Post on 13-Feb-2015
description
50 TAHUN LEGENDA SEBUAH WARUNG SOP
Oleh : Okky Damayanti (43211110017) | 30 Desember 2012 | 12.45 WIB
Terik panas matahari siang tampak menyengat langkah kaki saya dan teman saya
yang tengah menapak kaki untuk mencari tempat makan untuk membumkam perut yang
tengah menjerit lapar sehabis mengikuti sesi perkuliahan Akuntansi Keuangan Lanjutan
selama 5 jam. Setelah kurang lebih berjalan selama 7 menit, langkah kami terhenti di depan
sebuah warung makan yang dibilang sebagai warung legendaris yang terkenal dikalangan
mahasiswa kampus Mercubuana, yakni Sop Ayam Pak Min.
Siapa yang tidak kenal dengan Warung Sop Ayam Pak Min? Warung asal Klaten
yang sudah melegenda kurang lebih selama 50 Tahun. Pemiliknya adalah Pak Min seorang
warga asal Klaten. Karena pemiliknya berasal dari klaten bukan berarti kita hanya bisa
menemuinya di daerah jawa saja, karena ternyata Warung sop ayam Pak Min sudah banyak
mengembangkan sayapnya didaerah Jakarta, Bogor, Tangerang, Jogjakarta, Solo, Dll. Dan
kini telah membuka cabang lain di wilayah Meruya pada bulan Februari silam lalu.
Warung ini hampir tidak pernah sepi pengunjung. Parkiran untuk mobil dan motor
yang nyaris selalu penuh, membuktikan bahwa penikmat Sop Ayam Pak Min itu tergolong
beragam. Beberapa pasang keluarga, pekerja kantoran, sampai Mahasiswa pun terlihat sedang
menikmati jam makan siang mereka. Sebenarnya warung ini terbilang sederhana, hanya
dengan gerobak yang terbuka, meja dan kursi kayu yang ukurannya memanjang juga
beberapa buah kipas angin untuk menyegarkan ruangan. Tapi berkat rasa yang mampu
menggugah selera membuat pembeli tidak merasa kecewa, termasuk kami.
1
Ayam yang digunakan oleh Pak Min juga tidak sembarangan, ia menggunakan Ayam
Kampung yang membuat Sop ini semakin lezat.
Pelayanan yang diberikan juga cepat, karena isi
dari sop sudah telah diracik di mangkok
sehingga kami tinggal memesan menu yang
kami inginkan dan bisa segera mencari tempat
duduk tanpa harus menunggu pesanan siap.
Saya mencoba sebuah menu sop yakni
Sop Ayam Pisah Brutu Pechok (yang
belakangan ini saya ketahui maksudnya Brutu
Pechok adalah Punggung ayam) sedang teman
saya memesan Sop Ayam Pisah Paha.
Sebenarnya kami berdua cukup aneh dengan beberapa nama sop yang kami temukan di daftar
menu namun rasa lapar menahan rasa penasaran kami.
Tidak lama pesanan kami berdua pun datang, dua mangkok sop dan dua mangkok
nasi serta sebuah mangkok sop diantarkan ke meja kami. Harum sop yang sarat akan bumbu
rempah langsung menyapa penciuman kami. Sebuah mangkok kecil berwarna ungu ternyata
berfungsi sebagai penampung tulang-tulang dari ayam yang kami makan.
Bumbu kuah sop tersebut ternyata berasal dari bawang putih, merica, garam, kaldu
ayam dan beberapa bumbu
rempah lain yang menurut
salah satu pegawai adalah
bersifat rahasia. Rasa segar
dari kuah panasnya bisa
menghilangkan flu, kata
beberapa pelanggan yang
sering makan diwarung ini.
Selain itu meski
tidak banyak bumbu
digunakan, tapi justru itu
menjadi keistimewaan dari
sop ayam ini. Sebab rasa dan bentuk sop ayam ini malah lebih mirip dengan sop ayam yang
2
biasa orang Chinese buat dibandingkan masakan jawa yang biasanya memakai bumbu
komplit dalam setiap masakannya. Mengenai porsi sop ini meski tidak terlalu banyak namun
ternyata cukup mengenyangkan pembeli.
Sop ayam Pak Min meski sudah mempunyai cabang dimana-mana tidak lantas
membuat Pak Min hanya diam menikmati hasil saja, berdasarkan keterangan yang kami dapat
ternyata Pak Min selalu turun tangan langsung dalam meracik tiap bumbu dirumahnya yang
ada di Klaten dan lalu dikirimkan padatiap-tiap cabang di tiap-tiap daerah setiap dua minggu
sekali. Hal ini dirasa perlu agar mutu dan rasa yang disajikan kepada pembeli tetaplah sama.
Fokus utama yang dijual di warung ini tentu saja adalah sop ayam campur dan
berbagai macam sop pisah mulai dari bagian dada, paha, tepong (paha atas), sayap, leher,
kepala, kulit, uritan (telur ayam), brutu pechok (punggung), ati ampela, dan ceker yang
harganya mulai dari Rp. 6,000 - 16,000.
Dari menu disamping bisa lihat
bahwa menu termurah adalah Nasi Sop
Pisah Biasa / Campur yang berisi
campuran nasi, sedikit seledri, kentang,
bihun, dan suwiran ayam. Untuk porsi
termahal adalah Sop pisah Brutu
Pechok atau Sop ayam pisah dada.
Untuk minumnya tidak begitu beragam
karena mereka hanya menyediakan es
teh manis dan se jeruk atau jeruk
hangat. Namun untuk cabang Meruya
ini karena tidak jauh di depan warung
makan ini ada sebuah warung es Dawet
Ayu jadi ada beberapa pengunjung
yang memesannya. Selain itu ada juga
beberapa selingan seperti kerupuk dan
bermacam-macam gorengan dengan harga Rp. 1,000 saja.
Namun sejujurnya menurut kami untuk menu minum sedikit terlalu mahal, karena
rasa dari jeruk yang kurang begitu pas, sehingga cenderung tidak terlalu terasa jeruk.
3
Satu lagi yang ingin saya kupas adalah keistimewaan yang dihadirkan oleh warung
ini. Menurut saya ada unsur moral yang diterapkan disini, yakni unsur kejujuran. Disini tidak
ada bon yang digunakan saat kita memesan
makanan, tidak ada kasir yang melayani kita
saat akan membayar makanan dan semua
makanan selingan seperti gorengan dan
kerupuk terhadir diatas meja. Para pelayan
sepertinya juga tidak pernah menghitung
jumlah gorengan yang tersedia baik setelah
ataupun sebelum kita makan. Yang artinya
mereka benar-benar percaya terhadap
pembeli mereka.
Suatu waktu saya pernah lupa
menyebutkan bahwa saya memakan
gorengan dan hanya membayar atas sop dan
minum yang saya pesan, ditengah jalan saya
baru teringat akan gorengannya. Ketika saya
kembali dan membayar untuk gorengan yang sebelumnya lupa saya sebutkan mereka tidaklah
marah dan malah berterimakasih dan meminta maaf karena sudah merepotkan saya. Padahal
jelas disitu saya lah yang
bersalah tapi para pelayan lah
yang meminta maaf dan
berterimakasih.
Pembeli biasanya
melakukan pemesanan dan di
sisi depan warung tempat
dimana gerobak berada. Namun
karena proses penghitungan
pembayaran yang dilakukan
secara manual dengan hanya
menggunakan kalkulator atau
hitungan kasar terkadang tidak begitu akurat dan memakan waktu yang sedikit lama.
Sehingga beberapa pengunjung terkadang terlihat mengantri untuk membayar.
4
Tapi terlepas dari semuanya secara keseluruhan warung Sop Pak Min ini sangatlah
cocok untuk menjadi tempat
tujuan untuk makan. Selain
karena rasanya yang enak,
harganya yang pas dikantong juga
membuat Mahasiswa bisa makan
enak dengan harga yang
terjangkau.
5