Post on 24-Feb-2023
Initial Coverage
Matahari Department Store Bloomberg: LPPF.IJ | Reuters: LPPF.JK
Samuel Equity Research Friday, 24 June 2016
www.samuel.co.id
Y/E Dec (Rp bn) 2014A 2015A 2016F 2017F
Revenue 7,926 9,006 10,738 11,770
EBITDA 2,340 2,569 3,129 3,457
Net profit 1,448 1,772 2,539 2,836
EPS (Rp) 496 607 870 972
BV/Share (Rp) 55 379 818 1304
PBV (x) 365.4 52.5 24.4 15.3
EV/EBITDA 24.8 22.3 18.2 16.3
Dividend per Share 292 435 486 497
Dividend Yield (%) 1.5 2.2 2.4 2.5
P/E (x) 40.2 32.8 22.9 20.5
Forecast and Valuation (at closing price Rp 19,925 per share)
It Is Time For Shopping! Matahari Department Store (LPPF) merupakan operator Department Store terkemuka sekaligus merupakan pemimpin pangsa pasar pada segmen tersebut. Memiliki target utama kelas menengah masyarakat Indonesia, bisnis LPPF meliputi penjualan barang – barang fashion, sepatu, aksesoris, hingga peralatan rumah tangga. Sebagai peritel yang memiliki performa marjin laba dan SSSG yang relatif stabil dari tahun ke tahunnya jika dibandingkan dengan peritel – peritel lainnya, kami menilai LPPF masih mampu sustain dalam mempertahankan bisnisnya, meskipun di tengah gempuran persaingan pada sektor ritel yang semakin ketat, dengan kehati-hatian manajemen dalam pembukaan gerai baru dan sourcing sebesar 90% berasal dari dalam negeri yang membuat LPPF memiliki eksposur lebih kecil atas volatilitas nilai tukar Rupiah. Didukung dengan keseriusan manajemen dalam mempertahankan produktivitasnya, kami menginisiasi saham LPPF dengan TP sebesar Rp23,150/lembar saham ( 16E’PE: 26.6x dan PBV 28.3x, serta 16% potensi kenaikan). BUY.
Pemimpin operator Department Store di Indonesia. LPPF merupakan pemimpin pada segmen Department Store di Indonesia, dengan total 144 gerai sampai dengan 1Q16 lalu (terbanyak di antara peritel lainnya) dan sampai dengan akhir tahun 2015, LPPF menguasai 42% dari total retail value, baik dalam segi value dan jumlah pembukaan gerai. Kami melihat tepatnya perusahaan memilih target pasar, yakni kelas menengah yang memiliki daya beli lebih stabil, perusahaan mampu mencatatkan SSSG tertinggi jika dibandingkan dengan rata – rata peritel lainnya dalam coverage kami (9.4% vs 3.0% sampai 1Q16). Selain itu, mulai membaiknya harga komoditas juga berdampak baik bagi performa gerai – gerai LPPF yang berada di luar pulau Jawa.
Upaya meningkatkan marjin operasional. Dalam mempertahankan
eksistensi bisnisnya, manajemen LPPF terus berupaya untuk meredam
kenaikan biaya operasional. Salah satunya adalah dengan konversi lampu
biasa menjadi lampu berbasis LED, yang relatif lebih menghemat energi dan
biaya listrik. Dengan target mengkonversi lampu untuk 77 gerai pada tahun
ini, efisiensi tenaga kerja dengan mengoptimalkan area penjualan per
karyawan serta pengaturan jam kerja yang lebih efektif, kami memprediksi
marjin laba operasional untuk ‘16E dapat mencapai 27% (‘16E:26%).
Memulai inisiasi dengan rekomendasi BUY Katalis lainnya adalah kuatnya
neraca keuangan perusahaan setelah pelunasan hutang – hutang jangka
panjangnya tahun lalu. Didukung bisnis yang tidak kompleks dan beresiko
rendah (100% gerainya disewakan), kami melihat kinerja fundamental yang
feasible ke depannya. BUY dengan TP Rp 23,150/lembar saham.
Target Price Rp 23,150
Last Price Rp 19,925
Potential Upside 16%
JCI Index 4,877
Share isued (bn) 2.92
Market Cap. (Rp tn) 56.39
52-Weeks High/Low 14,300/20,300
Avg Daily Vol (mn) 5.22
Free Float 79.5%
Nominal Value Rp 1,000
Book value/share ‘16 Rp818
Relative to JCI Chart
Company Background
Shareholder Structure
Multipolar Tbk 20.5%
Capital Group Company 4.1%
Fil LTD 3.4%
Blackrock 2.0%
T Row e Price Associates 2.0%
Ameriprise Fin Group 1.7%
Morgan Stanley Investment Inc 1.0%
Public 65.2%
PT Matahari Department Store Tbk memiliki bisnis ritel
yang terbagi dalam beberapa jenis produk seperti
baju, aksesoris, tas, sepatu, kosmetik, peralatan
rumah tangga, dan merupakan operator terbesar
dalam segmen Department Store di Indonesia
BUY (Initiate)
80
100
120
140
Oct-15 Dec-15 Feb-16 Apr-16 Jun-16
JCI LPPF
Marlene Tanumihardja +62 21 2854 8387
marlene@samuel.co.id
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 2 of 31
Makroekonomi Indonesia
Bertambahnya kelas menengah dan pendapatan masyarakat Indonesia
Peningkatan jumlah kelas menengah masyarakat Indonesia termasuk salah satu yang paling
cepat di dunia, di mana World Bank menilai pada setiap tahunnya, pertumbuhan kelas
menengah di Indonesia rata-rata mencapai 7 juta penduduk. Dengan membagi populasi
masyarakat Indonesia berdasarkan tingkat pengeluarannya, Boston Consulting Group yang
memprediksi jumlah kelas menengah (middle) sebanyak 41.6 juta pada tahun 2012
memproyeksikan bahwa angka tersebut terus bertambah dan diprediksi mencapai 68.2 juta
orang pada tahun 2020 mendatang, sementara jumlah masyarakat miskin yang masuk dalam
kategori poor less diprediksi akan turun drastis dari 64.5 juta jiwa pada tahun 2012 ke level 28.3
juta jiwa pada tahun 2020 mendatang. Adapun yang menempati kelas Poor Less adalah
masyarakat yang memiliki pengeluaran bulanan kurang dari Rp1juta per bulan, Aspirant Middle
adalah masyarakat yang berpengeluaran Rp1juta sampai Rp1.5juta, Emerging Middle Rp1.5juta
sampai Rp2 juta, Middle Rp2 juta sampai Rp3juta, Upper Middle dari Rp3 juta sampai Rp5 juta,
Affluent dari Rp5 juta sampai Rp7.5juta, sementara kelas Elite memiliki pengeluaran bulanan di
atas Rp7.5 juta per bulannya.
Figure 1. Indonesia’s Population Breakdown By Expenditure Level (2012 and 2020)
2.5
6.6
23.2
41.6
44.4
65.4
64.5
0 10 20 30 40 50 60 70
2012
Population (Mn People)
Poor less Aspirant Emerging Middle Middle Upper middle Affluent Elite
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 3 of 31
Source: Boston Consulting Group (BCG)
Membaiknya Indeks Kepercayaan Konsumen
Kami melihat pada tahun 2015, indeks kepercayaan konsumen (‘Consumer Confidence Index’)
sempat mengalami tren penurunan akibat perlambatan ekonomi. Akan tetapi sejak awal tahun
ini, Indeks kepercayaan konsumen berangsur membaik (seperti terlampir pada gambar di
bawah), seiring dengan mulai berjalannya sejumlah proyek infrastruktur pemerintah.
Membaiknya Indeks Kepercayaan Konsumen juga menjadi suatu indikator mulai pulihnya
kembali daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli masyarakat menjadi salah satu penggerak
yang signifikan untuk sektor ritel.
Figure 2. Consumer Confidence Index
Source: Bloomberg, Bank Indonesia
6.5
16.5
49.3
68.2
50.5
47.9
28.3
0 10 20 30 40 50 60 70 80
2020F
Population (Mn People)
Poor less Aspirant Emerging Middle Middle Upper middle Affluent Elite
85
90
95
100
105
110
115
Apr-15 Jul-15 Oct-15 Jan-16 Apr-16
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 4 of 31
Industri Ritel Indonesia
Pertumbuhan yang Menjanjikan
Dibandingkan dengan negara – negara ASEAN lainnya, dalam kurun tahun 2012 sampai 2016F,
Indonesia memiliki pertumbuhan penjualan ritel lebih tinggi (12.9%), meninggalkan Malaysia
(6.8%), bahkan Singapura (2.3%). Tingginya angka persentase tersebut menunjukkan bahwa
penjualan ritel di Indonesia juga masih memiliki masa depan cemerlang (setidaknya di antara
negara – negara tetangga di kawasan ASEAN), dan masih diprediksi memiliki prospek yang
bagus seiring dengan profil demografis kependudukan yang menguntungkan dan bertambahnya
tingkat kemakmuran masyarakat.
Figure 3. Retail Sales Growth (2012-2016F)
Source: CIA World Factbook
Berlanjutnya Arus Urbanisasi
Salah satu dampak positif dari proses urbanisasi adalah pertambahan penduduk perkotaan yang
memungkinkan terjadinya perdagangan dalam skala yang besar, di mana penduduk tersebut
berpotensi menjadi konsumen yang baik untuk memasarkan produk-produk hasil produksi dan
produk – produk yang ditawarkan oleh para peritel Dengan semakin berkembangnya perkotaan,
proses urbanisasi di Indonesia masih akan terus berlanjut. World Bank memproyeksikan pada
tahun 2025, persentase penduduk yang tinggal di perkotaan akan mencapai 67%.
12.9%
6.8% 6.7%
3.5%
2.3%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
Indonesia Malaysia Thailand Phillipines Singapore
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 5 of 31
Figure 4. Rural vs Urban Population
Source: World Bank
Figure 5. Retail Sales Performance Over Years
Source: Euromonitor
3642
4854
67
0
20
40
60
80
100
120
1995 2000 2005 2010 2050
Rural Population to Total (%) Urban Population to Total (%)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sa
les
(Rp
Bn
)
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 6 of 31
Ruang Ritel Per Kapita dan Tarif Sewa Yang Masih Rendah
Indonesia masih memiliki prospek pertumbuhan ritel yang menjanjikan ke depannya, dengan
masih relatif rendahnya ruang ritel per kapita (4.7 meter persegi per orang), bahkan jika
dibandingkan dengan negara – negara tetangga di regional Asia, seperti Singapura dan Hong
Kong yang telah mencapai 7.4 dan 16.4 meter persegi per orangnya, yang sudah relatif jenuh.
Selain itu, Jakarta juga menempati urutan terendah dalam biaya rental, jika dibandingkan
dengan kota – kota besar lainnya di Asia. Hal ini membuat sektor ritel di Indonesia masih
menarik dan prospektif.
Figure 6. Retail Rental Rates (USD/sqm)
Source: CIA World Factbook, LMIR TRUST
Figure 7. Retail Spaces (sqm/people)
Source: CIA World Factbook, LMIR TRUST
588545
436 420
200 196
125101
48
0
100
200
300
400
500
600
700
US
D/s
qm
4.7 4.75.3
7.2 7.4
9.7
16.4
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Jakarta Filipina Bangkok Singapura Malaysia Sydney Hong Kong
sqm
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 7 of 31
Daya Tarik Terhadap Fashion Yang Masih Menjanjikan
Indonesia masih memiliki peluang yang besar dalam segmen ritel fashion, terbukti dengan
tumbuhnya permintaan terhadap clothing dan fashion dengan CAGR-5 tahun sebesar 16%
(2013 sampai 2018), seiring dengan pertumbuhan pendapatan dan jumlah masyarakat kelas
menengah. Pertumbuhan permintaan terhadap fashion dan clothing juga tidak luput dari
maraknya online shopping, yang mendorong orang untuk berbelanja dengan lebih nyaman
tanpa harus terjebak kemacetan untuk datang ke physical stores, sehingga lebih menghemat
banyak waktu bagi calon pembeli.
Figure 8. Indonesia Clothing Demand
Source: 2015-2016 PwC Report, Economist Intelligence Unit
Dukungan dari Prospektifnya Online Shopping
Indonesia adalah salah satu negara yang mengalami pertumbuhan pesat pada pangsa pasar e-
commerce, di mana dengan jumlah pengguna internet yang mencapai sekitar 93 juta orang atau
sekitar 37% dari total penduduk di Indonesia pada tahun 2015, pasar e-commerce menjadi
bisnis yang menarik dan menyediakan potensi yang menjanjikan ke depannya.
Selain itu, masih rendahnya persentase pengguna internet di Indonesia yang pernah belanja
secara online (7%), jika dibandingkan dengan negara lainnya di Asia seperti China (30%)
merupakan peluang bagus bagi pasar e-Commerce, seiring dengan optimisme terhadap
pertambahan pendapatan masyarakat seiring dengan pertumbuhan GDP Indonesia,
pembangunan infrastruktur, naiknya penggunaan smartphone, dan lebih tingginya tingkat
penggunaan kartu debit dan kredit dan penetrasi internet di Indonesia. Sebagai tambahan,
menurut data dari Menkominfo, nilai transaksi e-commerce pada tahun 2013 mencapai angka
Rp130 triliun.
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
2011 2012 2013 2014 2015 2016F 2017F 2018F
US
$ m
illio
n
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 8 of 31
Beberapa peritel modern besar seperti Matahari Department Store (LPPF), Ace Hardware
Indonesia (ACES), dan Mitra Adiperkasa (MAPI) juga sudah mulai melirik pasar e-Commerce,
dengan meluncurkan website e-Commerce seperti: ruparupa.com milik ACES yang menawarkan
berbagai jenis peralatan rumah tangga dan mainan anak – anak dari Toys Kingdom,
MAPEMALL.com milik MAPI yang menawarkan berbagai jenis produk – produk fashion, dan
mataharimall.com, yang menawarkan berbagai jenis produk mulai dari fashion wanita, priya,
perlengkapan bayi, perabot rumah tangga, barang – barang elektronik, dan produk groceries
dari Hypermart. Meskipun bisnis start-up membutuhkan modal yang besar, namun hal tersebut
tertutupi oleh keuntungan – keuntungan, antara lain: efisiensi biaya rental dan refurbishment,
lebih rendahnya ketergantungan terhadap pembukaan mall baru, dan efek kanibalisasi yang
dapat lebih ditekan.
Figure 9. Internet User Growth by Number of Users
Source: Statistica 2016
Figure 10. Smartphone User as Share of Population (%)
Source: Statistica 2016
43
59.6
74.683.6
93.4102.8
112.6123
133.5
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
No
.of
Use
rs
10.6
13.8
21.3
26.3
31.8
37.5
42.6
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Smar
tph
on
e U
ser
(%)
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 9 of 31
Figure 11. Internet Retail Sales vs Total Sales (%)
Source: Centre for Retail Research 2014, Euromonitor 2014
Format bisnis Ritel Modern
Sejarah dan Kategori Ritel Modern
Bisnis ritel secara umum dibagi atas dua kategori, yakni ritel tradisional dan ritel modern. Pada
dasarnya, ritel modern adalah format ritel yang berdiri seiring dengan berkembangnya
perekonomian. Ritel modern merupakan format tempat berjualan yang berkembang dari pasar
tradisional. Ritel modern sudah berdiri di Indonesia tepatnya pada tahun 1962, di saat
Department Store Sarinah pertama kali didirikan. Namun, ritel modern tersebut baru benar –
benar berkembang sekitar tahun 1990 – an, dengan ditandai oleh berdirinya berbagai pusat
perbelanjaan dan masuknya salah satu peritel asing dari Jepang ke Indonesia.
Pada umumnya, format ritel modern berkembang ke dalam banyak bentuk, disesuaikan dengan
kondisi di suatu daerah, baik preferensi dan tingkat pendapatan. Seiring berjalannya waktu dan
terus berubahnya jaman, format ritel modern ini masih terus berkembang dari masa ke masa.
Namun, pada umunya, format bisnis ritel yang saat ini berkembang pesat di Indonesia terbagi
dalam empat format besar, yakni hypermarket, supermarket, minimarket atau convenience
store, departement store, dan specialty store, di mana perbedaan karakteristik utamanya terletak
pada luas ruangan dan variasi produk yang ditawarkan.
Supermarket
Dibandingkan dengan format Hypermarket, Supermarket lebih dulu hadir di Indonesia sebagai
bentuk mula – mula dari berdirinya pasar modern. Berbeda dengan pasar tradisional,
supermarket bersifat swalayan, di mana pembeli dan penjual tidak bertatap muka secara
langsung. Jumlah produk yang ditawarkan berkisar 5,000 sampai 25,000 jenis, dengan luas
gerai biasanya berkisar dari 400 sampai 5,000 meter persegi, serta memiliki area parkir yang
cukup memadai.
15%
9.50%11%
12.80%
21.80%
11.30%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
Indonesia Malaysia Singapore Thailand Vietnam USA
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 10 of 31
Hypermarket
Hypermarket adalah pasar modern yang memiliki bentuk dan skala yang besar, baik ditinjau dari
segi luas tempat dan barang-barang yang ditawarkan. Selain itu, hypermarket biasanya memiliki
lahan parkir yang luas. Format ritel modern ini pada umumnya memiliki target pasar bukan untuk
perorangan tapi untuk pedagang dan berbagai kegiatan usaha seperti untuk hotel dan restoran,
yang membutuhkan pembelian barang dalam satuan yang lebih besar. Pada umumnya,
Hypermarket dikategorikan dengan ritel yang memiliki produk yang dijual sekurangnya 25.000
item dan jumlah kasir per toko yang lebih dari 20 orang. Adapun pada umumnya barang –
barang yang ditawarkan meliputi kebutuhan sehari-hari, alat-alat elektronik dan furnitur. Secara
umum, Hypermarket memiliki luas gerai lebih dari 5,000 meter persegi, dengan produk yang
ditawarkan biasanya di atas 25,000 jenis, serta memiliki lapangan parkir yang cenderung sangat
luas, jauh lebih memadai jika dibandingkan dengan area parkir Supermarket dan Minimarket.
Minimarket (Convenience Store)
Minimarket atau sering disebut convenience store adalah format ritel modern yang berkembang
dari warung atau toko kelontong yang menawarkan kenyamanan dan jasa seperti supermarket
tapi dalam skala yang lebih kecil. Adapun jumlah produk yang ditawarkan dibawah 5,000 jenis,
dengan luas gerai maksimum 400 meter persegi, dan memiliki lapangan parkir yang sangat
terbatas.
Department Store
Department Store merupakan jenis bisnis eceran yang menyediakan variasi produk belanja dan
produk-produk khusus secara luas, termasuk pakaian, tas, aksesoris, sepatu, kosmetik,
peralatan rumah tangga, alat-alat rumah tangga dan mebel yang ditata menjadi bagian demi
bagian (department), dengan sistem pembelian secara swalayan. Adapun luas area penjualan
untuk department store rata – rata berkisar dari 600 meter persegi sampai dengan 40.000 meter
persegi, namun banyak dari Department Store memiliki luas sekitar 1.000 - 4.000 meter persegi.
Sementara itu, wilayah Jabodetabek tetap menjadi dominasi penyebaran lokasi Department
Store, disusul Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Secara keseluruhan, jumlah gerai
Department Store di pulau Jawa mencapai lebih 50% dari total gerai Department Store nasional.
Dengan sudah padatnya dan jenuhnya Pulau Jawa membuat pembangunan pusat perbelanjaan
baru relatif melambat. Hal tersebut menyebabkan banyak Operator Department Store untuk
beralih ke luar Pulau Jawa, yang tingkat kepadatan dan penetrasi department store masih lebih
rendah.
Specialty Store
Specialty store adalah merupakan toko ritel modern berformat eceran, menjual barang-barang
jenis produk tertentu dan bersifat spesifik. Variasi produk yang ditawarkan bersifat sangat
terbatas. Contoh specialty stores yaitu toko buku Gramedia.
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 11 of 31
Figure 12. Modern Retail Formats Preferences Across Geographic Breakdowns
Source . APRINDO
Figure 13. Modern Trade Penetration Rate Across Countries
Source: Euromonitor, Bain Analysis
27.0
31.9
38.9
44.9
55.5
5.5 6.0 6.3 6.4 6.7
1.2 1.5 1.6 1.6 1.6
4.65.8 6.5 6.6 6.8
0
10
20
30
40
50
60
2004 2005 2006 2007 2008
(%)
Pasar Modern Department Stores Specialty Store Lain - lainnya
2% 4%
16%
27%
42%
53%
64%70%
76% 78%85%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 12 of 31
Department Store
Sejarah Singkat Berdirinya Department Store di Indonesia
Department Store di Indonesia mulai berkembang untuk pertama kalinya sekitar tahun 1962,
dengan ditandai berdirinya Sarinah sebagai operator Department Store pertama di Jakarta,
bahkan Indonesia. Eksistensi dan kesuksesan Sarinah tersebut kemudian memberikan ilham
untuk beridirinya toko – toko ritel berformat besar lainnya dalam bentuk Department Store,
seperti Matahari Department Store dan Ramayana, yang kemudian mengukuhkan posisinya
sebagai pemain besar di tingkat lokal. Seiring berjalannya waktu, bisnis Department Store mulai
mendapatkan kompetisi dari peritel asing yang nasuk ke Indonesia, antara lain Metro,
Debenhams, Sogo, dan lain – lain. Euromonitor pun memprediksi nilai riil dari penjualan ritel
pada segmen department store di Indonesia dapat mencapai CAGR 12,8% (antara tahun 2011
sampai 2016), dengan didorong oleh profil demografis kependudukan yang menguntungkan,
meningkatnya pendapatan masyarakat, kontinuitas arus urbanisasi, perubahan preferensi dan
gaya konsumsi.
Figure 14. Geographical Spreads of Department Store
Source: APRINDO
Jawa dan Bali75%
Sumatera13%
Kalimantan6%
Sulawesi4%
Maluku dan Papua
1%
NTB dan NTT1%
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 13 of 31
Penetrasi Department Store di Indonesia Masih Rendah
Peluang bagi department store untuk bertumbuh di Indonesia masih besar, ika dibandingkan
dengan negara – negara Asia lainnya, dengan hanya terdapat 3 Department Stores di Indonesia
per 1 juta penduduk, sedangkan rata – rata jumlah di negara lain sebanyak 7,9 Department
Store per 1 juta penduduk. Masih rendahnya penetrasi pasar di Indonesia baik dari jumlah
Department Store dan luas area penjualan (seperti tertera pada grafik – grafik di bawah),
menciptakan ruang yang masih besar bagi para operator department store untuk
mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
Figure 15 . Department Store Selling Space (‘000 sqm) per mn people
Source: Euromonitor
Figure 16. Numbers of Department Store per mn people
Source: Euromonitor
72
48
27
20
11
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Cina
Singapura
Thailand
Filipina
Indonesia
Selling Spaces ('000 m)
28.8
7.26.2 5.7
2.8 2.71.9
0.10
5
10
15
20
25
30
35
USA Singapore Malaysia China Phillipines Indonesia Thailand Vietnam
No
. of
De
pt
Sto
res
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 14 of 31
Profil Perusahaan
PT Matahari Department Store Tbk.(LPPF) merupakan perusahaan terkemuka, sekaligus pemain pasar pada sektor ritel. Dengan menyasar pada segmen masyarakat kelas menengah, gerai LPPF yang pertama dibuka pada Oktober 1958 itu kini telah tersebar luas pada 66 kota di Indonesia.
Figure 17. Ownership structure
Source: Company
Figure 18. Company Milestones
Source: Company
Gerai usaha pertama dibuka pada tanggal 24 Oktober dan
berlokasi di Pasar Baru, Jakarta 1958
1972
1980
Memelopori konsep modern department store di Indonesia
Membuka gerai pertamanya di luar Jakarta, yakni di Bogor
1986 Berdirinya PT Matahari Putra Prima Tbk (MPP)
1992
MPP melakukan penawaran umum perdana di Bursa Efek
Jakarta dan Surabaya
1997 Multipolar menjadi pemegang saham utama MPP
2009 PT Pacific Utama Tbk mengakuisisi Divisi Matahari
Department Store, dan berganti nama menjadi PT Matahari
Department Store Tbk.
2010 Diakuisisi PT Meadow Indonesia anak usaha dari Asia Color
Company Limited (ACC).
2013 Penawaran saham oleh ACC dan PT Multipolar Tbk
menghasilkan kepemilikan saham publik dari 1,85%
menjadi 47,35%.
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 15 of 31
Segmentasi Bisnis
Matahari Department Store (LPPF) merupakan pemain dalam sektor ritel dan pelopor operator
Department Store di Indonesia. Sebagai pemimpin pangsa pasar, bisnis perusahaan terbagi
menjadi dua segmentasi utama berdasarkan sistem pembelian produk – produknya, yakni
Pembelian Langsung (Direct Purchase) dan Konsinyasi (Consignment). Sampai dengan akhir
tahun 2015, Direct Purchase menyumbang 35% terhadap total penjualan perusahaan,
sedangkan konsinyasi berkontribusi sebesar 65%. Barang – barang yang ditawarkan oleh LPPF
bervariasi (namun tidak mencakup makanan dan barang yang mudah basi), antara lain: pakaian
(laki-laki dan perempuan), aksesoris, dan perabot rumah tangga. Adapun 90% dari portofolio
barang perusahaan berasal dari dalam negeri, sehingga perusahaan memiliki eksposur yang
minim sekali atas pajak impor dan volatilitas nilai tukar terhadap dolar AS. Dalam
mengembangkan bisnisnya, LPPF menerapkan kombinasi barang dagangan (merchandise mix)
yang berbeda – beda pada setiap gerainya, berdasarkan demografi kependudukan, selera dan
preferensi, serta tingkat pendapatannya. Rentang harga yang ditawarkan berbeda – beda
tergantung dengan lokasi dan target pasar yang dituju oleh perusahaan.
Sekitar 80% dari penjualan Direct Purchase berasal dari merek – merek ekslusif milik
perusahaan, antara lain: Nevada, Cole, Little M, dan Connexion. Direct Purchase memegang
kontribusi cukup signifikan terhadap penjualan perusahaan, dengan kontribusinya yang terus
meningkat dari 29% pada tahun 2012 hingga mencapai 35% terhadap total penjualan pada
tahun 2015. Salah satu keuntungan kompetitif terkait dengan Direct Purchase ini adalah
perusahaan dapat membeli barang – barang dalam jumlah yang besar, sehingga perusahaan
mendapatkan keuntungan dari harga yang lebih murah.
Sementara itu, kontribusi terbesar tetap dipegang oleh segmen konsinyasi (Consignment
Vendor), yang sampai dengan 1Q16 kemarin masih memegang 65% terhadap total penjualan
LPPF. Melalui segmen konsinyasi, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya – biaya yang
berkaitan dengan gaji karyawan (Sales Promotion Employees), distribusi, pembelian barang,
serta biaya – biaya lainnya yang berhubungan dengan barang – barang yang disuplai oleh para
vendor atau pihak ketiga. Dengan proposi penjualan konsinyasi yang jauh lebih besar daripada
Direct Purchase, beban yang ditanggung oleh perusahaan, baik dari segi biaya operasional dan
resiko yang berkaitan dengan pengadaan dan persediaan dapat lebih terminimalisir. Adapun
merek – merek premium milik LPPF yang tergolong ke dalam segmen konsinyasi antara lain:
Polo, Clinique, Revlon, Fladeo, Levi’s, Cardinal, Logo, dan Executive. Merek – merek pakaian
yang ditawarkan oleh perusahaan merupakan merek yang populer dan dikenal luas, modis,
namun terjangkau, khususnya oleh masyarakat kelas menengah. Berdasarkan survey
konsumen yang diadakan oleh Markplus Insight pada tahun 2012 silam, Nevada menduduki
peringkat pertama untuk 10 besar dalam kategori fashionable affordable clothing brands.
Figure 19. Direct Purchase and Consignment Breakdown (1Q16)
Source: Company
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 16 of 31
Figure 20. Direct Purchase and Consignment Vendor Sales Contribution
Source: Company
Figure 21. Example of Company’s Portfolio
Source: Company
Figure 22. Brand Awareness Based on Survey
Source: Company
28% 29% 32% 34% 35% 36% 37%
72% 71% 68% 66% 65% 64% 64%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2011 2012 2013 2014 2015 2016F 2017F
Direct Purchase Consignment
65%
12%
8%
15%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%
Nevada
Executive
Connexion
Others (Fragmented)
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 17 of 31
Mengungguli Operator Department Store Lainnya
Melalui berbagai merek yang populer (terutama sejumlah private label dalam segmen Direct
Purchase, seperti Nevad, Cole, Connexion), menjadikan LPPF magnet dan daya tarik yang kuat
di atas para pesaingnya. Jangkauan yang kuat dan jaringan distribusi yang canggih membuat
gerai – gerai LPPF dapat tersebar di berbagai daerah strategis Indonesia, sehingga membuat
perusahaan lebih dikenal oleh masyarakat luas dan menjadikannya sebagai operator
department store berjumlah gerai terbanyak di Indonesia. Selain itu, kepiawaian LPPF mencium
daerah yang mengalami pertumbuhan tingkat kemakmuran yang signifikan dan populasi yang
padat sebagai target destinasi tujuan pembukaan gerai baru turut membuat perusahaan dapat
bertahan sebagai pemimpin pangsa pasar operator Department Store di Indonesia.
Terbukti menurut hasil survey yang dilakukan oleh MarkPlus Insight Consumer Study 2014 yang
mendalami ekuitas merek beberapa produk kategori yang ditawarkan oleh berbagai operator
Department Store ,Matahari tetap terpilih sebagai Department Store yang paling digemari di
wilayah Jabodetabek. Meskipun operator Department Store lainnya seperti Sogo dan Centro
terbilang cukup populer di kalangan masyarakat, akan tetapi daya tariknya ekuitas mereknya
masih di bawah Matahari.
Figure 23. Department Store Outlets For Retailers Under Coverage
Source: Companies
118
59
144
0
20
40
60
80
100
120
140
160
RALS MAPI LPPF
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 18 of 31
Figure 24. Brand Equities and Appeals Across Department Store Operators
Source: MPI Survey for WOW Brand Champion 2014
Figure 25. Department Store Market Share
Source: Euromonitor, Company
68.9
3026.7
21.6 19.816.1 15 14.5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Matahari Sogo Sarinah Centro Metro Pasaraya Grande
Seibu Debenhams
No
. o
f V
ote
rs
LPPF45%
RALS30%
MAPI10%
Yogya6%
Metro5%
Centro4%
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 19 of 31
Memperhatikan Loyalitas Customers
Salah satu strategi lainnya yang ditawarkan oleh LPPF adalah penawaran program membership,
yang bernama Matahari Club Card (MCC). Sampai dengan akhir bulan Maret 2016, MCC telah
memiliki anggota aktif sebanyak 3.36 juta orang. Program yang ditujukan untuk meningkatkan
loyalitas pembeli tersebut diluncurkan kembali pada tahun 2012, setelah proses akuisisi oleh
CVC. Dengan menggunakan sistem teknologi yang canggih, perusahaan dapat menyimpan data
mengenai pembeli, termasuk preferensi dan tipe barang yang dibutuhkan, sehingga perusahaan
dapat menganalisa dan mengetahui lebih jelas pola belanja pembeli, frekuensi belanja, jenis
barang yang dikehendaki, sehingga pada akhirnya dapat mempermudah perusahaan dalam
menentukan strategi pemasaran, promosi, dan kisaran harga untuk berbagai merchandise.
Figure 26. Matahari Club Card
Source: MPI Survey for WOW Brand Champion 2014
Jaringan Ritel Yang Luas Didorong Kesinambungan Pembukaan Gerai
Sampai dengan akhir tahun 2015 lalu, LPPF telah memiliki 142 toko baru, dan sesuai dengan
arahan dari manajemen, tahun ini perusahaan akan menambah total 6 gerai baru, dengan 4
gerai akan dibuka pada 2H2016. Dengan asumsi pada tahun depan perusahaan akan tetap
konservatif dan hanya membuka 7 gerai baru demikian, kami mengekspektasikan penambahan
luas area penjualan baru sebesar 39,000 untuk ‘16E dan 45,500 meter persegi untuk ‘17E
(mentranslasikan total luas area penjualan kotor sebesar 907,000 meter persegi dan 1,016,200
meter persegi pada ‘16E dan ‘17E, dengan asumsi rata – rata luas area penjualan kotor setiap 1
gerai adalah 6,500 meter persegi).
Sejak pada tahun 2014, perusahaan mulai fokus untuk mengembangkan jaringannya di luar
pulau Jawa, seiring dengan penetrasi department store yang masih lebih rendah di daerah
tersebut jika dibandingkan dengan di dalam Pulau Jawa. Namun secara komposisi, mayoritas
gerai LPPF masih berada di Pulau Jawa. Hal tersebut menjadikan kinerja LPPF relatif lebih
stabil, seiring dengan lebih kecilnya eksposur terhadap turunnya harga komoditas, terutama
batu bara (jika dibandingkan dengan peritel lainnya yang memiliki jumlah gerai di luar Pulau
Jawa yang lebih banyak seperti RALS). Kami juga memandang relatif lebih sedikitnya
pembukaan gerai baru dibandingkan dengan tahun sebelumnya (FY15: 11 gerai baru),
berdampak cukup positif bagi perusahaan, mengingat kehadiran MatahariMall.com sangat
membantu untuk menjangkau calon pembeli dari berbagai daerah lebih luas, serta mampu
meningkatkan kenyamanan mereka dalam berbelanja. Selain itu, dengan tidak agresifnya
perusahaan, efek kanibalisasi dapat lebih diminimalisir dan memberikan ruang likuiditas yang
lebih besar bagi LPPF.
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 20 of 31
Figure 27. Store Breakdown by Regions
Source:Euromonitor,Company
Figure 28. Stores Growth
Source:Company, SSI Research
28.50% 28% 27.50% 27.90%
36.20%
25.20%
32.80% 32.90%
35.30%
36.80%
39.70% 40.70%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2012 2013 2014 2015
Greater Jakarta Java exclude Jakarta Outside Java
125131
142148
155164
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sto
re (U
nit
s)
No.of ending stores (units) Store Growth
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 21 of 31
Figure 29. New Store Opening
Source:Company, SSI Research
Figure 30. Total Selling and Space Growth
Source:Company, SSI Research
9
13
9
6
11
6
7
9
0
2
4
6
8
10
12
14
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
No
.of s
tore
s
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
10%
-
200
400
600
800
1,000
1,200
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
'00
0 s
qm
Selling Space Space Growth
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 22 of 31
Performa SSSG yang kuat dibanding peritel lainnya
LPPF memiliki SSSG yang relatif stabil, meskipun di tengah perubahan keadaan ekonomi
Indonesia. Pada periode inflasi yang tinggi pada tahun 2013 dan 2014 (8.1% dan 8.4%), LPPF
masih mampu mencatatkan double digit SSSG, yakni 12.1%, dan 10.7%. Selain itu, sejak tahun
2012, LPPF belum pernah mencatatkan SSSG di bawah angka 7%, dan sejak tahun 2013,
LPPF memiliki performa SSSG yang relatif lebih stabil dan tinggi jika dibandingkan dengan
peritel – peritel lainnya dan rata – rata sektor ritel, seperti pada grafik di bawah.
Figure 31 . Retailers’ SSSG
Source: Company, SSI Research
Figure 32. Geographical Breakdown of SSSG
Source:Company Presentation
-1.5%-2.8%-4%
-2%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
2012 2013 2014 2015 2016F 2017F
Inflation Rate SSSG (LPPF) SSSG (ACES) SSSG (RALS) SSSG (MAPI) Average
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 23 of 31
Optimisme Kenaikan Harga CPO Didorong Oleh Membaiknya Harga Komoditas
Kami melihat, harga CPO telah mengalami kenaikan sebesar 30%YoY dan 17.5%YTD. Tren
harga CPO diasumsikan akan bergerak positif di 2Q16, dan diproyeksikan harga rata-rata CPO
tahun ini dapat melampaui harga pada tahun lalu, yaitu berada di level US$660/ton (+7.5%)
pada FY16 dan US$700/ton (+6%) pada FY17, jika dibandingkan dengan harga rata-rata CPO
FY15 yang hanya berada di level US$614/ton.
Selain itu, kenaikan harga minyak dunia juga turut menyebabkan naiknya harga batu bara.
Sampai saat ini, harga batu bara sempat menyentuh level US$52 per ton, dan diprediksi terus
naik seiring kemungkinan terjadinya overdemand di pasar seiring pemotongan volume produksi
di China sebesar 10% dalam lima tahun ke depan. Naiknya harga komoditas turut mendongkrak
pendapatan masyarakat di luar Pulau Jawa, sehingga kami berharap performa SSSG gerai –
gerai di luar pulau Jawa dapat terangkat naik ke depannya, seiring naiknya harga komoditas.
Figure 33. Oil Price (USD/Barrel) vs Coal Price (USD/ton)
Source:Bloomberg, Company, SSI Research
Figure 34. CPO Price (RM/Mton)
Source: Bloomberg, SSI Research
-
20
40
60
80
100
120
140
Jan-12 Jul-12 Jan-13 Jul-13 Jan-14 Jul-14 Jan-15 Jul-15 Jan-16
oil coal
1,500
1,700
1,900
2,100
2,300
2,500
2,700
2,900
3,100
Jan-13 Jul-13 Jan-14 Jul-14 Jan-15 Jul-15 Jan-16
RM
/Mto
n
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 24 of 31
Pertumbuhan produktivitas yang relatif terjaga
Berhasilnya LPPF untuk mempertahankan kestabilan pertumbuhan penjualan dan SSSG,
tepatnya target pasar, serta berbagai upaya manajemen dalam meningkatkan produktivitas baik
dari sisi pemeliharaan toko dan produktivitas pekerja menyebabkan pertumbuhan produktivitas
perusahaan tercatat relatif stabil dengan rata – rata di atas 7% per tahunnya, serta berhasil
mempertahankan produktivitas per meter persegi di atas Rp14 juta sejak tahun 2011, bahkan
mencapai Rp18 juta per meter persegi pada tahun 2015 lalu. Dengan refurbishment toko yang
berkesinambungan, berbagai program training karyawan, serta pengaturan jam kerja yang lebih
efisien, kami memprediksi produktivitas per meter persegi pada ‘16E dan ‘17E dapat mencapai
Rp18.7 juta dan Rp19.4 juta per meter persegi.
Figure 35. Productivity
Source:Company, SSI Research
Efisiensi Biaya Mendukung Kestabilan Marjin Laba Operasional
Meskipun terdapat ancaman kenaikan beban operasional, terutama berasal dari naiknya utilitas,
gaji karyawan, transportasi, serta kenaikan beban operasional lainnya, manajemen telah
berupaya untuk melakukan penghematan, terutama dengan konversi untuk energi cahaya
menjadi LED - based lighting (total 67 gerai sudah dikonversi sampai dengan akhir tahun lalu,
dan manajemen menargetkan 77 gerai lainnya sampai dengan akhir tahun ini). Dengan
penggunaan LED based lighting tersebut, perusahaan mampu menghemat biaya listrik sekitar
60% sampai dengan 70%, sehingga dengan biaya listrik yang dapat lebih dihemat jika
dibandingkan dengan penggunaan lampu biasa, kenaikan beban operasional mampu ditekan.
Selain itu, dengan kecenderungan pembukaan gerai yang lebih konservatif, kenaikan beban
operasional juga dapat lebih diminimalisir. Oleh karena itu, kami yakin LPPF mampu
membukukan marjin operasional dan marjin EBIT yang terjaga setiap tahunnya. Stabilnya level
kedua marjin tersebut mulai terlihat sejak tahun 2013, dengan berhasil mempertahankan marjin
di atas 24%. Dengan didukung oleh strategi efisiensi lainnya, terutama dalam manajemen
persediaan (pengawasan inventory yang lebih ketat dan lebih efisien menggunakan sistem ‘Just
In Time’), komitmen peningkatan produktivitas pekerja, kami memprediksi marjin operasional
untuk ‘16E mampu mencapai 27% ( +100 bps dari FY15).
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
0
5
10
15
20
25
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017G
row
th
Rp
Mn
/sq
m
Productivity/sqm (Rp m) Productivity growth (%)
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 25 of 31
Figure 36. Operating dan EBIT Margin
Source:Company, SSI Research
Figure 37. Inventory Days
Source: Company, SSI Research
Analisa Neraca Keuangan
Penurunan hutang dan beban hutang
Setelah melunasi seluruh hutang bank jangka panjangnya pada akhir 2015 lalu, eksposur LPPF
terhadap liabilitas jangka panjang berkurang signifikan (FY15: Rp2.8 triliun vs FY14: Rp3,3
triliun), serta menyebabkan rasio – rasio solvabilitas perusahaan jauh lebih baik (tertera pada
bagian Key Financials). Dengan lunasnya hutang bank jangka panjang, beban bunga berkurang
secara signifikan sehingga rasio interest coverage membaik (FY15: 18.8x vs FY14: 8.2x). Dalam
jangka menengah, kami belum melihat kebutuhan perusahaan terhadap penerbitan hutang
jangka panjang, dengan melihat kondisi kas internal yang memiliki ruang masih besar (FY15:
Rp947 miliar), pembukaan toko yang cenderung konservatif dibandingkan dengan tahun – tahun
sebelumnya serta manajemen inventory yang lebih baik oleh pihak manajemen.
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016F 2017F
Operating Margin EBITDA Margin EBIT Margin
119
109108
107
100
105
110
115
120
125
2014 2015 2016 2017
(Day
s)
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 26 of 31
Figure 38. Solvability Ratios
Source: Company; SSI Research
Kemampuan Menjaga Likuiditas Yang Kuat
Kami yakin manajemen perusahaan mampu mempertahankan likuiditas keuangannya, seiring
dengan kemampuan perusahaan untuk bertahan sebagai net cash company, yang ditunjang
oleh: 1) Karakter bisnis yang dimiliki LPPF di mana seluruh toko dan pusat distribusinya dapat
dipinjamkan kepada pihak ketiga (low risk asset light business model), 2). Proyeksi lebih
konservatifnya pembukaan toko baru (sehingga eksposur terhadap kenaikan beban operasional
atas pembukaan toko baru lebih minimal), 3). Strategi peningkatan efisiensi oleh manajemen,
dan 4). Berkurangnya kewajiban untuk membayar hutang dan bunga hutang seiring dengan
lunasnya pinjaman bank jangka panjang pada akhir tahun kemarin, serta 5). Bisnis perusahaan
yang memiliki komposisi barang konsinyasi yang lebih dominan (dan perusahaan terus
berupaya untuk meningkatkan porsi barang konsinyasi). Kami memprediksi kas internal pada
‘16E akan mampu mencapai Rp1,217 miliar (FY15: Rp947 miliar), current ratio, quick ratio, dan
cash ratio sebesar 0.9, 0.6, dan 0.5. FY15: 0.8, 0,5, dan 0.4).
Figure 39. Stable Liquidity Ratios Over Years
Source:Company, SSI Research
-3.0
-2.0
-1.0
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
2012 2013 2014 2015 2016F 2017F 2018F
(x)
Debt to equity Net debt to equity Debt to asset
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
2012 2013 2014 2015 2016F 2017F 2018F
(
x)
Current ratio Quick ratio Cash ratio Acid Ratio
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 27 of 31
Valuasi Perusahaan dan Rekomendasi
Inisiasi dengan rekomendasi BUY, TP: Rp23,150/lembar saham (potensi kenaikan: 16%)
Kami menginisiasi saham LPPF dengan rekomendasi BUY pada TP Rp23,150/lembar
sahamnya, mengindikasikan 16% kenaikan terhadap harga sekarang. Dengan valuasi
menggunakan 12MDCF, WACC sebesar 14.5%, dan rata – rata terminal growth sebesar 5%,
harga tersebut mencerminkan 16E’PE dan PBV sebesar 26.6x dan 28x. Dengan posisi
perusahaan sebagai pelopor ritel modern di Indonesia yang memiliki pengalaman dan jaringan
yang kuat, resiliensi daya beli kelas menengah terhadap volatilitas ekonomi (jika dibandingkan
dengan masyarakat kelas bawah), solidnya performa marjin laba dari tahun ke tahun, kuatnya
neraca keuangan perusahaan dengan tingkat likuiditas dan solvabilitas yang baik (debt free dan
cash rich), pengadaan barang yang mayoritas berasal dari dalam negeri (eksposur minimal
terhadap volatilitas nilai tukar Rupiah), serta pemimpin pasar pada segmen department store
yang memiliki gerai tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, kami yakin saham LPPF layak
untuk mendapatkan valuasi premium.
Figure 40. Valuation Table
Source: SSI Research
Terminal Growth Rate (%) 5.0% Terminal Growth Rate (%) 5.0%
Adjusted Beta 1.0 WACC (%) 14.5%
Risk-Free Rate 7.0% NPV of Cash Flows 23,717
Market Risk Premium 7.5% NPV of Terminal Value 42,592
Cost of Equity 14.5% Total NPV 66,309
Gross Cost of Debt 8.6% Cash/(Debt) 1,217
Tax Rate 25.0% Implied Equity Value 67,526
Net Cost of Debt 6.5% Implied Per Share Value 23,149
Equity/(Equity + Debt) (%) 100.0% Implied Per Share Value (Rounded) 23,150
Weighted Cost of Equity (%) 14.5% Outstanding Shares (Mn) 2,917
Debt /(Equity + Debt) (%) 0.0%
Weighted Cost of Debt (%) 0.0%
WACC 14.5%
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 28 of 31
Figure 41. LPPF Forward PE Band
Source: Bloomberg, SSI Research
Figure 42. Peers’ Comparison
Source: Bloomberg, SSI Research
22.1
30.8
13.4
39.5
4.7
0
10
20
30
40
Mar-13 Nov-13 Jul-14 Mar-15 Nov-15
Average ST dev +1 ST dev -1
PER - Roll ST dev +2 ST dev -2
Company Last Target Market cap. PEG
price price (Rp bn) 16E 17E (x) 16E 17E
Ace Hardware (ACES IJ) 875 1,000 15,006 23.3 20.3 2.2 4.7 4.0
Mitra Adiperkasa (MAPI IJ) 4,150 5,000 6,889 22.3 13.4 0.1 2.1 1.9
Ramayana Lestari (RALS IJ) 990 1,160 7,025 18.4 16.8 3.0 2.0 1.9
Matahari Dept. (LPPF IJ) 19,925 23,000 58,140 22.9 20.5 1.2 24.4 15.3
Average 21.7 17.8 1.6 8.3 5.8
PBV (x)PE (x)
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 29 of 31
Figure 43. Result Comparison (1Q16)
Source: Bloomberg, SSI Research
Resiko Investasi
Perbaikan ekonomi lebih lambat dari ekspektasi
Kinerja Matahari Department Store tidak dapat lepas dari makroekonomi Indonesia, di mana
daya beli masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan penjualan perusahaan ritel, termasuk
Matahari Department Store. Lambatnya perbaikan ekonomi Indonesia juga merupakan sebuah
ancaman bagi kinerja perusahaan.
Perubahan peraturan pemerintah
Sektor ritel terekspose oleh serangkaian kebijakan dan regulasi dari pemerintah, karena sektor
ritel juga merupakan penggerak perekonomian Indonesia yang menyangkut langsung dengan
kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, di mana perputaran uang di dalamnya termasuk cepat.
Contoh aturan pemerintah yang berdampak pada industri ritel antara lain: pengaturan jam buka
dan tutup toko, peraturan ruang dan jenis barang yang diperdagangkan, serta ijin pembukaan
pusat perbelanjaan baru.
Ketatnya persaingan, terutama peritel asing
Dalam kurun waktu belakangan ini, banyak peritel asing yang masuk ke Indonesia, seperti:
Central, yang merupakan department store asal Thailand. Maraknya peritel asing yang masuk
ke Indonesia membuat persaingan bisnis semakin ketat dan perebutan pangsa pasar semakin
kuat. Pemain pada sektor ritel tidak dapat mempertahankan bisnisnya, apabila tidak kompetitif.
Rp Bn 4Q15 1Q16 QoQ 1Q16 1Q15 YoY 1Q16/'16 Cons
Net Revenue 2,194 1,682 -23% 1,682 1,619 4% 90.3%
COGS (816) (700) -14% (700) (601) 16%
Gross Profit 1,378 982 -29% 982 1,018 -4%
Operating Expenses (831) (856) 3% (856) (762) 12%
Operating Profit 547 126 -77% 126 256 -51% 40.9%
Other Income (Exp). - Net (43) 183 N/A 183 (15) N/A
Net Interest Income (Exp.) 1 1 0% 1 (14) N/A
Other Income (Exp.) (44) 182 N/A 182 (1) N/A
Pre-tax Income 504 309 -39% 309 241 28%
Tax (107) (65) -39% (65) (56) 16%
Net Income 728 244 -66% 244 185 32% 100.4%
Profitability
Gross margin 58.4% 60.5% 2.1% 58.4% 60.5% -2.1%
Operating margin 7.5% 15.8% 8.3% 7.5% 15.8% -8.3%
Pre-tax Margin 18.4% 14.9% -3.5% 18.4% 14.9% 3.5%
Net Income Margin 14.5% 11.4% -3.1% 14.5% 11.4% 3.1%
Matahari Department Store LPPF.IJ | LPPF.JK
www.samuel.co.id Page 30 of 31
Key Financials
Profit and Loss Cash Flow
Rp bn 14A 15A 16E 17E Yr-end Dec (Rp bn) 14A 15A 16E 17E
Revenue 7,926 9,006 10,738 11,770 Net income 1,448 1,772 2,539 2,836
COGS (2,877) (3,336) (3,774) (4,043) Depreciation & amort. 0 206 (210) (2)
Gross profit 5,049 5,670 6,964 7,728 Others (67) 52 60 53
Gross margin (%) 64% 63% 65% 66% Working capital 296 (127) 46 10
Operating profit 2,112 2,329 2,847 3,161 Operating cash flow 1,677 1,902 2,436 2,897
Operating margin (%) 27% 26% 27% 27% Net - Capital expenditure 2 (358) (488) (922)
EBITDA 2,340 2,569 3,129 3,457 Investing cash flow (58) (529) (972) (919)
EBITDA margin (%) 30% 29% 29% 29% Net - Borrowings (1,157) (410) 0 0
Other income (expenses) 0 0 0 0 Other financing (401) (839) (1,194) (1,373)
Pre-tax profit 1,879 2,236 2,887 3,231 Financing cash flow (1,557) (1,249) (1,194) (1,373)
Income tax - net (431) (464) (348) (395) Net - Cash flow 61 124 270 605
Net profit 1,448 1,772 2,539 2,836 Cash at beginning 772 786 947 1,217
Net profit margin (%) 18% 20% 24% 24% Cash at ending 786 947 1,217 1,822
Balance Sheet Key Ratios
Yr-end Dec (Rp bn) 14A 15A 16E 17E Yr-end Dec (Rp bn) 14A 15A 16E 17E
Cash & ST Investment 786 947 1,217 1,822 ROE (%) 910% 160% 106% 75%
Receivables 109 76 109 121 ROA (%) 42% 46% 45% 39%
Inventories 955 1,008 1,131 1,197 Revenue growth (%) 17% 14% 19% 10%
Others 267 242 384 427 EBITDA growth (%) 16% 10% 22% 10%
Total current assets 2,117 2,273 2,841 3,567 EPS growth (%) 26% 22% 43% 12%
Net fixed assets 725 877 1,574 2,499 Interest coverage (x) 8.2 18.8 n.a n.a
Other assets 567 739 1,223 1,219 Debt to equity (%) 433 n.a n.a n.a
Total assets 3,409 3,888 5,638 7,285 Net gearing (%) -61 -86 -51 -48
Payables 1,560 1,704 1,928 2,065
ST. debt and curr. maturity 279 0 0 0 Major Assumptions
Other current liabilities 680 745 916 963 14A 15A 16E 17E
LT Bank Loans 410 0 0 0 SSSG (%) 10.7 6.8 7.5 8.5
Other long term liabilities 321 334 409 454 Average Store Size (sqm) 6,341 6,287 6,500 6,500
Total liabilities 3,250 2,783 3,253 3,482 Productivity/sqm (Rp Bn) 17 18 19 20
Total equity 159 1,106 2,385 3,803 Inventory days 119 109 108 107
www.samuel.co.id Page 31 of 31
Research Team Andy Ferdinand, CFA Head Of Equity Research,Strategy, andy.ferdinand@samuel.co.id +6221 2854 8148
Banking, Consumer
Rangga Cipta Economist rangga.cipta@samuel.co.id +6221 2854 8396
Muhamad Makky Dandytra, CFTe Technical Analyst makky.dandytra@samuel.co.id +6221 2854 8382
Adrianus Bias Prasuryo Telco, Cement, Construction, Utility adrianus.bias@samuel.co.id +6221 2854 8392
Akhmad Nurcahyadi, CSA Auto, Heavy Equipment, Property, akhmad.nurcahyadi@samuel.co.id +6221 2854 8144
Cigarette, Media, Aviation, Healthcare
Marlene Tanumihardja Retail, Poultry, Small Caps marlene@samuel.co.id +6221 2854 8387
Sharlita Lutfiah Malik Mining, Plantation sharlita.malik@samuel.co.id +6221 2854 8339
Adde Chandra Kurniawan Research Associate adde.kurniawan@samuel.co.id +6221 2854 8338
Private Wealth Management Evelyn Satyono Head of PWM / evelyn.satyono@samuel.co.id +6221 2854 8380
Head of Institutional Marketing
Muhamad Alfatih CSA, CTA, CFTe Senior Technical Portfolio Advisor m.alfatih@samuel.co.id +6221 2854 8129
Ronny Ardianto Institutional Equity Sales ronny.ardianto@samuel.co.id +6221 2854 8399
Clarice Wijana Institutional Equity Sales clarice.wijana@samuel.co.id +6221 2854 8395
Wahyudi Budiono Dealer wahyudi.budiyono@samuel.co.id +6221 2854 8152
Equity Sales Team
Kelvin Siwah Long Head of Equities kelvin.long@samuel.co.id +6221 2854 8150
Yulianah Institutional Equity Sales yulianah@samuel.co.id +6221 2854 8146
Indra S. Affandi Institutional Equity Sales indra.siswandi@samuel.co.id +6221 2854 8334
Lucia Irawati Head of Retail Equity Sales lucia.irawati@samuel.co.id +6221 2854 8173
Ferry Khusaeri Equity Sales ferry.khusaeri@samuel.co.id +6221 2854 8304
Peter Hamsja Equity Sales peter@samuel.co.id +6221 2854 8325
Iwan Setiadi Equity Sales iwan.setiadi@samuel.co.id +6221 2854 8313
Lia Chaterina Equity Sales liachaterina@samuel.co.id +6221 2854 8315
Amelia Sintama Equity Sales amelia@samuel.co.id +6221 2854 8308
Salt World Widjaja Equity Sales salt@samuel.co.id +6221 2854 8163
Jovita Widjaja Equity Sales jovita.widjaja@samuel.co.id +6221 2854 8314
James Wihardja Equity Sales james.wihardja@samuel.co.id +6221 2854 8397
Joseph Soegandhi Equity Sales joseph.soegandhi@samuel.co.id +6221 2854 8872
Dian Anggraeni Equity Sales dian.anggraeni@samuel.co.id +6221 2854 8301
Sylviawati Equity Sales sylviawati@samuel.co.id +6221 2854 8112
Verawati Gunawan Equity Sales verawati.gunawan@samuel.co.id +6221 2854 8312
Cenni Liawisusi Equity Sales cenni.liawisusi@samuel.co.id +6221 2854 8303
Frans Ferdiansah Equity Sales frans.ferdiansah@samuel.co.id +6221 2854 8337
Muhamad Faisyal Dealer m.faisal@samuel.co.id +6221 2854 8155
Mira Dwi Astuti Dealer mira.astuti@samuel.co.id +6221 2854 8369
Bismar Ferryaman Dealer bismar.ferryaman@samuel.co.id +6221 2854 8368
Online Trading Sales Team
Nugroho Nuswantoro Head Of Marketing OLT nugroho@samuel.co.id +6221 2854 8372
Wahyu Widodo Marketing wahyu.widodo@samuel.co.id +6221 2854 8371
Rina Lestari Customer Service rina.lestari@samuel.co.id +6221 2854 8180
Martha Lamtiurma Tampubolon Customer Service martha.lamtiurma@samuel.co.id +6221 2854 8182
Mohamad Andhika Prasetia Customer Service andhika@samuel.co.id +6221 2854 8183
DISCLAIMERS : Analyst Certification : The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject
securities or issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific
recommendations or views in this research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to
achieve and maintain independence and objectivity in making any recommendations. This document is for information only and for the use of the
recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others. Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation
to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for all investors. Moreover, although the information contained
herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability cannot be guaranteed. All rights reserved by
PT Samuel Sekuritas Indonesia.