Post on 16-May-2023
PEDOMAN PENULISAN PEDOMAN PENULISAN PEDOMAN PENULISAN PEDOMAN PENULISAN SKRIPSISKRIPSISKRIPSISKRIPSI
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANFAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANFAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANFAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
OLEH:
TIM PENYUSUN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
ii
KATA PENGANTAR
Setiap mahasiswa Fakultas llmu Kelautan dan Perikanan harus
menyelesaikan studinya dengan membuat tugas akhir berupa laporan hasil
penelitian. Kegiatan penelitian ini dapat dilakukan di dalam laboratorium atau secara
langsung dilaksanakan di lapangan. Salah satu bagian dari kegiatan penelitian
tersebut adalah membuat laporan hasil pengamatan dan pelaksanaan penelitian.
Laporan hasil kegiatan untuk mahasiswa program S-1 disebut skripsi, yang seeing
kali menghambat mahasiswa untuk menyelesaikan studinya.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Fakultas llmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin untuk membantu mahasiswa dalam penyelesaian tugas
akhir ini adalah dengan membuat sebuah panduan yang dapat digunakan sebagai
pedoman dalam penulisan. Panduan ini sekaligus juga harus digunakan oleh tim
dosen dalam membimbing mahasiswa sehingga terdapat kesatuan persepsi antara
tim dosen pembimbing dan mahasiswa yang dibimbing.
Berdasarkan Surat Penugasan No. 0044/J04.17/TU.19/2011 Tim penyusun
melakukan revisi atas panduan yang telah diterbitkan sebelumnya oleh Fakultas llmu
Kelautan dan Perikanan pada tahun 1996 yang sebelumnya telah direvisi oleh Tim
yang diketuai oleh Dr.lr. Sharifuddin bin Andy Omar, M.Sc. dengan anggota Dr. Ir.
Metusalach, M.Sc., Dr. Ir. Chair Rani, M.SL, Dr. Ir. Hilal Anshary, M.Sc., Dr. Ir.
Mardiana E. Fachri, MS.
Dengan selesainya Panduan Penulisan Tugas Akhir ini pimpinan Fakultas
Ilmu Kelautan dan Perikanan menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
sebesarnya kepada tim penyusun yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Metusalach, M.Sc.,
dan beranggotakan Dr. Ir. Hariyati, M.S.. Dr. Ir. Rohani A.R. M.Sc. dan Ir. Marzuki
Ukkas, DEA. Semoga panduan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Amin.
Makassar, 17 Februari 2012
Dekan,
Prof.Dr.Ir. A. Niartiningsih, MP.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL 888888888888888888888. iv
DAFTAR GAMBAR 88888888888888888888 v
DAFTAR LAMPIRAN 8888888888888888888 vi
I. PENDAHULUAN 888888888888888888888 1
II. PERSYARATAN UMUM 88888888888888888.. 4
A. Sampul, Kertas, dan Pita pembatas 88..88888 88. 4 B. Pengetikan 888888.88888888888888 4 C. Tabel dan Gambar 88.888888888888888. 6 D, Nomor Halaman 888888888888888888. 7 III. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI 8..8888888888. 9
A. Bagian Pembuka 8888888888888888......... 10 B. Tubuh Tulisan 8888888888888888888. 16 C. Bagian Akhir 88. 88888888888888888 23 IV. PERSYARATAN KHUSUS 888888888888888 37
A. Taat azas 88888888888888888888 37 B. Angka dan Satuan 88888888888888888. 37 C. Cetak Miring (Italik/Kursif) 888888888888888 39 D. Tengah-tengah 8888888888888888888 39 E. Pembentukan Istilah Baru 888888888888888 40 F. Nama Ilmiah 888888888888888888.88 41 G. Paragraf 8888888888888888888888 41 H. Tabel dan Gambar 888888888888888888 42 I. Kutipan 8888888888888888888888 47 V. LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG 88888888888. 49
TELADAN 88888888888888888888888. 51
LAMPIRAN 88888888888888888888888 52
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Bentuk-bentuk penulisan nama pengarang asing 888888 26
2. Prefiks dan simbol dalam sistem metrik 888888888 38
3. Nilia nutrisi empat golongan algae makanan alami ikan bandeng di tambak (Tang dan Hwang 1987) 88888888888. 42
4. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup nener bandeng Chanos chanos dalam lingkungan terkontrol dan medium dengan salinitas berbeda 88888888888888888 43
5. Produksi ikan terbang dan perkembangan ekspor telur ikan
Terbang di Sulawesi Selatan 8888888888888.. 46
v
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Kurva pertumbuhan bobot individu nener bandeng (Chanos chanos) 8888888..88.888888888888. 44
2. Rerata dan simpangan baku laju pertumbuhan seketika (%) dan laju pertumbuhan harian (%) rumput laut (Kappaphycus alvarezii) pada setiap waktu pengamatan 8888888888888.. 45
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Ketentuan halaman sampul 88888888888888. 53 2. Contoh punggung sampul skripsi ................................................ 54
3. Contoh ringkasan 888888888888888888.. 55
4. Contoh halaman judul 8888888888888888. 56
5. Contoh halaman pengesahan skripsi dengan tiga pembimbing 8 57
6. Contoh riwayat hidup 8888888888888888 58
7. Contoh kata pengantar 8888888888888888 59
8. Contoh daftar isi 888888888888888888. 60
9. Contoh daftar tabel 88888888888888888 61
10. Contoh daftar gambar 888888888888888 62
11. Contoh daftar lampiran 888888888888888 63
12. Contoh daftar pustaka 8888888888888888 64
13. Singkatan dan nama lengkap jurnal88888888888888. 66
14. Singkatan dan nama lengkap lembaga/departemen/asosiasi 8.. 152
15 Ketentuan halaman sampul Laporan Praktik Lapang 88888. 160
16. Contoh punggung sampul Laporan Praktik Lapang ......................... 161
17. Contoh halaman judul Laporan Praktik Lapang 88888888. 162
18. Contoh halaman pengesahan Laporan Praktik Lapang 888. 163
19. Contoh kata pengantar Laporan Praktik Lapang 8888888 164
20. Contoh daftar isi Laporan Praktik Lapang 8888888888. 165
I. PENDAHULUAN
Penulisan karya ilmiah (laporan hasil penelitian) merupakan salah satu
persyaratan akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa strata satu (S–1)
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) di Universitas Hasanuddin untuk
memperoleh gelar sarjana. Di dalam Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor
1395/MPK/87, 21/SE/87 tanggal 28 September 1987 yang diperkuat oleh PP 30
tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi ditegaskan bahwa karya ilmiah untuk S–1
disebut skripsi. Isi skripsi harus berasal dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh mahasiswa dan disusun berdasarkan metode ilmiah di bawah
pengawasan tim dosen pembimbing.
Sebagai suatu karya ilmiah, penyusunan skripsi memiliki kode etik khusus
dan penulisannya harus memenuhi semua persyaratan ilmiah yang dapat
diterima FIKP sebagai penanggung jawab atas bentuk tulisan ini. Semua
ketentuan prinsip-prinsip ilmiah dalam penulisan skripsi merupakan tanggung
jawab mahasiswa dan tim dosen pembimbing. Di dalam penulisan skripsi
seringkali dilakukan pengutipan. Pengutipan secara langsung (baik terjemahan
maupun tulisan asli) yang dilakukan melebihi 150 kata harus memperoleh ijin dari
pemilik hak cipta.
Isi skripsi sepenuhnya merupakan tanggung jawab mahasiswa. Oleh
karena itu, penelitian dan penulisan skripsi harus dilakukan sendiri mahasiswa
tersebut. Mahasiswa tidak dibenarkan melakukan pengutipan tanpa menye-
butkan sumber dari kutipan tersebut. Di lain pihak, tim dosen pembimbing
bertugas hanya serbatas untuk mengarahkan mahasiswa dalam mempersiapkan
penelitian dan penyusunan skripsi. Skripsi yang merupakan hasil plagiat dapat
2
dibatalkan, sedangkan mahasiswa yang melakukan tindakan plagiat dapat
diberikan sanksi akademik berupa pencabutan gelar.
Sampai saat ini, terdapat berbagai versi penulisan karya ilmiah yang
dilakukan oleh mahasiswa FIKP. Untuk itu, diperlukan Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah yang dapat membantu mahasiswa dalam penulisan karya
ilmiahnya. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi panduan baku dalam
penyusunan karya ilmiah, menyatukan bahasa mengenai tata cara penulisan
ilmiah dan kerangka isi laporan hasil penelitian. Manfaat pedoman ini adalah
untuk memudahkan penulisan karya ilmiah, baik berupa laporan hasil penelitian,
praktik kerja lapang maupun skripsi, serta untuk menyatukan persepsi antara
mahasiswa dan tim dosen pembimbing.
Keseluruhan isi pedoman ini merupakan teladan untuk penulisan skripsi
mahasiswa FIKP agar mahasiswa tidak mengalami kesulitan menulis laporan
ilmiah yang sesuai dan dapat diterima. Pedoman ini juga berisi persyaratan-
persyaratan tertentu yang berhubungan dengan model, organisasi, format,
kualitas kertas, dan reproduksi tulisan. Laporan hasil penelitian mahasiswa
hanya dapat diterima jika telah memenuhi semua ketentuan dalam Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah ini.
3
II. PERSYARATAN UMUM
A. Sampul, Kertas, dan Pita Pembatas
Skripsi disampul dengan karton dan dilapisi kertas tebal (hard cover)
berwarna biru tua. Ukuran sampul sedikit lebih besar dari kertas naskah
sehingga tampak menonjol pada ketiga sisi (atas, samping kanan, dan bawah).
Naskah asli skripsi diketik di atas kertas berukuran A-4 (210 mm x 297 mm) HVS
80 g m-2. Tindasan skripsi berupa hasil perbanyakan fotokopi harus baik, jelas,
dan bersih.
Di FIKP terdapat dua jurusan dan lima program studi. Untuk
membedakan skripsi kelima program studi maka setiap program studi memiliki
warna pita pembatas yang berbeda-beda. Jurusan Ilmu Kelautan memiliki satu
program studi dan menggunakan pita pembatas berwarna biru muda. Pada
Jurusan Perikanan terdapat empat program studi, yaitu Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan (pita pembatas warna hijau tua), Program
Studi Budidaya Perairan (pita pembatas warna coklat), Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (pita pembatas warna merah tua), dan
Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan (pita pembatas warna kuning). Saat ini
telah diusulkan pembentukan program studi baru yaitu Program Studi Teknologi
Hasil Perikanan dan pita pembatas pada skripsi yang diberikan pada program
studi ini adalah warna ungu.
B. Pengetikan
Jenis huruf (font) yang digunakan untuk pengetikan skripsi adalah Arial
berukuran 11. Naskah diketik dengan jarak dua spasi pada satu muka halaman
dengan batas-batas (marjin) sebagai berikut: 4 cm dari pinggir kiri, 3 cm dari
pinggir kanan, 3 cm dari pinggir atas, dan 3 cm dari pinggir bawah. Bidang yang
4
dibatasi oleh marjin kiri, marjin kanan, marjin atas, dan marjin bawah ini disebut
bidang tulis.
Pada halaman bab (halaman yang berisi bab), baris pertama dimulai
pada jarak 3 (tiga) spasi di bawah judul bab. Antara anak-bab (sub-bab) dengan
awal alinea/paragraf berjarak dua spasi. Antara akhir alinea dengan anak-bab
berikutnya 3 (tiga) spasi. Setiap alinea baru diberi indentasi dan huruf pertama
dimulai pada ketukan keenam dari marjin kiri.
1. Judul Skripsi
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan menggunakan huruf kapital (huruf
balok/besar) Arial font 14 dan dicetak tebal (bold), tanpa ada singkatan, kecuali
untuk singkatan yang berlaku umum, misalnya PT, CV, dan sebagainya.
Pengetikan judul skripsi terletak di tengah-tengah halaman atau simetris di
tengah bidang tulis tanpa diakhiri dengan tanda titik. Bila judul skripsi lebih dari 2
(dua) baris maka jarak ketikan antara baris adalah 1 (satu) spasi.
2. Judul Bab
Judul bab ditulis dengan huruf kapital menggunakan font Arial 12 dicetak
tebal (bold), diatur simetris di tengah bidang tulis tanpa diakhiri dengan titik.
Judul bab diketik mengikuti nomor bab dan dimulai 2 (dua) ketukan setelah tanda
titik pada nomor bab.
3. Judul Anak Bab
Jika judul anak-bab langsung mengikuti judul bab maka judul anak bab
tersebut terletak 3 (tiga) spasi di bawah judul bab. Jika antara judul bab dengan
judul anak bab terdapat teks, maka judul anak bab diketik 3 (tiga) spasi dibawah
baris terakhir dari teks yang mendahuluinya. Setiap kata pada judul anal bab
dimulai dengan huruf kapital kecuali kata sambung dan kata depan, dicetak tebal,
5
dan diketik mulai dari sisi paling kiri (berjarak 4 cm dari pinggir kiri) dan tanpa
diakhiri dengan titik. Jenis huruf yang digunakan adalah Arial 11.
4. Judul Anak-anak Bab
Judul anak-anak-bab (sub-sub-bab) diketik mulai dari marjin kiri (berjarak
4 cm dari pinggir kiri), terletak 3 (tiga) spasi di bawah baris terakhir alinea
sebelumnya dan dicetak tebal. Seperti halnya pada judul anak-bab, maka semua
awal kata pada judul anak-anak-bab diketik dengan huruf kapital dan diakhiri
tanpa tanda titik. Huruf yang digunakan adalah Arial 11.
Jika dalam penulisan skripsi memerlukan rincian ke bawah, maka rincian
tersebut disajikan dalam bentuk urutan abjad atau angka sesuai dengan rincian.
Tidak dibenarkan mempergunakan tanda penghubung, notasi, bullet atau tanda
yang lain. Indentasi dapat digunakan jika diperlukan.
Pedoman ini mengacu pada Council of Biology Editors (CBE) Style
Manual sehingga penulisan anak-bab dan derajat yang lebih rendah selalu
kembali ke marjin kiri bidang tulis. Urut-urutan penulisan bab, anak-bab, dan
derajat yang lebih rendah lengkapnya adalah sebagai berikut:
I. bab A. anak-bab 1. anak-anak-bab a. anak-anak-anak-bab (1). anak-anak-anak-anak-bab (a). anak-anak-anak-anak-anak-bab (b). anak-anak-anak-anak-anak-bab (2). anak-anak-anak-anak-bab b. anak-anak-anak-bab 2. anak-anak-bab B. anak-bab
II. bab dan seterusnya.
5. Daftar Pustaka Daftar Pustaka diketik 1 (satu) spasi dan jarak antara satu pustaka
dengan pustaka berikutnya adalah 1 (satu) spasi. Baris kedua dan seterusnya
6
diketik 5 (lima) ketukan ke dalam (dimulai pada ketukan ke-6). Jika mengetik
dengan program Microsoft Word, seluruh pustaka yang telah diketik sebelumnya
diblok, kemudian melalui Menu Format, klik Indent and Spacing, Special, dan
Hanging, maka seluruh pustaka akan tersusun seperti tersebut di atas.
C. Tabel dan Gambar
Tabel dan gambar harus dibuat pada kertas yang dipakai untuk naskah,
ditempatkan seperti teks. Tanda-tanda, baik dalam bentuk huruf maupun angka,
yang dipakai dalam tabel dan gambar harus jelas dan sedapat mungkin
berukuran sama dengan huruf atau angka teks. Gambar yang dibuat di atas
kertas grafik sama sekali tidak dibenarkan untuk ditempatkan pada kertas
naskah. Demikian pula dengan tabel yang disusun di kertas lain, kemudian
ditempelkan.
Setiap tabel atau gambar diberi nomor dengan angka Arab (1, 2, 3, ...).
Penjelasan mengenai suatu tabel atau gambar ditulis segera setelah tabel atau
gambar bersangkutan. Pernyataan yang merujuk pada tabel atau gambar harus
dicantumkan pada bagian teks sebelum tabel atau gambar yang dimaksud
muncul. Dalam merujuk tabel atau gambar maka nomor tabel atau gambar harus
disebutkan dan kata tabel atau gambar harus ditulis dengan awal kata
menggunakan huruf kapital. Misalnya Tabel 3; Gambar 2.
Judul tabel dan gambar diketik dengan jarak 1 (satu) spasi dimulai dari
tepi kiri. Baris di bagian bawah tidak lebih panjang dari baris sebelumnya.
Setiap awal kata pada box-heading, stub-heading, dan stub, diawali dengan
huruf kapital. Kata sambung atau kata penunjuk harus dengan huruf kecil. Judul
tabel ditempatkan sebelum tabelnya sedangkan judul gambar ditempatkan
sesudah gambarnya. Garis pertama pada bagian atas tabel terletak dua spasi di
7
bawah judul tab). Jarak antara akhir alinea dengan judul tabel dan antara tabel
dengan awal alinea yang baru pada halaman yang sama adalah 3 (tiga) spasi.
Potret hitam-putih atau berwarna dapat ditempelkan pada naskah asli
maupun salinannya, selama ukurannya memenuhi persyaratan. Penempelan
menggunakan lem yang tidak mudah lepas. Pemberian nama potret atau
gambar disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang telah dikemukakan di
atas. Setiap gambar diletakkan pada satu halaman terpisah, dan tidak
dibenarkan untuk menulis teks pada halaman tersebut kecuali judul dan
keterangan gambar. Hal yang sama berlaku juga pada gambar yang dipindai
(hasil reproduksi melalui penggunaan scanner).
D. Nomor Halaman
Untuk halaman-halaman sebelum bab Pendahuluan (Bab I) dipakai angka
kecil Romawi (i, ii, iii, dan seterusnya). Halaman judul bernomor i, tetapi nomor
ini tidak dicantumkan pada halaman tersebut, tetapi dinyatakan dalam Daftar Isi.
Untuk halaman-halaman naskah digunakan angka Arab, dimulai pada bab
Pendahuluan. Halaman bab Pendahuluan tidak diberi nomor 1, tetapi halaman
berikutnya diberi nomor 2 dan seterusnya sampai dengan lampiran-lampiran,
kecuali halaman “Lampiran”. Tiap bab dimulai pada halaman baru dan halaman
ini tidak diberi nomor.
Semua nomor halaman diketik di sudut kanan atas karena lebih mudah
dilihat. Nomor halaman diketik 1.5 cm dari tepi atas dan 3.0 cm dari tepi kanan,
dengan menggunakan font Arial 11. Semua nomor halaman tidak diberi tanda
kutip (“1”), tanda sambung (-1-), atau titik di bagian belakang (1.).
8
III. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Pada umumnya skripsi terdiri atas tiga bagian, yaitu: Bagian pembuka,
Tubuh tulisan, dan Bagian akhir atau pelengkap. Skripsi ditulis dalam bahasa
Indonesia yang baku dengan menghindari sejauh mungkin penggunaan istilah
asing. Istilah asing yang belum ada kata padanannya dalam kata bahasa
Indonesia harus diketik dengan huruf miring (italic). Bagian-bagian dari sebuah
skripsi secara lebih terperinci adalah sebagai berikut:
A. Bagian Pembuka
1. Sampul
2. Abstrak
3. Halaman judul
4. Halaman pengesahan
5. Riwayat hidup
6. Ucapan terima kasih
7. Daftar isi
8. Daftar tabel
9. Daftar gambar
10. Daftar lampiran
B. Tubuh Tulisan
1. Pendahuluan
2. Tinjauan pustaka
3. Bahan dan metode
4. Hasil dan pembahasan
5. Simpulan dan saran
C. Bagian Akhir
1. Daftar pustaka
2. Lampiran
3. Glosari atau singkatan
9
A. Bagian Pembuka
1. Sampul
Judul skripsi pada sampul dicetak tebal dengan huruf kapital
menggunakan font Arial 14 dan berwarna perak. Istilah Latin atau nama ilmiah
ditulis sesuai aturan yang berlaku, menggunakan huruf kecil. Tulisan lain yang
tercetak pada sampul menggunakan font Arial 12. Pada sampul tersebut dicetak
judul skripsi, tulisan SKRIPSI, nama lengkap penulis, logo universitas, program
studi tempat penulis menyelesaikan studinya, jurusan, fakultas, tempat, serta
tahun penulis lulus (Lampiran 1). Skripsi dibuat dengan sampul keras (hard
cover), berwarna biru tua, dijilid antero, dan diberi laminasi plastik. Pada bagian
punggung skripsi tercantum tulisan nama lengkap dan nomor induk penulis, judul
skripsi, dan tahun kelulusan, dengan huruf Arial yang ukuran fontnya disesuaikan
(Lampiran 2).
2. Abstrak
Abstrak merupakan uraian singkat dan lengkap mengenai penelitian yang
telah dilakukan, termasuk tujuan, metode, dan deskripsi hasil yang penting-
penting. Tidak boleh ada kalimat yang merupakan kesimpulan di dalam abstrak
Abstrak disusun dalam beberapa alinea dan panjangnya tidak melebihi 250 kata
(Lampiran 3).
Di dalam abstrak tidak diperkenankan menggunakan singkatan kecuali
akan disebutkan lebih dari dua kali. Contohnya, bila kata “tingkat kematangan
gonad” digunakan lebih dari dua kali, maka ditulis terlebih dahulu “tingkat
kematangan gonad (TKG)”, selanjutnya digunakan singkatan TKG. Abstrak
hanya memuat teks, tidak ada pengacuan pada pustaka, gambar, dan tabel.
Abstrak diketik dengan 1 (satu) spasi, termasuk judul. Kata “Abstrak”
ditulis dalam huruf kapital, dicetak tebal, dan diletakkan di tengah-tengah bidang
10
tulis. Nama lengkap penulis diketik dengan huruf kapital, dua spasi di bawah
judul dan dimulai dari marjin kiri, kemudian diikuti dengan judul skripsi. Huruf
pertama setiap kata pada judul skripsi diketik dengan huruf kapital kecuali kata
depan dan kata sambung. Setelah tanda titik pada judul skripsi selanjutnya
tuliskan kalimat “Dibimbing oleh EE....” (nama lengkap pembimbing, tanpa
gelar, ditulis dalam huruf kapital). Kecuali kata “Abstrak” yang menggunakan font
12, seluruh teks menggunakan font 11. Abstrak terletak pada halaman setelah
sampul, tidak diberi nomor halaman, dan tidak dimasukkan dalam Daftar Isi. Teks
di dalam Abstrak disusun seperti menyusun paragraf.
3. Halaman Judul
Halaman ini merupakan halaman pertama skripsi dan diberi nomor
halaman “i”, tetapi tidak dicantumkan pada halaman tersebut (Lampiran 4).
Nama penulis harus ditulis lengkap, seperti halnya pada halaman sampul dan
abstrak. Kalimat-kalimat yang diketik pada halaman judul harus simetrik, artinya
ditempatkan di tengah-tengah bidang tulis. Seluruh huruf yang digunakan adalah
Arial dengan ukuran font 12.
4. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan merupakan satu-satunya halaman yang
mempunyai bayang-bayang (water-mark) logo Universitas Hasanuddin. Kertas
halaman pengesahan dapat diperoleh pada masing-masing ketua program studi.
Halaman ini merupakan tempat pengesahan para anggota komisi pembimbing,
ketua program studi, dekan fakultas, dan berisi keterangan (Lampiran 5):
a. Judul skripsi
b. Nama lengkap mahasiswa
c. Nomor induk mahasiswa
11
d. Nama program studi
e. Nama dan tanda tangan para pembimbing
f. Nama dan tanda tangan ketua program studi dan dekan fakultas
g. Tanggal lulus ujian skripsi
5. Riwayat Hidup
Riwayat hidup ditulis dalam skripsi dengan menggunakan sebanyak-
banyaknya satu halaman (Lampiran 6). Dalam riwayat hidup tercantum nama
penulis, dimana dan kapan dilahirkan, nama kedua orang tua, status perkawinan
(dan jumlah anak, jika telah menikah), pendidikan yang telah diperoleh (tahun
lulus SD, SLTP, dan SLTA), tahun terdaftar di Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan (bebas test, SPMB, atau lewat jalur kemitraan), serta data diri lainnya
yang dianggap perlu (keaktifan di organisasi mahasiswa, organisasi profesi,
lembaga swadaya masyarakat, atau pernah menjadi asisten mata kuliah
tertentu). Bila pernah bekerja, dapat disebutkan secara singkat riwayat
pekerjaan. Riwayat hidup diketik dengan 1.5 spasi antar baris. Pada halaman ini
juga ditampilkan pas-foto berwarna hasil pindai berukuran 4 cm x 6 cm, pada sisi
kiri atas dari awal riwayat hidup.
6. Ucapan Terima Kasih
Pada panduan-panduan penulisan sebelum panduan ini, bagian ini
berjudul “Kata Pengantar”. Pada kenyataannya yang merupakan isi dari kata
pengantar selama ini adalah ucapan terima kasih. Oleh karena itu tepatlah kalau
judulnya adalah ”ucapan terima kasih”. Hal ini juga sejalan dengan cara
penulisan yang universal dimana ”ucapan terima kasih (acknowledgement)”
dipisahkan dari ”kata pengantar (preface).
12
Dalam ucapan terima kasih penulis dapat menyatakan terima kasih
secara spesifik kepada mereka yang telah membantu dalam pelaksanaan
penelitian, memberi saran dan kritik dalam penyusunan naskah, memberi
bantuan keuangan, dan sebagainya. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada dosen penasihat akademik. Dekan, ketua jurusan, dan ketua program
studi dalam kapasitasnya sebagai pejabat, tidak perlu diberi ucapan terima kasih
jika bantuan yang diberikan memang sudah menjadi kewajiban mereka.
Penulisan nama-nama orang dalam ucapan terima kasih harus menggunakan
bahasa Indonesia yang benar dan sopan, tidak diperkenankan menulis nama
panggilan, nama kecil atau singkatan (misalnya: mba’, pa’, bu’de, daeng), serta
tidak terkesan main-main (misalnya: makasih, thanks berat).
Penulis yang tidak menggunakan Ucapan Terima Kasih dapat
menggunakan Kata Pengantar. Kata Pengantar memuat informasi singkat
tentang kapan dan lama penelitian dilakukan, lokasi, sumber dana penelitian jika
biaya bukan berasal dari dana pribadi, maksud penyusunan skripsi serta ucapan
terima kasih dan penghargaan. Penulis tidak diperkenankan menulis sesuatu
dalam bahasa yang tidak baik dan tidak sopan. Hindari hal-hal yang bersifat
tidak ilmiah atau tidak terkait langsung dengan penyelesaian skripsi dalam Kata
Pengantar. Jika hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam suatu jurnal
atau dipresentasikan dalam seminar ilmiah sebelum dipertahankan dalam ujian
skripsi, maka harus dinyatakan dalam Kata Pengantar (judul artikel, nama jurnal,
nomor, dan tahun). Penggunaan Kata Pengantar mengharuskan penulis
mencantumkan nama di sebelah kanan bawah 4 (empat) spasi di bawah baris
terakhir (Lampiran 7).
7. Daftar Isi
13
Pada halaman ini penulis memuat semua bahan tulisan yang terdapat
sesudah daftar dsi, meliputi: Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran, serta
Judul Bab dan Anak-bab. Dalam daftar Isi dimuat pula daftar pustaka dan
lampiran, serta glosari jika ada. Bagian-bagian yang mendahului daftari isi tidak
dimuat dalam daftar isi (Lampiran 8).
Judul Daftar Isi diketik dengan huruf kapital tanpa diakhiri titik dan
diletakkan di tengah-tengah bidang pengetikan, 2 spasi di bawah nomor
halaman. Perkataan “Halaman” diketik di pinggir kanan, 2 spasi di bawah judul
Daftar Isi dan berakhir 3 cm dari sisi kanan. Susunan daftar isi menyusul 2 spasi
di bawahnya. Bila daftar isi memerlukan lebih dari 1 (satu) halaman maka
diteruskan pada halaman berikutnya dengan tetap mencantumkan kata
“Halaman” pada sudut kanan atas. Nomor halaman untuk setiap bab, anak-bab
dan anak-anak-bab (jika ada) diletakkan 3 cm pada sisi kanan.
Jarak baris antar bab, antar bab dan anak-bab 2 spasi, sedangkan baris
dalam anak-bab 1 (satu) spasi. Judul dari tiap bab diketik dengan huruf kapital.
Huruf pertama setiap kata di dalam judul anak-bab dan anak-anak-bab ditulis
dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan kata sambung.
8. Daftar Tabel dan Daftar Gambar
Daftar Tabel dan Daftar Gambar tidak selalu diperlukan. Bila di dalam
skripsi terdapat lebih dari satu tabel dan satu gambar maka perlu dibuat suatu
Daftar Tabel dan Daftar Gambar (Lampiran 9 dan 10). Sebagaimana halnya
Daftar Isi, maka nomor halaman untuk setiap judul tabel dan gambar diletakkan 3
cm pada sisi kanan.
a. Daftar Tabel
14
Daftar Tabel ditulis pada halaman baru dan diketik seperti mengetik
Daftar Isi. Dua spasi di bawah judul Daftar Tabel yang terletak di tengah-tengah
bidang pengetikan, tepat pada permulaan batas marjin kiri ditulis perkataan
“Nomor”, sedangkan di sebelah kanan diketik perkataan “Halaman” yang berakhir
pada batas marjin kanan. Nomor tabel menggunakan angka Arab (1, 2, 3..),
diketik tepat pada pertengahan tulisan Nomor, 2 spasi di bawah tulisan Nomor
dan Halaman. Judul tabel dalam Daftar Tabel harus sama dengan judul tabel
dalam naskah, dan tidak diakhiri titik. Akhir dari setiap judul tabel dihubungkan
oleh tanda titik-titik dengan nomor halaman tempat tabel tersebut dijumpai dalam
naskah skripsi. Judul yang memerlukan lebih dari satu baris diketik satu spasi
dan dimulai tepat di bawah huruf pertama kata pertama baris kalimat di atasnya.
Semua tabel ditempatkan seperti naskah (lihat halaman 41), terkecuali bila
ukuran tabel mengharuskan penempatannya sepanjang kertas (lihat halaman
42). Nomor dan judul tabel diketik 2 spasi di atas tabel.
b. Daftar Gambar
Daftar Gambar diketik pada halaman baru, tersendiri dan disusun seperti
Daftar Tabel. Tidak dibedakan antara grafik, peta, atau potret, semua bernomor
urut angka Arab (lihat halaman 43). Gambar yang lebih besar dari ukuran kertas
harus diperkecil tanpa mengabaikan arti dari gambar tersebut. Bila gambar tidak
mungkin diperkecil, misalnya peta, maka gambar tersebut dilipat. Setiap gambar
diletakkan pada satu halaman kosong dan tidak dicampur bersama teks,
berbentuk memanjang atau melebar. Judul gambar terletak 2 spasi di bawah
gambar dan diakhiri tanpa titik. Jika judul gambar lebih dari 1 (satu) baris maka
diketik dengan 1 (satu) spasi dan baris kedua dimulai tepat di bawah huruf
pertama kata pertama baris kalimat di atasnya.
15
9. Daftar Lampiran
Seperti halnya Daftar Tabel dan Daftar Gambar, lampiran tidak perlu
dibuatkan daftar bila hanya terdapat satu buah di dalam naskah skripsi.
Penulisan lampiran mengikuti aturan yang telah dikemukakan di atas pada Daftar
Tabel dan Daftar Gambar (Lampiran 11). Lampiran dapat berupa tabel, gambar,
atau teks, dan semuanya disusun sesuai dengan nomor urut penyebutannya
dalam tubuh tulisan.
B. Tubuh Tulisan
Tubuh tulisan terdiri atas: (1) Pendahuluan, (2) Tinjauan Pustaka, (3)
Bahan dan Metode, (4) Hasil dan Pembahasan, dan (5) Simpulan. Bila ada
saran, maka judul bab yang terakhir dapat diubah menjadi “Simpulan dan Saran”.
Setiap judul bab diketik dengan huruf kapital yang dicetak tebal (bold),
menggunakan Arial font 12, ditempatkan di tengah-tengah bidang pengetikan,
dua spasi di bawah nomor halaman.
1. Pendahuluan
Bab Pendahuluan biasanya memuat gambaran yang dengan singkat
mengulas alasan mengapa penelitian perlu dilakukan, kerangka berpikir,
perumusan dan pendekatan masalah, keterkaitan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh orang lain, tujuan dan manfaat, serta hipotesis yang diajukan jika
ada. Dalam bab ini perlu diberikan kesan kepada pembaca bahwa apa yang
penulis teliti memiliki manfaat bagi ilmu pengetahuan atau pembangunan
masyarakat.
a. Latar Belakang
16
Dalam anak-bab ini perlu diuraikan berbagai hal, fakta, dan pendapat
yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian. Selain itu juga dikemukakan
alasan teoritis dan alasan praktis tentang perlunya penelitian dilakukan.
b. Perumusan Masalah
Anak-bab ini berisi uraian tentang adanya kesenjangan antara keadaan
yang diinginkan dengan kenyataan, atau antara teori dengan fakta. Pertanyaan-
pertanyaan yang muncul di dalam perumusan masalah perlu dijawab dan
dibuktikan kebenarannya.
c. Tujuan dan Manfaat
Anak-bab ini merupakan bagian akhir dari bab Pendahuluan yang
memuat uraian singkat tentang tujuan yang ingin dicapai sebagai upaya dalam
pemecahan masalah atau dalam upaya memahami masalah yang
melatarbelakangi penelitian ini dilakukan. Dalam menuliskan tujuan, harus
menggunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur atau dilihat, seperti
mengetahui, menguraikan, menerangkan, menguji, membuktikan, menerapkan
suatu konsep atau dugaan, dan menganalisis. Manfaat hasil penelitian ini dapat
digunakan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan kepentingan masyarakat pada umumnya.
d. Hipotesis
Perumusan hipotesis tidak selalu harus dicantumkan dalam skripsi.
Untuk penelitian yang bersifat eksploratif dan sebagian yang bersifat deskriptif
perumusan hipotesis tidak perlu dilakukan. Sebaliknya untuk penelitian yang
bersifat korelatif, kausal-komparatif, eksperimental dan sebagian yang bersifat
17
deskriptif, maka hipotesis perlu dirumuskan sebagai jawaban sementara
terhadap permasalahan yang akan diteliti.
2. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka merupakan kumpulan keterangan yang diperoleh dari
bahan rujukan yang berkaitan erat dengan judul skripsi serta dapat menunjang isi
skripsi secara keseluruhan. Tinjauan Pustaka dapat dianggap sebagai suatu
simpulan kutipan yang diulas dan ditujukan untuk menjelaskan perhatian
terhadap suatu permasalahan. Di dalam Tinjauan Pustaka dapat dikemukakan
hal-hal yang sejalan atau bertentangan dengan pendapat peneliti lainnya, dan
membenarkan pendekatan yang dipakai untuk memecahkan masalah itu.
Keterangan-keterangan atau kutipan-kutipan yang diperoleh harus
disusun secara sistematis, sehingga antara paragraf yang satu dengan paragraf
berikutnya memperlihatkan keterkaitan secara runut. Oleh sebab itu kutipan
yang diperoleh dari suatu bahan pustaka perlu diserasikan, sejauh hal tersebut
tidak menyimpang dari makna yang dimaksudkan. Bab Tinjauan Pustaka dapat
dibagi menjadi beberapa anak-bab sesuai dengan kebutuhan.
Pustaka yang digunakan sebaiknya berupa pustaka terbaru yang sesuai
dengan bidang yang diteliti. Kumpulan pustaka yang sesuai dan mutakhir dapat
membantu penulis mengetahui dengan jelas status penelitian di bidang tersebut.
Kumpulan pustaka yang memadai dapat meningkatkan kepercayaan diri penulis
dalam memilih metode yang akan digunakan dalam penelitian, melaksanakan
penelitian, dan menyusun argumentasi dalam pembahasan permasalahan yang
timbul dalam penelitian. Komunikasi perseorangan dapat dilakukan dengan ahli
dalam bidang yang bersangkutan atau yang berkompeten, sumber-sumber yang
tidak bisa ditemukan di perpustakaan dapat dijadikan sebagai bahan acuan.
Sebagai contoh: jika penulis melakukan komunikasi dengan Prof. Dr. Muhammad
18
Eidman, M.Sc., seorang ahli dalam bidang biologi laut, maka penulis dapat
menulis kutipan pernyataan beliau tersebut dan diakhiri dengan ketikan “(Muh.
Eidman, komunikasi pribadi, 2003)”.
Jika di dalam penelitian dilakukan pengamatan terhadap spesies tertentu,
maka perlu dicantumkan klasifikasi dan deskripsi spesies tersebut. Dalam
klasifikasi ini harus dicantumkan pula “authority name” atau “descriptor” dan
tahun pertama kali deskripsi tersebut disebarluaskan. Jika spesies tersebut
memiliki sinonim maka cantumkan pula sinonimnya pada sebuah paragraf baru.
Klasifikasi, sinonim, dan deskripsi, dapat ditempatkan dalam suatu anak-bab
tersendiri pada bagian awal Tinjauan Pustaka. Klasifikasi dapat ditulis dalam
bentuk anak-tangga, bentuk mendatar, atau bentuk vertikal.
Contoh penulisan klasifikasi bentuk anak tangga adalah sebagai berikut
(sebagai contoh cumi-cumi):
Filum Moluska Linnaeus, 1758
Kelas Cephalopoda Cuvier, 1798
Subkelas Coleida Bather, 1888
Cohort Neocoleoidea Haas, 1997
Superordo Decapodiformes Young et al., 1998
Ordo Teuthida Naef, 1916
Subordo Myopsida Orbigny, 1845
Famili Loliginidae Steenstrup, 1861
Subfamili Sepioteuthinae Naef, 1921
Genus Sepioteuthis Blainville, 1824
Spesies Sepioteuthis lessoniana Lesson, 1830
Contoh penulisan klasifikasi bentuk mendatar adalah sebagai berikut
(sebagai contoh rajungan): Filum Crustacea Pennant, 1777; Kelas Malacostraca
Latreille, 1806; Subkelas Eumalacostraca Grobben, 1892; Superordo Eucarida
19
Calman, 1904; Ordo Decapoda Latreille, 1830; Subordo Pleocyemata
Burkenroad, 1963; Infraordo Brachyura Latreille, 1803; Section Bracyrhyncha
Borradaile, 1907; Superfamili Portunoidea Rafinesque, 1815; Famili Portunidae
Rafinesque, 1815; Subfamili Portuninae Rafinesque, 1815; Genus Portunus
Weber, 1795; Spesies Portunus pelagicus Linnaeus, 1879.
Contoh penulisan klasifikasi bentuk vertikal adalah sebagai berikut
(sebagai contoh: keong lapar kenyang atau abalone):
Filum Moluska Linnaeus, 1758
Kelas Gastropoda Cuvier, 1797
Subkelas Prosobranchia H.-M. Edwards, 1848
Ordo Archaeogastropoda Thiele, 1929
Superfamili Pleurotomarioidea Swainson, 1840
Famili Haliotidae Rafinesque, 1815
Genus Haliotis Linnaeus, 1758
Subgenus Eurotis Habe & Kosuge, 1964
Spesies Haliotis ovina Gmelin, 1791
Contoh penulisan sinonim adalah sebagai berikut (sebagai contoh adalah
ormer, abalone yang terdapat di Perancis): Haliotis tuberculata Linnaeus, 1758,
memiliki sinonim H. incisa Reeve, 1846; H. bistriata Gmelin, 1791; H. lamellosa
Lamarck, 1822; H. lucida Requien, 1848; H. reticulata Reeve, 1846; dan H.
rugosa Lamarck, 1822.
3. Bahan dan Metode Penelitian
Pada bagian ini secara garis besar dapat dibedakan atas: (1) Tempat dan
waktu pelaksanaan penelitian, (2) Materi (bahan dan peralatan) yang digunakan,
dan (3) Metode yang dipergunakan, diuraikan secara singkat dan jelas, meliputi
rancangan atau penarikan contoh yang dipergunakan, peubah yang diamati,
20
analisis laboratorium, dan analisis data. Penelitian dapat berupa percobaan
laboratorium, percobaan lapangan, dan survei lapangan, yang perlu dirancang
agar sesuai dengan tujuan atau jenis penelitian. Jenis penelitian dapat bersifat
eksploratif, deskriptif, koreksional (studi verifikasi), kausal, komparatif,
eksperimen, atau tindakan.
Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif, harus dijelaskan
pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan dan analisis informasi, serta
proses penafsiran hasil penelitian yang diperoleh. Prosedur penelitian yang
digunakan harus diuraikan secara lengkap. Untuk penelitian yang melakukan
identifikasi tumbuhan, ikan, avertebrata, mikroorganisme, maka perlu
dicantumkan judul-judul buku yang digunakan sebagai panduan identifikasi biota
tersebut.
Merek instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian perlu ditulis,
misalnya timbangan digital Ohaus, DO-meter tipe YSI-33, dan lain-lain.
Penyebutan nama pembuat alat atau tipe alat dimaksudkan untuk menunjukkan
kecanggihan atau ketelitian alat tersebut. Sedangkan alat-alat lainnya seperti
gelas ukur, erlenmeyer, pipet, tidak perlu ditulis secara terperinci, karena akan
terungkap dengan sendirinya pada saat penulis menjelaskan prosedur kerja.
Jangan membuat perincian alat yang digunakan dalam bentuk tabulasi seperti
yang tertera pada penuntun praktikum. Contoh daftar kuisioner yang digunakan
dalam penelitian harus dicantumkan pada bagian Lampiran.
Data yang akan terkumpul selama penelitian, selanjutnya dianalisis
dengan berbagai metode. Untuk pengujian hipotesis dapat digunakan: (1) Uji
parametrik dengan memakai uji t, uji z, uji F, uji korelasi, uji regresi linier, uji
regresi berganda, dan lain-lain (2) Uji nonparametrik memakai uji chi-square,
binomial, korelasi kontingensi, dan lain-lain, serta (3) Uji deskriptif dengan
memakai uji tabel dan grafik, dan lain-lain.
21
Khusus untuk Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan, pada bagian
akhir bab ini harus dilengkapi dengan anak-bab Definisi Operasional. Anak-bab
ini berisi keterangan tentang batasan-batasan dari penelitian.
4. Hasil dan Pembahasan
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian yang harus didasarkan pada
hasil yang telah diperoleh, disusun secara sistematis sesuai dengan peubah
yang diamati. Pembahasan dapat dibagi-bagi menjadi beberapa anak-bab dan
anak-anak-bab sesuai dengan kebutuhan.
Untuk memperjelas dan mempersingkat uraian dapat digunakan alat
penolong berupa tabel, gambar, atau grafik. Data yang telah dikemukakan dalam
bentuk tabel, tidak boleh diulangi kembali dalam bentuk gambar atau grafik.
Nomor tabel, gambar, dan grafik, harus jelas disebut di dalam teks dan
diletakkan tidak jauh dari teks tersebut. Data yang terlalu besar sebaiknya
dilampirkan saja. Pembahasan merupakan tempat penulis mengemukakan
pendapat dan argumentasi secara jelas, bebas, singkat, dan logis. Pendapat-
pendapat peneliti terdahulu yang sudah dinyatakan dalam bab Tinjauan Pustaka
tidak perlu diulang lagi tetapi diacu saja seperlunya. Dalam bagian ini pula
penulis dapat menunjukkan persamaan dan membahas perbedaan antara hasil
penelitian sebelumnya dengan penemuan yang telah diperolehnya. Spekulasi
kadang-kadang muncul dalam pembahasan tetapi hindari spekulasi yang
berlebihan.
5. Simpulan
Simpulan mengemukakan secara singkat dan jelas apa yang telah
diperoleh penulis dari hasil penelitiannya atau jawaban atas hipotesis yang
diajukannya atau tujuan yang dirumuskannya. Penulis harus secara cermat
22
menyusun Simpulan yang memuat pernyataan-pernyataan kualitatif. Simpulan
kadang-kadang muncul dua kali dalam skripsi, yaitu dalam bab Hasil dan
Pembahasan serta dalam bab Simpulan, sehingga sebaiknya menyusun
simpulan pada setiap bagian tersebut dengan bahasa dan ungkapan yang
berbeda-beda.
Bila hasil analisis dan pembahasan memerlukan saran atau rekomendasi,
maka dapat diuraikan secara khusus pada anak-bab Saran. Saran tidak
selamanya harus ada. Anak-bab Saran berisi saran tentang hal-hal yang perlu
dikerjakan pada penelitian selanjutnya, kelemahan atau kekurangan penelitian
yang telah dikerjakan dan yang perlu dilengkapi dan disempurnakan pada tahap
penelitian selanjutnya.
C. Bagian Akhir
1. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka berisi semua pustaka yang diperlukan sebagai acuan
dalam penulisan skripsi. Daftar ini dapat berupa artikel yang dimuat dalam
majalah atau jurnal dan buku yang diterbitkan, serta lazimnya dapat ditemukan di
perpustakaan, dan tulisan ilmiah yang dipublikasikan secara elektronik di internet
(online publication). Selain itu juga skripsi, disertasi, serta makalah-makalah
hasil simposium dan seminar ilmiah yang ditulis oleh para ilmuan dapat
dimasukkan ke dalam Daftar Pustaka. Sumber-sumber acuan yang tidak tertulis
atau tidak diterbitkan tidak dimuat dalam Daftar Pustaka. Penuntun praktikum
dan catatan kuliah tidak dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan
skripsi.
Kata Daftar Pustaka diketik ditengah-tengah kertas, 2 spasi di bawah
nomor halaman. Tiga spasi di bawahnya, dimulai dari pinggir kiri diketik pustaka
yang dipakai di dalam naskah. Tiap pustaka diketik 1 (satu) spasi dan antara
23
pustaka berjarak 2 spasi. Baris kedua dan seterusnya dari setiap pustaka
dimulai tepat di bawah hurup kelima dari baris kalimat di atasnya.
Ada dua bentuk pengacuan yang umum dilakukan dalam penulisan Daftar
Pustaka, yaitu sistem Nama – Tahun (sistem Harvard) dan sistem Nama –
Nomor (sistem Vancouver). Di dalam pedoman ini digunakan sistem Nama –
Tahun. Urutan penulisan pustaka berupa buku di dalam Daftar Pustaka adalah
nama (keluarga) pengarang atau penyusun, tahun penerbitan, judul buku, nomor
edisi, nama penerbit, volume (jilid), dan jumlah halaman. Urutan penulisan
pustaka yang dikutip dari majalah/jurnal adalah nama (keluarga) penulis, tahun
penerbitan, judul tulisan, nama majalah/jurnal, volume atau nomor, serta
halaman awal dan akhir dimana tulisan tersebut terletak.
Daftar Pustaka harus memuat semua pustaka yang dikutip penulis,
terkecuali bahan-bahan yang tidak diterbitkan. Skripsi, tesis atau disertasi yang
tidak dipublikasikan merupakan kekecualian, karena biasanya dapat dibaca di
perpustakaan, sehingga harus dicantumkan dalam Daftar Pustaka. Perlu
diperhatikan bahwa hanya pustaka yang diacu dalam laporan yang disertakan
dalam Daftar Pustaka. Pada Lampiran 12 tercantum contoh pustaka yang dikutip
dalam panduan ini.
Bahan pustaka disusun berturut-turut secara abjad menurut nama
keluarga penulis. Bila seorang penulis menulis dua atau lebih karangan pada
tahun yang bersamaan, maka di belakang tahun ditulis a, b, dan seterusnya. Bila
seseorang menulis dua atau lebih karangan dalam tahun yang berbeda, maka
pustaka disusun menurut urutan waktu; tulisan terbitan tahun yang lebih awal
diketik terlebih dahulu dari tulisan terbitan tahun yang lebih akhir. Sebuah artikel
yang ditulis oleh dua orang maka antara penulis pertama dan kedua
ditambahkan kata “dan” atau “and”. Jika penulis lebih dari dua orang, antara
penulis pertama dan berikutnya diberikan tanda koma (,), dan sebelum nama
24
penulis terakhir ditambahkan kata “dan” atau “and”. Daftar Pustaka ditulis tanpa
menggunakan nomor urut (lihat contoh Daftar Pustaka pada halaman 65 dan 66).
Sesuai dengan kesepakatan bersama yang diputuskan dalam Lokakarya
Peraturan Katalogisasi dan Authority File Pengarang Indonesia yang telah
dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1975,
disarankan agar penulisan khusus untuk pengarang Indonesia mengikuti
pedoman penyusunan sebagai berikut:
1. Nama pengarang Indonesia yang terdiri dari dua unsur atau lebih, dengan
tidak memperhatikan latar belakang masing-masing nama tersebut, maka
nama akhir yang dicantumkan terlebih dahulu, kemudian diikuti tanda koma
dan nama-nama pertamanya. Nama akhir tersebut kemungkinan dapat
berupa nama keluarga, nama marga, nama ayah, nama kecil, atau apapun
tidak perlu diperhatikan atau dihiraukan.
Muchlisah Amaliah Ramadhani, ditulis: Ramadhani, M.A.
I Gusti Putu Arya Tirthawirya, ditulis: Tirthawirya, I.G.P.A.
Yudhistira Ardi Nugroho Mulyono Sardi, ditulis: Sardi, Y.A.N.M.
2. Nama yang menggunakan tanda garis penghubung pada dua unsur dianggap
satu kesatuan nama.
Ika Suwondo-Surasno, ditulis: Suwondo-Surasno, I.
Titie Raya Sadikin-Said, ditulis: Sadikin-Said, T.R.
3. Nama yang menggunakan kata penghubung (el, nan) dianggap merupakan
satu kesatuan nama.
Abas Sutan Pamuntjak nan Sati, ditulis: Pamuntjak nan Sati, A.S.
4. Nama yang diakhiri dengan inisial (singkatan) dianggap sebagai satu
kesatuan nama.
Nathaniel I., ditulis tetap: Nathaniel I.
Iskandar N.S., ditulis tetap: Iskandar N.S.
25
5. Nama yang mengandung kata-kata bin, binti, ibn, ibni, dan sebagainya.
Umar bin Wello Labuatussu, ditulis: Wello Labuatussu, U. bin
Sarintan binti Muhammad Tayeb, ditulis: Muhammad Tayeb, S. binti
6. Nama dengan gelar tradisional atau adat.
Andi Maghfirah, ditulis: Maghfirah, Andi
Raden Arifin Abdulrachman, ditulis: Abdulrachman, Arifin, Raden
Pangeran Raden Ario Achmad Djajadiningrat, ditulis
Djajadiningrat, Achmad, Pangeran Raden Ario
Beberapa contoh tentang penulisan nama pengarang yang disesuaikan
dengan negara/bangsa masing-masing, dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Bentuk-bentuk penulisan nama pengarang asing
Bangsa Nama lengkap Penulisan nama di Daftar Pustaka
Arab/Mesir Hassan Fahmy Khalil Mohammed Metawali Naguib Aly Abdel Aziz Youssef Abou-el-Ezz Aziz Ibn Saud Kamel el Metwali
Khalil, H. F. Naguib, M. M. Abdel-Aziz, A. Abou-el-Ezz, Y. Ibn-Saud, A. el-Metwali, K.
Belanda Hugo de Vries L.W. van Horst Carolus den Hartog
de Vries, H. van Horst, L.W. den Hartog, C.
Burma U Thant U Nu
Thant, U. Nu, U
China
Chan Tai-chien Lin Ke-sheng Chu Ying Chang His Fam Fu
Chan, T. Lin, K. Chang, C. Y. Fu, H. F.
Hongaria Farkas Karoly Szent-Gyorgyi Albert
Farkas, K. Szent-Gyorgyi, A.
India Bimal C. Sen Gupta Natoobhai J. Das Gupta
Sen Gupta, B. C. Das Gupta, N. J.
Inggeris/ Amerika
J. C. Smith F. W. Day, Jr. A. B. Kent III E. C. Bate-Smith
Smith, J. C. Day, F. W., Jr. Kent, A. B., III Bate-Smith, E. C.
26
LanjutanEE.
Jepang Susumu Segawa Shigeru Yoshida
Segawa, S. Yoshida, S.
Jerman Sigurd von Boletzky Hans zur Mayer
von Boletzky, S. zur Mayer, H.
Korea Tak Joon Lee Min-Hong Choi
Lee, T. J. Choi, M.-H
Perancis Jules LeBeau Rene L’Epee Charles de Gaulle Bertrand d’Aubiac
LeBeau, J. L’Epee, R. de Gaulle, C. d’Aubiac, B.
Portugis Silvio do Amaral Alfredo C. dos Santos
do Amaral, S. dos Santos, A. C.
Spanyol Casimir Gomez Ortega Juan Perez
Ortega-Gomez, C. Perez, J.
Thailand Anuwat Natheewathana Jaruwat Nabhitabhata
Natheewathana, A. Nabhitabhata, J.
Vietnam Ngo Van Hai Nguyen Lam Tiep
Ngo, H. V. Nguyen, T. L.
Cara penulisan daftar pustaka yang memuat berbagai sumber (buku,
majalah atau jurnal, makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain) dan harus
digunakan dalam skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
disajikan berikut ini dengan didahului teladan penyusunannya.
Teladan untuk buku
Urutan penulisan adalah nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku,
nomor edisi, nama penerbit, nama negara (untuk terbitan Amerika Serikat
digunakan nama negara bagian, sedangkan untuk terbitan lainnya digunakan
nama negara), dan jumlah halaman. Nama kota untuk buku-buku terbitan
Amerika Serikat diikuti oleh tanda koma dan nama negara bagian. Kalau dalam
buku yang diacu terdapat lebih dari satu nama kota penerbit, maka yang
digunakan adalah nama kota yang pertama. Judul buku tidak dicetak tebal atau
ditulis miring, dan setiap awal kata dimulai dengan huruf kapital kecuali kata
sambung dan kata penghubung.
27
Jika pustaka yang diacu merupakan salah satu bab dari sebuah buku
yang memiliki editor, maka urutan penulisan adalah nama pengarang, tahun
penerbitan, judul tulisan, kata “In” (jika buku tersebut berbahasa Inggeris) atau
kata “Dalam” (jika buku tersebut berbahasa Indonesia), nama editor, judul buku,
nama penerbit, kota penerbit, dan nomor halaman tempat tulisan tersebut
berada. Setiap awal kata judul tulisan menggunakan huruf kecil kecuali bagian
awal judul, sedangkan setiap kata judul buku dimulai dengan huruf kapital kecuali
kata sambung dan kata penghubung.
a. Satu pengarang
Pechenik, J.A. 1991. Biology of the Invertebrates. Second edition. Wm.C.
Brown Publishers, Dubuque, Iowa. 567 p.
b. Dua pengarang
Longhurst, A.R. and D. Pauly. 1987. Ecology of Tropical Oceans. Academic
Press Inc., San Diego. 407 p.
c. Lebih dari dua pengarang
Parsons, T.R., M. Takahashi, and B. Hargrave. 1984. Biological
Oceanographic Processes. Third edition. Pergamon Press, Oxford. 330 p.
d. Buku dengan satu editor
Miller, P.J. (ed.). 1979. Fish Phenology: Anabolic Adaptiveness in Teleosts.
Academic Press Inc. Ltd., London. 449 p.
e. Buku dengan lebih dari satu editor
Norris, D.O. and R.E. Jones (eds.). 1987. Hormones and Reproduction in
Fishes, Amphibians, and Reptiles. Plenum Press, New York. 613 p.
f. Buku dengan volume tanpa judul
Wijayakusuma, M.H., S. Dalimartha, dan A.S. Wirian. 1998. Tanaman
Berkhasiat Obat di Indonesia. Volume 4. Pustaka Kartini, Jakarta. 84 hal.
28
g. Buku dengan volume yang mempunyai judul berbeda-beda
Hoar, W.S. and D.J. Randall (eds.). 1988. Fish Physiology. Volume XI. The
Physiology of Developing Fish. Part A. Eggs and Larvae. Academic Press,
Inc., San Diego, California. 546 p.
h. Buku dengan lembaga atau organisasi sebagai pengarang
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan
kedua. Balai Pustaka, Jakarta. 1090 hal.
i. Bab atau bagian dari buku
Price, D.J. 1989. Genetics of sex determination in fishes. In G.W. Potts and
R.J. Wootton (eds.), Fish Reproduction: Strategies and Tactics. Academic
Press, London. pp. 77-89.
j. Buku terjemahan tanpa editor
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. H.M.
Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen, M. Hutomo, dan S. Sukardjo,
penerjemah. PT Gramedia, Jakarta. Terjemahan dari: Marine Biology: An
Ecological Approach. 459 hal.
Teladan untuk artikel
Urutan penulisan adalah nama pengarang, tahun penerbitan, judul artikel,
nama jurnal ditulis lengkap, nomor edisi (volume atau terbitan), dan nomor
halaman. Judul artikel tidak dicetak tebal atau ditulis miring, kecuali nama ilmiah,
dan setiap awal kata dimulai dengan huruf kecil kecuali huruf pada awal judul.
Nomor volume yang menggunakan angka Latin harus diubah menjadi angka
Arab, misalnya volume XXIII harus diubah menjadi 23.
29
a. Satu pengarang
Jaap, W.C. 2000. Coral reef restoration. Ecological Engineering 15: 345-
364.
b. Dua pengarang
Boyle, P.R. and D. Chevis. 1991. Changes in follicle cell epithelium nuclei at
the onset of vitellogenesis in the octopus Eledone cirrhosa. Bulletin of Marine
Science 49: 373-378.
c. Lebih dari dua pengarang
Nabhitabhata, J., P. Asawangkune, S. Amornjaruchit, and P. Promboon.
2001. Tolerance of eggs and hatchlings of neritic cephalopods to salinity
changes. Phuket Marine Biological Center Special Publication 17(1): 289-
298.
d. Artikel khusus
Andy Omar, S. Bin. 2000. Food and growth in Haliotis. [Review]. Gajah
Mada University Journal of Fisheries Science 2(1): 1-12.
e. Artikel dengan halaman terputus
Crews, D. and W.R. Gartska. 1981. The ecological physiology of the garter
snake. Scientific American 245: 158-164, 166-168.
f. Terbitan dengan suplemen
Fretter, V., A. Graham, and E.B. Andrews. 1986. The prosobranch of Britain
and Denmark. Part 9 – Pyramidellaceae. Journal of Molluscan Studies,
Supplement 16: 557-649.
Teladan untuk prosiding
Jika pustaka yang diacu merupakan salah satu artikel dari sebuah buku
prosiding, baik yang memiliki editor maupun tidak, maka urutan penulisan adalah
nama pengarang, tahun penerbitan, judul tulisan, kata “In” (jika buku tersebut
30
berbahasa Inggeris) atau kata “Dalam” (jika buku tersebut berbahasa Indonesia),
nama editor (jika ada), judul prosiding atau nama pertemuan ilmiah atau
keduanya, tempat pertemuan, tanggal pertemuan, nama penerbit, kota penerbit,
dan nomor halaman tempat tulisan tersebut berada. Setiap awal kata judul
tulisan menggunakan huruf kecil kecuali bagian awal judul, sedangkan setiap
kata judul prosiding dimulai dengan huruf kapital kecuali kata sambung dan kata
penghubung.
a. Tanpa editor
Danakusumah, E., A. Mansyur, dan S. Marthinus. 1997. Studi mengenai
aspek-aspek biologi dan budidaya cumi-cumi Sepioteuthis lessoniana. II.
Pengaruh pergantian air terhadap tingkat penetasan telur cumi-cumi. Dalam
Prosiding Seminar Nasional Biologi XV, Bandarlampung, 24 – 26 Juli 1997.
Universitas Lampung, Bandarlampung. hal. 868-871.
b. Dengan editor
Dahuri, R. 2000. Toward sustainable fisheries development in Asia. In O.
Carman, Sulistiono, A. Purbayanto, T. Suzuki, S. Watanabe, and T. Arimoto
(eds.), Proceedings of the JSPS-DGHE International Symposium on
Fisheries Science in Tropical Area. Sustainable Fisheries in Asia in the New
Millennium, Bogor, August 21-25, 2000. Faculty of Fisheries and Marine
Sciences – IPB, Bogor. pp. 33-39.
Teladan untuk hasil penelitian yang akan dipublikasikan tetapi belum terbit
Hasil penelitian yang akan dipublikasikan dan belum terbit tetapi sudah
disetujui akan terbit dalam suatu jurnal ilmiah, dapat dicantumkan dalam Daftar
Pustaka dengan menyebutkan tahun, judul artikel, nama jurnal, dan keterangan
[siap terbit] (jika dalam bahasa Indonesia) atau [in press] (jika dalam bahasa
Inggris).
31
Breen, P.A. 1985. Management of the British Columbia fishery for northern
abalone (Haliotis kamtschatkana). Canadian Journal of Fisheries and
Aquatic Sciences. [In press].
Teladan untuk abstrak
Urutan penulisan untuk abstrak yang terdapat di dalam jurnal adalah
nama pengarang, tahun penerbitan, judul abstrak, kata “abstract” (jika prosiding
tersebut berbahasa Inggeris) atau “abstrak” (jika prosiding tersebut berbahasa
Indonesia), nama jurnal, dan nomor halaman tempat tulisan tersebut berada.
Jika abstrak tersebut terdapat di dalam buku prosiding, maka urutannya adalah
nama pengarang, tahun penerbitan, judul abstrak, kata [abstract] (jika prosiding
tersebut berbahasa Inggeris) atau [abstrak] (jika prosiding tersebut berbahasa
Indonesia), nomor halaman tempat tulisan tersebut berada, kata “In” (jika
prosiding tersebut berbahasa Inggeris) atau kata “Dalam” (jika prosiding tersebut
berbahasa Indonesia), nama editor (jika ada), judul prosiding atau nama
pertemuan ilmiah atau keduanya, tempat pertemuan, tanggal pertemuan, nama
penerbit, dan kota penerbit. Judul artikel tidak dicetak tebal atau ditulis miring,
kecuali nama ilmiah, dan setiap awal kata dimulai dengan huruf kecil kecuali
huruf pada awal judul abstrak.
a. Abstrak di dalam jurnal
Watson, D.C. and T.A. Norton. 1983. Algal palatability and selective grazing
by littorinid snails. [Abstract]. British Phycological Journal 18: 212.
b. Abstrak di dalam buku prosiding
Darnaedi, D. 1991. Rheofite di sepanjang Sungai Mahakam, Kalimantan
Timur. [Abstrak]. Dalam Seminar Ilmiah dan Kongres Nasional Biologi X.
Bogor, 24-26 September 1991. PBI dan PAU Ilmu Hayat – IPB, Bogor. hal.
122.
32
Teladan untuk skripsi, tesis, dan disertasi
Skripsi, tesis, dan disertasi, dapat dijadikan sebagai bahan acuan. Urutan
penulisan adalah nama pengarang, tahun terbit, judul, jenis publikasi, nama
institusi yang menganugerahkan gelar, dan tempat institusi. Setiap kata judul
skripsi, tesis, atau disertasi, dimulai dengan huruf kapital kecuali kata sambung
dan kata penghubung.
Effendie, M.I. 1984. Penilaian Perkembangan Gonad Ikan Belanak, Liza
subviridis Valenciennes, di Perairan Muara Sungai Cimanuk, Indramayu, bagi
Usaha Pengadaan Benih [Disertasi]. Fakultas Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 101 hal.
Teladan untuk laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian yang dijadikan bahan pustaka ditulis dalam
Daftar Pustaka dengan urutan: nama pengarang, tahun, judul laporan, kata
[Laporan Hasil Penelitian], nama institusi, dan kota tempat institusi. Laporan
hasil penelitian yang tidak dipublikasi juga dapat dijadikan sebagai bahan acuan
dengan urutan penulisan: nama pengarang, tahun, judul laporan, dan kata [Tidak
dipublikasi] atau [Unpublished manuscript]
Nessa, M.N., S.A. Ali, dan A. Rachman. 1991. Studi Teknik Penetasan Telur
Ikan Terbang dalam Usaha Pelestarian Melalui Usaha Restocking. [Laporan
Hasil Penelitian]. Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin.
Ujungpandang.
Leighton, D.L. 1981. Early growth of the green abalone, Haliotis fulgens, in
hatchery and field observations. [Unpublished manuscript].
33
Teladan untuk paten
Hasil penemuan yang telah dipatenkan dapat dicantumkan dalam laporan
penelitian. Penulisan daftar pustaka untuk paten adalah: nama penemu paten,
kata “penemu”, lembaga pemegang paten, tanggal publikasi paten, nama barang
atau proses yang dipatenkan, dan nomor paten.
Muchtadi, T.R., penemu. Institut Pertanian Bogor. 9 Maret 1993. Suatu
proses untuk mencegah penurunan beta karoten pada minyak sawit. ID 0
002 569.
Teladan untuk surat kabar
Tulisan yang dimuat di dalam surat kabar dapat diacu dan ditulis dalam
Daftar Pustaka dengan urutan: nama pengarang, tanggal penerbitan, judul
karangan, nama surat kabar, nomor halaman, dan nomor kolom.
Ikawati, Y. 7 Januari 2004. Program kemitraan bahari jadi upaya atasi
kemiskinan rakyat pesisir. Kompas: 28 (kolom 1-9).
Teladan untuk publikasi elektronik
Publikasi yang terdapat di internet dapat diakses dan digunakan di dalam
penulisan laporan ilmiah. Isi artikel dalam format elektronik dapat berubah isinya
setiap waktu karena selalu diperbaharui sehingga tanggal pada saat artikel
tersebut diakses perlu dicantumkan dan ditulis dalam tanda kurung siku. Urutan
penulisan publikasi elektronik dalam Daftar Pustaka adalah: nama pengarang,
tahun penerbitan, judul artikel, kata “serial online”, nama jurnal yang dilengkapi
dengan nomor volume dan halaman, atau nama situs tempat artikel tersebut
diakses, serta tanggal pada saat melakukan akses.
34
Day, C. 2002. Current classification of recent cephalopoda [online].
http://www.cephbase.utmb.edu/spdb/species.cfm?CephID=214 [diakses 20
Mei 2002].
Dalam penuntun ini diberikan sejumlah nama jurnal dan yang sering
dikutip oleh penulis dalam bidang perikanan dan kelautan, sebagaimana terlihat
pada Lampiran 13. Beberapa jurnal tersebut memiliki singkatan dan sengaja
dicantumkan untuk memudahkan pembaca melihat nama lengkap jurnal tersebut.
Selain itu, beberapa lembaga juga sering mengeluarkan laporan hasil penelitian.
Nama-nama lembaga dan singkatannya tercantum pada Lampiran 14.
Abstrak artikel dalam bidang perikanan dan kelautan dapat dilihat di
Oceanic Abstracts dan Aquatic Sciences and Fisheries Abstracts (ASFA).
Abstrak yang terdapat di dalam Oceanic Abstracts meliputi biologi laut,
oseanografi biologi, oseanografi fisika, oseanografi kimia, ekologi, meteorologi,
geologi laut, geofisika laut, geokimia laut, pencemaran laut, perlindungan
lingkungan, sumberdaya hayati bahari, sumberdaya non-hayati, kapal, dan
pelabuhan. ASFA terdiri atas:
1. ASFA-1, Biological Sciences and Living Resources, meliputi aspek-aspek
biologi dan ekologi lingkungan bahari, payau, dan air tawar; termasuk
sumberdaya hayati dan perikanan, akuakultur, komunitas akuatik, dan studi
tentang sosioekonomi yang berkaitan dengan organisme akuatik.
2. ASFA-2, Ocean Technology, Policy and Non-living Resources, meliputi
oseanografi fisika dan kimia, limnologi, geofisika dan geokimia bahari,
teknologi kelautan, undang-undang, dan sumberdaya non-hayati.
3. ASFA-3, Aquatic Pollution and Environmental Quality, meliputi seluruh aspek
yang berkaitan dengan pencemaran dan kualitas lingkungan akuatik,
termasuk pengawasan pencemaran, karakteristik polutan, pengaruh polutan
35
terhadap organisme, dampak terhadap lingkungan, pencegahan, perubahan
lingkungan alami dan buatan, konservasi, rekreasi, dan kesehatan
masyarakat.
4. ASFA Aquaculture Abstracts, meliputi ilmu, praktek, manajemen, dan aspek-
aspek ekonomi dari budidaya dan pemeliharaan organisme akuatik.
5. ASFA Marine Biotechnology Abstracts, meliputi aplikasi biologi molekuler dan
genetika terhadap organisme akuatik dan bahari.
2. Lampiran
Lampiran merupakan bagian untuk menyajikan keterangan-keterangan
atau angka-angka tambahan. Di dalam bagian ini dapat dimuat informasi
tentang contoh perhitungan statistik, tabel, gambar, peta, contoh kuisioner, dan
sebagainya, yang jika dimasukkan ke dalam naskah akan mengganggu
kelancaran penulisan. Bila lampiran perlu dibagi dalam beberapa bagian, maka
lampiran dipecah sesuai dengan pembagiannya. Lampiran diberi nomor dengan
menggunakan angka Arab. Lampiran didahului oleh suatu halaman yang hanya
memuat perkataan “LAMPIRAN”, diketik dengan Arial font 12 dan diletakkan di
tengah-tengah halaman yang tidak bernomor (lihat halaman 53, sengaja diberi
nomor untuk memudahkan pembaca).
3. Glosari
Glosari merupakan lampiran berupa keterangan tambahan tentang istilah-
istilah yang tercantum di dalam laporan ilmiah. Keterangan tambahan ini
diberikan untuk memudahkan pembaca mengetahui maksud istilah tersebut.
36
IV. PERSYARATAN KHUSUS
A. Taat Azas
Ciri penting setiap penulisan ialah taat azas atau konsistensi yang harus
dipelihara. Pemakaian istilah atau simbol dalam tabel dan gambar, persamaan
matematika, dan teks, haruslah taat azas dan diberi keterangan yang jelas.
B. Angka dan Satuan
Tidak dibenarkan menggunakan angka atau lambang pada awal suatu
kalimat. Pakailah angka untuk tanggal, nomor halaman, persentase, dan waktu,
seperti: 1 Januari 1985, halaman 4, 7%, dan pukul 10:00 pagi. Gunakan satuan
sistim metrik (metric system) untuk semua keperluan, misalnya: cm, m, kg, g,
hm2, cm3, dan L. Tidak dibenarkan memakai satuan Inggeris, misalnya: lb, ft,
yard, dan inch.
Dalam tulisan ilmiah sebaiknya jumlah dan satuan/unit ukuran dinyatakan
dalam angka dan singkatan satuan tersebut, terkecuali bila satuan tersebut tidak
didahului oleh suatu jumlah, misalnya: 10 cm, tetapi tabung diukur dalam
milimeter. Di belakang singkatan satuan tersebut tidak perlu ditulis titik,
misalnya: 16 cm, 3 ha, 10 kg, dan seterusnya. Jarak antara angka dengan
satuannya adalah satu ketukan, sedangkan untuk % tidak dipisahkan oleh jarak.
Untuk angka yang lebih kecil dari sepuluh digunakan kata-kata, dan untuk angka
sepuluh atau lebih pakailah angka, misalnya: delapan bagian, 14 ekor udang.
Tetapi dalam suatu seri atau rangkaian yang terdiri dari angka-angka di bawah
sepuluh dan lainnya di atas sepuluh, maka gunakan angka untuk semuanya,
misalnya: 7 ekor udang, 10 ekor kepiting, dan 14 ekor ikan. Bila angka-angka
yang digunakan sangat panjang, gantilah sebagian dari angka tersebut,
misalnya: 1 600 000 menjadi 1,6 juta dan 0,000 023 g menjadi 23 µg.
37
Untuk angka yang terdiri dari dua sampai empat digit maka ditulis secara
berurutan, misalnya: 1000, 2568. Sedangkan bila lebih dari empat digit maka
angka-angka dilowongkan satu ketukan untuk setiap tiga angka yang berurutan
sebagai petunjuk ribuan, misalnya: 12 500, 100 000. Untuk menyatakan suatu
desimal gunakan tanda koma, misalnya: 0,1; 0,23; 0,456. Jika angka-angka
tersebut menunjukkan nilai uang, maka penulisan ribuan dipisahkan oleh tanda
titik dan untuk sen dipisahkan oleh tanda koma, misalnya: Rp.3.456.789,12.
Seandainya suatu kalimat perlu dimulai dengan suatu lambang atau
angka maka lambang atau angka tersebut tidak boleh disingkat atau ditulis
dengan angka. Lambang tersebut harus diketik lengkap, misalnya: Sentimeter
digunakan untuk menyatakan tinggi tanaman, dan bukan Cm. Contoh yang lain
adalah: Seratus kg kepiting tidak boleh ditulis dalam bentuk 100 kg.
Prefiks dan simbol dari sistem metrik yang sering digunakan dalam karya
ilmiah dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2. Prefiks dan simbol dalam sistem metrik
Kelipatan Prefiks Simbol
1018 = 1 000 000 000 000 000 000 eksa E
1015 = 1 000 000 000 000 000 peta P
1012 = 1 000 000 000 000 tera T
109 = 1 000 000 000 giga G
106 = 1 000 000 mega M
103 = 1 000 kilo K
102 = 100 hekto h*
10 = 10 deka da*
10-1 = 0,1 desi d*
10-2 = 0,01 senti c*
10-3 = 0,001 mili M
10-6 = 0,000 001 mikro µ
10-9 = 0,000 000 001 nano N
10-12 = 0,000 000 000 001 piko P
10-15 = 0,000 000 000 000 001 femto F
10-18 = 0,000 000 000 000 000 001 atto A
* Prefiks dan simbol ini diterima dalam SI tetapi tidak direkomendasikan, SI hanya merekomendasikan prefiks dengan kelipatan 10
3 dan 10
-3.
38
C. Cetak Miring (Italik/Kursif)
Bentuk cetak miring atau italik diberikan pada kata-kata atau bahasa
asing yang belum memiliki padanan dalam bahasa Indonesia. Kata-kata asing
yang harus dicetak miring misalnya: et al., in vitro, in vivo, ad libitum, per se, a
priori. Nama-nama ilmiah dan daerah untuk hewan dan tumbuhan juga ditulis
dalam bentuk italik, misalnya: Littorina littorea L., Macrobrachium rosenbergii de
Man, bale oseng, lola.
D. Tengah-tengah
Isi naskah berupa rumus, persamaan matematik, dan tabel yang
berukuran kecil harus ditempatkan di tengah-tengah kertas (simetris, jarak dari
sisi kiri sama dengan jarak dari sisi kanan kertas). Untuk tabel yang berukuran
besar dapat dibuat melintang, tetapi judul tabel harus tetap mengikuti prinsip-
prinsip yang telah dikemukakan di atas.
Rumus atau persamaan matematik ditulis tanpa menggunakan spasi.
Bila rumus atau persamaan tersebut terlalu panjang dan tidak dapat ditulis dalam
satu baris maka pemotongan penulisan dapat dilakukan sebagai berikut: (1)
Sesudah tanda “=”; (2) Sesudah tanda “+” atau “–”; (3) Sesudah tanda “×” atau di
antara dua kurung jika tanda perkalian tidak disertakan; dan (4) Sebelum
penulisan simbol-simbol matematika lainnya (sigma, integral).
Penulisan rumus atau persamaan matematik yang terletak di tengah-
tengah dilanjutkan dengan keterangan tentang simbol-simbol yang tercantum
pada rumus atau persamaan tersebut disertai dengan satuannya jika ada.
Sebagai contoh penulisan rumus Indeks Bagian Terbesar berikut di bawah ini:
%100×Σ
×=
ViOi
OiViIBT
39
Keterangan: IBT = Indeks Bagian Terbesar (%), Vi = persentase volume satu
jenis makanan, Oi = persentase frekuensi kejadian satu jenis makanan, dan
ΣViOi = jumlah Vi × Oi dari semua jenis makanan.
Pengetikan rumus atau ekspresi matematik dapat dilakukan dengan
mudah jika menggunakan Microsoft Word. Untuk itu perlu diaktifkan menu
Equation Editor sebelum melakukan pengetikan. Pada menu utama Tools, klik
Customize, kemudian pilih Commands. Selanjutnya pada kolom Categories pilih
Insert dan pada kolom Commands pilih Equation Editor. Klik sekali
simbol αααα dan letakkan pada toolbar menu utama. Untuk membuat rumus
seperti tersebut di atas maka klik αααα sekali sehingga akan muncul menu
Equation. Melalui menu inilah dapat dibuat rumus-rumus yang diinginkan.
Agar ketaatan azas penulisan tetap terjaga maka kita harus menentukan
jenis dan ukuran font yang akan digunakan. Pemilihan jenis font dapat dilakukan
dengan mengklik menu Style yang terdapat pada toolbar dan dilanjutkan dengan
mengklik Define. Khusus untuk Text, Function, Variable, dan Number, yang
terdapat pada kotak Font dilakukan perubahan jenis huruf menjadi Arial. Kotak-
kotak yang terdapat pada kolom Character Format (Bold dan Italic) tidak perlu
diberikan tanda centang (√). Perubahan ukuran font dilakukan dengan mengklik
menu Size dan dilanjutkan dengan Define. Ukuran font pada kotak Full diganti
menjadi 11 pt, sedangkan untuk Subscript/Superscript diganti menjadi 10 pt.
E. Pembentukan Istilah Baru
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
0389/U/1988 tanggal 11 Agustus 1988 tentang “Pedoman Umum Pembentukan
Istilah” maka untuk menciptakan istilah baru dianjurkan untuk terlebih dahulu
menggunakan kosakata bahasa Indonesia. Jika tidak terdapat kosakata yang
40
tepat atau mendekati maka dicari padanannya dari kosakata bahasa serumpun,
bahkan jika tidak ditemukan barulah dicari dari kosakata bahasa asing
(khususnya bahasa Inggris). Padanan sejumlah istilah bahasa asing telah
diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, dan dapat dicari
dalam Glosarium Biologi, Glosarium Fisika, Glosarium Kimia, dan Glosarium
Matematika.
F. Nama Ilmiah
Di dalam karangan yang dicetak, nama ilmiah dari tumbuhan dan hewan
dalam bahasa Latin harus dicetak miring (italik/kursif). Kedua kata dari binomium
dicetak miring sendiri-sendiri. Huruf pertama dari nama genus selalu huruf
kapital, sedang huruf pertama dari spesies selalu huruf kecil, misalnya: Littorina
littorea.
Pada nama Latin yang bersangkutan ditulis untuk pertama kalinya dalam
karangan, nama “author” atau “descriptor” dan tahun pertama kali deskripsi
spesies tersebut perlu ditulis sesuai dengan penulisan yang lazim dan tidak
dicetak miring. Nama-nama “author” ini hanya ditulis satu kali saja di dalam
karangan. Misalnya: Perna viridis Linnaeus, 1758.
Jika nama ilmiah yang sama ditulis berulang-ulang, maka nama genusnya
boleh disingkat. Demikian pula untuk nama spesies yang mempunyai nama
genera yang sama, maka genus untuk penulisan spesies berikutnya boleh
disingkat (lihat teladan di halaman 44-45).
G. Paragraf
Satu baris dari suatu paragraf tidak boleh diketik pada halaman
berikutnya. Jangan memulai suatu paragraf baru pada dasar halaman, terkecuali
bila ada cukup tempat untuk menampung sekurang-kurangnya dua baris. Setiap
41
paragraf harus terdiri dari minimal dua kalimat. Setiap kalimat tidak boleh dimulai
dengan kata sambung, kata sandang, dan kata depan.
H. Tabel dan Gambar
Semua tabel dan gambar harus diberi nomor urut. Tabel dan gambar
yang diperlukan dalam teks pembicaraan disingkat dengan Tabel 1, Gambar 1,
dan seterusnya. Tabel diletakkan simetris terhadap tepi kiri dan kanan bidang
pengetikan. Ukuran huruf dan angka di dalam tabel disusun satu spasi, dapat
menggunakan font yang tidak sama dengan ukuran huruf judul tabel, tidak
kelihatan padat, serta masih dapat dibaca. Tabel dapat disusun dalam bentuk
kolom-kolom yang sejajar dengan panjang halaman atau model “portrait” (Tabel
3 atau sejajar dengan lebar halaman atau model “landscape” (Tabel 4, halaman
42). Cara yang terakhir pada umumnya menggunakan satu halaman penuh. Jika
data yang tercantum pada tabel berbentuk angka-angka, maka harus
menggunakan tanda desimal yang sama
Tabel 3. Nilai nutrisi empat golongan alga makanan alami ikan bandeng (Chanos chanos) di tambak (Tang dan Hwang 1987)
Kelompok alga
Komposisi (%)
Total bahan kering
Protein kasar
Lemak Ekstrak bebas
nitrogen Serat
Chaetomorpha 10,72 3,46 0,38 3,21 0,98 Fitoflagellata 11,98 3,91 1,32 5,61 0,42 Diatomae 12,87 2,89 0,94 2,25 0,27 Cyanophyceae 9,86 2,32 0,21 1,52 0,70
Guna memudahkan perbanyakan, sebaiknya gambar menggunakan satu
halaman penuh. Gambar dapat ditempatkan sejajar panjang halaman (Gambar
1, halaman 43) atau sejajar lebar halaman (Gambar 2, halaman 44).
43
Bo
bo
t ra
ta-r
ata
ne
ner
(mg
/eko
r)
Gambar 1. Kurva pertumbuhan bobot individu nener bandeng (Chanos chanos)
0 1 2 3 4 5 6
0 1 2 3 4 5 Pekan, t
10
40
80
120
160
200
240
280
S2 – 20 ppt
S4 – 30 ppt
S3 – 25 ppt S1 – 15 ppt
S1 : Wt = 11.93 e0.527 t
(r = 0.98; n = 150)
S2 : Wt = 11.66 e0.562 t
(r = 0.98; n = 150)
S3 : Wt = 11.92 e0.530 t
(r = 0.98; n = 150)
gab. : Wt = 11.92 e
0.529 t (r = 0.98; n = 150)
S4 : Wt = 12.32 e0.465 t
(r = 0.98; n = 150)
S3
S1
45
Judul tabel maupun gambar dimulai pada tepi kertas bagian kiri dan tidak
diakhiri dengan titik. Bila judul tadi melebihi satu baris, maka kata Tabel atau
Gambar yang mendahului judulnya diketik dari pinggir kiri dan judul selanjutnya
diketik satu spasi di bawah baris di atasnya dan dimulai tepat di bawah huruf
pertama dari kata permulaan judul. Baik judul tabel maupun judul gambar
dimulai dengan huruf kapital, sedangkan huruf-huruf lainnya menggunakan huruf
kecil. Judul tabel dan judul gambar diketik menggunakan jenis dan ukuran huruf
yang sama dengan yang dipakai di dalam teks. Judul gambar diketik dua spasi
di bawah gambar. Judul tabel maupun gambar harus singkat dan dengan
sendirinya menjelaskan apa yang terdapat di dalam tabel atau gambar tersebut.
Jika pada judul terdapat penggunaan nama organisme, maka harus dicantumkan
nama ilmiah organisme tersebut (lihat judul Tabel 3 dan Gambar 1 di atas).
Bila ingin diikutkan dalam teks, tabel yang terlalu luas sebaiknya
disederhanakan. Jika dirasa perlu, selain tabel yang disederhanakan tadi, tabel
yang terlalu luas ini dapat dilampirkan sebagai tabel lampiran.
Data sekunder yang berupa tabel dan berasal dari satu sumber ditandai
dengan mencantumkan nama penulis atau majalah di belakang judul tabel
tersebut (lihat Tabel 3 di atas dan Tabel 5).
Tabel 5. Produksi ikan terbang dan perkembangan ekspor telur ikan terbang di Sulawesi Selatan
Tahun Produksi ikan terbang (ton)
Volume ekspor telur ikana (ton)
Nilai eksporb (USD 1000)
1977 10 988,1 140,0 3696,8
1978 6452,8 160,0 4049,8
1979 9174,5 122,0 4238,8
1980 8239,7 261,6 5948,1
1981 8466,5 156,0 2663,5
1982 7641,5 175,4 4376,2
1983 7299,9 339,8 3012,6 a Dinas Perikanan Propinsi Sulawesi Selatan (1984); b Kanwil Departemen Perdagangan Propinsi Sulawesi Selatan (1984)
46
Bila data sekunder tersebut merupakan suatu kumpulan berbagai
sumber, maka tiap sumber ditandai dengan superkrip (superscript), dan
superskrip itu dijelaskan dengan keterangan (lihat Tabel 5) atau disediakan satu
kolom khusus yang menjelaskan sumber data (lihat Tabel 4). Bila data sekunder
berupa gambar, maka hal yang berlaku bagi tabel juga berlaku bagi gambar.
Tabel dan gambar yang melebihi satu halaman maka pada halaman berikutnya
ditulis kata tabel atau gambar tersebut diikuti oleh nomor dan kata “Lanjutan”
(lihat Tabel 1, halaman 25 dan 26).
Suatu tabel yang berisi data hasil penelitian suatu biota tertentu, pada
judulnya harus ditulis nama biota tersebut secara lengkap (nama ilmiah). Urutan
penulisan adalah: kata “Tabel”, nomor urut tabel, judul tabel yang dilengkapi
dengan nama ilmiah biota (lihat Tabel 4). Hal yang sama berlaku juga bagi
gambar (lihat Gambar 1 dan 2).
I. Kutipan
Beberapa contoh cara untuk menyatakan kutipan pada bagian manapun
di dalam naskah mengikuti sistem Harvard yaitu sebagai berikut:
a. Jenis-jenis lamun yang tersebar hampir di seluruh perairan pantai Indonesia,
kecuali di Kalimantan dan di Irian, adalah Cymodocea rotundata, C. serrulata,
Enhalus acoroides, Halodule uninervis, H. minor, H. pinifolia, Halophila ovalis,
Syringodium isoetifolium dan Thalassia hemprichii (Kiswara dan Hutomo
1983).
b. Den Hartog (1970) menyatakan bahwa sebaran geografis lamun terpusat
pada dua wilayah, yaitu di Indo Pasifik Barat dan di perairan Karibia hingga
pantai Samudera Pasifik Amerika Tengah.
c. Menurut Sutika et al. (1994), pendangkalan Sungai Pappa diperkirakan
akibat tingginya sedimentasi dari daerah hulu dan erosi. Lebih lanjut Sutika
47
et al. (1994) menemukan indeks keanekaragaman dan indeks keseragaman
fitoplankton dan zooplankton tergolong rendah. Hal ini merupakan indikator
bahwa perairan Sungai Pappa telah mengalami pencemaran ringan.
d. Distribusi Littorina littorea L. telah dilaporkan oleh Hylleberg dan Christensen
(1978), sedangkan preferensi makanan telah dilakukan oleh beberapa
peneliti (Hunter 1981; Watson dan Norton 1983, 1985a, b; Barker dan
Chapman 1990).
e. Pada eksperimen yang lain, Cornelius (1968 dalam Newell et al. 1971)
melaporkan bahwa EEEE
Singkatan et al. dipakai bila penulisnya lebih dari dua orang. Kata dkk.
digunakan untuk tulisan berbahasa Indonesia yang penulisnya lebih dari dua
orang. Sejauh memungkinkan, hindari mencantumkan kutipan dalam kutipan,
kecuali jika isi kutipan tersebut sangat mendasar dan relevan dengan masalah
yang dikaji.
48
V. LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
Secara umum penulisan Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) harus
mengikuti petunjuk yang berlaku pada sebuah skripsi. Bagian-bagian dari sebuah
laporan secara lebih terperinci adalah sebagai berikut:
A. Bagian Pembuka
1. Sampul
2. Halaman judul
3. Halaman pengesahan
4. Kata pengantar
5. Daftar isi
6. Daftar tabel
7. Daftar gambar
8. Daftar lampiran
B. Tubuh Tulisan
1. Pendahuluan
2. Keadaan umum lokasi praktik
3. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang
4. Rangkuman
C. Bagian Akhir
1. Daftar pustaka (optional)
2. Lampiran
3. Glosari atau singkatan
Bagian pembuka sebuah laporan praktik tidak memiliki Abstrak dan
Riwayat Hidup (lihat Lampiran 14 sampai 19). Pada bab Pendahuluan, tercantum
49
latar belakang, maksud dan tujuan, metode, dan teknik pengumpulan data yang
berkaitan dengan kegiatan praktik lapang. Jika praktik lapang dilakukan di suatu
instansi/lembaga/perusahaan, maka bab Keadaan Umum berisi tentang sejarah
singkat, struktur organisasi, kegiatan, dan sumberdaya manusia instansi
tersebut. Sebaliknya, jika praktik lapang dilakukan di desa/bendungan/tambak,
maka bab ini berisi tentang keadaan umum lokasi tersebut, misalnya: jumlah
penduduk, luas areal pertambakan, produksi, dan lain-lain. Bab Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapang berisi tentang kegiatan yang telah dilakukan selama berada
di lokasi praktik. Rangkuman kegiatan praktik dimasukkan ke dalam suatu bab
tersendiri. Jika dirasa perlu, pada bab ini dapat ditambahkan saran. Jadi untuk
laporan praktik kerja lapang, tidak ada simpulan melainkan rangkuman,
Aktivitas yang dilakukan, sejak kedatangan sampai berakhirnya kegiatan
praktik ditulis dalam suatu daftar kegiatan (jurnal kegiatan PKL) dan dilampirkan
dalam laporan praktik. Di dalam lampiran, juga tercantum penilaian yang
diberikan oleh Pembimbing Lapangan dan surat keterangan telah melakukan
kegiatan praktik oleh pembimbing lapangan.
Laporan praktik kerja lapang tidak wajib memiliki daftar pustaka. Jika
dalam teks laporan tidak ada rujukan-rujukan referensi, maka laporan praktik
tidak perlu dilengkapi dengan daftar pustaka.
50
TELADAN
Pada halaman-halaman berikut ini disajikan suatu teladan sesuai dengan
pembicaraan pada halaman-halaman sebelumnya. Teladan ini dapat dipakai
sebagai pedoman pada waktu menulis suatu skripsi atau laporan praktik.
52
Lampiran 1. Ketentuan halaman sampul . . .
KAJIAN BIOLOGI DAN REPRODUKSI CUMI-CUMI
Sepioteuthis lessoniana LESSON, 1830
DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR .
.
.
.
.
SKRIPSI .
.
.
.
.
Oleh: MUHAMMAD IKHWAN
.
.
.
.
.
. . . . .
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2011
Lampiran 2. Contoh punggung sampul skripsi
53
Lampiran 3. Contoh abstrak
MUHAMMAD IK
HWAN
L 211 02 232
KAJIAN BIOLOGI D
AN REPRODUKSI C
UMI-C
UMI
Sepioteuthis lessoniana LESSON, 1830,
DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR
2006
54
ABSTRAK
MUHAMMAD IKHWAN. Kajian Biologi dan Reproduksi Cumi-cumi Sepioteuthis lessoniana Lesson, 1830, di Perairan Selat Makassar. Dibimbing oleh M. NATSIR NESSA dan SHARIFUDDIN BIN ANDY OMAR. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui beberapa aspek biologi dan reproduksi cumi-cumi Sepioteuthis lessoniana. Hubungan bobot tubuh dan panjang mantel cumi-cumi dipisahkan menurut jenis kelamin. Faktor kondisi dihitung dengan menggunakan Faktor Kondisi Alometris. Analisis makanan cumi-cumi memakai metode frekuensi kejadian. Tingkat kematangan gonad (TKG) dibedakan berdasarkan perkembangan gonad dan kelenjar asesori reproduksi secara visual. Butir-butir telur di dalam gonad cumi-cumi TKG II, III, dan IV, dihitung untuk memperoleh fekunditas parsial individu dengan metode gravimetrik. Diameter telur yang berada pada TKG II, III, dan IV, diukur dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi mikrometer okuler berketelitian 0,1 mm.
Selama penelitian diperoleh 591 ekor cumi-cumi jantan dan 302 ekor cumi-cumi betina. Kisaran ukuran panjang cumi-cumi jantan adalah 25.53 – 267.38 mm dengan bobot tubuh berkisar 2.92 – 787.70 g. Cumi-cumi betina memiliki panjang mantel berkisar 34.14 – 217.72 mm dengan bobot tubuh 5.21 – 554.10 g. Hubungan panjang mantel – bobot tubuh yang diperoleh adalah: W = 0.0008 L 2.5066 (r = 0.9945, untuk cumi-cumi jantan) dan W = 0.0004 L 2.6342 (r = 0.9939, untuk cumi-cumi betina). Nilai koefisien regresi (b) yang diperoleh dari masing-masing persamaan regresi berbeda dengan tiga (tipe pertumbuhan alometrik negative). Cumi-cumi jantan memiliki faktor kondisi relatif yang berkisar dari 0.0294 hingga 7.9258, sedangkan yang betina dari 0.0434 hingga 4.6127. Kandungan isi perut dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu kelompok ikan, kelompok krustase, kelompok moluska, dan kelompok tak dikenal. Ukuran terkecil cumi-cumi jantan mencapai matang kelamin adalah pada kisaran panjang mantel 80 – 89 mm dengan bobot tubuh 41 – 60 g, sedangkan cumi-cumi betina pada kisaran 120 – 129 mm dengan bobot tubuh 121 – 140 g. Baik cumi-cumi jantan maupun cumi-cumi betina dibedakan atas empat tingkat kematangan gonad (TKG) berdasarkan morfologi gonad dan organ asesori. Fekunditas parsial individu berkisar 175 hingga 1347 butir telur dengan ukuran panjang mantel berkisar 19.93 – 200.27 mm. Fekunditas relatif individu (jumlah telur per gram bobot tubuh) berkisar 0.81 – 4.74 dengan rataan untuk semua ukuran 2.29 butir telur/g bobot tubuh. Hubungan antara fekunditas parsial – panjang mantel memenuhi persamaan: F = 1.1842 PM 1.2100 (r = 0.2506), antara fekunditas – bobot tubuh: F = –70.1393 + 2.5913 BT (r = 0.5958), dan antara fekunditas – bobot gonad: F = 255.0093 + 29.1109 BG (r = 0.6882). Modus distribusi frekuensi diameter telur pada TKG II adalah pada kisaran 0.51 – 1.00 mm, TKG III pada kisaran 2.51 – 3.00 mm, dan TKG IV pada kisaran 4.51 – 5.00 mm. Cumi-cumi S. lessoniana termasuk tipe uniseasonal-iteroparous.
Kata kunci:
55
Lampiran 4. Contoh halaman judul . . .
KAJIAN BIOLOGI DAN REPRODUKSI CUMI-CUMI
Sepioteuthis lessoniana LESSON, 1830
DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR .
.
.
.
Oleh: MUHAMMAD IKHWAN
.
.
.
.
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
.
.
.
.
. . . .
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2011
56
Lampiran 5. Contoh halaman pengesahan skripsi
Judul Skripsi : Kajian Biologi dan Reproduksi Cumi-cumi Sepioteuthis lessoniana Lesson, 1830, di Perairan Selat Makassar
Nama Mahasiswa : Muhammad Ikhwan
Nomor Pokok : L 211 07 232
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan
Skripsi telah diperiksa dan disetujui oleh:
Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,
Prof. Dr. Ir. M. Natsir Nessa, MS Dr. Ir. Dewi Yanuarita, M.Si. NIP. NIP.
Mengetahui, Dekan Ketua Program Studi Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Manajemen Sumberdaya Perairan,
Prof. Dr. Ir. A. Niartiningsih, MP Dr. Ir. Nita Rukminasari, M.Sc. NIP. NIP. Tanggal Lulus: 23 Februari 2011
57
Lampiran 6. Contoh riwayat hidup
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 23 Pebruari 1984 di
Sabamparu, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang. Orang tua
bernama Umar dan Sari Intan. Pada tahun 1993 lulus SD Frater
Thamrin Ujungpandang, tahun 1996 lulus SMP Frater Thamrin
Ujungpandang, dan tahun 1999 lulus SMA Katolik Cenderawasih
Ujungpandang. Pada tahun 1999 penulis berhasil diterima pada
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan
Perikanan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Ujungpandang. Selama
kuliah di Jurusan Perikanan, penulis aktif sebagai asisten pada beberapa matakuliah.
4 x 6 cm
58
Lampiran 7. Contoh ucapan terimakasih
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkah dan
anugerah-Nya jualah sehingga penelitian dan skripsi ini dapat tersele-saikan. Tulisan
ini merupakan hasil penelitian yang telah penulis lakukan sejak awal bulan Januari
hingga akhir bulan Maret 2006, di perairan pantai Jampue, Kabupaten Pinrang.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah sudi membantu, sejak persiapan, pelaksanaan hingga
pembuatan skripsi setelah penelitian selesai. Dorongan dan doa yang tak putus-
putusnya dari kedua orang tua tercinta telah meringankan langkah penulis untuk
menghadapi segala kesulitan yang menghadang. Terima kasih yang tulus penulis
ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. M. Natsir Nessa, MS sebagai pembimbing utama
dan Ibu Dr. Ir. Dewi Yanuarita, M.Si, sebagai pembimbing anggota, yang telah ikhlas
meluangkan waktunya dan bersusah payah memberikan nasehat, petunjuk dan
bimbingan kepada penulis sejak dari awal penelitian hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Sharifuddin Bin Andi
Omar, M.Sc. sebagai Penasihat Akademik yang senantiasa meluangkan waktu untuk
mendengar curahan hati dan keluh kesah penulis selama mengikuti kegiatan
perkuliahan di Jurusan Perikanan.
Kepada Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Ketua Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan Jurusan Perikanan, beserta seluruh staf dosen dan
pegawai yang telah banyak memberikan bantuan, langsung maupun tak langsung,
selama penulis mengikuti pendidikan tak lupa penulis ucapkan terima kasih.
Keterbatasan pengetahuan yang ada pada penulis membuat skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Namun demikian penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis,
Muhammad Ikhwan
59
Lampiran 8. Contoh daftar isi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE. vi
DAFTAR GAMBAR EEEEEEEEEEEEEEEEEEEE vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... viii
I. PENDAHULUAN EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE 1
A. Latar Belakang EEEEEEEEEEEEEEEEEEE.. 1 B. Tujuan dan Kegunaan EEEEEEEEEEEEEEEEE 6
II. TINJAUAN PUSTAKA EEEEEEEEEEEEEEEEEE.. 7
A. Pengertian Lamun (Seagrass)EEEEEEEEEEEEEE 7 B. Distribusi Lamun EEEEEE.EEEEEEEEEEEE 8 C. Fungsi Padang Lamun EEEEE.EEEEEEEEEEE 10 D. Parameter Pendukung Pertumbuhan LamunEEE..EEEE.. 15
III. BAHAN DAN METODE EEEEEEEEEEEEEE..E..EE 18
A. Lokasi Penelitian EEEEEEEEEEEEEEEEEE.. 18 B. Waktu Penelitian EEEEEEEEEEEEEEEEEE.. 18 C. Teknik Pengambilan Sampel EEEEEEEEEEEEEE 20 D. Identifikasi Sampel EEEEEEEEEEEEEEEEE.. 20 E. Parameter Lingkungan EEEEEEEEEEEEEEEE 21 F. Analisis Data EEEEEEEEEEEEEEEEEEEE 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN EEEEEEEEEEEEEEEE 25
A. Komposisi Jenis EEEEEEEEEEEEEEEEEEE 25 B. Kepadatan EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE. 29 C. Indeks Dominansi EEEEEEEEEEEEEEEEEE. 31 D. Indeks Kesamaan EEEEEEEEEEEEEEEEEE.. 32 E. Parameter Lingkungan EEEEEEEEEEEEEEEE.. 33
V. SIMPULAN EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE. 37
DAFTAR PUSTAKA EEEEEEEEEEEEEEEEEEE.. 38
LAMPIRAN EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE 45
GLOSARI EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE 52
60
Lampiran 9. Contoh daftar tabel
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Parameter lingkungan yang diamati dan alat yang digunakan E. 22
2. Komposisi jenis rumput laut yang ditemukan pada setiap stasiun EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE 25
3. Kelimpahan individu rumput laut yang ditemukan pada setiap stasiun EEEE..E..EEEEEEEEEEEEEE. 27
4. Gracillaria eucheumoides Harvey, 1860. Kepadatan rumput laut (ind.m-2) yang ditemukan pada setiap stasiun EEE.E..EE.. 29
61
Lampiran 10. Contoh daftar gambar
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Lokasi pengambilan contoh EE.EEEEEEEEEEEE. 19
2. Transek bujur-sangkar (5 m x 5 m) EEEEEEEEEEE. .. 21
3. Histogram kelimpahan individu lamun pada setiap stasiun E..E 28
62
Lampiran 11. Contoh daftar lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Komposisi jenis rumput laut dan daerah distribusinya di seluruh dunia EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE.. 46
2. Komposisi jenis rumput laut yang hidup di perairan Indonesia ... 47
3. Sargassum paniculatum J.G. Agardh, 1848 EEEEEEE 48
4. Gracillaria eucheumoides Harvey, 1860 EEEEEEEEE.. 49
5. Eucheuma denticulatum (Burman) Collins and Harvey, 1917 E. 50
6. Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty, 1988 EEE.EEE.EE. 51
63
Lampiran 12. Contoh daftar pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Barker, K.M. and A.R.O. Chapman. 1990. Feeding preference of periwinkles among four spesies of Fucus. Marine Biology 106: 113 – 118.
Crisp, D.J. 1984. Energy flow measurements. pp. 284 – 372 In N.A. Holme and A.D.
McIntyre (Eds.), Methods for the Study of Marine Benthos. Second edition. IPB Handbook 16. Blackwell Scientific Publictions, Oxford. 387 p.
Den Hartog, C. 1970. The Sea-grasses of the World. North Holland Publishing
Company, London. 275 p. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Edisi kedua. Balai Pustaka, Jakarta. 1090 hal. FAO. 1972. Catalogue of Fishing Gear Designs. Fishing News Books, London. 155
p. Hunter, J. 1981. Feeding preferences and competitive herbivory studies on two
species of periwinkles, Littorina obtusata and Littorina littorea. Biological Bulletin, Marine Biological Laboratory, Woods Hole, Massachusetts 161: 328.
Hylleberg, J. and J.T. Christensen. 1978. Factors affecting the intra-specific
compotition and size distribution of the periwinkle Littorina littorea (L). Natura Jutlandica 20: 193 – 202.
Kerami, D. dan E. Iswati (Penyunting). 1993. Glosarium Matematika. Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta. Kiswara, W. dan M. Hutomo. 1983. Habitat dan sebaran geografis lamun. Oseana 10:
21 – 30. Newell, R.C., V.I. Pye, and M. Ahsanullah. 1971. Factors affecting the feeding rate of
the winkle Littorina littorea. Marine Biology 9: 138 – 144. Pudjaatmaka, A.H. dan M.T. Qodratillah (Penyunting). 1993. Glosarium Kimia. Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta. Rietsma, C.S., I. Valiela, and A. Sylvester-Serianni. 1982. Food preferences of
dominant salt marsh herbivores and detrivores. Publicazioni della Stazione di Napoli I (PSZNI), Marine Ecology 3: 197 – 189.
Rifai, M.A. dan Ermiati (Penyunting). 1993. Glosarium Biologi. Pusat Pembina-an dan
Pengembangan Bahasa, Jakarta. Style Manual Committee – Council of Biology Editors. 1983. A Guide for Authors,
Editors, and Publishers in the Biological Sciences. Council of Biology Editors, Bethesda, Maryland.
64
Sutika, I.N., A. Sadarang, dan S. Bin Andy Omar. 1994. Hubungan Kualitas Lingkungan dan Pemanfaatan Perairan Sungai Pappa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Pusat Studi Lingkungan, Lembaga Penelitian, Universitas Hasanuddin, Ujungpandang. 95 hlm.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. 2001. Pedoman
Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. IPB Press, Bogor. 143 hlm. Tim Penyusun Panduan Skripsi. 2000. Panduan Penulisan Skripsi. Jurusan Ma-
najemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 39 hlm.
Watson, D.C. and T.A. Norton. 1983. Algal palatability and selective grazing by
littorinid snails. Britihs Phycological Journal 18: 212. Watson, D.C. and T.A. Norton. 1985a. The physical characteristics of seaweed thalli
as deterrents to littorine grazers. Botanica Marina 28: 383 – 387. Watson, D C. and T.A. Norton. 1985b. Dietary preferences of the periwinkle, Littorina
littorea (L.). Journal of Experimental Marine Biology and Ecology 88: 193 – 211. Wilardjo, L. dan D. Murniah (Penyunting). 1993. Glosarium Fisika. Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.