Post on 01-Feb-2016
description
Siapa Lukminto, Juragan Batik Pemilik SritexSABTU, 08 FEBRUARI 2014 | 05:32 WIB
Perintis pabrik textil Sritex, Lukminto. Tempo/Andry Prasetyo.
TEMPO.CO , Jakarta: Muhammad Lukminto, pendiri dan pemilik PT Sritex, meninggal
dunia di Singapura pada Rabu, 5 Februari 2014. Pukul 21.40 waktu Singapura, ia
mengembuskan nafas terakhirnya.
Orang yang dijuluki sebagai raja batik itu dulunya hanya seorang pedagang di Pasar
Klewer, Solo, Jawa Tengah. Ia mulai berbisnis tekstil sejak usia 20 tahun, tepatnya pada
tahun 1966. Usai peristiwa G30S-PKI, pemerintah Orde Baru melarang segala sesuatu
yang berhubungan dengan etnis Cina. (Baca juga : unga Duka Jokowi Hingga Prabowo
Buat Lukminto)
Akibat kebijakan itu, Lukminto yang kala itu masih duduk di kelas 2 SMA Chong Hua
Chong Hui yang berbasis Cina harus berhenti sekolah. Sekolah Lukminto ditutup. Ia
akhirnya mengikuti jejak kakaknya Ie Ay Djing atau Emilia yang telah lebih dulu
berdagang di Pasar Klewer.
Orang tua Lukminto, memberikan modal Rp 100 ribu. Uang tersebut terbilang besar
pada waktu itu. Dari modal itu, dia membeli kain belaco di Semarang dan Bandung.
Kemudian menjualnya di Pasar Klewer, Pasar Kliwon dan sejumlah pabrik batik
rumahan dengan berkeliling sejak pagi hingga petang. (Lihat juga : Lukminto, Bos Sritex,
Dimakamkan 10 Hari Lagi )
Dari hasil berjualan keliling, pada Tahun 1967, Lukminto berhasil membeli dua buah kios
di Pasar Klewer. Sejak mengembangkan toko itu lah, bisnis Lukminto makin
berkembang.
Lukminto mulai mengembangkan industri tekstil pada tahun 1972 dengan mendirikan
pabrik pertamanya di Semanggi Solo.
Pada sekitar tahun 1980-an, ia merelokasi dan membangun pabrik tekstil ke Desa Jetis,
Sukoharjo dengan nama PT Sri Rejeki Isman atau sekarang lebih dikenal dengan
sebutan PT Sritex. Dari lahan awal seluas 10 hektare, terus bertambah 65 hektare dan
kini sudah mencapai 100 hektare lebih. (Berita terkait : Pendiri Sritex, Muhammad
Lukminto, Meninggal Dunia)
Pada Tanggal 3 Maret 1992, pabrik tersebut diresmikan Presiden Soeharto bersama
275 pabrik aneka industri lainnya di daerah Surakarta. Pada tahun itu juga Sritex mulai
menggarap tekstil militer dalam negeri. Saat itu Sritex diminta menjadi penyedia logistik
ABRI dalam bidang pengadaan seragam prajurit.
Sukses menggarap pasar dalam negeri, di tahun itu pula Sritex mencoba menembus
Eropa. Kala itu German Army yang menjadi bidikan utamanya. Hingga akhirnya German
Army mengakui kualitas seragam buatan PT Sritex.
Lukminto yang pernah memiliki nama Seger Waras ini resmi mengubah nama menjadi
Haji Muhammad Lukminto sejak menunaikan ibadah haji pada 1994.
Perusahaan yang didirikan oleh suami dari Sie Lee Hwie (Susyana) ini telah dicatatkan
di pasar modal pada 17 Juni 2013. Emiten berkode SRIL ini melepas 5,6 miliar saham
ke publik dengan harga penawaran Rp240 per saham.
Profil H. Muhammad Lukminto
Nama Asli : Ie Djie Shin
Lahir : Kertosono, 1 Juni 1946
Istri : Sie Lee Hwie (Susyana)
Orangtua: Djie Sing You dan Tan Pik Giok
Anak :
1. Vonny Imelda Lukminto
2. Iwan Setiawan Lukminto
3. Lenny Imelda Lukminto
4. Iwan Kurniawan Lukminto
5. Margaret Imelda Lukminto
Pendidikan :
* Sekolah Rakyat di Kediri
* SMP di Kediri
* SMA Chong Hua Chong Hui (sampai Kelas II)
Karir :
- Presiden Direktur PT Sritex (2006-sekarang)
- Dirut PT Griya Asri Hidup Abadi (2005-sekarang)
- Vice Presidnet Director PT Sritex (1999-2005)
- Asisten Direktur PT Sritex (1997-1998)
Penghargaan :
1. Penghargaan Muri atas penyedia seragam angkatan bersenjata di dunia dengan
jumlah terbanyak, 16 negara, 2007
2. Penghargaan Muri atas pemrakasa dan penyelanggara pembuatan desain kain ter-
banyak sebanyak 300.000 desain, 2007
3. Penghargaan Muri atas perusahaan yang melaksanakan upacara bendera pada tang-
gal 17 setiap bulan.