Post on 22-Feb-2023
ESSAY UCC 2014
Pengelolaan SDA dan lingkungan berkelanjutan dan jangka
panjang
TeKO (Teh Celup Khasiat Obat) Pegagan: PEMANFAATAN TANAMAN
PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) MENJADI TEH CELUP SEBAGAI
USAHA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DUSUN LENGKONG
DESA SUCOPANGEPOK KECAMATAN JEBLUK JEMBER
Disusun Oleh:
Febiyanto (H1A011050-2011)
Ende Hopsah Badriyah (H1A013003-2013)
Ryzka Damayanti (H1A013024-2013)
i
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa Sucopangepok merupakan salah satu desa yang
berada di Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Dusun
Lengkong merupakan bagian wilayah Desa Sucopangepok yang
cukup terisolasi dimana sarana dan prasarana serta
perekonomiannya belum berkembang. Terlebih dusun ini
memilki Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum mampu dalam
mengolah sumber daya alam yang ada. Salah satunya adalah
tanaman pegagan. Tanaman pegagan memiliki taksonomi
sebagai berikut (Backer dan Van Der Brick, 1986):
Divisio : Spermathophyta
Subdivisio : Angiosspermae
Classis : Dycotyledonaee
Ordo : Umbillates
Familia : Umbelliferae
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica L.Urban
ii
Pegagan (Centella asiatica L. Urban) merupakan tanaman
yang berasal dari Asia tropik, menyukai tanah yang agak
lembab, cukup sinar atau agak terlindung serta dapat
ditemukan di dataran rendah sampai dengan ketinggian
2.500 m dpl (Heyne, 1987; Dalimartha, 2000). Tanaman
pegagan dapat tumbuh baik dengan intensitas cahaya 30-40
%, sehingga dapat dikembangkan sebagai tanaman sela
musiman maupun tahunan (Januwati dan Yusron, 2004).
Penelitian menunjukkan bahwa tanaman pegagan dapat tumbuh
dengan baik pada tingkat naungan 25%, bahkan pada naungan
75% juga masih menunjukkan pertumbuhan yang baik,
meskipun tetap terjadi penurunan produksi pegagan
(Rachmawaty, 2005).
Kandungan kimia pegagan antara lain asiaticoside, asiatic
acids, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside,
brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside,
carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral
seperti K, Na, Mg, Fe (Wijayakusuma dkk., 1994;
Lasmadiwati dkk., 2004), minyak atsiri (1%), pektin
(17.25%) dan vitamin B (Santa dan Bambang, 1992).
Melalui kandungan ini, pegagan telah lama dimanfaatkan
sebagai obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar,
kering maupun dalam bentuk ramuan. Tanaman ini telah
iii
Gambar 1. Tanaman pegagan(Herlina dan Hutasoit, 2011)
terbukti memiliki efek farmakologi yang dimanfaatkan
sebagai obat untuk penyembuhan luka, radang, reumatik,
asma, wasir, tuberkulosis, lepra, disentri, demam, dan
penambah selera makan (Besung, 2009). Januwati dan Yusron
(2004) menyatakan bahwa di Australia, tanaman pegagan
telah dibuat menjadi obat yang bermanfaat sebagai
antipikun dan juga antistres. Di Indonesia, pegagan telah
banyak dimanfaatkan sebagai obat untuk penyembuhan
penyakit melalui peningkatan ketahanan tubuh pasien.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dosis ekstrak air
herba pegagan 150 mg/kg BB menghasilkan efek
imunostimulan kuat pada mencit (Fatmasari, 2007). Secara
empirik pegagan bermanfaat sebagai penyembuh luka,
radang, demam, memperlancar sirkulasi darah dan dapat
meningkatkan daya ingat (Januwati dan Yusron, 2005).
Pegagan adalah tanaman liar yang banyak tumbuh di
berbagai tempat seperti perkebunan, ladang, tepi jalan,
pematangan sawah ataupun di ladang yang agak basah
(Besung, 2009). Pegagan saat ini belum banyak
dibudidayakan oleh petani (Musyarofah dkk., 2007),
khususnya di Dusun Lengkong Kecamatan Jelbuk Kabupaten
Jember. Karena jumlahnya cukup melimpah dan belum
dimanfaatkan secara optimal sehingga perlu dimanfaatkan
menjadi produk yang lebih bermanfaat yakni TeKO (Teh Celup
iv
Khasiat Obat) Pegagan untuk meningkatkan nilai perekonomian
masyarakat sekitar.
BAB II ISI
2.1 Analisis dan Sintesis
Dusun Lengkong dilihat dari kekayaan alamanya
memiliki sumber daya alam berupa tanaman pegagan yang
melimpah ruah. Tanaman pegagan ini belum dimanfaatkan
secara optimal oleh warga sekitar sehingga menjadi sia-
sia. Pegagan ini dapat dioptimalkan menjadi produk olahan
yang bernilai ekonomi. Salah satunya melalui pembuatan
teh celup yang berkhasiat sebagai obat atau TeKO (Teh Celup
Khasiat Obat). Produk olahan dari pegagan merupakan produk
yang menjanjikan dan bernilai ekonomi bila dimanfaatkan
secara optimal. Menurut Musyarofah dkk., (2007), bisnis
tanaman obat khususnya pegagan nampaknya sangat
menjanjikan. Hal ini didukung dengan kecenderungan muncul
kembali pemikiran masyarakat dalam pemanfaatan tanaman
yang tumbuh di sekitarnya sebagai obat (back to nature)
serta peluang usaha yang masih cukup luas. Oleh karena
itu, usaha ini layak untuk dikembangkan sebagai mata
v
pencharian masyarkat Dusun Lengkong karena TeKO ini
merupakan inovasi baru bagi masyarakat Dusun Lengkong.
TeKO ini mengandung kandungan yang bermanfaat bagi
manusia diantaranya sebagai obat untuk penyembuhan luka,
radang, reumatik, asma, wasir, tuberkulosis, lepra,
disentri, demam, penambah selera makan (Besung, 2009),
antipikun dan juga antistres (Januwati dan Yusron, 2004).
Pegagan yang dijadikan TeKO merupakan teh herbal
berkhasiat obat yang aman untuk dikonsumsi. Menurut
Rifatul (2009) dalam Suhitna dkk. (2013), kandungan pada
bahan alami umumnya bersifat seimbang dan saling
menetralkan. Jadi, efek samping obat herbal jauh lebih
kecil dibandingkan dengan obat sintesa. Untuk
meningkatkan nilai jual, produk TeKO Pegagan ini disajikan
dalam kotak yang berlabel khas Dusun Lengkong sehingga
meningkatkan nilai mutu dari pegagan sebagai teh celup.
Kajian mengenai masyarakat Dusun Lengkong
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sandra, C. dan
E. Witcahyo, (2011) diketahui bahwa penghasilan dan
pendapatan tiap-tiap responden bervariasi, tetapi
sebagian besar responden berpenghasilan kurang dari Rp.
875.000 per bulan dengan jumlah 77% responden. Sebesar
54% responden mengeluarkan biaya untuk kesehatan berkisar
antara Rp. 20.000-Rp. 50.000. Melalui pegagan ini dapat
memberikan pemasukan tambahan bagi warga sekitar sehingga
vi
menjadi faktor penaikkan ekonomi raktnya Dusun Lengkong
dimana penghasilannya masihnya rendah.
TeKO Pegagan dapat menjadi salah satu terobosan
inovasi untuk meningkatkan pendapatan negara khusunya
perekonomian masyarakat Dusun Lengkong. Seperti yang
telah dikemukakan oleh (International Tea Committe, 2006),
komoditas teh mampu menyumbang devisa negara sekitar Rp.
1,2 triliun setiap tahunnya. Tercatat perkebunan teh
(bagian hulu) mempekerjakan sekitar 320.000 pekerja
sedangkan pada bagian hilir, industri teh mempekerjakan
sekitar 50.000 orang pekerja. Teh yang ada saat ini
memiliki ekonomi yang tinggi sehingga tak ayal penerapan
teh dari pegagan juga akan mempengaruhi kehidupan dari
masyarakat Dusun Lengkong. Terlebih jika dibandingkan
dengan tumbuhan teh yang ada saat ini, pegagan merupakan
tumbuhan yang mudah tumbuh dan berada dalam jumlah
melimpah di Dusun Lengkong sehingga keberlangsungan usaha
teh ini pun akan berlangsung.
Berikut merupakan alur yang menggambarkan proses
pembuatan TeKO:
vii
PegaganDicuci dan
dioven sampaikering
Warna daunpegagan berubahkehitam-hitmanlayaknya teh
Disortir
2.2 Strategi Penerapan
Penerapan atau upaya yang perlu dilakukan guna
mendayagunkana pegegan sebagai TeKO agar dapat diterima
oleh masyarakat dapat digambarkan dalam bagan di bawah
ini:
viii
Perumusan masalahyang ada di Dusun
Lengkong
Pegagan yang belumoptimal dimanfaatkandijadikan TeKO (Teh
Sosialisasi akanmanfaat pegagansehingga dapat
Kelompok taniyang
membudidayakanpegagan
FormulaTeKO yangtelah
Pegagan yangtelah keringdikemas dalm
Dimasukkan kedalam kotak yangberisi 25 teh
Berdasarkan Bagan 1. dapat dijelakan bahwa Masalah
yang telah dianalisis yakni dalam hal ini adalah
kurangnya pemnfaatn pegagan secara optimal di Dusun
Lengkong.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ix
Pembuatan TeKO
Bekerja sama denganKepala Dusun danjajarannya serta
penyuluh pertaniandalam memperkuat
Proses pembuatanTeKO dan budidayapegagan yang baik
dan benar
Pengawasan,pengontrolan dan
penyuluhan
Bagan 1. Strategi penerapan TeKO di
masyarakat dusun Lengkong
1. Tanaman pegagan (Centella asiatica L. Urban) memilki
potensi yang dapat dijadikan sebagai sirup TeKO
Pegagan.
2. TeKO Pegagan dapat dijadikan salah satu produk khas
masyarakat Dusun Lengkong dalam rangka meningkatkan
perekonomian masyarakat.
3.2 Saran
1. Pegagan memilki kandungan senyawa vellarine yang
memberikan rasa pahit sehingga perlu dilakukan uji
secara lebih lanjut sehingga memberikan komposisi
terbaik agar kualitas TeKO Pegagan tetap terjaga.
2. Diperlukan manajemen ekonomi melalui penyuluhan dan
pendampingan kepada masyarakat Dusun Lengkong dan
penghimpunan wirausahawan/wati dalam mengelola
pegagan sehingga mampu mengembangkan produk TeKO
Pegagan secara mandiri.
3. Penelitian secara kompherensif sehingga tanaman
pegagan dapat dimanfaatkan menjadi produk yang
bervariasi.
x
DAFTAR PUSTAKA
Ansel,H.C., 1989, Pengatar Bentuk sediaan Farmasi, UI Press,
Jakarta.
Badan Pemberdayaan Masyarakat. 2010. Profil Desa/Kelurahan
Lengkong Kecamatan Mumbulsari. Jember
Besung, Kerta Nengah I., 2009, Pegagan (Centella aisatica)
Sebagai Alternative Pencegahan Infeksi Pada Ternak,
Jurnal Penelitian, 2[1].
Dalimartha, S, 2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia 2, Trubus
Agriwidya: Jakarta.
Herlina dan L. Hutasoit, 2011, Pengaruh Senyawa Murni
dari Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap
Fungsi Kognitif Belajar dan Mengingat dan Efek
Toksisitas Pada Mencit (Mus musculus) Betina, Seminar
Sains IV, 2011, Kampus IPB Dramaga Bogor, Bogor.
Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid IIIYayasan
Sarana Wana Jaya: Jakarta.
International Tea Commitee (ITC), 2006. Annual Bulletin of Statistics 2006, International Tea Committe, London.
Januwati, M., dan Yusron, 2004, Standar Operasional : Budidaya
Pegagan, Lidah Buaya, Sambiloto dan Kumis Kucing, Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat: Bogor.
Musyarofah, N., S. Susanto, S.A. Aziz dan S.
Kartosoewarno, 2007, Respon Tanaman Pegagan (Centella
xi
asiatica L. Urban) Terhadap Pemberian Pupuk Alami di
Bawah Naungan.
Rachmawaty, R. 2005. Pengaruh naungan dan jenis pegagan
(Centella asiatica L. (Urban)) terhadap pertumbuhan,
produksi dan kandungan triterpenoidnya sebagai bahan
obat. [Skripsi] Departemen Budidaya Pertanian Faperta
IPB.
Sandra, C. dan E. Witcahyo, 2011, Stdi Deskriptif tentang
Kesehatan Anak Material Dan Neonatal di Desa
Lengkong Kabupaten Jember (online), diunduh dari
http://fkm.unej.ac.id/files/Semnas2011/06.pdf ,
diakses pada tanggal 29 Agustus 2014.
Santa, I. G. P., P. E. W. Bambang. 1992. Studi taksonomi
Centella asiatica (L.). Urban. Warta Tumbuhan Obat
Indonesia 1 (2) : 46-48.
Suhitna, N.L.P.R., I.W. Sudira dan I.B.O Winaya, 2013,
Hispatologi Ginjal Tikus Putih Akibat Pemberian
Ekstrak Pegagan (Cantella asiatica) Peroral, Buletin
Veteriner Udayana, [5]2:71-78.
Wijayakusuma, H., A. S. Wirian, Yaputra T, Dalimartha S,
Wibowo B. 1994. Tanaman Berkhasiat Obat di
Indonesia. Jilid 1. Jakarta: Pustaka Kartini.
xii
Nama : FebiyantoTempat Tanggal
Lahir
: Cirebon, 01 Februari 1993
Alamat Domisili : Jalan Gunung Muria RT/RW:
04/08 Grendeng Purwokerto
UtaraJurusan : KimiaUniversitas : Universitas Jenderal
Soedirman
Karya Ilmiah yang pernah dibuat :
a. PKM GT tahun 2012: Mabishi : Pemanfaatan Mangrove
Sebagai Tsunami Bio-Shield.
b. MTQ Unsoed tahun 2012: Integrasi dan Implementasi
Al-Qur’an dalam NKRI.
c. PKM GT tahun 2013: Minyak Ketapang (MiyKe) :
Pemanfaatan Biji Ketapang (Terminalia cattapa L) di
Daerah Cilacap Sebagai Minyak Goreng.
d. PKM P tahun 2013: Plastik Ramah Lingkungan dari
Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus L.).
e. PKM P tahun 2013: Isolasi dan Identifikasi
Senyawa Tanin dari Tanaman Paci-Paci (Leucas
lavandulaefolia) Sebagai Biopestisida.
f. PKM GT tahun 2014: Ory-Ben (Oryzae Sativa-Adsorben):
Upaya Penanganan Limbah Merkuri yang Dihasilkan
xiv
dari Aktivitas Pertambangan Emas Rakyat di Daerah
Sangon D.I Yogyakarta.
g. PKM GT tahun 2014: Ory-Sugar: Fermentasi Limbah
Sekam Padi Menggunakan Khamir Candida Tropicalis Untuk
Memproduksi Gula Rendah Kalori Bagi Penderita
Diabetes.
h. Opini Ilmiah MITI 2014: Save Our Water: “Dari Limbah
Untuk Penanganan Limbah”.
i. Essay Ilmiah tahun 2014: “Melahirkan BaBE (Bahan
Bakar Etanol) di Desa Gumelar Kabupaten Banyumas Jawa
Tengah”
j. Karta Tulis Ilmiah Mapres tahun 2014: IPAL-TiO2 :
Reaktor Berbasis TiO2 Sebagai Upaya Menurunkan
Kadar COD dan BOD Hasil Pengolahan Limbah Cair
Tahu IPAL Biolita I Desa Kalisari Banyumas Jawa
Tengah.
k. ITS Expo tahun 2014: Fermentasi Serat Biji
Ketapang (Terminalia catappa L) Menggunakan Khamir
Saccharomyces cerevisiae Untuk Produksi Bioetanol
Sebagai Bahan Bakar Industri Kecil-Menengah di
Daerah Purwokerto Jawa Tengah.
l. PMW Unsoed tahun 2014: Figur Mahasiswa (Fungi
Agriculture): Budidaya Jamur Tiram (Pleourotus ostreatus)
Sebagai Usaha Kecil Mahasiswa di Daerah Bobosan
Purwokerto
xv
m. Soedirman Science Competition 2014: Optimalisasi
Batang Karbon dari Baterai Bekas dalam
Mendegradasi Limbah Cair Batik dengan Menggunakan
Metode Elektrodekolorisasi untuk Meningkatkan
Stabilitas Produksi
n. RAMIPB: Langit-Langit Rumah Sehat sebagai
Penyerap Panas dari Limbah Kertas dan Serat
Kelapa
o. LKTIN Administrasi Negara Unsoed: POLiCaT (Pupuk
Organik Limbah Cair Tahu) : Pemanfaatan Limbah Cair
Tahu Menjadi Pupuk Organik Cair (POC) Untuk
Meminimalisir Pencemaran Ekosistem Air Sungai
Desa Kalisari Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.
p. Proyek Sains Pertamina 2014: Pembuatan BoLiTa
(Bioetanol Limbah Tapioka) dan Penerapannya di Desa
Gumelar Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.
q. Essay Ilmiah Universitas Jember : TeKO (Teh Celup
Khasiat Obat) Pegagan: Pemanfaatan Tanaman Pegagan
(Centella asiatica L. Urban) Menjadi Teh Celup Sebagai
Usaha Peningkatan Perekonomian Masyarakat Dusun
Lengkong Kabupaten Jember
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :
a. Juara 1 Berkelompok Essay Nasional Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
xvi
b. Juara 2 Mapres Tingkat Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Jenderal Soedirman.
c. Juara 3 MTQ Unsoed Cabang KTI.
d. Octo Finalist Inter Faculty Debate Competition
Unsoed.
e. The best of the best speaker 4th Sainsation
Science and Engineering Faculty Jenderal
Soedirman University
f. Opini Ilmiah Terbaik versi MITI dengan tema Waste
Management 2014: Save Our Water: “Dari Limbah Untuk
Penanganan Limbah”
g. Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Soedirman 3nd
Soedirman Science Competition 2014.
2. Identitas Anggota 1
Nama : Ende Hopsah BadriyahTempat Tanggal
Lahir
: Garut, 30 Juni 1995
Alamat Domisili : Jln. Gunung Muria Grendeng
Purwokerto UtaraJurusan : KimiaUniversitas : Universitas Jenderal
Soedirman
Karya Ilmiah yang pernah dibuat:
xvii
a. Pemanfaatan Daun Pisang Kering sebagai
Insektisida Organik.
b. Soedirman Science Competition 2014: Optimalisasi
Batang Karbon dari Baterai Bekas dalam
Mendegradasi Limbah Cair Batik dengan Menggunakan
Metode Elektrodekolorisasi untuk Meningkatkan
Stabilitas Produksi
c. Essay Ilmiah Universitas Jember : TeKO (Teh Celup
Khasiat Obat) Pegagan: Pemanfaatan Tanaman Pegagan
(Centella asiatica L. Urban) Menjadi Teh Celup Sebagai
Usaha Peningkatan Perekonomian Masyarakat Dusun
Lengkong Kabupaten Jember.
Penghargaan Ilmiah :
a. Juara 1 Lomba Karya Ilmiah Pelajar SMA Plus Al-
Wahid.
b. Quarter Finalist Inter Faculty Debate Competition
Unsoed.
c. Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Soedirman 3nd
Soedirman Science Competition 2014.
3. Identitas Anggota 2:
Nama : Ryzka DamayantiTempat Tanggal
Lahir
: Bekasi, 4 Mei 1995
Alamat Domisili : Jln. Gunung Srandil
xviii
Karawangkal Purwokerto UtaraJurusan : KimiaUniversitas : Universitas Jenderal
Soedirman
Karya Ilmiah yang pernah dibuat :
a. Essay Ilmiah Universitas Jember : TeKO (Teh Celup
Khasiat Obat) Pegagan: Pemanfaatan Tanaman Pegagan
(Centella asiatica L. Urban) Menjadi Teh Celup
Sebagai Usaha Peningkatan Perekonomian
Masyarakat Dusun Lengkong Kabupaten Jember
Penghargaan Ilmiah : -
xix