Post on 22-Feb-2023
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
ANALISIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHABUDIDAYA LELE DUMBO
DI KELURAHAN TEMBILAHAN HULUKECAMATAN TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Yeni Afiza , Sri Puji Pangestuti11
1Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNISI
Email: yeni_afiza@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan : (1) untuk mengetahui biaya, pendapatan,keuntungan dan efisiensi dalam usaha budidaya lele dumbo, (2) untukmerumuskan strategi yang alternative yang dapat diterapkan dalammengembangkan budidaya ikan lele dumbo. Metode yang digunakan untukmenganalisis data dalam penelitian ini adalah (1) dengan analisis biaya,pendapatan, keuntungan serta efisiensi usaha. (2) Analisis SWOT. Penelitian inidilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi dan wawancara langsungdengan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) biaya tidak tetapsebesar Rp.4.346.510,00/produksi. Serta biaya tetap sebesarRp.2.582,363,33/produksi dengan rata – rata penerimaan yang diperoleh sebesarRp. 10.362.880,00/produksi, rata-rata keuntungan yang diperoleh adalah sebesarRp.3.509.047,67/produksi, rata – rata pendapatan kerja keluarga sebesar Rp.5.371.410,00/produksi dan nilai RCR adalah sebesar 1,49 (2) Dari analisisSWOT, diperoleh hasil perumusan strategi pada Kuadran I dengan nilai Peluang1,31 dan Kekuatan 2,54.
Kata Kunci : Keuntungan, Efisiensi, Ikan lele dumbo, SWOT.
ABSTRACT
The purposes of research were : (1) to determine the cost net income andefficiency of catfish farming, (2) to formulate of alternative strategy for developtof business catfish farming. The method of data analysis are (1) Total cost,revenue, profit and Effeciency analysis, (2) SWOT analysis.This research wasconducted using the method of direct documentation and interview withquestionnaires. The research results show that : (1) Total cost of business catfishfarming variabel cost Rp.4.346.510,00/production and fix costRp.2.582,363,33/production, average revenue is Rp. 10.362.880,00/produktion,average net income is Rp. 3.509.047,67/production, family income isRp.5.371.410,00/production and RCR equal to 1,49. (2) From SWOT analysis,formulated strategy in Kuadran I with score of Opportunities is 1,31 and Strenghtis 2,54.
Keywords : Benefit, Effeciency, Catfish, SWOT.
58
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
I. PENDAHULUAN
Ikan lele merupakan salah
Permasalahan atau kendalayang sering dihadapi pembudidayadiantaranya pengelolaan bubidayayang masih sederhana, selain itu sifatusaha yang bisa gagal panen karnaikan mati disebabkan cuaca yangtidakstabil, air yang kurangbersih,
satu jenis ikan air tawar yang sudahdibudidayakan secara komersial olehmasyarakat Indonesia terutama dikabupaten Indragiri Hilir. Budidayalele berkembang pesat dikarenakandapat budidayakan di lahan dansumber air terbatas dengan padattebar tinggi, teknologi budidaya yang
kepadatanbudidaya,sertasifat
ikan diikan
kolamyang
kanibalisme sehingga mengurangiproduksi dalam skala besar.
relatif mudah dikuasai oleh Sedangkan keunggulan dari usahabudidaya ikan lele dumbo ini adalahhasil panennya yang dalam kapasitasbesar bisa memenuhi kebutuhan lelebagi konsumen khususnya rumahmakan pecel lele. Selain itu lele hasilpanen ikan lele ini adalah kualitasunggulan, dengan ukuran yang besardan masih segar. Serta kapasitas
masyarakat, pemasarannya relatifmudah serta modal usaha yangdibutuhkan relatif rendah.Selain itubeberapa keunggulan lele dumbosebagai komoditas budidayadiantaranya ikan ini dapat dipijahkansepanjang tahun, memiliki fekunditastelur yang tinggi, dapat hidup padakondisi air yang marjinal,dan produksi dari usaha lelememiliki efisiensi pakan yang pembudidaya kelurahan Tembilahan
Hulu cenderung stabil.Terdapat pula peluang yang
dimiliki oleh pembudidaya ikan lele
tinggi.Lele juga kaya akan gizi16yaitu protein sebesar 20% dansangat baik untuk kesehatan karenatergolong makanan dengan diantaranya ikan lele yangkandungan lemak yang relatif rendahdan mineral yang tinggi. Dalamsetiap 100 gram lele memilikikandungan lemak hanya dua gram,jauh lebih rendah daripada dagingsapi sebesar 14 gram apalagi daging
mengandung banyak zat gizi yangdbutuhkan oleh tubuh, sehinggakonsumen berminat untuk terusmengkonsumsi ikan lele. Selain itudengan banyaknya usaha warungmakan yang berada Tembilahan,
ayam(Departemen
yaitu sebesarKelautan
25 gramdan
menjadikan permintaan terhadapikan lele pun terus meningkat.Peluang lain yang dimiliki olehPerikanan, 2003).
Usaha budidaya ikan leledumbo di Kelurahan Tembilahan
pembudidayamudahnya jalur transportasi tentu
adalah dengan
Hulu mengalami peningkatan akan mempermudah pula bagiproduksi perikanan setiap tahunnyabaik dari budidaya kolam maupun
pembudidaya untuk mendistribusikanproduknya untuk sampai ketangankonsumen. Namun terdapat pulapemeliharaan diterpal,Kolam di
peternakan ikan lele di KelurahanTembilahan Hulubiasanya digunakanuntuk budidaya ikanair tawar. Usaha
ancaman yang dihadapipembudidaya yaitu akan munculpesaing – pesaing baru, selain itudengan harga pakan yang terusbudidaya ikan lele dumbo
memberikan prospek yang bagusuntuk dikembangkan.
meningkatkeuntungan
akanyang
memperkecildidapat oleh
pembudidaya. Dan isu yang beredar
59
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
tentang ikan lele yang memicutumbuhnya sel kanker yang akanmembuat ketakutan konsumen untukmengkonsumsi ikan lele.
memilih subsistem yang disukai,misalnya hanya menekuni usahapendederan(Anonim, 2002).
Tahap
atau pembesaran
Menghadapidemikian
situasimaka
danuntuk
pembesarankondisi merupakan tahap pemeliharaan ikanmengoptimalkan pemanfaatan lele
konsumsi.pembesaran sama dengan persiapanuntuk kolam pendederan, tetapi tidak
untuk mencapaiPersiapan
ukurankolampotensi sumberdaya dan peluang
usaha budidaya lele dumbo dalamrangka mendukung pembangunandan peningkatan taraf hidup perlu
denganberlangsung sekitar 2-3 bulan atauhinggapenebarannya 30-50 ekor/m2 atau 70ekor/m2 untuk ikan lele ukuran 5-8cm. Sebagai pakan utama dapat
dilakukanpestisida.
penyemprotanPemelihaaraanpembudidaya ikan lele dumbo, para
pelaku input dan output usahabudidaya lele dumbo diperlukan caraefektif untuk pengembangan usahabudidaya lele dumbo. Tujuan dari
empat bulan. Padat
penelitian ini adalah untukmengetahui tingkat efesiensi usahalele dumbo dan merumuskan strategi
diberikanpemberiannya
pelet.bisa
Frekuensisesering
yangditerapkan dalam mengembangkanbudidaya ikan lele dumbo.
alternative yang dapat mungkin, misalnya 2-3 kali dalamsehari. Pada tahap ini mortalitas ikanlele mencapai 30% (500kg/100m2)(Anonim, 2002).
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Penerimaan,Keuntungan
Biaya dan
2.1 Usaha Budidaya Lele DumboMenurut Soekartawi (1990)
peneriman tunai usahatani adalahnilai yang diterima dari penjualan
Ikan lele dombo mempunyaiprospek bisnis yang sangat bagus.Hal ini didukung oleh rasa dagingnyayang gurih, bergizi tinggi, warnanyaputih dan bertekstur halus. Selain ituikan berkumis ini juga memiliki
produk usahatani. Sedangkanpenerimaan ini merupakan hasilperkalian dari jumlah produk totaldengan harga persatuan.beberapa kelebihan, antara lain
pertumbuhannya cepat meskipun Klasifikasi biaya pentingdipelihara dengan kepadatan tinggi,ketahanan hidupnya tinggi, tidak 25terlalu sulit dalam hal pakan karenatermasuk jenis omnivora, teknologibudidayanya tidak terlalu rumit danbisa dipelihara diberbagai lokasi,misalnya di kolam, sawah, empangatau mina padi. Keuntungan lain dariusaha budi daya lele adalah tidakperlu dilakukan secara integrated
dalam membandingkan pendapatanuntuk 27 mengetahui kebenaranjumlah biaya yang tertera padapernyataan pendapatan (incomestatement) terdiri dari empatkategori, yaitu:a. Biaya tetap (fixed cost) adalah
biaya yang penggunaanya tidakhabis dalam satu masa produksiyang termasuk dalam biaya iniantara lain adalah pajak tanah,pajak air, penyusutan alat, danbangunan pertanian.
dalam satu unit usaha, daripembenihan hingga pembesaran.Artinya pelaku usaha budi daya bisa
60
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
b. Biaya variabel atau biaya-biayaberubah (variabel cost) adalahbiaya yang besar kecilnya sangat
sendiri, yaitu sewa tanah milikpetani, upah tenaga kerjakeluarga dan bunga modal miliksendiri (Djuwari, 1994).tergantung pada biaya skala
produksi. Yang termasukkedalam biaya ini antara lainadalah : biaya untuk bibit, pupuk,pembasmi hama dan penyakit,buruh atau tenaga kerja upahan,biaya panen, biaya pengolahantanah baik yang berupa kontrakmaupun upah harian.
2.3 Analisis SWOT
2.3.1 Analisis Situasi Internal
Analisis Kekuatan (Strength)Setiap perusahaan perlu menilaikekuatan dan kelemahannyadibandingkan para pesaingnya.
c. Biaya tunai dari biaya tetap dapatberupa pajak air dan pajak tanah.Sedangkan biaya tunai dari biaya
Penilaian tersebut dapat didasarkanpada faktor-faktor seperti teknologi,sumber daya finansial, kemampuan
variabel antara lain berupa kemanufakturan, kekuatanpemakaian bibit, pupuk, obat-obatan tenaga luar keluarga.
d. Biaya tidak tunai meliputi biayatetap, biaya untuk tenaga kerja
pemasaran dan basis pelanggan yangdimiliki. Strength adalah keahlianatau kelebihan yang dimilki olehperusahaan pesaing.
keluarga. Sedangkan yang Analisis Kelemahantermasuk biaya variabel antaralain biaya panen dan pengolahan
(Weakness)perusahaan
Merupakan keadaandalam menghadapi
tanah dari tenaga kerja pesaing mempunyai keterbatasan dankeluarga(Fadholi, 1989). kekurangan serta kemampuan
menguasai pasar, sumber daya sertaAnalisis dalam usahatani
pendapatankeahlian. Keterbatasan dan
untuk menghitung kekuranganketerampilan
dalamdan
halkemampuan
sumber,usahatani dapat dilakukan dengandua pendekatan, yaitu : menjadi penghalang serius bagi
kinerja organisasi yang memuaskan.a. Pendekatan pendapatan,Keterbatasan dan kekurangandigunakan jika usahatani yang
dikelola bersifat subsisten atautidak berorientasi keuntungan.
kemampuan bias terlihat pada saranadan prasarana yang dimiliki atautidak dimiliki,kemampuan manajerialPendapatan merupakanyang rendah, keterampilanpengurangan penerimaan dengan
total biaya luar yang secara nyatadibayarkan untuk masukan dariluar.
pemasaran yang tidak sesuai dengantuntutan pasar, produk yang tidakatau kurang diminta oleh parapengguna atau calon pengguna dantingkat perolehan keuntungan yangkurang memadai.
b. Pendekatan keuntungan,digunakan jika usahatani yangdikelola bersifat komersial ataubertujuan untuk memaksimalkankeuntungan. Keuntungan 2.3.2 Analisis Situasi Eksternalmerupakan hasil dari penerimaandikurangi dengan total biayayang dikeluarkan untuk masukandari luar dan masukan milik
Analisis(Opportunity)
Peluangperusahaan
yangSetiap
memiliki sumber daya
61
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
membedakanperusahaan
dirinya dengandan
sebagai sampel. Hal ini seringlain. Peluang dilakukan bila jumlah populasi
terobosan atau keunggulan bersaing relative kecil, kurang dari 30 orang,atau penelitian yang ingin membuatgeneralisasi dengan kesalahan yangsangat kecil. Peneliti menggunakanteknik sampling ini karena jumlahpopulasi sebanyak 5 orang. MenurutRidwan (2012), “Sampling jenuhialah teknik pengambilan sampelapabila semua populasi digunakansebagai sampel dan dikenal juga
tertentu dan beberapa peluangmembutuhkan sejumlah besar modalunutuk dapat dimanfaatkan. Di lainpihak, perusahaan-perusahaan barubermunculan. Peluang pemasaranadalah suatu tempat dimanaperusahaan dapat beroperasi secaramenguntungkan.
Analisis Ancaman (Threats)Ancaman adalah tantangan yang dengan istilah sensus”. Dalamdiperlihatkanperkembanganmenguntungkan dalam lingkungan
atauyang
suatutidak
penelitian ini, melihat jumlahpopulasi sebanyak 5 orang makasemua anggota populasi dijadikansampel penelitian. Oleh karena itu,sampel yang diambil untuk penelitianini sebanyak 5 orang.
yang menyebabkan kemundurankedudukan perusahaan. Pengertianancaman merupakan kebalikanpengertian peluang. Ancaman adalahfaktor-faktor lingkungan yang tidakmenguntungkan suatu bisnis. 3.3 Metode Analisis Data
3.3.1 Analisis Usaha
III. METODOLOGI PENELITIAN3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Menurut Rahim dan Hastuti (2007 ) total biaya atau total costadalah jumlah dari biaya tetap ataufixed cost dan biaya tidak tetap atauvariabel cost. Untuk menghitungtotal biaya ( total cost ) dapatdirumuskan dengan rumus :
Penelitian ini dilaksanakan diLokasi Usaha Budidaya Ikan Lele diKel.Tembilahan Hulu Kec.Tembilahan Hulu Kabupaten InhilRiau. Pemilihan lokasi penelitiandilakukan secara sengaja (purposive) TC = TFC + TVC
Dimana :dengan alasan bahwa usahaBudidaya Ikan lele di Kelurahan
TC = Biaya Total (Rp/produksi)Tembilahan Hulu sudah lamaTFC = Biaya tetap total (Rp/beroperasi dan setiap pembudidaya
lele dumbo mengalami peningkatan produksi)TVC = Biaya variabel (Rp/dalam pengembangan usahanya.
produksi).Penelitian ini dilakukan bulan Junisampai dengan bulan Agustus 2017. Menurut Soekartawi (1995),
pendapatan kotor merupakan total3.2 Metode Pengambilan Sampel nilai produksi usahatani dalam
jangka waktu tertentu dikali denganPenelitian ini menggunakanharga jual. Untuk menghitungteknik sampling nonprobabilitypendapatan kotor (total revenue)dapat digunakan rumus :
sampling dengan jenis samplingjenuh yaitu teknik penentuan sampelbila anggota populasi digunakan
62
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
TR = Y .Py
Di mana:
3.3.2 Analisis SWOT
1. Matrik Faktor StrategiInternal (IFAS)TR = Total penerimaan (Rp/ Tahapan penentuan faktor
sebagaiproduksi) strategi internal adalahPyY
= Harga= Produksi ikan lele yang
diperoleh
berikut :1. Menentukan faktor-faktor yang
menjadi kekuatan sertaRahim dan Hastuti (2007) kelemahan
kolom 1.2. Beri bobot dengan alternative
nilai 1 – 5 dimana :
perusahaan dalammengemukakan bahwa pendapatanbersih yaitu selisih antara totalpenerimaan dengan total biaya yangdikeluarkan selama proses 1 = Tidak Pentingproduksi.Untuk menghitung 2 = Kurang pentingpendapatan bersih dapat digunakanrumus :
3 = Biasa saja4 = Penting5 = Sangat Penting
π = TR –TC Dari alternative nilai tersebut,selanjutnya dibuat persentasebobot sehingga besarnya bobotantara 0,0 sampai 1,0 ( semuabobot totalnya maksimal 1,0 )
3. Menghitung rating (dalam kolom3) untuk masing-masing faktordengan memberikan skala mulai
Di mana:Π = Pendapatan bersih (Rp/
produksi)TR
TC
= Total penerimaan (Rp/produksi)
= Total biaya (Rp/produksi)dari 4 (outstanding) sampai
Rahim dan Hastuti (2007) dengan 1 (poor), 38 berdasarkanmengemukakan analisis R/C Ratiomerupakan perbandingan (ratio ataunisbah) antara penerimaan (revenue)dan biaya (cost). Pernyataan tersebut
pengaruh faktor tersebut terhadapkondisi perusahaan yangbersangkutan.
4. Kalikan bobot pada kolom 2dengan rating pada kolom 3dapat dinyatakan dalam rumus
sebagai berikut :
RCR = TR / TC
Dimana:
untukpembobotan dalam kolom 4.Hasilnyapembobotan
memperoleh faktor
berupauntuk
skormasing-
masing faktor yang nilainyaTR = Total Revenue (Rp/ bervariasi mulai dari 4,0
produksi)= Total cost (Rp/ produksi)
(outstanding) sampai dengan 1,0(poor).TC
5. Gunakan kolom 5 untukKriteria keputusan : memberikan komentar atauR/C >1 : Usaha budidaya ikan lelemenguntungkanR/C <1 : Usaha budidaya ikan lelerugi
catatan mengapa faktor-faktortertentu dipilih dan bagaimanaskor pembobotannya dihitung.
6. Jumlahkan skor pembobotanR/C = 1 : Usaha budidaya ikan leleimpas (tidak untung dan tidak rugi )
(padamemperoleh jumlah total skor
kolom 4), untuk
63
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
pembobotan bagi peternakanikanyang bersangkutan. Nilai total ini
digunakanmembandingkan peternakanikan
untuk
menunjukkan bagaimana ini dengan peternakanikanpeternakanikan tertentu bereaksiterhadap faktor-faktor strategisinternalnya. Total skor ini dapat
lainnya dalam kelompok industriyang sama (Rangkuti, 2006 : 24).
Tabel 1. Form Matrik IFAS ( Internal Strategic Factor Analysis Summary )Kekuatan Bobot Rating Skor
1.2.3.4.
Kelemahan Bobot Rating Skor
1.2.3.4.
bersangkutan. Pemberian nilai2. AnalisisEksternal (EFAS)
Faktor Strategirating untuk faktor peluangbersifat positif (peluang yangsemakin besar diberi rating 4,Berikut ini adalah cara-cara
penentuan Faktor Strategi Eksternal(EFAS) : tetapi jika peluangnya kecil
diberi rating 1). Pemberian nilairatingkebalikannya.
ancamanMisalnya, jika
adalah1. Susunlah dalam kolom 1 (5sampai dengan 10 peluang danancaman).
2. Beri bobot dengan alternativenilai 1 – 5 dimana :1 = Tidak Penting2 = Kurang penting3 = Biasa saja4 = Penting
nilai ancamannya sangat besar,ratingnya adalah 1. Sebaliknya,jika nilai ancamannya sedikitratingnya 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2dengan rating pada kolom 3,untukpembobotan dalam kolom.
5. Hasilnyapembobotan
memperoleh faktor5 = Sangat Penting
berupauntuk
skormasing-
Dari alternative nilai tersebut,selanjutnya dibuat persentasebobot sehingga besarnya bobotantara 0,0 sampai 1,0 (semuabobot totalnya maksimal 1,0)
3. Hitung rating (dalam kolom 3)
masing faktor yang nilainyabervariasi mulai dari 4,0(outstanding) sampai dengan 1(poor). 4. Gunakan kolom 5untuk memberikan komentar ataucatatan mengapa faktor-faktortertentu dipilih dan bagaimanaskor pembobotannya dihitung.
untuk masing-masing faktordengan memberikan skala mulai
(outstanding)dari 4 sampaidengan 1 (poor) berdasarkanpengaruh faktor tersebut terhadapkondisi perusahaan yang
6. Jumlahkan(pada
skor pembobotanuntukkolom 4),
64
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
memperoleh jumlah total skor eksternalnya. Total skor ini dapatpembobotan bagi perusahaan digunakan untukyang bersangkutan. Nilai total ini membandingkan peternakanikanmenunjukkan bagaimana ini dengan peternakanikanpeternakan ikan tertentu bereaksiterhadap faktor-faktor strategis
lainnya dalam kelompok industriyang sama (Rangkuti, 2006 : 22).
Tabel 2. Form Matrik EFAS ( EksternalStrategic Factor Analysis Summary)Peluang Bobot Rating Skor
1.2.3.4.
Ancaman Bobot Rating Skor
1.2.3.4.
Posisidikelompokkankuadran, yaitu kuadran I,II,III danIV. Kuadran I strategi yang sesuaiadalah strategi agresif, kuadran II
perusahaandalam
dapatempat
strategi diversifikasi, Kuadran IIIstrategi turn around dan kuadran IVstrategi defensif. Diagram grandstrategi disajikan pada Gambar 2.
III. mendukung strategi agresifturn - arround
I. Mendukung strategiBERBAGAIPELUANG
KELEMAHANMendukungINTERNAL KELEMAHAN
EKSTERNAL
IV. Mendukung strategi defensive II. strategi diverifikasi
BERBAGAIANCAMAN
Gambar 1. Diagram Grand Strategi
65
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 AnalisisIkan lele dumbo
4.1.1 Biaya Produksi
adalah biaya yang benar-benardikeluarkan oleh pembudidaya dalamusaha budidaya lele dumbo selamasatu musim budidaya pada Agustus2017- Oktober 2017. Meliputi biayapembelian sarana produksi dan biayalain - lain. Besarnya biaya yangdikeluarkan dalam usaha budidayaikan lele dumbo milik pembudidayalele dumbo di kel.Tembilahan Huludilihat pada Tabel 3.
Usaha Budidaya
Biaya adalah sejumlah nilaiuangpembudidayamembiayai
yang dikeluarkan olehuntukusahayang
ikan lelekegiatan
Biayabudidayanya.diperhitungkan dalam penelitian ini
Tabel 3. Analisis Biaya Produksi Usaha Budidaya Ikan Lele DumboNo.1.
KomponenBiaya Variabela. Bibit / benihb. Pakan
Satuan
Ekor
Jumlah
3.400
Harga (Rp)
270,00
Total (Rp)
918.000,00
---
Usus ayam KgKg
612102408
-
2.000,009.400,003.000,00
-
1.224.000,00958.800,00
1.224.000,003.406.800,00
21.710,00
PeletDedak Kg
Sub Total Pakanc. Bahan
untuk transportasi
Kgbakar Liter 2,6 8.350,00
Sub Total Biaya 4.346.510,00Variabel
2. Biaya Tetapa. Upah karyawanb. Penyusutan Alat
RpRp
--
--
2.520.000,0049.830,89
Sub Total Biaya 2.569.830,9Tetap
3 Total BiayaPenerimaana. Produksib. Harga
Rp - - 6.916.340,94.
KgRp
563,2-
- --18.400,00
Sub Total 10.362.880,00Penerimaan ( a x b )
5.6.
Keuntungan ( 4 – 3) RpRp
--
--
3.446.539,15.283.837,6Pendapatan kerja
dalam keluargaRCR ( 4 : 3 )7. Rp - - 1,49
Sumber : Data primer diolah, 2017
66
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
a. Biaya Tidak TetapPada Tabel 3 menunjukkan
bahwa biaya tidak tetap dari usahabudidaya ikan lele dumboKelurahan Tembilahan Hulu adalah
b. Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biayainvestasi awal usaha budidaya leledumbo seperti kolam terpal dandiperalatan lainnya karena paling
sebesarperproduksidengan
Rp. 4.346.510,00 dibutuhkan dalam produksi. Biayapenyusutan ini dihitung dari masing– masing peralatan yang ditentukanoleh banyaknya masing – masing alat
rincian biayadiantaranya jumlah rata – ratapembelian bibit adalah 3.400 ekordengan harga Rp 250,00 per ekornya.Jadi total biaya pembelian bibitadalah Rp 918.000,00 perproduksi.Bibit dibeli langsung dari pedagangbibit / benih ikan. Biaya pakan yangterdiri dari usus ayamdengan rata –rata 612 Kg per produksi, denganharga Rp 2.000,00 per Kg. Jadi totalbiaya pembelian usus ayam sebesar
yang digunakan dan umurekonomisnya. Biaya penyusutandalam penelitian ini adalahpenyusutan alat-alat yang digunakandalam budidaya ikan lele dumbo,terdiri dari terpal, jaring, ember,papan, palu, tali, bak penampung,cangkul, gerobak, paku.
Pada Tabel 3 menunjukanbahwa biaya tetap terdiri dari biayapenyusutan alat per produksi sebesarRp. 49.830,89 dan biaya untuk upahkaryawan sebesar Rp 2.520.000,00 .Upah diberikan kepada karyawantersebut per satu kali produksi.Sehingga dapat diketahui biaya tetap
Rp. 1.224.000,00 Per Produksi,Biaya pakan pelet dengan rata – rata102 Kg per produksi, dengan hargaRp 9.400,00 per Kg. Jadi total biayapembelian pellet ikan sebesar Rp.958.800,00 perproduksi, Biaya pakandedak dengan rata – rata 408 Kg perproduksi, dengan harga Rp 3.000,00per Kg. Jadi total biaya pembelianDedak sebesar Rp. 1.224.000,00perproduksi, dan biaya transportasiselama produksi adalah sebanyak 2,6liter dengan harga Rp 8.350,00
sebesar 2.569.830,9 perproduksi.Berdasarkan data diatas dapat dilihatbahwa kontribusi terbesar pada biayatetap adalah upah karyawan sebesarRp 2.520.000,00 perproduksi.
perliternya.transportasi selama produksi sebesarRp. 21.710,00 perproduksi.
Berdasarkan data diatas dapatdilihat bahwa kontribusi terbesarpada biaya tidak tetap adalah pakan
Jadi total biayac. Total Biaya
Darimemperlihatkanbahwa total biayausaha budidaya ikan lele adalah rata-
tabel 3
rata sebesar Rp. 6.916.340,9sebesar Rp 3.406.800,00 perproduksi, dimana jumlah biayaperproduksi.Hal ini senada denganpenelitian Wibowo ( 2011) yangmenunjukan bahwa kontribusi biaya
tetap rata-rata sebesarRp.2.569.830,9 perproduksidan biayatidak tetap sebesar Rp.4.346.510perproduksi.berkontribusi terbesar adalah biayatidak tetap, hal ini dikarenakan biayayang paling besar dikeluarkan adalah
variable terbesar dalam usaha Biaya yangbudidaya ikan lele dumbo berasaldari biaya pembelian pakan, yaitusebesar Rp 775.725,00 perproduksi.Karna biaya pakan paling besar daripada biaya variable lainnya.
biaya pakan, karena pemberianpakan rutindiberikan kepada ikan
67
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
agar pertumbuhan ikan lele tidakterganggu. Nafsu makan ikan leleselama masa pertumbuhan sangattinggi sehingga jika kekuranganpakan sifat dari kanibalisme ikan leledapat terjadi.
Menurut Tohir (1983),keberhasilan atau kesuksesan usahadapat dilihat dari sudut ekonomiyaitu besarnya penghasilan ataupendapatan kerjakeluarga.Pendapatan kerja keluargamerupakan imbalan terhadap bungaharta sendiri, upah tenaga kerjakeluarga, dan besarnya penghasilanyang di peroleh. Pada tabel 9 dapatdilihat bahwa jumlah pendapatankerja dalam keluarga rata- rata
4.1.2 Penerimaan
Penerimaan usahaagroindustri adalah perkalian antarajumlah produksi yang diperolehdengan harga yang berlaku dipasar
sebesar Rp. 5.283.837,6 per(Soekartawi, 1998). Tabel 3Produksi. Pendapatan kerja keluargadiperoleh dari pendapatan bersihditambah dengan upah tenaga kerjadalam keluarga dan penyusutan alat.Besarnya pendapatan tenaga kerjadalam keluarga pada usaha budidaya
menunjukan bahwa penerimaan yangdiperoleh yaitu rata- rata sebesarRp.10.362.880,00 perproduksi.Penerimaan diperoleh dari hargaikan lele rata- rata Rp. 18.400/kgdikalikan dengan jumlah produksiikan lele rata-rata yaitu 563,2 kgperproduksi.
ikan lele dumbo dikarenakanbanyaknya jumlah curahan tenagakerja dalam keluarga yang digunakanpada usaha ini.4.1.3 Keuntungan
Keuntungan yang diperolehusaha budidaya ikan lele dumbo di
4.1.5 Efisiensi
Efisiensi usahatidaknya
adalahusaha
Kelurahanmerupakan
Tembilahan Hulutotal gambaran layakselisih antara
tersebut dilakukan atau diusahakan.Menurut Soekartawi (2002), analisisReturn Cost (R/C) ratio merupakanperbandingan (ratio atau nisbah)antara penerimaan (revenue) danbiaya (cost). yang dikeluarkan dalamsatu kali produksi.
penerimaan dengan total biaya yangdikeluarkan. Untuk mengetahuibesarnya keuntungan pada usahabudidaya ikan lele dumbo diKelurahan Tembilahan Hulu dapatdilihat pada Tabel 3 yangmenunjukan bahwa keuntungan yangdiperoleh sebesar Rp. 3.446.539,1 Dari Table 3 dapat dilihat
bahwa usaha budidaya ikan leledumbo di daerah penelitian layakdiusahakan, hal ini dapat dilihat daribesarnya R/C yang diperoleh yaitusebesar 1,49 yang berarti bahwasetiap Rp. 1 biaya yang dikeluarkanuntuk usaha budidaya ikan lele akanmenghasilkan pendapatan kotor ataupenerimaan sebesar Rp. 1,49. Hal ini
perproduksi. Menurut Hernanto(1998), berhasil tidaknya usaha dapatdilihat dari besarnya pendapatanyang diperoleh dalam mengelolasuatu usaha. Bagi pengusaha analisisini membantu mereka dalammengukur apakah kegiatan usahamereka pada saat ini berhasil atautidak.
senada dengan penelitian yangdilakukan oleh Putriana(2014), nilaiRCR yang diperoleh adalah sebesar
4.1.4 Pendapatan Kerja dalamKeluarga
68
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
1,05 yang berarti usaha budidayaikan lele dumbo menguntungkan.
Berdasarkan hasil penelitiandan pengamatan, diperoleh beberapadata faktor internal yang
4.2Budidaya Lele Dumbo
Analisis SWOT Usaha selengkapnyaTabel 4.
dapat diamati pada
Tabel 4. Internal Faktor Analisys SummaryFaktor – faktorStrategi Internal
Bobot Rating Bobot XRating
Kekuatan
1. Pengalaman dalam usaha budidayalele hampir 5 tahun
0,10 4
3
0,40
2. Hasil produksi adalah jenis ikanunggulan 0,12
0,10
0,12
0,12
0,14
0,36
0,40
0,48
3. Jarak waktu panen stabil 4
44. Keuangan perusahaan baik karenadari modal sendiri
5. Sudah memiliki pelanggan tetap 4
3
0,48
0,426. Lahan cukup luas membuatproduksi ikan lele meningkat
0,70 2,54
Faktor – faktorStrategi Internal
Bobot Rating Bobot XRating
Kelemahan1. Pengelolaan budidaya yang masih
sederhana / tradisional 0,10 1 0,10
0,12
0,20
0,12
2. Belum mampu memproduksi pakansendiri 0,12
0,10
1
23. Manajemen produksi ( pemberianpakan ) tidak terkontrol
4. Kapasitas produksi rendah danbelum mampu menjangkau pasardiluar Tembilahan
0,12
0,44
1
0,54
Sumber : Data olahan primer, 2017
Berdasarkan hasil analisis bahwa faktor yang menjadi kekuatanmatrik IFE pada table 4, menunjukan utama pembudidaya adalah
69
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
Keuangan perusahaan baik karena Kelemahan utama ini harus dijadikandari modal sendiri dan sudah pertimbangan untuk merubahmemiliki pelanggan tetap dengan kebijakan menggunakan alat modern
yang dengan begitu dapat membantunilai sebesar 0,48. Hal inidikarenakan modal yang dimilikiadalah modal sendiri tanpa harusmemikirkan pembayaran tagihan dan
pembudidayameningkatkan hasil produksi dapatterlaksana.
sehingga untuk
bungapembudidaya masing – masing telahmemilikiKelemahan
ditiap bulannya dan Nilai persentase skor bobotdari factor internal adalah 3,08. Nilaitersebut menunjukan bahwa usahabudidaya secara internal adalah kuat
pelangganutama
tetap.usahadari
budidaya lele dumbo di kelurahan karna mampu memanfaatkanTembilahanTembilahan
HuluAdalah
KecamatanManajemen
kekuatannya untuk mengatasikelemahan yang dimiliki dan terusmeningkatkan kinerja dengan caramengatasi kelemahan utama yangmenjadi kendala.
Berdasarkan hasil penelitiandan pengamatan, diperoleh beberapa
produksi ( pemberian pakan ) tidakterkontrol dengan nilai sebesar 0,20.Hal ini dikarenakan pembudidayatidak memiliki alat yang modernyang dapat member pakan padaikanyang secara otomatis sehingga data factor eksternal yangikanketerlambatan
tidakakanpemberian
mengalamipakan.
selengkapnya dapat diamati padaTabel 5.
Tabel 5. Eksternal Faktor Analisys Summary
Faktor – faktorStrategi Eksternal
Bobot Rating Bobot XRating
Peluang1. Ikan lele mengandung banyak zat
gizi0,14
0,11
4
3
0,56
0,332. Banyaknya permintaan ikan leleuntuk usaha warung makan
3. Akses jalan dan transportasi yangmudah diakses sehinggamemudahkan dalam 0,14
0,39
3 0,42
1,31
mendistribusikan produkkekonsumen
Ancaman1. Tingkat persaingan tinggi 0,11
0,11
1
1
0,11
0,112. Isu yang beredar mengenai ikanlele mengandung zat pembunuh selkanker
3. Harga bahan pakan yang terusmeningkat
4. Kecendrungan masyarakat terhadapikan lain
0,14 2
1
0,28
0,110,47
0,11
0,61
70
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
Berdasarkan hasil analisis5,
yang
bahwa nilai dari Opportunities(peluang) adalah 1,31 dan Treath(ancaman) adalah 0,61, sehinggatotal dari keseluruhan dari factoreksternal adalah 1,92
matrik EFE pada tablemenunjukan bahwa factormenjadi Peluang utama pembudidayaadalah ikan lele mengandung banyakgizi dengan nilai sebesar 0,56. Halini dikarenakan ikan lele merupakanikan yang memiliki kualitas vitaminyang sangat dibutuhkan oleh tubuh..ancaman utama dari usaha budidayalele dumbo di kelurahan TembilahanHulu Kecamatan Tembilahan Adalahharga pakan yang terus meningkatdengan nilai sebesar 0,28.
Dari data diatas dapat dilihatpada antara factor internal Strengths(kekuatan)kelemahan
sebesar 2,54daninisebesar 0,54.Hal
berarti factor kekuatan harusdijadikan sebagai langkah strategidalam meningkatkan strategipengembangan usaha budidaya leledumbokelemahan
ini. Sementara factorharusNilai persentase skor bobot sebesar 0,54
dari factor eksternal adalah 1,92.Nilai tersebut menunjukan bahwausaha budidaya secara Eksternaladalah sedang karna dalam usahabudidayanya menjalani strategi yang
diminimalisirmemperkuatpengembangan usaha yang mampumengurangi factor resiko dalam
dengansystem
carastrategi
strategi pengembangan usahamemanfaatkan peluang dan budidaya ikan lele dumbo.menghindari ancaman. Sementara itu pada
sebesaryang
factor1,31
cukupeksternal Peluang
4.3 Strategi Pengembangan UsahaBudidaya Ikan Lele
merupakan kondisimenguntungkan bagi pembudidayauntuk mengembangkan usahaBerdasarkan analisis IFAS danbudidaya ikan lele karna factorancaman lebih kecil yaitu 0,61.Dalam kondisi ini pembididaya harus
EFAS pengembangan usahabudidayaKelurahanKecamatandijelaskan sebagai berikut :1. Faktor internal strategi pemasaran
yang(kekuatan)(kelemahan) menunjukan bahwanilai dari Strengths (kekuatan)adalah(kelemahan) adalah 0,54 sehinggatotalintenal adalah 3,08
2. Factor eksternal yang meliputi
ikan lele dumbo diHuludapat
TembilahanTembilahan mampu
peluangmempertahankan kondisisaat ini, dan terus
meminimalisir ancaman sehinggapeluangdapat
strategi pengembanganFactor
meliputidan
Strengthsterus meningkat.weaknesses
ancaman sebesar 0,61 inimenunjukan bahwa strategipemasaran memiliki resiko yangbesar.
Dari hasil tabulasi analisaSWOT, maka budidaya ikan lele di
2,54 dan weaknesses
keseluruhan dari factor
kelurahan Tembilahan HuluKecamatan Tembilahan KabupatenIndragiri Hilir sebagai berikut :
OpportunitiesTreath (ancaman) menunjukan
(peluang) dan
71
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
Berbagai Peluang1,31
Kudran III Kuandran I2,54
Kelemahan
Kuadran IV
Kekuatan Internal
Kuadran II
Berbagai Ancaman
Gambar 2. Diagram Grand strategi
Berdasarkan diagram strategidiatas, maka strategi yang terdapatpada pengembangan usaha budidaya
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KesimpulanadalahOpportunities)yangkuadran I. Strategi yang harusditerapkan untuk perusahaan yangberadamendukungpertumbuhanyangagresif,pengembanganpasar,
SO (Strenghtterletak
danpada 1. Rata-rata jumlah biaya yang
dikeluarkan adalah sebesar Rp.6.916.340,9sedangkanpendapatann
per produksiRata-ratadiperolehpada posisi ini adalah yangkebijakan sebesar Rp. 10.362.880,00per
Produksi,keuntunganRp.3.446.539,1
sehinggarata-rata
diperolehsebesar
perpasar, penetrasi
produk,integrasi
pengembangankedepan,integrasi produksi.Nilai efisiensi atau R/C
yang diperoleh adalah sebesar1,49 yang berarti bahwa setiapRp. 1 biaya yang dikeluarkanuntuk usaha budidaya ikan leleakan menghasilkan pendapatankotor atau penerimaan sebesarRp. 1,49 dan pendapatan bersihatau keuntungan sebesar Rp.0,49. Hal ini menunjukan bahwausaha budidaya ikan lele dumbodi Kelurahan Tembilahan HuluKecamatan Tembilahan efisienatau layak diusahakan.
kebelakang, integrasi horizontal dandisersifikasi konsentrik.
Strategi SO merupakansituasi yang paling menguntungkan.Pembudidaya memiliki peluang dankekuatan, sehingga dapatmemanfaatkan peluang sebesar –besarnya. Strategi ini mampumengembangkan usaha budidayakarna dengan banyaknya permintaanterhadappembudidaya
produktelah
sehinggamemiliki
pelanggan yang tetapdan juga lahanyang luas memiliki dampak kepadajarak panen yang cenderung stabildan dapat berproduksi terus menerus.
2. Strategi pengembangan usahayang digunakan olehpembudidaya lele dumbo adalahstrategi SO. Strategi SO (Strengh Opportunity ) adalah
72
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018
strategi yang digunakan untukmemanfaatkan peluang yang adadengan memanfaatkan kekuatanyang dimiliki oleh perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Lele : Ikan BerkumisPaling Populer. Agromedia Pustaka.Jakarta.
5.2 Saran1. Pembudidaya
meningkatkan produksi ikan leledikarenakan semakin banyaknya
David, F R. 2004. Manajemendapat terusStrategis Konsep-Konsep.Terjemahan. PT. IndeksKelompok Gramedia. Jakarta.warung makan yang
menyediakan menu ikan leleakan Departemen Kelautan dan Perikanan.semakin meningkatkan 2007.Sangkuriang.
Budidaya Lelehttppermintaan pasar sehingga dapat
pula meningkatkan pendapatan ://www.dkp.go.id/content.php?c=2558.bagi pembudidaya ikan lele
dumbo.2. Perlu adanya perhatian Freddy. 2006. Penuntun Kepada Gizi
Yang Baik Dalam Rumahpemerintah baik itu penyuluhantentang teknologi terbaru, teknikbudidaya maupun bantuan danaterhadapdumbo
Tangga Dan Kesehatan.Penebar Swadaya. Jakarta.
budidayaini
ikan leleagar dapat Fadholi, H, 1989. Ilmu Usahatani.
Penebar Swadaya. Jakarta.berkembang dengan lebih baiklagi
73