SKIZOPRENE_1.pptx

Post on 05-Dec-2015

219 views 2 download

Transcript of SKIZOPRENE_1.pptx

SKIZOPRENE dan

PENANGANANNYA

Nadia Saptarina

PendahuluanPenyakit skizopre

neGangguan

Otak parah

Pikiran

Kombinasi

halusinasi

Delusi

Berfikir teratur

Perilaku

Memerlukan

pengobatan seumur hidup

•Pada umumnya ditandai dengan penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara walaupun kemampuan kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. (PPDGJ-III)

Epidemiologi•Dr.L.S.Chandra SpKJ

• Indonesia =

skizoprene • 2% dari 4 juta jiwa

•1/3 dari 1-2 juta jiwa•700ribu dari 1,4 juta

jiwa•Onset yang terjadi :

•Pria umur 15-24 tahun

•Wanita umur 25-35 tahun

•Resiko skizoprene seumur hidup=

•13% anak, apabila salah 1 ortu skizoprene

•35-40% anak, apabila kedua ortu

skizoprene

Manifestasi klinikTanda dan gejala pramorbid Pemeriksaan status mental

• Tanda pendiam, pasif, introvent mengakibatkan = sedikit teman,

• Gangguan somatisasi nyeri kepala, punggung, otot, dan pencernaan,

• Acak-acakan• Teriak-teriak• Teragitasi• Sangat tenang• Tidak bergerak

Kriteria DiagnosisKriteria Diagnostik

SkizofreniaTipe Skizoprene

• Gejala-gejala yang khas.• Disfungsi sosial atau

pekerjaan• Durasi: tanda-tanda

gangguan = 6 bulan• Penyingkiran skizofektif

dan gangguan mood•  Penyingkiran kondisi

medis dan zat• Hubungan dengan suatu

gangguan perkembangan pervasif

• Paranoid• Kacau (Disorganized)• Katatonik• Tak Tergolongkan• Residual

Tipe-Tipe Skizofrenia

Skizofrenia Paranoid • DSM IV : Tipe paranoid ditandai dengan adanya

keasyikan pada satu atau lebih waham (halusinasi) dengar yang sering dan tidak ada perilakuspesifik lain yang mengarah pada tipe terdisosrganisasi atau katatonik.

Secara klasik, skizofrenia tipe paranoid

ditandai terutama oleh adanya waham kejar

atau waham kebesaran

Skizofrenia Terdisorganisasi

•Suatu tipe skizofrenia dimana kriteria berikut ini terpenuhi:

Semua yang berikut ini adalah menonjol :(1)Bicara terdisorganisasi(2)Perilaku terdisorganisasi(3)Afek datar atau tidak sesuai

Kriteria tipe katatonik tidak terpenuhi

Skizofrenia Katatonik

•Suatu tipe skizofrenia dimana gambaran klinis didominasi oleh sekurangnya dua dari hal-hal berikut ini:(1) Imobilitas motorik(2) Aktivitas motorik yang berlebihan(3) Negativisme yang ekstrim(4) Gerakan volunter yang aneh(5) Ekolalia atau ekopraksia

Skizofrenia Tidak Tergolongkan •Suatu tipe skizofrenia dimana ditemukan

gejala yang memenuhi kriteria A , tetapi tidak memenuhi kriteria untuk paranoid,

terdisorganisasi atau katatonik.

Skizofrenia Residual

•Suatu tipe skizofrenia dimana kriteria berikut ini terpenuhi :

A. Tidak ada waham,halusinasi,bicara terdisorganisasi,& perilaku katatonik terdisorganisasi atau katatonik yang menonjol

B. Ditemukan terus bukti-bukti gangguan,ditemukan dalam bentuk yang lebih lemah.

Tipe Lain

•Bouffee delirante (Psikosis delusional akut)

•Laten•Oneiroid•Parafrenia•Pseudoneurotik•Skizofrenia

simpleks

GEJALA KLINIS •Menurut Biculer :

•Gejala-gejala primer  •Gangguan proses pikiran (bentuk,

langkah, isi pikiran).•Gangguan afek dan emosi•  Gangguan kemauan•Gejala psikomotor

•Sekunder waham, halusinasi

Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menilai simptom dan gejala klinis skizofrenia adalah:

Tidak ada symptom atau gejala klinis yang patognomonik untu skizofrenia

Simptom dan gejala klinis pasien skizofrenia dapat berubah dari waktu ke waktu.

 Harus diperhatikan taraf pendidikan, kemampuan intelektual dan latar belakang sosial budaya pasien.

Etiologi

Sampai saat ini penyebab dari gangguan skizofrenia masih belum diketahui secara

pasti. Faktor Genetik keturunan

Faktor Biokimia ketidak seimbangan neurotransmitter neuron satu sama lain

tidak berkomunikasiFaktor Psikologis dan Sosial adanya trauma kejiwaan, ada interaksi patogenik

dalam keluarga

Risk Factor

• Diperkirakan gen yang telibat adalah: 1q, 5q, 6p, 6q, 8p, 10p, 13q, 15q, dan 22q. Dan gen yang diperkirakan terlibat alpha-7nicotine receptor, DISC 1, GRM 3, COMT, NGR 1, RGS 4, dan G27.

• Komplikasi masa kehamilan dan persalinan.

Bentuk tubuh astenik.Terinfeksi influenza pada trisemester ketiga. Penyalahgunaan obat-obatanUsia ayah saat hamil di atas 60 tahunKepadatan populasi yang stresor tinggi dapat meningkatkan skizoprene

Patofisiologi

• penurunan aliran darah dan ambilan glukosa, terutama di korteks prefrontalis,

• terdapat penurunan sejumlah neuron • migrasi neuronabnormal selama

perkembangan otak• Penonjolan dedrit mengandung sinaps

glutaminergik, sehingga transmisi glutamineriknya terganggu

• pembentukan GABA dan atau jumlah neuron GABAnergik tampaknya berkurang sehingga

penghambatan sel piramidal menjadi berkurang.

Patofisiologi

PEDOMAN TERAPI DAN PENATALAKSANAAN UMUM

•Penatalaksanaan Skizofrenia• terapi antipsikotik merupakan

pengobatan yang penting untuk skizofrenia, namun, penelitian telah menemukan bahwa intervensi psikososial, termasuk psikoterapi, dapat mendukung perbaikan klinis,

• skizofrenia mendapatkan manfaat dari pemakaian kombinasi pengobatan antipsikotik dan psikososial.

Perawatan di Rumah Sakit (Hospitalisasi)

• Tujuan diagnostik, menstabilkan medikasi, keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh, dan perilaku yang sangat kacau atau tidak sesuai, termasuk ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, dan tempat berlindung.

Perawatan di rumah sakit mengikat pasien dengan fasilitas pascarawat, keluarganya, keluarga angkat,, pusat perawatan di siang hari (day care center).

PSIKOFARMAKA• Dosis rendah dengan

efektifitas terapi dalam waktu relative singkat.

• Tidak ada efek samping, kalaupun ada relative kecil.

• Dapat menghilangkan dalam waktu relative singkat baik gejala positif maupun negatif skizofrenia.

• Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat).

Tidak menyebabkan kantuk.Memperbaiki pola tidur.Tidak menyebabkan habituasi, adiksi, dan dependensi.Tidak menyebabkan lemas otot.Kalau mungkin pemakaiannya dosis tunggal (singel dose).

Pemilihan Obat

•Pemilihan jenis antipsikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang

dominan dan efek samping obat

Penggolongan Obat Anti-psikosis•Obat Anti-Psikosis Tipikal•PHENOTIAZINE

•Rantai Aliphatic Clorpromazine, Levomepromazine

•Rantai Piperazine Perphenazine, Trifluoperazin, Fluphenazine

•Rantai Piperadine Thioridazine•BUTYROPHENONE Haloperidol •DIPHENYL-BUTYL-PIPERIDINE

Pimozide

Obat Anti-Psikosis Atipikal• BENZAMIDE : Sulpride• DIBENZODIAZEPINE : Clozapine, Olanzapine, Quitipine • BENZISOXAZOLE: Risperidone

• Obat golongan tipikal bekerja dengan memblok reseptor D2 di mesolimbik,

mesokortikal, nigostriatal dan tuberoinfundibular sehingga dengan cepat

menurunkan gejala positif tetapi tidak memberikan efek yang baik pada pemulihan

fungsi kognitif (kemampuan berfikir dan mengingat) penderita

Obat golongan tipikal dapat dibagi lagi menjadi : •Potensi tinggi diantaranya adalah

tifluuoroperazin, fluphenazin, haloperidol, dan pimozide. Obat ini digunakan untuk mengatasi sindrom psikosis dengan gejala dominan apatis menarik diri, hipoaktif, waham dan halusinasi.

•Potensi rendah diantaranya adalah Chlorpomazine dan Thionidazine digunakan pada penderita dengan gejala dominan gaduh, gelisah, hiperaktif, dan sulit tidur

Farmakoterapi • Penggunaan obat antipsikotik dalam pengobatan

skizofrenia harus mengikuti lima prinsip utama

yaitu:• Klinisi harus secara hati-hati menentukan target simptom untuk

diterapi.

• Antipsikotik yang telah bekerja dengan baik sebelumnya pada pasien harus digunakan lagi. Pada kejadian yang tidak

mendapatkan informasi, pilihan antipsikotik biasanya didasarkan pada efek samping dari obat tersebut.

• Waktu minimum pemberian permulaan antipsikotik adalah empat sampai enam minggu dengan dosis yang adekuat. Jika permulaan tidak berhasil, obat antipsikotik yang berbeda, biasanya dari kelas

yang berbeda, dapat dicoba. Akan tetapi reaksi yang tidak menyenangkan dari pasien pada pemberian dosis pertama obat antipsikotik berhubungan erat dengan ketidaktaatan dan respon

yang jelek ke depannya.

•Pada umumnya, penggunaan lebih dari satu obat antipsikotik pada saat yang bersamaan jarang, jika pernah, atas indikasi. Akan tetapi, pada terapi yang khusus pasien resisten kombinasi obat antipsikotik dengan obat yang lain, sebagai contoh, carbamazepin (tegretol) bisa diindikasikan.

•Pasien harus diberikan terapi rumatan dengan dosis minimal yang efektif. Dosis rumatan lebih rendah dibandingkan dengan dosis selama kontrol simtom selama episode psikotik.

penanggulangan skizofrenia memakai antipsikotik berdasarkan fase

• Fase akut▫Lama: empat

sampai delapan minggu

▫Target penanggulangan: mengurangi simtom psikotik dan melindungi individu dari perilaku psikotik yang berbahaya

Fase stabilisasi Lama: dua sampai enam bulan Target penanggulangan: mengurangi simtom yang masih ada dan merencanakan pengobatan jangka panjang.

•Fase stabilLama: tidak terbatas Target penanggulangan: mencegah muncul kembali psikosis, mengurangi simtom negatif dan menfasilitasi individu untuk rehabilitasi sosial

Terapi psikososial

•untuk meningkatkan kemampuan sosial, pengembangan diri, keterampilan praktis, dan komunikasi interpersonal pasien skizofrenia.

Latihan keterampilan sosial (terapi perilaku)

•Secara langsung membantu dan berguna bagi pasien selama terapi farmakologis.

•Latihan keterampilan perilaku melibatkan penggunaan kaset video orang lain dan pasien, permainan-simulasi (role playing) dalam terapi, dan pekerjaan rumah tentang keterampilan yang telah dilakukan.

Terapi berorientasi keluarga

•Lebih diberi pengarahan untuk berbagai macam penerapan strategi untuk menurunkan stress, mengatasi masalah, dan ikut serta dalam aktivitas

Terapi kelompok

•. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien dengan skizofrenia

Terapi perilaku kognitif•untuk meningkatkan distorsi kognitif,

menurunkan distractibility, dan mengoreksi penyimpangan tilikan (judgment).

Psikoterapi individual

•Psikoterapi individual psikoterapi suportif dan psikoterapi berorientasi-tilikan.

Terapi elektro konvulsi

Terapi elektro konvulsi baik hasilnya pada jenis katatonik

Cara kerja elektro konvulsi belum diketahui dengan jelas. Dapat dikatakan bahwa terapi konvulsi dapat memperpendek serangan skizofrenia dan mempermudah kontak dengan penderita.

KESIMPULAN

•Skizofrenia berupa sindrom yang heterogen, di mana diagnosisnya belum dapat ditegakkan memakai suatu uji laboratorium tertentu.

•Diagnosisnya dapat ditegakkan berdasarkan sekumpulan simptom

yang dinyatakan karakteristik untuk skizofrenia

Saran

• Dukungan dari keluarga, baik dalam menciptakan suasana yang tidak menimbulkan stressor dari segi finansial/pembelian antipsikotik.

• Melibatkan individu dalam bersosialisasi/rehabilitasi.

• Memberikan dukungan atau motivasi kepada pasien dalam hal yang menyangkut

kehidupannya, misalnya mengusahakan agar pasien mencari pekerjaan atau berusaha

supaya bekerja.

•Terima kasih