Sop Ayam Pak Min

6
50 TAHUN LEGENDA SEBUAH WARUNG SOP Oleh : Okky Damayanti (43211110017) | 30 Desember 2012 | 12.45 WIB Terik panas matahari siang tampak menyengat langkah kaki saya dan teman saya yang tengah menapak kaki untuk mencari tempat makan untuk membumkam perut yang tengah menjerit lapar sehabis mengikuti sesi perkuliahan Akuntansi Keuangan Lanjutan selama 5 jam. Setelah kurang lebih berjalan selama 7 menit, langkah kami terhenti di depan sebuah warung makan yang dibilang sebagai warung legendaris yang terkenal dikalangan mahasiswa kampus Mercubuana, yakni Sop Ayam Pak Min. Siapa yang tidak kenal dengan Warung Sop Ayam Pak Min? Warung asal Klaten yang sudah melegenda kurang lebih selama 50 Tahun. Pemiliknya adalah Pak Min seorang warga asal Klaten. Karena pemiliknya berasal dari klaten bukan berarti kita hanya bisa menemuinya di daerah jawa saja, karena ternyata Warung sop ayam Pak Min sudah banyak mengembangkan sayapnya didaerah Jakarta, Bogor, Tangerang, Jogjakarta, Solo, Dll. Dan kini telah membuka cabang lain di wilayah Meruya pada bulan Februari silam lalu. 1

description

Tugas B. Indonesia

Transcript of Sop Ayam Pak Min

Page 1: Sop Ayam Pak Min

50 TAHUN LEGENDA SEBUAH WARUNG SOP

Oleh : Okky Damayanti (43211110017) | 30 Desember 2012 | 12.45 WIB

Terik panas matahari siang tampak menyengat langkah kaki saya dan teman saya

yang tengah menapak kaki untuk mencari tempat makan untuk membumkam perut yang

tengah menjerit lapar sehabis mengikuti sesi perkuliahan Akuntansi Keuangan Lanjutan

selama 5 jam. Setelah kurang lebih berjalan selama 7 menit, langkah kami terhenti di depan

sebuah warung makan yang dibilang sebagai warung legendaris yang terkenal dikalangan

mahasiswa kampus Mercubuana, yakni Sop Ayam Pak Min.

Siapa yang tidak kenal dengan Warung Sop Ayam Pak Min? Warung asal Klaten

yang sudah melegenda kurang lebih selama 50 Tahun. Pemiliknya adalah Pak Min seorang

warga asal Klaten. Karena pemiliknya berasal dari klaten bukan berarti kita hanya bisa

menemuinya di daerah jawa saja, karena ternyata Warung sop ayam Pak Min sudah banyak

mengembangkan sayapnya didaerah Jakarta, Bogor, Tangerang, Jogjakarta, Solo, Dll. Dan

kini telah membuka cabang lain di wilayah Meruya pada bulan Februari silam lalu.

Warung ini hampir tidak pernah sepi pengunjung. Parkiran untuk mobil dan motor

yang nyaris selalu penuh, membuktikan bahwa penikmat Sop Ayam Pak Min itu tergolong

beragam. Beberapa pasang keluarga, pekerja kantoran, sampai Mahasiswa pun terlihat sedang

menikmati jam makan siang mereka. Sebenarnya warung ini terbilang sederhana, hanya

dengan gerobak yang terbuka, meja dan kursi kayu yang ukurannya memanjang juga

beberapa buah kipas angin untuk menyegarkan ruangan. Tapi berkat rasa yang mampu

menggugah selera membuat pembeli tidak merasa kecewa, termasuk kami.

1

Page 2: Sop Ayam Pak Min

Ayam yang digunakan oleh Pak Min juga tidak sembarangan, ia menggunakan Ayam

Kampung yang membuat Sop ini semakin lezat.

Pelayanan yang diberikan juga cepat, karena isi

dari sop sudah telah diracik di mangkok

sehingga kami tinggal memesan menu yang

kami inginkan dan bisa segera mencari tempat

duduk tanpa harus menunggu pesanan siap.

Saya mencoba sebuah menu sop yakni

Sop Ayam Pisah Brutu Pechok (yang

belakangan ini saya ketahui maksudnya Brutu

Pechok adalah Punggung ayam) sedang teman

saya memesan Sop Ayam Pisah Paha.

Sebenarnya kami berdua cukup aneh dengan beberapa nama sop yang kami temukan di daftar

menu namun rasa lapar menahan rasa penasaran kami.

Tidak lama pesanan kami berdua pun datang, dua mangkok sop dan dua mangkok

nasi serta sebuah mangkok sop diantarkan ke meja kami. Harum sop yang sarat akan bumbu

rempah langsung menyapa penciuman kami. Sebuah mangkok kecil berwarna ungu ternyata

berfungsi sebagai penampung tulang-tulang dari ayam yang kami makan.

Bumbu kuah sop tersebut ternyata berasal dari bawang putih, merica, garam, kaldu

ayam dan beberapa bumbu

rempah lain yang menurut

salah satu pegawai adalah

bersifat rahasia. Rasa segar

dari kuah panasnya bisa

menghilangkan flu, kata

beberapa pelanggan yang

sering makan diwarung ini.

Selain itu meski

tidak banyak bumbu

digunakan, tapi justru itu

menjadi keistimewaan dari

sop ayam ini. Sebab rasa dan bentuk sop ayam ini malah lebih mirip dengan sop ayam yang

2

Page 3: Sop Ayam Pak Min

biasa orang Chinese buat dibandingkan masakan jawa yang biasanya memakai bumbu

komplit dalam setiap masakannya. Mengenai porsi sop ini meski tidak terlalu banyak namun

ternyata cukup mengenyangkan pembeli.

Sop ayam Pak Min meski sudah mempunyai cabang dimana-mana tidak lantas

membuat Pak Min hanya diam menikmati hasil saja, berdasarkan keterangan yang kami dapat

ternyata Pak Min selalu turun tangan langsung dalam meracik tiap bumbu dirumahnya yang

ada di Klaten dan lalu dikirimkan padatiap-tiap cabang di tiap-tiap daerah setiap dua minggu

sekali. Hal ini dirasa perlu agar mutu dan rasa yang disajikan kepada pembeli tetaplah sama.

Fokus utama yang dijual di warung ini tentu saja adalah sop ayam campur dan

berbagai macam sop pisah mulai dari bagian dada, paha, tepong (paha atas), sayap, leher,

kepala, kulit, uritan (telur ayam), brutu pechok (punggung), ati ampela, dan ceker yang

harganya mulai dari Rp. 6,000 - 16,000.

Dari menu disamping bisa lihat

bahwa menu termurah adalah Nasi Sop

Pisah Biasa / Campur yang berisi

campuran nasi, sedikit seledri, kentang,

bihun, dan suwiran ayam. Untuk porsi

termahal adalah Sop pisah Brutu

Pechok atau Sop ayam pisah dada.

Untuk minumnya tidak begitu beragam

karena mereka hanya menyediakan es

teh manis dan se jeruk atau jeruk

hangat. Namun untuk cabang Meruya

ini karena tidak jauh di depan warung

makan ini ada sebuah warung es Dawet

Ayu jadi ada beberapa pengunjung

yang memesannya. Selain itu ada juga

beberapa selingan seperti kerupuk dan

bermacam-macam gorengan dengan harga Rp. 1,000 saja.

Namun sejujurnya menurut kami untuk menu minum sedikit terlalu mahal, karena

rasa dari jeruk yang kurang begitu pas, sehingga cenderung tidak terlalu terasa jeruk.

3

Page 4: Sop Ayam Pak Min

Satu lagi yang ingin saya kupas adalah keistimewaan yang dihadirkan oleh warung

ini. Menurut saya ada unsur moral yang diterapkan disini, yakni unsur kejujuran. Disini tidak

ada bon yang digunakan saat kita memesan

makanan, tidak ada kasir yang melayani kita

saat akan membayar makanan dan semua

makanan selingan seperti gorengan dan

kerupuk terhadir diatas meja. Para pelayan

sepertinya juga tidak pernah menghitung

jumlah gorengan yang tersedia baik setelah

ataupun sebelum kita makan. Yang artinya

mereka benar-benar percaya terhadap

pembeli mereka.

Suatu waktu saya pernah lupa

menyebutkan bahwa saya memakan

gorengan dan hanya membayar atas sop dan

minum yang saya pesan, ditengah jalan saya

baru teringat akan gorengannya. Ketika saya

kembali dan membayar untuk gorengan yang sebelumnya lupa saya sebutkan mereka tidaklah

marah dan malah berterimakasih dan meminta maaf karena sudah merepotkan saya. Padahal

jelas disitu saya lah yang

bersalah tapi para pelayan lah

yang meminta maaf dan

berterimakasih.

Pembeli biasanya

melakukan pemesanan dan di

sisi depan warung tempat

dimana gerobak berada. Namun

karena proses penghitungan

pembayaran yang dilakukan

secara manual dengan hanya

menggunakan kalkulator atau

hitungan kasar terkadang tidak begitu akurat dan memakan waktu yang sedikit lama.

Sehingga beberapa pengunjung terkadang terlihat mengantri untuk membayar.

4

Page 5: Sop Ayam Pak Min

Tapi terlepas dari semuanya secara keseluruhan warung Sop Pak Min ini sangatlah

cocok untuk menjadi tempat

tujuan untuk makan. Selain

karena rasanya yang enak,

harganya yang pas dikantong juga

membuat Mahasiswa bisa makan

enak dengan harga yang

terjangkau.

5