Spektrofotometri IR

21
Laporan Praktikum (KI 3121) ANALISIS SPEKTROMETRI Percobaan 7 SPEKTROFOTOMETRI INFRAMERAH Nama : Endang Asih Safitri NIM : 10512030 Kelompok :3 Tanggal Percobaan : 24 Oktober 2014 Tanggal Pengumpulan : 31 Oktober 2014 Asisten : Mustapa (20514016) LABORATORIUM KIMIA ANALITIK PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

description

Laporan Praktikum Kimia Analitik Spektrofotometri Inframerah

Transcript of Spektrofotometri IR

Page 1: Spektrofotometri IR

Laporan Praktikum (KI 3121)

ANALISIS SPEKTROMETRI

Percobaan 7

SPEKTROFOTOMETRI INFRAMERAH

Nama : Endang Asih Safitri

NIM : 10512030

Kelompok : 3

Tanggal Percobaan : 24 Oktober 2014

Tanggal Pengumpulan : 31 Oktober 2014

Asisten : Mustapa (20514016)

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2014

Page 2: Spektrofotometri IR

PERCOBAAN KE-7

SPEKTROFOTOMETRI INFRAMERAH

I. Tujuan Percobaan

a. Menganalisis secara kualitatif spektrum yang diperoleh dari pengukuran fasa padat Asam Salisilat

dan Tartrazin dengan metode Nujol Mull dan KBr pellet menggunakan Spektrofotometer

Inframerah.

b. Membandingkan dan menentukan metode pengukuran menggunakan fasa padat yang paling baik

antara Nujol Mull dan KBr Pellet.

II. Teori Dasar

Inti atom suatu senyawa yang terikat secara kovalen akan menyerap energi dan bervibrasi

atau berosilasi sesuai dengan jumlah energi yang diserap. Setiap komponen senyawa tersebut akan

menyerap energi yang berbeda sesuai dengan tipe ikatannya. Spektrofotometri infra merah adalah

suatu metode analisis suatu senyawa yang didasarkan dengan mengamati interaksi molekul dengan

radiasi elektromagnetik pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada bilangan

gelombang 13.000 – 10 cm-1.Jika gelombang elektromagnetik ditembakkan ke suatu senyawa, energi

dari gelombang tersebut digunakan oleh gugus-gugus fungsi tersebut untuk bervibrasi. Karena vibrasi

suatu gugus fungsi spesifik pada panjang gelombang tertentu, maka spektrofotometri infra merah

dapat digunakan untuk menganalisis adanya senyawa dengan gugus fungsi tertentu dalam sampel.

Sampel padat yang akan diukur harus dibuat sehalus mungkin untuk mengurangi efek

penghamburan sinar, distribusi yang tidak merata dari serbuk akan mempengaruhi bentuk pitanya,

adanya celah –celah atau rongga dalam serbuk dapat menyebabkan sinar masuk berinteraksi dengan

sampel memberikan absorpsi yang tidak normal. Teknik Mull adalah penggerusan serbuk sampai

halus sekali kemudian serbuk ini disuspensikan ke dalam nujol yaitu minyak mineral yang sangat

murni mengandung C20-C30 hidrokarbon alkana, hasil yang berupa pasta dioleskan dan ditekan dua sel

window membentuk lapisan tipis berupa film dari partikel – partikel kecil yang tersuspensi dalam

minyak. Penggunaan nujol sesedikit mungkin supaya puncak – puncak absorpsinya tidak begitu besar

intensitasnya. Nujol mempunyai pita absorpsi intensitas tinggi pada 3000 – 2800 cm -1, relatif lemah

pada 720 cm-1. Jika contoh berimpit dengan puncak nujol, dipakai zat pendispersi lain seperti

fluorolube yang tidak memberikan absorpsi didaerah 4000 – 1330 cm-1.

Cara membuat fasa padat KBr pellet dilakukan dengan menghaluskan sampel padat hingga

berupa serbuk kemudian dicampur secara matriks dengan KBr, selanjutnya campuran ditekan dalam

suasana vakum, akibatnya terbentuk campuran pellet yang keras, tembus sinar (transparan),

didalamnya terdapat contoh padat yang terdispersi secara homogen. Cara KBr pellet memiliki

beberapa keuntungan antara lain bebas dari interferensi dengan pita absorpsi lain, penghamburan sinar

lebih kecil, pengaturan distribusi dan konsentrasi contoh lebih mudah dilakukan, jumlah contoh relatif

Page 3: Spektrofotometri IR

sedikit diperlukan dan bisa disimpan pelletnya untuk keperluan ulangan pengukuran. Syarat matriks

material yaitu mempunyai transmisi tinggi di daerah spektrum yang diperlukan (tidak mengabsorpsi),

bisa diperoleh dalam keadaan sangat murni, tidak higroskopis, stabil dalam keadaan normal,

mempunyai titik leleh pada tekanan yang tidak terlalu tinggi. Kristal – kristal yang besar akan

menghasilkan bercak putih, jika terlalu halus akan lebih mudah menyerap air, pelletnya mudah pecah

dan lengket. Ukuran partikel yang baik terdistribusi antara 200 – 400 mesh, KBr bersifat higroskopis,

KBr spectra grade (kualitas inframerah) dipanaskan 500C sebelum digunakan, KBr bukan spectra

grade dipanaskan dalam oven 1200C, 24 jam. Jika ada air akan memberikan puncak lebar disekitar

3333 cm-1 dan 1640 cm-1. Teknik pencampuran KBr dengan contoh yaitu menggunakan penggerus

vibrasi mekanis (mechanical vibrator grinder) atau vibromil dan teknik freeze. Keberhasilan

pembuatan KBr pellet yang transparan bergantung pada jumlah zat yang terdapat dalam campuran,

besar dan lamanya penekanan, tingkat kekeringan KBr, penggerusan, susunan/rancangan serta kondisi

dari peralatan penekanan (die). Penyiapan fasa padat menjadi salah satu faktor penting dalam optimasi

penggunaan spektrofotometer IR karena hal ini berpengaruh pada hasil spektrum yang akan diperoleh.

III. Alat dan bahan

Peralatan yang digunakan dalam percobaan antara lain Spektrofotometer IR, NaCl window,

mortar dan alu, spatula, penekan hidrolik, alat KBr die. Bahan yang digunakan dalam percobaan yaitu

film polistirene, padatan KBr, Asam salisilat, Tartrazin, dan parafin cair.

IV. Cara kerja

Membuat KBr pellet dengan cara menggerus padatan KBr dan sampel menggunakan alu dan

mortar setelah cukup halus kemudian dimasukkan ke dalam alat KBr die dan ratakan, kemudian

pasang alat KBr die pada pompa vakum dan melakukan penekanan menggunakan pompa hidrolik

secara perlahan, setelah itu lepaskan tekanan secara perlahan, mengambil pellet KBr menggunakan

spatula dan menempatkan pada kerangka pellet KBr, dan melakukan pengukuran menggunakan

spekrofotometer IR.

Membuat Nujol mull dengan cara menggerus sampel hingga menjadi serbuk, kemudian

menambahkan sedikit minyak nujol dan gerus beberapa lama, sampai diperoleh pasta, mengambil

pasta menggunakan spatula, memindahkan ke bagian tengah NaCl window, setelah itu menutup

bagian sel window, gesekan perlahan - lahan agar diperoleh film yang merata dan tembus sinar,

menempatkan sel window pada pemegangnya lalu di klem dengan hati – hati dan ketegangan klem

nya harus merata, menempatkan sel dalam spektrofotometer kemudian mengukur spektrum

serapannya.

Page 4: Spektrofotometri IR

V. Data Pengamatan

1. Spektrum IR background (udara)

50075010001250150017502000250030003500400045001/cm

0

15

30

45

60

75

90

105

120

E

blank

2. Spektrum IR standar (film polistirene)

50075010001250150017502000250030003500400045001/cm

-15

0

15

30

45

60

75

90

105

%T

30

80

.32

30

59

.10

30

28

.24

30

22

.45

29

99

.31

29

33

.73

29

10

.58 2

84

8.8

6

16

00

.92

16

00

.92

15

81

.63

14

92

.90

14

50

.47

11

80

.44

11

53

.43

10

68

.56

10

28

.06

90

6.5

4

76

1.8

87

50

.31

70

5.9

56

94

.37

66

7.3

7

54

0.0

7

standar polistiren

Page 5: Spektrofotometri IR

Puncak Intensitas

540.07 5.982

667.37 35.786

694.37 0.535

705.95 0.388

750.31 0.084

761.88 0.031

906.54 34.864

1028.06 15.706

1068.56 41.368

1153.43 56.569

1180.44 52.195

1450.47 0.159

Puncak Intensitas

1492.90 0.167

1581.63 42.004

1600.92 5.872

1600.92 5.872

2848.86 9.373

2910.58 0.071

2933.73 0.156

2999.31 26.404

3022.45 0.302

3028.24 0.155

3059.10 3.068

3080.32 9.563

3. Spektrum IR Blanko Nujol

50075010001250150017502000250030003500400045001/cm

-15

0

15

30

45

60

75

90

105

%T

43

30

.19

34

08

.22

29

53

.02

29

24

.09

28

52

.72

17

08

.93

14

58

.18

13

77

.17

72

1.3

8

39

9.2

63

99

.26

Standard Nujol

Puncak Intensitas

399.26 51.855

399.26 51.855

721.38 63.279

1377.17 22.526

1458.18 16.479

1708.93 53.626

2852.72 6.758

2924.09 2.481

2953.02 5.549

3408.22 66.003

4330.19 78.600

Page 6: Spektrofotometri IR

4. Spektrum IR Asam Salisilat (Nujol Mull)

50075010001250150017502000250030003500400045001/cm

-15

0

15

30

45

60

75

90

105

%T

32

34

.62

29

53

.02

29

24

.09

28

52

.72

27

21

.56

25

92

.33

25

65

.33

16

60

.71

16

12

.49

14

83

.26

14

63

.97

14

44

.68

13

77

.17 1

32

5.1

01

29

6.1

61

24

7.9

41

21

1.3

01

18

8.1

51

15

5.3

6

89

3.0

4

75

9.9

5

69

8.2

36

59

.66

Asam Salisilat Nujol

Puncak Intensitas

659.66 20.234

698.23 20.835

759.95 12.673

893.04 36.436

1155.36 16.479

1188.15 24.057

1211.30 13.532

1247.94 11.095

1296.16 11.551

1325.10 32.510

1377.17 24.466

1444.68 5.978

Puncak Intensitas

1463.97 7.225

1483.26 12.297

1612.49 17.970

1660.71 12.612

2565.33 36.954

2592.33 33.987

Page 7: Spektrofotometri IR

2721.56 36.708

2852.72 1.392

2924.09 0.091

2953.02 0.797

3234.62 29.680

5. Spektrum IR Tartrazine menggunakan teknik Nujol Mull

50075010001250150017502000250030003500400045001/cm

-15

0

15

30

45

60

75

90

105

%T

43

30

.19

34

08

.22

33

92

.79

33

73

.50

33

56

.14

29

53

.02

29

22

.16

28

52

.72

23

60

.87

17

08

.93

14

62

.04

13

77

.17

12

26

.73

11

70

.79

11

55

.36

10

33

.85

72

1.3

8

42

8.2

0

Tartrazin Nujol

Puncak Intensitas

428.20 36.976

721.38 49.880

1033.85 41.059

1155.36 39.058

1170.79 37.511

1226.73 39.006

1377.17 10.038

1462.04 3.795

1708.93 46.185

Puncak Intensitas

2360.87 44.663

2852.72 0.685

2922.16 0.232

Page 8: Spektrofotometri IR

2953.02 0.480

3356.14 40.139

3373.50 39.414

3392.79 39.066

3408.22 39.045

4330.19 78.222

6. Spektrum IR Asam Salisilat menggunakan teknik KBr pellet

50075010001250150017502000250030003500400045001/cm

-20

0

20

40

60

80

100

120

%T

44

86

.43

32

34

.62

30

59

.10

30

14

.74

30

05

.10

29

18

.30

28

60

.43

27

17

.70

25

92

.33

25

63

.40

25

34

.46

23

62

.80

16

58

.78

16

12

.49

15

79

.70

15

71

.99

14

83

.26

14

42

.75

13

25

.10

12

92

.31

12

49

.87

12

09

.37

11

88

.15

11

55

.36

89

3.0

4

78

5.0

37

59

.95

69

8.2

36

59

.66 53

2.3

5

46

4.8

4

asam salisilat KBr

Puncak Intensitas

464.84 8.951

532.35 7.799

659.66 0.641

698.23 0.804

759.95 0.268

785.03 7.273

893.04 5.783

1155.36 0.712

1188.15 1.899

Page 9: Spektrofotometri IR

1209.37 0.327

1249.87 0.129

1292.31 0.203

1325.10 5.701

1442.75 0.074

1483.26 0.246

1571.99 10.449

Puncak Intensitas

1579.70 6.757

1612.49 0.472

1658.78 0.021

2362.80 9.580

2534.46 9.293

2563.40 8.635

2592.33 6.850

2717.70 9.571

2860.43 3.879

2918.30 5.963

3005.10 4.263

3014.74 4.358

3059.10 5.141

3234.62 4.088

4486.43 2.528

7. Spektrum IR Tartrazine menggunakan teknik KBr pellet

50075010001250150017502000250030003500400045001/cm

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

%T

33

85

.07

23

55

.08

23

33

.87

16

41

.42

16

29

.85

15

98

.99

15

64

.27

14

83

.26

11

84

.29

11

26

.43

10

37

.70

69

6.3

06

50

.01

40

3.1

2

Tartazin KBr

Puncak Intensitas

403.12 11.217

650.01 27.166

696.30 37.308

1037.70 27.284

1126.43 33.603

1184.29 31.339

1483.26 35.361

Page 10: Spektrofotometri IR

Puncak Intensitas

1564.27 36.524

1598.99 33.453

1629.85 31.369

1641.42 30.918

2333.87 34.712

2355.08 32.505

3385.07 40.763

VI. Pembahasan

Pada percobaan ini, dilakukan analisis kualitatif terhadap asam salisilat dan tartrazin

menggunakan spektrofotometer inframerah .Sebelum pengukuran sampel, spektrofotometer terlebih

dahulu mengukur udara sebagai blanko dan mengukur film polistiren sebagai standar untuk kalibrasi

spektrofotometer IR. Film polistiren digunakan sebagai kalibrator karena polistiren merupakan

polimer yang tahan terhadap suhu tinggi dan sangat stabil sehingga spektrum yang dihasilkan dari

pengukuran polistiren akan selalu sama pada berbagai suhu dan kondisi. Selain itu, yang sangat

penting, polistiren akan memberikan puncak pada seluruh rentang pengukuran gelombang infra merah

karena polistiren memiliki seluruh gugus fungsi yang terbaca pada gelombang infra merah.

Gambar Spektrum IR polistirene literatur

Spektrum IR Polistiren percobaan Spektrum IR polistiren literatur

Puncak Intensitas Puncak Intensitas

540.07 5.982 538 20

694.37 0.535 697 4

761.88 0.031 766 13

906.54 34.864 906 43

1028.06 15.706 1028 30

1068.56 41.368 1069 46

1153.43 56.569 1155 52

Page 11: Spektrofotometri IR

1180.44 52.195 1181 52

1450.47 0.159 1453 11

1492.90 0.167 1493 11

1581.63 42.004 1583 43

1600.92 5.872 1601 25

2848.86 9.373 2850 21

2999.31 26.404 3002 36

3028.24 0.155 3026 13

3059.10 3.068 3060 21

3080.32 9.563 3083 26

Dari tabel perbandingan spektrum IR polistiren percobaan dan literatur diatas dapat

disimpulkam bahwa spektrofotometer IR yang akan digunakan untuk pengukuran sampel sudah

terkalibrasi dengan baik, karena puncak-puncak polistiren hasil pengukuran tidak berbeda terlalu jauh

jika dibandingkan dengan sampel. Spektrum IR film polistiren memiliki interpretasi antara lain, pada

3000-2850 (cm-1) terdapat puncak yang tajam yang diakibatkan oleh vibrasi uluran gugus alkana yaitu

gugus –CH2. Pada 3100-3000 (cm-1) terdapat vibrasi uluran dari gugus =C-H alkena atau aromatik.

Pada 1500-1400 (cm-1) terdapat vibrasi uluran –C=C- gugus aromatik. Pada 800-700 (cm-1) terdapat

vibrasi tekukan –C=C- gugus aromatik.

Pada percobaan ini, dilakukan pengukuran spektrum IR dari asam salisilat dalam KBr Pellet

dan spektrum IR asam salisilat dalam nujol mull. Dilakukan pengukuran satu senyawa yang sama

dalam bentuk fasa padat yang berbeda agar perbedaan dan efektivitas dari kedua metode dapat

diketahui.

Spektrum IR Blanko nujol mull Spektrum IR Asam salisilat nujol mull Spektrum IR Tartrazine nujol mull

Puncak Intensitas Puncak Intensitas Puncak Intensitas

399.26 51.855 659.66 20.234 428.20 36.976

399.26 51.855 698.23 20.835 721.38 49.880

721.38 63.279 759.95 12.673 1033.85 41.059

1377.17 22.526 893.04 36.436 1155.36 39.058

1458.18 16.479 1155.36 16.479 1170.79 37.511

1708.93 53.626 1188.15 24.057 1226.73 39.006

2852.72 6.758 1211.30 13.532 1377.17 10.038

2924.09 2.481 1247.94 11.095 1462.04 3.795

2953.02 5.549 1296.16 11.551 1708.93 46.185

3408.22 66.003 1325.10 32.510 2360.87 44.663

4330.19 78.600 1377.17 24.466 2852.72 0.685

1444.68 5.978 2922.16 0.232

1463.97 7.225 2953.02 0.480

1483.26 12.297 3356.14 40.139

1612.49 17.970 3373.50 39.414

1660.71 12.612 3392.79 39.066

2565.33 36.954 3408.22 39.045

2592.33 33.987 4330.19 78.222

2721.56 36.708

2852.72 1.392

Page 12: Spektrofotometri IR

2924.09 0.091

2953.02 0.797

3234.62 29.680

Kolom yang berwarna diatas menunjukkan kesamaan puncak antara puncak pada spektrum IR

blanko nujol mull dengan puncak pada spektrum IR sampel asam salisilat nujol mull dan spektrum IR

sampel tartrazin nujol mull, kolom yang tidak berwarna menunjukkan puncak spektrum IR untuk

masing – masing gugus fungsi dalam senyawa asam salisilat dan tartrazin.

Pada pengukuran sampel asam salisilat menggunakan nujol mull, didapatkan puncak-puncak

tertingginya pada bilangan gelombang 759.95; 1247.94; 1444.68; 1483.26; 1612.49; 1660.71 dan

3234.62 (cm-1). Pada spektrum asam salisilat nujol mull literatur, puncak-puncak tersebut muncul

pada bilangan gelombang 760; 1249; 1445; 1484; 1613; 1660 dan 3236 (cm-1). Dilihat dari

perbandingan ini, dapat disimpulkan bahwa pada pengukuran spektrum IR sampel asam salisilat nujol

mull didapatkan hasil yang baik. Dari pengukuran ini, dianalisis bahwa pada daerah 1500-1400 cm -1

terdapat vibrasi uluran –C=C- gugus aromatik, pada 800-700 cm -1 terdapat vibrasi tekukan –C=C-.

Karena karbonil dari asam, maka puncaknya melebar (broadening), dari pengamatan, puncak 1660.71

merupakan puncak karbonil asam. Daerah 1260-1050 cm-1 terdapat vibrasi uluran –C-O-. Daerah

3400-3000 cm-1 terdapat vibrasi O-H dan bila berikatan dengan karbonil akan terjadi pelebaran

puncak pada 3000-2500 cm-1.

Page 13: Spektrofotometri IR

Gambar spektrum IR Asam salisilat (nujol mull) literatur

Spektrum IR Asam salisilat (Nujol Mull) percobaan

Spektrum IR Asam Salisilat (Nujol Mull) literatur

Puncak Intensitas Puncak Intensitas

659.66 20.234 661 33

698.23 20.835 698 37

759.95 12.673 760 24

893.04 36.436 894 53

1155.36 16.479 1157 28

1188.15 24.057 1189 43

1211.30 13.532 1211 26

1247.94 11.095 1249 21

1296.16 11.551 1297 22

1325.10 32.510 1325 49

1444.68 5.978 1445 15

1463.97 7.225 1466 21

1483.26 12.297 1484 22

1612.49 17.970 1613 33

1660.71 12.612 1660 22

2592.33 33.987 2594 52

2721.56 36.708 2721 55

3234.62 29.680 3236 44

Page 14: Spektrofotometri IR

Pada pengukuran sampel asam salisilat dalam KBr Pellet, didapatkan puncak-puncak

tertingginya pada bilangan gelombang 759.95; 1249.87; 1442.75; 1483.26; 1612.49; 1658.78 dan

3014.74 (cm-1).Pada spektrum asam salisilat-KBr Pellet literatur, puncak-puncak tersebut muncul

pada bilangan gelombang 760; 1251; 1447; 1484; 1613; 1662 dan 3013 (cm-1).Dilihat dari

perbandingan ini, dapat disimpulkan bahwa pada pengukuran spektrum IR sampel asam salisilat-KBr

Pellet didapatkan hasil yang baik. Dari pengukuran ini, dianalisis bahwa pada daerah 1500-1400 cm -1

terdapat vibrasi uluran –C=C- gugus aromatik, pada 800-700 cm -1 terdapat vibrasi tekukan –C=C-

gugus aromatik, pada daerah 1725-1700 cm-1 terdapat vibrasi –C=O asam, karena karbonil dari asam,

maka puncaknya melebar (broadening), dari pengamatan, puncak 1658.78 merupakan puncak

karbonil asam. Daerah 1260-1050 cm-1 terdapat vibrasi uluran –C-O-. Daerah 3400-3000 cm-1 terdapat

vibrasi O-H dan bila berikatan dengan karbonil akan terjadi pelebaran puncak pada 3000-2500 cm-1

Gambar spektrum IR Asam salisilat (KBr pellet)

Spektrum IR Asam Salisilat (KBr pellet) percobaan

Spektrum IR Asam Salisilat (KBr pellet) literatur

Puncak Intensitas Puncak Intensitas

464.84 8.951 467 70

532.35 7.799 533 50

659.66 0.641 661 38

698.23 0.804 699 29

759.95 0.268 760 13

Page 15: Spektrofotometri IR

785.03 7.273 786 67

893.04 5.783 893 58

1155.36 0.712 1157 28

1188.15 1.899 1190 58

1209.37 0.327 1212 26

1249.87 0.129 1251 7

1292.31 0.203 1297 21

1325.10 5.701 1326 63

1442.75 0.074 1447 16

1483.26 0.246 1484 12

1579.70 6.757 1580 64

1612.49 0.472 1613 29

1658.78 0.021 1662 4

3014.74 4.358 3013 53

50075010001250150017502000250030003500400045001/cm

-15

0

15

30

45

60

75

90

105

%T

32

34

.62

29

53

.02

29

24

.09

28

52

.72

27

21

.56

25

92

.33

25

65

.33

16

60

.71

16

12

.49

14

83

.26

14

63

.97

14

44

.68

13

77

.17 1

32

5.1

01

29

6.1

61

24

7.9

41

21

1.3

01

18

8.1

51

15

5.3

6

89

3.0

4

75

9.9

5

69

8.2

36

59

.66

Asam Salisilat Nujol50075010001250150017502000250030003500400045001/cm

-20

0

20

40

60

80

100

120

%T

44

86

.43

32

34

.62

30

59

.10

30

14

.74

30

05

.10

29

18

.30

28

60

.43

27

17

.70

25

92

.33

25

63

.40

25

34

.46

23

62

.80

16

58

.78

16

12

.49

15

79

.70

15

71

.99

14

83

.26

14

42

.75

13

25

.10

12

92

.31

12

49

.87

12

09

.37

11

88

.15

11

55

.36

89

3.0

4

78

5.0

37

59

.95

69

8.2

36

59

.66 53

2.3

5

46

4.8

4

asam salisilat KBr

Asam salisilat (nujol mull) Asam salisilat (KBr pellet)

Dilihat dari perbandingan puncak dan intensitas munculnya gugus fungsi pada spektrum IR

asam salisilat (nujol mull) dan asam salisilat (KBr pellet) diatas, dapat dilihat bahwa pita pada nujol

lebih tajam daripada KBr pellet, tetapi intensitas pada KBr lebih besar dibanding pada nujol. Pita pada

spektrum KBr mengalami pelebaran dikarenakan KBr pellet yang terlalu tebal/ sampel terlalu banyak.

Terdapat beberapa kesamaan antara puncak spektrum IR Tartrazin percobaan dengan literatur,

pada percobaan didapatkan puncak – puncak dengan bilangan gelombang 696.30; 1037.70 ;1126.43;

1184.29; 1483.26; 1564.27; 1598.99 dan 1641.42 cm-1. Dari pengukuran ini, dianalisis bahwa pada

600-700 cm-1 terdapat vibrasi bending C- H , pada daerah 1050-1200 cm-1 terdapat vibrasi stretching

C-O, pada daerah 990-1060 cm-1 terdapat alkohol sekuder, pada daerah 1500-1400 cm-1 terdapat

vibrasi uluran –C=C- gugus aromatik, pada daerah 1690-1600 cm-1 terdapat vibrasi C=N, dan pada

daerah 1650-1450 cm-1 terdapat cincin aromatik. Untuk pengukuran spektrum IR tartrazin

menggunakan teknik nujol mull tidak ditemukan data literatur sehingga tidak dapat untuk

dibandingkan.

Page 16: Spektrofotometri IR

Gambar spektrum IR tartrazin (KBr pellet)

Spektrum IR Tartrazine (KBr pellet) percobaan

Spektrum IR Tartrazine (KBr pellet) literatur

Puncak Intensitas Puncak Intensitas

696.30 37.308 696 22

1037.70 27.284 1038 4

1126.43 33.603 1126 7

1184.29 31.339 1190 7

1483.26 35.361 1479 16

1564.27 36.524 1563 30

1598.99 33.453 1599 30

1641.42 30.918 1648 28

VII. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan di atas, metode pengukuran spektrofotometri infra merah

menggunakan fasa padat yang paling baik dan efektif adalah menggunakan Nujol mull karena

memberikan puncak yang lebih tajam, puncak pada spektrum KBr pellet melebar,dikarenakan KBr

pellet yang dibuat terlalu tebal/ konsentrasi sampel yang digunakan terlalu besar, hal tersebut bisa

diatasi dengan menekan lebih keras lagi KBr pellet supaya pellet lebih tipis (tembus cahaya).

Page 17: Spektrofotometri IR

VIII. Daftar Pustaka

SBDS Integrated Spectral Data Base System for Organic Compounds.

http://riodb.ibase.aist.go.jp/sdbs/cgi-bin/cre_index.cgi?lang=eng (diakses tanggal 31 Oktober 2014,

pukul 03.13)

Skoog, Holler, Crouch. 2007.Principles of Instrumental Analysis, 6th ed. USA : Thomson

Brooks/Cole. p 430 – 452 .