Post on 28-Dec-2015
description
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
Materi :
SPEKTROFOTOMETRI ORGANIK
Oleh :
Abdul Wasi NIM : 21030113120096
Febrina Faradhiba NIM : 21030113120190
Ridwan Risky Ardiansyah NIM : 21030113120088
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
spektrofotometri Organik
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
Materi :
SPEKTROFOTOMETRI ORGANIK
Oleh :
Abdul Wasi NIM : 21030113120096
Febrina Faradhiba NIM : 21030113140190
Ridwan Risky Ardiansyah NIM : 21030113120088
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
HALAMAN PENGESAHAN
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
1. Materi Praktikum : Spektrofotometri Organik
2. Kelompok : IX/Kamis Siang
3. Anggota :
1. Nama : Febrina Faradhiba
NIM : 21030113140190
Jurusan : Teknik kimia
Universitas/Institut : Universitas Diponegoro
2. Nama : Abdul Wasi
NIM : 21030113120096
Jurusan : Teknik kimia
Universitas/Institut : Universitas Diponegoro
3. Nama : Ridwan Risky A
NIM : 21030113120088
Jurusan : Teknik kimia
Universitas/Institut : Universitas Diponegoro
Telah disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Semarang, Desember 2013
Disahkan oleh
Asisten Pembimbing
Bagus Muliajaya Lutfi
NIM.21030112120001
PRAKATA
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia 1
materi spektrofotometri dengan lancar dan sesuai dengan harapan kami.
Tujuan penyusunan laporam resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia I ini di
tujukan sebagai syarat untuk penentuan kelulusan praktikum dasar yang sedang kami
lakukan pada semester ini.
Tak lupa ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada : Bapak Dr.
Widayat ST, MT selaku dosen penanggung jawab Laboratorium
Dasar Teknik Kimia I, Ibu Ir. C. Sribudiati M.T selaku dosen
pembimbing, Bapak Muhammad Rustam dan Ibu Dini Iswandari
selaku Laboran Laboratorium Dasar Teknik Kimia I, Puji Lestari
selaku coordinator asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia I,
Bagus Muliajaya Lutfi selaku asisten pembimbing dan semua
asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia I, serta semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan laporan
Laporan resmi praktikum dasar teknik kimia I ini berisi materi
tentang spektrofotometri organik. Spektrofotometri organik adalah
metode yang digunakan untuk menganalisa konsentrasi suatu zat dalam suatu larutan
berdasarkan absorbansi terhadap warna dari larutan pada panjang gelombang
tertentu. Tujuan praktikum spektrofotometri organic yaitu untuk
menentukan panjang gelombang optimum antosianin, menetukan kurva
hubungan konsentrasi antosianin vs absorbansi pada panjang gelombang optimum
dan menentukan konsentrasi antosianin pada sampel.
Laporan resmi ini merupakan laporan resmi terbaik yang saat
ini bisa kami ajukan, namun kami menyadari pasti ada kekurangan
yang perlu kami perbaiki. Maka, kami memohon maaf bila dalam
menyajikan makalah ini masih ada kekurangannya. Saran dan
kritik, kami harapkan untuk kedepannya, Semoga makalah ini
memberikan manfaat bagi orang lain.
Semarang, Desember 2013
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
PRAKATA.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
INTISARI .............................................................................................................viii
SUMMARY ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
I.1 LATAR BELAKANG .......................................................................... 1
I.2 TUJUAN PERCOBAAN ..................................................................... 1
I.3 MANFAAT PERCOBAAN.................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 2
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN .......................................................... 4
III.1 BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN .................................. 4
III.2 GAMBAR ALAT .............................................................................. 4
III.3 KETERANGAN GAMBAR .............................................................. 4
III.4 CARA KERJA ................................................................................... 5
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ................................... 8
IV.1 HASIL PERCOBAAN ...................................................................... 8
IV.2 PEMBAHASAN ................................................................................ 9
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 14
V.1 KESIMPULAN.................................................................................... 14
V.2 SARAN ............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN
A. LEMBAR PERHITUNGAN.........................................................A-1
B. LAPORAN SEMENTARA..........................................................B-1
C. REFERENSI.................................................................................C-1
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
LEMBAR ASISTENSI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hubungan antara energi terabsorbsi dengan gerakan molekul….….....….2
Tabel 2.2 Spektrum sinar tampak dan warna komplementer.....................................2
Tabel 4.1.1 Menentukan panjang gelombang optimum antosianin………….............
Tabel 4.1.2 Menentukan absorbansi antosianin dalam beberapa konsentrasi.............9
Tabel 4. 1.3 Menentukan nilai faktor pengenceran pada pH 1 dan pH 4,5 .…...…...10
Tabel 4.1.4 PenentuanKonsentrasi antosianin pada larutan semangka……………. 10
Tabel 4.1.4 Konsentrasi antosianin.............................................................................
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.2.1 . Spektrofotometri Optima SP-300…………………………………….5
Gambar 3.2.2 . Tabung Reaksi ……………………………………………………… 5
Gambar 3.2.3. Kuvet…………………….……………………………………………5
Gambar 3.2.4. Beaker Glass…………….……………………………………………5
Gambar 3.2.5. Pipet tetes……………………..………………………………………5
Gambar 3.2.6. Gelas Ukur……………………………………………………………5
Gambar 3.2.7. Indikator Universal……………...……………………………………6
Gambar4.2.1 Grafik konsentrasi panjang gelombang vs absorbansi...……………...11
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
INTISARI
Spektrofotometri dapat digunakan untuk menganalisa konsentrasi suatu zat di dalam larutan berdasar absorbansi terhadap warna dari larutan pada panjang gelombang tertentu. Metode spektrofotometri memerlukan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Larutan standar terdiri dari beberapa tingkat rendah sampai konsentrasi tinggi. Keuntungan utama dalam pemilihan metode ini adalah metode ini merupakan metode yang sangat sederhana untuk menetapkan kunatitas yang sangat kecil.Spektrofotometri merupakan metode analisa untuk menentukan identitas suatu komponen/konsentrasi dalam larutan yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis di suatu larutan berwarna. Persen transmitan adalah pembanding Antara intensitas cahaya yang keluar dari sampel terhadap intensitas cahaya yang masuk : %T=I/Io . 100% sedangkan absorbansi dinyatakan sebagai A = log 1/T = -log I/Io = 2-log %T. Banyaknya cahaya/sinar yang diabsorpsi tergantung pada jenis larutannya, panjang kuvet, konsentrasi larutan. Parameter tersebut dinyatakan secara matematis, hukum Beer : A = log I/Io = a.b.c. dari hukum Beer dapat dinyatakan bahwa hubungan Antara absorbansi vs konsentrasi memberikan garis lurus.
Pada percobaan ini, langkah kerja yang kami lakukan adalah kalibrasi alat, menentukan panjang gelombang optimum, membuat kurva kalibrasi antara absorbansi vs konsentrasi, dan menentukan kadar antosianin dalam larutan. Kalibrasi alat dilakukan dengan meamasukkan kuvet berisi air demin, kemudian atur T=100. Setelah itu masukkan kuvet sampel yang akan diamati. Untuk menentukan panjang gelombang optimum, lakukan kalibrasi alat kemudian ukur pada panjang gelombang yang berbeda, cari yang menghasilkan absorbansi maksimum. Kemudian mengukur transmitansi sampel pada panjang gelombang optimum dengan komposisi yang berbeda-beda. Kemudain sampel dibuat pH=1 dan pH=4.5 dan diukur pada 520nm dan 700nm guuna mengetahui kadar antosianin.
Hasil percobaan yang kami dapat dari percobaan yaitu panjang gelombang optimum yang kami temukan 560nm. pH dibuat 1 dan pH dibuat 4.5 supaya dapat menghitung antosianin yang ada, pH=1 mewakilkan antosianin dan pengotor, pH 4.5 mewakilkan pengotor.Salah satu cara mengambil ekstrak antosianin dengan menggunakan larutan HCl pada etanol. Hasil percobaan juga tidak sesuai dengan hukum Beer karena keberadaan enzim,pengaruh cahaya,dan pengaruh gula terhadap stabilitas antosianin. Konsentrasi yang didapat pada semangka 2 ml,4ml, 6ml,8ml,dan 10 ml yaitu 0.99ppm, 1.16ppm, 0.52ppm,0.42ppm,dan 5.02ppm.
Sebagai saran kami pada percobaan ini yaitu, atur pH = 1 dan pH= 4.5 dengan tepat supaya hasil konsentrasi yang didapat tepat, larutan sampel yang digunkaan harus jernih, perlu adanya variasi sampel supaya konsentrasi yang didapat akurat. Jangan lupa kalibrasi alat, tambahkan variasi panjang gelombang supaya panjang gelombang optimum dapat ditentukan dengan akurat.
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
SUMMARY
Spectrophotometry can be used to analyze the concentration of a substance in a solution based on the color of the solution absorbance at a particular wavelength. Spectrophotometric method requires a standard solution of known concentration. Standard solution consists of several levels of low to high concentration. The main advantage of this method is in the selection of this method is a very simple method to establish quantity very small.Spectrophotometry is an analytical method to determine the identity of a component / concentration in a solution based on the measurement of monochromatic light absorption in a colored solution. Percent transmittance is the comparison between the intensity of light emitted from the sample to the intensity of light entering : % T = I / Io . 100 % while the absorbance is expressed as A = log 1 / T = - log I / Io = 2 - log % T. The number of light / light absorbed depends on the type of the solution, the length cuvette , the concentration of the solution . These parameters expressed mathematically, Beer's law: A = log I / Io = abc from Beer's law can be stated that the relationship between the absorbance vs concentration gave a straight line.
In this experiment , we do the work step is calibration tool , determine the optimum wavelength , making the calibration curve between absorbance vs concentration and determine the levels of anthocyanin in solution . Calibration is done with inserting cuvette containing aquadest, and set T = 100 . After that insert the sample cuvette to be observed. To determine the optimum wavelength, then calibrate the measuring instrument at different wavelengths , which results in searching the maximum absorbance . Then measure the transmittance of the sample at the optimum wavelength with different compositions. Then samples were made of pH = 1 and pH = 4.5 and measured at 520nm and 700nm for determine levels of anthocyanin .
Our experimental results of experiments that can be the optimum wavelength 560nm we found. made pH 1 and pH 4.5 was made in order to calculate the existing anthocyanin , pH = 1 represents anthocyanin and impurities , pH 4.5 represents an impurity. One way to take the anthocyanin extracts using a solution of HCl in ethanol. The experimental results are also not in accordance with Beer's law due to enzyme,light’s influence,and glucose to stability of antosianin.Concentration obtained in watermelon 2 ml,4ml, 6ml,8ml,dan 10 ml yaitu 0.99ppm, 1.16ppm, 0.52ppm,0.42ppm,dan 5.02ppm.Our advice on this experiment , adjust pH = 1 and pH = 4.5 with the appropriate concentration results obtained so precise , sample solution should be clear , there needs to be variation concentration of the sample to obtain accurate . Do not forget the calibration tool, add the wavelength variation so that the optimum wavelength can be determined accurately .
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Spektrofotometri dapat digunakan untuk mengalisa konsetnrasi usatu zat
didalam larutan berdasarkan abosrbansi terhadap warna dari larutan pada panjang
gelombang tertentu. Metode spektrofotometri memerlukan larutan standar yang telah
diketahui konsentrasinya. Larutan standar terdiri dari beberapa tingkat rendah sampai
konsentrasi tinggi.
Keuntungan utama dalam pemilihan metode ini adalah metode ini merupakan
metode yang sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas yang sangat kecil.
Spektrofotometri diaplikasikan dalam menentukan beberapa parameter ekologi laut.
Tingkat kesuburan suatu perairan ditunjukkan oleh besarnya produksi zat organik
yang dihasilkan atau jua disebut produktivitas primer. Salah satu cara yang sudah
umum dan luas dipakai adalah mengetahui banyaknya biomassa plankton di laut
dengan menentukan kadar klorofil fitoplankton dengan metode spektrofotometri.
I.2. Tujuan Percobaan
a. Menentukan nilai panjang gelombang pada sampel dengan spektrofotometer
metode spetrofometri.
b. Menentukan kurva hubungan konsentrasi antosianin vs absorbansi pada
panjang gelombang optimumnya dengan spektrofotometer metode
spetrofometri.
c. Menetukan konsentrasi antosianin pada sampel dengan spektrofotometer
metode spetrofometri.
I.3. Manfaat percobaan
a. Menentukan kurva hubungan konsentrasi antosianin vs absorbansi pada
panjang gelombang optimumnya dengan spektrofotometer metode
spektrofotometri.
b. Menentukan konsentrasi antosianin pada sampel dengan spektrofotometer
metode spektrofotometri.
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Spektrofotometri adalah kata yuang digunakan untuk ilmu yang mengacu
pada absorbs, emisi, scattering, dan cahaya dari molekul, ion, atom.
Spektrofotometri (teknik spectroscopy) merupakan metode analisa untuk
menentukan identitas suatu komponen /konsentrasi dalam larutan yang didasarkan
pada pengukuran serapan sinar monokromatis di suatu larutan berwarna.
Tabel 2.1 Hubungan Antara Energy Terabsorbsi Dengan Gerakan Molekul
Gerakan Molekul Cahaya yang Diabsorbsi Energi
Rotasi Microwave, infrared Rendah
Vibrasi Infrared Sedang
Transit electron Tampak,Ultraviolet Tinggi
Persen transmitan adalah pembanding antara intensitas cahaya yang keluar
dari sampel terhadap intensitas yang masuk : %T=I/Io x 100% sedang absorbansi
dinyatakan sebagai : A=log1/T = - log (I/Io) = 2 – log (%T)
Tabel 2.2 Spektrum sinar tampak dan warna komplementer (vogel 1989)
Panjang Gelombang
(nm)
Warna (terabsorbsi) Warna komplementer
(terlihat)
400-435 Violet Kuning-hijau
435-480 Biru Kuning
480-490 HIjau-Biru Orange
490-500 Biru-Hijau Merah
500-560 Hijau Ungu
560-580 Kuning hijau Violet
580-595 Kuning Biru
595-610 Orange Hijau-biru
610-750 Merah Biru-hijau
Banyaknya cahaya /sinar yang diabsorbsi tergantung pada jenis larutannya,
panjang sel / kuvet, konsentrasi larutan. Parameter 2 tersebut dinyatakaan secara
matematis sesuai dengan hukum Beer sebagai berikut:
A= log (Io/It) = abc
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
Dimana : Io = Intensitas sinar datang
It = Intensitas sinar yang diteruskan
A = Absorbansi
a = Absorbtivitas
b = Panjang cuvet
c = Konsentrasi (mg/L)
Pada praktikum ini nilai a dan b tidak berubah, sehingga ab dianggap sebagai
konstanta baru yaitu K sehingga persamaan A = kc atau bisa dinyatakan dengan
persamaan garis lurus. Dari hukum Beer dapat dinyatakan bahwa hubungan antara
absorbansi vs konsentrasi akan memberikan garis lurus.
BAB III
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
METODOLOGI PERCOBAAN
I.1. Alat dan Bahan
I.1.1. Bahan
1. Air demin secukupnya
2. KCl 20ml
3. Natrium Asetat 20ml
4. Ekstrak strawberry 100ml
I.1.2. Alat
1. Spektrofotometri Optima Sp-300
2. Buah Beaker glass 250ml
3. 6 tabung reaksi beserta 1 rak tabung reaksi
4. 1 pipet ukur 10 cc
5. pH meter
6. 4 buah beaker glass 50 cc
I.2. Gambar Alat
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
1. Spektrofotometri Optima SP-300
Gambar 3.2.1 . Spektrofotometri Optima
SP-300
2. Tabung Reaksi
Gambar 3.2.2 . Tabung Reaksi
3. Beaker Glass
Gambar 3.2.3. Beaker Glass
4. Kuvet
Gambar 3.2.4. Kuvet
5. Gelas Ukur
Gambar 3.2.5. Gelas Ukur
6. Pipet tetes
Gambar 3.2.6. Pipet tetes
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
7. Indikator Universal
Gambar 3.2.7. Indikator Universal
I.3. Keterangan Alat:
1. Spektrofotometri Optima SP-300 : Pengukur % transmitran dengan
panjang gelombang tertentu.
2. Beaker Glass : Tempat melarutkan larutan.
3. Gelas Ukur : Untuk mengukur larutan
4. Indikator Universal : Mengukur pH larutan.
5. Tabung Reaksi : Tempat mereaksikan zat
6. Kuvet : Wadah sampel yang akan dimasukkan
ke spektrofotometri optima SP-300
untuk dihitung % transimtrannya.
7. Pipet Tetes : Mengambil larutan dalam skala kecil.
I.4. Cara Kerja
I.4.1. Cara Kalibrasi Alat Spektrofotometri
1. Menghidupkan Optima SP-300 dengan memutar tombol power
sampai bunyi klik dan indicator lampu menyala. Biarkan dalam
kondisi ini selama 20 menit untuk pemanasan sebelum digunakan.
2. Mengatur panjang gelombang sesuai dengan percobaan yang akan
dilakukan.
3. Pilih mode pembacaan transmitan.
4. Mengosongkan tempat sampel pada spektrofotometer, kemudian
tutup. Skala pembacaan transmitan diatur 0%
5. Mengambil cuvet dan membersihkan kemudian mengisi cuvet
dengan air demin sampai ¾ nya. Bagian luar cuvet dibersihkan
dengan hati-hati
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
6. Membuka tutup sampel pada spektrofotometer, masukkan cuvet dan
tutup kembali
7. Mengatur pembacaan transmitan 100%
8. Spektrofotometer siap digunakan
I.1.1. Menentukan Panjang Gelombang Optimum untuk Antosianin
1. Siapkan larutan sampel, masukkan dalam cuvet hingga ¾ nya. Atur
panjang gelombang (490nm), lakukan kalibrasi alat dahulu sebelum
menggunakannya.
2. Bila menunjukkan T=0, larutan sampel terlalu pekat, maka harus
diencerkan terlebih dahulu, hingga T tidak menunjukkan angka 0.
3. Lakukan kalibrasi alat setiap setelah menggunakan spektrofotometer.
4. Bila larutan sampel yang diuji sudah tidak menunjukkan angka 0,
catat % transmitannya, dan hitung absorbansinya. A = 2-log%T
5. Menaikkan panjang gelombang setiap 10nm, hingga panjang
gelombang 560nm. Lakukan kalibrasi alat saat akan mengganti
panjang gelombang. Ulangi langkah 1.
6. Membuat kurva hubungan antara absorbansi versus panjang
gelombang, kemudian tentukan nilai panjang gelombang optimum
untuk jenis larutan sampel.
I.1.2. Membuat Kurva Kalibrasi Antara Absorbansi Versus
Konsentrasi Antosianin
1. Membuat larutan sampel pada berbagai variasi sampel.
2. Mengatur panjang gelombang sesuai dengan panjang gelombang
optimum yang ditemukan
3. Melakukan kalibrasi alat spektrofotometri
4. Mengisi cuvet lainnya dengan sampel, masukkan ke dalam tempat
sampel, tutup kembali, baca skala % transmitan dan hitung
absorbansinya. A = 2-log%T. Ulangi untuk sampel lainnya.
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
I.1.3. Menentukan Kadar Antosianin Total Dalam Larutan
1. Larutan sampel tadi, dibagi menjadi 2 bagian dan dimasukkan dalam
beaker glass 50cc sehingga volumenya menjadi 5ml dan 5ml.
2. Ambil beaker glass, atur pH nya menjadi 1 dengan menggunakan
larutan buffer KCl. Hitung berapa jumlah volume yang ditambahkan
sehingga pH = 1. Lakukan hal yang sama untuk sampel lainnya
3. Mengatur panjang gelombang 520nm, lakukan kalibrasi alat. Setelah
itu masukkan sampel yang sudah diatur pH nya = 1 ke dalam cuvet
hingga ¾ bagian. Catat % transmitannya dan hitung absorbansinya.
Lakukan hal yang sama untuk sampel lainnya.
4. Mengatur panjang gelombang 700nm, lakukan kalibrasi alat. Setelah
itu masukkan sampel yang sudah diatur pH nya = 4,5 ke dalam cuvet
hingga ¾ bagian. Catat % transmitannya dan hitung absorbansinya.
Lakukan hal yang sama untuk sampel lainnya.
5. Ulangi langkah 2-4 dengan beaker glass lainnya, atur pH menjadi 4,5
dengan larutan NaAsetat
6. Menghitung konsentrasi antosianin total seuai dengan rumus
C = A . MW . DF .1000
E .b
C = Konsentrasi antosianin (mg/L)
A = (A520-A700)pH1 - (A520-A700)pH 4.5
MW = Bobot molekul = 449,2 gram/mol
DF = Faktor pengenceran
E = 26900 L/mol cm
1000 = Konversi dari gram ke mgr
B = Panjang sel atau cuvet
7. Buatlah persamaan Beer untuk konsentrasi antosianin dengan
persamaan : A=kc
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
IV.1.1 Menentukan Panjang Gelombang Optimum Antosianin
Tabel 4.1.1 Panjang Gelombang optimum
λ (nm) %T Absorbansi
490 5 1.3
500 4.6 1.34
510 4.3 1.37
520 4.1 1.38
530 4 1.39
540 3.9 1.4
550 3.8 1.42
560 3.3 1.5
IV.1.2 Menentukan Absorbansi Larutan
Tabel 4.1.2 Data absorbansi antosianin pada beberapa konsentrasi
Air Demin
(ml)
Semangka(ml) %T Absorbansi Konsentrasi(mgr/L)
0 10 3.3 1.48 5.02
2 8 4.3 1.37 0.42
4 6 7.3 1.14 0.52
6 4 13.6 0.87 1.16
8 2 40.3 0.39 0.99
10 0 100 0 -
IV.1.3 Menentukan Nilai Faktor Pengenceran Pada Ph 1 dan Ph 4,5
Tabel 4.1.3 Data pengenceran volume sampel
Volume 1Volume 2
pH=1
Volume 2
pH=4.5dF pH1
dF pH
4.5
dF rata-
rata
5 6.1 2.4 1.22 4.8 3.01
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
5 6.5 14.7 1.3 2.94 2.12
5 7.7 10.3 1.54 2.06 1.8
5 8 12.4 1.6 2.48 2.04
5 8.7 42 1.74 8.4 5.07
IV.1.4. Penentuan Konsentrasi Antosianin Pada Larutan Semangka
Tabel 4.1.4 Konsentrasi antosianin pada larutan semangka
%T 520nm A 520nm %T 700nm A 700nm
pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5
45.5 78.2 0.34 0.11 62.2 86.6 0.21 0.06
21.8 44.1 0.66 0.36 38.3 61.7 0.41 0.20
14.1 24.2 0.85 0.62 29.2 42.6 0.53 0.37
11.2 17.3 0.95 0.76 24.6 34.5 0.60 0.46
9.1 49.6 1.04 0.30 21.3 67.7 0.67 0.17
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Kurva kalibrasi absorbansi versus konsentrasi
00.20.40.60.8
11.21.41.6
f(x) = 0.335090909090909 xR² = 0.984038218350429
Grafik Konsersentrasi vs Absorbansi
Konsentrasi (mg/liter)
abso
rban
si (
gr/L
)
Gambar 4.2.1 Hubungan konsentrasi vs absorbansi antosianin ekstrak semangka
Grafik diatas menunjukan bahwa semakin besar % sampel dalam larutan
semakin besar konsentrasinya,dan hasil yang diperoleh sudah menunjukkan
gejala yang benar.Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa apabila seberkas
monokromatis dengan intensitas I0 melalui suatu material/zat maka banyak
sinar yang di absorbs pada suatu senyawa tergantung dari konsentrasi senyawa
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
tersebut dan media yang dilaluinya.Hubungan antara penerapan konsentrasi
(C)dan panjang media dinyatakan dengan :
A = a.b.c (gr/L) atau A=ε.b.c (mol/L)
Karena menggunakan larutan dan cuvet yang sama,maka variable a dan b
dapat konstan sehingga persamaan menjadi :
A= k.c ; A sumbu y,c sumbu x,maka y=k.x
Persamaan diatas merupakan persamaan linier yang seharusnya
menunjukkan bahwa kian pekat sampel,kian tinggi konsentrasinya.Hal ini
berlaku pada grafik kami karena molar (ε) yang didapat dari persamaan A=
ε.b.c bukanlah suatu penetapan yang bergantung pada konsentrasi.Untuk
system ini harus menggunakan nilai absorbantivitas molar yang tergantung
pada sifat dasar,spesies pengorbansi dalam larutan dan juga pada panjang
gelombang radiasi.
I.1.1. Kadar Antosianin Praktis Lebih Kecil dari Kadar Teori
Pada Percobaan yang kami lakukan kadar antosianin yang ditemukan adalah
sebesar 5.02 ppm sedangkan kadar antosianin yang kami temukan pada
journal adalah 70.10 ppm.Hal ini disebabkan oleh factor-faktor sebagai
berikut:
a) Keberadaan enzim
Keberadaan enzim seperti glukosidase dan polifenol oksidase (PPO)
merupakan salah satu factor pendukung degradasi antosianin.Enzim
glukosidase secara langsung menyerang antosianin dengan cara
menghidrolisis ikatan antara gugus aglikon dengan gugus glikon.Hal ini
menyebabkan cincin aromatic antosianin terbuka menjadi senyawa
kalkon yang tidak berwarna.Berbeda dengan enzim glukosidase,enzim
PPO tidak secra langsung menyerang antosianin.Enzim ini mengoksidasi
senyawa fenolik menjadi o-benzoquinon.
Senyawa o-benzoquinon yang kemudian dapat mengalami kondensasi
dengan antosianin sehingga antosianin terdegradasi menjadi senyawa
tidak berwarna.
(Anonim,2013)
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
b) Pengaruh Cahaya
Kondisi Lab.Dasar Teknik Kimia ! yang memiliki banyak jendela
besar membuat sampel yang kami gunakan banyak terpapar sinar
matahari.Padahal cahaya berpengaruh terhadap konsentrasi
antosianin,yaitu mampu mendegradasi pigmen antosianin dan
membentuk kalkon yang tidak berwarna.Energi yang dikeluarkan cahaya
memicu terjadinya reaksi fitokimia atau fitooksidasi yang dapat
membuka cincin antosianin.Seperti reaksi berikut:
Paparan yang lebih lama menyebabkan terjadinya degradasi lanjutan
dan terbentuk senyawa turunan lain seperti 2,4,6-trihidroksi benzaldehid
dan asam benzoate tersubstitusi.Hal tersebut meneyebabkan kadar
antosianin yang ditemukan lebih kecil dari kadar asli.
(Anonim,2013)
c) Pengaruh Gula terhadap Stabilitas Antosianin
Gula yang terdapat pada semangka dapat menginduksi peningkatan
intensitas warna antosianin terutama pada kondisi sedikit asam.Namun
ada beberapa pendapat bahwa keberadaan asam askorbat,glukosa,dan
fruktosa secara bersama – sama dapat mempercepat degradasi
antosianin.Selain gula dan asam askorbat,asam amino dan fenol juga
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
dapat diketahui dapat mempercepat degradasi antosianin.Hal ini
menyebabkan kadar antosianin yang ditemukan lebih kecil dari kadar
asli.
(Anonim,2013)
IV.2.3 Cara Ekstraki Antosianin
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan zat dari bahan yang
diduga mengandung zat tersebut. Pada buah atau sayuran, pigmen antosianin
umumnya terletak pada sel-sel dekat permukaan. Ekstraksi antosianin dari
bahan nabati umumnya menggunakan larutan pengekstrak HCl dalam etanol.
Hcl dalam etanol akan mendenaturasi membrane sel tanaman kemudian
melarutkan pgimen antosianin keluar dari sel. Pigmen antosianin dapat larut
dalam etanol karena sama-sama polar. Misalnya pada ekstraksi antosianin dari
bunga pacar air, pelarut yang paling baik digunakan adalah etanol 95%. Ini
disebabkan tingkat kepolaran antosianin hamper sama dengan etanol 95%
sehingga dapat larut dengan baik pada 95%. Selain pelarut, factor yang
mempengaruhi yaitu waktu ekstraksi, pH, dan temperatur. Asam sitrat juga
digunakan pada saat ekstraksi dimana asam sitrat akan berfungsi sebagai
pengontrol keasaman.
(Simon,2013)
IV.2.4 Pengaruh pH 1 dan pH 4.5 pada Antosianin
Salah satu karakteristik utama antosianin adalah perubahan warna yang
merespon adanya perubahan pH lingkungan warna dan stabilitas antosianin
sangat bergantung dari pH.Antosianin paling stabil pada pH rendah dan
perlahan kehilangan warnanya seiring dengan peningkatan pH dan menjadi
tidak berwarna pada pH 4,0 sampai 5,0.Menurut Rein (2005) antosianin lebih
stabil pada larutan asam daripada larutan netral atau alkali.Gerak warn
antosianin akan kembali dengan adanya peningkatan derajat keasaman.
Untuk membuat pH larutan menjadi rendah/pH = 1,digunakan larutan
buffer asam berupa KCl yang diturunkan pHnya dengan HCl pekat menjadi
sama dengan 1.Pada larutan sampel (semangka)tidak hanya tekandung
antosianin saja,namun juga ada zat –zat lain yang dalam prakyikum ini
mengganggu pengamatan (zat pengotor).Pada suasana asam,antosianin
menjadi lebih stabil sehingga warna merah menjadi lebih terlihat sedangkan
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
zat pengotor akan menjadi tidak stabil dan pudar.Lalu untuk membuat larutan
pH 4.5 digunakan larutan Natrium Aseta yang telah diturunkan pHnya dengan
HCl pekat menjadi sama dengan 4.5.Pada pH 4.5,antosianin menjadi tidak
stabil sehingga warna merahmenjadi pudar.Dengan begitu,zat pengotor dapat
transmitannya.Maka dari itu dengan menghitung selisih antara abrorbansi pada
pH=1 daimana antosianin lebih stabil dengan pH=4.5 dimana zat pengotor
yang terukur,dapat diketahui absorbansi dari antosianin.
(Arya,2012)
IV.2.5 Penggunaan Panjang Gelombang 520 nm dan Panjang Gelombang
700 nm
Semangka mengandung antosianin yang merupakan zat warna
merah.Semangka memiliki kandungan antosianin yang dominan,hal inilah
yang menyebabkan semangka berwarna merah.Semangka mempunyai panjang
gelombang optimum 520 nm.Pada panjang gelombang 520nm,warna yang
terabsorbsi adalah hijau biru dan warna yang terlihat (komplementer) adalah
merah.Maka dari itu,pada panjang gelombang 520nm semangka memiliki nilai
absorbansi maksimum.
Namun pada panjang gelombang 700 nm,warna yang terabsorbsi adalah
warna merah dan warna yang terlihat ( komplementernya ) adalah hijau –
biru.Maka dari itu ,pada panjang gelombang 700 nm,semangka memilki nilai
absorbansi minimum.Jika dihitung selisih absorbansi pada panjang gelombang
520 nm dengan panjang gelombang 700 nm,akan di dapat absorbansi untuk
mengukur antosianin.
(Dykirana,2012)
BAB V
PENUTUP
I.2. Kesimpulan
1. Nilai panjang gelombang optimum pada sampel dengan spektrofotometri
terdapat pada panjang gelombang 560 nm.
2. Kadar semangka yang ditemukan pada journal adalah 79.10 ppm.Data yang
kami temukan lebih kecil yaitu 5.02 ppm.Hal ini dikarenakan kebeeradaan
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
enzim,pengaruh cahata,dan pengaruh gula terhadap antosianin.
3. Hubungan kurva konsentrasi antosianin dan absorbansi memiliki y =
0.335x ,dimana y adalah absorbansi dan x adalah konsentrasi antosianin.
I.3. Saran
1. Atur pH=1 dan pH=4.5 dengan tepat dengan menambah buffer Kcl dan
buffer NaAsetat supaya konsentrasi yang dihasilkan tepat.
2. Sebaiknya larutan yang digunakan harus jernih supaya sesuai dengan
hukum Lambert-Beer
3. Perlu adanya variasi sampel supaya konsentrasi yang dihasilkan akurat.
4. Kalibrasi alat supaya hasil yang ditunjukkan tepat.
5. Tambahkan variasi panjang gelombang supaya panjang gelombang
optimumnya lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Merah Ungu Antosianin. http://seafast.ipb.ac.id/tpc-project/wp-
content/uploads/2013/03/06-merah-ungu-antosianin.pdf.3 November
2013
Barners,kw,dkk. 2005. Determination of otal morometric antosianin pigmen content
of fruit juice, beverage, natural colorants, and louise by the ph
differential Groggins, pH. 1950. “unit porses in organic synthesis”. 5
ed.PP.700-783 McGraw Hill Book Company. Inc. New York.
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
Dwidjanarko,Simon.2013.EkstraksiAntosianin.http://simonbwidjanarko.wordpress.
com/2008/06/ekstrak_antosianin_2.doc.5 November 2013
Dykirana.2012.Spektrofotometer.http://dykirana.blogspot.com/2012/08/
spektrofotometer.html.5 November 2013
J.pharm.2006. Solubilization and quantification o lycopene in aqueous media I the
form of cyclodextrin Binari System. Diakses tanggal 4 Mei 2013.
Keer.R.W. 1950. Chemistry and industry of starch. 2&d. PP375-403. Academic
press. Inc. New York.
Method Collaboration study. Journal of AOAC international. Vol 85.rb.5.PP 1269-
1278
Penelope,perkins veanic. 2002. Composition of orange, yellow, and red fleshes
watermelon.
Ulilalbab,Arya.2012.Stabilitas Antosianin.http://aryaulilalbab.webunair.ac.id.5
November 2013
Vogel.1989. Texbook of quantitative Chemical analysis.longman scientific and
technical. PP 645-676 great Britain.
Woodman, A. 1941. “Food analysis”. 4 ed.PP 264-261. Mc Graw Hill Book
Company Inc. New York.
LEMBAR PERHITUNGAN
1. Menentukan Absorbansi dan Konsentrasi
1. A = (A520-A700)pH1 - (A520-A700)pH 4.5
= (0,34-0,21) – (0.11-0.06)
= 0.08
C = A . MW . DF .1000
E .b
= 0,08.449,2.3 .01 .1000
26900.4,5
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
= 0.99 mg/L
2. A = (A520-A700)pH1 - (A520-A700)pH 4.5
= (0.66-0.41) – (0,36-0.20)
= 0.09
C = A . MW . DF .1000
E .b
= 0,09.449,2.2 .12 .1000
26900.4,5
= 1.16 mg/L
3. A = (A520-A700)pH1 - (A520-A700)pH 4.5
= (0,85-0.53) – (0,62-0,37)
= 0.07
C = A . MW . DF .1000
E .b
= 0.07 .449,2.1 .8 .1000
26900.4,5
= 0.52 mg/L
4. A = (A520-A700)pH1 - (A520-A700)pH 4.5
= (0,95-0.60) – (0,76-0,46)
= 0.05
C = A . MW . DF .1000
E .b
= 0.05 .449,2.2 .04 .1000
26900.4,5
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
= 0.42 mg/L
5. A = (A520-A700)pH1 - (A520-A700)pH 4.5
= (1.04-0,67) – (0,30-0.17)
= 0.24
C = A . MW . DF .1000
E .b
= 0.24 .449,2 .1.3 .01.1000
26900.4,5
= 5.02 mg/L
= 1,591ppm
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii
spektrofotometri Organik
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
Materi :
SPEKTROFOTOMETRI ORGANIK
Oleh :
Kelompok : IV / Kamis Siang
Anggota : Abdul Wasi NIM : 21030113120096
Febrina Faradhiba NIM : 21030113120190
Ridwan Risky A NIM : 21030113120088
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA I
TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-1
spektrofotometri Organik
I.TUJUAN PERCOBAAN
a. Menentukan nilai panjang gelombang pada sampel dengan spektrofotometer
metode spetrofometri.
b. Menentukan kurva hubungan konsentrasi antosianin vs absorbansi pada panjang
gelombang optimumnya dengan spektrofotometer metode spetrofometri.
c. Menetukan konsentrasi antosianin pada sampel dengan spektrofotometer metode
spetrofometri.
II. PERCOBAAN
2.1 Bahan Yang Digunakan
1. Air demin secukupnya
2. KCl 20ml
3. Natrium Asetat 20ml
4. Ekstrak strawberry 100ml
2.1 Alat Yang Dipakai
8. Spektrofotometri Optima Sp-300
9. Buah Beaker glass 250ml
10. 6 tabung reaksi beserta 1 rak tabung reaksi
11. 1 pipet ukur 10 cc
12. pH meter
13. 4 buah beaker glass 50 cc
2.3 Cara Kerja
I.4.2. Cara kalibrasi alat spektrofotometri
1. Menghidupkan Optima SP-300 dengan memutar tombol power sampai
bunyi klik dan indicator lampu menyala. Biarkan dalam kondisi ini selama
20 menit untuk pemanasan sebelum digunakan.
2. Mengatur panjang gelombang sesuai dengan percobaan yang akan
dilakukan.
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-4
spektrofotometri Organik
3. Pilih mode pembacaan transmitan.
4. Mengosongkan tempat sampel pada spektrofotometer, kemudian tutup.
Skala pembacaan transmitan diatur 0%
5. Mengambil cuvet dan membersihkan kemudian mengisi cuvet dengan air
demin sampai ¾ nya. Bagian luar cuvet dibersihkan dengan hati-hati
6. Membuka tutup sampel pada spektrofotometer, masukkan cuvet dan tutup
kembali
7. Mengatur pembacaan transmitan 100%
8. Spektrofotometer siap digunakan
I.1.4. Menentukan panjang gelombang optimum untuk antosianin
1. Siapkan larutan sampel, masukkan dalam cuvet hingga ¾ nya. Atur
panjang gelombang (490nm), lakukan kalibrasi alat dahulu sebelum
menggunakannya.
2. Bila menunjukkan T=0, larutan sampel terlalu pekat, maka harus
diencerkan terlebih dahulu, hingga T tidak menunjukkan angka 0.
3. Lakukan kalibrasi alat setiap setelah menggunakan spektrofotometer.
4. Bila larutan sampel yang diuji sudah tidak menunjukkan angka 0, catat %
transmitannya, dan hitung absorbansinya. A = 2-log%T
5. Menaikkan panjang gelombang setiap 10nm, hingga panjang gelombang
560nm. Lakukan kalibrasi alat saat akan mengganti panjang gelombang.
Ulangi langkah 1.
6. Membuat kurva hubungan antara absorbansi versus panjang gelombang,
kemudian tentukan nilai panjang gelombang optimum untuk jenis larutan
sampel.
I.1.5. Membuat kurva kalibrasi antara absorbansi versus konsentrasi
antosianin
1. Membuat larutan sampel pada berbagai variasi sampel.
2. Mengatur panjang gelombang sesuai dengan panjang gelombang
optimum yang ditemukan
3. Melakukan kalibrasi alat spektrofotometer.
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-4
spektrofotometri Organik
4. mengisi cuvet lainnya dengan sampel, masukkan ke dalam tempat
sampel, tutup kembali, baca skala % transmitan dan hitung absorbansinya.
A = 2-log%T. Ulangi untuk sampel lainnya.
I.1.6. Menentukan kadar antosianin total dalam larutan
1. Larutan sampel tadi, dibagi menjadi 2 bagian dan dimasukkan dalam
beaker glass 50cc sehingga volumenya menjadi 5ml dan 5ml.
2. Ambil beaker glass, atur pH nya menjadi 1 dengan menggunakan larutan
buffer KCl. Hitung berapa jumlah volume yang ditambahkan sehingga pH
= 1. Lakukan hal yang sama untuk sampel lainnya
3. Mengatur panjang gelombang 520nm, lakukan kalibrasi alat. Setelah itu
masukkan sampel yang sudah diatur pH nya = 1 ke dalam cuvet hingga ¾
bagian. Catat % transmitannya dan hitung absorbansinya. Lakukan hal
yang sama untuk sampel lainnya.
4. Mengatur panjang gelombang 700nm, lakukan kalibrasi alat. Setelah itu
masukkan sampel yang sudah diatur pH nya = 4,5 ke dalam cuvet hingga
¾ bagian. Catat % transmitannya dan hitung absorbansinya. Lakukan hal
yang sama untuk sampel lainnya.
5. Ulangi langkah 2-4 dengan beaker glass lainnya, atur pH menjadi 4,5
dengan larutan NaAsetat
6. Menghitung konsentrasi antosianin total seuai dengan rumus
C = A . MW . DF .1000
E .b
C = Konsentrasi antosianin (mg/L)
A = (A520-A700)pH1 - (A520-A700)pH 4.5
MW = Bobot molekul = 449,2 gram/mol
DF = Faktor pengenceran
E = 26900 L/mol cm
1000 = Konversi dari gram ke mgr
B = Panjang sel atau cuvet
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-4
spektrofotometri Organik
6. Buatlah persamaan Beer untuk konsentrasi antosianin dengan
persamaan : A=kc
II. Hasil Percobaan
No λ (nm) %T Absorbansi
1 490 5 1.3
2 500 4.6 1.34
3 510 4.3 1.37
4 520 4.1 1.38
5 530 4 1.39
6 540 3.9 1.4
7 550 3.8 1.42
8 560 3.3 1.5
Tabel 4.1.1 Panjang Gelombang optimum
No Air Demin
(ml)
Antosianin
(ml)
%T Absorbans
i
Konsentrasi(mgr/L)
1 0 10 3.3 1.48 5.02
2 2 8 4.3 1.37 0.42
3 4 6 7.3 1.14 0.52
4 6 4 13.6 0.87 1.16
5 8 2 40.3 0.39 0.99
6 10 0 100 0 -
Tabel 4.1.2 Kurva kalibrasi absorbansi versus konsentrasi
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-5
spektrofotometri Organik
No Volume 1Volume 2
pH=1
Volume 2
pH=4.5dF pH1
dF pH
4.5
dF rata-
rata
2 5 6.1 2.4 1.22 4.8 3.01
3 5 6.5 14.7 1.3 2.94 2.12
4 5 7.7 10.3 1.54 2.06 1.8
5 5 8 12.4 1.6 2.48 2.04
6 5 8.7 42 1.74 8.4 5.07
Tabel 4.1.3 Pengenceran volume sampel
%T 520nm A 520nm %T 700nm A 700nm
pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5
45.5 78.2 0.34 0.11 62.2 86.8 0.21 0.06
21.8 44.1 0.66 0.36 38.3 61.7 0.41 0.20
14.1 24.2 0.85 0.62 29.2 42.6 0.53 0.37
11.2 17.3 0.95 0.76 24.6 34.5 0.60 0.46
9.1 49.6 1.04 0.30 21.3 67.7 0.67 0.17
Tabel 4.1.4 Konsentrasi antosianin
MENGETAHUI
PRAKTIKAN ASISTEN
Febrina Faradhiba Hilman Haidar
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 C-2
spektrofotometri Organik
REFFERENSI
Cahaya seperti halnya panas, mampu mendegradasi pigmen antosianin dan membentuk kalkon yang tidak berwarna. Energi yang dikeluarkan oleh cahaya mampu memicu terjadinya reaksi fitokimia atau fotooksidasi yang dapat membuka cincin antosianin. Paparan yang lebih lama menyebabkan terjadinya degradasi lanjutan dan terbentuk senyawa turunan lain seperti 2,4,6-trihidroksibenzaldehid dan asam benzoat tersubstitusi.
Jenis pelarut antosianin secara nyata mempengaruhi warna yang diekspresikannya. Sifat antosianin yang hidrofilik menyebabkannya sering diekstrak dengan menggunakan pelarut alkohol atau air. Pelarut alkohol menghasilkan warna antosianin yang lebih biru dibandingkan dengan pelarut air.
Pengaruh gula terhadap stabilitas antosianin masih menjadi perdebatan. Bebrapa sumber menyebutkan bahwa gula dapat menginduksi peningkatan intensitaswarna antosianin, terutama pada kondisi asam. Namun sumber lain menyebutkan bahwa keberadaan asam askorbat, glukosa, dan fruktosa secara bersama-sama dapat mempercepat degradasi antosianin karena keempat senyawa tersebut dapat berkondensasi dengan antosianin menghasilkan phlobafen yang berwarna coklat.
Keberadaan enzim seperti glukosidase dan polifenol oksidase (PPO) diketahui merupakan salah satu faktor pendukung degradasi antosianin. Enzim glukosidase secara langsung menyerang antosianin dengan cara menghidrolisis ikatan antara gugus aglikon dengan gugus glikon. Hal ini menyebabkan cincin aromatik antosianin terbuka menjadi senyawa kalkon yang tidak berwarna. Berbeda dengan enzim glukosidase, enzim PPO tidak secara langsung menyerang antosianin. Enzim ini mengoksidasi senyawa fenolik menjadi o-benzoquinon. Senyawa o-benzoquinon yang kemudian dapat mengalami kondensasi dengan antosianin. Sehingga antosianin terdegradasi menjadi senyawa tidak berwarna (kalkon).
http://seafast.ipb.ac.id/tpc-project/wp-content/uploads/2013/03/06-merah-ungu-antosianin.pdf
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-1
spektrofotometri Organik
Pada buah atau sayuran, pigmen antosianin umumnya terletak pada sel-sel dekat
permukaan (Markakis, 1982). Ekstraksi pigmen antosianin dari bahan nabati umumnya
menggunakan larutan pengekstrak HCl dalam etanol (Gao and Mazza, 1996). HCl dalam
etanol akan mendenaturasi membran sel tanaman kemudian melarutkan pigmen
antosianin keluar dari sel. Pigmen antosianin dapat larut dalam etanol karena sama-sama
polar (Broillard, 1982).
Pada penelitian Saati (2002) untuk ekstraksi antosianin dari bunga pacar air, pelarut
yang paling baik digunakan adalah etanol 95 %. Begitu juga dengan penelitian Wijaya
(2001) tentang ekstraksi pigmen dari kulit buah rambutan. Hal ini disebabkan tingkat
kepolaran antosianin hampir sama dengan etanol 95 % sehingga dapat larut dengan baik
pada etanol 95 %. Selain pelarut, menurut Pifferi and Vaccari (1998), faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi hasil ekstraksi antosianin adalah waktu ekstraksi, pH dan
temperatur ekstraksi.
Asam Sitrat
Asam sitrat adalah asam organik yang banyak ditemukan pada buah-buahan dan
sayuran. Konsentrasi tertinggi terdapat pada buah lemon dan jeruk nipis yaitu sekitar 8
% dari berat kering buah. Keasaman asam sitrat disebabkan karena tiga gugus karboksil
COOH yang dapat melepaskan proton ke dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang
dihasilkan disebut ion sitrat (Wikipedia, 2004).
Pada suhu ruangan, asam sitrat berbentuk bubuk kristal putih. Asam sitrat bisa
terdapat dalam bentuk “anhydrous” (bebas air) atau monohidrat yang mengandung satu
molekul air tiap molekul asam sitrat. Asam sitrat aman digunakan dalam bahan pangan
walaupun dalam jumlah besar. Ini didasarkan pada peraturan pangan nasional dan
internasional. Asam sitrat bisa dimetabolisme dan dikeluarkan dari tubuh (Wikipedia,
2004).
Industri makanan dan minuman banyak menggunakan asam sitrat. Pemilihan jenis
asam ini dikarenakan mampu memberikan penggabungan khas dari sifat-sifat yang
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-1
spektrofotometri Organik
diinginkan dan dipasaran tersedia dalam jumlah besar. Asam sitrat merupakan bahan
tambahan pangan yang mempunyai fungsi bervariasi. Industri makanan dan minuman
kebanyakan mengkonsumsinya untuk mempertegas flavor dan warna. Fungsi lainnya
adalah mengontrol keasaman. Pengontrolan pH yang tepat akan mencegah pertumbuhan
mikroorganisme dan bertindak sebagai pengawet serta membantu mencegah terjadinya
reaksi pencoklatan (Hui, 1992).
Tabel 4 Sifat-Sifat Asam Sitrat.Karakteristik Asam sitrat
Nama lainRumus kimiaBerat molekulDensitasPka
Asam 2-hidroksi-1,2,3-propan trikarboksilatC6H8O7
1921,665 x 103 kg/m3
8,2 x 10-4
Sumber : Wikipedia (2004)
http://simonbwidjanarko.wordpress.com/2008/06/ekstrak_antosianin_2.doc
Table 2. Spektrum tampak dan warna-warna komplementer
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-1
spektrofotometri Organik
Tabel 3. Spektrum cahaya tampak
http://dykirana.blogspot.com/2012/08/spektrofotometer.html
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-1
Panjang gelombang
(nm)
Warna Warna
Komplementer
400 – 435 Lembayung (violet) Kuning-hijau
435 – 480 Biru Kuning
480 – 490 Hijau-biru Jingga
490 – 500 Biru-hijau Merah
500 – 560 Hijau Ungu (purple)
560 – 580 Kuning-hijau Lembayung (violet)
580 – 595 Kuning Biru
595 – 610 Jingga Hijau-biru
610 – 750 Merah Biru-hijau
Warna Intervalλ Intervalν
Red 625 to 740 nm 480 to 405 THz
Orange 590 to 625 nm 510 to 480 THz
Yellow 565 to 590 nm 530 to 510 THz
Green 520 to 565 nm 580 to 530 THz
Cyan 500 to 520 nm 600 to 580 THz
Blue 430 to 500 nm 700 to 600 THz
Violet 380 to 430 nm 790 to 700 THz
spektrofotometri Organik
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA KETERANGAN
TANDA TANGANNO TANGGAL
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-5