Post on 27-Jun-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit
terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau sipenerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota
keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia – sia jika
tidak dilanjutkan oleh keluarga dirumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat
signifikan.
Di dalam keluarga anak-anak mulai menerima pendidikan yang pertama dan
paling utama karena anak mengenal pendidikan di dalam keluarga, yaitu pendidikan
agama, cara bergaul dan hubungan interaksi dengan lingkungan (Ramadhan, 2008).
Dengan demikian pendidikan di dalam keluarga merupakan dasar dalam perkembangan
pendidikan anak berikutnya. Segala sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena ayah dan ibu merupakan pendidik
dalam kehidupan nyata (Suherman, 2000).
Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC
dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan,
Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei prevalensi
TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa
prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan
Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka
insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000kasus (256 kasus/100.000 penduduk),
dan 46% diantaranya diperkirakanmerupakan kasus baru.
Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3 penderita
terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakitatau klinik
pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangkuunit pelayanan
kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun. Penyakit TB
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besarkarena TB merupakan penyebab
kematian nomor dua terbesar di Indonesia. Pengobatan TBC harus dilakukan secara terus-
menerus tanpa terputuswalaupun pasien telah merasa lebih baik atau sehat. Pengobatan
yang terhentiditengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi resistendan TBC akan
sulituntuk disembuhkan dan membutuhkan waktu yang lebih lama maka butuh
keterlibatan anggota keluarga untuk mengawasi dan jika perlu menyiapkan obat.
Dukungan keluarga penderita sangat dibutuhkan untuk menuntaskan pengobatan agar
benar-benar tercapai kesembuhan
1.2 TUJUAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Tahap Perkembangan Keluarga
2.1.1 Pengertian Anak Prasekolah
Dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.
Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak
prasekolah dalam meningkatkan pertumbuhannya.
Prasekolah menurut The Nation Assocition for The Education of Young Childhood
(NAEYC). Early Childhood adalah anak yang berusia sejak lahir sampai dengan usia
delapan tahun. Batasan ini seringkali dipergunakan untuk merujuk anak yang belum
mencapai usia sekolah dan masyarakat menggunakanya sebagai tipe Prasekolah.
2.1.2 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah
Pada prosesnya anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan
berbagai kegiatan jasmani. Pada usia tiga tahun anak mampu melakukan berbagai
gerakan-gerakan yang telah bagus, seperti melempar, menaiki tangga dan berlari. Sebagai
orang tua dan guru harus memiliki potensi untuk mendorong perkembangan kognitif dan
motorik anak tersebut. Dengan demikian perlu adanya perencanaan pendidikan untuk
anak Prasekolah sehingga kognitif dan motorik anak dapat terarahkan dengan baik.
Untuk merancang pendidikan anak, para orang tua dan guru perlu berpikir agar tidak
terlalu banyak menuntut keterampilan di luar kemampuan anak. Setiap hari anak-anak
membutuhkan latihan kegiatan jasmani yang disertai kebugaran dan aktivitas yang tinggi,
tetapi kecendrungan anak saat ini lebih banyak melakukan kegiatan pasif seperti
menonton atau duduk diam di bangku atau kursi.
Dengan demikian perencanaan yang harus dilakukan guru dan orang tua untuk
mendorong perkembangan jasmani anak-anak antara lain:
- memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain
- menyediakan fasilitas yang merangsang pergerakan motorik kasar dan halus
2.2 Tahap Perkembangan Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with preschool)
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun
dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini terdiri dari 3-5 orang, dengan
posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra saudara laki-laki, dan putri saudara perempuan.
Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda. (Duvail & Miller, 1985)
Kehidupan keluarga selama tahap ini menjadi sibuk dan menuntut bagi orang tua.
Bagi orang tua yang memiliki tuntutan besar terhadap waktu mereka, mungkin ibu juga
bekerja, baik paruh waktu maupun penuh waktu. Meskipun demikian, menyadari bahwa
orang tua adalah arsitek keluarga yang merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga
(Satir, 1983), penting bagi mereka untuk menguatkan hubungan mereka singkatnya, menjaga
pernikahan tetap hidup baik. Hal ini sering menjadi masalah selama tahap kehidupan
keluarga tertentu (Olson et al.1983)
Anak prasekolah banyak belajar pada tahap ini, terutama di area kemandirian. Mereka
harus mencapai otonomi dan kemandirian yang cukup agar mampu menangani diri mereka
sendiri tanpa orang tua di berbagai tempat. Pengalaman di taman kanak-kanak, pusat
penitipan anak, atau program serupa lainnya adalah cara yang baik untuk membantu tipe
perkembangan ini. Program sekolah terstruktur terutama berguna untuk membantu orang tua
di pusat kota yang tinggal di komunitas dengan pendapatan yang rendah dan memiliki anak
prasekolah. Pusat penitipan bayi dan anak prasekolah yang dapat di peroleh dan memiliki
kualitas baik adalah sesuatu yang sulit jika mungkin berlokasi di sebagian besar komunitas.
Banyak keluarga dengan anggota keluarga tunggal berada dalam tahap siklus kehidupan
tertentu ini. Ahli demografi saat ini memperkirakan bahwa lebih dari setengah anak yang
lahir di tahun 1990-an akan mengeluarkan sedikitnya sebagian di masa kanak-kanak mereka
dirumah dengan orang tua tunggal (Kantrowitz & Wingert, 2001). Di antara keluarga dengan
orang tua tunggal tekanan peran menjadi orang tua dari anak prasekolah, dan peran lainnya
menjadi lebih besar.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut:
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan
rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus
terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga
lain dan lingkungan sekitar).
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak (tahap paling repot).
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval an Miller, 1985 tugas
perkembangan keluarga meliputi:
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: rumah, ruang bermain,
privasi, dan keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-
anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan
dan hubungan orang tua dan anak) serta diluar keluarga (keluarga besar dan
komunitas).
Masalah kesehatan fisik utama pada tahap ini adalah penyakit menular yang lazim
pada anak-anak, anak jatuh, luka, luka bakar, keracacunan, dan kecelakaan-kecelakaan lain.
Sedangkan masalah psikososial keluarga yang utama adalah :
- Hubungan pernikahan
- persaingan antara kakak dan adik
- keluarga berencana
- kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan
- masalah pengasuhan anak seperti disiplin anak, penganiayaan, penelantaran anak dan
keamanaan di rumah.
- masalah komunikasi keluarga
Peran perawat :
- memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam hal pencegahan masalah
kesehatan utama seperti merokok, penyalahgunaan oabt dan alcohol, seksualitas,
keselamatan, diet dan nutrisi, olahraga, dan penanganan stress atau dukungan social
- membantu anak membentuk gaya hidup sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisik,
intelektual, emosional, dan social secara optimal (Wilson).
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 ASUHAN KEPERAWATAN
Keluarga Bpk. A (35 th) terdiri dari istri (30 th) dan 2 orang anaknya. Anak Pertama
B (5th) dan C (1 th), keluarga Tn. A tinggal di lingkungan yang padat penduduk, di
rumah TN.A hanya ada 1 jendela pada bagian depan rumah itupun tidak pernah
dibuka sehingga sinar matahari jarang masuk kedalam rumah. Sudah sejak 1 bulan
yang lalu anak pertama dari Tn.A batuk-batuk berdahak dan merasa nafasnya sesak
(RR : 28 x/m). Batuknya terkadang mengeluarkan darah dan pada malam hari anak
susah tidur dan berkeringat banyak tanpa aktifitas. Anak terlihat kurus dengan
gambaran MTBS berada di bawah garis kuning. Dari pemeriksaan yang dilakukan
pada anak di laboratorium puskemas sebanyak 3 kali, diketahui 2 kali BTA positif.
Keluarga tidak dapat mengambil keputusan tindakan yang harus dilakukan terkait
dengan masalah anak, Keluarga Tn.A tidak tahu apa penyakit yang dideritanya.
3.2 PENGKAJIAN
3.2.1 PENGKAJIAN TAHAP I
I. Data Umum
1. Nama kk : Bpk. A (35 th)
2. Alamat : Babelan RT 05 RW 03 No 10 Kel. Bojong Kenyot
3. Komposisi keluarga
No Nama JK Hubungan
dengan
KK
Umur Pendidikan Pekerjaan Status
kesehatan
1 Ny A P Istri 30 SMP IRT Sehat
2 An. B L Anak 5 Belum sekolah - Gizi kurang
3 An. C P Anak 1 Belum sekolah - Sehat
Genogram
4. type keluarga : keluarga inti
Data yang perlu di kaji
5. Pekerjaan kk
6. Pendidikan kk
7. Suku
8. Agama
9. Status social
10. Rekreasi
II. Riwayat Tahap Perkembangan
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
- Keluarga dengan anak usia pra sekolah
2. Tahap perkembangan keluarga yag belum terpenuhi
- memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi,
keamanan, dan lain-lain
- Mensosialisasikan anak
A anggota keluarga yang sakit
- mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak
yang lain
- mempertahankan hubungan yang sehat di dalam keluarga (hubungan perkawinan
dan hubungan orangtua serta anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan
komunitas)
- Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
- Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
3. Riwayat keluarga inti
- Anak pertama dari keluarga Tn.A menderita sakit yaitu batuk batuk berdahak dan
merasa nafanya sesak (RR : 28 x/m). Batuknya tekadang mengeluarkan darah dan
pada malam hari anak susah tidur dan berkeringat banyak tanpa aktifitas
- Anak mengalami gizi kurang (di bawah garis kuning pada MTBS)
Data yang perlu dikaji
- Penyakit keturunan
- sumber pelayanan yang digunakan keluarga
4. Riwayat keluarga sebelumnya
-
Data yang perlu dikaji :
- Keluarga asal kedua orang tua
III. Keadaan Lingkungan
1. Karakterisitik rumah
Lingkungan yang padat penduduk, di rumah keluarga Tn.A hanya ada 1 jendela pada
bagian depan rumah itupun tidak pernah dibuka sehingga sinar matahari jarang masuk
kedalam rumah.
data yang perlu dikaji adalah
- type bangunan
- kebersihan ruang :
- sumber air
- denah rumah
- Gambaran kondisi rumah
- Kamar mandi
- Dapur
- Kebersihan dan sanitasi rumah
- Pengaturan privasi
- Penataan rumah
2. Karakteristik komunitas
- Tipe lingkungan : keluarga Tn. A tinggal di lingkungan yang padat penduduk
Data yang perlu di kaji :
- Tipe tempat tinggal
- Keaadan tempat tinggal dan jalan raya
- Sanitasi lingkungan
- Adakah jenis-jenis industry di lingkungan rumah
- Karakteristik demografi dilingkungan komunitas tsb
- Kelas social dan etnik penghuni
- Lembaga pelayanan kesehatan yang ada di komunitas
- Kemudahan pendidikan
- Fsilitas-fasilitas rekreasi
- Fasilitas-fasilitas ekonomi
- Transportasi umum
- Kejadian tingkat kejahatan
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Data yang perlu di kaji :
- Lama keluarga tinggal di daerah tsb
- Kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal
4. Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan komunitas
Data yang perlu di kaji :
- Keterlibatan keluarga dalam kegiatan masyarakat
- waktu perkumpulan keluarga
5. Sistem pendukung keluarga
- Anggota keluarga yang sehat : 2 anggota (istri dan An.C)
Data yang perlu dikaji :
- Sumber dukungan dari anggota keluarga, fasilitas social, masyarakat, lembaga
pemerintah ataupun swasta/LSM
- Jaminan pemeliharan kesehatan yang di miliki keluarga
IV. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Data yang perlu dikaji lebih lanjut
- Bagaimana komunikasi yang terjalin antara Tn. A dan istri?
- Bagaimana komunikasi Tn.A dan istri dengan anak tertua mereka sesuai dengan
tahap pertumbuhan dan perkembangan?
2. Struktur Kekuatan/kekuasaan keluarga
Data yang perlu dikaji lebih lanjut
- Siapa yang paling mendominasi dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga?
- Apakah keputusan mewakili aspirasi didalam keluarga?
- Apakah keputusan diambil dengan musyawarah mufakat?
3. Struktur Peran
Tn. A sebagai Kepala keluarga dan ibu sebagai istri dan ibu untuk kedua anaknya.
Secara informal ibu juga sebagai pemberi kasih sayang kepada semua anggota
keluarganya. Ibu juga sebagai tempat curahan hati bagi anak-anaknya.
4. Nilai dan norma keluarga
Tn. A dan ibu menunjukkan sikap membawa anaknya ke Puskesmas terkait dengan
permasalahan kesehatan yang dialami oleh anaknya.
Data yang perlu dikaji lebih lanjut:
- Nilai-nilai dan norma yang dianut dalam keluarga, seberapa penting nilai/norma
tersebut dan pengaruhnya terhadap status kesehatan.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Tn. A dan istri mengerti kalau anaknya sedang butuh suatu rasa nyaman yaitu kesehatan
Data yang perlu di kaji
- Perlindungan psikologis
- Rasa aman
- Interaksi
- Mengenal identitas individu
2. Fungsi Sosialisasi
Anak yang sakit jadi tidak bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Data yang perlu di kaji
- Fungsi & peran di masyarakat
- Pemeliharaan sistem nilai
- Pembentukan norma tingkah laku
3. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn.A menjamin kelangsungan generasi dengan memiliki 2 orang
anak. Anak Pertama B berusia 5th dan C berusia 1 th.
4. Fungsi ekonomi
Data yang perlu di kaji
a. Pengadaan sumber dana yang suficien
b. Pengalokasian dana
c. Pengaturan keseimbangan
5. Fungsi perawatan kesehatan
a. Keluarga Tn.A tidak tahu apa penyakit yang diderita anaknya
b. Keluarga tidak dapat mengambil keputusan tindakan yang harus dilakukan
terkait dengan masalah Bpk. A,
c. Keluarga Tn. A menggunakan failitas pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas
Data yang perlu di kaji
a. Memberi perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit
b. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
VI. Stres dan koping keluarga
1. Stresor jangka pendek
Masalah yang dirasakan saat ini adalah terkait penyakit yang diderita oleh anak tertua
dalam keluarga dan proses penyembuhan penyakit sehingga kembali ke kondisi
normal.
2. Stresor jangka panjang
Kesejahteraan anggota keluarga lainnya yang dipengaruhi semenjak anak sakit
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stresor
- Keluarga tidak mampu mengenal masalah yang diderita oleh anak
- Keluarga membawa anaknya ke PusKesMas, kemudian dilakukan
pemeriksaan laboratorium sebanyak 3 kali
- Keluarga tidak mampu mengambil keputusan tindakan yang harus dilakukan
terkait dengan masalah anak
4. Strategi koping yang digunakan
Membawa anak ke PusKesMas setempat
5. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak menggunakan adaptasi disfungsional pada kedua anaknya.
VII. Pemeriksaan Fisik
Data yang perlu dikaji adalah dari mulai Head to toe terkait dengan penyakitnya dan
semua anggota keluarga yang beresiko tinggi menular.
VIII. Harapan keluarga
Harapan kesembuhan bagi anak yang sakit dan tidak menyebarnya penyakit ke
anggota keluarga yang sehat.
3.2.2. PENGKAJIAN TAHAP II
I. Mengenal Masalah
- Keluarga tidak mengetahui pengertian penyakit TB
- Keluarga tidak mengetahui penyebab dan cara penularan penyakit TB
- Keluarga tidak mengetahui tanda dan gejala penyakit TB
- Keluarga tidak mengetahui pnatalaksanaan penyakit TB
II. Mengambil Keputusan
- Keluarga tidak mengetahui akibat yang ditimbulkan apabila penyakit TB tidak
segera ditangani
- Keluarga tidak mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
masalah pada An.B
III. Melakukan Perawatan Sederhana
- Keluarga sudah membawa An.B ke puskesmas setempat dan sudah dilakukan
pemeriksaan laboratorium
- Keluarga belum melakukan tindakan pencegahan yang tepat agar tidak terjadi
penularan penyakit pada anggota keluarga yang sehat lainnya.
IV. Modifikasi Lingkungan
- Keluarga tidak mengetahui bahwa lingkungan fisik rumah sangat berpengaruh
bagi kesehatan anggota keluarganya.
- Modifikasi lingkungan psikologis belum dilakukan oleh keluarga.
V. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
- Selama anak sakit, keluarga sudah membawa anak ke Puskesmas setempat.
- Selama anak sakit, keluarga sudah membawa anak sebanyak 3 kali ke
puskesmas setempat.
3.3. ANALISA DATA
No. Data Diagnosa Keperawatan
1. TAHAP I
Data Subjektif :
- Sejak 1 bulan yang lalu An.B
batuk-batuk berdahak dan
merasa nafanya sesak
- An.B Batuknya tekadang
mengeluarkan darah
Data Objektif :
- keluarga Tn. A tinggal di
lingkungan yang padat
penduduk
- di rumah Tn.A hanya ada 1
jendela pada bagian depan
rumah itupun tidak pernah
dibuka sehingga sinar matahari
Resiko penyebaran penyakit TB pada
keluarga Tn.A b/d
Ketidakmampuan keluarga
melakukan perilaku hidup sehat
jarang masuk kedalam rumah
- Dari pemeriksaan yang
dilakukan pada An.B di
laboratorium puskemas
sebanyak 3 kali, diketahui 2 kali
BTA positif
TAHAP II
- Keluarga tidak mampu
menyediakan lingkungan yang
aman dan nyaman
2. TAHAP I
Data Subjektif :
- Keluarga mengatakan sejak 1
bulan yang lalu An.B batuk-
batuk berdahak dan merasa
nafanya sesak
Data Objektif :
- RR : 28 x/m
- Pemeriksaan laboratorium
puskemas sebanyak 3 kali,
diketahui 2 kali BTA positif
TAHAP II
- Keluarga Tn.A tidak tahu apa
Bersihan jalan nafas tidak efektif pada
keluarga Tn.A khususnya An.B b/d
Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah terkait penyakit
TB pada an.B
penyakit yang diderita An. B
- Keluarga tidak dapat
mengambil keputusan tindakan
yang harus dilakukan terkait
dengan masalah pada An.B
3. TAHAP I
Data Subjektif : -
Data Objektif :
- An. B terlihat kurus
- BB anak di bawah garis kuning
Data yang perlu dikaji lebih
lanjut
- Antropometri, Biochemical data,
clinical sign, dietery history
TAHAP II
- Keluarga Tn.A tidak tahu apa
penyakit yang diderita An. B
Perubahan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.
A khususnya pada An. B
berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga
memenuhi kebutuhan nutrisi pada
an.B dengan TB
Prioritas Masalah
1. Resiko penyebaran penyakit TB pada keluarga Tn.A berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga melakukan perilaku hidup sehat
No. Kriteria Bobot Nilai
1. Sifat masalah: Resiko=2 1 2/3
2. Kemungkinan untuk diubah: 2 1
sebagian=1
3. Potensial dicegah: Rendah=1 1 1/3
4. Menonjolnya masalah: Masalah
tidak dirasakan=0
1 0
Jumlah 2
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn.A khususnya An.B berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah terkait penyakit TB pada anak
B.
No. Kriteria Bobot Nilai
1. Sifat masalah: Aktual=3 1 1
2. Kemungkinan untuk diubah:
sebagian=1
2 1
3. Potensial dicegah: Rendah=1 1 1/3
4. Menonjolnya masalah: Ada
masalah tetapi tidak perlu
segera ditangani=1
1 1/2
Jumlah 2 5/6
3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. A khususnya pada
An. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi
pada An.B dengan TB
No. Kriteria Bobot Nilai
1. Sifat masalah: Aktual=3 1 1
2. Kemungkinan untuk diubah:
sebagian=1
2 1
3. Potensial dicegah: Rendah=1 1 1/3
4. Menonjolnya masalah: Ada
masalah tetapi tidak perlu
segera ditangani=1
1 1/2
Jumlah 2 5/6
Diagnosa Keperawatan Keluarga Berdasar Prioritas
Dari hasil perhitungan maka dapat disusun diagnosa keperawatan berdasar prioritas pada
keluarga Tn.A :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn.A khususnya An.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga ketidakmampuan keluarga mengenal masalah terkait penyakit TB pada anak B.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. A khususnya pada An. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi pada An.B dengan TB
3. Resiko penyebaran penyakit TB pada keluarga Tn.A berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga melakukan perilaku hidup sehat.
Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
No. Diagnosa keperawatan
Tujuan umum
Tujuan khusus Kriteria Standar Intervensi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn.A khususnya An.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga ketidakmampuan keluarga mengenal masalah terkait penyakit TB pada anak B.
Bersihan jalan nafas kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x45 menit diharapkan keluarga mampu:a. mengenal masalah
kesehatan.- keluarga mampu
menyebutkan pengertian TB. paru
- keluarga mampu menyebutkan penyebab TB. paru
- keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala TB. paru
b. mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah
Respon verbal
Respon verbal
Respon verbal
1. TB adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman, yang masuk melalui saluran pernapasan dan pencernaan atau luka yang terbuka pada kulit.
2. tanda gejala TB paru adalah batuk terus menerus dan berdahak lebih dari 3 minggu. gejala tambahan seperti demam, batuk berdarah, nyeri dada dan berkeringat pada malam hari.
1. komplikasi TB paru adalah penyebaran ke organ lain seperti otak, jantung dan ginjal.
2. keputusan yang tepat
Kaji pengetahuan keluarga tentang TB paru diskusi dengan keluarga tentang pengertian, tanda gejala, cara merawat anggota keluarga yang sakitkaji pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut dari TB parudiskusikan dengan keluarga tentang akibat lanjut TB parumotivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat diskusikan dengan keluarga tentang perawatan pada
- keluarga mampu menyebutkan komplikasi TB paru
- keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah penyakit TB paru
c. mampu merawat anggota keluarga yang sakit - keluarga mampu
menyebutkan cara merawat anggota yang sakit TB paru
- menjelaskan cara mencegah supaya tidak terjadi penyakit berulang
Respon Verbal
afektif
Respon verbal
Respon psikomotor
mengatasi penyakit TB paru adalah dengan periksa ke layanan kesehatan dan minum obat secara rutin dan tidak putus-putus
1. perawatan pada anggota keluarga yang sakit TB paru dapat dengan memberikan makanan yang bergizi dan ikut serta mengawasi anggota keluarga yang sakit TB paru dalam minum obat, menutup mulut pada waktu batuk atau bersin, tidak meludah sembarang tempat.
penderita TB paruajarkan cara batuk efektifberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanyaevaluasi pemahaman keluarga tentang materi yang disampaikan beri reinforcement positif atas keaktifan keluargamotivasi keluarga untuk mengawasi An. B minum obat