Post on 11-Jun-2015
PROFIL PERUSAHAAN
Perusahaan : PT Indofarma (Persero), Tbk.
Bidang Usaha : Industri farmasi dan kesehatan
Pembentukan Perusahaan: 2 Januari 1996
KANTOR PUSAT:
Jl. Indofarma No. 1, Cikarang Barat, Bekasi - 17530
Telp: 021-8832 3971
Fax: 021-8832 3972/73
Email: general@indofarma.co.id
Web: www.indofarma.co.id
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada perbaikan kualitas hidup
manusia dengan memberi solusi terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Misi Perusahaan
Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan harga terjangkau untuk masyarakat.
Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif dengan prioritas untuk
mengobati penderita penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi.
Mengembangkan kompetensi SDM sehingga memiliki kepedulian, profesionalisme dan
kewirausahaan yang tinggi.
PRODUK DAN LAYANAN
Obat Generik Berlogo (OGB)
Suplemen Kesehatan
Mesin Farmasi
Sebagai salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, PT Indofarma (Persero),Tbk.
telah melayani masyarakat dengan penyediaan obat-obatan bermutu selama hampir
sembilan dasawarsa. Cikal bakal perusahaan farmasi yang saat ini menjadi salah satu
pilar penunjang sistem kesehatan nasional ini adalah Pabrik Obat Manggarai yang didirikan pada
1918 oleh Pemerintah kolonial Belanda. Pada awal pendiriannya, dengan fasilitas yang
terbatas, pabrik yang masih berada di lingkungan Rumah Sakit Pusat ini hanya memproduksi
beberapa jenis salep dan kasa pembalut. Pengembangan pertama menjadi Pabrik Obat
Manggarai yang memproduksi obat-obatan berupa tablet dan injeksi dilakukan pada 1931.
Pada 1942, perusahaan diambil alih oleh Pemerintah pendudukan Jepang dan dikelola di
bawah manajemen Takeda. Kemudian, dinasionalisasi pada 1950, pengelolaan diserahkan
kepada Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pada 1979, mengemban tugas
memproduksi obat-obat esensial untuk pelayanan masyarakat, status Pabrik obat Manggarai
diubah menjadi Pusat Produksi Farmasi yang bersifat nirlaba dan masih di bawah
Departemen Kesehatan. Selanjutnya, pada 1981, dengan semakin banyaknya tanggung
jawab yang diberikan, Pemerintah meningkatkan status perusahaan menjadi Perusahaan umum
Indonesia Farma - disingkat Perum Indofarma.
ANALISIS HUBUNGAN STRUKTUR MODAL DENGAN NILAI PERUSAHAAN
2004 2005 2006 2007 2008
170
115100
205
50
12595.6
144
246.2225.63
Hubungan Nilai DER denganHarga Saham PenutupanHarga saham penutupan Debt to equity ratio
ANALISIS
Grafik diatas tersebut menunjukkan hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan PT.
Indofarma, Tbk dari tahun 2004 hingga tahun 2008. Untuk menciptakan kelangsungan hidup
jangka panjang dari perusahaan,perusahaan harus menghindari penggunaan hutang. Grafik diatas
menunjukan adanya hubungan antara struktur modal dengan nilai perusahaan. Ketika perusahaan
membutuhkan lebih banyak modal untuk investasi, maka pilihan pertama adalah menggunakan
sumber dana internal (internal financing) berupa laba ditahan. Akan tetapi apabila internal
financing tidak mencukupi maka perusahaan akan menggunakan external financing berupa
hutang terlebih dahulu ataupun kemudian penerbitan saham baru selaku alternatif terakhir.Secara
konsep rata – rata harga saham dapat menunjukkan nilai dari perusahaan. Jika harga saham dari
suatu perusahaan tinggi, maka nilai dari perusahaan tersebut juga tinggi sehingga pendanaan
perusahaan yang berasal dari hutang rendah.
Dari tahun 2004 hingga tahun 2008 penggunaan hutang untuk pendanaan dalam perusahaan
cenderung tidak stabil, hal ini dapat dilihat pada kurva diatas, terjadi pergolakan yang cukup
drastis antara tahun 2005 hingga 2007, harga saham penutupan pun mengalami hal yang
sama.Harga saham penutupan ditahun 2004 adalah senilai Rp 170 dan DER sejumlah 125%.
Sedangkan di tahun 2005 harga saham PT. Indofarma,Tbk senilai Rp 115 dan DER sejumlah
95,6%. Kemudian pada tahun 2006 harga penutupan saham mengalami penurunan sebesar 15%.
Akan tetapi pada tahun 2006 merupakan kinerja terbaik perusahaan,hal ini dapat dilihat pada
kenaikan harga saham penutupan pada tahun 2007 sebesar 105% yang merupakan kondisi harga
saham tertinggi untuk periode 2004-2008.
DER dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholders’
equity yang dimiliki perusahaan.Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan
permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat.
Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemegang saham (dalam bentuk deviden). Tingginya
DER selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena
investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban hutang.
Dengan kata lain, DER berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan tentunya
juga berpengaruh pada daya tarik saham yang ditawarkan di pasar modal. Semakin baik kinerja
perusahaan, maka daya tarik saham perusahaan tersebut semakin tinggi,tentunya hal ini menarik
bagi investor karena saham tersebut memberikan prospek yang menjanjikan keuntungan. Jika
permintaan investor terhadap saham perusahaan tersebut cukup besar, hal ini dapat berpengaruh
terhadap peningkatan harga saham. Dari grafik di atas, maka dapat dikatakan bahwa DER juga
mempengaruhi harga saham perusahaan.Dapat kita lihat pada tahun 2006 PT .Indofarma,Tbk
menunjukan kinerja yang baik. Sehingga peningkatan harga saham terjadi pada tahun 2007, akan
tetapi peningkatan ini tidak disertai dengan penurunan nilai hutang perusahaan.Hal ini
menyebabkan pada tahun 2008 para pemegang saham banyak yang melepas kepemilikannya dan
terjadi penurunan harga saham yang sangat signifikan.
ANALISIS MODAL KERJA
I. Modal Kerja
Net Working Capital = Aktiva lancar – Hutang Lancar
Net Operating Working Capital = (Kas + persediaan + piutang Dagang ) – ( pembayaran yang di tunda +
Utang Dagang )
2004 2005 2006 2007 2008
NWC 128.796.960.071
143.433.525.112
183.828.954.684 213.009.763.186
210.408.362.071
NOWC
- 1.904.784.806 - 4.810.332.339 - 81.082.715.898 179.611.171.338
157.299.889.720
Manajemen modal kerja bertujuan untuk mengelola masing-masing pos aktiva lancar dan
hutang lancar sedemikian rupa sehingga jumlah Net Working Capital (NWC) yang diinginkan
tetap dapat dipertahankan. NWC / modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar
dengan hutang lancar. Selama aktiva lancar melebihi jumlah hutang lancar maka perusahaan
memiliki jumlah modal kerja bersih tertentu, dimana jumlah ini sangat ditentukan oleh jenis
usaha perusahaan.
Dalam penggunaan NWC, jika semakin besar kelebihan aktiva lancar diatas hutang
lancar, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar semua
kewajibannya pada saat jatuh tempo. Hal ini berarti bahwa. Aktiva lancar merupakan sumber-
sumber penerimaan kas dan hutang lancar adalah sumber-sumber pengeluaran kas.
Dari jumlah NWC PT Indofarma,Tbk seperti yang tertera dalam tabel diatas,terjadi
penurunan pada tahun 2008.Ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan modal kerja bersih.
Sedangkan dari tahun 2004 sampai 2007 cenderung terjadi peningkatan.Semakin kecil jumlah
NWC yang dimiliki maka semakin besar resiko yang dihadapi perusahaan karena jika semakin
besar NWC maka semakin likuid keadaan perusahan tersebut.
Kondisi yang sama juga terjadi pada NOWC PT Indofarma,Tbk.Dari tahun ketahun
NOWC yang dimiliki semakin menurun. NOWC merupakan aktiva lancar dikurangi kewajiban
lancar yang tidak dikenakan bunga dan seringkali terdiri dari kas dan sekuritas, piutang dan
persediaan, dikurang hutang dagang dan kewajiban akrual. NOWC digunakan untuk melihat
bagaimana hutang lancar digunakan untuk, membiayai aktiva lancar. Faktor penting yang cukup
mempengaruhi adalah jumlah pembelanjaan jangka pendek yang terbatas.
NOWC PT Indofarma,Tbk mengalami penurunan dari tahun ke tahun.Hal ini
menunjukkan semakin menurunnya kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva lancar dan
hutang lancar dari tahun ke tahun sehingga menyebabkan modal kerja untuk kegiatan operasi
yang dimiliki dari tahun ke tahun pun semakin sedikit. Hal ini dapat berpengaruh pada
profitabilitas perusahaan, karena semakin sedikit modal kerja operasi yang dimiliki semakin
terbatas pula kemampuan perusahaan untuk melakukan kegiatan operasinya.
Secara garis besar, dengan melihat kondisi NWC maupun NOWC PT Indofarma,Tbk
yang dari tahun ke tahun membaik,meskipun terjadi sedikit penurunan di periode 2008.Dimana
hal ini mengartikan bahwa jumlah aktiva lancar yang dimiliki pada tahun 2008 ternyata tidak
cukup besar untuk menutup hutang lancarnya, maka dapat dikatakan PT Indofarma,Tbk berada
pada tingkat keamanan (margin or safety) yang kurang memuaskan. Hal ini tentu harus mendapat
perhatian yang lebih oleh managemen perusahaan PT Indofarma,Tbk sebab bila perusahaan tidak
dapat mempertahankan ”tingkat modal kerja yang memuaskan” , maka akan ada kemungkinan
perusahaan dapat berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar kewajiban-
kewajiban yang sudah jatuh tempo), dan bahkan mugkin terpaksa harus dilikuidasi (bangkrut).
II. Cash Conversion Cycle
2004 2005 2006 2007 2008CCC 24,8 54,7 6,4 31 56
CCC (Cash Convertion Cycle) dari suatu perusahaan merupakan jangka waktu yang
diperlukan sejak perusahaan mengeluarkan uang kas untuk membeli bahan-bahan mentah sampai
dengan pengumpulan hasil penjualan barang jadi yang dibuat dengan bahan mentah
tersebut.Semakin singkat siklus konversi kas maka hal ini akan memperlancar kegiatan operasi
perusahaan.
Pada Siklus konversi kas di PT Indofarma,Tbk dari tahun ke tahun semakin panjang, hal
ini menyebabkan jumlah kas yang dimiliki semakin sedikit yang dapat digunakan untuk modal
kerja perusahaan, sehingga semakin tinggi pendanaan eksternal dan semakin besar biaya yang
dibutuhkan.
Siklus konversi kas dapat dipersingkat dengan cara:
1. Mengurangi periode persediaan dengan memproses dan menjual barang secara lebih cepat.
2. Mengurangi periode penerimaan piutang dan mempercepat penagihan
3. Memperpanjang periode penangguhan hutang dengan memperlambat pembayarannya.
K E S I M P U L A N
NWC / modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang
lancar.Dari hasil NWC tersebut dapat diketahui bahwa aktiva lancar yang dimiliki perusahaan
tidak mampu menutupi hutang lancar yang dimiliki.
Kondisi yang sama juga terjadi pada NOWC PT Indofarma,Tbk.Dari tahun ketahun
NOWC yang dimiliki semakin menurun.Hasil ini menunjukkan semakin menurunnya
kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva lancar dan hutang lancar dari tahun ke tahun
sehingga menyebabkan modal kerja untuk kegiatan operasi yang dimiliki dari tahun ke tahun pun
semakin sedikit.
CCC (Cash Convertion Cycle) dari suatu perusahaan merupakan jangka waktu yang
diperlukan sejak perusahaan mengeluarkan uang kas untuk membeli bahan-bahan mentah sampai
dengan pengumpulan hasil penjualan barang jadi yang dibuat dengan bahan mentah tersebut.
Semakin singkat siklus konversi kas maka hal ini akan memperlancar kegiatan operasi
perusahaan.Siklus konversi kas di PT Indofarma,Tbk dari tahun ke tahun semakin panjang,hal ini
menyebabkan jumlah kas yang dimiliki semakin sedikit yang dapat digunakan untuk modal kerja
perusahaan, sehingga semakin tinggi pendanaan eksternal dan semakin besar biaya yang
dibutuhkan.
Net Operating Working Capital
2004
= Operating CA – Operating CL
= (Kas + Investasi + Piutang Dagang) – (Accrual + Hutang Dagang)
= (57.589.272.489 + 12.279.582.121 + 101.742.510.158) - ( 20.875.561.823 + 152.640.587.751)
= 171.611.364.768 – 173.516.149.574
= - 1.904.784.806
2005
= Operating CA – Operating CL
= (Kas + Investasi + Piutang Dagang) – (Accrual + Hutang Dagang)
= (24.833.462.002 + 10.080.563.536 + 143.687.266.623) - (12.292.418.523 + 171.119.205.977)
= 178.601.292.161 – 183.411.624.500
= - 4.810.332.339
2006
= Operating CA – Operating CL
= (Kas + Investasi + Piutang Dagang) – (Accrual + Hutang Dagang)
= (90.873.073.338 + 8.385.081.403 + 152.106.248.640) - (22.471.242.604 + 309.975.876.675)
= 251.364.403.381 – 332.447.119.279
= - 81.082.715.898
2007
= Operating CA – Operating CL
= (Kas + Investasi + Piutang Dagang) – (Accrual + Hutang Dagang)
= (361.265.502.897 + 2.336.000.000 + 239.299.293.411) - (33.278.295.685 + 390.011.329.285)
= 602.900.796.308 – 423.289.624.970
= 179.611.171.338
2008
= Operating CA – Operating CL
= (Kas + Investasi + Piutang Dagang) – (Accrual + Hutang Dagang)
= (263.287.772.466 + 25.000.000 + 206.252.902.924) - (34.173.446.590 +278.092.339.080)
= 469.565.675.390 – 312.265.785.670
= 157.299.889.720
Data Harga Saham PT Indofarma,Tbk
1/1/2
004
5/1/2
004
9/1/2
004
1/1/2
005
5/1/2
005
9/1/2
005
1/1/2
006
5/1/2
006
9/1/2
006
1/1/2
007
5/1/2
007
9/1/2
007
1/1/2
008
5/1/2
008
9/1/2
0080
10,000,000
20,000,000
30,000,000
40,000,000
010203040506070
Saham PT Indofarma,Tbkperiode 2004-2008
Date Open High Low Close VolumeAdj
Close12/1/200
8 53 57 50 50 184,300 5011/3/200
8 60 66 50 52 70,000 5210/6/200
8 80 100 50 56 330,800 569/1/2008 90 115 80 90 115,600 908/1/2008 130 135 90 95 43,000 957/1/2008 150 150 110 130 21,000 1306/2/2008 145 152 130 140 77,100 1405/2/2008 159 170 143 161 29,200 1614/1/2008 122 170 120 160 327,600 1603/3/2008 172 175 126 135 111,300 1352/1/2008 180 185 162 175 166,100 1751/2/2008 210 215 140 180 562,000 18012/3/200
7 205 220 200 205 1,404,300 20511/1/200
7 200 210 178 206 1,565,000 20610/1/200
7 215 225 195 200 1,474,100 200
9/3/2007 200 230 200 215 3,123,300 2158/1/2007 240 245 160 210 4,560,000 210
7/2/2007 265 290 225 24512,715,20
0 245
6/4/2007 191 320 185 26024,125,80
0 2605/1/2007 150 193 149 190 4,825,400 1904/2/2007 153 160 147 148 1,270,700 1483/1/2007 141 162 133 157 6,690,300 157
2/1/2007 133 156 127 14014,596,70
0 140
1/2/2007 95 164 93 13341,668,50
0 13312/1/200
6 90 100 90 100 1,225,100 10011/1/200
6 95 105 90 95 1,140,400 9510/2/200
6 100 105 90 100 1,028,600 1009/1/2006 100 110 95 105 1,014,100 1058/1/2006 100 105 90 95 496,000 957/3/2006 105 110 100 105 767,900 1056/1/2006 115 120 105 110 1,569,400 1105/1/2006 110 135 105 115 7,681,700 1154/3/2006 115 120 105 110 3,564,100 1103/1/2006 110 125 110 115 1,555,800 1152/1/2006 110 115 105 110 1,009,700 1101/2/2006 110 120 105 110 1,245,900 11012/1/200
5 115 125 110 115 701,100 11511/1/200
5 115 120 95 115 1,189,000 11510/3/200
5 120 125 110 115 460,400 1159/1/2005 100 140 95 125 7,609,600 1258/1/2005 135 135 80 105 2,716,100 1057/1/2005 115 150 110 140 4,379,900 1406/1/2005 130 135 110 115 1,960,000 1155/2/2005 125 140 125 130 1,259,500 1304/1/2005 160 165 120 125 3,354,600 1253/1/2005 175 180 155 160 9,924,900 1602/1/2005 160 185 155 175 11,247,60 175
0
1/3/2005 165 185 155 16516,803,50
0 16512/1/200
4 150 175 130 17012,868,50
0 17011/1/200
4 110 150 105 15013,998,20
0 15010/1/200
4 100 120 100 110 7,729,400 110
9/1/2004 75 110 70 10510,719,10
0 1058/2/2004 75 85 70 75 4,686,800 757/1/2004 75 80 70 75 2,682,200 756/1/2004 95 95 70 70 2,383,100 705/3/2004 160 160 95 100 1,971,400 1004/1/2004 160 160 160 160 0 1603/1/2004 175 180 155 160 848,300 1602/2/2004 180 185 175 175 1,684,800 1751/1/2004 170 190 170 180 3,870,500 180