Post on 07-Dec-2015
description
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya. Dibidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik Paten atau pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik Paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tesebut yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten.
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Paten kepada pihak lain berdasarkan perjanian pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu Paten yang diberi perlindungan dalam jangka waktu dan syarat tertentu.
Lingkup paten
Invensi yang dapat diberi Paten, yaitu:
1. Paten diberikan untuk Invensi yang baru dan mengandung langkah inventif serta dapat
diterapkan dalam industri.2. Suatu Invensi mengandung langkah inventif jika Invensi tersebut
bagi seseorang yang mempunyai keahlian tertentu di bidang teknik merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya.
3. Penilaian bahwa suatu Invensi merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya harusdilakukan dengan memperhatikan keahlian yang ada pada saat Permohonan diajukan atau yang telah ada pada saat diajukan permohonan pertama dalam hal Permohonan itu diajukan dengan Hak Prioritas.
Suatu Invensi dapat dikatakan industri jika invensi tersebut dapat dilaksanakan dalam industri sederhana yang diuraikan dalam permohonan. Setiap Invensi berupa produk atau alat yang baru dan memiliki nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, konstruksi, atau komponennya dapat memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk paten sederhana.
Jangka Waktu Paten
1. Paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun terhitung sejak Tanggal Penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang
2. Tanggal mulainya dan berakhirnya jangka waktu Paten dicatat dan diumumkan
Paten sederhana diberikan untuk jangka waktu 10 tahun terhitung sejaktanggal penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang.
Subjek PatenDalam Pasal 10 menjelaskan bahwa :1. Yang berhak memperoleh Paten adalah Inventor atau yang
menerima lebih lanjut hak Inventor yang bersangkutan .2. Jika suatu Invensi dihasilkan oleh beberap orang secara bersama-
sama, hak atas Invensi tersebut dimiliki secara bersama-sama oleh para Inventor yang bersangkutan.
Pihak yang berhak memperoleh Paten atas suatu Invensi yang dihasilkan dalam suatuhubungan kerja adalah pihak yang memberikan pekerjaan tersebut, kecuali diperjanjikan lainInventor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berhak mendapatkan imbalanyang layak dengan memperhatikan manfaat ekonomi yang diperoleh dari Invensi tersebut. Ketentuan sebagaimana disebut dalam pasal 12 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) sama sekali tidak menghapuskan hak inventor untuk tetap dicantumkan namanya dalam Sertifikat Paten.
Dalam Undang-Undang ini, pihak yang melaksanakan suatu Invensi pada saat Invensi yang sama dimohonkan Paten tetap berhak melaksanakan Invensi tersebut pemakai terdahulu sekalipun terhadap Invensi yang sama tersebut diberi Paten.
Sebagaimana yang diatur dalam pasal 13 tidak berlaku apabila pihak yang melaksanakan Invensi sebagai pemakai terdahulu melakukan dengan menggunakan pengetahuan tentang Invensi tersebut dari uraian, gambar, atau keterangan lainnya dari Invensi yang dimohonkan Paten.
Pihak yang melaksanakan suatu Invensi hanya dapat diakui sebagai pemakai terdahulu apabila setelah diberikan Paten terhadap Invensi yang sama, ia mengajukan permohonan untuk itu kepada Direktorat Jendral. Permohonan tersebut wajib disertai bukti bahwa pelaksanaan Invensi tersebut tidak dilakukan dengan menggunakan uraian, gambar, contoH atau keterangan lainnya dari Invensi yang dimohonkan Paten. Permohon tersebut diberikan dalam bentuk surat
keterangan pemakai dengan membayar biaya danberakhir pada waktu yang bersamaan dengan saat berakhirnya Paten atas Invensi yang sama tersebut. Kemudian tata cara untuk memperoleh pengakuan pemakai terdahulu diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Hak dan Kewajiban Pemegang PatenPemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten
yang dimilikinya dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya :
a. Dalam hal Paten-produk : membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diseahkan produk yang diberi Paten
b. Dalam hal Paten-proses : menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana dimaksud dalam huruf (a).
Permohonan PatenPaten diberikan atas dasar Permohonan. Setiap permohonan
hanya dapat diajukan untuk satu Invensi atau beberapa Invensi yang merupakan satu kesatuan Invensi, permohonan tersebut dengan membayar biaya kepada Direktorat Jendral. Kemudian apabila permohonan diajukan oleh Pemohon yang bukan Inventor, Permohonan tersebut harus disErtai pernyataan yang dilengkapi bukti yang mengatakan bahwa ia berhak atas Invensi yag bersangkutan.
Permohonan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Direktorat Jendral. Permohonan tersebut harus memuat :
a. Tanggal, bulan, dan tahun Permohonanb. Alamat lengkap dan alamat jelas Pemohonc. Nama lengkap dankewarganegaraan Inventord. Nama dan alamat lengkap Kuasa apabila Permohonan diajukan
melalui kuasa e. Surat kuasa khusus, dalam hal Permohonan diajukan oleh Kuasaf. Pernyataan Permohonan untuk dapat diberi Pateng. Judul Invensih. Klaim yang terkandung dalam Invensii. Deskripsi tentang Invensi, yang secara lengkap memuat
keterangan tentang cara melaksanakan Invensij. Gambar yang disebutkan dalam deskripsi yang diperlukan k. Untuk memperjelas Invensi, danl. Abstrak Invensi
Pengumuman Permohonan Dorektorat Jendral mengumumkan Permohonan yang telah memenuhi
Pasal 24 yang telah disebutkan diatas. Dalam hal Paten, Pengumuman dilakukan pada saat setelah 18 (delapan belas) bulan sejak Tanggal Penerimaan atau setelah 18 (delapan belas)bulan sejak tanggal prioritas apabila Permohonan diajukan dengan hak Prioritas. Selain itu, dalam hal Paten Sederhana segera setelah 3(tiga) bulan sejak Tanggal Penerimaan.hal tersebut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dapat dilakukan lebih awal atas permintaan Pemohon dengan dikenai biaya.
Pengumuman dilakukan dengan menempatkannya dalam Berita Resmi Paten yang diterbitkan secara berkala atau secara khusus oleh Direktur Jendral agar mudah serta jelas dapat dilihat oleh masyarakat. Pengumuman dilaksanakan selama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal diumumkannya Permohonan Paten dan 3 (tuga) bulan terhitung sejak tanggal diumumkannya Permohonan Paten Sederhana . pengumuman tersebut mencantumkan sebagai berikut:
1. Nama dan kewarganeraan Inventor2. Nama dan alamat lengkap Pemohon dan Kuasa apabila
Pemohonan diajukan melalui kuasa3. Judul Invensi4. Tanggal Penerimaan: dalam hal permohonan diajukan dengan Hak
Prioritas, tanggal Prioritas, nomor, dan negara tempat Permohonan yang pertama kali diajukan
5. Abstrak6. Klarifikasi Invensi7. Gambar (jika ada)8. Nomor pengumuman9. Nomor Permohonan
Setiap pihak dapat melihat pengumuman sesuai yang telah disebutkan diatas dan dapat mengajukan secara tertulis pandangan atau keberatan atas permohonan yang bersangkutan dan mencantumkan alasannya. Selain itu, Pemohon juga berhak mengajukan sanggahan secara tertulis terhadap pandangan atau keberatan tersebut kepada Direktorat Jendral.
Pengalihan dan Lisensi PatenPaten dapat beralih atau dialihkan baik seluruh maupun sebagian
jikan diwariskan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis atau sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan. Pengalihan Paten tersebut harus diserta dokumen asli Paten, berikut hak lain yang berkaitan dengan Paten itu dan segala bentuk pengalihan Paten dan pengalihan hak wajib dicatat dan diumumkan dengan dikenai biaya, namun Pengalihan paten tersebut yang tidak sesuai dengan ketentuan Passal 66 akan tidak sah dan batal demi hukum.
Pemegang Paten berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain berdasarkan perjanjian Lisensi untuk melalsanakan perbuatan, kecuali jika diperjanjikan lain maka semua perbuatan yang disebut dalam pasal 16 berlangsung selama jangka waktu Lisensi diberikan dan berlaku untuk seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.
Perjanjian Lisensi tidak boleh memuat ketentuan, baik langsung maupun tidak langsung yang dapat merugikan perekonomian Indonesia atau memuat pembatasan yang menghambat kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai dan mengembangkan teknologi pada umumnya dan yang berkaitan dengan Invensi yang diberi Paten tersebut pada khususnya.
Lisensi- WajibLisensi-wajib adalah Lisensi untuk melaksanakan Paten yang
diberikan berdasarkan keputusan Direktorat Jendral atas dasar permohonan. Setiap pihak dapat mengajukan permohonan lisensi-wajib kepada Direktorat Jendral untuk melaksanakan Paten yang bersangkutan, dan permohonan Paten hanya dapat dilakukan dengan alasan bahwa Paten yang bersangkutan tidak dilaksanakan atau dilaksanakan tidak sepenuhnya di Indonesia oleh Pemegang Paten.
Keputusan pemberian Lisensi-wajib dilakukan oleh Direktorat Jendral paling lama 90 (sembilan puluh) hari sejak diajukannya permohonan Lisensi-wajib yang bersangkutan. Dalam hal Lisensi-wajib diajukam atas dasar pemegang Paten dan Pengguna Paten yang salng menerima atau memberikan Lisensi untuk dialihkan bersama-sama dengan Paten lainnya berdasarkan persyaratan yang wajar.
Lisensi-wajib tidak dapat dialihkan, kecuali karena pewarisan. Oleh karena itu Lisensi-wajib yang beraloh karena pewarisan tetap terikat oleh syarat pemberiannya dan ketentuan lain terutama mengenai jangka waktu dan harus dilaporkan kepada Direktorat Jendral untuk dicatat dan
diumumkan. Ketentuan lebih kanjut mengenai Lisensi-wajib diatur dengan Peraturan Pemerintah.
HAK CIPTA
Melalui Pasal 1 UU NO.28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA, dapat
kita lihat bahwa UU No. 28 Tahun 2004 tentang Hak Cipta memberikan
definisi yang sedikit berbeda untuk beberapa hal. Selain itu, dalam bagian
definisi, dalam UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta juga diatur lebih
banyak, seperti adanya definisi atas “fiksasi”, “fonogram”, “penggandaan”,
“royalti”, “Lembaga Manajemen Kolektif”, “pembajakan”, “penggunaan
secara komersial”, “ganti rugi”, dan sebagainya. Dalam UU No. 28 Tahun
2014 tentang Hak Cipta juga diatur lebih detail mengenai apa itu hak cipta.
Hak cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak
ekonomi.
Masih banyak hal lain yang berbeda antara UU 19/2002 dengan UU. No.
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Berikut akan kami jelaskan beberapa
hal yang berbeda.
Mengenai perbedaan antara UU 19/2002 dengan UU No. 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta, dapat dilihat dalam Penjelasan Umum UU No. 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang mengatakan bahwa secara garis
besar, mengatur tentang:
1. Perlindungan hak cipta dilakukan dengan waktu lebih panjang;
2. Perlindungan yang lebih baik terhadap hak ekonomi para pencipta
dan/atau pemilik hak terkait, termasuk membatasi pengalihan hak
ekonomi dalam bentuk jual putus (sold flat);
3. Penyelesaian sengketa secara efektif melalui proses mediasi,
arbitrase, atau pengadilan, serta penerapan delik aduan untuk tuntutan
pidana;
4. Pengelola tempat perdagangan bertanggung jawab atas tempat
penjualan dan/atau pelanggaran hak cipta dan/atau hak terkait di pusat
tempat perbelanjaan yang dikelolanya;
5. Hak cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud dapat dijadikan
objek jaminan fidusia;
6. Menteri diberi kewenangan untuk menghapus ciptaan yang sudah
dicatatkan, apabila ciptaan tersebut melanggar norma agama, norma
susila, ketertiban umum, pertahanan dan keamanan negara, serta
ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Pencipta, pemegang hak cipta, pemilik hak terkait menjadi anggota
Lembaga Manajemen Kolektif agar dapat menarik imbalan atau royalti;
8. Pencipta dan/atau pemilik hak terkait mendapat imbalan royalti untuk
ciptaan atau produk hak terkait yang dibuat dalam hubungan dinas dan
digunakan secara komersial;
9. Lembaga Manajemen Kolektif yang berfungsi menghimpun dan
mengelola hak ekonomi pencipta dan pemilik hak terkait wajib
mengajukan permohonan izin operasional kepada Menteri;
10.Penggunaan hak cipta dan hak terkait dalam sarana multimedia untuk
merespon perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Sebagai benda bergerak, baik dalam UU 19/2002 dan UU No. 28 Tahun
2014 tentang Hak Cipta diatur mengenai cara mengalihkan hak cipta.
Akan tetapi dalam Pasal 16 ayat (1) UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta ditambahkan bahwa hak cipta dapat dialihkan dengan wakaf.
Masih terkait dengan hak cipta sebagai benda bergerak, dalam UU
19/2002 tidak diatur mengenai hak cipta sebagai jaminan. Akan tetapi,
dalam Pasal 16 ayat (3) UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
dikatakan bahwa hak cipta adalah benda bergerak tidak berwujud yang
dapat dijaminkan dengan jaminan fidusia.
Mengenai jangka waktu perlindungan hak cipta yang lebih panjang, dalam
Pasal 29 ayat (1) UU 19/2002 disebutkan bahwa jangka waktu
perlindungan hak cipta adalah selama hidup pencipta dan berlangsung
hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia, sedangkan dalam UU
No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta masa berlaku hak cipta dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu masa berlaku hak moral dan hak ekonomi.
Hak moral pencipta untuk (i) tetap mencantumkan atau tidak
mencatumkan namanya pada salinan sehubungan dengan pemakaian
ciptaannya untuk umum; (ii) menggunakan nama aliasnya atau
samarannya; (iii) mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi
ciptaan, mutilasi ciptaan, modifikasi ciptaan, atau hal yang bersifat
merugikan kehormatan diri atau reputasinya, berlaku tanpa batas waktu
(Pasal 57 ayat (1) UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta).
Sedangkan hak moral untuk (i) mengubah ciptaannya sesuai dengan
kepatutan dalam masyarakat; dan (ii) mengubah judul dan anak judul
ciptaan, berlaku selama berlangsungnya jangka waktu hak cipta atas
ciptaan yang bersangkutan (Pasal 57 ayat (2) UU No. 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta).
Kemudian untuk hak ekonomi atas ciptaan, perlindungan hak cipta berlaku
selama hidup pencipta dan terus berlangsung selama 70 tahun setelah
pencipta meninggal dunia, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun
berikutnya (Pasal 58 ayat (1) UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta). Sedangkan jika hak cipta tersebut dimiliki oleh badan hukum,
maka berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali dilakukan
pengumuman.
Perlindungan sebagaimana diatur dalam Pasal 58 tersebut hanya berlaku
bagi ciptaan berupa:
a. buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya;
b. ceramah, kuliah, pidato dan Ciptaan sejenis lain;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,
kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;
g. karya arsitektur;
h. peta; dan
i. karya seni batik atau seni motif lain.
Akan tetapi, bagi ciptaan berupa:
a. karya fotografi;
b. potret;
c. karya sinematografi;
d. permainan video;
e. program komputer;
f. perwajahan karya tulis;
g. terjemahan, tafsiran, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi,
aransemen, modifikasi, dan karya lain dari hasil transformasi;
h. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi atau modifikasi
ekspresi budaya tradisional;
i. kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca
dengan program komputer atau media lainnya; dab
j. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut
merupakan karya yang asli;
berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman.
(Pasal 59 ayat (1) UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
Kemudian untuk ciptaan berupa karya seni terapan, perlindungan hak
cipta berlaku selama 25 tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman
(Pasal 59 ayat (2) UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta).
UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta ini juga melindungi pencipta
dalam hal terjadi jual putus (sold flat). Ciptaan buku, dan/atau semua hasil
karya tulis lainnya, lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks yang
dialihkan dalam perjanjian jual putus dan/atau pengalihan tanpa batas
waktu, hak ciptanya beralih kembali kepada pencipta pada saat perjanjian
tersebut mencapai jangka waktu 25 tahun (Pasal 18 UU No. 28 Tahun
2014 tentang Hak Cipta). Hal tersebut juga berlaku bagi karya pelaku
pertunjukan berupa lagu dan/atau musik yang dialihkan dan/atau dijual
hak ekonominya, hak ekonomi tersebut beralih kembali kepada pelaku
pertunjukan setelah jangka waktu 25 tahun (Pasal 30 UU No. 28 Tahun
2014 tentang Hak Cipta).
Hal lain yang menarik dari UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta ini
adalah adanya larangan bagi pengelola tempat perdagangan untuk
membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran
hak cipta dan/atau hak terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya
(Pasal 10 UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta). Dalam Pasal 114
UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta diatur mengenai pidana bagi
tempat perbelanjaan yang melanggar ketentuan tersebut, yaitu pidana
denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Selain itu, dalam UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta juga ada yang
namanya Lembaga Manajemen Kolektif. Lembaga Manajemen Kolektif
adalah institusi yang berbentuk badan hukum nirlaba yang diberi kuasa
oleh pencipta, pemegang hak cipta, dan/atau pemilik hak terkait guna
mengelola hak ekonominya dalam bentuk menghimpun dan
mendistribusikan royalti (Pasal 1 angka 22 UU No. 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta).
PERBEDAAN ANTARA HAK CIPTA DAN HAK PATEN
HAK CIPTA HAK PATEN
Ruang lingkup perlindungan
(Scope Of Protection):
Ciptaan yang dilindungi meliputi
Ciptaan dalam bidang ilmu
pengetahuan, seni, dan sastra,
terdiri atas:
a. buku, pamflet, perwajahan karya
tulis yang diterbitkan, dan semua
hasil karya tulis lainnya;
b. ceramah, kuliah, pidato, dan
Ciptaan sejenis lainnya;
c. alat peraga yang dibuat untuk
kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
d. lagu dan/atau musik dengan atau
tanpa teks;
e. drama, drama musikal, tari,
koreografi, pewayangan, dan
pantomim;
f. karya seni rupa dalam segala
bentuk seperti lukisan, gambar,
Ruang lingkup perlindungan
(Scope Of Protection):
Ruang lingkup hak paten. Secara
umum dibagi menjadi 3 yaitu:
• Paten Sederhana • Paten dari
beberapa invensi • Invensi yang
tidak dapat diberi paten 1. Proses
atau produk yang pengumuman dan
penggunaan atau pelaksanaannya
bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku,
moralitas agama, ketertiban umum
atau kesusilaan;
2. Metode pemeriksaan,
perawatan, pengobatan dan/atau
pembedahan yang diterapkan
terhadap manusia dan/atau hewan;
3. Teori dan metode dibidang ilmu
pengetahuan dan matematika; atau
4. Semua makhluk hidup, kecuali
jasad renik serta proses biologis
ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung,
atau kolase;
g. karya seni terapan;
h. karya arsitektur;
i. peta;
j. karya seni batik atau seni motif
lain;
k. karya fotografi;
l. Potret;
m. karya sinematografi;
n. terjemahan, tafsir, saduran,
bunga rampai, basis data, adaptasi,
aransemen, modifikasi dan karya
lain dari hasil transformasi;
o. terjemahan, adaptasi,
aransemen, transformasi, atau
modifikasi ekspresi budaya
tradisional;
p. kompilasi Ciptaan atau data, baik
dalam format yang dapat dibaca
dengan Program Komputer
maupun media lainnya;
q. kompilasi ekspresi budaya
yang esensial untuk memproduksi
tanaman atau hewan kecuali proses
non biologis atau proses
mikrobiologis. INVENSI YANG
TIDAK DAPAT DIBERI PATEN
•Paten dan Invensinya
tradisional selama kompilasi
tersebut merupakan karya yang
asli;
r. permainan video; dan
s. Program Komputer.
Pemegang hak cipta:
Pemegang hak cipta adalah
Pencipta sebagai pemilik Hak Cipta,
pihak yang menerima hak tersebut
secara sah dari Pencipta, atau
pihak lain yang menerima lebih
lanjut hak dari pihak yang menerima
hak tersebut secara sah.
Pemegang hak paten:
1) pemegang paten memiliki hak
eksklusif untuk melaksanakan
paten yang dimilikinya, dan
melarang orang lain yang tanpa
persetujuan:
(a) dalam hal paten produk:
membuat, menjual, mengimport,
menyewa, menyerahkan memakai,
menyediakan untuk dijual atau
disewakan atau diserahkan produk
yang diberi paten;
(b) dalam hal paten proses:
menggunakan proses produksi
yang diberi paten untuk membuat
barang dan tindakan lainnya
sebagaimana yang dimaksud dalam
huruf a.
2) pemegang paten berhak
memberikan lisensi kepada orang
lain berdasarkan surat perjanjian
lisensi;
3) pemegang paten berhak
menggugat ganti rugi melalui
pengadilan negeri setempat,
kepada siapapun, yang dengan
sengaja dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam butir 1 di atas;
4) pemegang paten berhak
menuntut orang yang sengaja dan
tanpa hak melanggar hak
pemegang paten dengan
melakukan salah satu tindakan
sebagaimana yang dimaksud dalam
butir 1 di atas.
Jangka waktu perlindungan:
(1) Hak moral Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (1) huruf a, huruf b,
Jangka waktu perlindungan:
Paten (sesuai dengan ketentuan
dalam Pasal 8 ayat 1 Undang-
undang Nomor 14 Tahun 2001)
dan huruf e berlaku
tanpa batas waktu.
(2) Hak moral Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (1) huruf c dan huruf d
berlaku selama
berlangsungnya jangka waktu Hak
Cipta atas Ciptaan yang
bersangkutan.
(Pasal 57)
diberikan untuk jangka waktu
selama 20 (dua puluh) tahun
terhitung sejak tanggal penerimaan
dan jangka waktu itu tidak dapat
diperpanjang.
Paten Sederhana (sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal 9 Undang-
undang Nomor 14 Tahun 2001)
diberikan untuk jangka waktu 10
(sepuluh) tahun terhitung sejak
tanggal penerimaan dan jangka
waktu itu tidak dapat diperpanjang.
syarat perlindungan:
(1) Hak Cipta atas ekspresi budaya
tradisional yang dipegang oleh
negara sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal 38 ayat (1) berlaku tanpa
Batas waktu.
(2) Hak Cipta atas Ciptaan yang
Penciptanya tidak diketahui yang
dipegang oleh negara sebagaimana
syarat perlindungan:
Jika masa perlindungan hak paten
telah berakhir, maka suatu invensi
akan menjadi public
domain sehingga pihak lain dapat
memproduksi dan menjualnya
secara bebas. Aturan mengenai
masa berlaku hak paten
dimaksudkan agar tidak ada pihak
yang secara terus menerus dapat
dimaksud Pasal 39 ayat (1) dan
ayat (3) berlaku selama 50 (lima
puluh) tahun sejak Ciptaan tersebut
pertama kali dilakukan
Pengumuman.
(3) Hak Cipta atas Ciptaan yang
dilaksanakan oleh pihak yang
melakukan Pengumuman
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 ayat (2) berlaku selama 50
(lima puluh) tahun sejak Ciptaan
tersebut pertama kali dilakukan
Pengumuman.
(Pasal 60)
(1) Masa berlaku pelindungan Hak
Cipta atas Ciptaan yang dilakukan
Pengumuman bagian per bagian
dihitung sejak tanggal
Pengumuman bagian yang terakhir.
(2) Dalam menentukan masa
berlaku pelindungan Hak Cipta atas
Ciptaan yang terdiri atas 2 (dua) jilid
mengontrol seluruh industri
sehingga dikhawatirkan dapat
merugikan masyarakat dan sistem
perdagangan.
atau
lebih yang dilakukan Pengumuman
secara berkala dan tidak
bersamaan waktunya, setiap jilid
Ciptaan
dianggap sebagai Ciptaan
tersendiri.
(Pasal 61)
Contoh :
Hak Cipta
1. Film Surga Yang Tak Dirindukan
film Surga Yang Tak Dirindukan merupakan sebuah film drama
Indonsia yang didasarkan pada novel yang disutradarai oleh Kuntz Agus.
Film ini tayang sejak 15 Juni 2015