri dari tiga aspek yaitu

16

Al-Baihaqi, Sunan al-Baihaqi al-Kubra, Juz. VI, hal. 120

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

53

subyek akad, obyek akad dan sighat akad. Adapun di antara syarat-syarat

akadnya sendiri yaitu ahliyatul „ada dan ahliyatul wujub.

Dalam Islam sendiri ketika perjanjian atau waktu ijab-kabul tidak ada

keharusan menggunakan kata-kata khusus karena ketentuan hukumnya ada pada

akad dengan tujuan dan makna bukan dengan kata-kata dan bentuk kata itu

sendiri, yang diperlukan adalah saling rela („antaradin), direalisasikan dalam

bentuk mengambil dan memberi atau cara lain yang dapat menunjukkan keridaan

makna pemilikan dan mempermilikkan.17

Perjanjian kerja dalam hukum Islam juga membenarkan tertulis tidaknya

perjanjian kerja, namun sebuah keharusan perjanjian kerja tertulis, karena

berdasarkan sebuah kaidah dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 282 yang

berbunyi: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan

terdapat pula dalam sebuah kaidah al-Kitabah ka al-Khitab (adapun tulisan

dalam perjanjian sama seperti sebuah ucapan.

Selain itu juga dalam hukum Islam, kontrak dalam perjanjian kerja

dipandang sah harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a) tidak menyalahi

aturan atau prinsip syariah yang ditetapkan; b) harus sama-sama rida dan ada

17

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 12, alih bahasa Kamaluddin A . Marzuki, (Bandung: al-

Ma‟arif, 1996), hal. 49

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

54

pilihan, c) harus jelas dan gamblang.18

Prinsip lain dari perjanjian kerja harus

saling jujur dan tidak mengkhianati perjanjian kerja, hal itu sesuai dalam al-

Qur‟an surat al-Baqarah ayat 279 dan al-Maidah ayat 1.

Dari semua penjelasan di atas, perbandingan perjanjian kerja antara

hukum positif Indonesia dan hukum Islam adalah:19

a. Dalam hukum positif, perjanjian kerja ada dua bentuk yaitu perjanjian kerja

waktu tertentu (PKWT) dan Perjanjian kerja waktu tidak tertentu. Sedangkan

dalam Islam tidak mengenal istilah dua jenis waktu ini.

b. Perjanjian kerja dalam hukum positif bisa dilakukan melalui lisan atau tulisan,

sedangkan dalam hokum islam, secara prinsip mensyaratkan pada bidang

muamalah (perjanjian) untuk menuliskan perjanjian kerja, karena bisa

melindungi para pihak ketika terjadi sengketa nanti.

c. Dalam pandangan hukum Islam, akad itu harus ada sebuah ungkapan tentang

adanya ijab dan kabul (serah terima), sendangkan hukum konvensional tidak

terlalu memperhatikan hal tersebut.

d. Adanya pernyataan tentang ijab dan kabul oleh Islam dipandang sebagai

sesuatu yang harus dilaksanakan demi sahnya sebuah akad, namun dalam

hukum konvensional syarat sah sebuah akad itu harus mengacu kepada

undang-undang yang berlaku.

18

Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hal. 2-3 19

Asmuni Mth, Beberapa Catatan Tentang Akad, (Yogyakarta: FIAI-UII, 2009, hal. 14

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

55

e. Persyaratan sah dan tidak sebuah akad (perjanjian) sesuai dengan yang

diperintahkan oleh syariat Islam, bukan hasil dari pemikiran seseorang.

f. Syarat sahnya sebuah akad dalam Islam tercipta atas dasar kemaslahatan,

sehingga hasil akhir dari sebuah Akad (apakah nantinya ia bermanfaat atau

tidak) sangat diperhatikan oleh hukum Islam.

B. Analisis Upah Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif

Kewajiban dari perusahaan sebagai akibat dari timbulnya hubungan kerja

adalah membayar upah. secara umum upah adalah pembayaran yang diterima

buruh selama ia melakukan pekerjaan atau dipandang melakukan pekerjaan. 20

Nurimansyah Haribuan mengatakan: “upah adalah segala macam bentuk

penghasilan (carning), yang diterima buruh/pegawai (tenaga kerja) baik berupa

uang ataupun barang dalam jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan

ekonomi.21

Dengan demikian, menurut Undang-Undang No. 13 tahun 2003, upah

merupakan hak dari pekerja/buruh yang harus ditentukan sedemikian rupa

sehingga merupakan salah satu bentuk kebijakan perlindungan begi

pekerja/buruh.22

Agar tenaga kerja dapat hidup dengan layak maka di atur perlindungan

hukum mengenai upah sesuai dengan Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang Dasar

20

Zainal Asikin. Agusfian Wahab, Dasar-Dasar Hokum Perburuhan, (Jakarta: Raja

Grafindo, 1993), hal. 86 21

Haribuan Nurimansyah, Upah Tenaga Kerja Dan Konsentrasi Pada Sector Industry,

(Prisma, No. 5 Th. X Mei 1981), hal. 3 22

Zaeni asyhadie, Hokum Kerja: Hokum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, hal.

67

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

56

1945 yaitu “Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan penghidupan yang layak

bagi kemanusiaan.” Pasal ini dijabarkan lebih lanjut dalam Undang-Undang No.

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu pada pasal 88 Ayat (1): “Setiap

pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan

yang layak bagi kemanusiaan.” Yang dimaksud dengan penghasilan yang

memenuhi penghidupan yang layak adalah jumlah penerimaan atau pendapatan

pekerja/buruh dari hasil pekerjaannya mampu memenuhi kebutuhan hidup

pekerja/buruh dan keluarganya secara wajar yang meliputi makanan dan

minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi dan, jaminan

hari tua.

Menurut Pasal 28D UUD 1945 menyebutkan setiap orang berhak untuk

bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam

hubungan kerja. Dalam menetapkan upah, pengusaha tidak boleh melakukan

diskriminasi antara buruh laki-laki dan buruh perempuan untuk pekerjaan yang

sama nilainya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republic

Indonesia (Permenakertrans) Nomor 7 Tahun 2013 tentang upah minimum

adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok termasuk tunjangan

tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman.

Upah minimum provinsi ditetapkan oleh gubernur dengan memperhatikan

rekomendasi dewan pengupahan provinsi, sementara dalam menetapkan upah

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

57

minimum kota/kabupaten, gubernur harus memperhatikan rekomendasi dewan

pengupahan propinsi dan rekomendasi bupati/walikota.

Penetapan upah minimum didasarkan pada Kebutuhan Hidup Layak

(KHL) dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Definisi

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dijabarkan lebih lanjut dalam

Permenakertrans Nomor 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan

Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

(pasal 88) ditegaskan bahwa setiap pekerja/buruh berhak memperoleh

penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam

pengertian bahwa jumlah upah yang diterima oleh pekerja/buruh dari hasil

pekerjaannya mampu memenuhi kebutuhan hidup pekerja/buruh beserta

keluarganya secara wajar, antara lain meliputi sandang, pangan, papan,

pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan jaminan hari tua.23

Menurut Permenakertrans Nomor 7 Tahun 2013 pengusaha dilarang

membayar upah lebih rendah dari upah minimum. Upah minimum sebenarnya

ditujukan terutama bagi buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari satu

tahun. Sedangkan bagi buruh yang sudah bekerja lebih dari satu tahun, perlu ada

kenaikan upah berjenjang sesuai dengan masa kerjanya. Namun hal ini harus

diupayakan oleh serikat buruh melalui perundingan bersama dengan majikan

yang dituangkan dalam peninjauan besarnya upah bagi buruh yang telah bekerja

23

Adrian Sutedi, Hokum Perburuhan (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 144

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

58

diatas satu tahun dilakukan melalui kesepakatan tertulis antara serikat buruh dan

pengusaha. Upah minimum dibagi menjadi:24

1) Upah Minimum Provinsi (UMP)

2) Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)

3) upah minimum Sektoral Provinsi (UMSP) adalah upah minimum yang

berlaku secara sektoral di satu provinsi.

4) Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK) adalah upah

minimum yang berlaku secara sektoral di wilayah kabupaten/kota.

Upah minimum ditinjau satu tahun sekali. Upah minimum ditetapkan

dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:

a) Nilai KHL yang diperoleh dan ditetapkan dari hasil survey;

b) Produktivitas makro yang merupakan hasil perbandingan antara jumlah

Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) dengan jumlah tenaga kerja pada

periode yang sama;

c) Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan nilai PDRB (Produk

Domestik Regional Bruto);

d) Kondisi pasar kerja, yakni perbandingan jumlah kesempatan kerja dengan

jumlah pencari kerja di daerah tertentu pada periode yang sama;

e) Kondisi usaha yang paling tidak mampu (marjinal) yang ditujukan oleh

perkembangan keberadaan jumlah usaha marjinal di daerah tertentu pada

periode tertentu.

24

Lalu Husni, Pengantar Hokum Ketenagakerjaan Indonesia, hal. 147

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

59

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem pengupahan di Indonesia

didasarkan melalui mekanisme konsultansi tripartit dalam menetapkan upah

minimum antara wakil pengusaha, wakil pekerja dan wakil dari pemerintahan

dengan mempertimbangkan Nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dengan

perhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Dan perlu diingat bahwa

upah yang diberikan oleh pengusaha dilarang membayarkannya lebih rendah dari

upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 UU No. 13 Tentang

Ketenagakerjaan.

Berbeda dengan pendapat hukum Islam, bahwa konsep upah jauh lebih

komprehensif daripada hukum Positif. Dalam al-Qur‟an dinyatakan sebagai

berikut:

“Dan katakanlah : “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-

orang mu‟min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan

kepada Allah Yang Mengetahui akan ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya

kepada kamu apa yang kamu kerjakan.” (at-Taubah : 105)

Dalam menafsirkan Surat at-Taubah ayat 105 ini, Quraish Shihab

menjelaskan dalam kitabnya Tafsir Al-Misbah sebagai berikut:

“Bekerjalah Kamu, karena Allah semata dengan aneka amal yang saleh dan

bermanfaat, baik untuk diri kamu maupun untuk masyarakat umum, maka Allah

akan melihat yakni menilai dan memberi ganjaran amal kamu itu”25

25

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, hal. 134

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

60

Tafsir dari melihat dalam keterangan di atas adalah menilai dan memberi

ganjaran terhadap amal-amal itu. Sebutan lain dari pada ganjaran adalah imbalan

atau upah atau compensation. Dalam al-Qur‟an dijelaskan:

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan

dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya

kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada

mereka dengan pahala yang lebih baik apa yang telah mereka kerjakan.” (An-

Nahl : 97)

Lebih jauh dalam surat an-Nahl: 97 menjelaskan bahwa tidak ada

perbedaan gender dalam menerima upah / balasan dari Allah. Ayat ini

menegaskan bahwa tidak ada diskriminasi upah dalam Islam, jika mereka

mengerjakan pekerjaan yang sama. Hal yang menarik dari ayat ini, adalah

balasan Allah langsung di dunia (kehidupan yang baik/rezeki yang halal) dan

balasan di akherat (dalam bentuk pahala).

Sementara itu, Surat Al-Kahfi : 30 menegaskan bahwa balasan terhadap

pekerjaan yang telah dilakukan manusia, pasti Allah balas dengan adil. Allah

tidak akan berlaku zalim dengan cara menyia-nyiakan amal hamba-Nya. Konsep

keadilan dalam upah inilah yang sangat mendominasi dalam setiap praktek yang

pernah terjadi di negeri Islam.

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

61

Lebih lanjut kalau kita lihat hadits Rasulullah Saw tentang upah yang

diriwayatkan oleh Abu Dzar bahwa Rasulullah Saw, bersabda: “Mereka (para

budak dan pelayanmu) adalah saudaramu, Allah menempatkan mereka di bawah

asuhanmu; sehingga barang siapa mempunyai saudara di bawah asuhannya maka

harus diberinya makan seperti apa yang dimakannya (sendiri) dan memberi

pakaian seperti apa yang dipakainya (sendiri); dan tidak membebankan pada

mereka dengan tugas yang sangat berat, dan jika kamu membebankannya dengan

tugas seperti itu, maka hendaklah membantu mereka (mengerjakannya).” (HR.

Muslim).

Dari hadits ini dapat didefenisikan bahwa upah yang sifatnya materi

(upah di dunia) mestilah terkait dengan keterjaminan dan ketercukupan pangan

dan sandang. Perkataan : “harus diberinya makan seperti apa yang dimakannya

(sendiri) dan memberi pakaian seperti apa yang dipakainya (sendiri)”, bermakna

bahwa upah yang diterima harus menjamin makan dan pakaian karyawan yang

menerima upah.

Adapun landasan ijma mengenai disyariatkannya upah, semua ulama

sepakat, tak seorang pun yang membantah ijma‟ ini. Upah disyariatkan karena

manusia membutuhkannya. Mereka membutuhkan rumah untuk tempat tinggal,

sebagian mereka membutuhkan sebagian yang lain, mereka butuh binatang atau

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

62

angkutan untuk kendaraan, mereka membutuhkan berbagai peralatan untuk

digunakan dalam kebutuhan hidup dan lain sebagainya.26

Secara koseptual dalam hukum Islam, keabsahan upah mengupah sangat

berkaitan dengan aqid (orang yang berakad), ma‟qud „alaihi (barang yang

menjadi obyek akad), ujrah (upah), dan zat akad (nafs al-„akad), yaitu:27

a. Kerelaan kedua belah pihak yang berakad. Apabila salah seorang diantaranya

terpaksa melakukan akad itu, maka akadnya tidaklah sah. Hal ini berdasarkan

pada firman Allah SWT:

Hai orang-rang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. (QS. An-Nisa‟/4:29)

b. Manfaat yang menjadi akad harus diketahui secara sempurna sehingga tidak

muncul masalah dikemudian hari.

c. Objek akad itu sesuatu yang halal atau tidak diharamkan.

26

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Juz III, (Beirut: Daar al-Tsaqafah, t.th), hal. 139 27

Ahmad Falih, Pengaruh Besarnya Upah Buruh Tani terhadap Perilaku Kerja dan

Konsumsi, (Jakarta: Pasca Sarjana Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah, 2007), hal. 28

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

63

d. Objek akad bukan suatu kewajiban bagi penyewa/pemberi upah. Misalnya,

mengupah orang untuk melakukan shalatdan mengerjakan puasa. Karena hal

tersebut merupakan kewajiban perorangan (wajib „aini).

e. Upah harus jelas, tertentu dan sesuatu yang bernilai harta. Oleh sebab itu, para

ulama sepakat bahwa khamar dan babi tidak boleh menjadi upah, karena

kedua benda itu tidak bernilai harta dalam islam.

Upah dapat dipandang dari dua segi yaitu, moneter dan non-moneter.

Jumlah uang yang diperoleh seorang pekerja selama jangka waktu yang

ditentukan, katakanlah, sebulan seminggu atau sehari, mengacu pada upah

nominal tenaga kerja. Upah sesungguhnya dari seorang pekerja tergantung dari

berbagai faktor, seperti, jumlah upah berupa uang, daya beli uang dan

seterusnya, dapat dikatakan terdiri dari jumlah kebutuhan hidup yang sebenarnya

diterima oleh seorang pekerja karena pekerjaannya. “pekerja kaya atau miskin,

diberi imbalan baik atau buruk sebanding dengan harta nyata, bukan harga

nominal atas jerih payah.

Karena tidak ada pekerjaan yang tanpa upah, dan upah merupakan hak da

bukan pemberiaan sebagai hadiah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat

al-Jasiyah yang berbunyi:

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

64

Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar

dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan

dirugikan. (QS. Al-Jasiyah 45: 22)

Dari gambaran diatas, terlihat bahwa kerja hendaklah profesional,

sesuai dengan ukuran kerja dalam proses produksi dan dilarang adanya

kecurangan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh ibnu majah,

bahwasanya menceritakan kepada kami „Abbas ibn Walid, al-Dimasqy,

menceritakan kepada kami Wahbu ibn Sa‟id ibn „Athiyyah al-Salamy

menceritakan kepada kami Abdurrahman ibn Zaid ibn Aslam, dari „Abdullah ibn

„Umar berkata, Rasulullah Saw Bersabda:

أعطا األجير أجره قبل أى يجف عرقو

“Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering”. 28

Hadits di atas menawarkan kepada seluruh punyedia jasa (pengusaha)

untuk memberikan upah kepada buruh sesuai dengan berakhirya kerja itu sendiri.

Dalam hukum Islam juga telah menawarkan suatu penyelesaian yang sangat

tepat, baik mengenai masalah upah maupun, masalah perlindungan kepentingan-

kepentingan terhadap pekerja maupun pengusaha. Upah ditentukan dengan cara

yang paling bijaksana tanpa merugikan kedua belah pihak. Buruh mendapat upah

28

Muhammad ibn Yazid Abu Abdullah al-Quzwaini, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Daar al-

FIkr, t.th), Juz. II, hal. 817

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

65

yang telah dijanjikan tanpa merampas hak majikan yang sah. Begitu pula

majikan tidak dibenarkan menindas golongan pekerja, dengan mengambil hak

mereka yang sah. Dalam al-Quran diperintahkan dengan jelas agar para

pengusaha membayar upah pekerja selaras dengan tugas yang mereka lakukan

dan pada saat yang sama juga menjaga kepentingan mereka sendiri.

Prinsip dasar inilah yang mengawali segala kegiatan manusia karena

mereka akan diberi balasan di dunia dan akhirat. Setiap pekerja akan dibayar

upahnya menurut apa yang mereka usahakan dan tidak ada siapapun yang

dirugikan. Hal demikian menjamin upah yang adil kepada setiap pekerja

berdasarkan pekerjaan mereka. Ayat tersebut menjelaskan bahwa, upah setiap

pekerja ditentukan oleh pekerjaan mereka dan usaha mereka dalam memberikan

keuntungan bersama. Prinsip dasar tersebut, dapat pula digunakan untuk

menyatakan tentang upah yang sewajarnya diperoleh manusia di dunia ini. Setiap

pekerja harus diberi bayaran yang sepadan dengan pekerjaan mereka dan tidak

ada seorangpun yang dirugikan.29

Karena di dunia ini tidak ada manusia yang mau mengerahkan tenaga

atau jasanya untuk mengerjakan sesuatu secara terus menerus atau dalam jangka

waktu tertentu untuk kepentingan orang lain tanpa dibarengi dengan upah atau

29

Ahmad Falih, Pengaruh Besarnya Upah Buruh Tani terhadap Perilaku Kerja dan

Konsumsi, (Jakarta: Pasca Sarjana Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah, 2007), hal. 45

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

66

imbalan yang memadai. Oleh karena itu diharapkan para pengusaha mau

memberi upah kepada pekerja sesuai ketentuan yang berlaku.

Dalam kehidupan, banyak kita jumpai perbedaan tingkat upah. Hal ini

sering mengacu pada adanya kelompok yag tidak bersaing dikalangan kerja.

Terdapat suatu perbedaan suatu perbedaan besar antara pekerja intelektual dan

pekerja kasar, antara pekerja-pekerja terampil dan pekerja tidak terampil. Sangat

sedikit mobiliitas kerja diantara golongan pekerja ini. Akibatnya adalah tingkat

keseimbangan upah bagi masing-masing kelompok yang tidak bersaing akan

ditentukan oleh rencana permintaan dari masing-masing kelompok.

Ada kalanya perbedaan upah itu sangat mencolok sekali. Ada yang

upahnya hanya cukup untuk hidup, ada yang memungkinkan suatu kehidupan

yang menyenangkan dan ada pula yang memungkinkan suatu kehidupan yang

sangat mewah. Sebagai contoh bandingkan saja bayaran pemain bola bayaran

terkemuka di dunia dengan pemain bola bayaran yang tidak terkenal. Tentunya

diantara mereka terdapat perbedaan upah yang sangat besar sekali. Contoh-

contoh lain tentang perbedaan upah yang sangat mencolok di antara para pekerja

dengan mudah dapat dicari lebih lanjut. Yang penting untuk dianalisa disini

adalah faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan upah tersebut, berikut

ini diuraikan faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah.30

30

Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, hal. 310

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

67

Dalam Islam sendiri, perbedaan tingkat upah juga bisa ditimbulkan

karena perbedaan keuntungan yang tidak berupa uang, beberapa jenis pekerjaan

lebih menyenangkan dari pada pekerjaan lainnya. Dalam hukum Islam mengakui

adanya perbedaan upah diantara tingkatan pekerjaan, karena adanya perbedaan

kemampuan serta bakat yang mengakibatkan perbedaan penghasilan dan hasil

material. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat an-Nisa‟ ayat 32

yang berbunyi:

dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada

sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang

laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para

wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah

kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui

segala sesuatu. (An-Nisa: 32)

Pendekatan al-Quran dalam hal penentuan upah berdasarkan

pertimbangan kemampuan dan bakat ini, merupakan salah satu sumbangan

terpenting, artinya bagi kemajuan peradaban manusia. Dalam al-Qur‟an maupun

al-Hadits syarat-syarat mengenai hal ini adalah para majikan harus memberikan

upah para pekerja atas jasa yang telahdiberikan, sedangkan para pekerja harus

melakukan pekerjaan mereka dengan sebaik-baiknya. Setiap kegagalan dalam

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

68

memenuhi syarat-syarat ini akan dianggap sebagai kegagalan moral baik dipihak

majikan maupun pihak pekerja, dan ini harus dipertanggungwabkan kepada

Tuhan.

Begitu juga dalam transaksi setiap kerja, upah harus diberikan dalam

perjanjian yang jelas dengan bukti dan ciri yang bisa dipertanggungjawabkan

nanti. Hal itu senada dengan hadits Nabi yaitu:

عي إبراىين عي األ سد عي أبي ىريرة رضي هللا عنو عي النبي صلي هللا عليو سلن:

هي استأ جرأجيرا فليعلوو أجره )راه البييقي(

Dari Ibrahim dari al-Aswad, dari Abu Hurarirah ra. Bahwasannya Rasulullah

Saw bersabda: apabila salah seorang dari kamu memperkerjakan seorang

pekerja, maka hendaklah dia beritahukan upahnya (HR. al-Baihaqi)31

Dalam menanggapi masalah UMR, menurut hukum Islam bahwa UMR

sendiri jika dilihat dari aspek ekonominya harus dibuat mernurut perjajian awal

atas dasar keadilan dan tanggung jawab, baik pihak perusahaan atau pihak

pekerja. Seorang buruh harus bertanggung jawab baik kepada majikannya

maupun kepada Tuhan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah ditentukan

oleh kedua belah pihak sesuai dengan kemampuannya. Hanya dengan begitulah

maka upah yang diperoleh menjadi halal, sesuai dengan prinsip Ekonomi Islam

yaitu prinsip thoyyibah atau al-halal.32

31

Al-Baihaqi, Sunan al-Baihaqi al-Kubra, Juz. VI, hal. 120 32

Ahmad Falih, Pengaruh Besarnya Upah Buruh Tani terhadap Perilaku Kerja dan

Konsumsi, (Jakarta: Pasca Sarjana Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah, 2007), hal. 45

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

69

Hukum Islam juga menghendaki dalam penerapan upah itu senantiasa

diperhatikan ketentuan-ketentuan yang bisa mejadi pelaksanaannya dan tidak

merugikan para pihak. Upah juga harusnya ditetapkan dengan cara yang paling

layak tanpa tekanan yang tidak pantas terhadap pihak manapun. Kedua belah

pihak yang melakukan kontrak perjanjian (upah) dalam konteks ini diperingatkan

agar bersikap adil terhadap semua orang dalam bertransaksi, agar tidak

merugikan orang lain. Menurut Afzalurrahman, pekerja seharusnya mendapat

gaji tidak kurang dan tidak lebih dari apa yang dikerjakannya. Dengan

mempertimbangkan upah pada: a) upah minimum haruslah mencukupi

kebutuhan dasar pekerja; b) kebutuhan jumlah anggota kerluarga dan c)

pemberian upah harus berdasarkan prinsip-prinsip yang wajar.33

Dari uraian diatas, paling tidak terdapat Perbedaan konsep Upah antara

hukum positif dengan hukum Islam: pertama, Islam melihat Upah sangat besar

kaitannya dengan konsep Moral, sementara hukum positif tidak. Kedua, Upah

dalam Islam tidak hanya sebatas materi (kebendaan atau keduniaan) tetapi

menembus batas kehidupan, yakni berdimensi akherat yang disebut dengan

Pahala, sementara hukum positif tergantung pada nilai kebutuhan hidup layak

pertahunnya. Adapun persamaan kedua konsep Upah antarahukum positif dan

Islam adalah; pertama, prinsip keadilan (justice), dan kedua, prinsip kelayakan

(kecukupan).

33

Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, (Jakarta: Yayasan Swarna

Bumi, 1997), cet. II, hal . 296

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

70

Berdasarkan hasil penelitian penulis melalui literatur, dapat disimpulkan

bahwa perbandingan upah antara hukum positif dan hukum Islam sebagai

berikut:

No Aspek Hukum Positif Hukum Islam

1 keterkaitan yang erat antara

upah dengan moral Tidak Ya

2 Upah memiliki dua dimensi

Dunia dan akherat Tidak Ya

3 Upah diberikan berdasarkan

Prinsip Keadilan (justice) Ya Ya

4 Upah diberikan berdasarkan

prinsip Kelayakan (KHL) Ya Ya

5 Upah ditentukan jumlah

nominalnya Ya

Tidak/berdasarkan

keridoan diawal

Tabel 1. Perbandingan Konsep Upah antara Hukum Islam dan Hukum Positif

C. Analisis Kasus

Seperti yang diberitakan pada beberapa media, mereka diperlakukan

seperti budak, dari beberapa kesaksian mengatakan bahwa para buruh dipaksa

bekerja dengan waktu tak terbatas, mulai bekerja dinihari dan berakhir tengah

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

71

malam, mereka tidak bisa beribadah dan disiksa kalau bekerja tidak giat.34

Selain

perampasan hak atas buruh di atas, hak lain dari buruh juga dirampas seperti

ditempatkan pada tempat yang tidak layak berupa ruang tertutup 8 x 6 meter,

tanpa ranjang tidur, hanya ada alas tikar, kondisi pengap, lembab, gelap, terdapat

fasilitas kamar mandi yang jorok dan tidak terawat. Dan rata-rata dari mereka

tidak mandi serta tidak berganti baju selama tiga bulan.35

Dari hasil pemeriksaan, didapatkan bahwa industri tersebut tak memiliki

izin industri dari instansi terkait di Pemerintah Kabupaten Tangerang. Usaha itu

hanya mengantongi Surat Keterangan usaha dari Kecamatan Cikupa. Petugas

kepolisian pun menemukan beragam temuan mengejutkan. Berikut temuan-

temuan itu:

a) Tempat istirahat buruh berupa ruang tertutup sekitar 8m x 6m, tanpa

ranjang tidur, hanya alas tikar, kondisi pengap, lembab, gelap, kamar

mandi jorok dan tidak terawat.

b) Telepon genggam, dompet, uang, dan pakaian yang dibawa buruh ketika

pertama kali datang bekerja di tempat itu disita lalu disimpan YK dan

istrinya tanpa argumentasi yang jelas.

c) Gaji tidak diberikan, sementara buruh sudah bekerja lebih dari 2 bulan,

dijanjikan Rp 600 ribu per bulan.

34

http://www.tempo.co/read/news/2013/05/04/064477938/Buruh-Pabrik-Panci-Dipaksa-

Kerja-Seperti-Budak. diakses pada tanggal 04 Mei 2013 Pukul 17:50 WIB

35

http://www.tempo.co/read/news/2013/05/04/064477938/Buruh-Pabrik-Panci-Dipaksa-

Kerja-Seperti-Budak. diakses pada tanggal 04 Mei 2013 Pukul 17:50 WIB

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

72

d) Terdapat 6 buruh yang disekap, dengan kondisi dikunci dari luar.

e) Pakaian yang digunakan buruh cenderung kumal, tidak diganti berbulan-

bulan, robek dan jorok.

f) Kondisi badan buruh juga tidak terawat, rambut coklat, kelopak mata

gelap, berpenyakit kulit kurap atau gatal-gatal, tampak tidak sehat.

g) Buruh diperlakukan kasar dan tidak manusiawi. Hak-hak terkait

kesehatan dan berkomunikasi tida diberikan oleh pemilik usaha.

h) Ada 4 buruh yang masih berumur di bawah 17 tahun, status anak.36

Dari data yang didapat oleh penulis, hal itu terjadi berawal dari

ketidakjelasannya hubungan kerja dan pembagian kerja antara pengusaha pabrik

dengan para buruh CV. Cahaya Logam. Diperparah dengan perjanjian kerja yang

tidak jelas sekaligus tidak tertulis, hal ini menyebabkan para buruh tidak bisa

menolak perjanjian kerja yang tidak sesuai peraturan perundang-undangan

manakala perjanjian kerja tersebut tidak tertulis. Hal demikianlah yang

menyebabkan antara buruh dengan majikan (pengusaha) tidak seimbang baik

hubungan kerja maupun pembagian kerjanya.

Pada dasarnya hubungan maupun pembagian kerja merupakan aspek

terpenting dalam suatu perusahaan, karena dalam suatu perusahan haruslah jelas

hubungan kerja serta pembagian kerja antara pekerja satu dengan yang lainnya

36

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/05/04/04215157/Parah.Puluhan.Buruh.Dise

kap.BarangDisita.dan.Hak.Tak.Dipenuhi.di.Tangerang?utm_source=WP&utm_medium=Ktpidx

&utm_campaign=%20Perbudakan%20Di%20Tangerang. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2013

Pukul 14.30 WIB

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

73

atau bahkan hubungan pekerja dengan pengusaha/atasannya. Jika hubungan dan

pembagian kerja tidak jelas maka akan terjadi penyimpangan di sana-sini. Kasus

ini merupakan salah satu contoh dari hubungan kerja dan pembagian kerja yang

tidak Jelas yang tidak melakukan perjanjian-perjanjian sebelumnya sehingga

pengusaha atau pemilik pabrik kuali dalam hal ini CV. Cahaya Logam

melakukan tindakan semena-mena kepada para pekerja layaknya seorang budak

dan tidak sesuai dengan prikemanusiaan.

Disamping karena perjanjian yang tidak jelas menjadi pemicu awal, upah

yang diberikan oleh CV. Cahaya Logam juga tidak berdasarkan Permenakertrans

No. 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian

Kebutuhan Hidup Layak, sebagaimana di tulis dalam pasal 8 “Upah minimum

yang ditetapkan oleh Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 berlaku

bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun”. Jadi

seharusnya buruh pada waktu itu mendapatkan upah sesuai dengan UMR (Upah

Minimum Regional) pada Tahun 2013 Banten sebesar Rp. 1.187.500, sedangkan

UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) dalam hal Ini Kab. Tangerang sebesar

Rp 2.200.000/perbulan,37

bukan Rp. 600.000/perbulan.

Baik ketidakjelasan perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha dan

problem pemberian upah di bawah UMP (Upah Minimum Provinsi), ternyata

bila dilihat lebih jauh dalam hukum positif terkait perburuhan memberikan

37

http://fspmiptbi.org/daftar-umr-ump-umk-tahun-2013, pada tanggal 22 November

2013 pukul 19. 40 WB.

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

74

kelonggaran dalam perjanjian kerja yang tidak tertulis, secara jelas ketentuan

Pasal 51 ayat 1 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan

bahwa Perjanjian Kerja dapat dibuat secara tertulis maupun lisan.38

Pasal ini

memberikan penjelasan bahwa Perjanjian Kerja tidak diwajibkan untuk

dituangkan dalam wujud tertulis, bisa saja dalam bentuk lisan. Menurut

Agusmidah mengatakan bahwa perjanjian merupakan buah perlindungan antara

pekerja/buruh dengan pengusaha, untuk itu seharusnya perjanjian kerja tertulis,

tidak secara lisan.39

Karena hal itu berpotensi pada tidak terlindunginya hak-hak

para buruh ketika terjadi persengketaan antara pekerja dan pengusaha. Hal ini

pula yang memungkinkan para buruh/pekerja CV. Cahaya Logam di Kab.

Tangerang tidak bisa berbuat apa-apa akan hak-haknya.

Dari pokok permasalahan pertama terkait perjanjian kerja CV. Cahaya

Logam tidak tertulis dan hanya lisan saja dari orang ke orang. Dimana dalam

paradigma hukum positif memberikan kebebasan berkontrak terhadap penyedia

kerja (perusahaan) dan pekerja. Sedangkan dalam prinsip Islam, sesuai bahwa

perjanjian kerja tertulis merupakan sebuah keharusan susuai dengan Surat al-

Baqarah ayat 282, dimana dalam muamalah (termasuk perjanjian kerja) harus

dicatatkan dan disaksikan sesuai yang telah dijelaskan pada bab di atas.

Adapun permasalahan kedua dalam kasus perbudakan di daerah Sepatan

Timur Kab. Tangerang yaitu terkait upah yang diberikan oleh CV. Cahaya

38

Pasal 51 ayat 1 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan 39

Agusmidah, dkk, Bab-Bab Tentang Hukum Perburuhan Indonesia, (Jakarta: UI Press,

2012), hal. 26

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

75

Logam tidak berdasarkan kesepakan kedua belah pihak sebelumnya yaitu sebesar

Rp. 1.500.000, dan tidak sesuai dengan UMP daerah Kab. Tangerang kala itu

yaitu sebesar Rp. 1.187.500, namun memberikannya sebesar Rp. 600.000. hal ini

secara hukum positif tidak dibenarkan karena diluar batas kebutuhan hidup layak

(KHL), Hal itu sesuai dengan pasal 88 ayat (4) Undang-undang No. 13 Tahun

2003 Tentang Ketenagakerjaan yang menjelaskan bahwa: “Pemerintah

menetapkan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan

memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.40

Frasa ini membuat

jelas bahwa dalam penetapan upah minimum titik tolak yang digunakan mengacu

pada kebutuhan hidup layak yang diputuskan oleh Gubernur.41

Yang mana UMR

Banten yang putuskan pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 1.187.500, sedangkan

UMK (upah minimum kabupaten/kota) dalam hal Ini Kab. Tangerang sebesar Rp

2.200.000/perbulan,42

bukan Rp. 600.000/perbulan. Sangat jelas Praktek CV.

Cahaya Logam terhadap para buruhnya tidak sesuai dengan hukum positif

Indonesia.

Berbeda dengan hukum Islam, pemberian upah di bawah UMR sendiri

boleh-boleh saja, namun yang terpenting harus memperhatikan beberapa prinsip

seperti mempertimbangkan upah pada: a) haruslah mencukupi kebutuhan dasar

pekerja; b) kebutuhan jumlah anggota keluarga c) pemberian upah harus

40

Pasal 88 ayat 4 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan 41

Lihat Pasal 8 Permenakertrans No. 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan

Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak. 42

http://fspmiptbi.org/daftar-umr-ump-umk-tahun-2013, pada tanggal 22 November

2013 pukul 19. 40 WB.

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

76

berdasarkan prinsip-prinsip yang wajar,43

dan, d) harus sesuai dengan akad di

awal, jika terjadi kesepakatan kedua belah pihak. Artinya CV. Cahaya Logam

berhak saja memberikan upah dibawah UMR, namun praktek yang dilakukannya

telah mencederai perjanjian kerja di awal yaitu upah sebesar Rp. 600.000. Dan

perlu diingat bahwa konsep keabsahan upah dalam hukum Islam dilihat dari

dengan aqid (orang yang berakad), ma‟qud „alaihi (barang yang menjadi obyek

akad), ujrah (upah), dan zat akad (nafs al-„akad).44

43

Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, (Jakarta: Yayasan Swarna

Bumi, 1997), cet. II, hal . 296 44

Ahmad Falih, Pengaruh Besarnya Upah Buruh Tani terhadap Perilaku Kerja dan

Konsumsi, (Jakarta: Pasca Sarjana Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah, 2007), hal. 28

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah beberapa uraian dan penjelasan dari skripsi ini, penulis

menemukan beberapa kesimpulan yang didapat sesuai dengan rumusan masalah

adalah:

1. Menurut hukum positif perjanjian kerja merupakan dasar hukum yang paling

utama dalam hubungan kerja. Perjanjian kerja dapat dibuat secara tertulis atau

lisan sesuai dengan Pasal 51 (1) UUK yang menyatakan bahwa Perjanjian

Kerja dapat dibuat secara tertulis maupun lisan. Meskipun demikian,

ketentuan pasal 54 (1) UUK setidak-tidaknya harus mencakup: a) nama,

alamat perusahaan, dan jenis usaha; b) nama, jenis kelamin, umur, dan alamat

pekerja/buruh; c) jabatan atau jenis pekerjaan; d) tempat pekerjaan; e)

besarnya upah dan cara pembayarannya; f) syarat-syarat kerja yang memuat

hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh; g) mulai dan jangka waktu

berlakunya perjanjian kerja; h) tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan

i) tanda tanggan para pihak dalam perjanjian kerja. Dalam pembuatan

perjanjian kerja pengusaha bertanggung jawab atas segala hal atau biaya yang

diperlukan. Sesuai dengan peraturan perundangan-undangan di Indonesia

bahwa dasar dari perjanjian kerja adalah: a) adanya kesepakatan kedua belah

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

87

pihak; b) adanya kemampuan atau kecakapan para pihak untuk melakukan

perbuatan hukum; c) adanya pekerjaan yang diperjanjikan oleh pengusaha; d)

Bahwa pekerjaan yang diperjanjikan tersebut tidak bertentangan dengan

ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan yang berlaku. Dalam hukum

Islam perjanjian kerja dikenal dengan istilah al-aqd (perjanjian), dimana ia

merupakan sebuah perikatan ijab dan kabul yang dibenarkan sesuai dengan

syari’i yang menetapkan keridhoan kedua belah pihak. Disamping itu

perjanjian kerja menurut hukum islam harus memenuhi kriteria syarat dan

rukun secara syari’i. Hukum Islam juga membenarkan dalam tertulis tidaknya

perjanjian kerja, namun sebuah keharusan perjanjian kerja tertulis, karena

berdasarkan sebuah ayat dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 282 yang

berbunyi: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.

Dan terdapat pula dalam sebuah kaidah al-kitabah ka al-khitab (adapun

tulisan dalam perjanjian sama seperti sebuah ucapan.

2. Sistem pengupahan di Indonesia didasarkan melalui mekanisme konsultasi

tripartit dalam menetapkan upah minimum antara wakil pengusaha, wakil

pekerja dan wakil dari pemerintahan dengan mempertimbangkan Nilai

Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dengan memperhatikan produktivitas dan

pertumbuhan ekonomi. Dan perlu diingat bahwa upah yang diberikan oleh

pengusaha dilarang membayarkannya lebih rendah dari upah minimum

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 UU No. 13 Tentang Ketenagakerjaan.

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

87

Sedangkan dalam hukum Islam, upah berkaitan dengan konsep Moral,

sementara hukum positif tidak. Kedua, Upah dalam Islam tidak hanya sebatas

materi (kebendaan atau keduniaan) tetapi menembus batas kehidupan, yakni

berdimensi akherat yang disebut dengan Pahala, sementara hukum positif

tergantung pada nilai kebutuhan hidup layak pertahunnya. Adapun persamaan

kedua konsep Upah antara hukum positif dan Islam adalah; pertama, prinsip

keadilan (justice), dan kedua, prinsip kelayakan (kecukupan).

3. Kasus yang terjadi pada CV. Cahaya Logam Kec. Sepatan Timur Kab.

Tangerang bermasalah pada tidak tertulisnya perjanjian kerja (hanya melalui

lisan saja dari orang ke orang dan pemberian upah di bawah UMR. Untuk

perjanjian kerjanya, diperbolehkan menggunanakan lisan atau tulisan hal itu

sesuai dengan pasal 51 undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan, sedangkan dalam hukum Islam melihat kasus CV. Cahaya

Logam, bahwa perjanjian kerja tidak tertulis merupakan sebuah kelalaian

karena sesuai dengan surat al-Baqarah ayat 282, pada prinsip muamalah

(termasuk perjanjian kerja) harus dicatatkan dan disaksikan guna membuktian

jika dikemudian hari terjadi persengketaan. Mengenai praktik upah yang

diberikan oleh CV. Cahaya Logam kepada buruh di bawah UMR, serta

merampas hak-hak kebebasan buruh dan lain-lain, hukum positif melarang hal

itu dan bisa dipidana. Tidak berbeda jauh dengan pandangan hukum Positif,

bahwa hukum Islam melihat kasus perbudakan di daerah Kec. Sepatan Timur

Kab. Tangerang, yang memberikan upah di bawah UMR diperkenankan.

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

78

Diperbolehkan dengan mempertimbangkan yang lainnya dan harus sesuai

dengan akad di awal. Adapun hukum positif melarang praktik upah yang

diberikan oleh CV. Cahaya Logam sebesar Rp. 600.000, karena tidak sesuai

dengan UMP daerah Kab. Tangerang kala itu yaitu sebesar Rp. 1.187.500.

B. Saran-saran

Setelah memperhatikan beberapa kesimpulan hasil analisis yang didapat

menurut penulis dirasa perlu memberikan beberapa saran terkait analisis kasus

perburuhan di daerah Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang, yaitu:

1. Sudah seyogyanya undang-undang perburuhan dilakukan revisi terkait pasal

51 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yang

membenarkan perjanjian kerja bisa dibuat lisan dan tulisan, hal itu memicu

ketidakpastian hukum. Disamping itu, memberikan celah kepada pihak

pengusaha untuk merampas hak-hak buruh seperti yang terjadi Sepatan Timur

Kab. Tangerang. Hal itu juga tidak sesuai dengan prinsip yang digariskan oleh

Islam.

2. Terkait upah sendiri, disarankan upah dalam hukum positif memperhatikan

lebih komprehensif terhadap pihak keluarga pekerja dan kebutuhan lainnya.

Hal itu sesuai dengan prinsip Islam.

3. Selain masalah perjanjian kerja dan upah, sudah selayaknya upaya

pengawasan terhadap pengusaha dalam memperlakukan buruh di Indoensia

menjadi prioritas utama. Kasus perbudakan yang terjadi di daerah Kec.

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

78

Sepatan Timur Kab. Tangerang membuat pemerintah, DPR, dan masyarakat

seharusnya bekerja sama untuk saling megawasi sistem perbudakan gaya baru

di era modern.

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

82

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku:

Abbas, Afifi Fauzi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Adelina Offset. 2010.

Agusmidah, dkk. Bab-Bab Tentang Hukum Perburuhan Indonesia. Jakarta:

UI Press. 2012.

Afzalurrahman. Muhammad Sebagai Seorang Pedagang. Jakarta: Yayasan

Swarna Bumi. 1997.

Asikin, Zainal. Agusfian Wahab. Dasar-Dasar Hukum Perburuhan. Jakarta:

Raja Grafindo. 1993.

Asyhadie, Zaeni. Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan

Kerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007.

Baihaqi, Sunan al-Baihaqi al-Kubra. Juz. VI

Bukhari Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin al-Mugirah

bin al-Bardizbah, Shahih al-Bukhari. Bairut: Dar Ibn Katsir,

`1407H/1987M

Amrullah, Ahmad SF, Dkk. Dimensi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum

Nasional. Jakarta: Gema Insani Press. 1966

Arikunto, Suharsimi. Perosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta. 2006.

Ash Shiddieqy, T.M. Hasbi. Filsafat Hukum Islam, cet III. Jakarta: Bulan

Bintang. 1988.

Boisard, Marcel A. Humanisme dalam Islam, edisi terj. Jakarta: Bulan

Bintang. 1980.

Dahlan, M. Abdullah Ahmed an-Naim: Epistimologi Hukum Islam. Indonesia:

Pustaka Pelajar. 2009.

Djulmiaji, F.X. Perjanjian Kerja Edisi Revisi. Jakarta: Sinar Grafika. 2008.

Falih, Ahmad. Pengaruh Besarnya Upah Buruh Tani terhadap Perilaku

Kerja dan Konsumsi. Jakarta: Pasca Sarjana Ekonomi Islam UIN Syarif

Hidayatullah. 2007.

Goenawan, R. Oetomo. Pengantar Hukum Perburuhan dan Hukum

Perburuhan di Indonesia. Jakarta: Grhadika Binangkit Press. 2004

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

83

Haq, Hamka. Falsafah Ushul Fiqh. Ujung Pandang: Yayasan al-Ahkam.

1998.

Husni, Lalu. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT

Grafindo Persada. 2003.

Ibrahim, Johnny. Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif. Malang:

Bayumedia Publishing. 2008.

Lopa, Baharuddin. Hak-Hak Asasi Manusia dalam al-Qur’an. Yogyakarta:

Dana Bakti Prima. 1996.

Mahmasani, Sobhi. Falsafah al-Tasyri al-Islami, terj. Ahmad Sudjono, SH.,

Bandung, Al-Ma’rif. 1981.

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana. 2011

Mth, Asmuni. Beberapa Catatan Tentang Akad. Yogyakarta: FIAI-UII. 2009.

Mukhtar, Yahya dan Fathurrahman. Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Fiqh

Islam. Bandung: PT Al-Maarif. 1986.

Munawi, Faidhul Qodir. Tt: Tp.T.th. Juz. I

Na’im, Abdullah A. Toward and Islamic Reformation: Civil Libertes, Human

Right and International Law. Syracuse: SyracuseUniversity Press.

1990.

Nurimansyah, Haribuan. Upah Tenaga Kerja Dan Konsentrasi Pada Sektor

Industry. Prisma: No. 5 Th. X Mei 1981.

Quzwaini, Muhammad ibn Yazid Abu Abdullah. Sunan Ibn Majah. Beirut:

Daar al-FIkr. t.th. Juz. II

Romy, Soemitro. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia.

1990.

Royen, Ilmu Uti, Perlindungan Hukum terhadap Pekerja atau Buruh

Outsourcing; studi kasus di Kab. Kepatang. Semarang: Program

Magister Ilmu Hukum. 2009.

Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Beirut: Daar al-Tsaqafah al-Islamiyyah. T.th.

Juz. III

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

84

Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah 12, alih bahasa Kamaluddin A . Marzuki.

Bandung: al-Ma’arif. 1996

Setia, Tunggal Hadi. Seluk-Beluk Hukum Ketenagakerjaan, (Tt: Harvarindo,

2014)

Sudjana, Edgi. Nasib dan Perjuangan Buruh di Indonesia. Jakarta: Renaisan.

2005.

Sutedi, Adrian. Hukum Perburuhan. Jakarta: Sinar Grafika. 2009.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif suatu

Tinjauan Singkat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2003.

Soepomo, Imam. Pengantar Hukum Perburuhan. Jakarta: Djambatan. 1999.

Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Rajagrafindo. 2008.

Tasbih. Konsep Islam dalam Menghapuskan Perbudakan: analisis tematik

terhadap hadits-hadits Perbudakan. Jakarta: Sekolah Pasca Sarjana

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008

Warassih, Esni. Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis. Semarang: PT.

Suryandaru Utama. 2005.

YLBHI. Panduan Bantuan Hukum di Indonesia. Jakarta: YLBHI. 2014.

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian

Permenakertrans No. 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan

Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak

Keputusan Presiden No 107 tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan

Internet:

http://www.tempo.co/read/news/2013/05/04/064477938/Buruh-Pabrik-Panci-

Dipaksa-Kerja-Seperti-Budak. diakses pada tanggal 04 Mei 2013 Pukul

17:50 WIB

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

85

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/05/04/04215157/Parah.Puluhan.Bu

ruh.Disekap.BarangDisita.dan.Hak.Tak.Dipenuhi.di.Tangerang?utm_source=

WP&utm_medium=Ktpidx&utm_campaign=%20Perbudakan%20Di%20Tan

gerang. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2013 Pukul 14.30 WIB

http://kontras.org/index.php?hal=siaran_pers&id=1861. Diakses pada tanggal

29 Juli 2013, pukul 14:00 WIB.

http://m.inilah.com/read/detail/1985826/inilah-kronologis-terbongkarnya-

perbudakan-buruh. Diakses pada tanggal Minggu, 5 Mei 2013 pada pukul

12:26 WIB.

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

I

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

II

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG SEPATAN TIMUR Jl. Manungggal 29-31 No. 124 Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang Provinsi Banten

Kode Pos 15520

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Timur

Kabupaten Tangerang menerangkan bahwa:

Nama : Hasan Aziz

Nim : 108043100024

Fakultas : Syariah dan Hukum

Jurusan : Perbandingan Mazhab Fiqih

Tahun akademik : 2014/2015

Telah melakukan penelitian sehubungan dengan penyusunan skripsi dengan judul:

“PERLINDUNGAN TENAGA KERJA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM

POSITIF” (Analisis Kasus Perbudakan di Pabrik Kuali CV. Cahaya Logam di Daerah

Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang)

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana

semestinya.

Tangerang, 3 Mei 2015

Kepala Desa Lebak Wangi

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

III

Wawancara I

Kronologis Tentang Kasus Perbudakan Di Pabrik CV. Cahaya Logam Di Daerah Kec.

Sepatan Timur Kab. Tangerang

Interviewer : Hasan Aziz

Narasumber : Kepala Desa Lebak Wangi

Hari/Tanggal : Senin, 4 Mei 2015

Waktu dan Tempat : 10.00 WIB s/d Selesai

Kp. Bayur Ds. Lebak Wangi Kec. Sepatan Timur Kab.

Tangerang

1. Sepengetahuan bapak / ibu, bagaimana awal mula korban untuk mendapat pekerjaan di

CV. Cahaya Logam?

Yang saya tahu, kerja disitu gak pake lowongan kerja, si Yuki (pemilik usaha) nyuruh

temannya nyari orang untuk jadi pekerja dipabriknya. Jadi si yuki nyebar anak buahnya

kepelosok daerah dan menawarkan pekerjaan kepada warga kampung. Sesuai dengan

perintah si yuki, jika yang dibutuhkan 5 orang, maka anak buahnya harus cari 5 orang

untuk dipekerjakan dipabriknya, kan bukan cuma 1 orang dia nyebar anak buahnya, kalo

yang disebar 4 orang, terus masing-masing suruh bawa 5 kan udah 20.

2. Apakah bapak / ibu tahu bentuk kerja / jenis pekerjaan di CV. Cahaya Logam?

Kerjaan mereka membakar dan melebur alumunium oil, terus dijadiin batangan buat

bahan pembuatan peralatan dapur, seperti panci dan kekenceng.

3. Sepengetahun bapak / ibu, berapakah jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan di CV.

Cahaya Logam?

Kabar yang beredar Simpang siur, ada yang bilang 25, 32, dan juga 34, tapi yang

pastinya waktu ada penggerebegan jumlah mereka ada 33, kan yang 2 lagi kabur buat

laporan ke kepolisian bahwa ada penyiksaan buruh di daerah lebak wangi tangerang.

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

IV

Mereka berasal dari daerah sekitar Banten, Pandeglang, Cianjur dan Lampung. Tapi

kebanyakan dari mereka berasal dari Lampung Utara.

4. Menurut bapak / ibu, apa alasan mereka bekerja di CV. Cahaya Logam?

Semua alasan orang bekerja pasti buat menutupi kebutuhan hidupnya, begitupun para

buruh yang bekerja di pabrik kekenceng, mereka rata-rata orang gak mampu dan

sebagian lagi dari mereka anak-anak yang putus sekolah, jadi ketika ada orang yang

mengajak mereka untuk bekerja di daerah kawasan industri Tangerang dengan gaji yang

lumayan, tanpa pikir panjang mereka pun menyanggupinya. Apalagi namanya orang

pasti butuh duit buat melangsungkan hidup, mangkanya mereka mau kerja disitu.

5. Pada tahun berapakah mereka mendapat penawaran atau kontrak kerja di CV. Cahaya

Logam?

Perkiraan Sekitar tahun 2011 mereka kerja disitu, tapi tidak berbarengan datangnya,

ada yang datang di awal bulan, ada lagi yang datang di pertengahan dan akhir bulan,

ada juga yang datang di bulan selanjutnya, tergantung tangan kanan yuki bawa orang-

orang desanya.

6. Apakah hubungan kerja yang disepakati antara CV. Cahaya Logam dengan pihak pekerja

(buruh) dilakukan dengan perjanjian kerja tertulis atau tidak?

Kayanya disitu mah gak pake perjanjian kerja tertulis de, dari mulut ke mulut aja. Asal

tahu gajinya berapa dan kerjanya apa, ya udah deal, mereka langsung kerja.

7. Apakah CV. Cahaya Logam memberikan ketentuan hak dan kewajiban kepada pihak

pekerja?

Awalnya sih diberikan, tapi kesininya katanya para atasan makin semena-mena, gak

boleh lihat pekerja lelah sedikit, tangan langsung main kasar, sampai mereka takut dan

akhirnya jadi budak tanpa gaji.

8. Sepengetahuan bapak, apakah CV. Cahaya Logam memberikan perlindungan,

pengupahan dan kesejahteraan menurut perundangan Indonesia (hukum

ketenagakerjaan)?

Layaknya pengusaha yang memiliki karyawan, mereka kasih angin syurga dulu bagi

para pekerja, yaaa… sesuai dengan ketentuan perusahaan yang wajib memberikan

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

V

perlindungan dan upah hasil kerja usaha pekerjanya, pertama diberikan sesuai omongan

ketika perekrutan, terhitung sampai para pekerja merasa nyaman, baru sedikit demi

sedikit mereka press dengan hardikan dan main tangan ketika terjadi kesalahan atau

kelalaian, sampai mereka takut dan akhirnya tunduk.

9. Berapakah besaran upah yang dijanjikan oleh CV. Cahaya Logam untuk para pekerja

(buruh)? Apakah mendapatkan di atas UMR/UMK/ atau di bawah itu?

Sepengetahuan saya, mereka di gaji 1 bulan kurang lebih 600 ribu, disitu juga kena

potongan gantungan sebesar kurang lebih 20 ribu, dan jika ditanya gajinya diatas atau

dibawah UMR, itu sudah jelas-jelas dibawah UMR.

10. Bagaimanakah cara pembayaran upah CV. Cahaya Logam kepada pihak pekerja (buruh)?

Mereka digaji setiap bulannya dengan pembayaran secara langsung. Makan, rokok, dan

segala macam jajanan diambil dari gaji pokok, dari sisa gajinya pun ada potongan

dengan alasan tabungan, itu bisa diambil ketika mereka mau pulang kerumah. Biasanya

mereka pulang waktu lebaran idul fitri atau semisalnya ada dari pihak keluarga yang

tertimpa musibah, atau ada saudara yang hajat dikampung.

11. Seperti yang kita tahu, CV. Cahaya Logam memperlakukan para pekerja (buruh) di luar

sisi kemanusiaan, seperti apa saja bentuk perlakuan tersebut?

Kalau melihat tempat yang dijadikan mes (tempat istirahat) para buruh memang tidak

layak, rumah dia (Yuki) itu megah dan tingkat, di sampingnya ada gudang yang

ukurannya kurang lebih 8x6, bekas tempat rongsokan yang ditumpukkan untuk didaur

ulang sebagai bahan pembuatan panci dan kekenceng, tempat itulah yang dijadikan

tempat istirahat untuk para buruh. Karena bangunan yang tak terurus, kamar mandinya

pun kumuh dan saluran airnya pun tersendat, mungkin itu yang menyebabkan gatal-gatal

dan penyakit kulit pada buruh, karena para buruh gak pernah mandi dikarenakan sanyo

rusak, adapun kekerasan fisik yang dilakukan para mandor (pengawas dan penjaga)

dikarenakan melihat kerja buruh yang lambat dan alasan karena kelelahan, di antara

mereka pun ada yang sempat melakukan perlawanan hingga akhirnya di gebukin oleh

para teman mandor lainnya.

12. Setelah mengetahui perlakukan buruk seperti perbudakan dari pihak CV. Cahaya Logam,

apakah korban tidak melaporkan kepada yang berwenang?

Katanya sih si korban kabur dan sempat lapor ke kepolisian Sepatan, akan tetapi

sikorban malah dibawa lagi ke tempat asal-muasal dia bekerja, karna sebelumnya si

pemilik pabrik sudah telepon “kalau ada orang yang laporan ke kepolisian dari pekerja

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

VI

kekenceng, tolong bawa lagi ke tempat kerja”. Ya mungkin mereka sudah saling kenal,

karna banyak sih dari wargapun tahu kalau setiap malamnya ada aja polisi yang patroli

kesitu, pada akhirnya ada pekerja yang kabur terus balik ke kampung dan membongkar

kasus perbudakan yang terjadi di Sepatan Timur Tangerang, hingga akhirnya lurah

kampung sana yang dibantu dengan kepolisian disana datang dan menggerebek tempat

itu.

Mengetahui,

Tangerang, 4 Mei 2015

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

VII

Wawancara II

Kronologis Tentang Kasus Perbudakan Di Pabrik CV. Cahaya Logam

Di Daerah Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang

Interviewer : Hasan Aziz

Narasumber : Ketua RT Bayur Opak

Hari/Tanggal : Rabu, 5 Mei 2015

Waktu dan Tempat : 14.00 WIB s/d Selesai

Kp. Bayur Opak Ds. Lebak Wangi Kec. Sepatan

Timur Kab. Tangerang

1. Sepengetahuan bapak / ibu, bagaimana awal mula korban untuk mendapat pekerjaan di

CV. Cahaya Logam?

Pihak dari CV. Cahaya Logam mencari pekerja keluar daerah, dapat 2 atau 3 orang

lalu dipekerjakan, dan nanti disuruh ngajak teman-temannya untuk ikut bekerja.

2. Apakah bapak / ibu tahu bentuk kerja / jenis pekerjaan di CV. Cahaya Logam?

Mereka berangkat pagi pulang sore untuk melakukan pembakaran alumunium

dilapangan yang ada tidak jauh dari pabrik, yang nanti dilebur untuk dijadikan bahan

panci, kuali, kekenceng dll.

3. Sepengetahun bapak / ibu, berapakah jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan di CV.

Cahaya Logam?

Saya agak kurang tau, karna mereka tidak ada laporan terlebih dahulu ke pihak Rt kalau

memang mau kerja dan menetap disini, biar nanti kalau ada permasalahan saya bisa ikut

membantu. Tapi menurut laporan yang saya terima, jumlah pekerja yang ada disitu ada

27 orang, ditambah 6 orang pekerja yang sakit yang di sekap dalam kamar, dan 2 orang

lagi yang melarikan diri.

4. Menurut bapak / ibu, apa alasan mereka bekerja di CV. Cahaya Logam?

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

VIII

Pertama memang posisi yang pengangguran dan keadaan yang memperihatinkan

masalah ekonomi hidup membuat mereka harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan

keluarganya, di waktu yang bersamaan datang utusan yang di sebar yuki untuk mencari

orang agar bisa bekerja dipabriknya, dengan iming-iming gaji yang cukup lumayan,

akhirnya mereka mau ikut kerja di Tangerang.

5. Pada tahun berapakah mereka mendapat penawaran atau kontrak kerja di CV. Cahaya

Logam?

CV. Cahaya Logam membuka usaha sekitar tahun 1999, pemilik usaha mengontrak

tanah kosong yang cukup luas di daerah bayur opak selama 8 tahun untuk usahanya,

baru tahun 2007/2008 ia memindahkan usahanya itu disekitar rumahnya, dan orang-

orang yang menjadi korban kemarin diperkirakan masuk kerja sekitar pertengahan tahun

2011.

6. Apakah hubungan kerja yang disepakati antara CV. Cahaya Logam dengan pihak pekerja

(buruh) dilakukan dengan perjanjian kerja tertulis atau tidak?

Di situ mah Cuma lewat omongan aja, gak pake perjanjian tertulis, soalnya disini juga

pernah ada yang kerja disitu, Cuma ngajak kerja disebutin gajinya berapa, ya udah

langsung kerja aja. Tapi dulu mah sistemnya borongan, kerja tergantung adanya

pesanan.

7. Apakah CV. Cahaya Logam memberikan ketentuan hak dan kewajiban kepada pihak

pekerja?

Diberikan, memang pabriknya begitu ketat begitupun atasannya tegas dan galak, jadi

ketika ada yang hendak melaksanakan shalat atau gak masuk kerja karna gak enak

badan mereka takut untuk meminta izin dan terpaksa meneruskan pekerjaan.

8. Sepengetahuan bapak, apakah CV. Cahaya Logam memberikan perlindungan,

pengupahan dan kesejahteraan menurut perundangan Indonesia (hukum

ketenagakerjaan)?

Semua yang diperlukan karyawan diberikan, tapi hanya diawal. Mula-mula bekerja gaji

itu turun, bahkan katanya mereka diperlakukan baik, mereka ditatar bagaimana cara

peleburan bahan dan cara membentuknya menjadin sebuah kuali, sampai akhirnya

seiring berjalannya waktu mungkin keluar sifat aslinya, sampai akhirnya terjadilah

kejadian ini.

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

IX

9. Berapakah besaran upah yang dijanjikan oleh CV. Cahaya Logam untuk para pekerja

(buruh)? Apakah mendapatkan di atas UMR/UMK/ atau di bawah itu?

Menurut laporan, mereka digaji 600 ribu. Pastinya itu dibawah UMR.

10. Bagaimanakah cara pembayaran upah CV. Cahaya Logam kepada pihak pekerja (buruh)?

CV. Cahaya Logam memakai sistem kontrak, dan setiap bulan pekerja terima gaji dan

sebagian gajinya dipotong untuk gantungan. Gantungan itu baru turun ketika pekerja

hendak pulang atau berhenti bekerja.

11. Seperti yang kita tahu, CV. Cahaya Logam memperlakukan para pekerja (buruh) di luar

sisi kemanusiaan, seperti apa saja bentuk perlakuan tersebut?

Nah itu yang disayangkan, awal meraka datang pun tak ada laporan ke Rt, namanya

orang jauh datang ke kampung orang seharusnya ada laporan, itu juga kan buat

keselamatan dia. Jadi sekiranya ada hal-hal yang tak diinginkan terjadi Rt bisa bantu.

Seperti yang ramai diperbincangkan, para buruh diperlakukan semau mandor. Disiksa

mungkin karna ada sebabnya, seperti barang banyak akan tetapi pekerjanya malas-

malasan, terkadang pekerjanya ngeyel (susah diatur) dan ada juga yang ketika dimarahi

melakukan perlawanan, mungkin itu yang memicu terjadinya penyiksaan

12. Setelah mengetahui perlakukan buruk seperti perbudakan dari pihak CV. Cahaya Logam,

apakah korban tidak melaporkan kepada yang berwenang?

Seperti tadi apa yang sudah saya bilang, pabrik itu ketat begitu juga atasannya tegas

dan galak, sampai ada yang sakitpun mereka dikunci di dalam ruangan, mungkin korban

yang kabur dan laporan kemarin nekat karna gak kuat kerja di pabrik itu, dan dia juga

merasa kasihan dengan teman-temannya yang lain, mangkanya dilaporin kepihak yang

berwajib.

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

X

Mengetahui,

Tangerang, 5 Mei 2015

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

XI

Wawancara III

Kronologis Tentang Kasus Perbudakan Di Pabrik CV. Cahaya Logam

Di Daerah Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang

Interviewer : Hasan Aziz

Narasumber : Warga/Pekerja

Hari/Tanggal : Jum’at, 8 Mei 2015

Waktu dan Tempat : 16.30 WIB s/d Selesai

Kp. Bayur Ds. Lebak Wangi Kec. Sepatan Timur Kab.

Tangerang

1. Sepengetahuan bapak / ibu, bagaimana awal mula korban untuk mendapat pekerjaan di CV.

Cahaya Logam?

Bos yuki nyuruh saudaranya cariin Orang buat jadi karyawan dipabriknya, dan nanti

saudaranya nyuruh anak buahnya nyari orang ke daerah pedalaman, dengan dijanjikan

kalau bisa dapat banyak rekrutan, nanti bakal dikasih duit lebih, orang jauh gak boleh

harus orang deket. Mungkin dia berpikir kalo orang sini udah tahu duit mangkanya dia

suruh cari yang jauh.

2. Apakah bapak / ibu tahu bentuk kerja / jenis pekerjaan di CV. Cahaya Logam?

Dulu tugas kami mengumpulkan rongsokan berupa besi, tembaga, stainless dan alumunium

untuk kemudian kami lebur dan dijadikan bahan baku produksi, setelah itu kami panaskan

dengan suhu perkiraan diatas 2000 derajat, dan kalau sudah mencair buru-buru kami

tuangkan ke dalam cetakan kuali, kekenceng dan panci, terus ditutup pake tanah, selang

beberapa saat, cetakan diangkat dan dilakukan penghalusan, buat proses terakhir dilakukan

finishing biar keliatan bagus dan menyempurnakan bentuk barang. Dalam sehari kami

biasa melakukan dua kali pengecoran yakni pada pagi dan siang, kalo lembur dan banyak

pesanan, biasanya kami lakukan pengecoran sampe malam.

3. Sepengetahun bapak / ibu, berapakah jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan di CV. Cahaya

Logam?

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

XII

Disitu mah gak banyak, pas waktu saya kerja aja Cuma ada 21 orang. 13 0rang sebagai

pengolah bahan, sisanya di bagian pembentukan. Kalo ngeliat korban kemarin sih agak

cukup banyak, kalo gak salah semuanya ada 35 orang.

4. Menurut bapak / ibu, apa alasan mereka bekerja di CV. Cahaya Logam?

Yaaa… buat nutupin segala kebutuhan hidup kan pake duit, nyari kerjaan susah bang, ya

mumpung ada yang ngajak ikut aja, lumayanlah buat makan ngeroko mah.

5. Pada tahun berapakah mereka mendapat penawaran atau kontrak kerja di CV. Cahaya

Logam?

Saya kerja dari tahun 2009, di situ mah harus kuat mental, kerjanya extra dan gak kenal

lelah, istirahat Cuma cukup buat makan sama ngeroko sebatang, sisanya kerja. Lembur

kerja ada dihari jum’at dan sabtu, sedangkan minggu libur, saya gak tinggal di mes (tempat

peristirahatan yang disediakan pihak pabrik), jadi saya berangkat jam 7 pulang jam 7,

kadang sampai jam 10 kalo lagi lembur. Waktu itu tahun 2010-an akhir ada pengurangan

karyawan, dan saya masuk daftar pengurangan itu, termasuk 2 teman saya orang bayur

bambu, Waktu saya mau cabut dari itu pabrik, memang pesanan lagi banyak, mungkin bos

yuki udah nyiapin tenaga baru kali buat ngurusin pesanan diluaran. Ya mungkin itu korban-

korban yang kemarin.

6. Apakah hubungan kerja yang disepakati antara CV. Cahaya Logam dengan pihak pekerja

(buruh) dilakukan dengan perjanjian kerja tertulis atau tidak?

Waktu zamanan saya mah kaga bang, di omong udah siap kerja, saya jawab siap, dibilangin

gaji 350/2 minggu dan dipotong 50 ribu untuk uang makan saya jawab siap, tapi pas waktu

itu saya bilang kalo rumah saya deket, saya makan dirumah aja, jadi saya minta dibayar

full. Yang orang sini kerja disitu bisa di hitung jari, sisanya tau orang mana.

7. Apakah CV. Cahaya Logam memberikan ketentuan hak dan kewajiban kepada pihak

pekerja?

Dikasih ya di kasih, tapi kadang waktu pembayaran hasil kerja sering kurang, tak sesuai

dengan pembicaraan di awal. Kalau komplen pasti dibentak dengan alasan nanti bakal

dibayar

.

8. Sepengetahuan bapak, apakah CV. Cahaya Logam memberikan perlindungan, pengupahan

dan kesejahteraan menurut perundangan Indonesia (hukum ketenagakerjaan)?

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

XIII

Diberikan sih, buat yang mau tidur di sediakan mes, emang agak kumuh sih tempatnya,

kotor dan jember juga. Itu jadi alasan kedua saya kenapa gak mau tidur di mes, ya yang

pertama karna rumah saya dekat dan yang kedua mesnya emang gak layak. Kalo gajian

juga antri dibayarnya juga, gak kaya zaman sekarang, pabrik-pabrik kalo ngegaji lewat

ATM, udah pada kaya bos aja “hahahaha”.

9. Berapakah besaran upah yang dijanjikan oleh CV. Cahaya Logam untuk para pekerja

(buruh)? Apakah mendapatkan di atas UMR/UMK/ atau di bawah itu?

Kalo zamanan saya bersihnya 400 ribu, Cuma kalo yang korban kemarin sih katanya 600

ribu, ya pasti dibawah UMR bang.

10. Bagaimanakah cara pembayaran upah CV. Cahaya Logam kepada pihak pekerja (buruh)?

Manual aja, tiap bulan pekerja digaji lewat cara absen.

11. Seperti yang kita tahu, CV. Cahaya Logam memperlakukan para pekerja (buruh) di luar sisi

kemanusiaan, seperti apa saja bentuk perlakuan tersebut?

Kalo ada kesalahan paling diomelin dan gentak, kalo kelihatan lagi kerja ada yang ngobrol

biasanya ditimpah pake sisa bahan, cuma gak tahu deh kalo yang kemarin, katanya sih

ditampar, ditendang, disundut pake rokok, dan ada juga yang dikurung. Mungkin zaman

kerja mereka lebih parah kali dibanding zamanan saya, untungnya saya gak ngerasain.

12. Setelah mengetahui perlakukan buruk seperti perbudakan dari pihak CV. Cahaya Logam,

apakah korban tidak melaporkan kepada yang berwenang?

Kalo waktu saya sih gak ada yang lapor, karena menurut saya wajar dia marah, mereka

kesal karna kerjanya gak beres, kadang ada panci yang udah selesai, tapi pas diperiksa

bagian bawahnya keropos karna digetoknya terlalu kencang ketika pembuatan. Ada juga

yang kulit dasar alumuniumnya pecah karna suhu pembakarannya terlalu tinggi. Tapi waktu

kemarin mungkin sudah terlalu parah penyiksaan yang diberikan para mandor kepada para

buruh, hingga akhirnya korban ada yang lapor ke kepolisian dan akhirnya digerebek.

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30493/1/HASAN... · KONSEP PERJANJIAN KERJA DAN UPAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Analisis Kasus

XIV

Mengetahui,

Tangerang, 8 Mei 2015