Kompas & Peta

49
ILMU MEDAN PETA KOMPAS PENDAHULUAN Kegiatan di alam bebas kini semakin pesat berkembang di kalangan masyarakat, terutama para pecinta alam yang sering kali menjelajahi daerah-daerah perawan dan sulit untuk dijangkau. Kegiatan penjelajahan medan seperti mendaki gunung, hiking, arung jeram, caving, menjelajah rimba dan rawa, serta kegiatan di alam bebas lainnya, tentunya memerlukan persiapan yang cukup matang. Tanpa persiapan yang matang akan dapat menimbulkan kesulitan dan bahkan kadang membahayakan dan berakibat pada hal yang fatal. Untuk menunjang kegiatan-kegiatan di alam bebas tersebut, pengetahuan dan ketrampilan membaca peta

description

pengenalan kompas

Transcript of Kompas & Peta

Page 1: Kompas & Peta

ILMU MEDAN PETA KOMPAS

PENDAHULUAN

            Kegiatan di alam bebas kini semakin pesat berkembang  di kalangan masyarakat, terutama para pecinta alam yang sering kali menjelajahi daerah-daerah perawan dan sulit untuk dijangkau. Kegiatan penjelajahan medan seperti mendaki gunung, hiking, arung jeram, caving, menjelajah rimba dan rawa, serta kegiatan di alam bebas lainnya, tentunya memerlukan persiapan yang cukup matang. Tanpa persiapan yang matang akan dapat menimbulkan kesulitan dan bahkan kadang membahayakan dan berakibat pada hal yang fatal.

            Untuk menunjang kegiatan-kegiatan di alam bebas tersebut, pengetahuan dan ketrampilan membaca peta kompas dan orientasi medan mutlak dikuasai. Apabila seorang anggota Search And Rescue (SAR) yang tugasnya mencari dan menolong korban. Kegunaan peta dan kompas sangat besar sekali dalam mengenal keadaan medan yang akan dijelajahi, dapat merencanakan lintasan yang akan dihadapi, merencanakan peralatan dan makanan yang dibutuhkan, serta untuk memperkirakan kedudukan atau loasi medan.

Page 2: Kompas & Peta

            Navigasi adalah salah satu ilmu pendukung yang harus dikuasai oleh seorang petualang ataupun penjelajah yang baik. Navigasi berasal dari bahasa Yunani, Navis yang berarti kapal atau perahu sedang Agesi berarti mengarahkan. Jadi navigasi adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara untuk menentukan atau mengarahkan suatu perjalanan atau misi dari suatu titik awal pemberangkatan ke titik tujuan segala macam keadaan cuaca dengan aman dan seefisien mungkin.

            Navigasi darat adalah sebagian dari ilmu navigasi yang dalam prakteknya selalu menggunakan seperangkat alat bantu yakni peta, kompas, sehingga Navigasi darat diistilahkan dengan ilmu medan peta kompas. Penjelasan mengenai peta kompas meliputi:

-          Pengertian Peta Topografi

-          Pengertian Kompas

-          Teknik Peta Kompas

PETA

            Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil seperti kenampakan sebenarnya dengan skala tertentu sesuai dengan kebutuhannya dan digambar pada bidang datar melalui system proyeksi tertentu.

            Dalam dunia kartografi, sering disebutkan bahwa sebuah peta lebih berharga dari seribu bahasa. Artinya bahwa sebuah peta dapat menyajikan banyak sekali informasi. Pada uraian ini kita memakai peta topografi? Karena peta topografi menggambarkan sebagian fisik bumi dengan menunjukkan penyebaran, ukuran dan bentuk dari kenampakan topografi.

            Untuk mengenal kenampakan alam atau bentang alam pada umumnya dikelompokkan menjadi 4 dasar elemen pengenalan, yaitu:

-          Kontur

-          Relief

-          Pola

Page 3: Kompas & Peta

-          Dan hubungan dengan kenampakan sekitarnya

Sehingga dengan memperhatikan hal tersebut seseorang dapat memperkirakan bentuk permukaan dari bumi lebih lanjut lagi orang dapat memprediksikan bentuk medan yang akan dihadapi.

KLASIFIKASI PETA

Untuk macam atau jenis dari peta itu sendiri bisa ditinjau dari empat segi:

a.    Dari jenisnya:

- Peta Foto

Peta yang dihasilkan dari mosaic foto udara/ orto foto yang telah dilengkapi pula dengan garis kontur, nama, dan legenda.

- Peta garis

Peta yang menyajikan detail dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis luasan. Contoh: Peta topografi dan peta tematik.

b.    Dari skala:

- Peta skala besar = 1 : 50.000 atau lebih kecil (1 : 25.000)

- Peta skala kecil = lebih besar skala 1 : 50.000

c.    Dari fungsinya:

- Peta umum

Peta yang berisi informasi yang cukup lengkap dan jelas

Page 4: Kompas & Peta

Contohnya : Atlas dan peta topografi

- Peta tematik

Peta untuk keperluan khusus

Contoh : peta jaringan jalan

- Chart

Peta yang didesain untuk keperluan navigasi, nautical dan aeronautical

d.    Dari macam persoalan:

Peta ini arti dan tujuan hampir sama dengan peta tematik.

Generalisasi pada peta sering dilakukan, dimana hal ini bertujuan untuk menyeleksi objek-objek yang perlu atau tidak untuk dimaksudkan sebagai informasi peta sesuai dengan tujuan penggunaan peta tersebut, sehingga dalam perkembangannya peta terbagi dalam beberapa jenis sesuai dengan tujuan penggunaannya. Dari berbagai jenis peta telah disebutkan, untuk navigasi darat ini lebih cocok menggunakan peta topografi serta jenis peta ini akan lebih banyak dikupas.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dala membaca peta topografi adalah:

1. Kelengkapan peta topografi:

Dalam menggunakan peta topografi harus memperhatikan kelengkapan peta. Kelengkapan peta pada peta topografi merupakan petunjuk bagi si pemakai, sehingga si pemakai dapat menginformasikan kepada  orang lain secara maket. Kelengkapan peta meliputi

a.    Ideks Peta

b.    Judul Peta

c.    Keterangan Pembuatan

d.    Nomor Peta

e.    Pembagian Lembar Peta

Page 5: Kompas & Peta

f.      Sistem Koordinat

g.    Skala Peta

h.    Orientasi Arah Utara

i.      Garis Kontur atau Garis Ketinggian

j.      Legenda Peta

Keterangan:

INDEKS PETA

Sistem grid di Indonesia merupakan system pemberian nomor pad tiap kontur sehingga kita tahu lokasi peta yang kita amati teradap sekitarnya.

-          Kotak-kotak ini kea rah timur diberi tanda dengan no. 1,2,3,…

-          Sedang kea rah selatan diberi angka romawi I,II,III,…

Tiap kotak dipetakan dengan satu lembar peta topografi dengan skala 1 : 100.000 sedang untuk skala 1 : 50.000, maka satu kotak dipetakan menjadi 4 lemabr peta topografi dengan kode A,B,C,D. Contoh:

Indeks peta nomor 48/XLII-B artinya: peta itu terletak di kotak 48 kearah timur dan kotak 42 kerah selatan dari Sabang. Sedang B menunjukkan bagian dari kotak tersebut.

Note:

Ukuran peta skala 1 : 50.000 = (55 x 55) cm

JUDUL PETA

Adalah identitas peta yang tergambar pada peta ditulis nama daerah atau identitas lain yang menonjol.

KETERANGAN PEMBUATAN

Page 6: Kompas & Peta

Informasi mengenai pembuatan dan istansi pembuat. Dicantumkan di bagian kiri bwah peta.

NOMOR PETA

Angka yang menunjukkan nomor peta dicantumkan disudut kanan atas peta.

PEMBAGIAN LEMBAR PETA

Penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar disekitar peta yang digunakan bertujuan untuk memudahkan penggolongan peta bila memerlukan interpretasi suatu daerah yang lebih luas. Dicantumkan di sudut kanan kiri peta.

SISTEM KOORDINAT

Pada peta topografi dikenal system koordinat, yaitu perpotongan antara dua garis sumbu system koordinat yang resmi ada dua:

a.    Koordinat Geografis

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT). Yang tegak lurus dengan garis (∑) kontur ; non garis lintang (LU dan LS). Yang sejajar dengan (∑) dinyatakan dalam derajat menit dan detik.

b.    Koordinat Grid

Perpotongan antara sumbu absis (X) dan ordinat (Y) pada koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (metr); sebelah selatan ke utara dan arat ke timur dari sumbu acuan.

Skala bilangan dari kedua system koordinat diatas (geografis dan grid) terletak di tepi peta. Kedua system koordinat yang berlaku internasional tersebut sering membingungkan, karena memang kedua system itu tidak mudah dipahami. Olah karena itu pembacaan koordinat dibuat sederana (tidak dibaca seluruhnya).

Misal: 72100 mE dibaca 21

                  9’9700 mN dibaca 97 dan seterusnya

c.    Koordinat Lokal

Untuk memudahkan membaca koordinat (pada peta yang tidak ada gridnya). Dapat dibuat garis-garis jarring seperti pada peta. Perlu diingat koordinat local semua unsur

Page 7: Kompas & Peta

yang terlibat harus diseragamkan dan untuk menghindarkan kekacauan atau perbedaan persepsi.

SKALA

Adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horizontal sebenarnya di medan (lapangan).

                             Jarak peta  JM                   JM

Skala Peta = ----------------------- = ------- >JP = --------- >JM = JP x SP

                         Jarak di medan          JP                   SP

Misal: skala 1 : 50.000

Berarti 1 cm dipeta = 50.000 cm di lapangan/ medan = 500 m

Ada 3 bentuk skala yang umum dipakai:

1. Skala numeric                     1 : 25.000, 1 : 50.000

                                                o              1              2              3              4              cm

2. Skala grafik

                                                0                              ½                             1              km

                                                                0                              2                              4              mil

3. Skala perbandingan

inchi ke mil

                                                0                              1                              2              inchi

Page 8: Kompas & Peta

ORIENTASI ARAH UTARA

Pada peta topografi terdapat tiga arah utara yang harus diperhatikan sebelum menggunakan peta dan kompas. Karena tiga arah tersebut tidak berada pada satu garis. Tiga arah utara tersebut adalah:

a.    Utara sebenernya (True North) US/TN diberi symbol * (bintang), yaitu utara yang melalui kutub utara diselatan bumi.

b.    Utara peta (grid North) UP/GN diberi symbol GN, yaitu utara yang sejajar dengan garis jala (sumbu Y).

c.    Utara Magnitis (Magnitis North) UM diberi symbol (anak panah separuh), yaitu arah utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Yang harus diperhatikan bahwa utara magnitis akan mengalami perubahan tiap tahun (ke Barat atau ke Timur) dikarenakan pengaruh rotasi bumi, perubahan UM disebut variasi magnitis (VM). Untuk Indonesia (pulau jawa) VM 2 ½ tahun ke timur.

Karena arah utara tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan terdapat penyimpangan- penyimpangan sudut:

a.    Penyimpangan sudut antara US-UP disebut Iktilaf Peta (IP) atau konvegensi merimion.

b.    Penyimpangan sudut antara US-UM disebut Iktilaf Magnitis (IM) atau Deklinasi.

c.    Penyimpangan sudut antara UP-UM disebut Sudut Peta Magnet (SPM) atau Deviasi.

Pada peta biasa ditulis GM Angle (Grid Magnetic Angle).

Dalam menggunakan peta dan kompas harus diperhatikan tiga arah utara tersebut (ada perhitungan koreksi arah) untuk lintasan-lintasan yang relative pendek diabaikan. Tetapi variasi meganetisnya harus diperhatikan.

d.    Sudut Peta adalah sudut yan gdibuat oleh utara peta dengan arah sasaran.

e.    Sudut Kompas adalah sudut yang dibuat oleh utara kompas dengan arah sasaran bidik.

Page 9: Kompas & Peta

GARIS KONTUR/ GARIS KETINGGIAN

Garis kontur pada peta Topografi menunjukkan gambaran bentuk permukaan bumi.

Sifat-sifat garis kontur:

a.     Garis kontur selalu merupakan kurve tertutup sejajar dan tidak akan memotong satu sama lain, kecuali pada daerah overhanging clift.

b.     Garis kontur yang didalam selalu lebih tinggi disbanding yang diluar.

c.     Interval kontur selalu merupakan kelipatan sama.

d.     Garis kontur selalu bersifat horizontal

e.     GAris kontur tidak pernah bertemu dengan garis kontur lain yan gberbeda indeks konturnya.

f.      Garis kontur yan grapat akan menggambarkan medan yan gterjal, sedang yang renggang menggambarkan medan yang landai.

g.     Pada lembah, garis kontur meruncing kearah hulu

h.     Garis kontur selalu tegak lurus arah aliranyang mengalir di permukaan, misalnya sungai.

i.      Garis kontur indeks diambarkan lebih tebal daripada garis kontur lainnya.

Fungsi garis kontur:

Di lapangan penggambaran medan menjadi sangat berguna karena lingkungan medan yan gluas di luar jangkauan mata kita, apalagi medan yang tidak rata. Garis kontur dan pola garis kontur memberi masukan informasi penting.

Informasi- informasi penting itu adalah:

Menunjukkan ketinggian dan beda tinggi suatu tempat.

Page 10: Kompas & Peta

Menunjukkan bentuk lereng

Menunjukkan kemiringan lereng

Pola kontur juga dapat untuk menentukan relief medan

Namun bentuk ini jika kita akan membandingkan dua pola kontur yang berbeda di daerah vulkan (gunung api) dengan daerah karst, maka perlu juga diperhatikan skalanya.

Untuk menentukan bentukan permukaan medan, cembungan (punggungan/ igir) atau cekungan (lembah/ sungai).

KOMPAS

Dapat dikatakan bahwa dalam navigasi darat maupun laut pedoman arah adalah yang paling esensial. Permainan navigasi berarti memanipulasi arah. Arah disini bukan berarti arah kedepan, belakang dan samping, tetapi arah mutlak diseluruh permukaan bumi yang mengacu pada titik utara magnetik yang terletak di jazirah Bothia, di utara Kanada.

Kompas adalah alat Bantu navigasi:

a.    Sebagai penentu arah dan alat pengukur sudut datar.

b.    Jarum kompas akan selalu menunjukkan arah utara kutub magnet bumi.

c.    Arah yang ditunjuk oleh jarum kompas disebut utara magnet (UM) sedang sudut yang dibentuk antara utara manet dengan garis sasaran disebut Sudut Kompas (SK).

Prinsip kerja Kompas

Kutub utara magnet selalu menunjuk arah 0o, sehingga besar arah objek kompas terhadap arah utara magnetis (0o) dapat dihitung. Skala yang digunakan adalah 360o, yaitu besar sudut atau suatu lingkaran. Jadi, arah timur besarnya adalah 90o, atau dikatakan memiliki penyimpangan/ pergeseran arah sebanyak 90o dari arah utara.

Sistem putaran yang dipakai adalah system azimuth, yaitu apabila arah maju putaran adalah dari utara ke timur dan seterusnya, sehingga arah bernilai 270. Maka system ini perlu ditulis sebagai berikut:

Page 11: Kompas & Peta

Arah Timur      : N90oE (N= North, E= East)

Barat               : N270oE

Selatan            : N180oE

Macam kompas berdasarkan kegunaannya:

1.    Kompas Geologi:

Digunakan untuk survey geologi. Keistimewaan kompas ini di samping dapat menunjukkan arah, dapat juga untuk menunjukkan kemiringan lapisan batuan atau lereng.

2.    Kompas Prisma:

Kompas ini sering digunakan untuk keperluan militer. Sering disebut juga dengan istilah kompas bidik. Keunggulan dari kompas model ini adalah praktis dalam pembacaan dan cukup stabil gerak jarumnya.

3.    Kompas Silva:

Kompas jenis ini sering digunakan untuk keperluan penjelajahan medan maka sering disebut dengan kompas jalan. Keistimewaan kompas ini adalah praktis, kuat dan ringan. Kegunaan yang lain adalah bisa berfungsi sebagai penggaris dan busur derajat, serta transparan sehingga mudah untuk plotting di peta.

Ingat:

Dalam menggunakan kompas diusahakan jangan terlalu dekat dengan benda logam (besi) yang akan menimbulkan penyimpangan arah jarum kompas.

MENGENAL DAN MENGGUNAKAN KOMPAS

Page 12: Kompas & Peta

Kompas adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menetapkan/menunjukkan arah mata angin. Seorang pengembara dan ahli berkemah, harus mengetahui benar tentang Kompas. Dengan bersemboyan pada Kompas, ia akan dapat mengikuti jalan yang tertera dalam Peta, maka ia tidak akan tersesat dalam perjalanan/pengembaraan.

Bagian-bagian penting dari Kompas :

Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.

Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.

Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.

Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.

Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.

Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik.

Penampang Kompas

Page 13: Kompas & Peta

Cara Mempergunakan Kompas :

1. Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum Kompas tidak bergerak maka jarum tersebut dan menunjukkan ARAH UTARA MAGNET

2. Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca pembesar, setelah itu miringkan kaca pembesar kira-kira bersudut 50o dengan kaca dial, kaca pembesar tersebut berfungsi sebagai :

a. Membidik ke arah Visir, membidik sasaran.

b. Mengintai derajat Kompas pada Dial.

3. Apabila Visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca pembesar, luruskan garis yang terdapat pada tutup Dial ke arah Visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah terlihat melalui kaca pembesar.

4. Apabila sasaran bidik 30o maka bidiklah ke arah 30o. Sebelum menuju sasaran, tetapkan terlebih dahulu Titik sasaran sepanjang jalur 30o. Carilah sebuah benda yang menonjol/tinggi diantara benda lain disekitarnya, sebab route ke 30o tidak selalu datar atau kering, kadang-kadang berbencah-bencah. Ditempat itu kita Melambung (keluar dari route) dengan tidak kehilangan jalur menuju 30o.

5. Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih dahulu Sasaran Balik (Back Azimuth atau Back Reading) agar kita dapat kembali kepangkalan apabila tersesat dalam perialanan.

Cara melihat Kompas dan membidik sasaran

Rumus Back Azimuth/Back Reading

Page 14: Kompas & Peta

1.        Apabila sasaran kurang dari 180o = ditambah 180o 0o - 180o = X + 180o

2.       Apabila sasaran lebih dari 180o = dikurang 180o 180o - 360o = X – 180o

Contoh : 30o sasaran baliknya adalah 30o + 180o = 210o240o sasaran baliknya adalah 240o - 180o = 60o

MATA ANGIN

U   =  Utara               : 0° atau 360°                 TL  =  Timur Laut        : 45°

T    =  Timur               : 90°                              TG  =  Tenggara          : 135°

S    =   Selatan           : 180°                            BD  =  Barat Daya       : 225°

B     =  Barat               : 270°                           BL   =  Barat laut         : 315°

MENENTUKAN ARAH MATA ANGIN

Menentukan arah mata angin(utara magnet) tanpa menggunakan kompas dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

1.    Makam/ kuburan orang islam

2.    masjid

3.    terbutnya matahari/bulan

4.    lumut pada pohon

5.    pucuk/ ujung daun pada pohon

6.    silet

Page 15: Kompas & Peta

7.    dll

TEKNIK PETA DAN KOMPAS

Orientasi

Sebelum masuk daerah operasi terlebih dahulu kita harus benar-benar menguasai penggunaan peta, kompas serta alat lainnya seperti altimeter (alat untuk menunjukkan ketinggian suatu tempat). Dalam penguasaan peta kita harus mampu mengenal tanda medan yang nantinya akan kita jumpai di lapangan. Tanda medan itu harus diintrepetasikan di peta yang natinya akan kita pergunakan misalnya titik-titik ketinggian atau nama gunung dapat juga Tanya penduduk setempat. Dalam hal ini bertanya pada penduduk cukup nama gunung atau nama sungai (hal ini biasa diketahui penduduk). Yang terpenting untuk penguasaan peta dalam orientasi medan ini adalah:

1.    Kemampuan untuk membayangkan (imagination power), artinya dengan melihat symbol yang ada dapat membayangkan bagaimana keadaan medan yang sebenarnya.

2.    Ketajaman menganalisa (aksen sense of analisys), yaitu dapat menganalisa setiap kenampakan yang digambarkan di dalam peta baik secara sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan.

3.    Latihan yang teratur (regular training), disamping mempelajari dan membaca peta di ruangan, juga harus berani di medan untuk mengecek kebenaran daripada pembacaan dan interpretasinya.

4.    Pengetahuan umum, hal ini perlu karena peta dapat memuat berbagai kenampakan sedang maksud pembacaan sesuai dengan kepentingan tertentu sering harus memperhatikan berbagai hal.

Perlu diperhatikan dan diingat bahwa tanda medan akan berubah bentuknya bila dilihat dari titik kedudukan yang berbeda maka dalam hal orientasi kita harus berhati-hati.

a.    Orientasi Peta Secara Umum

Orientasi peta adalah cara orientasi medan paling mudah dan dilakukan.

Prinsibnya adalah mencocokkan bentuk-bentuk medan terhadap informasi yang ditunjukkan oleh peta. Caranya:

Page 16: Kompas & Peta

·         Carilah tempat terbuka sehingga tanda-tanda medan terlihat dengan jelas

·         Buka dan letakkan peta pada bidang datar

·         Setelah kompas menunjukkan 0o atau 360o letakkan diatas peta yang posisi sejajar dengan garis-garis bantu orientasi pada kompas dengan sumbu Y peta

·         Putar-putakan peta (jangan merubah posisi kompas) dan hentikan bila grid/ sumbu peta sudah segaris dengan jarum kompas, dengan demikian letak peta sudah sesuai dengan bentang jalan yang anda hadapi.

·         Cari tanda medan yang paling menonjol, kemudian cocokkan dengan peta dan beri tanda/ catatlah

·         Cari tanda medan sebanyak mungkin sehingga anda sudah mulai paham dengan daerah tersebut dan sudah dapat memperkirakan posisi anda di peta.

b.    Azimuth dan Back Azimuth

Azimuth adalah system pengukuran arah berdasarkan 0o (utara magnet) berputar ke timur semakin besar, ditulis N….oE. Namun dalam praktek azimuth ini adalah besarnya arah tersebut. Jadi besar sudut/ arah yang terbaca pada kompas adalah azimuthnya.

Sedangkan back azimuth adalah kebalikan dari azimuth. Jadi beda azimuth dengan back azimuth adalah 180o.

Rumus:

X< 180o back azimuth = X + 180o

X> 180o back azimuth = X – 180o

X = azimuth

Page 17: Kompas & Peta

Penggunaan di lapangan, bila kita membidik arah sasaran dengan kompas, maka hasilnya adalah azimuth, yaitu besar arah dari posisi kita ke sasaran, pada saat itu juga berarti arah dari sasaran ke posisi kita adalah back azimuth. 

KOMPAS DAN ORIENTASI

 

KOMPAS

Ada banyak macam kompas yang dapat dipakai dalam kegiatan di alam, tentunya masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Macam kompas yang digunakan antara lain : Kompas Prisma, Kompas Lensa dan Kompas Silva (Kompas Orientasi). Namun pada dasarnya fungsi kompas adalah sama, yaitu

1. Mengetahui arah

2. Membidik sasaran

 

Macam-macam kompas yang digunakan untuk navigasi adalah

1. Kompas Lensa

Kompas Lensa merupakan kompas yang dilengkapi dengan lensa biconcav untuk mempermudah dalam pembacaannya. Bahan lensa ini dapat dari logam maupun dari fiber.

Kelebihan dari lensa ini adalah:

+ Keringanannya sehingga mudah untuk dibawa dan digunakan, selain harganya yang cukup murah.

+ Memiliki pengait untuk memudahkan dalam mendatarkan kompas.

Kekurangannya adalah

Page 18: Kompas & Peta

+ Piringan kompas mudah sekali bergerak sehingga mempersulit kita dalam penghitungan besar sudut kompas.

+ Skala pada kompas tiap strip rnewakili dua skala, validitas pengukuran besarnya sudut kompas kurang, terutama untuk pengukuran sudut kompas dengan angka ganjil, pengukurannya berdasarkan perkiraan saja.

2. Kompas Silva

Kompas ini sering disebut juga Kompas Orientasi, ini disebabkan oleh kemudahan penggunaan kompas ini untuk orientasi medan. Kompas ini memiliki tanda panah penyesuai yang terdapat di dasar piringan kompas, dilengkapi pula dengan cermin. Selain itu disekitar piringan kompas terdapat konektor dan penggaris.

Kelebihannya adalah :

+ Memiliki cermin untuk memudahkan dalam pembacaan dan pembidikan

+ Dilengkapi dengan penggaris (dalam cm dan inchi).

+ Untuk jenis tertentu memiliki kaca pembesar dan konektor untuk peta berskala I : 50.000 dan I : 25.000.

+ Untuk jenis tertentu dilengkapi dengan lensa pembidik.

+ Dapat digunakan untuk mengukur besar sudut peta (pengganti busur derajat).

Kekurangannya adalah

+ Untuk membuat kompas terdebut datar kita harus menggunakan alat bantu yang datar.

+ Bila membidik besar sudut kornpas tidak dapat langsung diketahui.

3. Kompas Prisma

Kompas ini memiliki prisma pada bagian dekat pengait. Kompas ini terbuat dari bahan logam, dengan jarum kompas mengandung zat phosphoric yang akan memudahkan pembacaan sudut bila pada atempat gelap.

Kelebihannya adalah

+ Besar sudut bidikan bisa langsung di baca melalui prisma.

Page 19: Kompas & Peta

+ Dapat langsung diketahui azimuth dan back azimuthnya.

+ Mudah digunakan, mudah didatarkan.

Kekurangannya adalah

+ Terbuat dari logam sehingga berat.

 

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Menggunakan KOMPAS

1. Set semua kompas yang akan dipakai (seragamkan dengan kompas yang standar). Untuk checking yang paling mudah yaitu kita pergi ke titik Triangulasi, dengan catatan daerah tersebut telah kita ketahui SPM-nya (misal 0° 00' 00").

Plot salah satu tanda medan yang terlihat jelas dari Triangulasi dan juga terdapat di peta, catat besar sudut petanya, misal 50'.

+ Untuk kompas standar, besar sudut kompas bila kita membidik tanda medan tersebut dan' titik Tnangulasi juga harus sebesar 50'. (Catatan : Cara kita membidik dan plotting sudah benar).

2. Perhatikan angka-angka pembagian derajat yang terdapat pada piringan kompas (untuk keseragaman sebaiknya menggunakan kompas dengan pembagian derajat sampai 360°). Bila kita menggunakan kompas dengan pembagian derajat 6400, maka di lapangan kita harus menghitung lagi.

 

 

ORIENTASI 

A. Orientasi Peta

Sebelum masuk daerah operasi, terlebih dahulu anda harus mengenal tanda medan yang nantinya akan anda jumpai di lapangan. Tanda medan itu dapat di interpretasikan di peta yang nantinya akan dipergunakan, misal : titik ketinggian dan nama punggunungan, sungai, jurang dan lain-lain (dapat tanya penduduk).

Perlu diperhatikan dan diingat, bahwa tanda medan akan berubah bentuknya bila dilihat dari titik kedudukan yang berlainan, maka dalam hal orientasi perlu hati-hati.

Page 20: Kompas & Peta

Orientasi Peta adalah meng-Utara-kan peta atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta dengan bentang alam yang kita hadapi. Hal ini merupakan cara/prosedur yang pertama kali harus dilakukan bila kita akan melakukan orientasi peta dan medan, langkahnya adalah

a. Carilah tempat terbuka, sehingga tanda-tanda medan terlihat dengan jelas.

b. Buka dan letakkan peta pada bidang datar.

c. Setelah kompas 0" atau 360" , dan diatas peta yang posisi sejajar dengan garisgaris bantu orientasi pada kompas dengan sumbu Y peta,

d. Putar peta (jangan merubah posisi kompas) dan hentikan bila grid/sumbu -r peta sudah segans dengan jarurn kompas. Dengan demikian letak peta telah sesuai dengan arah utara (mengutarakan peta).

e. Cari tanda moment yang paling menonjol, kemudian cocokkan dengan peta dan beri tanda.

. Cari tanda medan sebanyak mungkin sehingga anda sudah mulai paham dengan daerah tersebut dan sudah dapat memperkirakan posisi anda di peta.

 

B. Orientasi Medan

Merupakan cara untuk membaca kenampakan medan dan disesuaikan dengan peta, juga untuk mengetahui arah dan posisi kita di lapangan. Ada dua cara orientasi medan, yaitu:

1. Orientasi medan dengan kompas

Untuk mengetahui posisi kita saat berada di alam bebas, yang penting

untuk dilakukan adalah menentukan arah mata angin (U,S,B dan T), lalu menentukan arah utara peta. Setalah itu menentukan posisi kita dengan pasti. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menentukan posisi kita, yaitu

a. Resection

Adalah menentukan posisi kita pada peta, langkahnya adalah

Page 21: Kompas & Peta

+ Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.

+ Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin ke salah satu tanda medan yang terlihat dan dikenal, baik di peta maupun di medan. Misalkan tanda medan adalah puncak bukit X, dengan sudut kompas sebesar 130°, maka sudut peta adalah 130° + 180° = 310° (Back A.: imuth)

+ Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakanibuatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.

+ Lakukan hal yang sama dengan titik kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapalkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut.

+ Titik perpolongan itulah posisi kita di peta.

Resection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau titik ketinggian, bilamana kita berada pada tepi jurang, tepi sungai, jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.

b. Intersection

Adalah menetukan posisi orang lain/tempat lain, langkahnya adalah: Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.

Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alarn), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin(letaknya sudah pasti diketahui di medan dan di peta) ke saran bidik. Misal tempat anda berdiri adalah X, dengan hasil bidikan sebesar 130' terhadap sasaran. Maka sudut peta adalah 130° (Azimuth).

Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.

Lakukan hal yang sama dengan tempat yang kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapatkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut (Usahakan selisih sudut antara X dan Y antara 30° - 150°).

Titik perpotongan itulah posisi kita di peta.

Page 22: Kompas & Peta

Intersection bisa dilakukan bila sasaran bidik dapat kita melihat dari dua tempat yang berbeda, dengan jelas. Intersection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau ttitik ketinggian, bilamana orang yang kita bidik berada pada tepi Jurang, tepi sungai, Jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.

2. Orientasi medan tanpa peta dan kompas 

Bila kita berada di alam bebas tanpa membawa peta dan kompas, kita dapat menggunakan tanda-tanda alam untuk menunjukkan arah perjalanan kita, diantaranya adalah  a. Matahari  Hanya dapat digunakan pada slang hari, yaitu mengetahui arah barat dan  timur,  b. Bintang

Pada malam hari dapat menggunakan bintang untuk mengetahui arah perjalanan kita, antara lain

Bintang Pari menunjukkan arah selatan  Bintang Orion menunjukkan arah timur dan barat c. Tanda-tanda lain  Tanda-tanda lain yang dapat digunakan antara lain  Kuburan orang Islam membujur kearah utara - selatan  Masjid menghadap kearah barat – timur

 

TEKNIK CONTOURING

Contouring dapat diartikan dengan salah satu penerapan ilmu medan peta yaitu menempuh perjalanan tanpa menggunakan kompas. Dalam melakukan teknik contouring dituntut untuk lebih teliti dalam pengamatan medan. Karena jika kita sudah salah menentukan posisi dengan contouring maka akan mempersuli perjalanan kita dan mungkin akan tersesat.

Page 23: Kompas & Peta

Jika kita di lapangan dengan membawa peta maka teknik contouring dapat dilakukan, dengan mengamati bentukan dengan acuan arah KAKIBATAS (Kanan, Kiri, Bawah, Atas). Tanda-tanda medan yang dapat digunakan adalah

+ Puncak-puncak bukit

+ Bentukan sungai

+ Punggungan bukit dan terjal/landainya bukit

+ Percabangan sungai

+ Patahan tebing

+ Waterfall (air terjun)

Untuk selalu dapat berhasil melakukan teknik ini adalah dengan selalu berlatih di lapangan yang sebenarnya. Yang perlu dicamkan adalah :"Tentukan secara pasti titik awal keberangkatan, menghitung jarak tempuh dan selalu menghitung ,sudah berapa kali kita menyeberangi sungai atau lembah atau berpindah punggungan bukit".

 

TEKNIK PASSING KOMPAS

Teknik ini sering digunakan dalam rnelakukan sebuah operasi SAR. Teknik ini lebih mudah dilakukan pada medan yang landai dan luas, digunakan pula untuk mengatasi rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal sungai atau jurang.

Cara melakukan passing kompas adalah

+ Tentukan titik (lokasi) yang menjdi tujuan kita, pada peta.

+ Ilitung sudut peta dengan kompas dari titik awal kita menuju titik tujuan dan tentukan pula back azimuthnya.

+ Perintahkan satu atau dua orang rekan kita untuk menuju arah bidikan kompas sebatas pandangan mata.

+ Kemudian anda bergerak ke depan rekan anda dan melakukan hal yang sama dengan point ketiga.

Page 24: Kompas & Peta

+ Postsi jarum kompas harus selalu berimpit dengan N dan S (Utara dan Selatan).

Teknik ini sering digunakan untuk mengatasi rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal jurang, sungai, dil. Yang utama adalah menentukan arah bidikan dan mengirimkan rekan sebagai pionir pencari jalan, dengan catatan tidak terlepas dari jangkauan rnata dan segera menempati arah bidikan kompas.

 

KALIBRASI KOMPAS

Kalibrasi kompas merupakan standarisasi antara satu kompas dengan kompas lain yang sudah dikalibrasi atau lebih akurat. Contoh, kita akan mengkalibrasi dua buah kompas, yaitu A dan B, kemudian kita akan menggunakan kompas C sebagai kompas standar. Untuk sasaran bidikan kita gunakan Bukit X.

I angkah I : bidikkan kompas C ke arah Bukit X, dan catat sudut kompasnya (misal 45°)

I angkah ll : Bidikkan kompas A dan B ke arah Bukit X, dan catat sudut kompasnya, misal A = 47° dan B = 42°

Maka kalibrasi kompas A adalah : 47° - 45° = 20 (selisih), jadi untuk hash bidikan kompas A di medan harus dikurangi 2°, karena hasil bidikannya kelebihan 2° dari kompas standar (kompas C). Sedangkan kalibrasi kompas B adalah : 45° - 42° _ 30 (selisih), jadi untuk hasil bidikan kompas B di medan harus dikurangi 3°, karena hasil bidikannya kelebihan 3~' dari kompas standar (kompas C).

Catatan

Untuk menghidari terjadinya penyimpangan sudut kompas pada ikhtilafnya maka harus dihindarkan dari

1. Senjata berat, sejauh 60 meter

2. Senjata nngan, sejauh 40 meter

3. Pagar kawat, sejauh 10 meter

4. Parang, pisau dan logam kecil lainya, sejauh 3 meter atau lebih

Page 25: Kompas & Peta

NAVIGASI

 

PENDAHULUAN

Navigasi adalah pengetahuan untuk mengetahui keadaan medan yang akan dihadapi, posisi kita di alam bebas dan menentukan arah serta tujuan perjalanan di alam bebas.

Pengetahuan tentang navigasi darat ini meliputi

1. Pembacaan peta

2. Penggunaan kompas

3. Penggunaan tanda-tanda alam yang membantu kita dalam menentukan arah

Pengetahuan tentang navigasi darat ini merupakan bekal yang sangat penting bagi kita untuk bergaul dengan alam bebas dari padang ilalang, gunung hingga rimba belantara. Untuk itu memerlukan alat-alat seperti

1. Peta topografi

2. Penggaris

3. Kompas

4. Konektor

5. Busur derajat

6. Altimeter

7. Pensil

 

PETA TOPOGRAFI

Page 26: Kompas & Peta

Peta adalah gambaran dari permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu sesuai dengan kebutuhan. Peta digambarkan di atas bidang datar dengan sistem proyeksi tertentu. Peta yang digunakan untuk kegiatan alam bebas adalah Pete Topografi.

Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas dare diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkirakan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk Garis-Garis Kontur.

Dalam menggunakan peta topografi harus diperhatikan kelengkapan petanya, yaitu:

 1. Judul Peta

Adalah identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama daerah atau identitas lain yang menonjol.

 2. Keterangan Pembuatan

Merupakan informasi mengenai pembuatan dan instansi pembuat. Dicantumkan di bagian kiri bawah dari peta.

 3. Nomor Peta (Indeks Peta)

Adalah angka yang menunjukkan nomor peta. Dicantumkan di bagian kanan atas.

 4. Pembagian Lembar Peta

Adalah penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang digunakan, bertujuan untuk memudahkan penggolongan peta bila memerlukan interpretasi suatu daerah yang lebih luas.

 5. Sistem Koordinat

Page 27: Kompas & Peta

Adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat. Macam koordinat adalah:

a. Koordinat Geografis

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT), yang berpotongan dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang penyebutannya menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya menggunakan derajat, menit dan detik. Misal Co 120° 32' 12" BT 5° 17' 14" LS.

b. Koordinat Grid

Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada koordinat grid. Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter), sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan.

c. Koordinat Lokal

Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada gridnya, dapat dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta.

Skala bilangan dari sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi peta. Kedua sistern koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara internasional. Namun dalam pembacaan sering membingungkan, karenanya pembacaan koordinat dibuat sederhana atau tidak dibaca seluruhnya.

Misal: 72100 mE dibaca 21, 9° 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.

 

6. Skala Peta

Adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya di medan atau lapangan. Rumus jarak datar dipeta dapat di tuliskan

JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN

Penulisan skala peta biasanya ditulis dengan angka non garis (grafis).

Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang sebenarnya.

 

Page 28: Kompas & Peta

7. Orientasi Arah Utara

Pada peta topografi terdapat tiga arah utara yang harus diperhatikan sebelum menggunakan peta dan kompas, karena tiga arah utara tersebut tidak berada pada

satu garis. Tiga arah utara tersebut adalah:

a. Utara Sebenarnya (True North/US/TN) diberi simbol * (bintang), yaitu

utara yang melalui Kutub Utara di Selatan Bumi.

b. Utara Peta (Grid Nortb/UP/GN) diberi simbol GN, yaitu Utara yang sejajar

dengan garis jala vertikal atau sumbu Y. Hanya ada di peta.

e. Utara Magnetis (Magnetic North/UM) diberi simbol T (anak pariah

separuh), yaitu Utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Utara magnetis selalu mengalami perubahan tiap tahunnya (ke Barat atau ke Timur) dikarenakan oleh pengaruh rotasi bumi. Hanya ada di medan.

Karena ketiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan terjadi

penyimpangan-penyimpangan sudut, antara lain:

a. Penyimpangan sudut antara US - UP balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Peta (IP) atau Konvergensi Merimion. Yang menjadi patokan adalah

Utara Sebenarnya (US).

b. Penyimpangan sudut antara US - UM balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Magnetis (IM) atau Deklinasi. Yanmg menjadi patokan adalah l Utara sebenarnya ((IS).

c. Penyirnpangan sudut antara UP - UM balk ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Utara Peta-Utara Magnetis atau Deviasi. Yang menjadi patokan adalah Utara Pela f71').

Dengan diagram sudut digambarkan

US           UP                UM

Page 29: Kompas & Peta

TRUE NORTH     MAGNETIS NORTH

 

8. Garis Kontur atau Garis Ketinggian

Garis kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada peta topografi.

Sifat-sifat garis kontur, yaitu'.

a. Garis kontur merupakan kurva tertutup sejajar yang tidak akan memotong satu

sama lain dan tidak akan bercabang.

b. Garis kontur yang di dalam selalu lebih tinggi dari yang di luar.

c. Interval kontur selalu merupakan kelipatan yang sama

d. Indek kontur dinyatakan dengan garis tebal.

e. Semakin rapat jarak antara garis kontur, berarti semakin terjal Jika garis kontur bergerigi (seperti sisir) maka kemiringannya hampir atau sama dengan 90°.

f. Pelana (sadel) terletak antara dua garis kontur yang sama tingginya tetapi terpisah satu sama lain. Pelana yang terdapat diantara dua gunung besar dinamakan PASS.

 

9. Titik Triangulasi

Selain dari garis-garis kontur dapat pula diketahui tinggi suatu tempat dengan  pertolongan titik ketinggian, yang dinamakan titik triangulasi Titik Triangulasi  adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang  menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Macam-macam titik  triangulasi

a. Titik Primer, I'. 14 , titik ketinggian gol.l, No. 14, tinggi 3120 mdpl.  3120

b. Titik Sekunder, S.45 , titik ketinggian gol.II, No.45, tinggi 2340 rndpl.  2340

c. Titik Tersier, 7: 15 , titik ketinggian gol.III No. 15, tinggi 975 mdpl  975

Page 30: Kompas & Peta

d. Titik Kuarter, Q.20 , titik ketinggian gol.IV, No.20, tinggi 875 mdpl.  875

e. Titik Antara, TP.23 , titik ketinggian Antara, No.23, tinggi 670 mdpl. 670

f. Titik Kedaster, K.131 , titik ketinggian Kedaster, No.l 31, tg 1202 mdpl. 7202

g. Titik Kedaster Kuarter, K.Q 1212, titik ketinggian Kedaster Kuarter,  No. 1212, tinggi 1993 mdpl. 1993

 

10. Legenda Peta

Adalah informasi tambahan untuk memudahkan interpretasi peta, berupa unsur yang dibuat oleh manusia maupun oleh alam. Legenda peta yang penting

untuk dipahami antara lain:

a. Titik ketinggian

b. Jalan setapak

c. Garis batas wilayah

d. Jalan raya

e. Pemukiman

f. Air

g. Kuburan

h. Dan Lain-Lain

 

MEMAHAMI PETA TOPOGRAFI

A. MEMBACA GARIS KONTUR 

1. Punggungan Gunung

Page 31: Kompas & Peta

Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf U,  dimana Ujung dari huruf U menunjukkan ternpat atau daerah yang lebih  pendek dari kontur di atasnya.

2. Lembah atau Sungai 

Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk n  (huruf V terbalik) dengan Ujung yang tajam.

3. Daerah landai datar dan terjal curam

Daerah datar/landai garis kontumya jarang jarang, sedangkan daerah terjal/curam garis konturnya rapat.

 

B. MENGHITUNG HARGA INTERVAL KONTUR

Pada peta skala 1 : 50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk mencari interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak berlaku untuk semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-1977/1:25.000, tertera dalam legenda peta interval konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus 1/2500 x skala peta. Jadi untuk penentuan interval kontur belum ada rumus yang baku, namun dapat dicari dengan:

1. Carl dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misal titik A dan B.

2. Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B).

3. Hitung jumlah kontur antara A dan B.

4. Bagilah selisih ketinggian antara A - B dengan jumlah kontur antara A - B, hasilnya adalah Interval Kontur.

 

C. UTARA PETA

Setiap kali menghadapi peta topografi, pertama-tama carilah arah utara peta tersebut. Selanjutnya lihat Judul Peta (judul peta selalu berada pada bagian utara, bagian atas dari peta). Atau lihat tulisan nama gunung atau desa di kolom peta, utara peta adalah bagian atas dari tulisan tersebut.

Page 32: Kompas & Peta

 

D. MENGENAL TANDA MEDAN

Selain tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan

orientasi harus juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di lapangan dan mudah dikenal di peta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda medan yang dapat dibaca pada peta sebelum berangkat ke lapangan, yaitu:

1. Lembah antara dua puncak

2. Lembah yang curam

3. Persimpangan jalan atau Ujung desa

4. Perpotongan sungai dengan jalan setapak

5. Percabangan dan kelokan sungai, air terjun, dan lain-lain.

Untuk daerah yang datar dapat digunakan-.

1. Persimpangan jalan

2. Percabangan sungai, jembatan, dan lain-lain.

 

E. MENGGUNAKAN PETA

Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah

tentu titik awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelurn berjalan catatlah:

1. Koordinat titik awal (A)

2. Koordinat titik tujuan (B)

3. Sudut peta antara A - B

4. Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A - B

5. Berapa panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lintasan A -B.

Page 33: Kompas & Peta

Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah

+ Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, balk di medan maupun di peta.

+ Gunakan tanda medan yang jelas balk di medan dan di peta.

+ Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita, apakah sudah sesuai dengan tanda  medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.

+ Perkirakan berapa jarak lintasan. Misal medan datar 5 krn ditempuh selama 60 menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit.

+ Lakukan orientasi dan resection, bila keadaannya memungkinkan.

+ Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan dan perubahan arah perjalanan. Misalnya dari pnggungan curam menjadi punggungan landai, berpindah punggungan, menyeberangi sungai, ujung lembah dan lain-lainnya.

+ Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuat lintasan dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang disesuaikan dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan kemiringan lintasan juga penampang dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala peta, maka akan didapatkan panjang lintasan sebenarnya.

 

F. MEMAHAMI CARA PLOTTING DI PETA

Plotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tandatanda tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim Bum berada pada koordinat titik A (3986 : 6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan Tim Buni agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 mdpl. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :

a. Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan dimuali dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y, didapat (X:Y).

b. Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tank garis dari A ke T, kemudian dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T dari titik A ke arah

Page 34: Kompas & Peta

garis AT. Pembacaan sudut menggunakan Sistem Azimuth (0" -360°) searah putaran jarum Jain. Sudut ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.

c. Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T. Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan setapak, sungai ataupun punggungan. Harus dipaharni betul bentuk garis garis kontur.

Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh :

+ Kemiringan lereng + Panjang lintasan

+ Keadaan dan kondisi medan (misal hutan lebat, semak berduri atau gurun pasir).

+ Keadaan cuaca rata-rata.

+ Waktu pelaksanaan (yaitu pagi slang atau malam).

+ Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.

 

G. MEMBACA KOORDINAT

Cara menyatakan koordinat ada dua cara, yaitu:

1. Cara Koordinat Peta

Menentukan koordinat ini dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan. Penunjukkan koordinat ini menggunakan

a. Sistem Enam Angka  Misal, koordinat titik A (374;622), titik B (377;461)

b. Cara Delapan Angka  Misal, koordinat titik A (3740;6225), titik B (3376;4614)

2. Cara Koordinat Geografis

Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0 atau 106° 4$' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan adalah kota Jakarta. Bila di sebelah barat kota Jakarta akan berlaku pengurangan dan sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat geografis yang perlu diperhatikan adalah petunjuk letak peta.

Page 35: Kompas & Peta

 

H. SUDUT PETA

Sudut peta dihitung dari utara peta ke arah garis sasaran searah jarum jam.

Sistem pembacaan sudut dipakai Sistem Azimuth (0° - 360°). Sistem Azimuth

adalah sistem yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung

atau diukur sesuai dengan arah jalannya jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara).

Bertujuan untuk menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk melakukan pengecekan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan.

Sistem penghitungan sudut dibagi menjadi dua, berdasar sudut kompasnya

AZIMUTH : SUDUT KOMPAS

BACK AZIMUTH : Bila sudut kompas > 180° maka sudut kompas dikurangi  180°.  Bila sudut kompas < 1800 maka sudut kompas ditambah  180°.

 

I. TEKNIK MEMBACA PETA

Prinsipnya . " Menentukan posisi dari arah perjalanan dengan membaca  peta dan menggunakan teknik orientasi dan resection, bila  keadaan memungkinkan " Titik Awal : Kita harus tahu titik keberangkatan kita, balk itu di peta  maupun di lapangan. Plot titik tersebut di peta dan catat  koordinatnya.

Page 36: Kompas & Peta

Tanda Medan : Gunakan tanda medan yang jelas (punggungan yang menerus, aliran sungai, tebing, dll) sebagai guide line atau pedoman arah perjalanan. Kenali tanda medan tersebut dengan menginterpretasikan peta.

Arah Kompas     : Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita. Apakah sesuai dengan arah punggungan atau sungai yang kita susuri.

Taksir Jarak       : Dalam berjalan, usahakan selalu menaksir jarak dan selalu memperhatikan arah perjalanan. Kita dapat melihat kearah belakang dan melihat jumalah waktu yang kita pergunakan. Jarak dihitung dengan skala peta sehingga kita memperoleh perkiraan jarak di peta. Perlu diingat, bahwa taksiran kita itu tidak pasti.

- See more at: http://arcapentura.blogspot.com/2013/07/ilmu-medan-peta-kompas-pendahuluan.html#sthash.IEayV9Cu.dpuf