aspek hukum haki

40
PENGERTIAN HAKI: Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI) atau harta intelek (di Malaysia) ini merupakan padanan dari bahasa Inggris Intellectual Property Right. Kata "intelektual" tercermin bahwa obyek kekayaan intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran manusia (the Creations of the Human Mind) (WIPO, 1988:3). Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif Yang diberikan suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Secara sederhana HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten Dan Hak Merk. Namun jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan bagian dari benda (Saidin : 1995), yaitu benda tidak berwujud (benda imateriil). Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda tak berwujud (seperti Paten, merek, Dan hak cipta). Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan Dan sebaginya Yang tidak mempunyai bentuk tertentu.

description

 

Transcript of aspek hukum haki

Page 1: aspek hukum  haki

PENGERTIAN HAKI:Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI) atau harta intelek (di Malaysia) ini merupakan padanan dari bahasa Inggris Intellectual Property Right. Kata "intelektual" tercermin bahwa obyek kekayaan intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran manusia (the Creations of the Human Mind) (WIPO, 1988:3).

Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif Yang diberikan suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Secara sederhana HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten Dan Hak Merk. Namun jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan bagian dari benda (Saidin : 1995), yaitu benda tidak berwujud (benda imateriil).

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda tak berwujud (seperti Paten, merek, Dan hak cipta). Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan Dan sebaginya Yang tidak mempunyai bentuk tertentu.

Page 2: aspek hukum  haki

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) tidak dipungkiri telah membawa kemudahan baik dari sisi efektivitas maupun efisiensi kinerja manusia. Berbagai piranti, mulai dari rekayasa mekanika hingga perangkat lunak berupa program-program komputer telah mewarnai perkembangan dunia iptek. Maraknya penelitian (riset) di dunia iptek ini pun selanjutnya mulai tidak terpisahkan dengan dunia industri. Bahkan pada beberapa negara, perindustrian berbasis riset menjadi sumber pemasukan yang cukup besar suatu negara.

Seiring dengan berjalannya waktu, pompa perekonomian yang berbasis perkembangan riset iptek kemudian tidak hanya mengandalkan pendapatan dari sisi penjualan produk hasil riset. Regulasi atas setiap hasil riset - baik berupa produk atau pemikiran – pun juga menjadi lahan pendapatan. Salah satu regulasi utama terkait dengan perkembangan penemuan di bidang iptek ini adalah konsep Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).

Page 3: aspek hukum  haki

Bangsa yang pertama kali menekankan pada pencantuman pemilik atau penemu atas barang temuannya adalah bangsa Yunani kuno dan imperium Romawi. Meskipun demikian, mereka belum membahasnya sampai hak-hak ekonomi bagi para penemunya. Hal ini berlangsung hingga ditemukannya mesin percetakan pada abad ke-15, yang selanjutnya mulai dipikirkan perlunya perlindungan hak cipta. Penggandaan naskah-naskah pada masa itu kebanyakan dilakukan oleh kaum gereja atas pesanan lingkungan kerajaan di Eropa. Hanya pihak-pihak masyarakat tertentu saja yang memiliki akses atas naskah-naskah ini.

Sejarah Kemunculan Konsep Hak Cipta (Copyright)

Page 4: aspek hukum  haki

Kemampuan untuk mencetak buku-buku dengan biaya yang lebih murah mulai memarakkan isu pembajakan. Seiring dengan bertambahnya jumlah percetakan di Inggris, Raja kemudian mengeluarkan hak istimewanya untuk mengatur perdagangan buku dan melindungi pencetaknya dari pembajakan. Inilah ketetapan pertama tentang pengendalian atas barang cetakan. Ketetapan ini dikenal dengan Licensing Act 1662. Piagam inilah yang membangun konsep pendaftaran (register) atas buku-buku berizin, bersama dengan kebutuhan untuk menyimpan suatu salinan buku untuk diizinkan. Tugas ini dijalankan oleh Stationer’s Company, yang diberi wewenang untuk menahan buku mencurigai berisi berbagai hal yang menyulut permusuhan dengan gereja atau pemerintah. Pada tahun 1681 Piagam Perizinan tersebut dicabut, dan peran Stationer’s Company dibenahi oleh hukum yang memberikan wewenang kepemilikan buku-buku terdaftar pada sejumlah anggotanya, agar mereka sendiri yang mengatur perdagangan buku cetakannya

Piagam Perizinan Tahun 1662

Page 5: aspek hukum  haki

Undang-undang Anne merupakan piagam Hak Cipta pertama di dunia. Piagam ini memperkenalkan dua konsep baru : pengarang sebagai pemilik hak cipta, dan prinsip mengikat tentang perlindungan atas hasil-hasil yang dipublikasikan. Piagam ini juga mengatur penyimpanan sebanyak sembilan cetakan atas suatu buku pada perpustakaan-perpustakaan tertentu suatu negara. Selain itu, penggunaan istilah perlindungan hak cipta juga diperluas untuk hasil-hasil pekerjaan lainnya.. Pada tahun 1857, Komisi Kerajaan Inggris mengusulkan bahwa piagam-piagam berikutnya harus dikodifikasikan, dan melangkah pada perjanjian hak cipta bilateral dengan Amerika. Hal ini dilakukan untuk menyediakan perlindungan timbal balik pengarang-pengarang Inggris dan AS. Conference of Powers kemudian digelar (menghasilkan kerangka Konvensi Berne bagi Perlindungan Hasil Kerja kajian dan Seni). Piagam 1886 ini menghapuskan permintaan untuk mendaftarkan hasil kerja asing dan memperkenalkan hak eksklusif untuk mengimpor atau memproduksi terjemahan-terjemahan

Undang-Undang AnnePiagam Hak Cipta Internasional 1886 dan Konvensi Berne

Page 6: aspek hukum  haki

Piagam Hak Cipta 1911Pada 1 Juli 1912, Piagam Hak Cipta 1911 mulai berlaku.

Piagam ini melakukan revisi dan meninjau ulang piagam-piagam sebelumnya. Perkembangan itu mencakup pengenalan tentang perluasan lebih lanjut atas istilah perlindungan, dan istilah hak cipta. Arsip, perforated rolls, rekaman suara, dan hasil arsitektur juga memperoleh perlindungan. Piagam ini juga menghapuskan kebutuhan untuk mendaftarkan hak cipta pada Stationer’s Hall (salah satu prinsip pokok Konvensi Berne), menghapuskan perlindungan hak cipta atas hasil pekerjaan yang tidak dipublikasikan. (Sumber : http://www.intellectual-property.gov.uk)

)

Page 7: aspek hukum  haki

Konvensi Hak Cipta Dunia (Universal Copyright Convention, UCC)UCC dibentuk oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai alternatif dari Konvensi Berne bagi negara-negara yang tidak menyetujui dengan aspek-aspek yang termaktub dalam Konvensi Berne, namun masih ingin berpartisipasi dalam perlindungan hak cipta multilateral. Negara-negara ini meliputi negara-negara berkembang, negara-negara bekas Uni Soviet. Negara-negara tersebut menilai bahwa Konvensi Berne menguntungkan pihak Barat. Meskipun demikian, Konvensi Berne juga menjadi bagian faksi dari UCC, sehingga hak ciptanya juga diakui negara-negara non konvensi Berne. (http://en.wikipedia.org

Page 8: aspek hukum  haki

DASAR HUKUM Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO)

Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan

Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta

Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek

Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the World Intellectual Property Organization

Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty

Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic Works

Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty

 

Page 9: aspek hukum  haki

Secara umum Hak Kekayaan Intelektual dapat terbagi dalam

dua kategori yaitu: 1. Hak Cipta.

2. Hak Kekayaan Industri, meliputi: Paten Merek Desain Industri Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Rahasia Dagang, dan Indikasi

Page 10: aspek hukum  haki

HAK CIPTAPENGERTIAN

 

     Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya. Termasuk ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra dan seni.

      Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta :

Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat 1)

        Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta, yaitu "seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi".

Page 11: aspek hukum  haki

SUBYEK HAK CIPTAPencipta

seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

Pemegang Hak Cipta Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta atau orang lain yang

menerima lebih lanjut hak dari orang tersebut diatas.

Page 12: aspek hukum  haki

OBYEK HAK CIPTA

Ciptaan yaitu hasil setiap karya Pencipta dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra.

Page 13: aspek hukum  haki

Undang-undang yang mengatur Hak Cipta:

UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara

RI Tahun 1982 Nomor 15) UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6

Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)

UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 29)

Page 14: aspek hukum  haki

PATEN PENGERTIAN  Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001:

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya (Pasal 1 Ayat 1).

Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau memberikan persetujuan kepada orang lain untuk melaksanakannya (Pasal 1 Undang-undang Paten).

Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam proses industri. Di samping paten, dikenal pula paten sederhana (utility models) yang hampir sama dengan paten, tetapi memiliki syarat-syarat perlindungan yang lebih sederhana. Paten dan paten sederhana di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Paten (UUP).

Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi yang berupa :

a. proses;b. hasil produksi;c. penyempurnaan dan pengembangan proses;d. penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi;

Page 15: aspek hukum  haki

Undang - undang yang mengatur tentang paten:

   UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989 Nomor 39)

   UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)

    UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 109)

Page 16: aspek hukum  haki

MEREK

PENGERTIAN          Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 :

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka- angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur- unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. (Pasal 1 Ayat 1)

     Merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk (barang dan atau jasa) tertentu dengan yang lainnya dalam rangka memperlancar perdagangan, menjaga kualitas, dan melindungi produsen dan konsumen.

    Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa (Pasal 1 Undang-undang Merek).

Page 17: aspek hukum  haki

Merk pada barang hasil produksi industri.

Merk

Page 18: aspek hukum  haki

Merek harus memilik daya pembeda

Merek tidak boleh menggunakan nama barang yang dimintakan perlindungan

Merek dapat menunjukkan asal-usul suatu barang (indikasi geografis)

Beberapa ketentuan terkait dengan merk :

Page 19: aspek hukum  haki

Istilah-istilah merek:Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.

Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.

Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu, menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk menggunakannya.

Page 20: aspek hukum  haki

Undang - undang yang mengatur tentang merek:

UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 81)

UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 31)

UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 110)

Page 21: aspek hukum  haki

c. Perlindungan Varietas Tanaman (PVT)Perlindungan Varietas Tanaman yang selanjutnya disingkat PVT, adalah perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman,terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Obyek yang dilindungi dalam hal ini adalah hak kekayaan intelektual pemulia dalam menghasilkan varietas baru tanaman melalui kegiatan pemuliaan (Pemulia : yang berhak atas perlindungan, Varietas : subyek dari perlindungan). Hak PVT adalah menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu.

UU No. 29 Tahun 2000 (http://ri.go.id)

Page 22: aspek hukum  haki

Berikut adalah beberapa syarat teknis terkait dengan pengajuan perlindungan varietas tanaman kepada departemen pertanian :

Didefinisikan sebagai sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.

Page 23: aspek hukum  haki

c.1 BaruPada saat penerimaan permohonan, varietas tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan tidak lebih dari 1 tahun, atau di luar negeri tidak lebih dari 4 tahun untuk tanaman semusim dan 6 tahun untuk tanaman tahunan.c.2 UnikApabila pada saat pendaftaran dapat dengan jelas dibedakan dengan varietas yang sudah ada. Keunikan didasarkan pada karakter morfologi individual.c.3 SeragamSuatu varietas dianggap seragam apabila karakter pembedanya cukup seragam. c.4 StabilSuatu varietas dianggap stabil apabila tidak berubah setelah diperbanyak berulang kali.

Page 24: aspek hukum  haki

Unik. Seragam.

Contoh syarat teknis varietas yang dapat diajukan perlindungan : Unik, seragam.

Jangka waktu perlindungan hukum VT di Indonesia ada dua, yaitu 20 tahun untuk tanaman musiman dan 25 tahun untuk tanaman tahunan.

Page 25: aspek hukum  haki

Desain Industri

PENGERTIAN

(Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri) :

  Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. (Pasal 1 Ayat 1)

Page 26: aspek hukum  haki

Contoh desain-desain barang hasil produksi industri.

Page 27: aspek hukum  haki

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

PENGERTIAN 

(Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu) :

  Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.(Pasal 1 Ayat 1)

Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu. (Pasal 1 Ayat 2)

Page 28: aspek hukum  haki

d. Desain dan Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST)

Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik. Sedangkan Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu. Perlindungan DTLST diberikan kepada pemegang hak terhitung sejak pertama kali desain tersebut dieksploitasi secara komersial dimanapun, atau sejak tanggal penerimaan selama 10 tahun. UU No. 32 Tahun 2000 (http://ri.go.id)

Page 29: aspek hukum  haki

Contoh desain sirkuit terpadu, termasuk di dalamnya chip dan microchip.

Page 30: aspek hukum  haki

Rahasia Dagang

PENGERTIAN

 

(Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang) :

  Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.

Page 31: aspek hukum  haki

e. Rahasia Dagang

Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.

Lingkup perlindungan dapat diberikan pada metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, daftar pelanggan, atau informasi lain di bidang teknologi dan atau bisnis. Informasi dianggap rahasia apabila informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat. Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat kerahasiaan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi.

Informasi dari bidang teknologi yang dapat dilindungi dengan sistem rahasia dagang mencakup :

Page 32: aspek hukum  haki

e.1 Metode Penjualan

Informasi bisnis yang dirahasiakan dari metoda penjualan adalah strategi-strategi yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan/ omset yang besar, misalnya :Cara pembayaran(kredit, cash)Kebijakan diskonKebijakan harga (distributor, retail)Promosi (black promo,open promo), dll.

e.2 Metode produksi

Yang termasuk dalam kategori ini adalah hasil penelitian, hasil riset pasar dan langkah yang hendak dilakukan terhadap pengembangan dari hasil tersebut, termasuk teknik penggunaan mesin-mesin, treatment terhadap bahan, dan teknik pengolahan.

e.3 Komposisi ramuan

Adalah penggunaan bahan-bahan yang dipakai untuk formula, sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih unggul, misalnya kualitas bahan yang digunakan. Contoh : obat, jamu, kosmetika, minuman ringan, dsb.

Page 33: aspek hukum  haki

Indikasi Geografis

PENGERTIAN

 

(Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek) :

Indikasi-geografis dilindungi sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.(Pasal 56 Ayat 1)

 

Page 34: aspek hukum  haki

f. Paten Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada

inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Dalam hal ini, inventor menjelaskan invensinya secara lengkap dalam bentuk dokumen yang dipublikasi sehingga orang lain tahu persis apa yang telah ditemukan oleh inventor. Sebagai imbalannya, pemerintah memberi hak monopoli untuk jangka waktu tertentu bagi inventor. Hak monopoli tersebut disebut sebagai paten.

Dalam rezim paten dikenal istilah pemilik dan pemegang paten. Inventor pada dasarnya adalah pemilik paten. Ia selanjutnya dapat memberikan hak pada pihak lain, yang dengannya pihak lain tersebut menjadi pemegang hak paten.

Page 35: aspek hukum  haki

Perbedaan invention dan discovery : Discovery merupakan penemuan terhadap suatu sifat baru dari suatu material atau benda yang sudah dikenal atau sudah ada sebelumnya secara alami. Sedangkan invention merupakan penemuan berupa ide yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, yang dapat berupa proses atau hasil produksi atau penyempurnaan dan pengembangan proses atau hasil produksi. Invensi dapat dipatenkan, sedangkan discovery tidak.

UU No. 14 tahun 2001 (http://ri.go.id)

Page 36: aspek hukum  haki

Hak Cipta berarti hak untuk memperbanyak suatu ciptaan yang dalam praktiknya termasuk hak untuk mempublikasikan dan menyebarluaskan. Skema hak cipta di Indonesia diatur dalam Pasal 1 UU No. 19 Tahun 19 Tahun 1992 : Hak cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Hak Cipta (Copyright)

Page 37: aspek hukum  haki

Masa perlindungan hak ciptaNO. JENIS CIPTAAN YANG DILINDUNGI LAMA PERLINDUNGAN

1. Buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainDrama atau drama musikal, tari, koreografiSegala bentuk seni rupa, seni lukis, seni pahat, seni patungLagu atau musik dengan atau tanpa teksArsitekturCeramah, kuliah, pidato dan ciptaan sejenis lainnyaAlat peragaPetaTerjemahan, tafsir, saduran, dan bunga rampai

Seumur hidup pencipta ditambah 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia.

2. Program komputerSinematografiFotografiDatabaseKarya hasil pengalihwujudan

50 tahun sejak pertama kali diumumkan

3. Perwajahan karya tulis yang diterbitkan 50 tahun sejak pertama kali diumumkan

4. Ciptaan yang dipegang badan hukum 50 tahun sejak pertama kali diumumkan

5. Folklore Tanpa batas

6.6. Pelaku/ Performer (aktor dan musisi dalam hal pertunjukannya)Pelaku/ Performer (aktor dan musisi dalam hal pertunjukannya) 50 tahun sejak pertama kali dipertunjukkan.50 tahun sejak pertama kali dipertunjukkan.

7.7. Produser rekaman suaraProduser rekaman suara 50 tahun sejak pertama kali direkam50 tahun sejak pertama kali direkam

8.8. Lembaga PenyiaranLembaga Penyiaran 20 tahun sejak pertama kali disiarkan20 tahun sejak pertama kali disiarkan

Page 38: aspek hukum  haki

NO. JENIS HKI PERATURAN OBJEK PERLINDUNGAN MASA PERLINDUNGAN Biaya (Rp) KETERANGAN

1. Hak Cipta UU No. 19/2002 Atas karya/ciptaan dibidang ilmu pengetahuan, seni atau sastra

Seumur hidup pencipta ditambah 50

75.000 Bersifat ekslusif & pendaftaran tidak diharuskan

2. Merek UU No. 15/2001 Tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasinya

10 tahun 450.000 (merek dagang & jasa)

Dapat diperpanjang

3. Desain Industri

UU No. 31/2000 Bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis dan warna, atau gabungannya.

10 Tahun 600.000 atau 300.000 (utk UKM)

 

4. DTLST UU No. 32/2000 Desain rangkaian yang mengandung elemen aktif/semikonduktor.

10 Tahun 700.000 atau 400000 (untuk UKM)

 

5. PVT UU No. 29/2000 Tanaman dengan varian baru 20 tahun untuk tanaman musiman

  Bukan kewenangan DJHKI.Pendaftaran di Deptan

  25 tahun untuk tanaman tahunan

6. Rahasia Dagang

UU No. 30/2000 Informasi yang bernilai ekonomi

Selama informasi terjaga kerahasiaannya

Tidak perlu pendaftaran

7. Paten UU No. 14/2001 Invensi di bidang teknologi berupa produk atau proses

20 tahun untuk paten biasa

575.000 Terdapat biaya lainnya hingga Rp 68.175.000

10 tahun untuk paten sederhana

575.000 Terdapat biaya lainnya hingga Rp. 17.525.000

Cabang-cabang HaKI dengan spesifikasinya

Page 39: aspek hukum  haki

Rekomendasi BacaanPresentasi Pemahaman Dasar HaKI, Pusat Inovasi LIPI (2006)http://www.intellectual-property.gov.ukhttp://en.wikipedia.org/wiki/Industrial_propertyUU No. 15 Tahun 2001 (http://ri.go.id)UU No. 31 Tahun 2000 (http://ri.go.id)UU No. 29 Tahun 2000 (http://ri.go.id)UU No. 32 Tahun 2000 (http://ri.go.id)UU No. 14 tahun 2001 (http://ri.go.id)http://www.ifrro.org/: Volume 1 No 3 May/June 1998Stephen E Siwek, Copyright Industries in the US Economy The 2002 Reportwww.history-science-technology.com

Republika.co.id

Page 40: aspek hukum  haki