Post on 26-Feb-2023
BAB XI
KONVENSI NASKAH
A. DEFINISI KONVENSI NASKAH
PENGERTIAN KONVENSI
Konvensi (convention) dapat merujuk pada:
1. Konvensi (rapat), suatu rapat besar
2. Kovensi (norma), suatu kumpulan norma yang
diterima umum
3. Traktat, perjanjian dan lain-lain
Definisi konvensi adalah hokum dasar yang tidak
tertulis yang merupakan aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek
penyenggaaraan Negara meskipun tidak tertulis.
Konvensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut:
1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan
terpelihara dakam praktek penyelenggaraannya.
2. Tidak bertentangan dengan undang-undang dasar
dan berjalan sejajar.
3. Diterima oleh seluruh rakyat.
4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga
memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang
tidak terdapat dalam undang-undang dasar.
PENGERTIAN NASKAH
Naskah merupakan salah satu objek kajian
filologi, Naskah sendiri memiliki sedikit
perbedaan pengertian, tetapi tidak keluar dari
pengertian pokoknya. Untuk lebih mengetahui
pengertian naskah secara mendalam, di bawah ini
dibahas beberapa pengertian naskah yang bersumber
dari berbagai buku bacaan, kamus, dan artikel.
Pengertian-pengertian naskah itu, antara lain:
1. Menurut Poerwadarminta dalam Eny Kusumastuti
Damayanti (2000:7)
Naskah adalah karangan tulisan tangan baik yang
asli maupun salinannya.
2. Menurut Djamaris dalam Eny Kusumastuti
Damayanti (2000 : 8)
Naskah adalah semua peninggalan tertulis nenek
moyang pada kertas, lontar, kulit kayu, dan
rotan.
3. Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Besar Umum
Indonesia
Naskah adalah karangan dan sebagainya yang
masih ditulis dengan tangan, kopi (karangan dan
sebagainya yang akan dicetak atau akan
diterbitkan).
4. Dalam KBBI tahun 1997 dalam Ikke Kusumawati
(2003 : 10)
Naskah adalah karangan yang masih ditulis
dengan tangan.
5. Menurut Baried dalam Supartinah (2003 : 9)
Naskah berarti tulisan tangan.
6. Menurut Baroroh-Baried dalam Warsidi (2005: 9)
Naskah adalah semua bahan tulisan tangan dari
bahasa Latin codex, jamaknya codices.
7. Menurut Baried dalam Venny Indria Ekowati (2003
: 10)
Naskah adalah tulisan tangan yang menyimpan
beragai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai
hasil budaya bansa masa lampau.
8. Menurut Onions dalam Venny Indria Ekowati (2003
: 11)
Naskah dapat dianggap sebagai padanan kata
manuskrip.
9. Dalam KBBI edisi III, 2005
Naskah yaitu :
a. karangan yang masih ditulis dengan tangan
b. karangan seseorang yang belum diterbitkan
c. bahan-bahan berita yang siap untuk diset
d. rancangan
10. Dalam KBBI edisi II, 1954
Naskah yaitu :
a. karangan yang masih ditulis dengan tangan
b. karangan seseorang sebagai karya asli
c. bahan-bahan berita yang siap diset
11. Dalam Library and Information Science
Suatu naskah adalah semua barang tulisan tangan
yang ada pada koleksi perpustakaan atau arsip;
misalnya , surat-surat atau buku harian milik
seseorang yang ada pada koleksi perspustakaan.
12. Dalam situs wikipedia.com
Suatu naskah manuskrip (bahasa Latin manuscript:
manu scriptus ditulis tangan), secara khusus,
adalah semua dokumen tertulis yang ditulis
tangan, dibedakan dari dokumen cetakan atau
perbanyakannya dengan cara lain. Kata 'naskah'
diambil dari bahasa Arab nuskhatum yang berarti
sebuah potongan kertas.
13. Menurut W.J.S. Poerwadarminta dalam Kamus
Umum Besar Indonesia cetakan V, 1976
Naskah yaitu :
a. karangan, surat dan sebagainya yang masih
ditulis dengan tangan, kopi (karangan dan
sebagainya yang untuk dicetak/ diterbitkan)
b. lembar (banyaknya buku dan sebagainya),
eksemplar
14. Menurut W.J.S. Poerwadarminta dalam Kamus
Umum Besar Indonesia cetakan IV, 1966
Naskah yaitu:
a. karangan, surat dan sebagainya yang masih
ditulis dengan tangan, kopi (karangan dan
sebagainya yang untuk dicetak/ diterbitkan)
b. lembar (banyaknya buku dan sebagainya),
eksemplar
15. Dalam Kamus Bahasa Melayu Nusantara, 2003
Naskah yaitu :
a. karangan dan sebagainya yang bertulis tangan
atau ditaip (diketik); manuskrip
b. karya (karangan) asli seseorang penulis yang
belum dicetak atau diterbitkan; teks asal
c. rancangan (undang-undang, perlembagaan,
dsb.); rancangan
d. penjodohan bilangan (kata penggolong) untuk
buku, majalah, surat kabar.
e. bahan-bahan berita yang siap untuk diset;
kopi
16. Menurut Drs. Peter Salim dalam Kamus Besar
Indonesia Kontemporer, tanpa tahun
Naskah yaitu :
a. karangan yang masih berupa tulisan tangan
b. karangan seseorang
c. berita yang siap untuk diketik
d. rancangan
17. Menurut Pamusuk Eneste dalam Buku Pinter
Penyuntingan Naskah, 2005
Naskah adalah karangan (tulisan seseorang yang
belum diterbitkan).
18. Dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dan
Bahasa Indonesia, 2003
Naskah yaitu :
a. karangan yang ditulis dengan tangan baik di
atas kertas, daun, dsb.
b. surat/ tulisan yang disiapkan untuk maksud
tertentu, misal perjanjian
19. Menurut Darusuprapta dan Siti Baroroh
Naskah tegesipun anggitan ingkang sinerat
tangan utawi carik ingkang tasih asli menapa
dene salinanipun ingkang ngewrat mawarni-
warnining bab ingkang mujudaken wohing
kabudayaning masyarakat ing jaman rumiyin.
20. Dalam Kamus Indonesia-Inggris edisi III, 2000
Naskah yaitu :
a. manuskrip
b. document, original text
21. Dalam Kamus Lengkap Al-Fikr, 2002
Naskah berasal dari bahasa Arab “ ٌةُةَةٌ ة ةُةْةَة “yang memiliki arti manuscript, original text.
22. Menurut Djamaris, 1997
Naskah dalam bahasa inggris disebut manuscript
dengan singkatan ms untuk naskah tunggal dan
mss untuk naskah jamak. Dalam bahasa Belanda
disebut handscripft dengan singkatan hs untuk
naskah tunggal dan hss untuk naskah jamak
adalah semua peninggalan tertulis nenek moyang
pada kertas lontar, kulit kayu dan rotan.
23. Menurut Lala H.S. dalam Kamus Kepustakawanan
Indonesia, 2009
Naskah, yaitu :
a. Karangan yang ditulis tangan
b. karya tulis dengan tangan atau diketik yang
digunakan sebagai dasar percetakan naskah
itu
Naskah dapat diartikan sebagai konsep
karangan, dimana karangan tersebut mengandung
keaslian yang tinggi. Dapat pula dikatakan sebagai
karangan yang akan dicetak atau akan diterbitkan.
Naskah merupakan artikel, dan artikel
merupakan karya tulis. Jadi artikel ilmiah
merupakan karya yulis yang dirancang untuk dimuat
dalam jurnal atau buku kempulan artikel yang
ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti
pedoman atau konvensi ilmiah yang telah di
sepakati atau diterapkan.
Artikel Ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa,
dosen, pustakawan, peneliti, dan penulis lainnya
dapat diangkat dari hasil penelitian lapangan,
hasil pemikiran, dan kajian pustaka, atau hasil
dari pengembangan proyek dan sebagainya.
Berdasarkan sistematika penulisan dan isinya,
dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Artikel hasil penelitian, dan
b. Artikel nonpenelitian.
Mahasiswa penulis: Tugas Akhir, Skripsi,
Tesis, Desertasi dianjurkan menulis kembali
karyanya dalam bentuk artikel untuk diterbitkan
dalam jurnal penelitian.
Makalah adalah karya tulis yang memuat
pemikiran tentang suatu masalah atau topik
tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut
dengan disertai analisis yang logis dan obyektif.
Laporan penelitian adalah karya tulis yang
berisi paparan tentang proses dan hasil-hasil yang
diperoleh dari suatu kegiatan penelitian.
Untuk membuat sebuah naskah yang baik,
sebelumnya kita harus membuat kerangka karangan
terlebih dahulu. Dalam kerangka karangan akan
terlihat bab-bab, sub-sub bab yang mengandung ide-
ide pokok dari suatu naskah. Setelah itu
pengembangan pun akan mudah dilakukan dan naskah
yang dihasilkan sistematis.
Selain hal diatas, dalam pembuatan naskah
juga harus memperhatikan struktur kalimat dan
pilihan kata/diksi, agar naskah yang kita tulis
itu jelas, teratur dan menarik untuk di baca. Hal
terpenting lainnya adalah naskah harus memenuhi
syarat-syarat tertentu seperti persyaratan formal.
Persyaratan formal mensyaratkan naskah supaya
bentuk atau wajah tampak menarik dan indah.
Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian
pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus
diikuti dalam dunia kepenulisan yang umum disebut
konvensi naskah. Konvensi naskah adalah penulisan
sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang
sudah lazim, dan sudah disepakati.
PENGERTIAN KONVENSI NASKAH
konvensi naskah adalah penulisan naskah
karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan atau
aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati
secara nasional maupun internasional. Konvensi
naskah karya ilmiah adalah peraturan atau aturan
yang telah disepakati bersama oleh suatu lembaga
tertentu atau beberapa lembaga yang menyangkut
seperangkat cara dan bahan yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah, misalnya, laporan
penelitian, skripsi, tesis, dan lain-lain. Ada
beberapa bagian dalam konvensi naskah diantaranya:
1. Bagian pelengkap pendahuluan merupakan
pelengkap pendahuluan atau halaman-halaman
pendahuluan yang terdiri atas: abstrak, halaman
pengesahan, halaman judul, halaman persembahan
(tidak wajib), kata pengantar, daftar isi,
daftar gambar, dan daftar table.
2. Bagian isi karangan terdiri atas: Bab I
Pendahuluan, Bab II Deskripsi Teori, Bab III
Deskripsi Data, Analisis Data, Kesimpulan, dan
Saran.
3. Bagian pelengkap penutup terdiri atas: Daftar
bacaan, apendiks, indeks, dan lampiran.
B. BAGIAN PELENGKAP PENDAHULUAN
Karangan ilmiah formal berupa skripsi, tesis,
disertasi, terikat oleh aturan ilmiah yang sudah
dilazimkan. Penulis tidak leluasa menggunakan
cara-cara yang sesuai dengan keinginan sendiri. Ia
harus memenuhi aturan-aturan tersebut. Jika tidak
mematuhi karya ilmiah tersebut pasti akan ditolak
oleh pembimbingnya atau dinyatakan tidak lulus
(tidak diterima).
1. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan berisi judul,
pernyataan telah diujikan/ disetujui/
pengesahan lain, jabatan dan nama-nama orang
harus menandatangani karangan ilmiah tersebut.
Judul
Judul suatu karya ilmiah hendaknya dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang materi
dan ancangan atau ruang lingkup masalah yang
akan dibahas. Selain itu, judul harus dapat
menarik perhatian pembaca dan menggelitik rasa
ingin tahu keseluruhan isi karya tersebut. Pada
umumnya judul baru dipikirkan penulis setelah
karya yang dibuat selesai (bandingkan dengan
topik). Tentu saja ada pula penulis yang
berangkat dari judul yang kemudian dikembangkan
menjadi yang utuh.
Untuk memberikan daya tarik pembaca,
penyusunan judul perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a.Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan
b.Judul harus menarik pembaca baik makna maupun
penulisannya
c.Sampul : nama karangan, penulis, dan penerbit
d.Halaman judul : nama karangan, penjelasan
adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas
pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama
kota dan tahun penulisan.
e.Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah
secara simetri (untuk karangan formal) atau
model lurus pada margin kiri (untuk karangan
tidak formal).
2. Halaman Judul
Penempatan penulisan dan judul karya ilmiah
pada halaman judul, sebaiknya mengikuti
ketentuan-ketentuan berikut:
a. Penempatan dan penulisan judul diatur sebagai
berikut:
1) Judul ditulis pada baris paling atas
dengan jarak dari tepi kertas atas
sekurang-kurangnya 3 cm. judul yang
panjang dapat ditulis menjadi dua baris
atau lebih dengan jarak dua spasi.
2) Judul dan anak judu ditulis semuanya
dengan huruf kapital.
Contoh:
UPAYA MENGATASI KEMISKINAN PADA
MASYARAKAT PEMUKIMAN KUMUH
DI KELURAHAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR
3) Anak judul (jika ada) dipisahkan dari
judul dengan tanda titik dua.
4) Judul tidak diakhiri dengan tanda titik
atau tanda baca lainnya.
b. Penjelasan tentang bentuk dan kedudukan karya
ilmiah yang bersangkutan dalam sistem
pendidikannya atau dalam kegiatan ilmiah
ditulis dengan jarak empat spasi dari baris
terakhir judul. Penjelasan yang berupa klausa
itu disusun menjadi tiga baris yang masing-
masing berjarak dua spasi. Dengan jarak enam
spasi ke bawah dicantumkan kata “oleh” yang
semuanya ditulis dengan huruf kecil.
c. Nama penulis dan keterangan diri lainnya
ditulis berurutan ke bawah dengan jarak enam
spasi dari kata “oleh”. Huruf yang digunakan
semuanya adalah huruf kapital. Penulisan nama
penulis dan keterangan diri lainnya tersebut
tidak diakhiri oleh tanda baca apapun.
d. Nama program, fakultas, jurusan, dan program
studi ditulis berurutan ke bawah dengan jarak
empat spasi dari baris terakhir keterangan
diri penulis. Di dalam penulisannya huruf
kapital hanya digunakan pada awal kata,
kecuali kata tugas.
e. Nama perguruan tinggi atau instansi tempat
bekerja dicantumkan dengan jarak empat spasi
dari keterangan. Dua spasi di bawah nama
perguruan tinggi dan nama kota ditulis dengan
huruf capital semua, tidak diakhiri tanda
baca.
f. Tahun penyusunan karya ilmiah ditulis dengan
jarak dua spasi di bawahnya. Jadi penulisan
tahun penyusunan karya ilmiah terletak pada
garis paling bawah. Di dalam hal ini pun
tidak digunakan tanda titik atau tanda baca
dibelakang tahun.
g. Di dalam penempatan penulisan tulisan pada
halaman judul perlu diperhatikan keseimbangan
jarak margin atas, bawah kiri.
h. Di dalam hal ini penulisan unsur-unsur yang
dimuat pada halaman judul ada dua pilihan
yaitu sistem block (margin kiri lurus mulai
dari judul sampai tahun) serta sistem simetris
(susunan baris-baris diatur sedekimian rupa
sehingga setiap baris terletak ditengah-
tengah lembar kertas).
Halaman judul berisi judul, klasifikasi
tingkatan (skripsi, tesis, atau disertasi).
Tesis untuk mencapai gelar sarjana. Hal-hal
yang harus dihindarkan dalam halaman judul
karangan formal :
a. Komposisi tidak menarik
b. Tidak estetik.
c. Hiasan gambar tidak relevan
d. Variasi huruf jenis huruf
e. Kata "ditulis (disusun) oleh"
f. Kata "NIM/NRP"
g. Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak
berfungsi
h. Kata-kata yang berisi slogan
i. Ungkapan emosional
j. Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak
berfungsi
3. Halaman Persembahan
Bagian ini tidak terlalu penting. Bila
penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal
itu semata-mata dibuat atas pertimbangan
penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu
halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa
kata saja, misalnya:
Kutulis novel ini dengan cahaya cinta untuk mahar menyunting
belahan jiwa, Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir,
alm. Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa
Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan
persembahan ini, maka persembahan ini
ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang
judul buku, atau berhadapan dengan halaman
belakang cover buku, atau juga menyatu dengan
halaman judul buku.
4. Kata Pengantar
Kata pengantar sekurang-kurangnya berisi:
1) Penjelasan mengenai adanya tugas pembuatan
karya ilmiah.
2) Penjelasan mengenai pelaksanaan pembuatan
karya ilmiah.
3) Informasi tentang bimbingan atau pengarahan
dan bantuan yang diperoleh dalam pembuatan
karya ilmiah.
4) Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dan memungkinkan terwujudnya karya
ilmiah.
5) Penyebutan tempat (kota) tanggal, bulan, dan
tahun pembuatan karya ilmiah, serta nama
“Kata Pengantar” sebagai tajuk ditulis dengan
huruf capital semua, ditempatkan di tengah, dan tidak
diberi garis bawah. Baris pertama tiap-tiap alinea
ditulis masuk lima ketukan mesin tulis dari margin
kiri, sedangkan baris-baris selanjutnya dimulai dari
margin kiri, kecuali kutipan langsung yang terdiri dari
empat baris atau lebih.
Jika judul karya ilmiah disebut-sebut di dalam
kata pengantar atau di isi karya ilmiah, maka judul itu
harus diletakkan di antara tanda petik, ditulis dengan
huruf capital pada awal kata yang bukan kata tugas.
Nama kota (tempat), tanggal, bulan (ditulis
lengkap dengan huruf, bukan angka), dan tahun
penyusunan karya ilmiah ditempatkan di sebelah kanan
bawah dengan jarak empat spasi dari baris terakhir
teks, sedangkan nama penulis di bawah nama kota itu
dengan jarak dua spasi. Di belakang tajuk, tahun, dan
nama penulis tidak digunakan tanda titik atau tanda
baca lain. Namun, diantara nama kota dan tanggal
ditempatkan tanda koma.
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan
karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena
itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa
Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata
pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal
lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan,
dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis
dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi
karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
Menguraikan isi karangan.
Mengungkapkan perasaan berlebihan.
Menyalahi kaidah bahasa.
Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
Kurang meyakinkan.
Kata pengantar terlalu panjang.
Menulis kata pengantar semacam sambutan.
Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi,
dan tanda baca tidak efektif.
5. Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap
pendahuluan yang memuat garis besar isi
karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh,
dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis
sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah
karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk
nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur-
unsur pelengkap dari sebuah buku yang
bersangkutan.
Untuk memudahkan pembaca mengetahui isi karya
ilmiah atau untuk menemukkan bagian-bagian,
misalnya, bab atau anak bab yang dikehendaki,
karya ilmiah yang panjangnya lebih dari 10
halaman sebaiknya dilengkapi dengan daftar isi.
Dalam karya ilmiah yang lebih besar, seperti
skripsi, tesis, atau laporan penelitian tentu
bab dan anak bab lebih banyak sehingga derajat
penomoran anak-anak bab lebih banyak pula.
Dalam hubungan itu, derajat penomoran itu
dibatasi sampai empat angka. Semua judul anak
bab yang mempunyai nomor perlu dimasukkan dalam
daftar isi. Daftar isi disusun secara konsisten
baik penomoran, penulisan, maupun tata letak
judul bab, judul sub-sub bab.
“Daftar Isi” sebagai tajuk ditulis dengan huruf
capital semua, ditempatkan di tengah, dan tidak
diberi garis bawah. Di dalam penulisan daftar
isi perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Tajuk kata pengantar, daftar singkatan
(jika ada), bab, daftar pustaka, lampiran,
indeks (jika ada) ditulis dengan
menggunakan huruf capital semua dan tidak
diberi garis bawah, sedangkan tajuk anak-
anak bab ditulis dengan huruf capital pada
awal kata yang bukan kata tugas dan tiap-
tiap katanya tidak diberi garis bawah.
b. Butir-butir daftar isi tidak bernomor serta
tepat dari margin kiri. Bab-bab yang
bernomor angka Romawi besar di dalam daftar
isi tetap memakai nomor angka romawi besar.
Adapun anak-anak bernomor angka Arab tetap
diberi nomorArab seperti terdapat pada
teks.
c. Di antara bab dan nomornya, demikian pula
diantara nomor bab dan tajuknya, tidak ada
titik melainkan jarak satu ketukan. Di
antara nomor anak bab dan tajuknya pun
tidak ada titik melainkan jarak satu
ketukan. Jika nomor bab atau anak bab dan
tajuknya tidak termuat didalam satu baris,
maka digunakan baris kedua dan seterusnya.
Baris-baris tambahan ini menjorok ke dalam
sepuluh ketukan dari margin kiri.
6. Daftar Gambar
Bila suatu karangan memuat suatu gambar-
gambar, maka setiap gambar tersebut harus
ditulis di dalam daftar gambar yang
menginformasikan judul gambar dan nomor halaman
gambar tersebut.
7. Daftar Tabel
Bila suatu karangan memuat suatu tabel-tabel,
maka setiap tabel tersebut harus ditulis di
dalam daftar tabel yang menginformasikan nama
tabel dan nomor halaman tabel tersebut.
Pengumpulan Data data kepustakaan, korpus data,
tata lapangan, alat pengumpul data (kuisioner,
tes) dan peta.
Sumber data penulisan berisi :
Sumber data sekunder dan data primer.
Kriteria penentuan jumlah data.
Kriteria penentuan mutu data.
Kriteria penentuan sample.
Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan
pembahasan.
Sistematika Penulisan
Sebuah karya ilmiah memiliki judul, kata
pengantar, pendahuluan, isi, penutup, dan daftar
pustaka. Karya yang agak panjang (lebih dari
sepuluh halaman) biasanya dilengkapi dengan daftar
isi yang ditempatkan di antara kata pengantar dan
pendahuluan. Hal-hal lain yang dianggap perlu
disertakan di dalam karya ilmiah itu dapat
dilampirkan, misalnya korpus data, alat pengumpul
data (kuisioner,tes) dan peta. Kuisioner merupakan
suatu daftar yang berisi suatu rangkaian
pertanyaan tentang suatu hal.
Sistematika penulisan berisi tentang :
(1) Urutan pembahasan masalah.
(2) Kelengkapan unsur-unsur kesempurnaan tulisan.
Walaupun karya ilmiah dapat disajikan dengan
berbagai metode dan sistematika penulisan,
sebaiknya dalam suatu karya ilmiah metode dan
sistematika yang dipilih diterapkan secara taat
asas.
C. BAGIAN ISI KARANGAN
Bagian isi karangan merupakan inti karya
ilmiah yang memaparkan uraian pokok masalah yang
dibahas. Uraian bagian ini hendaknya dapat
memberikan petunjuk kepada pembaca di dalam
memahami setiap langkah dan keseluruhan
pembahasan. Disamping itu, bagian ini harus
menunjukkan kelengkapan, ketaatasasan,
kedisiplinan analisis, dan kumpulan materi yang
dibahas.
Panjang lebar uraian harus proporsional
dengan pentingnya (anak) masalah yang dibahas.
Jika perlu, bagian ini dapat dijadikan lebih satu
bab, tergantung pada keluasan masalah yang
dibahas. Tajuk bab masing-masing (jika lebih dari
satu bab) mencerminkan masalah pokok yang dibahas.
Bagian ini berisi pembahasan :
1. Bab I Pendahuluan
2. Bab II Deskripsi Teori/Kajian Teoritik
3. Bab III Deskripsi Data
4. Bab IV Analisis Data
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Selain itu membahas pula tentang :
1. Uraian masalah yang dibahas
2. Analisis dan interpretasi
3. Ilustrasi dan contoh-contoh
4. Tabel, bagan, gambar (jika ada)
Bab II berisi deskripsi teori, di dalamnya
terdapat gambaran atau uraian tentang teori yang
digunakan. Tiap variabel yang tertulis dalam topik
harus disertai teori yang dideskripsikan dalam bab
II (topik terdiri dari dua variabel harus disertai
teori, jika terdapat tiga variabel teori juga
harus tiga). Deskripsi teori ini akan membentuk
kerangka berpikir yang berpengaruh terhadap
pengumpulan data, analisis data, dan kesimpulan
dan saran.
1. Berdasarkan metode penulisan yang telah
ditentukan sebelumnya, data dapat dianalisis
berdasar metode tersebut.
2. Metode kuantitatif menghasilkan analisis
kualitatif. Metode ini sering digunakan dalam
ilmu-ilmu non-eksakta, seperti sastra, musikm
lukis humaniora (cinta kasih, agama, etika,
moral)
3. Metode kuantitatif menghasilkan analisis
kuantitatif dan harus dianalisis secara
kuantitatif pula. Metode ini sering digunakan
dalam ilmu-ilmu eksakta.
4. Kesimpulan berisi jawaban singkat mengenai
permasalahan. Jika permasalahan dua, maka
kesimpulan harus dua dan seterusnya.
5. Saran berisi konsekuensi logis atas
kesimpulan. Tujuan saran harus jelas apa yang
dituju
Pendahuluan merupakan bab I dalam sebuah
karangan yang tujuannya adalah menarik perhatian
pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap
masalah yang dibicarakan dan menunjukkan dasar
yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan
terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan
pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori dan
metode pembahasan. Keseluruhan isi pendahuluan
mengantarkan pembaca pada materi yang akan
dibahas, dianalisis, diuraikan dalam bab II sampai
bab terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis
perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus
tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan
sebagai berikut :
1. Latar belakang masalah, menyajikan :
a. Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah
atau pertanyaan yang akan diuraikan
jawabannya dalam bab pertengahan antara
pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau
ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah
penalaran harus jelas, misalnya deduktif,
sebab-akibat, atau induktif.
b. Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya:
memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan
dalam membuat keputusan, memberikan acuan
bagi pengembangan sistem kerja yang akan
datang.
c. Pengetahuan tentang studi kepustakaan,
gunakan informasi mutakhir dari buku-buku
ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis
hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku
terbaru.
d. Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam
bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang
menuntut adanya analisis, misalnya:
bagaimana... mengapa...
e. Tidak menggunakan kata apa karena tidak
menuntut adanya analisis, cukup dijawab
dengan ya atau tidak.
f. Pentingnya variabel terkait menjadi variabel
penelitian
g. Hubungan setiap entiti dengan variabel
terkait.
h. Masalah yang ada pada setiap entiti.
i. Masalah pada obyek penelitian yang terkait
dengan judul penelitian, yang didukung dengan
data/fakta.
2. Tujuan Penulisan berisi :
a. Target, sasaran, atau upaya yang hendak
dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X
terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi
dapat dilestarikan dengan kreativitas baru
menguraikan pengaruh X terhadap Y.
b. Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya:
mendeskripsikan data primer tentang kualitas
budaya tradisi penduduk asli Jakarta;
membuktikan bahwa pembangunan lingkungan
pemukiman kumuh yang tidak layak huni
memerlukan bantuan pemerintah.
c. Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa
tujuan sesuai dengan masalah yang akan
dibahas. Jika masalah ytama dirinci menjadi
dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
3. Ruang lingkup masalah berisi :
a. Pembatasan masalah yang akan dibahas.
b. Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
c. Definisi atau batasan pengertian istilah yang
tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian
merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan
untuk mengungkapkan suatu benda, konsep,
proses, aktivitas, perisiwa dan sebagainya
dengan kata-kata.
4. Landasan teori menyajikan :
a. Deskripsi atau kajian teoritik variabel X
tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli
dan pendapat umum, hukum, dalil atau opini
yang digunakan sebagai landasan pemikiran
kerangka kerja penelitian dan penulisan
sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi.
b. Penjelasan hubungan teori dengan kerangka
berpikir dalam mengembangkan konsep
penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan
teori tersebut.
5. Metode dan teknik penulisan berisi :
a. Penjelasan metode yang digunakan dalam
pembahasan, misalnya: metode kuantitatif,
metode deskripsi, metode komparatif, metode
korelasi, metode eksploratif, atau metode
eksperimental.
b. Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan
data seperti wawancara, observasi, dan
kuisioner, analisis data, hasil analisis
data, dan kesimpulan.
c. Metode penelitian harus dipilih sesuai dengan
karakteristik data dan peneliti memberikan
dasar mengapa memilih metode tersebut.
Peneliti juga menjelaskan pendekatan, teknik
yang digunakan dalam penelitian, variabel
penelitian dan konstelasi penelitian yang
ditetapkan.
Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan
merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan
masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang
dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna).
Disinilah terletak segala masalah yang akan dibahas
secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur
berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini :
a. Ketuntasan Materi
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel
yang tertulis pada kalimat karangan, baik
pembahasan yang berupa data sekunder (kasian
teoritik) maupun data primer. Pembahasan data
primer harus menyertakan pembuktian secara logika,
fakta yang telah dianalisis atau diuji
kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain
yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
b. Kejelasan Uraian/Deskripsi :
Kejelasan Konsep
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang
terorganisasi secara utuh, jelas dan tuntas dalam
suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraiandari
bab ke sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai
dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan
koherensial, terutama dalam menganalisis,
menginterpretasikan (menafsirkan) dan
menyintesiskan dalam suatu penegasan atau
kesimpulan. Selain itu, penulis perlu
memperhatikan konsistensi dalam penomoran,
penggabungan huruf, jarak spasi, teknik kutipan,
catatan pustaka, dan catatan kaki.
Kejelasan Bahasa
Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang
dapat dikukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal
itu, kata lugas atau kata denotif lebih baik
daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali
dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif
atau kaat kias sangat diperlukan).
Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda,
menggunakan struktur kalimat yang betul,
menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat
yang efektif, menggunakan koordinatif dan
subordinatif secara benar. Kejelasan makna
paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat
paragraph: kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi
(dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata
transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta
menunjukan adanya penalaranyang logis (induktif,
deduktif, kausal, kronologis, spasial)
Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta:
Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan
dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari
umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang
penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang
kejelasan ini perlu didukung dengan gambar,
grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto.
Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan
kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam
penulisan karangan (ilmiah) :
1) Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata:
saya piker, saya rasa, menurut pengalaman saya,
dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan
menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji
laboratorium membuktikan bahwa…, survei
membuktikan bahwa…,
2) Kesalahan, pembuktian pendapat tidak mencukupi,
penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah
nalar, penjelasan tidak tuntas, alur piker
(dari topic sampai dengan simpulan) tidak
konsisten, pembuktian dengan prasangka atau
berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan
maksud yang tidak jelas arahnya, definisi
variable tidak (kurang) operasional, proposisi
yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang,
atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.
D. BAB IV PENUTUP
1) Kesimpulan
Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah
berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan
sudah disepakati.
Berdasarkan persyaratan formal ini, dapat
dibedakan lagi karya yang dilakukan secara formal,
semi formal, dan non formal. Maksud secara formal
adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan
lahiriah yang dituntut konvensi.
Maksud secara semi formal adalah bahwa suatu
karya tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang
dituntut konvensi. Dan maksud secara non formal adalah
bahwa suatu karya tidak memenuhi syarat-syarat
formalnya.
Persyaratan formal yang harus dipenuhi sebuah
karya tulis yaitu Bagian pelengkap pendahuluan, isi
karangan, bagian pelengkap penutup.
1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
b. Halaman Judul
c. Halaman Persembahan (kalau ada)
d. Halaman Pengesahan (kalau ada)
e. Kata Pengantar
f. Daftar Isi
g. Daftar Gambar (kalau ada)
h. Daftar Tabel (kalau ada)
2. Bagian Isi Karangan
a. Pendahuluan
b. Tubuh Karangan
c. Kesimpulan
3. Bagian Pelengkap Penutup
a. Daftar Pustaka (Bibliografi)
b. Lampiran (Apendix)
c. Indeks
d. Riwayat Hidup Penulis
Contoh Riwayat Hidup Penulis :
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama lengkap penulis, yaitu Hj. Sri Sunarti,
lahir di Indramayu. Pada tanggal 24 Mei 1965 dari
pasangan Bapak Kaapi (Alm) dan Ibu Wastinah (Alm).
Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam,
telah memiliki seorang suami yaitu H. Kusin, s.E. dan
empat orang putra dan putrid. Kini penulis beralamat di
Jalan Raya Tegalgirang No.272 RT 03 RW 02 dekat Kantor
Bulog Kab. Indramayu.
Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada
tahun 1979 lulus dari SD Lemahabang 1 Indramayu.
Kemudian melanjutkan di SLTP Negeri 2 Indramayu (SMP
Negeri 2 Sindang) dan lulus pada tahun 1982. Pada tahun
1985 lulus dari SPG Negeri Indramayu dan melanjutkan ke
IKIP Bandung Program D3 Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan, lulus tahun 1988.
Pada tahun 1989 penulis ditugaskan sebagai PNS,
menjadi guru di SLTP Negeri 1 Bangodua. Untuk
meningkatkan pendidikan dan kecintaannya pada sastra
penulis kembali ke bangku kuliah pada tahun 2002 dengan
mengambil kelas regular di Unswagati Cirebon pada
Jurusan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Program Tingkat Sarjana (S1) pada program
studi dan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
kemudian selesai pada tahun 2004 sebagai lulusan
terbaik.
Pada tahun 2005 penulis mendapatkan promosi
menjadi kepala nsekolah di tempatkan di SMPN 1
Sukagumiwang. Pada tahun 2008 penulis mutasi dan di
tempatkan sebagai Kepala SMP Negeri 1 Widasari sampai
sekarang. Selain itu penulis mengajar di Universitas
Wiralodra Indramayu dan menjadi Tutor S1 PGSD
Universitas Terbuka.
Penulis pernah aktif di kegiatan Dewan Kesenian
Indramayu sebagai penulis puisi (penyair) yang karya
puisinya masuk dalam sebuah buku “Antologi Puisi 11 Penyair
Indramayu, Resital dari Negeri Minyak” terbitan Dewan Kesenian
Indramayu Tahun 2001 dan puisi berjudul “Sajak Kematian”
dinyatakan sebagai puisi favorit dalam lomba Baca Puisi
tingkat SMP, SMA dan Umum se-Kabupaten Indramayu.
Puisi-puisi religiusnyamasuk dalam sebuah buku
“Perempuan di Persimpangan” yang diterbitkan oleh Forum
Masyarakat Sastra Indramayu (Formasi) dan Dewan
Kesenian Indramayu (DKI) Tahun 2004, ISBN. Salah satu
cerpennya dimuat dalam sebuah antologi cerpen Matahari
Retak di Atas Cimanuk (DKI, 2010, ISBN) yang sedang naik
cetak. Selain itu penulis aktif menjadi MC beberapa
kegiatan dan juri beberapa lomba baca puisi.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka adalah daftar bacaan yang
disarankan untuk dibaca dan tidak diacu dalam tulisan,
baik dalam tesis/disertasi/laporan, tetapi sekedar
untuk memperluas wawasan bagi mereka yang ingin
mengetahuinya lebih lanjut. Daftar Pustaka tidak
disarankan dalam penulisan laporan penelitian, skripsi,
tesis dan disertasi. Maksudnya tentu agar penelitian,
skripsi, tesis dan disertasi memanfaatkan sumber
informasi yang telah ada atau penelitian yang telah
dilakukan orang lain untuk dikembangkan sebagai
inspirasi penelitian baru atau membangun suatu
informasi baru.
Cara Membuat Daftar Pustaka
Adapun beberapa ketentuan serta aturan cara
Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar yaitu :
1. Bagi penulis yang menggunakan marga/keluarga, nama
marga/keluarganya ditulis terlebih dahulu,
sedangkan untuk penulis yang tidak menggunakan
nama marga/keluarga, diawali dengan penulisan nama
akhir/belakang kecuali nama Cina.
2. Gelar kesarjanaan penulis tidak perlu dicantumkan
dalam daftar pustaka.
3. Judul buku dicetak miring atau diagrisbawahi pada
setiap kata, jadi tidak dibuat garis bawah yang
bersambung sepanjang judul.
4. Baris pertama diketik mulai ketukan pertama
sedangkan baris kedua dan seterusnya diketik mulai
ketukan ke-7.
5. Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya
satu spasi.
6. Jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya
dua spasi.
Contoh Cara Penulisan Daftar Pustaka [CT]
1Dali S. Naga, Pengantar Teori Sekor pada Pengukuran
Pendidikan (Jakarta: Besbats, 1992), h.306.
[Cara Penulisan Daftar Pustaka]
Naga, Dali S. Pengantar Teori Sekor pada Pengukuran
Pendidikan. Jakarta: Besbats, 1992 .------------------
[CT]
4Ronald K. Hambleton, H. Swaminathan dan H. Jane
Rogers, Fundamentals of Item Response Theory (London: Sage
Publications, 1991), hh.12-13.
[Cara Penulisan Daftar Pustaka]
Hambleton, Ronald K., H. Swaminathan dan H. Jane
Rogers, Fundamentals of Item Response Theory (London: Sage
Publications, 1991), hh.12-13.------------------[CT]
5John A.R. Wilson et al., Psychological Foundation of
Learning and Teaching (New York: McGraw-Hill Book Company,
2004), h.406.
[Cara Penulisan Daftar Pustaka]
5 Wilson, John A.R. et al., Psychological Foundation of
Learning and Teaching New York: McGraw-Hill Book Company,
2004.------------------
[CT]
6 Rencana Strategi Pendidikan (Jakarta; Kementrian
Pendidikan Nasional, 2010).
[Cara Penulisan Daftar Pustaka]
Kementrian Pendidikan Nasional. Rencana Strategi
Pendidikan. Jakarta, 2010.------------------
[CT]
7 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 2, ayat 1.
[Cara Penulisan Daftar Pustaka]
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 2, ayat 1.------------------
[CT]
8Peter Lauster, Tes Kepribadian terjemahan D.H
Gulo (Jakarta: Gramedia: 2007), h.27.
[Cara Penulisan Daftar Pustaka]
Lauster, Peter. Tes Kepribadian terjemahan D.H Gulo.
Jakarta: Gramedia: 2007.------------------
[CT]
9K.R Rose dan G. Kasper (Eds), Pragmatics in
Language Teaching (Cambridge:Cambridge University
Press:2010), h.13.
[Cara Penulisan Daftar Pustaka]
Rose, K.R. dan G. Kasper (Eds). Pragmatics in Language
Teaching. Cambridge:Cambridge University Press:2010.
Beberapa contoh penulisan daftar pustaka atau
daftar acuan yang baku dari berbagai sumber referensi :
Buku:
Anderson, D.W., Vault, V.D., & Dickson, C.E. 1999.
Problems and Prospects for the Decades Ahead: Competency Based
Teacher Education. Berkeley:McCutchan Publishing Co.
Buku kumpulan artikel:
Saukah, A. & Waseso, M.G. (Eds.). 2002. Menulis
Artikel untuk Jurnal Ilmiah (Edisi ke-4, cetakan ke-1).
Malang: UM Press.
Artikel dalam buku kumpulan artikel:
Russel, T. 1998. An Alternative Conception:
Representing Representation. Dalam P.J. Black & A.
Lucas (Eds.), Children’s Informal Ideas in Science (hlm. 62-84).
London: Routledge.
Artikel dalam jurnal atau majalah:
Kansil, C.L. 2002. Orientasi Baru Penyelenggaraan
Pendidikan Program Profesional dalam Memenuhi Kebutuhan
Dunia Industri. Transpor , XX (4): 57-61.
Proceeding Konferensi atau Simposium
Australian Association of Social Workers. 1969.
Social issues of today. Proceedings of the Australian
Association of Social Workers’ 11th Annual Conference.
Hobart, Australia. pp 17-34
Artikel dalam koran:
Pitunov, B. 13 Desember, 2002. Sekolah Unggulan
ataukah Sekolah Pengunggulan? Majapahit Pos , hlm. 4 &
11.
Tulisan/berita dalam koran (tanpa nama pengarang):
Jawa Pos. 22 April, 1995 . Wanita Kelas Bawah Lebih
Mandiri, hlm. 3.
Dokumen resmi:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978.
Pedoman Penulisan Laporan Penelitian .Jakarta: Depdikbud.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keppres
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 24 Tahun
1992 tentang Penataan Ruang. Lembaran Negara RI Tahun 1992,
No. 115. Sekretariat Negara. Jakarta.
Buku terjemahan:
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. 1976.
Pengantar Penelitian Pendidikan . Terjemahan oleh Arief
Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
Ensiklopedia, Kamus
Stafford-Clark, D. 1978. Mental disorders and
their treatment. The New Encyclopedia Britannica. Encyclopedia
Britannica. 23: 956-975. Chicago, USA .
Echols, J.M. dan Shadily, H. (Eds). 1989. Kamus
Inggris – Indonesia. PT Gramedia. Jakarta.
Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian:
Kuncoro, T. 1996. Pengembangan Kurikulum Pelatihan
Magang di STM Nasional Malang Jurusan Bangunan, Program Studi
Bangunan Gedung: Suatu Studi Berdasarkan Kebutuhan Dunia Usaha
Jasa Konstruksi . Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS
IKIP MALANG.
Makalah seminar, lokakarya, penataran:
Waseso, M.G. 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah . Makalah
disajikan dalam Seminar Lokakarya Penulisan Artikel dan
Pengelolaan Jurnal Ilmiah, Universitas
Lambungmangkurat, Banjarmasin , 9-11 Agustus.
Internet (karya individual):
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of
STM Online Journals, 1990-1995: The Calm before the Storm ,
(Online),
(http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html ,
diakses 12 Juni 1996).
Internet (artikel dalam jurnal online):
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan
Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan . (Online),
Jilid 5, No. 4,
(http://www.malang.ac.id/artikel/pengukuran-bekal-
awal.htm , diakses 20 Januari 2010).
Internet (forum diskusi online):
Wilson, D. 20 November 1995 . Summary of Citing
Internet Sites. NETTRAIN Discussion List , (Online),
(NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu , diakses 22 Februari
2010).
Internet (e-mail pribadi):
Naga, D.S. (ikip-jkt@indo.net.id ). 1 Oktober
2009. Artikel untuk JIP . E-mail kepada Ali Saukah
(jippsi@mlg.ywcn.or.id ).
Kaset Video
Burke, J. 2009. Distant Voices, BBC Videocasette ,
London, UK. 45 mins.
Film (Movie)
Oldfield, B. (Producer) 1977. On the edge of the forest.
Tasmanian Film Corporation. Hobart, Austraalia,. 30
mins.
Slides (Kumpulan Slides)
Reidy, J.F. 1987. The Thorax Slides. Grave Medical
Audiovisual Library. Chelmsford, UK. 54 mins.
1. Dibawah ini yang merupakan definisi dari konvensi
adalah...
a. Hukum dasar yang tertulis yang merupakan aturan-
aturan dasar yang terpelihara dalam praktek
penyelenggaran negara
b. Hukum dasar yang tidak tertulis yang merupakan
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan Negara
c. Hukum dasar yang tidak tertulis yang bukan
merupakan aturan-aturan dasar yang timbul dalam
praktek penyelenggaraan Negara
d. Hukum dasar yang tertulis yang bukan merupakan
aturan-aturan dasar yang timbul dalam praktek
penyelenggaraan Negara
2. Yang bukan merupakan sifat-sifat dari konvensi adalah…
a. Diterima oleh seluruh rakyat
b. Bertentangan dengan UUD
c. Kebiasaan yang berulang kali
d. Bersifat sebagai pelengkap
3. Pengertian naskah menurut Baried dalam Supartinah
(2003:9) adalah…
a. Naskah berarti tulisan tangan
b. Naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan
tangan
c. Karangan seseorang yang belum diterbitkan
d. Karangan seseorang sebagai karya asli
4. Berdasarkan sistematika penulisan dan isinya, artikel
dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu…
a. Artikel gambar dan tulisan
b. Artikel ilmiah dan non-ilmiah
c. Artikel hasil penelitian dan non-penelitian
d. Artikel abstrak dan non-abstrak
5. Yang termasuk isi bagian dari pelengkap pendahuluan
adalah…
a. Halaman pengesahan, daftar isi, daftar gambar
b. Daftar isi, daftar bacaan, Bab I pendahuluan
c. Daftar bacaan, abstrak, halaman judul
d. Analisis data, apendiks, indeks
6. Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul
karangan formal, kecuali…
a. Tidak estetik
b. Hiasan gambar yang relevan
c. Variasi huruf jenis huruf
d. Ungkapan emosional
7. Bagian keseluruhan dari suatu karangan ilmiah yang
sifatnya formal dan ilmiah disebut…
a. Latar belakang masalah
b. Tujuan penulisan
c. Kata pengantar
d. Kesimpulan
8. Berikut ini yang bukan isi dari sumber data penulisan
adalah…
a. Sumber data sekunder dan data primer
b. Kriteria penentuan jumlah data
c. Kriteria tujuan pembahasan
d. Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan
pembahasan
9. Analisis dan interprestasi serta ilustrasi dan contoh-
contoh termasuk bahasan dalam bagian…
a. Pelengkap pendahuluan
b. Isi karangan
c. Penutup
d. Pembahasan
10. Penulisan daftar pustaka dibawah ini yang benar
adalah…
a. Kementiran Pendidikan Nasional. Jakarta, 2010.
Rencana Strategi Pendidikan
b. Pragmatics in Language Teaching. Rose, K.R. Cambridge
University Press:2010
c. Gorys Keraf. Komposisi. Jakarta : Nusa Indah, 1994
d. Lautser, Peter. Tes kepribadian terjemahan D.H. Gulo.
Jakarta : Gramedia :2007
Essay
1. Apakah yang dimaksud dengan Konvensi Naskah?
2. Sebutkan unsure-unsur penyusunan judul yang perlu
diperhatikan supaya memberikan daya tarik kepada
pembaca!
3. Apa saja isi dari ruang lingkup masalah?