Retensi urin

Post on 05-Jan-2016

12 views 5 download

description

kedokteran

Transcript of Retensi urin

Kelompok III-P3D Bedah RS Al IslamAndri Saputra

Ratna DamailiaSekar Ayu Paramita

Ketidakmampuan untuk miksiKesulitan miksi karena kegagalan mengeluarkan urin dari vesika urinaria

Berdasarkan durasi : akut dan kronis

Berdasarkan obstruksi : sebagian atau total

◦ Tidak dapat miksi selama beberapa jam secara tiba-tiba

◦ Lower abdominal pain (nyeri suprapubik)◦ Bladder terlihat penuh dan dapat terpalpasi◦ Bladder lembut saat dipalpasi ◦ Terdapat hasrat ingin miksi yang hebat disertai

mengejan ◦ Urin seringkali keluar menetes sedikit demi

sedikit (terminal dribbling)

◦Berhubungan dengan tekanan tinggi intravesika yang berkepanjangan

◦Nyeri suprapubik sedikit atau tidak ada sama sekali walaupun bladder penuh sampai pusat

◦Dapat disertai hipertensi

Retensi urin total/komplit :◦ Sama sekali tidak bisa miksi◦ Gelisah◦ Nyeri suprasimfisis◦ Mengedan◦ Overflow incontinentia

Retensi urin parsial

Supravesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medula spinalis S2-S4 setinggi T12-L1; kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis.

Vesikal◦ Detrusor sphincter dyssynergia ◦ Atoni pada pasien DM atau penyakit neurologis,

demyelinating disease atau Parkinson’s disease◦ Iatrogenic scarring of the bladder neck (biasanya dari

pencabutan indwelling catheters atau operasi cystoscopy ◦ Damage to the bladder

Infravesikal◦ BPH ◦ Kanker prostat ◦ Prostatitis ◦ Kekakuan leher vesika

Penile urethra◦ Congenital urethral valves ◦ Phimosis ◦ Obstruksi di uretra (mis: metastasis or a

precipitated pseudogout crystal in the urine) ◦ STD lesions (gonorrhoea dan chlamydia

menyebabkan striktur)

Other◦ Konsumsi substansi psychoactive, terutama

stimulant, seperti Ecstasy. ◦ Menggunakan obat dengan kandungan

anticholinergic. ◦ Batu atau metastasis sepanjang traktus urinarius.

Obstruktif◦ Urinary incontinence◦ Urinary retention ◦ Oliguria◦ Anuria◦ Polyuria◦ Nocturia◦ Extravasation of urine◦ Extrarenal uremia

Pain / irritative :◦ Renal colic◦ Dysuria◦ Vesical tenesmus/pemaksaan

Riwayat keluhan dan pemeriksaan fisik Sample urin : u/ infeksi Bladder scan Cystoscopy X Ray and Computerized Tomography (CT)

Scan Blood Test for Prostate-specific Antigen

(PSA) Prostate Fluid Sample

Retensi urin akut :◦ urinary catheterization◦ pemasangan Prostatic stent atau ◦ suprapubic cystostomy◦ Jika berkepanjangan : treatment tergantung

penyebab. Contoh pada BPH : dapat berespon thd terapi alpha blocker dan 5-alpha-reductase inhibitor atau dengan operasi prostatectomy atau transurethral resection of the prostate (TURP).

Kateter dipansang dengan teknik aseptik Analgesik : gel lidocaine 1-2% sebanyak 2

ml Gel dimasukkan ke dalam posterior urethra

dan tunggu selama 5 menit Masukkan 12 to 16 Fr gauge Foley catheter

(usually with 10 ml balloon) Setelah kateter masuk, kemudian

kembangkan balon

Sambungkan dengan urine bag dan catat volume urin

Jika terdapat kesulitan dapat pemasangan kateter : ◦Jangan dipaksa◦Jangan mengembangkan balon hingga

urin terlihat keluar pada kateter Jika tidak bisa dilakukan pemasangan

kateter uretra, maka lakukan pungsi suprapubik

Urinary incontinence: kegagalan kendali involunter sfingter uretral dan vesikal, disertai pengeluran urin yang sering dan volunter.

Oliguria: sekresi jumlah urin yang berkurang dengan hubungan dengan asupan cairan, biasanya dinyatakan sebagai kurang dari 400 ml/24jam.

Polyuria: pasase volume urin yang besar dalam periode tertentu.

Cystostomy: pembuatan lubang ke dalam vesikal.