Post on 10-Aug-2015
description
UJIAN AKHIR SEMESTER
BAHASA INDONESIA
Rokok sebagai Pemicu Osteoporosis
Disusun oleh :
Isma Dewi Masithah (125070100111034)
PD-A
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya baik
langsung pada rokok maupun menggunakan pipa. Rokok merupakan benda yang
sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang
sangat umum dan meluas di masyarakat tetapi kebiasaan merokok sulit dihilangkan
dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk.
Perilaku perokok dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk
diri sendiri maupun disekelilingnya. Dilihat dari sisi individu yang bersangkutan, ada
beberapa riset yang mendukung pernyataan tersebut, dilihat dari sisi kesehatan.
Pengaruh bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin,CO (karbon monoksida),
dan tar akan memacu kerja dari susunan saraf pusat dan susunan saraf simpatik
sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah
cepat. Selain itu, salah satu dampak merokok yang belum banyak diketahui oleh
masyarakat adalah kesehatan tulang belakang yang terganggu. Merokok dapat
menurunkan kualitas hidup seseorang, karena tulang menjadi tidak kuat dan rapuh.
Meningkatkan potensi terjangkit penyakit tulang belakang. Merokok mengurangi
aliran darah ke punggung dan dapat memperlemah cakram antar ruas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang peneliti, maka rumusan permasalahan yang
diajukan adalah bagaimana dampak merokok bagi kesehatan tulang belakang?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak
merokok bagi kesehatan tulang belakang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi rokok.
Rokok adalah suatu produk yang dihasilkan dengan memotong daun –daun
tembakau secara sempurna yang digulung atau diisi ke dalam suatu silinder yang
disebut paper wrapped (secara umum kurang dari 120 mm panjangnya dan 10 mm
garis tengah). Rokok dinyalakan dari awal hingga akhir dan dibiarkan membara lalu
dihisap hingga keluar asapnya. Pada umumnya rokok memakai penyaring atau filter.
Rokok dihisap langsung melalui mulut, tetapi ada juga yang dinyalakan dengan suatu
pipa rokok.
B. Kandungan Rokok
Setiap kali menghirup asap rokok, baik sengaja atau tidak, berarti juga
mengisap lebih dari 4.000 macam racun diantaranya bahan radioaktif (polonium-201)
dan bahan bahan yang digunakan dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia),
racun serangga (DDT), gas beracun (hydrogen cyanide). Bagaimanapun, racun paling
penting adalah Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida.
C. Bahaya Rokok
Kerugian yang ditimbulkan rokok sangat banyak bagi kesehatan. Tapi sayangnya
masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Dalam asap rokok
terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang
bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik.
Tar mengandungi sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui
menjadi penyebab kanser (karsinogen). Bahan seperti benzopyrene yaitu sejenis
policyclic aromatic hydrocarbon (PAH) telah lama disahkan sebagai agen yang
memulakan proses kejadian kanser.
Nikotin turut menjadi punca utama risiko serangan penyakit jantung dan
stroke. Hampir satu perempat mangsa sakit jantung adalah hasil punca dari tabiat
merokok. Di Malaysia, sakit jantung merupakan menyebab utama kematian
sementara strok adalah pembunuh yang keempat.
Karbon Monoksida adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh ekzos
kenderaan. Gas ini menjejaskan bekalkan oksigen ke tisu-tisu hingga menjadi terencat
dan akhirnya menyebabkan maut sekiranya paras karbon monoksida di dalam badan
melebihi 60%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di England, 120.000 orang meninggal
akibat merokok setiap tahunnya. Dan semakin muda seseorang mulai merokok, maka
semakin besar pula kemungkinan mereka mendapat masalah kesehatan di hari
berikutnya. Salah satu dampak kesehatan merokok adalah terganggunya fungsi tulang
belakang.
D. Nyeri Tulang Belakang
Merokok menurunkan kualitas hidup seseorang, karena tulang menjadi tidak
kuat dan rapuh. Memudahkan mendapatkan penyakit tulang belakang. Membuat
hormon menjadi abnormal. Membuat kehilangan tenaga dan mudah capek. Merokok
mengurangi aliran darah ke punggung dan dapat memperlemah cakram antar ruas.
Nikotin mengakibatkan aliran darah pada bantalan antar tulang punggung berkurang.
Nikotin adalah alkolid toksis yang terdapat dalam tembakau. Sebatang rokok
umumnya berisi 1-3 mg nikotin.
Pada dasarnya timbulnya rasa sakit adalah karena terjadinya tekanan pada
susunan saraf tepi daerah pinggang (saraf terjepit). Jepitan pada saraf ini dapat terjadi
karena gangguan pada otot dan jaringan sekitarnya, gangguan pada sarafnya sendiri,
kelainan tulang belakang maupun kelainan di tempat lain.
Penyebab low back pain bermacam-macam dan multifaktor. Di antaranya
dapat disebut:
1. Kelainan Konginetal
2. Trauma dan Gangguan mekanis
3. Radang (Inflamasi)
4. Tumor (Neoplasma)
5. Gangguan Metabolik
6. Psikis
E. Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu keadaan dimana terdapat pengurangan jaringan
tulang perunit volume dan perubahan mikroarsitektur tulang, sehingga tidak mampu
melindungi dan mencegah terjadinya fraktur terhadap trauma minimal. Patogenesis
osteoporosis adalah multifaktorial termasuk genetik, hormonal seperti menurunnya
kadar estrogen pada wanita pascamenopause, dan factor lingkungan yang
mengakibatkan osteoporosis sekunder. Beberapa factor risiko perlu mendapat
perhatian untuk mendeteksi kemungkinan osteoporosis seperti penggunaan
kortikosteroid, perokok berat, kurang aktifitas atau akibat penyakit lain seperti
sindroma Cushing, hipertiroidisme.
Osteoporosis dapat terjadi pada seorang perokok berat, hal ini terjadi karena
nikotin yang terdapat dalam tembakau merupakan faktor risiko terjadinya
osteoporosis, meskipun mekanismenya belum jelas diketahui tetapi nikotin dapat
meningkatkan ekspresi kalsium melalui urine maupun tinja. Nikotin juga dapat
menginduksi eksrpesi osteopontin protein matriks tulang yang menunjukkan 2 efek
toksik nikotin terhadap sel-sel tulang, disamping itu nikotin menghambat absorpsi
kalsium.
Lorentzon dkk dalam penelitiannya pada perokok yang berumur 18-20 tahun,
mendapatkan bahwa densitas mineral tulang pada perokok secara bermakna lebih
rendah dibanding dengan yang bukan perokok, baik pada total body (2,1%), vertebra
lumbal (-4,3%), leher femoris (-5, 3%), dan trokhanter (6,6%),disamping itu
ketebalan korteks tulang pada perokok lebih rendah 2,9%, dan endosteal
circumference yang lebih besar 4,5%.
BAB III
KESIMPULAN
Rokok adalah suatu produk yang dihasilkan dengan memotong daun –daun
tembakau secara sempurna yang digulung atau diisi ke dalam suatu silinder yang
disebut paper wrapped (secara umum kurang dari 120 mm panjangnya dan 10 mm
garis tengah). Kerugian yang ditimbulkan rokok sangat banyak bagi kesehatan. Tapi
sayangnya masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Dalam asap
rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin
yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di England, 120.000 orang meninggal
akibat merokok setiap tahunnya. Salah satu dampak kesehatan merokok adalah
terganggunya fungsi tulang belakang. Merokok menurunkan kualitas hidup
seseorang, karena tulang menjadi tidak kuat dan rapuh. Memudahkan mendapatkan
penyakit tulang belakang. Merokok mengurangi aliran darah ke punggung dan dapat
memperlemah cakram antar ruas. Nikotin mengakibatkan aliran darah pada bantalan
antar tulang punggung berkurang. Selain itu, Osteoporosis dapat terjadi pada seorang
perokok berat, hal ini terjadi karena nikotin yang terdapat dalam tembakau
merupakan faktor risiko terjadinya osteoporosis, meskipun mekanismenya belum
jelas diketahui tetapi nikot in dapat meningkatkan ekspresi kalsium melalui urine
maupun tinja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dedi Dwitagama. 2007. Kandungan Rokok. (Online), http://dedidwitagama-
wordpres. Diakses tanggal 21 Desember 2012.
2. Imam Wahyudiyanto. 2010. Gencarnya Iklan Rokok Membuat Jumlah Perokok
Pemula Meningkat. (Online), http://surabaya.detik.com/. Diakses tanggal 22
Desember 2012.
3. Kanis JA. Definition, Epidemiology and Social Aspects of Osteoporosis. In The
Pathophysiology of Osteoporosis and Bone Disease.The second International
Training course on Osteoporosis f or Indust ry, Specialists and General
Practitioners. The University of Melbourne, May 1999
4. Lorentzon M, Mellstrom D, Haug E et al. Smoking Is Associated with Lower
Bone Miner al Density and reduced Cortical Thickeness in Young Men. J Clin
Endocrinol Metab 2007; 92: 497-503.
5. [Online] from http://repository.us u.ac.id/bitstream/1234567 89/21666 /4/Chapter
%20II .pdf. Diakses tanggal 22 Desember 2012
6. Syazilimustofa.2009. Bahaya Rokok. (Online)
http://blog.unila.ac.id/syazilimustofa. Diakses tanggal 21 Desember 2012.