Post on 26-Feb-2018
7/25/2019 Teknologi Tanpa Iman
1/2
Khutbah Jumat: Teknologi Tanpa Iman
.
. .
. : .
: .
Maasyiral Muslimin RahimakumullahMarilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt yang tak henti-
hentinya mengalirkan rahmat dan inayah-Nya ke dalam sungai kehidupan ini. Sehingga kita
mampu melalui kehidupan kemaren, menjalani kehidupan sekarang dan mudah-mudahan
menapaki hari esok.
Shalawat serta salam terlimpah ke haribaan junjungan Nabi Muhammad saw. manusia paling
mulia di sisi-Nya dan penolong yang memiliki syafaat di hari kiyamat. Semoga kita semua
selaku umat dan pengagumnya menjadi manusia yang diprioritaskan mendapatkan syafaatnya.
Amien
Hadirin Jamaah Jumah Rahimakumullah
Marilah kita menengok seksama kejadian akhir-akhir ini. Kejahatan sosial kembali marak terjadi
di sekeliling kita. Terutama di kota-kota besar di Indonesia. Ketika perut terlalu lama tidak
dipenuhi tuntutannya. Sedangkan sederet mobil mewah silih berganti parkir di depan berbagai
restoran cepat saji di sepanjang jalan. Atau ketika para perempuan wangi berseliweran
menenteng sopping-bag yang tertempel di depannya berbagai merek terkenal, melewati para
perempuan gembel di penyebrangan jalan yang menengadahkan tangan hanya sekedar
menggugurkan tuntutan anak-anaknya di bawah kolong jembatan yang dengan setia menanti
segenggam makanan. Dan sederet lukisan mengenaskan yang menggambarkan betapa luasnyajarak bentang antara mereka yang kaya dan yang papa, mereka yang hiup dengan gaya hedonis
dan yang bergaya pesimis.
Lantas masih adakah harapan yang dapat merubah wajah negeri tercinta ini yang secara perlahan
dapat merubah raut wajah bangsa ini. Bangsa yang sudah terlanjur tekenal sopan tapi melarat.
Bangsa yang terkenal religious tapi miskin. Bangsa Timur yang terkenal faqir. Dapatkah wajah-
wajah itu berubah? Atau malah akan semakin parah?
Para Hadirin yang berbahagiaInilah tantangan kita bersama. Tantangan bangsa dan umat muslim Indonesia yang jumlahnya
mengatasi berbagai umat agama lainnya di Indonesia. Pada kesempatan ini Khatib hanya inginmengingatkan saja, marilah kita bersama-sama memperbaiki keadaan ini, kita mulai dari diri
sendiri. Jangan terlalu mengharap banyak dan menghayal adanya kesuksesan tanpa ada sebuah
permulaan.
Meraba diri kita sejauh manakah kepekaan social kita? Sudahkan hari ini kita menyapa tetangga
samping rumah kita? Sudahkan kita memberikan senyuman kepada front office di belakang
mejanya? Suahkah kita menyempatkan melongok ke luar jendela mobil kita untuk sekedar
menyapa para tukang ojek yang mangkal di perempatan jalan yang selalu kita lalui? Jangan-
jangan kita tidak pernah melakukan itu semua? Karena kita terlalu asyik dengan Televisi, Hand
Phone, Note Book, tablet atau Blackberry. Berbagai benda yang berhasil membawa kita
menjelajahi dunia dan mengangkat derjat kita sebagai orang modern yang melek media? Laluapakah artinya melek media kalau itu membuat kita terkungkung dalam tempurung imagenasi
bukan realita. Apakah arti melek teknologi bila kita buta realita?
Maasyiral Muslimin RahimakumullahSungguh berbagai kemajuan teknologi itu telah banyak kita gunakan. Ia telah menggeser posisi
tetangga-tetangga kita. Benar, teknologi itu menjadi lebih dekat dengan kita dibandingkan
keluarga dan juga tetangga. Inilah virus individualitas yang harus dihindari.
7/25/2019 Teknologi Tanpa Iman
2/2
Telah disinggung oleh al-Quran dalam an-Nisa 36:
SembahlahAllah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnu sabil dan hambasahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-
banggakan diri
Bila dilihat sepintas lalu, ayat di atas menyandingkan antara pelarangan menyekutukan Allahswt. dengan perintah berbuat baik kepada orang tua, karib, kerabat, teman dan lainnya. Ini dapat
diterjemahkan bahwa bahwa menjalin hubungan dan menciptakan jejaring social tidak kalah
pentingnya dengan men-tauhid-kan Allah swt. Jika berhubungan dengan-Nya (hablum
minalllah)Allah swt hanya melarang kita agar tidak menyekutukan-Nya, sedangkan
berhubungan dengan sesama manusia (hablum minan nas)Allah swt memerintahkan untuk
berbuat baik kepada mereka semua.
Ketika kita mengabaikan perintah yang termaktub dalam ayat di atas, maka kebangkrutan sosial
itu akan terjadi. Itu semua akibat ulah manusia yang enggan menjalin silaturrahmi dengan
sesamanya. Sehingga terlahirlah individualism yang banyak menggantungkan hidup pada
berbagai benda teknologi yang tak berjiwa dan tak bernyawa. Ketergantungan ini haruslah
segera kita sadari, karena bila penggunaan itu tidak dilandaskan atas kesadaran akan mengarah
pada kehancuran akhlaq dan juga keimanan. Bahkan akan mengakibatkan kehancuran nilai-nilai
sosial, sehingga menambah rusaknya sendi kehidupan berbangsa, seperti yang terjadi sekarang
ini.
Dengan kata lain, hadirin yang terhormat,Berbagai patologi sosial (pencurian, perampokan,
pembunuhan, gelandangan dan berbagai pelanggaran norma sosial) yang muncul akhir-akhirdisebabkan karena tiadanya interaksi social dan melemahnya kontrol di dalamnya. Ini semua
dikarenakan pola pikir keranjingan terhadap teknologi yang kebablasan.
Semoga Allah swt membukakan hati kita bersama, dan menjaganya agar tetap sadar dan ingat
akan berbagai bahaya yang mengancam manusia muslim Indonesia yang hidup di Negara yang
sedang demam modernism dan liberalism ekonomi. Karena itulah sesungguhnya yang akan
menjauhkan kita dari saudara sesama muslim dan menggantikannya dengan berbagai benda
teknologi yang kering tanpa jiwa.
KHUTBAH KEDUA:
.
.
.
.
.
.
.
! .