Post on 18-Oct-2021
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
i
DRAFT PETUNJUK TEKNIS
TATA CARA PEMBUATAN, PERAKITAN, OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN KOMPONEN
STRUKTUR RUSPIN 1 LANTAI
TEKNOLOGI
RUSPIN RUMAH SISTEM PANEL INSTAN
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman
Badan Penelitian dan Pengembangan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Pengantar
Deskripsi Teknologi RUSPIN
Komponen-Komponen RUSPIN
Tata Cara Pembuatan Komponen RUSPIN
1. Spesifikasi Bahan
2. Penulangan komponen 1
3. Penulangan komponen 2
4. Persiapan pengecoran
5. Pembuatan campuran beton
6. Pengecoran dan pemadatan
7. Pembukaan cetakan
8. Perawatan beton
9. Pemeriksaan
Tata Cara Perakitan Komponen RUSPIN
1. Persiapan bahan dan peralatan
2. Persiapan lahan
3. Tenaga pelaksana
4. Peralatan
5. Pemasangan komponen sloof
6. Pemasangan komponen kolom
7. Pemasangan komponen balok atas
8. Pemeriksaan Akhir
Operasional dan Pemeliharaan
AHSP Pembuatan RUSPIN
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
ii
Tim Penyusun
1. Iwan Suprijanto, ST. MT 2. Rusli, ST, MI 3. Drs. Muhajirin, MT 4. Kuswara, ST, MA 5. Drs. Aris Prihandono MSc 6. Rudi Setiadji, ST. MSc 7. Purwoko
Editor Ir.Fitrijani Anggraini, MT
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya buku Pedoman Teknis Penyediaan Teknologi
Rumah Sistem Panel Instan (RUSPIN) dapat tersusun dengan baik. RUSPIN
merupakan inovasi teknologi yang dihasilkan oleh Pusat Litbang Perumahan dan
Permukiman, Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
Kebutuhan rumah semakin meningkat seiring dengan semakin tingginya
angka pertumbuhan penduduk. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat memperkirakan pada Tahun 2025 angka kebutuhan rumah di Indonesia
mencapai angka 30 juta unit. Biaya dan waktu yang diperlukan untuk pembangunan
rumah pun tentunya juga semakin tinggi. Namun biaya yang tinggi dan waktu
pengerjaa yang lama belum tentu menjamin tingginya kualitas teknis dari bangunan.
Teknologi Rusun Sistem Panel Instan (RUSPIN) adalah salah satu solusi
dari permasalahan tingginya biaya produksi dan tidak efisienya waktu konstruksi
yang disertai dengan tidak memenuhinya persyaratan kualitas teknis bangunan.
Teknologi ini menawarkan rangka rumah pracetak dengan sistem panel dan
sambungan baut yang dapat dipasang secara cepat, dengan biaya yang lebih
murah, dan memenuhi kualias teknis dari sebuah rumah.
Teknologi inovasi yang mengedepankan prinsip efisiensi waktu & biaya
serta memberikan mutu yang baik diharapkan mampun menjawab permasalah
yang ada. Saya berharap buku pedoman ini dapat digunakan acuan untuk
penelitian dan pengembangan lainnya dalam menggali teknologi yang lebih unggul
serta dapat dijadikan pedoman bagi produsen yang ingin menerapkan.
Bandung, Oktober 2019
Kepala Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman 2019 - sekarang
Ir. Dian Irawati,, M.T.
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
iv
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, dan berkah-Nya, sehingga kita
semua dapat berkarya dan berinovasi dalam mengemban amanah untuk
mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang infrastruktur pekerjaan umum
dan perumahan rakyat.
Kegiatan inovasi dan pengembangan adalah tugas dan fungsi Balitbang
termasuk Puslitbang yang berada di bawahnya. Salah satu bentuk inovasi dari
pengembangan pengembangan teknologi adalah terciptanya inovasi RUSPIN ini.
RUSPIN merupakan pengembangan dari teknologi RISHA. Teknologi ini
meneyederhanakan jumlah panel yang dimiliki oleh RISHA yang memiliki 3 panel
menjadi 2 panel sehingga ruang yang dihasilkan lebih luas,
RUSPIN merupakan rancangan struktur rangka rumah sistem panel yang
dapat dibongkar pasang. Kualitas komponen terjamin, kuat, umur Panjang, dan
modul yang dibuat bersifat fleksibel. Rumah sistem panel instan ini mampu
digunakan di wilayah dengan gempa moderat. Bentuk komponen yang tidak terlalu
besar memudahkan untuk diangkat dan diangkut/dipindahkan dari tempat
percetakan ke lokasi perakitan. Biaya pembuatan yang dibutuhkan untuk membuat
rumah dengan teknologi RUSPIN lebih murah dari pembuatan rumah konvensional.
Teknologi ini telah diterapkan di beberapa lokasi diantaranya di Ubung, Kota
Denpasar, Komplek Perumahan Kodim, Kabupaten Kefa, Provinsi NTB, Pondok
Sawah Kota Kupa, Provinsi NTT, dan sebagainya
Buku Pedoman Teknologi Rumah Panel Instan Sederhana disusun untuk
memberikan dibuat untuk memberikan pedoman kepada produsen dan konsumen
mengenai tata cara pembuatan, perakitan, operasional, dan pemeliharaan
komponen RUSPIN satu lantai. Penyusunan buku ini dilakukan berdasarkan
penelitian di lapangan, di laboratorium, dan studi pustaka Semoga buku ini dapat
menjadi inspirasi dan motivasi bagi para pembaca serta bermanfaat bagi
pembangunan Indonesia khususnya inovasi teknologi yang baru yang akan
diterapkan di dalam negeri atau bahkan luar negeri.
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
v
Jakarta, Oktober 2019
Kepala Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman 2015-2019
Prof.Dr.Ir. Arief Sabaruddin, CES
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
i
DESKRIPSI
TEKNOLOGI
RUSPIN
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
i
DESKRIPSI TEKNOLOGI
Teknologi RUSPIN adalah pengembangan dari Teknologi RISHA. Teknologi
ini merupakan perwujudan pembangunan rumah dengan sistem modular dengan
konsep yang membagi sistem menjadi bagian-bagian kecil (modul) dengan ukuran
yang efisien agar dapat dirakit menjadi produk lebih besar yang berbeda-beda.
Desain bangunan rumah dengan sistem modular ini dapat diubah-ubah atau
dikembangkan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan dari penghuninya. Karena
menggunakan sistem moduar, RUSPIN merupakan rumah knock down, dengan
proses pembangunan strukturnya dengan menggabungkan panel-panel beton
pracetak dengan baut. Maka pembangunan rumah ini dapat diselesaikan dengan
waktu jauh lebih cepat. Pengembangan yang dilakukan pada teknologi ini adalah
dengan melakukan penyederhanaan jumlah panel RISHA dari 3 buah menjadi 2
buah dengan menghilangkan simpul P3 yang dianggap cukup rumit pada proses
pembesiannya.
RUSPIN dapat dipakai untuk penanganan perumahan pengungsi atau
rumah darurat, dan dapat digunakan untuk pembangunan bangunan tidak
permanen. Teknologi RUSPIN memiliki beberapa keunggulan antara lain:
1. Sederhana
Panel struktur RUSPIN memiliki bentuk sederhana, baik dari ukuran dan
bahan bangunan. Panel struktur untuk RUSPIN hanya terdiri 2 jenis.
2. Cepat
Jumlah sambungan antar komponen berkurang sehingga dapat menambah
kecepatan pemasangan
3. Fleksibel
Teknologi RUSPIN tidak hanya untuk rumah sederhana tetapi dapat
dikembangkan untuk rumah mewah, baik satu lantai maupun dua lantai
4. Estetik
Tampilan luar baut dan plat sambungan dapat diminimalisir. Jumlah panel
kolom pada pertemuan ruang berkurang dan menghasilkan ruangan yang
lebih luas
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
ii
5. Kuat
Berdasarkan hasil pengujian Simulasi numerik struktur RUSPIN dua lantai
dengan desain konfigurasi tahun 2016 telah dilakukan dan menunjukkan
bahwa desain struktur RUSPIN dua lantai dapat digunakan pada wilayah
Denpasar yang termasuk dalam wilayah gempa cukup berat.
6. Efisiensi Biaya
Jika dibandingkan dengan RISHA, ruspin dapat menghemat biaya hingga
10%.
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
i
KOMPONEN
RUSPIN
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
i
KOMPONEN-KOMPONEN RUSPIN
RUSPIN adalah singkatan dari Rumah Sistem Panel Instan yang merupakan
sistem struktur rumah yang terdiri dari rangkaian komponen 1 dan 2 beton pracetak
bertulang yang menggunakan sambungan mekanis baut. Beton pracetak adalah
teknologi konstruksi struktur beton dengan komponen- komponen penyusun yang
dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat khusus (off site fabrication), komponen-
komponen tersebut dapat disusun dan disatukan terlebih dahulu (pre-assembly),
dan selanjutnya dipasang di lokasi (installation).
Masing-masing komponen memiliki berat kurang dari 60 kg, sehingga tidak
memerlukan peralatan atau alat berat pada saat perakitan. Mutu beton yang
dipersyaratkan pada teknologi RUSPIN adalah 25 MPa setara dengan K 300
dengan rangka baja tulangan utama diameter 8 mm dan baja tulangan Sengkang
diameter 6 mm, dengan menggunakan sistem sambungan kering mur baut dan ring
plat. Berikut ini merupakan penjelasan dari tiap komponen ruspin.
1. KOMPONEN 1 RUSPIN
Komponen tipe 1 adalah balok beton bertulang dengan ukuran 12 cm x 12 cm x 150
cm
Gambar 1. Komponen 1 RUSPIN
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
ii
2. KOMPONEN 2 RUSPIN
Komponen 2 RUSPIN adalah panel beton bertulang dengan ukuran 10 cm x 30
cm x 135 cm
Gambar 2. Komponen 2 RUSPIN
i
TATA CARA
PEMBUATAN
KOMPONEN
RUSPIN
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
1
TATA CARA PEMBUATAN KOMPONEN RUSPIN
Pembuatan komponen RUSPIN harus memperhatikan beberapa aspek yang
erat kaitannya dengan ketentuan teknis/ mutu yang akan dihasilkan. Beberapa
aspek yang harus diperhatikan dalam pembuatan komponen RUSPIN adalah
spesifikasi bahan yang digunakan, penulangan komponen 1 dan 2, persiapan
pengecoran, pembuatan campuuran beton, pengecoran dan pemadatan,
pembukaan cetakan, perawatan beton, dan pemeriksaan.
1. SPESIFIKASI BAHAN
Bahan- bahan yang diperlukan untuk membuat komponen RUSPIN antara lain
pasir, kerikil, semen, air, beton, baja tulangan, wire mesh, dan baut sambungan.
Berikut merupakan penjelesan spesifikasi dari setiap bahan komponen yang
digunakan.
1.1. Pasir
Pasir beton yang digunakan seperti Gambar 1 adalah butiran keras yang berukuran
antara 0,075 mm sampai dengan 0,5 mm dan tidak mengandung zat–zat organik
yang dapat mengurangi mutu beton.
Gambar 3. Bahan agregat pasir yang digunakan
1.2. Kerikil
Kerikil alam atau batu pecah yang digunakan seperti Gambar 4 adalah butiran keras
yang sebagian besar butirnya berukuran antara 5 mm sampai dengan 20 mm,
dengan kadar lumpur maksimum 1% berat.
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
2
Gambar 4. Bahan agregat kerikil yang digunakan
1.3. Semen
Semen yang digunakan adalah semen hidrolis tipe I atau PCC
1.4. Air
Air yang digunakan harus bersih tidak mengandung lumpur, minyak dan benda
terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual.
1.5. Beton
Mutu beton yang direncanakan adalah fc’ 25 MPa, atau setara dengan mutu K 300,
dengan nilai slump 100 mm.
1.6. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan adalah BJTP diameter 8 mm dan 6 mm yang
mempunyai tegangan leleh 2.400 kg/cm2.
1.7. Wire Mesh
Galvanized wire mesh yang digunakan mempunyai diameter 0,5 mm dengan
ukuran kotak 20 mm x 20 mm
1.8. Baut Sambungan
Baut penyambung antar komponen menggunakan mur baut galvanis diameter 12
mm, tegangan leleh minimal 4.000 kg/cm2 dan variasi panjang 100 mm, 8 inchi, 8
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
3
inchi, dan 10 inchi dan menggunakan ring cincin tebal 3 mm, ring pelat strip tebal 3
mm lebar 35 mm yang dilengkapi lubang baut.
2. PENULANGAN KOMPONEN RUSPIN
Komponen RUSPIN terdiri dari komponen 1 dan 2 yang memiliki cara penulangan
yang berbeda. Berikut ini penjelasan jenis-jenis penulangan pada setiap
komponennya.
2.1. PENULANGAN KOMPONEN 1
Penulangan komponen satu terdiri dari 2 jenis yaitu:
a. Tulangan utama/rangka; baja tulangan polos (BjTP) diameter 8 mm yang
dipasang pada arah panjang komponen satu. Pemotongan dan pembentukan
tulangan sesuai Gambar 5 dan dibutuhkan 2 buah tulangan tersebut untuk
setiap komponen satu. Setiap ujung tulangan diberikan panjang tekukan sesuai
gambar untuk memperkuat daya lekatan tulangan terhadap beton.
Gambar 5. Tampak muka dan samping tulangan utama/rangka komponen
satu (ukuran dalam mm)
b. Tulangan sengkang cincin; baja tulangan polos (BjTP) diameter 6 mm yang
dibentuk persegi dan dipasang sepanjang tulangan utama/rangka komponen
satu. Pemotongan dan pembentukan tulangan sesuai Gambar 6 dan
dibutuhkan 16 buah tulangan tersebut untuk setiap komponen satu. Setiap
ujung tulangan diberikan panjang tekukan sesuai gambar untuk memperkuat
daya lekatan tulangan terhadap beton.
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
4
Gambar 6. Tampak muka dan samping tulangan sengkang cincin komponen
satu (ukuran dalam mm)
Tulangan utama/rangka dan tulangan sengkang kemudian dirangkai menjadi
tulangan komponen sesuai Gambar 7. Penempatan tulangan sengkang harus
tersebar sesuai gambar sehingga antara lobang baut selalu ada tulangan
sengkang untuk memperkuat beton di daerah sekitar lobang baut.
Gambar 7. Penulangan komponen 1 RUSPIN (ukuran dalam mm)
2.2. PENULANGAN KOMPONEN 2
Penulangan komponen dua terdiri dari 2 jenis yaitu:
a. Tulangan utama/rangka; baja tulangan polos (BjTP) diameter 8 mm yang
dipasang sepanjang bingkai komponen berpenampang 6 cm x 10 cm yang
mengelilingi komponen dua dan tegak lurus arah panjang komponen dua.
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
5
Gambar 8. Tampak muka dan samping tulangan rangka luar komponen dua
(ukuran dalam mm)
Gambar 9. Tampak muka dan samping tulangan rangka dalam komponen dua
(ukuran dalam mm)
Gambar 10. Tampak muka dan samping tulangan rangka tengah komponen dua
(ukuran dalam mm)
Pemotongan dan pembentukan tulangan sesuai Gambar 8 sampai Gambar 10 dan
dibutuhkan 2 buah rangka dalam, 2 buah rangka luar, dan 2 buah rangka tengah
untuk setiap komponen dua. Setiap ujung tulangan diberikan panjang tekukan
sesuai gambar untuk memperkuat daya lekatan tulangan terhadap beton.
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
6
b. Tulangan sengkang; baja tulangan polos (BjTP) diameter 6 mm yang dibentuk
persegi dan dipasang sepanjang tulangan utama/rangka komponen dua.
Gambar 11. Tampak muka dan samping sengkang cincin ujung (kiri) dan
sengkang cincin sudut (kanan) (ukuran dalam mm)
Pemotongan dan pembentukan tulangan sesuai Gambar 11 sampai Gambar 12 dan
dibutuhkan 8 buah sengkang cincin ujung, 4 buah cincin sudut, 14 buah sengkang
kacamata, dan 4 buah sengkang cincin tengah untuk setiap komponen dua. Setiap
ujung tulangan diberikan panjang tekukan sesuai gambar untuk memperkuat daya
lekatan tulangan terhadap beton.
Gambar 12. Tampak muka dan samping sengkang cincin tengah (kiri) dan
sengkang kacamata (kanan) komponen dua (ukuran dalam mm)
Tulangan utama/rangka dan tulangan sengkang kemudian dirangkai menjadi
tulangan komponen sesuai Gambar 13. Penempatan tulangan sengkang harus
tersebar sesuai gambar sehingga antara lobang baut selalu ada tulangan sengkang
untuk memperkuat beton di daerah sekitar lobang baut.
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
7
Gambar 13. Penulangan komponen 2 RUSPIN
3. PERSIAPAN PENGECORAN
Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, harus dilakukan persiapan sebagai
berikut:
1) Semua ruang dalam cetakan yang akan diisi adukan beton harus bebas dari
kotoran.
2) Untuk memudahkan pembukaan cetakan, permukaan dalam dari cetakan
boleh dilapisi dengan bahan khusus, misalnya lapisan tipis minyak mineral,
lapisan bahan kimia, atau bahan lain yang sejenis.
3) tulangan harus dalam keadaan bersih bebas dari segala lapisan penutup yang
dapat merusak beton atau mengurangi lekatan antara beton dan tulangan.
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
8
4. PEMBUATAN CAMPURAN BETON
Pembuatan campuran beton terdiri dari penakaran bahan dan ketentuan
pengadukan beton. Contoh penakaran bahan (semen, pasir, kerikil, dan air)
didasarkan pada teknik penakaran berat yaitu 1 pc : 1,5 ps : 2,5 kr + 215 liter air
seperti Gambar 14, yang direncanakan dengan nilai slump sebesar 100 mm.
Komposisi tersebut hanya sebagai contoh praktis dengan asumsi pasir dan kerikil
kondisi kering jenuh permukaan dan kualitasnya memenuhi persyaratan teknis
bahan. Sangat dianjurkan untuk melakukan trial mix dan uji kuat tekan beton dahulu
hingga menghasilkan mutu beton K300. Pengadukan harus memenuhi ketentuan
berikut :
a. Beton diaduk menggunakan mesin mixer atau dengan metode lain sedemikian
hingga tercapai penyebaran bahan yang merata dan semua hasil adukannya
harus dikeluarkan sebelum mesin pengaduk diisi kembali;
b. Pengadukan harus dilakukan tidak kurang dari 1½ menit untuk setiap lebih kecil
atau sama dengan 1 m3 adukan. Waktu pengadukan harus ditambah ½ menit
untuk setiap penambahan kapasitas 1 m3 adukan;
c. Pengadukan harus dilanjutkan minimal 1½ menit setelah semua bahan
dimasukkan ke dalam mesin pengaduk atau sesuai dengan spesifikasi alat
pengaduk;
d. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi
terus menerus dengan jalan memeriksa nilai slump (kelecakan) pada setiap
campuran beton yang baru;
Gambar 14. Perbandingan berat campuran beton K300
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
9
5. PENGECORAN DAN PEMADATAN
Pengecoran dan pemadatan beton dalam cetakan harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a. Pengecoran dilakukan secara perlahan mulai dari bagian bingkai keliling dan
dilakukan penggetaran dengan vibrator dalam arah vertikal, sehingga beton
mengalami pemadatan yang maksimal, dengan memperhatikan batas waktu
penggetaran jangan sampai terjadi pemisahan campuran beton.
b. Beton yang akan dicorkan harus pada posisi sedekat mungkin dengan cetakan
untuk mencegah terjadinya segregasi pada saat pengangkutan
c. Tingkat kecepatan pengecoran beton harus diatur agar beton selalu dalam
keadaan plastis dan dapat mengisi dengan mudah ke dalam sela sela di antara
tulangan;
d. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang seluruhnya tidak boleh
dipergunakan untuk pengecoran;
e. Beton yang telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh dituangkan ke dalam
cetakan;
f. Pengecoran beton harus dilaksanakan secara terus menerus tanpa berhenti,
mulai dari bagian bingkai keliling kemudian komponen ke bagian tengah hingga
selesainya pengecoran satu komponen;
g. Beton yang dicorkan harus dipadatkan secara sempurna dengan alat yang
tepat agar dapat mengisi komponen sepenuhnya. Pemadatan beton yang
dilakukan dengan alat penggetar harus memperhatikan hal berikut:
• Lama penggetaran untuk setiap titik harus dilakukan sekurang-kurangnya 5
detik, maksimal 15 detik;
• Tulangan diusahakan agar tidak terkena batang penggetar yang dapat
menyebabkan pergeseran posisi tulangan.
6. PEMBUKAAN CETAKAN
Cetakan dapat dibuka setelah 4 jam dari waktu pengecoran, dengan cara perlahan
dan hati-hati. Waktu buka cetakan tersebut dimaksudkan untuk menyediakan waktu
untuk persiapan cetakan untuk pengecoran komponen selanjutnya pada hari yang
sama untuk mencapai target produksi. Komponen RUSPIN dibersihkan dari
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
10
permukaan yang tidak rata misalnya akibat bekas bahan pengecoran yang
menempel.
7. PERAWATAN BETON
Beton harus dipertahankan dalam kondisi lembap selama paling sedikit 7 hari
setelah pengecoran. Komponen baru dapat disimpan dalam tumpukan setelah
berumur 3 hari dengan jumlah maksimal sepuluh tumpukan.
8. PEMERIKSAAN
Pengambilan contoh uji beton segar untuk pemeriksaan mutu beton (fc’) dan
kekentalan (slump) harus dilakukan sebelum dicorkan.
i
TATA CARA
PERAKITAN
KOMPONEN
RUSPIN
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
11
PERAKITAN KOMPONEN RUSPIN
1. PERSIAPAN BAHAN DAN PERALATAN
Seluruh komponen dan peralatan bantu untuk perakitan harus sudah tersedia di
tempat dimana bangunan akan dibangun. Seluruh komponen yang terbuat dari
beton bertulang harus sudah mencapai umur 28 hari.
2. PERSIAPAN LAHAN
Persiapan lahan yang akan dibangun dengan struktur RUSPIN satu lantai tidak
berbeda dengan pekerjaan pembersihan lahan, pemasangan bouwplank, galian
pondasi, dan pembuatan pondasi pada rumah konvensional satu lantai. Lahan
yang akan dibangun harus sudah memiliki pondasi bangunan yang diberi angkur
diameter 12 mm dan kedalaman tertanam minimal 30 cm untuk dibaut dengan
komponen 2 RUSPIN pada tiap bagian pojok rangka bangunan. Permukaan
pondasi dikondisikan dengan diberi lapisan mortar semen agar memiliki permukaan
yang rata sebelum pemasangan komponen RUSPIN pada umur mortar semen
minimal 3 hari.
3. TENAGA PELAKSANA
Tenaga pelaksana yang diperlukan sekurang-kurangnya 3 orang, dan telah memiliki
kemampuan dan pemahaman khusus untuk merakit RUSPIN.
4. PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk merakit satu unit rumah instan sederhana sehat
sekurang-kurang nya adalah sebagai berikut:
a. Kunci pas untuk baut 12 mm sebanyak 4 pasang
b. Kunci momen dan kepala baut untuk baut 12 mm 1 buah
c. Tangga satu unit
d. Perancah satu unit.
e. Water pass satu unit,
f. Pasekon kayu satu unit
g. Benang satu gulung.
h. Paku dan palu,
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
12
5. PEMASANGAN KOMPONEN SLOOF
Langkah pertama perakitan struktur RUSPIN satu lantai adalah memasang
komponen sloof dengan langkah sebagai berikut:
a. Pasang komponen tipe 1 pada pondasi dan sambungkan dengan komponen
tipe 2 menggunakan mur-ring-baut hingga ½ kekuatan, kemudian
sambungkan komponen tipe 2 dengan lainnya mengunakan sambungan mur-
ring-baut, juga dengan ½ kekuatan. Posisi kotak kecil komponen tipe 2 selalu
berada pada posisi titik kumpul pojok/joint rangka struktur.
b. Bila seluruh komponen tipe 1 dan 2 telah terpasang sesuai denah,
kencangkan sambungan mur-ring-baut hingga mencapai kekuatan penuh
menggunakan kunci momen dengan gaya torsi 2,5 Nm. Selama dilakukan
pengencangan tersebut harus selalu dilakukan pengecekan kelurusan dan
kerataan (water-pass) setiap balok dengan berpedoman pada benang-
benang as dinding yang ada.
Gambar 15. Rangkaian joint kolom dengan sloof
Komponen 2 RUSPIN
Keterangan :
1 : Baut Ø 12 mm + ring, p= 8”
2 : Pelat (3x35x150) mm,
Baut Ø 12 mm, p= 6”
Komponen 1 RUSPIN
Komponen 2 RUSPIN
Sloof, Komponen 2
RUSPIN
Sloof, Komponen 2
RUSPIN
1
1
1
1
1
2
1
2
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
13
6. PEMASANGAN KOMPONEN KOLOM
Setelah rangkaian sloof dari komponen RUSPIN telah terpasang, maka dilanjutkan
dengan memasang komponen kolom dengan langkah sebagai berikut:
a. Pasang komponen tipe 1 dan tipe 2 untuk kolom dan sambungkan dengan
menggunakan sambungan mur-ring-baut dengan ½ kekuatan setelah
komponen- komponen kolom tersebut terpasang secara vertikal. Posisi kotak
kecil komponen tipe 2 selalu berada pada posisi titik kumpul pojok/joint rangka
struktur.
b. Gunakan water-pass untuk mengecek komponen-komponen kolom
terpasang secara vertikal.
Gambar 16. Rangkaian Komponen Kolom
2
2
1
1
1
11
1
1
Keterangan :
1 : Baut Ø 12 mm + ring, p= 8”
2 : Pelat (3x35x150) mm,
Baut Ø 12 mm, p= 6”
Komponen 2 RUSPIN
Komponen 2
RUSPIN
Kolom, Komponen
2 RUSPIN
Kolom, Komponen
2 RUSPIN
Kolom, Komponen
2 RUSPIN
Komponen 1 RUSPINKolom, Komponen
2 RUSPIN
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
14
7. PEMASANGAN KOMPONEN BALOK ATAS
Tahap terakhir perakitan rangka struktur adalah pemasangan komponen balok atas
dengan langkah sebagai berikut:
a. Sebelum sambungan pada kolom-kolom dikencangkan penuh, pasang
komponen tipe 2 untuk balok atas (ring balok) menggunakan sambungan mur-
ring-baut dengan ½ kekuatan. Posisi kotak kecil komponen tipe 2 selalu
berada pada posisi titik kumpul pojok/joint rangka struktur sesuai Gambar 17.
b. Gunakan perancah dan tangga dalam pemasangan komponen-komponen
balok atas untuk memudahkan dalam pemasangan hingga terpasang lurus
dan horisontal.
c. Kencangkan sambungan mur-ring-baut di komponen balok atas dan kolom
hingga mencapai kekuatan penuh menggunakan kunci momen dengan gaya
torsi 2,5 Nm sambil terus menerus di cek kelurusan dan kerataan rangkaian
komponen dengan mengunakan alat water-pass pada setiap komponen yang
sedang dikencangkan.
d. Hasil akhir terpasang dari satu modul 3 m x 3 m x 3 m terdapat pada Gambar
18.
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
15
Gambar 17. Rangkaian joint komponen kolom dengan ringbalk
Keterangan :
1 : Baut Ø 12 mm + ring, p= 8”
2 : Pelat (3x35x150) mm, Baut
Ø 12 mm, p= 6”
Komponen 2
RUSPIN
Komponen 2
RUSPIN
Komponen 2
RUSPIN
Komponen 2
RUSPIN
Ringbalk,
Komponen 2 RUSPIN
Ringbalk,
Komponen 2 RUSPIN
Komponen 1 RUSPIN
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
16
Gambar 18. Model perakitan satu modul RUSPIN
8. PEMERIKSAAN AKHIR
Periksa kekencangan sambungan mur-ring-baut di komponen sloof, kolom, dan
balok atas menggunakan kunci momen dengan gaya torsi 2,5 Nm sambil terus
menerus melakukan pemeriksaan:
a. Kelurusan dan kerataan rangkaian komponen dengan mengunakan alat
water-pass pada setiap komponen yang sedang dikencangkan;
b. Kelengkapan baut, ring cincin, dan ring plat pada semua sambungan;
c. Posisi kotak kecil komponen tipe 2 dipastikan semuanya selalu berada pada
posisi titik kumpul pojok/joint rangka struktur.
d. Kesesuaian terhadap tipikal portal terpasang struktur RUSPIN satu lantai
sesuai Gambar 19.
Ringbalk,
Komponen 2 RUSPIN
Kolom,
Komponen 2 RUSPIN
Kolom,
Komponen 1 RUSPIN
Sloof,
Komponen 2 RUSPIN
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
17
Gambar 19. Tipikal portal struktur RUSPIN satu lantai
OPERASIONAL &
PEMELIHARAAN
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
19
OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
Pemakaian struktur RUSPIN satu lantai harus memperhatikan hal berikut:
1) Berikan lapisan cat pada permukaan komponen dan mur-ring-baut untuk
mencegah proses korosi setiap 3 tahun sekali. Pada daerah yang mempunyai
resiko korosi tinggi agar menggunakan lapisan cat yang kedap air.
2) Jangan memasang paku, melobangi, dan atau memecahkan komponen
terutama bagian tengah badan komponen yang tipis.
3) Gunakan lobang-lobang yang sudah ada di komponen untuk pemasangan
komponen bangunan lain, misalnya pemasangan angkur untuk pasangan
dinding, kusen pintu, dan kusen jendela.
4) Bentang maksimal 3 m diukur dari ujung komponen;
5) Jumlah tingkat maksimal 1 lantai;
6) Beban balok ring maksimal 885 kg/m1;
7) Fleksibilitas desain struktur bangunan dibatasi dengan menyesuaikan
terhadap ukuran komponen RUSPIN, apabila diperlukan komponen dengan
ukuran berbeda harus dilakukan dahulu analisa perhitungan struktur atau
pengujian laboratorium.
AHSP
PEMBUATAN
RUSPIN
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
20
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
21
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP)
Produk Litbang : Rumah Sistem Panel Instan (RUSPIN) Satu Lantai
Lokasi : Kabupaten
Tahun : 2018
Overheaad dan profit: 15%
No. Koefesien Kode Harga Satuan
(Rp.)
Jumlah Harga
(Rp.)
1 1 m3 beton f’c = 26,4 MPa (K300), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,52
1,65 OH Pekerja 80.000 132.000
0,275 OH Tukang batu 100.000 27.500
0,028 OH Kepala tukang 110.000 3.080
0,083 OH Mandor 120.000 9.960
413 kg Semen 1.300 536.900
681 kg Pasir beton 141 95.766
1021 kg Kerikil (≤20 mm) 125 127.625
215 Ltr Air 0 0
Jumlah 932.831
Overhead & profit 0
Harga satuan pekerjaan 932.830
2 Pemasangan dan membuka bekisting 1 buah komponen plat
beton pracetak
0,053 OH Pekerja 80.000 4.240
0,018 OH Tukang kayu 100.000 1.800
0,005 OH Mandor 120.000 600
Jumlah 6.640
Overhead & profit 0
Harga satuan pekerjaan 6.640
3 Pembesian 10 kg dengan besi polos atau besi ulir
0,06 OH Pekerja 80.000 4.800
0,06 OH Tukang besi 100.000 6.000
0,006 OH Kepala tukang 110.000 660
0,003 OH Mandor 120.000 360
10,5 kg Besi beton 10.508 110.339
0,1 kg Kawat ikat beton 15.000 1.500
Jumlah 123.659
Overhead & profit 0
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
22
No. Koefesien Kode Harga Satuan
(Rp.)
Jumlah Harga
(Rp.)
Harga satuan pekerjaan 123.659
4 1 bh komponen 1 (135 cm x 30 cm x 10 cm)
9,43 kg Pembesian tulangan Ø 8 dan Ø 6 12.366 116.610
0,22 m2 Kawat harmonika 50.000 11.000
0,027 m3 Beton komponen 1 932.830 25.186
1 bh Pemasangan dan pembukaan cetakan 6.640 6.640
Jumlah 159.437
Overhead & profit 23.916
Harga satuan pekerjaan 183.352
5 1 bh komponen 2 (150 cm x 12 cm x 12 cm)
3,97 kg Pembesian tulangan Ø 8 dan Ø 6 12.366 49.093
0,026 m3 Beton komponen 2 932.830 24.254
1 bh Pemasangan dan pembukaan cetakan 6.640 6.640
Jumlah 79.986
Overhead & profit 11.998
Harga satuan pekerjaan 91.984
6 Memasang 1 buah komponen (balok)
0,0505 OH Pekerja 80.000 4.040
0,0505 OH Tukang Batu 100.000 5.050
0,0051 OH Kepala Tukang 110.000 556
0,0025 OH Mandor 120.000 303
Jumlah 9.949
Overhead & profit 1.492
Harga satuan pekerjaan 11.440
6 Memasang 1 buah komponen (kolom)
0,0615 OH Pekerja 80.000 4.920
0,0615 OH Tukang Batu 100.000 6.150
0,0062 OH Kepala Tukang 110.000 677
0,0031 OH Mandor 120.000 369
Jumlah 12.116
Overhead & profit 1.817
Harga satuan pekerjaan 13.932
BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN
23