Versi Dan Ekstraksi & Embriotomi

Post on 28-Nov-2015

140 views 1 download

description

Versi Dan Ekstraksi & Embriotomi

Transcript of Versi Dan Ekstraksi & Embriotomi

VERSI, EKSTRASI & EMBRIOTOMI

Bagian Obstetri dan Gimekologi Fakultas Kedokteran Unsyiah/BPK-

RSUZA

VERSI DAN EKSTRAKSI & EMBRIOTOMIVERSI DAN EKSTRAKSI & EMBRIOTOMIVERSI DAN EKSTRAKSI & EMBRIOTOMIVERSI DAN EKSTRAKSI & EMBRIOTOMI

Versi LuarVersi Luar

Indikasi : - Letak sungsangIndikasi : - Letak sungsang

- Letak lintang- Letak lintang

Syarat untuk melakukan versi luar :Syarat untuk melakukan versi luar :

◈ ◈ Jangan lakukan prosedur ini sebelum kehamilan 37 mingguJangan lakukan prosedur ini sebelum kehamilan 37 minggu

◈ ◈ Letak janin ditentukan dengan pasti dan denyut jantung diLetak janin ditentukan dengan pasti dan denyut jantung di

dengar ( jika abnormal, DJJ <100 atau >180/menit jangandengar ( jika abnormal, DJJ <100 atau >180/menit jangan

lakukan versi luarlakukan versi luar

Kontra Indikasi :Kontra Indikasi :

- KPDKPD

- Panggul SempitPanggul Sempit

- Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum

- HipertensiHipertensi

- Hamil KembarHamil Kembar

Cara Melakukan Versi Luar

1. Bebaskan bagian terendah janin dan pintu atas panggul pelan – pelan.

2. Pegang dan dekatkan kepala & bokong janin, kemudian lakukan rotasi / pemutaran janin agar janin menjadi presentasi kepala.

3. Pegang dan dekatkan kepala & bokong janin kemudian lakukan rotasi / pemutaran janin agar janin menjadi presentasi kepala.

4. Dengarkan DJJ, jika abnormal :

- Baringkan Ibu dalam posisi miring kiri

- Berikan oksigen 4-6 liter/menit

- Periksa DJJ setiap 15 menit

5. Jika versi luar berhasil

- Baringkan Ibu selama 15 menit

- Jelaskan agar kembali kalau terjadi perdarahan, sakit,

Ibu merasa presentasi janin kembali seperti semula.

6. Jika gagal, ulangi pemutaran dengan arah yang berlawanan

7. Jika tetap gagal dan denyut jantung janin baik, berikan tokalitik

( untuk meningkatkan keberhasilan versi luar )

- terbutalin 250 mg ( 0,25 mg ) I.V, pelan – pelan selama 5

menit atau Salbutamol 0,5 mg I.V. pelan – pelan selama 5

menit.

8. Jika gagal lagi, ulangi versi setelah 1 minggu, atau pada saat

pasien masuk dalam persalinan & tetap dengan presentasi

sungsang atau lintang.

9. Jika terjadi DJJ yang abnormal :

- Baringkan Ibu miring kekiri

- Periksa DJJ setiap 5 menit

- Jika DJJ tak stabil dalam 30 menit lakukan SC

VERSI EKSTRAKSI

❖ Tindakan untuk memutar janin dalam uterus dengan tangan lain

diluar, sehingga janin menjadi letak memanjang dengan kaki

dibawah. Segera dilakukan ekstraksi pada kaki guna melahirkan

janin.

❖ Tindakan ini dilakukan pada :

- Janin letak lintang

- Gemelli anak ke II letak kepala ( persalinan harus segera

diselesaikan )

❖ Diperlukan bila indikasi pada Ibu :

Penyakit atau kelainan yang mendorong untuk menyelesaikan

persalinan dalam waktu singkat

❖ indikasi dari pihak janin :

- Timbulnya gawat janin

- Tali pusat menumbung & masih berdenyut.

☛ Syarat

➣ Pembukaan sudah lengkap

➣ Tidak ada CPD

➣ Tidak ada tanda – tanda R U I

➣ Bekas SC

Komplikasi

1. Lengan janin menjulang ke atas

2. Kesukaran dalam melahirkan kepala janin

3. Infeksi ➙ Ruptura Perineum yang luas

4. Perdarahan

5. Versi sulit memerlukan waktu lama, janin bisa meninggal

karena asfiksia

EMBRIOTOMI

✥ Suatu cara pembedahan dengan jalan melukai atau merusak janin,

memungkinkan janin dilahirkan pervaginam.

✥ dilakukan pada janin yang sudah meninggal, atau masih hidup

( hidrosefalus ).

✥ Merupakan Tindakan darurat

✥ Dikenal beberapa cara embriotomi :

- Kraniotomi

- Debapitasi

- Eviserasi

- Kridotomi

KRANIOTOMI

✡ Dilakukan dengan membuat lobang pada kepala janin

✡ Kepala janin dipegang dengan kranioklast braun & ditarik kebawah

mengikuti arah sumbu panggul

✡ Keluarnya otak dari lobang yang telah dibuat, kepala mengecil &

dapat dilahirkan.

Indikasi :

Tindakan ini dilakukan :

- Janin meninggal dengan letak kepala

- Janin hidup ➙ ( hidrosefalus )

- Janin letak sungsang, kepala tidak bisa dilahirkan.

Komplikasi

☸ Perforator mekset ➙ melukai jalan lahir

☸ Fistel

Dekapitasi

Dilakukan pada persalinan yang macet pada letak lintang dan

janin sudah meninggal, tindakan ini leher janin dipotong sehingga

badan terpisah dari kepala

Komplikasi :

Perlukaan jalan lahir, termasuk ruptura uteri

EVISERASI

Tindakan untuk mengeluarkan isi perut dan dada janin yang

Sudah meninggal

Tindakan ini dilakukan pada :

➤ Letak lintang ➙ leher janin tidak dapat dipegang dari

bawah.

➤ Pada Moustrum ➙ besarnya perut dan dada tidak dapat

dilahirkan

➤ Pada letak lintang isi perut & dada dikeluarkan, supaya

leher bisa turun & dipegang untuk melakukan dekapitasi

➤ Bila ini tidak dapat dilakukan ➙ tulang belakang di

punggung bisa ditarik ke bawah untuk dipatahkan

( spondilotomi )

KLEIDOTOMI

❉ Tindakan ini dilakukan setelah kepala janin

dilahirkan tetapi kesulitan melahirkan bahu

karena terlalu lebar.

❉ Tindakan ini dilakukan dengan memotong

klavikula, anak dilahirkan dengan

berkurangnya lebar bahu.

SEKSIO SESAREA & HISTEREKTOMI

SEKSIO SESAREA

✠ Adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka

dinding perut dan dinding uterus.

✠ Saat sekarang cara ini lebih aman :

- Anestesi lebih baik

- Antibiotik lebih lengkap

- Tranfusi tersedia

- Teknik operasi lebih sempurna

Indikasi Untuk melakukan SC

◈ CPD

◈ Partus dengan cara lain belum / tidak bisa dilakukan

◈ Makrosomia

◈ Panggul Sempit

◈ Kelainan letak

◈ Gawat janin

◈ Plasenta Previa totalis / lateras posterior

◈ Pre eklampsi berat / hipertensi

◈ Pernah SC

SC Postmartum, bila wanita hamil tua mendadak meninggal,

dan denyut jantung janin masih terdengar ➙ segera dilakukan

SC untuk menyelamatkan janin.

Jenis SC

1. Sc transperitonealis profunda ( segmental )

2. SC Klasik ( korporal )

3. SC ekstraperitoneal

Yang paling sering dilakukan dewasa ini adalah SC segmental

( incisi di segmen bawah uterus )

Keuntungan pembedahan jenis segmental :

a. Erdarahan luka incisi tidak seberapa banyak

b. Bahaya peritonitis tidak besar

c. Parut pada uterus umumnya kuat ➙ bahaya ruptura uteri bisa

terhindar.

SC Klasik ( Corporal )

• Dilakukan bila ada halangan untuk melakukan SC

segmental

mestinya :

- Plasenta Previa bahaya perdarahan

- Varises yang banyak pada SBR

- Perlengketan yang hebat

- Rencana histerektomi setelah SC

Kerugian cara klasik :

• Bahaya Peritonitis

• 4 x lebih besar bahaya ruptura uteri ➙

lebih banyak otot – otot

• Sebaiknya setelah SC klasik dilakukan

sterilisasi atau histerektomi

❉ Sekarang ini Sc ekstraperitoneal ➙ tidak dilakukan lagi.

Dalam melakukan SC perlu diperhatikan beberapa hal :

1. SC elektif >< emergency

- Sc direncanakan lebih dahulu

- Persiapan operasi sudah direncanakan dengan baik

- Cara ini keuntungan lebih banyak dari kerugian

dibandingkan SC emergency

2. Anestesi

- Anestesi umum ➙ Operasi pada pusat pernafasan janin,

bayi lahir bisa apnaea yang tidak dapat diatasi dengan

mudah.

- atonia uteri

- bila pasien tidak puasa ➙ aspirasi

- Anestesi spiral, aman buat janin ➙ sesaat dapat

menimbulkan hipertensi.

- Paling aman ➙ anestesi lokal ➙ sulit untuk dilakukan

3. Tranfusi darah

perdarahan pada Sc lebih banyak dari pada

persalinan pervaginam. oleh itu persediaan darah

harus cukup.

4. Pemberian anti biotika

SC elektif ➙ Pre Operasi

HISTEREKTOMI

Histerektomi dalam kebidanan dapat dilakukan sesudah :

a. Seksio sesarea

b. Persalinan pervaginam

c. Ruptura uteri

Histerektomi post SC dilakukan oleh karena :

- Infeksi intra partum yang berat

- PPH oleh karena atonia uteri yang tidak dapat diatsi dengan

tindakan lain.

- Mioma uteri

- Carsinoma serviks yang masih mungkin untuk dioperasi

- Bila rencana histerektomi post SC ➙ lebih rendah insisi klasik

( korporal )

- Pada ruptura uteri dilakukan histerektomi, tapi pada

keadaan tertentu yang masih mungkin dipertahankan

uterus dapat dilakukan histerorapi

❖ Histerotomi

Pembedahan dengan membuka dinding depan uterus

untuk mengeluarkan isinya pada kehamilan sebelum

28 minggu