BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Jenis Rokok Rokok ...
Rokok dan Aspek Hukumnya
-
Upload
arif-lawolo -
Category
Health & Medicine
-
view
1.141 -
download
6
description
Transcript of Rokok dan Aspek Hukumnya
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
Rokok dan Aspek Hukumnya
Kelompok II
AMRIANIARIF KRISTIAN
LAWOLOFREE AGUSTINA P SKHAIRANI FITRILUCI RIANI BR
GINTINGSRI ULINA BR BUKITSULIANI
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Hendrik L Blum, ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan,yakni perilaku, lingkungan,pelayanan kesehatan dan genetika.
Rokok adalah salah satu prodak tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabakum, Nikotiana Rustica dan spesies lain nya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.
Merokok merupakan salah satu perilaku yang mempengaruhi kesehatan
Penelitian Tentang Rokok
4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 43 jenis diantaranya bersifat karsinogenik
Menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru
Kebiasaan merokok meningkatkan risikotimbulnya berbagai penyakit.
Rokok Kematian akibat penyakit jantungiskemik
Tembakau/Rokok Pembunuh
Biaya langsung di tingkat rumah tangga
Biaya tidak langsung karena hilangnya produktifitas akibat kematian dini, sakit dan kecacatan
Rokok = Pemiskinan
Kebijakan Pemerintah Tentang Rokok
Undang Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah & Retribusi Daerah
Pajak Rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh Pemerintah
Pasal 94Hasil penerimaan Pajak Rokok diserahkan kepada kabupaten/kota sebesar 70%
Pasal 29Tarif Pajak Rokok ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari cukai rokok diperhitungkan dalam penetapan tarif cukai nasional.
•Pasal 31Penerimaan Pajak Rokok, baik bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh persen) untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003
Mengatur :1) Kandungan kadar nikotin dan
tar;2) Persyaratan produksi dan
penjualan rokok; 3) Persyaratan iklan dan promosi
rokok; 4) Penetapan kawasan tanpa
rokok.
Larangan kepada produsen untuk memproduksi rokok putih dalam kemasan kurang dari 20 batang.
Produsen rokok wajib menyertakan peringatan kesehatan, baik gambar maupun tulisan pada bagian atas kemasan, sisi lebar bagian depan dan belakang dengan luas 40%.
Tulisan untuk peringatan diawali dengan kata ‘Peringatan’ menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam, harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian atau seluruhnya.
Penggunaan gambar untuk peringatan itu harus dicetak berwarna.
Peraturan Pemerintah (PP) No.109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif
Pengujian kandungan kadar nikotin dan tar tidak berlaku pada rokok klobot, klembak menyan, cerutu dan tembakau iris.
Produsen wajib mencantumkan pernyataan, ‘Dilarang menjual atau memberi kepada anak berusia di bawah 18 tahun dan perempuan hamil’.
Pada samping sisi lain kemasan produk harus terdapat pernyataan, ‘Tidak ada batas aman’ dan ‘Mengandung lebih dari 4000 zat kimia berbahaya, serta lebih dari 43 zat penyebab kanker.
Produsen dilarang mencantumkan kata Light, Ultra Light, Mild, Extra Mild, Low Tar, Slim, Special, Full Flavour, Premium atau kata lain yang mengindikasikan kualitas, superioritas, rasa aman, dan pencitraan pada produk.
Peraturan Daerah
Peraturan Daerah Kota Palembang No. 7 Tahun 2009
Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 10 Tahun 2011
Peraturan Daerah Kota Bandung No. 3 Tahun 2005
Peraturan Daerah Kota Bogor No. 12 Tahun 2009
Pelaksanan Kebijakan
Depok, meskipun pemerintah Depok sudah memberlakukan Perda yang tegas tentang rokok, tetapi masyarakat nya tidak mengindahkan peraturan tersebut
Tangerang, kurang sosialisasinyakepada masyarakat tentanglarangan Perda rokok dankurangnya kawasan untukmerokok
Sumatera Utara, tidak adanya panutan dari aparat yang membuat kebijakan dimana aparat itu sendiri melanggar UU mengenai rokok.
Iklan, Promosi
dan Sponsor Rokok
Kurangnya
Sosialisasi
Faktor Ketagihan
Faktor Perilaku/ Pengaruh
Peraturan yang
kurang tegas dan
jelas
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Orang-orang merokok dimana
saja dan kapan saja
secara sistematis,Masih dan terus menerus mengkondisikan anak menjadi perokok pemula
Industri Rokok
Intervensi yang dapat dilakukan Pemerintah
Menaikkan Cukai RokokMemberikan gambar “mengerikan” pada
kemasan rokokBatasi IklanPendidikan tidak merokokPenerapan kawasan tanpa rokok :Peringatan kesehatan berbentuk gambar.tindakan tegas bagi yang melanggar
kebijakan