Sindrom steven johnson (ssj)

Post on 04-Jul-2015

2.411 views 3 download

Transcript of Sindrom steven johnson (ssj)

Sindrom Steven-

Johnson (SSJ) Disusun Oleh:

Panna Putri Isworo

Lailia Fatin

Purnama Syawal P.

PENGERTIAN

Sindrom Steven-Johnson (SSJ) pertama diketahuipada 1922 oleh dua dokter yaitu dr. Stevens dan dr.Johnson, merupakan reaksi buruk yang sangat gawatterhadap obat. Efek samping obat ini mempengaruhi kulit,terutama selaput mukosa. Juga ada efek samping yanglebih buruk, yang disebut sebagai Nekrolisis EpidemisToksik (Toxic Epidermal Necrolysis/ TEN). Ada juga yangringan, disebut Eritema Multiforme Mayor.

Sindrom Steven Johnson adalah sindrom kelainan kulitberupa eritema, vesikel/bula, dapat disertai purpura yangmengenai kulit, selaput lender di orifisium dan mata dengankeadaan umum bervariasi dari baik sampai buruk. (KapitaSelekta Kedokteran, 2000 : 136 )

ETIOLOGI

Alergi obat (misalnya penisilin, analgetik, anti piuretik)

SthreptomicineSulfonamideTetrasiklinDerifat, salisil, metamizol,metampironKloepromazinKarbamazepinKirin AntipirinTegretol

Infeksi mikroorganisme (bakteri, virus, jamur danparasit)

Factor fisik (sinar matahari, radiasi, sinar-X)

PATWAY

PATWAY

MENIFESTASI KLINIS

• Kulit: Eritema, vesikel dan bulaVesikel dan bula pecah erosi

• Kelainan selaput lendir orifisum, yang tersering ialah mukosa mulut . Lesi awalberupa vesikel di bibir, lidah, danmukosa pecah erosi ekskoriasi, eksudasi, krusta kehitaman, danpembentukan pseudomemembran.

• Kelainan mata (80%), yang terseringkonjungtifitas.

PEMERIKSAAN

PENUNJANG

•Kultur darah

•Pemeriksaan darah lengkap

•Imonohistokimia

•Biopsi kulit

•Histopatologi

• Kortikosteroid

Bila keadaan umum baik dan lesi tidak menyeluruh

cukup di obati dengan prednison 30-40 mg/hari.

Pasien steven jhonson berat harus segera di rawat

dan diberi deksametason 6x5mg intravena.

• Antibiotika

• Infus. Pengaturan keseimbangan cairan atau

elektrolit dan nutrisi sangat penting karena pasien

sukar atau tidak dapat menelan akibat lesi di mulut

dan tenggorokan serta kesadaran dapat menurun.

• Terapi topikal untuk lesi dimulut dapat berupa

kenalog in orabase. Untuk lesi di kulit yang erosit

dapat di berikan sofratulle atau krim sulfadiazin.

PENATALAKSANAAN

KOMPLIKASI

Oftalmologi – ulserasi kornea, uveitis anterior,

panophthalmitis, kebutaan

Gastroenterologi – esophageal strictures

Genitourinaria – nekrosis tubular ginjal, gagal

ginjal, penile scarring, stenosis vagina

Pulmonary – pneumonia

Kutaneus – timbulnya jaringan parut dan

kerusakan kulit permanen, infeksi kulit sekunder

Infeksi sitemik, sepsis

Kehilangan cairan tubuh, shock

PENGKAJIAN

Identitas pasien

Riwayat kesehatan : riwayat alergi, reaksi alergi terhadap makanan,

obat serta zat kimia, masalah kulit sebelumnya dan riwayat kanker

kulit.

Alasan Masuk RS: klien mengeluh nyeri seperti panas terbakar

Riwayat penyakit sekarang

PF : klien mengalami eritema, vesikel, bula dan terjadi purpura.

Pada pemeriksaan mata, didapatkan kelainan mata kongjungtivitis

parulen, perdarahan, ulkus kornea.

PENGKAJIAN

Pola fungsional

• Pola nutrisi : Pada klien dengan Steven Johnson, biasanya

mengalami penurunan nafsu makan, sariawan pada mulut,

dan kesulitan menelan.

• Pola aktivitas – latihan. Klien dengan Steven Johnson biasanyatampak gelisah dan merasa lemas, sehingga sulit untukberaktifitas.

• Pola istirahat – tidur. Klien dengan Steven Johnson, akanmengalami kesulitan untuk tidur dan istirahat karena nyeriyang dirasakan, rasa panas dan gatal-gatal pada kulit.

• Pola kognitif – persepsi. Klien dengan Steven Johnson akanmengalami kekaburan pada penglihatannya, serta rasa nyeridan panas di kulitnya

1) Gangguan rasa nyaman, nyeri berhubungan dengan inflamasi

pada kulit

2) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi

dermal dan epidermal

3) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan kesulitan menelan

4) Gangguan intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan fisik

5) Gangguan persepsi sensori : kurang penglihatan

berhubungan dengan konjungtifitis

DIAGNOSA

INTERVENSI & IMPLEMENTASI

• DX 1: Gangguan rasa nyaman,

nyeri b.d inflamasi pada kulit

• Tujuan : Nyeri berkurang atau

terkontrol

• KH : Melaporkan nyeri berkurang,

Menunjukan ekspresi wajah/postur

tubuh rileks

• Intervensi :

Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi

dan intensitasnya.

• Rasional : nyeri hampir selalu ada

pada beberapa derajat beratnya

keterlibatan jaringan

Berikan tindakan kenyamanan

dasar ex: pijitan pada area yang

sakit.

• Rasional : meningkatkan

relaksasi, menurunkan tegangan

otot dan kelelahan umum.

Panatu TTV

• Rasional : metode IV sering

digunakan pada awal untuk

memaksimalkan efek obat

Berikan analgetik sesuai indikasi

• Rasional : menghilangkan rasa

nyeri.

INTERVENSI & IMPLEMENTASI• DX 2: Gangguan integritas kulit b.d.

inflamasi dermal dan epidermal

• Tujuan : diharapkan inflamasi dermal

dan epidermal berkurang

• KH: menunjukkan kulit dan jaringan

kulit yang utuh

• Intervensi:

Observasi kulit setiap hari catat turgor

sirkulasi dan sensori serta perubahan

lainnya yang terjadi.

• Rasional: mengetahui keadaan

inflamasi kulit pasien.

Gunakan pakaian tipis dan alat tenun

yang lembut

• Rasional: menurunkan iritasi

garis jahitan dan tekanan dari

baju, membiarkan insisi terbuka

terhadap udara meningkat proses

penyembuhan dan menurunkan

resiko infeksi

Jaga kebersihan alat tenun

• Rasional: untuk mencegah

infeksi

Kolaborasi dengan tim medis

dalam terapi

• Rasional: untuk mencegah

infeksi lebih

INTERVENSI & IMPLEMENTASI• Dx 4: Gangguan intoleransi aktivitas

b.d. kelemahan fisik

• KH: klien melaporkan peningkatan

toleransi aktivitas

• Intervensi:

Kaji respon individu terhadap aktivitas

• Rasional: mengetahui tingkat

kemampuan individu dalam pemenuhan

aktivitas sehari-hari.

Bantu klien dalam memenuhi aktivitas

sehari-hari dengan tingkat keterbatasan

yang dimiliki klien

• Rasional: energi yang dikeluarkan lebih

optimal

Jelaskan pentingnya pembatasan

pengeluaran energy

• Rasional: energi penting untuk

membantu proses penyembuhan

Libatkan keluarga dalam

pemenuhan aktivitas klien

• Rasional: klien mendapat

dukungan psikologi dari keluarga

INTERVENSI & IMPLEMENTASI• Dx 5: Gangguan persepsi sensori:

kurang penglihatan b.d konjungtifitis

• Tujuan : Kooperatif dalam tindakan

• KH :

o Kooperatif dalam tindakan

o Menyadari hilangnya

pengelihatan secara permanen

• Intervensi:

Kaji dan catat ketajaman pengelihatan

• Rasional: Menetukan kemampuan

visual

Kaji deskripsi fungsional apa

yang dapat dilihat/tidak.

Sesuaikan lingkungan dengan

kemampuan pengelihatan:

Rasional: Meningkatkan self care

dan mengurangi ketergantungan.

EVALUASI

• Inflamasi dermal dan epidermal berkurang

• Nyeri berkurang / terkontrol

• Kebutuhan nutrisi terpenuhi

• Tidak terjadi komplikasi

• Peningkatan toleransi aktivitas