Post on 19-Jan-2023
Manfaat Sholat Secara Medis (Ilmiah!)
Dr. Bahar Azwar, SpB-Onk, seorang dokter spesialis bedah-onkologi
(bedah tumor ) lulusan FK UI dalam bukunya ” Ketika Dokter Memaknai
Sholat ” mampu menjabarkan makna gerakan sholat. Bagaimana sebenarnya
manfaat sholat dan gerakan-gerakannya secara medis?
Selama ini sholat yang kita lakukan lima kali sehari, sebenarnya telah
memberikan investasi kesehatan yang cukup besar bagi kehidupan kita.
Mulai dari berwudlu ( bersuci ), gerakan sholat sampai dengan salam
memiliki makna yang luar biasa hebatnya baik untuk kesehatan fisik,
mental bahkan keseimbangan spiritual dan emosional. Tetapi sayang
sedikit dari kita yang memahaminya. Berikut rangkaian dan manfaat
kesehatan dari rukun Islam yang kedua ini.
Manfaat Wudlu Kulit merupakan organ yang terbesar tubuh kita yang
fungsi utamanya membungkus tubuh serta melindungi tubuh dari berbagai
ancaman kuman, racun, radiasi juga mengatur suhu tubuh, fungsi
ekskresi ( tempat pembuangan zat-zat yang tak berguna melalui pori-
pori ) dan media komunikasi antar sel syaraf untuk rangsang nyeri,
panas, sentuhan secara tekanan.
Begitu besar fungsi kulit maka kestabilannya ditentukan oleh pH
(derajat keasaman) dan kelembaban. Bersuci merupakan salah satu
metodemenjaga kestabilan tersebut khususnya kelembaban kulit. Kalu
kulit sering kering akan sangat berbahaya bagi kesehatan kulit
terutama mudahterinfeksi kuman.
Dengan bersuci berarti terjadinya proses peremajaan dan pencucian
kulit, selaput lendir, dan juga lubang-lubang tubuh yang berhubungan
dengan dunia luar (pori kulit, rongga mulut, hidung, telinga). Seperti
1
kita ketahui kulit merupakan tempat berkembangnya banyak kuman dan
flora normal, diantaranya Staphylococcus epidermis, Staphylococcus
aureus, Streptococcus pyogenes, Mycobacterium sp (penyakit TBC kulit).
Begitu juga dengan rongga hidung terdapat kuman Streptococcus
pneumonia (penyakit pneumoni paru), Neisseria sp, Hemophilus
sp.Seorang ahli bedah diwajibkan membasuh kedua belah tangan setiap
kali melakukan operasi sebagai proses sterilisasi dari kuman. Cara ini
baru dikenal abad ke-20, padahal umat Islam sudah membudayakan sejak
abad ke-14 yang lalu. Luar Biasa!!
Keutamaan Berkumur Berkumur-kumur dalam bersuci berarti membersihkan
rongga mulut dari penularan penyakit. Sisa makanan sering mengendap
atau tersangkut di antara sela gigi yang jika tidakdibersihkan
( dengan berkumur-kumur atau menggosok gigi) akhirnya akanmenjadi
mediasi pertumbuhan kuman. Dengan berkumur-kumur secara benardan
dilakukan lima kali sehari berarti tanpa kita sadari dapat mencegah
dari infeksi gigi dan mulut. Istinsyaq berarti menghirup air dengan
lubang hidung, melalui rongga hidung sampai ke tenggorokan bagian
hidung (nasofaring). Fungsinya untuk mensucikan selaput dan lender
hidung yang tercemar oleh udara kotor dan juga kuman. Selama ini kita
ketahui selaput dan lendir hidung merupakan basis pertahanan pertama
pernapasan. Dengan istinsyaq mudah-mudahan kuman infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) dapat dicegah. Begitu pula dengan pembersihan
telinga sampai dengan pensucian kaki beserta telapak kaki yang tak
kalah pentingnya untuk mencegah berbagai infeksi cacing yang masih
menjadi masalah terbesar di negara kita. Manfaat Kesehatan Sholat
Berdiri lurus adalah
pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari sebuah latihan
pernapasan, pencernaan dan tulang. Takbir merupakan latihan awal
2
pernapasan. Paru-paru adalah alat pernapasan, Paru kita terlindung
dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga yang melengkung dan
tulang belakang yang mencembung. Susunan ini didukung oleh dua jenis
otot yaitu yang menjauhkan lengan dari dada (abductor) dan
mendekatkannya (adductor). Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan
dan merenggangkannya, hingga rongga dada mengembang seperti halnya
paru-paru. Dan mengangkat tangan berarti meregangnya otot-otot bahu
hingga aliran darah yang membawa oksigen menjadi lancar. Dengan ruku’,
memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh karena
sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin lancar bila
ruku’ dilakukan dengan benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih
tinggi daripada leher. Ruku’ juga mengempiskan pernapasan. Pelurusan
tulang belakang pada saat ruku’ berarti mencegah terjadinya
pengapuran.
Selain itu, ruku’ adalah latihan kemih (buang air kecil) untuk
mencegah keluhan prostat. Pelurusan tulang belakang akan mengempiskan
ginjal.Sedangkan penekanan kandung kemih oleh tulang belakang dan
tulangkemaluan akan melancarkan kemih. Getah bening (limfe) fungsi
utamanyaadalah menyaring dan menumpas kuman penyakit yang berkeliaran
didalamdarah.
Sujud Mencegah Wasir Sujud mengalirkan getah bening
dari tungkai perut dan dada ke leher karena lebih tinggi. Dan
meletakkan tangan sejajar dengan bahu ataupun telinga, memompa getah
bening ketiak ke leher. Selain itu, sujud melancarkan peredaran darah
hingga dapat mencegah wasir. Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia
tidak mengalirkan getah bening dan tidak melatih tulang belakang dan
otot. Tak heran kalau ada di sebagian sahabat Rasul menceritakan bahwa
Rasulullah sering lama dalam bersujud.
3
Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan
kelenjar keringat karena bertemunya lipatan paha dan betis sehingga
dapat mencegah terjadinya pengapuran. Pembuluh darah balik di atas
pangkal kaki jadi tertekan sehingga darah akan memenuhi seluruh
telapak
kaki mulai dari mata kaki sehingga pembuluh darah di pangkal kaki
mengembang. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara optimal
menopang tubuh kita. Gerakan salam yang merupakan penutup sholat,
dengan memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga
kelenturan urat leher. Gerakan ini juga akan mempercepat aliran getah
bening di leher ke jantung.
Manfaat Sholat Malam Malam hari biasanya dingin dan
lembab. Kalau ditanya, paling enak tidur di waktu tersebut. Banyak
lemak jenuh yang melapisi saraf kita hingga menjadi beku. Kalau tidak
segera digerakkan, sistem pemanas tubuh tidak aktif, saraf menjadi
kaku, bahkan kolesterol dan asam urat merubah menjadi pengapuran.
Tidur
di kasur yang empuk akan menyebabkan urat syaraf yang mengatur tekanan
ke bola mata tidak mendapat tekanan yang cukup untuk memulihkan posisi
saraf mata kita.
Jadi sholat malam itu lebih baik daripada tidur. Kebanyakan tidur
malah
menjadi penyakit. Bukan lamanya masa tidur yang diperlukan oleh tubuh
kita melainkan kualitas tidur. Dengan sholat malam, kita akan
mengendalikan urat tidur kita.
Sholat Lebih Canggih dari Yoga “Apakah pendapatmu sekiranya terdapat
sebuah sungai di hadapan pintu rumah salah seorang diantara kamu dan
dia mandi di dalamnya setiap hari lima kali. Apakah masih terdapat
4
kotoran pada badannya?”. Para sahabatmenjawab : “Sudah pasti tidak
terdapat sedikit pun kotoran pada badannya”. Lalu beliau bersabda :
“Begitulah perumpamaansholat lima waktu. Allah menghapus segala
keselahan mereka”. (H.R Abu Hurairah r.a).
Jika manfaat gerakan sholat kita betul, maka sangat luar biasa
manfaatnya dan lebih canggih daripada yoga. Sangat disayangkan tidak
ada universitas yang berani atau sengaja mengembangkan teknik gerakan
sholat ini secara ilmiah. Belum lagi manajemen yang terkandung dalam
bacaan sholat. Seperti doa iftitah yang berarti mission statement
(dalam manajemen strategi).
Sedangkan makna bacaan Alfatihah yang kita baca berulang sampai 17
kali
adalah objective statement. Tujuan hidup mana yang lebih canggih
dibandingkan tujuah hidup di jalan yang lurus, yaitu jalan yang penuh
kebaikan seperti diperoleh para orang-orang shaleh seperti nabi dan
rasul?
Dr. Gustafe le Bond mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang paling
sepadan dengan penemuan-penemuan ilmiah.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan etika sains harus didukung dengan
kekuatan iman. Semoga sholat kita makin terasa manfaatnya.
5
Bahaya menyepelekan sholat
Penulis: Ummu Salamah Farosyah
Muroja’ah: Ustadz Aris Munandar
Allahu Akbar!… Allahu Akbar! Allahu Akbar!… Allahu Akbar!
“Duh! Sudah adzan, sebentar lagi ah shalatnya… tanggung kerjaannya tinggal sedikit lagi.”
“Eh kok adzan? Padahal filmnya lagi seru nih! Nanti saja shalatnya kalau filmnya sudah selesai
ah. Tapi waktu shalatnya nanti keburu habis?! Tunggu iklan saja deh kalau begitu, shalatnya
juga harus cepat nih.”
Astagfirullah… Astagfirullah… Astagfirullah…
Ketahuilah ukhti bahwa orang-orang tersebut di atas termasuk jenis
orang yang melalaikan shalatnya. Perhatikanlah firman Allah, yang
artinya “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai
dari shalatnya.” (QS. Al-Maa’uun: 4-5)
6
Al-Haafidz Ibnu Katsir rahimahullahu ta’ala berkata, yang dimaksud orang-
orang yang lalai dari shalatnya adalah:
1. Orang tersebut menunda shalat dari awal waktunya sehingga ia
selalu mengakhirkan sampai waktu yang terakhir.
2. Orang tersebut tidak melaksanakan rukun dan syarat shalat
sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala dan dicontohkan
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
3. Orang tersebut tidak khusyu’ dalam shalat dan tidak merenungi
makna bacaan shalat.
Dan siapa saja yang memiliki salah satu dari ketiga sifat tersebut
maka ia termasuk bagian dari ayat ini (yakni termasuk orang-orang yang
lalai dalam shalatnya).
Apa Adzabnya ?
Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dari sahabat Samurah bin Junab
radhiyallahu ‘anhu sebagaimana disebutkan dalam hadits yang panjang
tentang sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (dalam kisah tentang
mimpi beliau):
“Kami mendatangi seorang laki-laki yang terbaring dan ada juga yang lain yang berdiri sambil
membawa batu besar, tiba-tiba orang tersebut menjatuhkan batu besar tadi ke kepala laki-laki
yang sedang berbaring dan memecahkan kepalanya sehingga berhamburanlah pecahan batu
itu di sana sini, kemudian ia mengambil batu itu dan melakukannya lagi. Dan tidaklah ia
kembali mengulangi lagi hal tersebut sampai kepalanya utuh kembali seperti semula dan ia
terus-menerus mengulanginya seperti semula dan ia terus-menerus mengulanginya seperti
pertama kali.”
7
Disebutkan dalam penjelasan hadits ini “Sesungguhnya laki-laki tersebut adalah
orang yang mengambil Al-Qur’an dan ia menolaknya, dan orang yang tidur untuk
meninggalkan shalat wajib.”
Lalu Bagaimana Orang yang Meninggalkan Shalat Secara Mutlak ?
Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat secara keseluruhan
hukumnya kafir keluar dari Islam, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam: “Perbedaan antara kita dengan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat.
Barangsiapa yang meninggalkan shalat maka ia telah kafir.” (HR. At-Tirmidzi -Shahih)
Demikianlah Ukhti, marilah kita bersama-sama berusaha maksimal untuk
memperbaiki shalat kita karena ketahuilah bahwa amalan yang pertama
akan dihisab oleh Allah di akhirat nanti adalah shalat. Dan kita
memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari kehinaan dan kondisi
orang-orang yang di adzab Allah karena lalai dari shalat.
Maraji’:
Setelah Maut Datang Menjemput (Khalid bin Abdurrahman Asy-Syay
Khusyu Dalam Shalat Dan Pengaruhnya Bagi Seorang Muslim
8
Senin, 14 Januari 2013 08:43:09 WIB
KHUSYU DALAM SHALAT DAN PENGARUHNYA BAGI SEORANG MUKMIN
Oleh
Syaikh Abdul Bari ats Tsubaiti
Saya wasiatkan kepada Anda semua dan diri saya sendiri untuk bertakwa
kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:
سلمون� م م� ت� ن�� ا وأ� ل ن� أ� موت�� ه ولا ت�� ت�� ا ق� ق� ت�� ح� وأ أهلل ق� وأ أت�� ن� م� ت*(ن� أ) ذ� ها أل� ي�( ا أ� ي�(
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar
taqwa kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam. [Ali Imran/3 : 102].
عون� ن� ص ا ت�� علم م� ت�( ر وأهلل ب: ك> أ� ر أهلل ك� ذ� ر@ ول� ك من� اء وأل� Gس ح ف� أل� ن� هى ع� ن� P�لاة� ن ن� أل�ص أ�
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan. [al Ankabut/29 : 45]
Pembicaraan tentang shalat membutuhkan pengingatan dan pengulangan,
tidak boleh ada kebosanan untuk mendengarkannya. Karena shalat
merupakan kewajiban yang paling besar pengaruhnya, paling agung
penjelasan dan kebaikannyan dan yang paling berbahaya apabila
9
ditinggalkan. Shalat merupakan tiang agama dan kunci surga Allah.
Barangsiapa yang menjaga shalat, berarti dia telah berpegang dengan
syariat Islam dan mengambil pondasinya. Barangsiapa yang melalaikan
shalat, berarti dia telah melalaikan agamanya dari pondasinya.
Shalat juga merupakan obat yang bisa menyembuhkan penyakit-penyakit
hati, kejelekan jiwa dan penyakit-penyakitnya; bagaikan cahaya yang
menghilangkan pekatnya dosa-dosa dan kemaksiatan. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan dalam sabdanya :
ل Gن كV م� ل� Yذ ال ف�� ء ف�� ى( Gه ش ن� درت�� ى م� ق� ن: b�وأ لا ن ال� ء ف�� ى( Gه ش ن� درت�� ى م� ق� ن: b�ل ن ه� أت� مس مر وم خ�� ل ي�( ه ك� ن� سل م� ت� ع� م ت�( ذك� ح� ات: أ� ن: r�هرأ ن ن� ي�� و أ� م ل� ت� ن�( رأ� أ�ا اي�( ط خ� هن� أل� ي�: و أهلل مح مس ت�( خ� لوأت�@ أل� أل�ص
“Apa pendapat kalian, seandainya ada sungai di depan pintu salah
seorang dari kalian, dia mandi disungai itu lima kali sehari; apakah
ada kotoran/daki yang tersisa?” Mereka menjawab,”Tidak akan ada
kotoran yang tersisa sedikitpun.” Nabi berkata,”Demikianlah permisalan
shalat lima waktu. Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan dengan sebab
shalat.” [HR Muslim]
Hal ini juga dikuatkan oleh hadits tentang keutamaan wudhu, bahwasanya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ه م ه أ� ذت�� وم ول� ه ي�( ن� ئ� هن( ه ك� ن� ئ� ن( ط ن� خ�� رف� م� ص ا أت�� ل أ� ه هلل لن: غ� ف�� �ر ل وف� ه� و له أ� ي( ه� ذ� ال� ذة ي�: ج: ه وم� لن( ى ع� Yن Gن� وأ� مذ أهلل خ ى@ ف�� ل ص ام ف�� و ف�� ن� ه� ا� ف��
Apabila dia berdiri untuk mengerjakan shalat, kemudian memuji dan
10
mengagungkan Allah dengan pujian yang pantas bagi Allah, dia
mengkhusyu’kan hatinya untuk Allah, kecuali dia berpisah dengan
kesalahannya sebagaimana keadaannya pada hari dilahirkan oleh ibunya.
[HR Muslim].
Seperti inilah buah dari ibadah, dan sedemikian besar hasil dari
pelaksanaan ibadah shalat ini, sehingga pantas untuk diperhatian dan
ditegakkan. Mari kita jadikan shalat sebagai penghias hidup kita dan
bisikan hati kita.
Allahu Akbar; Hayya ‘alash shalat; Hayya ‘alal falah (mari kita
kerjakan shalat, mari menuju kebahagiaan), panggilan yang bergema di
segenap penjuru, adzan yang menembus telinga untuk membangunkan jasad
yang bercahaya dengan keimanan dan hati yang khusyu’.
عون� G�اش هم ح�� لاي�� ى( ص� م ف� ت*(ن� ه� ذ� ون� أل� ن� م� مو� لح أل� ف�� ذ أ� ف��
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang
yang khusyu' dalam shalatnya. [al Mukmin/23 : 1-2].
Dengan khusyu’, seseorang yang shalat dapat menyatukan antara
kebersihan lahiriyah dan kebersihan batiniyah, ketika dia berkata
dalam ruku`nya :
ى( ن: ص مى( وع� ظ� ى( وع� خ� ري( وم� ص معى@( وت�: كV س� ع ل� Gش خ��
Khusyu’ kepadaMu pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku dan
11
otot-ototku. [HR Muslim].
Sedangkan dalam riwayat Ahmad :
ذمى( ه ف�� ت�@ ت�: ل ق� ن� ا أس� وم�
Dan ketika terangkatnya kedua kakiku untuk Allah.
Dengan kekhusyu’an, akan diampuni dosa-dosa dan dihapus kesalahan-
kesalahan, dan ditulislah shalat di timbangan kebaikan, sebagaimana
disebutkan dalam Shahih Muslim, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
Vك ل� رة� ود� ب( rب ك� ت� و� م ي�( ا ل� وت: م� ي�� ن� أل�ذ� لها م� ب: ما ق�� ارة� ل� ق� ان��ت� ك� ا ك� ل ها أ� وع� ها ورك� وع� Gش ا وخ�� وءه� سن� وض�� ح ي( ه� ق�� وت�: ن� ك لاة� م� رة ص� ص� خ سلم ت�� أمري� م� ن� ا م� م�ه ل ر@ ك� ه� أل�ذ
Tidaklah seorang muslim mendapati shalat wajib, kemudian dia
menyempurnakan wudhu`, khusyu’ dan ruku’nya, kecuali akan menjadi
penghapus bagi dosa-dosanya yang telah lalu, selama tidak melakukan
dosa besar; dan ini untuk sepanjang masa. [HR Muslim]
Shalat, apabila dihiasi dengan khusyu’ dalam perkataan, dan gerakannya
dihiasi dengan kerendahan, ketulusan, pengagungan, kecintaan dan
ketenangan, sungguh, ia akan bisa menahan pelakunya dari kekejian dan
kemungkaran. Hatinya bersinar, keimanannnya meningkat, kecintaannya
semakin kuat untuk melaksanakan kebaikan, dan keinginannya untuk
12
berbuat kejelekan akan sirna. Dengan khusyu’, bertambahlah munajat
seseorang kepada Rabb-nya, demikian pula kedekatan Rabb-nya kepadanya.
Ahmad, Abu Dawud dan Nasaa-i meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam :
ه ن� رف� ع� ص ت� أت�� ف� ن� أ أل� د� ا� ت� ف�� ف� لن� م ي�( ا ل� ه م� ت�� لا ى( ص� ذ ف� عن: لى أل� لا ع� ن: ف� ل م� ر� وح�: ع� أل أهلل Yر لا ي�(
Senantiasa Allah ‘Azza wa Jalla menghadap hambaNya di dalam shalatnya,
selama dia (hamba) tidak berpaling. Apabila dia memalingkan wajahnya,
maka Allah pun berpaling darinya.
Khusyu’ memiliki kedudukan yang sangat besar. Ia sangat cepat
hilangnya, dan jarang sekali didapatkan. Terlebih lagi pada jaman kita
sekarang ini. Tidak bisa menggapai khusyu’ dalam shalat merupakan
musibah dan penyakit yang paling besar. Rasulullah juga merasa perlu
berlindung darinya, sebagaimana beliau n berdoa :
ع Gش ح� لت: لا ت�( ن� ف�� كV م� عود� ب�: ي( أ� � Äن هم أ� أل�ل
Ya, Allah. Aku berlindung kepadaMu dari hati yang tidak khusyu’. [HR
Tirmidzi]
Dan tidaklah penyimpangan moral menimpa sebagian kaum Muslimin,
kecuali karena shalat mereka bagaikan bangkai tanpa ruh, dan sebatas
gerakan belaka. Ath Thabrani dan selainnya meriwayatkan, bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
13
عا G�اش لا ح�� ها رح�: ن( ى لا ي��ري ق�� ن� وغ خ� Gش ح� أل� ه� م ة ألا� ذ� ن� ه� ع م� رف�� ا ي�( ل م� و أ�
Yang pertama kali diangkat dari umatku adalah khusyu’, sehingga engkau
tidak akan melihat seorang pun yang khusyu’.
Sahabat Hudzaifah Radhiyallahu anhu berkata : “Yang pertama kali
hilang dari agama kalian adalah khusyu’, dan yang terakhir kali hilang
dari agama kalian adalah shalat. Kadang-kadang seseorang yang shalat
tidak ada kebaikannya, dan hampir-hampir engkau masuk masjid tanpa
menjumpai di dalamnya seorang pun yang khusyu’”.
Shalat adalah penenang seorang muslim dan hiburannya, puncak tujuan
dan cita-citanya. Rasulullah berkata kepada Bilal: “Tenangkan kami
dengan shalat”. Beliau bersabda:
لاة� ى( أل�ص ى( ف� ن� bي ة� ع� �ر علت� ف� وج�:
Dan dijadikan penyejuk hatiku dalam shalat. [HR Nasaa-i dan Ahmad]
Shalat menjadi penyejuk hati, kenikmatan jiwa dan surga hati bagi
seorang muslim di dunia. Seolah-olah ia senantiasa berada di dalam
penjara dan kesempitan, sampai akhirnya masuk ke dalam shalat,
sehingga baru bisa beristirahat dari beban dunia dengan shalat. Dia
meninggalkan dunia dan kesenangannya di depan pintu masjid, dia
meninggalkan di sana harta dunia dan kesibukannya untuk membuka
lembaran yang dia sebutkan di dalam hatinya. Masuk masjid dengan hati
yang penuh rasa takut karena mengagungkan Allah mengharapkan
14
pahalaNya.
Abu Bakar ash Shiddiq Radhiyallahu anhu, apabila sedang dalam keadaan
shalat, seolah-olah ia seperti tongkat yang ditancapkan. Apabila
mengeraskan bacaannya, isakan tangis menyesaki batang lehernya.
Sedangkan ‘Umar al Faruq Radhiyallahu anhu, apabila membaca, orang
yang di belakangnya tidak bisa mendengar bacaannya karena tangisannya.
Demikian juga ‘Umar bin Abdul Aziz rahimahullah, apabila dalam keadaan
shalat, seolah-olah ia seperti tongkat kayu. Sedangkan ‘Ali bin Abi
Thalib Radhiyallahu anhu, apabila datang waktu shalat, bergetarlah ia
dan berubah wajahnya. Tatkala ditanya, dia menjawab: “Sungguh sekarang
ini adalah waktu amanah yang Allah tawarkan kepada langit, bumi dan
gunung, mereka enggan untuk memikulnya dan takut dengan amanah ini,
akan tetapi aku memikulnya”.
Di antara manusia ada yang shalat dengan badan dan seluruh
persendiannya, menggerakkan lisannya dengan ucapan, menundukkan
punggung mereka untuk ruku`, turun ke bumi untuk sujud, akan tetapi,
hati mereka tidak bergerak ke arah Allah Sang Pencipta Yang Maha
Tinggi. Mereka menampakkan ketundukan, sedangkan hatinya lari menjauh.
Mereka membaca al Qur`an, akan tetapi tidak meresapinya. Mereka
bertasbih, akan tetapi tidak memahaminya. Mereka berdiri di hadapan
Allah dan di dalam rumahNya, akan tetapi, sebenarnya pandangannya ke
arah pekerjaan mereka, tinggal bersama ruh mereka di tempat tinggal
mereka. Begitulah keadaannya, seseorang telah mengerjakan shalat dalam
waktu yang lama, akan tetapi ia tidak pernah menyempurnakan shalatnya,
meskipun hanya sehari saja; karena ia tidak menyempurnakan ruku’nya,
sujudnya dan khusyu’nya. Barangsiapa keadaannya seperti ini, sungguh
ia tidak bisa mengambil manfaat dari shalatnya, sehingga kadang-kadang
15
ia memakan harta manusia dengan batil, melakukan kerusakan di antara
manusia, melaksanakan amalan yang bertentangan dengan agama dan
akhlak, bahkan dia menjadikan shalat hanya untuk mendapatkan pujian
manusia, untuk menutupi kejahatan kedua tangan dan kakinya.
Saudaraku seiman, hadits berikut ini sebagai renungan, sikapilah
dirimu dengan jujur, agar mampu melihat posisi kita masing. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ها ف� ص ها ت�� Gلن G�عها ي مسها رت�: ها خ�� ذس� عها س� ن: ها س� من� G�شعها@ ت ه ت�� ت�� لا ر ص� Gش ا ع� ل ت: له أ� ت� ا ك� رف� وم� ص ن� ئ( ل ل� ح�: ن� أل�ر أ�
Sesungguhnya seseorang selesai (dari shalat) dan tidaklah ditulis
(pahala) baginya, kecuali sepersepuluh shalatnya, sepersembilannya,
seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya,
seperempatnya, sepertiganya, setengahya.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa Hasan bin ‘Athiah Radhiyallahu anhu
berkata : “Sesungguhnya ada dua orang berada dalam satu shalat, akan
tetapi perbedaan keutamaan (pahala) antara keduanya bagaikan langit
dan bumi”.
Wahai orang yang shalat, sesungguhnya shalat adalah kobaran api
pertempuran bersama setan, pertempuran was-was dan bisikan-bisikan,
karena kita berdiri pada tempat yang agung, paling dekatnya kedudukan
(dengan Allah) dan paling dibenci setan. Kemudian setan menghiasi di
depan pandangamu dengan kesenangan, menawarkan keindahan dan godaan.
Dia juga mengingatkan yang engkau lupakan, sehingga dia merasa senang
ketika shalatmu rusak, sebagaimana baju yang usang, rusak, tidak
16
mendapatkan pahala dan tidak pula mendapatkan keutamaan.
Wahai orang yang shalat, barangsiapa yang menempuh metode Nabi dan
meniti jalan Nabi dalam shalatnya, niscaya dia dapat memperoleh
kekhusyu’an. Untuk bisa meraih khusyu` ada beberapa hal yang bisa
membantunya. Yaitu orang yang akan shalat, hendaknya segera menuju
masjid dengan tenang dan tidak tergesa-gesa, ia telah membersihkan
pakaiannya, mensucikan badannya, mengkosongkan hatinya dari kesibukan
dunia, semerbak harum badannya, meluruskan barisan dan menutup celah
dalam barisan, dan ia tidak mengangkat kepalanya ke langit saat
shalat, karena hal ini terlarang dan bisa menghilangkan kekhusyu’an.
Termasuk yang juga bisa menolong untuk khusyu’ dalam shalat, yaitu
tidak mengganggu orang lain dengan bacaan al Qur`an, tidak shalat
dengan pakaian atau baju yang ada gambarnya, tulisannya, ataupun baju
berwarna-warni yang bisa mengganggunya, dan mengganggu orang lain.
Begitu juga suara-suara yang berasal dari handphone yang mengganggu
kaum Muslimin, sehingga merusak kekhusyu’an. Oleh karena itu janganlah
membawa suara musik yang berdendang di dalam rumah-rumah Allah
tercampur dengan kalam Allah. Kita meminta kepada Allah salamah dan
‘afiyah dari dosa dan kesalahan.
Dari Abu Qatadah Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
وغ ك� ى( أل�ر ه ف� لن: م ص� ت( ف� b�ال لا ت و ف�� ا أ� وده� ح: ها ولا س� وع� م رك� ت� ال لا ن�( ها ف�� شرق�� ف� ت�( ن( وك� ول أهلل ا رش� وأ ي�( ال� ه ف�� ت�� لا شرق� ص� ي( ت�( ذ� ه� أل� اس سرق� وأ� أل�ن� ش� أ�ود ح: وأل�س
17
“Sejelek-jelek pencuri adalah orang yang mencuri shalatnya”. Mereka
bertanya,”Wahai, Rasulullah. Bagaimana seseorang mencuri shalatnya?”
Rasulullah menjawab,”Dia tidak menyempurnakan ruku` dan sujudnya,”
atau ia (Rasulullah) berkata : “Tidak menegakkan tulang punggungnya
ketika ruku’ dan sujud”. [Diriwayatkan oleh Ahmad]
Bertakwalah kepada Alah dengan sebenar-benarnya takwa, dan tanamkan
perasaan kedekatan Allah pada diri kalian, saat sendirian maupun
ketika bersama manusia.
Termasuk hal terbesar untuk bisa tenang dan khusyu’ dalam shalat,
yaitu merenungi dan meresapi makna. Ketika mengucapkan Allahu Akbar,
maka renungkanlah kedalaman pemahamannya dan petunjuknya. Allah Maha
Besar dari setan yang menipunya di dunia. Allah Maha Besar dari nafsu
syahwat, harta, kedudukan dan anak. Maka mantapkan dan tanamkan ke
dalam hati, kemudian laksanakan segala konsekwensinya.
Juga renungkanlah pahala yang besar pada setiap bacaan al Fatihah,
bacaan ruku`ataupun bacaan-bacaan shalat lainnya. Renungkanlah pahala
yang besar, di antaranya apabila imam mengucapkan
ن� ي( ال� هم ولا أل�ص� لن( وت: ع� ص� مغ� ر أل� ب( غ�
(bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai, bukan pula jalannya
orang-orang yang sesat), maka para malaikat mengucapkan “Amiin”.
Barangsiapa yang ucapan aminnya bersamaan dengan ucapan amin para
malaikat, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Begitu pula
18
renungkanlah pahala-pahala yang agung, serta keutamaan-keutamaan besar
lainnya saat berdiri, duduk, dzikir-dzikir ruku’ dan sujud.
Barangsiapa yang merenunginya, dia akan yakin dengan rahmat Allah,
sesembahannya.
Termasuk yang bisa mengantarkan kepada khusyu’, yaitu wasiat
Rasulullah yang kekal : “Shalatlah dengan shalat orang yang akan
berpisah (dengan dunia)”.
(Diangkat berdasarkan khuthbah Jum’at Syaikh Abdul Bari ats Tsubaiti
di Masjid Nabawi, Madinah al Munawwarah, pada tanggal 16 Rajab 1426
H).
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XI/1428/2007M. Penerbit
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
19
Keutamaan Sholat Khusyu
لاة� « » ى( أل�ص ى( ف� ن� bي ة� ع� �ر عل ف� ، وج�: ت: ت( ساء وأل�ط ا أل�ن� ن( Yن� ن� أل�ذ م� لي( : أ� ول أهلل ال رش� ال: ف�� س ف�� ت�� ن� أ� ع�
ت: ت: خ�Dari Anas bin Malik rahimahullah bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Allah menjadikan
aku mencintai dari (urusan-urusan) dunia (yaitu kepada)
perempuan (istri-istri beliau ) dan minyak wangi, tapi Allah
menjadikan qurratul ‘ain (penyejuk/penghibur hati) bagiku pada
(waktu aku melaksanakan) shalat”[1].
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan besar bagi
seorang hamba yang melaksanakan shalat sesuai dengan
petunjuk yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya , dan bahwa
inilah yang menjadi sumber kebahagiaan utama bagi hati
manusia.
20
Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa shalat yang akan menjadi
penyejuk hati bagi manusia adalah shalat yang dilaksanakan
dengan khusyu’. Beliau berkata: “Khusyu’ dalam shalat
hanyalah akan diraih oleh orang yang hatinya tercurah
sepenuhnya kepada shalat (yang sedang dikerjakannya), dia
hanya menyibukkan diri dan lebih mengutamakan shalat
tersebut dari hal-hal lainnya. Ketika itulah shalat akan
menjadi (sebab) kelapangan (jiwanya) dan kesejukan
(hatinya), sebagamana sabda Rasulullah dalam hadits riwayat
imam Ahmad dan an-Nasa-i, dari Anas bin Malik t bahwa
Rasulullah bersabda…Beliau menyebutkan hadits di atas”[2].
Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari
hadits ini:
Allah mensyariatkan ibadah bagi manusia untuk menjadikan
mereka meraih kebahagiaan hidup yang hakiki lahir dan batin,
serta merasakan ketenangan dan ketentraman hati, bukan untuk
menjadi beban dan kesusahan bagi mereka.
Imam Ibnul Qayyim berkata: “Bukanlah tujuan utama dari semua
ibadah dan perintah (Allah dalam agama Islam) untuk
memberatkan dan menyusahkan (manusia), meskipun hal itu
(mungkin) terjadi pada sebagian dari ibadah dan perintah
21
tersebut sebagai (akibat) sampingan, karena adanya sebab-
sebab yang menuntut kemestian terjadinya hal tersebut, dan
ini merupakan konsekwensi kehidupan di dunia. Semua perintah
Allah (dalam agama Islam), hak-Nya (ibadah) yang diwajibkan-
Nya kepada hamba-hamba-Nya, serta semua hukum yang
disyariatkan-Nya (pada hakekatnya) merupakan qurratul ‘uyuun
(penyejuk/penghibur jiwa), serta kesenangan dan kenikmatan
bagi hati (manusia), yang dengan (semua) itulah hati akan
terobati, (merasakan) kebahagiaan, kesenangan dan
kesempurnaan di dunia dan akhirat. Bahkan hati (manusia)
tidak akan merasakan kebahagiaan, kesenangan dan kenikmatan
yang hakiki kecuali dengan semua itu”[3].
Rasulullah mencintai perkara dunia yang dihalalkan bagi
beliau, tapi kecintaan beliau kepada Allah dan mendekatkan
diri kepada-Nya melebihi segala sesuatu yang ada di dunia
ini.
Keutamaan shalat yang disebutkan dalam hadits ini juga
berlaku bagi umat Rasulullah sesuai dengan tingkat
kesempurnaan iman mereka, meskipun tentu saja Rasulullah
yang mendapatkan bagian yang paling sempurna dari keutamaan
tersebut[4].
Inilah makna kemanisan dan kelezatan iman, yang disebutkan
dalam hadits-hadits yang shahih, misalnya sabda beliau :
“Ada tiga sifat, barangsiapa yang memilikinya maka dia akan 22
merasakan manisnya iman (kesempurnaan iman): menjadikan
Allah dan rasul-Nya lebih dicintai daripada (siapapun)
selain keduanya, mencintai orang lain semata-mata karena
Allah, dan merasa benci (enggan) untuk kembali kepada
kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah sebagaimana enggan
untuk dilemparkan ke dalam api”[5].
Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda: “Akan merasakan
kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha kepada Allah
sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta (nabi)
Muhammad sebagai rasulnya”[6].
Ini pulalah yang merupakan makna ucapan bebarapa ulama Ahlus
sunnah tentang kenikmatan ketika beribadah kepada Allah .
Misalnya ucapan salah seorang dari mereka: “Sungguh kasihan
orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan
meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan
kenikmatan yang paling besar di dunia ini”, maka ada yang
bertanya: “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia
ini?”, Ulama ini menjawab: “Cinta kepada Allah, merasa
tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk
bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan
mengamalkan ketaatan kepada-Nya”[7].
Ulama salaf yang lain berkata: “Seandainya para raja dan
pangeran mengetahui (kenikmatan hidup) yang kami rasakan
(dengan mencintai Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya),
23
niscaya mereka akan berusaha merebut kenikmatan tersebut
dari kami dengan pedang-pedang mereka”[8].
Bahkan inilah makna ‘surga dunia’ yang sesungguhnya.
Sebagaimana dalam ucapan yang populer dari Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyyah, beliau berkata: “Sesungguhnya di dunia ini
ada jannnah (surga), barangsiapa yang belum masuk ke dalam
surga di dunia ini maka dia tidak akan masuk ke dalam surga
di akhirat nanti”[9].
ن� ن� أل�خمذ ل�له رت: أل�عال�مي( ا أ� ر دعوأي�� خ�� ، وأ) ن� معي( خ�: ه أ� له وص�حن: ا م�خمذ@ وأ) ن� bئ ن: ارك�V ع�لى ن�� وص�لى أل�له وس�لم وي�:
Kota Kendari, 5 Muharram 1435 H
Abdullah bin Taslim al-Buthoni
sumber : http://manisnyaiman.com
Artikel : www.kajiansunnah.net
[1] HR Ahmad (3/128), an-Nasa-i (7/61) dan al-Hakim (2/174),
dinyatakan shahih oleh Imam al-Hakim dan disepakati oleh Imam
adz-Dzahabi, juga dinyatakan shahih oleh Imam Ibnu Hajar
al-‘Asqalani (Fathul Baari 11/345) dan Syaikh al-Albani
(Shahiihul jaami’ no. 3124).
[2] Kitab “Tafsir Ibnu Katsir” (3/319).
24
[3] Kitab “Ighaatsatul lahfaan” (hal. 75-76 – Mawaaridul
amaan).
[4] Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (3/348).
[5] HSR al-Bukhari (no. 16 dan 21) dan Muslim (no. 43).
[6] HSR Muslim (no. 34).
[7] Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab “Igaatsatul
lahfaan” (1/72).
[8] Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab “al-Waabilush
shayyib” (hal. 70).
[9] Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab “al-Waabilush
shayyib” (hal. 69).
25