Bab 3 Metodologi Penelitian

Post on 21-Feb-2023

3 views 0 download

Transcript of Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1

Bangil. Peneliti memilih sekolah tersebut karena

tersedia sarana yang mendukung pelaksanaan

pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik

menggunakan metode discovery inquiry, di mana masing-

masing siswa memiliki buku teks sendiri yang

diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang

diberikan guru, baik di dalam kelas maupun diluar

kelas.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester I

Tahun Ajaran 2015/2016. Waktu penelitian

menyesuaikan dengan waktu penyampaian pelajaran

Dasar dan Pengukuran Listrik untuk materi Muatan

Listrik di sekolah tempat penelitian, yakni antara

bulan Juli-Agustus 2015.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode

eksperimen. Metode eksperimen adalah metode

penelitian dengan memberikan perlakuan tertentu

pada sampel penelitian. Menurut Solso & MacLin

(2002), penelitian eksperimen adalah suatu

penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu

variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari

hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian

eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu

hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan,

maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang

dikenakan perlakuan.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan

pengaruh model pembelajaran Discovery Learning

pada mata pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Quasi Experimental Design yang bertujuan

untuk mengetahui suatu gejala atau  pengaruh yang

timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan

tertentu. Contoh khusus dari penelitian eksperimen

adalah adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari

penelitian eksperimen adalah adanya percobaan atau

trial.  Percobaan ini berupa perlakuan atau

intervensi terhadap suatu variable. Dari perlakuan

tersebut diharapkan terjadi perubahan atau

pengaruh terhadap variable yang lain.

Eksperimen kuasi adalah eksperimen yang

memiliki perlakuan (treatments), pengukuran-

pengukuran dampak (outcome measures), dan unit-

unit eksperiment (experimental units) namun tidak

menggunakan penempatan secara acak. Pada

penelitian lapangan biasanya menggunakan rancangan

eksperiment semu (kuasi eksperimen). Desain tidak

mempunyai pembatasan yang ketat terhadap

randomisasi, dan pada saat yang sama dapat

mengontrol ancaman-ancaman validitas. Di sebut

eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau

tidak memiliki cir-ciri rancangan eksperimen yang

sebenarnya, karena variabel-variabel yang

seharusnya dikontrol atau di manipulasi.Oleh sebab

itu validitas penelitian menjadi kurang cukup

untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.

Penelitian Quasi Experimental adalah untuk

memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi

informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen

yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak

memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi

semua variabel yang relevan. Bentuk penelitian ini

dipilih karena objek penelitian ini adalah siswa,

sehingga tidak mungkin untuk membuat kondisi objek

dari kedua kelompok sama. Artinya ada variabel

yang kondisinya tidak mungkin dibuat sama,

diantaranya tingkat kecerdasan siswa, keadaan

sosial ekonomi, dan motivasi belajar siswa.

Pada permasalahan penggunaan model pembelajaran

discovery Learning pada mata pelajran Dasar dan

Pengukuran Listrik menggunakan rancangan Time Series

Design yang menggunakan rancangan sebagai berikut:

O 1 O 2 O 3 O 4 X O 5 O 6 O 7 O 8

Keterangan:

O1 = Pretest Uji Validitas

O2 = Pretest Uji Skala Kecil

O3 = Prestest uji Skala Luas

O4 = Pretest Implementasi

X = Penggunaan Treatment

O5 = Postest Uji Validitas

O6 = Postest Uji Skala Kecil

O7 = Postest Uji Skala Luas

O8 = Postest Implementasi

Gambar 1 Proses time series

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek

penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua

elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi atau

studi populasi atau study sensus (Sabar, 2007).

Menurut Sugiyono pengertian populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono,2011:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas X Teknik Listrik SMK Negeri 1 Bangil

di Kabupaten Pasuruan semester I Tahun Ajaran

2015/2016. Jumlah total kelas X Teknik Listrik di

sekolah ini adalah empat kelas, yaitu kelas XTLa,

XTLb, XTLc, dan XTLd.

Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau

jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada

pada populasi, missal karena keterbatan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil

sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari

sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk

populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul representative

(Sugiyono,2011).

Sampel penelitian ini adalah 1 kelas yaitu

kelas XTLa yang jumlah siswanya sebanyak 40 siswa.

Dalam penelitian ini sampel tersebut memiliki

keadaan awal yang sama. Teknik pengambilan sampel

tersebut adalah teknik cluster random sampling yakni

teknik pengambilan sampel penelitian secara acak

dari populasi yang terdiri atas cluster-cluster

tertentu, dalam hal ini terdiri atas kelas-kelas.

D. Identifikasi Variabel

Berdasarkan masalah “Penggunaan Model

Pembelajaran Discovery Learning pada Mata

Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik untuk

meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X di Smk

Negeri 1 Bangil”.

Dalam penelitian ada dua variabel penelitian,

yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Berikut

ini akan diuraikan kedua variabel tersebut.

Variabel Bebas

Variabel independennya (x) atau variabel yang

dapat berdiri sendiri atau tidak terikat dengan

variabel yang lain. Dalam masalah ini yaitu

variabel : metode pembelajaran.

1) Definisi operasional

Metode pengajaran adalah cara yang teratur dan

terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dan

cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan pembelajaran, guna mencapai tujuan

pembelajaran yang ditentukan.

2) Skala pengukuran

Skala pengukurannya adalah nominal dengan

menggunakan modelpembelajaran discovery learning.

Variabel dependennya (y) atau variabel yang

terikat dengan variabel laennya dan tidak dapat

berdiri sendiri. Yang termasuk variabel

dependen yaitu prestasi belajar siswa kelas x.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

kemampuan kognitif Dasar dan Pengukuran

Listrik. yang dimiliki siswa.

1) Definisi operasional

Kemampuan kognitif Dasar dan Pengukuran Listrik

adalah kemampuan siswa untuk mengetahui,

memahami, mengaplikasi, mensintesis,

menganalisis, dan mengevaluasi suatu materi

pelajaran. Indikator pengukurannya adalah hasil

ulangan.

2) Skala pengukuran

Skala pengukurannya adalah interval dengan

skala nilai dari 0 sampai 100.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian pada gambar 1

yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut

1) Observasi sekolah

Observasi sekolah berguna untuk melihat kondisi

lapangan seperti berapa kelas yang ada, jumlah

siswanya, cara mengajar guru elektro selama ini

2) Membuat perangkat pembelajaran berupa RPP, modul,

dengan menggunakan model pembelajaran discovery

Learning.

3) Menyiapkan instrumen penelitian berupa tes

prestasi belajar sekaligus aturan penskorannya

serta angket tanggapan siswa

4) Melakukan validasi instrument dan perbaikan

instrument

5) Melakukan uji coba soal tes dan menghitung

relibilitasnya

6) Mengadakan Pre test materi

7) Melaksanakan perlakuan dengan menggunakan model

discovery learning.

8) Mengadakan Post test materi dasar dan pengukuran

listrik.

9) Menganalisis data.

10) Membuat kesimpulan.

F. Teknik dan Alat Pengumpul Data

Ada tiga teknik yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu teknik dokumentasi, teknik tes, teknik

angket yang masing-masing akan dijelaskan sebagai

berikut:

1) Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik penelitian

yang menggunakan dokumen yang sudah ada sebagai

sumber data. Dalam hal ini, sumber data

tersebut untuk mengetahui jumlah siswa dan

keadaan awal Dasar dan Pengukuran Listrik yang

dimiliki siswa.

2) Tes

Test adalah serentetan pertanyaanatau latihan

serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Tes disini dilakukan

dua kali, sebelum dan sesudah diterapkannya

model discovery learning.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes tertulis berbentuk esai. Tes ini

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam

menguasai materi bahan kimia dalam keseharian.

Tes yang digunakan berbentuk esai berjumlah 8

soal. Pertimbangan menggunakan tes berbentuk

esai karena mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Mudah disiapkan dan disusun.

b. Tidak memberi banyak kesempatan untuk

berspekulasi atau untung-untungan.

c. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan

pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat

yang bagus.

d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan

caranya sendiri.

e. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami

sesuatu masalah yang diteskan.

f. Tes esai dapat memperkecil kerja sama antar

siswa sewaktu mengerjakan soal. (Arikunto,

2005).

Adapun langkah-langkah penyusunan tes adalah

sebagai berikut :

a. Menelaah kurikulum/silabus yang digunakan

b. Membuat kisi-kisi soal Pre test dan Post test

c. Membuat butir soal

d. Membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran

e. Mengembangkan tes yang telah disusun untuk

penyempurnaan lebih lanjutdengan

mengkonsultasikan test yang telah disusun

kepada dosen pembimbing, dan guru elektronika

agar mendapat pertimbangan.

f. Dilakukan validasi soal

g. Melaksanakan uji coba untuk melihat

reliabilitas tes

h. Menggunakan instrumen tes yang disusun untuk

penelitian

Tes diberikan sebelum pembelajaran (Pre test)

dan sesudah pelaksanaan pembelajaran (Post test)

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes

yang diberikan sebelum pembelajaran dimaksudkan

untuk melihat kemampuan awal siswa, sedangkan

tes akhir dimaksudkan untuk melihat pengaruh

pembelajaran terhadap hasil belajar siswa

3) Teknik Angket

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau

pernyataan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau segala sesuatu

diketahui responden. Angket dalam penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas

belajar Dasar dan Pengukuran Listrik siswa.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari dua yaitu

instrumen tes dan angket, yang masing-masing akan

dibahas sebagai berikut:

1. Instrumen Tes

Tes digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil

kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan

muatan listrik dari pembelajaran yang telah

dilakukan dengan metode discovery learning, baik

secara individual maupun berkelompok.

Instrumen tes tersebut sebelumnya

diujicobakan untuk mendapatkan instrumen tes

yang berkualitas, yang memenuhi kriteria

Validitas Item, Reliabilitas, Taraf Kesukaran

Soal, dan Daya Pembeda.

a. Validitas Item

Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalitan suatu item

tes. Item soal disebut valid jika dapat

dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur

atau dapat memenuhi fungsinya sebagai alat

ukur. Suatu item soal yang valid mempunyai

validitas tinggi, sedangkan item soal yang

kurang valid berarti memiliki validitas

rendah. Teknik yang digunakan untuk

mengukur validitas butir soal dalam

penelitian ini adalah teknik korelasi point

biserial, dengan persamaan:

Keterangan :

γpbi = koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab

betulbagi item yang dicari

validitasnya.

Mt = rerata skor soal

St = standart deviasi dari skor total

P = proporsi siswa yang menjawab benar

p=banyaknyasiswatangmenjawabbenarjumlahseluruhsiswa

q = proporsi siswa yang menjawab salah

(q=1-p)

(Suharsimi Arikunto, 2005:79)

Dari uji validitas, item soal dikategorikan

menjadi dua kriteria. Untuk item soal valid bila

γpbi = r tabel dan untuk item soal invalid bila γ pbi <

r table. Berdasarkan hasil analisis validitas

terhadap 35 item soal uji coba tes kemampuan

kognitif Fisika yang dimiliki siswa diperoleh

keputusan bahwa item soal invalid berjumlah 10

item, yakni item soal nomor 5, 12, 15, 20, 22, 23,

26, 28, 29, 31. Adapun item soal yang dipakai

dalam tes kemampuan kognitif Fisika yang dimiliki

siswa adalah item soal yang valid yaitu item soal

nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 16,

17, 18, 19, 21, 24, 25, 27, 30, 32, 33, 34, 35.

b. Daya Pembeda

Daya pembeda item soal adalah kemampuan suatu item

soal untuk membedakan antara siswa yang

berkemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang

berkemampuan rendah (kurang pandai). Angka yang

menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi (D). Untuk mengetahui daya pembeda

dari masing-masing item tes, digunakan rumus:

Dimana:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang

menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang

menjawab soal itu dengan benar

PA=BA

JA= proporsi peserta kelompok atas yang

menjawab benar (ingat p sebagai indeks kesukaran)

PB=BB

JB = proporsi peserta kelompok bawah yang

menjawab benar.

(Suharsimi Arikunto, 2005: 214)

Klasifikasi daya pembeda:

0.00 £ D < 0.20 item soal dikatakan daya pembeda

jelek.

0.20 £ D < 0.40 item soal dikatakan daya pembeda

cukup.

0.40 £ D < 0.70 item soal dikatakan daya pembeda

baik.

0.70 £ D £ 1.00 item soal dikatakan daya pembeda

baik sekali.

D < 0, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal

yang mempunyai D

negatif sebaiknya dibuang saja.(Suharsimi

Arikunto, 2005: 218)

Berdasarkan hasil analisis daya pembeda

terhadap 35 item soal uji coba tes kemampuan

kognitif Dasar dan Pengukuran Listrik siswa

diperoleh keputusan : item soal dengan daya

pembeda jelek berjumlah 7, yakni item soal nomor

5, 12, 15, 22, 26, 29, 31; item soal dengan daya

pembeda cukup berjumlah 16 item, yakni item soal

nomor 2, 4, 8, 13, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27,

28, 30, 32, 34; dan item dengan daya pembeda baik

berjumlah 11 item, yakni item soal nomor 1, 3, 6,

7, 10, 11, 14, 16, 17, 33, 35: item soal dengan

daya pembeda baik sekali berjumlah 1 item,yaitu

nomor 9. Item soal yang dipakai dalam tes

kemampuan kognitif Fisika yang dimiliki siswa

adalah item soal yang berada dalam rentang

klasifikasi cukup, baik dan baik sekali yaitu item

soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14,

16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 30,

32, 33, 34, 35.

c. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran item tes adalah pengukuran derajat

kesukaran suatu item tes. Besarnya angka yang

menunjukkan taraf kesukaran disebut Indeks

Kesukaran (P). Soal yang baik adalah soal yang

memiliki taraf kesukaran memadai, artinya tidak

terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Rumus

mencari P adalah

P=BJS

di mana:

P = taraf kesukaran

B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan

betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.(Suharsimi

Arikunto, 2005: 208)

Menurut ketentuan yang sering diikuti, taraf

kesukaran sering diklasifikasikan sebagai

berikut:

0.00 P 0.30 : item soal dikatakan sukar .

0.30 P 0.70 : item soal dikatakan sedang.

0.70 P 1.00 : item soal dikatakan mudah.

(Suharsimi Arikunto, 2005: 210) .

Berdasarkan hasil analisis taraf kesukaran

terhadap 35 item soal uji coba tes kemampuan

kognitif Dasar dan Pengukuran Listrik diperoleh

keputusan : item soal tergolong sedang berjumlah

30 item, yakni item soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7,

8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,

21, 22, 23, 25, 30, 31, 32, 33, 34, 35; dan item

soal tergolong mudah berjumlah 5 soal, yakni item

soal nomor 5, 24, 26,27, 28. Item soal yang

dipakai dalam tes kemampuan kognitif Dasar dan

Pengukuran Listrik yang dimiliki siswa adalah item

soal yang berada dalam klasifikasi sedang yaitu

item soal nomor nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10,

11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,

23, 25, 30, 31, 32, 33, 34, 35.

d. Reliabilitas Tes

Reliabilitas bisa berarti keajegan. Suatu

instrumen dikatakan memenuhi kriteria reliabilitas

jika instrumen tersebut digunakan berulangulang

pada subyek dengan kondisi yang sama akan

memberikan hasil yang relatif tidak mengalami

perubahan. Untuk menghitung koefisien reliabilitas

tes, dalam penelitian ini digunakan KR-20 dengan

Teknik belah Dua yang dirumuskan Koder Richardson

sebagai berikut:

Dimana:

R11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

P = proporsi subjek menjawab item dengan benar

Q = proporsi subjek yang menjawab item dengan

salah

(q= 1 - p)

Pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

N = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi

adalah akar varians)

(Suharsimi Arikunto, 2005: 101)

H. Teknik Pengembangan Instru

1. Uju Validitas

Validitas adalah suatu ukuranyang mengukur

tingkat keva;idan suatu kesahihan suatu

instrument. Suatu insytrumen dikatakan valid

apabilamampu mengukur apa yang diharapkan dan

dapat mengungkap data dari variable yang diteliti

secara tepat.

Pengujian validitas dilakukan untuk

mengetahui apakah tes yang digunakan dalam

penelitian ini dapat atau tidak mengukur tingkat

ketepatan tes yaitu mengukur apa yang seharusnya

diukur, maka dilakukan iji validitas soal. Untuk

mengetahui validitas yang dihubungkan dengan

kriteruia, digunakan uji statistic, yakni teknik

korelasi product moment sebagai berikut:

rxy=N∑XY−(∑ X )(∑Y)

√{N∑ X2−(∑X )2}{N∑Y2−(∑Y )2}

(Zainal Arifin, 2009:254)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi yang di cari

I. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya

adalah menganalisa data-data tersebut. Analisa

menurut Patton sebagai mana dikutip oleh Lexy. J.

Moeloeng, adalah proses pengaturan urutan data,

mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori

dan satuan uraian dasar.

Sedangkan menurut Noeng Muhajir, analisa data

adalah upaya mencari serta menata secara

sistematis catatan hasil observasi, interview, dan

lainnya untuk meningkatkan hasil belajar peneliti

tentang masalah yang diteliti menjadikan sebagai

temuan bagi orang lain.

1) Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini berdasarkan

pada teori menurut Azrul Azwar dan joedo

Prihantono (2003) yaitu setelah data terkumpul

langkah-langkah pengolahan data dilakukan dengan

editing, scooring, coding, tabulating, processing,

dan cleaning.

b. Editing

Pada kegiatan editing penelitian ini

dilakukan dengan cara penelitian mengecek ulang

kelengkapan dan kejelasan jawaban responden.

Bisa disebut pula dengan meneliti kembali

catatan atau data yang ada, baik dari segi

kelengkapan, ketercapaian, penjelasan makna

kesesuaian satu sama lainnya,relevansinya dan

keseragaman data.

c. Scooring

Pada kegiatan ini penilaian data dengan

memberikan skor pada pertanyaan yang berkaitan

dengan pengetahuan responden. Jawaban benar

diberi skor 1 , dan jawaba salah diberi skor 0,

dan memberikan skor pada pertanyaan yang

berkaitan dengan sikap responden, jawaban

setuju diberi skor 1dan jawaban tidak setuju

diberi skor 0.

1. Pengetahuan

Setiap jawaban benar dari item pertanyaan

akan diberi skor 1 dan jawaban salah diberi

skor 0, sehingga setiap sampel akan

diperoleh skor pengetahuan.

2. Sikap

Setiap responden terhadap pertanyaan akan

diberi skor sebagai berikut:

o Untuk pertanyaan positif (Favourable)

Setuju : 1

Tidak setuju : 0

o Untuk pertanyaan negatif (unfavourable)

Setuju : 0

Tidak setuju : 1

d. Coding

Setelah data terkumpul dan selesai diedit

dilapangan, tahap berikutnya adalah mengkode

data. Untuk mempermudah mengolah data jawaban

diberi kode langsung pada lembar soal.

1. Pengetahuan

Kategori penilaian pengetahuan ditentukan

berdasarkan teori menurut dengan criteria

penilaian sebagai berikut:

a. Kategori baik, 80% - 100% dari tabel

nilai jawaban yang benar, diberi kode:

2

b. Kategori cukup, 65% - 79% dari tabel

nilai jawaban yang benar, diberi kode :

1

c. Kategori kurang ≤ 64%, dari tabel nilai

jawaban yang benar, diberi kode :0

2. Sikap

Dikategorikan menjadi :

o Kalau distribusi normal

≤ mean atau rata-rata kurang mengdukung

kode 0

≥ mean atau rata-rata mendukung kode 10

o Kalau berdistribusi tidak normal

≤ median kurang mendukung kode 0

≥ median mendukung kode 10

e. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan mengelompokkan data

dalam bentuk table menurut sifat –sifat yang

dimilikinya, sesuai dengan tujuan penelitian

agar selanjutnya mudah di analisa.

f. Processing

Dalam kegiatan ini jawaban dari responden

yang telah diterjemahkan menjadi bentuk

angka, selanjutnya diproses agar mudah

dianalisis.

g. Cleaning

Kegiatan ini merupakan kegiatan pembersihan

data dengan cara pemerikasaan kemabali data

yang sudah dientri, apakah ada kesalahan atau

tidak. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan

ulang terhadap data, pengkodean, crooring.

2. Analisa Data

Digunakan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan yaitu mempelajari hubungan antar

variable. Untuk menganalisa data yang terkumpul,

penulis menggunakan analisa data sebagai berikut:

a. Teknik Analisa Kualitatif.

Teknik analisis ini digunakan untuk

menganalisis penerapan model pembelajaran

discovery learning mata pelajaran dasar dan

pengukuran listrik.

b. Teknik AnalisisKuantitatif

Sedangkan data kuantitatif dalam

penelitian ini digunakan untuk menganalisa

pengaruh education games terhadap hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran dasar

dan pengukuran listrik teknik yang digunakan

adalah Teknik Analisa Kuantitatif.

Sedangkan data kuantitatif dalam penelitian

ini, penulis menggunakan analisa data

statistikyang meliputi:

Teknik analisis mean, adalah suatu teknik

analisis yang dipergunakan untuk mengetahui

model discovery learning dalam meningkatkan

prestasi belajar dan untuk mengetahui tingkat

kemampuan peserta didik pada pendidikan.

Rumus yang digunakan adalah rumus mean

sebagai berikut:

Mx=∑ XN

Keterangan:

Mx = Mean yang dicari

∑ X = Jumlah dari sekor-sekor (nilai-nilai)

yang ada.

N = Number of cases (banyaknya skor-skor

itu sendiri)

Kemudian datanya dapat ditafsirkan

dengan kalimat kualitatif sebagai berikut:

3,5-4,0 = Baik sekali

2,8-3,4 = baik

1,6-2,7 = cukup

1,0-1,5 = kurang

0,0-0,9 = gagal

Teknik analisa “t” tes adalah suatu teknik

analisa yang bertujuan untuk mencari dan

mengetahui ada tidaknya pengaruh discovery

learning terhadap peningkatan hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran dasar dan

pengukuran listrik di SMK Negeri 1 Bangil.

Untuk dua sampel kecil satu sama lain

mempunyai pertalian atau hubungan, itu dapat

diperoleh dengan menggunakan rumus,

Merumuskan Hipotesis Nihilnya (H0) dan

hipotesis alternatif (H1)

- Merumuskan hipotesis nihil (H0) “tidak ada

(tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara Variabel X dan Y)”

- Merumuskan Hipotesis Nihil (H0) “ ada

(terdapat perbedaan yang signifikan antara

Variabel X dan Y)”