SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

Post on 05-Jul-2015

3.178 views 3 download

description

Materi yang dibuat oleh Apong Herlina, S.H.,M.H., sebagai pembicara saat kegiatan Criminal Defense Law Forum, Jumat, 15 Agustus 2014, diLembaga Bantuan Hukum Jakarta.

Transcript of SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

UU SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

Oleh : Apong Herlina,SH.MH

UU No. 11 Tahun 2012 tentang

Sistem Peradilan Pidana Anak

• Disahkan pada tanggal 30 Juli 2012

• Mulai berlaku setelah 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal diundangkan 31 Juli 2014

• Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diberlakukan.

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengaturan ,

Undang-Undang ini adalah keseluruhan proses penyelesaian perkara Anak yang berhadapan dengan hukum, mulai tahap penyelidikan sampai dengan tahap pembimbingan setelah menjalani pidana.

MASYARAKAT

POLISI JAKSA HAKIM

ADVOKAT, BAPAS,PEKSOS.TKS

TINDAKAN

ABH

s

DIVERSI

L P AS, LPKS, LPSK, RPS/RPSA

REHABILITASI DAN REINTEGRASI

MASYARAKAT

PIDANALPKA

Asas Sistem Peradilan Pidana Anak• pelindungan; • keadilan; • nondiskriminasi; • kepentingan terbaik bagi Anak; • penghargaan terhadap pendapat Anak; • kelangsungan hidup dan tumbuh kembang Anak;• pembinaan dan pembimbingan Anak; • proporsional; • perampasan kemerdekaan dan pemidanaan sebagai

upaya terakhir; dan • penghindaran pembalasan.

Perlindungan Anak

• Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hakhaknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

• demi terwujudnya anak Indonesia yangberkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.

Prinsip Perlindungan Anak

Kelangsungan Hidupdan tumbuh Kembang

Nondiskriminasi Partisipasi

Kepentingan terbaik bagi anak

Apong Herlina-Dirjenpas-19 Juli 2012

Sasaran Pengaturan

Sasaran Pengaturan adalah anak yang berhadapan dengan hukum (ABH ), yakni :

• Anak yang berkonflik dengan hukum/ Pelaku

• Anak yang menjadi korban tindak pidana (Anak Korban) dan

• Anak yang menjadi saksi tindak pidana (Anak Saksi ).

Usia Pertanggung Jawaban Pidana

1. Usia pertanggung jawaban pidana Anak sekurang-kurangnya 12 tahun

2. batasan usia anak yang bisa dikenakan penahanan sekurang-kurangnya 14 tahundan

3. Batas usia anak yang dapat dijatuhi pidana adalah sekurang-kuarangnya 14 tahun.

Anak belum berumur 12 Pelaku TP• Dalam hal Anak belum berumur 12 (dua belas) tahun

melakukan atau diduga melakukan tindak pidana, Penyidik, Pembimbing , dan Pekerja Sosial Profesional mengambil keputusan untuk:

a. menyerahkannya kembali kepada orang tua/Wali;b. mengikutsertakannya dalam program pendidikan,

pembinaan, dan pembimbingan di instansi pemerintah atau LPKS di instansi yang menangani bidang kesejahteraan sosial, baik di tingkat pusat maupun daerah, paling lama 6 (enam) bulan.

• Keputusan tsb ditetapkan oleh Pengadilan• LPKS wajib menyampaikan laporan perkembangan anak ke

BAPAS

Paradigma

Sistem Peradilan Pidana Anak

• Wajib mengutamakan pendekatan Keadilan Restoratif (Ps.5)

• Wajib diupayakan Diversi (Ps.5)

Proses Diversi dilakukan

melalui musyawarah berdasarkan

pendekatan Keadilan Restoratif. (Ps. 8)

Keadilan Restoratif

• adalah penyelesaian perkara tindak pidana dengan melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang terkait untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan pemulihan kembali pada keadaan semula, dan bukan pembalasan (Ps. 1 UUSPPA)

• Proses Diversi dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan Anak dan orang tua/Walinya, korban dan/atau orang tua/Walinya, Pembimbing Kemasyarakatan, dan Pekerja Sosial Profesional / Tenaga Kesejateraan Sosial berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif. (Ps. 8)

• Kesepakatan Diversi harus mendapatkan persetujuan korban dan/atau keluarga Anak Korban serta kesediaan Anak dan keluuarganya , kecuali :

• a. Tindak pidana berupa pelanggaran

• b. Tindak pidana ringan

• c. Tindak pidana tanpa korban

• d. Nilai kerugian tidak lebih dari UMP setempat

Diversi

• Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara Anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana. (Ps.1 UUSPPA)

• Diversi wajib diupayakan :

• Pada tingkat penyidikan,

• penuntutan, dan

• Pemeriksaan di pengadilan negeri

SANKSI ADMTIF

Tujuan Diversia. mencapai perdamaian antara korban dan Anak

(pelaku);

b. menyelesaikan perkara Anak di luar proses peradilan;

c. menghindarkan Anak dari perampasan kemerdekaan;

d. mendorong masyarakat untuk berpartisipasi; dan

e. menanamkan rasa tanggung jawab kepada Anak.

Syarat diversia. Tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara

di bawah 7 (tujuh) tahun; dan

b. bukan merupakan pengulangan tindak pidana.

Proses Diversi wajib memperhatikan: (Ps.8)

a. kepentingan korban; (apabila korbannya anak , Ps.89-91)

b. kesejahteraan dan tanggung jawab Anak;

c. penghindaran stigma negatif;

d. menghindaran pembalasan;

e. keharmonisan masyarakat; dan

f. kepatutan, kesusilaan, dan ketertiban umum.

Pertimbangan Diversi (Ps.9)

• Kategori tindak pidana

• Usia Anak

• Hasil penelitian kemasyarakatan dari Bapas

• Laporan sosial anak saksi dan anak korban dari

Peksos atau Teksos (Ps.27) hak saksi dan korban

(Ps. 89, 90,91)

• Kerugian yang ditimbulkan;

• Dukungan lingkungan keluarga dan masyarakat.

Proses Diversi

• Proses Diversi dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan Anak dan orang tua/Walinya, korban dan/atau orang tua/Walinya, Pembimbing Kemasyarakatan, dan Pekerja Sosial Profesional / Tenaga Kesejateraan Sosial berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif. (Ps. 8)

Penyidikan (Ps.27)

• Penyidik wajib meminta pertimbangan atau saran dari Pembimbing Kemasyarakatan setelah tindak pidana dilaporkan atau diadukan.

• Penyidik dapat meminta pertimbangan atau saran dari ahli pendidikan, psikolog, psikiater, tokoh agama, Pekerja Sosial Profesional atau Tenaga Kesejahteraan Sosial, dan tenaga ahli lainnya.

• Penyidik wajib meminta laporan sosial dari Pekerja Sosial Profesional atau Tenaga Kesejahteraan Sosial setelah tindak pidana dilaporkan atau diadukan apabila ada Anak Korban dan Anak Saksi,.

Upaya Diversi (12,29)• Penyidik wajib mengupayakan Diversi

dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari setelah penyidikan dimulai.

• Proses Diversi / musyawarah dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya Diversi.

• Apabila Diversi gagal, Penyidik wajib melanjutkan penyidikan dan melimpahkan perkara ke Penuntut Umum dengan melampirkan berita acara Diversi dan laporan penelitian kemasyarakatan.(29)

Diversi berhasil mencapai kesepakatan

• Apabila berhasil mencapai kesepakatan, Penyidik menyampaikan berita acara Diversi beserta Kesepakatan Diversi kepada ketua pengadilan negeri dalam waktu 3 hari setelah ada kesepakatan .

• dalam 3 hari Pengadilan Negeri membuat penetapan.

• penetapaan disampaikan kepada PK bapas, Penyidik, JPU atau Hakim dalam waktu 3 hari sejak ditetapkan.

• Penyidik menerbitkan Penetapan penghentian penyidikan , JPU menerbitkan penetapan penghentian penuntutan.

• Dalam hal kesepakatan Diversi tidak dilaksanakan dalam waktu yang ditentukan, Pembimbing Kemasyarakatan segera melaporkannya kepada pejabat yang bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

• (4) Pejabat yang bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari.

• Di JPU atau Pengadilan Proses hampir sama.

Diversi oleh Kepolisian

Tindak pidana

Upaya Diversi

Para pihak setuju Diversi

Proses diversi

Kesepakatan Diversi

Penetapan Pengadilan

Pelaksanaan Diversi

Diversi oleh Kejaksaan

Tindak pidana

Upaya Diversi

Para pihak tidak setuju

Diversi

Penyidikan berlanjut

Diserahkan ke Kejaksaan

Kejaksaan upayakan

Diversi

Para pihak setuju

Proses Diversi

Kesepakatan Diversi

Diversi oleh Pengadilan

Tindak pidana

Upaya Diversi

Gagal di Penyidikan & Penuntutan

Ke Pengadilan

Diversi di Pengadilan

Kesepakatan

Diversi

Penetapan Pengadilan

Implementasi Diversi

Kesepakatan Diversi (ps.9)

• Kesepakatan Diversi harus mendapatkan persetujuan korban dan/atau keluarga Anak Korban serta kesediaan Anak dan keluarganya, kecuali :

• a. Tindak pidana berupa pelanggaran

• b. Tindak pidana ringan

• c. Tindak pidana tanpa korban

• d. Nilai kerugian tidak lebih dari UMP setempat

Hasil Kesepakatan Diversi (11)• Antara lain dapat berbentuk:

a. pengembalian kerugian dalam hal ada korban;

b. rehabilitasi medis dan psikososial;

c. penyerahan kembali kepada orang tua/Wali;

d. keikutsertaan dalam pendidikan atau pelatihan di lembaga pendidikan atau LPKS paling lama 3 (tiga) bulan; atau

e. pelayanan masyarakat paling lama 3 (tiga) bulan.

Pengawasan Diversi

• Pengawasan atas proses Diversi dan pelaksanaan kesepakatan yang dihasilkan berada pada atasan langsung pejabat yang bertanggung jawab di setiap tingkat pemeriksaan dan PK Bapas (ps.14)

Pendampingan,Pembimbingan

• Selama proses Diversi berlangsung sampai dengan kesepakatan Diversi dilaksanakan, Pembimbing Kemasyarakatan dan Pekerja Sosial wajib melakukan pendampingan, pembimbingan (Ps.14, Ps.68)

Tugas Peksos dan TKS (PS.68)

• Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosialbertugas:

a. membimbing, membantu, melindungi, dan mendampingi Anak dengan melakukan konsultasi sosial dan mengembalikan kepercayaan diri Anak;

b. memberikan pendampingan dan advokasi sosial; c. menjadi sahabat Anak dengan mendengarkan pendapat

Anak dan menciptakan suasana kondusif; d. membantu proses pemulihan dan perubahan perilaku

Anak; e. membuat dan menyampaikan laporan kepada Pembimbing

Kemasyarakatan mengenai hasil bimbingan, bantuan, dan pembinaan terhadap Anak yang berdasarkan putusan pengadilan dijatuhi pidana atau tindakan;

f. memberikan pertimbangan kepada aparat penegak hukum untuk penanganan rehabilitasi sosial Anak;

g. mendampingi penyerahan Anak kepada orang tua, lembaga pemerintah, atau lembaga masyarakat; dan

h. melakukan pendekatan kepada masyarakat agar bersedia menerima kembali Anak di lingkungan sosialnya.

• Juga berlaku bagi Anak korban dan Anak saksi.

Dalam melaksanakan tugasnya, Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga

Kesejahteraan Sosial mengadakan koordinasi

dengan Pembimbing Kemasyarakatan.

Penanganan ABH

variabel Penanganan ABH, yaitu :

1. Penyelesaian perkara anak

2. Perlindungan dari kerentanan anak (vulnerability),

3. Rehabilitasi dan reintegrasi anak

4. Pemenuhan kebutuhan dasar akan pemeliharaan (care)

Penahanan Ps. 32• Penahanan terhadap Anak tidak boleh dilakukan

apabila ada jaminan dari orang tua/Wali dan/atau lembaga bahwa Anak tidak akan melarikan diri, tidak akan menghilangkan atau merusak barang bukti, dan/atau tidak akan mengulangi tindak pidana.

• Penahanan terhadap Anak hanya dapat dilakukan dengan syarat sebagai berikut:

a. Anak telah berumur 14 (empat belas) tahun atau lebih; dan

b. diduga melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana penjara 7 (tujuh) tahun atau lebih.

• Anak yang di tahan ditempatkan di LPAS

Lama Penahanan

Lembaga Jumlah hari

POLISI 7 + 8

JPU 5 + 5

HAKIM PN 10 + 15

HAKIM BANDING 10 + 15

HAKIM KASASI 15 + 20

Penahanan

• Pasal 39 Dalam hal jangka waktu penahanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (3), Pasal 34 ayat (3), Pasal 35 ayat (3), Pasal 37 ayat (3), dan Pasal 38 ayat (3) telah berakhir, petugas tempat Anak ditahan harus segera mengeluarkan Anak demi hukum.

• Sanksi :

Petugas LPAS SANKSI ADMTIF

Penyidik dan JPU Pidana penjara maksimal 2 tahun

Sanksi Pidana

(1) pidana pokok bagi anak terdiri atas:A. Pidana peringatan;B. Pidana dengan syarat: 1.Pembinaan di luar lembaga;

2. Pelayanan masyarakat; atau3. Pengawasan.

C. Latihan kerja;D. Pembinaan dalam lembaga; danE. Penjara.

(2) pidana tambahan terdiri atas:A. Perampasan keuntungan yang diperolehB. Pemenuhan kewajiban adat

Tindakan

a. pengembalian kepada orang tua atau orang tua asuh;

b. penyerahan kepada pemerintah;

c. penyerahan kepada seseorang;

d. perawatan di rumah sakit jiwa;

e. perawatan di lembaga;

f. kewajiban mengikuti suatu pendidikan formal dan/ atau latihan yang diadakan oleh pem/badan swasta;

g. pencabutan surat izin mengemudi;

h. perbaikan akibat tindak pidana; dan/atau

i. pemulihan.

PENDIDIKAN DAN LATIHAN

– PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI PENEGAK HUKUM DAN PIHAK TERKAIT SECARA TERPADU.

– PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DILAKUKAN PALING SINGKAT 120 jam.

– PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DIKOORDINASIKAN OLEH KEMENTERIAN YANG MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG HUKUM.

PERAN SERTA MASYARAKAT

Masyarakat berperan serta dalam pelindungan Anak mulai dari pencegahan sampai dengan reintegrasi sosial:a. menyampaikan laporan terjadinya pelanggaran hak Anak

kepada pihak yang berwenang;b. mengajukan usulan mengenai perumusan dan kebijakan

yang berkaitan dengan Anak;c. melakukan penelitian dan pendidikan mengenai Anak;d. berpartisipasi dalam penyelesaian perkara Anak melalui

Diversi dan dan pendekatan Keadilan Restoratif;e. berkontribusi dalam rehabilitasi dan reintegrasi sosial Anak

melalui organisasi kemasyarakatan;f. melakukan pemantauan terhadap kinerja aparat penegak

hukum dalam penanganan perkara Anak; ataug. melakukan sosialisasi mengenai hak Anak serta peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan Anak.

KOORDINASI, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI

• KOORDINASI DILAKUKAN DALAM RANGKA SINKRONISASI PERUMUSAN KEBIJAKAN MENGENAI LANGKAH PENCEGAHAN, PENYELESAIAN ADMINISTRASI PERKARA, REHABILITASI, DAN REINTEGRASI SOSIAL.

• PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DILAKUKAN OLEH KPP&PA DAN KPAI

IMPLIKASI SARANA DAN PRASARANA

• REGISTER KHUSUS UNTUK ABH DISETIAP INSTANSI

• RUANG PENEMPATAN KHUSUS ANAK

• LEMBAGA PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (LPKS)

• LEMBAGA PENEMPATAN ANAK SEMENTARA (LPAS)

• RUANG SIDANG DAN RUANG TUNGGU SIDANG ANAK

• LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA)

• BAPAS

INFRASTRUKTUR• DALAM WAKTU PALING LAMA 5 (LIMA) TAHUN SETELAH

DIBERLAKUKANNYA UNDANG-UNDANG INI:

– SETIAP KANTOR KEPOLISIAN WAJIB MEMILIKI PENYIDIK;– SETIAP KEJAKSAAN WAJIB MEMILIKI PENUNTUT UMUM;– SETIAP PENGADILAN WAJIB MEMILIKI HAKIM;

– KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA WAJIB MEMBANGUN KANTOR BAPAS DI KABUPATEN/KOTA;

– KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA WAJIB MEMBANGUN LPKA DAN LPAS DI PROVINSI; DAN

– KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA WAJIBMEMBANGUN. LEMBAGA PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (KAB/KOTA)

• KEWAJIBAN PEMBENTUKAN KANTOR BAPAS DAN LEMBAGA PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DIKECUALIKAN DALAM HAL LETAK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA BERDEKATAN

Terima Kasih