Revisi Discuss Case(2)

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau sipenerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia – sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga dirumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat signifikan. Di dalam keluarga anak-anak mulai menerima pendidikan yang pertama dan paling utama karena anak mengenal pendidikan di dalam keluarga, yaitu pendidikan agama, cara bergaul dan hubungan interaksi dengan lingkungan (Ramadhan, 2008). Dengan demikian pendidikan di dalam keluarga merupakan dasar dalam perkembangan pendidikan anak berikutnya. Segala sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena ayah dan ibu merupakan pendidik dalam kehidupan nyata (Suherman, 2000). Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.

Transcript of Revisi Discuss Case(2)

Page 1: Revisi Discuss Case(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit

terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau sipenerima asuhan

keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota

keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia – sia jika

tidak dilanjutkan oleh keluarga dirumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan

anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat

signifikan.

Di dalam keluarga anak-anak mulai menerima pendidikan yang pertama dan

paling utama karena anak mengenal pendidikan di dalam keluarga, yaitu pendidikan

agama, cara bergaul dan hubungan interaksi dengan lingkungan (Ramadhan, 2008).

Dengan demikian pendidikan di dalam keluarga merupakan dasar dalam perkembangan

pendidikan anak berikutnya. Segala sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya sangat

berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena ayah dan ibu merupakan pendidik

dalam kehidupan nyata (Suherman, 2000).

Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC

dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan,

Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei prevalensi

TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa

prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan

Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka

insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000kasus (256 kasus/100.000 penduduk),

dan 46% diantaranya diperkirakanmerupakan kasus baru.

Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3 penderita

terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakitatau klinik

pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangkuunit pelayanan

kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun. Penyakit TB

merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besarkarena TB merupakan penyebab

kematian nomor dua terbesar di Indonesia. Pengobatan TBC harus dilakukan secara terus-

menerus tanpa terputuswalaupun pasien telah merasa lebih baik atau sehat. Pengobatan

Page 2: Revisi Discuss Case(2)

yang terhentiditengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi resistendan TBC akan

sulituntuk disembuhkan dan membutuhkan waktu yang lebih lama maka butuh

keterlibatan anggota keluarga untuk mengawasi dan jika perlu menyiapkan obat.

Dukungan keluarga penderita sangat dibutuhkan untuk menuntaskan pengobatan agar

benar-benar tercapai kesembuhan

1.2 TUJUAN

Page 3: Revisi Discuss Case(2)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Tahap Perkembangan Keluarga

2.1.1 Pengertian Anak Prasekolah

Dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.

Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak

prasekolah dalam meningkatkan pertumbuhannya.

Prasekolah menurut The Nation Assocition for The Education of Young Childhood

(NAEYC). Early Childhood adalah anak yang berusia sejak lahir sampai dengan usia

delapan tahun. Batasan ini seringkali dipergunakan untuk merujuk anak yang belum

mencapai usia sekolah dan masyarakat menggunakanya sebagai tipe Prasekolah.

2.1.2 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah

Pada prosesnya anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan

berbagai kegiatan jasmani. Pada usia tiga tahun anak mampu melakukan berbagai

gerakan-gerakan yang telah bagus, seperti melempar, menaiki tangga dan berlari. Sebagai

orang tua dan guru harus memiliki potensi untuk mendorong perkembangan kognitif dan

motorik anak tersebut. Dengan demikian perlu adanya perencanaan pendidikan untuk

anak Prasekolah sehingga kognitif dan motorik anak dapat terarahkan dengan baik.

Untuk merancang pendidikan anak, para orang tua dan guru perlu berpikir agar tidak

terlalu banyak menuntut keterampilan di luar kemampuan anak. Setiap hari anak-anak

membutuhkan latihan kegiatan jasmani yang disertai kebugaran dan aktivitas yang tinggi,

tetapi kecendrungan anak saat ini lebih banyak melakukan kegiatan pasif seperti

menonton atau duduk diam di bangku atau kursi.

Dengan demikian perencanaan yang harus dilakukan guru dan orang tua untuk

mendorong perkembangan jasmani anak-anak antara lain:

- memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain

- menyediakan fasilitas yang merangsang pergerakan motorik kasar dan halus

Page 4: Revisi Discuss Case(2)

2.2 Tahap Perkembangan Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with preschool)

Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun

dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini terdiri dari 3-5 orang, dengan

posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra saudara laki-laki, dan putri saudara perempuan.

Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda. (Duvail & Miller, 1985)

Kehidupan keluarga selama tahap ini menjadi sibuk dan menuntut bagi orang tua.

Bagi orang tua yang memiliki tuntutan besar terhadap waktu mereka, mungkin ibu juga

bekerja, baik paruh waktu maupun penuh waktu. Meskipun demikian, menyadari bahwa

orang tua adalah arsitek keluarga yang merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga

(Satir, 1983), penting bagi mereka untuk menguatkan hubungan mereka singkatnya, menjaga

pernikahan tetap hidup baik. Hal ini sering menjadi masalah selama tahap kehidupan

keluarga tertentu (Olson et al.1983)

Anak prasekolah banyak belajar pada tahap ini, terutama di area kemandirian. Mereka

harus mencapai otonomi dan kemandirian yang cukup agar mampu menangani diri mereka

sendiri tanpa orang tua di berbagai tempat. Pengalaman di taman kanak-kanak, pusat

penitipan anak, atau program serupa lainnya adalah cara yang baik untuk membantu tipe

perkembangan ini. Program sekolah terstruktur terutama berguna untuk membantu orang tua

di pusat kota yang tinggal di komunitas dengan pendapatan yang rendah dan memiliki anak

prasekolah. Pusat penitipan bayi dan anak prasekolah yang dapat di peroleh dan memiliki

kualitas baik adalah sesuatu yang sulit jika mungkin berlokasi di sebagian besar komunitas.

Banyak keluarga dengan anggota keluarga tunggal berada dalam tahap siklus kehidupan

tertentu ini. Ahli demografi saat ini memperkirakan bahwa lebih dari setengah anak yang

lahir di tahun 1990-an akan mengeluarkan sedikitnya sebagian di masa kanak-kanak mereka

dirumah dengan orang tua tunggal (Kantrowitz & Wingert, 2001). Di antara keluarga dengan

orang tua tunggal tekanan peran menjadi orang tua dari anak prasekolah, dan peran lainnya

menjadi lebih besar.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut:

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan

rasa aman.

b. Membantu anak untuk bersosialisasi.

Page 5: Revisi Discuss Case(2)

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus

terpenuhi.

d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga

lain dan lingkungan sekitar).

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak (tahap paling repot).

f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval an Miller, 1985 tugas

perkembangan keluarga meliputi:

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: rumah, ruang bermain,

privasi, dan keamanan.

b. Mensosialisasikan anak.

c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-

anak yang lain.

d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan

dan hubungan orang tua dan anak) serta diluar keluarga (keluarga besar dan

komunitas).

Masalah kesehatan fisik utama pada tahap ini adalah penyakit menular yang lazim

pada anak-anak, anak jatuh, luka, luka bakar, keracacunan, dan kecelakaan-kecelakaan lain.

Sedangkan masalah psikososial keluarga yang utama adalah :

- Hubungan pernikahan

- persaingan antara kakak dan adik

- keluarga berencana

- kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan

- masalah pengasuhan anak seperti disiplin anak, penganiayaan, penelantaran anak dan

keamanaan di rumah.

- masalah komunikasi keluarga

Peran perawat :

- memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam hal pencegahan masalah

kesehatan utama seperti merokok, penyalahgunaan oabt dan alcohol, seksualitas,

keselamatan, diet dan nutrisi, olahraga, dan penanganan stress atau dukungan social

Page 6: Revisi Discuss Case(2)

- membantu anak membentuk gaya hidup sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisik,

intelektual, emosional, dan social secara optimal (Wilson).

Page 7: Revisi Discuss Case(2)

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 ASUHAN KEPERAWATAN

Keluarga Bpk. A (35 th) terdiri dari istri (30 th) dan 2 orang anaknya. Anak Pertama

B (5th) dan C (1 th), keluarga Tn. A tinggal di lingkungan yang padat penduduk, di

rumah TN.A hanya ada 1 jendela pada bagian depan rumah itupun tidak pernah

dibuka sehingga sinar matahari jarang masuk kedalam rumah. Sudah sejak 1 bulan

yang lalu anak pertama dari Tn.A batuk-batuk berdahak dan merasa nafasnya sesak

(RR : 28 x/m). Batuknya terkadang mengeluarkan darah dan pada malam hari anak

susah tidur dan berkeringat banyak tanpa aktifitas. Anak terlihat kurus dengan

gambaran MTBS berada di bawah garis kuning. Dari pemeriksaan yang dilakukan

pada anak di laboratorium puskemas sebanyak 3 kali, diketahui 2 kali BTA positif.

Keluarga tidak dapat mengambil keputusan tindakan yang harus dilakukan terkait

dengan masalah anak, Keluarga Tn.A tidak tahu apa penyakit yang dideritanya.

3.2 PENGKAJIAN

3.2.1 PENGKAJIAN TAHAP I

I. Data Umum

1. Nama kk : Bpk. A (35 th)

2. Alamat : Babelan RT 05 RW 03 No 10 Kel. Bojong Kenyot

3. Komposisi keluarga

No Nama JK Hubungan

dengan

KK

Umur Pendidikan Pekerjaan Status

kesehatan

1 Ny A P Istri 30 SMP IRT Sehat

2 An. B L Anak 5 Belum sekolah - Gizi kurang

3 An. C P Anak 1 Belum sekolah - Sehat

Page 8: Revisi Discuss Case(2)

Genogram

4. type keluarga : keluarga inti

Data yang perlu di kaji

5. Pekerjaan kk

6. Pendidikan kk

7. Suku

8. Agama

9. Status social

10. Rekreasi

II. Riwayat Tahap Perkembangan

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

- Keluarga dengan anak usia pra sekolah

2. Tahap perkembangan keluarga yag belum terpenuhi

- memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi,

keamanan, dan lain-lain

- Mensosialisasikan anak

A anggota keluarga yang sakit

Page 9: Revisi Discuss Case(2)

- mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak

yang lain

- mempertahankan hubungan yang sehat di dalam keluarga (hubungan perkawinan

dan hubungan orangtua serta anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan

komunitas)

- Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak

- Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

3. Riwayat keluarga inti

- Anak pertama dari keluarga Tn.A menderita sakit yaitu batuk batuk berdahak dan

merasa nafanya sesak (RR : 28 x/m). Batuknya tekadang mengeluarkan darah dan

pada malam hari anak susah tidur dan berkeringat banyak tanpa aktifitas

- Anak mengalami gizi kurang (di bawah garis kuning pada MTBS)

Data yang perlu dikaji

- Penyakit keturunan

- sumber pelayanan yang digunakan keluarga

4. Riwayat keluarga sebelumnya

-

Data yang perlu dikaji :

- Keluarga asal kedua orang tua

III. Keadaan Lingkungan

1. Karakterisitik rumah

Lingkungan yang padat penduduk, di rumah keluarga Tn.A hanya ada 1 jendela pada

bagian depan rumah itupun tidak pernah dibuka sehingga sinar matahari jarang masuk

kedalam rumah.

Page 10: Revisi Discuss Case(2)

data yang perlu dikaji adalah

- type bangunan

- kebersihan ruang :

- sumber air

- denah rumah

- Gambaran kondisi rumah

- Kamar mandi

- Dapur

- Kebersihan dan sanitasi rumah

- Pengaturan privasi

- Penataan rumah

2. Karakteristik komunitas

- Tipe lingkungan : keluarga Tn. A tinggal di lingkungan yang padat penduduk

Data yang perlu di kaji :

- Tipe tempat tinggal

- Keaadan tempat tinggal dan jalan raya

- Sanitasi lingkungan

- Adakah jenis-jenis industry di lingkungan rumah

- Karakteristik demografi dilingkungan komunitas tsb

- Kelas social dan etnik penghuni

- Lembaga pelayanan kesehatan yang ada di komunitas

- Kemudahan pendidikan

Page 11: Revisi Discuss Case(2)

- Fsilitas-fasilitas rekreasi

- Fasilitas-fasilitas ekonomi

- Transportasi umum

- Kejadian tingkat kejahatan

3. Mobilitas Geografis Keluarga

Data yang perlu di kaji :

- Lama keluarga tinggal di daerah tsb

- Kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal

4. Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan komunitas

Data yang perlu di kaji :

- Keterlibatan keluarga dalam kegiatan masyarakat

- waktu perkumpulan keluarga

5. Sistem pendukung keluarga

- Anggota keluarga yang sehat : 2 anggota (istri dan An.C)

Data yang perlu dikaji :

- Sumber dukungan dari anggota keluarga, fasilitas social, masyarakat, lembaga

pemerintah ataupun swasta/LSM

- Jaminan pemeliharan kesehatan yang di miliki keluarga

IV. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Page 12: Revisi Discuss Case(2)

Data yang perlu dikaji lebih lanjut

- Bagaimana komunikasi yang terjalin antara Tn. A dan istri?

- Bagaimana komunikasi Tn.A dan istri dengan anak tertua mereka sesuai dengan

tahap pertumbuhan dan perkembangan?

2. Struktur Kekuatan/kekuasaan keluarga

Data yang perlu dikaji lebih lanjut

- Siapa yang paling mendominasi dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga?

- Apakah keputusan mewakili aspirasi didalam keluarga?

- Apakah keputusan diambil dengan musyawarah mufakat?

3. Struktur Peran

Tn. A sebagai Kepala keluarga dan ibu sebagai istri dan ibu untuk kedua anaknya.

Secara informal ibu juga sebagai pemberi kasih sayang kepada semua anggota

keluarganya. Ibu juga sebagai tempat curahan hati bagi anak-anaknya.

4. Nilai dan norma keluarga

Tn. A dan ibu menunjukkan sikap membawa anaknya ke Puskesmas terkait dengan

permasalahan kesehatan yang dialami oleh anaknya.

Data yang perlu dikaji lebih lanjut:

- Nilai-nilai dan norma yang dianut dalam keluarga, seberapa penting nilai/norma

tersebut dan pengaruhnya terhadap status kesehatan.

V. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif

Tn. A dan istri mengerti kalau anaknya sedang butuh suatu rasa nyaman yaitu kesehatan

Data yang perlu di kaji

- Perlindungan psikologis

- Rasa aman

Page 13: Revisi Discuss Case(2)

- Interaksi

- Mengenal identitas individu

2. Fungsi Sosialisasi

Anak yang sakit jadi tidak bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Data yang perlu di kaji

- Fungsi & peran di masyarakat

- Pemeliharaan sistem nilai

- Pembentukan norma tingkah laku

3. Fungsi reproduksi

Keluarga Tn.A menjamin kelangsungan generasi dengan memiliki 2 orang

anak. Anak Pertama B berusia 5th dan C berusia 1 th.

4. Fungsi ekonomi

Data yang perlu di kaji

a. Pengadaan sumber dana yang suficien

b. Pengalokasian dana

c. Pengaturan keseimbangan

5. Fungsi perawatan kesehatan

a. Keluarga Tn.A tidak tahu apa penyakit yang diderita anaknya

b. Keluarga tidak dapat mengambil keputusan tindakan yang harus dilakukan

terkait dengan masalah Bpk. A,

c. Keluarga Tn. A menggunakan failitas pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas

Data yang perlu di kaji

a. Memberi perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit

b. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat

VI. Stres dan koping keluarga

1. Stresor jangka pendek

Masalah yang dirasakan saat ini adalah terkait penyakit yang diderita oleh anak tertua

dalam keluarga dan proses penyembuhan penyakit sehingga kembali ke kondisi

normal.

2. Stresor jangka panjang

Kesejahteraan anggota keluarga lainnya yang dipengaruhi semenjak anak sakit

Page 14: Revisi Discuss Case(2)

3. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stresor

- Keluarga tidak mampu mengenal masalah yang diderita oleh anak

- Keluarga membawa anaknya ke PusKesMas, kemudian dilakukan

pemeriksaan laboratorium sebanyak 3 kali

- Keluarga tidak mampu mengambil keputusan tindakan yang harus dilakukan

terkait dengan masalah anak

4. Strategi koping yang digunakan

Membawa anak ke PusKesMas setempat

5. Strategi adaptasi disfungsional

Tidak menggunakan adaptasi disfungsional pada kedua anaknya.

VII. Pemeriksaan Fisik

Data yang perlu dikaji adalah dari mulai Head to toe terkait dengan penyakitnya dan

semua anggota keluarga yang beresiko tinggi menular.

VIII. Harapan keluarga

Harapan kesembuhan bagi anak yang sakit dan tidak menyebarnya penyakit ke

anggota keluarga yang sehat.

3.2.2. PENGKAJIAN TAHAP II

I. Mengenal Masalah

- Keluarga tidak mengetahui pengertian penyakit TB

- Keluarga tidak mengetahui penyebab dan cara penularan penyakit TB

- Keluarga tidak mengetahui tanda dan gejala penyakit TB

- Keluarga tidak mengetahui pnatalaksanaan penyakit TB

II. Mengambil Keputusan

- Keluarga tidak mengetahui akibat yang ditimbulkan apabila penyakit TB tidak

segera ditangani

- Keluarga tidak mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi

masalah pada An.B

III. Melakukan Perawatan Sederhana

- Keluarga sudah membawa An.B ke puskesmas setempat dan sudah dilakukan

pemeriksaan laboratorium

Page 15: Revisi Discuss Case(2)

- Keluarga belum melakukan tindakan pencegahan yang tepat agar tidak terjadi

penularan penyakit pada anggota keluarga yang sehat lainnya.

IV. Modifikasi Lingkungan

- Keluarga tidak mengetahui bahwa lingkungan fisik rumah sangat berpengaruh

bagi kesehatan anggota keluarganya.

- Modifikasi lingkungan psikologis belum dilakukan oleh keluarga.

V. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan

- Selama anak sakit, keluarga sudah membawa anak ke Puskesmas setempat.

- Selama anak sakit, keluarga sudah membawa anak sebanyak 3 kali ke

puskesmas setempat.

3.3. ANALISA DATA

No. Data Diagnosa Keperawatan

1. TAHAP I

Data Subjektif :

- Sejak 1 bulan yang lalu An.B

batuk-batuk berdahak dan

merasa nafanya sesak

- An.B Batuknya tekadang

mengeluarkan darah

Data Objektif :

- keluarga Tn. A tinggal di

lingkungan yang padat

penduduk

- di rumah Tn.A hanya ada 1

jendela pada bagian depan

rumah itupun tidak pernah

dibuka sehingga sinar matahari

Resiko penyebaran penyakit TB pada

keluarga Tn.A b/d

Ketidakmampuan keluarga

melakukan perilaku hidup sehat

Page 16: Revisi Discuss Case(2)

jarang masuk kedalam rumah

- Dari pemeriksaan yang

dilakukan pada An.B di

laboratorium puskemas

sebanyak 3 kali, diketahui 2 kali

BTA positif

TAHAP II

- Keluarga tidak mampu

menyediakan lingkungan yang

aman dan nyaman

2. TAHAP I

Data Subjektif :

- Keluarga mengatakan sejak 1

bulan yang lalu An.B batuk-

batuk berdahak dan merasa

nafanya sesak

Data Objektif :

- RR : 28 x/m

- Pemeriksaan laboratorium

puskemas sebanyak 3 kali,

diketahui 2 kali BTA positif

TAHAP II

- Keluarga Tn.A tidak tahu apa

Bersihan jalan nafas tidak efektif pada

keluarga Tn.A khususnya An.B b/d

Ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah terkait penyakit

TB pada an.B

Page 17: Revisi Discuss Case(2)

penyakit yang diderita An. B

- Keluarga tidak dapat

mengambil keputusan tindakan

yang harus dilakukan terkait

dengan masalah pada An.B

3. TAHAP I

Data Subjektif : -

Data Objektif :

- An. B terlihat kurus

- BB anak di bawah garis kuning

Data yang perlu dikaji lebih

lanjut

- Antropometri, Biochemical data,

clinical sign, dietery history

TAHAP II

- Keluarga Tn.A tidak tahu apa

penyakit yang diderita An. B

Perubahan nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.

A khususnya pada An. B

berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga

memenuhi kebutuhan nutrisi pada

an.B dengan TB

Prioritas Masalah

1. Resiko penyebaran penyakit TB pada keluarga Tn.A berhubungan dengan

Ketidakmampuan keluarga melakukan perilaku hidup sehat

No. Kriteria Bobot Nilai

1. Sifat masalah: Resiko=2 1 2/3

2. Kemungkinan untuk diubah: 2 1

Page 18: Revisi Discuss Case(2)

sebagian=1

3. Potensial dicegah: Rendah=1 1 1/3

4. Menonjolnya masalah: Masalah

tidak dirasakan=0

1 0

Jumlah 2

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn.A khususnya An.B berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah terkait penyakit TB pada anak

B.

No. Kriteria Bobot Nilai

1. Sifat masalah: Aktual=3 1 1

2. Kemungkinan untuk diubah:

sebagian=1

2 1

3. Potensial dicegah: Rendah=1 1 1/3

4. Menonjolnya masalah: Ada

masalah tetapi tidak perlu

segera ditangani=1

1 1/2

Jumlah 2 5/6

3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. A khususnya pada

An. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi

pada An.B dengan TB

No. Kriteria Bobot Nilai

1. Sifat masalah: Aktual=3 1 1

Page 19: Revisi Discuss Case(2)

2. Kemungkinan untuk diubah:

sebagian=1

2 1

3. Potensial dicegah: Rendah=1 1 1/3

4. Menonjolnya masalah: Ada

masalah tetapi tidak perlu

segera ditangani=1

1 1/2

Jumlah 2 5/6

Diagnosa Keperawatan Keluarga Berdasar Prioritas

Dari hasil perhitungan maka dapat disusun diagnosa keperawatan berdasar prioritas pada

keluarga Tn.A :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn.A khususnya An.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga ketidakmampuan keluarga mengenal masalah terkait penyakit TB pada anak B.

2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. A khususnya pada An. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi pada An.B dengan TB

3. Resiko penyebaran penyakit TB pada keluarga Tn.A berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga melakukan perilaku hidup sehat.

Page 20: Revisi Discuss Case(2)

Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

No. Diagnosa keperawatan

Tujuan umum

Tujuan khusus Kriteria Standar Intervensi

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn.A khususnya An.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga ketidakmampuan keluarga mengenal masalah terkait penyakit TB pada anak B.

Bersihan jalan nafas kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari

1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x45 menit diharapkan keluarga mampu:a. mengenal masalah

kesehatan.- keluarga mampu

menyebutkan pengertian TB. paru

- keluarga mampu menyebutkan penyebab TB. paru

- keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala TB. paru

b. mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah

Respon verbal

Respon verbal

Respon verbal

1. TB adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman, yang masuk melalui saluran pernapasan dan pencernaan atau luka yang terbuka pada kulit.

2. tanda gejala TB paru adalah batuk terus menerus dan berdahak lebih dari 3 minggu. gejala tambahan seperti demam, batuk berdarah, nyeri dada dan berkeringat pada malam hari.

1. komplikasi TB paru adalah penyebaran ke organ lain seperti otak, jantung dan ginjal.

2. keputusan yang tepat

Kaji pengetahuan keluarga tentang TB paru diskusi dengan keluarga tentang pengertian, tanda gejala, cara merawat anggota keluarga yang sakitkaji pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut dari TB parudiskusikan dengan keluarga tentang akibat lanjut TB parumotivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat diskusikan dengan keluarga tentang perawatan pada

Page 21: Revisi Discuss Case(2)

- keluarga mampu menyebutkan komplikasi TB paru

- keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah penyakit TB paru

c. mampu merawat anggota keluarga yang sakit - keluarga mampu

menyebutkan cara merawat anggota yang sakit TB paru

- menjelaskan cara mencegah supaya tidak terjadi penyakit berulang

Respon Verbal

afektif

Respon verbal

Respon psikomotor

mengatasi penyakit TB paru adalah dengan periksa ke layanan kesehatan dan minum obat secara rutin dan tidak putus-putus

1. perawatan pada anggota keluarga yang sakit TB paru dapat dengan memberikan makanan yang bergizi dan ikut serta mengawasi anggota keluarga yang sakit TB paru dalam minum obat, menutup mulut pada waktu batuk atau bersin, tidak meludah sembarang tempat.

penderita TB paruajarkan cara batuk efektifberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanyaevaluasi pemahaman keluarga tentang materi yang disampaikan beri reinforcement positif atas keaktifan keluargamotivasi keluarga untuk mengawasi An. B minum obat