TanahPasundan TakHijauLagipustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/11/kompas... ·...

Post on 09-May-2019

214 views 0 download

Transcript of TanahPasundan TakHijauLagipustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/11/kompas... ·...

KOMPASo Senin 0 Selasa 0 Rabu 0 Kamis • Jumat 0 Sabtu2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

17 18 19 20 21 22 23 24 25 ~ 27 28 29 30 31-O"--J-an--'O-Pe-b-O--=-M-a-,-O=-A-p-, ----=O:::--M-e'-· 0 Jun 0 Jul 0 Ags 0 Sep 0 Okt • Nov 0Des

Tanah PasundanTak Hijau Lagi

M embaca berita di Kompas Jawa Barat, Kamis(4/11), memang miris. Bagaimana tidak, Men-teri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad

Hatta menilai 49,59 kualitas lingkungan Jabar sebagaidampak rendahnya kualitas air dan udara serta pe-nutupan lahan yang rap at.

Padahal, indikator kesuksesannasional dalam hal lingkunganhidup adalah 59,79 atau minimal6. Tidak mengherankan bilamenteri memberikan nilai ren-dah pada kualitas lingkungan hi-dup di Jabar. .Tentu ini meru-pakan .pukulan telak bagi ma-syarakat tanah Pasundan.

Tidak dapat dimungkiri, Jabar. saat ini sangat minim penghi-

jauan. Kota-kota besar lebih con-dong mengedepankan industriyang tidak bersahabat denganalam. Indikator penilaian Men-teri Lingkungan Hidup tersebut

. adalah banyaknya aliran sungai,tebing, dan lereng yang tidak ter-tutupi pepohonan yang rapat.

Adapun kualitas air dinilai daripencemaran limbah industriyang dibuang ke sungai. Citarumsebagai salah satu ikon Kota Ban-dung tidak luput dari polusi. Bah-kan sungai tersebut pernah men-dapatkan julukan sebagai sungaiterkotor di dunia. Sebuah ironiyang menyakitkan.

Padahal, ketika Herman Wil-lem Daendels pertama kali mem-buka jalur pos yang melewatiwilayah Jabar, daerah ini adalahbelantara hijau yang rapat, periuhdengan keeksotisan. Dalam buku

,j 0

Wajah Bandoeng Tempo Doeloeyang dikarang Haryoto Kunto,terdapat lukisan Sungai Citarumpada abad ke-18 yang dirimbunipepohonan dengan faunanyayangkhas.

Saat ini pepohonan yang hijautersebut sedikit demi sedikitmenghilang dari tanah Pasundan.Wilayah Bandungutara yang di-fungsikan sebagai daerah resapanair kini beralih fungsi menjadipermukiman dan ladang. KotaBandung kini menjadi panas danpengap. Lambat laun wilayah se-latan akan tergerus oleh peng-alihan fungsi. Hutan yang ber-fungsi sebagai paru-paru duniakini terkalahkan oleh materia-lisme kapitalis semata.

Kunci masalahDari masalah tersebut, penulis

mengidentifikasi dua kunci per-masalahan. Pertama adalah per-ubahan pola pikir dari ekosen-trisme menjadi antroposentris-me. Yang kedua adalah hilangnyakosmologi lingkungan hidup ma-syarakat Jabar, khususnya Sun-da.

Ekosentrisme adalah pahamyang mengajarkan bahwa ma-nusia dan alam hidup berdam-

Kliping Humas Unpad 2010

Oleh IQBAL RAMADHAN

pingan.· Manusia hidupbersama alam. Keduanya •' (! .~memiliki keterikatan. Ma- (j ~nusia membutuhkan alam, (j

sedangkan alam membutuh-kan kehadiran manusia untukmempertahankan eksistensinya.

Pola pikir terse but kemudiantergeser dengan datangnya arusinformasi, perubahan budaya,dan peradaban modern yangdari Barat. Beberapa halmemang positif dan ha-rus kita ambil, sepertietos profesionalismeataupun teknologitepat guna. Sayang,di samping segipositif tersebut,terdapat pula efek negatif yangmengiringi, seperti paham ma-terialisme dan budaya instan.

Dari pemikiran kebendaan ini-lah muncul antroposentrisme,yaitu pemahaman bahw{ manu-sia hidup di alam. Manusia ada-lah pusat dari semua alam se-hingga manusia berhak melaku-kan apa pun karena pusatnyaadalah dia. Esensi dari antro-posentrisme ini dalam anggapanpenulis sangat erat kaitannya de-ngan ajaran Darwin, yaitu sur-vival ofthejittest. Sebagai makh-luk yang selamat dari evolusi,manusia berhak mengeksploitasialam karena itu sudah menjadihaknya.

Pemahaman seperti itu sangatsalah dan bertentangan denganbudaya Timur kita yang penuhdengan norma dan aturan hidup. ,

r-

~a~ J~

Adapun yangkedua adalah hi-

langnya kosmologilingkungan hidup dari

masyarakat Jabar.Dalam kehidupanmasyarakat Sunda,

dikenal konsep tri-tangtu.Pengertian konsep ini

adalah masyarakat Sundamemercayai adanya satu ke-

satuan organik-kosmologikantara tempat hunian (dan la-dang), kuburan dan hutan. Bagiurang Sunda, hutan adalah mediapenghubung komunikasi manu-sia yang hidup saat ini denganSang Pencipta. Bahkan, secaraklasifikasi, konsep ini membagihutan dalam tiga jenis, yaitu leu-weung larangan, leuweung tutup-an, dan leuweung baladahan.

Leuweung larangan adalah hu-tan yang tidak boleh dieksploitasidengan alasan apa pun. Leu-weung tutupan boleh dieksploi-tasi atas seizin "abah" yangmenghuni hutan tersebut. Ter-akhir, leuweung baladahan ada-lah hutan yang boleh dieksploi-tasi untuk kemaslahatan manu-sia.

Sangat luhurSaat ini mungkin tidak banyak

warga Jabar, khususnya Sunda,yang mengetahui konsep ini.Kosmologi kehidupan yang di-ajarkan konsep ini sangat luhur.Bila dikaji secara logika, konsepini mengajarkan, bila hutan-hu-

tan dieksploitasi secara berlebih,manusia justru tidak mendapat-kan untung. Bencanalah yangakan datang, seperti erosi, long-sor, atau banjir. Tidak mengheranbila Jabar saat ini rawan bencanabanjir ataupun longsor.Jika ditarik benang merahnya,

pudarnya konsep ini bisa jadiakibat pergeseran pola pikirekosentrisme menjadi antropo-sentrisrne, Pemikiran kebenda-aan yang hanya melihat secaratersurat, bukan tersirat, sertapengagungan logika secara ber-lebih memudahkan para penge-jar materi meraup untung tanpamengindahkan makna tersirat.Menjamurnya budaya instan

dan pola pikir pragmatis meng-akibatkan masyarakat Jabar ha-nya mengejar sesuatu yang ber-sifat tangible, bukan intangible.Padahal, yang tampak itu belumtentu bermanfaat bagi keseim-bangan, antara manusia danalam.Belajar dari nilai buruk inilah,

seluruh elemen warga Jabar,khususnya masyarakat Sundayang mayoritas tinggal di da-lamnya, harus merenung danbertindak untuk mengejar ke-tertinggalan. Belajarlah kembalihidup bersama alam. Manfaatkanseperlunya, jangan berlebihan.Bila tidak, suatu saat alam akanmembuat perhitungan dan saatitulah kita sudah terlambat me-nyadarinya.

IQBAL RAMADHANAlumnus FISIP Unpad