Post on 28-Feb-2023
1
OUT LINE
PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK RAHN TERHADAP JUMLAH
PENDAPATAN PEGADAIAN SYARI’AH
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus Penelitian
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Penelitian
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Kerangka Pemikiran
H. Hipotesis
I. Metodologi Penilitian
J. Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian
1. Gadai (rahn)
2. Hukum Gadai (rahn) Dalam Islam
3. Macam-Macam Produk Gadai (rahn)
4. Rukun Gadai (rahn)
2
5. Syarat Gadai (rahn)
6. Prosedur Gadai (rahn)
7. Akad Gadai (rahn)
B. Pengertian
1. Pendapatan
2. Jenis-Jenis Pendapatan
3. Distribusi Pendapatan
4. Pendapatan Pegadaian Syari’ah
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
B. Waktu dan Tempat Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Definisi Operasional Variabel
Penelitian
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
B. Perkembangan Produk Rahn dan Tingkat
Pendapatan di Pegadaian Syari’ah
Cabang Kepandean, Serang
C. Analisis Data
3
1. Analisis Deskriptif Statistik
2. Analisis Regresi Sederhana
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Latar Belakang Masalah
Uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli
atau membayar berbagai keperluan. Dan yang
menjadi masalah terkadang kebutuhan yang ingin
dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang
dimilikinya. Jika sudah demikian, maka mau
tidak mau kita mengurangi untuk membeli
berbagai keperluan yang dianggap tidak penting,
namun untuk keperluan yang sangat penting
terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara
seperti meminjam berbagai sumber dana yang ada.
4
Masyarakat yang memiliki barang-barang
berharga kesulitan dana dapat segera dipenuhi
dengan cara menjual barang-berharga tersebut,
sehingga sejumlah uang yang diinginkan dapat
terpenuhi. Namun, resikonya barang yang telah
dijual akan hilang dan sulit untuk kembali.
Kemudian jumlah uang yang diperoleh terkadang
lebih besar dari yang diinginkan sehingga dapat
mengakibatkan pemborosan.
Untuk mengatasi masalah di atas dimana
kebutuhan dana dapat dipenuhi tanpa kehilangan
barang-barang berharga, maka masyarakat dapat
menjaminkan barang-barangnya ke lembaga
tertentu. Barang yang dijaminkan tersebut pada
waktu tertentu dapat ditebus kembali setelah
masyarakat melunasi pinjamannya. Kegiatan
menjaminkan barang-barang berharga untuk
memperoleh sejumlah uang dan dapat ditebus
kembali setelah jangka waktu tertentu tersebut
kita sebut dengan nama usaha gadai.
5
Pengertian usaha gadai adalah kegiatan
menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu
guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan
akan ditebus kembali sesuai dengan pejanjian antara nasabah
dengan lembaga gadai.1
Sedangkan pegadaian syari’ah adalah pegadaian
yang dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
berpegang kepada prinsip syari’ah.2
Lembaga keuangan syari’ah merupakan suatu
badan usaha atau institusi yang kekayaannya
terutama dalam bentuk aset-aset keuangan
(financial asset) ataupun non-financial asset atau aset
riil berlandaskan prinsip syari’ah.
Prinsip syari’ah sebagaimana tertuang dalam
Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syari’ah pasal 1 ayat 12 adalah
prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan
dan keuangan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan
1 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2009), hal. 261.
2 Muhamad Habiburrahim, dkk, Buku Saku Pegadaian Syari’ah,(Jakarta: Kuwais), hal. 8.
6
oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syari’ah prinsip
syari’ah yang dianut lembaga keuangan syari’ah
dilandasi oleh nilai-nilai keadilan,
kemanfaatan, keseimbangan dan keuniversalan
(rahmatan lil ‘alamin).3
Pegadaian syar’ah merupakan sebuah lembaga
yang relatif baru di Indonesia. konsep operasi
pegadaian syari’ah mengacu pada sistem
administrasi modern, yaitu asas rasionalitas,
efesiensi dan efektivitas yang diselaraskan
dengan nilai islam. Fungsi kantor-kantor cabang
Pegadaian Syari’ah atau Unit Layanan Gadai
Syari’ah (ULGS) sebagai satu unit organisasi di
bawah binaan Divisi Usaha Lain Perum Pegadaian.4
Produk dan layanan jasa yang ditawarkan oleh
Pegadaian Syari’ah kepada masyarakat berupa:
3 Muhamad Habiburrahim, dkk, Mengenal Pegadaian Syari’ah,(Jakarta: Kuwais, 2012), hal. 139.
4 Andri Soemitra, Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet ke 1, hal. 388-389.
7
1. Pemberian pinjaman atau pembiayaan atas
dasar hukum gadai syari’ah. Produk ini
mensyaratkan pemberian pinjaman dengan
penyerahan barang sebagai jaminan. Barang
gadai harus berbentuk barang bergerak,
oleh karena itu pemberian pinjaman sangat
ditentukan oleh nilai dan jumlah barang
yang digadaikan.
2. Jasa Taksiran. Disamping memberikan
pinjaman kepada masyarakat, pegadaian
syari’ah juga memberikan pelayanan berupa
jasa penaksiran atas nilai suatu barang.
Jasa yang ditaksir biasanya meliputi semua
barang bergerak dan tidak bergerak. Jasa
ini diberikan kkepada mereka yang ingin
mengetahui kualitas barang seperi emas,
perak dan berlian. Biaya yang dikenakan
pada nasabah adalah berupa ongkos
penaksiran barang.
8
3. Jasa Titipan (ijarah). Pegadaian syari’ah
juga menerima titipan barang dari
masyarakat berupa surat-surat berharga
seperti sertifikat tanah, ijazah, motor.
Fasilitas ini diberikan bagi mereka yang
ingin melakukan perjalanan jauh dalam
waktu yang relatif lama atau karena
penyimpanan di rumah dirasakan kurang
aman. Atas jasa penitipan tersebut , gadai
syari’ah memperoleh penerimaan dari
pemilik barang berupa ongkos penitipan.
4. Penjualan logam mulia, yaitu jasa
penyediaan fasilitas berupa tempat
penjualan emas eksekutif yang terjamin
kualitas dan keasliannya. Gold counter ini
semacam toko dengan emas galeri 24, dimana
setiap pembelian emas di toko milik
Pegadaian Syari’ah akan dilampiri
sertifikat jaminan. Hal ini dilakukan
untuk memberikan layanan bagi masyarakat
9
kelas menengah yang masih peduli dengan
image. Dengan sertifikat tersebut
masyarakat percaya dan yakin akan kualitas
dan keaslian emas.5
Sistem yang diterapkan oleh Pegadaian
Syari’ah menggunakan sistem jaminan barang-
barang (marhun) tertentu dari produk-produk
yang disediakan. Prosedur pelaksanaannya yang
mudah dan praktis untuk memenuhi kebutuhan
dana, sehingga masyarakat kecil menengah
tertarik untuk melakukan transaksi dengan
menggunakan produk gadai (rahn). Produk ini
sangat memudahkan masyarakat untuk memperoleh
dana yang cepat dan praktis sehingga tidak
menunggu waktu yang lama dalam proses
pencairan.
Dalam dunia bisnis, pendapatan adalah jumlah
uang yang diterima oleh perusahaan dari
aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk5. Muhamad Habiburrahim, dkk, Mengenal Pegadaian Syari’ah,
(Jakarta: Kuwais, 2012), hal. 246-148.
10
dan atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor,
pendapatan kurang penting dibanding keuntungan
yang merupakan jumlah uang yang diterima
setelah dikurangi pengeluaran.6
Dari uraian latar belakang di atas, menjadi
acuan penyusun untuk meneliti tentang seberapa
besar tingkat pendapatan perusahaan dari
diversifikasi produk rahn, semua paparan
tersebut terangkum dalam judul: “Pengaruh
Diversifikasi Produk Rahn Terhadap Jumlah
Pendapatan Pegadaian Syari’ah” (Studi Kasus di
Pegadaian Syari’ah Cabang Kepandean, Serang).
B. Fokus Penelitian
Secara kajian teoritis, diversifikasi produk
rahn amat besar pengaruhnya terhadap jumlah
pendapatan perusahaan. Biasanya apabila produk
yang disediakan perusahaan beragam, maka
pendapatan perusahaan tersebut akan meningkat.
Hal tersebut tidak menjadi sebuah jaminan pada6 http://id.M.Wikipedia.orang/wiki/pendapatan, diunduh
Minggu, 7 Desember 2014, pukul 12:05.
11
perusahaan tertentu, contohnya perusahaan PT.
Pegadaian Syari’ah.
PT. Pegadaian Syari’ah merupakan salah satu
perusahaan lembaga keuangan non bank yang
bergerak dibidang jasa dengan sistem jaminan (
fidusia). Produk yang ditawarkan Pegadaian
Syari’ah sangat beragam seperti produk rahn.
Dengan berbagai macam produk rahn ini nasabah
lebih memilih karena proses yang sangat mudah
dan cepat. Oleh karena itu, pendapatan PT.
Pegadaian Syari’ah akan semakin meningkat.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan ruang lingkup ditetapkan agar
dalam penelitian nanti terfokus pada pokok
permasalahan yang ada beserta pembahasannya.
Sehingga diharapkan tujuan penelitian tidak
menyimpang dari sasarannya.
Agar tidak salah persepsi dan dapat
menghasilkan penelitian yang terarah, maka
12
perlu adanya pembatasan masalah. Hal-hal yang
perlu dibatasi penulis yaitu:
1. Objek penelitian dilakukan di lokasi PT.
Pegadaian Syari’ah Cabang Kepandean, Serang.
2. Besarnya jumlah pendapatan di Pegadaian
Syari’ah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang
telah diuraikan di atas dan untuk memperjelas
arah penelitian, maka rumusan masalahnya
adalah:
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi
diversifikasi produk rahn terhadap jumlah
pendapatan Pegadaian Syari’ah Cabang
Kepandean, Serang?
13
2. Bagaimana pengaruhnya diversifikasi produk
rahn terhadap jumlah pendapatan Pegadaian
Syari’ah Cabang Kepandean, Serang?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah
dirumuskan di atas, tujuan penelitian yang
ingin dicapai ialah:
1. Untuk mengukur faktor apa sajakah yang
mempengaruhi diversifikasi produk rahn
terhadap jumlah pendapatan perusahaan
Pegadaian Syari’ah di PT. Pegadaian
Syari’ah Cabang Kepandean, Serang.
2. Untuk mengukur jumlah pendapatan yang
diterima perusahaan Pegadaian Syari’ah di
PT. Pegadaian Syari’ah Cabang Kepandean,
Serang.
F. Manfaat Penelitian
14
1. Bagi Penulis, diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pendapatan
perusahaan khususnya pada tingkat
pendapatan nasabah dalam menggunakan sistem
produk rahn.
2. Bagi Pembaca, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan dan masukan yang bermanfaat.
3. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan informasi guna mengukur
seberapa besar pengaruhnya dari berbagai
macam produk rahn dan hasil penelitian ini
diharapkan juga sebagai tolak ukur dalam
memperoleh jumlah pendapatan perusahaan
serta masukan dalam mengatasi kendala-
kendala yang dihadapi.
4. Bagi Dunia Pustaka, diharapkan hasil
penelitian ini dapat memperkaya koleksi
dalam lingkungan karya penelitian di bidang
ekonomi islam.
15
G. Kerangka Pemikiran
Gadai syari’ah atau disebut juga rahn yang
berarti diam tidak bergerak. Ini sebagaimana
dikatakan para ahli fikih, “haram bagi
seseorang kencing di air yang rahin,” kata
rahin tersebut bermakna tidak bergerak. Rahn
juga bisa bersrti tetap, seperti dalam kalimat
alma’urrahin (air yang tidak mengalir).
Secara istilah mengenai makna gadai syari’ah
(rahn) ini, menurut pendapat Ibnu Qudamah yang
mengatakan bahwa rahn adalah harta benda yang
dijadikan sebagai jaminan atas utang yang mana
harta benda atau nilainya dijadikan sebagai
pelunasnya apabila yang berutang tidak mampu
melunasinya. Bisa juga dengan memberikan harta
sebagai jaminan utang agar digunakan sebagai
pelunas utang dengan harta atau nilai harta
tersebut bila yang berutang tidak mampu
melunasinya.7
7 Muhamad Habiburrahim, dkk, Mengenal Pegadaian Syari’ah,(Jakarta: Kuwais), hal. 100-101.
16
Gadai syari’ah (rahn) hukumnya boleh (jaiz).
Kebolehan dalam bertransaksi dengan sistem
gadai sebagaimana dalam Al-Qur’an dalam surat
Al-Baqarah ayat 283.
… Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan
bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamutidak memperoleh seorang penulis, Makahendaklah ada barang tanggungan yang dipegang(oleh yang berpiutang). akan tetapi jikasebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikanamanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwakepada Allah Tuhannya.”8
Dalam ayat ini, walaupun disebutkan “dalam
perjalanan,” namun tetap menunjukkan
keumumannya. Yakni baik dalam perjalanan maupun
tidak dalam perjalanan. Kata “dalam perjalanan”
pada ayat ini hanya menunjukkan keadaan yang
biasa membutuhkan sistem tersebut.
8 Mardani, Ayat-Ayat dan Hadis Ekonomi Syari’ah,(Jakarta: Pt. Rajagrafindo Persada), Cet. 1, Hal. 81.
17
Gadai (rahn) dalam hukum islam baik dalam Al-
Qur’an, Al-Hadits dan Ijma’ Ulama (kesepakatan
para ulama) boleh dilakukan karena, sistem
tersebut merupakan sebagai bentuk bermuamalah
yang sifatnya tolong menolong.
H. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Jadi berdasarkan rumusan masalah
penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah: “terdapat pengaruh yang positif antara
diversifikasi produk rahn terhadap jumlah
pendapatan di Pegadaian Syari’ah Cabang
Kepandean, Serang.
Ha Berpengaruh yang signifikan antara pengaruh
diversifikasi produk rahn terhadap
jumlah pendapatan Pegadaian Syari’ah.
18
HO Tidak berpengaruh yang signifikan antara
pengaruh diversifikasi produk rahn terhadap
jumlah pendapatan Pegadaian Syari’ah.
I. Metodologi Penelitian
Dalam metode penelitian, penulis mengambil
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang Penulis gunakan
merupakan penelitian dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian
dengan menekankan pada pengujian teori-
teori melalui variabel-variabel penelitian
dalam angka dan melakukan analisis data
dengan prosedur statistika. Metode yang
diawali dengan penentuan konsep yang
abstrak berupa teori yang masih umum
sifatnya kemudian dilanjutkan dengan
pengunmpulan bukti-bukti atau kenyataan
khusus untuk suatu proses pengujian
2. Menentukan Lokasi Penelitian
19
Penulis menentukan lokasi penelitian di
PT. Pegadaian Syari’ah Cabang Kepandean
Serang, sedangkan langkah-langkah yang
ditempuh dalam penelitian ini yakni:
a. Observasi yaitu pengamatan langsung
terhadap objek penelitian.
b. Wawancara yaitu mengumpulkan data-data
dengan interulem secara langsung dengan
pihak-pihak yang berkompeten di tempat
penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang Penulis
lakukan dengan menggunakan dokumentasi
yaitu observasi langsung ke objek
penelitian dengan mengambil data keuangan
tiga tahun terakhir.
4. Teknik Penulisan
Teknik penulisan skripsi ini berpdeoman
kepada:
20
a. Pedoman penulisan Karya Ilmiah IAIN
“SMH” Banten, Fakultas Syari’ah dan
Ekonomi Islam periode 2014.
b. Penulisan ayat Al-Qur’an, berpedoman
kepada Al-qur’an dan terjemahannya,
Departemen Agama Republik Indonesia.
c. Penulisan Hadits dilakukan dengan
mengutip dari sumber (kitab) aslinya,
apabila penulis tidak menemukan maka
penulis mengutipnya dari sumber dimana
hadits tersebut ditemukan sesuai dengan
garapan skripsi.
J. Sistematika Penulisan
Sistemtika penulisan skripsi ini, penulis
berpedoman pada “Penulisan Karya Ilmias IAIN
“SMH” Banten yaitu sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan meliputi: Latar Belakang
Masalah, Fokus Penelitian, Pembatasan Masalah,
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
21
Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis dan
Sistematika Pembahasan.
Bab II Kajian Teoritis tentang Diversifikasi
Produk Rahn dan Jumlah Pendapatan Pegadaian
Syari’ah yang meliputi: 1). Gadai (rahn);
pengertian rahn, hukum gadai dalam islam,
macam-macam produk rahn, rukun gadai, syarat
gadai, prosedur gadai, akad gadai. 2.) jumlah
pendapatan; pengertian pendapatan, indikator
jumlah pendapatan.
Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi
tentang ruang lingkup penelitian, metode
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
analisa data, operasional variabel dan teknik
pengambilan sampel.
Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian, bab
ini menerangkan tentang gambaran umum obyek
penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
22
Bab V Penutup, menyajikan beberapa kesimpulan
dan saran dari hasil penelitian yang telah
diteliti.
Daftar Pustaka
23
1. Habiburrahim, M, dkk, Mengenal Pegadaian Syari’ah,
(Jakarta: Kuwais, 2012), Cet 1.
2. Habiburrahim, M, dkk, Buku Saku Pegadaian Syari’ah,
(Jakarta: Kuwais).
3. http://id.M.Wikipedia.orang/wiki/pendapatan,
diunduh Minggu, 7 Desember 2014, pukul 12.
4. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2009).
5. Mardani, Ayat-Ayat dan Hadis Ekonomi Syari’ah, (Jakarta:
Pt. Rajagrafindo Persada), Cet. 1.
6. Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet
1.