Post on 18-Jan-2023
PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GROBOGANPROVINSI JAWA TENGAH
KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN GROBOGAN
NOMOR 180.18 / 10 TAHUN 2020
T E N T A N G
PERSETUJUAN ATAS REKOMENDASIDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GROBOGAN
TERHADAP LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPJ)AKHIR TAHUN ANGGARAN 2019 BUPATI GROBOGAN
PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN GROBOGAN
Menimbang : a. bahwa Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Tahun
Anggaran 2019 Bupati Grobogan beserta lampirannya telah
disampaikan dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Grobogan pada tanggal 16 Maret 2020, dan
telah dibahas oleh Panitia Khusus I Tahun 2020 DPRD
Kabupaten Grobogan;
b. bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas, Rapat Paripurna
DPRD Kabupaten Grobogan pada hari Rabu, tanggal 15 April
2020 secara aklamasi oleh 38 (tiga puluh delapan) Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan telah
menyetujui Laporan Hasil Rapat Panitia Khusus I Tahun 2020
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan Nomor
: 10 / PANSUS I – 2020 / IV / 2020 tentang Pembahasan dan
Penyusunan Rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Grobogan terhadap Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun Angggaran 2019
Bupati Grobogan;
2
c. bahwa untuk maksud tersebut huruf b, perlu ditetapkan
dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Grobogan.
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan
dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6323);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
3
7. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 12 Tahun 2018
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Grobogan Tahun Anggaran 2019 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 8 Tahun
2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Grobogan Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Daerah Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran
2019;
8. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Grobogan Nomor 1 Tahun 2018 tentang Tata Tertib Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Menyetujui Laporan Hasil Rapat Panitia Khusus I Tahun 2020
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan Nomor : 10
/ PANSUS I – 2020 / IV / 2020 tentang Pembahasan dan
Penyusunan Rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Grobogan terhadap Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun Anggaran 2019 Bupati
Grobogan menjadi Rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Grobogan.
KEDUA : Rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Grobogan dimaksud pada Diktum Kesatu Keputusan ini
sebagaimana Lampiran dari Keputusan ini.
KETIGA : Menyampaikan Rekomendasi ini kepada Bupati Grobogan untuk
dipedomani dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kedepan.
4
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di PurwodadiPada tanggal 15 April 2020
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN GROBOGAN
KETUA,
AGUS SISWANTO
ASLI : Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:1. Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan.2. Bupati Grobogan.3. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan.
SALINAN KEPUTUSAN ini disampaikan kepada Yth. :1. Gubernur Jawa Tengah;2. Kepala Biro Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah (terkait);3. Semua Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan;4. Sekretaris Daerah Kabupaten Grobogan;5. Asisten Sekretariat Daerah Kabupaten Grobogan;6. Staf Ahli Bupati Grobogan (terkait);7. Kepala Perangkat Daerah Kabupaten Grobogan (terkait);8. Kepala Bagian Sekretariat Daerah Kabupaten Grobogan (terkait);9. Penghimpun Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan.
5
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN GROBOGANNOMOR : 180.18/10 TAHUN 2020TANGGAL : 15 APRIL 2020
I. KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH
Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Grobogan, maka berdasarkan kondisi dan potensi strategis sumber daya,
maupun permasalahan dan tantangan yang ada, telah ditetapkan visi
pembangunan Kabupaten Grobogan yaitu : “Terwujudnya Masyarakat
Kabupaten Grobogan yang Sejahtera Secara Utuh dan Menyeluruh”.
Untuk mewujudkan visi Kabupaten Grobogan tersebut telah ditetapkan 9
(Sembilan) misi, yaitu :
1. Membangun dan meningkatkan infrastruktur jalan-jembatan,
perhubungan, perumahan-pemukiman, dan sumberdaya air.
2. Meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan.
3. Pengembangan ekonomi kerakyatan bidang UMKM, industri,
perdagangan, koperasi dan pariwisata.
4. Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan pemberdayaan
masyarakat, keolahragaan, pemuda, KB dan pelayanan sosial dasar
lainnya.
5. Mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan peningkatan
penyerapan tenaga kerja.
6. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, tata kelola
pemerintahan yang akuntabel dan kualitas pelayanan publik.
7. Meningkatan kelestarian sumber daya alam, lingkungan hidup dan
kualitas penataan ruang.
8. Meningkatkan penghayatan nilai-nilai keagamaan dan pelestarian
budaya masyarakat.
9. Meningkatkan pemerataan pendapatan, pembangunan antar wilayah,
kesetaraan gender, perlindungan anak dan penanggulangan
kemiskinan.
Sedangkan kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Grobogan diarahkan
untuk meningkatkan kualitas laju pertumbuhan ekonomi daerah serta tetap
menjaga kestabilan harga dalam rangka meningkatkan penyediaan barang
dan jasa bagi kebutuhan masyarakat serta mengurangi pengangguran dan
kemiskinan. Mengingat sumber daya keuangan yang dimiliki Pemerintah
6
Daerah terbatas, sementara jumlah bidang dan urusan yang perlu ditangani
sangat banyak, maka agar perencanaan menjadi efektif perlu disusun
prioritas daerah dan selanjutnya dipadukan dengan kesinambungan program
nasional berdasarkan permasalahan, situasi dan kondisi masyarakat
Kabupaten Grobogan.
II. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Target Pendapatan Kabupaten Grobogan pada tahun 2019 sebesar
Rp2.600.543.933.926,- terealisasi Rp2.581.439.515.202,- atau 99,27%,
dengan perincian Pendapatan Asli Daerah dengan target sebesar
Rp337.422.005.222,- terealisasi Rp344.561.004.068,- atau 102,12%;
Dana Perimbangan dengan target Rp1.596.395.881.704,- terealisasi
Rp1.563.813.913.035,- atau sebesar 97,96%; dan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah dengan target sebesar Rp666.726.047.000,- terealisasi
Rp673.064.598.099,- atau 100,95%.
Permasalahan :
1. Pendapatan Daerah tidak dapat mencapai target yang ditetapkan
hanya tercapai sebesar 99,27%.
2. Masih tingginya ketergantungan pendapatan daerah pada pemerintah
pusat, dimana dana perimbangan memberikan kontribusi sebanyak
60,58 % sedangkan Pendapatan Asli Daerah hanya sebesar 13,35 %
dari keseluruhan struktur pendapatan daerah.
3. Dalam pelaksanaan di lapangan, masih banyak penarikan pajak dan
retribusi yang tidak sesuai Perda. Contohnya : penarikan retribusi
parkir kendaraan tanpa karcis parkir, sehingga potensi PAD tidak
maksimal / banyak kebocoran.
4. Masih belum optimalnya pendapatan asli daerah yang bersumber dari
pajak dan retribusi daerah, salah satunya dikarenakan masih banyak
penunggak pajak dan retribusi daerah yang belum melunasi
kewajibannya.
5. Sampai saat ini Pemerintah Daerah belum mempunyai hasil kajian
potensi riil pendapatan asli daerah, karena setiap laporan keterangan
pertanggungjawaban Bupati selalu menyampaikan akan membuat
kajian potensi pendapatan asli daerah, namun belum ada realisasinya.
7
6. Inovasi-inovasi peningkatan PAD masih minim dan hanya meneruskan
potensi pajak dan retribusi yang ada.
Saran :
1. Pemerintah Daerah agar lebih mengoptimalkan penerimaan
pendapatan daerah melalui intensifikasi pajak daerah dan retribusi
daerah, maupun peningkatan penerimaan dari hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah.
2. Pemerintah Daerah agar segera menyusun kajian
database/mengiventarisasi potensi pendapatan asli daerah dengan
melakukan pemetaan dan penelitian yang akurat terhadap potensi riil
tiap sektor pendapatan asli daerah yang ada, yang diikuti dengan
respon yang kreatif atas hasil pemetaan tersebut.
3. Perlu berbagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan berbagai
layanan perpajakan, sehingga semakin mempermudah proses
pengurusan perpajakan dan pembayarannya, salah satunya dengan
mengembangkan sistem pembayaran pajak dan retribusi daerah
secara online melalui aplikasi yang mudah diakses dengan
pembayaran dapat melalui ATM atau bahkan dengan uang elektronik,
dompet elektronik, dan payment gateway.
4. Pemerintah Daerah juga bisa melaksanakan pemungutan pajak dan
retribusi pajak restoran secara elektronik, seiring dengan banyak
berdirinya cafe-cafe dan rumah makan. Juga menggunakan alat gardu
parkir otomatis pada usaha swasta untuk penerimaan pajak parkir
dan pada aset milik Pemerintah Daerah untuk penerimaan retribusi
tempat khusus parkir. Selain itu juga perlu memperbanyak
lokasi/tempat pemasangan reklame berbayar baik
konvensional/elektronik dan penyediaan rumah susun sewa.
5. Untuk retribusi parkir di tepi jalan umum agar ada upaya dari
Pemerintah Kabupaten Grobogan di dalam penarikan retribusinya
dengan sistem berlangganan yang ditempatkan di Samsat bersamaan
dengan pembayaran pajak kendaraan bermotor karena juga hal
tersebut sudah di atur di dalam Perda.
6. Pemerintah daerah agar memberikan sanksi yang tegas terhadap
pelanggar Perda tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, baik
wajib pajak maupun petugas pemungut pajak, untuk meminimalisir
terjadinya kebocoran penerimaan pendapatan asli daerah.
8
B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
Anggaran Belanja Pemerintah Kabupaten Grobogan berdasarkan
Perubahan APBD Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp2.704.857.077.774,-
terealisasi sebesar Rp2.551.228.682.012,- atau 94,32%, dengan perincian
target Belanja Tidak Langsung sebesar Rp1.481.362.623.977,- terealisasi
sebesar Rp1.400.898.257.760,- atau 94,57% dan target Belanja Langsung
sebesar Rp1.223.494.453.797,- terealisasi Rp1.150.330.424.252,- atau
sebesar 94,02%.
Permasalahan :
1. Belum berimbangnya komposisi antara Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung pada struktur Belanja Daerah.
2. Penyerapan Belanja Langsung yang kurang maksimal menunjukkan di
dalam perencanaan anggaran kurang terencana.
3. Penganggaran dalam Belanja Langsung sebagian besar masih
diperuntukkan untuk peningkatan sarana dan prasarana aparatur
belum ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
langsung.
4. Penyerapan Belanja Bantuan Sosial hanya sebesar 68,83%. Hal ini
menunjukkan anggaran yang diberikan kepada organisai
kemayarakatan, kelompok masyarakat atau anggota masyarakat yang
mengalami resiko sosial belum dimanfaatkan secara optimal.
5. Penyerapan anggaran masih menumpuk pada triwulan terakhir,
dimana belum semua Perangkat Daerah melaksanakan kegiatannya
sesuai perencanaan pada DPA-SKPD, yang seharusnya merata pada
setiap bulan atau per triwulan.
6. Keterbatasan anggaran belanja daerah menyebabkan adanya kegiatan
yang tidak dapat dibiayai untuk dilaksanakan.
Saran :
1. Pemerintah Daerah agar membuat program dan kegiatan Belanja
Daerah yang benar-benar menjadi prioritas utama untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan efisiensi dalam Belanja Modal untuk
Perangkat Daerah.
9
2. Perlu adanya pengurangan pada Belanja Tidak Langsung, salah
satunya belanja pegawai dengan mengurangi jenis dan jumlah honor-
honor yang diberikan kepada ASN, terutama honorarium untuk
kegiatan yang sudah merupakan tupoksi Perangkat Daerah terkait.
Apalagi telah terdapat tunjangan kinerja, sehingga pemberian
honorarium potensial menimbulkan double anggaran.
3. Perlu pengurangan anggaran untuk pemeliharaan dan/atau rehab
gedung dan lingkungan kantor yang dinilai masih layak, pembatasan
penganggaran pada peralatan dan perlengkapan kantor dan kegiatan-
kegiatan lain yang tidak memberikan manfaat pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara langsung.
4. Penyerapan anggaran harus merata setiap bulan atau per triwulan
sesuai dengan perencanaan awal. Paling lambat awal bulan Maret
tender proyek sudah dilaksanakan.
5. TAPD harus selektif menentukan penyusunan anggaran OPD mana
saja yang perlu ditambah atau dikurangi, bahkan dihilangkan sebagai
prioritas perencanaan penganggaran pada tahun berikutnya. TAPD
juga perlu lebih cermat dan berani memprioritaskan kegiatan-kegiatan
yang tidak penting dan bersifat pemborosan untuk dihapus/dikurangi
anggarannya.
C. PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAERAH
Realisasi Penerimaan Pembiayaan mencapai Rp165.056.361.798,-
atau 99,56% dari target penerimaan sebesar Rp165.793.143.848,-.
Sedangkan realisasi pengeluaran pembiayaan mencapai
Rp60.506.522.234,- atau 98,42% dari target pengeluaran pembiayaan
daerah sebesar Rp61.480.000.000,-. Selanjutnya berdasarkan
perhitungan realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah pada tahun 2019
terdapat Surplus sebesar Rp30.210.833.190,-, dan Pembiayaan Netto
sebesar Rp104.549.839.564,-, sehingga Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Tahun 2019 sebesar Rp134.760.672.754,-.
Permasalahan :
1. Penyerapan anggaran pada tahun anggaran 2019 masih kurang
optimal, yang ditunjukkan dari realisasi Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran tahun 2019 yang cukup tinggi yaitu sebesar
Rp134.760.672.754,-, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk
sektor pembangunan. Hal ini menunjukan proses perencanaan
penganggaran yang belum optimal.
10
2. Sisa lebih pembiayaan disamping diakibatkan adanya efisiensi juga
karena tidak terlaksananya kegiatan maupun kegiatan yang gagal
lelang, serta juga karena perencanaan anggaran yang kurang efektif.
Saran :
1. TAPD dan OPD lebih selektif dalam penyusunan perencanaan
anggaran, sehingga meminimalisir sisa lebih anggaran tahun
berkenaan pada tahun berikutnya.
2. Perlu pencermatan dalam proses perencanaan anggaran, termasuk
berkaitan dengan volume kegiatan dan ketepatan dalam menempatkan
kegiatan dan mata anggarannya.
3. Pelaksanaan program dan kegiatan ditingkatkan pengawasannya oleh
pengguna anggaran, sehingga tepat waktu, tepat sasaran dan tepat
pembiayaan.
4. SiLPA yang besar nantinya diprioritaskan untuk kegiatan yang
langsung berhubungan dengan masyarakat contohnya :
pembangunan/perbaikan jalan dan jembatan.
II. PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
Dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah pada Tahun
Anggaran 2019, Pemerintah Kabupaten Grobogan telah melaksanakan
Urusan Wajib dan Urusan Pilihan serta Fungsi Penunjang Urusan
Pemerintahan, yang terdiri 23 Urusan Wajib, 6 Urusan Pilihan dan 5 Fungsi
Penunjang Urusan Pemerintahan. Dalam penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Daerah dimaksud, telah dialokasikan anggaran sebesar
Rp.1.223.494.453.797,- dan terealisasi sebesar Rp.1.150.330.424.252,- atau
94,02%. Selanjutnya rincian dan penjelasan dari pelaksanaan Urusan Wajib
dan Pilihan tersebut adalah sebagai berikut :
A. URUSAN WAJIB
Guna melaksanakan 23 Urusan Wajib, pada Tahun Anggaran 2019
disediakan anggaran sebesar Rp1.014.111.706.447,- dengan realisasi
sebesar Rp955.501.491.475,- atau 94,22%. Adapun Urusan Wajib yang
diselenggarakan terdiri atas Urusan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar dan Urusan Wajib yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan Dasar, dengan perincian sebagai berikut :
11
I. Urusan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar
Penyelenggaraan Urusan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan
Dasar Tahun Anggaran 2019, dengan anggaran sebesar
Rp857.407.318.205,- terealisasi Rp806.288.418.631,- atau 94,04%.
dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :
1. URUSAN PENDIDIKAN
Penyelenggaraan Urusan Pendidikan Tahun Anggaran 2019,
diimplementasikan melalui 10 (sepuluh) Program dan 54 (lima
puluh empat) kegiatan, dengan alokasi anggaran
Rp224.615.666.458,- dan terealisasi sebesar Rp212.675.071.395,-
atau 94,68% yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Grobogan.
Permasalahan :
1. Data yang disampaikan oleh Dinas Pendidikan dalam buku
LKPJ TA. 2019 masih sangat minim, tidak ada data tahun
sebelumnya sehingga tidak diketahui perkembangannya.
2. Masih terdapat kegiatan POPDA khususnya untuk SD di Dinas
Pendidikan sementara yang SMP sudah di Disporabudpar. Hal
ini menjadikan pengelolaan POPDA tidak maksimal.
3. Masih banyaknya jumlah prasarana gedung sekolah SD dan
SLTP yang mengalami rusak berat dan rusak ringan yang
belum dilakukan rehabilitasi sebanyak 639 SD, dan 104 SLTP.
4. Masih tingginya angka anak yang tidak tamat SD sebanyak
409.017 anak, yang berpotensi wajib belajar 9 tahun tidak
akan berhasil.
5. Anggaran kegiatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
PAUD pada Program Pendidikan Anak Usia Dini, outputnya
lebih banyak untuk kegiatan Bimtek, sosialisasi dan pelatihan
tenaga pendidik PAUD, sedangkan yang ditujukan untuk anak
usia dini jumlahnya lebih kecil.
6. Banyaknya guru-guru PNS yang telah pensiun, sehingga
banyak sekolah Dasar yang kekurangan guru.
12
7. Kualitas / mutu pendidikan masih rendah dibandingkan
dengan daerah kabupaten / kota lain di Jawa Tengah.
Saran :
1. Agar disajikan data tahun-tahun sebelumnya sehingga dapat
menjadi tolok ukur perkembangan pengelolaan pendidikan di
Kabupaten Grobogan.
2. Untuk kegiatan Popda SD agar dipindahkan ke Disporabudpar,
sehingga pengelolaan dapat sinergis dan optimal.
3. Pemerintah Daerah agar meningkatkan anggaran dalam APBD
untuk rehabilitasi gedung SD dan SLTP yang rusak berat dan
rusak ringan serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan
dan menjadi prioritas pada APBD TA. 2021.
4. Penganggaran untuk pendidikan anak tidak tamat SD, agar
dapat kembali masuk sekolah tanpa biaya/gratis yang
ditanggung oleh Pemerintah Daerah.
5. Perencanaan anggaran untuk Program Pendidikan Anak Usia
Dini harus disusun sasarannya lebih diprioritaskan untuk
anak usia dini.
6. Pemerintah Daerah agar mengusulkan penambahan formasi
guru PNS kepada Pemerintah Pusat maupun pengangkatan
tenaga honorer guru sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
7. Pemerintah Kabupaten Grobogan juga harus lebih
memperhatikan kesejahteraan Guru TK, Guru PAUD non ASN
dan Karyawan Korwil non K2 non ASN.
8. Pemerintah Daerah harus lebih meningkatkan kualitas / mutu
pendidikan dengan lebih memberdayakan guru-guru yang telah
bersertifikasi.
2. URUSAN KESEHATAN
Penyelenggaraan Urusan Kesehatan Tahun Anggaran 2019,
diimplementasikan melalui 21 (dua puluh satu) program dan 146
(seratus empat puluh enam) kegiatan, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp375.687.089.497,- dan terealisasi sebesar
Rp342.327.653.993,- atau 91,12%, yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Grobogan dan RSUD Dr. R. Soedjati
Soemodiardjo Purwodadi serta Kecamatan.
13
Permasalahan :
1. Masih terdapatnya kondisi sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan, baik puskesmas dan puskesmas pembantu dalam
kondisi rusak, yaitu : Puskesmas sebanyak 7 bangunan,
Puskesmas Pembantu sebanyak 13 bangunan.
2. Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi sebesar 13,17
walaupun turun dari tahun 2018, di atas target sasaran
strategis Kabupaten Grobogan tahun 2016-2021 dan Renstra
Dinas Kesehatan sebesar 12,00.
3. Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi sebesar 166,98 atau 36
kasus AKI, di atas sasaran strategis Kabupaten Grobogan
tahun 2016-2021 dan Renstra Dinas Kesehatan sebanyak 28
kasus AKI.
4. Angka Kematian Balita (AKABA) masih tinggi sebesar 14,88
walaupun turun dari tahun 2018, di atas target sasaran
strategis Kabupaten Grobogan tahun 2016-2021 dan Renstra
Dinas Kesehatan sebesar 12,00.
5. Tidak terealisasinya pengadaan tenaga Non PNS BLUD yang
dianggarkan sebesar Rp319.100.000,-
6. Realisasi anggaran untuk Pelayanan Jaminan Kesehatan
Daerah (JAMKESDA) hanya tercapai 47,04% dengan realisasi
fisik 5.000 peserta mencapai target 100%. Hal ini menunjukkan
perencanaan perhitungan anggarannya belum cermat, karena
anggaran yang tidak terserap 50% lebih.
Saran :
1. Pemerintah Daerah agar memprioritaskan dan mengalokasikan
anggaran pada APBD TA. 2021 untuk perbaikan sarana dan
prasarana puskesmas dan puskesmas pembantu yang kondisi
bangunannya rusak, sehingga dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat.
2. Pemerintah Daerah harus lebih optimal dalam menangani
kesehatan ibu hamil, bayi dan Balita sebagai prioritas, dengan
memberdayakan peran Bidan Desa.
3. Menambah anggaran untuk menekan angka kematian bayi,
angka kematian ibu dan angka kematian balita dengan
menambah anggaran stimulant makanan bergizi, dan
14
pendampingan bidan secara gratis. Disamping itu juga dengan
mengupayakan gerakan peduli kesehatan masyarakat yang
meliputi : mobile posyandu, juru pemantau gizi, sanitasi
masyarakat, jumantik mandiri dan kelompok pendukung ibu
hamil di tiap Desa/ Kelurahan untuk selanjutnya diteruskan di
tiap RW dan RT.
4. Selain itu juga dapat dibentuk program masyarakat perduli Ibu
Hamil dan Melahirkan baik di tingkat desa, kecamatan
maupun kabupaten yang mempermudah proses rujukan dan
administrasi pasien serta peningkatan kualitas tenaga
kesehatan dan fasilitas kesehatan tingkat pertama.
5. Menambah bangsal rawat inap dan peralatan kesehatan pada
puskesmas pembantu rawat inap.
6. Perencanaan pengadaan Tenaga Non PNS BLUD agar
dipertimbangkan dan diperhitungkan secara matang sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, sehingga anggaran
yang telah direncanakan dapat dimanfaatkan secara efektif dan
efisien.
7. Pemerintah Daerah agar lebih cermat dalam perencanaan
perhitungan anggaran Jamkesda, sehingga anggarannya dapat
terserap secara efisien.
3. URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Penyelenggaraan Urusan Pekerjaan Umum pada Tahun Anggaran
2019 diimplementasikan melalui 16 (enam belas) Program dan 58
(lima puluh delapan) kegiatan, dengan alokasi anggaran
Rp199.834.979.750,- dan terealisasi sebesar Rp199.152.095.393,-
atau 99,66 %, yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
1. Program pembangunan jalan dan jembatan terealisasi sebesar
103,77% atau sebesar Rp93.333.473.051,00 masih belum
cukup untuk menangani pembangunan jalan dan jembatan
yang saat ini banyak mengalami kerusakan.
15
2. Penyediaan anggaran untuk rehabilitasi / pemeliharaan jalan
cukup tinggi sebesar Rp11.617.000.000,-, namun demikian
masih terdapat jalan khususnya dalam kota Purwodadi yang
kondisinya rusak dan berlubang dengan perbaikan yang
seadanya dan terkesan asal-asalan.
3. Masih banyak drainase/gorong-gorong yang memerlukan
perbaikan dan belum dianggarkan, seperti drainase sebelah
pasar Purwodadi yang mengalir ke jalan hingga saat ini belum
ada penanganan.
4. Kawasan kota seperti di sekitar alun-alun Kota Purwodadi dan
Kota Gubug sering mengalami banjir saat intensitas hujan
tinggi, padahal drainase di sekitar alun-alun Purwodadi sudah
dilakukan perbaikan.
5. Program Pemanfaatan Ruang dalam pelaksanaannya
terealisasi dalam beberapa kegiatan sebagaimana dalam buku
realisasi program dan kegiatan, namun dalam penyajiannya
pada buku LKPJ hanya disebutkan dalam satu kegiatan.
6. Masih banyak masyarakat yang belum memahami tata ruang
kota dalam membangun rumah hunian ataupun tempat usaha.
Saran :
1. Pemerintah Daerah agar menambah anggaran pembangunan
jalan dan jembatan dalam APBD tahun berikutnya.
2. Rehabilitasi / pemeliharaan jalan agar dilakukan secara
optimal sesuai konstruksi teknis dengan memperhatikan sisi
kemantapan jalan, selain itu juga perlu dibuat suatu sistem
informasi yang memfasilitasi masyarakat dapat melaporkan
kerusakan jalan kepada OPD terkait.
3. Memaksimalkan Penanganan kerusakan jalan kabupaten
terutama dalam kota Purwodadi.
4. Kawasan perkotaan perlu dilakukan normalisasi drainase atau
saluran penghubung (PHB) di permukiman warga dan sungai
dengan berpedoman pada Peta Drainase Kota Purwodadi
maupun DED pembangunan drainase Kota Gubug, sehingga
banjir atau genangan dapat cepat surut.
5. Mengembalikan fungsi saluran pengairan yang telah beralih
fungsi, mangkrak/ terbengkalai.
16
6. Penganggaraan untuk perbaikan drainase di dalam APBD
tahun berikutnya untuk perbaikan drainase/gorong-gorong
agar menjadi prioritas.
7. Dalam penyajian data LKPJ pada tahun berikutnya disesuaikan
dengan realisasi anggaran, sehingga buku LKPJ dapat
dipertanggungjawabkan.
8. Perlu adanya keterlibatan masyarakat dalam perencanaan tata
ruang kota yang diwujudkan melalui konsultasi publik,
lokakarya, seminar, sosialisasi tidak hanya melalui reklame
namun juga media daring dengan bahasa yang informatif dan
mudah dimengerti.
9. Memaksimalkan fungsi kantor–kantor UPT dalam penanganan
masalah dilapangan.
4. URUSAN PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Penyelenggaraan Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Tahun Anggaran 2019 diimplementasikan melalui 8
(delapan) program dan 43 (empat puluh tiga) kegiatan, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp31.089.979.500,- dan sampai dengan
31 Desember 2019 terealisasi sebesar Rp26.979.405.605,- atau
86,78%, yang dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Grobogan dan Satpol PP
Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
1. Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Lingkungan
Permukiman Penduduk di Kelurahan sudah dilaksanakan,
namun demikian tidak memperhatikan tingkat kemiringan arus
air, sehingga apabila hujan saluran drainase tidak dapat
mengalir lancar bahkan hanya menggenang.
2. Jalan-jalan lingkungan permukiman di Kelurahan masih ada
yang belum layak dan bagus, dan hanya dialokasikan anggaran
sebesar Rp3.000.000,- Sedangkan untuk pemeliharaannya
dialokasikan anggaran cukup tinggi sebesar Rp1.100.000.000,
3. Masih banyak perkantoran dan fasilitas-fasilitas publik yang
tidak ramah pada kaum disabilitas.
17
4. Hibah air minum perdesaan tidak terlaksana, sedangkan
penganggarannya cukup besar, yaitu sebesar
Rp1.200.000.000,-, yang dipergunakan untuk Belanja Modal.
5. Penataan trotoar jalan dengan bahan keramik dimana ada
tanaman banyak mengalami kerusakan dengan pecahnya
keramik, karena tekanan dari pertumbuhan akar tanaman.
6. Masih terdapat pembangunan taman yang tidak tuntas, misal
taman di jalan Ahmad Yani dekat Gapura Selamat Datang
Kabupaten Grobogan, sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh
warga.
7. Pembangunan taman tidak ramah lingkungan, karena
menebangi pohon yang rindang sehingga RTH tidak dapat
diwujudkan. Selain itu, konsep penataan taman tidak jelas.
Saran :
1. Proses pengadaan barang/jasa agar dilaksanakan di awal
Tahun Anggaran sehingga dapat selesai tepat waktu.
2. Mengoptimalkan fungsi personil untuk membuat Permintaan
gambar RAB, sehingga bisa terproses dengan waktu yang cepat.
3. Konstruksi teknis dalam pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong Lingkungan Permukiman Penduduk di
Kelurahan agar dihitung secara cermat, sehingga aliran air
dapat mengalir lancar tidak menggenang di saluran.
4. Anggaran untuk pembangunan jalan-jalan lingkungan
permukiman di Kelurahan agar ditingkatkan besarannya, tidak
hanya terfokus untuk kegiatan pemeliharaannya saja.
5. Pemerintah Daerah agar memberikan kemudahan akses bagi
kaum disabilitas seperti akses jalan di trotoar maupun
bangunan gedung dan fasilitas umum, sesuai dengan norma,
standar dan prosedur penataan bangunan gedung.
6. Kegiatan-kegiatan yang tidak dapat terealisasi agar
dianggarkan kembali di tahun berikutnya dan apabila
diperbolehkan menurut ketentuan peraturan yang berlaku agar
dialihkan untuk penanganan bedah rumah warga tidak
mampu.
7. Untuk selanjutnya agar penataan trotoar jalan yang ada
tanaman/pepohonan cukup dengan menggunakan paving
block (conblock) saja.
18
8. Pembangunan taman harus tetap memperhatikan lingkungan
dan alam sehingga dapat berfungsi sebagai RTH.
9. Harus ada konsep dari awal, taman dibuat tematik dengan
menyesuaikan lingkungan sekitar taman tersebut sehingga
selain memperindah kota juga dapat sebagai tempat rekreasi
warga.
10. Meningkatkan pengawasan proses pembangunan gedung
negara maupun penataan lingkungan permukiman di
Kabupaten Grobogan.
5. URUSAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SERTA
PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Penyelenggaraan Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta
Perlindungan Masyarakat Tahun Anggaran 2019,
diimplementasikan melalui 12 (dua belas) program dan 80 (delapan
puluh) kegiatan, dengan alokasi anggaran setelah perubahan
sebesar Rp19.557.418.500,- dan terealisasi sebesar
Rp18.713.181.356,- atau 95,68%, yang dilaksanakan oleh Badan
Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten
Grobogan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Grobogan, Satpol PP Kabupaten Grobogan, Setda Kabupaten
Grobogan dan Kecamatan.
Permasalahan :
1. Armada pemadam kebakaran yang masih terbatas.
2. Belum adanya upaya maksimal dalam hal mitigasi bencana
sehingga saat terjadi bencana masyarakat masih panik dan
kurang tanggap.
3. PPNS yang menangani pelanggaran Perda, jumlahnya masih
sangat kurang.
4. Masih banyaknya pelanggaran - pelanggaran Perda yang belum
ditindaklanjuti oleh OPD dan Satpol PP terkait dengan
Pelanggaran Perda tentang Ketertiban, seperti banyaknya
bermunculan usaha tempat hiburan Cafe karaoke yang tidak
berijin, maupun Cafe karaoke yang ijinnya sudah habis masa
berlakunya dan warung–warung makan yang berdiri di
19
sepanjang jalan Gajah Mada yang terkesan kumuh. Sedangkan
anggaran Operasional Penegakan Perda sudah disediakan
sebesar Rp220.885.000,- tetapi hanya terealisasi sebesar
Rp123.185.000,- atau 55,77%.
5. Kesadaran hukum dan pemahaman masyarakat terhadap
peraturan daerah, peraturan Bupati dan kebijakan daerah
lainnya masih kurang.
6. Kegiatan pembangunan dan rehabilitasi sarpras masyarakat
akibat bencana alam realisasinya melebihi anggaran yang
disediakan yaitu dari anggaran sebesar Rp3.5593.670.000,-
terealisasi sebesar Rp3.612.504.000,- atau 102,52%. Kegiatan
tersebut menyalahi prinsip anggaran, yaitu kegiatan dapat
dilaksanakan apabila tersedia anggarannya.
Saran :
1. Perlu adanya penambahan armada pemadam kebakaran dan
peningkatan kualitas petugas pemadam kebakaran termasuk
peningkatan kesejahteraannya.
2. Saatnya pemerintah daerah memberikan perhatian yang lebih
serius dengan menyiapkan program mitigasi yang holistik
sehingga dapat meminimalkan angka korban dan kerugian.
3. Pemerintah Daerah perlu mengusulkan formasi ASN tenaga
fungsional PPNS dan menganggarkan kegiatan bagi ASN untuk
mengikuti pendidikan dan pelatihan menjadi PPNS.
4. Pemerintah Daerah perlu melakukan penegakan perda dengan
tindakan tegas terhadap pelaku usaha yang melanggar
ketentuan Peraturan Daerah.
5. Perlu adanya Sosialisasi peraturan daerah kepada Aparatur
ASN Penegak Perda dan penyebaran informasi atas produk
hukum daerah, khusunya melalui media sosial, sehingga dapat
menjangkau masyarakat secara lebih luas.
6. Jangan sampai terulang kembali pencairan anggaran melebihi
anggaran yang tersedia.
20
6. URUSAN SOSIAL
Penyelenggaraan Urusan Sosial diimplementasikan melalui 12 (dua
belas) Program dan 56 (lima puluh enam) kegiatan, dengan alokasi
anggaran Rp6.622.184.500,- dan terealisasi sebesar
Rp6.441.010.889,- atau 97,26%, yang dilaksanakan oleh Dinas
Sosial Kabupaten Grobogan, Setda Kabupaten Grobogan serta
Kecamatan.
Permasalahan :
1. Sesuai data di Kemenkes, untuk Kabupaten Grobogan data
tentang PKH belum ada, sehingga dapat menyebabkan
bantuan yang diberikan tidak tepat sasaran.
2. Masih adanya penduduk miskin di Kabupaten Grobogan,
walaupun mengalami penurunan dari tahun 2018 dengan
angka sebesar 11,77%
3. Kegiatan yang langsung menyentuh sasaran kepada fakir
miskin, penyandang masalah kesejahteraan sosial dan
penyandang disabilitas, anggarannya secara keseluruhan
masih kecil dan belum dialokasikan secara optimal.
4. Penanganan pengemis, gelandangan dan orang terlantar di
Kota Purwodadi masih belum optimal, bahkan terkesan tanpa
adanya penanganan dari OPD terkait.
5. Belum adanya program/kegiatan pemulangan TKI warga
kabupaten grobogan yang menjadi korban tindak kekerasan
dari titik embarkasi ke desa yang bersangkutan sebagaimana
kewenangan Pemerintah Daerah.
6. Minimnya anggaran pemenuhan kebutuhan dasar bagi eks
korban bencana yang hanya dianggarkan sebesar
Rp63.472.000,-. Seharusnya kegiatan tersbut masuk prioritas
anggaran karena merupakan kewenangan daerah.
Saran :
1. Agar dialokasikan anggaran untuk verifikasi dan validasi data
PKH sehingga bantuan yang diberikan tepat sasaran dan
proses pengawasannya dapat dilakukan secara maksimal.
21
2. Pemerintah Daerah perlu melakukan upaya inovasi program-
program penanggulangan kemiskinan dengan menggunakan
sistem database online program-program kemiskinan yang bisa
diakses oleh semua stakeholder dan masyarakat.
3. Perlu penambahan anggaran untuk kegiatan yang langsung
menyentuh fakir miskin, penyandang masalah kesejahteraan
sosial dan penyandang disabilitas.
4. Pemerintah Daerah agar menyiapkan upaya langkah-langkah
pembinaan dan penanganan pengemis, gelandangan dan orang
terlantar dengan telah dibangunnya tempat penampungan
penyandang masalah sosial.
5. Pengawasan terhadap bantuan-bantuan dan program-program
bidang sosial untuk lebih ditingkatkan agar dapat tepat
sasaran.
6. Adanya program/kegiatan pemulangan TKI dan dianggarkan di
APBD tahun berikutnya, sehingga apabila ada TKI warga
masyarakat kabupaten groboganyang menjadi korban
kekerasan dapat dibantu.
7. Adanya penambahan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan
dasar bagi korban bencana dalam APBD tahun berikutnya.
II. Urusan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar
Penyelenggaraan Urusan Wajib yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan Dasar Tahun Anggaran 2019, dengan anggaran sebesar
Rp156.704.388.242,- terealisasi Rp149.213.072.844,- atau 95,22%,
dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :
7. URUSAN TENAGA KERJA
Penyelenggaraan Urusan Tenaga Kerja Tahun Anggaran 2019
diimplementasikan melalui 8 (delapan) program dan 34 (tiga puluh
empat) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp5.924.840.000,- dan terealisasi sebesar Rp5.750.751.760,- atau
97,06%, yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Grobogan.
22
Permasalahan :
1. Tidak terdapat anggaran untuk pengadaan Job Fair Market
pada Tahun Anggaran 2019, di sisi lain angka pengangguran di
Kabupaten Grobgan Masih tinggi karena terbatasnya lapangan
kerja yang ada.
2. Kegiatan pembinaan dan pelatihan kewirausahaan belum
dilakukan secara optimal oleh Balai Latihan Kerja dalam
mempersiapkan tenaga kerja profesional.
3. Masih kurangnya penyediaan anggaran yang mencukupi untuk
pelatihan-pelatihan bagi para pencari kerja. Dimana di dalam
kegiatan pelatihan kewirausahaan dianggarakan sebesar
Rp35.000.000,- dan pelatihan berbasis masyarakat sebesar
Rp76.380.000,-.
4. Pembinaan terhadap perusahaan penyalur tenaga kerja swasta
untuk bekerjasama melalui pelatihan dan penempatan tenaga
kerja belum terjalin dengan baik.
5. Dengan banyak berdirinya pabrik di Kabupaten Grobogan
berdampak dengan masuknya Tenaga Kerja Asing di
Kabupaten Grobogan.
Saran :
1. Pemerintah Daerah melakukan upaya membuka lapangan kerja
dan mengurangi angka pengangguran bekerja sama dengan
pihak swasta dengan menyediakan tenaga kerja terampil dan
terlatih melalui penyelenggaraan job fair. Untuk itu agar
dialokasikan anggaran pada tahun-tahun berikutnya untuk
penyelenggaraan Job Fair yang diperuntukan untuk warga usia
produktif khususnya yang berKTP Grobogan.
2. Mengoptimalkan fungsi Balai Latihan Kerja guna menciptakan
tenaga yang berkompetensi, terampil, berdaya guna dan
profesional.
3. Penambahan anggaran untuk pelatihan-pelatihan bagi para
pencari kerja di tahun berikutnya, dengan melakukan kerja
sama dengan tempat-tempat kursus yang ada di Kabupaten
Grobogan.
4. Meningkatkan pembinaan kepada perusahaan penyalur tenaga
kerja swasta agar perlindungan tenaga kerja dapat terjamin.
23
5. Pemerintah Daerah melalui Perangkat Daerah terkait harus
memantau dan mengawasi keberadaan Tenaga Kerja Asing,
jangan sampai keberadaannya ilegal dan merugikan
masyarakat Kabupaten Grobogan, dengan lebih
memprioritaskan tenaga kerja lokal.
6. Memperbarui data perusahaan–perusahaan dikabupaten
Grobogan terkait jumlah perusahaan dan tenaga kerja.
7. Menambah tenaga mediator Hubungan Industrial untuk
menyelesaikan permasalahan di dunia usaha.
8. Pemerintah Daerah agar melakukan pemantauan dan
pembinaan kepada perusahaan-perusahaan untuk
mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam jaminan kesehatan
nasional pada BPJS Ketenagakerjaan.
8. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGANANAK
Penyelenggaraan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Tahun Anggaran 2019 diimplementasikan
melalui 4 (empat) Program dan 19 (sembilan belas) kegiatan,
dengan alokasi anggaran Rp3.323.278.750,- dan terealisasi
sebesar Rp3.191.676.892 atau 96,04%, yang dilaksanakan oleh
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
1. Belum ada program dan kegiatan di Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, untuk perlindungan
khusus anak penyandang disabilitas.
2. Masih adanya kasus kekerasan di dalam rumah tangga
terhadap perempuan dan anak.
3. Masih minimnya anggaran untuk perlindungan bagi
perempuan dan anak korban kekerasan di dalam rumah tangga
yaitu advokasi pencegahan dan penanganan kasus kekerasan
berbasis gender dan anak yang hanya dianggarkan sebesar
Rp46.000.000,-.
24
4. Belum semua Kecamatan dan Desa menjadi kawasan
percontohan layak anak. hal ini dikarenakan kurangnya
kepedulian dari Instansi terkait dalam perwujudan program
Kabupaten Layak Anak.
5. Mangkraknya bangunan Taman Cerdas di Jalan Untung
Suropati.
Saran :
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak RI Nomor 4 Tahun 2007 tentang
Perlindungan Khusus bagi Anak Penyandang Disabilitas harus
ada program dan kegiatan untuk melindungi anak penyandang
disabilitas dalam kehidupan bermasyarakat dan pemenuhan
hak-haknya.
2. Pemerintah Daerah perlu meningkatkan anggaran untuk
menangani dan memberikan pendampingan kepada korban
kekerasan terhadap perempuan dan anak. Salah satunya
dengan optimalisasi fungsi Lembaga PUSPAGA (Pusat
Pembelajaran Keluarga) dan Lembaga SWATANTRA di Jalan S.
Parman sebagai penunjang program pencegahan dan
penanganan kasus kekerasan berbasis gender dan anak di
Kabupaten Grobogan dan menyusun Perda tentang Kekerasan
terhadap Anak dan Perempuan.
3. Upgrade data terkait Data pilah gender dan jumlah kekerasan
terhadap perempuan dan anak dikabupaten Grobogan.
4. Perlu peningkatan anggaran untuk kegiatan pengembangan
Kecamatan, dan Desa/Kelurahan layak anak, agar jumlah
Kecamatan dan Desa/Kelurahan layak anak bertambah,
sehingga dapat mempertahankan predikat Kabupaten layak
anak.
5. Difungsikannya kembali bangunan Taman Cerdas di Jalan
Untung Suropati.
9. URUSAN PANGAN
Penyelenggaraan Urusan Pangan Tahun Anggaran 2019
diimplementasikan melalui 7 (tujuh) program dan 30 (tiga puluh)
kegiatan, dengan total alokasi anggaran setelah APBD perubahan
25
sebesar Rp2.154.855.000,- terealisasi sebesar Rp1.994.189.225,-
atau 92,54%, yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan
Daerah Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
1. Masih perlu adanya peningkatan ketahanan pangan keluarga
sebagai lingkungan terkecil untuk membantu penyediaan
cadangan pangan daerah.
2. Masih banyak lumbung-lumbung padi di desa yang kosong saat
panen, dan kurang difungsikan oleh masyarakat karena
masyarakat lebih senang menjual hasil panennya kepada
tengkulak.
3. Masih terdapat daerah-daerah yang rawan pangan khususnya
pada saat musim kemarau atau kekeringan.
4. Masih kurangnya kegiatan pelatihan bagi pelaku Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memproduksi makanan
olahan dan memasarkan hasil produksinya.
5. Masih tingginya harga-harga pangan kebutuhan pokok, apalagi
menjelang bulan puasa.
Saran :
1. Perlu diadakan kegiatan peningkatan kader pangan dan
pemanfaatan produk pangan lokal yang dapat menjadi
perpanjangan tangan pemerintah daerah dalam mewujudkan
ketahanan pangan keluarga.
2. Pemerintah Daerah agar memberikan pembinaan dan
pemahaman kepada para petani agar tidak menjual hasil
panennya kepada tengkulak dan memfungsikan kembali
lumbung-lumbung padi untuk menyimpan hasil panen.
3. Cadangan Pangan Pemerintah Daerah agar ditambah
persediaannya untuk memenuhi kebutuhan daerah di pelosok-
pelosok desa yang rawan kekeringan dan kekurangan bahan
pangan.
4. Pemerintah Daerah perlu menambah kegiatan pelatihan dan
pembinaan serta penguatan modal dan sarana bagi UMKM
untuk memproduksi usaha pangan olahan dan pemasaran
produknya.
26
5. Perlu adanya penambahan anggaran untuk kegiatan stabilitas
harga pangan kebutuhan pokok.
10.URUSAN PERTANAHAN
Penyelenggaraan Urusan Pertanahan Tahun Anggaran 2019,
diimplementasikan melalui 1 (satu) program dan 1 (satu) kegiatan,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp66.220.000,- dan terealisasi
sebesar Rp61.250.000,- atau 92,49%, yang dilaksanakan oleh
Sekretariat Daerah Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
1. Pelaksanaan inventarisasi aset Pemerintah daerah belum
optimal, masih banyak aset Pemda yang belum jelas
penguasaannya, sehingga pensertifikatannya tidak maksimal.
2. Masih terdapat banyak permasalahan sengketa atau tumpang
tindih kepemilikan lahan dikarenakan belum ada pedoman bagi
Pemerintah Daerah untuk menyelesaikannya.
Saran :
1. Pemerintah Daerah agar melakukan inventarisasi aset secara
intensif, dan selanjutnya memproses pensertifikannya serta
memberikan papan nama terhadap tanah-tanah / bangunan
milik Pemda agar tidak ada pihak lain yang menguasainya.
2. Perlu disusun Peraturan Daerah tentang Pertanahan sebagai
perlindungan hukum dan kepastian hukum bagi setiap orang/
badan terkait dengan penguasaan hak-hak atas tanah dan juga
sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam pelayanan di
bidang pertanahan serta memperkuat fungsi koordinasi dengan
kantor Pertanahan.
11.URUSAN LINGKUNGAN HIDUP
Penyelenggaraan Urusan Lingkungan Hidup pada Tahun Anggaran
2019 diimplementasikan melalui 9 (sembilan) program dan 70
(tujuh puluh) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp41.633.513.232,- dan terealisasi sebesar Rp40.656.418.507,-
atau 97,65 %, yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup
Daerah Kabupaten Grobogan.
27
Permasalahan :
1. Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan
dan pengelolaan sampah secara mandiri masih rendah.
2. Tempat pembuangan sementara sampah banyak yang belum
dikelola dan dibuat secara memadai serta masih ada sampah
yang masih dibuang di pinggir jalan, seperti di sepanjang Jalan
Penawangan-Gubug, Jalan Gubug-Kedungjati yang terkesan
tidak adanya lokasi/tempat pembuangan sampah/TPS untuk
menampung sampah-sampah tersebut.
3. Masih tingginya penggunaan plastik dan produksi sampah
plastik di Kabupaten Grobogan yang tidak diimbangi dengan
pengelolaan sampah plastik.
4. Pengelolaan sampah masih dengan cara manual, belum ada
pemanfaatan teknologi tepat guna.
5. Adanya bekas tambang galian golongan C yang tidak dilakukan
reklamasi oleh penambang, bahkan sampai menimbulkan
korban jiwa.
6. Beberapa tahun ini Pemerintah Kabupaten Grobogan tidak
mendapatkan penghargaan Adipura.
Saran :
1. Pemerintah Daerah perlu meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam mengelola sampah secara mandiri di tingkat RT/RW.
2. Perlu ada Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati yang
membatasi penggunaan plastik di masyarakat, khususnya di
pasar, toko, maupun retail.
3. Perlu ada sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk
“Zero Waste” dengan mengelola sampah rumah tangga masing-
masing.
4. Penyediaan anggaran untuk pengelolaan TPS (Tempat
Pembuangan Sementara) sampah yang memadai di fasilitas
umum seperti di pasar-pasar dan terminal atau dengan
membuat landasan kontainer sampah.
5. Pemerintah Daerah perlu mensosialisasikan dan merumuskan
kebijakan daerah guna pembatasan penggunaan plastik
sebagai pembungkus, tas belanja dan juga penggunaan sedotan
28
plastik kepada masyarakat serta upaya daur ulang sampah
plastik secara mandiri melalui kelompok-kelompok pengelola
sampah dan pembuatan bank sampah di lingkungannya.
6. Perlu ada inovasi pemanfaatan tehnologi tepat guna dalam
pengelolaan sampah baik melalui daur ulang, teknologi
incenerator maupun composting.
7. Pemerintah Daerah perlu melakukan pendataan bekas
tambang galian golongan C yang tidak dilakukan reklamasi
atau pemulihan kerusakan lingkungan, untuk diproses lebih
lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Pemerintah Daerah agar mengupayakan diperolehnya kembali
penghargaan Adipura.
9. Diberikan APD (Alat Pelindung Diri) untuk petugas kebersihan.
12.URUSAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATANSIPIL
Penyelenggaraan Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Tahun Anggaran 2019 diimplementasikan melalui 6 (enam)
program dan 42 (empat puluh dua) kegiatan, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp10.485.887.000,- dan terealisasi sebesar
Rp10.182.262.553,- atau 97,10%, yang dilaksanakan oleh Dinas
Kependududukan dan Pencatatan Sipil Daerah Kabupaten
Grobogan dan Kecamatan.
Permasalahan :
1. Masih adanya keluhan masyarakat dalam pengurusan
dokumen kependudukan, khususnya e-KTP masih lama harus
mengantri akibat kekurangan blanko e-KTP.
2. Belum adanya pengintegrasian data administrasi
kependudukan dalam satu peta besar kependudukan
Kabupaten Grobogan sehingga memudahkan warga dalam
pengurusannya.
3. Belum adanya kegiatan penyusunan profil kependudukan yang
merupakan kewenangan daerah.
29
Saran :
1. Pemerintah Daerah selalu berkoordinasi dan mengajukan
permintaan kepada Pemerintah Pusat terkait dengan
kekurangan blanko e-KTP dan menerbitkan serta mencetak
surat keterangan yang sama fungsi seperti e-KTP.
2. Agar inovatif dengan menciptakan satu data besar (big data)
untuk mewujudkan pelayanan publik yang terintegrasi dan
terpadu. Dengan menggunakan NIK dapat langsung mengakses
layanan publik yang diinginkan, jadi tidak ada redudansi
pengisian formulir untuk tiap-tiap data kependudukan.
3. Perlu menganggarkan dalam APBD tahun berikutnya kegiatan
penyusunan profil kependudukan.
13.URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
Penyelenggaraan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Tahun Anggaran 2019 diimplementasikan melalui 10 (sepuluh)
program dan 79 (tujuh puluh sembilan) kegiatan, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp19.999.068.200,- dan terealisasi sebesar
Rp18.353.928.705,- atau 91,77%, yang dilaksanakan oleh Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Setda Kab. Grobogan dan
Kecamatan.
Permasalahan :
1. Belum maksimalnya pelaksanaan kegiatan untuk rehabilitasi
rumah tidak layak huni bagi masyarakat pedesaan
2. Belum adanya kerja sama antar desa sebagaimana
Permendagri Nomor 96 tahun 2017 tentang Tata Cara
Kerjasama Antar Desa di Bidang Pemerintahan, yang
merupakan kewenangan daerah. Sehingga berdampak pada
kekosongan hukum di desa yang ingin melakukan kerjasama
dengan desa lainnya.
Saran :
1. Perlu peningkatan alokasi anggaran untuk penanganan rumah
tidak layak huni masyarakat pedesaan. Apabila masih terdapat
kekurangan anggaran, dapat melakukan koordinasi dan
kerjasama dengan pihak ketiga atau bantuan dari dana desa.
30
2. Menganggarkan penyusunan Raperda tentang Kerjasama Antar
Desa di Bindang Pemerintahan dalam APBD tahun berikutnya
agar dapat mengakomodasi kepentingan desa di bidang
pemerintahan.
14.URUSAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGABERENCANA
Penyelenggaraan Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Tahun 2019 diimpelementasikan melalui 4 (empat)
Program dan 16 (enam belas) kegiatan, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp10.347.446.400,- dan terealisasi sebesar
Rp10.232.874.145,- atau 98,89%, yang dilaksanakan oleh Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Grobogan.
Permasalahan :
1. Angka pertumbuhan penduduk meningkat sebesar 0,94%,
lebih tinggi dibandingkan tahun 2018, sehingga ada
peningkatan pertumbuhan penduduk sebesar 13.651 jiwa
dengan jumlah total penduduk sebanyak 1.473.431. jiwa yang
menandakan program/kegiatan yang sudah dianggarkan belum
berjalan sesuai dengan harapan karena belum adanya
aturan/regulasi Perda yang jelas.
2. Cakupan pelayanan KB keliling masih sangat kurang dan
belum maksimal menyentuh akseptor dan PUS yang akan
menjadi akseptor.
Saran :
1. Pemerintah Daerah agar meningkatkan penyuluhan program
KB untuk digalakkan kembali guna menekan laju
pertumbuhan penduduk. Dapat dibentuk tim KB keliling selain
untuk penyuluhan dan sosialisasi juga memberikan pelayanan
KB berupa pemasangan alat kontrasepsi secara gratis kepada
akseptor.
2. Perlu dianggarkan dan disusun regulasi/aturan yang berupa
Perda di dalam APBD tahun berikutnya yang sesuai dengan
kewenangan Pemerintah Daerah di bidang pengendalian
penduduk dan keluarga berencana.
31
15.URUSAN PERHUBUNGAN
Penyelenggaraan Urusan Perhubungan Tahun Anggaran 2019
diimplementasikan melalui 7 (tujuh) program dan 32 (tiga puluh
dua) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp15.005.274.900,- dan terealisasi sebesar Rp12.839.787.628,-
atau 85,57%, yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
1. Masih terdapat terminal-terminal yang kurang perhatian
Pemerintah Daerah, kondisinya memprihatinkan dan tidak
memenuhi standart, seperti : terminal Godong dan terminal
Gubug.
2. Angkutan umum masih banyak yang ngetem, seingga
mengganggu kelancaraan lalu lintas.
3. Masih belum maksimalnya pengelolaan parkir di Kabupaten
Grobogan.
4. Masih kurangnya jumlah traffic light yang ada, yag dapat
mengakibatkan kecelakaan.
Saran :
1. Agar dialokasikan anggaran pembangunan terminal-terminal
yang kondisinya tidak layak dengan tetap mengacu pada
rencana tata ruang dan wilayah.
2. Memaksimalkan fungsi terminal penyangga dan menambah
fasilitas terminal dalam upaya meminimalisir terminal
bayangan sehingga angkutan umum tidak ngetem disembarang
tempat.
3. Perlu dibuat suatu sistem informasi perparkiran yang
memudahkan Dinas Perhubungan untuk mengawasi dan
melihat titik parkir berikut juru parkir dan koordinatornya.
Sehingga dapat segera ditelusuri apabila ada permasalahan di
suatu lokasi parkir.
4. Menambah trafficlight di perempatan – perempatan jalan yang
rawan kecelakaan.
32
16.URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Penyelenggaraan Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun
Anggaran 2019 diimplementasikan melalui 3 (tiga) program dan 22
(dua puluh dua) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp8.530.965.760,- dan terealisasi sebesar Rp8.086.049.398,-atau
94,78%, yang dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Grobogan dan Setda Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
1. Belum adanya Perda yang mengatur keterbukaan informasi
publik di dalam kegiatan di Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Grobogan sebagaimana Undang-Undang Nomor 14
tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
2. Masih terdapat desa-desa yang belum tersentuh internet.
3. Sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan di bidang
komunikasi dan informatika dirasa masih kurang memadai.
Saran :
1. Perlu dianggarkan pada APBD tahun berikutnya di Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Grobogan kegiatan
penyusunan Raperda tentang Keterbukaan Informasi Publik.
2. Dilaksanakan program internet masuk desa dengan melakukan
kerjasama dengan Dispermasdes dan masyarakat desa yang
anggarannya dapat dibantu dari dana desa.
3. Perlu adanya peningkatan infrastruktur server, dengan
menambah alokasi anggaran pada tahun berikutnya dan
pelatihan SDM jaringan dan keamanan jaringan.
17.URUSAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
Penyelenggaraan Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Tahun Anggaran 2019 diimplementasikan melalui 8 (delapan)
program dan 54 (lima puluh empat) kegiatan, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp3.252.000.000,- dan terealisasi sebesar
Rp3.198.782.122,- atau 98,36%, yang dilaksanakan oleh Dinas
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Grobogan.
33
Permasalahan :
1. Masih banyak UMKM dan koperasi yang kesulitan dalam
mempromosikan dan memasarkan hasil-hasil produksinya.
2. Masih banyak koperasi-koperasi usaha bersama yang
membutuhkan bantuan permodalan.
3. Masih minimnya anggaran untuk kegiatan pelatihan UMKM
yaitu hanya sebesar Rp125.000.000,- dan hanya digunakan
untuk pelatihan pewarnaan batik alami.
Saran :
1. Memfasilitasi pemasaran produk UMKM melalui perusahaan
startup besar/ unicorn atau membantu UMKM untuk
berkembang menjadi startup untuk memperluas market. Dan
mempermudah proses perijinan produk – produk UMKM.
2. Agar Dinas Koperasi dan UKM memfasilitasi UMKM untuk
mendapatkan akses kemudahan pinjaman modal usaha dari
perbankan.
3. Perlu ditingkatkan anggaran dalam APBD tahun berikutnya
untuk kegiatan UMKM dan diperluas cakupan pelatihannya
tidak hanya pewarnaan batik alami. Perlu juga bekerja sama
dengan perusahaan-perusahaan dengan pola kerjasama
kemitraan.
18.URUSAN PENANAMAN MODAL
Penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal Tahun Anggaran 2019
diimplementasikan melalui 8 (delapan) program dan 37 (tiga pulu
tujuh) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp3.625.650.000,- dan terealisasi sebesar Rp3.425.764.897,- atau
94,49%, yang dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
1. Pada TA. 2019, anggaran di DPMPTSP 70% (tujuh puluh
persen) untuk program administrasi perkantoran dan
peningkatan sarana dan prasarana aparatur, sedangkan
anggaran untuk program dan kegiatan yang berkaitan dengan
investasi sangat kecil.
34
2. Promosi untuk kegiatan penanaman modal masih jauh dari
harapan, karena hanya dianggarkan sebesar Rp159.100.000,-.
Masih kalah apabila dibandingkan dengan daerah-daerah
tetangga yang sudah mempromosikan pro investasi, dengan
kemudahan-kemudahan perizinan baik melalui baliho-baliho
maupun media elektronik.
3. Anggaran fasilitasi kerjasama usaha besar dan usaha kecil di
TA. 2019 terlalu kecil hanya Rp9.585.000,00.
Saran :
1. Pada Tahun Anggaran selanjutnya, agar penganggaran
DPMPTSP lebih berimbang dengan memberikan alokasi yang
lebih besar untuk program dan kegiatan yang merupakan
tupoksi DPMPTSP.
2. Anggaran promosi agar ditambah/ditingkatkan di APBD tahun
berikutnya dengan promosi-promosi investasi melalui media
elektronik maupun pemsangan baliho-baliho.
3. Anggaran Fasilitasi Kerjasama Usaha Besar dan Usaha Kecil
agar dinaikkan sehingga membantu usaha kecil memperluas
pangsa pasar.
19.URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA
Penyelenggaraan Urusan Kepemudaan dan Olah Raga pada Tahun
Anggaran 2019 diimplementasikan melalui 9 (sembilan) Program
dan 32 (tiga puluh dua) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp22.923.010.500,- dan terealisasi sebesar Rp22.057.021.796,-
atau 96,22%, yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Grobogan dan Kecamatan.
Permasalahan :
1. Sarana dan prasarana alat penunjang kegiatan olah raga yang
disediakan di fasilitas umum yang dipergunakan untuk berolah
raga masyarakat masih kurang.
2. Pengelolaan kegiatan POPDA khususnya untuk SD
dilaksanakan di Dinas Pendidikan sementara yang SMP sudah
di Disporabudpar, sehingga menjadikan pengelolaan POPDA
tidak maksimal.
35
3. Di TA. 2019, anggaran untuk peningkatan kompetensi
kepemudaan sangat kecil yaitu Rp8.200.000,00 yang terealisasi
84%.
4. Realisasi kegiatan pembinaan cabang olahraga tingkat daerah
hanya 49,50% di TA. 2019.
5. Pembinaan untuk atlet berprestasi masih kurang.
6. Kurangnya event-event olah raga yang bergengsi di Kabupaten
Grobogan.
Saran :
1. Penambahan anggaran untuk sarana dan prasarana penunjang
olah raga di fasilitas umum dalam APBD tahun berikutnya.
2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2007 Pasal 24 tentang Penyelenggaraan Pekan dan
Kejuaraan Olahraga, maka POPDA SD, SMP dan SMA dijadikan
satu tidak terpisah. Untuk kegiatan Popda SD agar
dipindahkan ke Disporabudpar, sehingga pengelolaan dapat
sinergis dan optimal.
3. Mengoptimalkan fungsi PPLPD (Pusat Pendidikan dan latihan
Pelajar Daerah) sebagai wadah pembinaan olahraga pelajar
berbakat dan berpotensi.
4. Mengoptimalkan potensi atlit dalam daerah serta menambah
anggaran untuk penyelenggaraan event – event olahraga.
5. Anggaran peningkatan kompetensi kepemudaan agar dinaikkan
untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan seperti : pemberian
pelatihan-pelatihan melalui kerjasama dengan BLK atau LPK-
LPK, membuat kompetisi yang merangsang kreativitas anak-
anak muda dan mensupport organisasi-organisasi
kepemudaan.
20.URUSAN STATISTIK
Penyelenggaraan Urusan Statistik Tahun Anggaran 2019
diimplementasikan melalui 1 (satu) program dan 1 (satu) kegiatan,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp130.000.000,- dan terealisasi
sebesar Rp102.553.000,- atau 78,89%, yang dilaksanakan oleh
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Grobogan.
36
Permasalahan :
Masih terbatasnya tenaga programmer di Diskominfo sehingga
sistem tidak bisa update dengan waktu yang ditentukan.
Saran :
Perlu penambahan tenaga programmer untuk ketepatan update
sistem sehingga mempercepat proses input data untuk
kepentingan pelaksanaan program dan kegiatan.
21.URUSAN KEBUDAYAAN
Penyelenggaraan Urusan Kebudayaan pada Tahun Anggaran 2019
diimplementasikan melalui 5 (lima) Program dan 10 (sepuluh)
kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp1.582.778.500,- dan
terealisasi sebesar Rp1.477.611.000,- atau 93,36%, yang
dilaksanakan oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan
Pariwisata dan Setda Kab. Grobogan Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
1. Masih rendahnya anggaran untuk fasilitasi perkembangan
keragaman budaya daerah.
2. Belum adanya inisiatif dari Disporabudpar untuk menjadikan
kreativitas seni daerah dan budaya lokal sebagai aset
pariwisata daerah.
3. Pengelolaan situs-situs kebudayaan di Kabupaten Grobogan
masih kurang.
Saran :
1. Perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah terhadap
pelestarian budaya lokal daerah melalui penambahan anggaran
untuk fasilitasi perkembangan keragaman budaya daerah.
2. Pelestarian kebudayaan daerah lebih ditingkatkan. Hal ini bisa
dilakukan melalui penyelenggaraan pentas - pentas seni, serta
program dan kegiatan untuk mengenali, mempelajari,
mengembangkan budaya dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.
37
3. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pemerhati
budaya lokal dan kelompok-kelompok budaya tradisional
bagaimana cara mengemas budaya asli Grobogan menjadi ikon
yang dapat menjadi destinasi wisata.
4. Pelestarian situs–situs kebudayaan yang ada di Kabupaten
Grobogan lebih ditingkatkan. Gedung museum purbakala di
komplek dinas pendidikan kabupaten Grobogan lebih
diperhatikan, agar lebih dikenal masyarakat luas.
22.URUSAN PERPUSTAKAAN
Penyelenggaraan Urusan Perpustakaan pada Tahun Anggaran
2019 diimplementasikan melalui 9 (sembilan) Program dan 32 (tiga
puluh dua) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp7.306.775.000,- dan terealisasi sebesar Rp7.200.384.216,- atau
98,54%, yang dilaksanakan oleh Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Daerah Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
1. Masih sedikitnya anggaran untuk penyediaan bahan pustaka
perpustakaan umum daerah.
2. Minat membaca buku masyarakat Kabupaten Grobogan masih
rendah.
3. Pengelolaan dan pelayanan Perpustakaan Daerah dinilai masih
kurang.
Saran :
1. Anggaran penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum
daerah agar ditambah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pustaka masyarakat Kabupaten Grobogan.
2. Menambah mobil Perpustakaan Keliling untuk menjangkau
seluruh wilayah kabupaten Grobogan.
3. Perlu adanya semacam upaya atau inovasi untuk menarik
minat masyarakat agar mau lebih gemar membaca tidak hanya
facebook, twitter atau lainnya dan perlu adanya promosi
koleksi buku–buku terbaru kepada masyarakat.
38
4. Meningkatkan kualitas layanan perpustakaan. Menata Ruang
Display buku agar lebih terlihat menarik, rapi dan mudah
dicari, dan mempercepat penyajian buku–buku baru di ruang
display setelah proses pendataan.
23.URUSAN KEARSIPAN
Penyelenggaraan Urusan Kearsipan pada Tahun Anggaran 2018
diimplementasikan melalui 2 (dua) Program dan 9 (sembilan)
kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp412.825.000,- dan
terealisasi sebesar Rp401.767.000,- atau 97,32%, yang
dilaksanakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah
Kabupaten Grobogan, Setda Kabupaten Grobogan dan Kecamatan.
Permasalahan :
1. Pengelolaan kearsipan daerah masih ada yang manual.
2. Pengelolaan JDIH masih belum optimal, masih terdapat
Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati yang tidak terdapat
dalam JDIH Kabupaten Grobogan.
Saran :
1. Melakukan sistem digitalisasi untuk semua arsip daerah.
2. Perlu adanya tenaga khusus untuk entry data produk-produk
hukum daerah dan mengembangkan sistem informasi JDIH
sehingga terintegrasi dengan produk hukum Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Pusat.
B. URUSAN PILIHAN
Guna melaksanakan 6 (enam) Urusan Pilihan pada Tahun Anggaran
2019 dialokasikan anggaran sebesar Rp66.788.007.550,- dan terealisasi
sebesar Rp64.375.689.743,- atau 96,39%, dengan perincian sebagai berikut :
39
1. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Penyelenggaraan urusan Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2019
diimplementasikan melalui 3 (tiga) program dan 6 (enam) kegiatan,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp3.696.188.000,- dan terealisasi
sebesar Rp3.543.548.931,- atau 95,87%, yang dilaksanakan oleh Dinas
Perikanan dan peternakan Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
1. Belum adanya produk perikanan yang menjadi potensi unggulan
Kabupaten Grobogan
2. Perlindungan terhadap pembudidaya perikanan dalam menjalankan
usahanya masih belum optimal.
Saran :
1. Perlu adanya prioritas pengelolaan salah satu produk perikanan yang
disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat menjadi produk
unggulan daerah
2. Untuk menjalankan program dari Kementerian Kelautan dan
Perikanan yaitu pemberian asuransi bagi pembudidaya ikan kecil
(APPK).
2. URUSAN PARIWISATA
Penyelenggaraan Urusan Pariwisata pada Tahun Anggaran 2019
diimplementasikan melalui 3 (tiga) Program dan 9 (sembilan) kegiatan,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp5.703.559.500,- dan terealisasi
sebesar Rp5.219.620.068,- atau 91,52%, yang dilaksanakan oleh Dinas
Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
1. Perolehan pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Grobgan dari
beberapa tempat wisata dirasa masih kurang, karena beberapa lokasi
yang dijadikan tempat wisata merupakan milik Perhutani.
2. Masih kurangnya kreativitas dalam menciptakan wisata buatan untuk
destinasi wisata dan masih kurangnya sarana promosi pariwisata
kabupaten grobogan.
40
Saran :
1. Perlu meninjau ulang MOU dengan pihak Perhutani terkait bagi hasil
tempat wisata yang saat ini masih 30% keuntungan untuk Pemerintah
Daerah.
2. Pengembangan sarana promosi wisata melalui media daring,
pembuatan videotron atau penawaran paket-paket tour di hotal-hotel
dan restoran-restoran di Kabupaten Grobogan dan kota-kota
sekitarnya.
3. Penataan dan pengembangan desa-desa wisata harus benar-benar
diperhatikan dan dilakukan secara berkelanjutan sehingga menarik
minat wisatawan untuk kembali datang lagi.
3. URUSAN PERTANIAN
Penyelenggaraan Urusan Pertanian pada Tahun Anggaran 2019
diimplementasikan melalui 14 (empat belas) Program dan 92 (sembilan
puluh dua) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp41.033.797.050,- dan terealisasi sebesar Rp39.747.083.214,- atau
96,86%, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan.
Dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan Perikanan
Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
1. Penggunaan kartu tani belum optimal, sebagian masyarakat penerima
masih banyak yang belum bisa menggunakannya.
2. Pengelolaan Rumah Potong Hewan belum optimal sehingga
mempengaruhi kualitas dan kantitas daging.
Saran :
1. Agar difasilitasi untuk pendampingan kelompok-kelompok tani yang
anggotanya belum dapat memanfaatkan kartu tani, sehingga tidak ada
penerima yang tidak memperoleh haknya.
2. Peningkatan pengelolaan RPH sehingga dapat sesuai dengan standart,
SNI serta sesuai dengan syarat sertifikasi MUI, selain itu juga perlu
adanya modernisasi teknologi pemotongan hewan.
41
4. URUSAN PERDAGANGAN
Penyelenggaraan Urusan Perdagangan Tahun Anggaran 2019,
diimplementasikan melalui 3 (tiga) program dan 21 (dua puluh satu)
kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp11.541.926.000,- dan
terealisasi sebesar Rp11.076.279.428,- atau 95,97%, yang dilaksanakan
oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
1. Pengelolaan pusat-pusat kuliner tidak berhasil menarik minat
masyarakat sehingga sepi dan banyak pedagang yang menutup
lapaknya.
2. Pasar Glendoh sudah tidak representatif dan higienis untuk pusat jual
beli unggas.
Saran :
1. Perlu adanya perhatian dari Disperindag sebagai upaya membuat
pusat kuliner tetap menarik seperti saat awal dibuka, dengan mebuat
event-event pada waktu-waktu tertentu, membuat promo atau strategi
marketing lainnya.
2. Pedagang-pedagang pasar glendoh harus segera direlokasi di Pasar
Unggas Nglejok sebelum pasar unggas yang baru di lokasi pasar agro
jadi.
5. URUSAN PERINDUSTRIAN
Penyelenggaraan Urusan Perindustrian Tahun Anggaran 2019,
diimplementasikan melalui 5 (lima) program dan 27 (dua puluh tujuh)
kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp4.670.957.000,- dan
terealisasi sebesar Rp4.653.453.302,- atau 99,63%, yang dilaksanakan
oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Grobogan.
Permasalahan :
Pada Tahun Anggaran 2019 tidak terdapat anggaran untuk pembinaan
industri kecil dan menengah.
42
Saran :
Untuk Tahun Anggaran selanjutnya agar dialokasikan anggaran untuk
pembinaan industri kecil dan menengah agar terus berkembang dan
membantu perekonomian masyarakat sekitarnya
6. URUSAN TRANSMIGRASI
Penyelenggaraan Urusan Transmigrasi Tahun Anggaran 2019,
diimplementasikan melalui 2 (dua) program dan 3 (tiga) kegiatan, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp141.580.000,- dan terealisasi sebesar
Rp135.704.800,- atau 95,85%, yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
Secara umum tidak ada permasalahan yang berarti dalam Urusan
Transmigrasi.
Saran :
Perlu berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat agar lokasi transmigrasi
dan kuota transmigran ditambah serta agar Pemerintah Daerah terus
memantau kesejahteraan para transmigran.
C. FUNGSI PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN
Guna melaksanakan Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan pada
Tahun Anggaran 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp142.594.739.800,-
dan terealisasi sebesar Rp130.453.243.034,- atau 91,49%. Adapun rincian
dari pelaksanaan fungsi penunjang urusan pemerintahan adalah sebagai
berikut :
1. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Penyelenggaraan Fungsi Penunjang Administrasi Pemerintahan pada
Tahun Anggaran 2019 ditempuh melalui 8 (delapan) program dan 114
(seratus empat belas) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar
43
Rp94.846.024.059,- dan terealisasi sebesar Rp87.023.201.376,- atau
91,75%, yang dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah, Sekretariat DPRD
Kabupaten Grobogan, dan Kecamatan Kab. Grobogan.
Permasalahan :
Nomenklatur SOTK Sekretariat DPRD Kabupaten Grobogan saat ini yang
diatur dengan Peraturan Bupati Nomor 49 Tahun 2016 tentang
Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas
Jabatan dan Tata Kerja Sekretariat DPRD belum berpedoman kepada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 104 Tahun 2016 tentang Pedoman
Nomenklatur Sekretariat DPRD Provinsi Kabupaten/Kota.
Saran :
Segera merubah Peraturan Bupati Nomor 49 Tahun 2016 tentang SOTK
Sekretariat DPRD Kabupaten Grobogan, disesuaikan dengan Permendagri
Nomor 104 Tahun 2016.
2. PENGAWASAN
Untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang
Pengawasan di Kabupaten Grobogan pada Tahun Anggaran 2019
diimplementasikan melalui 5 (lima) Program dan 35 (tiga puluh lima)
kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp5.230.073.000,- dan
terealisasi sebesar Rp4.689.999.748,- atau 89.67%, yang dilaksanakan
oleh Inspektorat Kabupaten Grobogan.
Permasalahan :
Secara umum tidak ada permasalahan yang berarti dalam Urusan
Pemerintahan Fungsi Penunjang Pengawasan.
Saran :
Pengawasan terhadap tindak lanjut hasil pemeriksaan agar lebih
ditingkatkan, supaya benar-benar di laksanakan.
44
3. PERENCANAAN
Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang Perencanaan pada Tahun
Anggaran 2019 diimplementasikan melalui 13 (tiga belas) program dan 72
(tujuh puluh dua) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp13.765.574.600,- dan terealisasi sebesar Rp13.437.031.437,- atau
97,61%, yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Grobogan, Setda Kabupaten Grobogan Kabupaten
Grobogan, dan Kecamatan.
Permasalahan :
1. Perencanaan program/kegiatan masih kurang matang, masih ada
program/kegiatan yang perencanaannya tanpa melalui proses
evaluasi/perencanaan, hanya melalui aspirasi saja.
2. Masih banyak program/kegiatan yang sifatnya hanya rutinitas saja.
Saran :
1. Pemerintah Daerah agar selalu melakukan kajian yang akurat terlebiih
dahulu sebelum merencanakan suatu program/kegiatan, sehingga
hasil dan kegunaan program/kegiatan tersebut dapat benar-benar
membawa kemajuan dan manfaat untuk masyarakat Kabupaten
Grobogan.
2. Program/kegiatan yang sifatnya hanya rutinitas belaka agar dikurangi.
4. KEUANGAN
Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang Keuangan pada Tahun Anggaran
2019 diimplementasikan melalui 9 (sembilan) program dan 43 (empat
puluh tiga) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp18.057.225.641,- dan terealisasi sebesar Rp15.831.312.120,- atau
87,67%, yang dilaksanakan oleh Badan Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Grobogan, Setda Kab. Grobogan
dan Kecamatan Kab. Grobogan.
Permasalahan :
Perda Kabupaten Grobogan Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah sudah tidak sesuai lagi dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
sehingga menghambat pelaksanaan tata kelola keuangan.
45
Saran :
Segera disiapkan Raperda revisi Perda Kabupaten Grobogan Nomor 8
Tahun 2013 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah yang
disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
5. KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang Kepegawaian
Tahun Anggaran 2019, diimplementasikan melalui 5 (lima) Program dan
50 (lima puluh) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp10.695.842.500,- dan terealisasi sebesar Rp9.471.698.353 atau
88,55%, yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Kabupaten Grobogan dan Setda Kab. Grobogan.
Permasalahan :
1. Masih terdapat penempatan Asn yang tidak sesuai antara kapabilitas
dan bidangnya.
2. Masih minimnya Bimbingan teknis dan pelatihan untuk peningkatan
kemampuan dan potensi ASN.
3. Terlalu banyak THL yang ada SKPD-SKPD di lingkungan Pemerintah
Daerah.
Saran :
1. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan
kompetensi PNS ditambah jumlahnya, khususnya di bidang
pengadaan barang dan jasa. Alokasi anggaran untuk
penyelenggaraannya ditambah dan agar pemberitahuan atas adanya
Bintek atau pelatihan –pelatihan dapat transparan ke ASN.
2. Agar Baperjakat berfungsi secara optimal dengan menganalisa
kapabilitas ASN sebelum menempatkan pada posisi tertentu.
3. Hentikan penambahan THL karena THL yang ada sekarang ini sudah
cukup banyak. Pemerintah Daerah harus berani mengurangi jumlah
THL yang ada terutama THL yang kurang difungsikan. Pemerintah
Daerah perlu memberdayakan para THL tersebut agar berdaya guna.
46
PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
Pada Tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Grobogan menerima Tugas
Pembantuan dari Pemerintah melalui 2 Kementerian, yaitu Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, serta Kementerian Pertanian
Republik Indonesia dengan total anggaran sebesar Rp2.897.000.000,- dan
terserap sebesar Rp2.861.961.538,- atau 98,79%.
A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA
1. Tugas Pembantuan yang diterima dari Kementerian Koperasi danUsaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
Tugas pembantuan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah untuk pelaksanaan program peningkatan penghidupan
berkelanjutan berbasis usaha mikro dengan anggaran sebesar
Rp950.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp935.196.436,- atau 98,44%.
Permasalahan :
Secara umum tidak ada permasalahan yang berarti dalam tugas
pembantuan.
Saran :
Perlu meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat agar
pelaksanaan Tugas Pembantuan berjalan dengan lancar.
2. Tugas Pembantuan yang diterima dari Kementerian PertanianRepublik Indonesia
Tugas pembantuan dari Kementerian Pertanian dengan anggaran sebesar
Rp1.947.000.000,- dan terserap sebesar Rp1.926.765.102,- atau 98,96%.
Permasalahan :
Secara umum tidak ada permasalahan yang berarti dalam tugas
pembantuan.