Post on 25-Apr-2023
Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)
TUGAS PENGOLAHAN AIR LIMBAH
LIMBAH CAIR PABRIK TAHU
Oleh :
Rani Novianis Rizky Saputri (25010112120046)
Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)
Universitas Diponegoro
2015
LIMBAH CAIR PABRIK TAHU
Karakteristik Limbah Cair Tahu
Tabel 1. Karakteristik Limbah Cair Tahu
No Parameter Satuan Nilai Baku Mutu
(*)1. Suhu oC 30 382. pH - 5,5 6,0 – 9,0
3. TSS mg/L 664 1004. BOD5 mg/L 720 1505. COD mg/L 853 275
Sumber : Anggraini (2013)
(*) Baku mutu Perda Jateng No 5 Tahun 2012
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan karakteristik air limbah yang
digunakan dalam penelitian belum memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan, yaitu Perda Prov Jateng No 5 Tahun 2012.
1. pH
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2013)
pH awal limbah cair tahu adalah sebesar 5,45. Jika
dibandingkan dengan Perda Provinsi Jawa Tengah Nomer 5 tahun
2012, pH limbah cair tahu yang diperbolehkan berkisar antara
6,0-9,0, maka dapat disimpulkan bahwa pH limbah cair tahu
belum memenuhi baku mutu. Hal ini dikarenakan limbah cair
Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)
tahu terdapat sisa asam yang berasal dari proses
penggumpalan dalam pembuatan tahu.
2. BOD
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2013)
kadar BOD awal limbah cair tahu adalah sebesar 720 mg/L.
jika dibandingkan dengan Perda Provinsi Jawa Tengah Nomer 5
tahun 2012, kadar BOD dalam limbah cair tahu belum memenuhi
baku mutu yang telah ditentukan yaitu 150 mg/L. hal ini
dikarenakan limbah cair tahu mengandung kandungan organic
yang tinggi.
3. COD
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2013)
kadar COD awal limbah cair tahu adalah sebesar 853 mg/L.
jika dibandingkan dengan Perda Provinsi Jawa Tengah Nomer 5
tahun 2012, kadar BOD dalam limbah cair tahu belum memenuhi
baku mutu yang telah ditentukan yaitu 275 mg/L. hal ini
dikarenakan limbah cair tahu mengandung kandungan organic
yang tinggi.
4. TSS
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2013)
kadar TSS awal limbah cair tahu adalah sebesar 664 mg/L.
jika dibandingkan dengan Perda Provinsi Jawa Tengah Nomer 5
tahun 2012, kadar BOD dalam limbah cair tahu belum memenuhi
baku mutu yang telah ditentukan yaitu 100 mg/L.
5. Suhu
Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2013)
bahwa suhu (temperature) awal limbah cair tahu adalah sebesar
30oC. jika dibandingkan dengan Perda Provinsi Jawa Tengah
Nomer 5 tahun 2012, kadar BOD dalam limbah cair tahu belum
memenuhi baku mutu yang telah ditentukan yaitu 38oC.
DAMPAK LIMBAH CAIR TAHU
1. Dampak limbah cair tahu bagi lingkungan
Dampak negatif limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan
masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar
karbohidrat, protein, lemak, garam-garam, mineral, dan sisa-
sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan
pembersihan. Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari
pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand ( BOD)
tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol,
panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke
suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan
ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota
perairan lainnya.
2. Dampak limbah cair tahu bagi kesehatan
Romli,dkk (2009) menyatakan bahwa dampak yang ditimbulkanoleh
pencemaran bahan organik limbah industri tahu adalah
gangguanterhadap kehidupan biotik yang disebabkan oleh
meningkatnya kandungan bahan organik. Selama proses
metabolisme oksigen banyak dikonsumsi,sehingga apabila bahan
organik dalam air sedikit, oksigen yang hilangdari air akan
Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)
segera diganti oleh oksigen hasil proses fotosintesis dan oleh
reaerasi dari udara. Apabila konsentrasi beban organik terlalu
tinggi,maka akan tercipta kondisi anaerobik yang menghasilkan
produkdekomposisi berupa amonia, karbondioksida, asam asetat,
hirogen sulfida,dan metana. Senyawa-senyawa tersebut sangat
toksik bagi sebagian besarhewan air, dan akan menimbulkan
gangguan terhadap keindahan(gangguan estetika) yang berupa
rasa tidak nyaman dan menimbulkan bau.Bila kondisi anaerobik
tersebut dibiarkan maka air limbah akan berubahwarnanya
menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk. Apabila limbahini
dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih
digunakan sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari maka
akanmenimbulkan gangguan kesehatan berupa penyakit gatal,
diare, kolera,radang usus dan penyakit lainnya, khususnya yang
berkaitan dengan airyang kotor dan sanitasi lingkungan yang
tidak baik (Romli, 2009).
Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)
SKEMA RANCANGAN PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (LIMBAH TAHU)
SECONDARYTREATMENT
FineScreen
Industri
PabrikTahu
BakEqualization
Neutraliza-tion
Coagulation
Flotation
Sedimentation
Filtration
an-aerobictreatme
nt
Activated Sludge
PRIMARY TREATMENT
GACadsorpti
on
Ozonation
Filtrasi
TERTIARY TREATMENT
Pembuangan AkhirLimbah
Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)
Keterangan :
Industri Pabrik Tahu
Merupakan industry yang menghasilkan limbah cair
A. PENGOLAHAN PRIMER
1. Fine Screen
Fungsinya untuk menyaring limbah tersuspensi, karena limbah
tahu mengandung padatan halus atau suspense maka diperlukan
fine screen untuk penyaringannya.
1. Bak Equalization
Fungsinya untuk untuk menampung dari seluruh air limbah
sebelum dilakukan pemompaan ke unit pengolahan lanjut.
2. Neutralization
Fungsinya untuk menggabungkan beberapa sifat air limbah
dengan sifat yang antagonis. Unit ini juga dapat diterapkan
bila salah satu limbah memiliki sifat yang ekstrim (terlalu
asam, atau terlalu basa). Penambahan bahan yang bersifat
asam atau basa tergantung dari jenis limbah yang dihasilkan.
Netralisasi air limbah membantu dalm proses selanjutnya
terutama untuk pengolahan secara biologis, yang membutuhkan
proses pengolahan pada kondisi netral.
3. Coagulation
Merupakan pembubuhan bahan kimia yang berfungsi untuk
membantu proses Flotasi atau Proses Sedimentasi. Pebubuhan
Koagulan atau Gas sering dilakukan pada unit pembubuh kimia.
Dengan penambahan bahan kimia akan mempercepat proses
Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)
sedimentasi. Proses flotasi pada umumnya ditambahkan bahan
untuk meningkatkan berat jenis air limbah sehingga bahan
yang melayang dapat dibuat mengapung.
4. Flotation
merupakan salah satu proses pengolahan awal, dengan cara
mengapung kan limbah dan bahan melayang lain, sehingga
flotation berfungsi untuk memisahkan antara air limbah
dengan bahan tersebut. Jenis bahan yang dilakukan proses
pengolahan dengan metode ini material/bahan yang melayang
pada air limbah. Teknologi yang diterapkan pada umumnya
berupa pengaliran secara Up-Flow, sehingga material yang
mengapung dapat dipisahkan dengan scrabber. Untuk
selanjutnya bahan yang berhasil dipisahkan dilakukan proses
pengolahan lanjut
5. Sedimentation
merupakan proses yang ditujukan untuk mengendapkan partikel
yang dapat mengendap secara gravitasi atau dengan bahan
bantuan penambahan koagulan. Pengendapan tersebut terutama
ditujukan untuk memisahkan partikel diskrit dan partikel
tersuspensi. Pengendapan tersebut mampu mereduksi 30-40%
bahan bahan tersuspensi. Proses sedimentasi dapat dirancang
dengan menggunakan pola pengendapan konvensional atau dengan
melakukan modifikasi dengan teknologi plate settler atau Tube
Setller.
6. Filtration
Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)
Unit ini dirancang untuk mengendapkan materi yang tidak
mengendap selama proses sedimentasi. Filtrasi dilakukan
melalui media yang dirancang dengan diameter tertentu.
Filtrasi mampu memisahkan partikel atau flokulan. Mekanisme
filtrasi dapat berlangsung secara fisik, kimia, dan
biologis. Mekanisme secara fisik pemisahan ini dilakukan
akan adanya porositas media filter dan daya tarik dinding
dan adsorbsi dari media. Mekanisme kimia dapat terjadi
akibat adanya reaksi kimia antara bahan yang akan dipisahkan
dengan oksigen yang berada pada media filter. Sedangkan
mekanisme biologi dapat berlangsung dengan adanya
mikroorganisme aerob maupun an-aerob di dalam filter.
7. An-Aerobik Treatment
Pengolahan dengan teknologi an-aerob dilakukan untuk limbah
dengan BOD lebih dari 1000 mg/lt. Pengolahan dengan metode
ini dilakukan tanpa oksigen, sehingga penguraian dilakukan
oleh mirkoorganisme yang an-aerob. Proses pengolahan pada
umumnya berjalan relatif lambat dibandingkan dengan proses
penguraian secara aerob. Hasil proses penguraian
menghasilkan H2S, CH4. NH3. Beberapa Teknologi yang
dilakukan dengan proses an-aerob adalah : UASB, Septic Tank,
An-Aerobik Bio Filter dan sebagainya.
B. PENGOLAHAN SEKUNDER
1. Activated Sludge
Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)
Merupakan Proses pengolahan limbah yang dilakukan dengan
memanfaatkan lumpur aktif.
C. PENGOLAHAN TERSIER
1. Filtrasi
Merupakan proses lanjutan dengan memanfaatkan filter pada
umumnya namun berbeda dengan filter pada pengolahan primer.
2. Ozonitation
Fungsinya untuk melakukan netralisasi bahan organik yang
berasal dari mikroorganisme yang terangkut pada air limbah
3. GAC (Granular Active Carbon)
merupakan salah satu bentuk teknologi tersier yang berfungsi
untuk mengendalikan bau yang muncul baik dari Sox, H2S, NH3
atau bentuk gas yang lain.
Pembuangan Akhir Limbah
Merupakan tempat dimana air limbah yang telah diolah
dibuang, biasanya tempat pembuangan akhir limbah di sungai
terdekat.
Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)
Volume = |-30,96| + |31,08| = 62,04 m3
Volume = Q x td62,04 = Q x 5Q = 15,5 m3
Misal h = 2 m, maka :V = p x l x h62,04 = p x l x 2p x l = 31,02 m2
Misal l = 4 m, makap x l = 31,02 m2
p = 7,7 m2
Rancangan Bak Equalisasi yaitu dengan panjang 7,7 m lebar 4m m dan tinggi 2m m
Daftar Pustaka
Anggraini, Mumu & Yulianti. 2013. Pengolahan Limbah Cair Tahu secara Anaerobmenggunakan system Batch. Jurnal No 1 Vol 2
Romli, Muhammad & Suprihatin. (2009). Beban Pencemaran Limbah CairIndustri Tahu dan Analisis Alternatif Strategi Pengelolaannya. Jurnal Purifikasi,10: 2, 141–154
Perda Prov Jateng No 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Limbah CairTahu