TESIS PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...

170
STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN TOLERANSI BERAGAMA SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BUDI LUHUR KECAMATAN RIMBO ILIR KABUPATEN TEBO TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam OLEH: MAISARAH NIM: MPA. 162463 PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of TESIS PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...

1

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN TOLERANSI BERAGAMA SISWA

DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BUDI LUHUR KECAMATAN RIMBO ILIR KABUPATEN TEBO

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam

OLEH:

MAISARAH NIM: MPA. 162463

PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

2

3

4

5

6

MOTTO

روامابان فسهم ر مابقوم حتى ي غي واذا ارادالله بقوم سوءافال قلى ان الله الي غي

)اا(وما لهم من دونه من وال. ج مردله

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum

sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan

apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka

tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi

mereka selain Dia. (Q.S. Ar-ra‟d : 11).1

1 Anonim, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2002), hal 251.

7

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku yang tercinta

Ibunda Jamilah dan ayahanda Sayuti Hanafie, S. Pd

Yang telah merawat, membimbing, yang selalu memotivasi dan selalu

memberi dukungan serta do‟a hingga tesis ini bisa terselesaikan

Serta adik-adikku Nurasiah, Nazifah dan Yurdalena yang selalu suport

Untuk ananda Nauratul Ghaziyah yang selalu membuatku lebih semangat

untuk menyelesaikan tugas akhir ini

Buat teman sekalian khususnya konsentrasi pendidikan agama islam di

pascasarjana UIN STS Jambi serta teman-teman seangkatan PAI Non-reg

A&B

Yang selalu mengingatkan dan memberi motivasi

Atas segala jerih payah kita semua, mudah-mudahan ilmu yang bermanfaat

dan mendapat ridho dari Allah SWT.

Aamiin

8

ABSTRAK

Maisarah. NIM. MPA 16.2463: “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Toleransi Beragama Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo”

SMK Budi Luhur, merupakan salah satu lembaga pendidikan berjenjang menengah atas kejuruan yang terdapat di Kabupaten Tebo. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan beberapa metode dan strategi pembelajaran, Guru sekurang-kurangnya mampu menerapkan strategi yang efektif dan efisien, sehingga tercapainya tujuan pembelajaran sesuai yang diharapkan.

Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tekhnik Pusposive sampling. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tahap tekhnik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan, sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketelitian pengamatan, triangulasi, dan melakukan konsultasi kepada pembimbing.

Hasil temuan dalam penelitian: Pertama, Strategi pembelajaran tidak mendukung siswa untuk tertarik dalam belajar. kedua, kurangnya fasilitas pembelajaran, ketiga, Penanaman sikap toleransi beragama dalam pembelajaran PAI yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru antara lain adalah melalui kebijakan sekolah, kegiatan rutin, keteladanan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat ditinjau dengan hasil yang dilihat dari perubahan pengetahuan dan sikap yang diimplementasikan dalam kegiatan proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun diluar sekolah meskipun masing-masing berbeda latar belakang agamanya. Kata kunci : strategi, pembelajaran, toleransi beragama.

9

ABSTRACT

Maisarah. NIM. MPA 162463. “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Toleransi Beragama Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo”

Budi Luhur Vocational School, is one of eductional institutions in vocational school level at Tebo Regency. In a learning process the teacher uses some method and learning strategies, at least, the teacher able to apply the effective and efficient strategies, so that the goals of learning are achieved as expected.

The approach of this research is qualitative research with the technique of Pusposive sampling. Methods of collecting data through observation, interviews, and documentation. The data analysis technique includes data collection, data reduction, data presentation, and verification or conclusion, while checking the validity of the data is done by extension of participation, thorough observation, triangulation, and consulting the supervisor.

Findings in the study: First, learning strategies do not support students to be interested in learning. second, the lack of learning facilities, thirdly, the cultivation of religious tolerance in PAI learning carried out by school principals and teachers, among others, through school policies, routine activities, exemplary examples. The success of a learning process can be reviewed with the results seen from changes in knowledge and attitudes that are implemented in the activities of the learning process in daily life at school and outside the school even though each of them has different religious background.

Keywords: strategy, learning, religious tolerance.

10

KATA PENGANTAR

Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk

memperoleh gelar Magister (S2) Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam

(MPI) Program Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Penulisan tesis ini, dilandasi beberapa kajian literatur yang

berhubungan dengan kepemimpinan, penilaian kinerja dan budaya organisasi

dalam hal ini yang berkenaan dengan budaya sekolah. Tesis ini ditulis

berdasarkan pada penelitian lapangan dalam kurun waktu tiga bulan, yang

dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur Kecamatan Rimbo

Ilir Kabupaten Tebo, dengan judul: Strategi Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dalam Mengembangkan Toleransi Beragama Siswa di

Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir

Kabupaten Tebo”Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua

pihak yang telah membantu demi kelancaran dalam penyelesaian tesis ini,

terutama kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Prof. Dr. H. A. Husein Ritonga, MA selaku Direktur Pascasarjana

UIN STS Jambi.

3. Bapak Dr. Abdul Malik, M. Pd selaku ketua Prodi Manajemen Pendidikan

Islam Pascasarjana UIN STS Jambi.

4. Bapak Prof. Dr. H. Martinis Yamin, M.Pd dan Bapak Samsu, S.Ag, MPd.I,

Ph. D selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II.

5. Bapak Kesbanglinmas Provinsi Jambi dan Kepala Dinas Kesbangpol

Kabupaten Tebo yang telah memberikan saya izin penelitian.

6. Bapak Sardi Guswanto, ST selaku Kepala SMK Budi Luhur Kecamatan

Rimbo Ilir Kabupaten Tebo

11

7. Para guru, staf, dan siswa SMK Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir

Kabupate Tebo

8. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana UIN STS Jambi

9. Bapak dan Ibu staf Pascasarjana UIN STS Jambi

10. Teman-teman seperjuangan Pascasarjana UIN STS Jambi

11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, saran dan

tanggapan guna penyempurnaan tesis ini, akan penulis terima, semoga tesis

ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Akhirnya penulis ucapkan terima

kasih.

Jambi, 29 Juni 2019 Penulis

Maisarah NIM. MPA. 162463

12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i LEMBAR LOGO ............................................................................................. i HALAMAN NOTA DINAS ............................................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... vi HALAM MOTTO ............................................................................................. vii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii ABSTRAK ...................................................................................................... ix ABSTRACT .................................................................................................... x KATA PENGANTAR ...................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xii ........................................................................................................................ DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv LITERASI ....................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 9

C. Fokus Penelitian ............................................................................ 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori ............................................................................ 12

1. Strategi Pembelajaran PAI ...................................................... 12

2. Toleransi Beragama ................................................................ 34

B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian .................................................................. 53

B. Setting dan Subjek Penelitian ....................................................... 55

C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 55

13

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 58

E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 60

F. Teknik Keabsahan Data ............................................................... 63

G. Rencana dan Waktu Penelitian .................................................... 67

BAB IV DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 70

1. Historis dan geografis SMK Budi Luhur ................................... 70

2. Tenaga Pengajar ..................................................................... 71

3. Visi Misi dan Tujuan ................................................................ 71

4. Kurikulum SMK Budi Luhur ..................................................... 72

5. Program Mulok ......................................................................... 74

6. Struktur Organisasi ................................................................. 75

7. Keadaan Guru, Pegawai, dan Siswa ....................................... 77

8. Sarana dan Prasarana ............................................................ 85

B. Temuan Penelitian dan Analisis Hasil Penelitian .......................... 89

1. Penerapan strategi pembelajaran PAI dalam

mengembangkan Toleransi Beragama guru siswa di SMK

Budi Luhur Kabupaten Tebo .................................................... 89

2. Penanaman sikap toleransi beragama dalam pendidikan

agama Islam di SMK Budi Luhur Kabupaten Tebo ................... 108

3. Keberhasilan penanaman sikap toleransi beragama dalam

pendidikan agama Islam di SMK Budi Luhur Kabupaten

Tebo. ..................................................................................... 123

C.Analisis Hasi Penelitian…… ............................................. … 139

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 148

B. Implikasi ....................................................................................... 149

C. Rekomendasi ............................................................................... 150

14

D. Saran ........................................................................................... 133

E. Kata Penutup ............................................................................... 134

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Pedoman Observasi Lampiran 2. Pedoman Wawancara Lampiran 3. Catatan Lapangan Hasil Observasi Lampiran 4. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Lampiran 5. Dokumen Pendukung (Foto dan Dokumen) Lampiran 6. Hasil analisis Data CURRICULUM VITAE

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Standar mutu maupun kualitas pendidikan sangat tergantung kepada

hasil yang diperoleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Semakin

baik dan tinggi hasil dan prestasi belajar siswa, maka asumsi yang

berkembang adalah semakin baik dan tinggi pula mutu dan kualitas

pendidiikan lembaga tersebut. Sebaliknya, semakin rendah dan buruk hasil

serta prestasi belajar siswa, maka semakin rendah dan buruk pula mutu dan

kualitas pendidikan lembaga tersebut di mata masyarakat sebagai salah

satu stakeholder pendidikan. Dengan demikian, wajar bila setiap lembaga

atau institusi pendidikan berkompetisi semaksimal mungkin meningkatkan

mutu dan kualitas pendidikannya, sehingga terkesan baik oleh

mansyarakat.

Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses

pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.

Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber

daya manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang

satu dengan lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan

berbarengan.2

“Dalam undang-undang Pendidikan Nasional, nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar, dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengemdalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan lainnya”.3

2 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal,1

3 Undang-undang dan Peraturan Pemerintahan RI tentang Pendidikan, hal 47

16

Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam

proses pendidikan terdapat komunikator, komunikan, dan pesan (message),

yakni sebagai komponen-komponen komunikasi. Ditinjau dari efek yang

diharapkan, tujuan komunikasi bersifat umum. Dalam hal inilah maka dalam

proses komunikasi melahirkan istilah-istilah seperti penerangan,

propaganda, indoktrinasi, pendidikan dan lain-lain. Inti dari itu semua adalah

untuk mencapai persetujuan mengenai sesuatu pokok ataupun masalah

yang merupakan kepentingan bersama.4

Pendidikan akan dapat membawa kemajuan individu dalam berbagai

bidang bahkan akan mengangkat derajatnya di sisi Allah SWT. Hal ini

sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri yaitu, Allah Berfirman dalam

surat Al-Mujadalah ayat 11:

( ١١ ا العلم درجت...")اجملادله:"...ي رفع الله الذينءامنوامنكم والذين أوتو “…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara

kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa

derajat….”(QS. Al-Mujadalah ayat 11).

Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa pengetahuan agama

tetapi juga berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan kemajuan

zaman. Selain itu, ilmu tersebut juga harus bermanfaat bagi diri sendiri dan

kehidupan orang banyak atau masyarakat dalam dunia pendidikan

sebenarnya telah banyak dilakukan, banyak para ahli telah menuliskan

buku-bukunya yang mengarah pada berbagai kajian dan strategi

4Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung

Persada,2010), hal 2-3

17

sebagaimana dalam dunia pendidikan dapat dilakukan dengan adaptif

sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan di masyarakat.5

Pelaksanaan program pemerintah dalam meningkatkan kualitas

proses pembelajaran, pelaksanaan kurikulum 2013 sekolah yang memiliki

full authority and responcibility atau wewenang dan tanggung jawab penuh

dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi,

dan tujuan satuan pendidikan. Kurikulum 2013 yang diterapkan merupakan

kurikulum yang berorientasi metode pembelajaran aktif ini diharapkan bisa

membantu siswa dalam proses mengingat dan memahami pelajaran

sebelum mereka beranjak pulang dalam kelas., sehingga siswa dapat

mengingat dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru pada saat

proses pembelajaran dipada kognitif, afektif dan psikomornya, peranan guru

lebih dominan, terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dasar,

tidak saja dalam program tertulis tetapi dalam pembelajarannya di kelas.

Menurut Amin Abdullah, menyoroti kegiatan pendidikan agama yang

selama ini berlangsung di sekolah, ia mengatakan bahwa pendidikan

agama kurang concern terhadap persoalan bagaimana mengubah

pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna” dan “nilai” yang perlu

diinternalisasikan dalam diri siswa lewat berbagai cara, media, dan forum.

Pembelajaran lebih menitikberatkan pada aspek korespondensi tekstual

yang lebih menekankan hafalan teks-teks keagamaan.6

Indonesia dikenal dan dikagumi sebagai bangsa yang majemuk

karena menyimpan akar keberagaman dalam hal agama, tradisi, dan

budaya. Dalam kaitannya dengan masalah agama, setidaknya ada enam

agama yang diakui secara resmi oleh pemerintah. Keenamagama tersebut

5Deni Darmawan, Inovasi Pendidikan Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan

Pembelajaran Online, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012)hal,1 6 Ismail, Staregi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008)

hal 2

18

meliputi agama Islam, Katholik, Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu.7

Salah satu bentuk kemajemukan yang boleh dikatakan menonjol pada

masyarakatIndonesia adalah kemajemukan dibidangagama. Kemajemukan

dibidang agama dapat dijumpaipada berbagai macam level. Lembaga,

masyarakat, kelompok, dll. Kemajemukan masyarakat ini pada akhirnya

saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Suatu interaksi sosial akan

terjadiapabila memenuhi dua syarat, yaitu kontak sosialdan komunikasi.8

Terjadinya interaksi sosial dapat ditemukan dalam setiap pertemuan

atau perjumpaan. Tempat atau wadah berbagai aktivitas sosial individu

terhadap individu lain,individu terhadap kelompok atau kelompok terhadap

kelompok dalam masyarakat baik aktivitas spontan maupun direncanakan

dapat berfungsi sebagai saluran interaksi sosial.9 Sebagaimana diketahui

bahwa proses belajar merupakan proses yang di dalamnya terdapat

kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar10 .

Dengan pengertian tersebut pendidikan adalah suatu usaha sadar dan

terencana untuk menumbuhkan dan mengembangkan jiwa (mind), watak

(character), kemampuan fisik (physical ability), atau

keterampilan-keterampilan lain yang dibutuhkan dalam dirinya, masyarakat,

bangsa, dan negara. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya tidak hanya

mengedepankan aspek intelektual saja, tetapi juga harus mengembangkan

aspek sikap dan keterampilan.

7 Imam Moedjiono, “Peran Pendidikan Islam dalam Mewujudkan Kerukunan antar Umat

Beragama”, dalam buku, Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial, (Yogyakarta: Aditya

Media, 1997), hal.121. 8 ImamSujarwanto, “Interaksi Sosial antar Umat Beragama (Studi Kasus pada Masyarakat

Karangmalang Kedungbanteng Kabupaten Tegal)”, Jurnal Studi Pendidikan Sosial, Vol. 1, No. 2, 2012, hal. 62, diakses pada tanggal 6 Juni 2018. 9 Ibid

10Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar, (UPI Press; Bandung :2001) hal 461

19

Pengembangan ketiga aspek tersebut akan menjadi bekal bagi peserta didik

dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Proses belajar mengajar suatu materi terdapat beberapa strategi

yang digunakan idealnya secara bervariatif, baik antar teknik yang berpusat

pada guru dengan teknik-teknik yang melibatkan siswa. Dengan demikian

diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai dalam diri siswa akan tumbuh

dan berkembang sikap efektifnya.

Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur, merupakan suatu lembaga

pendidikan yang berjenjang menengah atas kejuruan yang terdapat di

Kabupaten Tebo. Dalam proses pembelajaran digunakan oleh guru

menggunakan beberapa metode dan strategi pembelajaran, Adapun tujuan

digunakan strategi tersebut sebagaimana diketahui tujuan dari pada

pembelajaran yang dicapai.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-

hasil teknologi dalam proses belajar. Guru sekurang-kurangnya dapat

menerapkan strategi yang efektif dan efisien, sehingga tercapainya tujuan

pembelajaran

Penggunaan strategi pembelajaran disadari oleh banyak praktisi

pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik di dalam

maupun di luar kelas, terutama membantu peningkatan prestasi belajar

siswa. Namun, dalam implementasinya, bahkan penggunaan metode

ceramah (lecture method) menonton masih cukup popular di kalangan guru

dalam proses pembelajaran. Keterbatasan media pembelajaran di suatu

pihak dan lemahnya kemampuan guru menciptakan media tersebut di pihak

lain membuat penerapan metode ceramah makin menjamur. Kondisi ini jauh

dari menguntungkan. Terbatasnya alat-alat teknologi pembelajaran yang

20

dipakai di kelas diduga merupakan salah satu sebab lemahnya mutu

pendidikan pada umumnya.11

Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan

dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber

daya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu,

dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan

pendidikan nasional.12 Setiap guru tahu bahwa keterlibatan anak secara

aktif dalam kegiatan belajar-mengajar sangat diperlukan agar belajar

menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang diinginkan.13

Pendidikan agama disekolah-sekolah selama ini hanya menekankan

ranah kognitif saja, dalam aplikasinya guru seakan sekedar melepas

tanggung jawabnya, tanpa ada tindak lanjut untuk memperdalam pendidikan

agama yang telah diajarkan. Padahal salah satu tujuan dari pendidikan

agama adalah tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk menguasai

berbagai ajaran agama, tetapi yang terpenting adalah bagaimana peserta

dapat mengamalkan ajaran-ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari.

Indonesia merupakan Negara pluralis artinya bahwa Indonesia

adalah bangsa yang dihuni oleh beragam budaya, ras, suku, bahasa, adat

istiadat, serta agama. Ada budaya jawa, sunda, Madura, batak, dan lainnya.

Setiap budaya memiliki bahasa, dan adat istiadat yang tidak sama pula.

Selain itu, agama yang dianut masyarakat pun berbeda-beda walaupun

mayoritas adalah pemeluk Islam, namun di Negara ini masih ada penganut

Katolik, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu dan sebagainya. Dengan kata lain

bahwa Indonesia adalah sebuah Negara yang penduduknya majemuk dari

segi suku bangsa, budaya dan agama.

11

Yudhi Munandi, Loc.Cit., hal 2 12

Oemar Hamalik, Loc.Cit., hal 1 13 Ibid., 27

21

Toleransi merupakan masalah yang actual sepanjang masa, terlebih

lagi toleransi beragama.Islam memberikan perhatian yang tinggi terhadap

perlunya toleransi beragama sejak awal perkembangan Islam, baik tersurat

di dalam Al Quran maupun tersirat dalam berbagai perilaku Nabi.

Aktualisasi toleransi beragama di Indonesia dipandang masih jauh dari

ideal, oleh karena itu sosialisasi dan pembinaan umat beragama di

Indonesia perlu terus ditingkatkan.14

Ada beberapa indikator yang menunjukkan adanya penekanan

semangat ke-ika-an daripada semangat kebhinneka dalam praktik

pendidikan di Indonesia. Di antaranya terlihat pada; (1) terjadinya

penyeragaman kurikulum dan metode pembelajaran, (2) terjadinya

sentralisasi dalam pengelolaan pendidikan, yang sarat dengan intruksi,

petunjuk, dan pengarahan dari atas, sebagai akibat dari paradigman

pendidikan sentralistik (top-down), dan (3) belum adanya proses

menghargai dan mengakomodasi perbedaan latar belakang peserta didik

yang menyangkut budaya, etnik, bahasa, dan agama15

Kemajemukan ini merupakan bagian dari sunnatullah. Sebagaimana

dalam Qs. Alhujurat(49): 13. Allah SWT berfirman:

14 15 Zamroni, Pendidikan Untuk Demokrasi Tantangan Menuju Civil Society(Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2001). Hal 10-12

22

Artinya;

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.

Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.

Kondisi tersebut juga terjadi pada Sekolah Menenngah Kejuruan Budi

Luhur Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo, terdapat beberapa ras, suku

dan agama yang dianut oleh para siswa. Sebagaimana hasil studi awal

pada Sekolah Menenngah Kejuruan Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir

Kabupaten Tebo , siswa yang beragama Islam 95% dan Kristen protestan

dan Kristen katolik 5% dari 270 siswa. Berdasarkan studi awal keberadaan

siswa non-muslim terdapat dibeberapa kelas.

Penelitian ini memilih Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur

Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo sebagai latar penelitian karena

berdasarkan observasi awal (grand tour), peneliti menemukan adanya

peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir

Kabupaten Tebo yang berasal dari latar belakang agama yang berbeda,

yaitu dari agama Islam, Kristen, dan Katolik. Meskipun agama Islam menjadi

mayoritas di sekolah tersebut, tetapi di lingkungan sekolah hubungan antara

warga sekolah tetap terjalin dengan baik, dimana kondisi siswa yang

beragama non muslim yang minoritas akan berdampak pada kehidupan

beragama pada sekolah. Pada saat proses pembelajaran Pendidikan

Agama Islam, siswa yang minoritas tersebut ikut serta dalam proses

pembelajaran.16

Indikasi yang terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung

antara lain: Pertama, Strategi pembelajaran tidak mendukung siswa untuk

tertarik dalam belajar, hal ini dapat di lihat banyaknya siswa yang kurang

16 Observasi pada SMK Budi Luhur Kabupaten Tebo, pada tanggal 6-9 Juni 2018

23

serius dalam mengikuti pembelajaran. kedua, fasilitas pembelajarannya

kurang, hal ini bisa menjadi masalah dalam pelaksanaan pembelajaran

yang membuat siswa kurang respon dalam mengikuti pembelajaran, ketiga,

metode pembelajaran yang digunakan juga belum bervariasi yang dilakukan

oleh guru, sehingga hal ini juga dapat menyebabkan proses belajar tidak

menarik dan cenderung membosankan, sehingga adanya siswa yang

mengantuk dan tidak serius dalam mengikuti pelajaran, keempat, siswa

kurang menjaga sikap toleransi yang ditanamkan melalui pendidikan agama

meskipun masing-masing berbeda latar belakang agamanya.

Berdasarkan teori dan kondisi di lapangan penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Dalam Mengembangkan Toleransi Beragama siswa di Sekolah

Menengah Kejuruan Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten

Tebo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

merumuskan satu pertanyaan pokok yaitu: bagaimana penanaman sikap

toleransi beragama dalam pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah

Kejuruan Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo.?

1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran pendidikan agama islam

dalam mengembangkan Toleransi Beragama siswa di Sekolah

Menengah Kejuruan Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo?

2. Bagaiman penanaman sikap toleransi beragama dalam pendidikan

agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur Kecamatan

rimbo Ilir Kabupaten Tebo?

24

3. Bagaimana keberhasilan penanaman sikap toleransi beragama dalam

pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur

Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo?

C. Fokus Penelitian

Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam penelitian ini, maka peneliti

memfokuskan penelitian ini untuk mengetahui penerapan strategi

pembelajaran dalam mengembangkan sikap toleransi beragama bagi siswa

di Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur Kabupaten Tebo yakni dengan

menggunakan strategi pembelajaran afektif melalui metode keteladanan

yang meliputi; perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran dan

penanaman sikap toleransi beragama dalam pembelajaran pendidikan

agama islam.

D. Tujuan dan Manfaat penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Ingin mengetahui penerapan strategi pembelajaran pendidikan agama

islam dalam mengembangkan sikap toleransi beragama bagi siswa di

Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur Kecamatan rimbo Ilir

Kabupaten Tebo.

2. Ingin mengetahui penanaman sikap toleransi beragama bagi siswa

dalam pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan Budi

Luhur Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo.

3. Ingin mengetahui hasil penanaman sikap toleransi beragama bagi siswa

dalam pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan Budi

Luhur Kecamatan rimbo Ilir Kabupaten Tebo.

Manfaat penelitian ini adalah:

25

1. Sebagai bahan masukan pemikiran bagi sekolah tentang strategi

pembelajaran pendidikan agama islam dalam meningkatkan toleransi

beragama siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur Kecamatan

Rimbo Ilir Kabupaten Tebo.

2. Sebagai wahana untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis

tentang strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam

mengembangkan toleransi beragama siswa di Sekolah Menengah

Kejuruan Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo.

3. Sebagai persyaratan untuk mencapai gelar kesarjanaan magister.

26

PBAB II

LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori

1. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

a. Strategi Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai plan, method, or

series of activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi,

dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan

yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan

pendidikan.17 Dengan kata adalah a plan of operation achieviny

something.18Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada

sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah

cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.19

Istilah strategi berasal bahasa Yunani yaitu; strategia, strategi

merupakan sebuah perencanaan yang panjang untuk berhasil dalam

mencapai suatu keuntungan.20Secara umum strategi mempunyai pengertian

suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai

sasaran yang telah ditentukan-dihubungkan dengan belajar mengajar,

strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru , anak didik

dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang

telah digariskan.21

17

Martinis Yamin dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran, (Jakarta: GP Press, 2009), hlm. 135 18

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2010), Hal. 127 19

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 187 20

Martinis Yamin, Strategi dan Metode Dalam Model Pembelajaran ( Jakarta : Referensi (GP Press Group, 2013) hal 1 21

Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hal 52

27

menurut Arthur,L. Costa dikutip Rustaman, Strategi pembelajaran

adalah proses pembelajaran secara optimal pula ada rencana pendekatan

strategi pembelajaran.Strategi pembelajaran merupakan pola kegiatan

pembelajaran berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan

untuk mencapai suatu hasil belajar peserta didik yang diinginkan.

Menurut Subianto Strategi pembelajaran juga untuk mencapai

komponen yang ada dalam pembelajaran : menyatakan komponen

pembelajaran yang mencakup tiga hal, yaitu tujuan, model, evaluasi. Tiga

komponen tersebut disebut tiga mata jangkau ( three auchar point) suatu

perpaduan atau kesatuan.

Strategi berarti segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran

tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan

secara maksimal. Strategi dalam dunia pendidikan pada hakikatnya adalah

pengetahuan atau seni mendayagunakan semua faktor ketentuan untuk

menggunakan sasaran kependidikan yang hendak dicapai melalui

perencanaan dan penggunakan dalam operasionalisasi sesuai dengan

situasi dan kondisi kegunaan yang ada, termasuk pada pentingnya terhadap

hambatan-hambatan baik fisik maupun non fisik, mental spritual dan moral

baik dari subjek, objek maupun lingkungan.22

Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru

dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi pembelajaran

yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni (1) strategi pengorganisasian

pembelajaran, (2) strategi penyampaian pembelajaran, (3) strategi

pengelolaan pembelajaran. Strategi penyampaian menekankan pada media

apa yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan apa yang

dilakukan siswa, dan bagaimana struktur pembelajaran. Strategi pengelolaan

menekankan pada penjadwalan penggunaan setiap komponen strategi

22

Moh.Haitami Salim dan Syaiful Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) hal 210

28

pengorganisasian dan strategi penyampaian, termasuk pula membuat

catatan kemajuan belajar siswa23

Suyono dan Hariyanto mendefenisikan strategi pembelajaran sebagai

rangkaian kegiatan terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan

lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar dan penilaian untuk

mencapai tujuan pembelajaran.24 Dick dan Carey mengatakan bahwa strategi

pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk

aktifitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang

merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.25

Pengertian strategi biasanya berkaitan dengan taktik , maka dalam

pendidikan Islam, fungsi strategi pendidikan agama Islam adalah agar tujuan

pendidikan Islam dapat tercapai semaksimal mungkin.

Menurut Dick and Corey, strategi pembelajaran menjelaskan

komponen-komponen umum dari seperangkat bahan pembelajaran dan

prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut

untuk menghasilakn hasil belajar tertentu pada pembelajar. Lebih lanjut

dikemukakan terdapat lima komponenumum yang terkandung dalam strategi

pembelajaran yaitu: 1) kegiatan pra-instruksional; 2) penyajian informasi; 3)

peran serta pembelajar; 4) tes (evaluasi); dan 5) kegiatan tindak lanjut.26

Berdasarkan konteks di atas dapat peneliti simpulkan bahwa strategi

pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang guru pada

kegiatan pembelajaran, guru mengatur dan menentukan arah proses

pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang

diharapkan.

23

Hamzah B.Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 45 24

Suyono dan hariyanto, Implementasi Belajar dan Pembelajaran (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2015) hal 85 25

Dick and Carey, Systemic Design Instruction, (Glenview: Illois harper Collins Pubhliser, 2005), hlm. 7 26

Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Konstruktivistik, (Jakarta: Referensi, 2012), hal. 68

29

Ada dua hal yang patut kita cermati dari beberapa pengertian di atas.

Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian

kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber

daya/kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai

tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi

adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian langkah-langkah pembelajaran,

pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan

dalam upaya pencapaian tujuan.

Berdasarkan teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran yang menggunakan urutan kegiatan pembelajaran secara

sistematis, memiliki potensi untuk memudahkan kegiatan belajar peserta

didik.Strategi pembelajaran meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang

dilakukan oleh pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan,

sampai ke tahap evaluasi, serta program tindak lanjut yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.27 Menurut Newman

dan Logan dalam Martinis Yamin, menggaris bawahi strategi dalam empat

cakupan, yaitu;

1) Mengidentifikasi dan menetapakan spesifikasi dan kualifikasi hasil

(output) seperti apa yang harus dicapai dan menjadi sasaran (target)

usaha itu, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat

yang memerlukannya.

2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic ways)

manakah yang dipandang paling ampuh (effective) guna mencapai

sasaran tersebut.

3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) mana yang

akan ditempuh sejak titik awal sampai titik akhir dimana tercapainya

sasaran tersebut.

27

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 9

30

4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur (criteria) dan patokan

ukuran (standard) yang bagaimana dipergunakan dalam mengukur dan

menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha tersebut.28

Menurut Rowntree dalam Wina Sanjaya29, ada beberapa strategi

pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree mengelompokkan ke dalam

strategi penyampaian penemuan (exposition-discovery learning), strategi

pembelajaran kelompok, dan strategi pembelajaran individual (groups-

individual learning).

1) Strategi Penyampaian (exposition)

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang

guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik

dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.30

Berbeda dengan strategi discovery, yang mana bahan pelajaran dicari

dan ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui berbagai aktifitas, sehingga

tugas pendidik lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing. Karena

sifatnya yang demikian strategi ini sering disebut juga sebagai strategi

pembelajaran tidak langsung.

2) Strategi Kelompok

Belajar kelompok dilakukan secara beregu. Bentuk belajar kelompok

ini bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau klasikal; atau bisa juga

dalam kelompok-kelompok kecil. Strategi ini tidak memperhatikan kecepatan

belajar individual, semua dianggap sama. Oleh karena itu, dalam belajar

kelompok dapat terjadi peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi akan

terhambat oleh peserta didik yang kemampuannya biasa-biasa saja. Begitu

28

Op cit Martinis Yamin, hal 3 29

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana. 2009), hlm. 128-129 30

Ibid., hlm. 179

31

pula sebaliknya, peserta didik yang memiliki kemampuan kurang akan

merasa tergusur oleh peserta didik yang kemampuannya tinggi.

3) Strategi Pembelajaran Individual (groups-individual learning).

Strategi pembelajaran individual dilakukan peserta didik secara

mandiri. Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan siswa sangat ditentukan

oleh kemampuan individu peserta didik yang bersangkutan. Bahan pelajaran

serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Contoh dari

strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui modul atau melalui kaset

audio.

Strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih oleh pengajar

atau dosen dalam proses pembelajaran yang dapat membantu dan

memudahkan peserta didik ke arah tercapainya tujuan pengajaran tertentu.

Menurut Nawman dan Logan, strategi dasar dari setiap usaha meliputi

empat masalah yaitu :

1. Mendefinisikan dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan

tingkah laku dan kepribadian yang diharapkan dari siswa.

2. Memilih cara pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan

pandangan hidup masyarakat yang dianggap paling efektif dan tetap untuk

mencapai sasaran.

3. Memilih atau menentukan prosedur metode dan tehnik belajar mengajar

yang dianggap paling efektif dan efisien sehingga dapat dijadikan

pegangan oleh para guru dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya.

4. Menetapkan norma-norma batas minimal keberhasilan kriteria atau standar

keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dijadikan ukuran

untuk memilih sejauh mana keberhasilan tugas yang telah dilaksanakan.31

31

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar, (Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2001)., h. 4

32

Dalam melaksanakan /menerapkan strategi belajar mengajar ada tiga

hal pokok yang harus diperhatikan oleh guru yaitu :

a) Tahap mengajar.

b) Menggunakan model atau pendekatan mengajar.

c) Penggunaan prinsip mengajar32

Menurut Jacobsen, dkk., menyebutkan bahwa pada prinsipnya strategi-

strategi pembelajaran dapat dikategori pada tiga jenis;

Jenis Indikator

Strategi-strategi Questioning Membuatkan pertanyaan tingkat

rendah (mengingat, mengerti,

dan menerapkan)

Membuat pertanyaan tingkat

tinggi (menganalisa,

mengevaluasi, dan mencipta)

Membuatkan pertanyaan

konvergen (pertanyaan dengan

jawaban berdasarkan definisi,

teori, urutan, struktur, linier,

yang paling benar, penafsiran

abstrak, respon berdasarkan

fakta, dan teramalkan)

Membuatkan pertanyaan

divergen (pertanyaan dengan

jawaban dengan berbagai sudut

32

I.L. Pasaribu dan Drs. B. Simandjuntak, Proses Belajar Mengajar, edisi II ( Bandung ; Tarsito Bandung, 1983)., h. 79

33

pandang, tidak teratur, intuitif-

imajinatif, menemukan banyak

jawaban, suka berimpovisasi,

peka dalam rasa dan ungkapan

kiasan, suka kebebasan, dan

tidak teramalkan)

Prompting (aktivitas diruang

kelas adalah berinteraktif

dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan diskusi-

diskusi guru/peserta didik)

Probing (berdiskusi untuk

meningkatkan keterlibatan

peserta didik melalui (open-

ended questioning) ertanyaan

terbuka)

Strategi-strategi pengajaran yang

berpusat pada guru

Penerapan melalui pengenalan

dan review, pengembangan

pemahaman, praktik terbimbing,

praktik mandiri, dan discoveri

terpimpin.

Guru mentransferkan

pegetahuan dalam bentuk

mengajarkan konsep-konsep.

Ceramah merupakan metode

yang dominan dalam

penyampaian materi pelajaran.

Pengajaran dilaksanakan

34

terstruktur.

Mengajar pemahaman.

Strategi-strategi pengajaran yang

berpusat pada siswa

Proses pembelajaran berpusat

pada peserta didik.

Guru sebagai fasilitator dan

mediator.

Membelajarkan peserta didik

dengan pemahaman mendalam.

Menerapkan pembelajaran

kooperatif (PBL, Jingsaw,

Student Teams Achivement

Divisions, Think-Pair-Share,

Numbered Heads Together).

Menetapkan metode inquiry.

Menerapkan portofolio.

Berdasarkan literatur bahwa ada beberapa strategi pembelajaran yang

harus dilakukan oleh seorang guru: 1) Strategi pembelajaran ekspositori, 2)

Strategi pembelajaran inquiry, 3) Strategi pembelajaran berbasis masalah, 4)

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. Strategi

pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi

pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam

pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa,

akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang

harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan

memanfaatkan pengalaman siswa. Model strategi pembelajaran peningkatan

kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada

pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau

35

pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang

diajarkan.

Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di

dalam strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. Pertama,

strategi pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang bertumpu pada

pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai dalam

pembelajaran adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi

pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-

gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Kedua,

telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar

pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan

ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-

hari dan berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil

pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh

dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran

peningkatan kemampuan berpikir adalah kemampuan anak untuk

memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan

anak.

5) Strategi pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang

dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam

strategi pembelajaran kooperatif yaitu: (a) adanya peserta dalam kelompok,

(b) adanya aturan kelompok, (c) adanya upaya belajar setiap kelompok, dan

(d) adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar. Strategi

pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan

menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai

36

enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis

kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan

terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan

(reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.

6)Strategi pembelajaran kontekstual CTL

7) Strategi pembelajaran afektif

Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi

pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai

(value), yang sulit diukur, oleh sebab itu menyangkut kesadaran seseorang

yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu memang afeksi

dapat muncul dalam kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk

sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan

ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah

untuk dilakukan. Apabila menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses

pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa menyimpulkan

bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau

sopan santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran

yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam

keluarga dan lingkungan keluarga. Strategi pembelajaran afektif pada

umumnya menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konflik atau

situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan siswa dapat

mengambil keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya baik.33

b. Pembelajaran

Menurut Degeng yang dikutip oleh Husamah dan Yanur Setyaningrum,

pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit,

33 Op cit Wina Sanjaya, hal : 177-286

37

dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,

mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan

serta didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada, kegiatan ini

merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.34 Pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar

informasi.35

Pengertian pembelajaran sebagaimana dikutip Martinis Yamin dari

Reigeluth, 1999;6 dimana Pembelajaran merupakan salah satu sub system

dari system pendidikan, di samping kurikulum, konseling, administrasi dan

evaluasi.36 Hal ini juga dikemukakan oleh Smith dan Ragan menyatakan

bahwa pembelajaran adalah desain dan pengembangan penyajian informasi

dan aktivitas-aktivitas yang diarahkan pada hasil belajar tertentu.37

Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak

dari landasan dan mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan

dan asas tersebut sangat penting, karena pembelajaran merupakan pilar

utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat. Beberapa

landasan pembelajaran sebagai berikut:

1) Landasan religuis Islam berdasarkan Al Qur‟an dan Sunah

2) Landasan filosofi

3) Landasan sosiologis

4) Landasan psikologis

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut

pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan

34

Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran (Berbasis Pencapain Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran Untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013)(Jakarta: Prestasi Pustaka. 2013). hal.34 35

http://belajarpsikologi.com/pengertian-dan-tujuan-pembelajaran/ 36

Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta; GP Press, 2013), hal 70 37

Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik (jakarta:GP Press, 2012) hal 66

38

tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di

dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode

pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,

pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan

pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered

approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat

pada guru (teacher centered approach). Dilihat dari pendekatannya,

pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan

pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered

approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat

pada guru (teacher centered approach).Macam -macam pendekatan

pembelajaran yaitu sebagai berikut :38

a. Pendekatan Konstektual

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning

(CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa

perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan

bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang

mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat

mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal

yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk

menggapainya.Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima

bentuk belajar yang penting,yaitu:

1) Mengaitkan

38

http://andhy-brenjenk.blogspot.com/2013/10/pengertian-pendekatan-strategi-metode_27.html

39

Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti

konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketika ia mengkaitkan

konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan

demikian,mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.

2) Mengalami

Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan

berarti menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun

pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat

memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian

yang aktif.

3) Menerapkan

Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan

pemecahan masalah. Guru dapat memotivasi siswa dengan memberikan

latihan yang realistic dan relevan.

4) Kerjasama

Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan

yang signifikan. Sebaliknya,siswa yang bekerja secara kelompok sering

dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan.

Pengalaman kerjasama tidak hanya membantu siswa mempelajari bahan

ajar,tetapi konsisten dengan dunia nyata.

5) Mentransfer

Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan

focus pada pemahaman bukan hapalan.

b) Pendekatan Konstrutivisme

Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam

pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam

menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri

siswa yang didasarkan pada pengetahuan.

40

Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam

peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa

berupa keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri

siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.

Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai

pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,

guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi

yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.

Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi

seseorang pembelajar dalam memberikan arti,serta belajar sesuatu melalui

aktivitas individu dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang

konstruktivisme ,tetapi terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya

pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan sains. Beberapa

pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan berbagi dan konstruksi

sosial dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme sosial);sedangkan

yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu (konstruktivisme individu)

yang utama, sebagai berikut;

a. Konstrukstivisme Individu

Para psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu,

kepercayaan, konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut

konstruktivis individual. Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam

psikologi manusia dan bagaimana seseorang membentuk struktur emosional

atau kognitif dan strateginya.

b. Konstruktivisme social

Berbeda dengan Piaget,Vygotsky percaya bahwa pengetahuan

dibentuk secara sosial,yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan

kontribusikan dan buat secara bersama-sama. Sehingga perkembangan

41

pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya

yang berbeda. Interaksi sosial,alat-alat budaya,dan aktivitasnya membentuk

perkembangan dan kemampuan belajar individual.

Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme sebagai berikut;

1) Dengan adanya pendekatan konstruktivisme,pengembangan

pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri

melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa

dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan

menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori.

2) Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan

dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.

3) Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang

mereka pelajari.

4) Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau

konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa

untuk menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari.

c. Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang

menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)

berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang

kompleks,peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif

sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang

umum ke sesuatu yang khusus.Pendekatan deduktif merupakan proses

penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus sebagai

pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,prinsip

umum dan diikuti dengan contoh contoh khusus atau penerapan

aturan,prinsip umum ke dalam keadaan khusus.

d. Pendekatan Induktif.

42

Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu

menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering

disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus

menjadi umum.Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang

bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum. APB Statement No. 4

adalah contoh dari penelitian induksi,Statement ini adalah suatu usaha APB

untuk membangun sebuah teori akuntansi. Generally Accepted Accounting

Principles (GAAP) yang dijelaskan di dalam pernyataan (statement) dibangun

berdasarkan observasi dari praktek yang ada.

e. Pendekatan Konsep

Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta

didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi

kesalahan konsep (miskonsepsi). Konsep adalah klasifikasi perangsang yang

memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. Konsep merupakan struktur mental yang

diperoleh dari pengamatan dan pengalaman. Pendekatan Konsep

merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan

konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati

bagaimana konsep itu diperoleh.

Ciri-ciri suatu konsep adalah:

1. Konsep memiliki gejala-gejala tertentu

2. Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung

3. Konsep berbeda dalam isi dan luasnyaKonsep yang diperoleh berguna

untuk menafsirkan pengalaman-pengalarnan.

4. Konsep yang benar membentuk pengertian

5. Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu

Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar

dengan pendekatan konsep adalah;

43

Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur

lingkungan.

Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang

mudah dimengerti.

Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik

pula sampai konsep yang komplek.

Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.

f. Pendekatan Proses.

Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses

penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan

proses. Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada

proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-

benar menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir

atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor

peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat

mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan.

Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup

kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan

sebagainya.

Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat

Pendekatan Science,Technology and Society (STS) atau pendekatan

Sains,Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara

pendekatan konsep, keterampilan proses, CBSA, Inkuiri dan diskoveri

serta pendekatan lingkungan. (Susilo,1999). Istilah Sains Teknologi

Masyarakat (STM) dalam bahasa Inggris disebut Sains Technology

Society (STS), Science Technology Society and Environtment (STSE)

atau Sains Teknologi Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun istilahnya

44

banyak namun sebenarnya intinya sama yaitu Environtment,yang dalam

berbagai kegiatan perlu ditonjolkan. Sains Teknologi Masyarakat (STM)

merupakan pendekatan terpadu antara sains,teknologi,dan isu yang ada

di masyarakat. Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah

menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal

pengetahuan,sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang

masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan

sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya

Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan

konstruktivisme,yaitu peserta didik menyusun sendiri konsep-konsep di

dalam struktur kognitifnya berdasarkan apa yang telah mereka ketahui.39

b. Pendidikan Agama Islam (PAI)

Pendidikan merupakan proses terus menerus dalam kehidupan

manusia dari masa umur 0 (nol) menuju manusia sempurna (dewasa).

Bahkan Muhammad Abd. Ali mengatakan bahwa pendidikan itu dimulai dari

ketika memilih perempuan sebagai isteri. Pendapat ini didasari dari hadis

Nabi Saw, yaitu “Takhayyaru li nutfikum fa innal „Irqa dassas”. Artinya:

“pilihlah olehmu tempat benih kamu, sebab akhlak ayah itu menurun kepada

anak” oleh karena Islam sangat menaruh perhatian terhadap pendidikan,

khususnya proses pertumbuhan anak dari awal pemilihan tempat benih

sampai membentuk pribadi individu dalam kehidupan. Dan yang turut

berperan dalam pembinaan kepribadian dan pendidikan anak adalah orang

tua, masyarakat dan sekolah. Pendidikan sebagai usaha membina dan

mengembangkan pribadi manusia; aspek rohaniah, dan jasmaniah, juga

harus berlangsung secara bertahap. Sebab tidak ada satupun makhluk

39

http://andhy-brenjenk.blogspot.com/2013/10/pengertian-pendekatan-strategi-metode_27.html

45

ciptaan Allah yang secara langsung tercipta dengan sempurna tanpa melalui

suatu proses.40

Kematangan dan kesempurnaan yang diharapkan bertitik tolak pada

pengoptimalan kemampuannya dan potensinya. Tujuan yang diharapkan

tersebut mencakup dimensi vertikal sebagai hamba Tuhan; dan dimensi

horisontal sebagai makhluk individual dan sosial. Hal ini dimaknai bahwa

tujuan pendidikan dalam pengoptimalan kemampuan atau potensi manu sia

terdapat keseimbangan dan keserasian hidup dalam berbagai dimensi.41

Demikian pula yang diharapkan oleh pendidikan agama Islam Muhaimin

berpendapat bahwa pendidikan agama Islam bermakna upaya mendidikkan

agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi pandangan

dan sikap hidup seseorang. Dari aktivitas mendidikkan agama Islam itu

bertujuan untuk membantu seseorang atau sekelompok anak didik dalam

menanamkan dan /atau menumbuhkembangkan ajaran Islam dan nilai-

nilainya untuk dijadikan sebagai pandangan hidupnya.42 Sementara itu Harun

Nasution yang dikutip oleh Syahidin mengartikan tujuan PAI (secara khusus

di sekolah umum) adalah untuk membentuk manusia yang bertakwa, yaitu

manusia yang patuh kepada Allah dalam menjalankan ibadah dengan

menekankan pembinaan kepribadian muslim, yakni pembinaan akhlakul

karimah, meski mata pelajaran agama tidak diganti mata pelajaran akhlak

dan etika.

Dalam beberapa ahli mendefinisikan tentang kensep pendidikan Islam

yaitu;43

43

Abd. Rahman Abdullah. Aktualisasi konsep dasar Pendidikan Islam (rekonsstruksi pemikiran tinjauan filsafat pendidikan Islam) Cet. I, (Yogyakarta: UII Press, 2002. Hlm. 34-37

46

1) Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah

bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam

menuju pada terbentuknya keperibadian utama menurut Islam

2) Syahmina Zaini berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah usaha

mengembangkan fitra manusia dengan ajaran Islam agar terwujud

(tercapai) kehidupan manusia yang makmur dan bahagia

3) Muhammad Athiya Al-Absyari berpendapat bahwa pendidikan Islam (At-

Tarbbiyah al-Islamia) mempersiapkan manusia supaya hidup dengan

sempurna dan bahagia mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna

budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannyahalus perasaannya, mahir

dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan maupun

tulisan.

Dari berbagai definisi pendidikan Islam yang dikemukakan nampak

sekali persoalan usaha membimbing ke arah pembentukan keperibadian,

dalam arti akhlak menjadi perhatian utama, di samping kearah

perkembangan diri.

Menurut Yusuf Amir Faisal, bahwa pendidikan islam dengan bertitik

tolak dari perinsip Iman-islam-ihsan atau akidah-ibadah-akhlak untuk menuju

satu sasarankemuliaan manusia dan budaya yang diridhai oleh Allah Swt,

setidak-tidaknya memiliki fungsi-fungsi,44 sebagai berikut ;

a. Individualisasi nilai dan ajaran islam demi terbentuknya derajat manusia

yang muttaqimdalam bersikap, berpikir dan berperilaku

b. Sosialisasi nilai-nilai dan ajaran Islam demi terbenruknya umat Islam

c. Rekayasa kultur umat Islam demi terbentuk dan berkembangnya

peradaban Islam

44

Abd. Rahman Abdullah. Aktualisasi konsep dasar Pendidikan Islam (rekonsstruksi pemikiran tinjauan filsafat pendidikan Islam) Cet. I, (Yogyakarta: UII Press, 2002. Hlm. 56)

47

d. Menemukan, mengembangkan, serta memelihara ilmu, tekhnologi,

keterampilan demi terbentuknya para manjer dan manusia professional

e. Pengembangan intelektual muslim yang mampu mencari,

mengembangkan serta memelihara ilmu dan tekhnologi

f. Pengembangan pendidikan yang berkelanjutan dalam bidan ekonomi,

fisika, kimia, seni musik, seni budaya, politik, olah raga, kesehatan, dl

g. Pemgembangan kualitas muslim dan warga negara sebagai anggota dan

pembina masyarakat yang berkualitas kompetitif.

Sedangkan tujuan pendidikan Agama Islam, Pada dasarnya tujuan

pendidikan merupakan keristalisasi nilai-nilai. Yang di maksud nilai-nilai ialah

daya pendorong dalam hidup, yang memberi makna dan pengabsahan pada

tindakan seseorang45 tujuan pendidikan ditentukan oleh pendidik sebagai

orang yang mengarahkan peroses pendidikan. Karenanya tujuan pendidikan

berkaitan erat dengan nilai-nilai yang di junjung tinggi oleh pendidik di dalam

hidupnya. Dengan perkataan lain, tujuan pendidikan tidak bisa di pisahkan

dari tujuan hidup pendidik. Tujuan pendidikan Islam sama dengan tujuan

hidup yang di tetapkan oleh Allah. Di dalam al-Qur‟an Allah telah

memberitahukan tujuan diadakannya atau dihidupkannya manusia atau

tujuan hidup manusia, sebagaimana termaktub dalam Q.S. adz-Dzariyat, ayat

56 sebagai berikut;

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku.

Dengan demikian tujuan hidup, tujuan hidup manusia adalah untuk

menjadipengabdi Allah, menjadi pelayang Allah, penurut kemauan Allah.

Orang yang menurut kemauan Allah itu dinamakan juga taqwa. Orang yang

45

Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999, Hlm., 56

48

paling tinggi derajat nilai dirinya dan paling mulia di sisi allah adalah orang

yang paling bertakwa.46

Pendidikan Islam bukan hanya pengajaran teoritis, melainkan juga

benar-benar melakukan pembentukan kecakapan riil yang diperlukan bagi

seorang pengabdi Allah yang mendapat tugas sebagai khalifa di bumi,

pengabdi Allah dinamakan juga orang takwa itu bukanlah ahli teori

keagamaan, melainkan tahu dengan jelas dan lengkap seluruh isi ajaran

Allah di dalam Al-Qur‟an dan cakap cakap mengerjakannya kedalam

peraktek hidup sehari-hari, baik selaku individu maupun selaku keluarga,

warga masyarakat dan bangsa.47

2. Toleransi Beragama

Dalam perspektif psikologi diketahui bahwa toleransi adalah karakteristik

mental yang merupakan bagian dari perilaku manusia (behavior). Ia adalah

sikap individu yang muncul ketika ia berhadapan dengan sejumlah

perbedaan dan bahkan pertentangan, baik di tingkat sikap, pandangan,

keyakinan dan juga tindakan, yang tumbuh di tengah masyarakat.48

Toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu Tolerantio artinya kelonggaran,

keluhuran hati, ketenangan dan kesabaran. Toleransi (Arab: as-samahah)

adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan

saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda

baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena

itu, merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian

organik dari ajaran agama-agama, termasuk agama Islam. Pengertian

toleransi menurut Kemendiknas (2010 : 25) yaitu sikap dan tindakan yang

46

Akmal Hawi. Dasar-dasar Pendidikan Islam, Palembang : IAIN Raden Fatah Press, 2005, Hlm., 10 47

Ibid, hal. 11-12 12

Saiful Mujani dkk. Benturan Peradaban: Sikap dan Prilaku Islamis Indonesia terhadap Amerika Serikat: Jakarta: Nalar. 2005. Hal. 92.

49

menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan

orang lain yang berbeda dari dirinya. Pendapat kemendiknas tersebut

menjelaskan bahwa toleransi yaitu sikap saling menghargai setiap perbedaan

yang ada diantara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya.

Dengan adanya sikap toleransi, diharapkan masyarakat Indonesia dapat

hidup berdampingan diantara perbedaan yang ada.

Secara terminologi, menurut Umar Hasyim, toleransi yaitu pemberian

kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga masyarakat

untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan

nasibnya masing-masing, selama dalam menjalankan dan menentukan

sikapnya itu tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat

atas terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat.49

Istilah Tolerance (toleransi) adalah istilah modern, baik dari segi nama

maupun kandungannya.50 Istilah ini pertama kali lahir di Barat, di bawah

situasi dan kondisi politis, sosial dan budayanya yang khas. Toleransi berasal

dari bahasa Latin, yaitutolerantia,yang artinya kelonggaran, kelembutan hati,

keringanan dan kesabaran. Dari sini dapat dipahami bahwa toleransi

merupakan sikap untuk memberikan hak sepenuhnya kepada orang lain agar

menyampaikan pendapatnya, sekalipun pendapatnya salah dan berbeda.

Secara etimologis, istilah tersebut juga dikenal dengan sangat baik di dataran

Eropa, terutama pada revolusi Perancis. Hal itu sangat terkait dengan slogan

kebebasan, persamaan dan persaudaraan yang menjadi inti revolusi di

Perancis. Ketiga istilah tersebut mempunyai kedekatan etimologis dengan

istilah toleransi. Secara umum, istilah tersebut mengacu pada sikap terbuka,

lapang dada, sukarela dan kelembutan. Kevin Osborn mengatakan bahwa

49

Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar menuju Dialoq dan Kerukunan Antar Umat Beragama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1979), 22

50

toleransi adalah salah satu pondasi terpenting dalam demokrasi.51 Sebab,

demokrasi hanya bisa berjalan ketika seseorang mampu menahan

pendapatnya dan kemudian menerima pendapat orang lain.

Sejalan dengan hal tersebut, Fatchul Mu‟in mengemukakan bahwa

toleransi ialah suatu sikap menghormati orang lain yang berbeda dengan kita

atau yang kadang seakan menentang kita dan memusuhi kita. Pendapat

tersebut menjelaskan bahwa kita harus menjauhkan prasangka kita terhadap

orang lain yang berbeda dengan kita. Meskipun seakan-akan orang lain

memusuhi kita,namun kita harus tetap menghargai dan menghormatinya.

Selanjutnya, Muchlas Samani dan Hariyanto mengemukakan bahwa

toleransi ialah sikap menerima secara terbuka orang lain yang tingkat

kematangan dan latar belakangnya berbeda. Pendapat tersebut menyatakan

bahwa seseorang tidak boleh membeda-bedakan perlakuan terhadap orang

lain yang memiliki tingkat kematangan dan latar belakang yang berbeda

dengan dirinya.Seseorang harus tetap menerima dan menghargai orang lain

yang memiliki latar belakang yang berbeda dari dirinya.

Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau perilaku

manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai

atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Toleransi juga

dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti

sikap dan perbuatan yang melarang adanya deskriminasi terhadap

kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas

dalam suatu masyarakat. Toleransi merupakan salah satu kebajikan

fundamental demokrasi, namun ia memiliki kekuatan ambivalen yang

termanivestasi dalam dua bentuk: bentuk solid dan bentuk demokratis.

Menjadi toleran adalah membiarkan atau membolehkan orang lain menjadi

diri mereka sendiri, menghargai orang lain, dengan menghargai asal-usul dan

51

Kevin Osborn,Tolerance,(New York : 1993) 11.

51

latar belakang mereka. Toleransi mengundang dialog untuk

mengkomunikasikan adanya saling pengakuan.52

Toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai

umat yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan

menghargai manusia yang beragama lain.Dalam masyarakat berdasarkan

pancasila terutama sila pertama, bertaqwa kepada tuhan menurut agama dan

kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama menghargai

manusia maka dari itu semua umat beragama juga wajib saling menghargai.

Dengan demikian antar umat beragama yang berlainan akan terbina

kerukunan hidup.

Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa toleransi

adalah suatu sikap atau tingkah laku dari seseorang untuk membiarkan

kebebasan kepada orang lain dan memberikan kebenaran atas perbedaan

tersebut sebagai pengakuan hak-hak asasi manusia.

as-samahah (toleransi), Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali

memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu antara lain:1) Kerelaan hati

karena kemuliaan dan kedermawanan, 2) Kelapangan dada karena

kebersihan dan ketaqwaan, 3) Kelemah lembutan karena kemudahan, 4)

Muka yang ceria karena kegembiraan, 5) Rendah diri dihadapan kaum

muslimin bukan karena kehinaan, 6) Mudah dalam berhubungan sosial

(mu'amalah) tanpa penipuan dan kelalaian, 7) Menggampangkan dalam

berda'wah ke jalan Allah tanpa basa basi, 8) Terikat dan tunduk kepada

agama Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa ada rasa keberatan.53

Selanjutnya, menurut Salin al-Hilali karakteristik daripada toleransi

(as-samahah) merupakan (a) Inti Islam, (b) Seutama iman, dan (c) Puncak

52

http://www.referensimakalah.com/2013/03/pengertian-toleransi-dalam-islam.html 53

https://kajianpemikiranislam.com/konsep-toleransi-dalam-islam/

52

tertinggi budi pekerti (akhlaq).54 Bentuk-bentuk toleransi dalam Islam dapat

di lakukan sebagai berikut;55

a. Islam mengajarkan menolong siapa pun, baik orang miskin maupun

orang yang sakit.

Terkait sikap tersebut, Rasulullah Saw bersabda yang artinya; Dari Abi

Musa r.a. dia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda, „Orang mukmin satu

dengan yang lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling

mengokohkan. (HR. Bukhari)

b. Tetap menjalin hubungan kerabat pada orang tua atau saudara non muslim.

Allah Ta‟ala berfirman,

وإن جاهداك على أن تشرك بي ما ليس لك به علم فال تطعهما

نيا معروفا وصاحبهما في الد

Artinya :

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15).

3. Boleh memberi hadiah pada non muslim

Lebih-lebih lagi untuk membuat mereka tertarik pada Islam, atau ingin mendakwahi mereka, atau ingin agar mereka tidak menyakiti kaum muslimin.

Dari Ibnu „Umar radhiyallahu „anhuma, beliau berkata,

54

Ibid 55

https://rumaysho.com/5673-toleransi-dalam-islam.html

53

مر حلة على رجل تباع فقال للنبى صلى هللا عليه وسلم رأى ع » ابتع هذه الحلة تلبسها يوم الجمعة وإذا جاءك الوفد . فقال –

« . إنما يلبس هذا من ال خالق له فى اآلخرة فأتى رسول هللامنها بحلل فأرسل إلى عمر منها بحلة . –صلى هللا عليه وسلم

إنى لم » فقال عمر كيف ألبسها وقد قلت فيها ما قلت قال إلى أخ فأرسل بها عمر « . أكسكها لتلبسها ، تبيعها أو تكسوها

ة قبل أن يسلم له من أهل مك

Artinya:

“‟Umar pernah melihat pakaian yang dibeli seseorang lalu ia pun berkata pada Nabi shallallahu „alaihi wa sallam, “Belilah pakaian seperti ini, kenakanlah ia pada hari Jum‟at dan ketika ada tamu yang mendatangimu.” Nabi shallallahu „alaihi wa sallam pun berkata, “Sesungguhnya yang mengenakan pakaian semacam ini tidak akan mendapatkan bagian sedikit pun di akhirat.” Kemudian Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam didatangkan beberapa pakaian dan beliau pun memberikan sebagiannya pada „Umar. „Umar pun berkata, “Mengapa aku diperbolehkan memakainya sedangkan engkau tadi mengatakan bahwa mengenakan pakaian seperti ini tidak akan dapat bagian di akhirat?” Nabi shallallahu „alaihi wa sallam menjawab, “Aku tidak mau mengenakan pakaian ini agar engkau bisa mengenakannya. Jika engkau tidak mau, maka engkau jual saja atau tetap mengenakannya.” Kemudian „Umar menyerahkan pakaian tersebut kepada saudaranya di Makkah sebelum saudaranya tersebut masuk Islam. (HR. Bukhari no. 2619). Lihatlah sahabat mulia „Umar bin Khottob masih berbuat baik dengan memberi pakaian pada saudaranya yang non muslim.

Untuk membentuk siswa menjadi insan yang bertoleransi, diperlukan

suatu langkah agar tujuan tersebut dapat tercapai. Michele Borba (2008 :

234-257) menyatakan bahwa terdapat tiga langkah dalam menerapkan sikap

toleransi kepada siswa, yaitu :

1. Mencontohkan dan menumbuhkan toleransi

Dalam mencontohkan dan menumbuhkan toleransi, hal yang dapat

dilakukan oleh guru adalah:

54

a. Guru harus memerangi prasangka buruk kepada orang lain.

b. Guru harus bertekad untuk mendidik siswa yang toleran. Guru yang

mempunyai tekad kuat akan memiliki peluang keberhasilan lebih besar,

dikarenakan mereka merencanakan pola pendidikan yang diterapkan

kepada siswa.

c. Jangan dengarkan kata-kata siswa yang bernada diskriminasi. Guru bisa

menunjukkan reaksi ketidaksukaannya ketika melihat siswa berkomentar

diskriminatif.

d. Beri kesan positif tentang semua suku. Biasakan mengajak siswa untuk

membaca berita baik dari surat kabar atau televisi yang menggambarkan

beragam suku bangsa.

e. Dorong siswa agar banyak terlibatdengan keragaman. Latihlah siswa agar

bergaul dan berkomunikasi dengan masyarakat yang berbeda suku,

agama, atau budaya.

f. Contohkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Cara terbaik

dalam menanamkan sikap toleransi ialah dengan cara mencontohkan

sikap-sikap tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menumbuhkan apresiasi terhadap perbedaan

Dalam upaya menumbuhkan apresiasi siswa terhadap perbedaan,

Dapat dilakukan melalui beberapa cara berikut:

a. Melatih siswa untuk bisa menerima perbedaan sejak dini. Tugas guru di

sini ialah menekankan kepada siswa bahwa perbedaan itu bukanlah

masalah, justru dengan perbedaan dunia ini akan menjadi lebih

berwarna.

b. Kenalkan siswa terhadap keragaman. Apabila siswa sering menemui

keberagaman maka akan menambah wawasan bagi siswa bahwa

banyak di luar sana yang berbeda dengan kita. Melalui hal ini,

55

diharapkan siswa akan terbiasa dan belajar untuk menghargai

keberagaman yang ada.

c. Beri jawaban tegas dan sederhana terhadap pertanyaan tentang

perbedaan. Para siswa biasanya memiliki rasa ingin tahu yang besar.

Oleh karena itu, ketika siswa bertanya mengenai perbedaan, maka

hendaknya guru menjelaskan mengenai perbedaan tersebut

menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa.

d. Bantu siswa melihat persamaan. Di samping perbedaan, bantu siswa

untuk melihat persamaan dirinya dengan orang lain.

2. Menentang stereotip dan tidak berprasangka.

Cara-cara yang dapat dilakukan guru agar siswanya tidak

berprasangka buruk antara lain:

a. Tunjukkanlah prasangka

Guru menunjukkan sikap berprasangka baik terhadap semua siswa

pada kegiatan pembelajaran. Cara guru adalah dengan mengajarkan siswa

meski mempunyai bahasa yang berbeda, tetapi dapat saling berkomunikasi,

memberikan pemahaman bahwa semua orang berhak mendapat perlakuan

baik, memberikan contoh perbuatan yang berprasangka buruk kemudian

mengajukan pertanyaan berkaitan dengan prasangka agar memahami

kesalahpahaman, mengajari siswa agar memperhatikan ucapannya

mengenai orang/suatu kelompok, meminta siswa untuk mengecek terlebih

dahulu setiap kali ada komentar yang mengotak ngotakkan orang.

b. Dengarkan baik-baik tanpa memberi penilaian

Langkah pertama yang dilakukan adalah mendengarkan

tanggapan/pertanyaan/pendapat siswa dengan tidak memojokkan dan

memotong pembicaraan siswa. Guru juga perlu menanyakan alasan siswa

mengenai pendapat atau tanggapannya.

c. Lawanlah pandangan yang berprasangka buruk

56

Berkaitan dengan ini, guru berupaya menciptakan suasana/iklim kelas

yang harmonis/toleran dengan menentang pandangan yang berprasangka

buruk. Guru mengerti alasan di balik komentar siswa, guru mesti menentang

prasangka tersebut dan menjelaskan mengapa hal tersebut tidak dapat

diterima, ini artinya guru memberikan informasi tambahan/jika ada penafsiran

yang berbeda. Hal lainnya adalah dengan guru tidak menyalahkan siswa,

membuat aturan agar tidak diperkenankan memberi komentar yang bernada

membeda-bedakan, mengajarkan siswa bahwa berkomentar yang

menyinggung/merendahkan orang lain adalah perbuatan tidak baik dan tidak

dapat ditolerir. Terakhir, guru perlu memberikan pengalaman yang

menumbuhkan toleransi dan mengajarkan bahwa kita harus saling

menghargai perbedaan.

Sejalan dengan hal di atas, Margaret Sutton dalam jurnalnya yang

berjudul Nilai dalam Pelaksanaan Demokrasi (2006 : 57) mengemukakan ada

empat cara dalam menanamkan toleransi, yakni:

1. Bentuk keragaman budaya

Pengetahuan tentang keragaman budaya akan lebih berhasil jika

diintegrasikan dalam mata pelajaran, khususnya mata pelajaran sejarah. Hal

ini dikarenakan dalam mata pelajaran dibahas mengenai sejarah

perkembangan budaya dari dahulu hingga sekarang.

2. Membandingkan pendapat-pendapat yang berasal dari nilaipribadi

seseorang Guru dapat membimbing siswa dengan cara langsung. Siswa

diminta mengungkapkan pendapat mereka tentang suatu benda atau suatu

hal. Sebelum kegiatan dimulai, guru membuat perjanjian dengan siswa agar

mendenganrkan dan memberi kesempatan kepada teman lain untuk

mengungkapkan pendapat mereka. Dari pendapat-pendapat tersebut

kemudian dibandingkan pendapat yang satu dengan yang lain.

57

3. Mengembangkankebiasaan “kulit tebal” Adapun maksud dari kulit tebal

yaitu tidak mudah sakit hati. Dalam mengembangkan kebiasaan tersebut,

guru memberikan pengertian kepada siswa bahwa tidak semua

orangbermaksud untuk melakukanhal yang tidak baik ataubermaksud tidak

baik.

4. Menumbuhkankebiasaan untuk protesterhadap hal yang tidak adil dan

Tidak jujur dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara melaksanakan

paktiktoleransi di dalam kehidupansehari-hari adalah dengan membicarakan

secara terbuka tentang hal-halyang tidak toleran yang ditemui dimana saja.

Guru dapat menjelaskan kepada siswa bahwakegiatankegitan dan aktivitas

yang tidak toleran tidak akan mendapat tempat dalam masyarakatyang

demokratik. Apabila semua orang berani untuk mengungkapkan hal-hal yang

tidak toleran, maka nilai toleransi akan semakin kuat dalam kehidupan

masyarakat. Sejalan dengan hal di atas, Kemendiknas mengemukakan

bahwa implementasi nilai-nilai karakter termasuk nilai toleransi di tingkat

satuan pendidikan dilakukan berdasarkan grand design (strategi

pelaksanaan) yang tercantum di dalam Panduan Pelaksanaan Pendidikan

Karakter di Sekolah.

Adapun strategi pelaksanaan implementasi nilai-nilai karakter antara

lain adalah sebagai berikut.

1. Program Pengembangan diri

Dalam program pengembangan diri, perencaaan dan pelaksanaan

pendidikan karakter dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan

sehari-hari di sekolah. Integrasi tersebut dilakukan melalui beberapa hal

berikut.

a. Kegiatan rutin

Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan siswa secara terus

menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya, piket kelas, pemeriksaan

58

kebersihan badan setiap hari Senin, mengucap salam bila bertemu guru,

tenaga kependidikan atau teman, dan sebagainya.

b. Kegiatan spontan

Sesuai dengan istilah “spontan” maka kegiatan ini dapat dimengerti bahwa

pelaksanaan kegiatan dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan

spontan biasanya dilakukan berkaitan dengan sikap atau perilaku positif

maupun negatif. Kegiatan spontan terhadap sikap dan perilaku positif

dilakukan sebagai bentuk tanggapan sekaligus penguatan atas sikap dan

perilaku positif siswa. Hal ini dilakukan untuk menegaskan bahwa sikap dan

perilaku siswa yang positif tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan

sehingga dapat dijadikan teladan bagi teman-teman yang lain. Sementara itu,

kegiatan spontan terhadap sikap dan perilaku negatif dilakukan sebagai

bentuk pemberian pengertian dan bimbingan bagaimana sikap dan perilaku

yang baik.

c. Keteladanan

Keteladanan yang dimaksud di sini adalah perilaku, sikap guru,

tenagakependidikan, dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui

tindakantindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi siswa

yang lain. Michele Borba mengemukakan pentingnya keteladanan yang

dalam penjelasannya lebih menunjuk pada bagaimana membantu anak atau

siswa dalam “menangkap” kebajikan pembangunan kecerdasan moral.

Pernyataan ini selaras apabila dikaitkan dengan keteladanan dalam upaya

penanaman sikap toleransi. Michele Borba menyatakan bahwa mengajarkan

kebajikan kepada anak tidak sama pengaruhnya dibandingkan menunjukkan

kualitas kebajikan tersebut dalam kehidupan. Hal ini berarti bahwa guru perlu

menjadikan keseharian sebagai contoh nyata kebajikan yang dimaksud agar

anak dapat melihat secara langsung. Kondisi tersebut menjadi cara paling

59

baik dalam membantu anak “menangkap” kebajikan yang dimaksud serta

mau menerapkan dalam kehidupan sekarang maupun di masa mendatang.

d. Pengkondisian

Pengkondisian dilakukan dengan penciptaan kondisi yang

mendukungketerlaksanaan pendidikan karakter, misalnya tempat sampah

disediakan di berbagai tempat dan selalu dibersihkan, sekolah yang rapi,

halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak di sekolah dan

di dalam kelas, dan sebagainya.

2. Pengintegrasian dalam mata pelajaran

Implementasi nilai-nilai karakter diintegrasikan ke dalam setiap pokok

bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan ke dalam

silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh

melalui langkah-langkah berikut.

a. Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada

Standar Isi untuk menentukan apakah nilai-nilai karakter yang tercantum itu

sudah tercakup di dalamnya.

b. Menggunakan tabel keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan

indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan.

c. Mencantumkan nilai-nilai karakter ke dalam silabus.

d. Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam RPP.

e. Mengembangkan proses pembelajaran siswa secara aktif yang

memungkinkan siswa memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan

menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai.

f. Memberikan bantuan kepada siswa, baik yang mengalami kesulitan untuk

menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku.

3. Budaya Sekolah

Budaya sekolah memiliki cakupan yang luas, meliputi ritual, harapan,

hubungan, demografi, kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, proses

60

pengambilan keputusan, kebijakan maupun interaksi sosial antar komponen

di sekolah. Budaya sekolah merupakan suasana kehidupan sekolah tempat

siswa berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan

sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota

kelompok masyarakat sekolah. Interaksi internal kelompok dan antar

kelompok terikat oleh berbagai aturan, norma, moral, dan etika bersama yang

berlaku di suatu sekolah. pengembangan nilai-nilai karakter dalam budaya

sekolah ini meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru,

konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan siswa dan

menggunakan fasilitas sekolah.

Disamping implementasi pendidikan karakter melalui program

pengembangan diri, integrasi dalam mata pelajaran, dan budaya sekolah,

Kemendiknas juga mengemukakan pernyataan tentang proses pembelajaran

pendidikan karakter. Menurut Kemendiknas pembelajaran pendidikan

karakter menggunakan pendekatan proses belajar siswa aktif dan

berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah,

dan luar sekolah (masyarakat).

1. Di lingkup kelas,pendidikan karakter dilakukan melalui proses belajar

setiap mata pelajaran atau kegiatan yang dirancang sedemikian rupa. Setiap

kegiatan belajar mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik.

2. Di lingkup sekolah, pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai

kegiatan sekolah yang diikuti oleh seluruh peserta didik, guru, kepala

sekolah, dan tenaga administrasi di sekolah tersebut. Kegiatan-kegiatan

tersebut dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran, dimasukkan dalam

Kalender Akademik, dan dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya

sekolah.

61

3. Di Luar sekolah, pendidikan karakter dilakukan melalui kegiatan

ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang diikuti oleh seluruh atau sebagian

peseta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan

ke dalam Kalender Akademik. Berdasarkan uraian di atas,dapat disimpulkan

bahwa pihak sekolah terutama guru memiliki peran yang sangat penting

dalam menanamkan sikap toleransi kepada siswa. Hal-hal yang dapat

dilakukan oleh guru dalam menanamkan sikap toleransi antara lain melalui

pengembangan diri, mengintegrasikan ke dalam pembelajaran, dan melalui

budaya sekolah. Dalam kegiatan pengembangan diri, upaya penanaman

sikap toleransi dapat dilakukan dengan mengkondisikan sekolah yang

mengarahkan siswa untuk bersikap toleransi, membiasakan siswa untuk

bersikap toleransi, melakukan kegiatan spontan serta memberikan teladan.

Seorang guru merupakan model bagi siswa. Oleh sebab itu guru harus

memberikan teladan yang baik kepada para siswanya. Selain itu, guru juga

bisa menanamkan toleransi dengan cara menumbuhkan apresiasi terhadap

perbedaan, sehingga siswa akan terbiasa dengan perbedaan sejak dini.

Terakhir, guru dapat melakukan penanaman sikap toleransi kepada siswa

dengan cara mengajarkan siswanya untuk tidak berprasangka kepada orang

lain atau orang yang berbeda dari dirinya. Indikator keberhasilan penanaman

sikap toleransi merupakan suatu ukuran yang digunakan sebagai rambu-

rambu guru untuk mengetahui keberhasilan guru dalam menanamkan sikap

toleransi.

Kemendiknas menyebutkan bahwa terdapat dua jenis indikator

keberhasilan yang dapat dikembangkan dalam menanamkan sikap toleransi

kepada para siswa. Indikator keberhasilan tersebut terdiri dari indikator untuk

sekolah dan kelas serta indikator untuk mata pelajaran. Indikator di kelas

dapat diamati melalui pengamatan guru ketika siswa melakukan tindakan di

kelas, tanya jawab, tugas, dan kerja kelompok siswa. Indikator mata

62

pelajaran menggambarkan perilaku afektif siswa berkenaan dengan mata

pelajaran tertentu. Lebih lanjut, Kemendiknas menguraikan indikator

keberhasilan nilai toleransi untuk kelas terdiri dari:

1. Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruhwarga kelas tanpa

membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.

2. Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus.

3. Bekerja dalam kelompok yang berbeda. Sejalan dengan hal tersebut, Fitri

mengemukakan bahwa untuk mengetahui keberhasilan dari penanaman

sikap toleransi dapat dikembangkan indikator sebagai berikut:

1. Saling menghormati antar sesama tanpa memandang suku, agama, ras,

dan aliran.

2. Saling membantu antar sesama dalam kebaikan. Salah satu contoh di

kelas adalah sikap untuk berlaku baik terhadap seluruh teman kelas tanpa

membedakan satu sama lain, menerima perbedaan dengan lapang dada dan

belajar dari perbedaan tersebut untuk saling mendukung dan hidup saling

menolong sebagai wujud hidup rukun dan bersatu di tengah keragaman

bangsa. Guru dapat mengamati siswa sudah memiliki sikap toleran atau

belum melalui tindakan siswanya sehari-hari di sekolah.

Selanjutnya, Michele Borba menyebutkan ada beberapa tindakan

orang yang bertoleransi yakni:

1. Tidak mau ikut serta mengolok-olok orang yang berbeda dengan dirinya.

2. Tidak mau menertawakan suku, agama, budaya, ukuran tubuh, gender,

atau orientasi seksual seseorang.

3. Memfokuskan pada persamaan bukan pada perbedaan.

4. Tidak menolak orang yang berbeda atau tidak berpengalaman untuk

bergabung.

5. Membela orang-orang yang diolok atau dicela.

63

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

siswa dapat dikatakan bertoleransi apabila siswa dapat menerima dengan

lapang dada orang lain yang berbeda dengan kita. Selain itu, siswa dikatakan

mempunyai sikap toleransi apabila siswa dapat menghormati orang lain,

dapat memperlakukan orang lain tanpa pandang bulu. Guru dapat

mengamati apakah siswanya sudah memiliki sifat toleransi atau belum

melalui pengamatan sehari-hari saat proses belajar mengajar.

B. Studi Relevan

Studi relevan yang sering di sebut dengan kajian terdahulu atau literatur

review, adalah bagian dari proposal yang mendiskusikan laporan penelitian,

tulisan (buku atau jurnal) atau kegiatan akademis lainnya seperti seminar

terdahulu berkenaan atau berdekatan dengan fokus kajian yang akan

dilakukan.

1. Husin (2016) dalam tesis yang berjudul penerapan metode pembelajaran

dalam penanaman nilai di Taman Kanak-kanak Islam Sa‟adatul Khidmah

Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Adapun hasil penelitian tesisnya

adalah penggunaan metode pembelajaran sanagatlah penting. Untuk itu guru

harus memeiliki pengetahuan, wawasan dan ketrampilandalam memilih dan

menggunakan metode agar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran,

perkembangan anak dan tujuan pembelajaran.

2. Jelita (2015) dalam penelitiannya yang berjudul kompetensi social guru

Agama dalam membina kerukunan hidup beragama siswa di Sekolah

Menengaha Atas Negeri 2 Batanghari. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa, a)kendala guru Agama Islam dalam membina kerukunan hidup

beragama siswa SMA N 2 Batang Hari adalah kesulitan menjabarkan nilai

kerukuna hidup beragama, kompetensi guru dari aspek social masih perlu

pembinaa lebih lanjut, system sekolah belum mendukung kerukunan hidup

64

beragama, kerukunan beragama belum menjadi budaya sekolah, tingkat

pendidikan masyarakat masih rendah serta siswa muslim dan non muslim

tidak begitu bersinergi dalam kegiatan sekolah. b) Upaya guru Agama Islam

dalam meningkatkan pembinaa kerukunan hidup beragama siswa di SMA N

2 Batanghari yaitu tanggap terhadap berbagai permasalahan yang ada pada

setiap siswa selama berada dilingkungan sekolah untuk bisa menghargai

siswa lain dalam beragama dan memperhatikan sopan santun dalam

pergaulan social serta menjaga kerukunan hidup sesame siswa dalam

menjalankan ajaran agama masing-masing di sekolah.56

3. Drajat Udin (2016) dalam penelitiannya yang berjudul kolaborasi PAI dengan

guru BK dalam upaya internalisasi nilai-nilai PAI di madrasah aliyah negeri

sungai gelam kab. Muaro Jambi. Adapun hasil penelitian tesisnya

menunjukkan bahwa guru sebagai pendidik tidak hanya sebatas menjadikan

anak didik tahu dan mengerti sesuatu yang diajarkan, sebagaimana yang

diajarkan dan dicontohkan Rasulullah SAW. Akan tetapi pendidik dituntut

mampu menjadikan anak didik memiliki pengetahuan, karakter, pribadi dan

prilaku yang mulia.57

4. Muhammad (2017) dalam penelitiannya yang berjudul pendidikan perspektif

multikultural dalam meningkatkan sikap toleransi siswa di SMP xaverius

kuala tungkal kab.Tanjung jabung barat. Hasil penelitian bahwa sikap

toleransi dan berbagai konflik masalah etnik atau isu pertentangan agama

peneliti paparkan sebagai berikut; terdapat toleransi yang besar antar umat

beragama dalam pergaulan sehari-hari, berdialog serta peringatan hari-hari

besar agama.58

56

Jelita, Kompetensi social guru dalam membina kerukunan hidup beragama siswa di sekolah menengah atas negeri Batanghari, 2015 57

Drajat Udin, kolaborasi Guru PAI dengan Guru BK dalam upaya internalisasi nilai PAI di MAN sungai gelam Kab.muaro jambi, 2016 58

Muhammad, Pendidikan perspektif multicultural dalam meningkatkan sikap toleransi siswa di SMP Xaperius Kuala tungkal Kab. Tanjabbar, 2017

65

Jurnal yang ditulis oleh Samsu S, dkk, Jurusan Pendidikan Agama

islam, Institut Agama islam Negeri Palopo yang berjudul “ Strategi

Pembelajaran Agama Islam Antisipasi Krisis Akhlak Peserta didik pada SMA

Negeri Palopo” Tahun 2015. Hasil penelitian ini terkait strategi pembelajaran

yang diterapkan dan bertujuan untuk mengungkap implikasi strategi

pembelajaran yang diterapkan guru PAI terhadap upaya antisipasi krisis

akhlak peserta didik.

Jurnal yang ditulis oleh C Casram, dkk, Jurusan Agama dan social

budaya, Universitas Islam Negeri Sunan kalidjaga yang berjudul “

Membangun Sikap Toleransi Beragama dalam Masyarakat Plural” Tahun

2016. Hasil penelitian ini terkait penerapan strategi pembelajaran untuk

mengembangkan toleransi beragama yang berfungsi untuk mencapai tujuan

pembelajaran, mengurangi kejenuhan, dan menjadikan siswa lebih, aktif,

kreatif dan inofatif dalam pembelajaran, sehingga mampu membuat kreasi-

kerasi baru dalam pembuatan naskah drama.59

Jadi, persamaan dari hasil penelitian ini adalah berfungsinya strategi

pembelajaran sebagai cara untuk memancing semangat siswa untuk belajar ,

strategi yang digunakan juga disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa

yang berbeda-beda. Oleh karena itu toleransi beragama yang dilakukan

dengan penuh kesadaran akan melahirkan sikap inklusif umat bergama.

Sikap ini menganggap agama sendiri benar tetapi masih memberikan ruang

untuk menyatakan kebenaran agama lain yang diyakini benar oleh umatnya.

Sikap inklusif umat beragama akan mampu meruntuhkan sikap ekstrimis dan

eksklusif umat beragama, yang biasanya melahirkan pemahaman fanatik

buta dan radi kalisme bahkan terorisme yang abadi terhadap umat berbeda

agama. Toleransi itu cukup mensyaratkan adanya sikap membiarkan dan

tidak menyakiti orang atau kelompok lain, baik yang berbeda maupun yang

59

Ni Luh Gede Wahyuni Lestari, dkk, “Variasi Mengajar Guru dalam Pembelajaran

Mengubah Pengalaman Pribadi Menjadi Naskah Drama pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

66

sama. Toleransi ditumbuhkan oleh kesadaran yang bebas dari segala

macam bentuk tekanan atau pengaruh serta terhindar dari hipokrisis.

Toleransi mengandung maksud untuk memungkinkan terbentuknya sistem

yang menjamin keamanan pribadi, harta benda dan unsur-unsur minoritas

yang terdapat dalam masyarakat. Ini direalisasikan dengan menghormati

agama, moralitas dan lembagalembaga mereka serta menghargai pendapat

orang lain dan perbedaan-perbedaan yang ada di lingkungannya tanpa harus

berselisih dengan sesamanya hanya karena berbeda keyakinan atau agama.

Dalam kaitan dengan agama, toleransi mencakup masalah-masalah

keyakinan pada diri manusia yang berhubungan dengan akidah atau yang

berhubungan dengan ketuhanan yang diyakininya. Seseorang harus

diberikan kebebasan untuk meyakini dan memeluk agama (mempunyai

akidah) masing-masing yang dipilihnya serta memberikan penghormatan atas

pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianut atau diyakininya.

67

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian.

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat

kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara, ilmiah, data, tujuan kegunaan

tertentu.60 Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarakan pada ciri-

ciri keilmuan, yaitu rasional,empiris dan sistematis.61

Pendekatan penelitian adalah cara-cara terstruktur, terencana dan

prosedur untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah dengan memadukan

semua potensi dan sumber yang telah disiapkan. Pendekatan penelitian

sangat ditentukan oleh paradigma penelitian, yaitu suatu cara pandang

metode penelitian yang dipilih oleh periset.62

Kemudian Sugiyono mengatakan : Metode penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi ( gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.63 Berdasakan

pengertian di atas bahwa paradigma penelitian kualitatif ini meyakini bahwa

kenyataan yang terjadi pada sebuah fenomena sosial, perilaku manusia

maupan tentang budaya merupakan sebuah akibat yang terjadi dari adanya

konteks yang melatar belakanginya. Atau bisa dikatakan sebagai sebuah

60 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D,

(Bandung:Afabeta.2009), hal. 3. 61

Ibid., Hal. 3 62

Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada Prees, 2013), hal 84

63 Sugiyono, Memahami penelitian kualitatif.(Bandung: Alfabeta. 2013), hal. 1.

68

hubungan sebab akibat antara konteks dengan fenomena sosial budaya

yang terjadi pada manusia. Dan menurut paradigma ini hukum-hukum yang

tercipta tersebut tidak dapat ditentukan menjadi sebuah hukum tunggal

yang bebas dan konteks.

Pendekatan penelitian akan memadu seorang peneliti dalam

melaksanakan penelitiannya dari awal hingga akhir. Pendekatan penelitian

menjadi titik balik kembali ke jalan yang benar ketika seorang peneliti

tersesat dalam rimba penelitiannya, atau keluar dari koridor dan tujuan yang

telah ditetapkan.64

Berbagai macam suatu kerangka yang di teliti, dan tujuannya yang

berbeda sehingga didalam mengadakan penelitian kualitatif ada ciri-ciri yang

membedakan dengan penelitian kuantitaif, berkaitan dengan perbedaan

tersebut, Iskandar, didalam bukunya beliau mengatakan :

Adapun ciri-ciri utama penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut: 1.

Penelitian terlibat secara langsung dengan setting sosial penelitian.Peneliti

tidak dapat dengan mudah mewakili kehadirannya dilapangan melalui orang

lain.2. Bersifat deskriptif. Dalam melakukan penelitian kualitatif, waktu

pengumpulan data, pada umumnya seorang peneliti dapat menemukan data

penelitian dalam bentuk kata-kata, gambar, data di sini bermaksud adalah

transkrip-transkrip wawancara, catatan data lapangan, dokumen pribadi, foto-

foto, kamera, nota dan lain-lainnya.3. Menekankan makna proses dari pada

hasil penelitian. Maksudnya data, prilaku, gambar, dan sebagainya, hanya

bermakna jika diberikan verifikasi atau tafsiran secara akurat oleh peneliti.4.

Menggunakan pendekatan analisis induktif. 5. Peneliti merupakan instrumen

utama (human instruments).65

64

Ibid., hal, 84. 65 Ibid., hal.191-193.

69

Dari aspek metodologi penelitian, penulis menggunakan pendekatan

kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMK Budi Luhur Kabupaten Tebo.

B. Setting dan Subjek Penelitian

Setting (tempat) penelitian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan

Budi Luhur Kabupaten Tebo. Karena permasalahan yang di ajukan dalam

latar belakang masalah relevan dengan keadaan di lapangan. Alasannya

agar dalam penelitian serta hasil pengamatan ini sesuai dengan keadaan

dan kondisi sebenarnya.

Penentuan subjek penelitian adalah dengan menggunakan purposive

sampling. Menurut Sugiono teknik sampel ini adalah suatu proses

pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu.66 Pada

penelitian ini yang di jadikan subjek penelitian adalah di ambil dari Sekolah

Menengah Kejuruan Budi Luhur Kabupaten Tebo yang meliputi Kepala

sekolah, guru, dan siswa.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Data adalah seluruh informasi empiris dan dokumentatif yang

diperoleh di lapangan sebagai pendukung kearah konstruksi ilmu secara

ilmiah dan akademis. Adapun manfaat data adalah, pertama, untuk

mengetahui atau memperoleh gambaran tentang sesuatu keadaan atau

persoalan. Kedua, untuk membuat keputusan atau memecahkan

persoalan.67

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data :

a. Data Primer

66

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal,124.

67 Mukhtar, Op. Cit, hal 99.

70

Dalam penelitian kualitatif, hal yang paling penting adalah

kedalaman dan kekayaan data, karena pemahaman terhadap masalah

yang di teliti merupakan tujuan utama penelitian kualitatif.

Dalam pengumpulan data primer, improvisasi penelitian terhadap

objek penelitian sangat penting dilakukan, terutama untuk memperoleh

informasi kualitatif yang melatar belakangi data kuantitatif yang

diperoleh. Pengumpulan data primer tetap dapat dilakukan dengan

menggunakan tenaga pembantu, asalkan peneliti telah menghayati

permasalahan yang dihadapi atau telah menemukan objek

penelitiannya.68

Data primer yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah data

mengenai penerapan strategi pembelajaran dalam mengembangkan

toleransi beragama siswa dalam mata pelajaran PAI di SMK Budi Luhur

Kabupaten Tebo, yang meliputi:

4. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran dalam mengembangkan

Toleransi Beragama guru siswa di SMK Budi Luhur Kabupaten Tebo?

5. Bagaiman penanaman sikap toleransi beragama dalam pendidikan

agama Islam di SMK Budi Luhur Kabupaten Tebo?

6. Bagaimana keberhasilan penanaman sikap toleransi beragama dalam

pendidikan agama Islam di SMK Budi Luhur Kabupaten Tebo?

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara tidak

langsung dari objek yang diteliti.69

Tetapi telah berjenjang melalui

sumber tangan kedua atau ketiga. Data sekunder dikenal juga sebagai

68

Deni Damayanti, Panduan Penyusunan Proposal Skripsi Tesis dan Disertasi, (Yogyakarta: Araska,2013)hal,124.

69 Ibid., hal 124

71

data-data pendukung atau pelengkap data utama yang dapat digunakan

oleh peneliti.70

Jenis Data sekunder ini berupa gambar-gambar, dokumentasi,

grafik, manuscrif, tulisan-tulisan tangan, dan berbagai dokumentasi

lainnya.71 yang terdapat di Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur

Kabupaten Tebo, yang meliputi:

1. Historis dan geografis

2. Struktur organisasi

3. Keadaan guru dan siswa

4. Keadaan sarana dan prasarana

5. Tata tertib sekolah

2. Sumber Data

Sumber data merupakan subjek darimana data itu diperoleh.

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Sumber data berupa manusia, yakni Kepala sekolah, guru, dan

siswa.

b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi lingkungan sekolah yang

di teliti.

c. Sumber data berupa dokumentasi, kegiatan, arsip dokumentasi resmi

yang berhubungan dengan keberadaan atau letak sekolah, jumlah

siswa, pelayanannya, dan lain-lain.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber

data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan

70

Mukhtar, Op. Cit, hal 100. 71

Ibid., hal 100

72

adalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara. Untuk

mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau

teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat

berjalan lancar. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif pada umumnya

menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka ketiga

teknik pengumpulan data tersebut dapat di gunakan dalam penelitian.

Peneliti mencatat data dari berbagai sumber, serta melakukan

iteraksi langsung dengan subjek penelitian dengan mendengar, melihat,

berbicara, bertanya dan meminta penjelasan, serta menangkap isyarat yang

tersirat dari subjek yang terlibat. Oleh karena itu peneliti menerapkan

beberapa metode sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik

pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan

dan di catat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas)

dan kesahihannya (validitasnya).72

Nasution yang dikutip didalam buku Sugiono, menyatakan bahwa,

observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat

bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan

bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang

sangat kecil maupun yang sangat jauh dapat di observasi dengan jelas.73

72

Husaini Usman, dan Purnomo Setiady, Metode PenelitianSosial, (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), hal,52.

73Sugiyono, Op. Cit., hal 310

73

Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan

gambaran realistik prilaku atau kejadian, metode ini digunakan untuk

mengungkapkan data yang mana secara langsung dapat mengamati hal-hal

yang berhubungan dengan pelaksanaan metode pembelajaran variatif pada

mata pelajaran pendidikan agama islam.

2. Wawancara

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung. Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang

diwawancarai disebut interviewee.74

Susan Stainback yang dikutip didalam buku Sugiono, mengemukakan

bahw: “interviewing provide the researcher a means to gain a deeper

understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon

than can be gained through observation alone. Jadi, dengan wawancara,

maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang

partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di

mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.75

Oleh karena itu wawancara merupakan metode pengumpulan data

yang paling resperentative karena dapat digali potensi informasi yang lebih

mendalam dan akurat.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan, criteria, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang

74

Husaini Usman, dan Purnomo Setiady, Op.Cit, hal 55 75

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2014),hal, 316.

74

berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa

gambar, patung, film, dan lain-lain. Metode dokumen merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif.76

Data-data dokumentasi yang di teliti disini adalah: Jumlah siswa, guru,

sarana dan prasarana, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian.

Sehingga akan diperoleh gambaran mengenai metode pembelajaran variatif

dalam mata pelajaran pendidikan agama islam.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hepotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data. 77

Setelah data terkumpul perlu segera di garap, secara garis besar,

pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah yaitu: Persiapan, tabulasi dan

penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Dalam penelitian

kualitatif teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan

untuk menjawab rumusan atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan

dalam proposal. Menurut Miles dan Huberman(1984) yang dikutip oleh

Sugiyono mengamukakan bahwa aktivitas dala analisis kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas

,sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam data, yaitu data reduction,

76

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014),hal 82 77

Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosda karya, 2013), hal. 280.

75

dan data display, dan conclusion drawing/verification.78 Sehingga analisis

data kualitatif dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Reduksi data (Data Reduction)

Mereduksi data berartinya merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencari bila di perlukan.79

Peneliti merangkum dan memilih data yang diperoleh dari

dokumentasi, wawancara dan observasi. Data tersebut kemudian di

sesuaikan dengan objek penelitian. Adapun data yang dipilih adalah data

mengenai strategi pembelajaran dalam mata pelajaran pendidikan agama

Islam dalam mengembangkan tolerasi keagamaan di SMK Budi Luhur

Kabupaten Tebo.

Peneliti kemudian menganalisis dengan menajamkan dan

mengelompokkan, mengarahkan dan membuang yang tidak perlu dan

mengorganisir data tersebut sehingga bisa disajikan.

2. Data Display (penyajian data)

Setelah data direduksi maka langkah berikutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiyono

menyatakan: the most frequent form of is play data for qualitative research

data in the past has been narrative text. Yang paling penting sering di

78 Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung:Alfabeta, 2012), hal.

244. 79 Sugiyono, Op.Cit., hal. 247.

76

gunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan

teks yang bersifat naratif.80

Peneliti menyajikan data mengenai proses internalisasi materi

pendidikan agama Islam dan penanaman akhlak mulia yang dilakukan oleh

guru Pendidikan Agama Islam dan sekolah. Penyajian data ini berupa uraian,

bagan dan hubungan antar kategori yakni antara penanaman akhlak mulia

dengan hasil pengamatana kondisi akhlak mulia siswa.

3. Conclusion drawing / Verivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman yang dikutip oleh Sugiyono adalah penarikan kesimpulan dan

verivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakaan masih bersifat sementara,

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung

pada tahapan pengumpulan data berikutnya. Tetapi apa bila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti yang valid dan

konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.81

F. Teknik Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya di tekankan pada

uji validitas dan reliabilitas..82 Peneliti menggunakan teknik menguji

keabsahan data dengan cara perpanjangan keikutsertaan, ketekunan

observasi, triangulasi dan diskusi teman sejawat.

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan (PK) mengharuskan peneliti lebih lama

di lapangan dan bertemu serta berkomunikasi dengan lebih banyak orang.ini

dilakukan bukan saja untuk meningkatkan keakraban,juga untuk

80 Sugiyono, Op.Cit, .hal. 249. 81

Sugiyono, Op. Cit., hal. 99. 82

Sugiyono, Loc. Cit., hal. 117.

77

meningkatkan kualitas kepercayaan. Jika orang-orang yang diteliti semakin

akrab dan percaya pada peneliti, maka apa pun yang hendak digali lebih dala

akan didapatkan oleh peneliti.83 Perpanjangan Keikutsertaan,sebagaimana

teknik pemeriksaan keabsahandata yang lain, dilaksanakan jika data yang

terkumpul sudah sangat banyak,telah dianalisis,dan ada temuan di

kategorikan. Dengan kata lain fokusnya sudah dapat ditemukan,dapat di

jelaskan denga uraian yang rinci.84 Dan keikutsertan ini menuntun peneliti

untuk terjun langsung ke dalam lokasi dalam waktu yang cukup lama untuk

mendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang mungkin akan

merusak data. Peneliti melakukan penelitian secara langsung ke SMK Budi

Luhur Kabupaten Tebo. dengan durasi waktu penelitian 3 bulan, selanjutnya

melakukan interaksi dengan objek penelitian sehingga 3 bulan yang

disediakan menjadi penelitian yang berkualitas.

2. Ketelitian Pengamatan

Ketelitian pengamatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi

karakteristik dan elemen dalam suatu situasi yang sangat relevan dengan

permasalahan atau isu yang sedang diteliti dan memfokuskan secara

terperinci. Peneliti mengadakan observasi atau pengamatan secara teliti dan

rinci secara terus menerus terhadap faktor yang menonjol dan kemudian

peneliti menelaahnya secara terinci sampai pada suatu titik sehingga pada

pemeriksaan tahap awal akan kelihatan salah satu atau keseluruhan faktor

yang telah difahami.

3. Triangulasi Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi

yang paling banyak di gunakan ialah pemeriksaan sumber lainnya. Denzim

83 Nusa Putra. Penelitia Kualitatif:Proses dan Aplikasi.(Jakarta:PT.Indeks), hal.168. 84 Ibid., hal. 169.

78

(1978) sebagaimana yang di kutip oleh Lexy J. Moleong, mengemukakan

membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Kemudian

Patton 1987: 331 sebagaimana yang di kutip oleh Lexy J. Moleong,

mengemukakan Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dengan penelitian kualitatif.(Patton 1987:331).

Hal ini dapat dicapai dengan jalan.(1) Membandingkan hasil data

pengamatan denan hasil data wawancara; (2). Membandingkan apa yang

dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara

pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang stuasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4)

membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan bebagai

pendapat dan pendangan orang seperti rakyat biasa orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada,orang pemerintahan; (5)

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokomen yang

berkaitan.85

Adapun triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan

perbedaan–perbedan kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu

studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan

dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa triangulasi peneliti dapat

me-recheck tamuan dengan jalan membandingkannya dengan berbagai

sumber, metode atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukan dengan

jalan :1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.2. Mengeceknya

dengan berbagai sumber data.3. Memanfaatkan berbagai metode agar

pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.86

85

Lexi J Moleong, Op.Cit., .hal. 330-331. 86

Lexi J Moleong, Loc.Cit., hal. 332.

79

Triangulasi dengan metode dilakukan dengan dua strategi, yaitu

pertama pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

beberapa teknik pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat

kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi

dengan sumber ini dapat dilaksanakan dalam bentuk mengkomparasikan

data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pengamatan langsung

peneliti dilapangan. Trianggulasi dengan teori yaitu mencari dan mempelajari

teori-teori yang diperlukan untuk mendukung dan meninterpretasikan data.

Melalui teori ini, peneliti membenturkan data hasil temuan dengan teori-teori

yang dituangkan dalam kerangka teori relevan lainnya.

Komparasi ini terutama dilakukan untuk melihat metode

pembelajaran variatif dalam mengembangkan toleransi beragama siswa

sekolah menengah kejuruan Budi luhur Kabupaten Tebo. Selanjutnya peneliti

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Peneliti tidak tergesa-gesa dalam membawa data, yaitu peneliti tetap

tinggal/menetap atau hadir di lapangan sampai data yang terkumpul

mencapai titik jenuh.

b. Peneliti melibatkan teman sejawat. Cara ini dapat dilakukan untuk

mendapatkan masukan-masukan dan kritikan yang kronstruktif terhadap

penelitian ini, terutama pada aspek yang memang peneliti tidak fahami.

c. Peneliti memperpanjang waktu penelitian. Mengingat penelitian ini dengan

setting sosial dan banyak unsur yang terlibat, maka data yang ada masing

memungkinkan untuk berubah dan terus mengalami penyempurnaan

sampai pada titik jenuh.

d. Peneliti membuat standar tranferabilittas, untuk mendapat gambaran yang

konkrit dan jelas tentang konteks apa yang dihasilkan dari penelitian ini,

maka diusahakan dengan memperbanyak uraian rincian tentang latar dan

80

fokus penelitian. Tujuan dari uraian tersebut untuk merinci secara

sistematis dan terarah dan dapat dibuat pada catatan lapangan penelitian.

e. Peneliti membuat standar dependabilitas, dilakukan untuk mengecek

benar-salah dalam hal penelitian mengkonseptualisasikan apa yang diteliti.

f. Peneliti membuat standar konfirmabilitas, kualitas hasil penelitian sangat

tergantung dari catatan data lapangan dan hasil observasi yang mendalam

serta didukung rekaman yang dilakukan peneliti.

Jadi, Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber

data dan waktu. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakaan

hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara,

observasi dan dokumentasi. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara

menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda, dalam hal ini

sumber datanya kepala sekolah, guru, dan siswa.

4. Konsultasi Pembimbing

Peneliti melakukan proses bimbingan kepada pembimbing dalam

rangka untuk membangun keterpercayaan atau keabsahan data. Ini yang

merupakan proses dimana peneliti mengekspos serta mengkonsultasikan

hasil penelitian yang diperolehnya kepada dosen pembimbing.

Peneliti melakukan diskusi dan konsultasi secara analitik dengan

tujuan untuk menelaah aspek-aspek penemuan yang mungkin masih bersifat

implisit. Melalui teknik ini diharapkan dapat memperoleh pertanyaan dan

saran konstruktif serta memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

mengembangkan dan menguji langkah-langkah selanjutnya dalam suatu

desain metodologi yang muncul.

G. Rencana dan Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan selama 3 bulan yang akan di mulai pada

semester ganjil tahun ajaran 2018-2019. Penelitian dilaksanakan, diawali

81

pembuatan proposal, seminar proposal, kemudian dilanjutkan dengan

perbaikan hasil seminar. Setelah pengesahan judul dan izin riset maka

peneliti mangadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis data dalam

waktu berurutan.

Hasilnya peneliti melakukan konsultasi dengan pembimbing sebelum

diajukan kepada sidang munaqasah. Hasil sidang munaqasah dilanjutkan

dengan perbaikan dan penggandaan laporan tesis.

Adapun jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel : 3.1

JADWAL PENELITIAN

N

O KEGIATAN

Juni Juli Agt Sept Okt

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul X

2 Penyusunan

Proposal

X

3 Perbaikan Proposal X

4 Pengurusan Izin

Seminar

X

5 Seminar Proposal X

6 Pembuatan IPD X

7 Perbaikan Proposal X

8 Pengajuan Izin

Riset

X X

9 Pengumpulan Data X X X X

10 Verifikasi dan Analisi

Data

X X X

11 Penulisan Laporan X X

82

Tesis

12 Penggandaan

Laporan Tesis

X

13 Sidang Munaqasah X

H. Pengembangan Instrumen

Instrumen memegang peranan yang sangat penting dalam

menentukan mutu suatu penelitian, karena validitas atau kesahihan data

yang di peroleh akan sangat menentukan oleh kualitas instrumen yang

digunakan. Hal ini mudah dipahami karena instrumen berfungsi

mengungkapkan fakta menjadi data sehingga ketika instrumen yang

digunakan mempunyai kualitas yang memadai maka data yang diperoleh

akan sesuai dengan fakta atau keadaan yang sesungguhnya.

83

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL

PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Historis dan Geografis SMK Budi Luhur

SMK Budi Luhur berdiri pada tanggal 13 Juli 2007 dengan penggagas

sebagai berikut :Armeli Indra, S.T, M.Pd.I, Karno, Amd, Sardi Guswanto,

S.T.87 beralamat di Jl. Kopi Desa Sumber Agung, Kecamatan Rimbo Ilir,

Kabupaten Tebo - Jambi, dengan memiliki satu jurusan yaitu Jurusan Teknik

Sepeda Motor (2007), seiring berjalannya waktu dan potensi daerah

khususnya Kabupaten Tebo, pada tahun 2008 SMK Budi Luhur menambah

Program Keahlian Yaitu Teknik Komputer & Jaringan. Kemudian melihat dari

kemajuan Teknologi serta kebutuhan sumber daya manusia pada saat ini

maka pada tahun 2012 SMK Budi Luhur Menggenapkan Program Keahlian

sebagai berikut :

1. Teknik Sepeda Motor (TSM) - 2007

2. Teknik Komputer & Jaringan (TKJ) - 2008

3. Administrasi Perkantoran (ADP) – 2012

4. Kesehatan (Keperawatan)-2015

SMK Budi Luhur Berdiri dibawah naungan Yayasan Pendidikan Budhy Luhur

yang diketuai Oleh Bapak Karno, Amd dan Kepala Sekolah Bapak Sardi

Guswanto, S.T.

Adapun identitas dari sekolah SMK Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir

Kabupaten Tebo adalah sebagi berikut:

a. Nama Sekolah : SMK Budi Luhur Kab. Tebo

b. No. Statistik Sekolah : 10503244

87

Dokumentasi SMK Budi Luhur Kec. Rimbo Ilir Kab. Tebo 2018

84

c. Kategori Sekolah : SSN

d. Tipe Sekolah : B

e. Alamat :Jl.Kopi

f. Kecamatan : Rimbo Ilir

g. Kabupaten : Tebo

h. Propinsi : Jambi

i. Kode Pos : 37552

j. Status Sekolah : Swasta

k. Nilai Akreditasi Sekolah : B

l. Tahun ditetapkan menjadi rintisan SSN :Tahun 2008

m. SK Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi

n. Nomor; NO. 1 Tanggal 3 Desember 2007/S.K MENKEHHAM R.I

Adapun kepala sekolah yang pernah menjabat di SMK Budi Luhur

Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo adalah sebagai berikut;

a. Armeli Indra ST (Alm) menjabat dari tahun 2007-2015

b. Sardi Guswantoro, ST menjabat dari tahun 2015- sekarang

Adapun gambar SMK Budi Luhur Kab. Tebo, sebagaimana pada

gambar 4.1 berikut ini;

Gambar 4.1

SMK Budi Luhur Kab. Tebo

85

2. Visi Misi dan Tujuan SMK Budi Luhur Kab. Tebo.

SMK Budi luhur, merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang bertujuan

untuk menghasilkan siswa/i yang siap kerja, sebagaimana visi dan misi

sekolah.

a. Visi Sekolah

“Berprestasi berlandaskan iman dan taqwa, dibekali sikap budi pekerti

luhur, cerdas, terampil serta memiliki wawasan global”

b. Misi Sekolah.

1. Menciptakan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang

maha Esa

2. Menciptakan lulusan yang memiliki sikap budi pekerti yang luhur

3. Membekali peserta didik dengan kemampuan akademik untuk dapat

mengembangkan diri secara berkelanjutan

4. Membekali peserta didik dengan ketrampilan yang diperlukan dunia usaha

atau industri sehingga mampu berkompetensi dan mengembangkan

dirinya secara berkelanjutan

5. Menghasilkan lulusan yang berkompeten dan menguasai iptek sehingga

dapat memenuhi tuntutan kerja dan persaingan global.

c. Tujuan

Adapun tujuan sekolah menengah kejuruan budi luhur tebo adalah:

1. Terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

yang Esa

2. Terbentuknya peserta didik yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti

luhur

3. Terbentuknya tamatan yang mempunyai kemampuan akademik untuk

dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan

86

4. Terbentuknya tamatan dengan ketrampilan yang diperlukan dunia usaha

atau industry sehingga mampu berkompetensi dan mengembangkan

dirinya secara berkelanjutan

5. Terbentuknya peserta didik yang memiliki kompetensi keahlian sesuai

dengan tuntutan perkembangan iptek dan persaingan global.

3. Kurikulum Sekolah

Pada tahun pelajaran 2017 – 2018 struktur kurikulum SMK Budi Luhur

Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo mengacu kepada kurikulum 2013

untuk kelas X sampai dengan kelas XII sesuai dengan Surat Edaran Menteri

Pendidikan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013, tanggal 8

November 2013, perihal Implementasi Kurikulum 2013.

Oleh sebab itu, kelompok mata pelajaran di SMK Budi Luhur

Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo mengikuti pola dan ketentuan

kurikulum 2013, yaitu adanya kelompok mata pelajaran wajib A dan wajib B,

kelompok Peminatan, dan Lintas Minat, yang semuanya mengusung ke

pencapaian Standar Kompetensi Lulusan sebagai berikut:

Tabel. 4.1Kompetensi Lulusan

No Domain Kompetensi

1.

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang

beriman, berakhlak mulia, berilmu, percayadiri, dan

bertanggung jawab dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

87

Kompetensi lulusan dapat dicapai melalui kompetensi inti (KI) yang

dikelompokan kedalam domain sikap, pengetahuan dan keterampilan, serta

dirumuskan kedalam tiap jenjang kelas yang berbeda (kelas X, XI dan XII).

selanjutnya, KI – KI tersebut dijabarkan kedalam Kompetensi Dasar (KD)

untuk dirumuskan menjadi materi pembelajaran. Rumusan KI dan KD

tercantum pada permendikbud No. 59 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar

dan Struktur Kurikulum.Pengorganisasian kelas pada SMK Budi Luhur Kab.

Tebo adalah seluruh tingkatan kelas yaitu kelas X, XI, dan XII

melaksanakanan kurikulum 2013.88

Kegiatan Intra Kurikuler di SMK Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir

Kabupaten Tebo adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Sedangkan

kegiatan-kegiatan Ekstra Kurikuler diadakan pada hariSabtu. Adapun

kegiatan-kegiatannya sebagai berikut :

a. Keagamaan (praktek mengurus jenazah)

b. Pramuka

88

Dokumen SMK Budi Luhur Kab. Tebo, 2018

2 Pengetah

uan

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif dalam ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab serta dampak

fenomena dan kejadian.

3 Keterampi

lan

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif

dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret

sebagai pengembangan dari yang dipelajari

disekolah secara mandiri.

88

c. Olah Raga (Bola kaki, volley ball, futsal, tenis meja, badminton)

d. Make Up

e. Paskib.

Sebagian besar misi sekolah sudah dijalankan oleh kepala sekolah,

Majlis guru, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan semua unsur yang

terlibat dalam pengelolaan sekolah sesuai dengan apa yang diharapkan,

walaupun dalam prosesnya ada berbagai kendala.

4. Program Muatan Lokal

Berdasarkan hasil analisis keunggulan derah Kabupaten Tebomaka

jenis muatan yang dilaksanakan di SMK Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir

Kabupaten Tebo seperti terdapat dalam struktur kurikulum pada tabel diatas

adalah Prakarya dan Kewirausahaan.

Strategi pelaksanaan muatan lokal tersebut adalah sebagai berikut:

a) Prakarya dan kewirausahaan yang digunakan di SMK Budi Luhur

Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo adalah pada aspek kerajinan dan

menjadi mata pelajaran wajib

b) Prakarya dan Kewirausahaan dilaksanakan dalam pertemuaan tatap

muka yang diberikan untuk kelas X, XI, dan, dengan KI dan KD yang

diadopsi dari Permendikbud No 59 Tahun 2014.89

5. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi merupakan Deskripsi suatu lembaga

mengenaitugas masing-masing yang terlibat dalam pengelolaan lembaga

tersebut. Selain itu struktur itu juga berfungsi untuk menggambarkan

hubungan kerja yang ada sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya.

89

Dokumen SMK Budi Luhur Kec. Rimbo Ilir Kab. Tebo 2018

89

Dalam menjalankan Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMK

Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo di kelola satu orang

Kepala Sekolah dibantu oleh empat orang wakil, yaitu wakil bidang kurikulum,

wakil bidang kesiswaan,wakil bidang sarana prasarana,dan wakil bidang

ketertiban dan hubungan masyarakat. Empat orang wakil ini memiliki tugas

yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam

menjalankan tugasnya setiap para guru saling berkolaborasi dalam mencapai

tujuan lembaga.

Selain itu juga ada sebanyak 25 orang majelis guru yang terdaftar

sebagai tenaga edukatif di lembaga pendidikan tersebut. Untuk lebih jelasnya

struktur organisasi tersebut dapat dilihat komposisi selengkapnya sebagai

berikut.90

90

Dokumen SMK Budi Luhur Kec. Rimbo Ilir Kab. Tebo 2018

90

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Smk Budi Luhur Kab. Tebo

Tahun Pelajaran 2018/2019

Siswa

Semua Jurusan

GTT/GTY Kepala

PerpustakaanYunita

sari, S. S

BK

Anas Nur

Ketua Jurusan Kes

Juliana, S. Kep

Ketua Yayasan

Karno, A. Md

Kepala sekolah

Sardi Guswanto, ST

Wakasis

Ibnu Khairi,S. Ag

Kepala Tata

UsahaSunarsih, SE

Ketua Komite

Sugiyanto

Wakakur

Margono, S. Pd

Ketua Jurusan

TSMBudiono

Ketua Jurusan

TKJDedi Kurniawan, S.

Pd

Waka Sarpras

Wasiti, S. Pd

Waka Humas

Nugroho AS, M. Kom

Ketua Jurusan

ADPSri Lestari, S. Pd

91

6. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

a. Klasifikasi Tugas di SMK Budi Luhur Kab. Tebo

1) Kepala Sekolah

SMK Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo dipegang

oleh kepala sekolah sebagai tugas administrator dan suvervisor yang

dipimpinnya yang bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan

semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara informasi kepada

masyarakat.Kepala sekolah bertugas sebagai berikut :

a). Menyusun Planning

Menetapkan rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek, misalnya

dalam program tahunan dan program semester.

b). Menyusun Organizing

Kepala sekolah merupakan seorang pelaksana dari kegiatan, baik itu

program jangka panjang maupun jangka pendek.Contoh; apabila siswa

mempunyai prestasi baik, maka kepala sekolah memberikan beasiswa

kepada siswa tersebut untuk meringankan biaya orangtua yang

ditanggungnya. Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah dibantu oleh :

2) Komite Sekolah

Komite sekolah bertujuan memelihara dan meningkatkan hubungan

yang ada dan serasi. Kerja dan tanggung jawab bersama antara keluarga,

masyarakat dan pemerintah untuk menyempurnakan kegiatan pendidikan.

Tugas dan wewenang komite sekolah :

a) Mendorong dan meningkatkan hubungan yang baik antara masyarakat,

sekolah dan pemerintahan.

b) Membantu kelancaran pendidikan.

c) Mengusahakan bantuan dari masyarakat berupa sarana, prasarana s

3) Tenaga Administrasi/ Tata Usaha (TU)

92

Dalam suatu lembaga pendidikan atau sekolah tidak pernah lepas dari

tenaga administrasi yaitu Tata Usaha (TU). TU sendiri dikepalai oleh seorang

kepala TU yang bertugas mengkoordinir para pegawainya serta bertanggung

jawab sepenuhnya terhadap segala urusan administrasi disekolah

tersebut.Tenaga administrasi pada SMK Budi Luhur Kab. Tebo mempunyai

andil besar dalam rangka lancarnya pendidikan di sekolah. Contoh dalam

rangka penerimaan siswa baru.

Kepala tata usaha sekolah bertanggung jawab kepada kepala sekolah

dan mempunyai tugas melaksanakan ketata usahaan sekolah meliputi

kegiatan sebagai berikut:

a) Menyusun program tata usaha

b) Mengelola keuangan sekolah

c) Mengurus administrasi ketenagaan dan siswa

d) Membina dan mengembangkan karir pegawai tata usaha sekolah

e) Menyusun dan mengajukan data statistik sekolah

f) Mengkoordinir dan melaksanakan 7K

g) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kepengurusan ketatausahaan

secara baik.

Susunan pengurus Tata Usaha SMK Budi Luhur Kab. Tebo dapat

dilihat dalam table berikut :

93

Tabel 4.2

Susunan Pengurus Tata Usaha SMK Budi Luhur Kabupaten

Nama/Jab

atan Jk

Tempat/Tgl.

Lahir Lulusan Jurusan Tahun Ket

Sunarsih,

SE

Ketua TU

P

Bungo Tebo,

28 April

1982

S.1

Ekonomi

Manaje

men RS

2007 -

Tri

Handayani,

S.Sos/

Staf TU

P

Giri purno,

27 Maret

1992

S.1

Administ

rasi

Negara

2014 -

Hariyanti/S

taf TU p

Lubuk

Karya, 17

Juni 1996

SMK TKJ 2015 -

Gusti

Randa/Sta

p TU

L

Rimbo Ilir,

19 mei 1993

SMK

TSM

2013

Tri/

Penjaga

Sekolah

L Tebo, 06

April 1989 SMK TSM 2010 -

Dwi

Asmoko/

Satpam

L

Pulau

Raman , 11-

09-1996

SMK TSM 2015 -

94

1. Wakil Kepala Sekolah

Di SMK Budi Luhur Kab. Tebo terdapat satu koordinator wakil

kepala sekolah yang bertugas mengkoordinir para wakil kepala sekolah

dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Kemudian terdapat 4

wakil kepala sekolah yang menangani bidang yang berbeda :

Wakil Kurikulum : Margono, S.Pd

Wakil Kesiswaan : Ibnu khairi, S. Ag

Wakil Sarana dan Prasarana : Wasiti, S. Pd

Waka Ketertiban dan Humas : Nugroho Ali S, S.Kom, M. Kom

Wakil kepala sekolah Urusan Kurikulum Mempunyai tugas antara lain :

a) Menyusun program pengajaran.

b) Menyusun tugas guru dan jadwal pelajaran.

c) Menyusun jadwal pelaksanaan ulangan umum serta ujian akhir.

d) Menetapkan kriteria persyaratan naik/ tidak naik/ kriteria kelulusan.

e) Mengatur jadwal penerimaan buku laporan hasil belajar dan STTB.

f) Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan suatu kegiatan.

g) Membina kegiatan MGMP.

h) Membina kegiatan sanggar PKG/ MGMP/ MEDIA.

i) Melakasanakan penilaian guru teladan.

j) Membina kegiatan lomba-lomba bidang akademis.

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaaan Mempunyai tugas antara

lain sebagai berikut :

a) Menyusun program pembinaan kesiswaan atau OSIS.

b) Melaksanakan pembimbingan, pengarahan dan pengendalaian

kegiatan siswa atau OSIS dalam rangka menegakkan tata tertib

sekolah serta pemilihan pengurus OSIS.

c) Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi.Menyusun program dan

jadwal pembinaan siswa secara berkala dan insidental.

95

d) Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan,

ketertiban, keindahan dan kekeluargaan.

e) Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan penerima beasiswa.

f) Mengatur mutasi siswa.

g) Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan

di luar sekolah.

h) Menyusun pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala.

i) Menyusun program ekstrakurikuler.

Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana Dan Prasarana

Mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :

a. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang

tua atau wali murid.

b. Membina hubungan antara sekolah dengan lembaga penyantun dunia

usaha dan lembaga sosial lainnya.

c. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan secara berkala.91

5) Keadaan Guru

Keadaan guru dan pegawai di SMK Budi Luhur Kab. Tebo dapat

digolongkan cukup berkualitas, dikarenakan guru-guru yang mengajar dan

pegawai cukup senior dan tingkat pendidikan guru yang mengajar

tersebut adalah sarjana.

Adapun keadaan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur

Kec. Rimbo Ilir Kab. Tebo adalah sebagai berikut:

91

Dokumen SMK Budi Luhur Kec. Rimbo Ilir kab. Tebo, 2018

96

Tabel 4.3

Data Guru / Pegawai dan Karyawan SMK Budi Luhur

Tahun 2018/201992

NO Nama dan Gelar GTY/G

TT

Status/

Jabata

n

Mata

Pelajaran

Jenjang

Pendidi

kan

1 Sardi Guswanto, ST GTY Kepala Menggam

bar Teknik S1

2 Ibnu Khairi, S. Ag GTY Wakasi

s PAI S1

3 Margono, S. Pd GTY Wakaku

r --- S1

4 Wasiti, S. Pd GTY Waka

Sarpras Fisika S1

5 Nugroho Ali S, M. Kom GTY Waka

Humas AIJ S2

6 Joko Sutrisno, S. Kom GTY Kajur

TSM Pkk S1

7 Anas, S. Pd. I GTY Guru Aqidah

Akhlak S1

8 Yunita Sari, S. S GTY Kep.pus

taka

Bahasa

Indonesia S1

9 Sri Lestari, S. Pd GTT Guru KDM S1

10 Dedy Kurniawan, S.

Kom GTY

Operato

r ASJ S1

11 Juliana, S. Kep GTT Guru IPPD S1

12 Anggon Siswanto, S.

Pd GTY Guru PJOK S1

92

Dokumentasi Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur Kec. Rimbo Ilir Kab. tebo 2018

97

13 Riana Nurmasari, S.

Pd GTT Guru

Bhs.

Inggris S1

No Nama/Gelar GTT/G

TY

Status/

Jabata

n

Mata

Pelajaran

Pendidi

kan

14 Devi Pajar Ningsih, S.

Pd GTT Guru

OTK

Sarpras S1

15 Rahmawati, S. Pd GTT Guru Bhs.

Indonesia S1

16 Rina Astuti, S. Pd GTT Guru Sejarah S1

17 Susandari, S. Pd GTT Guru Bahasa

Indonesia S1

18 Eka Purwaningsih, S.

Pd GTT Guru

Matematik

a S1

19 Pramono, S. Pd GTT Guru PKN S1

20 Agus Tiawan, S.Pd GTT Guru Komp.Jar S1

21 Fery Feryanto, S. Pd GTT Guru Pem.

Dasar S1

22 Ardianto, A. Md GTY Guru PKK D.1

23 Surya, S. Km GTT Guru Peng. Kep S1

24 Budiono GTT Guru PDTO STM

25 Wahyu GTT Guru Las SMK

Guru mempunyai tanggung jawab atas kelancaran proses belajar

mengajar di sekolah. Pentingnya peranan guru dalam upaya mengikat

sumber daya manusia, untuk itu keberhasilan proses belajar mengajar

98

tergantung sejauh mana peran dan tugas guru dalam melaksanakan

tanggung jawabnya.

Selain guru bidang studi ada juga guru BK yang mempunyai tugas

memberikan bantuan kepada siswa-siswa yang bermasalah di dalam

pendidikan di sekolah. Secara rutin mengadakan hubungan dengan orang

tua siswa dalam rangka mengontrol tingkah laku siswa di sekolah maupun

di rumah.

Adapun tugas guru di SMK Budi Luhur Kab. Tebo adalah sebagai

berikut :

a. Memberikan informasi tentang sistem sekolah dan kegiatan sekolah

secara langsung kepada orang tua siswa melalui kontak sehari- hari.

b. Mengembangkan kerja sama dengan orangtua siswa dan masyarakat.

c. Mendidik siswa dan melakukan proses belajar mengajar dengan baik.

d. Memelihara kode etik jabatan guru.

Tata tertib yang diberikan kepada guru adalah :

a. Disiplin Ilmu

1) Jam dinas bagi guru dari pukul 07.15-14.30, setiap harinya kecuali

pada hari kamis dari pukul 07.15 – 14.15 bagi siswa kelas XI, hari

jum‟at dari pukul 07.15-11.30 dan pada hari sabtu sampai pukul 07.15-

13.00

2) Setiap guru yang mengajar di hari senin wajib mengikuti upacara

bendera dan hari tertentu lainnya dan setiap guru siap untuk bergilir

menjadi pembina upacara

3) Wali kelas diwajibkan hadir di hari senin untuk mengikuti upacara

bendera

4) Guru yang tidak hadir melaksanakan tugasnya karena ada halangan

penting atau sakit, maka harus mendapatkan izin dari kepala sekolah

dengan memberi tahu melalui surat atau berita lainnya

99

5) Guru yang tidak hadir padahal ada jam mengajarnya, maka guru

tersebut diusahakan untuk dapat memberi tugas pada siswanya, dan

diberikan sebelumnya pada guru piket hari tersebut.

b. Tertib mengajar

1. Memiliki buku persiapan harian, buku kerja tahunan, satuan pelajaran,

rencana pengajaran, buku daftar nilai atau absen dan buku-buku soal

ujian

2. Memberi pekerjaan rumah kepada siswa dalam mengerjakan soal-soal

yang berkaitan dengan pokok-pokok bahasan

3. Selain guru harus menjalankan tugas-tugas lainnya yang di atur oleh

kepala sekolah sebagaimana terdapat dalam program tahunan

c. Tertib Evaluasi

1. Evaluasi dilakukan setiap kali pokok bahasan.

2. Bahasan test yang digunakan adalah bahasan test yang dapat

mengakibatkan minat belajar siswa.

3. Evaluasi dalam bentuk tertulis dan lisan termasuk penilaian proses

belajar dan sikap siswa.93

2. Keadaan Siswa

Siswa adalah komponen masukan dalam system pendidikan, yang

selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi

manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Alhamdulillah sejak berdirinya hingga kini keadaan siswa

mengalami perkembangan yang luar biasa pesatnya, perlu diketahui

siswa-siswi yang belajar di Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur

Rimbo Ilir berasal dari berbagai sekolah yang ada di Kabupaten Tebo.

Dan setiap tahunya jumlah siswa terus mengalami peningkatan.

93

Dokumen SMK Budi Luhur Kec. Rimbo Ilir Kab. Tebo 2018

100

Pembatasan jumlah penerimaan ini dilatarbelakangi antara lain,

sudah tidak memungkinkan untuk melaksanakan KBM karena sarana dan

prasarana, sudah waktunya untuk meningkatkan kualitas, adanya

persaingan yang semakin ketat di antara lembaga pendidikan.

Berdasarkan analisis dokumen Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur

dari tahun pelajaran 2012/2013 ada 198 siswa, 2013/2014 ada 202 siswa,

2014/2015 ada 221 siswa, 2014/2015 ada 238 siswa, 2015/2016 ada 247

siswa, 2016/2017 ada 258 siswa, 2017/2018 ada 270 siswa. Jadi lima

tahun terakhir jumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan Rimbo Ilir

Kabupaten Tebo mengalami peningkatan.

Untuk mengetahui keadaan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan

Rimbo Ilir Kabupaten Tebo dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.4

Keadaan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur Rimbo

Ilir Tahun Pelajaran 2017/201894

NO Kelas Agama Jumlah

Muslim Non

Muslim

1 X TSM 35 3 38

2 XI TSM 35 1 36

3 XII TSM 26 2 28

Jumlah 96 6 102

94 Dokumen Sekolah Menengah Kejuruan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo Tahun 2018

101

No Kelas Agama

Muslim Non

Muslim

Jumlah

1 X TKJ A

X TKJ B

22

21

1

3

23

24

2 XI TKJ A

XI TKJ B/Kes

19

20

2

1

22

22

3 XII TKJ 25 1 28

Jumlah 111 8 119

No Kelas Agama

Muslim Non

Muslim

Jumlah

1 X ADP 17 - 17

2 XI ADP 15 1 16

3 XII ADP 16 - 16

Jumlah 48 1 49

3. Sarana dan Prasarana

102

Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir

Kabupaten tebo, memiliki sarana dan prasarana yang cukup.95 Adapun

sarana dan prasarana yang terdapat di Sekolah Menengah Kejuruan Budi

Luhur kecamatan Rimbo Ilir kabupaten tebo sebagai berikut::

Tabel 4.5

Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan Pembelajaran di SMK

Budi Luhur Kabupaten Tebo Tahun 2017/201896

No Nama Jumlah Keterangan

1. Ruang kelas 9 Baik

2. Lab. TSM 1 Baik

3. Lab. TKJ 1 Baik

4. Lab. ADP 1 Baik

5. Perpustakaan 1 Baik

6. Akses Internet 1 Baik

7. Daya Listrik 6.600 Baik

8. Lap.Futsal 1 Baik

9. Lap.Football 1 Baik

10. Lap.Vollyball 1 Baik

11. Lap.Badminton 1 Baik

95 Wasiti, Waka Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur Kec. Rimbo

Ilir Kab. Tebo, Wawancara, tanggal 20 November 2018 96

Dokumentasi, Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur Rimbo Ilir Kabupaten Tebo, Tahun

2018

103

12. Lap.Tenis meja 2 Baik

13. Mushalla 1 Baik

14 WC 6 Baik

B. Temuan Hasil Penelitian.

1. Penerapan strategi pembelajaran PAI dalam mengembangkan Toleransi

Beragama siswa di SMK Budi Luhur Kabupaten Tebo.

Pendidikan Agama Islam (PAI) bertujuan untuk meningkatkan

keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik

tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman

dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan

pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara97

Strategi pembelajaran erat hubungan dengan teknik pembelajaran,

dimana merupakan implementasi dari metode pembelajaran secara nyata

berlangsung di dalam kelas dan tempat terjadinya pembelajaran. Pada

proses penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam

mengembangkan toleransi beragama, sebagaimana diketahui bahwa

dalam proses ini merupakan implementasi dari pada kompetensi siswa

sesuai dengan Kurikulum 2013 sebagaimana dikemukakan oleh wakil

Kurikulum sebagai berikut :

“Kompetensi siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa yang mencakup

tiga aspek, yaitu ; pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sebagaimana

diketahui bahwa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMK Budi Luhur menggunakan kurikulum 2013, dalam pelaksanaan

kurikulum 2013, dimana pada pelaksanaan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMK Budi Luhur Kab. Tebo diselenggarakan berdasarkan

97

Wawancara dengan guru Agama, tanggal 15 Oktober 2018

104

Kurikulum 2013. Pembelajaran diatur dalam Permendikbud No. 65 Tahun

2013 tentang Standar Proses yang mencakup perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil

pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Pelaksanaan

pembelajaran PAI diimplementasikan oleh guru PAI”.98

Hal ini sesuai dengan pernyataaan salah satu guru yaitu guru PAI

berikut:

“Ya, karena pada kurikulum 2013 lebih ditekankan penanaman nilai-nilai

sikap, sedangkan pada kurikulum KTSP lebih cenderung pengetahuannya

saja. Maka, pendidikan pada kurikulum 2013 pendidikan yang komplit

yang mencakup tiga aspek yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan

dengan penekanan yang sama. Hal ini dikarenakan dalam membentuk

karakter pesertadidik”.99

Berdasarkan ungkapan tersebut, juga terlihat berdasarkan

hasilobservasi dilapangan pada visi dan misi sekolah;

Visi Sekolah

“Mewujudkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Budi Luhur

Kabupaten Tebo sebagai salah satu Lembaga Pendidikan yang

menghasilkan lulusan berstandar nasional sesuai dengan bidang

keahliannya yang berbudi pekerti luhur dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa “

Misi Sekolah

a. Meningkatkan kemampuan profesional sumber daya sekolah sebagai pusat layanan

b. Membekali peserta didik dengan kemampuan akademik untuk dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan

98

Wawancara Wakil Kurikulum , 15 Oktober 2018 99

Wawancara Guru Agama SMK Budi Luhur, 15 Oktober 2018

105

c. Menjadikan peserta didik sebagai sumber daya manusia yang produktif serta unggul dalam berbagai sektor pembangunan 100

Dengan melihat fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa

pendidikan di setiap jenjang, tidak terkecuali SMK Budi Luhur Kecamatan

Rimbo Ilir Kabupaten Tebo harus diselenggarakan secara sistematis guna

mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan sikap toleransi

peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun

dan berinteraksi dengan masyarakat. Dengan demikian sesuai dengan

apa yang peneliti temukan dalam kegiatan observasi yang telah

dilaksanakan SMK Budi Luhur Kecamatan rimbo Ilir Kabupaten Tebo

telah melaksanakan kurikulum berbasis karakter. Yang mana kurikulum

tersebut tentunya juga akan mengarah pada sikap toleransi antar sesama.

Ini artinya, implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi

kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta

karakter peserta didik. Maka mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama

Islam) sebagai mata pelajaran utama dalam menanamkan nilai-nilai

memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk sikap toleransi peserta

didik. Hal ini masih dengan pendapat Kepala Sekolah yang

mengatakanbahwa:

“Ya, sangat besar. Tugas utama PAI dan PKN dalam rangka membentuk

karakater. Dalam perubahan kurikulum 2013 yang diperbaharui, K1 dan

K2 wajib ada dipelajaran PAI dan PKN, sedangkan dimata pelajaran yang

lain tidak wajib, dia bisa masuk langsung pada K3 dan K4. Jadi,

perubahan kurikulum 2013 sekarang tugas utama pembentukan karakter

ada dimata pelajaran PAI danPKN.”13

Dengan demikian pembelajaran PAI dalam membentuk sikap

toleransiyang baik di SMK Budi Luhur Kab. Tebo telah ditopang oleh

100

Dokumen SMK Budi Luhur Kab. Tebo 2018

106

Kurikulum 2013 yang lebih menekankan nilai-nilai sikap. Maka proses

pembelajaran PAI yang dilaksanakan lebih menekankan kegiatan

internalisasi atau penghayatan dan pembentukan tingkah laku yang

bersumber dari nilai-nilai agama yang terdapat pada setiap materi ajar.

Melalui proses pembelajaran ini guru dapat mengintegrasikan sikap

toleransi dalam setiap proses pembelajaran yang dirancang (skenario

pembelajaran) dengan memilih metode, model, teknik, dan strategi yang

cocok untuk mengembangkan sikap toleransi peserta didik.

Dalam hal ini kegiatan pembelajaran PAI dirancang bukan hanya

untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi yang ditargetkan,

tetapi juga untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari, peduli

dan menginternalisasi nilai- nilai sikap toleransi dan menjadikannya

perilaku. Maka dalam merancang kegiatan pembelajaran yang

menginternalisasi nilai-nilai sikap yang terdapat pada pendidikan agama

Islam harus dimulai dari pembuatan perencanaan pembelajaran (RPP),

pelaksanaan pembelajaran di kelas sampai evaluasi pembelajaran. Misal,

pembelajaran dirancang dalam bentuk siswa bekerja, praktik mengerjakan

sesuatu, berlatih secara fisik, menulis penjelasan, mendemonstrasikan,

menciptakan gagasan, dan sebagainya. Dari pola pembelajaran yang

demikian diharapkan dalam diri peserta didik akan tertanam nilai karakter

mandiri, kreatif, bersahabat/komunikatif, menghargai prestasi, kerja keras,

rasa ingin tahu.

Dengan pernyataan di atas, dapat diasumsikan bahwa

pelaksanaan pembelajaran pendidikan Agama Islam di SMK Budi Luhur

Kabupaten Tebo, telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan Pendidikan

Agama Islam yakni; untuk mewujudkan keunggulan potensi spiritual,

untuk mewujudkan keunggulan potensial intelektual, untuk mewujudkan

keunggulan potensi amal, untuk mewujudkan keunggulan potensi

107

keterampilan dan untuk mewujudkan keunggulan potensi akhlak.

Berdasarkan hasil oberservasi di lapangan, terlihat suasa pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMK Budi Luhur Kab. Tebo berjalan baik dan

kondusif dan terlihat motivasi para siswa mengikuti proses pembelajaran

dengan baik.101

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan Agama Islam dalam pendekatan

pengembangan sikap toleransi keagamaan, gambaran implementasi kegiatan

pembelajaran PAI yang menginternalisasi nilai-nilai sikap (karakter) Islami yang

mencakup rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan

pembelajaran di kelas sampai pada tahap evaluasi pembelajaran di SMK Budi

Luhur Kab. Tebo. Berdasarkan observasi wawancara dan dokumentasi di kelas

X, XI, dan XII diperoleh gambaran sebagai berikut:

a. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

adanya teknik dan strategi pembelajaraan dilaksanakan yakni;

pembelajaran berpusat pada guru (teacher-centered teaching) dan

pembelajaran berpusat kepada siswa (student-centered teaching), serta

varian lain yakni perpaduan atau kombinasi antara keduanya.

Pelaksanaan pembelajaran ini konteks manajemen pembelajaran

yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam, melalui tahapan

identifikasi (fa‟arruf), Fungsi identifikasi (fa‟arrufi), fungsi yang menempati

posisi paling awal dalam rangkaian proses dalam manajemen

pembelajaran Pendidikan Agama Islam, fungsi dioperasionalkan melalui

upaya mengidentifikasi bentuk-bentuk sumber belajar yang dimiliki,

kondisi sumber-sumber belajar yang dimiliki,kondisi lingkungan

pembelajaran, kondisi fasilitas belajar, kondisi peserta didik, kesiapan

mentalnya, kondisi asmosfer akademik, kekuatan potensi yang dimiliki,

101

Observasi pada tanggal 15 Oktober 2018

108

kelemahan-kelemahan potensi yang dimiliki, tantangan-tantangan yang

harus dihadapi.

Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh guru Pendidikan Agama

Islam berikut ini;

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dimana saya

memberikan dan menyampaikan materi, sesuai dengan kurikulum yang

telah ditetapkan yang termaktub dalam RPP, dan melakukan identifikasi

permasalahan materi yang akan disampaikan. Sehingga proses

pembelajaran berlangsung dengan baik.102 Kondisi sebagaimana hasil

observasi dilapangan, dimana terlihat guru menyampaikan materi dan

menggunakan media dan menerapkan strategi pembelajaran sesuai

dokumen RPP yang dibuat guru yang tersebut.103

Berdasarkan pernyataan di atas, terlihat guru SMK Budi Luhur Kab.

Tebo bidang studi Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan sikap

toleransi beragama menerapkan perencanaan pembelajaran sesuai

dengan konsepsi dan filosofi perencanaan, yakni melakukan tindakan

awal untuk melakukan suatu tindakan yang lebih baik.

b. Pengorgnisasian dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pada pengorginasasian Pendidikan Agama , setidaknya indikator

yang harus ada dan dikembangkan yakni; memilih, memutuskan,

memformulasikan, membandingkan, membuat sistematisasi.

Fungsi trasformatif (tahwili), Nilai transformatif merupakan upaya

memerankan lebih jauh fungsi agama sebagai pendorong dan penggerak

kemajuan. Di samping untuk membuktikan bahwa agama sebagai

kendala modernisasi dan sumber kebekuan sosial adalah tidak benar.

102

Wawancara dengan guru Agama Islam SMK Budi Luhur kab. Tebo, 15 Oktober 2018 103

Observasi pada tanggal 15 Oktober 2018

109

Nilai ini memperbesar usaha yang bersifat horizontal (hubungan manusia

dengan manusia) yang selama ini agak terabaikan demi mengejar aspek

vertikal (hubungan manusia dengan Tuhan-nya).

Proses pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh guru

dalam meningkatkan sikap tolerasi beragama pada pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, menurut hasil wawancara dengan guru

Pendidikan Agama Islam berikut ini. Pada proses pengorganisasian

pembelajaran yang saya lakukan , dimana saya memilih strategi

pembelajaran yang sesuai dengan materi dan suasana dalam proses

pembelajaran dan melakuka formulasi dalam proses pembelajaran

bertujuan agar proses pembelajaran yang dilaksanakan berlangsung

dengan baik dan siswa termotivasi belajar dan menyenangkan.104

Berdasarkan hasil observasi dilapangan terlihat guru dalam

melaksanakan kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan

metode pembelajaran dan melakukan formulasi pembelajaran sehingga

pembelajaran berlangsung lebih baik dan siswa termotivasi untuk

mengikuti proses pembelajaran tersebut.105 Pernyataan di atas,

memberikan asumsi bahwa dalam pengorganisasian proses

pembelajaran guru telah berusaha melakukannya sehingga proses

104

Wawancara dengan guru Agama Islam SMK Budi Luhur kab. Tebo, 15 Oktober 2018 105

Observasi pada tanggal 15 Oktober 2018

110

pembelajaran menjadi baik dan menyenangkan sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang termuat dalam RPP.

c. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu

pelajaran yang sanggat urgen bagi siswa SMK Budi Luhur Kecamatan

Rimbo Ilir Kabupaten Tebo, meningkatkan pelajaran ini adalah sebagai

upaya memberikan pemahaman kepada siswa tetang sumber pokok

ajaran Islam.

Adapun tujuan pelajaran Pendidikan Agama Islam menurut guru

Pendidikan Agama Islam adalah :“Membentuk kepribadian muslim yaitu

suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam.”

Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisikdan social

melalui Pendidikan Agama Islam. Mengingat pelajaran Pendidikan Agama

Islam ini sebagai upaya untuk mengkaji lebih dalam ayat-ayat Allah, maka

sudah barang tentu pelajaran ini mempunyai tingkat kesulitan yang cukup

tinggi, oleh karena itu dibutuhkan dorongan yang cukup kuat agar siswa

memiliki motivasi untuk mempelajari materi tersebut.106. Observasi

dilapangan, para siswa antusias mengikuti proses pembelajaran.107

Berdasarkan keterangan di atas maka banyak upaya yang dilakukan oleh

guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sebagaimana yang diterangkan

oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam:

1. Memberi Pujian Dan Melakukan Diskusi Kesulitan Belajar

Pada awalnya kemauan siswa dalam mepelajari Pendidikan

Agama Islam masih sanggat kurang, hal ini terlihat lemah dari

pemahaman siswa terhadap pelajaran yang sudah diberikan oleh guru,

bahkan siswa menganggap pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai

106

Wawancara dengan guru Agama Islam SMK Budi Luhur kab. Tebo, 16 Oktober 2018 107

Observasi pada tanggal 16 Oktober 2018

111

salah satu pelajaran yang sulit sehingga diakui oleh siswa itu sendiri.

Tugas-tugas seperti berupa ayat-ayat yang telah dipelajari banyak tidak

mampu di hafal oleh siswa dengan baik hal ini sebagaimana yang

dijelaskan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam,

“Pada pertemuan awal pelajaran Pendidikan Agama Islam, sangat

sulit bagi kami untuk melihat kemauan siswa yang betul-betul ingin

memahami pelajaran dengan baik, karena siswa menganggap pelajaran

ini adalah pelajaran yang banyak dibahas dengan pendekatan bahasa

Arab, sehingga pada saat kami memberikan kesempatan pada siswa

untuk membaca pelajaran yang akan dibahas, hampir tidak ada yang

berani membacanya” 108

Tindakan yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa salah satunya adalah melakukan

pujian bagi anak-anak yang terlihat sungguh-sungguh belajar dan

memberikan dorongan semangat belajar untuk terus belajar lebih giat lagi

dari sebelumnya. Bagi anak yang kurang sungguh-sungguh belajar maka

anak tersebut diajak untuk berdialog mengenai kesulitan belajar

Pendidikan Agama Islam dan dicari solusi pemecahan masalahnya. Satu

hal yang sangat positif yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam

adalah tidak adanya tindakan diskriminasi antara anak yang malas dan

rajin belajar. 109. Hasil observasi dilapangan terlihat dalam proses

pembelajaran adanya beberapa siswa melakukan Tanya jawab dengan

guru, dengan demikian terlihat adanya interaksi antar guru dengan para

siswa dalam proses pembelajaran.110

108

Wawancara dengan guru Agama, 15 Oktober 2018 109

Wawancara dengan guru Agama, 15 Oktober 2018 110

Observasi pada tanggal 15 Oktober 2018

112

Hal ini sangat berguna bagi peningkatan prestasi belajar siswa ke

depan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Upaya ini bila

dilakukan secara kontinyu atau berkesinambungan maka akan terlihat

hasilnya pada prestasi belajar siswa.

2. Tipe-tipe khusus seorang belajar.

Kita mengenal tipe-tipe belajar seorang anak. seseorang yang

bertipe visual, akan cepat mempelajari bahan-bahan yang disajikan

secara tertulis, bagan, grafik dan gambar. Pokoknya mudah mempelajari

bahan pelajaran yang dapat dilihat dengan alat penglihatannya.

Sebaliknya merasa sulit belajar apabila dihadapkan bahan-bahan dalam

bentuk suara, atau gerakan.begitupun bagi siswa yang bertipe lainnya

dan pada intinya tiap siswa memiliki tipe yang berbeda dalam belajar.

Saat wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam maka ia

mengatakan bahwa :

“Menghadapi karakteristik siswa yang berbeda dalam belajarnya sangat

sulit bagi saya, sebab saya harus mempelajari sejumlah siswa yang tiap

hari dan tiap saat jiwanya berubah, sehingga saya butuh kesabaran yang

tinggi terhadap hal ini. Dan hasil yang diperoleh belum menunjukkan hasil

yang mengembirakan”. 111

Kemudian guru Pendidikan Agama Islam tersebut juga

mengatakan:

“Tipe-tipe belajar siswa yang berbeda menuntut semua atau segenap

pendidik untuk mencari tahu apa sebenarnya kemauan siswa dalam

belajar atau dengan kata lain ingin cara belajar yang bagaimana yang

diinginkan siswa agar agar pelajaran berjalan dengan kondusif dan sesuai

111

Wawancara dengan guru Agama, 22 Oktober 2018

113

dengan tujuan yang diharapkan, namun saya selaku guru Pendidikan

Agama Islam di sini belum sepenuhnya bisa melaksanakan hal

tersebut”.112

Hasil pengamatan peneliti memang guru Pendidikan Agama Islam

di SMK Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo belum

melaksanakan sepenuhnya pemahaman terhadap strategi pembelajaran

afektif guna meningkatkan sikap toleransi beragama siswa dalam tipe-tipe

belajar ini. 113. Dan memang secara teoritis dan praktis hal ini sangat sulit

dilaksanakan, sekalipun guru tersebut sangat profesional.

3. Pemberian Tugas

Pemberian tugas bertujuan untuk membina siswa agar lebih kreatif

serta memperdalam pemahamannya terhadap Al-Qur‟an, maka dari itu

guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sering memberikan tugas

rumah kepada siswa untuk dikerjakan di rumah tugas tersebut berupa

penghapalan ayat-ayat Al-Qur‟an atau hadis-hadis Nabi sesuai

kemampuan siswa. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh guru

Pendidikan Agama Islam di SMK Budi Luhur Kab. Tebo sebagai berikut:

“Kegiatan pemberian tugas dirumah sering saya lakukan terhadap siswa

yang belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini

dimaksudkan agar siswa lebih hafal ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadis Nabi.

Hal ini kelak akan sangat berguna bagi mereka dikala mereka telah hidup

bermasyarakat. Pemberian tugas berbentuk perintah untuk menghapalkan

satu ayat atau satu satu hadis dan terkadang lebih. Sesuai dengan

keadaan materi yang diberikan”.114

112

Wawancara dengan guru Agama, 22 Oktober 2018 113

Observasi pada tanggal 22 Oktober 2018 114

Wawancara, guru Agama pada tanggal 22 Oktober 2018

114

Hasil wawancara dengan beberapa siswa dan berikut komentar

siswa kelas x yang mengatakan bahwa:

“Guru yang mengajar Pendidikan Agama Islam memang sering

memerintahkan kepada kami selaku muridnya untuk mengerjakan tugas

yang diberikan berupa menghapalkan beberapa ayat atau hadis dirumah

dan hal ini akan dipertanggung jawabkan pada pertemuan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam berikutnya”.115

Sedangkan siswa yang lain yang duduk di kelas XI mengatakan

bahwa:

“Meskipun tugas menghapal yang diberikan kepada kami terasa berat,

namun hal ini banyak manfaatnya. Salah satunya, jika sebelumnya saya

tidak hapal satupun ayat Al-Qur‟an dan Hadis Nabi. Namun sekarang

saya sudah hapal.” 116

Hasil observasi peneliti juga menemukan data yang sama tentang

permasalahan, sebagaimana dikemukakan oleh guru Agama Islam

bahwa:

“Setiap akhir pembelajaran selesai, maka guru Pendidikan Agama Islam

memberikan beberapa ayat Al-Qur‟an dan beberapa Hadis untuk

dihapalkan oleh siswa-siswi di rumah. Pada pertemuan berikutnya siswa-

siswi tersebut harus menunjukkan hapalannya dihadapan kelas. Jika ada

siswa yang tidak bisa maka akan diberikan sanksi hukuman. Sanksi

hukuman tersebut berupa penambahan ayat Al-Qur‟an atau Hadis Nabi

pada pertemuan berikutnya. Sehingga siswa akan berpikir untuk tidak

115

Wawancara, siswa Marhaen pada tanggal 22 Oktober 2018 116

Wawancara, Ayu pada tanggal 22 Oktober 2018

115

hapal sebab akan menambah materi hapalan pada pertemuan

berikutnya”.117

Kegiatan pemberian tugas dirumah baik secara individu maupun

kelompok sangat baik peserta didik. Hal ini akan membuat mereka selalu

terkonsentrasi pada tugas belajar mereka, meskipun mereka berada di

luar lingkungan sekolah

4. Pelaksanaan Prinsip-prinsip Mengajar

Guru tidak kualified, baik dalam pengambilan metode yang

digunakan atau dalam mata pelajaran yang digunakan maupun dalam

mata pelajaran yang dipegangnya. Hal ini bisa saja terjadi, karena

pelajaran dengan strategi yang dipakainya kurang sesuai, hingga kurang

menguasai lebih-lebih kalau kurang persiapan, sehingga cara

menerangkan kurang jelas, sukar dimengerti oleh murid-muridnya.

Hubungan guru dengan murid kurang baik. Hal ini bermula pada

sifat dan sikap guru yang tidak disenangi oleh murid-muridnya, seperti

kasar, suka marah, suka mengejek, tak pernah senyum, tak suka

membantu anak, suka membentak, tak pandai menerangkan, sinis,

sombong, menjengkelkan, tinggi hati, pelit memberi angka, tak adil, dan

lain-lain. Sikap seperti ini tak disenangi murid, hingga menghambat

perkembangan anak dan mengakibatkan hubungan guru dengan murid

tidak baik.

Mengenai hal ini di SMK Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir

Kabupaten Tebo maka guru Pendidikan Agama Islam menjawab :

“Kami sebagai guru telah berusaha untuk bersikap profesional dan

bersahabat dalam artian menjadikan murid sebagai objek dalam proses

117

Wawancara, guru Agama Islam, pada tanggal 22 Oktober 2018

116

pembelajaran dan sekaligus sebagai teman yang patut di dengar

pemikirannya, sehingga dengan demikian murid tidak merasa seperti

benda mati yang kita jadikan objek lukisan dengan senantiasa mengikuti

kemauan kita”.118

Selanjutnya data hasil observasi menggambarkan bahwa :

“Ada sikap yang berusaha ditunjukkan guru Pendidikan Agama Islam

untuk membuat suasana belajar nyaman yang di antaranya berusaha

menggunakan strategi-strategi dalam mengajar, melibatkan banyak siswa

dalam pembelajaran atau melakukan diskusi dengan siswa tentang

proses belajar yang mereka lakukan dan tindakan lainnya”.119

Untuk kebenaran data ini maka peneliti sengaja mewawancarai

salah seorang siswa di kelas XII yang akan diberikan pertanyaan apakah

kamu senang belajar dengan guru Pendidikan Agama Islam :

“Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengajar sangat baik dalam artian

kami sebagai siswa senang mengikuti pelajaran yang ada, namun tidak

bisa dikatakan bahwa setiap guru Pendidikan Agama Islam mengajar

kami menyenanginya, karena pada suatu waktu ada hal-hal yang

membuat guru ataupun kami tidak saling menyenangi”.120

Sedangkan siswa yang lain yang duduk di kelas X mengatakan

bahwa :

“Dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam sebenarnya guru yang

mengajar sangat baik dan mengasyikkan jika mengajar sehingga kami

ada keinginan untuk lebih baik lagi belajar. Namun satu hal, pelajaran

118

Wawancara, guru Agama Islam pada tanggal 22 Oktober 2018 119

Observasi pada tanggal 22 Oktober 2018 120

Wawancara dengan Purwanto pada tanggal 22 Oktober 2018

117

Pendidikan Agama Islam bagi saya terlalu sulit karena harus menghapal

ayat-ayat Al-Qur‟an dan sabda Nabi yang disebut Hadis tersebut secara

terus menerus. Apalagi menjelang ujian mid atau semester saya dan

kawan-kawan yang lain harus menghapal sejumlah ayat Al-Qur‟an dan

beberapa Hadis Nabi untuk persiapan ujian dan saya kesulitan melakukan

hal itu”.121

Beberapa data yang diuraikan tersebut, maka hal ini sudah baik

atau paling tidak siswa cukup antusias mengikuti pelajaran dengan guru

Pendidikan Agama Islam.

5. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Setiap perbuatan, termasuk perbuatan belajar didorong oleh satu

atau beberapa motif, motif atau biasa juga disebut juga dorongan atau

kebutuhan merupakan suatu tenaga yang berada pada diri individu atau

siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan

sebagaimana observasi peneliti terhadap guru Pendidikan Agama Islam

mengajar dan menemukan bahwa:

“Adapun yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan toleransi

beragama, di antaranya dengan menggunakan strategipembelajaran yang

menarik, menerapkan persaingan yang sportif dalam perbandingan hasil-

hasil belajar siswa dan membuka peluang bagi setiap siswa untuk

berprestasi, hal ini seperti memberikan kepada setiap siswa yang

berusaha untuk ingin belajar lebih giat, ingin bertanyaan sepenuhnya

tentang suatu pelajaran yang tidak mereka pahami”.122

Kondisi berikut ini, sebagaimana hasil observasi, terlihat guru aktif

melaksanakan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dimana

121

Wawancara, dengan Muhammad Saiqu, 23 Oktober 2018 122

Wawancara dengan guru Agama, 23 Oktober 2018

118

terlihat siswa aktif mengikuti pembelajaran dan materi yang di berikan

oleh pihak guru. Sebagaimana terlihat pada gambar 4.2 berikut ini:

Gambar. 4.2 Guru Bidang Studi PAIMelaksanakan Proses Pembelajaran dengan

menggunakan buku paket

Seorang guru perlu adanya pemahaman yang lebih mendalam

terhadap metode-metode yang ada. Selain itu pula, harus mampu

menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan strategi

pembelajaran yang menarik. Tujuannya supaya motivasi siswa dalam

proses pembelajaran bergairah, dan tidak terkesan monoton. Kemudian

juga tujuannya untuk menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Hal ini memang menuntut siswa untuk lebih memiliki kemampuan

menguasai materi yang telah disampaikan oleh gurunya, masalah

tersebut sesuai dengan fungsi seorang guru yaitu sebagai

motivator,fasilitator dan evaluator. Sebagaimana dikemukakan oleh guru

Pendidikan Agama Islam di SMK Budi Luhur Kab.Tebo berikut :

“Memang menjadi seorang guru harus mengembangkan kreativitas

dalam mempersiapkan desain pembelajarannya, di samping itu dia harus

119

mampu membuat kondisi belajar siswa yang kondusif salah satu caranya

dengan membuat variasi metode yang digunakan dalam pembelajaran.

Karena guru adalah orang yang sangat berperan dalam keseluruhan

proses pembelajaran di dalam kelas. Guru banyak sekali diharapkan oleh

siswa. Siswa akan merasa puas bila guru dapat memenuhi harapannya.

Sebaliknya, siswa akan merasa kecewa bila guru mengabaikannya. Guru

yang baik akan mampu memberikan tugas agar siswa terdorong untuk

mencapai tujuan. Namun di sini terkadang kami hanya menggunakan

strategi yang itu ke itu saja dan terkadang kami variasikan dari berbagai

macam metode yang ada pada suatu pembelajaran jika hal itu

memungkinkan”.123

Strategi pembelajaran yang terkesan monoton hendaknya tidak

dilakukan oleh guru. Guru karus kreatif melakukan strategi dariberbagai

macam metode dalam mengajar. Hal ini akan membuat pembelajaran

semakin kondusif dan dampaknya akan terlihat pada hasil belajar siswa

nantinya diakhir pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi terlihat guru

menggunakan beberapa strategi dan beberapa metode pembelajaran

dalam memberikan penjelasan materi.124

Berdasarkan pernyataan di atas, dalam proses pembelajaran

bahwa guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dalam

mengembangkan konsep toleransi beragama menggunakan strategi

pembelajaran afektif, konsep pembelajaran ini sebagaimana diketahui

bahwa pembelajaran yang baik dan efektif adalah pembelajaran yang

aktif, interaktif, kreatif, edukatif dan menyenangkan. Pembelajaran yang

efektif ditandai dengan sifatnya yang menekankan pada pemberdayakan

siswa secara aktif. Pembelajaran menekankan pada penguasaan

123

Wawancara dengan guru Agama 24 Oktober 2018 124

Observasi pada tanggal 24 Oktober 2018

120

pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, tetapi lebih menekankan pada

internalisasi, tentang apa yang dikerjakan sehingga tertanam dan

berfungsi sebagai muatan nurani dan hayati serta dipraktekkan dalam

kehidupan siswa.

6. Pre-test dan pos-test

Pre-test yang dilakukan tiap akan dimulai penyajian materi baru

tujuannya untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa terhadap

bahan yang disajikan. Sedangkan pos-test pada akhir pembelajaran

bertujuan untuk mengetahui taraf penguasaan materi yang disajikan.

Tiap kali pembelajaran Pendidikan Agama Islam berlangsung saya

berusaha mengunakan bentuk evaluasi jenis pre- test dan pos-test ini

sebagai salah satu bagian dari evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama

Islam, hal ini bisa sebagai acuan apakah siswa telah memahami atau

mengerti dengan baik konsep materi yang saya berikan.125

Guru Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa pelaksanaan

evaluasi ini akan selalu dilaksanakan dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam. Saat diobservasi memang terlihat guru Pendidikan Agama

Islam melaksanakan bentuk evaluasi pre-test dan post-test saat memulai

dan mengakhiri pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diajarkan.126

Memvariasikan beberapa bentuk evaluasi dalam pembelajaran

akan sangat baik dilakukan. Manfaat dari itu adalah untuk mendiagnosa

tingkat penguasaan bahan yang telah diajarkan kepada siswa dan tingkat

kesulitan belajar siswa pada bahan-bahan tertentu yang telah diberikan.

d. Pengevaluasian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

125

Wawancara guru Agama Islam, 25 Oktober 2018 126

Observasi pada 25 Oktober 2018

121

Fungsi perbaikan (ishlahi), dan fungsi pengembangan

(tathwiri),Evaluasi Pendidikan Agama Islam terhadap sikap toleransi

beragama dapat dinilai melalui interview, observasi dan skala likert,

potensi yang ada pada peserta didik itu dapat dipersepsi sesuai dengan

potensi mereka. Adapun penilaian ini di lakukan kerana kemampuan

peserta didik yang berada dalam wilayah metafisik atau metaempiris.

Sebagaimana dikemukakan oleh guru PAI SMK Budi Luhur

Kab.Tebo berikut ini;

“Setiap mengakhiri proses pembelajaran dan materi, saya lakukan

evaluasi terhadap materi dengan memberikan beberapa pertanyaan

kepada siswa sesuai dengan materi baik tertulis maupun lisan, dan

selanjutnya memberikan refleksi terhadap materi yang terlah diajarkan”.127

Sebagaiman hasil observasi dilapangan terllihat dalam melakukan

evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatan

sikap toleransi beragama, dimana guru melakukan evaluasi dengan

tulisan dan lisan terhadap pemahaman materi dan menilai sikap pada

saat proses pembelajaran dan dilingkungan sekolah.128 Sebagaimana

terlihat pada gambar 4.3 berikut ini;

Gambar. 4.3

127

Wawancara guru Agama Islam, 25 Oktober 2018 128

Observasi pada tanggal 25 Oktober 2018

122

Suasana kegiatan evaluasi pembelajaran Pada SMK Budi Luhur Kab. Tebo

Penyataan ini memberikan asumsi, bahwa dalam system evaluasi

guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan

meningkatkan sikap toleransi beragama, dimana guru melakukan evaluasi

secara lisan dan tulisan yang bertujuan untuk melihat perkembangan

pemahaman materi yang telah diberikan. Sedangkan sikap siswa dalam

proses pembelajaran dan sikap siswa pada saat lingkungan sekolah

memberikan gambaran terhadap mengimplementasi materi pembelajaran

terhadap kehidupan sehari-hari.

2. Penanaman sikap toleransi beragama dalam pendidikan agama Islam

di SMK Budi Luhur Kabupaten Tebo.

Salah satu tujuan pendidikan adalah menyiapkan generasi penerus

bangsa yang memiliki kompetensi sehingga mampu bersaing di dunia

nyata. Kompetensi yang dimaksud yaitu kompetensi di bidang ilmu

pengetahuan, keterampilan dan sosial. Kompetensi sosial merupakan hal

yang penting untuk dimiliki oleh setiap individu karena setiap manusia

tentu tidak bisa lepas dari kegiatan interaksi dengan masyarakat.

Hidup bermasyarakat di Indonesia bukan perkara yang mudah

mengingat masyarakat kita memiliki keragaman yang sangat tinggi. Hidup

di tengah-tengah perbedaan akan menyulitkan bagi individu yang tidak

mampu menerima dan menghargai perbedaan tersebut. Setiap individu di

masyarakat memiliki ciri khas, latar belakang, agama, suku dan bahasa

yang berbeda. Banyaknya perbedaan tersebut merupakan sebuah potensi

yang dapat memicu konflik dan perpecahan di masyarakat apabila tidak

mampu disikapi secara bijak. Disinilah diperlukan peranan manusia

Indonesia yang mampu bertoleransi terhadap perbedaan-perbedaan yang

ada di masyarakat agar keutuhan dan persatuan bangsa tetap terjaga.

123

Pada dasarnya sikap toleransi dapat ditunjukkan dalam proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam, pada SMK Budi Luhur Kabupaten

Tebosebagai berikut;

a. Sikap Hormat dan Menghormati Hak

Sebagaimana diketahui, hak siswa dalam proses pembelajaran

perlu diperhatikan, siswa merupakan komponen dalam lingkungan

sekolah harus mendapat hak dalam mengikuti proses pembelajaran dan

ilmu pengetahuan. Sebagaimana hasil observasi dilapangan terlihat

bahwa pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SMK

Budi Luhur, guru memberikan hak kepada siswa non muslim untuk

mengikuti proses pembelajaran, walaupun siswa tersebut hanya

mendengar dan melihat teman-teman berdiskusi. Sebagaimana terlihat

pada gambar 4.4 dibawah ini:

Gambar. 4.4

Suasan diskusi Siswa pada saat proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Hal ini juga berdasarkan hasil wawancara kepada kepala sekolah,

diperoleh data bahwa, kepala sekolah juga menanamkan sikap toleransi

124

melalui memberikan hak, yakni mengikuti serta siswa dalam proses

pembelajaran pada Pendidikan Agama Islam.129

b. Keteladanan

Sikap ini keteladan ini sebagaimana yang diimplementasikan pada

kehidupan sehari-hari sesuai dengan materi yang telah meraka terima

oleh guru dan bina oleh guru. Adapun sikap tersebut meliputi;

menghormati guru, menghormati teman kedisiplinan dan berinteraksi yang

baik dengan teman sejawat dan menghargai orang lain. Sebagaimana

terlihat pada gambar 4.5 berikut ini;

Gambar. 4.5 Suasana pembelajaran terlihat siswa menghormati guru dalam

proses pembelajaran

c. Memelihara Kebersamaan

Untuk melihat terhadap pelaksanaan sikap toleransi tersebut dapat

dilihat dari pada ungkapan wakil kurikulum berikut ini:

“Kalau untuk pengkondisian itu kita ada 1 poster di dekat pintu masuk

sekolah itu mbak. Disana kan ada poster yang bertuliskan “Anda

memasuki Kawasan Salam, Senyum, Sapa, Sopan”. Itu salah satu wujud

129

Wawancara Kepala Sekolah SMK Budi Luhur Kab. Tebo, 25 Oktober 2018

125

pengkondisian agar mereka terbiasa ramah kepada orang lain ,

menghargai dan bersikap sopan kepada orang lain mbak.”130

Selain kepala sekolah, guru kelas X, XI,XII juga melakukan peng-

kondisian dalammenanamkan sikap toleransi kepada para siswa.

Berikut penuturan Ibu Wasiti berkaitan dengan pengkondisian siswa

dalam upaya penanaman sikap toleransi;

“Kalau pengkondisian itu di kelas itu saya pasangi slogan mbak. Ada kan

itu slogan di belakang kelas yang berbunyi “SENYUM, SAPA, SALAM”. Itu

juga merupakan salah satu cara untuk membiasakan siswa itu saling

ramah dan saling rukun dengan semua teman tanpa terkecuali

mbak.Kalau di dalam kelas, siswa saya kondisikan untuk terbiasa bergaul

denganteman melalui pembentukan kelompok yang tidak permanen itu

mbak.”131

Berdasarkan pernyataan Ibu Wasiti di atas, dapat diketahui bahwa

guru melakukan pengkondisian dengan memasang slogan dan

membiasakan siswa untuk bergaul dengan teman melalui pembentukan

kelompok yang tidak permanen. Berkaitandengan pembelajaran di kelas,

Si dan An juga mengungkapkan bahwa guru seringmembagi siswa

menjadi kelompok yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.

Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi pada tanggal 25

Oktober 2018 yang dilaksanakan dalam penanaman sikap toleransi

sebagai berikut;

“menunjukkan bahwa guru mengkondisikan siswa untuk membaca materi

di dalamhati agar tidak mengganggu konsentrasi teman lain. Selanjutnya

pada tanggal15,25, dan 26 Oktober 2018 , guru mengkondisikan siswa

dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota

yang berbeda-beda setiap harinya (lihat lampiran 19, gambar 13).Pihak

130

Wawancara Wakil Kurikulum SMK Budi Luhur Kab. Tebo 25 Oktober 2018 131

Wawancara dengan guru SMK Budi Luhur Kab. Tebo 25 Oktober 2018

126

sekolah juga mengkondisikan siswa untuk bertoleransi dengan memajang

poster di dekat gerbang sekolah. Poster tersebut bertuliskan “Anda

Memasuki Kawasan : SENYUM, SAPA, SALAM. Untuk lebih jelasnya,

berikut penulis sajikan gambar poster yang dipasang di dekat gerbang

sekolah.132

Selanjutnya, peneliti melakukan analisis dokumen RPP terkait

dengan upaya guru dalam menanamkan sikap toleransi melalui

pengkondisian. Hasil analisis dokumen RPP menunjukkan bahwa pada

hari Rabu tanggal 5Desember, dalam mata pelajaran Akuntansi, guru

melibatkan siswa dalam keberagaman dengan cara membagi siswa

menjadi 4 kelompok dan meminta siswa untuk berdiskusi.Pada hari

Kamistanggal6 November 2018, dalam pembelajaran PAI siswa

dibentuk menjadi beberapa kelompok berdasarkan kemampuannya dan

diminta untuk bekerja sama menuliskan lafaz Asmaul Husna. Dalam

pembelajaran PAI selanjutnya, siswa diminta untuk bekerja sama

dengan teman sebangku untuk mengidentifikasi organisasi yang ada di

lingkungan tempat tinggalnya. Dalam pembelajaran PAI, siswa

dikondisikan untuk saling menghargai teman lain dengan cara meminta

siswa untuk membaca materi di dalam hati.Pada hari Senin, siswa

dibentuk menjadi 4 kelompok dengan anggota yang berbeda lagi. Para

siswa diminta untuk bekerjasama dalam mencari makna asmaul husna

dan menulisnya di buku masing-masing.Pada hari Selasa tanggal 7

November 2018, para siswa dibentuk menjadi 4 kelompok dengan

anggota yang berbeda pula. Para siswa diminta untuk memilih 5nama-

nama Allah SWT yang baik. Selanjutnya dalam pembelajaran PAI, guru

melanjutkan kelompok yang telah dibentuk pada hari sebelumnya.

Terakhir, pada hari Rabu tanggal 8 desember, guru kembali membagi

132

Observasi pada tanggal 26 Oktober 2018

127

siswa menjadi 4 kelompok dengan anggota yang berbeda dan meminta

siswa untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan bangun ruang.

Berdasarkan trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik yang

dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa kepala sekolah dan guru

menanamkan sikap toleransi kepada para siswa melalui pengkondisian.

Adapaun pengkondisian dilakukan melalui pemasangan poster yang

dipasang di dekat gerbang sekolah serta pemasangan slogan di ruang

kelas. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran siswa juga dikondisikan

untuk berlatih bersikap toleransi. Hal tersebut dilakukan

denganmembentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota

yang berbeda-beda. Selanjutnya, guru juga mengkondisikan siswa

untuk membaca materi dalamhati agar tidak mengganggu teman lain

yang sedang konsentrasi133

Penerapan yang berorientasi penanaman sikap beragama pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK Budi Luhur

Kabupaten Tebo, memiliki harapan yang besar untuk menuntaskan

tujuan pendidikan dan pembelajaran yang lebih berhasil dibandingkan

dengan penerapan kurikulum sebelumnya. Salah satu hasil yang

diharapkan adalah terbentuk disiplin diri pada siswa melalui metode

keteladanan.

Melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, guru bisa

menjadikan siswa seorang individu yang mematuhi semua ketentuan-

ketentuan belajar dan melalui situasi belajar yang diciptakan di kelas,

guru bisa mengontrol semua kegiatan siswa agar menjadi disiplin.

Salah satu alat pengendalian guru terhadap siswa adalah metode.

Metode yang digunakan guru saat mengedalikan kondisi kelas atau

133

Observasi pada tanggal 6-7 November 2018

128

metode yang digunakan guru untuk menciptakan kondisi disiplin siswa

di kelas tentu harus dicari yang benar-benar sesuai dengan prilaku

siswa. Sehubungan dengan penerapan metode keteladanan dalam

membentuk disiplin siswa dalam belajar di SMK Budi Luhur Kabupaten

Tebo, berikut wawancara dengan Ibnu Khairi, S.Ag guru PAI di SMK

Budi Luhur yang mengatakan:

“Untuk menciptakan disiplin belajar siswa di kelas khususnya dan di

sekolah umumnya, maka saya sebagai guru pendidikan agama Islam

melakukan beberapa strategi pembelajaran pada mata pelajaran

tersebut. Salah satu metode yang digunakan adalah keteladanan.

Keteladanan yang ditampilkan tentu berdampak pada keikutsertaan

siswa untuk mengikuti segala sesuatu yang dilakukan oleh guru”.134

Untuk menyukseskan pembentukan sikap toleransi beragama

siswa, maka salah satu sasaran utama adalah pendidikan afektif atau

pendidikan sikap siswa seperti disiplin belajar. Salah satu faktor

pendukung tercapainya disiplin belajar siswa tersebut adalah metode

keteladanan. Metode keteladanan telah digunakan dalam mendidik

siswa agar berdisiplin dalam belajar. Hal ini dimaksudkan untuk

menciptakan kedisplinan siswa setiap waktu. Hasil wawancara juga

dengan guru PAI yang mengatakan:

“Saya selaku guru Pendidikan Agama Islam untuk menekankan

pendidikan afektif yang diutamakan dalam pencapaian hasil belajar

siswa, dan saya perhatikan guru mata pelajaran yang lain seperti

matematika dan bahasa Indonesia lebih mengutamakan pendidikan

kognitifnya. Apalagi saya selaku guru agama, banyak nilai-nilai agama

yang patut dan harus disampaikan kepada siswa seperti nilai keteladan

134

Wawancara, 7 November 2018

129

Rasulullah dan ini menjadi alasan mengapa guru Pendidikan Agama

Islam menjadi guru yang tepat melaksanakan pendidikan prilaku

(afektif) ini, di samping waka kesiswaan dan wali kelas.135

Berdasarkan wawancara tersebut, maka para guru Pendidikan

Agama Islam di SMK Budi Luhur Kab. Tebo berusaha mendidik prilaku

disiplin dalam diri siswa melalui penerapan sejumlah metode

keteladanan, dan sikap yang bersifat edukatif. Sebagaimana gambar

4.6 berikut ini;

Gambar 4.6

Suasana siswa yang terlambat dicatat oleh guru piket dan berikan sanksi yang bersifat edukatif

Dalam pola pembinaan disiplin kepada anak-anak, maka salah

satu cara yang utama adalah memberikan teladan kepada anak-anak di

sekolah dalam kehidupan kesehariannya. Karena dengan memberikan

contoh dan teladan yang baik kepada anak-anak dalam lingkungan

sekolah, maka anak-anak akan selalu mencontoh sikap dan prilaku

gurunya di sekolah. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Bapak Ibnu

135

Wawancara, 7 November 2018

130

Khairi, guru Pendidikan Agama Islam di SMK Budi Luhur Kab. Tebo yang

mengatakan:

“Saya sebagai guru adalah orang yang panutan bagi siswa di sekolah.

Perkataan, perbuatan yang dilihat atau dengar anak akan masuk kedalam

jiwanya. Untuk itu saya berusaha memberikan contoh yang terbaik yang

bisa kami berikan. Seperti halnya dalam hal memberikan materi sholat,

saya sendiri harus sholat sebelum saya menganjurkan siswa untuk sholat.

Dengan disiplin dalam beribadah, siswa bisa memcontoh apa yang

dilakukan guru mereka”.136

Pengamatan di lapangan bahwa sejumlah guru Pendidikan Agama

Islam dalam membentuk disiplin siswa dalam belajar dimana guru terlihat

selalu melaksanakan shalat Zuhur di masjid di sekolah lingkungan

sekolah tersebut bersama siswa, dan guru juga menganjurkan siswa

jarang terlihat shalat untuk melakukan shalat Zuhur bersama dalam

jamaah shalat, dan anjuran ini dilakukan saat kegiatan pembelajaran

sebelumnya dilakukan.137

Keteladanan dalam pendidikan merupakan pembiasaan yang

cukup diyakini keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membimbing

anak untuk bertanggung jawab dengan ilmu yang mereka miliki. Ini

merupakan wujud disiplin yang tinggi, dimana siswa menyadari

bagaimana hakekat mereka sebagai makhluk Allah yang harus

bertanggung jawab atas segala kegiatan yang dilakukannya, termasuk

disiplin/tepat waktu dalam beribadah.

Hasil observasi di lapangan maka telah diperoleh suatu gambaran

bahwa memang masalah perkataan guru dan tutur kata saat berbicara

136

Wawancara, 7 November 2018 137

Observasi, 7 November 2018

131

memang sangat diperhatikan, hal ini merupakan cara guru Pendidikan

Agama Islam untuk melakukan pembinaan sikap maupun pendidikan

kepada siswa di SMK Budi Luhur Kabupaten Tebo.138

“Wawancara dengan Ihsan dan Sinta, dua orang siswa di SMK Budi Luhur

Kab. Tebo yang mengatakan: “Memang tidak terlihat oleh kami guru di

SMK Budi Luhur Kab. Teboberkata dan berprilaku yang tidak sopan.

Guru-guru nampaknya ingin memberikan contoh yang baik kepada kami

sebagai murid di sekolah. Agar kami lebih berdisiplin dalam berprilaku dan

bersikap layaknya seorang Muslim yang baik”.139

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut di atas,

maka dapat diambil suatu pemahaman bahwa perkataan dan perbuatan

merupakan salah satu masalah yang berpengaruh terhadap

perkembangan sikap siswa. Dengan demikian, pendidik haruslah orang

yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada anak didik dalam

perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat

kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat

kedewasaannya, mampu memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah dan

Khalifah Allah SWT, makhluk sosial dan sebagai makhluk hidup yang

mandiri.140

Berdasarkan hasil observasi di SMK Budi Luhur Kab. Tebo

diperoleh suatu gambaran bahwa guru dalam mengajar sangat

menjungjung nilai sopan santun dalam berbicara dengan sesama guru,

antara guru dan kepala sekolah dan antara guru dengan siswa. Guru

138

Observasi, 7 November 2018 139

Wawancara, dengan siswa SMK Budi Luhur, 7 November 2018 140

Observasi, 10 November 2018

132

Pendidikan Agama Islam terlihat tetap selalu melakukan perbuatan dan

tindakan yang positif seperti itu setiap harinya di sekolah.141

Hasil wawancara dengan Bapak Ibnu Khairi guru Pendidikan

Agama Islam di SMK Budi Luhur Kab. Teboyang mengatakan:

“Memberikan keteladanan sangat penting dalam upaya pembentukan

disiplin belajar siswa salah satunya. Sebab, keteladanan dapat membuka

mata anak pada hakikatnya sesuatu, dan mendorongnya menuju situasi

luhur, dan menghiasinya dengan perilaku mulia serta membekalinya

dengan prinsip-prinsip Islam yang dapat membentengi diri dalam

berbuat”.142

Wawancara dengan Bayu dan Sintiya, di SMK Budi Luhur Kab.

Teboyang mengatakan: “Tidak banyak siswa yang berkelakukan yang

tidak baik seperti berkata tidak sopan dengan guru atau dengan teman-

teman sesama siswa, karena memang guru Pendidikan Agama Islam

memberikan keteladanan yang berguna bagi kami sebagai siswa dalam

hal ini.”143

Keteladanan bukan saja untuk mengarahkan anak pada jalan yang

benar, akan tetapi juga penting untuk menjaga anak agar tetap berada

pada disiplin dalam menjalankan sesuatu yang benar.Pendidikan perilaku

melalui keteladanan di sini adalah mencurahkan segala prilaku guru untuk

perkembangan anak dalam upaya pembinaan disiplin siswa. Guru

menjadi sosok yang pautu diteladi dihadapan siswa.Hasil observasi

terhadap guru PAI di SMK Budi Luhur Kab. Tebo dimana guru selalu

disiplin datang ke sekolah dan masuk kelas tepat pada waktunya. Guru

141

Observasi, 10 November 2018 142

Wawancara, 10 November 2018 143

Wawancara, 10 November 2018

133

sangat jarang sekali datang terlambat dan mengajurkan kepada siswa

untuk tidak melakukannya.144

Keteladanan dalam mendidik anak sangat penting artinya sehingga

apabila seorang pendidik tidak memahami dan tidak mengerti pentingnya

keteladanan yang lebih baik digunakan untuk mengajar anak didiknya,

maka besar kemungkinan tidak berhasil dalam menanamkan ajaran yang

dikehendaki kepada anak didiknya. Dengan adanya upaya membiasakan

mencontoh prilaku bagi yang ada pada diri seorang guru akan

menumbuhkan rasa percaya diri serta adanya kemauan sendiri dan sadar

akan dirinya untuk mengikuti suatu latihan dan pendidikan dari guru,

terbiasa terlatih dalam kehidupan sehari-hari bagi anak.

Pengamatan penulis bahwa guru menggunakan metode

keteladanan bagi pembentukan disiplin siswa dalam proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMK Budi Luhur Kab. Tebo. Guru selalu

datang ke dalam kelas tepat pada saat waktu mengajar telah di mulai. Ini

adalah prilaku yang dapat diberikan kepada siswa untuk selalu tepat

waktu untuk datang ke sekolah.145

Hasil observasi di lapangan diperoleh keterangan bahwa metode

keteladanan untuk pembentukan sikap dan disiplin siswa di SMK Budi

Luhur Kab. Tebo dilakukan dengan datang tepat waktu biasa menjadikan

siswa bertambah rajin datang tepat waktu. Hal lain yang terlihat adalah

guru membiasakan siswa untuk mengumpulkan tugas yang diberikan

secara tepat waktu., atau membagikan tugas masing-masing individu jika

ada kegiatan kelompok, menganjurkan siswa untuk lebih memperhatikan

guru saat mengajar di depan kelas dan membiasakan anak untuk tanggap

144

Observasi, 12 November 2018 145

Observasi, 12 November 2018

134

dalam menjawab pertanyaan guru dengan cara melemparkan sejumlah

pertanyaan kepada siswa, dan menganjurkan mereka mencoba

menjawabnya tanpa memperhatikan benar/salah jawaban mereka.146

Hasil wawancara dengan guru PAI yang mengatakan:

“Untuk membina disiplin, tentunya guru terlebih dahulu menerapkannya

lalu dicontohkan kepada siswa seperti saya membiasakan datang tepat

waktu dan membiasakan siswa untuk tidak terlambat mengerjakan tugas,

membiasakan siswa untuk mau mengungkapkan permasalahan belajar

mereka, dari pada mereka hanya diam saja dalam mengikuti kegiatan

belajar tanpa ada partisipasi aktif siswa”147

Adapun aturan kelas yang diterapkan oleh guru Pendidikan Agama

Islam adalah sebagai berikut:

1. Setiap siswa diharuskan membawa Al-Qur‟an setiap belajar materi Al-

Qur‟an, jika tidak siswa diharus menghafal materi yang lalu dan siswa

lainnya hanya menyimak.

2. Dalam kegiatan belajar siswa diharuskan membawa buku Agama dan

buku paket Agama, siswa yang melanggar akan belajar di pustaka.

3. Bagi siswa yang terlambat ke kelas diharuskan menghapal ayat

pendek.

4. Bagi yang ribut dan keluar masuk saat belajar, sanksinya

membersihkan WC.

5. Apel pagi dilakukan setiap hari sebelum belajar, bagi yang terlambat

menyiram kembang atau menyiram WC.

6. SKJ setiap hari Sabtu, yang tidak ikut, lapor guru piket untuk diberi

arahan sekaligus penismen.

146

Observasi, 12 November 2018 147

Wawancara, dengan guru PAI 12 November 2018

135

7. Melakukan IMTAQ Jum‟at, yang siswa yang terlambat diharuskan

menghapal ayat pendek.

8. Tugas diberikan setiap akhir materi, bagi yang tidak mengumpulkan

tugas, diberikan tugas baru.148

Meskipun demikian masih ada juga siswa yang kondisi disiplin

belajarnya masih kurang, berikut disiplin belajar dari siswa dalam belajar

di kelas dari 20 orang siswa, untuk melihat kondisi tersebut sebagai

kondisi disiplin pada table 11 berikut :

Wawancara dengan Rama dan Sulthan, siswa di SMK Budi Luhur

Kab. Tebo yang mengatakan: “Memang guru dalam mencontohkan

kepada kami untuk selalu datang ke kelas tepat waktu. Guru

menginginkan setiap siswa membiasakan diri disiplin dalam setiap waktu

hidupnya dan mengajurkan siswa untuk melakukan hal itu, meskipun

masih ada juga siswa yang tidak berbuat demikian.”149

Berdasarkan keterangan tersebut di atas, maka dapat diambil

suatu pemahaman bahwa, pembentukan sikap toleran siswa melalui

keteladanan yang dilakukan para guru Pendidikan Agama Islam adalah

bersifat pendidikan dan pembelajaran. Konsepsi untuk menanamkan

sikap toleransi dengan penanaman sikap ketauladan yang dilakukan oleh

para pihak guru dan sekolah dalam berinteraksi baik dalam proses

pembelajaran maupun dalam interaksi di lingkungan sekolah.

3. Keberhasilan penanaman sikap toleransi beragama dalam pendidikan

agama Islam di SMK Budi Luhur Kabupaten Tebo.

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat ditinjau dengan

hasil yang dilihat dari perubahan pengetahuan dan sikap yang

148

Sumber Data: Dokumen Kantor TU SMK Budi Luhur Kab Tebo Tahun Ajaran 2018/2019 149

Wawancara, 15 November 2018

136

diimplementasikan dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah

maupun diluar sekolah.Sebagaimana diketahui bahwa dalam proses

pembelajaran, dimana seorang guru melihat kompetensi siswa dalam tiga

aspek yakni; aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek keterampilan.

Pada pelaksanaan pembelajaran pendidikan Agama Islam, dimana

dalam pelaksanaan terdapat adanya individu non-Islam, maka dalam

konteks ini maka penilaian dapat ditinjau pada penghargaan terhadap

nilai. Sebagaimana diketahui kompetensi kompetensi penghargaan

terhadap nilai merupakan perasaan, keyakinan atau anggapa bahwa

suatu gagasan, benda atau cara berpikir terhadap nilai sesuatu proses

atau kondisi.

Sebagaimana diketahui bagian kompetensi afektif adalah

kompetensi pengamalan, pengamalan berhubungan erat dengan

pengorganisasi dan pengintegrasian nilai-nilai ke dalam suatu sistem nilai

pribadi. Hal ini diperlihatkan melalui perilaku yang konsisten dengan

sistem nilai tersebut.

Nilai merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya dan

mendorong orang untuk mewujudkannya. Nilai dipelajari dari produk

sosial dan secara perlahan di internalisasikan oleh individu ke dalam

dirinya serta diterima sebagai milik bersama. Nilai merupakan standar

konseptual yang relative stabil yang secara eksplisit dan implisit

membimbing individu dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai serta

aktifitas dalam rangka memenuhi kebutuhan psikologisnya.

a. Sikap Kehidupan di Lingkungan Sekolah

Pendidikan toleransi beragama di SMK Budi Luhur Kab. Tebo

memang tidak secara khusus di laksanakan di sana akantetapi dengan

keadaan lingkungan yang heterogen dalam hal agama secaratidak

langsung bapak ibu guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam

137

memberikan edukasi tentang toleransi beragama yang mana hal tersebut

dapat membuat para siswa memiliki sikap dasar dalam bertingkah laku

sosial terhadap umat agama lain. Pernyataan tersebut telah disampaikan

oleh Wakil Kurikulum Dalam hal ini beliau menuturkan:

“Kalau secara khusus tidak ada, mata pelajaran pendidikan toleransi pun

tidak ada akan tetapi secara tidak langsung karena juga disini warganya

beragam ada islam dan lainnya maka semua bapak ibu guru disini

termasuk guru PAI juga dihimbau selalu mengarahkan semua siswa untuk

selalu rukun, baik itu sesama ataupun antar umat beragama. Kalau

secara tertulis tidak ada, akan tetapi secara tidak langsung semua bapak

ibu guru disini selalu mengarahkan semua siswa untuk selalu rukun.

Bahkan sebelum kesiswa kita selalu menghimbau guru agama untuk tidak

saling menimbulkan bahwa agama kita itu baik tetapi semua agama itu

baik. Artinya karena sekolah kita itu umum jangan sampai pada saat

pengajaran memojokkan salah satu agama, di Islam ya itu ajaran di islam

kalau yang Kristen ya sesuai agama hindu seperti itu. Jadi jangan sampai

menyudutkan pada salah satu agama, itu yang kita faham pada guru150

Selanjutnya dikemukakan oleh beberapa siswa berikut ini:

Dalam aktivitas sehari-hari dan berkomunikasi kami tidak

membedakan antara satu teman dengan teman yang lain, tidak membeda

baik dalam ras, suku, maupun agama.151

Selanjutnya berdasarkan observasi terlihat, sikap toleransi dalam

komunikasi para siswa, tidak adanya perbedaan antara siswa gurunya

saling rukun pasti murid-muridnya akan ikut rukun. Berdasarkan hasil

obeservasi tersebut, ada 2 ( dua) perubahan sikap perubahan adan

150

Wawancara, dengan wakil SMK Budi Luhur Kab. Tebo 15 November 2018 151

Wawancara dengan beberapa siswa, 15 November 2018

138

pembentukan sikap dalam toleransi beragama yakni; pertama,

pengkondisian klasik yakni;interaksi, dan saling menghormati serta saling

menghargai sesama, kedua, kondisi non-klasik, yakni; berberntuk dalam

lingkungan sekolah dan yang tertera di dinding sekolah serta di dinding

kelas.152

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, diperoleh

data bahwa penanaman sikap toleransi dilakukan melalui

pengintegrasian di dalam mata pelajaran. Berikut pernyataan kepala

sekolah berkaitan dengan penanaman sikap toleransi melalui

pengintegrasian dalam mata pelajaran. Sebagaimana dikemukakan oleh

kepala sekolah berikut;

“Iya Buk. Jadi, penanaman sikap toleransi itu terintegrasi di dalam mata

pelajaran. Ketika guru mengajar itu tidak hanya menyampaikan materi

saja, tetapi juga guru menanamkan sikap toleransi dengan

mengintegrasikan dalam pembelajaran”153

Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti kemudian menanyakan

apakah nilai toleransi tercantum pada silabus dan RPP dalam mata

pelajaran dan diperoleh datasebagai berikut : “Iya mba. Pada mata

pelajaran tertentu di dalam silabustercantum nilai toleransi”. Selanjutnya,

peneliti juga bertanya tentangpencantuman nilai toleransi ke dalam RPP

dan diperoleh data sebagai berikut: “Didalam RPP juga dicantumkan

mbak nilai toleransinya”.Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa

dalam menanamkan sikaptoleransi guru juga mengintegrasikannya di

dalam pembelajaran. Hal tersebutdilakukan dengan mencantumkan nilai

toleransi ke dalam silabus pembelajaran.

152

Observasi SMK Budi Luhur Kab. Tebo, 15 November 2018 153

Wawancara, dengan kepala Sekolah SMK Budi Luhur Kab. Tebo 15 November 2018

139

Setelah itu, guru mencantumkan nilai toleransi yang tertera di

silabus ke dalamRPP.Hal senada juga diungkapkan oleh ibu Wasiti

berkaitan dengan penanamansikap toleransi melalui pengintegrasian ke

dalam mata pelajaran. Berikut jawabanIbu Wasiti berkaitan dengan

penanamansikap toleransi melalui pengintegrasiandalam mata

pelajaran.“Iya mbak. Misalnya dalam pembelajaran kan ada tugas

kelompok untukberdiskusi, nah di situ nanti saya memantau mereka

dalam diskusi, apakahsiswa itu sudah menghargai pendapat orang lain

atau hanya mengedepankanegonya sendiri. Kemudian sikap toleransi itu

biasanya malah dalam bentuksoal mbak, nanti misalnya saya bertanya

kepada siswa apabila ada temanyang sakit itu sikapnya bagaimana.

Nanti saya nilai sikapnya bagaimana, berdasarkan jawaban siswa

tersebut, jadi secara tersirat mbak.154

Selain itu, saya menggunakan cara belajar teman sejawat mbak.

Jadi biasanyasaya menyuruh siswa yang lebih pandai untuk menjelaskan

materi yangbelum dipahami oleh siswa lain. Tapi itu biasanya sistemnya

kelompok mbak.Kalau klasikal itu terlalu sulit bagi siswa. Biasanya yang

saya suruh untukmenjelaskan itu S dan L mbak, soalnya mereka memiliki

kepandaian yanglebih dibanding dengan teman-temannya. Ini kan juga

melatih siswa untukmenghargai perbedaan kemampuan diantara para

siswa mbak”155.

Selanjutnya, peneliti menanyakan pencantuman nilai toleransi ke

dalamsilabus dan diperoleh data sebagai berikut: “Iya, namun tidak

semuanya mbak, hanya saya masukkan ke silabus beberapa mata

pelajaran saja”. Selain itu, penelitijuga menanyakan pencantuman nilai

toleransi ke dalam RPP dan diperoleh datasebagai berikut: “Iya mbak.

154

Wawancara dengan beberapa guru SMK Budi Luhur Kab. Tebo, 16 November 2018 155

Wawancara dengan guru Agama, 16 November 2018

140

Tapi tidak selalu terpampang nyata di dalam RPPbegitu, namun dalam

kegiatan pembelajaran terdapat nilai-nilai tentang toleransimbak”.

Berdasarkan pernyataan Ibu Wasiti dapat diketahui bahwa guru

menanamkansikap toleransi melalui pengintegrasian dalam mata

pelajaran. Lebih lanjut lagi,Ibu Wasiti mengemukakan bahwa dalam

pengintegrasian sikap toleransi dalam pembelajaran, guru tidak selalu

mecantumkan nilai toleransi ke dalam RPP secaratersurat, namun

kegiatan pembelajaran diarahkan untuk menginternalisasikansikap

toleransi kepada para siswa.156

Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi pada tanggal

1,2,4,6,7, dan 18 November 2018 yang menunjukkan bahwa dalam

kegiatan pembelajaran, guru mengembangkan kegiatan pembelajaran

yang memungkinkan siswa untuk bersikap toleransi. Pada tanggal 1

November 2018, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja

sama dalam kelompok. Hal tersebut tampak pada kegiatan pembelajaran

Akuntasi dan Agama. Dalam pembelajaran Akuntansi, guru membagi

siswa menjadi 4kelompok. Guru meminta setiap kelompok untuk

berdiskusi berkaitan dengan pendapat kelompok tentang pelaksanaan

dan sistem pembukuan. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk

berpendapat.Dalam pembelajaran Agama Islam, Siswa diminta untuk

berkelompok yang berangotakan 2 orang. Guru meminta siswa

untukmengerjakan tugas yang ada di buku cetak.157

Pada tanggal 19 November 2018, dalam pembelajaran PAI, guru

mengembangkan pembelajaran dengan melakukan jajak pendapat

berkaitan dengan materi“Asmaul husna”. Setiap siswa memiliki jawaban

yang berbeda mengenai pemahamannya tentang asmaul husna. Guru

menampung jawaban dari tiap siswa danmeminta siswa untuk

156

Observasi, pada tanggal 16 November 2018 157

Observasi, pada tanggal 16 November 2018

141

menghargai pendapat yang disampaikan orang lain. Dalampembelajaran

PAI, guru mengembangkan pembelajaran dengan membentuk kelompok

untuk membuat Kaligrafi asmaul Husna. Setiap kelompok diminta untuk

bekerja sama dan menghargai hasil karya teman lain. Pada tanggal19

Nomber 2018, guru mengembangkan pembelajaran PAI dengan

mengajak siswa untukberjajak pendapat mengenai Prinsip Ekonomi

Islam untuk mengetahui pengetahuanawal siswa berkaitan dengan riba.

Dalam berjajak pendapat, gurumelatih siswa untuk menghargai pendapat

orang lain.158

Selanjutnya, pada tanggal 22 November 2018 guru

mengembangkan pembelajaranPAI dengan membentuk siswa menjadi

beberapa kelompok dan meminta siswa untuk berdiskusi tentang jenis-

jenis riba yang ada di dalam koran. Pada pembelajaran PAI, guru

membentuk kelompok untuk menuliskan tentang pengertian riba dalam

bentuk paragraf. Untuk lebih jelasnya,berikut penulis sajikan gambar

proses pembelajaran dengan metode diskusi. Guru mengembangkan

pembelajaran dengan metode diskusi,159

Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa guru

mengembangkan pembelajaran dengan metode diskusi guna melatih

siswa untuk berbaur dengansiswa yang beragam dan menghargai

perbedaan pendapat pada saat diskusi.

Pada tanggal 22 November 2018, dalam pembelajaran PAI guru

membentuk kelompokuntuk mencari permasalahan tentang lembaga

perbankan yang tergolong syari‟ah. Kemudian siswa diminta untuk

menganalisis syari‟ah tersebut secara berkelompok.

Pada tanggal 23 November 2018 dalam pembelajaran PAI guru

mendesainvpembelajaran dengan metode diskusi. Dalam kegiatan ini,

158

Observasi, 19 November 2018 159

Observasi, 22 November 2018

142

siswa diminta untukmendiskusikan soal tentang larangan riba. Dalam

pembelajaran Ekonomi islam, gurumendesain pembelajaran dengan

metode jajak pendapat berkaitan dengan caramelakukanperdagangan

dan cara meneladani sikap rasulullah.Lebih lanjut lagi, hasil analisis

dokumen Silabus dan RPP juga menunjukkan bahwa guru

mencantumkan nilai toleransi ke dalam silabus dan RPP.

Berdasarkanhasil analisis dokumen RPP pada tanggal 23 November

2108 ditemukan bahwa dalam pembelajaran PAI, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan memberi

kesempatan kepada semua siswa untukmenjawab pertanyaan. Guru

juga mengapresiasi jawaban para siswa.

Dalam pembelajaran PAI, guru memberikan kesempatan yang

sama kepadasemua siswa untuk menyampaikan pendapatnya. Guru

juga mengapresiasi siswayang memperoleh nilai tertinggi pada saat

mengerjakan tugas.Dalampembelajaran Penjasorkes, guru

mengingatkan siswa untuk menghargai temanlain yang sedang mencoba

melakukan guling depan dan guling kebelakang.Dalam pembelajaran PAI

selanjutnya, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok danmeminta siswa

untuk berdiskusi berkaitan dengan pendapat siswa tentangpersiapan

toleransi. guru berpesan kepada siswa agar setiapanggota menyumbang

ide dan menghargai pendapat teman lain. Guru jugamemberikan

apresiasi kepada siswa yang telah berani maju untuk

menyampaikanjawabannya.160

Selanjutnya, pada analisis dokumen RPP tanggal 28 November

2018 ditemukan bahwa dalam pembelajaran keterampilan, guru

membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan kemampuan

siswa. Siswa yang terampil dan kurang terampil dijadikan satu agar bisa

160

Observasi, 23 November 2018

143

saling membantu dalam membuat kerajinan makra bergantungan pot

bunga. Guru juga memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk

bertanya apabila masih ada yang belum paham dengan kerajinan

makra.Dalam pembelajaran PAI, siswa diminta untuk membentuk

kelompokdengan teman sebangkunya untuk berdiskusi tentang

organisasi yang ada dilingkungan tempat tinggalnya. Guru juga

mempersilakan siswa untukmenyampaikan hasil pekerjaannya di depan

kelas. Guru meminta siswa untukmenghargai teman yang sedang

menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas.161

Dalam pembelajaran PAI, guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaannya di depan

kelas.Selanjutnya, pada analisis dokumen RPP tanggal 28 November

2018 ditemukan bahwa dalam pembelajaran PAI, guru membiasakan

siswa untuk tidak mengganggu teman lain yang sedang mengerjakan

tugas. Guru juga memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk

menjawab pertanyaan.162

Selanjutnya, pada analisis dokumen RPP tanggal 3 Desember

2018 ditemukan bahwadalam pembelajaran PAI, guru memberikan

kesempatan kepadasemua siswa untuk membaca jadwal keberangkatan

maskapai penerbangan. Gurumembagi siswa menjadi 4 kelompok dan

meminta siswa untuk bekerja samamencari informasi jadwal

keberangkatan maskapai dan menuliskannya di bukumasing-masing.

Guru juga memberikan kesempatan kepada semua kelompokuntuk

menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas.163

Selanjutnya, pada analisis dokumen RPP tanggal 3 Dsember

2018 ditemukan bahwa dalam pembelajaran PAI, guru membagi siswa

161

Observasi, 28 November 2018 162

Observasi 28 November 2018 163

Observasi 3 Desember 2018

144

menjadi 4 kelompok dan meminta siswa untuk bekerja sama mencari

bebatuan di lingkungan sekolah yangditumbuhi oleh lumut. Guru

meminta siswa untuk mengidentifikasi lumut secaraberkelompok dan

melaporkannya di depan kelas. Guru juga memberikan kesempatan

kepada semua siswa untuk mengajukan pertanyaan apabila ada halyang

belum diketahuinya. Dalam pembelajaran PAI, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan jawabannya. Dalam

pembelajaranPAI, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dan

meminta setiapkelompok untuk membaca ayat a-lquran. Guru

jugameminta siswa untuk berdiskusi tentang cara menuliskan al-quran

yang benar. Guru memberikan kesempatan yang samakepada semua

kelompok untuk menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas.164

Dalam pembelajaran PAI, guru memberikan kesempatan kepada

semua siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya

berkaitan dengan pembuatan Asmaul husna, pada analisis dokumen

RPP tanggal 8 januari ditemukan bahwadalam pembelajaran PAI, guru

membagi siswa menjadi 4 kelompok danmeminta siswa untuk

mengerjakan soal berkaitan dengan materi sebelumnya.

Gurumemberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk

menyampaikanjawabannya masing-masing. Guru menampung jawaban

siswa danmenghargai perbedaan pendapat yang ada di antara mereka.

Guru menmberikansoal berkaian dengan cara siswa mengingat nama-

nama Allah SWT yang baik.165

Dalam pembelajaran PAI, guru memberikan kesempatan kepada

siswauntuk menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya. Guru meminta

siswa untukmenuliskan berdasarkan firman Allah SWT sesuai dengan

yang ada di buku. Setelah itu, gurumengajak siswa untuk

164

Observasi, 3 Desember 2018 165

Observasi , 3 Desember 2018

145

bermusyawarah menentukan siswa yang maju membacakanhasil

tulisannya.166

Berdasarkan cross check antara hasil wawancara dengan hasil

observasi dancross check antara hasil wawancara dengan hasil analisis

dokumen, diketahuibahwa guru mengintegrasikan penanaman sikap

toleransi ke dalam matapelajaran. Hal tersebut dilakukan dengan cara

mencantumkan nilai toleransi kedalam silabus dan RPP. Selain itu, guru

mengembangkan pembelajaran yangmemungkinkan siswa untuk

menginternalisasi sikap toleransi ke dalam dirinya.dalam kegiatan

pembelajaran, guru mendesain pembelajaran dengan metodediskusi

untuk membiasakan siswa bersikap menghargai orang lain. selain

itu,dalam kegiatan pembelajaran guru juga memberikan kesempatan

kepada siswauntuk menyampaikan pendapat atau bertanya apabila ada

materi yang belumdipahami.167

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

kepala sekolahdan guru memiliki peran yang penting dalam upaya

menanamkan sikap toleransikepada para siswa. Upaya-upaya yang

dilakukan oleh kepalasekolah dan guruantaralain adalah melalui

kebijakan sekolah, kegiatan rutin, kegiatan spontan,keteladanan,

pengkondisian, membantu siswa melihat persamaan,mengintegrasikan

dalam mata pelajaran, dan membantu siswa melihat perbedaansejak

dini. Selain itu, penanaman sikap toleransi juga dilakukan dengan

caramengintegrasikan ke dalam mata pelajaran. Dalam kebijakan

sekolah, pihaksekolah merumuskan visi, misi, tujuan, dan peraturan

sekolah yang berkaitan dengan sikap toleransi. Selanjutnya, melalui

kegiatan rutin, siswa dibiasakan untuk bersalaman dengan bapak/ibu

guru ketika beliau datang ke sekolah danpada saat bertemu di

166

Observasi, 3 Desember 2018 167

Observasi, 4 Desember 2018

146

lingkungan sekolah. Guru juga membiasakan siswa untuk bekerja sama

melaksanakan piket harian sebelum pulang sekolah. Selanjutnya,dalam

kegiatan spontan guru melakukan peneguran kepada siswa yang

bersikaptidak toleran. Hal ini merupakan salah satu bentuk peringatan

agar siswa tidak mengulangi perbuatannya.

Selanjutnya, dalam kegiatan keteladanan kepala sekolah

menunjukkan sikaphidup rukun dengan sesama guru dan karyawan

dalam kehidupan sehari-hari.Selain itu, guru juga memberikan teladan

sikap toleransi kepada para siswa dalamkegiatan pembelajaran. Hal itu

dilakukan dengan menghargai kemampuan siswa,memberikan

kesempatan yang sama kepada semua siswa dalam belajar, dan

jugamenghargai prestasi yang dicapai oleh siswa. selanjutnya, dalam

pengkondisianguru memasang poster dan slogan yang berkaitan dengan

sikap toleransi gunamembiasakan siswa untuk bersikap toleransi dalam

kehidupan sehari-hari. Selainitu, pengkondisian juga dilakukan saat

pembelajaran dengan cara membentuksiswa menjadi beberapa

kelompok yang tidak permanen. Hal ini dilakukan agarsiswa terbiasa

berbaur dengan teman-teman yang memiliki kepribadian yang beragam.

Selanjutnya, dalam membantu siswa melihat persamaan, guru

mengajaksiswa untuk menemukan persamaan makna pendapat apabila

terdapat perbedaanpendapat diantara para siswa. kemudian, dalam

melatih siswa melihat perbedaansejak dini, guru memberikan pengertian

kepada siswa bahwa setiap orangmemiliki sikap toleran yang berbeda

dan meminta siswa untuk menghargai perbedaanpendapat pada saat

pembelajaran. Selanjutnya dalam mengintegrasikan dalammata

pelajaran, guru mendesain kegiatan pembelajaran yang

memungkinkansiswa menginternalisasikan sikap toleransi ke dalam

dirinya. Hal itu diwujudkandengan kegiatan diskusi, jajak pendapat, dan

147

kerja sama dalam kegiatanpembelajaran. Untuk benar-benar

menginternalisasikan sikap toleransi ke dalamdiri siswa dibutuhkan kerja

sama antar pihak sekolah agar selalu memantauperkembangan para

siswa ketika di sekolah.

b. Sikap Kehidupan di Lingkungan Luar Sekolah

Berdasarkan halalamsebelumnya , sikap (attitude) adalah

perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih

bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya.

Komponen-komponen sikap adalah pengetahuan, perasaan, dan

kecenderungan untuk bertindak. Dalam pengertian yang lain, sikap adalah

kecondongan evaluatif terhadap suatu objek atau subjek yang memiliki

konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadap-hadapan dengan

objek sikap. Sikap yang terdapat pada diri individu akan memberi warna

atau corak tingkah laku ataupun perbuatan individu yang

bersangkutan.Dengan memahami atau mengetahui sikap individu,

dapat diperkirakan respons ataupun perilaku yang akan diambil oleh

individu yang bersangkutan.

Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi Al-Qur‟an, Aqidah,

Akhlak, Fiqih serta Tarikh dan kebudayaan Islam, pendidikan agama

Islam lebih menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian

antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia

sesama manusia, hubunganmanusia dengan diri sendiri dan hubungan

manusia dengan alam sekitarnya.99

Peranan pendidikan dalam membentuk karakter individu ini

seharusnya disadari dengan baik oleh para pemegang kepentingan

pendidikan di negeri ini. Pendidikan seharusnya tidak hanya

menitikberatkan pada penguasaan aspek kognitif saja namun juga harus

menitikberatkan pada aspek sikapdan perilaku siswa (afektif). Pemerintah

148

melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebenarnya sudah

membagi tiga ranah pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa yaitu

ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Namun kenyataannya bahwa guru

sebagai ujung tombak di lapangan masih terfokus hanya pada aspek

kognitif saja. Kenyataan tersebut tentu tidak sesuai dengan yang

diharapkan oleh pemerintah.

Namun hal ini tentu tidak dapat disalahkan begitu saja mengingat

sistem evaluasi pendidikan di negeri ini (Ujian Nasional) yang dijadikan

sebagai tolok ukur keberhasilan pendidikan ternyata juga hanya

mengukur aspek kognitif saja. Aspek afektif yang menekankan perubahan

sikap dan perilaku siswa ternyata masih belum dilakukan penilaian yang

seharusnya juga ikut menentukan kelulusan siswa dari satu jenjang

pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal inilah yang

menyebabkanguru tidak memberikan perhatian lebih kepada aspek afektif

tersebut.

Guru sebagai ujung tombak pendidikan di lapangan seharusnya

juga menyadari tentang tugas dan kewajibannya sebagai pengajar dan

pendidik. Mungkin masih banyak guru di lapangan yang tidak bisa

membedakan definisi antara mengajar dan mendidik. Guru sebagai

pengajar berkewajiban untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa. Sementara guru sebagai

pendidik lebih menekankan kewajiban sosial dan moral seorang guru

dalam membentuk dan mengawasi sikap dan tingkah laku siswa. Selama

ini guru hanya menitikberatkan tugas dan kewajibannya sebagai seorang

pengajar saja. Hal ini tidak diimbangi dengan pembekalan nilai-nilai luhur

kepribadian bangsa yang harus tercermin dalam sikap dan tingkah laku

siswa sehari-hari.

149

Berdasarkan temuan penelitian yang telah dikemukakan pada Bab

II dan III dapat diketahui bahwa implementasi pembelajaran Pendidikan

Agama Islam untuk meningkatkan perilaku toleransi diSMK Budi Luhur

Kab. Tebo telah berjalan dengan baik, walaupun dalam pelaksanaannya

sangatlah berbeda pada sekolah , hal ini dikarenakan adanya latar

belakang dari siswa. Karena siswa SMK Budi Luhur Kab. Tebo itu

dilingkungan sehari-hari mereka mengadopsi ajaran dan menganut

lembaga sosial yakni; NU dan Muhammadiyah,yang mereka terima di luar

lingkungan sekolah.

Para siswa pun juga telah memiliki sikap dan perilaku dalam

bertoleransi intra-agama, hal ini dapat terlihat ketika mereka menerima

dengan baik ketika ada teman yang memiliki tatacara beribadah yang

berbeda, siswa juga tetap bersikap baik kepada tetangga yang memiliki

keyakinan berbeda, asalkan tidak bertentangan dengan agama Islam.100

Dengan melihat penjelasan diatas maka dapat dipahami bahwa dari segi

pembelajarannya mempunyai perbedaan, perbedaannya terletak

penggunaan kurikulum dari kedua sekolah tersebut, apabila di SMK Budi

Luhur Kab. Tebo sudah sepenuhnya menggunakan kurikulum 2013

secara penuh. Maka berbeda halnya dengan yang ada di SMK Budi Luhur

Kab. Tebo masih mengaitkannya dengan kurikulum terdahulu, yaitu

kurikulum KTSP. Yang dalam hal ini terlihat di dalam penggunaan buku

ajarnya yang masih berpedoman menggunakan kurikulum yang lama.

Tinjauan terhadap proses pembelajaran PAI di SMK Budi Luhur

Kab. Tebo mata pelajaran pendidikan agama Islam diajarkan secara

terpadu, yang setiap mapelnya masing-masing diampu oleh satu

guru.Salah satu guru dengan tegas menyampaikan penuturannya akan

sikap siswa setelah proses pembelajaran. Berikut penuturannya,“mereka

saling menghargai, mereka tidak pernah mempermasalahkan kalau

150

mereka satu kelompokdengan berbeda agama, tidak pernahdan mereka

saling berbaur, berbicara, bermain bersama teman yang beda

agama168Tinjauan observasi dilapangan terlihat Siswa siswi tampak

duduk dan makan bersama ketika istirahat tiba.Gambar tersebut

mencerminkan akankerukunan antar siswa.169

Pada pelaksanaan aktivitas sehari-hari disekolah tersebut tidak ada

perlakuan khusus atau membeda-bedakan kepada para siswa dari para

gurunya. Semua akan diperlakukan sama, walaupun ketika siswa tersebut

memiliki latarbelakang organisasi atau aliran yang berbeda. Begitu juga

dalam hal tata cara ibadah sehari-hari. Setiap sekolah mempunyai ciri

khas tersendiri didalam mengajarkan pendidikan agama Islam kepada

para siswanya. Jika di SMKBudi Luhur Kec. Rimbo Ilir Kab. Tebo

menggunakan aturan yang ada di lembaga mengikuti aturan dari

Pendidikan Dasar dan Menengah dari yang mempunyai ciri khsusus

mata pelajaran Dari penjelasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan

bahwasanya dalam meningkatkan toleransi intra agama kepada siswa

baik itu di SMK Budi Luhur Kec. Rimbo Ilir Kab. Tebo sudah terlihat

adanya perilaku toleransi intra-agama, walaupun toleransi tersebut masih

mengarah kepada toleransi negatif atau toleransi pasif. Hal ini nampak

dalam sikap dan perilaku siswa untuk membiarkan atau tidak

mengganggu terhadap siswa dengan paham yang berbeda dengannya.

C. Analisis Hasil Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana strategi pembelajaran pendidikan

agama Islam dalam mengembangkan toleransi beragama di Sekolah

Menengah Kejuruan Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir KabupatenTebo,

168

Observasi, 6 Desember 2018 169

Observasi, 6 Desember 2018

151

dari data-data yang telah dapat dianalisis sesuai dengan indikator-

indikator dan interpresentasi data yang telah ditetapkan dalam

pembahasan sebelumnya.

1. Penerapan strategi pembelajaran PAI dalam mengembangkan

Toleransi Beragama siswa di SMK Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir

Kabupaten Tebo.

Strategi pembelajaran pendidikan agama islam dalam

mengembangkan toleransi beragama siswa SMK Budi Luhur, bahwa

dalam proses pembelajaran, guru PAI sudah menggunakan strategi

pembelajaran efektif yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sebab

berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dengan pihak sekolah

(Kepala sekolah, guru, Wakil kepala sekolah bagian Kurikulum ) serta

beberapa siswa. Dalam proses pembelajaran PAI dalam membentuk

sikap toleransi yang baik di SMK Budi Luhur Kec. Rimbo Ilir Kab. Tebo

telah ditopang olehKurikulum 2013 yang lebih menekankan nilai-nilai

sikap. Maka proses pembelajaran PAI yang dilaksanakan lebih

menekankan kegiatan internalisasi atau penghayatan dan pembentukan

tingkah laku yang bersumber dari nilai-nilai agama yang terdapat pada

setiap materi ajar. Melalui proses pembelajaran ini guru dapat

mengintegrasikan sikap toleransi dalam setiap proses pembelajaran yang

dirancang (scenario pembelajaran) dengan memilih metode, model,

teknik, dan strategi yang cocok untuk mengembangkan sikap toleransi

peserta didik. Sebagaimana diketahui strategi pembelajaran efektif

merupakan pola-pola umum kegiatan guru siswa dalam perwujudan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi sebagai tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan, ditandainya dengan adanya

perubahan yang pengaruh, makna dan manfaat dalam kegiatan

pembelajaran.

152

Analisis terhadap pernyataan ini, sebagaimana tujuan, Dengan

pernyataan di atas, dapat diasumsikan bahwa pelaksanaan pembelajaran

pendidikan Agama Islam di SMK Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir

Kabupaten Tebo, telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan Pendidikan

Agama Islam yakni; untuk mewujudkan keunggulan potensi spiritual,

untuk mewujudkan keunggulan potensial intelektual, untuk mewujudkan

keunggulan potensi amal, untuk mewujudkan keunggulan potensi

keterampilan dan untuk mewujudkan keunggulan potensi akhlak.

Berdasarkan hasil oberservasi di lapangan, terlihat suasana pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMK Budi Luhur Kab.Tebo berjalan baik dan

kondusif dan terlihat motivasi para siswa mengikuti proses pembelajaran

dengan baik, dimana dalam proses tersebut dilaksanakan sebagai berikut:

a.) Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

adanya teknik dan strategi pembelajaraan dilaksanakan yakni;

pembelajaran berpusat pada guru dan pembelajaran berpusat kepada

siswa, serta varian lain yakni perpaduan atau kombinasi antara keduanya.

Sebagaimana penjelasan dan hasil penelitian pada halaman sebelumnya

dalam proses pembelajaran Agama Islam dalam mengembangkan sikap

toleransi beragama. Menurut literature bahwa dalam melakukan

perencanaan pembelajaran sebagai berikut;

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesikasi dan kualifikasi

perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana

diharapkan.

2. Memilih system pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi

dan pandangan hidup masyarakat.

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar

mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat

153

dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan

mengajarnya.

4. Menetapkan norma-naorma dan batas-batas minimal keberhasilan

atau criteria serta standar keberhasilan sehingg dapat dijadikan

pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil belajar mengajar

selanjutnya.

b) Pengorgnisasian dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Langkah selanjutnya dalam proses pembelajaran, melakukan

pengorganisasiasn proses pembelajaran. Dalam halaman sebelumnya

tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap pengembangan

sikap teoleransi beragama, yang dilakukan oleh guru dengan memilih

beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan sikap toleransi beragama

dan melakukan formulasi dalam proses pembelajaran dengan sistematis

proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tujuan

pembelajaran untuk meningkatkan sikap tolerasi beragama antar siswa.

Pada pengorginasasian Pendidikan Agama,setidaknya indikator yang

harus ada dan dikembangkan yakni; memilih, memutuskan,

memformulasikan, membandingkan, membuat sistematisas.

c) Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu

pelajaran yang sanggat urgen bagi siswa SMK Budi Luhur Kecamatan

Rimbo Ilir Kabupaten Tebo,meningkatkan proses pembelajaran

pendidikan agama islamadalah sebagai upaya memberikan pemahaman

kepada siswa tetang sumber pokok ajaran Islam.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa, pada tabel

4.9 yang memuat frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas menunjukkan bahwa

sebagian besar siswa 90% menyatakan selalu hadir mengikuti kegiatan

154

belajar mengajar Sejarah Kebudayaan Islam. Siswa yang kadang-kadang

hadir hanya sebagian kecil yaitu 10%. Sedangkan yang menyatakan tidak

pernah hadir tidak ada.

B. Penanaman sikap toleransi beragama dalam pendidikan agama Islam

di SMK Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo.

Pengamatan di lapangan bahwa sejumlah guru Pendidikan Agama

Islam dalam membentuk disiplin siswa dalam belajar dimana guru terlihat

selalu melaksanakan shalat Zuhur di musholla sekolah dilingkungan

sekolah tersebut bersama siswa, dan guru juga menganjurkan siswa yang

jarang terlihat shalat untuk melakukan shalat Zuhur bersama dalam

jamaah shalat, dan anjuran ini dilakukan saat kegiatan pembelajaran

sebelumnya dilakukan.

Keteladanan dalam pendidikan merupakan pembiasaan yang

cukup diyakini keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membimbing

anak untuk bertanggungjawab dengan ilmu yang mereka miliki. Ini

merupakan wujud disiplin yang tinggi, dimana siswa menyadari

bagaimana hakekat mereka sebagai makhluk Allah yang harus

bertanggungjawab atas segala kegiatan yang dilakukannya, termasuk

disiplin atau tepat waktu dalam beribadah, selain itu jika menghormati dan

menghargai serta berinterkasi dengan teman sejawat dengan baik dan

sopan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis, maka dapat

diambil suatu pemahaman bahwa perkataan dan perbuatan merupakan

salah satu masalah yang berpengaruh terhadap perkembangan sikap

siswa. Dengan demikian, pendidik haruslah orang yang

bertanggungjawab memberikan pertolongan pada anak didik dalam

perkembangan jasmani dan rohaninya, untuk mencapai tingkat

kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat

155

kedewasaannya, mampu memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah dan

Khalifah Allah SWT, makhluk social dan sebagai makhluk hidup yang

mandiri.

C. Penerapan yang berorientasi pada penanaman sikap beragama pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK Budi Luhur

Kabupaten Tebo,

SMK Budi Luhur Kabupaten Tebo memiliki harapan yang besar

untuk menuntaskan tujuan pendidikan dan pembelajaran yang lebih

berhasil dibandingkan dengan penerapan kurikulum sebelumnya. Salah

satu hasil yang diharapkan adalah terbentuk disiplin diri pada siswa

melalui metode keteladanan.

Setiap hari dalam seminggu siswa yang mengulang pelajaran

pendidikan agama islam dirumah yaitu 29% termasuk kategori rendah.

Siswa yang menyatakan dua sampai tiga kali seminggu mengulangi

pelajaran pendidikan agama islam dirumah yaitu 37% termasuk kategori

sedang, siswa yang menyatakan mengulangi satu kali dalam seminggu

dirumah yaitu 26% kategori rendah, sementara siswa yang tidak

mengulangi dirumah ada 8% termasuk kategori rendah sekali.

Berdasarkan data pengamatan langsung dan hasil wawancara

tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata sikap siswa yang kurang

menghargai perbedaan keyakinan hanya sebagian persen, didukung

dengan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan

oleh guru pendidikan agama islam dirumah, diketahui sebagian besar

termasuk kategori tinggi yakni 59% siswa menyatakan selalu

melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru disekolah atau

dirumah, termasuk kategori tinggi yang menyatakan kadang-kadang

melaksanakan tugas-tugas yang diberikan guru pendidikan agama islam

156

disekolah atau di rumah 34%. Sementara yang mengatakan tidak pernah

melaksanakan atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru mata

pelajaran pendidikan agama islam di sekolah atau dirumah 7%.

Berdasarkan persentasi siswa yang mengerjakan tugas-tugas pelajaran

pendidikan agama islam dirumah menunjukkan siswa yang senang

terhadap pembelajaran pendidikan agama islam.

Menurut hasil wawancara dengan guru mata pelajaran pendidikan

agama islam diperoleh tentang hasil presentasi belajar siswa pada

pelajaran pendidikan agama islam sebagian besar memperoleh nilai yang

cukup, hanya sebagian kecil yang belum bisa memeperoleh nilai baik.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa

siswa Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir

Kabupaten tebo dalam frekuensi kehadirannya mereka selalu hadir 90%,

perhatian siswa dapat dilihat dari mereka selalu mencatat yaitu 81%,

dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru mata pelajaran

sejarah kebudayaan islam di rumah yaitu 59% selalu mengerjakan, dari

segi mengulangi pelajaran sejarah kebudayaan islam di rumah dalam 1

minggu yaitu 29% dalam setiap hari dalam seminggu.

Berdasarkan data-data tersebut dan presentase yang telah

diperoleh setiap indikator-indikator yaitu dari empat indikator yang

diperoleh rata-rata 65% hal ini termasuk dalam kategori tinggi. Dengan

demikian minat siswa terhadap pembelajaran pendidikan agama islam di

Sekolah Menengah Kejuruan Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir

Kabupaten Tebo dikategorikan tinggi.

Beranggapan dari perasaan penting tidaknya mempelajari mata

pelajaran pendidikan agama islam sehingga mereka dituntut untuk

memperhatikan atau mencatat pelajaran yang diberikan guru di

kelas.Melihat dari data diatas maka dapat dikatakan bahwa presepsi

157

siswa terhadap strategipembelajaran pendidikan agama Islamdapat

menunjang dan mempengaruhi minat terhadap pembelajaran pendidikan

agama slam. Sikap ini penanaman sikap toleransi dapat dilihat sikap yang

implementasi dalam kehidupan sehari-hari, dikarenakan komponen dalam

pelaksaan tersebut meliputi;

1. Latar belakang pendidikan guru

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, dengan

pembelajaran pendidikan agama Islam dapat diketahui bahwa latar

belakang pendidikan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam sudah

memadai, hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan guru yang sudah

mencapai perguruan tinggi dan sudah sertifikasi.

2. Penggunaan strategi pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan

agama islam

Alat/sarana yang menunjang pembelajaran pendidikan agama

islam cukup tersedia, buku paket,Infocus, laptop, poster, dan internet

seperti pasilitas Wifi.Sedangkan untuk mengetahui semangat siswa dalam

mengikuti pembelajaran pendidikan agama islam dengan

menggunakanstrategi pembelajaran, dapat di lihat pada tabel 4. yang

memuat tentang semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran

pendidikan agama islam dengan menggunakan strategi pembelajaran,

yang terlihat bahwa ada 61 orang (87%) dan ini sangat tingggi sekali

Semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan agama islam

dengan menggunakan strategipembelajaran.

3. Penguasaan materi dan strategi yang digunakan guru dalam proses

belajar mengajar

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan guru

mata pelajaran pendidikan agama islam diketahui bahwa guru tersebut

158

menguasai materi yang diajarkan.Strategi yang digunakan dalam proses

belajar mengajar adalah strategi pembelajaran afektif melalui metode

keteladanan, sebagaimana diketahui metode keteladan merupakan salah-

satu metode-metode yang didasarkan dari ayat-ayat al qur‟an dan hadist

.metode ini sangat menyentuh perasaan, mendidik jiwa dan

membangkitkan semangat peserta didik. Hal ini sebagaimana yang

dikemukakan Abdurrahman An-nahrawi, metode yang menonjol dalam

pendidikan islam meliputi; metode hiwar (percakapan) qur‟an, metode

kisah al-qur‟an dan nabawi, metode amsal (perumpamaan) qur‟an,

metode member teladan, metode pembiasaan diri dan pengamalan,

metode „ibrah dan metode mau‟idhah (peringatan), serta metode targhib

dan tarkib.

Sedangkan mengerti atau tidaknya pembelajaran pendidikan

agamaislam berdasarkan metode yang digunakan dalam proses belajar

mengajar dapat dilihat pada tabel 4. yaitu; siswa yang menyatakan

mengerti 64% termasuk kategori tinggi. Siswa yang menyatakan kurang

mengerti yaitu 22% termasuk kategori rendah sekali. Siswa yang

menyatakan tidak mengerti sama sekali 13%, ini dapat dikatakan bahwa

metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar mempengaruhi

minat terhadap pembelajaran pendidikan agama Islam, dimana faktor-

faktor yang mempengaruhi; Lingkungan siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari segi tenang tidaknya

lingkungan keluarga siswa untuk belajar dirumah dapat dilihat bahwa

tenang tidaknya lingkungan keluarga siswa, berdasarkanpresentase

tertinggi adalah siswa yang menyatakan selalu tenang yaitu 81%

termasuk kategori tinggi sekali, siswa yang menyatakan selalu kurang

tenang yaitu 18% termasuk kategori rendah sekali dan siswa yang

menyatakan tidak pernah tenang tidak ditemukan.

159

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan

strategi pembelajaran afektif melalui metode keteladanan terutama

dilingkungan sekolah dan lingkungan keluarga, maka peserta didik

dengan mudah mengaplikasikan sikap toleransi antar peserta didik

lainnya dalam mengikuti pembelajaran pendidikan agama islam. Dengan

demikian maka tidak sulit bagi setiap orang untuk dapat menumbuhkan

rasa toleransi dan saling menghargai antar sesama.

160

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap Strategi Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Dalam Mengembangkan Toleransi Beragama

Siswa di Budi Luhur Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo.dapat di

simpulkan sebagai berikut;

Pertama, Penerapan strategi pembelajaran PAI dalam

mengembangkan Toleransi Beragama gurusiswa di SMK Budi Luhur

Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo dengan menggunakan strategi

pembelajaran afektif melalui pendekatan keteladanan yang meliputi;

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Pengorganisasian

dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Adapun strategi pembelajaran yang diterapkan

guru yakni; dengan menggunakan strategi pembelajaran efektif.

Kedua, Penanaman sikap toleransi beragama dalam pendidikan

agama Islam di SMK Budi Luhur Kabupaten Tebo; Pada dasarnya kepala

sekolah dan guru memiliki peran yang penting dalam upaya menanamkan

sikap toleransi kepada para siswa. Upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala

sekolah dan guru antara lain adalah melalui kebijakan sekolah, kegiatan rutin,

kegiatan spontan,keteladanan, pengkondisian, membantu siswa melihat

persamaan,mengintegrasikan dalam mata pelajaran, dan membantu siswa

untuk tidak melihat perbedaan sejak dini. Selain itu, penanaman sikap

toleransi juga dilakukan dengan cara mengintegrasikan ke dalam mata

pelajaran. Dalam kebijakan sekolah, pihak sekolah merumuskan visi, misi,

tujuan, dan peraturan sekolah yang berkaitan dengan sikap toleransi.

Selanjutnya, melalui kegiatan rutin, siswa dibiasakan untuk bersalaman

161

dengan bapak/ibu guru ketika mereka datang ke sekolah danpada saat

bertemu di lingkungan sekolah. Guru juga membiasakan siswa untuk bekerja

sama melaksanakan piket harian sebelum pulang sekolah.

Selanjutnya,dalam kegiatan spontan guru melakukan peneguran kepada

siswa yang bersikap tidak toleran. Hal ini merupakan salah satu bentuk

peringatan agar siswa tidak mengulangi perbuatannya.

Ketiga, Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat ditinjau dengan

hasil yang dilihat dari perubahan pengetahuan dan sikap yang

diimplementasikan dalam kegiatan proses pembelajaran dalam kehidupan

sehari-hari di sekolah maupun diluar sekolah.

B. Implikasi

Permasalahan yang ditemukan di SMK Budi Luhur Kabupaten Tebo

merupakan suatu permasalahan yang cukup kompleks. Karena strategi

pembelajaran yang digunakan sangat mempengaruhi usaha untuk

meningkatkan toleransi beragama dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

Dalam proses belajar mengajar guru harus melakukan strategi-

strategi, agar pembelajaran tidak membosankan. Terutama pada mata

pelajaran pendidikan agama islam, dalam rangka meningkatkan toleransi

beragama siswa, strategi yang perlu di lakukan yaitu strategi pembelajaran

afektif, jika guru tidak menggunakkan strategi pembelajaran afektifs iswa

akan bosan dalam belajar, jika siswa bosan maka siswa akan malas

mengikuti pembelajaran pendidikan agama islam dan minat siswa akan

menurun, jika minatnya turun maka akan mempengaruhi prestasi siswa.

Dalam hai ini penulis menemukan faktor yang mempengaruhi minat

siswa dalam belajar, selain dari guru harus menguasai materi ajar guru juga

dalam mengajar harus kreatif baik dalam menggunakan metode dan strategi,

namun strategi juga dapat mempengaruhi minat siswa dalam mengikuti

162

pelajaran, jika tidak menggunakan strategi maka daya tarik siswa untuk

belajar itu kurang, dan media pembelajaran juga sangat membantu guru

untuk memperjelas isi materi pelajaran dan siswa bisa dengan mudah untuk

memahami materi yang di ajarkan.

Namun dalam penerapan strategi pembelajaran afektif terdapat

beberapa kendala, yaitu keterbatasan sarana dan prasarana yang

mendukung dalam pemanfaatan media pembelajaran, Kurangnya waktu bagi

guru dalam mempersiapkan dan menyusun strategi pembelajaran, dan

pemanfaatan media yang bersamaan dengan guru lain. Hal ini harus segera

ditangani agar nantinya tidak berdampak buruk terhadap strategi

pembelajaran yang di terapkan oleh guru pendidikan agama islam dan dapat

meningkatkan toleransi beragama dalam mata pelajaran pendidikan agama

islam.

C. Rekomendasi

1. Sekolah adalah suatu sistem dimana unsur-unsurnya saling berinteraksi

satu sama lain dan saling bekerjasama dalam mencapai tujuan. Salah

satu unsur sekolah adalah Kepala Sekolah, peran, tugas pokok dan fungsi

kepala sekolah antara lain adalah melaksanakan supervisi dalam

pembelajaran. Terkait dengan penelitian ini diharapkan Kepala Sekolah

sering melakukan supervisi pada saat pembelajaran berlangsung. Hal

tersebut dimaksudkan di samping untuk lebih mengakrabkan kepada para

siswa, secara psikologis juga akan memberikan dampak yang positif

terhadap tanggung jawab guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Sehingga kondisi yang dilaporkan dalam penelitian

tersebut dapat terhindari jika Kepala Sekolah dengan rutin melaksanakan

tupoksinya dengan baik.

2. Guru pendidikan agama islam di SMK Budi Luhur kabupaten Tebo dalam

melakukan proses belajar mengajar hendaknya lebih kreatif lagi dalam

163

membuat dan menyusun strategi pembelajaran yang beragam, yang

dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga mereka aktif

dalam belajar.

3. Guru pendidikan agama islam bisa membuat drama dari cerita yang ada

di materi dan di perankan oleh siswa agar makna dari isi materi tersebut

melekat pada siswa.

4. Guru pendidikan agama islamharus senantiasa menanamkan sikap

toleransi beragama siswa dengan menyusun strategi pembelajaran dan

metode pembelajaran yang beragam agar pembelajaran lebih menarik

lagi.

5. Guru pendidikan agama islam di SMK Budi Luhur kabupatenTebo harus

bisa membuat strategi pembelajaran sebaik mungkin walaupun masih

terbatas sarana,dan guru harus lebih kreatif lagi dalam menyusun strategi

pembelajaran agar proses belajar mengajar yang di harapkan bisa

tercapai dengan optimal.

6. Kepala sekolah di SMK Budi kabupaten tebo harus berusaha semaksimal

mungkin untuk memenuhi kekurangan-kerungan sarana prasarana yang

di butuhkan oleh guru dalam proses belajar mengajar, agar guru bisa

dengan mudah menerapkan Strategi pembelajaran pendidikan agama

islam dalam meningkatkan toleransi beragama siswa sekolah menengah

kejuruan budi luhur kabupaten tebo.

D. Saran-saran

Ada beberapa saran yang ingin peneliti berikan berdasarkan hasil dan

pembahasan penelitian berkaitan dengan Penanaman Sikap Toleransi

beragamadi SMK Budi Luhur . Beberapa saran yang dimaksud adalah

sebagai berikut;

1. Bagi Kepala sekolah di Sekolah, diharapkan senantiasa meningkatkan

pengawasan terhadap guru-guru yang ada di SMK Budi Luhur

164

Kabupaten Tebo,agar dapat mempertahankan dan meningkatkan

pemberian contoh sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari di

sekolah.

2. Bagi Guru, Selalu berusaha mempertahankan dan meningkatkan

keteladanan sikap toleransi kepada para siswa dan selalu

membudayakan siswa untuk bersikap toleransi dalam kehidupan

sehari-hari di sekolah.

3. Bagi Siswa, Hendaknya senantiasa meningkatkan dan

membudayakan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari di

sekolah, dan saling mengingatkan antar siswa apabila dalam

kehidupan sehari-hari menemukan kejadian yang intoleran.

E. Kata Penutup

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat, taufiq serta hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan tesis ini.

Ungkapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang

telah membantu terselesaikannya tesis ini. Penulis berharap, semoga karya

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi penulis sendiri. Tidak lupa

penulis mohon maaf, apabila dalam penyusunan kalimat maupun bahasanya

masih dijumpai banyak kekeliruan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang konstruktif guna perbaikan di masa mendatang.

Selanjutnya penulis juga memohon maaf andai ada pihak yang

merasa kurang berkenan dengan hasil penelitian karena terkait dengan

deskripsi keadaan lembaga pendidikan yang diteliti, khususnya kepada pihak

SMK Budi Luhur Kabupaten tebo. Inilah hasil penelitian yang penulis

tuangkan apa adanya, karena berdasarkan kondisi ril di lapangan.

Mudah-mudahan apa yang penulis buat ini mendapat ridha dari Allah

yang Maha Murah. Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-

165

orang yang beruntung di akhir nanti. Semoga tesis ini bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, serta

orang tua dan guru semoga menambah pengetahuan dalam mendidik anak.

Amiin ya rabbal alamiin.

166

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Al-Qur‟an dan Terjemah, Jakarta: Departemen Agama RI

_______. Panduan Penulisan Tesis dan Disertasi

_______. Undang-undang dan Peraturan Pemerintahan RI tentang Pendidikan, Jakarta, 2006.

Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural Di Pesantren ; Telaah Terhadap Kurikulum Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011

Arend, Richard l, Learning To teach/Belajar untuk Mengajar, terjemahan Helly Prajitno Soetjipto, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 2013.

Blum, Lawrence A, “Anti Rasismen, Multikulturalisme dan Komunitas antar Ras; Tiga Nilai yang Bersifat Mendidik Bagi sebuah Masyarakat Multikultural “ dalam Lary May, Etika Terapan I Sebuah Pendekatan Multikultural, edisi Terj. Sinta Carolina, dkk., Yokyakarta; Tiara Wacana 2001

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010

David A. Jacobsen, dkk. Methods For Teaching (Promoting Student Learning in K-12 Classrooms) Pearson Education, Inc Publishing as Allyn & Bacon, One Lake Street Upper Saddle River, New Jersey, USA, 2009

Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Dokumentasi Sekolah Menangah Kejuruan Budi Luhur Kec. Rimbo Ili Kab. Tebo Tahun 2018.

Deni Damayanti, Panduan Penyusunan Proposal Skripsi Tesis dan Disertasi, Yogyakarta: Araska, 2013.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010

Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali Pers,2013 Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta: Gaung Persada, 2009

167

Damayanti. Panduan Lengkap Menyusun Proposal Skripsi Tesis Disertasi untuk Semua Program Studi. Yogyakarta: Araska. 2013.

Deni Darmawan. Inovasi Pendidikan Pendekatan PraktikTeknologi Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2012.

Dimyati, Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2013.

Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 2015.

Emzir, Metodologi penelitian Pendidikan (Kuantitatif & Kualitatif), Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta: Gaung Persada, 2009

Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran (Berbasis Pencapain Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran Untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013) Jakarta: Prestasi Pustaka. 2013

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada Prees, 2008.

Iskandar, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Referensi, 2012

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: RaSAIL Media Group, 2008

Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.

Meity Taqdir Qodratilah, dkk., Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011.

Martinis Yamin dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran, Jakarta: GP Press, 2009

Martinis Yamin, Strategi dan Metode Dalam Model Pembelajaran, Jakarta : Referensi , GP Press Group, 2013

Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Konstruktivistik, Jakarta: Referensi, 2012

168

Made Pidarta. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. 2009.

Mansur Muslich. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara.2007

Martinis Yamin. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Referensi. 2013.

____________. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Referensi. 2013.

Martinis Yamin, dan Maisah, Orientasi Baru Ilmu Pendidikan, Jakarta : Referensi, 2012

Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Referensi, 2013

Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2008

Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada Prees, 2013

Martinis Yamin dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran, Jakarta: GP Press, 2009

Martinis Yamin, Strategi dan Metode Dalam Model Pembelajaran, Jakarta : Referensi , GP Press Group, 2013

Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Konstruktivistik, Jakarta: Referensi, 2012

Mustaqim. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiya IAIN Walisongo Semarang. 2001.

Made wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2009

Nana Syaodih Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007.

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Ramayulis. Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Kalam Mulia. 2015.

169

_________, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta:Kalam Mulia. 2014

Rusdiana. Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2014

Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengaja, rJakarta: Rineka Cipta, 2006 .

Sudarwan Danim. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cet. 9. Bandung: Alfabeta. 2009

_________. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta, 2014.

_________, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014.

_________, Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja Rosadakarya. 2012.

Wina Sanjaya. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2013.

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010

Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif,Bandung: Remaja Rosdakarya. 2013

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana: 2008

Yatim Riyanto. Pradigma Baru Pembelajaran Senagai Referensi Bagi Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas. Jakarta: Kencana. 2009.

Yudhi Munandi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada. 2010.

Zamroni, Pendidikan Untuk Demokrasi Tantangan Menuju Civil Society

.Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2001

170

CURRICULUM VITAE

Informasi DiriMaisarah dilahirkan di Semabu

Tebo Pada 11 April 1983, Putri dari Sayuti Hanafie

dan Jamilah, anak pertama dari tiga bersaudara. Adik

Nurasiah dan Nazifah Muthoharoh.

R Riwayat Peidikan

Memperoleh Sarjana S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam dari IAIN STS Jambi pada

tahun 2006, ijazah Madrasah Aliyah (MAS) Darul Qur‟an Al-Islamy Muara

Bulian pada tahun 2001, Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul

Qur‟an Al-Islamy 1998 dan memperoleh ijazah Sekolah Dasar Negeri No.

125/II Desa Semabu.

Karya Ilmiah

Skripsi Peranan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul iman Kabupaten Tebo.

Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja, yaitu sebagai tenaga pengajar di (guru) di

Sekolah SMP Negeri 28 Kabupaten tebo pada tahun 2007-2016, Sekolah

SMP Negeri 1 Kabupaten Tebo pada tahun 2015-Sekarang dan Dosen

STIT Tebo pada tahun 2018-Sekarang.