Post on 31-Mar-2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan penulis kesempatan dan kesehatan,
sehingga penulis mampu menyelesaikan mini proyek
penelitian ini yang merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan mata kuliah Metodologi Penelitian, yang
berjudul “Pengaruh Rasa Tanggung Jawab dari Individu
Terhadap Proses Pembelajaran pada Mahasiswa Semester 5A
Jurusan Pendidikan Matematika”.
Terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu,
Bapak Dr. Hartono, M.Pd yang telah mengampu mata kuliah
Metodologi Penelitian serta memberikan ilmu dan motivasi
dalam proses pembuatan makalah baik dari segi penulisan
maupun isi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah
ini bisa menjadi lebih baik.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada
para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................... i
DAFTAR ISI.......................................... ii
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah..................... 1B. Penegasan tilah............................ 2C. Permasalahan............................... 4D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............. 5
BAB II KAJIAN TEORIA. Belajar dan Pembelajaran................... 6B. Rasa Tanggung Jawab dalam Proses Pembelajaran 9C. Peserta Didik.............................. 12D. Kepribadian................................ 13E. Motivasi................................... 14
BAB III METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Penelitian................ 17B. Subjek dan Objek Penelitian................ 17C. Populasi dan Sampel........................ 17D. Teknik Pengumpulan Data.................... 18E. Instrumen Penelitian....................... 18F. Teknik Analisa Data........................ 19
BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIANA. Deskripsi Lokasi Penelitian................ 21B. Penyajian Data............................. 21C. Analisis Data.............................. 22
BAB V PENUTUPA. Kesimpulan................................. 24B. Saran...................................... 24
DAFTAR PUSTAKA...................................... 25
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah atau instansi pendidikan merupakan
lembaga yang bersifat komplek dan unik. Bersifat
komplek karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya
terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain saling
berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan sifat unik,
menunjukkan bahwa instansi sebagai organisasi memiliki
ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi
lain. Ciri-ciri yang menempatkan instansi memiliki
karakter tersendiri, dimana terjadi proses belajar
mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan
umat manusia.1
Siswa atau peserta didik adalah salah satu
komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam
proses belajar-mengajar. Sebabnya peserta didiklah yang1 Wahjosumidyo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik Permasalahannya
(Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hal. 3.
menjadi pokok permasalahan dan sebagai tumpuan
perhatian.2 Peserta didik merupakan komponen inti dari
pembelajaran, maka peserta didik harus memiliki rasa
tanggung jawab sehingga akan muncul sifat disiplin
belajar yang tinggi. Peserta didik yang memiliki rasa
tanggung jawab dan disiplin belajar yang tinggi akan
terbiasa untuk selalu patuh dan mempertinggi daya
kendali diri, sehingga kemampuan yang sudah diperoleh
peserta didik dapat diulang-ulang dengan hasil yang
relatif sama.
Akan tetapi banyak melihat gejala-gejala yang
ditemukan di dalam kegiatan sehari-hari, sehingga
sangat bertolak belakang dengan orang yang memiliki
rasa tenggung jawab dalam diri mereka. Di mana penulis
menemukan gejala-gejala sebagai berikut:
1. Sering berbicara dan ribut di data proses
pembelajaran
2. Mengantuk ketika dosen menjelaskan materi
pembelajaran
3. Tidak fokus dalam mendengarkan penyampaian dosen
4. Tidak adanya keinginan untuk mengerjakan sendir
latihan-latihan yang berhubungan dengan materi yang
sedang dipelajar.
2 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h. 111
Berdasarkan gejala-gejala di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Rasa Tanggung Jawab Dari Kepribadian Individu Terhadap
Proses Pembelajaran Pada Mahasiswa Semester 5A Jurusan
Pendidikan Matematika”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami
judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan
istilah yang digunakan supaya tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda.
1. Belajar dan Pembelajaran
Slameto menyatakan belajar adalah proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Sedangkan pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik (siswa) dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Konsep pembelajaran menurut Corey adalah
suatu proses dimana lingkungan seseorang secara
disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta
dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi
tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari
pendidikan.
2. Tanggung jawab
Tanggung jawab siswa menurut Soedijarto adalah
tingkat penguasaan yang dicapai oleh peserta didik
dalam mengikuti program kegiatan pembelajaran sesuai
dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Sedangkan
hakekat tanggung jawab dalam proses pembelajaran
adalah menerima apa yang diwajibkan dan melaksanakan
tugas dengan baik sesuai dengan kemampuannya. Atau
dengan istilah lain yaitu menggunakan seluruh sumber
daya untuk mengusahakan perubahan yang positif atau
melaksanakan tugas-tugas dengan seluruh
integritasnya. 3
3. Peserta Didik
Hakikat peserta didik adalah manusia dengan
segala dimensinya seperti diuraikan dalam pandangan
di atas. Manusia adalah sentral dalam setiap
aktivitas. Oleh karena itu, maka dalam proses
pembelajaran manusia menjadi subjek belajar.
3 web
4. Kepribadian
Setiap manusia memiliki kepribadian yang
berbeda-beda. Kepribadian adalah karakteristik
seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi
perasaan, pemikiran dan perilaku. Kepribadian sering
dideskripsikan sebagai sifat seseorang. Setiap
manusia akan memiliki sifat-sifat tertentu yang ada
karena kepribadiannya. Dengan demikian sifat
membentuk konsep yang digunakan orang awam untuk
mendeskripsikan seseorang. Sifat-sifat kepribadian
yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut
pula mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya
dapat dicapai. Termasuk ke dalam sifat-sifat
kepribadian ini ialah faktor fisik kesehatan dan
kondisi badan.4
5. Motivasi
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha
untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila
ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan
atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi
4 Opcit. Drs. M. Ngalim Purwanto, h. 104
motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar
tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai.
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang permasalahan diatas, ada
beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Rasa tanggung jawab dari kepribadian individu
terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan
Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.
b. Faktor-faktor yang bisa membangkitkan rasa
tanggung jawab dari diri setiap individu terhadap
proses pembelajaran di semester 5A jurusan
Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.
c. Upaya yang dilakukan setiap individu dalam
menimbulkan rasa tanggung jawab dari kepribadiannya
terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan
Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.
2. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, terlihat
begitu luasnya pembahasan dalam penelitian ini, maka
penulis membatasi permasalahan di atas pada rasa
tanggung jawab dari kepribadian individu terhadap
proses pembelajaran pada mahasiswa semester 5A
jurusan Pendidikan Matematika.
3. Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana rasa tanggung jawab setiap individu
terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan
Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU?
b. Apa saja faktor-faktor yang bisa membangkitkan
rasa tanggung jawab dari diri setiap individu
terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan
Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui rasa tanggung jawab seseorang
dari kepribadian individunya terhadap proses
pembelajaran di semester 5A jurusan Pendidikan
Matematika UIN SUSKA RIAU.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang bisa
membangkitkan rasa tanggung jawab dari diri setiap
individu terhadap proses pembelajaran di semester
5A jurusan Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.
2. Kegunaan Penelitian
a. Penelitian ini merupakan salah satu tugas
mandiri untuk menyelesaikan mata kuliah Metodologi
Penelitian di Jurusan Pendidikan Matematika,
fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
b. Penelitian ini sebagai bahan masukan kepada
setiap individu agar lebih serius dalam menjalankan
kewajibannya sebagai seorang peserta didik dalam
proses pembelajaran, khususnya di jurusan
Pendidikan Matematika 5A.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan upaya untuk menguasai sesuatu
yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri
individu. Untuk terjadinya proses belajar diperlukan
prasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik
yang dihasilkan dari kematangan ataupun hasil belajar
sebelumnya.
Menurut Hilgard dan Bower dalam buku Theories ofLearning (1975) mengemukakan, “Belajar berhubungandengan perubahan tingkah laku seseorang terhadapsesuatu situasi tertentu yang disebabkan olehpengalamannya yang berulang-ulang dalam situasiitu, di mana perubahan tingkah laku itu tidakdapat dijelaskan atau dasar kecenderungan responpembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaansesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruhobat dan sebagainya).”5
Menurut Gagne dalam buku The Conditions of Learning(1977) menyatakan bahwa, “Belajar terjadi apabilasuatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatanmempengaruhi siswa sedemikian rupa sehinggaperbuatannya (performance-nya) berubah dari waktusebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudahia mengalami situasi tadi.”6
5 Drs. M. Ngalim Purwanto, MP, Psikologi Pendidikan. Bandung, 2011, h. 846 Ibid
Slameto menyatakan belajar adalah proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Disiplin belajar adalah suatu
kondisi yang terbentuk melalui proses usaha seseorang
yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan
yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin ilmu
akan muncul apabila seorang siswa memiliki rasa
tanggung jawab terhadap pembelajaran yang sedang
ditempuhnya.
Belajar menurut psikologi Gestalt terjadi jika
ada pengertian (insight). Pengertian atau insight ini
muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba
memahami suatu masalah, tiba-tiba muncul adanya
kejelasan, terlihat olehnya hubungan antara unsur-unsur
yang satu dengan yang lain, kemudian dipahami sangkut-
pautnya; dimengerti maknanya.7
Dengan singkatnya belajar dapat diterangkan
sebagai berikut: Pertama dalam belajar faktor pemahaman
7 Ibid. h. 101
atau pengertian (insight) merupakan faktor yang penting.
Dengan belajar dapat memahami/ mengerti hubungan antara
pengetahuan dan pengalaman. Kedua, dalam belajar,
pribadi atau organisme memegang peranan yang paling
sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-
mekanistis belaka, tetapi dilakukan dengan sadar,
bermotif dan bertujuan.8
Sedangkan berdasarkan teori systematic Behavior yangdikemukakan oleh Clark C. Hull menyatakan bahwasuatu kebutuhan atau keadaan terdorong (olehmotif, tujuan, maksud, aspirasi, ambisi) harusada dalam diri seseorang yang belajar, sebelumsuatu respon dapat diperkuat atas dasarpengurangan kebutuhan itu.9
Sehingga efisiensi belajar itu sendiri tergantung
pada besarnya tingkat pengurangan dan kepuasan motif
yang menyebabkan timbulnya usaha belajar it oleh
respon-respon yang dibuat individu itu. Jadi, prinsip
yang utama adalah suatu kebutuhan atau motif harus ada
pada seseorang sebelum belajar itu terjadi; dan bahwa
apa yang dipelajari itu harus diamati oleh orang yang
belajar sebagai sesuatu yang dapat mengurangi kekuatan
kebutuhannya atau memuaskan kebutuhannya.
8 Ibid9 Ibid. h. 97
Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik (siswa) dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Konsep
pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu
dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons
terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan
subset khusus dari pendidikan.
Dari berbagai pengertian diatas dapat diketahui
bahwa siswa merupakan komponen inti dari pembelajaran,
maka siswa harus memiliki rasa tanggung jawab sehingga
akan muncul sifat disiplin belajar yang tinggi. Siswa
yang memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin belajar
yang tinggi akan terbiasa untuk selalu patuh dan
mempertinggi daya kendali diri, sehingga kemampuan yang
sudah diperoleh siswa dapat diulang-ulang dengan hasil
yang relatif sama.
Di dalam proses pembelajaran, siswa melakukan
beberapa aktifitas dalam rangka menjalankan tanggung
jawabnya sebagai seorang pelajar yang berkewajiban
belajar dan menuntut ilmu. Aktifitas-aktifas yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya
misalnya membaca, memerhatikan gambar demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,
mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.
3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan:
uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato.
4. Writing activities, seperti misalnya: menggambarkan,
membuat grafik, peta dan diagram.
5. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara
lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
mereparasi, bermain, berkebun dan beternak.
6. Mental activities, sebagai contoh misalnya:
menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis,
melihat hubungan dan mengambil keputusan.
7. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh
minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah,
berani, tenang dan gugup.10
Montessori juga menegaskan bahwa anak-anak memiliki
tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk
sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan10 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h.101
mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya.
Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa
yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam
pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang
pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala
kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik.11
Untuk menentukan apakah suatu proses pembelajaran
telah berhasil atau tidak, ataupun sudah seberapa
jauhkah proses pembelajaran itu sendiri tergantung oleh
berbagai faktor. Beberapa faktor tersebut adalah:
1. Faktor yang ada pada diri sendiri yang disebut
dengan faktor individual. Yang termasuk ke dalam
faktor individual antara lain; faktor kematangan/
pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor
pribadi.
2. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut
faktor sosial. Yang termasuk faktor sosial antara
lain faktor keluarga/ keadaan rumah tangga, guru dan
cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam
belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang
tersedia dan motivasi sosial.12
B. Rasa Tanggung Jawab dalam Proses Pembelajaran11 Ibid. h. 9612 Opcit. Drs. M. Ngalim Purwanto, h. 102
Setiap manusia harus mempunyai rasa tanggung
jawab, dimana rasa tanggung jawab itu harus disesuaikan
dengan apa yang telah kita lakukan. Menurutk KBBI
tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya. Tanggung jawab itu bersifat kodrati,
artinya sudah menjadi bagian hidup dari manusia bahwa
setiap manusia dibebani dengan tangung jawab.13
Tanggung jawab siswa menurut Soedijarto adalah
tingkat penguasaan yang dicapai oleh peserta didik
dalam mengikuti program kegiatan pembelajaran sesuai
dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Sedangkan
hakekat tanggung jawab dalam proses pembelajaran adalah
menerima apa yang diwajibkan dan melaksanakan tugas
dengan baik sesuai dengan kemampuannya. Atau dengan
istilah lain yaitu menggunakan seluruh sumber daya
untuk mengusahakan perubahan yang positif atau
melaksanakan tugas-tugas dengan seluruh integritasnya.
Tanggung jawab yang dimaksud adalah yang
berhubungan dengan nilai dan segala sesuatu yang
berguna, dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Hal ini
juga berkaitan dengan norma termasuk moral yang
meliputi segala perilaku yang baik untuk dilakukan dan
yang tidak baik untuk dilakukan. Adapun norma adalah
13 Kamus Besar Bahasa Indonesia
aturan, ukuran, pokok kaidah, kadar, patokan yang
dijadikan panutan bagi tingkah laku manusia guna
menjamin keselamatan, ketentraman dan kesejahteraan.
Perlu menjadi perhatian utama, adalah bagaimana
membentuk pola pikir anak agar pada suatu saatnya nanti
mampu memiliki integritas atau tanggung jawab baik itu
secara pribadi maupun dalam kehidupan kolektif,
sebagaimana hal itu tercantum dalam definisi di atas.
Dengan kata lain, tanggung jawab yang dimaksudkan
disini adalah suatu investasi yang tak ternilai
harganya, yang ditanamkan pada seorang anak demi masa
depannya kelak. Dan penanaman tanggung jawab itu
sendiri hanya dapat tercapai jika dijalani lewat proses
pendidikan. Pendidikan disini bukanlah pendidikan
sebagaimana pandangan konvensional yang mengatakan
bahwa mendidik adalah urusan sekolah (institusi). Akan
tetapi pendidikan yang saya maksudkan adalah pendidikan
yang sebenar-benar pendidikan, yaitu pendidikan yang
dilalui sepanjang hayat, yang dilakukan oleh orang tua
semenjak kehadiran anak didunia, melalui transmisi
kasih sayang, kepedulian, kepercayaan, empati dan
kesinambungan serta pengarahan secara spiritual.
Dengan kesungguhan dan kerja keras dari orang tua
dalam menanamkan terlebih memberikan contoh tanggung
jawab, bukan tidak mungkin proses yang terikat pada
waktu pada akhirnya bermuara pada kebahagiaan, baik itu
kebahagiaan orang tuanya maupun anaknya sendiri. Ada
beberapa contoh konsep yang patut diterapkan didalam
memaknai dan mengimplementasikan bagaimana menanamkan
tanggung jawab sekaligus bagaimana membuat model
tanggung jawab itu sendiri bagi anak.
Ketika seorang anak telah memiliki rasa tanggung
jawab serta mengerti pentingnya tanggung jawab untuk
belajar, maka akan terasa mudah apabila menjalankan
proses pembelajaran itu sendiri. Belajar bukan menjadi
beban bagi mereka lagi, tetapi akan menjandi kebiasaan
yang menyenangkan.
Benyamin Bloom mengemukakan sebuah teori
Taksonomi, yang menyatakan bahwa tanggung jawab siswa
mempunyai ranah yang berorientasi pada kemampuan untuk
mengungkapkan makna dan arti dari bahan yang dipelajari
siswa. Ranah tersebut meliputi;
1. Kognitif, yang termasuk ranah kognitif meliputi
aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, sintesis dan
evaluasi.
2. Afektif, yang termasuk ranah afektif meliputi aspek
psikologis untuk menerima, menanggapi, menghargai dan
membentuk pribadi.
3. Psikomotorik, yang termasuk ranah psikomotorik
meliputi gerak dan tindakan.
Pembentukan nilai tanggung jawab tidak dapat
dilepaskan dari proses pembelajaran baik di rumah
maupun di sekolah. Oleh sebab itu belajar adalah
sesuatu yang harus dialami siswa agar memiliki
apresiasi nilai tanggung jawab yang tinggi. Hidup
bersama dan bermasyarakat merupakan sesuatu yang mutlak
diperlukan manusia. Ketergantungan manusia terhadap
manusia lain menyebabkan manusia mengadakan hubungan
kerjasama dengan manusia yang lain untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Kemampuan dalam berinteraksi juga dipengaruhi
oleh kedewasaan seseorang dan juga oleh pengetahuan
akan pentingnya hubungan antara manusia sehingga sadar
bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat. Kedewasaan
serta pengetahuan yang dapat diperoleh melalui
pendidikan. Dalam pendidikan pola-pola kelakuan pokok
dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini sesuai dengan
penjelasan S. Nasution bahwa: “Pendidikan berkenaan
dengan perkembangan dan perubahan anak didik,
pendidikan berkaitan dengan trasmisi pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek
lainnya kepada generasi muda. Pendidikan adalah proses
mengajar serta belajar oleh masyarakat.”
C. Peserta Didik
Menurut para psikoanalis beranggapan bahwa
manusai pada hakikatnya digerakkan oleh dorongan-
dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instingtif.
Tingkah laku individu ditentukan dan dikontrol oleh
kekuatan psikologis yang memang sejak semula sudah ada
pada diri individu. Sedangkan tokoh salah satu tokoh
humanistik, Rogers berpendapat bahwa manusia memiliki
dorongan untuk mengarahkan dirinya ke tujuan postitif.
Oleh karena itu manusia selalu berkembang dan berubah
untuk menjadi pribadi yang lebih maju dan sempurna.14
Untuk menjadi lebih maju dan sempurna manusia
akan menjadi anggota masyarakat yang dapat bertingkah
laku secara memuaskan. Sehingga keadaan ini akan muncul
rasa tanggung jawab dalam diri setiap individu.
Dari pandangan di atas mengenai hakikat manusia,
apabila dianalisis secara mendalam dapat membantu upaya
pemahaman terhadap diri anak didik. Hakikat peserta
didik adalah manusia dengan segala dimensinya seperti
diuraikan dalam pandangan di atas. Manusia adalah14 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h.107-108
sentral dalam setiap aktivitas. Oleh karena itu, maka
dalam proses pembelajaran manusia menjadi subjek
belajar.
Sehingga didapatkan bahwa peserta didik adalah
salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi
sentral dalam proses belajar-mengajar. Sebabnya peserta
didiklah yang menjadi pokok permasalahan dan sebagai
tumpuan perhatian.15 Peserta didik merupakan komponen
inti dari pembelajaran, maka peserta didik harus
memiliki rasa tanggung jawab sehingga akan muncul sifat
disiplin belajar yang tinggi. Peserta didik yang
memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin belajar yang
tinggi akan terbiasa untuk selalu patuh dan
mempertinggi daya kendali diri, sehingga kemampuan yang
sudah diperoleh peserta didik dapat diulang-ulang
dengan hasil yang relatif sama.
D. Kepribadian
Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-
beda. Kepribadian adalah karakteristik seseorang yang
menyebabkan munculnya konsistensi perasaan, pemikiran
dan perilaku. Bidang kepribadian mencakup tiga fokus
(isu) yaitu universal manusia, perbedaan individual dan15 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h.111
keunikan individual. Definisi ini mengisyaratkan bahwa
kita membahas pola konsistensi perilaku dan kualitas
dalam diri seseorang, yang berbeda dengan misalnya
kualitas lingkungan yang memengaruhi kepribadian
seseorang. Hal-hal yang menarik bagi kita antara lain
pemikiran, perasaan dan perilaku nyata orang-orang. 16
Kepribadian sering dideskripsikan sebagai sifat
seseorang. Setiap manusia akan memiliki sifat-sifat
tertentu yang ada karena kepribadiannya. Dengan
demikian sifat membentuk konsep yang digunakan orang
awam untuk mendeskripsikan seseorang. Sifat-sifat
kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit
banyaknya turut pula mempengaruhi sampai di manakah
hasil belajarnya dapat dicapai. Termasuk ke dalam
sifat-sifat kepribadian ini ialah faktor fisik
kesehatan dan kondisi badan.17
Ditinjau dari segi psikologis, sebenarnya peserta
didik adalah pribadi yang sedang berkembang menuju ke
masa kedewasaannya. Proses perkembangan itu jelas
dipengaruhi berbagai faktor baik dari dalam maupun dari
luar. Perkembangan dapat berhasil dengan baik jika
kedua faktor tersebut saling melengkapi. Untuk mencapai
16 Laurence A. Pervin dan Daniel Cervone, Oliver P. John, PsikologiKepribadian Teori & Penelitian. Jakarta, 2012, h. 6-7
17 Opcit. Drs. M. Ngalim Purwanto, h. 104
perkembangan yang baik dan optimal harus ada asuhan
yang terarah. Asuhan yang terarah dalam proses
perkembangan dengan melalui proses belajar sering
disebut dengan pengajaran. 18
Sebagaimana telah diketahui bahwa hasil belajar
yang diperoleh seorang peserta didik, akan
termanifestasi dalam kepribadiannya. Dikatakan demikian
karena melalui pengalaman-pengalaman yang diperolehnya
melalui proses belajar akan menghasilkan perubahan
sikap dan perilaku individu dari peserta didik
tersebut.19 Kepribadian juga bisa mempengaruhi cara
belajar seseorang. Misalnya jika individu memiliki
kepribadian yang baik serta sudah tertanam nilai-nilai
dan pentingnya belajar, maka di dalam diri individu itu
akan muncul sebuah rasa tanggung jawab untuk belajar
sehingga akan mampu mencapai tujuan dari suatu
pembelajaran. Namun, jika kepribadian seseorang buruk,
belum tertanam nilai-nilai positif, maka akan sulit
untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
E. Motivasi
Kata motif dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-18 Dra. Hallen A., M.Pd, Bimbingan dan Konseling. Jakarta, 2002, h. 30-3119 Ibid. h. 137
aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Sehingga
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama apabila kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan (mendesak).
Menurut Dc. Donald, motivasi adalah perubahanenergy dalam diri seseorang yang ditandai denganmunculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapanterhadap adanya tujuan. Dari pengertian yangdikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemenpenting, yaitu:1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahanenergy pada diri setiap individu manusia.Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahanenergi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada padaorganisme manusia. Karena menyangkut perubahan energymanusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam dirimanusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatanfisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa-rasa(feeling), afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasirelevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksidan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadimotivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan responsdari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang munculdari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karenaterangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain,dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akanmenyangkut soal kebutuhan.20
20 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h.73-74
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha
untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia
tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu
dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi
itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan
belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat tercapai.
Pada faktanya, semua individu itu memiliki
motivasi untuk berprestasi (Achievement Motivation) dan
berdasarkan teori Kepribadian Henry Murray, ada 20
jenis kebutuhan yang salah satunya adalah need achievement
yaitu kebutuhan untuk dapat mencapai sesuatu yang
sulit, menguasai, memanipulasi, atau mengatur objek
fisik, orang lain, atau ide yang dimiliki, dapat
melakukan sesuatu dengan cepat dan mandiri serta dapat
mengatasi hambatan dan menetapkan standar yang tinggi,
berani berkompetisi dengan orang lain, dan dapat
meningkatkan kepercayaan diri dengan bakat dan
kemampuan. Artinya, setiap manusia memiliki kebutuhan
mendapatkan prestasi; memecahkan masalah; mengerjakan
tugas secepat dan sebaik mungkin. Namun kuantitas
motivasi dan need itu berbeda-beda pada setiap orang. 21
Karena motivasi dapat dirangsang dari faktor
luar, itu berarti motivasi akan timbul dari orang-orang
di sekitar misalnya para tetangga, saudara yang
memiliki hubungan dekat dengan anak, teman-teman sebaya
baik teman bermain maupun teman di sekolah. 22Jika
seorang anak telah menyadari kegunaan dari belajar dan
tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran,
maka dalam dri anak itu akan muncul rasa bertanggung
jawab akan belajar yang merupakan kewajibannya. Dan
apabila rasa tanggung jawab telah tercipta pastinya
anak tersebut akan belajar dengan sungguh-sungguh dan
memperoleh hasil yang cemerlang.
Dalam proses pembelajaran, motivasi mempunyai
kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki
minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung
tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul
motivasi untuk mempelajarinya. Misalnya, siswa yang
menyukai pelajaran matematika akan merasa senang
belajar matematika dan terdorong untuk belajar lebih
21 http://10075arss.blogspot.com/2011/05/tugas-mini-proyek_18.html,diunduh pada tanggal 24 Januari 2015 pukul 23:56 WIB
22 Opcit. Drs. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, h. 105
giat, karenanya adalah kewajiban bagi guru untuk bisa
menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata
pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan
Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Pendidikan Matematika semester 5A. Sedangkan objek
penelitiannya adalah rasa tanggung jawab dari
kepribadian individu dalam proses pembelajaran di
Jurusan Pendidikan Matematika semester 5A.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.23
Sedangkan menurut pendapat lain populasi yaitu wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
di tarik kesimpulannya.24
23 Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta,1993, h.115
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. 25 Jadi
dapat disimpulkan bahwa sampel bagian dari populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa Pendidikan Matematika semester 5A UIN SUSKA
RIAU dengan jumlah mahasiswa sebanyak 30 orang
mahasiswa. Sedangkan sampel dalam penelitian ini tidak
ada. Karena peneliti menggunakan seluruh populasi yang
ada.
D. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan penelitian dengan cara
menyebarkan kuesioner atau angket dan meminta seluruh
mahasiswa semester 5A untuk mengisi angket tersebut.
Teknik kuesioner atau angket dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh rasa
tanggung jawab dari kepribadian individu dalam proses
pembelajaran di Jurusan Pendidikan Matematika semester
5A.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
24 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D, Bandung: Alfabeta,2012, h.117
25 Ibid. h. 118
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden.26
Tabel Skor Alternatif Jawaban
Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif(- )Alternatif
JawabanSkor
Alternatif
JawabanSkor
Selalu 4 Selalu 1Sering 3 Sering 2Kadang-Kadang 2 Kadang-Kadang 3Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 4
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah.27
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa
angket tertutup, yaitu kuesioner yang disusun dengan
26Ibid. h.19727 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RinekaCipta, 2002. h.136
menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden
hanya memilih salah satu jawaban yang tersedia.
Instrumen digunakan untuk mengukur variabel pengaruh
rasa tanggung jawab dari kepribadian individu terhadap
proses pembelajaran pada mahasiswa semester 5A jurusan
Pendidikan Matematika. Instrumen ini menggunakan skala
likert yang memiliki jawaban dengan gradasi dari Selalu
(SL), Sering (SR), Kadangkadang (KD), dan Tidak pernah
(TP) Arikunto, 2002:180). Tipe jawaban yang digunakan
adalah bentuk check list (√).
F. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan pendekatan penelitian ini yaitu
deskriptif kualitatif. Pengolahan data kualitatif ini
dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut: pertama, koleksi data (data collection) yaitu
mengumpulkan data melalui kuesioner atau angket. Untuk
hal tersebut penulis menggunakan pertanyaan-pertanyaan
yang tersirat bukan tersurat. Kedua, mereduksi data
(data reduction) yaitu mencatat atau mengetik kembali
dalam bentuk uraian atau laporan terinci. Laporan
lapangan yang direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal
yang pokok, diberi susunan yang lebih sistematis supaya
mudah dikendalikan. Ketiga, mendisplay data (data display)
yaitu upaya untuk melihat gambaran secara keseluruhan.
Keempat, menverifikasi data (data verification) yaitu upaya
mencari makna data yang dikumpulkan melalui penafsiran
dan mengklasifikasi data yang telah terkumpul untuk
kemudian dilakukan deskripsi secara objektif dan
sistematis. 28
Untuk menganalisis data dari hasil penelitian
angket, maka dirumuskan sebagai berikut:
N=SSM
×100%
Keterangan:
N = nilai presen yang dicapai atau yang diharapkan
S = Skor mentah yang diharapkan
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
Kriteria Umum Kualifikasi Kreatif Matematik Siswa
No
.
Tingkat
Penguasaan
Predikat
1 80% - 100% Tinggi2 60% - 79% Sedang3 < 60% Kurang
28 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:Rosdakarya, 2008), hal. 55.
BAB IV
PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Pendidikan Matematika merupakan salah satu
jurusan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Jurusan ini
memiliki akreditas A. Untuk semester 5 terdapat 4
jumlah lokal. Dan lokal 5A terdiri dari 30 orang
mahasiswa.
B. Penyajian Data
Pada bab ini merupakan penyajian data yang
diperoleh dari lapangan, untuk mendapatkan data tentang
rasa tanggung jawab dari kepribadian individu terhadap
proses pembelajaran pada mahasiswa semester 5A jurusan
Pendidikan Matematika, maka penulis menggunakan teknik
kuesioner atau angket. Kisi-kisi angket dibuat untuk
mengaitkan setiap soal dengan dengan aspek- aspek
kepribadian individu yang akan dilihat bagaimana rasa
tanggung jawab yang dimiliki individu tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam angket akan
dilihat di lampiran. Dalam proses penelitian ini,
peneliti
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan semua
keperluan dalam penelitian, yaitu merencanakan waktu
penelitian yang tepat dengan pihak yang akan
diteliti. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan
angket untuk dibagikan kepada responden.
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada 8 januari
2015. Dan dilaksanakan di salah satu lokal di gedung
Pendidikan Matematika UIN SUSKA Riau, Pekanbaru.
C. Analisis Data
Setelah langkah-langkah penelitian telah
dilakukan, maka dalam bab ini akan diuraikan mengenai
hasil penelitian yang telah dilakukan. Dari hasil
penelitian, didapatkan data sebagai berikut:
DATA HASIL PENELITIAN ANGKET
Respond
en
SKORJuml
1 2 3 4 5 6 7 8 91 1 1 1 1 1
1 2 4 3 2 1 4 3 2 1 3 3 2 2 4 1 372 3 2 2 1 1 3 3 2 1 3 3 2 4 1 1 323 3 1 1 2 4 4 2 3 1 4 2 1 2 2 3 354 1 1 3 2 4 3 3 1 2 1 2 2 4 2 3 345 2 4 2 1 3 2 1 3 1 3 2 4 2 3 3 366 1 3 4 3 1 1 1 2 1 3 4 2 3 4 3 367 4 2 4 1 2 3 3 2 2 1 2 3 4 3 1 378 2 3 3 2 3 1 2 4 1 1 3 1 4 2 1 339 3 3 2 4 2 4 1 1 3 2 1 3 1 1 2 3310 2 4 4 2 2 2 3 1 1 3 2 4 2 3 2 3711 2 3 1 1 4 1 1 3 2 3 1 3 4 1 4 3412 1 2 3 3 1 3 2 1 1 1 4 2 3 3 4 3413 1 1 4 1 3 1 1 4 3 4 2 4 1 2 3 3514 1 4 1 3 2 1 4 2 2 2 3 1 4 1 2 3315 4 3 3 2 4 2 2 3 1 3 2 2 2 3 2 3816 4 2 1 4 3 4 1 1 3 3 4 3 3 4 2 4217 2 4 2 1 1 3 1 2 3 4 1 1 3 1 3 3218 3 3 4 2 1 2 2 4 2 2 2 3 4 3 1 3819 1 3 1 3 2 4 3 2 3 1 1 2 4 2 1 3320 4 2 3 2 1 2 1 3 1 3 3 1 4 1 1 3221 2 2 4 1 3 3 2 2 3 1 1 4 3 3 2 3622 4 4 2 2 3 2 1 4 1 1 3 2 1 3 4 3723 3 1 3 4 2 3 1 2 2 2 1 4 1 2 4 3524 2 1 2 3 1 1 2 1 2 2 4 3 2 2 3 3125 1 4 2 3 2 1 1 1 1 3 4 1 2 3 3 32
26 3 3 2 1 3 4 2 1 3 3 2 3 2 1 3 3627 2 2 4 3 2 1 1 3 2 4 3 2 4 1 2 3628 4 2 3 3 4 4 1 1 2 1 3 2 3 2 2 3729 3 3 2 2 4 2 2 1 1 2 4 2 2 1 3 3430 2 3 2 3 3 1 1 2 1 1 4 2 1 2 1 29
Sehingga untuk mengetahui rasa tanggung jawab
dari kepribadian individu terhadap proses pembelajaran,
maka data akan diolah dengan rumus:
N=SSM
×100%
Keterangan:
N = nilai presen yang dicapai atau yang diharapkan
S = Skor mentah yang diharapkan
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
yaitu 60
Respond
en
Jumlah Skor Persen Prediket
1 37 61,67% Sedang2 32 53,33% Rendah3 35 58,33% Rendah4 34 56,67% Rendah5 36 60% Sedang
6 36 60% Sedang7 37 61,67% Sedang8 33 55% Rendah9 33 55% Rendah10 37 61,67% Sedang11 34 56,67% Rendah12 34 56,67% Rendah13 35 58,33% Rendah14 33 55% Rendah15 38 63,33% Sedang16 42 70% Sedang17 32 53,33% Rendah18 38 63,33% Sedang19 33 55% Rendah20 32 53,33% Rendah21 36 60% Sedang22 37 61,67% Sedang23 35 58,83% Rendah24 31 51,67% Rendah25 32 53,33% Rendah26 36 60% Sedang27 36 60% Sedang28 37 61,67% Sedang29 34 56,67% Rendah30 29 48,33% Rendah
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
serta telah dianalisis data-data yang ada, maka dalam
penelitian ini dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Ada pengaruh dari rasa tanggung jawab dari
kepribadian individu terhadap proses pembelajaran
pada mahasiswa semester 5A jurusan Pendidikan
Matematika. Ketika seorang anak telah memiliki rasa
tanggung jawab serta mengerti pentingnya tanggung
jawab untuk belajar, maka akan terasa mudah apabila
menjalankan proses pembelajaran itu sendiri. Belajar
bukan menjadi beban bagi mereka lagi, tetapi akan
menjandi kebiasaan yang menyenangkan.
2. Upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan rasa
tanggung jawab pada diri individu adalah dengan
memberikan dorongan atau motivasi dari orang-orang
sekitar yang terdekat.
B. Saran
Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, maka
penulis akan mengemukakan beberapa saran agar setiap
individu sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya
sebagai mahasiswa (peserta didik) sehingga akan
maksimal upaya yang dilakukan dalam proses
pembelajaran. Dan kepada para pendidik agar lebih
sering memberikan dorongan atau motivasi kepada peserta
didik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Hellen. 2002. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Jakarta:
Ciputat Pers
Pervin, A. Laurence, dkk. 2010. Psikologi Kepribadian Teori &
Penelitian. Jakarta: Kencana
Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Syaodih Nana, Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Rosdakarya.
Wahjosumidyo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik
Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Pers.
http://10075arss.blogspot.com/2011/05/tugas-mini-
proyek_18.html
LAMPIRAN
KUESIONER (ANGKET)
Nama :
Semester :
Jurusan :
Petunjuk:
Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan teliti,
kemudian isilah kolom yang tersedia sesuai dengan
pendapat kamu dengan memberi tanda ceklis (√) pada
pilihan yaitu:
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-Kadang
TP : Tidak Pernah
Rasa Tanggung Jawab dari Kepribadian Individu
NO PERNYATAANJAWABAN
SL SR KD TP
1Saya selalu bersemangat datang ke
kampus setiap hari.
2Saya menyadari kewajiban saya datang
ke kampus untuk belajar
3
Saya berusaha untuk duduk di kursi
depan agar dapat lebih memahami
materi dari dosen.
4Saya sering merasa ingin bolos pada
jam masuk.
5
Saya semangat datang ke kampus
dengan harapan bahwa teman saya
memiliki cerita baru yang bisa
dibahas bersama.
6Saya selalu teringat orangtua jika
ingin ke kampus.
7Saya merasa dirugikan jika dosen
terlambat masuk ke kelas.
8
Saya selalu datang lebih awal dari
jadwal karena khawatir akan
terlambat.
9
Saya merasa harus mengerjakan
latihan-latihan yang diberikan
dosen.
10
Saya selalu bertanya dengan teman
(yang mengerti) apabila mendapatkan
kesulitan.11 Saya merasa menyesal jika pulang ke
rumah tanpa membawa ilmu yang telah
dipelajari di kampus.
12Saya berusaha dengan maksimal agar
paham dengan penyampaian dosen.
13Saya selalu mengabaikan pendapat/ide
yang disampaikan oleh teman
14Saya selalu mengantuk ketika dosen
menyampaikan meteri.
15Saya senang bercerita dengan teman
ketika proses pembelajaran.
TERIMA KASIH
ATAS PARTISIPASI ANDA