Post on 09-Feb-2023
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2013
AKTIVA TETAP
A. JENIS AKTIVA TETAP
Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang
digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Menurut perpajakan aktiva tetap harus memenuhi kreteria :
1. Dimiliki dan digunakan dalam usaha atau yang dimiliki
untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan,
dengan suatu masa manfaat yang lebih dari satu tahun.
2. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal.
Baik menurut akuntansi maupun ketentuan perpajakan nilai
aktiva tetap tidak boleh dibebankan sekaligus sebagai
biaya. Pembebanannya dilakukan melalui alokasi secara
berangsur-angsur dengan cara penyusutan atau amortisasi.
2
Ketentuan perpajakan mengelompokkan aktiva tetap sbb :
1. Aktiva tetap yg dapat disusutkan (depreciable assets)
Mis : bangunan, mesin & peralatan
Nilai gedung disajikan dalam neraca adalah sebesar
harga perolehan.
a. Gedung diperoleh :
- Pembelian (H. Beli, by perbaikan,by balik
nama dll)
- Di bangun sendiri (H. kontrak, by pengawasan, by
arsitek, by bunga pinjaman, biaya asuransi) /
seluruh biaya yang terjadi berkenaan dengan
pembangunan tersebut hingga siap digunakan.
Baik akuntansi maupun perpajakan biaya bunga yang
dikeluarkanuntuk membangun suatu proyek, bunga
tersebut dapat dikapitalisasikan
Dalam prinsip akuntansi, biaya aktiva baru
meliputi biaya bongkar dan harga penggantian aktiva
yang lama, yang merupakan pengorbanan yang harus
diperhitungkan sebagai biaya yang harus
dikapitalisasi.
Dalam perpajakan nilai sisa buku harta lama yang
dibongkar tidak dikapitalisasi ke nilai perolehan
harta baru, tetapi dibiayakan pada tahun pajak ybs.
b. Mesin dan Peralatan peralatan kantor (mesin tulis,
foto copy, meja dan kursi kantor dll)
3
Mesin dan peralatan disajikan dineraca adalah
sebesar H. Perolehan (H. Beli, bea masuk, PPN,
ongkos angkut, by asuransi, by pemasangan dan by.
percobaan)
2. Aktiva tetap tidak dapat disusutkan (nondepreciable
assets)
Mis : Tanah kecuali tanah yang dipakai dalam proses
pembuatan produk seperti : pada industri keramik,
gerabah, batu bata, genteng.
Nilai tanah disajikan dalam neraca adalah sebesar harga
perolehan (H.Beli, ongkos, by balik nama, notaris, by
pematangan tanah, by pengurusan surat ijin)
Dalam akuntansi hasil penjualan dari benda-benda
yang diperoleh dari pekerjaan pematangan tanah,
mis : bekas bangunan, tanah urukan, dll dipandang
sebagai pengurang nilai perolehan tanah ybs.
Dalam perpajakan kasus ini belum diatur secara
jelas, penjualan benda-benda tersebut tidak
mengurangi harga perolehan harta, hasil penjualannya
merupakan objek pajak yang dikenakan PPh.
Pengeluaran Modal (capital expenditures) & Pengeluaran
Pendapatan (revenue expenditures)
* Capital expenditures : pengeluaran-pengeluaran untuk
memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari
satu periode akuntansi.
4
* Revenue expenditure : pengeluaran-pengeluaran untuk
memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam
periode akuntansi yang bersangkutan.
Untuk tujuan penyusutan ketentuan perpajakan
pengelompokkan aktiva :
1. Bangunan
- Peranen (20 th)
- Non permanen (10 th)
2. Bukan bangunan
- klmp 1 (4 th)
- klmp 2 (8 th)
- klmp 3 (16 th)
- klmp 4 (20 th)
masa manfaat 2th, 3th diklmpkan sbg aktiva klmp
1
masa manfaat 6th, 7th diklmpkan sbg aktiva klmp
2
masa manfaat 5th,9th, 17th persh dpt memilih yg
paling menguntungkan dimasukkan klmp 2,3 / 4
B. PEROLEHAN AKTIVA
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara :
1. Pembelian (tunai, kredit, angsuran)
2. Capital lease (SGU Modal)
3. Pertukaran
5
4. Pembangunan sendiri
5. Hibah / pemberian
1. Pembelian aktiva
Aktiva yang diperoleh dengan pembelian di catat
sejumlah :
Harga beli + biaya-biaya (PPN yg tidak dapat
dikreditkan, by transportasi, by pemasangan, jasa
professional).
Harga beli aktiva antar pihak yg mempunyai hub istimewa
dapat di hitung kembali sesuai dengan harga pasar
(wajar)
Ex:
PT. A memegang saham 30 % dari PT. B . PT A menjual
peralatan ke PT.B dengan harga 10 jt. Harga pasar
Rp.12 jt. Maka untuk tujuan perpajakan harga penjualan
yang di catat di buku ke dua badan di hitung kembali
menjadi 12 jt. Kalau barang tersebut merupakan BKP
tanpa memperhatikan koreksi harga, PT A akan memungut
PPN = 10% x Rp.10 jt = Rp. 1 jt.
Jika PPN tsb dapat dikreditkan maka tidak
dikapitalisasi.
Jika PT. B bukan PKP / belum dikukuhkan menjadi PKP
maka PPN nya :
1. Dikapitalisasi sebagai nilai perolehan aktiva
sehingga nilai aktiva Rp. 11 jt.
6
2. Dianggap sebagai biaya pada saat pembelian aktiva
sehingga nilai aktiva hanya 10 jt. Sedang 1 jt
pengurang penghasilan.
2. Perolehan dengan SGU Modal
Yang di maksud dengan leasehold : hak dari penyewa
untuk menggunakan aktiva tetap dalam suatu perjanjian
sewa menyewa. Cara ini tidak menambah aktiva pemakai,
karena hak pemilikan tetap berada ditangan pemiliknya.
Penyusutan barang modal yang pengadaannya melalui
perjanjian SGU dengan hak opsi (financial leasing)
dilakukan oleh lesse, meski menurut menurut hukum masih
milik lessor.
Apabila sewa di bayar setiap periode maka biaya sewa
dibebankan dalam periode terjadinya.
Jika sewa di bayar di muka untuk beberapa tahun ada 2
perlakuan :
- Diperlakukan sebagai sewa di bayar di muka yg
termasuk dlm aktiva lancar,
perlakuan ini apabila biaya sewa dibayar untuk
beberapa periode yang relatif tidak lama.
- Diperlakukan sebagai aktiva tetap tidak berwujud
jika sewa yang di bayar dimuka untuk beberapa
periode yang relatif lama.
7
Jika ada perbaikan (menambah partisi) biaya tersebut
harus dikapitalisasikan jika jumlahnya cukup
material, dan belanja modal ini dalam neraca
dikelompokkan dalam aktiva tetap tidak berwujud dengan
judul leasehold improvement, Sesuai dengan KMK hal
tersebut disusutkan sebesar 5 % selama 20 th.
Pencatatan amortisasi adalah sebagai berikut :
Leasehold improvement xx
Kas xx
Biaya sewa xx
Leasehold improvement xx
Dalam hal ini ada 3 cara penyusutan atas leasehold
improvement(pengel by modal
a. Disusutkan selama masa sewa (sebaiknya cara ini
yang dipakai)
b. Disusutkan sesuai dengan ketentuan fiskal
c. Disusutkan dengan tariff 5 %, tetapi pada akhir masa
sewa sisa nilai buku dibebankan sekaligus.
Ex :
PT.XYZ menyewa Genset untuk penerangan dr PT.
Trakindo selama 5 th. PT XYZ mengganti suku cadang
seharga 5 jt. Pengeluaran 5 jt harus dikapitalisasi
dan di amortisasi selama 5 th karena pengeluaran
8
biaya modal tersebut hanya bermanfaat selama masa
sewa.
3. Perolehan dengan pertukaran
Aktiva tetap dapat diperoleh melalui pertukaran
dengan :
- aktiva non moneter (baik sejenis / bukan)
- Sekuritas (obligasi / saham sendiri / emisi badan
lain)
Selisih N.B aktiva lama dengan harga perolehan
aktiva baru dari pertukaran
aktiva bukan sejenis harus di akui sebagai rugi / laba
Untuk aktiva sejenis pengakuan itu ditangguhkan sampai
saat aktiva baru di lepas
kembali.
Pertukaran dengan sekuritas emisi sendiri (obl / saham)
menimbulkan agio / disagio.
Ex :
Suatu aktiva di tukar dengan aktiva lain yang tidak
sejenis dengan contoh sbb :
9
Tidak sejenis
Sejenis
Nilai perolehan aktiva tetap (aktiva lama) =
Rp.3.000.000 3.000.000
Ak. Depresiasi = Rp.1.750.000
1.750.000
Nilai buku = Rp.1.250.000
1.250.000
Nilai perolehan aktiva baru = Rp.2.000.000
sda
Pembayaran yang seharusnya dilakukan = Rp.
750.000 -
Pembayaran yang dilakukan = Rp.
500.000 500.000
Laba atas pertukaran aktiva = Rp.
250.000 1.750.000
Pencatatan atas pertukaran aktiva tidak sejenis
tersebut adalah sbb :
Aktiva baru 2.000.000
Akumulasi depresiasi 1.750.000
Aktiva lama 3.000.000
Kas 500.000
Laba atas pertukaran 250.000
Pencatatan atas pertukaran aktiva sejenis adalah sbb:
10
Aktiva baru 1.750.000
Akumulasi Depresiasi 1.750.000
Aktiva lama 3.000.000
Kas 500.000
Pertukaran dengan sekuritas emisi sendiri (obl/shm)
menimbulkan agio/disagio.
Perlakuan pajak terhadap pertukaran harta diatur di
pasal 10 ayat (2) UU PPh.
Ex :
PT MELATI mempunyai harta R dengan nilai buku
Rp.5.000,-. Harta itu ditukar dengan harta S milik
PT. ANGGREK Rp.10.000,- . Kedua harta (R & S)
mempunyai nilai pasar Rp. 15.000. Kedua badan akan
mencatat nilai perolehan harta Rp. 15.000,-
PT. MELATI PT. ANGGEK
( R )
( S )
Nilai Buku Rp. 5.000,- Rp.
10.000,-
Harga pasar Rp. 15.000,- Rp.
15.000,-
P K P Rp. 10.000,- Rp.
5.000,-
Pertukaran dalam hal ada hubungan istimewa
11
Pada pasal 10 ayat (1) UU PPh jika terjadi penjualan
harta antara 2 pihak yang mempunyai hubungan istimewa
harga perolehannya adalah jumlah yang seharusnya
dikeluarkan.
Selisih Harga pasar dengan Nilai buku harta yang
dipertukarkan merupakan PKP
Ex :
Seperti contoh di atas : dalam pertukaran tersebut
tidak terdapat realisasi pembayaran antara pihak-
pihak yang bersangkutan, karena mempunyai hubungan
istimewa.
Selisih Harga pasar dengan Nilai buku merupakan PKP
Pertukaran aktiva dengan saham (emisi) perusahaan
sendiri sebagai penyertaan
modal.
Contoh :
PT.X menukar aktiva nilai buku Rp. 6 jt dan nilai
pasar 10 jt.dengan saham PT.Y .seharga nilai nominal
Rp.8 jt.
PT.Y akan mencatat aktiva itu dengan nilai Rp.10 jt.
Perbedaan nilai dengan nilai nominal saham 2 jt (10
jt – 8 jt)mrpk agio saham
PT.X akan menghitung keuntungan 4 jt (10 jt – 6 jt)
4. Perolehan dengan membangun sendiri
12
Praktek akuntansi komersial menyatakan harga perolehan
aktiva tetap yang di bangun sendiri meliputi : seluruh
biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pembangunan
aktiva tersebut hingga siap dipergunakan. Dalam hal ini
akuntansi menghadapi masalah mengenai beban overhead
(listrik, asuransi, pajak, penyusutan, adm) ke dalam
biaya proyek.
Cara untuk menyelesaian masalah tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Semua biaya overhead dibebankan kedalam biaya
proyek, hal ini tidak realistis karena hanya
sebagian by overhead yang digunakan untuk proyek.
b. Sebagian saja by overhead yang dibebankan ke proyek,
dengan pembebanan proporsional
c. Yang dibebankan biaya tambahan saja, biaya overhead
yang bersifat biaya tetap tidak dibebankan. Jika
pekerjaan proyek tidak ada bagaimanapun biaya tetap
akan terjadi.
5. Perolehan dengan hibah / pemberian
Aktiva tetap yang diperoleh karena hibah / pemberian di
catat sebesar harga taksiran / harga pasar, dengan
mengkredit “Modal Donasi”
PT. MAJU menerima hibah tanah dan gedung sebesar Rp 10
jt dan Rp 40 jt. Dan masing-masing mempunyai harga
13
pasar Rp. 20 jt dan Rp. 60 jt. Dalam hal ini akan di
catat oleh perusahaan :
Tanah 20 jt
Gedung 60 jt
Modal Donasi 80 jt
Jika terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan,
sumbangan yang memenuhi syarat (tidak ada hubungan
usaha) nilai perolehan bagi pihak yang menerima harta
adalah sisa buku harta dari pihak yang melakukan
penyerahan.
Jika terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan,
sumbangan antara pihak yang mempunyai hubungan usaha,
maka nilai perolehan bagi pihak yang menerima harta
adalah harga pasar.
C. REVALUASI HARTA BERWUJUD
Revaluasi hanya diperkenankan apabila terjadi
ketidaksesuaian antara unsur-unsur biaya dengan
penghasilan karena perkembangan harga. Atas selisih
revaluasi aktiva dikenakan pajak dengan tariff tersendiri
dengan keps Men Keu sepanjang tidak melebihi tariff
tertinggi yaitu antara 10% s/d 30%.
Selisih revaluasi aktiva tersebut merupakan laba dan
harus kena pajak.Alasan revaluasi karena terjadi
perubahan nilai tukar rupiah (devaluasi)
14
Selisih penilaian kembali ini harus dibukukan langsung
sebagai kenaikan modal dan tidak boleh diperlakukan
sebagai laba luar biasa.
D. PENYUSUTAN
Penyusutan adalah penurunan nilai aktiva yang disebabkan
oleh berkurangnya manfaat potensial dari aktiva ybs yang
diperkirakan terjadi pada periode kegiatan usaha yang
berjalan, atau proses alokasi sebagian harga perolehan
aktiva menjadi biaya (cost allocation).
Umur aktiva adalah masa pemakaian aktiva dalam usaha.
Umur aktiva dapat dilihat dari umur teknis dan umur
ekonomis
Umur teknis : umur aktiva sesuai dengan kreteria
teknis aktiva
Umur Ekonomis: jangka waktu pemanfaatannya secara
ekonomis.
PSAK membedakan antara istilah penyusutan (depresiasi)
dengan penghapusan (write off)
- Depresiasi menunjuk kepada alokasi nilai (penurunan
nilai secara gradual)
- Penghapusan (write off) menunjuk kepada peniadaan
(penghilangan) nilai suatu aktiva tetap dari pembukuan.
penghapusan dilakukan apabila nilai buku aktiva di
anggap tidak lagi menggambarkan manfaat keekonomiannya.
15
Aktiva tetap perusahaan :
- A.T berwujud
- Sumber alam (wasting assets)
- A.T tidak berwujud (intangible assets) mis : good will,
hak paten, hak cipta, frenchise
A.T berwujud, sumber alam, dan intangible assets
merupakan sumber yang mempunyai nilai ekonomis yang
manfaatnya akan dinikmati secara bertahap dalam
mendapatkan penghasilan.
Untuk mempertemukan penghasilan dan biaya harga perolehan
aktiva perlu dialokasikan pada periode yang mendapat
manfaat dari assets tersebut.
Proses alokasi aktiva berwujud di sebut Depresiasi
Proses alokasi sumber daya alam di sebut deplesi
Proses alokasi aktiva tidak berwujud di sebut amortisasi
E. METODE PENYUSUTAN
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang
dapat dikelompokkan menurut kreteria sbb :
1. Berdasarkan waktu
a. M. Garis lurus (Straight-line method)
b. M. Pembebanan menurun
- M. jumlah angka tahun (sum of the years digits
method)
- M. saldo menurun / saldo menurun ganda
(declining / double declining method)
16
2. Berdasarkan penggunaan :
a. M. jam jasa (service hours method)
b. M. jumlah unit produksi (productive output method)
3. Berdasarkan kreteria lainnya
a. M. berdasarkan jenis dan kelompok (group & composite
method)
b. M. anuitas (annuity method)
c. Sistem persediaan (inventory systems)
1. Straight-line method (digunakan dalam perpajakan u/ gol
bangunan)
Penyusutan tiap th = HP - NR
n
ex : sebuah mesin pabrik
HP = Rp. 5.500.000 NR = Rp.500.000
n = 5 th
5.500.000 – 500.000 = 1.000.000 5
Tabel penyusutan – Straight-line method
Tahun Biaya penyst /tahun
Ak. Penyusutan N.B
0 Rp.5.500.000
1 Rp.1.000.000
Rp.1.000.000
Rp.4.500.000
2 Rp.1.000.000
Rp.2.000.000
Rp.3.500.000
3 Rp.1.000.000
Rp.3.000.000
Rp.2.500.000
17
4 Rp.1.000.000
Rp.4.000.000
Rp.1.500.000
5 Rp.1.000.000
Rp.5.000.000
Rp.500.000
2. Sum of the years digits method
Dalam metode ini besarnya penyusutan di hitung dengan
cara mengalikan bobot penyusutan dengan jumlah yang di
susut.
Ex :
Aktiva digunakan dalam 5 tahun maka bobot untuk :
Th I = 5 th II = 4 th III = 3 th IV = 2 th V = 1
Jml = 15
Pembagi di hitung dengan menjmlkan bobot-bobot
penyusutan masing-masing th.
Atau dg di hitung = (n+1) (n/2) dari contoh tsb dapat
di hitung (5+1)(5/2)= 15
H.P = Rp 5.000.000 NR = Rp. 500.000 n = 5
H.P Mesin yang di susut = Rp. 4.500.000,-
Tabel penyusutan – M. Sum of the years digits method
Tahun
Bobot Penyst / th Ak.Penyst
NilaiBuku
0 Rp.5.000.000
1 5 5/15 x Rp.4.500.000 =1.500.000
Rp.1.500.000
Rp.3.500.000
2 4 4/15 x Rp.4.500.000 =1.200.000
Rp.2.700.000
Rp.2.300.000
3 3 3/15 x Rp.4.500.000 = Rp.3.600. Rp.1.400.
18
900.000 000 0004 2 2/15 x Rp.4.500.000 =
600.000Rp.4.200.000
Rp.800.000
5 1 1/15 x Rp.4.500.000 =300.000
Rp.4.500.000
Rp.500.000
15 = 4.500.000
4. Declining balance method
Bulan Nopember 2001 dibeli dan ditempatkan mesin
seharga Rp.120.000 masuk kelompok I dan penyusutan
dengan metode saldo menurun.
Tabel penyusutan – declining balance methodTahun Tarif Penyusutan Nilai buku2001 2/12 x 50% Rp. 10.000 Rp. 110.0002002 50% Rp. 55.000 Rp. 55.0002003 50% Rp. 27.500 Rp. 27.5002004 50% Rp. 13.750 Rp. 13.7502005 Sekaligus Rp. 13.750 Rp.
0
F. DEPLESI
19
Deplesi adalah istilah untuk menyatakan penyusutan dalam
usaha pertambangan dan pengusahaan hutan (dalam
perpajakan istilah lain dari deplesi adalah amortisasi).
Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam
(ton,barrel dll)
Deplesi = Nilai perolehan - Nilai residu jml potensi
Contoh :
Tanah yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga
Rp. 20.000.000, taksiran isinya sebesar 150.000 ton.
Tanah tersebut sesudah dieksploitasi ditaksir bernilai
Rp.2.000.000,-. Deplesi per ton dihitung sbb :
Deplesi = Rp. 20.000.000 - Rp. 2.000.000 =Rp.120,- per ton
150.000
Jika pada th I bisa dieksploitasi sebanyak 40.000 ton,maka deplesi untuk th tersebut=
40.000 x Rp.120 = Rp. 4.800.000,-
Jurnal yang dibuat untuk mencatat deplesi adalah sbb :
Deplesi Rp. 4.800.000,-
Akumulasi deplesi Rp. 4.800.000,-
20
Hak Pengusahaan Hutan (HPH)
Produksi Tahun ini (M3)x 100% = ….% (max 20%)Taksiran Produksi dalam konsesi HPH (M3)
Hak Penambangan lainnya
Produksi Tahun inix 100% = ….% (max 20%)Taksiran Deposit Mineral yang dapat ditambang
Hak Penambangan minyak dan Gas Bumi
Produksi Tahun inix 100% = ….%Taksiran Deposit Minyak Mentah / Gas Bumi
Contoh :
Suatu konsensi pertambangan ditaksir jumlah depositnya
80.000 ton, hasil produksi satu tahun 8.000 ton.
Prosentase hasil produksi satu tahun adalah :
8.000 x 100% = 10%80.000jadi, hak penambangan tersebut dalam setahun
diamortisasikan sebesar 10%
21
Metode penyusutan tersebut di atas sesuai dengan prinsip
akuntansi
Prinsip deplesi dalam perpajakan dapat berbeda dengan
prinsip akuntansi merupakan beda tetap.
Menurut ketentuan perpajakan hak penambangan dan hak
pengusahaan hutan dapat diamortisasikan berdasarkan
metode satuan produksi
Metode satuan = jml penambangan / penebangan
G. METODE PENYUSUTAN MENURUT PAJAK
Metode penyusutan yg dibolehkan dalam ketentuan fiskal
adalah :
1. Straight-line method
2. Declining balance method
Untuk menghitung penyusutan ditetapkan sebagai berikut
(ps 11 ayat (6) UU PPhKelompok harta berwujud Masa manfaat Tarif penyusutan sbgm di
maksud
ayat (1)
ayat (2)I. Bukan Bangunan
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
4
8
16
20
25 %
12,5 %
6,25 %
5 %
50 %
25 %
12,5 %
10 %
22
II. Bangunan
Permanen
Tidak permanen
20
10
5 %
10 %
-
-
Straight line
Declining B
Dalam ketentuan perpajakan depresiasi dimulai pada saat
tahun pengeluaran (walaupun aktiva belum dimanfaatkan)
dan di hitung dalam tahunan penuh. Saat yang menentukan
adalah pada akhit tahun. Sedangkan pelepasan pada
pertengahan tahun tidak diberikan depresiasi karena
tiadanya hitung depresiasi.
Ex :
31/12 ’99 beli aktiva seharga Rp. 10 jt, hal ini akan
diberikan penyusutan penuh untuk tahun’99 walaupun aktiva
baru di pakai pada juni’00. Apabila aktiva di jual pada
sept ’01 untuk tahun ’01 tidak ada penyusutan, karena
untuk keperluan perpajakan saat yang menentukan adalah
akhir tahun buku, dan pada saat itu aktiva sudah bukan
milik perusahaan. Dilain pihak, perusahaan pembeli dapat
malakukan penyusutan untuk th ’01 sejumlah penuh 1 th.
Ex :
23
PT.TIMBUL membeli aktiva :
Aktiva dengan umur 2 th Rp. 15 jt
Aktiva dengan umur 3 th Rp. 25 jt
Aktiva dengan umur 4 th Rp. 10 jt
Aktiva dengan umur 5 th Rp. 25 jt
Terhadap aktiva tersebut dikenakan PPN
a. Perolehan aktiva
Aktiva klmp I 75.000.000
PPN masukan 7.500.000
Kas / utang 82.500.000
b. Penyusutan
Biaya penyusutan 37.500.000
Ak. Penyst aktiva klmp I 37.500.000
24
Contoh soal :
1. PT. GEMILANG membangun gedung pabrik seharga Rp.
700.000.000 selesai bulan Juni 1999, PPN dari kontraktor
sebesar Rp. 70.000.000 telah dikreditkan pada tahun 1999.
Biaya pendirian (kelompok I) Rp. 50.000.000
Meubel (kelompok I) Rp. 20.000.000
Komputer (kelompok I) Rp. 10.000.000
Kendaraan Operasional (kel II) Rp.120.000.000
Pada tanggal 01 Juli 1999 PT. GEMILANG import mesin
pabrik sebesar USD 600,000 dengan kurs per USD = Rp.
2.250
Penyusutan :
a. Akuntansi, metode garis lurus, tidak ada nilai residu
- Gedung pabrik taksiran umur 35 tahun
- Mesin pabrik taksiran umur 16 tahun
- Meubel taksiran umur 4 tahun
- Komputer taksiran umur 4 tahun
- Kendaraan operasional taksiran umur 8 tahun
- Biaya Pendirian taksiran umur 5 tahun
25
b. Perpajakan, harta bukan kelompok bangunan dengan
metode saldo menurun
Soal :
1. Hitung penyusutan komersial dan penyusutan fiskal dari
tahun 1999 s/d 2003
2. Buat perbandingan penyusutan komersial dan penyusutan
fiskal dari tahun 1999 s/d 2003
PENYUSUTAN FISKAL (klp III) = 12,5% x NBFMESIN PABRIK, 01-07-1999 : HP = Rp. 1.350.000.000
No Tahun Penyusutan Ak. Penyst NBF akhirth
1 1999 12,5% x 1.350.000.000 =168.750.000
168.750.000
1.181.250.000
2 2000 12,5% x 1.181.250.000 =147.656.250
316.406.250
1.033.593.750
3 2001 12,5% x 1.033.593.750 =129.199.218
445.605.468
904.394.532
4 2002 12,5% x 904.394.532 =113.049.317
558.654.785
791.345.215
5 2003 12,5% x 791.345.215 =98.918.152
657.572.937
692.427.063
6 2004 12,5% x 692.427.063 =86.553.383
744.126.320
605.873.680
7 2005 12,5% x 605.873.680 =75.734.210
819.860.530
530.139.470
8 2006 12,5% x 530.139.470 =66.267.434
886.127.964
463.872.036
26
9 2007 12,5% x 463.872.036 =57.984.005
944.111.969
405.888.031
10 2008 12,5% x 405.888.031 =50.736.004
994.847.973
355.152.027
11 2009 12,5% x 355.152.027 =44.394.004
1.039.241.977
310.758.023
12 2010 12,5% x 310.758.023 =38.844.754
1.078.086.731
271.913.269
13 2011 12,5% x 271.913.269 =33.989.160
1.112.075.891
237.924.109
14 2012 12,5% x 237.924.109 =29.740.515
1.141.816.406
208.183.594
15 2013 12,5% x 208.183.594 =26.022.951
1.167.839.357
182.160.643
16 2014 Sekaligus ……………182.160.643
1.350.000.000
0
PENYUSUTAN FISKAL (klp II)SALDO MENURUN = 25% x NBF01-07-1999 H.P Kendaraan Operasional Rp. 120.000.000
No Tahun Penyusutan Ak. Penyst NBF
1 1999 25% x 120.000.000 =30.000.000
30.000.000
90.000.000
2 2000 25% x 90.000.000 =22.500.000
52.500.000
67.500.000
3 2001 25% x 67.500.000 =16.875.000
69.375.000
50.625.000
4 2002 25% x 50.625.000 =12.656.250
82.031.250
37.968.750
5 2003 25% x 37.968.750 =9.492.188
91.523.438
28.476.562
6 2004 25% x 28.476.562 =7.119.141
98.642.579
21.357.421
7 2005 25% x 21.357.421 =5.339.355
103.981.934
16.018.066
8 2006 Sekaligus ……… =16.018.066
120.000.000
0
27
PENYUSUTAN KOMERSIALGARIS LURUS01-07-1999 H.P Meubel (Klmp I) Rp. 20.000.000Tahun Biaya penyst /
tahunAk. Penyusutan N.B
0 Rp.20.000.0001 6/12x 5
jt=Rp.2.500.000Rp.2.500.000 Rp.17.500.000
2 Rp. 5.000.000 Rp.7.500.000 Rp.12.500.0003 Rp. 5.000.000 Rp.12.500.000 Rp.7.500.0004 Rp. 5.000.000 Rp17.500.000 Rp.2.500.0005 Rp. 2.500.000 Rp.20.000.000 0
PENYUSUTAN KOMERSIALGARIS LURUS01-07-1999 H.P Komputer (Klmp I) Rp. 10.000.000Tahun Biaya penyst /
tahunAk. Penyusutan N.B
0 Rp.10.000.000
1 6/12x2.5jt=Rp.1.250.000
Rp.1.250.000 Rp.8.750.000
2 Rp. 2.500.000 Rp.3.750.000 Rp.6.250.0003 Rp. 2.500.000 Rp.6.250.000 Rp.3.750.0004 Rp. 2.500.000 Rp.8.750.000 Rp.1.250.0005 Rp. 1.250.000 Rp.10.000.000 0
PENYUSUTAN KOMERSIALGARIS LURUS
28
01-07-1999 B. Pendirian (Klmp I) Rp. 50.000.000Tahun Biaya penyst /
tahunAk. Penyusutan N.B
0 Rp.50.000.000
1 6/12x10jt=5.000.000
Rp.5.000.000
Rp.45.000.000
2 Rp.10.000.000
Rp.15.000.000
Rp.35.000.000
3 Rp.10.000.000
Rp.25.000.000
Rp.25.000.000
4 Rp.10.000.000
Rp.35.000.000
Rp.15.000.000
5 Rp.10.000.000
Rp.45.000.000
Rp.5.000.000
6 Rp.5.000.000
Rp.50.000.000
0
PENYUSUTAN KOMERSIALGARIS LURUS01-07-1999 Kendaraan Operasional (Klmp II) Rp.
120.000.000Tahun Biaya penyst /
tahunAk. Penyusutan N.B
0 Rp.120.000.0001 6/12/15jt=7.500.
000Rp. 7.500.000 Rp.112.500.000
2 Rp. Rp.22.500.000 Rp97.500.000
29
15.000.0003 Rp.
15.000.000Rp.37.500.000 Rp.82.500.000
4 Rp.15.000.000
Rp.52.500.000 Rp.67.500.000
5 Rp.15.000.000
Rp.67.500.000 Rp.52.500.000
6 Rp.15.000.000
Rp.82.500.000 Rp. 37.500.000
7 Rp.15.000.000
Rp.97.500.000 Rp.22.500.000
8 Rp.15.000.000
Rp.112.500.000 Rp.7.500.000
9 Rp.7.500.000 Rp.120.000.000 0
Penyusutan KomersialMetode Garis Lurus
Jenis AktivaHarga
Perolehan
HargaPerolehan
Umur
PenystPer th
1999(1/2th)
2000 –‘03
(4 th)
TotalPenyt
GedungPabrik
700.000.000
35 20.000.000
10.000.000
80.000.000
90.000.000
Mesin Pabrik 1.350.000.000
16 84.375.000
42.187.500
337.500.000
379.687.500
Meubel 20.000.000
4 5.000.000
2.500.000
17.500.000
20.000.000
Komputer 10.000.000
4 2.500.000
1.250.000
8.750.000
10.000.000
Kendaraan 120.000.000
8 15.000.000
7.500.000
60.000.000
67.500.000
BiayaPendirian
50.000.000
5 10.000.000
5.000.000
40.000.000
45.000.000
TOTAL 2.250.000.000
136.875.000
68.437.500
543.750.000
612.187.500
Penyusutan FiskalMetode Saldo Menurun selain Bangunan
30
JenisAktiva
HargaPeroleha
n
Tarif
Penyt‘99
Penyt‘00
Penyt‘01
Penyt‘02
Penyt‘03
TotalPenyt
GdPabrik
700.000.000
5%
35.000.000
35.000.000
35.000.000
35.000.000
35.000.000
175.000.000
MesinPbr
1.350.000.000
12,5%
168.750.000
147.656.250
129.199.219
113.049.316
98.918.152
657.572.937
Meubel 20.000.000
50%
10.000.000
5.000.000
2.500.000
2.500.000
0
20.000.000
Komputer
10.000.000
50%
5.000.000
2.500.000
1.250.000
1.250.000
0
10.000.000
Kendaraan
120.000.000
25%
30.000.000
22.500.000
16.875.000
12.656.250
9.492.188
91.523.438
By.Pendir
50.000.000
50%
25.000.000
12.500.000
6.250.000
6.250.000
0
50.000.000
TOTAL 2.250.000.000
273.750.000
225.156.250
191.074.219
170.705.566
143.410.339
1.004.096.375
Perbandingan antara Penyusutan komersial dan Fiskal
Tahun Penyt Komersial Penyt Fiskal Koreksi
1999 68.437.500
273.750.000
205.312.500
2000 136.875.000
225.158.250
88.281.250
2001 136.875.000
191.074.219
54.199.219
2002 136.875.000
170.705.566
33.830.566
2003 133.125.000
143.410.339
10.285.339
TOTAL 612.187.500
1.004.096.374
391.908.874
31