Post on 20-Jan-2023
THRESHER (MESIN PERONTOK PADI)
I. Latar Belakang
Mekanisasi pertanian pada era modern ini semakin
dikembangkan. Mekanisasi pertanian sangat berhubungan
dengan peningkatkan produktifitas hasil pertanian.
Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan
akan bahan pangan semakin menigkat, oleh karena itu
mekanisasi pertanian merupakan salah satu langkah
strategis untuk meningkatkan produktifitas hasil pangan
dan mengurangi nilai losses pada proses pemanenan.
Penanganan pasca panen merupakan langkah yang
strategis dalam meningkatkan produktifitas pangan. Hal
ini salah satunya dikarenakan dapat mengurangi nilai
losses pada saat pemanenan. Seperti halnya penanganan
pasca panen pada tanaman padi. Pada saat masih
menggunakan alat-alat tradisional, masih banyak nilai
kehilangan yang terjadi baik pada saat pemanenan sampai
perontokaan butir-butir padi. Akan tetapi setelah
dikembangkan dengan mekanisasi pertanian, nilai losses
dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga nilai
kerugian pertani dapat berkurang.
Pada umumnya permasalahan penanganan pasca penen
tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran dan pemahaman
pertani akan penanganan pasca penen yang baik dan
benar, sehingga masih tingginya nilai
kehilangan(losses) pada gabah/beras.
Usaha untuk menghilangkan nilai kehilangan pada
saat penanganan pasca panen dengan mekanisasi
pertanian, salah satunya Thresher. Thresher merupakan
alat untuk merontokkan padi. Alat ini membantu petani
untuk memisahkan gabah dengan jeraminya. Alat ini
sangat efektif digunakan karena tenaga yang digunakan
lebih sedikit dan nilai kehilangannya kecil.
II. Kajian Pustaka
II.1 Thresher (Alat Perontok Padi)
Thresher adalah alat perontok benih padi.
Perontokan merupakan bagian integral dari proses
penanganan pasca panen padi, dimana padi yang telah
layak dipanen dirontokkan untuk memisahkan bulir-bulir
padi jeraminya. Prinsip kerja thresher ini adalah
dengan memukul bagian tangkai padi (jerami) sehingga
bulir-bulir terlepas. Alat ini merupakan alat bantu
bagi tenaga kerja untuk memisahkan gabah dengan
jeraminya. Terdapat dua jenis thresher berdasar alat
penggeraknya yaitu :
1. Semi mekanis, dengan menggunakan pedal (pedal
thresher)
2. Mekanis dengan mesin (power threser).
Penggunaan threser untuk merontok padi tidak dapat
dipisahkan dengan perkembangan varietas unggul baru
berumur pendek dan mudah rontok. Mesin perontok padi
dikenal juga dengan Power Thresher adalah jenis mesin
perontok yang telah terbukti handal dan sangat cocok
dengan berbagai jenis lahan persawahan di Indonesia.
Mesin perontok jenis ini telah banyak digunakan oleh
banyak petani karena keunggulannya yang praktis dan
mudah dipindahkan dari lahan satu lainnya. Alat ini
digerakkan dengan mesin bertenaga diesel.
Adapun besarnya daya threser yang di butuhkan
proses perontokan padi dipengaruhi oleh ukuran, bentuk
dan stuktur jaringan pada bulir-bulir yang akan
dirontokkan. Variable-Variable lain yang mempengaruhi
seperti berat gabah, tingkat kemasakan, kadar air dan,
varietas padi. Mekanisme perontokan padi yang
memisahkan gabah dengan tangkainya terutama terdiri
atas selinder yang berputar dan cekungan-cekungan.
Suatu penyalur pemukul biasanya ditempatkan di depan
silinder dan ujung atas. Dari penyalur pengangkat untuk
membantu penyaluran dalam pemasakan bulir-bulir ke
mekanisme perontokan. Gabah akan dipisahkan dari
batangnya atau jerami melalui blower yang menghasilkan
angin. Angin ini bisa menjadikan suatu daya untuk dapat
memisahkan antara butir padi dan jerami. Butir padi
yang penuh isinya akan dikeluarkan dibawah thresher,
sedangkan jerami dan gabah yang kosong akan dipisah
dari gabah yang diisi. Alat pengatur untuk pengubah
kecepatan (Rpm) yang disesuaikan dengan jenis padi.
II.1 Fungsi Thresher
Funsi thresher adalah untuk merontokkan padi atau
memisahkan biji padi dari malainya. Baik pedal thresher
maupun power thresher memiliki fungsi yang sama.
Perbedaannya adalah power thresher merupakan alat
perontok padi dengan tenaga penggerak menggunakan engine
sedangkan pedal thresher menggunakan tenaga manusia.
Kelebihan dari power thresher dibandingkan dengan alat
perontok lainnya adalah kapasitas kerja dan
efisiensinya lebih besar.
II.2 Proses Perontokan
Perontokan merupakan tahap penanganan pasca panen
setelah pemotongan dan penumpukan. Pada tahap
perontokan biasanya para petani akan kehilangan hasil
akibat ketidaktepatan dalam melakukan perontokan,
dimana hasil perontokan yang kurang efektif dapat
mencapai lebih dari 5%. Oleh sebab itu cara perontokan
padi telah mengalami perkembangan dari zaman ke zaman.
Dalam hal memudahkan dan memaksimalkan hasil perontokan
padi dengan menggunakan mesin Power Thresher, telah
memberikan suatu inovasi terbaru yang dapat menekan
proses kehilangan hasil padi sekitar 3%.
II.3 Konstruksi Alat Thresher
II.3.1 Konstruksi Power Thresher
Gambar 1. Power Thresher Model TK PTH 1000
II.3.1.1 Spesisikasi Alat :
Kapasitas Input Minimum : 1100 – 1300 Kg/Jam
Kapasitas Perontokan Minimum : 600 – 800 Kg/Jam
Dimensi Keseluruhan : 1900 x 1100 x 1400
Dimensi Silinder Perontok : 565 x Ø 265
mm
Jumlah Gigi Perontok Minimum : 60 Buah
Konstruksi Rangka : Besi Siku minimum
40x40x4 mm
Bobot Kosong : 130 Kg
Bobot Motor penggerak : 16 Kg
Jenis Motor Penggerak : Motor Bensin Honda
GX 200 - 6.5 HP
Bahan Bakar : Bensin
Tingkat Kebersihan Minimum : 97%
Efisiensi Perontokan Minimum : 100%
Kehilangan Hasil Maksimum : 6.1 %
Peningkatan Gabah Rusak : Maksimum 2%
II.3.1.2 Bagian-Bagian Alat Power Thresher
Gambar 2. Kerangka Power Thresher
Bagian-bagian dari Power Thresher terdiri dari :
a. Kerangka utama terbuat dari besi siku, ukuran 40
mm x 40 mm x 4 mm dan plat lembaran baja lunak
tebal 1 – 3 mm, berfungsi sebagai dudukan komponen
lainnya.
b. Silinder perontok terbuat dari besi strip dengan
diameter berjajar berkeliling membentuk silinder
dengan diameter 30 – 40 cm dan lebar 40 – 60 cm.
Di sisi kiri dan kanan ditutup dengan lembaran
bulat tebal 2 – 3 mm. Pada besi strip yang
melintang tersebut terpasang gigi perontok yang
terbuat dari besi as baja 10 mm, panjang 50 – 60
a bc
d
e
f
g
h
i
mm diperkuat dengan mur. Jumlah gigi perontok
minimum 60 buah. Diameter poros perontok 25 mm,
pada kedua ujung poros diberi bantalan ball
bearing yang posisinya duduk pada kerangka utama.
Putaran silinder perontok untuk merontokan padi
adalah 600 – 800 RPM. Selinder perontok berfungsi
sebagai pemisah antara gabah dengan jerami.
c. Dalam ruang silinder terdapat sirip pembawa,
saringan perontok dan pelat pendorong jerami.
Sirip pembawa terletak di bagian atas silinder
perontok, terletak menempel pada tutup atas
perontok. Sirip ini berfungsi untuk mengarahkan
jerami ke pintu pengeluaran jerami di sebelah
belakang mesin perontok. Sirip pembawa terbuat
dari plat lembaran dengan tebal 1 – 2 mm. Jaringan
perontok terletak di sebelah bawah silinder
perontok, terbuat dari kawat baja atau besi baja
0,6 – 8 mm bersusun menjajar, membentuk setengah
lingkaran, jarak antar besi baja adalah 18 – 20 mm
dan jarak antara ujung gigi perontok dan jaringan
minimal 15 mm. Pelat pendorong jerami terpasang
pada silinder perontok yang tak terpasang gigi
perontok. Bagian ini terbuat dari besi plat tebal
2 – 3 mm dengan ukuran 15 – 15 mm. Pelat pendorong
jerami berfungsi sebagai pendorong jerami agar
bisa keluar silinder perontok.
d. Ayakan terletak di sebelah bawah saringan
perontok, ukuran ayakan 45 mm x 390 mm, terbuat
dari plat lembaran tebal 1,5 – 2 mm. Ayakan
terdiri dari 2 tingkat. Bagian atas berlubang-
lubang dengan ukuran 13 mm x 13 mm dan bagian
bawah rata. Ayakan ini bergerak maju mundur dan
naik turun melalui sitem as nocken. Ayakan ini
berfungsi sebagai pemisah antara gabah dengan
jerami. Gabah akan jatuh ke bawah sedangkan jerami
akan keluar lewat atas.
e. Kipas angin terbuat dari plastik dengan jumlah
daun kipas 5 – 7 buah. Kipas berfungsi sebagai
pemisah atara gabah isi dan gabah kosong.
f. Unit transmisi tenaga, melalui puller dan V belt
untuk meneruskan putaran dari motor penggerak ke
silinder perontok, kipas angin dan gerakan ayakan.
Tipe V belt yang digunakan adalah tipe B.
g. Roda, berjumlah dua buah yang berfungsi sebagai
mobilitas alat ke tempat yang dituju.
h. Penutup Silinder, berfungsi sebagai penahan
perontokan jerami dan gabah.
i. Mesin penggerak, berfungsi sebagai motor penggerak
alat.
II.3.2 Konstruksi Pedal Thresher
Gambar 3. Pedal Thresher Model Lipat
II.3.2.1 Spesifikasi Alat :
Kapasitas kerja perontokan : 90 –120 kg/jam
(GKP)
Tingkat kebersihan : 95-96 %
Prosentase gabah tidak terontok : 0,66 %
Berat total alat : 18 kg
Sistim pengumpanan : dipegang (hold on) dan ideal
untuk dioperasikan oleh satu orang operator.
II.3.2.2 Bagian utama thresher padi pedal model lipat
(pedal thresher lipat) terdiri dari:
Gambar 4. Komponen Rakitan Silinder Perontok
1) Rangka utama, terdiri dari dua rakitan kerangka
dari bahan konstruksi dengan sebagian besar dari
pipa besi yang dikaitkan pada posisi tertentu
Silinderperontok
RodaSilinderperontok
sebagai titik putar antara kedua rakitan kerangka
tersebut;
2) Silinder perontok, terbuat dari bahan papan kayu di
sisi kiri dan kanan serta kisi-kisi kayu tebal 30
mm lebar 50 mm sebagai tempat kedudukan gigi
perontok berbahan besi beton Ø 5 mm berbentuk huruf
"V" terbalik;
3) Sistim penyalur daya putaran, yang terdiri dari as
bagian belakang roda sepeda lengkap dengan gir
(free-wheel sprocket). As dipotong pada bagian
tengah dan as dalam disambung dengan besi beton Ø
10 mm sepanjang lebar silinder perontok, sedangkan
potongan as bagian luar yang tanpa gir dipasang
pada titik pusat bagian luar papan silinder
perontok sebelah kiri dan potongan as bagian luar
yang dilengkapi dengan gir dipasangkan di sebelah
kanan;
4) Tuas pedal, terbuat dari pipa besi dilengkapi
dengan papan pedal di salah satu ujung pipa dan
ujung pipa yang lain dikaitkan pada salah satu
ujung rantai sepeda yang dilingkarkan pada bagian
atas gir, sedangkan ujung rantai yang lain
disambung dengan karet bekas ban dalam sepeda yang
selanjutnya bagian ujung lain dari karet ban
diikatkan pada kerangka di dekat papan pedal;
5) Papan penyalur gabah, terbuat dari kayu lapis tebal
9 mm dengan kerangka terbuat dari besi beton Ø 8 mm
dan papan ini juga berfungsi sebagai penahan kedua
kerangka utama pada saat alat dibuka atau
diberdirikan;
6) Penutup dan tatakan, bisa dilepas dari rangka utama
dan dilipat seperti kipas atau kanvas penutup atas
becak. Penutup terbuat dari bahan plastik sak
pupuk yang dijahitkan pada bilah bilah plat strip;
7) Roda, bisa dipasang atau dilepas dari rangka utama
terbuat dari kayu silinder Ø 120 mm panjang 200 mm
dengan as dari besi beton yang dikaitkan ke garpu
dan rangka pipa besi. Untuk mempercepat pembuatan
dan pemasangan gigi perontok dengan tetap
mempertahankan keseragaman bentuk "V" dan dengan
ketinggian yang sama pada saat di pasang pada
silinder perontok, maka diperlukan alat bantu (jig
and fixture). Sedangkan cara membuat komponen
rakitan silinder perontok lihat gambar 4.
II.4 Cara Kerja Alat
II.4.1 Power Thresher
Prosedur sebelum pemakaian
1) Taruhlah mesin ditempast yang rata, dekat dengan
tumpukan hasil yang akan dirontok, bila perlu
taruhlah alas terpal atau lembaran plastik di bawah
mesin, untuk mengurangi susut karena tercecer.
2) Taruhlah dan posisikan mesin sedemikian rupa
sehingga kotoran akan keluar searah dengan
arah angin.
3) Untuk mengurangi susut tercecer posisikan mesin
menghadap dinding atau buatlah dinding buatan
berupa lembaran plastic atau anyaman bambu didepan
mesin sedemikian rupa sehingga butiran bijian yang
terlempar dapat dikumpulkan.
4) Bukalah penutup mesin dan periksalah : drum, semua
gigi perontok, konkaf, bersihkan bagian dalam mesin
dari kotoran dan benda asing yang sekiranya akan
mengganggu dan merusak mesin dan juga berbahaya
bagi operator. Putarlah drum perontok dengan tangan
sehingga yakin tidak ada yang lepas atau
bersentuhan atau bergesekan.
5) Periksalah ketegangan dan garis lini sabuk pulley,
bila sabuk tidak dalam satu garis lini dan
ketegangan tidak tepat maka sabuk pulley akan cepat
rusak sebelum waktunya. Untuk permukaan pulley yang
kasar sebaiknya diamplas dan bila pulley retak,
sebaiknya segera diganti.
6) Lumasilah semua bantalan dengan minyak pelumas atau
pasta pelumas, periksa juga secara menyeluruh
terhadap kemungkinan adanya mur, baut yang kendor.
Periksalah mesin apakah sudah cukup oli dan bahan
bakarnya.
Cara Kerja Mesin Perontok Padi
1) Setelah semuanya siap, star atau hidupkan mesin,
biarkan sebentar mesin tanpa muatan. Periksalah
posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai
bergeser akibat getaran atau berpindah tempat.
2) Setelah mesin dihidupkan, atur putaran rpm
(silinder perontok) sesuai dengan yang diinginkan
untuk merontok padi.
3) Letakan bahan yang akan dirontokan
(padi,Jagung,kedelai) diwadah penampung didekat
Pintu input (pemasukan).
4) Putaran silinder perontok akan menghisap jerami
padi / jagung / kedelai yang dimasukan dari pintu
input (pemasukan).
5) Jerami akan berputar-putar didalam ruang perontok,
tergesek terpukul dan terbawa oleh gigi perontok
dan sirip pembawa menuju pintu pengeluaran jerami.
6) Butiran padi yang rontok dari jerami akan jatuh
melalui saringan perontok.
7) Jerami hasil perontokan padi akan terdorong menuju
pintu pengeluaran jerami.
8) Butiran padi, potongan jerami dan kotoran yang
lolos dari saringan perontok akan jatuh ke bagian
penampung kotoran dan akan bergerak kearah depan
dengan menggunakan tenaga getaran yang ditimbulkan
oleh motor penggerak, kemudian kotoran yang jatuh
akan dihembuskan keluar oleh kipas penghembus angin
yang terdapat dibagian bawah power thresher.
9) Apabila proses perontokan telah selesai, mesin
harus segera dibersihkan (terutama bagian dalamnya)
untuk disimpan ditempat yang bersih dan kering,
bila perlu diberi selimut agar tidak berkarat.
Menyimpan mesin dalam keadaan kotor akan
menjadikannya mesin sebagai sarang hama dan
penyakit.
II.4.2 Pedal Thresher
Proses melipat (asumsi arah menghadap seperti pada
diagram)
1) Lepas penutup dengan mencabut dari dudukannya dan
kemudian dilipat seperti menutup kipas tangan (1);
2) Pasangkan roda yang semula tempat penutup
terpasang;
3) Injak pipa dudukan kerangka utama depan (titik P)
dengan kaki kanan sebagai titik putar, kemudian
pegang ujung pipa kerangka utama bagian atas dan
angkat/putar ke arah seperti tanda panah ke kanan
(2) dan rebahkan ke tanah (3). Pada saat pipa
kerangka utama diputar ke kanan, dengan sendirinya
papan peluncur gabah yang terkait pada pipa
kerangka belakang akan terlepas dan akan terdorong
ke kiri (4). Pada posisi thresher rebah di tanah,
papan peluncur gabah dan pipa kerangka utama
belakang akan tertumpang di atas pipa kerangka
utama depan dan keseluruhan alat yang telah
terlipat bertumpu pada roda dan ujung lainnya untuk
stang pengendali;
4) Tumpangkan penutup di atas thresher yang telah
dilipat;
5) Angkat pipa kerangka utama bagian depan (5) sebagai
stang kendali, sehingga alat bertumpu pada roda di
bagian ujung lainnya.
Cara membuka, adalah kebalikan dari cara melipat :
1) Sisi roda angkat ke atas dan sisi stang kendali di
bawah;
2) Pada kondisi berdiri, tumpukan alat pada stang
kendali kemudian geser kerangka belakang
menggunakan kaki kiri sampai papan peluncur gabah
mengkait pada kerangka belakang;
3) Lepas roda dan pasang penutup.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel Suryoputro. 2009. PENGGUNAAN THRESHER PADI PEDALMODEL LIPAT SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MENGURANGI SUSUTPANEN PADI. Dalam : Diakses padahttp://mawanpurbasidadolog.blogspot.com/2012/06/laporan-praktikum-mekanisasi.html. Diaksespada Senin, 24 Maret 2014 pukul 10.00 WIB.
Purba dermawan. 2012. Pemanenan dan Perontokan Gabah.Dalam :http://mawanpurbasidadolog.blogspot.com/2012/06/laporan-praktikum-mekanisasi. html. Diakses padaSenin, 24 Maret 2014 pukul 20.00 WIB.